67
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kasus. PT.Supa Boga Lestari merupakan perusahaan yang mewaralabakan 99 Ranch Market dari Amerika Serikat ke Indonesia pada tahun 1997. Gerai pertama mereka dibangun pada tahun 1998, yang berlokasi di daerah kebon jeruk Jakarta Barat. Selang beberapa bulan dibuka, gerai mereka mengalami kehancuran akibat kerusuhan pada bulan Mei 1998. Dengan kehancuran ini, status 99 Ranch Market di Indonesia tidak lagi mengadopsi system murni waralaba, sehingga dikendalikan 100% oleh pemain local. 99 Ranch Market merupakan Supermarket premium yang menjual produk untuk kebutuhan sehari – hari seperti produk segar ( ikan, daging, sayuran dan buah – buahan ), produk tambahan makanan seperti kecap, Saos dan produk kebutuhan sehari – hari lainya seperti tissue, sabun, sikat gigi dan lain – lain. Di dalam kasus ini menceritakan mengenai perjalanan bisnis supermarket 99 Ranch Market di Indonesia dari tahun 1997 sampai tahun 2003. Garis waktu ini menceritakan tentang bagaimana 99 Ranch Market memiliki keinginan untuk memperluas pasar mereka dengan cara membuka cabang ke-3 di Jakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  • Upload
    phamnga

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kasus.

PT.Supa Boga Lestari merupakan perusahaan yang mewaralabakan 99 Ranch

Market dari Amerika Serikat ke Indonesia pada tahun 1997. Gerai pertama mereka

dibangun pada tahun 1998, yang berlokasi di daerah kebon jeruk Jakarta Barat.

Selang beberapa bulan dibuka, gerai mereka mengalami kehancuran akibat kerusuhan

pada bulan Mei 1998.

Dengan kehancuran ini, status 99 Ranch Market di Indonesia tidak lagi

mengadopsi system murni waralaba, sehingga dikendalikan 100% oleh pemain local.

99 Ranch Market merupakan Supermarket premium yang menjual produk untuk

kebutuhan sehari – hari seperti produk segar ( ikan, daging, sayuran dan buah –

buahan ), produk tambahan makanan seperti kecap, Saos dan produk kebutuhan

sehari – hari lainya seperti tissue, sabun, sikat gigi dan lain – lain.

Di dalam kasus ini menceritakan mengenai perjalanan bisnis supermarket 99

Ranch Market di Indonesia dari tahun 1997 sampai tahun 2003. Garis waktu ini

menceritakan tentang bagaimana 99 Ranch Market memiliki keinginan untuk

memperluas pasar mereka dengan cara membuka cabang ke-3 di Jakarta.

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  18

Bapak Nugroho selaku Presiden Direktur 99 Ranch Market menghadapi

dilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat,

menentukan konsep toko, dan memilih target pasar. Ketiga poin dilema ini

merupakan bahan presentasi utama beliau di depan seluruh direktur 99 Ranch Market.

4.1.1 Skenario Kasus.

Tahun 2002 merupakan tahun ke 5 bagi 99 Ranch Market dalam menjalankan

bisnis ritel modern pada kategori Supermarket. Kehadiran 99 Ranch Market dalam

pasar Indonesia khusus nya untuk daerah DKI Jakarta diterima cukup baik oleh

masyarakat kelas premium, saat ini 99 Ranch Market baru memiliki 2 gerai

supermarket berlokasi di daerah Kebon Jeruk Jakarta Barat dan Pondok Indah Jakarta

Selatan.

Nugroho selaku Presiden Direktur 99 Ranch Market Indonesia berkeinginan

untuk memperluas pasar 99 Ranch Market yakni dengan membuka cabang ke-3 di

tahun 2003. Nugroho melihat bahwa ada 3 point penting yang perlu ia

pertimbangkan. Lokasi mana yang perlu dia pilih, mengingat Ranch Market

membutuhkan komunitas pembeli yang memiliki preferensi yang sama. Point kedua

yang ia pertimbangkan yakni apakah Ranch Market tetap memilih target market yang

sama.

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  19

Terselip keinginan untuk memperluas pangsa pasar dalam hati Nugroho,

namun ia juga mempertimbangkan existing market. Point ketiga yang ia

pertimbangkan dengan sangat adalah konsep gerai itu sendiri. Nugroho sedang

melihat alternatif apakah ia akan menggunakan konsep yang sama dari gerai-gerai

sebelumnya atau ia menciptakan konsep yang baru. Terobosan ide lainnya yang

sedang ia pertimbangkan adalah menciptakan konsep baru yang akan digunakan

untuk semua gerai Ranch Market dimasa mendatang.

Pilihan ini cukup menguntungkan perusahaan meskipun harus mengorbankan

2 gerai sebelumnya yang telah memiliki konsepnya sendiri. Malam semakin larut,

Nugroho masih duduk didepan notebook-nya. Slide presentasi yang ia buat masih

dalam nomor 10, masih jauh dari selesai. Nugroho bergumam dalam hati, ”semoga

ada terobosan ide malam ini”.

4.1.2 Sejarah 99 Ranch Market di Amerika.

Supermarket 99 Ranch Market didirikan oleh Roger H. Chen, ia merupakan

seorang berkebangsaan Taiwan yang bekerja di Amerika, gerai supermarket pertama

di buka pada tahun 1984 di daerah Westminster, California dekat dengan Vietnamese

American Community. Roger H. Chen memberikan nama supermarket pertama nya

yakni “ 99 Price Market “ dengan konsep Asian Supermarket.

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  20

Selang beberapa tahun nama gerai tersebut diganti menjadi “ 99 Ranch

Market “, angka awal “ 99 “ merupakan angka kepercayaan bagi orang China, karena

membawa keberuntungan, selain itu juga memiliki arti “ never ending “, dan slogan

perusahaan 99 Ranch Market yaitu “ For 100 we try harder “. Kantor Pusat 99 Ranch

Market berada di Buena Park, California dan saat ini sudah memiliki Cabang 28

gerai, terutama paling bayak di daerah Negara bagian California, dan di Negara

bagian lain Amerika seperti Arizona, Georgia, Nevada , Texas dan Washington.

4.1.3 Sejarah 99 Ranch Market di Indonesia.

Paska berkembangnya 99 Ranch Market di Amerika, pemiliknya, Roger

H.Chen melihat bahwa Indonesia sebagai pasar yang cukup prospektif. Chen, mulai

membangun kerjasama dengan PT . Supra Boga Lestari untuk mengembangkan 99

Ranch Market di Indonesia. Dengan konsep franchise yang ia tawarkan, harapannya

terealisasi dengan berdirinya 99 Ranch Market di Kebon Jeruk pada awal tahun 1998.

Dalam sejarahnya, 99 Ranch Market banyak mengalami tantangan pada waktu awal

berdiri. Tak lama berselang dari berdirinya terjadi kerusuhan di Indonesia. Pada

waktu itu gerai 99 Ranch Market dijarah oleh massa yang sudah tidak terkendali.

Setelah pengrusakan dan penjarahan gerai, status 99 Ranch Market di

indonesia sudah tidak lagi waralaba, sehingga 99 Ranch Market dikendalikan penuh

oleh pemain lokal. Hasilnya masa kehancuran itu berakhir, pihak PT. Supra Boga

Lestari tidak tinggal diam, mereka kembali memformulasikan rencana ke depan untuk

menjalankan kembali bisnis supermarket.

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  21

Berkat tim manajemen yang solid serta ide – ide konsep inovasi yang

kreatif, akhir tahun 1998, impian rencana terwujud, gerai 99 Ranch Market Kebon

Jeruk di perbaharui dengan konsep baru dan tampilan lebih menarik. Kekuatan 99

Ranch Market semakin kuat dengan hadirnya 2 investor dari Group Hoka-Hoka

Bento dan keluarga Pemilik properti Mega Mall Pluit. Sehingga kurang dari satu

tahun 99 Ranch Market membuka gerai ke-2 di daerah Pondok Indah.

4.1.4 99 Ranch Market Company Profile.

PT. Supra Boga Lestari atau biasa disebut PT. SBL berdiri di Indonesia pada

tahun 1997 merupakan perusahaan swasta yang membawa 99 Ranch Market Amerika

untuk datang dan berinvestasi di Indonesia, berdirinya gerai supermarket 99 Ranch

Market pertama di Indonesia tahun 1998 tepatnya bulan Februari. 99 Ranch Market

merupakan supermarket premium yang menyediakan produk segar seperti ikan,

daging, sayuran dan buah-buahan serta produk import grocery.

Omset yang diraih 99 Ranch Market mencapai Rp. 100 Miliar untuk 1 tahun

dan setiap bulan penjualan per toko mereka dapat mengumpulkan sebanyak Rp. 3

Miliar. Karyawan yang bekerja di setiap gerai supermarket 99 Ranch Market ada

sebanyak 120 orang, selain karyawan jumlah produk yang disediakan 99 Ranch

Market di setiap gerai sebanyak 13 -15 item produk. Saat ini jumlah pelanggan 99

Ranch Market sebanyak 7,000 pelanggan dan 70% nya merupakan pelanggan setia (

loyal customer ).

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  22

4.1.4.1 Visi dan Misi.

99 Ranch Market merupakan supermarket premium, dengan berstatus

premium di kacamata konsumen, 99 Ranch Market berusaha untuk selalu

memenuhi suara kebutuhan konsumen. Adapun 99 Ranch Market memiliki Visi

dan Misi dalam menjalankan bisnis supermarket premium ini. Selain visi dan misi,

99 Ranch Market memiliki tagline pada logo brand mereka yakni “Wonderfull

Shopping Experience”.

Vision : Driving a balanced grocery shopping lifestyle that synthesizes

health and pleasures.

Mission : to become the most respected, loved and trusted thought leader

in indonesia’s supermarket industry.

4.1.4.2 Struktur Organisasi.

Untuk dapat mencapai visi dan misi yang sudah di tetapkan PT. Supra

Boga Lestari atau 99 Ranch Market Indonesia, maka mereka menciptakan sebuah

struktur organisasi yang efektif sehingga dapat bekerja dengan optimal dan

kerjasama yang solid antar divisi. Adapun susunan struktur organisasi berawal dari

paling atas yakni Dewan komisaris dan Presiden Direktur yang membawahi atau

bertanggung jawab atas kinerja kerja direktur marketing, operation, finance, dan

human resources.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  23

GAMBAR 4.1

STRUKTUR ORGANISASI

4.1.4.3 Product.

Di dalam bisnis ritel sangat penting dalam pengaturan merchandising di

dalam toko. Dengan banyaknya variasi product yang di jual, serta mengikuti suara

konsumen maka akan semakin memperkuat sektor penjualan suatu ritel. Pada

supermarket 99 Ranch Market, kelengkapan dan perputaran merchandise

dikendalikan penuh oleh Store Manager. Status Store Manager di 99 Ranch

Market bukan “Storekeeper“ tetapi seorang store manager yang harus dapat

berinteraksi dengan konsumen, sehingga dapat memenuhi apa saja kebutuhan

konsumen.

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  24

Product unggulan di 99 Ranch Market adalah pada fresh product yang

terdiri atas daging, ikan, sayuran dan buah-buahan. Untuk fresh product, 99 Ranch

Market menganggap merupakan pelopor produk organic, dari sayuran tanpa

pestisida hingga ke daging sapi tanpa menggunakan suntik hormon. Dengan

menetapkan fresh product menjadi produk unggulan maka pihak 99 Ranch Market

selalu menjaga tingkat kesegaran pada produk ini, terlihat perputaran barang

cukup cepat dan tingkat pengauditan barang fresh product cukup ketat sebelum

membeli dari supplier dan dijual ke konsumen, maka dengan usaha seperti ini 99

Ranch Market mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analytical Critical

Control Point) yang merupakan satu-satunya supermarket di Indonesia yang

mendapat sertifikat ini.

4.1.4.4 Market.

Supermarket 99 Ranch Market mengincar segmen pasar middle-up, dengan

di dukung adanya kekuatan daya beli konsumen yang besar, ada nya sifat kemauan

konsumen untuk berani mencoba sesuatu yang baru dan yang terakhir adalah

konsumen yang well educated atau konsumen yang pernah sekolah diluar

negeri.Konsumen yang mereka cari bukan hanya orang indonesia middle-up, tetapi

mengincar warga negara asing (expatriate). Segmentasi yang mereka

implementasi berdasarkan Geografis dan Demografis, tetapi melihat dari 2

variable ini, mereka lebih mengutamakan pada sisi Demografis.

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  25

4.1.5 99 Ranch Market Kebon Jeruk.

Gerai supermarket di Kebon Jeruk merupakan gerai pertama 99 Ranch

Market dalam masuk pasar bisnis ritel modern di Indonesia. Pada tahun 1998

tepatnya bulan Januari, selang berjalan 4 bulan, gerai tersebut mengalami kehancuran

akibat kerusahan bulan Mei 1998. Di tahun yang sama pada bulan oktober gerai 99

Ranch Market di bangun kembali pada lokasi yang sama juga di jalan raya

Perjuangan. Gerai 99 Ranch Market Kebon Jeruk mengadopsi konsep Oriental,

konsep ini merupakan konsep origin dari 99 Ranch Market Amerika.

99 Ranch Market memilih daerah kebon jeruk Jakarta barat untuk gerai

pertama mereka, ketimbang daerah lain yang justru memiliki jumlah yang lebih

banyak ataupun memiliki preferensi oriental yang lebih kental lagi. 99 Ranch Market

melihat bahwa daerah kebon jeruk memiliki preferensi yang cukup unik, populasi

penduduk mayoritas etnis Tiong Hoa, selain itu banyak juga dihuni oleh masyarakat

local yang menyukai produk asia atau oriental, bukan hanya dari segi jumlah

populasi namun daerah ini di dukung oleh tingkat pendidikan cukup tinggi, rata-rata

pekerja professional yang bekerja di perusahaan luar negeri maupun perusahaan local

yang cukup besar, gaya kehidupan cukup mewah, sering bepergian keluar negeri

maupun pernah menjalani studi kuliah di luar negeri dan pernah bekerja di luar

negeri.

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  26

Preferensi demografi dan gaya hidup seperti ini mendukung target pasar

kebon jeruk dalam mengenal produk-produk luar negeri oriental. Dan preferensi

seperti ini sangat banyak populasinya di daerah kebon jeruk ketimbang daerah lain.

Dari criteria ini maka sangat cocok dengan konsep origin yang diadopsi dari Amerika

yakni asian supermarket.

Visualisasi konsep oriental akan lebih kental apabila disesuaikan dengan

produk. Jenis produk yang ditawarkan 99 Ranch Market Kebon Jeruk sangat

bervariasi macamnya seperti produk yang berasal dari Hong Kong, China, Jepang dan

Korea, adapun beberapa merk saos terkenal seperti Lee Kum Kee, Amoy Oyster saus

tiram, mie instan korea Nongshim, adapun produk segar seperti Apple Fuji dari Korea

hadir di rak – rak merchandise 99 Ranch Market. Produk peralatan rumah tangga

seperti wajan, panci berasal dari Negara jepang.

Selain produk struktur warna gedung disesuaikan dengan selera target pasar

mereka dengan menampilkan gerai oriental yang memiliki warna terang, bersih dan

mengkilap. Lokasi gerai 99 Ranch Market bertempatkan di gedung kawasan ruko

Taman Kedoya pada lantai dasar. Dengan bertempat di lantai dasar memudahkan

konsumen untuk berbelanja dan membawa belanjaannya ke parkiran mobil selain itu

bertempatkan di dekat jalan raya juga memudahkan konsumen untuk mengakses gerai

99 Ranch Market.

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  27

4.1.6 99 Ranch Market Pondok Indah.

Gerai supermarket ke-2 di bangun di daerah Pondok Indah Jakarta Selatan,

tepat nya didirikan bulan Desember 1999 dengan luas gerai 1700 m2. Setelah

mengalami kehancuran akibat kerusuhan, 99 Ranch Market mendapatkan suntikan

dana dari investor luar, ini menunjukan peluang positif untuk merealisasikan

perencanaan mereka dalam membangun cabang gerai ke-2. Gerai ini dibangun hasil

kerja sama dengan 2 investor yakni Group Hoka Hoka Bento dan Keluarga Pemilik

Mega Mall Pluit.

99 Ranch Market membangun gerai ke-2 berlokasi pada jalan raya iskandar

muda, dimana jalan ini menghubungkan antara Jakarta selatan dan Jakarta barat serta

menghubungkan daerah perkantoran senayan dan sudirman. 99 Ranch Market melihat

dengan membangun pada jalan utama, ini akan meningkatkan kemudahan bagi

konsumen untuk mengakses, tingkat kepadatan kendaraan melewati jalan tersebut

sangat tinggi, maka adanya kemungkinan besar terjadinya transaksi pembelian, serta

untuk gedung gerai, 99 Ranch Market menempatkan pada gedung lama Toys “R” Us

yang sudah bangkrut dengan struktur gedung mereka stand-alone. Dengan memiliki

gedung secara independen maka dapat memaksimalkan ide-ide konsep dari sisi

struktur model gedung, luas parkiran, dll.

Daerah Pondok Indah memiliki tingkat populasi penduduk cukup besar

untuk penduduk local maupun penduduk WNA atau expatriate, perumahan pondok

indah masuk dalam wilayah kelurahan Pondok Pinang daerah ini memiliki tingkat

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  28

jumlah KK yang besar diantara kelurahan lainnya yang berdekatan serta daerah ini

memiliki daya beli yang kuat, sifat perilaku konsumen mayoritas hidup mewah,

mereka menyukai traveling ke luar negeri, memiliki pekerjaan serta gaji yang cukup

besar dan dari segi pendidikan banyak populasi penduduk yang bersekolah maupun

menyekolahkan anak-anaknya ke negara Amerika. Namun dari semua sifat perilaku

tersebut penduduk middle-up memiliki sifat yang cukup sensitive terhadap kesehatan,

walaupun hidup mewah tetapi kepekaan terhadap kesehatan mereka sangat peduli.

Selain itu daerah Pondok Indah memiliki sekolah International yakni JIS

(Jakarta International School). Dengan melihat dari profil preferensi target pasar,

maka konsep gerai yang diterapkan 99 Ranch Market untuk daerah Pondok Indah

adalah konsep American. Selain itu untuk menampilkan konsep American, 99 Ranch

Market Pondok Indah menawarkan banyak produk Amerika, dari fresh product

seperti Daging sapi, buah-buahan segar hingga ke produk grocery item, seperti

Kellogg cereal, Post cereal yang semua berasal dari Negara Amerika. Selain merubah

konsep, 99 Ranch Market juga merubah tagline logo brand mereka menjadi “It’s a

Balanced Life, Health & Pleasure”. Untuk produk andalan di gerai Pondok Indah

adalah Daging Sapi Amerika, adapun 99 Ranch Market menyediakan rak

merchandise khusus untuk produk makanan kesehatan yakni Organic Food dari

daging, beras, sayuran dan buah-buahan.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  29

4.1.7 99 Ranch Market Pejaten Barat.

Gerai ketiga 99 Ranch Market tetap berlokasi di daerah Jakarta Selatan yakni

di daerah Pejaten Barat. Gerai ini dibangun di awal pertengahan tahun 2003. Jumlah

investasi kurang lebih sama dengan gerai 99 Ranch Market di Pondok Indah. 99

Ranch Market Indonesia melihat adanya peluang yang besar apabila menaruh

investasi gerai mereka di daerah Jakarta Selatan, mereka memproyeksikan bahwa

Jakarta Selatan dari tingkat jumlah penduduk middle-up, dari segi pendidikan

maupun keuangannya akan bertumbuh sangat baik, mereka meyakini bahwa

penduduk yang berstatuskan middle-up akan sangat jarang mengalami kesusahan

dalam financial.

Posisi letak gerai dibangun pinggir jalan raya Warung Buncit, yang

merupakan jalan besar atau utama yang menghubungkan salah satu daerah segitiga

emas Jakarta yaitu Kuningan, dimana adanya kantor–kantor kedutaan maupun kantor

perusahaan luar negeri di jalan besar Rasuna Said Kuningan. 99 Ranch Market

melihat bahwa dengan membangun gerai pada jalan utama maka akan dapat

memudahkan konsumen untuk menjangkau gerai mereka. Selain itu 99 Ranch Market

membangun gerai dengan gedung sendiri, dengan seperti ini maka dapat

memaksimalkan konsep dan convenience gedung seperti dari luas area parkir, struktur

model gedung, dll.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  30

Daerah Pejaten barat memiliki jumlah populasi yang cukup besar, dan

mayoritas daerah tersebut banyak di huni oleh pekerja luar negeri dari Negara Eropa.

Selain itu daerah Pejaten Barat berdekatan dengan daerah perumahan pejabat

Kalibata (Komplek Perumahan MPR/DPR). Ini menunjukan adanya kekuatan pada

tingkat daya beli masyarakat. Selain itu daerah sekitar yang berdekatan dengan

Pejaten Barat terdapat sekolah High School yang bertaraf Eropa (French School).

Konsep European diimplementasi oleh 99 Ranch Market di daerah Pejaten

Barat karena disesuaikan dengan target market mereka, di daerah Pejaten Barat

banyak dihuni penduduk WNA (expatriate) dari Eropa. Selain itu juga dihuni oleh

masyarakat local indonesia yang memiliki sifat kesukaan terhadap produk eropa,

mereka sering bepergian ke eropa dan pernah bersekolah maupun menyekolahkan

anak-anak mereka ke eropa. Maka konsep European sangatlah kental pada gerai 99

Ranch Market di daerah ini.

Untuk merealisasikan konsep European, maka 99 Ranch Market menuangkan

konsep European pada produk grocery item yang kental dengan Eropa, seperti susu,

keju serta bumbu makanan pasta seperti fetuccine san remo, Agnesi Italiano serta

Barilla Lasagna dan kue biskuit Royal Dansk Denmark. Produk ini memenuhi

mayoritas rak-rak merchandise pada gerai 99 Ranch Market Pejaten Barat.

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  31

4.1.8 Profil Kota Jakarta.

4.1.8.1 Populasi Penduduk.

DKI Jakarta merupakan ibukota Negara Republik Indonesia. Perkembangan

kota di Jakarta sangat berkembang cepat, perusahaan asing semakin banyak

datang, trend teknologi, fashion, hiburan dan lain - lain cepat masuk di Jakarta,

pertumbuhan ekonomi di Jakarta bertumbuh pesat dari waktu ke waktu. Hal ini

terlihat dari banyaknya perusahaan asing membuka kantor perwakilan di Jakarta,

sehingga dampaknya membuat masyarakat Indonesia berlomba–lomba untuk

datang dan bekerja di Jakarta.

Dengan datang nya penduduk dari luar kota secara berlebihan maka akan

berdampak pada tingkat kepadatan penduduk di Jakarta. Menurut data statistik

penduduk Jakarta, di tahun 2000 jumlah penduduk Jakarta mencapai 8,3 juta

orang, tahun 2002 jumlah penduduk Jakarta mencapai 8,5 juta di jarak kedua tahun

tersebut ada nya kenaikan sebesar 1,66%.

Data tambahan menunjukan kepadatan penduduk Jakarta pada tahun 2002

mencapai 12,664 per km2. Di proyeksikan diatas 5 tahun kedepan jumlah

penduduk DKI Jakarta mencapai 9,1 juta orang.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  32

4.1.8.2 Luas Jakarta.

Menurut data dari Bappeda DKI Jakarta, Luas DKI Jakarta sebesar 656 m2,

terdiri atas Jakarta Utara seluas 155,01 km2 terbagi menjadi 6 kecamatan dan 31

kelurahan, Jakarta Selatan seluas 145,73 km2 terbagi menjadi 10 kecamatan dan

65 kelurahan, Jakarta Barat seluas 127,11 km2 terbagi menjadi 8 kecamatan dan

56 kelurahan, Jakarta Pusat seluas 47,90 km2 terbagi menjadi 8 kecamatan dan 40

kelurahan, dan Jakarta timur seluas 187,73 km2 terbagi menjadi 10 kecamatan dan

65 kelurahan.

TABEL 4.1

TABEL WILAYAH DKI JAKARTA

Wilayah / Ukuran LUAS KECAMATAN KELURAHAN

Jakarta Utara 155,01 Km2 6 31

Jakarta Selatan 145,73 Km2 10 65

Jakarta Barat 127,11 Km2 8 56

Jakarta Timur 187,73 Km2 10 65

Jakarta Pusat 47,90 Km2 8 40

Sources : http://www.bappedajakarta.go.id/linkjktselatan.asp

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  33

4.1.8.3 Psikografis Karakteristik.

Kota Jakarta bukan hanya dipenuhi oleh banyak nya jumlah penduduk lokal

maupun asing atau WNA, perkantoran lokal maupun luar negeri, tempat hiburan,

sekolah dll. Di Jakarta juga dipenuhi oleh bermacam suku indonesia, mayoritas

suku di Jakarta adalah suku betawi, namun sudah banyak pendatang dari daerah

sekitar seperti suku sunda, jawa, batak, serta komunitas penduduk keturunan Tiong

Hoa yang merupakan jumlah yang cukup besar yang ada di Jakarta.

Dari sisi sifat - sifat perilaku konsumen pun juga banyak macam nya. Ini

terbukti dari hasil survei dari Lowe Indonesia tahun 2005, mendapatkan 8 segmen

psikografis konsumen indonesia khusus nya di Jakarta yakni : segmen established

confident (orang alim).

TABEL 4.2 8 SEGMEN PSIKOGRAFIS KONSUMEN

SEGMEN DEMOGRAFI KARAKTERISTIK

Established Confident

(Orang Alim), 15,2%

• Umumnya Pria

• Urban

• Pendidikan tinggi

• Usia matang

• Ramah.

• Senang menolong.

• Percaya diri.

• Tidak suka TV & iklan.

• Konservatif & normatif.

Optimistic Family Person

(Ibu “PKK”) , 13,5%

• Umumnya wanita

• Usia matang

• Rural

• Hidup kekeluargaan.

• Suka masak.

• Hidup untuk keluarga.

• Suka rekreasi keluarga.

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  34

Change-Expecting Lad

(Anak Nongkrong), 10,5%

• Umumnya Pria

• Urban

• Usia Muda

• Hidup untuk teman.

• Optimis akan masa depan.

• Toleran terhadap sex.

• Suka menonton TV, musik & iklan.

Cheer-ful Humanist

(Lembut Hati), 12,1%

• Umumnya wanita

• Rural

• Usia muda

• Cenderung tidak suka menjadi pusat perhatian.

• Menyukai lingkungan damai.

• Perhatian kepada lingkungan.

• Tidak terlalu suka nonton TV & iklan.

Introvert Wallflower

(Pasrah), 8,1%

• Umumnya wanita

• Rural

• Usia matang

• Pendidikan rendah

• Sedikit teman.

• Bijaksana,rendah hati.

• Pekerja keras.

• Optimis akan masa depan.

• Hobi masak & berkebun.

• Bukan tipe pemimpi.

Savvy conqueror

(Main u/ menang), 16%

• Umumnya Pria

• Urban( Jakarta A+)

• Usia matang

• Pendidikan tinggi

• Tujuan hidup kemakmuran.

• Menyenangi kompetisi.

• Dominan dalam pergaulan.

• Senang tindakan spontan.

• Suka fashion, iklan.

• Suka traveling, penikmat

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  35

makanan diluar rumah

The networking pleasure seeker.

(Gaul-Glam), 11%

• Umumnya wanita

• Urban( Jakarta A+)

• Pendidikan rata-rata

• Suka berteman.

• Setia akan fashion.

• Suka membina jaringan.

The spontaneous fun-loving

(Bintang Panggung), 13,6%

• Umumnya Pria.

• Urban

• Usia matang

• Suka diperhatikan.

• Suka bergaul.

• Suka hal baru.

• Suka menikmati hidup.

Source : 8 Psikografis konsumen indonesia, www.swa.co.id

4.1.9 Retail Industry Profile.

4.1.9.1 Sejarah Bisnis Ritel di Indonesia.

Bisnis Ritel Indonesia dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu : Ritel

Tradisional dan Ritel Modern. Ritel modern pada dasar nya merupakan

pengembangan dari ritel tradisional. Format ritel ini muncul dan berkembang

seiring perkembangan perekonomian, teknologi, dan gaya hidup masyarakat yang

membuat masyarakat menuntut kenyamanan dalam berbelanja.

Sejarah ritel modern pertama kali hadir di Indonesia saat Toserba Sarinah

dibangun pada tahun 1962. Department Store ini di bangun oleh pemerintah

indonesia dari hasil pampasan perang Jepang senilai US$ 11 juta. Sepuluh tahun

kemudian (1972) Hero Supermarket hadir di indonesia sebagai pionir pasar

swalayan di indonesia. Selang waktu yang sama juga hadir Gelael Supermarket

yang didirikan oleh Dick Gelael, lalu Toserba Matahari yang di buka oleh Hari

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  36

Darmawan, yang merupakan pengembangan dari Toko Matahari (toko pakaian).

Dengan demikian dalam tahun 1972 merupakan tonggak sejarah dibukanya 3

ritel modern terkemuka saat ini yakni Hero, Matahari dan Gelael. Memasuki awal

tahun 1980-an, bisnis ritel modern mengalami perkembangan dengan hadirnya

sejumlah pemain baru sejalan dengan semakin membaiknya taraf hidup

masyarakat, modernisasi industri dan perubahan pola perilaku kehidupan

masyarakat.

Dengan meningkatnya pertumbuhan bisnis ritel modern ini, pemain ritel

asing sangat berkeinginan untuk membuka ladang bisnisnya di indonesia.

Hasilnya, pada tahun 1987 Circle K (waralaba asal Amerika) membuka jaringan

convenience store (warung 24 jam) di indonesia dan menjadi pionir ritel asing di

indonesia.

Pasar ritel di indonesia terus bertumbuh baik memasuki awal tahun 1990-an

oleh karena itu pihak peritel asing sangat gencar untuk dapat membuka ritel

mereka di indonesia. Pada tahun 1990, ritel terbesar Jepang ” SOGO ” hadir di

indonesia, bekerja sama dengan group Gajah Tunggal.

Tidak lama berjalan, dua tahun kemudian pihak SOGO department store

ditemani oleh ritel asing bernama Metro Department Store dari Singapura, hadir

menyemarakan persaingan bisnis ritel modern di indonesia, mereka bekerja sama

dengan group Rajawali. Perang bisnis tidaklah berhenti, tahun–tahun berikut terus

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  37

masuk sejumlah ritel raksasa dunia seperti Marks & Spencer, Yaohan, Makro,

Carrefour, JC Penney, Wal Mart dan tahun 2002 masuk Hypermarket Giant,

bekerja sama dengan Group Hero. Kehadiran ritel asing menambah semaraknya

bisnis ritel modern dan sekaligus menambah ketatnya persaingan pasar. Banyak

ritel asing datang ke indonesia tidaklah selalu berjalan mulus.

Tidak sedikit dari mereka mengalami kegagalan dengan berbagai alasan,

seperti Yaohan, Wal Mart, JC Penney dan Seibu. Sejarah panjang bisnis ritel di

indonesia terus diwarnai dengan jatuh bangun sejumlah perusahaan ritel sejalan

dengan perkembangan ekonomi indonesia.

4.1.9.2 Jenis ritel modern.

Saat ini jenis - jenis ritel modern di Indonesia sangat banyak meliputi Pasar

Modern, Department Store, Boutique, Factory Outlet, Specialty Store, Trade

center, dan Mall / Supermall. Format – format ritel modern ini akan terus

berkembang sesuai perkembangan teknologi, perekenomian dan gaya hidup

masyarakat. Untuk Pasar Modern merupakan salah satu jenis pasar yang

diperkenalkan era tahun 1970an, yang mengalami perkembangan sangat baik.

Pasar Modern adalah sarana penjualan barang – barang kebutuhan rumah

tangga termasuk kebutuhan Sembilan bahan pokok. Dari segi metode penjualan

dilakukan secara eceran, langsung pada konsumen akhir dengan cara swalayan

(pembeli mengambil barang sendiri dari rak dagangan dan membayar di kasir) dan

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  38

tidak ada tawar menawar harga.

Department Store adalah sarana penjualan berbagai macam kebutuhan

sandang dan bukan kebutuhan sembilan bahan pokok, yang disusun dalam bagian

yang terpisah – pisah dalam bentuk kounter. Untuk metode penjualan dilakukan

secara eceran dan cara pelayanan umum nya dibantu oleh pramuniaga dan tidak

dapat melakukan tawar menawar harga. Specialty store adalah sarana penjualan

yang hanya memperdagangkan satu kelompok produk saja, trend saat ini adalah

produk elektronik dan bahan bangunan dalam skala besar.

Metode penjualan dilakukan secara eceran langsung ke konsumen akhir

dengan cara swalayan dan tidak ada tawar menawar harga. Mall / SuperMall /

Plaza merupakan sarana untuk perdagangan, rekreasi, restoran dan sebagainya,

yang terdiri dari banyak outlet yang terletak dalam bangunan atau ruang yang

menyatu. Metode penjualan dilakukan secara eceran langsung ke konsumen akhir ,

dimana outlet – outlet menerapkan baik system swalayan maupun pramuniaga dan

tidak ada tawar menawar harga. Trade Centre merupakan sarana pusat jual beli

barang sandang, papan, kebutuhan sehari–hari, dll secara grosiran dan eceran yang

didukung oleh sarana yang lengkap seperti restoran atau food court. Dari sisi cara

penjualan dilakukan secara eceran dan grosir; umumnya di bantu oleh pramuniaga

dan tidak ada tawar menawar harga.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  39

4.1.9.3 Pemain dalam Ritel Modern.

Perkembangan untuk bisnis ritel modern di indonesia dijalankan oleh banyak

perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Untuk kategori Pasar Modern :

Minimarket, Supermarket dan Hypermarket, ada beberapa perusahaan yang

bermain dalam lingkup Pasar Modern di setiap kategori, yaitu : Indomaret dan

Alfmart merupakan pemain besar pada kategori Minimarket; Hero, Carrefour,

Superindo, Foodmart merupakan pemain besar pada kategori Supermarket;

Hypermarket, Carrefour, Giant dan Makro merupakan pemain besar dalam

kategori Hypermart.

4.1.9.4 Pertumbuhan Bisnis Ritel Modern.

Perkembangan bisnis Ritel Modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

sebesar 16,4% pada tahun 2002. Untuk kategori Pasar modern hasil survei AC

Nielsen (2003) menemukan bahwa adanya peningkatan pada konsumen di kota –

kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, cenderung membelanjakan

sebagian besar uang nya ke pasar swalayan (pasar modern). Khusus di Jakarta,

minat konsumen untuk berbelanja ke pasar modern meningkat cukup significant

sekitar 31% pada tahun 2001 menjadi 48% pada tahun 2002 sedangkan yang ke

pasar tradisional menurun dari 69% menjadi 52% selama periode yang sama.

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  40

Pangsa pasar supermarket atau pasar swalayan di Indonesia pada tahun 2002

mencapai Rp. 12,8 trilyun atau meningkat 8,7% dibandingkan tahun 2001 sebesar

Rp. 11,7 trilyun.

4.1.10 Perilaku Konsumen.

Pertumbuhan bisnis ritel modern khusus nya pasar modern meningkat sangat

baik dengan diikuti oleh perkembangan trend lifestyle masyarakat yang sedikit demi

sedikit meninggalkan berbelanja di pasar tradisional. Data lain menyebutkan bahwa

di negara Asia Pasifik (kecuali Jepang), pada tahun 1999 - 2004 ratio keinginan

masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional sebesar 65% (1999), 63% ( 2000),

60% (2001), 52% (2002), 56% (2003) dan 53% (2004). Sedangkan untuk pasar

modern ada nya kenaikan 35% (1999), 37% (2000), 40% (2001), 43% (2002), 44%

(2003), dan 47% (2004).

Hal ini menunjukan ada nya kenaikan atau penurunan pada pasar tradisional

rata-rata sebesar 2% per tahun (Sumber : AC Nielsen Asia Pacific Ritel and Shopper

trend 2005).

TABEL 4.3 TABEL PERBANDINGAN PASAR

PASAR TRADISIONAL PASAR MODERN

TAHUN JUMLAH (%) TAHUN JUMLAH (%)

2004 53% 2004 47%

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  41

2003 56% 2003 44%

2002 52% 2002 43%

2001 60% 2001 40%

2000 63% 2000 37%

1999 65% 1999 35%

Source : AC Nielsen Asia Pacific Ritel and Shopper trend 2005

Peningkatan belanja konsumen ke pasar modern akan semakin meningkat dari

tahun ke tahun. Ada beberapa alasan mengapa konsumen sekarang ini sudah beralih

berbelanja ke pasar modern yakni banyak pilihan atau variasi barang, kualitas barang

terjamin, kelengkapan barang terjamin, adanya pelayanan ke pembeli, suasana tempat

belanja, kepastian harga.

Perilaku konsumen indonesia terlihat sangat unik ketimbang perilaku warga

negara asing, khusus nya pada perilaku berbelanja. Orang indonesia tidak terbiasa

dengan ada daftar belanja saat berbelanja ke Supermarket, dari segi jumlah belanjaan

sedikit karena dapat datang kembali, dan dari segi tujuan, orang indonesia datang ke

supermarket sebagai rekreasi.

Sedangkan untuk kaum expatriate, tujuan ke supermarket adalah untuk

berbelanja, oleh karena itu sebelum berbelanja harus ada nya daftar belanja yang jelas

(planning), karena barang yang akan dibeli banyak dan digunakan untuk keperluan

konsumsi selama 1 minggu.

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  42

4.2 Case Analysis.

4.2.1 Framework Analysis.

 

SEGMENTASI 

 

TARGETING 

 C 

Cravens & Piercy,2009. 

Kotler & Armstrong,2010. 

Mullins & Orvile,2009. 

Evaluation Market segment & Evaluation sites for suitable store

location.

To identify consumer needs and preferences and identify adequate product / services to

satisfy consumer.

Patrick M.Dunne,2002 

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  43

4.2.2 Segmentation.

       

 

 

POSITIONING 

Ket : E : Evaluation; C : Choose.

Choose target market & build store on suitable location.

Trout & Al Ries, 1986. 

Michael Pearce, 1992. 

To deliver customer value &

build strong positioning.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  44

Secara umum segmentasi pasar dalam buku Principles of Marketing, Philip

Kotler & Armstrong (2009,P.73), membagi suatu pasar (market) yang heterogen

dengan menggunakan beberapa variabel segmentasi seperti berdasarkan variabel

Geographic, Demographic, Psychographic, dan Behavioral Segmentation. Semua

variabel ini digunakan untuk membagi atau memecah pasar menjadi pasar yang lebih

kecil (market segment) atau menjadi pasar yang homogen, yang terdapat adanya

kelompok atau grup konsumen yang memiliki preferensi yang sama terhadap

kebutuhan akan produk maupun jasa.

Namun, seiring berjalan waktu di dalam sebuah market segment bisa muncul

market segment baru dengan grup customer yang memiliki preferensi yg berbeda.

Dalam buku Strategic Marketing, Cravens & Piercy (2009,P.86), ada proses

segmentation strategy disebut Segmentation in the Market-Driven Strategy Process.

Ada 6 aktivitas dalam proses ini :

1. Segments.

2. Value Opportunities.

3. New Market Space.

4. Matching Value Opportunities & Capabilities.

5. Market Targeting.

6. Strategic Positioning.

Pada penelitian ini, segmentasi pasar yang dilakukan oleh 99 Ranch Market,

menggunakan variabel Geographic, Demographic dan Psychographic untuk

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  45

mendapat kelompok konsumen yang mereka inginkan. Dari ketiga variabel

tersebut segmentasi segi Demographic dan Psychographic yang menjadi variabel

dominan dalam pemecahan pasar. Dari sisi demographic, 99 Ranch Market

menggunakan kriteria dari sisi social class yang mengarah pada konsumen middle-

up, sisi occupation, konsumen yang bekerja sebagai pekerja profesional dengan

income yang cukup besar dan yang terakhir pada sisi education mereka mengincar

konsumen yang memiliki tingkat edukasi yang cukup tinggi. Sedangkan untuk sisi

pyschographic, 99 Ranch Market mengarah pada kriteria lifestyle, sering bepergian

ke luar negeri, hidup mewah, memiliki sifat berani mencoba, dan mempunyai daya

beli yang kuat.

Dari market segments awal yang sudah di tentukan oleh 99 Ranch Market,

ternyata ada kemunculan market segments baru di dalam market segments yang lama.

Di dalam buku Strategic Marketing, Cravens & Piercy (2009, P.86), ada nya new

market space. Terlihat 99 Ranch Market muncul market segments baru dengan

adanya perubahan pada sisi Psychographic pada kriteria lifestyle ternyata di temukan

adanya sifat konsumen yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan, dan mau

membayar mahal untuk kesehatan.

4.2.3 Targeting.

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  46

Setelah melakukan segmentasi pasar dan muncul beberapa market segment,

tahapan selanjutnya yaitu mengevaluasi setiap market segment. Dalam buku

Marketing Management, Philip Kotler & Keller (2009, P.268), ada beberapa variabel

atau kriteria yang digunakan untuk menilai market segment tersebut yang

berpotensial untuk menjadi target market. Variabel atau kriteria yang digunakan yaitu

measurable, substantial, accesible, differentiable dan actionable.

Dalam buku Marketing Management for strategic decision making, John

Mullins & Walker Jr (2010,P.190), ada cara lain berupa framework bernama Market

attractivenes / competitive-position Matrix, untuk mengukur atau mengevaluasi

market segment yang berpotensial menjadi target market,dalam framework tersebut

ada 5 tahapan evaluasi yaitu :

1. Select market attractiveness and competitive-position factors.

2. Weight each factor, Rate segments on each factor.

3. Plot results on matrices.

4. Project future position for each segment .

5. Choose segments to target, allocate resources.

4.2.3.1 Langkah Pertama.

Select Market-Attractiveness & Competitive Position.

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  47

Tahapan pertama ini, bertujuan untuk mengevaluasi market segment (

market size, growth rate, demographic, economic, sociocultural ) yang ada serta

kekuatan dari perusahaan. Variabel pada tabel ini diambil dari buku Marketing

Management for strategic decision making, John Mullins ( 2010, P.192 ).

TABEL 4.3 ANALISA MARKET-ATTRACTIVENESS

Variable Analysis

Customer Needs & Behavior • Ada nya kebutuhan akan barang import Oriental, European & American.

• Perubahan berbelanja konsumen mengarah ke pasar modern ( swalayan ).

• Adanya kesadaran konsumen akan kesehatan.

Market or Market Segments size and Growth rate.

• Segment konsumen middle-up ( lokal ( pribumi / nonpribumi & asing ) di Jakarta cukup besar.

• Pertumbuhan segment ini akan bertumbuh terus.

Page 32: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  48

Macro Trends.

1. Demographic.

o Income

o Occupation.

o Education.

2. Sociocultural.

3. Economic.

• Sisi 3 demografis, tingkat pendidikan, level pekerjaan, dan pendapatan cukup besar, cenderung mencari produk berkualias walaupun harga mahal.

• Menyukai produk luar negeri,karena pernah bersekolah dan bepergian di luar negeri.

• Perekonomian khususnya di Jakarta berkembang baik, sehingga banyak perusahaan asing datang berinvestasi, dan tersedia lapangan kerja baru.

Sumber : data 1997 – 2003 yang telah diolah.

TABEL 4.4 ANALISA COMPETITIVE-POSITION

Variable Analysis

Opportunity for Competitive Advantage.

• Produk Oriental, European & American masih sedikit.

• Product organic food tidak tersedia.

• Banyak lokasi tempat tidak tersedia supermarket premium.

Firm & Competitor Capabilities & Resources.

• Pesaing Supermarket premium : KEMCHICK.

• Brand KEMCHICK cukup kuat di Jakarta.

• 99 Ranch Market memiliki resources terbatas.

Industry Attractiveness • Industry supermarket bertumbuh baik di Jakarta sebesar 7% setiap tahun.

Sumber : data 1997 – 2003 yang telah diolah.

Page 33: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  49

4.2.3.2 Langkah Kedua.

Weight Each Factor.

Tahapan kedua, weight each factor, tahapan ini memberikan pembobotan

pada setiap kriteria evaluasi market segment maupun competitive-position factors.

Pemilihan bobot atau penentuan weight pada penelitian ini, mengadopsi dari buku

Marketing Management for Strategic Decision, John Mullins (2010, P.193).

TABEL 4.5

TABLE OF WEIGHT MARKET ATTRACTIVENESS

MARKET ATTRACTIVENESS

FACTOR Weight* Score ( 1 – 10 ) Total

Customer needs & behavior

0.5 10 5.0

Segments size & growth

0.3 7 2.1

Macro Trends 0.2 7 1.4

TOTAL 8.5

Note* : weight variable diadopsi dari John Mullins et all ( 2010, P.193 ).

Page 34: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  50

TABEL 4.6 TABLE OF COMPETITIVE-POSITION

COMPETITIVE-POSITION

FACTOR Weight* Score ( 1- 10 ) Total

Opportunity for competitive Advantage

0.6 8 4.8

Capabilities & Resources

0.2 5 1.0

Industry Attractiveness

0.2 7 1.4

TOTAL 7.2

Note* : weight variable diadopsi dari John Mullins et all ( 2010, P.193 ).

4.2.3.3 Langkah Ketiga.

Rate Segments on Each Factor, Plot Results on Matrices

Tahapan ketiga, rate segments on each factor, plot results on matrices, pada

tahapan ini akan memberikan penilaian atau score di setiap masing – masing kriteria

(Market Attractive & Competitive-Position) skala 1-10, lalu dimasukan kedalam

sebuah matrix. Nilai pembobotan (weight) terambil dari buku Marketing

Management, John Mullins (2010, P.193). Pada skala penilaian 5–6 itu menunjukan

nilai cukup, 7-8 menunjukan nilai baik dan 9-10 menunjukan sangat baik.

Page 35: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  51

Berdasarkan analisa dari tabel pertama Market Attractiveness pada

kategori customer needs menunjukan score 10 (sangat baik) dikarenakan kebutuhan

makanan merupakan kebutuhan pokok yang paling mendasar dari setiap konsumen,

selain itu jenis makanan Oriental, American dan European cukup besar dicari oleh

konsumen di jakarta. Selain itu sifat berbelanja konsumen perlahan meninggalkan

berbelanja di pasar tradisional mereka sudah mulai masuk berbelanja ke pasar

modern (swalayan).

Kategori Segment size & Growth menunjukan score 7 (baik) ini dikarenakan

bahwa segment size untuk kalangan middle-up konsumen terlihat cukup besar di

Jakarta dan akan terus bertumbuh, menurut data www.bi.go.id menunjukan bahwa

penduduk middle-up dengan berpenghasilan menengah keatas (Rp. 3 juta keatas)

sebanyak 74% dari total penduduk jakarta.

Kategori Macro-Trend pada sisi demografi, sociocultural dan economic

menunjukan nilai 7 (baik) ini dikarenakan pada sisi demografi (income, occupation,

education) mendukung konsumen dalam mengisi kebutuhan pokok (makanan)

mereka, dari tingkat keuangan mereka mencukupi untuk membeli produk makanan

import ataupun bahan pokok lainnya yang lebih mahal.

Tingkat pekerjaan dan pendidikan mendukung mereka untuk dapat mengenal

atau memiliki knowledge mengenai produk import dan produk makanan yang sehat.

Sisi sociocultural dimana konsumen memiliki gaya hidup mewah, hidup sehat dan

bergaya luar negeri dan economic di propinsi DKI Jakarta berkembang baik tahun

Page 36: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  52

2000 sebesar 4,33% walaupun mengalami penurunan pada tahun 2001 sebesar

3,64% namun tahun 2002 dan tahun 2003 mengalami kenaikan sebesar 3,99% dan

4,39%, artinya walaupun mengalami fluktuasi tetapi penurunannya tidak terlalu

signifikan. Dengan adanya kenaikan economic menunjukan bahwa perekonomian di

kehidupan masyarakat jakarta mengalami kemajuan, artinya di jakarta tersedia

lapangan pekerjaan, banyak perusahaan luar maupun lokal membangun investasi

bisnis di jakarta.

Pada analisa tabel competitive-position, menunjukan kategori opportunity for

competitive-advantage menghasilkan nilai 8 (baik) artinya peluang untuk

menyediakan produk makanan import (oriental, american, european) masih cukup

besar di Jakarta, karena masih sedikit supermarket yang menyediakan produk

import yang lengkap. Dengan permintaan cukup besar akan produk import maka

masih banyak lokasi tempat tinggal penduduk yang belum tersedia akan produk

import tersebut. Pada kategori firm & competitor capabilities & resources

menunjukan nilai 5 (cukup baik) ini disebabkan oleh 99 Ranch Market memiliki

sumber daya yang terbatas, ini muncul akibat mengalami kehancuran gerai pertama

tahun 1998 karena kerusuhan di jakarta. Selain itu direct-competitor 99 Ranch

Market yakni Kemchicks sudah memiliki brand yang cukup kuat di Jakarta, karena

sudah berdiri di Jakarta sejak tahun 1969.

Untuk industri ritel modern khusus nya supermarket (makanan) mengalami

perkembangan baik setiap tahun mengalami kenaikan sebesar 7% di indonesia,

Page 37: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  53

sehingga pada kategori ini menunjukan nilai 7 (baik). Peningkatan industri ritel

disebabkan oleh perubahan sifat berbelanja konsumen berpindah ke pasar modern

sebesar 17%. Selain itu kenaikan industri makanan disebabkan oleh peningkatan

jumlah penduduk dan makanan merupakan kebutuhan dasar yang sudah pasti akan

dipenuhi oleh setiap konsumen.

TABEL 4.7

MATRIX RESULT MARKET & COMPETITIVE

High

( 8 – 10 )

Moderate

( 4 – 7 )

Low

( 0 – 3 )

Market /

Competitive

Weak

( 0 – 3 )

Moderate

( 4 – 7 )

Strong

( 8 – 10 )

Sumber : Marketing Management Strategic Decision, John Mullins et all (2010, P.194)

4.2.3.4 Langkah Keempat.

Project Future Position for Each Segment.

Tahapan keempat, Project future position for each segment, tahapan ini akan

melakukan forecast terhadap perkembangan atau perubahan suatu pasar 3 sampai 5

tahun kedepan. Pada penelitian market segment 99 Ranch Market diperkirakan

Page 38: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  54

untuk jangka waktu kedepan akan berkembang cukup baik dari sisi konsumen

dan industri. Untuk tingkat pendidikan konsumen middle-up semakin hari akan

semakin tinggi, sarana pendidikan international yaitu sekolah maupun universitas

international maupun nasional sudah banyak dan cenderung bertambah banyak di

Jakarta. Dari sisi keuangan konsumen middle-up jarang mengalami krisis keuangan

parah, tetapi akan meningkat semakin baik dari waktu ke waktu.

Ini disebabkan karena konsumen middle-up pada umumnya memiliki tingkat

pendidikan yang cukup baik sehingga mereka dapat mengatur keuangan mereka

dengan baik selain itu pendapatan yang besar tidak mempengaruhi keuangan

mereka apabila adanya kenaikan harga pada kebutuhan pokok mereka. Sedangkan

untuk Industri supermarket pun akan bertumbuh dengan baik, ini disebabkan karena

industri supermarket merupakan industri yang menyediakan (supply) makanan

kepada konsumen, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi konsumen dan

jumlah populasi penduduk semakin tahun akan bertambah maka kompetitor baru

pun akan datang ke Indonesia.

4.2.3.5 Langkah Kelima.

Choose Segments to Target, Allocate Resources.

Dan untuk tahapan terakhir, tahapan ini merupakan tahapan memilih market

segment menjadi target market, pemilihan ini juga harus melihat dari sisi sumber

daya perusahaan ( SDM, keuangan, dll ). Dengan melihat hasil analisis evaluasi

Page 39: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  55

market segments 99 Ranch Market, terlihat posisi matrices berada pada Market-

Attractiveness adalah ”High” dan Competitive-Position adalah ”Moderate”. Artinya

dari sisi pasar baik dibarengi dengan kemampuan perusahaan yang cukup dalam

mengambil market segment tersebut. Namun, secara khusus evaluasi market

segment dalam buku Retailing, Patrick M.Dunne (2002, P.229) menggunakan tiga

kriteria evaluasi yaitu :

1. Measurable.

2. Substantial

3. Accessible.

Pada penelitian ini melihat bahwa 99 Ranch Market memilih market segment

ini untuk menjadi target market karena memenuhi beberapa kriteria seperti

measurable, karena market segment ini untuk konsumen middle-up merupakan

populasi cukup besar di jakarta dan memiliki tingkat daya beli yang cukup kuat,

menurut data www.bi.go.id penduduk middle-up dengan penghasilan menegah keatas

(diatas Rp. 3 Jt) sebanyak 74% dari total penduduk jakarta.

Lalu substantial, artinya sebuah market segment harus dapat memberikan

profit opportunity yang besar bagi perusahaan. Pada penelitian ini market segment

untuk konsumen middle-up yang memiliki kebutuhan akan produk makanan

khususnya produk import sangat besar. Selain itu kebutuhan makanan merupakan

kebutuhan pokok setiap konsumen, terlebih lagi konsumen middle-up dengan

Page 40: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  56

penghasilan besar tergolong mampu memenuhi kebutuhan makanan khususnya

dengan membeli produk import.

Dan yang terakhir yaitu accessible, artinya suatu market segment harus dapat

dijangkau dan terlayani secara efektif (reach & served effectively) oleh perusahaan.

Pada penelitian ini market segment konsumen middle-up cukup mudah dijangkau dari

segi komunikasi dan distribusi. Rata-rata mereka tinggal di wilayah perumahan dalam

kota dekat dengan jalan protokol atau jalan besar. Sehingga memudahkan perusahaan

dalam mendistribusikan produk maupun jasa kepada target market. Khusus pada

bisnis retail membangun gerai yang dekat dengan target market merupakan langkah

yang paling efektif dalam menjangkau target market.

4.2.3.6 Hasil Evaluasi Market Segment.

Dari hasil 2 tools analysis ini menunjukan bahwa market segments yang di

pilih oleh 99 Ranch Market sebagai target market terlihat cukup attractive. Pertama

dari sisi pasar, konsumen middle-up untuk kebutuhan makanan sangatlah

diutamakan dan populasinya cukup besar, khususnya untuk kebutuhan produk

makanan import. Selain itu kebutuhan dalam pasar ini belum sepenuhnya terpenuhi

dengan baik. Kedua dari sisi industri makanan (supermarket) ada peningkatan setiap

tahun 7% di indonesia, namun belum banyak retailer yang menyediakan produk

makanan import, selain itu direct-competitor yakni Kemchicks tidak memberikan

entry-barrier yang cukup besar. Walaupun Kemchicks sudah memiliki brand yang

cukup kuat di jakarta namun hal itu tidak cukup Kemchicks tidak memperbanyak

Page 41: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  57

gerai mereka seiring dengan bertumbuhnya segmen pasarnya yang terpencar di

beberapa tempat di jakarta.

Melihat kasus 99 Ranch Market, mereka menerapkan strategi Niche-Market

Strategy dengan arti mereka menghindari ada nya direct-competition dengan

kompetitor mereka yang mengincar segment besar. Misal : Hero Supermarket,

Carrefour, Makro, dll. Berdasarkan analisa dari data yang ada, dapat dilihat bahwa

target market profile 99 Ranch Market adalah sebagai berikut :

GAMBAR 4.2 TARGET MARKET PROFILE 

TARGET 

MARKET 

LUXURY 

LIVING 

TRAVELLING 

OVERSEAS 

HEALTH 

CONCERN 

STRONG 

FINANCIAL 

WELL 

EDUCATED 

WILLINGNESS TO                BUY 

MIDDLE‐UP 

CLASS 

HIGH EGO / 

SELF ESTEEM 

Page 42: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  58

4.2.3.7 Alternatif Pemilihan.

Dalam buku Marketing Management, Kotler & Keller (2009,P.268),

mengatakan bahwa setelah melakukan tahapan evaluasi dan menyesuaikan dengan

tingkat kapabilitas perusahaan, maka saat nya perusahaan memilih salah satu

maupun lebih target segment. Dengan memilih 5 pola seleksi target market, yakni :

1. Single-Segment Concentration.

Kategori ini mengarah konsentrasi 1 produk offering ( P2 ) untuk 1

market segment ( M1 ).

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.3 SINGLE-SEGMENT

M/ P M1 M2 M3

P1

P2

P3

Page 43: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  59

2. Selective Specialization.

Kategori ini mengacu konsentrasi 3 produk offering untuk pada

Prodbeberapa market segment ( M1, M2, M3 ).

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.4 SELECTIVE MARKET

3. Product Specialization.

Kategori ini mengacu konsentrasi 1 produk offering ( P2 ) untuk

semua market segment ( M1, M2, M3 ).

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.5 PRODUCT SPECIALIZATION

M / P M1 M2 M3

P1

P2

P3

M / P M1 M2 M3

P1

P2

P3

Page 44: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  60

4. Market Specialization.

Kategori ini konsentrasi pada 1 market segment ( M1 ) dengan

berbagai produk offering ( P1, P2, P3 ).

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.6 MARKET SPECIALIZATION

5. Full Market Coverage.

Kategori ini berkonsentrasi pada semua market segment.

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.7 FULL MARKET COVERAGE

M / P M1 M2 M3

P1

P2

P3

M/ P M1 M2 M3

P1

P2

P3

Page 45: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  61

Dari penelitian ini terlihat 99 Ranch Market memilih untuk pola target

market menjadi Selective-Specialization.

P : Product.

M : Market.

GAMBAR 4.8 SELECTIVE-SPECIALIZATION

M1 : Market Tiong Hoa. P2 : Produk Oriental.

M2 : Market WNA Amerika. P3 : Produk American.

M3 : Market WNA Eropa. P1 : Produk European.

Ini menunjukan ada nya perbedaan produk di setiap gerai mereka, untuk

gerai pertama di daerah Kebon Jeruk mereka mengambil pasar Tiong Hoa, di daerah

tersebut mayoritas masyarakat Tiong Hoa middle-up dengan pendapatan cukup

besar, tetapi ada juga sebagian memiliki sejumlah konsumen middle-up dengan

pendapatan besar juga, namun non Tiong Hoa yang menyukai jenis makanan Tiong

Hoa maka produk yang disediakan kebanyakan produk Oriental.

M / P M1 M2 M3

P1

P2

P3

Page 46: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  62

Gerai kedua, di daerah Pondok Indah, karena mayoritas penduduk middle-

up bergaya hidup Amerika yang sering bepergian ke luar negeri, penghasilan besar

dan pernah sekolah khususnya Amerika, sehingga mereka memiliki daya beli besar

dan memiliki pengetahuan mengenai produk Amerika, namun selain itu juga dihuni

oleh WNA Amerika yang bekerja di indonesia maka produk yang disediakan

mayoritas produk American.

Gerai ketiga, di daerah Pejaten, daerah ini dihuni cukup banyak WNA Eropa

yang bekerja di Indonesia, daerah tersebut memiliki sekolah international eropa

yakni French School, artinya disekolah tersebut memiliki sejumlah pekerja seperti

guru dan karyawan lain yang bekerja di sekolah tersebut namun sejumlah konsumen

lokal middle-up di daerah ini ada beberapa menyekolahkan anak-anaknya disana, ini

ada menunjukan sifat bergaya hidup eropa dan menyukai produk makanan eropa.

4.2.3.8 Memilih Lokasi Gerai.

Setelah menyelesaikan tahapan evaluasi market segments maka saat nya

untuk memilih salah satu atau lebih market segments yang akan menjadi target

market. Bentuk realisasi dari pemilihan target market yakni memilih lokasi yang

dekat dengan target market. Pada penelitian ini terlihat 99 Ranch Market dalam

memilih lokasi untuk pembangunan gerai, menggunakan kriteria berdasarkan

demografi yaitu dari sisi populasi penduduk, tingkat pendapatan, umur dan tingkat

pendidikan. Namun, dalam pemilihan lokasi dapat di analisa dengan tools lain yang

lebih dalam.

Page 47: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  63

Khusus di dalam buku Retailing, Patrick M.Dunne (2002,P.243) cara

untuk dapat mencapai target market dengan membangun store (gerai) di lokasi yang

cocok dengan target market. Ada 3 tahapan dalam perencanaan memilih lokasi

gerai yaitu:

STEPS FOR CHOOSING SITE LOCATION

GAMBAR 4.9

4.2.3.9 Langkah Pertama.

Identify The Most Attractive Markets in Which to Operate.

Langkah pertama untuk dapat mengetahui seberapa besar attractivenes dari

market tersebut digunakan 3 metode dari langkah pertama ini, yakni :

1. Retail Gravity Theory.

2. Saturation Theory.

3. Buying Power Index.

Page 48: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  64

Retail Gravity Theory.

Retail Gravity Theory , teori ini menjelaskan seberapa besar pengaruh

terhadap konsumen yang tinggal di daerah yang populasi kecil terhadap daerah yang

lebih besar populasinya. Dengan arti apabila suatu daerah memiliki tingkat populasi

yang tinggi maka akan dapat menarik perhatian konsumen lebih banyak. Terlihat 99

Ranch Market memilih daerah Kecamatan kebayoran lama, kelurahan Pondok

Pinang ( Pondok Indah ) untuk gerai kedua dengan alasan jumlah KK yang besar

ketimbang daerah kelurahan lain. Di bawah ini merupakan perbandingan antara

kelurahan yang saling berdekatan walaupun berbeda kecamatan

TABEL 4.8 TABEL PERBANDINGAN

ANTAR KELURAHAN SALING BERDEKATAN

JAKARTA SELATAN

KELURAHAN LUAS (Km2) KK

Lebak Bulus 4.41 6.161

Gandaria Selatan 1.76 4.344

Cipete Selatan 2.37 7.099

Cilandak Barat 6.05 9.709

Pondok Pinang 6.84 11.548

Melawai 1.26 673

Keramat Pela 1.23 3.665

Petogogan 0.86 4.535

Gandaria Utara 1.52 6.751

Page 49: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  65

Cipete Utara 1.83 4.977

Sources : http://www.bappedajakarta.go.id/linkjktselatan.asp

Sedangkan untuk gerai ketiga, 99 Ranch Market memilih daerah kecamatan

pasar minggu, kelurahan Pejaten Barat dengan alasan jumlah KK yang besar

ketimbang kelurahan lain yang berdekatan. Di bawah ini merupakan tabel

perbandingan antar kelurahan yang saling berdekatan walaupun berbeda kecamatan.

TABEL 4.9 TABEL PERBANDINGAN

ANTAR KELURAHAN SALING BERDEKATAN

JAKARTA SELATAN

KELURAHAN LUAS (Km2) KK

Ragunan 5.05 7.471

Jatipadang 2.50 5.161

Kalibata 2.20 6.760

Pasar Minggu 2.79 5.045

Pejaten Barat 2.90 8.122

Cilandak Timur 3.53 6.065

Duren Tiga 2.45 6.325

Bangka 3.30 4.375

Sources : http://www.bappedajakarta.go.id/linkjktselatan.asp

Page 50: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  66

Saturation Theory.

Kedua, Saturation Theory, teori ini menjelaskan mengenai seberapa

banyak retail yang sudah memberikan produk maupun jasa kepada populasi yang

ada di suatu daerah. Suatu daerah bisa dikatakan understored, apabila kondisi di

daerah tersebut tidak memiliki banyak gerai untuk melayani household atau

populasi setempat.

Sedangkan overstored, menjelaskan kondisi di daerah tersebut memiliki

banyak gerai untuk melayani household atau populasi setempat. Dengan arti

apabila di suatu daerah dikatakan understored, maka daerah tersebut berpotensial

untuk dibukanya gerai.

Dari dasar teori ini bisa muncul alasan mengapa 99 Ranch Market

membuka daerah Kelurahan Pondok Pinang. Karena melihat daerah Kelurahan ini

belum ada tersedia nya Supermarket Premium (understored), tetapi hanya tersedia

supermarket biasa seperti Hero Supermarket di daerah Terogong.

Kelurahan Pejaten Barat merupakan daerah ketiga yang mereka pilih untuk

gerai ketiga 99 Ranch Market. Dengan alasan yang sama, daerah ini atau

kelurahan ini belum tersedia nya Supermarket Premium (understored), tetapi

hanya tersedia supermarket biasa seperti Hero dan Indomaret.

Page 51: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  67

Buying Power Index.

Ketiga, Buying Power Index, teori ini menjelaskan seberapa besar suatu

potential market dilihat dari total besar nya effective buying income + retail sales

+ population. Yang menjadi faktor utama yaitu pada sisi effective buying income,

karena melihat dari sisi kekuatan keuangan dari setiap konsumen. 99 Ranch

Market memilih daerah Pondok Indah, karena melihat daerah perumahan ini

mayoritas penduduk memiliki kekuatan finansial yang baik dan daya beli yang

besar ketimbang daerah lain.

Sedangkan untuk daerah Pejaten Barat, memiliki kriteria yang sama

dengan Pondok Indah, daerah ini cukup banyak ditempati oleh pekerja dari luar

negeri Eropa ( expatriate ) dengan tingkat keuangan yang besar dan daya beli yang

besar.

4.2.3.10 Langkah Kedua.

Identify The Most Attractive Site that are Available.

Tahapan kedua, identify the most attractive site that are available within

each market, tahapan ini sudah menganalisa lebih detail suatu daerah, di dalam

buku Retailing ( Patrick M.Dunne, 2002 ), ada 5 kriteria yang digunakan dalam

menganalisa suatu daerah ( sites ), selain itu juga harus di lihat dari sisi ketersediaan

lahan untuk membuka gerai baru. 5 Kriteria tersebut yakni :

Page 52: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  68

1. Local Demographics.

2. Traffic Flow and Accesibility.

3. Retail Competition.

4. Site Charateristic.

5. Cost Factors.

Local Demographics.

99 Ranch Market memilih daerah kelurahan Pondok Pinang khusus nya

Pondok Indah dengan alasan kriteria pertama, Local Demographics, yaitu dari

jumlah populasi di Kelurahan pondok pinang terbesar dari semua kelurahan yang

berdekatan maupun yang sedikit jauh dan Pondok Indah menjadi daerah

perumahan cukup besar, lifestyles dari konsumen daerah pondok indah dan sekitar,

sangat menarik mayoritas mereka menyukai berbelanja, bepergian ke luar negeri

dan hidup mewah. Income potential, kebanyakan penduduk populasi penduduk

Pondok Indah memiliki pendapatan keuangan cukup besar, serta di dukung oleh

tingkat Educational mereka yang cukup tinggi, kebanyakan bersekolah di luar

negeri.

Page 53: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  69

99 Ranch Market memilih daerah kelurahan Pejaten Barat dengan alasan

kriteria pertama, Local Demographics, yaitu dari jumlah populasi di Kelurahan

Pejaten Barat terbesar dari semua kelurahan yang berdekatan maupun yang sedikit

jauh.

Lifestyles dari konsumen daerah ini kebanyakan orang asing atau

expatriate, orang asing tergolong juga termasuk menyukai berbelanja barang

berkualitas tinggi atau barang import luar negeri dan mereka menyukai memasak

sendiri makanan. Income potential, secara umum pendapatan seorang pekerja

asing di indonesia sangat besar dan tingkat Educational mereka tinggi.

Traffic Flow and Accesibility.

Kriteria kedua, Traffic Flow and Accesibility, di daerah pondok indah

merupakan daerah padat akan lajur kendaraan, jalan arteri pondok indah

merupakan jalan utama penghubung antara jakarta selatan dengan jakarta barat.

Jalan metro pondok indah menjadi jalan utama penghubung antara kelurahan lebak

bulus dengan pondok pinang.

Untuk daerah Pejaten Barat, 99 Ranch Market membuka gerai di jalan

besar warung buncit raya, jalan ini merupakan jalan utama penghubung dengan

salah satu daerah perkantoran besar dan daerah kantor kedutaan negara asing yaitu

daerah Rasuna Said Kuningan.

Page 54: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  70

Retail Competition.

Kriteria ketiga, Retail Competition, di daerah kelurahan pondok pinang,

tidak ada pesaing langsung yang di hadapi 99 Ranch Market. Supermarket yang

ada di daerah ini kebanyakan supermarket biasa seperti Hero supermarket,

indomaret dan pasar tradisional.

Adapun pesaing langsung seperti supermarket Kemchick, berada di lokasi

Kemang, jauh dari Pondok Indah. Untuk 99 Ranch Market yang berlokasi di

Pejaten Barat, daerah tersebut cukup berdekatan dengan pesaing langsung nya

yaitu Kemchick yang berada di kelurahan Bangka, namun walaupun daerah

kelurahan berdekatan tetapi lokasi Kemchick masih berada cukup jauh.

Site Characteristic.

Kriteria keempat, Site characteristic, berhubung daerah Pondok Indah

merupakan kawasan perumahan elit dan daerah kelurahan pondok pinang

merupakan kelurahan terbesar dari kelurahan lain nya, ini menunjukan ada nya

ketersediaan tempat yang besar untuk pembangunan gerai stand alone. Sehingga

daerah ini sangat berpotensial untuk membuka gerai supermarket premium baru.

Page 55: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  71

Sedangkan untuk daerah Pejaten Barat, dan daerah sekitar yang

berdekatan merupakan daerah yang banyak dihuni oleh warga negara asing,

sekolah international Australia dan perumahan pejabat MPR / DPR daerah

kelurahan Kalibata. Dari segi lokasi walaupun luas daerah Pejaten Barat tidak

terlalu besar tetapi ada ketersediaan lahan untuk membangun gerai stand alone.

4.2.3.11 Langkah Ketiga.

Select The Best Site Available.

Tahapan ketiga, Select the best site available, tahapan ini sudah masuk

kedalam pemilihan lokasi, suatu daerah bisa saja memiliki potensial yang bagus,

dari sisi demografis, site charateristic, dll. Tetapi harus di lihat ketersediaan tempat

untuk membangun, melihat dari luas, kelurahan Pondok Pinang merupakan

kelurahan paling besar, sehingga menunjukan ada nya ketersediaan tempat, oleh

karena itu melihat dari cerita kasus, alasan inilah yang menjadi 99 Ranch Market

membuka gerai kedua di daerah Pondok Indah, mengambil tempat gerai Toys ”R”

Us yang sudah bangkrut. Untuk gerai ketiga 99 Ranch Market, terlihat mereka

memilih di daerah Pejaten Barat, karena daerah ini walaupun luas nya tidak sebesar

daerah lain, namun daerah Pejaten Barat akses ke jalan besar atau utama lebih

strategis, maka mereka membangun persis di depan jalan besar (Jl. Warung Buncit).

Apabila melihat di peta, posisi Pejaten Barat lebih di tengah ( central ) dikelilingi

oleh kelurahan – kelurahan lain.

Page 56: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  72

TABEL 4.10

TABEL EVALUASI LOKASI KELURAHAN PONDOK PINANG

PERUMAHAN PONDOK INDAH

EVALUATION SITES

PONDOK INDAH

Variable Analysis

Local Demographics* • Population

• Lifestyle

• Income Potential

• Educational

• High

• Unique / Match

• High

• High

Traffic Flow* • Level street congestion

• Accessibility of major highway artery

• High

• Available

Retail Competition* • Number & types of stores in area

• Number & location of direct competitors

• Not too many

• None and different location

Site Characteristic* • History of site

• Size and shape of lot

• PI is a premium residential

• Big

Note : * variabel diambil dari buku Retailing, Patrick M.Dunne (2002, P.260 )

Page 57: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  73

TABEL 4.11

TABEL EVALUASI LOKASI KELURAHAN PEJATEN BARAT

EVALUATION SITES PEJATEN BARAT

Variable Analysis

Local Demographics* • Population

• Lifestyle

• Income Potential

• Educational

• High

• Unique / Match

• High

• High

Traffic Flow* • Level street Congestion

• Accessibility of major highway artery

• High

• Available

Retail Competition* • Number & types of stores in area

• Number & location of direct competitors

• Not too many

• 1 direct competitor exist but far enough.

Site Characteristic* • History of the site

• Size and shape of lot

• Expatriate residential

• Medium

Note : *variabel diambil dari buku Retailing, Patrick M.Dunne ( 2002, P.260 ).

Page 58: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  74

4.2.4 Positioning

Menurut buku Positioning : The Battle For Your Mind, Jack Trout and Al

Ries (1986,P.2), mengatakan bahwa Positioning merupakan aktivitas apa yang

dilakukan terhadap pikiran si prospek (konsumen). Sedangkan Positioning di dalam

buku Marketing Management, Kotler & Keller (2009,P.308) yaitu suatu aktivitas

yang dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan suatu gambaran produk ke

dalam benak pikiran target konsumen. Goal dari positioning ini yaitu untuk

melokasikan suatu brand ke dalam benak pikiran konsumen sehingga memberikan

keuntungan kepada perusahaan.

4.2.4.1 Positioning Awal.

Pada penelitian ini terlihat 99 Ranch Market pada awalnya menampilkan

positioning sebagai supermarket premium, dengan positioning statement “creating a

wonderful shopping experience” (www.swa.co.id), hal ini direalisasikan dengan

marketing program yang di jalankan oleh 99 Ranch Market (Product, Price,

Promotion, dan Place).

Namun pada penelitian ini bentuk marketing mix atau marketing program

untuk memperkuat positioning 99 Ranch Market (wonderful shopping experience)

menggunakan teori yang terambil dari buku Retail Marketing Management, Michael

Pearce (1992,P.191), yaitu :

Page 59: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  75

RETAIL MARKETING MIX

GAMBAR 4.10

Pada positioning awal 99 Ranch Market “creating wonderful shopping

experience “ memiliki arti bahwa 99 Ranch Market ingin memberikan kenyamanan

dalam berbelanja, bukan hanya sekedar membeli namun dapat membeli dan

menikmati suasana berbelanja. Bentuk realisasi dari positioning ini melalui marketing

program, element yang pertama yaitu assortment memiliki arti bahwa penyediaan

sekumpulan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen serta menjaga jumlah

quantitas produk, artinya kesediaan produk harus selalu terjaga sehingga menghindari

kekecewaan konsumen akibat kekurangan stok produk saat mereka berbelanja.

Assortment yang disediakan oleh 99 Ranch Market yakni mayoritas produk

import seperti daging sapi australian dan american, sayuran dan buah-buhan, produk

cereal seperti Kellogg, sanitarium dan post cereal. Namun tersedia juga produk lokal

seperti daging sapi, sayuran dan buah-buahan.

Page 60: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  76

Pada marketing program, element kedua yaitu convenience, memiliki arti

bahwa letak gerai sebuah toko harus mudah di akses oleh target market, lalu layout

toko harus memberikan kenyamanan bagi konsumen dari penataan merchandise, dan

kemudahan transaksi. Pada lokasi gerai supermarket, 99 Ranch Market membangun

gerai secara stand-alone building, sebelah jalan besar, memiliki parkiran besar dan

dekat dengan target market mereka. Untuk layout toko menampilkan kenyamanan

dan mewah serta menyediakan cashier sebanyak 6 untuk dapat memudahkan

transaksi sehingga konsumen tidak antri terlalu lama.

Elemet ketiga marketing program yaitu Value & Price, menunjukan sebuah

nilai tambah (benefit) yang diberikan kepada konsumen, dan price merupakan

indikator dalam menilai sebuah janji dari value tersebut. Pada penelitian ini 99 Ranch

Market menetapkan harga cukup mahal diatas harga supermarket konvensional

lainnya produk import maupun produk lokal sekitar 10%-20%. 99 Ranch Market

menyesuaikan harga dengan value yang ditetapkan sehingga konsumen bukan hanya

mendapatkan value dari sisi functional benefit dari produk namun ingin memberikan

emotional benefit ke konsumen berupa kebanggaan karena berbelanja di 99 Ranch

Market yang merupakan supermarket premium.

Element keempat marketing program yaitu Information, merupakan bentuk

komunikasi kepada konsumen mengenai jenis dan harga produk yang tersedia dalam

sebuah toko. Bentuk komunikasi ini bisa melalui instore sign, promotion, mass media

dan advertising. Pada penelitian ini 99 Ranch Market mengkomunikasikan produk

Page 61: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  77

melalui mengirimkan buletin ke kantor kedutaan, perusahaan luar negeri dan

sekolah international. Selain itu 99 Ranch Market memasang instore-promotion di

dalam supermarket seperti promosi produk baru.

Element kelima marketing program yaitu customer care, memiliki arti lebih

dari sekedar memberikan gift wrapping atau credit, melainkan lebih mengarah pada

menjaga hubungan baik terhadap konsumen. Pada penelitian ini 99 Ranch Market

untuk dapat menjaga hubungan baik dengan konsumen, karyawan yang bekerja dalam

gerai diwajibkan untuk proaktif komunikasi dengan konsumen, sehingga dapat

membantu konsumen dalam berbelanja, dapat mengetahui nama pelanggan dan

keinginan pelanggan.

Element keenam marketing program yaitu shopping experience, mengarah

pada pemberian suatu kenyamanan kepada konsumen sehingga menimbulkan rasa

positif kepada toko dan produk. Pada penelitian ini 99 Ranch Market menata rak-rak

display merchandise dengan rapih memberikan tanda petunjuk informasi sehingga

konsumen mudah mencari produk yang diinginkan. Selain itu udara sejuk di dalam

ruangan diberikan yang terbaik untuk konsumen agar menambah rasa kenyamanan.

4.2.4.2 Positioning Akhir.

Seiring berjalan waktu 99 Ranch Market melakukan brand repositioning,

menurut buku The New Positioning, Jack Trout and Steve Rivkin (1996,P.56)

mengatakan bahwa Repositioning harus dilakukan saat perilaku konsumen berubah,

Page 62: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  78

teknologi sudah mengambil alih penuh produk yang ada dan produk yang sudah

mulai ditinggalkan oleh konsumen. Hal ini terjadi pada market segment 99 Ranch

Market Indonesia, ini disebabkan karena ada nya perubahan sisi lifestyle pada market

segments mereka. Perubahan pada positioning sangatlah penting menurut buku

Strategic Brand Management,Kevin Lane Keller (2008,P.98), Brand Positioning

merupakan jantung dari strategi marketing (The Heart of Marketing Strategy). Oleh

karena itu perusahaan harus dapat meresponi betul perubahan dari pasar sehingga

dapat menciptakan positioning yang baru dan jelas.

Positioning pada 99 Ranch Market bukan hanya mengarah pada supermarket

premium saja tetapi mengarah pada kepedulian akan kesehatan, oleh karena itu

positioning statement atau slogan 99 Ranch Market diganti menjadi “ It’s a Balanced

Life, Health & Pleasure “.

Arti dari positioning ini yaitu 99 Ranch Market ingin menunjukan kepedulian

terhadap konsumen akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup (balance) dalam

menjalankan pola konsumsi makanan, bukan hanya menikmati makanan dari

kelezatannya (pleasure) namun juga diperhatikan kesehatannya (health).

Pada penelitian ini terlihat 99 Ranch Market, dalam merealisasikan

positioning mereka sebagai supermarket yang peduli akan kesehatan (It’s a Balanced

Life, Health & Pleasure), terbentuk dari element pertama, assortment, 99 Ranch

Market menyediakan fresh product khusus nya beras, sayuran yang berkategori

organic, serta produk daging sapi yang dibudidaya dengan baik tanpa adanya

Page 63: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  79

suntikan hormon. Selain itu ada juga kategori non organic pada fresh product

seperti ikan, daging ayam, babi, buah-buahan serta sayuran biasa (non organic).

Namun semua fresh product di jaga tingkat kesegarannya.

Element kedua, convenience, pada element ini 99 Ranch Market memilih

daerah lokasi untuk membangun gerai supermarket yang banyak dihuni oleh

konsumen middle-up local maupun WNA. Serta membangun gerai stand-alone

building, parkiran mobil cukup luas. Pada layout store khususnya di dalam

supermarket, banyak menggunakan warna coklat tua. Pada Transaction process, di

sediakan sekitar 6 kasir untuk bertransaksi, sehingga menghindari adanya antrian

panjang saat bertransaksi.

Element ketiga, Value & Price, pada element ini 99 Ranch Market

memberikan value akan terjaminnya kesegaran produk pada fresh product, serta value

kesehatan yang diberikan melalui product organic pada beras, sayuran, buah dan

daging sapi.

Dari value yang diberikan cukup besar maka harga atau price yang ditawarkan

kepada konsumen cukup besar, untuk product organic untuk daging sapi bisa 30% -

40% lebih mahal ketimbang daging biasa. Product grocery item kebanyakan produk

import luar negeri, maka harga pun tergolong mahal. Dengan adanya kesesuaian

harga dengan nilai yang diberikan ke konsumen maka konsumen akan mendapatkan

adanya jaminan kesehatan dari sisi functional benefit dari sisi emotional benefit yakni

berupa jaminan akan tingkat keamanan, kesegaran, kelengkapan variasi produk luar

Page 64: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  80

negeri dan kebersihan atau higienis akan produk selain itu konsumen akan

merasakan adanya pelayanan yang ramah dari karyawan 99 Ranch Market.

Element keempat, information, pada element ini 99 Ranch Market

mengkomunikasikan produknya lewat sebuah bulletin yang dikirim ke sekolah-

sekolah international & kantor kedutaan. Selain itu 99 Ranch Market bekerja sama

dengan pihak PT. Gramedia untuk menciptakan sebuah buku kesehatan dengan judul

“ Hidup sehat dengan gizi seimbang dalam siklus kehidupan “ dilengkapi 115 resep

makanan sehat untuk bayi. Selain itu 99 Ranch Market, kerap kali mensponsori

Womens Club Indonesia, Lions Club dan membuka bazaar makanan di sekolah

international.

Element kelima, customer care, konsep utama pada element ini yaitu

relationship, pada element ini 99 Ranch Market, memberikan pelayanan kepada

konsumen dengan menyediakan layanan antar belanja (delivery), serta membantu

konsumen dalam berbelanja secara customized, contohnya konsumen membeli dan

ingin meminta di potong dengan irisan daging sapi tertentu dan ingin sekaligus

dimasak lalu di bawa pulang, tersedianya customer service untuk menghindari

kebingungan konsumen dalam mencari produk, 99 Ranch Market mengupayakan

karyawannya untuk aktif berkomunikasi dengan konsumen sehingga dapat

mengetahui dan mengenal nama serta kebutuhan produk yang dicari si konsumen.

Element terakhir yang keenam, shopping experience, pada element terakhir ini

99 Ranch Market menyediakan ruangan berbelanja dengan nyaman, bersih, udara

Page 65: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  81

dalam ruangan cukup sejuk, interior warna kebanyakan warna coklat tua. Untuk

menambah kenyamanan konsumen di sajikan berbagai sample makanan, foto-foto

kesehatan seperti foto buahan sayuran mengisi ruang gerai dan lagu-lagu classic

acoustic.

Pada penelitian ini tersimpul bahwa new positioning yang dibuat oleh 99

Ranch Market (It’s a Balanced Life, Health & Pleasure), terbentuk karena adanya

perubahan gaya hidup konsumen kearah kesehatan sehingga membutuhkan konsumen

akan produk sehat serta terealisasikan melalui sebuah product, price, promotion, dan

place.

Namun di dalam supermarket 99 Ranch Market terdapat produk yang

melawan positioning itu sendiri, yakni Rokok (cigarette), tetapi konsep positioning

ini tetap berjalan, karena pada penjualan produk rokok tidak di expose secara

mencolok, namun mereka menempatkan atau menyimpan produk rokok di tempat

khusus yang jauh dari perhatian konsumen.

Page 66: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  82

TABEL 4.12

TABEL ANALISIS PERBANDINGAN POSITIONING

Positionig /

Kriteria

Wonderful Shopping Experience

It’s a Balanced Life ( Health & Pleasure )

Meaning 99 RM ingin Memberikan kenyamanan dalam

berbelanja,bukan hanya sekedar membeli namun

dapat membeli dan menikmati suasana dalam

berbelanja.

99 RM ingin memberikan cara menyeimbangkan hidup dalam pola konsumsi makanan bukan

hanya kelezatan dicari melainkan harus ada nya kesehatan atau gizi yang

cukup.

Key Driver Varian produk luar negeri yang selalu tersedia, lokasi

gerai serta kenyamanan, kebersihan & kerapihan

ruangan gerai.

Organic Food dari sayuran, buahan tanpa pestisida hingga

daging sapi yang tanpa suntikan hormon dan

menyediakan varian produk luar negeri.

Expected Result Konsumen menjadi nyaman dalam berbelanja, melalui adanya variasi produk luar negeri, suasana dalam gerai

nyaman dan keramahan karyawan dalam melayani

konsumen.

Konsumen menjadi mengerti akan pentingnya menjaga

keseimbangan hidup antara kesehatan dengan kesenangan

melalui pengaturan pola konsumsi makanan.

Page 67: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/Bab 4__10-49.pdfdilema cukup berat dalam membuka cabang baru yaitu memilih lokasi yang tepat, menentukan

  83

POSITIONING MAP

Assortment

GAMBAR 4.11

POSITIONING MAP

HIGH 

MEDIUM 

LOW 

LOW  MEDIUM  HIGH 

Price Indomaret

Alfamart

Hero

99 Ranch Market Giant

Makro

Carrefour

Kemchicks