Upload
risnu-hafiz
View
286
Download
21
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Blakang
Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga ketersediaannya
amatlah penting. Pemanfaatannya tidak hanya terbatas untuk keperluan rumah
tangga, tetapi juga untuk fasilitas umum, sosial maupun ekonomi. Kebutuhan air
bersih akan terus meningkat seiring dengan perkembangan manusia. Dengan
adanya pertumbuhan penduduk, terjadi dinamika dalam masyarakat baik dalam
segi kepadatan, sosial maupun ekonomi, sehingga kebutuhan air bersih pun akan
meningkat.Lingkungan dengan kepadatan tinggi akan mengurangi kemudahan
akses air bersih karena masyarakat yang sebelumnya dapat memperoleh air bersih
dari sumur gali, menjadi kesulitan akibat terbatasnya lahan. Selain itu faktor
kondisi alam juga mempengaruhi akses air bersih. Daerah tertentu karena kondisi
kontur dan tanahnya menjadi sulit mendapatkan air bersih. Salah satu cara untuk
memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan PDAM. Dalam
upaya penyediaan air bersih, jaringan distribusi merupakan hal yang penting.
Karena jaringan distribusi inilah yang menyalurkan air dari instalasi produksi
menuju ke masyarakat. Berkenaan dengan meningkatnya kebutuhan air bersih di
masa mendatang, PDAM Kabupaten makale dituntut untuk mampu memenuhi
kebutuhan air bersih tersebut, dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
diinginkan serta tekanan air yang mencukukpi. Tanpa jaringan distribusi yang
mencukupi maka hal tersebut tidak akan mampu dipenuhi oleh PDAM.Dari hal-
hal tersebut diatas maka perlu adanya pengembangan jaringan distribusi air bersih
PDAM untuk memenuhinya.
1.2. Maksud dan Tujuan
Perencanaan jaringan distribusi ini bertujuan untuk:
Merencanakan jaringan distribusi utama agar dapat mendistribusikan air bersih di
Kecamatan Makale Kabupaten Tanah Toraja. Sehingga diharapkan dapat memberi
masukan dan solusi terhadap masalah yang sedang di hadapi. Selain itu juga dapat
mengambil pelajaran baru dari teknologi yang digunakan. Pembahasan akan
ditekankan pada sistem distribusi, bukan pada tahap pengolahan air bersih.
1
2
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini pembahasan akan lebih di tekankan terhadap analisa
pendistribusian air bersih ke konsumen pada suatu jaringan perpipaan di
Kecamatan Makale Kabupaten Tanah Toraja. Dengan menggunakan software
EPANET 2.0. Adapun permasalahan yang dianalisa antatra lain :
1. Besarnya head dan pressure pada tiap titik layanan dalam jaringan pip.
2. Kehilangan energi (Headloss) pada pipa.
3. Kecepatan aliran dalam pipa.
4. Perhitungan kebutuhan air pada tiap-tiap titik layanan dalam jaringan pipa
dengan menggunakan standar asumsi-asumsi yang ada.
1.4. Manfaat
1. Dapat mendistribusikan air besih ke wilayah kecamatan makale kabupaten
tanah toraja.
2. Tanpa harus membayar tagihan listrik dikarenakan pompa menggunakan
tenagan surya
1.5. Metode Penulisan
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
Bab IPendahuluan
Berisi latar belakang, maksud dan tujuan dari tugas akhir ini, ruang lingkup yang
akan di bahas, sumber data yang di gunakan, dan sistematika pembahasannya.
Bab IITinjauan Pustaka
Berisi teori perencanaan system penyaluran air minum,teori tentang software
EPANET 2.0 yang memungkinkan untuk dipakai.
Bab II.Gambaran Umum Wilayah Studi
Berisi gambaran umum daerah studi sejarah umum PT.CPI, lingkup kerja
perusahaan, visi, misi dan nilai dasar perusahaan serta gambaran water treatment
plant-Dumai.
Bab IV. Metodologi penelitian.
3
Berisi tentang alur pengerjaan penelitian tugas akhir ini.
Bab V. Kesimpulan
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan perencanaan instalasi ini yang terdiri dari dari lima bab yang
secara sistematis dapat di uraikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Pendahuluan, latar belakang, maksud dan
tujuan,batasan masalah, metode penulisan, manfaat
penelitian, sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan pengertian solidworks, karakteristik mesin angkat,
hoisting equipment ( perlengkapan mesin pengangkat ),
spesifikasi perencanaan, spesifikasi perencanaan kait,
komponen utama gantry crane, klasifikasi beban yang di
angkat, faktor teknis, pemilihan crane, pemilihan gantry
crane, faktor teknis dan faktor ekonomis.
BAB III : METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulisan membahas diagram alir, spesifikasi
kait, rumus – rumus yang digunakan dalam perhitungan kait
sesuai batasan masalah
BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi mengenai hasil perhitungan kait dan
data lapangan serta hasil dari simulasi kait menggunakan
solidworks 2012
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan
analisis dan perhitungan yang telah dilakukan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian SolidWork
Solidworks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh
DASSAULT SYSTEMES digunakan untuk merancang part permesinan atau
susunan part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk
menampilkan part yang jadi part terlebih dahulu digambar atau ditampilkan
2D untuk gambar proses permesinan. Penulis sendiri akan menggunakan
software SolidWorks 2012 untuk simulasi dan meneliti kait agar dapat di
terjemahkan dan diselesaikan dalam bentuk yang sederhana, ringkas, mudah
dimengerti dan mudah dipahami.
Gambar 2.1 Tampilan Jendela SolidWorks 2012.1
Gambar 2.2 Tampilan awal SolidWorks 20122
1 Software solidworks 2012. Solidworks 20122 ibid
5
3
Gambar 2.3 Tampilan Kotak dialog new SolidWorks 2012
Pada kotak dialog new terdapat beberapa pilihan di antaranya sebagai
berikut:
1. Part: Penjelasan toolbar ( standar yang digunakan dalam pembuatan
part )
2. Assembly : pilihan ini digunakan untuk perakitan ( assembly ) yang
terdiri dari beberapa part atau komponen
3. Sheet metal: sheet metal digunakan untuk membuat model yang
mempunyai bentukan khusus, ketebalan daripada part selalu konstan
dan tekukan dibentuk sesuai nilai bend radius yang kita pilih
4. Weldment : weldment atau kita lebih sering menyebutnya sebagai
pengelasan, adalah membuat suatu benda dari beberapa bagian part
yang digabungkan bersama
5. Drawing : membuat bidang kerja baru untuk gambar kerja 2D
2.2 Karakteristik Mesin Pengangkat
Gambar 2.4. Overahead crane kapasitas 20 ton.4
3 Software solidworks 2012 4 PT. Waskita Karya Cibitung. Bekasi
6
Mesin angkat atau mesin pemindah bahan, mesin pemindah bahan
merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern.
Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh banyaknya jenis
dan sifat muatan yang dipindahkan serta banyaknya operasi pemindahan yang
akan mendukung produksi. Dalam setiap perusahaan, proses produksi secara
keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis mesin pemindah bahan yang
tepat pemilihan parameter utama yang tepat dan efisiensi operasinya. Jadi,
pengetahuan yang sempurna tentang ciri operasi dan desain mesin ini dan metode
desainnya serta penerapan praktisnya sangat diperlukan. Mesin pemindah bahan
merupakan salah satu peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan
dilokasi atau suatu area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat
penumpukan bahan, tempat penyimpanan, dan pembongkaran muatan.
Mesin pemindah bahan pada prakteknya hanya memindahkan muatan
dalam jumlah dan besar serta jarak tertentu. Jarak ribuan meter hanya dilakukan
untuk perpindahan yang konstan antara dua lokasi atau lebih yang dihubungkan
oleh kegiatan produksi yang sama, untuk operasi bongkar muatan tertentu,
mekanisme mesin pemindah bahan dilengkapi dengan alat pemegang khusus yang
dioperasikan oleh mesin bantu atau secara manual, Pemilihan mesin pemindah
bahan yang tepat dan sesuai pada tiap-tiap aktiffitas diatas akan meningkatkan
effisiensi kerja dan daya saing.
2.3 Hoisting Equipment ( Perlengkapan Mesin Pengangkat )
Housting Equipment adalah suatu bagian dari mesin pengangkat yang
dilengkapi dengan susunan roda gigi pengangkat ( lifting gear ) untuk mengangkat
suatu beban. Housting Equipment terdiri dari :
a. Crane: gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka
untuk mengangkat dan memindahkan barang yang digantung secara bebas
atau dikaitkan pada crane.
b. hoisting machinary : suatu mekanisme mesin – mesin atau mekanisme alat
– alat pengangkat yang bekerja secara priodik.
c. Elevator : kelompok mesin yang bekerja secara priodik untuk mengangkat
beban pada jalur pandu tertentu dan dapat digunakan terus menerus.
7
d. Crane,yaitu kombinasi dari mesin pengangkat dan rangka yang bekerja
secara bersama - sama untuk mengangkat dan memindahkan beban.
Sedangkan jenis-jenis utama crane dapat dikelompokkan lagi menjadi:
1. Crane yang bergerak pada rel
2. Crane tanpa lintasan
3. Crane tipe jembatan
4. Crane putar diam
5. Crane yang dipasang diatas traktor rantai
Crane tipe jembatan dapat dikelompokkan lagi menjadi:
1. Crane berpalang.
2. Crane berpalang tunggal untuk gerakan overhead.
3. Crane berpalang ganda untuk gerakan overhead.
4. Gantry crane dan semi gantry
2.3.1 Jenis – Jenis Kait
Kait tunggal sederhana, Diameter dari kait standar dan kait tanduk dapat
dilihat pada standar Negara Soviet. Proses pembuatan kait biasa di buat dengan
cara di tempa dan ada juga dengan proses tuang/ di cetak.
Gambar 2.6. kait dan mantel kait.5
5 PT. Waskita Karya Cibitung, Bekasi
8
Gambar 2.7. kait ganda. 6
Kait ganda di desain dengan dudukan yang lebih kecil dari pada kait
tunggal dengan kapasitas angkat yang sama. Dimensi pada bagian kait yang polos
dan berulir hampir sama dengan kait tunggal dan bagian yang berulir diperiksa
dengan metode perhitungan yang sama.
6 www.google.com/kaitganda/doublehook.
9
Gambar 2.8. kait mata segitiga padat. 7
Biasanya kait mata segitiga padat dipakai pada crane kapasitas angkat
yang besar, dan hanya kadang – kadang saja di pakai pada crane dengan kapasitas
sedang. Kelemahan dari kait ini adalah anduh yang mengangkat muatan harus
dilewatkan ke dalam lubang kait tersebut. Kait segitiga padat di tempa langsung
dari satu potong baja utuh
7 Hhtp/www.google.com/kait/ kait mata segitiga padat.
10
Gambar 2.9. Diagram tipe crane berdasarkan kondisi lokasi spesifik crane
2.4 Komponen Utama Gantry Crane
11
Adapun beberapa komponen dari gantry crane itu sendiri, yaitu:
1. Boom/ Jib (Lengan)
2. Trolley
3. Motor penggerak
4. Drum
5. Puli dan Sistem puli
6. Tali baja
7. Kait (hook)
8. Rem
Gambar 2.10 Gantry Crane dan komponen(www.google.com/gantrycrane)
2.5. Klasifikasi Beban Yang di Angkat
Dalam perencanaan mesin pengangkat ini tergantung pada beban yang
akan dipindahkan atau diangkat, dibawah ini kita dapat bedakan jenis – jenis
beban yang akan diangkat sebagai berikut :
a. Beban unit yaitu suatu beban kerja yang diangkat atau dipindahkan dimana
bebannya terdiri dari beban yang telah berbentuk misalnya : mesin –
mesin, hasil cetakan besi baja profil
b. Beban bulk ( volume / massa ) yaitu beban kerja yang dipindahkan dimana
beban macam partikel yang homogen seperti : biji besi, batubara, pasir,
semen, tanah, dan lain – lainnya.
c. Beban lot yaitu kombinasi antara beban bulk dan beban unit.
12
Selanjutnya dalam memenuhi kebutuhan untuk pengangkatan dan pemindahan
barang harus diperhitungkan atas dasar faktor utama yaitu :
a. Faktor Teknis.
b. Faktor Ekonomis.
Dimana kedua faktor tersebut akan dijelaskan :
2.5.1 Faktor Teknis
Peralatan mesin pengangkat bahan untuk memindahkan muatan dilokasi
atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan dan
pembongkaran muatan, dan sebagainya.Operasi pemuatan dan pengangkutan
dalam setiap jenis usaha tergantung pada fasilitas transport luar mendukung
perusahaan dengan bahan baku, barang setengah jadi, bahan bakar, bahan bantu
serta mengirimkan produk jadi dan limbah keluar perusahaan. Seperti yang
dijelaskan diatas bahwa untuk memindahkan bahan diperlukan suatu alat
pengangkat yang merupakan alat transportasi yang digunakan dalam ruang
ataupun diluar ruangan.Untuk penggunaan alat tersebut kita harus memikirkan
beberapa factor yaitu, factor tempat, factor teknis, factor alat, factor waktu, dan
factor ekonomis. Yang lebih penting kita pikirkan adalah faktor teknis atau
kegunaan alat tersebut.
2.5.2 Faktor Ekonomis
Setelah dilakukan pemilihan alat penanganan bahan berdasarkan faktor –
faktor teknis, pemilihan – pemilihan yang dapat dipakai dan kondisi tertentu untuk
memekaniskan proses penanganan, alat – alat tersebut kemudian dibandingkan
dari sudut pandang rekayasa dan ekonominya. Dalam evaluasi ekonomi berbagai
jenis alat, baik investasi awal maupun operasional yang dibutuhkan harus
dipertimbangkan, biaya investasi awal maupun operasional yang dibutuhkan harus
dipertimbangkan. Biaya investasi awal meliputi : harga perlengkapan sendiri,
biaya pemasangan dan operasinya. Perbedaan biaya gedung dan bangunan yang
dilayani fasilitas transport pengganti harus juga dipertimbanghkan ketika
membandingkan biaya investasi
BAB III
13
METODELOGI PENELITIAN
3.1 DIAGRAM ALIR
MULAI
Menentukan kapasitas angkat kait Ton Menentukan refrensi dimensi kait untuk kapasitas
30 ton dari sumber – sumber yang terkait : literature, katalog produk kait
Total kapasitas angkat kait Ton
Qt = tonF = Qt x 9.81
m/s2
Tegangan tekan yang terjadi pada kait Qtot ( N/mm2 )
Momen bengkok M ( N.M )
Tegangan tekan pada ulir kait Hmaks ( N/mm2 )
Pembuatan model kait pada solidworks 2012
A
A
1Tegangan tekan yang di izinkan σ t= 118.3 N/mm2
2
14
>Qtot
>Hmaks
Pengolahan Data
Analisa Data
Kesimpulan dan Saran
SELESAI
Simulasi pemberian beban pada kait menggunakan solidworks 2012
Qtot = 30 N/mm2 1
N.M
Hmaks=35.96N/mm2 2
15
3.2 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi merupakan
analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Sedangkan penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah
pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk
menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban8.
Mengacu pada pengertian diatas, maka pada penelitian ini penulis
menggunakan metode experiemental dalam perancangan kontruksi kait untuk
gantry crane kapasitas angkat 30 ton dengan software solidworks 2012. yang
dimana hasil dari pengujian penelitian ini akan dibandingkan antara hasil
perhitungan teoritis dengan hasil simulasi pada software solidworks 2012. Dengan
demikian kontruksi kait pada gantry crane dapat dikatakan layak dan aman untuk
digunakan dalam dunia industry.
3.3 Variabel Penelitian
Variable penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya9. Maka dengan mengacu
pada pengertian tersebut dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data – data
yang akan digunakan dalam perancangan kait kapasitas angkat 30 ton dan
membaginya dalam dua jenis variable yaitu :
1. Variable bebas
2. Variable terikat
3.3.1 Variabel Bebas
1. Kapasitas beban angkat kait 30 ton
2. Tinggi angkat 9 meter
3. Material kait Alloy Steel (SS)
8 http://id.wikipedia.org/wiki/metodologi_penelitian9 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta 2009., hal 38.
16
3.3.2 Variable terikat
1. Strees ( tegangan ) N/mm2
2. Strain ( regangan )
3. Displacement ( perpanjangan ) mm
Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang nilainya
tergantung dari variable bebas untuk membatasi permasalah dalam penelitian
yang akan dilakukan.
3.4 Prosedur Paenelitian
Tempat dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di PT. Waskita Karya
yang beralamatkan di jalan imam bonjol cibitung bekasi
3.5 Perancangan kait
Kait sering kali mempunyai bentuk penampang trapesium yang dibuat
lebih lebar didalam. Bentuk penampang trapesium akan menghemat pemakaian
dan desain yang lebih sederhana. Adapun pembuatannya lebih lebar pada bagian
dalamnya daripada bagian luarnya dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya
tegangan yang lebih besar pada dudukan kait sisi bagian dalam. Dudukan kait sisi
dalam akan mengalami beban tarik sedangkan pada sisi luar akan mengalami
tegangan tarik dan tegangan geser pada luas bidang silindernya. Ulir ini berfungsi
sebagai pengikat pada peralatan pengangkat lainnya. Dan kait yang dipakai pada
perancangan ini adalah kait tunggal.
1. Kait Tunggal (Single Hook) / Kait Standar
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup.
Kait standar dapat mengangkat sampai 50 ton
2. Kait Ganda (Double Hook)
Kait ini dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup
Kait ganda dapat mengangkat mulai dari 25-100 ton Kait ganda didesain
dengan dudukan yang lebih kecil dari kait tunggal dengan kapasitas angkat
yang sama
17
3. Kait Mata Segitiga (Triangular Hook)
Kait mata segitiga digunakan pada crane untuk mengangkat
muatan diatas 100 ton.
Sebagai data perbandingan atau dasar perencanaan kait ini, di bawah ini
tercantum spesifikasi kait yang ingin direncanakan adalah:
Gambar 3.1 kait(sumber : http://www.nobles.com.au/Products/Lifting-Rigging/Hooks/Crosby-Shank-Hooks )
Keterangan gambar :
Working load limit : alloy 37 ton
Hook idenfication PC 319A/ PA 319B
D = 14.06 inch = 357.124 mm
F = 5.38 inch = 136.652 mm
G = 4.56 inch = 115.824 mm
H = 5.00 inch = 127 mm
J = 4.15 inch = 107.95 mm
K = 3.62 inch = 91.948 mm
L = 32.12 inch = 815.848 mm
M = 3.62 inch = 91.948 mm
O = 3.25 inch = 82.55 mm
18
P = 11.38 inch = 289.052 mm
I = 12.56 inch = 319.024 mm
T = 4.75 inch = 120.65 mm
X = 4.00 inch = 101.6 mm
Y = 15.00 inch = 381 mm
Z = 4.00 inch = 101.6 mm
Kait yang di gunakan adalah kait tempa standar.
kait tunggal untuk kapasitas angkat 30 ton.
Kait di rencanakan dari bahan baja tuang St 20.
Bentuk kait sudah di rancang menurut keperluan dan sudah
dinormalisasi menurut N 703 dari Negara Belanda atau DIN 687 dari
Negara Jerman.
3.6 Pembuatan Model
Kait yang akan di simulasikan adalah jenis alloy steel ( SS ) , normalized
adapun format penggambaran yang dilakukan, dan juga di bantu dengan format
lain di antaranya : jpeg, SW dwg. E-drawing, dan masih banyak jenis format
penggambaran lainnya. Semua hasil dari penggambaran yang terdapat dalam
skripsi ini murni memakai software solidworks 2012 dan tidak memakai bantuan
software lainnya. bisa di lihat hasil dari penggambaran di bawah ini dengan
memakai software solidworks 2012. Setelah membuat model kait, langkah
selanjutnya yang kita lakukan adalah pemberian beban pada material sebesar 30
ton, dapat di perhatikan model yang di buat memang belum sempurna, karena
langkah penggambaran dalam solidworks dibagi menjadi beberapa bagian
penggambaran dimana dalam setiap melakukan penggambarannya membutuhkan
ketelitian, sehingga apa yang kita gambarakan menyerupai gambar aslinya.
Perbedaan Solidworks dengan software CAD lainnya seperti Auto Cad adalah
pada bagian awal pembuatannya, dimana autocad memerlukan konsentrasi pada
koordinat awal, lain halnya dengan solidworks yang hanya memerlukan imajinasi.
Sehingga kita tidak membutuhkan waktu yang lama untuk proses penggambaran
suatu model.
19
Gambar 3.2 model 3D tampak atas, kiri, kanan, depan kait menggunakan
solidworks 2012.10
3.7 Pemilihan Material
Tahap selanjutnya adalah pemilihan material pada kait. Pemilihan jenis
material tidak boleh salah dan dengan panduan yang telah ditetapkan oleh badan
standarisasi. Safety Faktor yang tidak boleh diabaikan acuannya. Karena berkaitan
dengan faktor keamanan saat melakukan pekerjaan, sehingga dalam
pengoperasiannya kait aman untuk digunakan.
Gambar 3.3 pemilihan material untuk kait pada solidworks 2012.11
Untuk gaya yang akan diberikan 300000 N = 30 ton bisa di lihat untuk
daerah yang berwarna kuning menandakan akan terja dilengkungan plastis dimana
semakin besar gaya pressure, maka akan semakin bengkok daerah yang berwarna
kuning. Untuk daerah yang berwarna biru adalah daerah titik aman, dimana
daerah tersebut tidak mengalami perubahan fisik pembengkokan atau pun patah, 10 Software Solidworks 201211 ibid
20
hal ini di sebabkan karena daerah yang terjadi pembengkokan adalah daerah yang
bersinggungan dan bergesekan langsung dengan beban atau material yang di
angkat.
Gambar 3.4 nilai tegangan.12
Dalam menggunakan software solidworks, proses meshing hanya dapat
dipakai apabila bahan tersebut terbuat dari besi, baja, dan sejenisnya, sedangkan
pilihan material yang di luar dari pada bahan tersebut, seperti : karet, plastic, hasil
meshing tidak bias sepenuhnya sempurna. Pada gambar diatas dapat kita lihat
warna merah dan biru seperti yang terdapat pada kolom dimana pada kolom yang
berwarna merah menandakan daerah tersebut akan mengalami patah secara
perlahan, sedang kan daerah yang berwarna biru menandakan daerah tersebut
tidak mengalami perubahan seperti daerah yang berwarna merah. Pada warna
lainnya seperti : orange, kuning, hijau itu adalah daerah yang mengalami
perubahan struktur secara perlahan. Apabila model di berikan beban yang terlalu
besar maka warna pada bagian tersebut juga akan berbeda dan akan terjadinya
perubahan pada kait atau model pada solidworks ini. Untuk sementara kita
perhatikan sejenak gambar tadi, tampak kolom sebelah kiri adalah nama dan jenis
12 Software Solidworks 2012
21
bahan yang biasa digunakan untuk membuat sebuah material. dimana model yang
di gunakan adalah SI ( standart international ) dengan kategori steel dan nama
material yang digunakan Aloy Steel (SS) Kita perhatikan dengan seksama pada
kolom di kanan bawah, properties dari bahan AISI Aloy Steel (SS) Seperti yang
telah dibahas sebelumnya, pemberian material tidak boleh sembarangan di
karenakan SF ( safety factor ) yang menjadi panduan sudah merupakan
standarisasi internasional dan tidak boleh dilanggar dari ketentuan standar
tersebut.
3.8 Set Up Simulasi
Setelah kita selesai membuat model kait dan memasukan data kedalam proses
meshing, maka kita dapat melanjutkan ke tahapan selanjutnya yaitu set up
simulasi pada solidworks dengan metode solidworks simulation. Adapun metode
ini hanya mengaktifkan run and play, marilah kita memulai set up nya, pertama
kita masuk kedalam menu solidworks, lalu pilih menu solidworks simulation.
Gambar 3.5 pemilihan gaya yang akan di berikan pada kait.13
13 Software Solidworks 2012
22
Gambar 3.6 pemberian fixture.14
Gambar 3.7 pemberian external load.15
Gambar 3.8 hasil proses meshing pada kait16
1. Pilih atau klik simulation pada toolbar solidworks14 Software Solidworks 201215 ibid16 ibid
23
2. Tentukan bagian fixture atau bagian tetap dimana kait menempel pada
dudukan atau tahanan
3. Tentukan external load pada bagian yang bersinggungan dengan beban
yang diangkat
4. Berikutnya langka meshing
5. Tanda panah menandakan pemberian beban pada kait
6. Tanda hijau menandakan tumpuan kait
Pastikan langkah – langkah yang diatas dilakukan dengan benar karena
apabila terjadi kesalahan maka simulation pada solid works tidak akan bekerja
atau eror. Apabila semua sudah dilakukan dengan benar maka kita bisa klik
play - result pada toolbar solid works.
Gambar 3.9 model kait setelah di simulasikan klik play – result17
3.9 Analisa Gaya Pada Kait
Dalam perencanaan ini beban yang akan direncanakan adalah
sebesar 30 ton. Maka besar beban yang akan diberikan pada kait yaitu
adalah:
QT = Q0 + Q1
Dimana :
QT = beban total (ton)
Q0 = beban angkat rencana
Q1 = beban puli kait…18
Maka besar gaya yang terjadi adalah:17 Software solidwork 201218 http://www.dinaksa.com/en/hook-block-weigh-crane-lifting gears/hookblockweighcranewithtosheave
24
F = QTx g
Karena pada software penggunaan beban menggunakan
besaran gaya yaitu newton bukan besaran massa, maka untuk
memudahkan dalam perhitungan penulis mengansumsikan bahwa
besar QT = F dengan menggunakan satuan gaya yaitu sebesar
295526.25 Newton.
3.9.1 Analisa Perhitungan Tegangan Izin Bahan
Dalam perencanaan ini, jenis kait yang digunakan adalah kait
tunggal karena beban yang diangkat masih dalam batas kemampuan
kait tunggal 30 ton. Bahan kait di digunakan adalah AISI Alloy Steel (
SS ) dengan sifat material sebagai berikut :
Tabel spesifikasi baja AISI Alloy Steel (SS)….19
Elastic modulus : E = 210000 N/mm2
Poisson ratio : G = 0.28 N/A
Shear modulus : V = 7900 N/mm2
Mess density : B j = 7700 N/mm2
Ultimate strength : σu = 723.83 N/mm2
Yield strength : σy = 620.42 N/mm2
Maka tegangan izin bahan adalah :
σizin = σu
k….20
Setelah didapatkan tegangan izin dari bahan maka langkah
selanjutnya adalah menentukan dimensi kait yang akan digunakan
pada beban angkat 30 ton. Dimana dimensi kait yang digunakan
sesuai dengan tabel kait tunggal pada buku syamsir muin halaman
333, yaitu dengan spesifikasi sebagai berikut:
3.9.2 Analisa Perhitungan Kekutan Kait Pada Batang Berulir
Mencari d1 dengan menggunakan rumus :
19 Solidwork 2012, Material properties 20 Gere & Timoshenko. Mekanika bahan. Edisi kedua versi SI jilid 1. Rumus (1-13) hal 30
25
d1 = 0,8 x d…21 ( element mesin hal 296 )
Setelah diameter inti diketahui sebesar 100 mm, maka
tegangan tarik yang terjadi pada daerah berulir dengan rumus:
σtarik =QTotal
π4
. d12 ….22
Mencari besar tegangan yang terjadi pada permukaan batang
ulir dengan rumus:
σtekan = QT ∙ t
π4
∙(d2−d12) ∙H (N/mm2)….23
3.9.3 Analisa Perhitungan Kekuatan Penampang Kritis I dan II
Pada kait tunggal dengan beban 30 ton maka besar kekuatan
yang ditimbulkan pada penampang kritis I dan II adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.10 penampang kritis I – II
Dimana luas penampang I – II menggunakan rumus:
A=h2
×(b1+b2)….24
Dimana :
A : luas penampang
h : tinggi/panjang penampang I – II
b1 : lebar penampang I - II serat terluar
21 Ir. Sularso,MSME. Elemen mesin. hal 29622 Ir. Syamsir A. muin. Pesawat pesawat pengangkat. Rumus 4.4 hal 15623 Ibid.Rumus 4.5 hal 12524 Ibid.Rumus 4.14 hal 163
26
b2 : lebar penampang I – II serat terdalam
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terdalam menggunakan rumus:
n=b1
b2 …25
Maka besar e1 adalah:
e1=n+2n+1
× h3 ….26
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terluar adalah:
n1=b2
b 1….27
dan, besar e2adalah:
e2=n1+2n1+1
× h3 …28
Maka tegangan geser yang terjadi pada penampang kritis I-II
menggunakan rumus :
σ= FA ….29
Menentukan factor x yang tergantung pada penampang dan
kelengkungan kait netral menggunakan rumus.
x = sn1+7
3× (n1+1 )2∙ [(1.5n – 0.5) x (0.109861 – (n – 1)] – 1….30
Mencari tegangan tarik maksimum pada bagian terdalan dan
terluar pada penampang I – II dengan rumus:
σI = FA
∙ 1x
∙2× e1
a<σizin….31
25 N.Rudenko. Mesin Pengangkat. Hal 8726Ibid .Hal 8727Ibid .Hal 8728Ibid. Hal 8729 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Rumus 4.14c. hal 16430 N.Rudenko. Mesin Pengangkat. Rumus 63. Hal 87.31 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Hal 166.
27
Mencari tegangan tarik maksimum bagian terluar dengan rumus
σII = FA
∙ 1x
∙e2
a2+h
< σizin….32
3.9.4. Analisa Perhitungan Kekuatan Penampang Kritis III dan IV
Pada kait tunggal dengan beban 30 ton maka besar kekuatan
yang ditimbulkan pada penampang kritis III dan IV adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.11 Penampang kritis III - IV
Mencari luas penampang III– IV menggunakan rumus:
A=h2
×(b1+b2)…33
Dimana :
A : luas penampang
h : tinggi/panjang penampang III – IV
b1 : lebar penampang III - IV serat terluar
b2 : lebar penampang III – IV serat terdalam
Mencari luas penampang kritis III - IV dengan rumus:
A III− IV=h2
×(b1+b2)…34
Mencari nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terdalam menggunakan rumus:
32 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Hal 166.33 Ibid. Rumus 2.14.Hal 163.34 Ibid. Rumus 4.14. hal 163.
28
n=b1
b2….35
Dan mencari besar e1 menggunakan rumus:
e1=n+2n+1
× h3 ….36
Mencari nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terluar menggunakan rumus:
n1=b2
b 1….37
dan, besar e2adalah:
e2=n1+2n1+1
× h3 ….38
Maka tegangan geser yang terjadi pada penampang kritis I-II
menggunakan rumus:
σ= FA ….39
Menentukan factor x yang tergantung pada penampang dan
kelengkungan kait netral menggunakan rumus.
x = sn1+7
3× (n1+1 )2∙ [(1.5n – 0.5) x (0.109861 – (n – 1)] – 1….40
Maka tegangan tarik maksimum pada bagian terdalan dan
terluar pada penampang I – II menggunakan rumus:
σIII = FA
∙ 1x
∙2× e1
a<σizin…41
Tegangan tarik maksimum bagian terluar menggunakan rumus.
σIV = FA
∙ 1x
∙e2
a2+h
< σizin….42
35 Ibid. Hal 158.36 Ibid.Rumus 4.143 hal 163.37Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Hal 158.38 Ibid. Rumus 4.14. hal 16339 Ibid. Rumus 4.14c. hal 16440 Ibid. Rumus 4.6. hal 15741 Ibid. Rumus. 4.17 hal 16842 Ibid. Rumus. 4.17a hal 168
29
30
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Perhitungan Kekuatan Kait
Dalam analisa perhitungan kekuatan kait, dalam perhitungan kait
tunggal bagian - bagian yang mendapatkan tegangan terbesar adalah pada
bagian yang berulir. Dalam perencanaan ulir yaitu dengan menggunakan
bentuk ulir trapesium agar dapat menahan beban yang berat. Pada gambar 4.1
adalah bentuk ulir trapesium yang dipakai pada kait.
Gambar 4.1 bentuk – bentuk ulir pada kait ( a ) ulir trapesium ( b ) ulir gergaji 43
Dalam perencanaan kait perhitungan terbagi dalam beberapa bagian, yaitu
adalah sebagai berikut:
1. Analisa perhitungan tegangan izin bahan
2. Analisa perhitungan kekuatan kait pada batang berulir
3. Analisa perhitungan kekuatan penampang kritis I dan II
4. Analisa perhitungan kekuatan penampang kritis III dan IV
Pembagian perhitungan ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam
melakukan perhitungan perencanaan kait.
43 N. Rudenko, mesin pengangkat hal 86
31
4.1.1. Analisa Gaya Pada Kait
Dalam perencanaan ini beban yang akan direncanakan adalah
sebesar 30 ton. Maka besar beban yang akan diberikan pada kait yaitu
adalah:
QT = Q0 + Q1
= 30 ton + 0.125 ton
= 30.125 ton
Dimana :
QT = beban total (ton)
Q0 = beban angkat rencana
Q1 = beban puli kait
Maka besar gaya yang terjadi adalah:
F = QTx g
= 30125 kg x 9.81 m/s2.
= 295526.25 N.
Karena pada software penggunaan beban menggunakan
besaran gaya yaitu newton bukan besaran massa, maka untuk
memudahkan dalam perhitungan penulis mengansumsikan bahwa
besar QT = F dengan menggunakan satuan gaya yaitu sebesar
295526.25 Newton.
4.1.2. Analisa Perhitungan Tegangan Izin Bahan
Dalam perencanaan ini, jenis kait yang digunakan adalah kait
tunggal karena beban yang diangkat masih dalam batas kemampuan
kait tunggal 30 ton. Bahan kait di digunakan adalah AISI Alloy Steel (
SS ) dengan sifat material sebagai berikut :
32
Tabel 4.1 spesifikasi baja AISI Alloy Steel (SS)44
Elastic modulus : E = 210000 N/mm2
Poisson ratio : G = 0.28 N/A
Shear modulus : V = 7900 N/mm2
Mess density : B j = 7700 N/mm2
Ultimate strength : σu = 723.83 N/mm2
Yield strength : σy = 620.42 N/mm2
Maka tegangan izin bahan adalah :
σizin = σu
k….45
= 723,83 N /mm2
4
= 180.96 N/mm2
Setelah didapatkan tegangan izin dari bahan maka langkah
selanjutnya adalah menentukan dimensi kait yang akan digunakan
pada beban angkat 30 ton. Dimana dimensi kait yang digunakan
sesuai dengan tabel kait tunggal pada buku syamsir muin halaman
333, yaitu dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 4. 2. Spesifikasi kait tunggal.
44 Solidwork 2012, Material properties 45 Gere & Timoshenko. Mekanika bahan. Edisi kedua versi SI jilid 1. Rumus (1-13) hal 30
33
Gambar 4.2. Dimensi kait tunggal.46
4.1.3. Analisa Perhitungan Kekutan Kait Pada Batang Berulir
Setelah diketahui besar diameter luar (d0) batang kait sebesar
125 mm, maka besar diameter inti (d1) adalah:
d1 = 0,8 x d ….47
= 0,8 x 125 mm= 100 mm
Setelah diameter inti diketahui sebesar 100 mm, maka
tegangan tarik yang terjadi pada daerah berulir adalah :
σizin tarik =QTotal
π4
. d12 ….48
= 295526,25
π4
× 1002
= 37.627571 N/mm2.
46 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Lampiran. Hal 33347 SULARSO. Elemen mesin. hal 29648 Ir. Syamsir A. muin. Pesawat pesawat pengangkat. Rumus 4.4 hal 156
34
Tegangan aman στ tidak boleh melebihi 500 kg/cm2 untuk baja
20. Maka tinggi minimum kait ditentukan oleh tegangan tekan yang
diizinkan pada ulir diperoleh sebagai berikut:
H = QT ∙t
π4
∙(d02−d1
2) ∙ p….49
= 295526,25 ∙0.635
π4
∙(12.52−102) ∙350
= 12.1364 cm = 121.364 mm
Dimana:
p = tegangan tekan aman baja dengan baja yaitu sebesar
300 s/d 350 kg/cm2 29.42 N/mm2 s/d 34.3233
N/mm2
Maka besar tegangan yang terjadi pada permukaan batang ulir
adalah:
σtekan ulir = QT ∙t
π4
∙(d02−d1
2) ∙ H < p…
= 295526,25 ∙6.35
π4
∙(1252−1002) ∙121.364 < P
= 3.5 N/mm2.
Karena tegangan tekan yang terjadi pada permukaan batang
berulir sebesesar 3.5 N/mm2 dan masih berada dibawah batas aman
tegangan tekan baja dengan baja, maka ulir yang direncanakanan
aman untuk digunakan
4.1.4. Analisa Perhitungan Kekuatan Penampang Kritis I dan II
Pada kait tunggal dengan beban 30 ton maka besar kekuatan
yang ditimbulkan pada penampang kritis I dan II adalah sebagai
berikut:
49 Ir. Syamsir A. muin. Pesawat pesawat pengangkat. Rumus 4.5 hal 125
35
Gambar 4.3 penampang kritis I – II
Dimana luas penampang I – II adalah:
A=h2
×(b1+b2)….50
Dimana :
A : luas penampang
h : tinggi/panjang penampang I – II
b1 : lebar penampang I - II serat terluar
b2 : lebar penampang I – II serat terdalam
diketahui:
h : 205 mm
b1 : 70 mm
b2 : 175 mm
Maka luas penampang kritis I - II adalah:
A=h2
×(b1+b2)….51
A=2052
×(70 mm+175 mm)
A=25112.5mm
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terdalam adalah:
50 Ir. Syamsir A. muin. Pesawat pesawat pengangkat. Rumus 4.14 hal 163.51Ibid. Rumus 4.14 hal 163
36
n=b1
b2….52
n = 70 mm
175 mm
= 0.4
Maka besar e1 adalah:
e1=n+2n+1
× h3 ….53
e1=0,4+20,4+1
× 2053
e1=117,143mm
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang I – II untuk bagian terluar adalah:
n1=b2
b 1….54
n1 = 175 mm70 mm
= 2.5
dan, besar e2adalah:
e2=n1+2n1+1
× h3 ….55
e1=2,5+22,5+1
×205
e2=87,857143 mm
Maka tegangan geser yang terjadi pada penampang kritis I-II
adalah :
σ= FA ….56
52 N.Rudenko. Mesin Pengangkat. Hal 8753Ibid Hal 8754 Ibid Hal 8755 Ibid Hal 87.56 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Rumus 4.14c. hal 164.
37
¿ 295526,25 N25112,5 mm2
¿11,7681 N /mm2
Menentukan factor x yang tergantung pada penampang dan
kelengkungan kait netral.
x = sn1+7
3× (n1+1 )2∙ [(1.5n – 0.5) x (0.109861 – (n – 1)] – 1….57
=( s× 0,4 )+73× (0,4+1 )2
∙[((1.5 x 0.4) – 0.5) x (0.109861 – (0.4 – 1)] – 1
= 0.1324315389421
Maka tegangan tarik maksimum pada bagian terdalam dan
terluar pada penampang I – II adalah :
σI = FA
∙ 1x
∙2× e1
a<σizin bahan…..58
= 295526,25
25112,5∙ 10,13243154
∙ 2×117,143205 < 180.96 N/mm2.
= 101.556368773 N/mm2 < 180.96 N/mm2.
Tegangan tarik maksimum bagian terluar.
σII = FA
∙ 1x
∙e2
a2+h <σizin bahan. ….59
= 295526,25
25112,5∙ 10,13243154
∙ 87,857143205
2+205 < 180.96 N/mm2.
= 25.3890613 N/mm2 < 180.96 N/mm2.
Karena tegangan tarik maksimum pada bagian terdalam dan
terluar pada penampang I sebesesar 101.55636873 N/mm2 dan
57 N.Rudenko. Mesin Pengangkat. Rumus 63. Hal 87.58 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Hal 166.59 Ibid Hal 166.
38
penampang II sebesar 25.3890613 N/mm2 masih berada dibawah
batas tegangan izin bahan 180.96 N/mm2.
4.1.5. Analisa Perhitungan Kekuatan Penampang Kritis III dan IV
Pada kait tunggal dengan beban 30 ton maka besar kekuatan
yang ditimbulkan pada penampang kritis III dan IV adalah sebagai
berikut:
Gambar 4.4. Penampang kritis III - IV
Dimana luas penampang III– IV adalah:
A=h2
×(b1+b2)….60
Dimana :
A : luas penampang
h : tinggi/panjang penampang III – IV
b1 : lebar penampang III - IV serat terluar
b2 : lebar penampang III – IV serat terdalam
diketahui:
h : 180 mm
60 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Rumus 2.14.Hal 163.
39
b1 : 85 mm
b2 : 140 mm
Maka luas penampang kritis III - IV adalah:
AIII – IV = h2
∙ b1 + b2…61
= 180 mm
2∙ (85 mm + 140 mm)
= 20250 mm
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang III – IV untuk bagian terdalam adalah:
n0 = b1
b2….62
= 85 mm
140 mm
= 0.61
Maka besar e1 adalah:
e1=n+2n+1
∙ h3 ....63
e1=0.61+20.61+1
∙ 1803
e1=97.2671 mm
Nilai sumbu netral relative terhadap pusat massa pada
penampang III – IV untuk bagian terluar adalah:
61 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Rumus 4.14. hal 163.62 Ibid Hal 158.63Ibid Rumus 4.143 hal 163.
40
n1 = b2
b2….64
= 140 mm85 mm
= 1.65
dan, besar e2adalah:
e2=n1+2n1+1
× h3 ….65
e1=1.65+21.65+1
∙ 1403
e2=82.64151 mm
Maka tegangan geser yang terjadi pada penampang kritis III -
IV adalah :
σ= FA ….66
¿ 295526,25 N20250 mm2
¿14.594 N /mm2
Menentukan factor x yang tergantung pada penampang dan
kelengkungan kait netral.
x= 5 n1+7
3× (n1+1 )2∙ [(1.5n – 0.5) x (0.109861 – (n – 1)] – 1…..67
=(5 ∙0.61 )+73∙ (0.61+1 )2
∙[((1.5 · 0.61) – 0.5) · (0.109861 – (0.61 – 1)] – 1
= 0.523
64 Ibid Hal 158.65 Ir. Syamsir A. Muin. Mesin mesin pengangkat. Rumus 4.14. hal 163.66 ibid Rumus 4.14c. hal 164.67 Ibid Rumus 4.6. hal 157.
41
Maka tegangan tarik maksimum pada bagian terdalam dan
terluar pada penampang III – IV yaitu adalah:
Tegangan tarik maksimum bagian terdalam:
σIII = FA
∙ 1x
∙2× e1
a < σizin bahan.
= 295526,25
20250∙ 10,523
∙ 2∙97.2671180 < 180.96 N/mm2.
= 30.157 N/mm2 < 180.96 N/mm2.
Tegangan tarik maksimum bagian terluar.
σIV = FA
∙ 1x
∙e2
a2+h < σizin bahan.
= 295526,25
20250∙ 10.523
∙ 82.641511802
+180 < 180.96 N/mm2.
= 8.541 N/mm2 < 180.96 N/mm2.
Karena tegangan tarik maksimum pada bagian terdalam dan
terluar pada penampang I sebesesar 30.157 N/mm2 dan penampang II
sebesar 8.541 N/mm2 masih berada dibawah batas tegangan izin
bahan 180.96 N/mm2.
4.2. Analisa Perencanaan Kait Pada Software Solidwork 2012.
4.2.1. Pembuatan Model Kait
Pada pembuatan model kait terdapat langkah – langkah kerja
yang harus dilakukan untuk merencanakan kait sesuai dengan ukuran
dan bentuk yang diinginkan. Perencanaan ini dilakukan dalam
beberapa langkah, yaitu adalah:
1. Penggambaran dasar
Merupakan langkah dasar dalam pembuatan dimensi kait
yang akan direncanakan dan biasanya dimensi gambar
disesuaikan dengan literature yang ada. Berikut merupakan
42
gambaran dasar dalam membuat kait pada software solidwork
2012.
Gambar 4.5.Proses awal pembuatan kait 2d menggunakan
solidworks 2012 68
Dimana nilai – nilai yang digunakan dalam pembuatan
kait ini adalah sesuai dengan lampiran 1 pada buku pesawat –
pesawat pengangkat karangan syamsir muin halaman 83. Setelah
gambaran dasar telah selesai dibuat maka langkah selanjutnya
adalah memotong (trim) garis – garis yang tidak diperlukan agar
gambar menjadi seperti gambar kait seperti terlihat pada gambar
berikut.
68Software Solidwork 2012
43
Gambar 4.6.Dimensi bentuk kait setelah selesai di trim pada
solidworks 2012 69
Setelah dimensi bentuk kait telah selesai di gambar, maka
langkah selanjutnya adalah pembuatan penampang kritis I – II
dan penampang kritis III – IV. Berikut merupakan pembuatan
dimensi penampang kait I – II dan III – IV.
Gambar 4.7. Dimensi penampang kritis I – II pada kait.70
Gambar 4.8. Dimensi penampang kritis III – IV pada kait.71
2. Pembentukan gambar padat
Setelah penggambaran dasar pada kait selesai dilakukan,
maka langkah selanjutnya adalah merubah gambar 2 dimensi
menjadi 3 dimensi agar bentuknya terlihat seperti bentuk aslinya.
69ibid70Software Solidworks 201271ibid
44
Berikut merupakan langkah – langkah pembuatan gambar 2D
menjadi 3D pada kait:
Pada batang kait pilih menu extrude pada solidwork 2012
kemudian masukkan input sebesar yang diinginkan kemudian
pilih ok. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4.9. Pembentukan 3D pada tangkai kait. 72
Kemudian setelah batang kait telah dibentuk maka
langkah selanjutnya adalah membentuk solid pada bagian kait
yang lainnya dengan menggunakan fitur lofted boss pada software
solidwork 2012. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Gambar 4.10. Proses 1 pembentukan gambar solid pada badan
kait73
72 Software Solidwork 201273 ibid
45
Gambar 4.11. Proses 2 pembentukan gambar solid pada badan
kait.74
Gambar 4.12. Proses 3 pembentukan gambar solid pada badan
kait.75
Gambar 4.13.Proses 4 pembentukan gambar solid pada badan
kait.76
74 Software solidwork 201275 ibid76 ibid
46
Gambar 4.14. Proses 5 pembentukan gambar solid pada badan
kait menggunakan fitur dome.77
Setelah semua proses dilakukan gambar kait dapat dilihat
dalam empat pandangan yaitu pandangan depan, pandangan
samping, pandangan atas, dan pandangan isometric. Seperti
terlihat pada gambar berikut
Gambar 4.15. Desain kait dalam empat pandangan. (depan,
samping, atas, dan isometric).78
4.2.2. Analisa Distribusi Tegangan Pada Kait
Setelah pembentukan kait menjadi bentuk yang padat atau
solid, maka langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi
pembebanan pada kait dengan menggunakan software solidwork
77 Software Solidwork 201278 ibid
47
2012. Pada kaitdistribusi tegangan yang akan dianalisa terbagi
menjadi 2 jenis yaitu adalah:
1. Tegangan yang terjadi pada permukaan batang ulir.
2. Tegangan yang terjadi pada badan kait.
Dalam melakukan distribusi tegangan pada kait terdapat
langkah – langkah yang harus dilakukan yaitu adalah:
1. Pemberian tumpuan
Hal pertama yang harus dilakukan pada simulasi
pembebanan pada kait adalah menentukan tempat tumpuan
benda yang akan dilakukan simulasi. Pada kait pada permukaan
bawah dari ulir yang menjadi tempat titik tumpuan. Seperti
terlihat pada gambar berikut:
Gambar 4.16. Proses pemberian tumpuan pada kait berada pada
permukaan bawah dari ulir.79
2. Pemberian beban
Setelah proses pemberian tumpuan telah selesai dilakukan,
maka langkah selanjutnya adalah proses pemberian beban, karna
pada kait proses distribusi tegangannya ada dua maka pemberian
beban pada kait dilakukan pada 2 tempat, yaitu pada permukaan
atas dari ulir dan pada bagian atas penampang kritis 3 dan 4.
Seperti terlihat pada gambar berikut:
79Software Solidwork 2012
48
Gambar 4.17. Proses pembebanan pada permukaan atas dari
ulir.80
Gambar 4.18. Proses pembebanan pada badan kait.81
3. Proses meshing
Proses meshing merupakan proses pemecahan struktur yang
terdapat dalam fixture solidwork. Pada kait meshing yang terjadi
adalah seperti terlihat pada gambar berikut.
80 Software solidwork 201281 ibid
49
Gambar 4.19. kait setelah dimeshing82
4. Hasil results simulasi pembebanan
Setelah proses mesh and run selesai, maka hasil simulasi
yang dilakukan akan terlihat seperti tegangan, lendutan atau
penambahan panjang benda, dan regangan. Berikut merupakan
hasil results yang terjadi pada pembebanan yang terjadi pada
kait.
Gambar 4.20. hasil results untuk tegangan pada ulir83
82 Software solidwork 201283 ibid
50
Gambar 4.21. hasil results untuk tegangan pada badan kait84
Gambar 4.22. hasil results untuk penambahan panjang pada
kait.85
Gambar 4.23. hasil results untuk nilai regangan yang terjadi
pada kait.86
84Software Solidwork 201285 ibid86 ibid
51
Pada hasil results simulasi yang dilakukan terhadap kait
didapatkan nilai – nilai tegangan yang terjadi pada kait adalah
sebagai berikut:
1. Tegangan yang terjadi pada permukaan batang ulir
didapatkan sebesar 3309028.3 N/m2 3.31 N/mm2.
2. Tegangan yang terjadi pada pembebanan terhadap badan
kait didapatkan sebesar 101102896 N/m2 101.1029
N/mm2. Dan nilai tersebut berada pada bagian penampang
kritis I – II dari badan kait.
4.3. Hasil Analisa Tegangan Kait Secara Teori dan Software
Setelah analisa perhitungan kekuatan pada kait dan simulasi
pembebanan kait pada software solidwork 2012 dilakukan, maka akan
didapatkan nilai tegangan yang terjadi pada kait. Kemudian nilai – nilai
tersebut akan dibandingkan besarannya apakah nilai yang dihasilkan dalam
perhitungan dengan hasil dari software akan sama besarnya atau berbeda, dan
factor – factor apa saja yang dapat mempengaruhi perbedaan besaran nilai
diantara ke duanya tersebut. Maka dalam hal ini pembahasan yang akan
dilakukan terhadap hasil perhitungan secara teori dan software solidwork
2012 akan dibagi dalam 2 jenis yaitu adalah:
1. Persentase selisih perhitungan teori dan software
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan.
4.3.1. Persentase Pelisih Perhitungan Teori dan Software
Persentaseselisih atau error digunakan untuk menentukan
besarnya perbedaan nilai yang terjadi pada suatu hasil penelitian.
Besarnya persentase selisih yang terjadi pada tegangan pada kait dan
ulir kait dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
Error % = hasil teori−hasil software
h asil software∗¿ 100% …87
87 Gere & Timoshenko. Mekanika bahan. Rumus 1.3. hal 13
52
Persentase selisih perhitungan teori dan software pada kait
terbagi dalam 2 jenis tegangan yaitu adalah sebagai berikut:
a. Tegangan pada permukaan ulir kait.
Pada perhitungan secara teori tegangan yang terjadi
pada permukaan ulir kait adalah sebesar 3.5 N/mm2, sedangkan
pada hasil simulasi software solidwork 2012 tegangan yang
terjadi pada permukaan ulir kait adalah sebesar 3.31 N/mm2.
Maka besarnya selisih antara keduanya adalah:
Error % = 3.5 N /mm2−3.31 N /mm2
3.31 N /mm2 ∗¿100 % = 5.7401812688822
%.88
Maka persentase selisih antara perhitungan secara teori
dan software untuk besar tegangan pada permukaan ulir adalah
5.7402 %.
b. Tegangan pada kait.
Pada perhitungan secara teori tegangan terbesar yang
terjadi adalah pada bagian penampang kritis I – II yaitu sebesar
101.556368773 N/mm2dan itu juga sama dengan nilai tegangan
yang dihasilkan oleh software tegangan terbesar terjadi pada
bagian penampang kritis I – II yaitu sebesar 101.102896 N/mm2.
Maka untuk itu persentase selisih yang terjadi antara
perhitungan teori dan hasil dari software akan menggunakan
hasil – hasil dari penampang kritis I – II, yaitu adalah:
Error % = 101.556368773 N /mm2−101.102896 N /mm2
101.102896 N /mm2 ∗¿100 %
= 0.4485259977123 %....89
Maka persentase selisih antara perhitungan secara teori
dan software untuk besar tegangan pada penampang kritis I – II
adalah sebesar 0.4485259977123 %.
88 Selisih hasil teoritis dan software tegangan permukaan ulir kait.Gere & Timoshenko. Mekanika bahan. Rumus 1.3. hal 1389 Ibib
53
Table 4.3 persentase selisih tegangan Von Misses pada kait
Tegangan tekan ulir
σtekan (N/mm2)
Tegangan maksimum
σMaks (N/mm2)
Hasil Teoritis 3.5 101.556368773
Hasil Software 3.31 101.102896
Persentase % 5.7402 %. 0.45 %
4.3.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perbedaan
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya
nilai perbedaan yang terjadi pada hasil perhitungan secara teori dan
software, yaitu adalah:
1. Pembulatan hasil perhitungan pada perhitungan teori
2. Metode perumusan yang digunakan dalam perhitungan teori
tidak sama atau berbeda dengan yang digunakan pada
software.
3. Posisi peletakan beban pada benda kerja dapat mempengaruhi
besarnya nilai yang dihasilkan.
4. Kurangnya pemahaman penulis secara menyeluruh terhadap
penggunaan software solidwork 2012.
BAB V
54
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan perencanaan dan perhitungan yang telah di lakukan maka di dapatkan hasil – hasil sebagai berikut :
1. Solidworks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh
DASSAULT SYSTEMES digunakan untuk merancang part permesinan
atau susunan part permesinan yang berupa assembling dengan tampilan
3D untuk menampilkan part yang jadi part terlebih dahulu digambar
atau ditampilkan 2D untuk gambar proses permesinan
2. Dalam perencanaan ini beban yang akan direncanakan adalah sebesar
30 ton. Maka besar beban yang akan diberikan pada kait yaitu adalah
30.125295526.25 N. Karena pada software penggunaan beban
menggunakan besaran gaya yaitu newton bukan besaran massa.
3. Bahan yang digunakan dalam perencanaan kait adalah jenis AISI Alloy
Steel ( SS ), dengan tegangan tarik maksimum (σu) sebesar 723.83
N/mm2, dan tegangan luluh (σy) sebesar 620.42 N/mm2.
4. Tegangan izin bahan (σizin bahan) yang direncanakan didapatkan sebesar
180.96 N/mm2.
5. Didapatkan Besar diameter luar (d0) batang kait sebesar 125 mm, dan
besar diameter inti (d1) 100 mm.
6. Tegangan tarik yang terjadi pada daerah berulir didapatkan sebesar
37.627571 N/mm2.
7. Tinggi minimum kait didapat sebesar 12.1364 cm atau 121.364 mm.
8. Besar tegangan tekan aman baja dengan baja (p) digunakan 350 kg/cm2
atau sama dengan 34.3233 N/mm2.
9. Besar tegangan pada permukaan batang ulir yang direncanakan
didapatkan nilai sebesar 3.5 N/mm2.
10. Besar tegangan yang terjadi pada permukaan ulir pada software
solidwork 2012 didapatkan nilai sebesar 3.31 N/mm2.
11. Pada penampang kritis I – II didapatkan nilai sebagai berikut:
AI – II = 25112.5 mm2. x = 0.1324315389421
55
n0
n1
e1
e2
=
=
=
=
0.4
2.5
117.143 mm
87.86 mm
τ
σI
σII
=
=
=
11.7681 N/mm2.
101.55637 N/mm2.
25.4 N/mm2.
12. Pada penampang kritis III – IV didapatkan nilai sebagai berikut:
AIII – IV
n0
n1
e1
e2
=
=
=
=
=
20250 mm2.
0.61
1.65
97.2671 mm
82.64151 mm
x
τ
σIII
σIV
=
=
=
=
0.523
14.6 N/mm2.
30.157 N/mm2.
8.541 N/mm2.
13. Tegangan terbesar yang terjadi pada kait terjadi pada bagian dalam
penampang kritis I – II, yaitu σI sebesar 101.55637 N/mm2.
14. Tegangan terkecil yang terjadi pada kait terjadi pada penampang kritis
III –IV bagian terluar, yaitu pada σIV sebesar 8.541 N/mm2.
15. Pada simulasi software solidwork 2012 dengan beban 30 ton,
didapatkan tegangan terbesar terjadi pada bagian terdalam dari
penampang kritis I – II, yaitu sebesar 101.1029 N/mm2.
16. Pada simulasi software solidworks 2012 dengan beban 30 ton,
didapatkan tegangan terkecil dari kait sebesar 8.425 N/mm2.
17. Maka untuk itu persentase selisih yang terjadi antara perhitungan teori
dan hasil dari software akan menggunakan hasil – hasil dari penampang
kritis I – II di dapat nilai sebesar : 0.45 %.
5.2 Saran
1. Dalam dunia kerja industry sudah banyak di temukan penggunaan software dalam perancangan atau pembuatan model – model baru. Saya berharap penggunaan software dapat diterapkan di dunia pendidikan khususnya pada yang mengambil peminatan kontruksi perancangan.
2. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam membandingkan hasil perhitungan teoritis dan software agar terlebih dahulu menguasai dasar perhitungan teoritisnya dan penggunaan softwarenya.
3. Dalam melakukan perencanaan sebuah konstruksi segala bentuk perhitungan yang akan direncanakan haruslah sesuai dengan batas aman yang telah ditentukan, agar aman dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
56
1. Rudenko, N. 1996. Mesin Pengangkat. Jakarta : Erlangga 2. Muin Syamsir. A, Pesawat Angkat, P.T Raya Grafindo Persada, Jakarta,
1995..3. Ir. Sularso, MSME, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin,Jakarta, 1997.4. S.P, Timoshenko and Gere. 2000. Mekanika Bahan Jilid 1. Jakarta : Erlangga.5. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung.
Alfabeta 2009
57
LAMPIRAN
Lampiran 1
58
LAMPIRAN 2
59
Lampiran 3
60
61
Lampiran 4