Upload
ngohanh
View
285
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar
penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang
dibahas dalam bab kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya: desain penelitian, populasi dan sampel,
variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
instrumen, teknik pengumpulan data, teknik analisa data dan prosedur penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan ialah desain korelasional. Desain
korelasional berusaha untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih
Penelitian korelasional digunakan untuk membantu menjelaskan perilaku penting
manusia atau memprediksi kemungkinan akibat (Fraenkel, Wallen & Hyun,
2012).
B. Populasi dan Sampel
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi PR UNPAD. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience
sampling. Convenience sample berisi sekelompok individu yang tersedia untuk
diteliti (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012). Karakteristik sampel dalam penelitian
ini adalah Mahasiswa Prodi PR yang masih aktif berdasarkan data Sub Bagian
Akademik Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) UNPAD. Prodi PR UNPAD dipilih
karena memiliki kekhasan dalam kurikulum (teori dan praktek) serta mata kuliah
khas PR yang bertujuan membentuk kualifikasi PR handal yang memiliki skill
(keahlian), knowledge (pengetahuan), abilities (kemampuan) dan qualities
(kualitas).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, dapat
diketahui bahwa mahasiswa Prodi PR yang dapat dijadikan sampel penelitian
34
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
adalah mahasiswa angkatan 2013-2015. Jumlah sampel yang diambil
menggunakan rumus Slovin (1960) sebagai berikut (Sevilla dkk, 2006):
𝑛 =N
1 + N𝛼2
Keterangan :
n = Sampel
N = Jumlah populasi
α = Taraf signifikansi (0,05)
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah mahasiswa Prodi PR UNPAD
angkatan 2013-2015 sebanyak 278 orang. Perhitungan jumlah sampel minimal
dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
𝑛 =278
1+278 (0,052) = 164,011= 164 orang
Sehingga jumlah sampel secara keseluruhan sebanyak 164 orang. Berikut ini
perhitungan ukuran sampel berdasarkan angkatan:
Tabel 3.1
Penentuan Ukuran Sampel
Angkatan Jumlah
Populasi
Persentase Ukuran Sampel
Perhitungan Pembulatan
2013 166 59,71% 59,71%x164= 97,93 98 Orang
2014 54 19,42% 19,42%x164= 31,85 32 Orang
2015 58 20,86 20,86%x164=34,21 34 Orang
Jumlah 278 100% Jumlah 164 Orang
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui ukuran sampel untuk angkatan
2013 sebanyak 98 orang, angkatan 2014 sebanyak 32 orang, dan angkatan 2015
sebanyak 34 orang.
35
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Variabel dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu tipe kepribadian sebagai
variabel X dan public speaking anxiety sebagai variabel Y. Dalam rangka
memberikan arah kejelasan dalam penelitian, ada beberapa variabel yang perlu
didefinisikan secara operasional terlebih dahulu.
1) Tipe Kepribadian
Tipe kepribadian dalam penelitian ini adalah taksonomi kepribadian yang,
terdiri atas lima dimensi kepribadian yaitu, extraversion, agreeableness
conscientiousness, neuroticism dan openness to experience. Lima dimensi
tersebut didapatkan berdasarkan skor instrumen Big Five Inventory (BFI) yang
dikembangkan oleh John, Nauman & Soto (2008) dari Barkeley Personality
Lab, Barkeley University of California. Melalui BFI akan diketahui tipe
kepribadian mahasiswa Prodi PR UNPAD. Semakin tinggi skor mahasiswa
pada suatu dimensi, menunjukkan ia termasuk dalam tipe kepribadian tersebut.
2) Public Speaking Anxiety
Definisi operasional variabel public speaking anxiety menggunakan definisi
operasional dalam Personal Report of Public Speaking Anxiety (McCroskey,
1970) yaitu derajat ketakutan ataupun kepercayaan diri dalam situasi public
speaking. Melalui PRPSA akan diketahui tingkat public speaking anxiety yang
dialami mahasiswa prodi PR UNPAD. Semakin tinggi skor mahasiswa pada
instrumen PRPSA, menunjukkan semakin tinggi public speaking anxiety yang
dialami.
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Tipe Kepribadian
Instrumen penelitian yang menjadi alat ukur dalam pengumpulan data pada
penelitian ini adalah Big Five Inventory (BFI) (Reza, 2015) untuk mengukur
variabel tipe kepribadian dan Personal Report of Public Speaking Anxiety
(PRPSA) (McCroskey, 1970) untuk mengukur variabel public speaking anxiety.
36
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat 44 item pertanyaan dalam kuesioner BFI dan 34 item pertanyaan dalam
kuesioner PRPSA.
a) Spesifikasi Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tipe kepribadian adalah
Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh John, Nauman & Soto
(2008) dan diadaptasi oleh Reza (2015). Kuesioner BFI terdiri dari 44 iem
pernyataan yang diturunkan dari lima dimensi kepribadian yaitu
extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan openness
to experience. Kuesioner ini dibuat dengan skala Likert. Pernyataan
disajikan dalam kuesioner tipe kepribadian terdiri dari dua jenis
pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable.
Reliabilitas BFI menunjukkan nilai yang reliabel dengan koefisien
reliabilitas untuk, extraversion (0.659), agreeableness (0.691),
conscientiousness (0.772), neuroticism (0.812) dan openness to experience
(0.709) (Reza, 2015).
b) Pengisian instrumen
Pada setiap item terdapat lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS), Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas
pernyataan- pernyataan dengan memberikan tanda checklist pada salah
satu alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri
subjek. Sangat tidak setuju (STS) menunjukkan bahwa item tersebut
sangat tidak sesuai dengan keadaan diri, sementara semakin ke arah sangat
setuju (SS), maka item tersebut semakin menunjukkan kesesuaian dengan
keadaan diri.
c) Penyekoran
Penyekoran jawaban pada instrumen tipe kepribadian dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan
angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:
37
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner Tipe Kepribadian
Pilihan
Jawaban
Nilai Penyataan
Favorable Unfavorable
SS 5 1
S 4 2
N 3 3
TS 2 4
STS 1 5
2) Kategori skala pada instrument BFI dilakukan dengan cara membagi
skor tipe kepribadian yang diperoleh responden dengan skor maksimal
dari tipe kepribadian tersebut sehingga diketahui tipe kepribadian yang
dimiliki responden. Setelah diketahui proporsi nilai pada setiap tipe,
maka akan dilakukan perbandingan antar semua tipe. Nilai terbesar
yang dimiliki oleh subjek diantara lima tipe menunjukkan bahwa
subjek masuk ke dalam tipe tersebut. Rumus perhitungan untuk
kategorisasi skala kepribadian ini dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3
Proporsi Skala Tipe Kepribadian The Big Five
Proporsi skor
extraversion
= Skor 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑜𝑛 yang diperoleh responden
skor maksimal 𝑒𝑥𝑡𝑟𝑎𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑜𝑛 x100%
Proporsi skor
agreeableness
=Skor 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑎𝑏𝑙𝑒𝑛𝑒𝑠𝑠 yang diperoleh responden
skor maksimal 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑒𝑎𝑏𝑙𝑒𝑛𝑒𝑠𝑠 x100%
Proporsi skor
conscientiousness
=Skor 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑐𝑖𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑢𝑠𝑛𝑒𝑠𝑠 yang diperoleh responden
skor maksimal 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑐𝑖𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑢𝑠𝑛𝑒𝑠𝑠 x100%
Proporsi skor
neuroticism
=Skor 𝑛𝑒𝑢𝑟𝑜𝑡𝑖𝑐𝑖𝑠𝑚 yang diperoleh responden
skor maksimal 𝑛𝑒𝑢𝑟𝑜𝑡𝑖𝑐𝑖𝑠𝑚 x100%
Proporsi skor openness to
experience
=Skor 𝑜𝑝𝑒𝑛𝑛𝑒𝑠𝑠 𝑡𝑜 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑟𝑖𝑒𝑛𝑐𝑒 yang diperoleh responden
skor maksimal 𝑜𝑝𝑒𝑛𝑛𝑒𝑠𝑠 𝑡𝑜 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑟𝑖𝑒𝑛𝑐𝑒𝑥100 %
38
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat
kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut
adalah kategorisasi untuk variabel tipe kepribadian
Tabel 3.4
Kategorisasi Tingkat Intensitas Tipe Kepribadian
Kategori Rumus Kategori Skala Nilai
Tinggi Z > 𝜇 + 1𝜎 Z > 1
Sedang 𝜇 − 1𝜎 ≤ Z ≤ 𝜇 + 1𝜎 (-1) ≤ Z ≤ 1
Rendah Z < 𝜇 − 1𝜎 Z < (-1)
Keterangan:
z : Skor z Subjek
𝜇 : Rata-rata baku (mean)
𝜎 : Standar deviasi
2. Instrumen Public Speaking Anxiety
a) Spesifikasi Instrumen
Pada awalnya pengukuran stage fright secara luas menggunakan
Personal Report of Confidence as a Speaker (PRCS) yang dikembangkan
oleh Gilkinson (1942). Terdapat sejumlah versi PRCS yang lebih singkat
yang paling umum digunakan dikembangkan oleh Paul (1966). Karena
PRCS menggunakan opsi benar-salah, maka McCroskey mengembangkan
alat ukur yang digunakan untuk mengukur public speaking anxiety yaitu
Personal Report of Public Speaking Anxiety (PRPSA). PRPSA
dikembangkan dengan mensubtitusi situasi public speaking untuk situasi tes
dalam instrumen yang digunakan oleh Emery dan Krumboltz untuk
mengukur tes kecemasan. PRSPA merupakan skala unidimensional yang
terdiri dari 34 item, 5 kategori, dibuat dengan tipe skala likert (McCroskey,
1970). Pernyataan disajikan dalam kuesioner public speaking anxiety terdiri
dari dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan favorable dan pernyataan
39
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
unfavorable. Estimasi reliabilitas PRPSA tinggi (α>0.90). Test-retest
reliability (0.84).
b) Pengisian Instrumen
Pada setiap item terdapat lima alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju
(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju
(STS), Kemudian subjek diminta untuk memberikan jawaban atas
pernyataan - pernyataan dengan memberikan tanda checklist pada salah satu
alternatif jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan diri subjek.
c) Penyekoran
Penyekoran jawaban pada instrumen public speaking anxiety dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Jawaban dari setiap pernyataan yang dipilih subjek dinilai dengan
angka sesuai dengan bobot nilai sebagai berikut:
Tabel 3.5
Sistem Penilaian Alternatif Jawaban Kuesioner
Public Speaking Anxiety
Pilihan
Jawaban
Nilai Penyataan
Favorable Unfavorable
SS 5 1
S 4 2
N 3 3
TS 2 4
STS 1 5
2) Menjumlahkan seluruh skor pada instrumen public speaking anxiety
yang diperoleh responden.
3) Menentukan mean dan standar deviasi yang kemudian dibuat
kategorisasi berdasarkan mean dan standar deviasi tersebut. Berikut
adalah kategorisasi untuk variabel public speaking anxiety.
40
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6
Kategorisasi Skala Public Speaking Anxiety
Kategori Rumus Kategori Skala Nilai
Tinggi Z > 𝜇 + 1𝜎 Z > 1
Sedang 𝜇 − 1𝜎 ≤ Z ≤ 𝜇 + 1𝜎 (-1) ≤ Z ≤ 1
Rendah Z < 𝜇 − 1𝜎 Z < (-1)
Keterangan:
z : Skor z Subjek
𝜇 : Rata-rata baku (mean)
𝜎 : Standar deviasi
E. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini berfokus pada alat ukur
public speaking anxiety karena pengembangan alat ukur tipe kepribadian telah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Reza, 2015). Peneliti menggunakan alat ukur
yang sudah ada, yaitu alat ukur yang berbahasa asing (Bahasa Inggris). Peneliti
melakukan modifikasi dan alih bahasa terhadap alat ukur tersebut.
1. Uji Validitas isi
Peneliti melakukan uji validitas isi dengan melakukan expert
judgement. Pertama, peneliti melakukan expert judgement pada ahli
bahasa yaitu Dr.Doddy Rusmono MLIS untuk mengalih bahasakan item-
item yang terdapat pada alat ukur tersebut. Kedua, peneliti juga melakukan
expert judgement terhadap dosen psikologi untuk memberikan penilaian
apakah masing-masing item telah sesuai dengan perilaku yang hendak
diungkap terhadap item-item yang digunakan dalam alat ukur. Dalam
penelitian ini expert judgement dilakukan oleh Dr.Tina Hayati Dahlan,
M.Pd., Psikolog.
41
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan dilakukan agar meminimalisasi kesalahan persepsi
mengenai kalimat yang digunakan. Hal ini penting karena kalimat yang
digunakan harus efektif, efisien dan mudah dimengerti oleh responden.
Peneliti melakukan uji keterbacaan pada tujuh orang mahasiswa tingkat
akhir Prodi PR UNPAD.
3. Pemilihan Item yang Layak
Setelah instrumen dinilai oleh para ahli, selanjutnya peneliti
melakukan uji coba instrumen kepada 171 mahasiswa UPI. Setelah
dilakukan skoring pada instrumen public speaking anxiety yang
diujicobakan, peneliti melakukan pemilihan item dengan corrected item-
total.
Corrected item-total adalah korelasi antara skor item dengan skor
total dari sisa item lainnya (Azwar, 2012). Item yang dipilih menjadi item
final adalah item yang memiliki korelasi item-total sama dengan atau lebih
besar dari 0,3 (Ihsan, 2013).
Analisis item dilakukan untuk mengetahui item mana saja yang
dapat membedakan antara jawaban responden satu dengan jawaban
responden yang lainnya. Berdasarkan hasil analisis item dapat diketahui
bahwa 34 item yang digunakan dapat dipertahankan.
4. Reliabilitas
Reliabiltas dalam sebuah penelitian menunjukkan sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hal tersebut ditunjukkan oleh
taraf konsistensi hasil pengukuran sekelompok subjek yang sama pada
beberapa kali pengukuran (Azwar, 2012). Reliabilitas dapat ditunjukkan
dari hasil perhitungan Alpha Cronbach (Ihsan, 2013). Berikut ini
merupakan pedoman untuk mengkategorikan koefisien reliabilitas yang
dibuat oleh Guilford (Silalahi, 2009).
42
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Pedoman Kategorisasi Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Interpretasi
0,90≤α≤1,00 Sangat Reliabel
0,70≤α≤0,90 Reliabel
0,40≤α≤0,70 Cukup Reliabel
0,20≤α≤40 Kurang Reliabel
≤0,20 Tidak Reliabel
Berdasarkan hasi uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui
memiliki Alpha Cronbach 0,930 yang artinya instrumen Personal Report
of Public Speaking Anxiety sangat reliabel sehingga dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner. Kuesioner atau angket adalah seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2011).
Kuesioner yang diberikan merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
adalah kuesioner yang pernyataannya diberikan dengan pilihan jawaban, sehingga
responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang
sudah disediakan (Siregar, 2013).
Kuesioner ini diberikan atau disebarkan kepada responden secara langsung
oleh peneliti. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama
berisi identitas responden, bagian kedua berisi alat ukur tipe kepribadian dan
bagian ketiga berisi alat ukur public speaking anxiety.
43
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data yang diambil
untuk kedua variabel berupa skala likert sehingga jenis data kedua variabel
berbentuk ordinal (Guilford dalam Ihsan 2013; Wilson, 2005). Karena jenis data
berbentuk ordinal maka uji korelasi yang digunakan adalah Spearman‘s Rho.
Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS 20.0. Setelah diketahui
korelasinya, maka langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan koefisien
korelasi. Koefisien korelasi merupakan angka yang menunjukkan tinggi atau
rendahnya hubungan antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi yang tinggi
menandakan besarnya hubungan diantara kedua variabel (Susetyo, 2014).
Kuat lemahnya hubungan antara dua variabel diperlihatkan oleh besarnya
harga mutlak koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati angka 0 berarti hubungan semakin lemah dan semakin koefisien
mendekati 1 berarti hubungan semakin kuat (Azwar, 2012). Interpretasi koefisien
korelasi dapat dilihat pada tabel berikut (Siregar, 2013).
Tabel 3.8
Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan
Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat lemah
0,20-0,399 Lemah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Selain menunjukkan kuat lemah hubungan antar variabel, koefisien korelasi
juga dapat digunakan untuk menentukan arah korelasi. Koefisien korelasi yang
bernilai positif menunjukkan hubungan searah yang memiliki arti jika skor pada
satu variabel tinggi maka skor pada variabel lainnya tinggi begitupula sebaliknya.
Apabila koefisien korelasi bernilai negatif menandakan hubungan berlawanan
44
Fitriani Syawalina, 2016 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PUBLIC SPEAKING ANXIETY MAHASISWA PRODI PUBLIC RELATIONS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
arah yang memiliki arti jika skor pada satu variabel tinggi maka varaiabel lainnya
memiliki skor rendah, begitu pula sebaliknya (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012).
H. Prosedur Penelitian
Tahapan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1. Menentukan masalah yang akan diteliti berdasarkan fenomena yang
terjadi di lingkungan sekitar.
2. Melakukan kajian literatur untuk mendapatkan teori yang mendukung
penelitian.
3. Melakukan studi pendahuluan terhadap mahasiswa prodi PR UNPAD.
4. Menyusun proposal penelitian.
5. Mengajukan permohonan izin penelitian.
6. Menyusun instrumen penelitian.
7. Melakukan uji validitas instrumen dengan expert judgement.
8. Melakukan uji coba instrumen.
b. Tahapan Pelaksanaan
1. Melakukan penyebaran kuesioner pada mahasiswa Prodi PR UNPAD.
2. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.
3. Melakukan pengolahan dan analisa data.
c. Tahap pelaporan
Menyusun laporan dari hasil penelitian dalam bentuk skripsi.