BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

  • Upload
    damasm1

  • View
    253

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    1/39

    3

    BAB II

    ISI

    II.1. Pengertian Batuan Sedimen

    Pengertian umum mengenai batuan endapan/sedimen adalah batuan yang terbentuk

    akibat lithifikasi bahan rombakan batuan asal atau hasil reaksi kimia maupun kegiatan

    organisme. Sedangkan menurut Pettijohn batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari

    akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas

    kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang

    kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975).

    Menurut (Tucker, 1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen.

    Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen

    tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

    Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5%

    yang diketahui di litosfer dengan ketebalan 16 kilometer di luar tepian benua, dimana batuan

     beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-

     batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapan dari batuan bekusebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal

    sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer. Hanya 2,2 kilometer

    ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap

    singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat

    ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhi oleh sedimen dari pantai ke

     pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah

    ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis dari 0,2 kilometer

    sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto,

    2005). 

    Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan

    antara beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat

    halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam

     batuan sedimen. Dibanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan

    kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    2/39

    4

    dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping

    kira-kira 80% (Pettijohn, 1975). 

    Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang

    terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi. Meskipun

    secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih ada energy air,

    gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-terumbu karang di laut dan

    hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material sedimen dapat berupa :

      Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di sungai,

     pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.

      Material organik, seperti terumbu koral di laut, sisa-sisa cangkang organisme air dan

    vegetasi di rawa-rawa.

      Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dan kalsium karbonat

    di laut dangkal.

    II.2. Genesa Batuan Sedimen

    Proses pembentukan batuan sedimen disebut juga sedimentasi. Sedimentasi diartikan

    dalam banyak arti dan dari banyak ilmuwan. Salah satunya adalah Pettijohn. Ia

    mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang

    diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat yang

    disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut

    dangkal sampai laut dalam.

    Gambar 1 Daur Batuan

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    3/39

    5

    II.2.1. Pelapukan (Weatheri ng)  

    Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada

    dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan/atau biologi.

    Hasil dari pelapukan ini merupakan asal ( source) dari batuan sedimen dan tanah ( soil ).

    Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau

     bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan

    diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara

    menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan

    klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi

    tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (batuan asal) nya, tetapi juga dipengaruhi

    oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu

    sendiri (Boggs, 1995). 

    II.2.1.1. Pelapukan Fisik

    Pelapukan fisik adalah proses dimana batuan pecah menjadi kepingan yang

    lebih kecil, tetapi tanpa mengalami perubahan komposisi kimia dan mineral yang

     berarti. Pelapukan fisik ini dapat menghasilkan fragment/kristal kecil sampai blok

    kekar (joint block) yang berukuran besar.

    Jenis pelapukan f isik:  

      Stress release:   batuan yang muncul ke permukaan bumi melepaskan stress

    menghasilkan kekar atau retakan yang sejajar permukaan topografi

      Frost action and hydro-f ractur ing:  pembekuan air dalam batuan. Proses ini

    tergantung:

    -  Keberadaan pori dan retakan dalam batuan

    -  Keberadaan air/cairan dalam pori

    -  Temperatur yang turun naik dalam jangka waktu tertentu.

      Salt weathering:  pertumbuhan kristal pada batuan.

      I nsolation weathering:  akibat pemanasan dan pendinginan permukaan karena

     pengaruh matahari

      Al ternate wetting and drying:  pengaruh penyerapan dan pengeringan dengan

    cepat.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    4/39

    6

    II.2.1.2. Pelapukan Kimia 

    Pelapukan kimia membuat komposisi kimia dan mineralogi suatu batuan dapat

     berubah. Mineral dalam batuan yang dirusak oleh air kemudian bereaksi dengan udara

    (O2  atau CO2), menyebabkan sebagaian dari mineral itu menjadi larutan. Selain itu,

     bagian unsur mineral yang lain dapat bergabung dengan unsur setempat membentuk

    Kristal mineral baru.

    Kecepatan pelapukan kimia tergantung dari iklim, komposisi mineral dan ukuran

     butir dari batuan yang mengalami pelapukan. Pelapukan akan berjalan cepat pada

    daerah yang lembab (humid ) atau panas dari pada di daerah kering atau sangat dingin.

    Jenis pelapukan kimi a:  

      Hidrolisis  adalah reaksi antara mineral silikat dan asam (larutan mengandung

    ion H+) dimana memungkinkan pelarut mineral silikat dan membebaskan

    kation logam dan silika. Mineral lempung seperti kaolin, ilit dan smektit besar

    kemungkinan hasil dari proses pelapukan kimia jenis ini (Boggs, 1995). 

    Pelapukan jenis ini memegang peran terpenting dalam pelapukan kimia.

      Hidrasi   adalah proses penambahan air pada suatu mineral sehingga

    membentuk mineral baru. Lawan dari hidrasi adalah dehidrasi, dimana mineralkehilangan air sehingga berbentuk anhydrous. Proses terakhir ini sangat jarang

    terjadi pada pelapukan, karena pada proses pelapukan selalu ada air. Contoh

    yang umum dari proses ini adalah penambahan air pada mineral hematit

    sehingga membentuk gutit.

      Oksidasi  berlangsung pada besi atau mangan yang pada umumnya terbentuk

     pada mineral silikat seperti biotit dan piroksen. Elemen lain yang mudah

    teroksidasi pada proses pelapukan adalah sulfur, contohnya pada pirit (Fe2S).

      Reduksi  terjadi dimana kebutuhan oksigen (umumnya oleh jasad hidup) lebih

     banyak dari pada oksigen yang tersedia. Kondisi seperti ini membuat besi

    menambah elektron dari Fe3+ menjadi Fe2+ yang lebih mudah larut sehingga

    lebih mobil, sedangkan Fe3+  mungkin hilang pada sistem pelapukan dalam

     pelarutan.

      Pelarutan mineral yang mudah  larut seperti kalsit, dolomit dan gipsum oleh

    air hujan selama pelapukan akan cenderung terbentuk komposisi yang baru.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    5/39

    7

      Pergantian ion   adalah proses dalam pelapukan dimana ion dalam larutan

    seperti pergantian Na oleh Ca. Umumnya terjadi pada mineral lempung.

    II.2.2. Erosi Dan Transportasi

    Setelah batuan mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi

     bagian yang lebih kecil lagi sehingga mudah untuk berpindah tempat. Berpindahnya tempat

    dari partikel-partikel kecil ini disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa

    cara:

      Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada

     bisa langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing

    sampai akhirnya terkumpul di permukaan tanah.

      Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat

    mengangkut pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Salah satu

    contoh yang dapat diamati dengan jelas adalah peranan sungai dalam mengangkut

     pecahan-pecahan batuan yang kecil ini.

    Gambar 2 Alur transportasi batuan sedimen

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    6/39

    8

    Gambar 3 Pola gerakan sedimen di dalam air

      Akibat angin: selain air, angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan

    yang kecil ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.

      Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di

    Alaska sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.

    Faktor-faktor yang mengontrol terbentuknya sedimen adalah iklim, topografi, vegetasi

    dan juga susunan yang ada dari batuan. Sedangkan faktor yang mengontrol pengangkutan

    sediment (transportasi) adalah air, angin, dan juga gaya grafitasi. Sedimen dapat terangkut

     baik oleh air, angin, dan bahkan salju. Mekanisme pengangkutan sedimen oleh air dan angin

    sangatlah berbeda. Pertama, karena berat jenis angin relatif lebih kecil dari air maka angin

    sangat susah mengangkut sedimen yang ukurannya sangat besar. Besar maksimum dari

    ukuran sedimen yang mampu terangkut oleh angin umumnya sebesar ukuran pasir. Kedua,

    karena sistem yang ada pada angin bukanlah sistem yang terbatasi (confined) seperti

    layaknya channel atau sungai maka sedimen cenderung tersebar di daerah yang sangat luas

     bahkan sampai menuju atmosfer.

    Sedimen-sedimen yang ada terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan.

    Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut

    relatif lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung ditambah

    akibat gaya grafitasi dari sedimen tersebut maka susah sekali sedimen tersebut akan bergerak

    melewati cekungan tersebut. Dengan semakin banyaknya sedimen yang diendapkan, maka

    cekungan akan mengalami penurunan dan membuat cekungan tersebut semakin dalam

    sehingga semakin banyak sedimen yang terendapkan.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    7/39

    9

    Penurunan cekungan sendiri banyak disebabkan oleh penambahan berat dari sedimen

    yang ada dan kadang dipengaruhi juga struktur yang terjadi di sekitar cekungan seperti

    adanya patahan.

    Sedimen dapat diangkut dengan empat cara:

      Suspension : ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil ukurannya

    (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau angin yang ada.

      Bed load :  ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir, kerikil,

    kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak dapat berfungsi

    memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar. Pergerakan dari butiran pasir

    dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi kekuatan inertia butiran pasirtersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan sedimen tersebut bisa menggelundung,

    menggeser, atau bahkan bisa mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.

      Saltation  yang dalam bahasa latin artinya meloncat, umumnya terjadi pada sedimen

     berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap dan mengangkut

    sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang ada mampu

    mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

      Grafity flow   : terjadi pada sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada

    mampu menghisap dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya

    grafitasi yang ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

    II.2.3. Deposisi/Pengendapan 

    Pecahan-pecahan batuan yang terbawa akibat erosi tidak dapat terbawa selamanya.

    Seperti halnya sungai akan bertemu laut, angin akan berkurang tiupannya, dan juga glasier

    akan meleleh. Akibat semua ini, maka pecahan batuan yang terbawa akan terendapkan.

    Proses ini yang sering disebut proses pengendapan, sedangkan tempat terendapkannya

    material tadi disebut lingkungan pengendapan.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    8/39

    10

     Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan bumi dimana terdapat

     sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu deposit. Lingkungan pengendapan

    dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya berdasarkan karakteristik biologi, kimia, dan

     fisiknya. Terdapat beberapa tipe lingkungan pengendapan yang ada di bumi sekarang. 

    Lingkungan pengendapan dibagi menjadi tiga, yaitu :

    II.2.3.1. Lingkungan Pengendapan Darat

    Kumpulan dari berbagai lingkungan pengendapan yang ada di darat.

    Gambar 4 Lingkungan pengendapan sedimen di darat.

      Kipas Aluvial (All uvial fans) : endapan menyerupai kipas yang terbentuk di

    kaki gunung. Alluvial fans umum berada di daerah kering sampai semi-kering

    dimana curah hujan jarang tetapi deras, dan laju erosi besar. Endapan alluvial

     fan khas akan kwarsa, pasir dan gravel bersorting buruk.

    Gambar 5 Alluvial fan

    http://3.bp.blogspot.com/-P1J8elekENE/Uru-6PbEAlI/AAAAAAAAAOY/x4GECCWRFZY/s1600/aluvial+fan.jpg

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    9/39

    11

      Lingkungan Fluvial (Fluvial Environments) : mencakup braided

    river, sungai bermeander, dan jeram. Saluran-saluran sungai, ambang sungai,

    tanggul, dan dataran-dataran banjir adalah bagian dari lingkungan fluvial.

    Endapan di saluran-saluran sungai terdiri dari kwarsa, gravel dengan

    kebundaran baik, dan pasir. Ambang sungai terbentuk dari gravel atau pasir,

    tanggul-tanggul terbuat dari pasir berbutir halus ataupun lanau. Sementara,

    dataran-dataran banjir ditutupi oleh lempung dan lanau. Untuk sungai sendiri

    dibagi menjadi 4 jenis tipe :

    o  Sungai Lurus (Straight)

    Sungai lurus umumnya berada pada daerah bertopografi terjal mempunyai

    energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada intensitas

    erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi mendatarnya.

    Kondisi seperti itu membuat sungai jenis ini mempunyai pengendapan

    sedimen yang lemah, sehingga alirannya lurus tidak berbelok-belok (low

    sinuosity) (Gambar VII.1). Karena kemampuan sedimentasi yang kecil inilah

    maka sungai tipe ini jarang yang meninggalakan endapan tebal. Sungai tipe ini

     biasanya dijumpai pada daerah pegunungan, yang mempunyai topografi tajam.

    Sungai lurus ini sangat jarang dijumpai dan biasanya dijumpai pada jarak yang

    sangat pendek.

    o  Sungai Kekelok (Meandering)

    Sungai kekelok adalah sungai yang alirannya berkelok-kelok atau berbelok-

     belok (Gambar VII.1 dan VII.2). Leopold dan Wolman (1957) dalam Reineck

    dan Singh (1980) menyebut sungai meandering jika sinuosity-nya lebih dari

    1.5. Pada sungai tipe ini erosi secara umum lemah sehingga pengendapan

    sedimen kuat. Erosi horisontalnya lebih besar dibandingkan erosi vertikal,

     perbedaan ini semakin besar pada waktu banjir. Hal ini menyebabkan aliran

    sungai sering berpindah tempat secara mendatar. Ini terjadi karena adanya

     pengikisan tepi sungai oleh aliran air utama yang pada daerah kelokan sungai

     pinggir luar dan pengendapan pada kelokan tepi dalam. Kalau proses ini

     berlangsung lama akan mengakibatkan aliran sungai semakin bengkok. Pada

    kondisi tertentu bengkokan ini terputus, sehingga terjadinya danau bekas

    aliran sungai yang berbentuk tapal kuda atau oxbow lake.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    10/39

    12

    o  Sungai Teranyam (Braided)

    Sungai teranyam umumnya terdapat pada daerah datar dengan energi arus

    alirannya lemah dan batuan di sekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan

    debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Daerah yang rata menyebabkan

    aliran dengan mudah belok karena adanya benda yang merintangi aliran

    sungai utama

    Tipe sungai teranyam dapat dibedakan dari sungai kekelok dengan sedikitnya

     jumlah lengkungan sungai, dan banyaknya pulau-pulau kecil di tengah sungai

    yang disebut gosong. Sungai teranyam akan terbentuk dalam kondisi dimana

    sungai mempunyai fluktuasi dischard besar dan cepat, kecepatan pasokan

    sedimen yang tinggi yang umumnya berbutir kasar, tebing mudah tererosi dan

    tidak kohesif (Cant, 1982). Biasanya tipe sungai teranyam ini diapit oleh bukit

    di kiri dan kanannya. Endapannya selain berasal dari material sungai juga

     berasal dari hasil erosi pada bukit-bukit yang mengapitnya yang kemudian

    terbawa masuk ke dalam sungai.

    Runtunan endapan sungai teranyam ini biasanya dengan pemilahan dan

    kelulusan yang baik, sehingga bagus sekali untuk batuan waduk (reservoir).

    Umumnya tipe sungai teranyam didominasi oleh pulau-pulau kecil (gosong)

     berbagai ukuran yang dibentuk oleh pasir dan krikil. Pola aliran sungai

    teranyam terkonsentrasi pada zona aliran utama. Jika sedang banjir sungai ini

     banyak material yang terbawa terhambat pada tengah sungai baik berupa

     batang pepohonan ataupun ranting-ranting pepohonan.

    o  Sungai Anastomasing

    Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-

    cabang, dimana cabang yang satu dengan cabang yang lain bertemu kembali

     pada titik dan kemudian bersatu kembali pada titik yang lain membentuk satu

    aliran. Energi alir sungai tipe ini rendah. Ada perbedaan yang jelas antara

    sungai teranyam dan sungai anastomosing. Pada sungai teranyam (braided),

    aliran sungai menyebar dan kemudian bersatu kembali menyatu masih dalam

    lembah sungai tersebut yang lebar. Sedangkan untuk sungai anastomasing

    adalah beberapa sungai yang terbagi menjadi beberapa cabang sungai kecil

    dan bertemu kembali pada induk sungai pada jarak tertentu pada daerah

    onggokan sungai sering diendapkan material halus dan biasanya ditutupi oleh

    vegetasi

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    11/39

    13

    Gambar 6 Bentuk pola sungai 

      Lacustr ine environments  (danau): mempunyai karakteristik yang bermacam-

    macam; besar atau kecil, dangkal atau dalam; diisi oleh sedimen evaporit,

    karbonatan, atau terrigeneous. Sedimen berbutir halus dan bahan organic yang

    mengendap pada beberapa danau menghasilkan serpih berlapis yang

    mengandung minyak. Lingkungan pengendapan danau dibagi menjadi 2 yaitu:

    o  Danau permanen

    Danau permanen model pertama adalah danau yang terisi oleh endapan

    klastika yang terletak di daerah pegunungan. Danau ini mempunyai hubungan

    dengan lingkungan delta sungai yang berkembang ke arah danau dengan

    mengendapkan pasir dan sedimen suspensi berukuran halus. Ciri dari endapan

    danau ini dan juga endapan model lainnya adalah berupa varve yaitu laminasi

    lempung yang reguler. Pada endapan danau periglasial, varves berbentuk

     perselingan antara lempung dan lanau. Lanau diendapkan pada saat

    mencairnya es, sedangkan lempung diendapkan pada musim dingin dimana

    tidak ada air sungai yang mengallir ke danau.

    Danau permanen model kedua adalah danau yang terletak di dataran rendah

    dengan iklim yang hangat. Material yang dibawa oleh sungai dalam jumlah

    yang sedikit. Endapan karbonat terbentuk pada daerah yang jauh dari mulut

    sungai disekitar pantai. Cangkang-cangkang molluska dijumpai pada endapan

     pantai, yang dapat membentuk kalkarenit jika energi gelombang cukup besar.

    Kearah dalam dijumpai adanya ganggang merah berkomposisi gampingan.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    12/39

    14

    Contoh danau ini adalah Danau Schonau di Jerman dan Danau Great Ploner di

    Kanada Selatan.

    Danau permanen model ketiga adalah danau dengan endapan sapropelite

    (lempung kaya akan organik) pada bagian dalam yang dikelilingi oleh

    karbonat di daerah dangkal. Endapan pantai berupa ganggang dan molluska.

    Danau permanen model ke empat dicirikan oleh adanya marsh pada daerah

    dangkal yang kearah dalam menjadi sapropelite. Contoh dari danau ini adalah

    Danau Gytta di Utara Kanada.

    o  Danau Ephemeral

    Danau ephemeral adalah danau yang terbentuk dalam jangka waktu yang

     pendek di daerah gurun dengan iklim yang panas. Hujan hanya terjadi sesekali

    dalam setahun. Danau playa antar-gunung pada bagian dekat pegunungan

     berupa fan alluvial piedmont yang kearah luar berubah menjadi pasir dan

    lempung. Ciri dari danau playa ini adalah lempung berwarna merah-coklat

    yang setempat disisipi oleh lanau dan gamping. Contoh danau ini adalah

    Danau Qa Saleb dan Qa Disi di Jordania. Karena adanya pengaruh evaporasi,

    danau ephemeral ini dapat membentuk endapan evaporite pada lingkungan

    sabkha. Contoh dari danau ini adalah Danau Soda di Amerika Utara dan diGurun Sahara dan Arab.

      Gurun (Aeoli an or aolian environments) : biasanya berupa daerah luas

    dengan bukit-bukit dari endapan pasir. Endapan pasir mempunyai sorting yang

     baik, kebundaran yang baik, cross-bedded tanpa adanya asosiasi dengan gravel

    atau lempung.

      Rawa (Paludal envi ronments) : air yang diam dengan tumbuhan hidup

    didalamnya. Terdapat endapan batu bara.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    13/39

    15

    II.2.3.2. Lingkungan Pengendapan Transisi 

    Lingkungan pengendapan transisi adalah semua lingkungan pengendapan yang berada

    atau dekat pada daerah peralihan darat dengan laut.

    Gambar 7. Lingkungan Pengendapan Transisi

      Delta: endapan berbentuk kipas, terbentuk ketika sungai mengaliri badan air yang

    diam seperti laut atau danau. Pasir adalah endapan yang paling umum ditemui.

    Gambar 8 Lingkungan pengendapan delta

    http://2.bp.blogspot.com/-u2MNUcHu47M/Us6V_wGL5fI/AAAAAAAAAPQ/B4DnF0q34wY/s1600/a.jpg

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    14/39

    16

      Pantai dan barri er islands : didominasi oleh pasir dengan fauna marine. Barrier

    islands terpisah dari pulau utama oleh lagoon. Umumnya berasosiasi dengan

    endapan tidal flat .

    Gambar 9 Lingkungan pengendapan pantai

      Lagoons : badan dari air yang menuju darat dari barrier

    islands. Lagoons dilindungi dari gelombang laut yang merusak oleh barrier

    islands dan mengandung sediment berbutir lebih halus dibandingkan dengan yang

    ada di pantai (biasanya lanau dan lumpur). Lagoons juga hadir di balik reef atau

     berada di pusat atoll.

      Tidal flats : membatasi lagoons, secara periodik mengalami pasang surut (biasanya

    2 kali sehari), mempunyai relief yang rendah, dipotong oleh saluran yang

     bermeander. Terdiri dari lapisan-lapisan lempung, lanau, pasir halus. Stromatolit

    dapat hadir jika kondisi memungkinkan.

    Gambar 10 Lingkungan pengendapan pasang surut

    http://1.bp.blogspot.com/-09u1G1JCg3c/Us6WYrbrOYI/AAAAAAAAAPo/zB335qkQQX8/s1600/d.jpg

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    15/39

    17

    II.2.3.3. Lingkungan Pengendapan Laut 

    Lingkungan pengendapan laut adalah semua lingkungan pengendapan yang berada di

    laut atau samudera.

      Reefs : tahan terhadap gelombang, strukturnya terbentuk dari kerangka berbahan

    calcareous dari organisme seperti koral dan beberapa jenis alga. Kebanyakan reef

    zaman resen berada pada laut yang hangat, dangkal, jernih, laut tropis, dengan

    koordinat antara garis lintang 30o N dan 30oS. Cahaya matahari diperlukan untuk

     pertumbuhan reef.

    Gambar 11 Lingkungan pengendapan terumbu karang

      Continental shelf : terletak pada tepi kontinen, relative datar (slope < 0.1o),

    dangkal (kedalaman kurang dari 200 m), lebarnya mampu mencapai beberapa

    ratus meter. Continental shelf ditutupi oleh pasir, lumpur, dan lanau.

      Continental slope  dan continental r ise : terletak pada dasar laut dari continental

     shelf . Continental slope adalah bagian paling curam pada tepi

    kontinen. Continental slope melewati dasar laut menujucontinental rise, yang

     punya kemiringan yang lebih landai. Continental rise adalah pusat pengendapan

    sedimen yang tebal akibat dari arus turbidity.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    16/39

    18

      Abyssal plain : merupakan lantai dasar samudera. Pada dasarnya datar dan dilapisi

    oleh very fine-grained sediment , tersusun terutama oleh lempung dan sel-sel

    organisme mikroskopis seperti foraminifera, radiolarians, dan diatom. 

    Gambar 12 Lingkungan pengendapan laut

    Selama proses pengendapan, pecahan batuan akan diendapkan secara berlapis dimana

     pecahan yang berat akan diendapkan terlebih dahulu baru kemudian diikuti pecahan yang

    lebih ringan dan seterusnya. Proses pengendapan ini akan membentuk perlapisan pada batuan

    yang sering kita lihat di batuan sedimen saat ini.

    I I .2.4. L ithi fi kasi  

    Litifikasi adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan sediment yang

    kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh proses yang

    menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi disebut sebagai

    diagenesis. Diagenesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih tinggi daripada kondisi

    selama proses pelapukan, namun lebih rendah daripada proses metamorfisme. 

    Proses diagenesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan proses yang

    mengontrolnya, yaitu proses biologi, fisik, dan kimia 

      Akti fi tas Organisme (Biologi)  

    Aktifitas organisme terjadi pada awal proses diagenesis segera setelah material

    sedimen mengalami pengendapan. Aktifitas organisme akan mempercepat atau

    memacu terjadi proses diagenesis lainnya.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    17/39

    19

    Organisme yang menyebabkan proses ini dapat merupakan organisme yang ssangat

    kecil (mikrobia) dimana aktifitas jasad renik sangat berhubungan dengan proses

    dekomposisi material organic. Proses dekomposisi material organic akan

    mempengaruhi pH da Eh air pori sehingga mempercepat terjadinya reaksi kimia

    dengan mineral penyusun sedimen. Aktifitas mikrobia antara lain fermentasi,

    respirasi, pengurangan nitrat, besi, sulfat dan pembentukan gas methan. Selain itu

    aktifitas organism lainnya terjadi ketika endapan sedimen berlangsung seperti

     buworing, boring,. Kebanyakan bioturbasi terjadi pada sedikit di bawah permukaan

     pengendapan, setelah pengendapan material sedimendengan kedalaan beberapa puluh

    sentimeter. Proses ini akan membentuk kenampakan yang khas pada batuan sedimen

    yang disebut struktur sedimen. 

      Proses Di agenesis F isika  

    Kompaksi merupakan proses penyusunan kembali butiran sedimen sehingga

    menghasilkan hubungan antara butiran yang lebih rapat. Hasil dari proses kompaksi

    adalah ; Penurunan porositas dan permeablitas sedimen, pengualaran fluidadan pori

    antara butiran, penipisan perlapisan. Secara teori proses kompaksi pada sedimen

    silisiklastik dengan butir yang mebundar akan menurunkan porositas dari sekitar 48%

    menjadi sekitar 26%. Tetapi karena butiran sedimen pasir dan lumpur dialam tidak

     beraturan sehingga perubahan porositas akibat kompaksi sulit diperkirakan. Proses

    kompaksi pada pasir sangat bergantung pada porositas dan orientasi awal, ukuran

     butir, keseragaman butiran, dan komposisi partikel sedimen. 

      Proses Di agenesis Kimia  

    Proses diagenesis kimia merupaka reaksi yang komplek antara batuan dan cairan yang

    terdapat di dalam lubang antara butiran (pori-pori). Ada beberapa macam proses

    diagenesis kimia, yaitu sementasi, autogenic, rekristalisasi, inverse, replacement, dan

    dissolution.

    o  Sementasi merupakan proses pembentukan mineral baru dalam pori batuan

    oleh proses presipitasi. Proses ini dapat juga terjadi karena adanya

     penambahan unsure kimia pada butiran mineral penyusun sedimen sehingga

    menyebabkan mineral tersebut semakin bertumbuh. Semen dapat mengisi

    semua lubang pori batuan, sehingga dapat menurunkan porositas batuan

    menjadi nol.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    18/39

    20

    Semen juga mengakibatkan material sedimen, dan proses sementasi

    merupakan proses kimia yang menyebabkan terjadinya proses pembatuan.

    Proses sementasi terutama pada tingkat awal hingga pertengahan proses

    diagenesis. Atau dapat juga terjadi pada akhir atau bahkan setelah terjadinya

     pengangkatan batuan sedimen. Proses sementasi yang terjadi di awal dapat

    mengurangi proses pemadatan mekanik sedimen, kecuali semen yang

    terbentuk mengalami pelarutan. 

    o  Autogenik   pada pengertian yang luas merupakan semua proses, termasuk

     proses sementasi dan replacement, yang mengakibatkan terbentuknya mineral

     baru didalam sedimen atau batuan sedimen. Tetapi pada proses diagenetik,

    autogenic merupakan proses pembentukan mineral baru selain sementasi dan

    replacement. Mineral baru initerbentuk akibat proses kristalisasi larutan atau

    alterasi dari mineral atau fragmen batuan. 

    o  Penggantian (replacement)   merupakan proses pelarutan mineral atau

    sebagian mineral pada waktu terjadinya proses diagenesis, dan terjadinya

     proses kristalisasi mineral baru yang berbeda komposisinya pada tempat

    mineral yang mengalami pelarutan. Tekstur dan struktur awal pada umunya

    tidak mengalami perubahan (terawetkan). Contoh yang baik adalah proses

     pembentukan fosil kayu (petrified wood). Proses penggantian mineral pada

     proses diagenesis merupakan proses yang sangat umum terjadi pada batuan

    sedimen silisiklastik maupun sedimen karbonat. Proses ini dikontrol oleh

     pH,Eh, temperature, tekanan, dan kehadiran ion lainnya dalam larutan 

    o  I nversi   merupakan proses penggantian mineral oleh bentuknya yang lain

     biasanya terjadi pada mineral yang polimorf (mineral dengan komosisi kimia

    sama tetapi bentuknya berbeda. Contohnya adalah perubahan mineral

    aragonite (CaCO3 ortorombik) menjadi kalsit (CaCO3 romhedaral). Contoh

    lain adalah perubahan dari opal A (SiO2 amorf) menjadi opal CT yang

    mengandung kristobalit (SiO2ortorombik). Proses ini biasanya bersamaan

    dengan proses rekristalisasi. 

    o  Rekristalisasi   merupakan poses yang sering dikacaukan denga pengertian

     proses penggantian (replacement) dan inverse. Tetapi pada pengerian yang

    lebih sempit, rekritalisasi merupaka proses perubahan ukuran dan bentuk

    Kristal mineral tanpa perubahan yang berarti pada komposisi kimianya.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    19/39

    21

    Oleh sebab itu akibat rekristalisasi, tekstur dan struktur awal mineral

    mengalami perubahan total. Proses rekristaliasi dapat terjadi pada semua

     batuan sedimen, tetapi proses ini sangat umum pada bauan sedimen nonklastik

    terutama batuan karbonat 

    o  Proses pelarutan   merupakan proses diagenesis yang penting yang

    menyebabkan meningkatnya porositas dan penipisan lapisan batuan sedimen

    terutama pada batuan yang mudah larut seperti batuan karbonat dan evaporit.

    Proses ini dikontrol oleh pH, Eh, temperature, tekanan parsial CO2, komposisi

    kimia dan ion strength. Proses pelarutan juga dikontrol oleh porositas dan

     permiabilitas awal, mineralogy dan ukuran butir sedimen.. Material yang

     paling mudah larut dalam batupasir adalah semen kalsit, sehingga efek utama

    dari proses pelarutan adalah penghilangan semen. Proses ini diesbut

    disementasi. Mineral metastabil pada batupasir seperti feldspar, fragmen

     batuan dan mineral berat, dapat juga mengalami pelarutan. 

    II.3. Penggolongan Batuan Sedimen

    II.3.1. Penggolongan Batuan Sedimen Menurut Koesoemadinata (1981)

    Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam

    golongan yaitu : 

    1.  Golongan Detri tus Kasar

    Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara

    lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di

    lingkungan sungai dan danau atau laut.

    2.  Golongan Detri tus Halus

    Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai

    laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan

    napal.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    20/39

    22

    3.  Golongan Karbonat

    Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.

    Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih

    dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras

    sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai

     bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material

     penyusunnya.

    4.  Golongan Sil ika

    Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk

    lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert ), radiolarian dan tanah

    diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

    5.  Golongan Evapori t

    Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup

     pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup,

    sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang

     penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan

    tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

    6.  Golongan Batubara

    Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana

    sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di

    atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya

     batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau

    timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    21/39

    23

    Gambar 13 Penggolongan batuan sedimen menurut Koesoemadinata (1980)

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    22/39

    24

    II.3.2. Penggolongan Menurut Dunham (1962)

    Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping, karena

    menurut Dunham dalam sayatan tipis, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap.

    Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil  Dunham (1962)  berbeda dengan  Folk

    (1959).

    Kriteria Dunham lebih condong pada fabrik batuan, misal mud supported atau grain

    supported bila ibandingkan dengan komposisi batuan. Variasi kelas-kelas dalam klasifikasi

    didasarkan pada perbandingan kandungan lumpur. Dari perbandingan lumpur tersebut

    dijumpai 5 klasifikasi  Dunham (1962).  Nama nama tersebut dapat dikombinasikan dengan

     jenis butiran dan mineraloginya. Batugamping dengan kandungan beberapa butir (

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    23/39

    25

    Bila batuan bertekstur mud supporteddiinterpretasikan terbentuk pada energi rendah karena

    Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang.

    Sebaliknya grain supported hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi

    gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.

    Tabel 1 Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Dunham (1962)

    II.3.3. Penggolongan Menurut Pettijohn (1975)

      Batuan Sedimen Klastik

    Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan

    kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku,

    metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses

    mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran

     besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan

     baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    24/39

    26

    Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari

    ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga

    diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut,

    sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus

    kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan

     batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di

    endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.

    Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara

    kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.

    Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess-

     proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dansesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan

    lain-lain.

    Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses

     proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen,

    selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu

    sedimen menjadi batuan keras.

    Tabel 2 Klasifikasi / Penamaan Batupasir (Pettijohn, 1973)

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    25/39

    27

      Batuan Sedimen Non-Klastik

    Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil

     penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses

     pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik,

    dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk

    sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah

     pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh

     pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil),

    atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

    Contohnya : Limestone (Batu gamping), Coal (Batu bara), dan lain-lain.

    II.4. Tekstur Batuan Sedimen Klastik dan Non-Klastik

    II.4.1. Tekstur Batuan Sedimen Klastik

    Cara menentukan tekstur batuan sedimen klastik adalah sebagai berikut :

    Tekstur batuan sedimen adalah : suatu kenampakkan yang berhubungan dengan ukuran

     butir , bentuk butir serta susunan butir tersebut ( Pettijohn, 1975 ). Butiran tersusun dan terikat

    oleh semen dan masih ada rongga diantara butirnya. Pembentukan tekstur ini dikontrol oleh

    media dan cara transportasinya (Jackson, 1970; Reineck and Singh, 1975). Tekstur batuansedimen klastik dibagi menjadi :

    Ukuran butir , pemilahan (sortasi), kebundaran dan kemas (fabric)

      Ukuran Butir

    Fosil , mineral dan fosil dalam batuan sedimen dianggap sebagai butiran.

    Tabel 3 Pemerian ukuran butir berdasarkan skala Wentworth (1922)

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    26/39

    28

      Pemilahan ( Sortasi )

    Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen

    Artinya bila semakin seragam ukuran dan besar butirnya maka pemilahannya se

    makin baik .

    Gambar 14 Pemilahan pada batuan sedimen

    a)  Pemilahan baik ( well sorted )

     b) 

    Pemilahan sedang ( moderate sorted )

    c)  Pemilahan buruk ( poorly sorted )

      Kebundaran ( Roundness )

    Kebundaran adalah nilai membulat atau nilai meruncingnya butiran , dimana sifat

    ini hanya bisa diamati pada batuan sedimen klastik berukuran sedang sampai bongkah .

    Gambar 15 Derajat kebundaran (roundness)

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    27/39

    29

      Kemas ( Fabric )

    Kemas yaitu hubungan antar butiran didalam batu tersebut. Didalam batuan

    sedimen klastik dikenal 2 macam kemas , yaitu :

    -  Kemas terbuka ( apabila butiran tidak saling bersentuhan / mengambang didalam matrik.

    -  Kemas tertutup ( apabila butiran saling bersentuhan satu sama lainnya ).

    II.4.2. Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik

    Tekstur dalam batuan sedimen non klastik dibedakan menjadi dua macam :

      Kr istalin :  Tekstur ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal

    yang saling mengunci satu dengan yang lain.

      Amorf : Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau

    amorf (nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif.

    II.5. Struktur Batuan Sedimen Klastik dan Non-Klastik

    II.5.1. Struktur Batuan Sedimen Klastik  

    Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi kelainan dari

     perlapisan normal termasuk kelainan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun setelah

     pengendapan berhenti. Studi Struktur paling baik dilakukan di lapangan (Pettijhon, 1975 ).

    Menurut Selley, 1970, struktur sedimen yang terbentuk dapat dibagi menjadi tiga macam

    yaitu :

      Struktur Sedimen Pre-Deposit ional

    Struktur sebelum endapan boleh ditemui di atas lapisan, sebelum lapisan atau endapanyang muda atau baru di endapkan. Ia adalah struktur hasil hakisan seperti terusan (channel),

    scour marks, flutes, grooves, tool marking dan sebagainya. Struktur ini sangat penting kerena

    ia juga boleh memberikan arah aliran arus. Struktur ini berkaitan dengan struktur yang

    dibawahnya, dan ditemui diatas permukaan antar lapisan. Contoh: Grooves, Flutes, Scour

    Mark, Tool Markings.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    28/39

    30

    o  Groove Cast merupakan bentukan parit memanjang pada lapisan batupasir

    karena pengisian gerusan memanjang memotong pada batulempung.

    Gambar 16 Groove Cast

    Flute Cast merupakan bentukan sole mark yang menyerupai cekunganmemanjang yang melebar ujungnya membentuk jilatan api.

    Gambar 17 Flute Cast

    o  Scours Mark merupakan cetakan gerusan yang memotong bidang perlapisan

    dan laminasi dengan ukuran kecil.

    Gambar 18 Scours Mark

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    29/39

    31

    o  Tool Markings merupakan tanda yang dihasilkan oleh pemotongan atau bekas

    tindakan dari air atau pun udara yang mengalir di atas dasar sungai atau badan

    sungai.

    Gambar 19 Tool Markings

     

    Struktur Sedimen Syn-Deposit ional

    Ini merupakan struktur yang terdapat didalam lapisan dan terbentuk sesama sedimen

    yang terendap. Struktur yang terbentuk semasa proses endapan sedang berlaku termasuk

    lapisan mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro

    (micro-crosslamination), iaitu kesan riak. Contoh : Cross Bedding, Graded Bedding,

    Lamination.

    o  Cross Bedding merupakan perlapisan silang ini mirip dengan perlapisan hanya

    saja antara lapisan satu dengan yang lain membentuk sudut yang jelas. Hal ini

    dipengaruhi karena perpindahan dune atau gelembur akibat pertambahan

    material.

    Gambar 20 Cross Bedding

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    30/39

    32

    o  Graded Bedding merupakan perlapisan gradasi ini memiliki cira adanya

     perubahan ukuran butir secara gradasi.

    Gambar 21 Graded Bedding

    o  Struktur Laminasi Struktur ini hampir sama dengan perlapisan namun yang

    membedakannya adalah jarak perlapisan yang kurang dari 1 cm. Biasanya

    struktur ini diakibatkan oleh proses diagenesis sediment yang cepat dengan

    media pengendapan yang tenang.

    Gambar 22 Laminasi

      Struktur Sedimen Post-Deposit ional  

    Terbentuk setelah terjadi pengendapan sedimen, yang umumnya berhubungan dengan

     proses deformasi Contoh: Slump, Load Cast, Flame Structure

    o  Slump terbentuk karena ada luncuran pada lapisan batuan namun berupa

     bidang lengkung.

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    31/39

    33

    Gambar 23 Slump

    o  Load Cast struktur ini terbentuk karena adanya pembebanan material suatu

    lapisan terhadap lapisan lainnya sehingga membentuk lengkungan ke bawah.

    Gambar 24 Load Cast

    o  Flame Struktur merupakan bentukan seperti api yang di akibatkan lapisan di

    atasnya lebih berat dan lapisan yang di bawahnya tertarik ke atas.

    Gambar 25 Flame Struktur

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    32/39

    34

    II.5.2. Struktur Batuan Sedimen Non-Klastik

    Reksi kimia, aktifitas gunung berapi dam organisme adalah faktor-faktor yang

    mempengaruhi terbentuknya batuan sedimen berstruktur nonklastik. Macam-macam struktur

    nonklastik:

      Fossiliferous , struktur yang menunjukan adanya fosil.

      Oolitik , struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat

    konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.

      Pisolitik , sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.

      Konkresi , sama dengan oolitik namun tidak konsentris.

      Cone in cone , struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per

    kerucut.

      Bioherm , tersusun oleh organisme murni insitu.

      Biostorm , seperti bioherm namun bersifat klastik.

      Septaria , sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalah

    memiliki rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut

    karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.

      Goode , banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh

    Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit

    maupun kuarsa.

      Styolit , kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

    II.6. Macam-Macam Perlapisan :

      Masif

    Bila tidak menunjukkan struktur dalam (Pettijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lebih

    dari 120 cm. (Mc. Kee & Weir, 1953)   Per lapisan Sejajar

    Bila menunjukkan bidang perlapisan yang sejajar.

      Laminasi

    Perlapisan sejajar yang memiliki ketebalannya kurang dari 1 cm. Terbentuk dari

    suspensi tanpa energi mekanis.

      Per lapisan Pil ihan

    Bila perlapisan disusun oleh butiran yang berubah dari halus ke kasar pada arahvertical,

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    33/39

    35

      Per lapisan Sil ang Siur

    Perlapisan yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada di atas atau

    dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk akibat intensitas arus yang

     berubah-ubah.

    II.6.1. Perlapisan Pada Bidang

    Macam –  macam yang penting antara lain :

      Gelembur gelombang, terbentuk sebagai akibat pergerakan air atau angin

      Rekah kerut ,  rekahan pada permukaan bidang perlapisan sebagai akibat proses

     penguapan

     

    Cetak suling , cetakan sebagai akibat pengerusan media terhadap batuan dasar

      Cetak beban , cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastis.

      Bekas jejak organisme , bekas rayapan, rangka, apun tempat berhenti binatang

    Tabel 4 Penamaan lapisan sedimen berdasarkan ketebalannya

    II.7. Komposisi Batuan Sedimen Klastik dan Non-Klastik

    II.7.1. Komposisi Batuan Sedimen Klastik  

    Komposisi pada batuan sedimen klastik bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan

    mineral dan fungsinya dalam batuan sedimen di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :

    Ketebalan (cm) Penamaan lapisan sedimen

    > 120 Lapisan sangat tebal

    60 –  120 Lapisan tebal

    5 –  60 Lapisan tipis

    1 –  5 Lapisan sangat tipis

    0,2  –  1 Laminasi

    < 0,2 Laminasi tipis

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    34/39

    36

      Fragmen  

    Yaitu butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa mineral, pecahan batuan,

    cangkang fosil dan zat organik.

     

    Matri ks (Massa dasar)  

    Yaitu butiran yang lebih kecil dari fragmen, terendapkan bersama  –   sama dengan

    fragmen, terdapat di sela  –  sela fragmen sebagai massa dasar. Seperti fragmen, matrik

    dapat berupa mineral, pecahan batuan maupun fosil. Matrik sangat halus sehingga

    aspek geometri tak begitu penting, terdapat di antara butiran sebagai massa dasar.

      Semen  

    Yaitu material yang sangat halus ( hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop )

    diendapkan setelah fragmen dan matrik, sebagai pengisi rongga serta pengikat antar

     butir sedimen, dapat berbentuk amorf maupun kristalin. Semen umumnya terdiri dari :

    o  Semen karbonat  ( kalsit, dolomit )

    o  Semen silika ( calsedon, kuarsit )

    o  Semen oksida ( limonit, hematit)

    Pada sedimen berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena tidak

    adanya rongga atau ruang antar butir.

    Gambar 26 Susunan dari matrik, fragmen, pori dan semen 

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    35/39

    37

    II.7.2. Komposisi Batuan Sedimen Non-Klastik  

    Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya sederhana terdiri dari

    satu atau dua mineral contoh :

      Batugamping kalsit, dolomite

      Chert kalsedon

      Gypsum " gypsum

      Anhidrit " anhidrit

    II.9. Pemerian Batuan Sedimen Karbonat

    Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang dominan (lebih dari

    50%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam praktek secara

    umum meliputi batugamping dan dolomite. {ada umumnya batuan sedimen karbonatan

    diklasifikasikan sebagai berikut :

       Karbonat Klastik   : Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari

     pengendapan kembali detritus batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit,

    Kalsilutit.

       Karbonat Nonklastik : Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non

    klastik lainnya hanya saja dalam jenis batuan memakai karbonat non klastik.

       Batugamping non klastik   : Terbentuk dari proses kimia maupun aktifitas organisme

    dan umum monomineral. Dapat dibedakan menjadi :

    o  Hasil biokimia :bioherm, biostorm

    o  Hasil larutan kimia :travertine, tufa

    o  Hasil replacement :batugamping fosfat, batugamping dolomite,

     batugamping silikat, dll.

    Pada batuan sedimen klastik pemeriannya meliputi tekstur, struktur dan komposisi

    mineral. Untuk struktur dari batuan karbnat sendiri sama seperti batuan sedimen kalstik

    Nama Butir  Ukuran butir  Nama Batuan 

    Rudite >1 Kalsirudit

    Arenit 0,062 - 1 Kalkarenit

    Lutite < 0,062 Kalsilutit

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    36/39

    38

    Tabel 5 Ukuran butir Batuan Sedimen Non-Klastik

    Komposisi Mineral  : Terdapat pemerian fragmen, matrik dan semen hanya terdapat

     perbedaan istilah (Folk, 1954), meliputi :

       Allochem  : sama seperti fragmen pada batuan sedimen klastik. Macam-macam

    Allochem :

    o   Kerangka organisme (skeletal), berupa cangkang binatang atau kerangka hasil

     pertumbuhan.

    o   Interclass, merupakan butiran-butiran dari hasil abrasi yang telah ada.

    o   Pisolit , merupakan butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2mm.

    o   Pellet , fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukan struktur konsentris.

       Mikrit   : Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikro, berupa Kristal-kristal

    karbonat terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air laut

    dan mengisi rongga antar butir.

      Sparit   : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran

    halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi secara insitu atau

    rekristalisasi dari mikrit.

    BATUAN KARBONAT

    Klastik Non Klastik

    Dominasi rombakan

    Karbonat

    Dominasi

    rombakan fosil

    Pertumbuhan

    terumbuKristalin

    > 2 mm

    1 – 0,06 mm

    < 0,06 mm

    Kalsirudit

    Kalkarenit

    Kalsilutit

    Batugamping

    Bioklastik

    Batugamping

    terumbu

    Batugamping

    Kristalin

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    37/39

    39

    HASIL DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN

    Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik

    Warna Batu : Putih Keabu-abuan

    Struktur : Pelapisan

    Tekstur : - Ukuran butir : 1/8mm –  1/2mm ( pasir halus  –  pasir kasar )

    - Yang berukuran : Pasir halus 40% , pasir kasar 60%

    - Pemilahan : Sedang

    - Bentuk butir : Membulat tanggung

    - Kemas : Terbuka

    Komposisi : - Fragmen terdiri dari

    - Kuarsa : 40 %

    - Hornblenda : 5 %

    - Feldspar : 21 %

    - Pada matrik terdiri dari mineral :

    - Plagioklas : 10%

    - Kwarsa : 20 %

    - Semen : Silika 4%

     NAMA BATUAN : Quartz Arenit (Petti john, 1974)

    Batupasir Kuarsa (Wentworth, 1922)  

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    38/39

    40

    HASIL DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN

    Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non-Klastik

    Warna Batu : Coklat kemerahan

    Struktur : Masif

    Tekstur : Amorf

    Komposisi Mineral : Chalcedon 100%

    Lain lain : Batu ini sangat keras dan kompak

     Nama batuan beku ini : Batu Rijang / Chert

  • 8/16/2019 BAB II TUGAS BATUAN SEDIMEN.pdf

    39/39

    HASIL DISKRIPSI BATUAN SEDIMEN

    Jenis : Batuan Sedimen Klastik Karbonat 

    Warna : Putih 

    Tekstur :

    -  Ukuran Butir : Arenit

    -  Bentuk Butir : Membulat

    -  Pemilahan : Baik

    Kemas : Tertutup

    Komposisi :

    Allochem : Kristal kalsit 75%

    Mikrit : Kalsit 20%

    Sparit : Karbonat 5%

     Nama Batuan : Grainstone (Dunham, 1962)