31
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas gambaran variabel dan data yang digunakan dalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil penelitian pada kebebasan ekonomi, globalisasi, tingkat perkembangan yang diukur melalui GDP per kapita, kebebasan pers, kebebasan pers yang dikuadratkan, demokrasi, dan stabilitas politik terhadap tingkat korupsi yang dirasakan selama tahun 2014 hingga 2017 di 60 negara berkembang. Analisis ekonometrik digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen dalam mempengaruhi variabel independen. Sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat sejauh mana variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen serta untuk melihat tingkat signifikansi dalam penelitian melalui pengujian statistik terhadap model yang digunakan. Analisis ekonomi akan menjelaskan arti dari parameter-parameter yang didapat melalui hasil perkiraan yang meliputi kesesuaian arah parameter yang diteliti dengan hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan berdasarkan teori ekonomi, serta melihat seberapa besar pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. 4.1 Gambaran Variabel dan Data Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan deskripsi secara umum terhadap berbagai variabel yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini pada kurun waktu tahun 2014 hingga 2017. Variabel yang diteliti tersebut ialah tingkat korupsi yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas gambaran variabel dan data yang digunakan

dalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

penelitian pada kebebasan ekonomi, globalisasi, tingkat perkembangan yang

diukur melalui GDP per kapita, kebebasan pers, kebebasan pers yang

dikuadratkan, demokrasi, dan stabilitas politik terhadap tingkat korupsi yang

dirasakan selama tahun 2014 hingga 2017 di 60 negara berkembang.

Analisis ekonometrik digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen dalam mempengaruhi variabel independen. Sedangkan

analisis statistik digunakan untuk melihat sejauh mana variabel independen dapat

menjelaskan variabel dependen serta untuk melihat tingkat signifikansi dalam

penelitian melalui pengujian statistik terhadap model yang digunakan. Analisis

ekonomi akan menjelaskan arti dari parameter-parameter yang didapat melalui

hasil perkiraan yang meliputi kesesuaian arah parameter yang diteliti dengan

hipotesis-hipotesis yang telah ditetapkan berdasarkan teori ekonomi, serta melihat

seberapa besar pengaruh perubahan variabel independen terhadap variabel

dependen.

4.1 Gambaran Variabel dan Data Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan deskripsi secara umum terhadap berbagai

variabel yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini pada kurun waktu tahun

2014 hingga 2017. Variabel yang diteliti tersebut ialah tingkat korupsi yang

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

50

dirasakan, kebebasan ekonomi, globalisasi, tingkat perkembangan yang diukur

melalui GDP per kapita, kebebasan pers, kebebasan pers yang dikuadratkan,

demokrasi, dan stabilitas politik di 60 negara berkembang. Berikut merupakan

deskripsi statistik dari seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik

Sumber: Hasil pengolahan data

4.1.1 Tingkat Korupsi yang dirasakan

Tingkat korupsi yang dirasakan merupakan pembalikan dari nilai indeks

persepsi korupsi (IPK). Berdasarkan data pada Tabel 4.1, secara umum tingkat

korupsi yang dirasakan yang ditunjukkan oleh variabel CORR pada 60 negara

berkembang dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar 68,40 satuan.

Tingkat korupsi yang dirasakan paling rendah selama periode penelitian terdapat

di negara Bhutan pada tahun 2017 dengan nilai sebesar 33 satuan, sedangkan

Variabel Obs Mean Std. Dev Min Max

CORR 240 68.40 9.117 33 85

EcoFree 240 55.17 5.549 40 76

Glob 240 47.91 8.916 26.91 70.71

Develo 240 1683.82 1130.60 273.53 5412.69

PressFree 240 59.14 14.824 28 95

PressFreeSQ 240 3717.08 1826.93 784 9025

Democ 240 4.58 1.555 1.49 7.92

PolStab 240 -0.62 0.715 -2.7 1.13

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

51

tingkat korupsi yang dirasakan paling tinggi selama periode penelitian terdapat di

negara Angola pada tahun 2015 dengan nilai sebesar 85 satuan.

Grafik 4.1 merupakan keadaan tingkat korupsi yang dirasakan di 60

negara berkembang dimana rata-rata negara berkembang memiliki tingkat korupsi

yang dirasakan cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2014 hingga 2017,

yang diilustrasikan sebagai berikut:

Grafik 4.1 Tingkat Korupsi yang Dirasakan di 60 Negara Berkembang

Tahun 2014 - 2017

Sumber: Transparency International (data diolah dengan membalikkan nilai)

4.1.2 Kebebasan Ekonomi

Kebebasan ekonomi digunakan untuk mengetahui tingkat kebebasan

mengenai kemudahan individu, kelompok, atau bisnis untuk membuat keputusan

dalam bidang ekonomi tanpa adanya intervensi oleh pemerintah dalam suatu

negara. Secara umum, data pada Tabel 4.1 mengenai kebebasan ekonomi yang

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Afr

ika

Ten

gah

Ban

glad

esh

Bh

uta

nB

urk

ina

Faso

Ch

adEl

Sal

vad

or

Filip

ina

Geo

rgia

Gu

inea

Hai

tiIn

dia

Kam

bo

jaK

enya

Ko

mo

roLe

soth

oM

adag

aska

rM

ali

Mau

rtan

iaM

old

ova

Mo

zam

bik

Nig

eria

Pak

ista

nR

ep. D

em. K

on

goR

wan

da

Sri L

anka

Tan

zan

iaTu

nis

iaU

krai

na

Vie

tnam

2014 2015 2016 2017

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

52

ditunjukkan oleh variabel EcoFree pada 60 negara berkembang dalam kurun

waktu tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar 55,17 satuan. Tingkat kebebasan

ekonomi yang paling rendah selama periode penelitian terdapat di negara

Republik Kongo pada tahun 2017 dengan nilai sebesar 40 satuan, sedangkan

tingkat kebebasan ekonomi paling tinggi selama periode penelitian terdapat di

negara Georgia pada tahun 2017 dengan nilai sebesar 76 satuan.

Grafik 4.2 menunjukkan bahwa tingkat kebebasan ekonomi di 60 negara

berkembang memiliki rata-rata indeks kebebasan ekonomi yang cenderung

mengalami kenaikan di tiap tahunnya serta rata-rata tergolong ke dalam negara

dengan kebebasan ekonomi yang sebagian tidak bebas (mostly unfree) dan cukup

bebas (moderately free) pada tahun 2014 hingga 2017. Berikut ini grafik

mengenai tingkat kebebasan ekonomi di 60 negara berkembang:

Grafik 4.2 Tingkat Kebebasan Ekonomi di 60 Negara Berkembang Tahun

2014 - 2017

Sumber: The Heritage Foundation

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Afr

ika

Ten

gah

Ban

glad

esh

Bh

uta

n

Bu

rkin

a Fa

so

Ch

ad

El S

alva

do

r

Filip

ina

Geo

rgia

Gu

inea

Hai

ti

Ind

ia

Kam

bo

ja

Ken

ya

Ko

mo

ro

Leso

tho

Mad

agas

kar

Mal

i

Mau

rtan

ia

Mo

ldo

va

Mo

zam

bik

Nig

eria

Pak

ista

n

Rep

. Dem

. Ko

ngo

Rw

and

a

Sri L

anka

Tan

zan

ia

Tun

isia

Ukr

ain

a

Vie

tnam

2014 2015 2016 2017

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

53

4.1.3 Globalisasi

Globalisasi digunakan untuk mengukur tingkat keterbukaan suatu negara

terhadap negara lain melalui proses integrasi internasional. Tabel 4.1

menunjukkan bahwa globalisasi (Glob) di 60 negara berkembang pada tahun 2014

hingga 2017 memiliki rata-rata tingkat globalisasi sebesar 47,91 satuan. Tingkat

globalisasi paling rendah berada di negara Laos pada tahun 2015 dengan nilai

sebesar 26,91 satuan, sedangkan tingkat globalisasi paling tinggi terdapat di

negara Ukraina pada tahun 2016 dengan nilai sebesar 70,71 satuan.

Berdasarkan Grafik 4.3, meskipun tingkat globalisasi pada 60 negara

observasi rata-rata masih tergolong minim namun tiap tahunnya tingkat

globalisasi cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2012 hingga 2017.

Grafik 4.3 Tingkat Globalisasi pada 60 Negara Berkembang di Tahun 2014 -

2017

Sumber: KOF Globalisation Indeks

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Afr

ika

Ten

gah

Ben

in

Bu

rkin

a Fa

so

Djib

ou

ti

Filip

ina

Gh

ana

Hai

ti

Ind

on

esia

Ken

ya

Lao

s

Mad

agas

kar

Mar

oko

Mo

ldo

va

Nep

al

Pak

ista

n

Rep

. Ko

ngo

Sri L

anka

Togo

Ukr

ain

a

Zam

bia

2014

2015

2016

2017

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

54

4.1.4 Tingkat Perkembangan

Gross Domestic Product (GDP) per kapita digunakan untuk mengetahui

tingkat perekonomian suatu negara secara nyata per kapita. GDP per kapita

didapatkan dengan membagi GDP dengan jumlah penduduk pertengahan tahun

yang tinggal di suatu negara. GDP yang digunakan ialah GDP yang dihitung ke

dalam dollar saat ini (current US$). Berdasarkan data pada Tabel 4.1, secara

umum GDP per kapita yang ditunjukkan oleh variabel Develo di 60 negara

berkembang dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar 1.683,82 US

dollar. GDP per kapita paling tinggi selama periode penelitian terdapat di negara

Angola pada tahun 2014 yakni 5.412,69 US dollar, sedangkan GDP per kapita

paling rendah selama periode penelitian terdapat di negara Burundi pada tahun

2014 yakni 273,53 US dollar.

Grafik 4.4 menunjukkan kondisi perekonomian yang digambarkan dengan

GDP per kapita. Berdasarkan Grafik 4.4, dapat dilihat bahwa nilai GDP per kapita

di masing-masing negara cenderung mengalami peningkatan selama periode

penelitian.

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

55

Grafik 4.4 Tingkat GDP per kapita di 60 Negara Berkembang Tahun 2014 -

2017

Sumber: World Bank (data diolah)

4.1.5 Kebebasan Pers

Adanya kebebasan pers dan media dalam suatu negara diperlukan untuk

mengakses berbagai informasi bagi kehidupan warga negaranya. Akan tetapi,

tidak semua negara memiliki akses yang mudah untuk merima informasi-

informasi yang ada. Indeks ini memiliki nilai antara 0 hingga 100, nilai 0

menandakan suatu negara dengan kebebasan pers yang terbuka (bagus),

sedangkan nilai 100 yang berarti suatu negara memiliki kebebasan pers yang

tertutup (buruk).

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kebebasan pers yang ditunjukkan oleh

variabel PressFree di 60 negara berkembang pada tahun 2014 hingga 2017

memiliki rata-rata tingkat kebebasan pers sebesar 59,14 satuan. Nilai PressFree

maksimum terdapat di negara Uzbekistan pada tahun 2014 hingga 2017 dengan

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000A

frik

a Te

nga

h

Ben

in

Bu

rkin

a Fa

so

Djib

ou

ti

Filip

ina

Gh

ana

Hai

ti

Ind

on

esia

Ken

ya

Lao

s

Mad

agas

kar

Mar

oko

Mo

ldo

va

Nep

al

Pak

ista

n

Rep

. Dem

. Ko

ngo

Sen

egal

Tajik

ista

n

Tun

isia

Uzb

ekis

tan

2014

2015

2016

2017

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

56

nilai sebesar 95 satuan, hal ini berarti bahwa negara Uzbekistan pada tahun

tersebut merupakan negara dengan kebebasan pers yang paling tertutup.

Sedangkan nilai PressFree minimum terdapat di negara Ghana pada tahun 2014

dan 2015 dengan nilai sebesar 28 satuan, hal ini berarti bahwa negara Ghana pada

tahun tersebut merupakan negara dengan kebebasan pers yang paling terbuka.

Berdasarkan Grafik 4.5, dapat dilihat bahwa nilai indeks kebebasan pers

selama periode penelitian di 60 negara observasi cenderung mengalami penurunan

(pers lebih terbuka) yang menandakan bahwa tingkat kebebasan pers semakin

membaik.

Grafik 4.5 Indeks Kebebasan Pers di 60 Negara Berkembang Tahun 2014 -

2017

Sumber: Freedom House

4.1.6 Kebebasan Pers Kuadrat

Kebebasan pers yang dikuadratkan digunakan sebagai perkiraan dari

adanya hubungan yang non linear antara variabel kebebasan pers dengan tingkat

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Afr

ika

Ten

gah

Ben

in

Bu

rkin

a Fa

so

Djib

ou

ti

Filip

ina

Gh

ana

Hai

ti

Ind

on

esia

Ken

ya

Lao

s

Mad

agas

kar

Mar

oko

Mo

ldo

va

Nep

al

Pak

ista

n

Rep

. Dem

. Ko

ngo

Sen

egal

Tajik

ista

n

Tun

isia

Uzb

ekis

tan

2014

2015

2016

2017

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

57

korupsi yang dirasakan. Berdasarkan data dari Tabel 4.1, secara umum tingkat

kebebasan pers kuadrat yang ditunjukkan oleh variabel PressFreeSQ pada 60

negara berkembang dalam kurun waktu tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar

3717,088 satuan. Nilai PressFree maksimum terdapat di negara Uzbekistan pada

tahun 2014 hingga 2017 dengan nilai sebesar 9025 satuan, hal ini berarti bahwa

negara Uzbekistan pada tahun tersebut merupakan negara dengan kebebasan pers

yang paling tertutup. Sedangkan nilai PressFree minimum terdapat di negara

Ghana pada tahun 2014 dan 2015 dengan nilai sebesar 784 satuan, hal ini berarti

bahwa negara Ghana pada tahun tersebut merupakan negara dengan kebebasan

pers yang paling terbuka.

4.1.7 Demokrasi

Demokrasi digunakan untuk mengetahui derajat kebebasan kedaulatan

rakyat dalam suatu negara. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat demokrasi yang

ditunjukkan oleh variabel Democ pada 60 negara berkembang dalam kurun waktu

tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar 4,58 satuan. Tingkat demokrasi yang paling

rendah selama periode penelitian terdapat di negara Afrika Tengah pada tahun

2014 dengan nilai sebesar 1,49 satuan, sedangkan tingkat kebebasan ekonomi

paling tinggi selama periode penelitian terdapat di negara India pada tahun 2014

dengan nilai sebesar 7,92 satuan.

Grafik 4.6 menunjukkan bahwa derajat demokrasi di 60 negara

berkembang memiliki rata-rata derajat demokrasi yang cenderung mengalami

penurunan serta rata-rata tergolong ke dalam negara dengan derajat demokrasi

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

58

yang rezim hibrid (hybrid regimes) dan demokrasi yang cacat (flawed

democracies) pada tahun 2014 hingga 2017. Berikut ini grafik mengenai tingkat

demokrasi di 60 negara berkembang:

Grafik 4.6 Tingkat Demokrasi di 60 Negara Berkembang Tahun 2014 – 2017

Sumber: The Economist Intelligence Unit

4.1.8 Stabilitas Politik

Kestabilan politik digunakan untuk mengetahui kondisi dalam bidang

politik di suatu negara. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa tingkat stabilitas politik

yang ditunjukkan oleh variabel PolStab pada 60 negara berkembang dalam kurun

waktu tahun 2014 – 2017 rata-rata sebesar -0,62 satuan. Tingkat stabilitas politik

yang paling rendah selama periode penelitian terdapat di negara Afrika Tengah

pada tahun 2014 dengan nilai sebesar -2,7 satuan, sedangkan tingkat stabilitas

politik paling tinggi selama periode penelitian terdapat di negara Bhutan pada

tahun 2017 dengan nilai sebesar 1,13 satuan.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Afr

ika

Ten

gah

Be

nin

Bu

rkin

a Fa

so

Djib

ou

ti

Filip

ina

Gh

ana

Hai

ti

Ind

on

esia

Ke

nya

Lao

s

Mad

agas

kar

Mar

oko

Mo

ldo

va

Nep

al

Pak

ista

n

Rep

. Dem

. Ko

ngo

Sen

egal

Tajik

ista

n

Tun

isia

Uzb

ekis

tan

2014

2015

2016

2017

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

59

Berdasarkan Grafik 4.7, dapat dilihat bahwa tingkat stabilitas politik pada

60 negara observasi rata-rata masih tergolong rendah dan tingkat stabilitas politik

cenderung mengalami penurunan dari tahun 2014 hingga 2017.

Grafik 4.7 Tingkat Stabilitas Politik di 60 Negara Berkembang Tahun 2014 -

2017

Sumber: The Global Economy

4.2 Hasil Estimasi

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah random effect model

untuk melihat pengaruh dari variabel independen kebebasan ekonomi, globalisasi,

tingkat perkembangan, kebebasan pers, kebebasan pers kuadrat, demokrasi, dan

stabilitas politik terhadap tingkat korupsi yang dirasakan. Sebelum melakukan

estimasi, untuk menentukan mengenai apakah model dalam penelitian ini

menggunakan pooled least square, fixed effect model, atau random effect model,

maka dilakukan beberapa pengujian untuk menentukan hasil estimasi yang

-3

-2,5

-2

-1,5

-1

-0,5

0

0,5

1

1,5

Afr

ika

Ten

gah

Be

nin

Bu

rkin

a Fa

so

Djib

ou

ti

Filip

ina

Gh

ana

Hai

ti

Ind

on

esia

Ke

nya

Lao

s

Mad

agas

kar

Mar

oko

Mo

ldo

va

Nep

al

Pak

ista

n

Rep

. Dem

. Ko

ngo

Sen

egal

Tajik

ista

n

Tun

isia

Uzb

ekis

tan 2014

2015

2016

2017

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

60

terbaik. Berikut merupakan perbandingan hasil estimasi dengan menggunakan

pooled least square, fixed effect model, dan random effect model.

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Estimasi

VARIABEL Fixed Effect

Model

Random Effect

Model

Pooled Least

Square

EcoFree -0.16219874* -0.24988031*** -0.62179012***

Glob 0.00179462 -0.01510227 0.05253874

Develo -0.00105864 -0.00112501* -0.00067374

PressFree 0.82239171* 0.47731447 0.04671583

PressFreeSQ -0.00611449* -0.0036238 -0.00062167

Democ -0.23399994 -0.98892594* -1.8201709***

PolStab -.057626966 -1.0415195 -2.3366161***

Constant 53.852806*** 74.212858*** 107.75809***

N 240 240 240

r2 0.08395853 0.43398148

r2_a -0.28784654 0.41690334

*** p<0.001, **p<0.01, *p<0.5

Sumber: Hasil pengolahan data

4.2.1 Uji Chow

Uji Chow dilakukan untuk mengetahui model manakah antara pooled least

square atau fixed effect model yang lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

Hasl dari uji Chow adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Chow

Prob > F Signifikansi α

0.0000 0.01

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan dari hasil uji Chow, dapat dilihat bahwa model ini memiliki

nilai probabilitas sebesar 0.0000 yang mana angka tersebut lebih kecil

dibandingkan dengan nilai α yaitu sebesar 0.01. oleh karena itu, dapat diambil

kesimpulan bahwa fixed effect model lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

61

4.2.2 Uji Hausman

Pada uji Chow yang dilakukan sebelumnya, disimpulkan bahwa fixed

effect model lebih baik digunakan dalam penelitian ini. Akan tetapi, perlu

dilakukan pengujian kembali untuk mengetahui model manakah yang lebih baik

antara fixed effect model atau random effect model yang diuji dengan uji

Hausman. Adapun hasil dari uji Hausman adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman

Prob > χ2 Signifikansi α

0.0113 0.01

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil uji Hausman, dapat dilihat bahwa nilai probabilitasnya

adalah sebesar 0.0113, sedangkan angka tersebut lebih besar dari pada signifikansi

α sebesar 0.01 sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang lebih baik

digunakan dalam penelitian ini adalah random effect model.

4.2.3 Uji Breusch-Pagan Lagrangian Multiplier

Setelah dilakukan uji Hausman pada bagian sebelumnya, kesimpulan yang

didapat ialah random effect model yang lebih baik digunakan dalam penelitian ini.

Namun, perlu dilakukan pengujian kembali untuk mengetahui model mana yang

lebih baik antara random effect model dengan pooled least square. Adapun

pengujiannya dilakukan dengan uji Breusch-Pagan Lagrangian Multiplier. Hasil

dari uji tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Uji Breusch-Pagan Lagrangian Multiplier

Prob > 2 Signifikansi α

0.0000 0.01

Sumber: hasil pengolahan data

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

62

Berdasarkan hasil uji Breusch-Pagan lagrangian Multiplier, terlihat bahwa

nilai probabilitasnya adalah sebesar 0.0000 yang mana lebih kecil dibandingkan

dengan signifikansi α yakni sebesar 0.01 maka dapat disimpulkan bahwa model

yang lebih baik digunakan dalam penelitian ini adalah random effect model.

Setelah dilakukan proses regresi dengan menggunakan random effect

model, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Faktor Ekonomi

Tabel 4.6 Hasil Estimasi Faktor Ekonomi

VARIABEL CORR

EcoFree -0.283451***

(0.068)

Glob -0.0434067

(0.057)

Develo -0.0012119*

(0.0005)

Constant 88.38969***

(4.581)

Observations 240

Number of Groups 63

R-Squared 0.3009

Standard errors in parentheses

*** p<0.001, **p<0.01, *p<0.5

Sumber: Hasil Pengolahan data

Tanpa digabungkan dengan faktor non ekonomi, kemampuan faktor

ekonomi (kebebasan ekonomi, globalisasi, dan tingkat perkembangan yang diukur

dengan GDP per kapita) dalam mempengaruhi tingkat korupsi yang dirasakan

ialah sebesar 30,09%. Variabel-variabel independen tersebut mempunyai hasil

korelasi yang sesuai dengan hipotesis yang ada

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

63

b) Faktor Non Ekonomi

Tabel 4.7 Hasil Estimasi Faktor Non Ekonomi

VARIABEL CORR

PressFree 0.5809313*

(0.257)

PressFreeSQ -0.0042986*

(.001)

Democ -1.12948*

(0.496)

PolStab -1.170065

(0.748)

Constant 54.72625***

(9.09)

Observations 240

Number of Groups 63

R-Squared 0.2553

Standard errors in parentheses

*** p<0.001, **p<0.01, *p<0.5

Sumber: Hasil Pengolahan data

Secara terpisah dari faktor ekonomi, variabel-variabel dalam faktor non

ekonomi (kebebasan pers, kebebasan pers kuadrat, demokrasi, dan kestabilan

politik) memiliki pengaruh sebesar 25,53% terhadap tingkat korupsi yang

dirasakan. Hasil ini lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil dari faktor

ekonomi. Namun, variabel-variabel tersebut juga memiliki korelasi yang sesuai

dengan hipotesis.

Page 16: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

64

c) Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi

Tabel 4.8 Hasil Estimasi Faktor Ekonomi dan Non Ekonomi

VARIABEL CORR

EcoFree -0.2498803***

(0.068)

Glob -0.0151023

(0.056)

Develo -0.001125*

(0.0005)

PressFree 0.4773145**

(0.248)

PressFreeSQ -0.0036238**

(0.001)

Democ -0.9889259 *

(0.486)

PolStab -1.04152

(0.725)

Constant 74.21286***

(9.957)

Observations 240

Number of Groups 63

R-Squared 0.3710

Standard errors in parentheses

*** p<0.001, **p<0.01, *p<0.5

Sumber: Hasil Pengolahan data

4.3 Pengujian Masalah dalam Regresi Linear

4.3.1 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan masalah yang terdapat pada variabel

independen yang memiliki ikatan erat atau hubungan yang saling berpengaruh.

Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat korelasi antar variabel

independen. Apabila korelasi antar variabel lebih dari 0,8 maka dapat dikatakan

adanya masalah multikolinearitas dalam model (Gujarati & Porter, 2009).

Page 17: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

65

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi

EcoFre

e

Glob Develo PressFr

ee

PressFre

eSQ

Democ PolSta

b

EcoFree 1.0000

Glob 0.3949 1.0000

Develo 0.2554 0.5735 1.0000

PressFre

e

-0.2991 -0.2680 -0.1574 1.0000

PressFre

eSQ

-0.2951 -0.2737 -0.1457 0.9893 1.0000

Democ 0.4762 0.5172 0.3880 -0.7159 -0.7127 1.0000

PolStab 0.2612 0.0056 0.2368 -0.1248 -0.1034 0.2342 1.0000

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat bahwa nilai koefisien korelasi

pada setiap variabel independen tidak menunjukkan angka yang lebih dari 0,8.

Kecuali pada variabel PressFreeSQ yang merupakan variabel kuadrat dari

PressFree sehingga memungkinkan memiliki korelasi yang kuat di atas 0,8.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas lebih sering terjadi pada data cross section

dibandingkan dengan data time series. Untuk mengatasi kemungkinan adanya

heteroskedastis ini, maka digunakan estimasi Generalized Least Square (GLS).

Menurut (Gujarati & Porter, 2009) hasil regresi pada random effect model

merupakan estimasi yang dilakukan dengan menggunakan Generalized Least

Square (GLS) yaitu transformasi variabel sehingga memenuhi asumsi standar

kuadrat terkecil., dimana hasil dari estimasi GLS yakni homoskedastis sehingga

pada metode GLS tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, yang berarti

persebaran data menjadi konstan atau tidak adanya outlier pada data. Dalam

random effect model juga terbebas dari masalah asumsi klasik lainnya, di mana

Page 18: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

66

hasil estimasi yang dihasilkan konsisten pada random effect model dan

terdistribusi dengan normal atau menghasilkan estimasi yang tidak bias

(Wooldridge, 2012)

4.3.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antara

anggota observasi yang satu dengan yang lain yang berlainan periode atau waktu.

Metode random effect model menurut (Wooldridge, 2012) mempunyai

keunggulan dibandingkan dengan fixed effect model dan pooled least square

dimana tidak terdapat korelasi antara error term, yaitu error terms pada periode

tertentu tidak berkorelasi dengan variabel yang ada pada periode lain sehingga

tidak terdapat masalah autokorelasi. Sedangkan menurut (Gujarati & Porter,

2009), pada random effect model tidak terdapat korelasi dari error secara

individual dan tidak ada autokorelasi antara unit cross section dan time series.

4.4 Pengujian Statistik

4.4.1 Koefisien Determinasi (R2)

Penggunaan koefisien determinasi ialah untuk mengukur seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen pada

model. Hasil estimasi menunjukkan R2 pada model memiliki nilai sebesar 0,3710

atau 37,10% yang artinya bahwa adanya perubahan variabel independen

(kebebasan ekonomi, globalisasi, tingkat perkembangan yang diukur dengan GDP

per kapita, kebebasan pers, kebebasan pers kuadrat, demokrasi, dan stabilitas

Page 19: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

67

politik) dalam model ini mampu menjelaskan 37,10% dari variabel dependennya

(tingkat korupsi yang dirasakan), sedangkan sisanya yakni sebesar 62,90%

dijelaskan oleh faktor lain di luar model yang tidak digunakan dalam penelitian

ini.

4.4.2 Uji Signifikansi Simultan

Pada hasil estimasi random effect model dalam software STATA 13,

digunakan uji Wald Chi-Square untuk melihat apakah semua variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan (StataCorp, 2013). Berikut

adalah tabel hasil pengujian signifikansi simultan dengan uji Wald χ2 yang didapat

dari hasil estimasi software STATA 13:

Tabel 4.10 Hasil Pengujian dengan Uji Wald χ2

Prob > χ2 Signifikansi α

0.0000 0.01

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan hasil uji Wald χ2 terlihat bahwa nilai probabilitasnya ialah

sebesar 0.000 yang mana lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi

α yakni sebesar 1%. Artinya, variabel independen yang terdiri dari kebebasan

ekonomi, globalisasi, tingkat perkembangan yang diukur melalui GDP per kapita,

kebebasan pers, demokrasi, stabilitas politik, dan kebebasan pers yang

dikuadratkan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara berkembang pada tahun 2014 – 2017.

Page 20: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

68

4.4.3 Uji Signifikansi Parsial

Pada hasil estimasi random effect model pada software STATA 13

digunakan uji z untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen (StataCorp, 2013). Berikut merupakan tabel hasil

pengujian signifikansi pasrial dengan uji z:

Tabel 4.11 Hasil Pengujian Signifikansi Parsial dengan Uji Z

Variabel Prob z Keterangan

EcoFree 0.000 ditolak Signifikan α = 1%

Glob 0.791 tidak dapat ditolak Tidak signifikan

Develo 0.028 ditolak Signifikan α = 5%

PressFree 0.055 ditolak Signifikan α = 10%

PressFreeSQ 0.057 ditolak Signifikan α = 10%

Democ 0.042 ditolak Signifikan α = 5%

PolStab 0.151 tidak dapat ditolak Tidak signifikan

Sumber: Hasil pengolahan data

4.5 Analisis Model

4.5.1 Pengaruh Kebebasan Ekonomi terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Koefisien dari kebebasan ekonomi terhadap tingkat korupsi yang

dirasakan adalah sebesar -0,249 dan signifikan pada tingkat signifikansi 1%. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan pada kebebasan

ekonomi, maka tingkat korupsi yang dirasakan akan mengalami penurunan

sebesar 0,249 satuan dengan asumsi cateris paribus.

Page 21: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

69

4.5.2 Pengaruh Globalisasi terhadap Tingkat Korupsi yang Dirasakan

Koefisien dari globalisasi terhadap tingkat korupsi yang dirasakan adalah

sebesar -0,015 namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi

kenaikan satu satuan pada globalisasi, maka tingkat korupsi yang dirasakan akan

mengalami penurunan sebesar 0,015 satuan dengan asumsi cateris paribus.

4.5.3 Pengaruh Tingkat Perkembangan terhadap Tingkat Korupsi

yang Dirasakan

Koefisien dari tingkat perkembangan yang diukur dengan log dari GDP

per kapita terhadap tingkat korupsi yang dirasakan adalah sebesar -0,001 dan

signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini menunjukkan bahwa ketika GDP

per kapita bertambah satu dollar, maka tingkat korupsi yang dirasakan akan

mengalami penurunan sebesar 0,001 satuan dengan asumsi cateris paribus.

4.5.4 Pengaruh Kebebasan Pers terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Koefisien dari kebebasan pers terhadap tingkat korupsi yang dirasakan

adalah sebesar 0,477 dan signifikan pada tingkat signifikansi 10%. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan pada kebebasan pers,

maka tingkat korupsi yang dirasakan akan mengalami peningkatan sebesar 0,477

satuan dengan asumsi cateris paribus.

Page 22: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

70

4.5.5 Pengaruh Kebebasan Pers Kuadrat terhadap Tingkat Korupsi

yang Dirasakan

Koefisien dari kebebasan pers yang dikuadratkan terhadap tingkat korupsi

yang dirasakan adalah sebesar -0,003 dan signifikan pada tingkat signifikansi

10%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan pada

kebebasan pers yang dikuadratkan, maka tingkat korupsi yang dirasakan akan

mengalami penurunan sebesar 0,003 satuan dengan asumsi cateris paribus.

4.5.6 Pengaruh Demokrasi terhadap Tingkat Korupsi yang Dirasakan

Koefisien dari derajat kebeasan demokrasi terhadap tingkat korupsi yang

dirasakan adalah sebesar -0,988 dan signifikan pada tingkat signifikansi 5%. Hal

ini menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan satu satuan pada derajat kebebasan

demokrasi, maka tingkat korupsi yang dirasakan akan mengalami penurunan

sebesar 0,988 satuan dengan asumsi cateris paribus.

4.5.7 Pengaruh Stabilitas Politik terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Koefisien dari kestabilan politik terhadap tingkat korupsi yang dirasakan

adalah sebesar -1,041 namun tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

terjadi kenaikan satu satuan pada stabilitas politik, maka tingkat korupsi yang

dirasakan akan mengalami penurunan sebesar 1,041 satuan dengan asumsi cateris

paribus.

Page 23: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

71

4.6 Analisis Ekonomi

4.6.1 Pengaruh Kebebasan Ekonomi terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel kebebasan ekonomi berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara

berkembang dan memiliki koefisien sebesar -0,249. Angka tersebut menunjukkan

bahwa setiap terjadi kenaikan sebesar satu satuan pada kebebasan ekonomi maka

tingkat korupsi yang dirasakan akan menurun sebesar 0,249, dalam keadaan

cateris paribus.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh

(Paldam, 2002) yang menyebutkan bahwa kenaikan kebebasan ekonomi akan

menurunkan tingkat korupsi. Jika dibandingkan dengan penelitian tersebut,

pengaruh dari tingkat kebebasan ekonomi dalam mengurangi tingkat korupsi

sebesar -3,07, artinya setiap terjadi kenaikan kebebasan ekonomi sebesar satu

satuan, maka akan menurunkan tingkat korupsi sebesar 3,07. Pengaruhnya lebih

besar jika dibandingkan dengan penelitian ini, yakni sebesar 0,249.

Berdasarkan hasil estimasi, dapat disimpulkan bahwa kebebasan ekonomi

memiliki hubungan negatif terhadap tingkat korupsi yang dirasakan. Semakin

tinggi kebebasan ekonomi, menggambarkan bahwa sebanyak 60 negara

berkembang memiliki kebebasan ekonomi yang lebih baik sehingga dapat

mengurangi tingkat korupsi. Menurut Billger dan Goel dalam (Abbas, 2016)

menyebutkan bahwa kebebasan ekonomi yang semain tinggi yang diberikan oleh

Page 24: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

72

pemerintah kepada sektor swasta, maka kontrol pemerintah menjadi lebih longgar

sehingga akan mengurangi kesempatan untuk melakukan tindakan korupsi yang

dilakukan oknum pejabat pemerintah. Hal lain juga dikemukakan oleh (Rose-

Ackermann, 1999) bahwa apabila pemerintah melakukan pembatasan

perbadangan bebas (mengurangi kebebasan ekonomi) melalui pajak atau pajak

lisensi, maka beberapa orang akan menghindari pembatasan tersebut dengan cara

membayar secara ilegal seperti memberikan uang sogokan kepada pegawai

pemerintah (korupsi meningkat).

4.6.2 Pengaruh Globalisasi terhadap Tingkat Korupsi yang Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel globalisasi tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel tingkat korupsi yang dirasakan. Hasil dari penelitian

ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ades & Di Tella, 1999)

yang menyatakan bahwa meningkatnya integrasi internasional (globalisasi) akan

mengurangi tingkat korupsi secara signifikan. Meskipun hasil estimasi variabel

globalisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi, variabel

globalisasi memiliki hubungan berkebalikan dengan tingkat korupsi yang

dirasakan. Hal ini menandakan bahwa adanya kenaikan dalam proses integrasi

internasional (globalisasi) dapat menurunkan tingkat korupsi.

Meskipun tidak signifikan, hasil ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Lalountas, Manolas, & Vavouras, 2011) yang mengemukakan

bahwa tingkat globalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

korupsi. Hal ini disebabkan karena negara-negara berkembang cenderung

Page 25: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

73

memiliki tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan yang parah yang mana

merupakan salah satu penyebab utama dari timbulnya aktivitas korupsi, sehingga

tingkat globalisasi di negara berkembang belum cukup mampu untuk mengurangi

tingkat korupsi yang ada.

4.6.3 Pengaruh Tingkat Perkembangan terhadap Tingkat Korupsi

yang Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel tingkat perkembangan atau level of

development yang diukur melalui GDP per kapita berpengaruh secara signifikan

terhadap tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara berkembang dan memiliki

koefisien sebesar -0,001. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi

kenaikan sebesar satu US$ pada tingkat perkembangan maka tingkat korupsi yang

dirasakan akan menurun sebesar 0,001, dalam keadaan cateris paribus.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

(Mustapha, 2014) yang menyebutkan bahwa kenaikan GDP per kapita akan

menurunkan tingkat korupsi. Jika dibandingkan dengan peneltian tersebut,

pengaruh dari GDP per kapita dalam mengurangi tingkat korupsi sebesar -177,44,

artinya setiap terjadi kenaikan GDP per kapita sebesar 1 US$ maka akan

menurunkan tingkat korupsi sebesar 177,44 satuan. Pengaruhnya lebih besar jika

dibandingkan dengan penelitian ini, yakni sebesar 0,001. Rata-rata GDP per

kapita dalam penelitian ini ialah sebesar 1.683,828 US$, angka ini lebih kecil jika

dibandingkan dengan penelitian sebelumnya dimana rata-rata GDP per kapita

pada penelitian sebelumnya sebesar 21.705,72 US$. Rata-rata GDP per kapita

Page 26: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

74

yang lebih kecil pada penelitian ini memungkinkan penurunan tingkat korupsi

yang disebabkan oleh meningkatnya GDP per kapita dalam penelitian ini

memiliki pengaruh yang lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya.

Berdasarkan hasil estimasi, dapat disimpulkan bahwa GDP per kapita

memiliki hubungan negatif terhadap tingkat korupsi yang dirasakan. Semakin

tinggi GDP per kapita, menggambarkan bahwa sebanyak 60 negara berkembang

memiliki kinerja ekonomi yang cukup baik sehingga dapat mengurangi tingkat

korupsi. Dengan semakin tumbuhnya kinerja ekonomi maka kesejahteraan akan

meningkat yang mana akan berimbas pada penurunan tingkat korupsi.

4.6.4 Pengaruh Kebebasan Pers terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel kebebasan pers berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara berkembang dan

memiliki koefisien sebesar 0,477. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap

terjadi kenaikan sebesar satu satuan pada kebebasan pers maka tingkat korupsi

yang dirasakan akan meningkat sebesar 0,477, dalam keadaan cateris paribus. Hal

ini dikarenakan pada negara berkembang cenderung memiliki sistem pers yang

masih belum bagus dan terbuka.

Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

(Brunetti & Weder, 2003) yang menyebutkan bahwa kenaikan kebebasan pers

akan menambah tingkat korupsi. Jika dibandingkan dengan penelitian tersebut,

Page 27: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

75

pengaruh dari kebebasan pers dalam menurunkan tingkat korupsi sebesar 0,028

satuan, artinya setiap kenaikan kebebasan pers sebesar satu satuan maka akan

menambah tingkat korupsi sebesar 0,028 satuan. Pengaruhnya lebih kecil jika

dibandingkan dengan penelitian ini. Rata-rata kebebasan pers dalam penelitian ini

ialah sebesar 59.14 satuan, angka ini lebih besar jika dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya dimana rata-rata kebebasan pers pada penelitian

sebelumnya sebesar 46,23 satuan. Rata-rata kebebasan pers yang lebih besar pada

penelitian ini memungkinkan penambahan tingkat korupsi yang disebabkan oleh

meningkatnya kebebasan pers dalam penelitian ini memiliki pengaruh yang lebih

besar jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kebebasan pers memiliki hubungan

positif terhadap tingkat korupsi yang dirasakan. Semakin tinggi kebebasan pers

menggambarkan bahwa sebanyak 60 negara berkembang memiliki kebebasan pers

yang lebih buruk sehingga dapat menambah tingkat korupsi.

4.6.5 Pengaruh Kebebasan Pers Kuadrat terhadap Tingkat Korupsi

yang Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel kebebasan pers berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara berkembang dan

memiliki koefisien sebesar -0,003. Angka tersebut menunjukkan bahwa setiap

terjadi kenaikan sebesar satu satuan pada kebebasan pers maka tingkat korupsi

yang dirasakan akan menurun sebesar 0,003, dalam keadaan cateris paribus.

Page 28: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

76

Hasil estimasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien

PressFree sebesar 0,477 dan PressFreeSQ sebesar -0,003, artinya pada awalnya

kebebasan pers dapat menambah tingkat korupsi, namun kebebasan pers akan

mampu menurunkan tingkat korupsi ketika berada di titik tertentu. Berikut ini

merupakan gambar mengenai kebebasan pers dengan kebebasan pers kuadrat:

Gambar 4.1 Hasil Estimasi Titik Puncak

Sumber: Hasil pengolahan data

Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa titik puncak berada di angka

72,31. Hal ini berarti, pada awalnya kebebasan pers menambah tingkat korupsi,

akan tetapi ketika berada pada nilai 72,31, kebebasan pers mulai mampu

menurunkan tingkat korupsi. Meskipun hasil estimasi ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Churchill, Agbodohu, & Arhenful, 2013), namun

berdasarkan Grafik 4.5 memperlihatkan bahwa kebebasan pers pada 60 negara

observasi dari tahun 2014 hingga 2017 cenderung mengalami perbaikan dalam

pengurangan korupsi.

60

62

64

66

68

70

Lin

ear

pre

dic

tion

20 40 60 80 100PressFree

Page 29: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

77

Pada awalnya, naiknya kebebasan pers dapat meningkatkan tingkat

korupsi yang dikarenakan oleh institusi-institusi dalam bidang media yang belum

berjalan dengan benar atau bisa saja institusi-institusi tersebut belum memiliki

power dalam memberikan informasi mengenai aktivitas korupsi kepada

masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu, kebebasan pers dapat menurunkan

tingkat korupsi saat melewati titik puncak tersebut. Hal ini berarti awak media

atau perangkat pers sudah membenahi diri dan memiliki kekuatan dikarenakan

mulai lebih peduli dan kritis terhadap perilaku korupsi serta dapat mengeluarkan

berita yang berimbang mengenai pemerintah. Sehingga kemudian kebebasan pers

menjadi mampu menurunkan tingkat korupsi.

4.6.6 Pengaruh Demokrasi terhadap Tingkat Korupsi yang Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel demokrasi berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat korupsi yang dirasakan di 60 negara berkembang dan

memiliki koefisien sebesar -0,988 satuan. Angka tersebut menunjukkan bahwa

setiap terjadi kenaikan sebesar satu satuan pada kebebasan pers maka tingkat

korupsi yang dirasakan akan menurun sebesar 0,988 satuan, dalam keadaan

cateris paribus.

Namun, hasil estimasi dalam penelitian ini tidak sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh (Shabbir & Anwar, 2008). Ia

menunjukkan korelasi yang positif antara derajat kebebasan demokrasi terhadap

tingkat korupsi. Akan tetapi, (Treisman, 2000) mengemukakan bahwa demokrasi

berpengaruh negatif terhadap tingkat korupsi, hal ini ditunjukkan oleh

Page 30: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

78

pendapatnya mengenai demokrasi yang dapat berfungsi sebagai pembatas atas

kekuasaan pemerintah melalui pemeriksaaan dan penyeimbangan kekuasaan. Hal

ini berarti bahwa kenaikan dalam demokrasi akan menurunkan kekuasaan

pemerintah dan mampu mengontrol aktivitas korupsi yang dilakukan oleh pejabat

pemerintah.

4.6.7 Pengaruh Stabilitas Politik terhadap Tingkat Korupsi yang

Dirasakan

Berdasarkan hasil estimasi, variabel kestabilan politik tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel tingkat korupsi yang dirasakan. Hasil dari

penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Alesina &

Perotti, 1996) yang menyatakan bahwa meningkatnya kestabilan politik akan

mengurangi tingkat korupsi secara signifikan. Meskipun hasil estimasi variabel

stabilitas politik tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat korupsi, variabel

stabilitas politik memiliki hubungan berkebalikan dengan tingkat korupsi yang

dirasakan.

Meskipun tidak signifikan, namun hasil dalam peneltian ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Persson, Tabellini, & Trebbi, 2003),

ia menemukan bahwa stabilitas politik memiliki pengaruh yang tidak signifikan

terhadap tingkat korupsi. Menurutnya, peran sistem partai di suatu negara dapat

berpengaruh terhadap tingkat korupsi, hal ini dikarenakan ketika suatu negara

dengan persaingan pemilu oleh banyak partai politik cenderung akan memicu

aktivitas korup dan membuat keadaan politik menjadi tidak stabil sehingga

Page 31: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/120210/2015/120210150027_4_9820.pdfdalam penelitian ini, hasil analisis statistik dan ekonomi berdasarkan hasil

79

memungkinkan meningkatnya korupsi yang dikarenakan mengedepankan

kepentingan masing-masing partai. Dengan keadaan politik yang tidak stabil

tesebut maka akan menimbulkan ketidakpastian bagi warga negara serta hal

tersebut akan memicu aktivitas-aktivitas ilegal demi keuntungan pribadi masing-

masing.

Di samping itu, indeks stabilitas politik dalam penelitian ini yang

ditunjukkan oleh Grafik 4.7 hampir semua negara observasi memiliki nilai indeks

yang di bawah 0, artinya bahwa banyak negara korup ternyata dipicu oleh keadaan

politik yang tidak stabil.