Upload
reza-saputree
View
243
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
j
Citation preview
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA By. K DENGAN HIPERBILIRUBIN DI RUANG PERINATOLOGI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Bayi/Keluarga
Nama Bayi : By. K
Tanggal masuk : 29 Oktober 2015
Tanggal pengkajian : 30 Oktober 2015
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir/Usia : Bukittinggi 23 Oktober 2015/ 7 hari
BBS/PB : 2860 gr/48 cm
Apgar Score : 7/8
Anak ke : 1
Nama ayah : Tn. M
Pekerjaan ayah : Satpol PP
Pendidikan ayah : S1
Nama ibu : Ny. K
Pendidikan ibu : S2
Alamat : Kubu Tanjung
Diagnosa medis : Hiperbilirubin
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan anaknya kuning pada usia 3 hari seteah
melahirkan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
By. K masuk Rumah Sakit dengan kiriman dari RSI Ibnu Sina
Bukittinggi dengan keluhan bayinya kuning pada hari ke 3 setelah
melahirkan. Ibu klien mengatakan pada saat anaknya lahir, anaknya tidak
langsung kuning, namun kuning itu terihat pada saat anaknya berusia 3
hari. Kuning pada anaknya pertama kali terlihat pada mata dan mukanya
kemudian kuningnya menyebar ke badan, tungkai dan lutut anaknya. Ibu
klien mengatakan pada waktu sebelum anaknya terjadi kuning anaknya
jarang menyusu pada ibu, daya hisap anaknya juga lemah, ibu juga
mengeluh waktu itu ASI nya hanya sedikit, ibu mengatakan dan berfikir
kuning pada anaknya terjadi karena anaknya jarang menyusui, karena
anaknya mengalami kuning ibu membawa anaknya berobat ke Rumah
Sakit Yarsi, namun karena tempat penuh akhirnya klien dirujuk ke
RSAM bukittinggi. Ibu juga mengatakan berat anaknya sewaktu lahir
yaitu 3000gr dan panjang badan anaknya 48 cm.
Selain itu ibu mengatakan karena anaknya kurang menyusui dan
daya hisap anaknya lemah serta ASI nya juga keluar sedikit, ibu juga
mengeluh karena anaknya kurang menyusui dan daya hisapnya lemah
anak jadi tampak lemas dan hanya tidur saja dan juga BAB dan BAK
anaknya juga tidak ada, dalam sehari hanya satu kali ganti popok, itupun
hanya sedikit. Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan dan kondisi
anaknya yang seperti ini bayinya yang kuning dan tidak mau menyusu.
3. Riwayat Ante Natal Care
a. Jumlah kunjungan
Ibu mengatakan selama hamil hampir tiap bulan melakukan
kunjungan ke Rumah Sakit dan Praktek dokter untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Kunjungan pertama dilakukan pada usia
kehamilan klien 2-3 bulan pertama. Kunjungan kedua dilakukan pada
usia kehamilan 3-6 bulan dan kunjungan ketiga sampai kelima dilakukan
pada usia kehamilan klien 7-9 bulan.
b. Bidan/Dokter
Ibu mengatakan jika melakukan pemeriksaan kehamilan biasanya
ke Rumah Sakit, dan Praktek dokter yang berada di Bukittinggi.
c. Pendidikan Kesehatan yang didapat
Ibu mengatakan selama melakukan kunjungan kehamilan selalu
mendapatkan pendidikan kesehatan terkait dengan kehamilannya berupa
gizi yang ditingkatkan ibu hamil, aktivitas yang dianjurkan dan tidak,
bagaimana kesahatan ibu dan kesehatan janinnya.
d. HPHT
Ibu mengatakan hari pertama hari terakhirnya pada tanggal 23
Januari 2015.
e. Kenaikan BB selama Hamil
Ibu mengatakan sebelum hamil BB 50 kg dan setelah hamil BB 59
kg, ibu mengatakan selama hamil mengalami kenaikan BB sebanyak 9
kg.
f. Komplikasi selama hamil
Ibu mengatakan selama ia hamil tidak memiliki komplikasi selama
hamil seperti mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, penyakit jantung
bawaan dan penyakit diabetes melistus. Selain itu selama hamil ibu juga
mengatakan tidak pernah mengalami demam dll.
g. Pengobatan yang didapat
Ibu mengatakan selama melakukan kunjungan kehamilan ibu
mendapatkan vitamin penambah darah yang ibu tau obatnya.
h. Riwayat Hospitalisasi
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah memiliki riwayat
dirawat di rumah sakit.
i. Kehamilan direncanakan/tidak
Ibu mengatakan ini merupakan anaknya yang pertama dan By. K
merupakan kehamilan yang direncanakan oleh ibu dan suaminya.
4. Riwayat persalinan
Ibu melahirkan dengan cara spontan dengan usia kehamilan cukup
bulan atau gravid aterm dan ibu melahirkan di Rumah Sakit Ibnu Sina
Bukittinggi tanggal 23 Oktober 2015, dan klien melahirkan jam 06.00 pagi
WIB. Sehingga lamanya persalinan tidak dapat dikaji.
5. Riwayat kelahiran
Klien melahirkan dengan cara spontan di RS Ibnu Sina Bukittinggi.
Lamanya kala II tidak dapat dikaji, selama ibu melahirkan ibu ada
mendapatkan obat-obatan, namun ibu tidak tau apa nama obatnya. Ibu
mengatakan BB anaknya saat lahir 3000 gr dan PB 48 cm, anus ada dan
ketuban jernih.
6. Riwayat Postnatal
By.K bernafas dengan cara spontan dan tidak ada penggunaan usaha
nafas dengan bantuan. By.K juga tidak ada mengalami trauma pada jalan
lahir. By. K saat ini hanya sedang melakukan fototerapi karena mengalami
ikterus.
7. Riwayat sosial
a. Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= klien
b. Budaya
Ibu klien mengatakan mempunyai budaya mingakabau, suku yang
dianutnya suku minang dan agama yang dianut klien agama islam.
Bahasa yang digunakan klien yaitu bahasa ibu atau bahasa minang
c. Perencanaan makan bayi
Ibu klien mengatakan perencanaan mengenai makan anaknya,
bahwa ibu mengatakan akan memberikan anaknya ASI Ekslusif tanpa
makanan pendamping sampai umur 6 bulan, kemudian saat umur 6 bulan
sampai dengan 1 tahun diberi ASI ditambah dengan bubur. Saat umur 1
tahun sampai 2 tahun diberi ASI dengan nasi tim, dan setelah itu bayi
baru diberi nasi saja.
d. Problem sosial yang penting
Ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada mengalami
perbedaan bahasa. Mempunyai dukungan keluarga yang baik dan
lingkungan rumah yang memadai.
e. Hubungan orang tua dan bayi
Ibu Tingkah laku AyahBayi rawat gabung dengan ibu jadi ibu
selalu bisa menyentuh anaknya kapanpun
namun karena anaknya difototerapi ibu jadi
agak sedikit khawatir dengan anaknya
Menyentuh
Setiap berkunjung ayah selalu menyentuh
bayinya, orang tua bayi sama-sama
terihat cemas dan khawatir dengan
anaknya
Ibu selalu memeluk anaknya jika anaknya
menyusui jika anaknya sedang disinar ibu tidak
bisa dan hanya bisa melihat anaknya
Memeluk Setiap berkunjung ayah selalu memeluk
bayinya dan menggendong
bayinya, apa yang dirasakan ibu bayi
juga dirasakan ayah bayi yaitu khawatir
dengan anaknya yang
disinarIbu selalu mengajak bayinya berbicara
ketika bayinya tidak disinar
BerbicaraSetiap berkunjung
ayah selalu mengajak bayinya berbicara
Ibu rawat gabung dengan anaknya, namun ibu cemas anaknya disinar
Berkunjung
Ayah selalu mengunjungi bayinya
setiap 2 atau 3 jam sekali
Ibu selalu memanggil nama anaknya ketika
memelukanaknya atau menyentuh anaknya
Memanggil nama
Setiap berkunjung ayah selalu
memanggil nama anaknya
Ibu selalu kontak mata dengan anaknya
Kontak mata
Setiap berkunjung ayah selalu menatap anaknya atau selalu kontak mata dengan
anaknya
Orang tua bayi berespon terhadap penyakit yang dialami anaknya
yaitu orang tua bayi terihat cemas dan khawatir dengan keadaan anaknya
yang terihat kuning diusianya yang baru 3 hari dan diusia anaknya yang
baru tiga hari bayinya sudah disinar, sedangkan bayi yang lain tidak
disinar. Ibu khawatir dengan keadaan anaknya dan sering bertanya
tentang tindakan yang diberikan oleh perawat. Selain itu reaksi
hospitalisasi yang dilakukan oleh ibu untuk membuat bayinya nyaman
dan tenang, setiap ibu ada waktu untuk dekat dengan bayinya ibu selalu
memeluk anaknya, menatap anaknya, menyentuh anaknya dan
memanggil anaknya seperti ketika anaknya menyusui, yang ibu lakukan
untuk hanya untuk membuat anaknya nyaman. Ibu khawatir dengan
anaknya karena By K merupakan anaknya yang pertama.
a) Data tambahan berupa reflek-reflek pada bayi :
- Rooting : reflek rooting ada namun pada By.K masih lemah, hal ini
terlihat saat diberi rangsangan dipipi bayi hanya sedikit menolehkan
kepala dan tidak membuka mulutnya
- Suching : reflek suching bayi ada namun lemah pada by.k yang
mengalami hiperbilirubin
- Moro : reflek moro bayi ada namun masih lemah, saat diberikan
rangsangan atau digeser tempat tidurnya bayi tidak kaget,masih enak
tidurnya.
8. Pemeriksaan fisik neonatus
Keadaan umum : bayi K tampak lemah dan letih
Kesadaran : compos mentis
BBL : 3000 gr
BBS : 2860 gr
PB : 48 cm
TTV : N=150x/i S= 36,8 derjat P=54x/i
a. Reflek
a) Reflek moro bayi ada, namun pada By.k refleknya lemah, saat diberi
rangsangan bayi reaksi kagetnya hanya sedikit
b) Reflek menggenggam By.K ada, saat diselipkan telunjuk tangan bayi
ada menggenggam tapi hanya lemah
c) Reflek menghisap ada, namun pada By.K reflek menghisapnya lemah
hal ini terbukti anaknya jika menyusui hanya sebentar-sebentar.
b. Tonus/aktifitas : ada kekuatan penuh atau kuat
c. Sistem integumen/Kulit (pemeriksaan fokus)
Inspeksi
Kulit tampak terlihat kuning pada kepala
Tampak sklera bewarna kuning pada mata
Kulit tampak terlihat kuning pada leher
Kulit tampak terlihat kuning pada badan atas dan bawah,
Kulit tampak kuning pada lengan dan tungkai bawah utut
Ikterus grade IV/kremer IV
d. Kepala
Inspeksi
Penyebaran rambut bayi rata.
Fontanel anterior lunak
Sutura sagitalis tepat
Caput succedanum tidak ada
Caput cephalotoma tidak ada
Kepala terlihat kuning
Palpasi
Tidak ada benjolan
Tidak terdapat nyeri tekan
Tekstur rambut halus
e. Muka
Inspeksi
Wajah terlihat simetris
Muka terlihat kuning
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
f. Mata
Inspeksi
Palpebra tidak mengalami edema dan radang
Sclera terlihat ikterik kanan dan kiri
Conjungtiva tidak meradang dan tidak anemis kanan dan kiri
Pupil isokor kanan dan kiri
Mata simetris kanan dan kiri
Mata terlihat bersih kanan dan kiri
Gerakan bola mata sama kiri dan kanan
g. Hidung dan sinus
Inspeksi
Posisi hidung simetris tidak ada kelainan kongenital
Bentuk hidung normal, namun terlihat kuning
Keadaan septum cukup bersih
Tidak ada cairan atau sekret dihidung
h. Telinga
Inspeksi
Posisi telinga simetris kanan dan kiri
Ukuran bentuk telinga normal, sama kanan dan kiri
Aurikel normal namun terlihat kuning
Lubang telinga bersih, tidak ada serumen atau nanah
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan
i. Mulut
Inspeksi
Mukosa bibir kering
Mulut terlihat sedikit kuning
j. Leher
Inspeksi
Kelenjar tyroid tidak membesar
Kaku kuduk tidak ada
Leher terlihat kuning
k. Thorak dan pernafasan
Inspeksi
Bentuk dada terlihat simetris
Dada terlihat kuning
Irama pernafasan reguler
Pengembangan diwaktu bernafas sama disemua lapang paru
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Retraksi dinding dada tidak ada
Dada terlihat kuning
Palpasi
Tidak ada massa
Vocal fremitus pada bayi tidak terkaji
Pekusi
Sonor
Auskultasi
Vesikuler
l. Jantung
Inspeksi
Pembesaran jantung tidak terlihat
Ictus kordis tidak terlihat
Denyut apeks disela iga kelima
Palpasi
Ictus cordis tidak teraba
Perkusi
Redup
Auskultasi
Bunyi jantung I lup
Bunyi jantung II dup
Tidak ada bunyi jantung tambahan
m. Abdomen
Inspeksi
Abdomen terlihat kuning
Tidak terdapat luka pada abdomen
Tali pusat sudah lepas
Palpasi
Hepar tidak teraba
Lien tidak teraba
Nyeri tekan tidak ada
Perkusi
Tympani
n. Ekstermitas
Pergerakan kanan dan kiri masih lemah
Tonus otot tidak ada kekuatan penuh, lemah
Terlihat kuning pada daerah kakinya atau sampai dibawah dengkul
Ada gerakan bebas
Nadi perifer Keras Lemah Tidak adaBrakial kanan - -Brakial kiri - -Femoral kana - -Femoral kiri - -
o. Genitalia
Inspeksi
Genitalia terlihat bewarna kuning
Labia mayora sudah menutup labia minora
p. Anus
Paten
9. Pemeriksaan penunjang
No Tanggal
pemeriksaanChemistry Result
Analisis Jenis Hasil Normal
1 29 oktober 2015
Bilirubin total
22.9 mg/dl 0.0-1.0 Pada bilirubin total terdapat hasilnya yaitu 22.9 mg./dl, sedangkan nilai normal berkisar 0,0-1.0, hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan
pada bilirubin total
Bilirubin indirek
22.5 mg/dl 0.0-0.75 Pada bilirubin indirek terdapat hasilnya yaitu 22.5 mg/dl sedangkan nilai normalnya berkisar antara 0.0-0.75, hal ini menunjukkan biirubin indireknya tinggi
Bilirubin direk
0.4 mg/dl 0.0-0.25 Pada biirubin direk didapatkan hasil 0.4mg/dl, sedangkan nilai normalnya berkisar antara 0.0-0.25,ini menunjukkan nilai biirubin indireknya tinggi
2 02 november 2015
Bilirubin Direk
0.61 mg/dl 0.0-0.20 Pada bilirubin direk terdapat hasilnya yaitu 0.61 mg/dl sedangkan nilai normalnya berkisar antara 0.0-0.20, hal ini menunjukkan biirubin direknya tinggi
Bilirubin total
3.56mg/dl 0.0-1.23 Pada bilirubin total terdapat hasilnya yaitu 3.56 mg./dl, sedangkan nilai normal berkisar 0,0-1.23, hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan pada bilirubin total tapi dibandingkan dengan pemeriksaan tanggal 23 november, terjadi penurunan pada bilirubin total
10. Terapi
Bayi minum ASI dengan orang tuanya
11. Analisa data
No Data Patofisiologi Masalah 1 Ds :
- Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau menyusui
- Ibu klien mengatakan anaknya jika menyusu hanya sebentar
- Ibu klien mengatakan daya hisap anaknya lemah
Do :- Mukosa bibir bayi
terlihat kering
Hemogobin dipecah menjadi hem dan globin
Fe dan bilirubin tak terkonjugasi
Bilirubin tak terkonjugasi berikatan
dengan albumin
Masuk ke hati
Fungsi hati yang imatur
Hepar tidak dapat melakukan konjugasi
resiko defisit volume cairan
- Bayi terlihat lemah dan hanya tidur saja
- Reflek menghisap bayi kurang atau lemah
- Reflek rooting lemah
- TTV S: 36.8, N: 150x/i, P: 54x/i
- Ikterus grade IV- Intake : bayi
menyusui dengan ibu
- Output dalam 24 jam 10cc
- Diuresis 0.3 cc/kg BB/jam
- BB 2860 gr- bilirubin total
22.9mg/dl
Hiperbilirubin
Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi
Terjadi evaporasi pada kulit dan terjadinya peningkatan IWL
2 Ds :- ibu klien
mengatakan badan anaknya kuning mulai dari kepala sampai dengan kaki dibawah dengkul sejak bayinya umur 3 hari
- ibu klien mengatakan anaknya gelisah jika disinar,
Do :- Bayi tampak
sedang dalam menjalani proses fototerapi hari ke 2
- Bayi tampak gelisah dan agak sedikit rewel ketika disinar
- Bayi tampak kuning dari kepala sampai kaki dibawah
Hemogobin dipecah menjadi hem dan globin
Fe dan bilirubin tak terkonjugasi
Bilirubin tak terkonjugasi berikatan
dengan albumin
Masuk ke hati
Fungsi hati yang imatur
Hepar tidak dapat melakukan konjugasi
Hiperbilirubin
Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi
Terjadinya konjungtivitis,
kerusakan pada retina
Resiko cedera
dengkulnya- Ikterus Grade IV- TTV S: 36.8, N:
150x/i, P : 54x/i- BB 2800gr- Bilirubin total
22.9mg/dl
jika terpapar sinar dan kerusakan pada
genitalia
3 Ds :- Ibu kien
mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya yang tidak mau menyusu
- Ibu klien mengatakan khawatir dengan anaknya yang kuning dan terlihat lemah
- Ibu kien mengatakan khawatir dengan anaknya yang disinar dengan lampu yang terlalu terang
Do :- Ibu tampak gelisah
dan cemas dengan keadaam anaknya
- Bayi tampak dalam perawatan fototerapi hari ke 2
- Bayi kelihatan kuning dari kepala sampai kaki dibawah dengkul
- Ikterus grade IV/Kreme Grade IV
Hemogobin dipecah menjadi hem dan globin
Fe dan bilirubin tak terkonjugasi
Bilirubin tak terkonjugasi berikatan
dengan albumin
Masuk ke hati
Fungsi hati yang imatur
Hepar tidak dapat melakukan konjugasi
Hiperbilirubin
Ikterik pada kepala sampai dengan kaki
dibawah tungkai
Penangan dengan fototerapi
Ansietas
4 Ds : -Do :- Klien sedang dalam
perawatan ototerapi- Tubuh bayi terasa
hangat sangat disentuh karena
Hemogobin dipecah menjadi hem dan globin
Fe dan bilirubin tak terkonjugasi
Bilirubin tak
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh
terpajan dengan lingkungan yang panas
- Kulit kemerahan- Suhu tubuh naik
turun / tidak stabilKadang 36.5 derjat, kadang 37.5 derjat
- Pasien tampak gelisah
- Pasien ditelanjangi dibawah sinar fototerapi dan hanya memakai popok
terkonjugasi berikatan dengan albumin
Masuk ke hati
Fungsi hati yang imatur
Hepar tidak dapat melakukan konjugasi
Hiperbilirubin
Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi
Tubuh terpajan lingkungan yang
dingin, panas, sejuk dan hangat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat
dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL.
2. Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu
terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
3. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan hospitalisasi
4. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan
yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa NOC NIC1 Resiko deficit
volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL
NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status :
Food and Fluid IntakeKriteria Hasil : Mempertahankan urine
output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
Manajemen cairan Monitor intake
dan output setiap hari
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Ukur BB setiap hari
Ukur tanda-tanda vital klien
Kaji daya hisap bayi
Ukur adanya tanda-tanda dehidrasi
Dorong ibu untuk tetap menyusui bayinya meskipun ASI nya sedikit
Kolaborasi dengan dokter jika terjadi jika tanda cairan berlebih muncul
2 Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
NOC :Risk Control Safety BehaviourKriteria hasil : Klien terbebas dari
cedera Mengetahui faktor resiko
terjadinya cedera
NIC : Manajement Lingkungan Sediaan
lingkungan yang aman untuk pasien yaitu lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien yaitu meletakkan bayi
dibawah lampu dengan perlindungan mata dan kemaluan
Monitor temperatur aksila
Pantau intake dan output yang adekuat
Berikan penjelasan mengenai terapi yang sedang dilanai oleh klien
3 Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan hospitalisas
NOC :KontrolkecemasanKopingSetelah dilakukan asuhan selama……………klien kecemasan teratasidgn kriteria hasil:Klien mampu mengidentifikasidan mengungkapkan gejalacemasMengidentifikasi,mengungkapkan danmenunjukkan tehnik untukmengontol cemas
NIC : Anxiety reduction1. gunakan
pendekatan yang menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6. Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
4 Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
NIC Termoregulasi neonatusKriteria hasil Tidak memperlihatkan
berkeringat, menggigil atau merinding
Mempertahankan ttv dalam rentang normal
Melaporkan suhu yang nyaman
Menguraikan tindakan adaptif untuk meminimalkan fluktuasi suhu tubuh
Melaporkan tanda dan gejala awal hipotermia atau hipertermia
NIC : pengaturan suhu tubuh Monitor suhu
setiap 3 jam sekali
Monitor warna kulit
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
Ajarkan ibu untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dan serangan panas
Atur suhu ingkungan untuk kebutuhan pasien
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI
NoHari/
tanggal/jamDiagnosa
keperawatanImplementasi Evaluasi TTD
1 30/10/15Pukul 13.00
Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL
Melakukan implementasi mulai jam 09.00- 12.001. Memonitor
intake dan output setiap hari(jam 09.00 pagi, jam 12.00)
2. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Mengukur BB setiap hari
4. Mengukur tanda-tanda vital klien setiap 3 jam sekali
5. Mengkaji daya
Membuat evaluasi jam 13.00S : - Ibu mengatakan
anaknya sudah mau menyusi tapi masih kurang
- Ibu mengatakan anaknya jika menyusu hanya sebentar-sebentar
- Ibu mengatakan daya hisap anaknya masih lemah
O :- Mukosa bibir
bayi masih kering- Bayi masih
terlihat lemah- Refleks
menghisap bayi kurang,
hisap bayi6. Mengukur
adanya tanda-tanda dehidrasi
7. Mendorong ibu untuk tetap menyusui bayinya meskipun ASI nya sedikit
8. Kolaborasi dengan dokter jika terjadi jika tanda cairan berlebih muncul
- Jam 09.00 N = 158x/i, S = 36.8, RR = 47x/i
- Jam 12.00 N=162x/i, S=36.4, RR=53x/i
- Ikterus grade IV- Output 71cc- Diuresis 2.1
cc/kgbb/jam- BB : 2860A :- Masalah resiko
deficit volume cairan belum teratasi
P :- Implementasi
dilanjutkan 1-82 30/10/15
Pukul 13.30Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
Melakukan pengkajian jam 10.001. Menyediaan
lingkungan yang aman untuk pasien yaitu lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus fototerapi
2. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien yaitu meletakkan bayi dibawah lampu dengan perlindungan mata dan kemaluan
Membuat evalluasi jam 13.30S : - ibu klien
mengatakan badan anaknya masih kuning sejak 3 hari setelah melahirkan sampai dengan sekarang
- ibu klien mengatakan anaknya masih juga gelisah jika sedang disinar hari ke dua
O :- bayi tampak
dalam sedang menjalani fototerapi pada hari kedua
- bayi masih tampak sedikit rewel
- bayi masih terlihat kuning
- jam 09.00 S =
3. Memonitor temperatur aksila
4. Memantau intake dan output yang adekuat
5. Memberikan penjelasan mengenai terapi yang sedang dijalani oleh klien
36.8, N = 158x/i, P = 47x/i
- jam 12.00S: 36.4, RR: 53, N: 162x/i
- BB 2860 gr- Bilirubin total
22.9 mg/dl- Ikterus grade IVA :- Masalah resiko
cedera belum teratasi
P :- Implementasi
dilanjutkan semuanya 1-5
3 30/10/15Pukul 14.00
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan hospitalisas
Melakukan impementasi jam 10.301. Menggunakan
pendekatan yang menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
Membuat evaluasiS :- Ibu klien
mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya
- Ibu klien mengatakan khawatir dengan anaknya yang kuning
- Ibu kien mengatakan khawatir dengan anaknya yang disinar dengan lampu yang terlalu terang
O :- Ibu tampak
gelisah dan cemas dengan keadaam anaknya
- Bayi tampak dalam perawatan fototerapi hari ke 2
- Bayi kelihatan kuning dari kepala sampai kaki dibawah
prognosis6. Melibatkan
keluarga untuk mendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
dengkul- Ikterus grade
IV/Kreme Grade IV
A :- Masalah belum
teratasiP :- Implementasi
dilanjutan4 30/10/15
Pukul 14.00Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
Melakukan implementasi jam 14.001. Memonitor
suhu setiap 3 jam sekali
2. Memonitor warna kulit
3. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
4. Mengajarkan ibu untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dan serangan panas
5. Mengatur suhu ingkungan untuk kebutuhan pasien
Membuat evaluasi jam 14.00S : -O :- Bayi dalam
perawatan fototerapi hari kedua
- Tampak seluruh tubuh bayi ditelanjangi hanya mata dan alat genitaia yang ditutupi
- Tubuh bayi hangat saat disentuh
- Kulit agak sedikit kemerahan
- Pasien tampak gelisah
- Suhu 37.8 derjat jam 9.
A : - masalah resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh belum teratasi
P :- impementasi
dianjutkan 1-5
5 31/10/2015Pukul 19.00
Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai
Melakukan implementasi mulai jam 19.00-08.00
Membuat evaluasi jam 22.00S : - Ibu mengatakan
dengan adanya evaporasi akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL
1. Memonitor intake dan output setiap hari(jam 21.00 pagi, jam 06.00)
2. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Mengukur BB setiap hari
4. Mengukur tanda-tanda vital klien setiap 3 jam sekali
5. Mengkaji daya hisap bayi
6. Mengukur adanya tanda-tanda dehidrasi
7. Mendorong ibu untuk tetap menyusui bayinya meskipun ASI nya sedikit
8. Kolaborasi dengan dokter jika terjadi jika tanda cairan berlebih muncul
anaknya sudah muai mau menyusu meskipun masih kurang
- Ibu mengatakan anaknya jika menyusi hanya sebentar-sebentar
- Ibu mengatakan daya hisap anaknya ada namun tidak teralalu kuat
O :- Mukosa bibir
bayi masih agak kering
- Bayi masih terlihat lemah
- Refleks menghisap bayi kurang,
- Jam 21.00 N = 158x/i, S = 37.8, RR = 47x/i
- Jam 00.00 N=152x/i, S=37.5, RR=48x/i
- Ikterus grade IV- Output 110 cc- Diuresis 3.2
cc/kgbb/jam- BB : 2860A :- Masalah resiko
deficit volume cairan belum teratasi
P :- Implementasi
dilanjutkan 1-86 31/10/2015
Pukul 19.00Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor
Melakukan pengkajian jam 19.001. Menyediaan
lingkungan
Membuat evalluasi jam 13.30S : - ibu klien
mengatakan badan
resiko eksternal yaitu terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
yang aman untuk pasien yaitu lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus fototerapi
2. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien yaitu meletakkan bayi dibawah lampu dengan perlindungan mata dan kemaluan
3. Memonitor temperatur aksila
4. Memantau intake dan output yang adekuat
5. Memberikan penjelasan mengenai terapi yang sedang dijalani oleh klien
anaknya masih kuning meskipun sudah difototterapi
- ibu klien mengatakan anaknya masih juga gelisah jika sedang disinar hari ke dua
O :- bayi tampak
dalam sedang menjalani fototerapi pada hari ketiga
- bayi masih tampak sedikit rewel
- bayi masih terlihat kuning
- jam 21.00 S = 37.8, N = 158x/i, P = 47x/i
- jam 00.00S: 37.5, RR: 48, N: 152x/i
- BB 2860 gr- Bilirubin total
22.9 mg/dl- Ikterus grade IVA :- Masalah resiko
cedera belum teratasi
P :- Implementasi
dilanjutkan semuanya 1-5
7 31/10/2015Pukul 19.00
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan hospitalisas
Melakukan impementasi jam 20.30 1. Menggunakan
pendekatan yang menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan
Membuat evaluasi 22.00S :- Ibu klien masih
mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya
- Ibu klien mengatakan khawatir dengan
terhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6. Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
anaknya yang kuning
- Ibu kien mengatakan khawatir dengan anaknya yang disinar dengan lampu yang terlalu terang
O :- Ibu tampak
gelisah dan cemas dengan keadaam anaknya
- Bayi tampak dalam perawatan fototerapi hari ke 3
- Bayi kelihatan kuning dari kepala sampai kaki dibawah dengkul
- Ikterus grade IV/Kreme Grade IV
A :- Masalah belum
teratasiP :- Intervensi
dilanjutkan 1-78 31/10/15
Pukul 19.00Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
Melakukan implementasi jam 21.001. Memonitor
suhu setiap 3 jam sekali (jam 21.00, jam 24.00)
2. Memonitor warna kulit
3. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
4. Mengajarkan ibu untuk
Membuat evaluasi jam 22.00S : -O :- Bayi dalam
perawatan fototerapi hari kedua
- seluruh tubuh bayi ditelanjangi hanya mata dan alat genitaia yang ditutupi
- bayi masih terlihat ikterus
- Tubuh bayi
mencegah terjadinya kehilangan panas dan serangan panas
5. Mengatur suhu ingkungan untuk kebutuhan pasien
hangat saat disentuh
- Kulit agak sedikit kemerahan
- Pasien tampak gelisah
- Suhu 37.8 derjat jam 9.
A :- Masalah resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh belum teratasi
P- Implementasi
dilanjutkan 1-5
9 01/11/2015Pukul 09.00
Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL
Melakukan implementasi mulai jam 10.001. Memonitor
intake dan output setiap hari(jam 09.00 pagi, jam 13.00)
2. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Mengukur BB setiap hari
4. Mengukur tanda-tanda vital klien setiap 3 jam sekali
5. Mengkaji daya hisap bayi
6. Mengukur adanya tanda-tanda dehidrasi
7. Mendorong ibu untuk tetap
Membuat evaluasi jam 13.00S : - Ibu mengatakan
anaknya sudah muai mau menyusu dengan ibunya
- Ibu mengatakan anaknya jika menyusi anaknya sudak mulai ebih sering dari biasanya,minimal 1x2 jam
O :- Mukosa bibir
bayi mulai embab- Refleks
menghisap bayi ada
- Jam 09.00 N = 158x/i, S = 37.8, RR = 47x/i
- Jam 00.00 N=152x/i, S=37.5, RR=48x/i
- Ikterus grade IV
menyusui bayinya meskipun ASI nya sedikit
8. Kolaborasi dengan dokter jika terjadi jika tanda cairan berlebih muncul
- Output 128 cc- Diuresis 3.6
cc/kgbb/jam- BB : 2920A :- Masalah resiko
deficit volume cairan setengah teratasi
P :- Implementasi
dilanjutkan 1-810 01/11/2015
Pukul 09.00Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
Melakukan pengkajian jam 19.006. Menyediaan
lingkungan yang aman untuk pasien yaitu lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus fototerapi
7. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien yaitu meletakkan bayi dibawah lampu dengan perlindungan mata dan kemaluan
8. Memonitor temperatur aksila
9. Memantau intake dan output yang adekuat
10. Memberik
Membuat evaluasi jam 13.30S : - ibu klien
mengatakan badan anaknya masih kuning meskipun sudah difototterapi
- ibu klien mengatakan anaknya masih juga gelisah jika sedang disinar hari ke dua
O :- bayi tampak
dalam sedang menjalani fototerapi pada hari ke-4
- bayi udah muai tenang dan terbiasa
- bayi masih terlihat kuning
- jam 09.00 S = 36.8, N = 148x/i, P = 52x/i
- jam 12.00 S: 36.5, RR: 48, N: 151x/i
- BB 2860 gr- Bilirubin total
22.9 mg/dl- Ikterus grade
III/Kremer derjat
an penjelasan mengenai terapi yang sedang dijalani oleh klien
IIIA :- Masalah resiko
cedera belum teratasi
P- Impementasi
masih dilanjutkan dan peru pemantauan1-5
11 01/11/2015Pukul 09.00
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan hospitalisas
Melakukan impementasi jam 11.00 1. Menggunakan
pendekatan yang menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6. Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien
7. Menginstruksikan pada
Membuat evaluasi 13.00S :- Ibu klien
mengatakan cemasnya sudah muai berkurang dan kekhawatiran terhadap anaknya karena ibu mengatakan sudah mulai mengerti dengan kondisi anaknya
- Ibu klien mengatakan kuning pada anaknya sudah mulai agak berkurang
- Ibu kien mengatakan sudah bisa menerima keadaan jika anaknya diberi pengobatan seperti itu meskipun masih was-was
O :- Gelisah pada ibu
tampak mulai berkurang
- Ibu mulai kelihatan tenang
- Ibu lebih fokus terhadap
pasien untuk menggunakan tehnik
kesehatan bayinya
- Bayi tampak dalam perawatan fototerapi hari ke 4
- Kuning pada bayi sudah berkurang hanya terlihat dari kepala sampai pahanya
- Ikterus grade III/Kremer Grade III
A : masalah cemas setengah teratasi P : Implementasi Masih dilanjutkan 1-7 dan perlu pengawasan
12 01/11/2015Pukul 09.00
Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
Melakukan implementasi jam 11,001. Memonitor
suhu setiap 3 jam sekali (jam 21.00, jam 24.00)
2. Memonitor warna kulit
3. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
4. Mengajarkan ibu untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dan serangan panas
5. Mengatur suhu ingkungan untuk kebutuhan pasien
Membuat evaluasi jam 13.00S : -O :- Bayi dalam
perawatan fototerapi hari keempat
- seluruh tubuh bayi ditelanjangi hanya mata dan alat genitaia yang ditutupi
- bayi masih terlihat ikterus namun muai berkurang
- Tubuh bayi sudah hangat seperti biasa
- Kemerahan pada kuit mulai berkurang
- Suhu 36.8 derjat jam 9. Dan 36,5 jam 12.00
A :- Masalah resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh teratasi sebagian
P- Impementasi
masih dilanjutkan dan dipertahankan
13 02/11/15Pukul 10.00
Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL
Melakukan implementasi mulai jam 10.001. Memonitor
intake dan output setiap hari(jam 09.00 pagi, jam 13.00)
2. Mempertahankan catatan intake dan output yang akurat
3. Mengukur BB setiap hari
4. Mengukur tanda-tanda vital klien setiap 3 jam sekali
5. Mengkaji daya hisap bayi
6. Mengukur adanya tanda-tanda dehidrasi
7. Mendorong ibu untuk tetap menyusui bayinya meskipun ASI nya sedikit
8. Kolaborasi dengan dokter jika terjadi jika tanda cairan berlebih muncul
Membuat evaluasi jam 13.00S : - Ibu mengatakan
anaknya sudah mau menyusu
- Ibu mengatakan jika menyusui anaknya sudah ama dan lebih sering
- Ibu mengatakan daya hisap anaknya sudah kuat
O :- Mukosa bibir
bayi lembab- Refleks
menghisap bayi ada
- Jam 09.00 N = 150x/i, S = 36.6, RR = 50x/i
- Jam 12.00 N=148x/i, S=37 RR=52x/i
- Ikterus grade III- Output 135 cc- Diuresis 3.8
cc/kgbb/jam- BB : 2940- Bilirubin direk
0.61- Bilirubin total
3.56A :- Masalah resiko
deficit volume
cairan teratasi dan pasien dibolehkan pulang
P :- Implementasi
dihentikan14 02/11/15
Pukul 10.00Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
Melakukan pengkajian jam 10.001. Menyediaan
lingkungan yang aman untuk pasien yaitu lindungi mata bayi dengan penutup mata khusus fototerapi
2. Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien yaitu meletakkan bayi dibawah lampu dengan perlindungan mata dan kemaluan
3. Memonitor temperatur aksila
4. Memantau intake dan output yang adekuat
5. Memberikan penjelasan mengenai terapi yang sedang dijalani oleh klien
Membuat evaluasi jam 13.00S : - ibu klien
mengatakan badan anaknya sudah tidak terihat kuning lagi
- ibu klien mengatakan anaknya sudah muai membaik keadaannya, tidak geisah dan tidak rewel lagi
O :- bayi sudah tidak
menjalani fototerapi lagi
- bayi sudah mulai tenang dan tidak rewe
- bayi sudah tidak terlihat kuning, meskipun terlihat hanya sedikit
- Jam 09.00 N = 150x/i, S = 36.6, RR = 50x/i
- Jam 12.00 N=148x/i, S=37 RR=52x/i
- BB 2940 gr- Bilirubin total
3.56 mg/dl- Ikterus grade
III/Kremer derjat III
A :- Masalah resiko
cedera teratasi
P- Impementasi
dihentikan dan pasien rencana pulang
15 02/11/15Pukul 10.00
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan hospitalisas
Melakukan impementasi jam 11.00 1. Menggunakan
pendekatan yang menenangkan
2. Menyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
3. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
4. Menemani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
5. Memberikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6. Melibatkan keluarga untuk mendampingi klien
7. Menginstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
Membuat evaluasi 13.00S :- Ibu mengatakan
sudah tidak khawatir agi dengan keadaan anaknya
- Ibu mengatakan anaknya sudah kembai sehat dan tidak kuning lagi
- Ibu kien mengatakan senang meihat kondisi anaknya yang sudah membaik
O :- Ibu sudah tidak
geisah lagi- Ibu sudah tampak
tenang dan rileks- Bayi sudah tidak
difototerapi lagi- Kuning pada bayi
sudah tidak begitu jelas terihat
- Ikterus grade III/Kremer Grade III
A- masalah cemas
teratasi P : Implementasi dihentikan dan pasien pulang
16 02/11/15Pukul 10.00
Resiko ketidakseimb
Melakukan implementasi
Membuat evaluasi jam 13.00
angan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
jam 11,001. Memonitor
suhu setiap 3 jam sekali (jam 21.00, jam 24.00)
2. Memonitor warna kulit
3. Meningkatkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat
4. Mengajarkan ibu untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dan serangan panas
5. Mengatur suhu ingkungan untuk kebutuhan pasien
S : -O :- Bayi sudah tidak
lagi difototerapi- Bayi sudah
dibedong dikasih baju dan digendong oleh ibu bayi
- Suhu tubuh bayi sudah normal kembali
- Kuit tidak kemerahan
- Jam 09.00 N = 150x/i, S = 36.6, RR = 50x/i
- Jam 12.00 N=148x/i, S=37 RR=52x/i
A :- Masalah resiko
ketidakseimbangan suhu tubuh teratasi
P- Impementasi
dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada pasien By.K dengan
Hiperbilirubin diruangan perinatologi RSUD Dr.Achmad Mochtar, pembahasan
ini sesuai dengan tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Asuhan keperawatan pada By. K dilaksananakan selama 3 hari, yaitu dari
tanggal 30 oktober s/d 1 november 2015. Dalam hal ini penulis berperan sebagai
perawat pelaksana asuhan keperawatan dan kerja sama dengan tim kesehatan
lainnya.
Adapun uraian pembahasan mengenai asuhan keperawatan yang telah
diberikan kepada pasien adalah :
A. Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian pasien dengan hiperbilirubin dimana pada
tinjauan teoritisnya yaitu terdapat kulit bewarna kuning sampai jingga, sklera
ikterik, pasien tampak lemah, nafsu makan menurun dan reflek menghisap
lemah dll. Pada kasus juga ditemukan hal seperti itu yaitu bayinya tampak
kuning namun tidak sampai jingga, kuning hanya sampai tungkai dibawah
dengkul, sklera ikterik, dan reflek menyusu yang kurang.
Pembagian ikterus pada neonatus secara teori ada yang disebut dengan
ikterus fisiologis dan ikterik patologis. Ikterik fisiologis atau yang disebut
dengan ikterus neonatorum yang timbul pada hari ke-2 dan ke-3 dan
menghiang pada akhir minggu pertama selambat-ambatnya 10 hari pertama
seteah lahir. Sedangkan ikterik patologis yaitu ikterik yang timbul dalam 24
jam pertama dan menetap sesudah 2 minggu pertama. Pada kasus, kelompok
menemukan ikterik yang terjadi pada By,K yaitu ikterik fisiologis, yang mana
ikteriknya timbul setelah 3 hari pasca melahirkan, dimana kasus ini sesuai
dengan teori yang ada yaitu hiperbiirubin fisiologis yang terjadi pada hari ke 2
sampai ke 5 setelah melahirkan dan di kasus klien terjadi ikterus pada hari ke-3
sesuai dengan rentang ikterus fisiologik yaitu hari ke 2 sampai ke 5.
B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang terdapat di landasan teoritis adalah
a. Defisit volume cairan akibat efek samping fototerapi berhubungan dengan
pemaparan sinar dengan intensitas tinggi.
b. Resiko terjadinya gangguan termoregulasi akibat efek fototerapi dengan
peningkatan mekanisme regulasi tubuh
c. Resiko tinggi cedera akibat akibat tindakan fototerapi.
d. Gangguan parenting akibat adanya pemisahan keluarga karena fototerapi
Berdasarkan landasan teoritis pada pasien dengan hiperbilirubinemia
terdapat empat diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien
tersebut. Pada kasus penulis hanya menemukan tiga diagnosa keperawatan,
yaitu :
a. Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat
dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL.
b. Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu
terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan hospitalisasi
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan
yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
Dari diagnosa secara teoritis dan diagnosa kasus, terdapat perbedaan
antara diagnosa terakhir yang mana diagnosa terakhir diteori muncul gangguan
parenting sedang kan pada kasus tidak muncul dan yang muncul hanya
diagnosa cemas hal ini terjadi karena secara teori bayi yang mengalami
hiperbilirubin salah satu penataaksanaan nya adalah fototerapi, karena adanya
fototerapi orang tua dan bayi menjadi terpisah, namun pada kasus gangguan
parenting tidak ditemukan, dikarenakan bayi dan ibu rawat gabung, sehingga
ibu bisa saja kapanpun ingin menyentuh, memeluk, mengajak bicara dan
menatap bayinya namun meskipun gangguan parenting ibu tidak muncul
dikasus, diagnosa cemas ditegakkan karena respon dari ibu mengenai
perawatan anaknya mengatakan ibu terlihat cemas dengan kondisi anaknya
dikarenakan ini merupakan anak pertamanya dan ibu belum mempunyai
pengalaman mengenai bayi baru ahir jadi ibu khawatir dengan kondisi anaknya
C. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada kasus didasarkan pada prioritas masalah yang
sebelumnya telah dilakukan setelah pelaksanaan analisa data yang antara lain
a) Prioritas tertinggi diberikan kepada masalah kesehatan yang mengancam
keselamatan/kehidupan pasien antara lain
1) Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi
akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL.
2) Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu
terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
3) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan hospitalisasi
4) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu
lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya
fototerapi
b) Prioritas masalah juga disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dasar manusia
menurut hirarki maslow.
D. Tahap Pelaksanaan
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan disesuaikan dengan masalah
yang dihadapi pasien sehingga masalah tersebut dengan mudah dapat diatasi.
Secara garis besar, tindakan yang diberikan pada pasien antara lain :
1) Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi akibat
dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL.
2) Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu
terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi
3) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan hospitalisasi
4) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu lingkungan
yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
E. Tahap Evaluasi
Adapun hasil evaluasi terhadap tindakan keperawatan dapat dikatakan
bahwa ketiga diagnosa keperawatan dapat diantara :
a. Resiko deficit volume cairan tubuh ditandai dengan adanya evaporasi
akibat dari adanya fototerapi dan peningkatan IWL teratasi
b. Resiko cedera ditandai dengan adanya faktor resiko eksternal yaitu
terpaparnya oleh efek radiasi fototerapi teratasi
c. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakit
dan hospitalisasi teratasi
d. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh akibat dari terpajan suhu
lingkungan yang dingin, sejuk, panas dan hangat karena adanya fototerapi
teratasi
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum
(hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat
menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002)
b. Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek
pathologis. (Markum, 1991:314)
c. Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan dimana kadar bilirubin serum
total yang lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan
ikterus pada kulit, sclera dan organ lain. Keadaan ini mempunyai potensi
meningkatkan kern ikterus yaitu keadaan kerusakan pada otak akibat
perlengketan kadar bilirubin pada otak.
B. SARAN
Dalam mencapai penyembuhan tujuan penyembuhan yang optimal serta
terwujudnya asuhan keperawatan yang efetif pada setiap pasien, maka kami
menyarankan :
a. Bagi Institusi Pendidikan
Supaya lebih meningkatkan kualitas mutu pendidikan dalam
memberikan teori asuhan keperawatan agar mahasiswa lebih mampu dan
memahami dalam melakukan asuhan keperawatan serta dapat mengatasi
permasalahaan pasien secara benar dan tepat.
b. Bagi Penulis
Dalam melakukan asuhan keperawatan ini penulis banyak kekurangan
sehingga diharapkan tidak terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan
selanjutnya. Maka :
1) Dalam pengkajian dengan menggunakan komunikasi terapeutik dapat
membina hubungan saling percaya sehingga pengkajian dapat dengan
mudah dilakukan.
2) Dalam menentukan diagnosa keperawatan yang utama hendaknya
disusun sesuai dengan priorotas keperawatan yang mencakup PES
(Problem Etiologi Symptom).
3) Dalam pembuatan perencanaan keperawatan harus disesuaikan dengan
masalah dan kebutuhan pasien serta diberikan cara pencegahan,
pengobatan, dan dilakukan rehabilitasi.
4) Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, lakukan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar menurut teori Maslow.
5) Evaluasi sebaiknya dilakukan setiap hari untuk mengetahui
perkembangan pasien dan apakah masalah dapat teratasi atau tidak.
6) Pendonkumnetasian harus dilaksanakan dengna baik dan benar sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang diberikan.
7) Dalam peningkatan keperawatan ini pasien dibekali dengna perawatan
secara mandiri agar pasien dapat melakukan perawatan di rumah scara
mandiri.
c. Bagi Rumah Sakit
Lebih memberikan bimbingan belajar kepada mahasiswa yang
sedang praktek dilapangan.
C. DUKUNGAN DAN HAMBATAN
Keberhasilan penulis dalam mencapai tujuan keperawatan tidak lepas
dari faktor pendukung yang ada selama melakukan asuhan keperawatan,
diantaranta adalah :
1. Kepercayaan yang diberikan oleh perawat kepada penyusun untuk
melakukan perawatan pada pasien selama 35 menit.
2. Kepercayaan pasien terhadap kemampuan pereawat dan sikap kooperatif
dari pasien selama tindakan keperawatan.
3. Bimbingna oleh dosen, perawat dan penguji yang sangat membantu dalam
keefektifan prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan.
Sedangkan faktor penghambat keberhasilan tindakan keperawatan yang
dihadapi penyusun adalah :
1. Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penyusun tentang
penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien.
2. Kurang teliti dalam melakukan pengkajian dan menganalisa data untuk
memastikan intervensi yang sesuai dengan keutuhan pasien.
3. Kuranag mendalami dalam melakukan pengkajian terhadap pasien
mengenai psikologis dan tingkat pengetahuan tentang operasi.
4. Keterbatasan pengetahuan tentang cara pendonkumentasian tindakan
keperawatan yang benar dan tepat.