25
42 BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kota Batu Tanggal 6 Maret 1993, kota administratif Batu dibentuk dan diresmikan, sebelumnya adalah bagian dari wilayah Kabupaten Malang. Tanggal 10 April 1995 dikirim permohonan surat persetujuan DPRD Kabupaten Malang dan Bupati Malang tentang peningkatan status kotif Batu menjadi Kota Madya Batu. pada tanggal 11 April 1995, pengiriman surat persetujuan kepada pembantu Gubernur di Malang tentang peningkatan status kotif Batu menjadi Kota Madya Batu. Tanggal 6 Juni 1996, dengan persetujuan DPR kota Malang, surat persetujuan Bupati dan Pembantu Gubernur di Malang, dikirimkan ke Gubernur Jawa Timur. Dan melalui proses yang sangat panjang tanggal 28 Pebruari 2001 diturunkan surat keputusan MENDAGRI dan Otonomi Daerah. Tanggal 21 Juni 2001 Batu disahkan menjadi kota admistratif berdasarkan UU No. 11 tahun 2001. Dan tanggal 17 Oktober 2001 Batu telah diresmikan menjadi daerah otonom yang berpisah dengan wilayah Kabupaten Malang, yang terdiri dari tiga kecamatan dan 19 desa serta 5 kelurahan.

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Gambaran Umum …eprints.umm.ac.id/44366/4/jiptummpp-gdl-ajinugroho-50467...Tahun 2015 Kota Batu terbagi habis menjadi 3 kecamatan, 19 desa, 5 kelurahan,

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

42

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Gambaran Umum Kota Batu

Tanggal 6 Maret 1993, kota administratif Batu dibentuk dan

diresmikan, sebelumnya adalah bagian dari wilayah Kabupaten Malang.

Tanggal 10 April 1995 dikirim permohonan surat persetujuan DPRD

Kabupaten Malang dan Bupati Malang tentang peningkatan status kotif Batu

menjadi Kota Madya Batu. pada tanggal 11 April 1995, pengiriman surat

persetujuan kepada pembantu Gubernur di Malang tentang peningkatan status

kotif Batu menjadi Kota Madya Batu.

Tanggal 6 Juni 1996, dengan persetujuan DPR kota Malang, surat

persetujuan Bupati dan Pembantu Gubernur di Malang, dikirimkan ke

Gubernur Jawa Timur. Dan melalui proses yang sangat panjang tanggal 28

Pebruari 2001 diturunkan surat keputusan MENDAGRI dan Otonomi Daerah.

Tanggal 21 Juni 2001 Batu disahkan menjadi kota admistratif berdasarkan UU

No. 11 tahun 2001. Dan tanggal 17 Oktober 2001 Batu telah diresmikan

menjadi daerah otonom yang berpisah dengan wilayah Kabupaten Malang,

yang terdiri dari tiga kecamatan dan 19 desa serta 5 kelurahan.

43

3.1.1 Geografis

Sumber: Statistik Daerah Kota Batu 2016

Secara geografis Kota Batu terletak pada posisi antara 7”44’,55,11’

sampai dengan 8’’26',35,45’ Lintang Selatan dan 112’’17',10,90’ sampai

dengan 122’’57',00,00’ Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayah Kota

Batu adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara: Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan

b. Sebelah Timur: Kabupaten Malang

c. Sebelah Selatan: Kabupaten Blitar dan Malang

d. Sebelah Barat: Kabupaten Malang

Gambar 1. Peta Kota Batu

44

Luas wilayah Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 199,09 km2

terbagi kedalam 3 kecamatan dan Kecamatan Bumiaji merupakan

kecamatan yang paling wilayahnya paling luas dibandingkan dua

kecamatan lainnya yaitu 127,98 km2, sedangkan Kecamatan Batu dan

Kecamatan Junrejo masing-masing wilayahnya adalah 45.46 km2 dan

25.65 km2. Dilihat dari ketinggian wilayahnya, sebagian besar daerah di

Kota Batu terletah di daerah perbukitan/lereng.

Tahun 2015 Kota Batu terbagi habis menjadi 3 kecamatan, 19 desa, 5

kelurahan, 238 RW dan 1.127 RT. Dilihat komposisi jumlah

desa/kelurahan, kecamatan Bumiaji memiliki jumlah desa terbanyak yaitu

masing-masing 9 desa. Banyaknya desa/kelurahan yang dimiliki tidak

otomatis menjadi daerah dengan jumlah RW dan RT terbanyak pula.

Terbukti jumlah RW dan RT terbanyak di Kecamatan Batu yaitu masing-

masing 96 rw dan 457 RT. Berikutnya Kecamatan Bumiaji 59 RW dan

240 RT dan sisanya berada di Kecamatan Junrejo.

Tabel 1. Banyaknya Desa, Kelurahan, Dusun, Rw, Rt Menurut

Kecamatan di Kota Batu 2015

No. Kecamatan Kelurahan Desa Dusun RW RT

1 Batu 4 4 15 96 457

2 Junrejo 1 6 36 83 430

3 Bumiaji 0 9 19 59 240

Sumber: Kota Batu dalam Angka 2016

45

3.1.2 Kependudukan

Penduduk Kota Batu tersebar di tiga kecamatan yaitu

Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji. Hampir

separuh penduduk Kota Batu bertempat tinggal di Kecamatan Batu

(46,37 persen), sementara separuhnya lagi bertempat tinggal di

Bumiaji (28,78 persen) dan Junrejo (24,84 persen). Dari sisi luas

wilayah sebenarnya Kecamatan Bumiaji adalah kecamatan yang

memiliki luas terbesar dibandingkan dua kecamatan lainnya. Hal ini

dipahami karena secara geografis Kecamatan Batu memiliki wilayah

yang relatif lebih datar dari dua kecamatan yang lain. Sementara

Kecamatan Bumiaji meskipun memiliki luas wilayah paling besar

tetapi kondisi geografis wilayah kecamatan ini merupakan wilayah

perbukitan yang sebagian besar digunakan untuk wilayah pertanian

dan konservasi lingkungan.

Tabel 2. Luas Wilayah, Penduduk dan Kepadatan Dirinci Menurut

Kecamatan di Kota Batu, 2015

Kecamatan Luas

Wilayah

Persentase Penduduk Persentase Kepadatan

Batu 45.46 22.83 99,683 46.37 2,193

Junrejo 25.65 12.88 53,408 24,84 2,082

Bumiaji 127.98 64.28 61,878 28.78 483

Total 199.09 100 214,969 100 1.080

Sumber: Kota Batu dalam Angka 2016

Penduduk Kota Batu pada tahun 2015 berjumlah 214,969 jiwa.

Dimana jumlah penduduk laki-laki adalah sebesar 108,473 jiwa dan

46

penduduk perempuan adalah sebesar 106,496 jiwa. Data tersebut dapat

dilihat pada tebel penduduk akhir tahun dirinci menurut kecamatan

dan jenis kelamin di Kota Batu, 2015 berikut:

Tabel 3. Penduduk Akhir Tahun Dirinci Menurut Kecamatan dan Jenis

Kelamin di Kota Batu, 2015

Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

Batu 50,262 49,421 99,683

Junrejo 27,007 26,401 53,408

Bumiaji 31,204 30,674 61,878

Total 108,473 106,496 214,969

Sumber: Kota Batu Dalam Angka 2016

3.2 Gambaran Umum Desa Oro-oro Ombo

3.2.1 Geografis

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Gambar 2. Peta Desa Oro-oro Ombo

47

Desa Oro-oro Ombo merupakan salah satu desa yang berada di

Kecamatan Batu. secara umum Desa Oro-oro Ombo memiliki batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Temas, Kelurahan

Sisir.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Beji.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tlekung, perhutani.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Gunung Panderman,

perhutani.

3.2.2 Luas Wilayah

Desa Oro-oro Ombo adalah sebuah Desa yang berada di

wilayah perkotaan dengan ketinggian 850s/d 970 meter dari

permukaan laut, curah hujan rata-rata per tahun antara 2000 s/d 3000

mm, dengan bulan basah rata rata 7 bulan dan bulan kering rata rata 5

bulan,serta suhu rata-rata antara 240

C – 260

C, salah satu dari 4

(empat) desa dan 4 (empat) kelurahan yang berada di wilayah

administratif Kecamatan Batu. Adapun penggunaan lahan di Desa

Oro-oro Ombo sebagai berikut:

Tabel 4. Luas Wilayah

No. Wilayah Luas

Ha Km

1. Wilayah Desa 363 -

2. Pemukiman dan

pekarangan 72

-

3. Sawah irigasi teknis 18 -

48

4. Sawah irigasi

setengah teknis 24

-

5. Pertanian lahan

kering 196

-

6. Perhutani / hutan

lindung 650

-

7. Tanah kas desa 41 -

8. Tanah lapangan 1 -

9. Perkantoran 0.5 -

10. Pegunungan 1.5 -

11. Jalan 14 -

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Luas wilayah yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang

berada di Desa Oro-oro Ombo digunakan untuk perhutani atau hutan

lindung dengan jumlah 650 Ha. Yang terbanyak kedua wilayah

digunakan sebagai wilayah desa sebesar 363 Ha. Kemudian 196 Ha

merupakan wilayah pertanian lahan kering. Sebagian dari itu luas

wilayah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pemukiman dan

pekarangan sebesar 72 Ha, sawah irigasi 18 Ha, serta sebagaian

lainnya seperti yang dijelaskan tabel diatas.

3.2.3. Sejarah Desa

Oro oro Ombo, pada zaman dahulu adalah merupakan sebuah

tempat dimana terdapat area atau lahan tanah kosong (oro oro;bhs

Jawa) yang cukup luas (ombo;bhs Jawa) dan digunakan sebagai

tempat berkumpul para petinggi Kerajaan Mataram untuk beristirahat

dalam perjalanannya. Konon para Raja, Ratu, Adipati dan Punggawa

Kerajaan antara lain Raja Mataram bersama para istri selirnya sering

49

melaksanakan permandian di sumber mata air panas Songgoriti dan

kemudian beristirahat atau berkumpul (bahasa Jawa) di daerah yang

konon pada saat itu ada hamparan tempat yang sangat luas berupa

lahan kosong yang sekarang disebut dengan Desa Oro-oro Ombo.

Geografis wilayah Oro-oro Ombo yang terletak di kaki lereng Gunung

Panderman dengan panorama yang indah serta hawanya yang sangat

sejuk saat itu menjadikan daya tarik tersendiri bagi siapapun yang

sedang dalam perjalanan untuk beristirahat di tempat ini, maka pada

akhirnya daerah ini dinamakan “Desa Oro-oro Ombo”. Oleh seorang

yang bernama “Brodjodento” yang tak lain adalah salah satu petingi

kerajaan Mataram.

Perkembangannya, karena tingkat pertambahan penduduk yang

meningkat dengan perkembangan sosial budaya masyarakat yang

semakin tinggi dengan norma kehidupan masyarakat yang diatur

berdasarkan tatanan pemerintahan, Desa Oro-oro Ombo terbagi

menjadi beberapa wilayah kecil yang disebut “Dusun” dengan nama

yang juga diambil dengan mengikuti sejarah asal-usul dusun masing-

masing.

Desa Oro-oro Ombo terbagi dalam tiga Dusun, yaitu : Dusun

Krajan, Dusun Dresel, dan Dusun Gondorejo. Dari ketiga dusun

terebut mempunyai potensi kesenian dan kebudayaan. Namun

masyarakat Desa Oro-oro Ombo juga memanfaatkan hasil pertanian

50

menjadi bahan makanan khas oleh-oleh yaitu sebagai cemilan kripik

singkong dan tempe.

3.2.4 Karakteristik

Desa Oro-oro Ombo sebagian besar kawasannya berupa lahan

pertanian, hutan dan dataranya relative datar dan berbukit, yang

terletak di daerah cukup tinggi dibawah kaki Gunung Pandermen.

Masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian petani dan

peternak. Sifat gotong royong menjadi ciri dalam kehidupan

bermasyarakat dan sebagian besar masyarakatnya masih memegang

adat-istiadat dari nenek moyang. Mobilitas masyarakatnya tidak begitu

tinggi walau dekat dengan pasar induk Kota Batu.

3.2.5 Demografi

a. Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tabel 5. Klasifikasi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1 Laki-laki 5.885

2 Permpuan 6.097

Jumlah 11.982

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk perempuan lebih

banyak daripada penduduk laki-laki dengan selisih 212 jiwa.

51

b. Klasifikasi Penduduk Menurut Profesi

Tabel 6. Klasifikasi Penduduk Menurut Profesi

No Profesi Jiwa

1 Belum Bekerja 2053

2 Petani 1743

3 Nelayan -

4 Pedagang 290

5 Pegawai Negeri Sipil 92

6 ABRI (AD/AU/AL) 26

7 Kepolisian 28

8 Purnawirawan 24

9 Pensiunan 34

10 Guru/Dosen 36

11 Dokter 3

12 Bidan/Tenaga Medis Lain 11

13 Pejabat Tinggi Negara -

14 Pegawai Swasta/Karyawan 1874

15 Wiraswasta/Swasta 1979

16 Pembantu Rumah Tangga 98

17 Pelajar/Mahasiswa 689

18 Ibu Rumah Tangga 376

19 Sopir 28

20 Tukang 172

21 Buruh 1637

22 Peternak 326

23 Jasa 115

24 Lain-lain 40

Total 11.982

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Data dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan

terbanyak di Desa Oro-oro Ombo adalah wiraswasta yakni sebanyak

1979 jiwa, diikuti oleh pegawai swasta/karyawan sebanyak 1874 jiwa,

petani sebanyak 1743 jiwa, buruh sebanyak 1637 jiwa,

pelajar/mahasiswa sebanyak 689 jiwa, ibu rumah tangga sebanyak 376

52

jiwa, peternak sebanyak 326 jiwa, pedagang sebanyak 290 jiwa,

tukang sebanyak 172 jiwa, jasa sebanyak 115 jiwa, pembantu rumah

tangga sebanyak 98 jiwa, pegawai negeri sipil sebanyak 92 jiwa, lain-

lain sebanyak 40 jiwa, guru/dosen sebanyak 36 jiwa, pensiunan

sebanyak 34 jiwa, kepolisian sebanyak 28 jiwa, sopir sebanyak 28 jiwa

abri sebanyak 26 jiwa, purnawirawan sebanyak 24 jiwa, bidan/tenaga

medis lain sebanyak 11 jiwa, dokter sebanyak 3 jiwa, belum bekerja

sebanyak 2053 jiwa.

c. Klasifikasi Penduduk Menurut Penganut Agama

Tabel 7. Klasifikasi Penduduk Menurut Penganut Agama

No Agama Jumlah (Jiwa)

1 Islam 11.587

2 Khatolik 25

3 Protestan 368

4 Hindu -

5 Budha 2

6 Penganut kepercayaan -

Total 11.982

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Data dari tebel diatas dapat disimpulkan bahwa agama Islam

adalah agama mayoritas warga Oro-oro Ombo yakni sebanyak 11.587

jiwa, disusul Protestan sebanyak 368 jiwa, Khatolik sebanyak 25 jiwa,

dan Budha sebanyak 3 jiwa.

53

d. Klasifikasi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 8. Klasifikasi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1 Pra Sekolah 1958

2 TK 357

3 Tidak Tamat SD 2379

4 SD/MI 2401

5 Tidak Tamat SMP 580

6 SMP 2104

7 Tidak Tamat SMA 230

8 SMA/SLTA 1463

9 Diploma-I 92

10 Diploma-II 98

11 Diploma-III 64

12 Diploma-IV -

13 S-1 48

14 S-2 8

Total 11.982

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Data dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah warga

yang masih sekolah dari tingkat TK sebanyak 357 jiwa, SD/MI adalah

sebanyak 2401 jiwa, SMP sebanyak 2104 jiwa, SMA/SLTA sebanyak

1463 jiwa, Diploma-I sebanyak 92 jiwa, Diploma-II sebanyak 98 jiwa,

Diploma-III sebanyak 64 jiwa, S-1 sebanyak 48 jiwa, S-2 sebanyak 8

jiwa, pra sekolah sebanyak 1958 jiwa, tidak tamat SD sebanyak 2379

jiwa, tidak tamat SMP sebanyak 580 jiwa, tidak tamat SMA sebanyak

230 jiwa.

54

3.2.6 Jenis Pariwisata

a. Pariwisata Alam

1. Air Terjun Coban Rais

Air terjun coban rais berlokasi di Dusun Dresel. Coban Rais

merupakan salah satu obyek wisata air terjun di Kota Batu.

Untuk menikmati air terjun ini pengunjung dapat menempuh

perjalanan selama 1 jam dengan jalan kaki dari jalan raya

menuju air terjun dengan menikmati pemandangan yang masih

alami dengan hawa yang sejuk. Tempat ini juga cocok untuk

tempat perkemahan didukung dengan suasana alam air terjun

dengan ketinggian 20 m. Bagi para pengunjung yang ingin

berkemah disiapkan tempat/lahan untuk perkemahan yang

terletak di pintu masuk coban rais.

2. Bumi Perkemahan Sumber Darmi

Bumi perkemahan Sumber Darmi merupakan lokasi wisata

yang dikelola Perum Perhutani di Desa Oro-oro Ombo

tepatnya dikaki Gunung Panderman. Selain berfungsi sebagai

wahana wisata harian, lokasi ini sering digunakan untuk

berkemah dan hiking baik bagi pelajar, pramuka maupun

remaja pada umumnya. Dilokasi ini terdapat area perkemahan

yang mampu menampung 50 unit kemah. Kawasan hutan

seluas kurang lebih 10 Ha ini sebelumnya merupakan hutas

55

produksi pinus yang kini telah dikembangkan menjadi bumi

perkemahan.

b. Pariwisata Buatan

1. BNS (Batu Night Spectacular)

Batu Night Spectacular (BNS) merupakan salah satu objek

wisata malam selain Paralayang Gunung Banyak, Pasar

Parkiran, atau Alun-alun Kota Batu. Jam buka Batu Night

Spectacular ini adalah pukul 15:00 hingga 23:00. Batu Night

Spectacular merupakan objek wisata yang banyak terdapat

wahana permainan yang seru, pusat hiburan, permainan

ketangkasan, spot foto menarik, area pertunjukan atau konser

musik, beberapa olahraga ringan, belanja pernak-pernik atau

souvenir khas Kota Batu atau Malang hingga tempat wisata

kuliner. Wahana-wahana serta permainan karnival di BNS

antara lain lampion garden, rumah kaca, rodeo, battle arena, go

cart track, sepeda udara, boom boom car, spectacular,

panggung hiburan, night market, food court. Harga tiket masuk

untuk hari biasa sebesar Rp. 30.000, untuk akhir pekan sebesar

Rp. 40.000, tiket tersebut hanya untuk masuk BNS saja belum

termasuk tiket wahana yang lain, dan Rp.90.000 untuk tiket

terusan. Maksud dari tiket terusan adalah dengan membayar

tiket terusan ada beberapa wahana permainan yang bisa

dinikmati tanpa perlu membayar lagi.

56

2. Batu Flower Garden

Bukit Bulu Batu Flower Garden berlokasi di Batu Malang.

Tempat ini merupakan salah satu spot terbaru yang belum lama

ini di resmikan pada bulan Desember 2016. Karena keunikan

spot selfie berbentuk love dengan latar belakang pemandangan

alamnya yang sangat menawan. Bukit Bulu Batu Raden

terletak di Desa Oro-oro Ombo di Daerah Batu, Jawa Timur.

Lokasinya masih termasuk dalam wilayah Wana Wisata Coban

Rais, salah satu air terjun yang ada di Malang. Lokasinya juga

tak jauh dari Kebun Bunga Matahari Batu dan Peternakan

Kuda Megastar. Bagi Anda yang berminat untuk datang ke

Bukit Bulu berikut ini kami berikan panduan rute perjalanan

yang cukup mudah di tempuh. Dari Kota Malang Anda harus

berkendara menuju ke Kota Batu, lebih mudah jika Anda

melewati jalan lingkar barat (jalibar) Kota Batu. Teruskan

perjalanan Anda menuju ke Wana Wisata Coban Rais. Bisa

juga jika Anda melalui Jl. TVRI desa Oro-oro Ombo di Kota

Batu. Terus berkendara mengikuti jalan aspal hingga sampai di

pintu masuk Wisata Coban Rais. Anda bisa menggunakan

kendaraan pribadi atau menyewa ojek. Salah satu daya tarik

paling utama dari Bukit Bulu Batu Garden Flower ini adalah

adanya sebuah gardu pandang yang terbuat dari kayu.

Menariknya gardu pandang ini di rancang sedemikian rupa

57

hingga membentuk tulisan I Love You. Selain gardu pandang

berbentuk I Love You yang saat ini sedang ngehits itu. Di

Bukit Bulu Batu Flower Garden Malang juga ada beberapa

spot lain yang sepertinya tidak boleh Anda lewatkan seperti

bukit bunga, hammock, rumah pohon, dan kaki langit. Harga

tiket masuk Bukit Bulu Batu Flower Garden adalah Rp. 7.500

per orang, parkir motor Rp. 2.500 per orang, selfie di gardu

pandang Rp. 10.000 per file, tambah foto Rp. 5.000 per file.

3. Peternakan Kuda Megastar

Peternakan Kuda Megastar. Tempat wisata baru Peternakan

Kuda Megastar ini merupakan buah dari hasil kerjasama pihak

PT Mega Star dengan pihak perhutani. Dikawasan wisata

peternakan kuda ini pengunjung akan dipandu oleh tour guide,

jadi anda akan diberi sedikit arahan serta penjelasan mengenai

peternakan kuda tersebut. Seperti anda akan ditunjukkan mana

kuda yang sudah jinak, dan mana kuda yang masih sedikit liar.

Jadi pengguna jika ingin mengambil foto selfie bersama denga

kuda tidak salah dan merasa aman. Ditempat ini terdapat

kurang lebih 50 ekor kuda. Lokasi peternakan kuda Megastar

ini berada di jalan Lansep, Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu,

Kota Batu, Malang, Jawa Timur. Untuk menuju rute tersebut

tidak bisa menggunakan kendaraan umum, karena disana tidak

tersedia angkutan. Jadi untuk kesana harus menggunakan

58

kendaraan pribadi. Harga tiket masuk peternakan kuda ini

dikenakan biaya Rp. 25.000 per orang, sedangkan parkir

kendaraan Rp 2.000. apabila ingin naik kuda, maka dikenakan

biaya Rp. 50.000 per orangnya.

3.2.7 Sarana dan Prasarana

1. Fasilitas Sosial

a. Pendidikan

Tabel 9. Jenis Pendidikan di Desa Oro-oro Ombo

No Lembaga Jumlah

1 Play Group/PAUD/PADU 5

2 TK/Roudhotul Atfal 4

3 Sekolah Dasar/MI 4

4 Sekolah Menengah Pertama 1

5 Sekolah Menengah Atas 1

6 TPA/TPQ 12

7 Pondok Pesantren 1

8 Lembaga Kursus 1

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Tabel diatas menggambarkan adanya ketersediaan fasilitas

pendidikan serta terpenuhinya sarana pendidikan yang diperlukan.

Dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Oro-oro Ombo tidak

mengalami ketertinggalan dalam bidang pendidikan. Karena

pendidikan merupakan hal penting yang harus dilalui dan dijalankan

oleh setiap orang.

59

b. Peribadatan

Tabel 10. Jenis Tempat Peribadatan

No Peribadatan Jumlah

1 Masjid 7

2 Mushola 27

3 Biara/Gereja 1

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Berdasarkan data klasifikasi penduduk menurut penganut

agama, Desa Oro-oro Ombo mayoritas masyarakatnya adalah

beragama Islam. Di Desa ini terdapat 30 tempat ibadah untuk warga

muslim yang terdiri dari 7 buah masjid, 27 buah mushola, serta 1

buah Biara/Gereja untuk warga non-muslim.

c. Kesehatan

Tabel 11. Jenis Fasilitas Kesehatan Desa Oro-oro Ombo

No Fasilitas Jumlah

1 Puskesdes/Polindes 1

2 Bidan/Penolong 3

3 Praktek Dukun Bayi 2

4 Posyandu 7

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Fasilitas kesehatan di Desa ini cukup baik. Data dari tabel

diatas menunjukkan ada 13 buah fasilitas kesehatan yang terdiri dari 1

buah poskesdes/polindes, 3 orang bidan/penolong, 2 tempat praktek

dukun bayi, dan 1 buah posyandu.

60

2. Fasilitas Transportasi

Tabel 12. Jenis Transportasi di Desa Oro-oro Ombo

No Jenis Jumlah

1 Truck 12

2 Mini Bus 62

3 Jeep 14

4 Sedan 9

5 Pick Up 35

6 Microlet 7

7 Seeda Motor 264

8 Sepeda Angin 21

9 Dokar 3

10 Cikar 3

Sumber: Profil Desa Oro-oro Ombo 2016

Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk menuju dan menikmati

keindahan Desa Oro-oro Ombo tidaklah sulit, berbagai macam

kendaraan dapat mengantarkan masyarakat ke Desa tersebut. Disini

dapat pahami bahwasanya Desa Oro-oro Ombo mempunyai kemajuan

dan kemudahan dalam bidang transportasi dan memudahkan para

wisatawan dalam menjelajah wisata di Desa Oro-oro Ombo.

3. Fasilitas peristirahatan

Tabel 13. Jenis Fasilitas Peristirahatan

No Fasilitas Jumlah

1 Hotel 2

2 Villa/Homestay 93

Sumber: Profil Desa oro-oro Ombo 2016

Tabel diatas menunjukkan jumlah fasilitas peristirahatan

sebanyak 95 buah terdiri dari 2 hotel, dan 93 homestay. Lokasi

61

Desa Oro-oro Ombo yang terletak di dekat kota membuat desa ini

berkembang begitu pesat. Sehingga wisatawan yang ingin

berkunjung ke Kota Batu tidak kesulitan mencari penginapan

dengan suasana pedesaan yang dekat dengan pusat kota.

3.3 Jenis Pariwisata di Batu

1. Wisata Alam Cangar

a. Lokasi: berada di Dusun Cangar, Desa Sumber Brantas (Masuk

Kawasan Tahura R. Suryo).

b. Daya tarik: sumber air panas dan dipercaya bahwa air panas cangar

dengan kandungan belerangnya dapat menyembuhkan penyakit

kulit dan rematik. Bumi perkemahan flora dan fauna yang masih

alami. Kawasan ini merupakan taman wisata yang berada di

Taman Hutan Raya (Tahura) R. Suryo. Terdapat taman, tempat

bermain dll. Fasilitas yang ada: tempat parkir, MCK, dan PKL.

2. Wisata Alam Air Terjun Coban Talun

a. Lokasi: di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.

b. Daya tarik: menikmati pemandangan alam dan keindahan air

terjun, ketinggian air terjun sekitar 75 meter. Terdapat area

perkemahan. Terdapat goa peninggalan Jepang pada tahun 1941.

Daya tarik lainnya adalah area Camping Ground dan taman

bermain sebelum memasuki area air terjun. Tersedia fasilitas

62

penunjang antara lain: tempat parkir, kios dan warung, sarana

ibadah, kamar mandi/wc umum dan pos jaga.

3. Wisata Alam Air Terjun Cuban Rais

a. Lokasi: di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo. Untuk menuju lokasi

melalui jalan setapak sekitar 2 km.

b. Daya tarik: pemandangan alam sangat indah alami sambil

menikmati keindahan air terjun, ketinggian air terjun sekitar 15

meter.

4. Wisata Alam Gunung Panderman

a. Lokasi: lokasi di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu.

b. Daya tarik: pemandangan alam petualangan dan pendakian

kawasan hutan melihat sunrise, keberadaan flora dan fauna.

5. Kawasan Wisata Songgoriti

a. Lokasi: di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu.

b. Daya tarik: potensi alam terutama pemandangan alam, wisata

rekreasi keluarga dan wisata budaya Candi Songgoriti atau Candi

Supo. Daya tarik lain yaitu payung yang merupakan wisata koridor

dengan kegiatan PKL yang sudah terorganisir. Didukung dengan

fasilitas lain seperti kolam renang (Tirta Nirwana), sepeda air,

taman bermain, area pancing, restoran dan warung, terdapat hotel,

villa atau rumah peristirahatan disekitarnya.

6. Wisata Selecta

a. Lokasi: Desa tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.

63

b. Daya tarik: potensi alam yang dikemas secara baik menjadi wisata

keluarga. Terdapat pasar wisata, sejarah Bung Karno dan

pemandangan alam yang cukup menarik. Fasilitas wisata seperti:

kolam renang, pasar buah (terutama apel dan sayuran), taman dan

pemandangan alam pegunungan yang indah. Dilengkapi dengan

lahan parkir yang luas, kios souvenir dan makanan, serta pasar

bunga.

7. Wisata Jatim Park

a. Lokasi: Kelurahan Temas, Kecamatan Batu.

b. Daya tarik: Jawa Timur Park adalah tempat wisata buatan yang

dulu merupakan lahan tempat budidaya apel. Fasilitas

penunjangnya meliputi taman bermain, kolam pemandian, serta

pusat-pusat perbelanjaan, kegiatan wisata keluarga dan ilmu

pengetahuan bagi anak.

8. Batu Night Spectacular (BNS)

a. Lokasi: Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Batu.

b. Daya tarik: aneka wahana permainan, seperti: gallery hantu, slalom

tes, sepeda udara, lampion garden, trampoline, drag race, mouse

coaster, dan lainnya. Fasilitas penunjangnya meliputi tempat

parkir, food court, night market.

9. Museum Satwa

a. Lokasi: di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu.

64

b. Daya tarik: berbagai macam replika satwa dunia. Fasilitas

penunjangnya meliputi hotel, tempat parkir, food court.

10. Paralayang Gunung Banyak

a. Lokasi: Desa Gunungsari (berdekatan dengan wilayah perbatasan

dengan Kab. Malang).

b. Daya tarik: pemandangan alam yang dapat melihat Kota Batu dari

atas, olahraga paralayang hingga skala internasional, di kawasan

wisata Gunung banyak telah tersedia klub yang memandu kegiatan

olahraga ini. Fasilitas: gardu pandang, warung, MCK, dan tempat

singga.

11. Downhill

a. Lokasi: Gunung Klemuk, Dusun Songgoriti, Desa Songgokerto,

Kecamatan Batu.

b. Daya tarik: even rutin dilaksanakan setiap tahun hingga skala

nasional. Panjang lintasan sekitar 1,2 km.

12. Arung Jeram (Rafting)

a. Lokasi: Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo.

b. Daya tarik: keindahan alam sepanjang jalur rafting menyusuri

Sungai Barantas. Hash Kota Wisata Batu juga memperkenalikan

wisata jalan sehat hash dengan rute mengelilingi area perbukitan

sambil menikmati pemandangan alam. Ryte hash sepanjang kurang

lebih 8 km. even ini dilaksanakan secara rutin setiap tahun.

65

13. Agro Kusuma

a. Lokasi: Desa Punten, Desa Sidomulyo, dan Desa bumiaji,

Kecamatan Bumiaji.

b. Daya tarik: wisata petik apel, petik jeruk, petik sayur mayur.

Wisatawan juga akan mendapatkan pengetahuan tentang cara

budidaya tanaman, perawatan dll. Nuansa pedesaan yang didukung

dengan keindahan alam.

14. Agro Bunga Sidomulyo

a. Lokasi: Desa Sidomulyo

b. Daya tarik: merupakan desa binaan Dinas Pariwisata dan Dinas

Pertanian dalam mengambangkan dan pembudidayaan tanaman

bunga. Merupakan sentra penghasil bunga yang dapat dijadikan

daya tarik wisata khususnya bagi wisatawan yang berkunjung ke

Kota Batu.

15. Wisata Kerajinan

a. Jenis kerajinan: kerajinan batik di Desa Sisir, Kecamatan Batu;

Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji. Kerajinan cobek dan alat

rumah tangga di Desa Junrejo, Kecamatan junrejo. Kerajinan batu

onix dankeramik di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo.

Kerajinan gong di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo. Kerajinan

gerabah di Desa Dadaprejo, dan Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo.

Kerajinan anyam-anyaman di Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo.

66

16. Desa Wisata Bukit Apel Bumiaji

a. Kebun apel Bumiaji: wisata petik apel, wisata pendidikan (melihat

kegiatan petani apel, proses tanam, perawatan dll), yang

didampingi guide masyarakat setempat. Pemandangan alam

pegunungan dan hamparan kebun apel.

17. Padang Rumput Oro-oro

a. Terletak di Dataran tinggi, merupakan daya tarik bagi wisatawan

untuk menikmati keindahan pemandangan alam Desa Bumiaji

maupun hamparan wilayah Kota Batu.

18. Wisata Budaya

a. Atraksi budaya dan kesenian: Grebek Suro, Selamatan desa,

Kesenian bantengan, Ludruk, Reog, Campursari, Karawitan,

Pencak Silat, tayub, kuda lumpung dan lain sebagainya. Festival

bunga, karnaval dan mobil hias.

19. Alun-Alun Kota Batu

a. Atraksi: bianglala, air mancur, air menari, playground, bangunan

apel, strawberry, wortel, taman dll.