Upload
fithriyani-uji-fauziyyah
View
414
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Bab 5 Struktur Sedimen
5.1 Pendahuluan
Struktur sedimen adalah segi skala besar bebatuan sedimen seperti lapisan selimut,
lapisan riak, kerak lumpur, dimana hal-hal tersebut adalah hal yang bagus untuk dipelajari
di lapangan. Mereka disebabkan oleh berbagai macam proses sedimen, termasuk aliran air,
aliran gaya berat sedimen, perubahan bentuk endapan lunak, dan aktivitas biogenic. Karena
hal-hal diatas merefleksikan kondisi lingkungan secara umum atau sesudah waktu deposisi
yang singkat, pakar geologis menaruh ketertarikan secara khusus dalam hal ini sebagai alat
untuk menginterpretasikan perubahan lingkungan purba. Kita tahu asal struktur sedimen
dari investegasi percobaan dan studi lapangan, yang digunakan untuk mengevaluasi aspek-
aspek lingkungan sedimen purba seperti mekanisme transpor sedimen, arah aliran jaman
paleo, kedalaman relatif air, dan kecepatan relatif jaman. Beberapa struktur sedimen dapat
juga dipakai untuk mengidentifikasikan bagian atas dan bawah lapisan selimut, serta untuk
membedakan apabila urutan sedimen dalam kondisi rangkaian penurunan urutan
stratigrafik atau telah hancur akibat kekuatan tektonik. Struktur sedimen secara khusus
banyak dalam bebatuan sedimen siliciclastic, tetapi mereka terdapat juga dalam bebatuan
sedimen nonsiliciclastic seperti batu kapur dan batu evaporites.
Daftar pustaka yang banyak mengenai struktur sedimen telah berkembang sejak
tahun 1950-an, balasan atas kegunaan mereka bagi interpretasi lingkungan dan analisis
jaman paleo. Publikasi ini termasuk beberapa monograf penting yang berisi foto-foto luar
biasa dan gambar yang mengilustrasikan berbagai macam struktur sedimen. Buku yang
isinya sesuai dengan seluruh tipe struktur sedimen adalah Allen (1982), Collins dan
Thompson (1982, 1989), Conybeare dan Crook (1968), Pettijohn dan Potter (1964), Potter
dan Pettijohn (1977), dan Reineck dan Singh (1980). Allen (1968) memberikan
pembahasan yang lebih detail mengenai arus lapisan riak dan struktur campuran. Mckee
(1982) membahas berbagai macam struktur yang terdapat dalam bukit pasir. Dzulynski dan
Walton (1965) membahas ciri-ciri satu-satunya lapisan dasar batu pasir, kekeruhan khas
batu pasir, dan Picard dan High (1973) meliputi struktur sedimen khusus yang terdapat
dalam sungai musiman. Basan (1978), Crimes dan Harper (1970) membahas dan
menggambarkan struktur sedimen biogenik. Bouma (1969) sebagian besar mengenai
metode mempelajari struktur sedimen.
Sub-bab ini menggambarkan dan membahas struktur sedimen penting.
Pembahasannya ringkas namun telah mencakup kesimpulan ide-ide mekanisme formasi
terbaru dan adanya analisis kegunaan dan pembatasan struktur dalam interpretasi
lingkungan. Kita mulai belajar dengan meneliti pemakaian umum nama yang dipakai
dalam bidang struktur sedimen. Struktur primer adalah mereka yang terbentuk pada saat
atau setelah deposisi sedimen jangka waktu pendek.
5.2 Klasifikasi Struktur Primer Sedimen
Struktur primer sedimen yang paling umum tertulis pada tabel 5.1.Statifikasi
struktur sedimen dalam tabel ini secara fundamental mendeskripsikan 5555 Struktur
sedimen diklasifikasikan secara luas sebagai struktur stratifikasi dan bentuk dasar, ciri-ciri
bidang lapisan selimut, serta beberapa struktur lainnya. Struktur stratifikasi dan bentuk
dasar dibagi lagi lebih jauh menjadi empat kategori deskriptif : (1) lapisan selimut dasar
dan pelapisan (2) bentuk dasar (3) pelapisan silang dan (4) stratifikasi tidak rata . Tabel 5.1
juga mencakup klasifikasi genetik yang mengkategorikan struktur menjadi empat
kelompok besar berdasarkan kemungkinan asal mereka : (1) struktur yang terbentuk oleh
proses sedimen (2) struktur yang terbentuk oleh erosi (3) struktur yang terbentuk oleh
deformasi sedimen lunak ( deformasi penecontemporaneous ) dan (4) struktur asal
biogenik. Pada pembahasan selanjutnya, struktur sedimen dituliskan dan digambarkan
melalui deskripsi utama yang terlihat dalam tabel 5.1, walaupun pembahasannya tidak
mencakup seluruh kasus yang mengikuti tepat seperti urutan yang terlihat di tabel. Dalam
beberapa bagian pembahasan, struktur dituliskan dibawah deksripsi utama dalam tabel 5.1
adalah pembagian lebih jauh menjadi kategori genetik.
5.3 Stratifikasi dan Bentuk Dasar
Lapisan Selimut dan Pelapisan
Konsep Lapisan Selimut
Lapisan selimut adalah karakter fundamental bebatuan sedimen. Beds atau lapisan
bersifat bersusun atau berupa lapis lenticular bebatuan sedimen yang memilki guratan,
tekstur, atau unit terstruktur yang berbeda secara jelas antara lapis atas dan bawah. Bagian
teratas dan terbawah permukaan lapisan dikenal sebagai lapisan selimut atau lapisan batas.
Otto (1938) menganggap beds sebagai unit sedimentasi, dimana ketebalan cadangan
sedimen pada dasarnya dibawah kondisi phisikis yang konstan. Hal ini tidak selalu
mungkin, bagaimanapun juga, untuk mengidentifikasi unit sedimen tersendiri.Beberapa
beds yang dijelaskan diatas memiliki beberapa unit sedimen yang tepat. Beds adalah
lapisan berukuran lebih dari 1 cm (McKee dan Weir, 1953), lapisan yang kurang dari 1 cm
adalah laminae. Bagian untuk mendeskripsikan ketebalan dasar dan laminae dapat dilohat
di gambar 5.1.
Bes dapat dibedakan secara internal menjadi beberapa ukuran unit-unit informal
(gambar 5.2). Blat, Middleton dan Murray (1980) menyarankan penggunaan hubungan
lapisan untuk bagian-bagian
( FIGURE 5.1 )
ketebalan beds dari laminae yang terpisah oleh minor tapi berbeda dalam tekstur atau
komposisi. Untuk catatan, bagaimanapun juga, lapis tersebut dipakai juga untuk lebih lepas
dan pengertian informal bagi beberapa dasar atau lapisan bebatuan. Diskontinuinitas
ditandai dengan beds yang disebut permukaan amalgamasi. Divisi adalah sub-unit yang
tidak memiliki diskontinuitas jelas tetapi terkarakter oleh hubungan partikular struktur
sedimen. Berkas dan lenses adalah sub-divisi bed berdasarkan warna, komposisi, tekstur
atau
(FIGURE 5.2)
komentasi. Bagian lens juga kurang dipakai untuk beberapa bagian bebatuan yang tebal di
bagian tengah dan tipis pada bagian ujungnya.
Beds terpisahkan oleh dasar lapisan selimut atau permukaan lapisan selimut yang
nyaris memperlihatkan lapisan non-deposisi, tiba-tiba perubahan dalam kondisi deposisi,
atau permukaan erosi (Campbell, 1967). Beberapa permukaan lapisan selimut menonjolkan
post-deposisional yang terbentuk oleh proses diagnetis atau perubahan iklim.Geometri
kasar beds tergantung atas hubungan antara taraf permukaan lapisan selimut, dimana
hubungan tersebut dapat paralel atau non-paralel. Permukaan lapisan selimut itu sendiri
dapat rata, berombak, atau begaris lengkung (Gambar 5.3). Berdasarkan atas kombinasi
karakter-karakter tersebut, beds dapat memiliki berbagai macam bentuk geometrik seperti
uniform-tabular (tersusun seragam), tabular lenticular (lenticular tersusun), curved
tabular (garis-garis bersusun), wedge shaped, dan tak bersusun. Lapisan internal dan
laminae beds, pada dasarnya paralel terhadap taraf lapisan selimut terdapat berlapis-lapis
lapisan selimut atau susunan tanah (plananstratification). Lapisan dan laminae yang
membuat struktur internal beberapa beds, tersimpan dalam sudut sampai membatasi
permukaan beds dan disebut sebagai lapisan lintas atau laminae lintas. Beds berisi lapisan-
lapisan campuran atau unit tingkatan-tingkatan lapisan yang disebut beds campuran.
Kelompok bed yang serupa atau beds campuran disebut sebagai bedset. Bedset
yang sederhana terdiri atas dua atau lebih beds lapisan atas berkarakter oleh komposisi
tekstur dan struktur internal yang serupa. Bedset adalah dibatasi atas dan bawah oleh
permukaan bedset (lapisan selimut). Bedset campuran mengarah ke kelompok perbedaan
beds dalam komposisi tekstur, dan sruktur internal tetapi tetap memiliki hubungan secara
genetik, memperlihatkan tipe urutan endapan yang sama (Reineck dan Singh, 1980).
Teminologi bedset digambarkan pada Gambar 5.4.
Beds digolongkan oleh kontuinitas menyimpang, dan beberapa beds dapat
ditelusuri dalam beberapa kilometer. Yang lainnya dapat mengakhiri dengan pemunculan
tunggal ke permukaan. Pengakhiran beds secara menyamping melalui salah satu berikut
ini :
1. pertemuan dan penggabungan permukaan luar atas dan bawah (pencukilan)
2. gradasi samping komposisi beds menjadi beds yang berbeda komposisi, sehingga
batas permukaan beds habis sama sekali.
3. pertemuan segi potongan lintasan seperti terusan, kekurangan, atau ketidakcocokan.
(FIGURE 5.3 & FIGURE 5.4)
Asal Muasal Lapisan Selimut
Beds tersendiri diproduksi kondisi fisika, kimia dan biologi yang terus menerus. Beberapa
beds harus diproduksi secara cepat oleh salah satu fenomena seperti banjir yang
berlangsung selama beberapa jam dalam satu hari. Bahkan deposisi yang cepat dapat
berlangsung selama beberapa menit bahkan detik, seperti laminae pasir oleh arah arus
dibawah permukaan kikisan bukit pasir, yang terdapat dalam beberapa lingkungan.
Singkatnya, deposisi suspensi beds dapat diproduksi secara cepat melalui fenomena seperti
banjir atau arus berat gaya sedimen, atau untuk lebih lambatnya melalui satu babak
sedimentasi endapan halus dari suspensi.
Taraf lapisan selimut yang sebenarnya atau permukaan batasa antara gambaran
beds pada periode non-deposisi, erosi, atau perubahan untuk kondisi deposisi yang benar-
benar berbeda. Beberapa beds tidak diawetkan untuk dijadikan bagian catatan geologikal
tetapi dihancurkan melalui babak erosi yang berturur-turut. Potensi pemeliharaan untuk
pengadaan beds akan menjadi lebih besar bagi pengendapan apabila adanya peristiwa
deposisi skala besar, seperti banjir besar, bukan hal-hal yang terbentuk oleh peristiwa
dengan skala kecil.
Asal Muasal Pelapisan
Laminae diproduksi oleh fluktuasi dalam kondisi sedimentasi yang berkekuatan
kecil dan waktu yang lebih singkat apabila dibandingkan dengan hal-hal yang
menyebabkan beds. Hasil mereka dari perubahan kondisi deposisional yang menyebabkan
variasi dalam (1) ukuran serat, (2) isi tanah lempung dan material organik, (3) komposisi
mineral, atau (4) isi sedimen mikrofosil. Laminae dihasilkan oleh lapisan yang berbeda-
beda dan sedimen hasil perkembangan kasar yang mungkin saja adalah jenis yang umum.
Ukuran serat dalam laminae sendiri dapat saja seragam atau menunjukkan baik normal atau
tingkatan ukuran serat vertikal yang sebaliknya.. Batas antara laminae memperlihatkan ke
perbedaan ukuran serat dimana dapat saja tajam atau bergradasi.Perubahan dalam isi
lapisan tanah lempung yang bagaimanapun juga memilki permukaan rata, serat kasar dapat
juga menghasilkan laminae. Laminasi dapat dihasilkan melalui komposisi mineral yang
berbeda seperti yang terdapat dalam mika yang berbeda-beda baik yang kaya maupun yang
sedikit mengandung laminae, pertukaran laminae bermineral berat (pasir hitam) dan
laminae bermineral ringan , seperti endapan di beberapa pantai. Serta pertukaran laminae
anyhdrite dan dolomite dalam endapan evaporite. Pilihan mineral detrital dan uji atau
kerangka organisme pelagic juga diketahui untuk memproduksi laminae. Perubahan warna
dapat menonjolkan keberadaan laminae. Perubahan warna dapat ditimbulkan oleh variasi
dari isi warna-warna mineral yang berbea, seperti hitam, mineral berat, isi halus, bahan
organik berwarna gelap dan gabungan besi oksidasi dalam mineral yang mengandung besi.
Pengurangan unsur besi menghasilkan warna hijau, besi teroksidasi menghasilkan warna
merah atau coklat.
Laminae paralel (Gambar 5.5) seperti berlawanan dengan laminae yang
bersilangan, diproduksi oleh deposisi suspensi dan peristiwa daya tarik. Mereka berasal
dari berbagai macam lingkungan sedimentari. Karena aktivitas pembawaan dan pemberian
organik, dalam beberapa lingkungan secara cepat menghancurkan laminasiasi. Laminae
memilki potensi paling besar untuk penjagaan dalam mengurangi atau lingkungan yang
mengandung racun, dimana aktivitas organik adalah minimal atau dalam lingkungan
dimana deposisi berlangsung sangat cepat sehingga sedimen membawa pengolahan
kembali organik aktif sampai ke bawah sebelum organisme dapat menghancurkan
stratifikasi.
Deposisi Laminae oleh Mekanisme Suspensi. Laminae paralel memilki komposisi tanah
liat atau endapan lumpur yang halus dapat disebabkan oleh deposisi sedimen dari suspensi
dalam beberapa jenis setting lingkungan yang berbeda. Mekanisme deposisional yang
paling penting dan termasuk setting juga adalah sebagai berikut :
1. suspensi perlahan diendapkan dalam danau, dimana tingkat pengolahan kembali
organik secara umum sangatlah rendah.
2. sedimentasi dalam beberapa bagian delta, dimana sedimen yang halus yang
berlimpah secara periodik menyediakan melalui penempuhan distribusi menuju
deposisi yang cepat.
3. deposisi di daerah yang terkena pasang surut dan pasang naik, dalam merespon
untuk fluktuasi dalam tingkat energi dan penyediaan sedimen selama siklus
pasang surut dan pasang naik.
4. deposisi dalam beting semi pasang surut pasang naik dimana lapisan pasir tipis
yang berakumulasi , memilki aktivitas badai yang dapat berganti-ganti dengan
laminae lumpur sangat tipis yang terbentuk selama periode akumulasi yang lebih
perlahan.
5. sedimentasi lambat dalam lingkungan laut dalam, dimana deposisi memposisikan
dalam lapisan nepheloid.
6. sedimentasi kimia dalam kolam evaporite, seperti deposisi laminated anhydrites.
Deposisi Laminae oleh Mekanisme Daya Tarik. Formasi laminae paralel dalam
sedimen ukuran pasir selama perjalanan gaya tarik telah dihubungkan dengan berbagai
macam mekanisme, dimana mayoritas semuanya didasarkan atas pertimbangan deduktif
daripada didasarkan atas observasi paling aktual. Swash dan gelombang surut di pantai
adalah salah satu mekanisme yang secara umum sama, serta bertanggung jawab dalam
formasi pasir laminated secara rata. Proses ini menuju ke generasi laminae yang dapat
memperlihatkan kebalikan ukuran serat dan konsentrasi kelunakan mineral berat dalam
dasar laminae (Clifton,1969). Aliran yang terus menerus dalam arus dapat juga
menghasilkan laminae diabawah tiga tipe kondisi yang berbeda :
1. selama tahap transpor bagian aliran paling atas plane-bed (gambar 3.11)(Harms
dan Fahnestock,1965;Allen,1984)
2. dibawah kondisi aliran dangkal di bagian aliran paling bawah oleh migrasi low-
relief ripple dimana permukaaan kekuranagan batu longsoran mencegah cross-
laminae dari pembentukan (McBride, Shepard, dan Crawley, 1975)
3. pada kecepatan dibawah kecepatan kritikal formasi ripple, pada akhirnya untuk
partikel kasar (Gambar 3.13 C)
Laminae terbentuk oleh proses (1)mungkin dikarenakan banyaknya kesamaaan
(contoh:sedimen fluvial ) daripada hal lain yang terbentuk oleh proses (2) dan (3). Pasir
laminateddapat juga mengembangkan kepemilikan untuk transpor angin (McKee,
Douglass, dan Rittenhouse, 1971; Hunter, 1977). Hunter meneliti bahwa laminae paralel
terbentuyk oleh (1) formasi daya tarik dan deposisi pada kecepatan angin yang sangat
cepat; (2) deposisi grainfall di daerah aliran terpisah yang terdiri leeward puncak bukit
pasir; dan (3) deposisi mengiringi migrasi ripples angin, sebuah analog eolian dari
proses subaqueous yang dijelaskan oleh McBride, Shepard, dan Crawley (1975). Tahap
transpor bagian baw2ah dan atas selama aliran disaat keruh yang menghasilkan
pembagian kekeruhan Bouma B (Gambar 3.28) adalah mekanisme yang lain dimana
pasir laminated dapat dibentuk. Pada akhirnya, aliran lembar dalam lingkungan lautan
dangakal (padanan transpor lapisan bed dalam bagian aliran bawah; Clifton, 1976), dan
migrasi bentuk ripple yang memungkinkan tersertai oleh tingkat deposisi yang sangat
lambat, serta dapat juga memproduksi laminasi dalam endapan berpasir (Newton, 1968)
Bedding Bertingkat
Beds bertingkat adalah unit sedimentasi yang berkarakter oleh gradasi vertikal yang
berbeda dalam ukuran kasar. Ukuran mereka dalam ketipisan dari beberapa centimeter
sampai beberapa meter atau lebih. Mereka pada umumnya tidak memilki laminasi
internal, walaupun mereka berada pada tingakta paling atas dalam urutan kekeruhan
(Bagian Bouma B, C, D, Gambar 3.28) yang memperlihatkan laminae berombak atau
paralel. Beds yang memperlihatkan gradasi dari partikel kasar pada bagian dasar ke
partikel halus pada bagian atas memilki tingkatan yang normal (Gambar 5.6A). Secara
normal beds bertingkat secara umum terkandung dalam rangakain tipis, berulang-ulang
(bedding ritmik), seperti yang digambarkan dalam Gambar 5.6B. lebih jarangnya, beds
memperlihatkan tingkatan yang bertolak belakang, dengan partikel kasar di bagian atas
tingkatan, daerah bawah untuk partikel halus. Beds bertingkat secara umum memilki
dasar tajam yang saling bersentuhan.
GAMBAR 5.6
Bedding bertingakat normal dapat terbentuk melalui beberapa proses (Kjlein,
1965); bagaimanapun juga asal muasal Beds bertingkat secara kseseluruhan dalam
sejarah geoloi telah terlengkapi menjadi arus kekeruhan. Perbedaan dalam tingkat
dimana partikel dengan ukuran yang berbeda terendap dari suspensi selama masa
penyusutan aliran masa kekeruhan muncul untuk penghitungan tingkatan, tetapi sikap
tepal dimana proses tingkatan beroperasi tidak begitu dimengerti. Material bertingkat
dapat berupa lumpur, pasir, atau secara langka seperti kerikil. Seperti yang didiskusikan
pada chapter 3, beberapa unit kekeruhan bertingkat, memperlihatkan rangkaian ideal
srtuktur sedimentari, yang disebut Bouma (Gambar 3.28), tetapi secara umum rangkaian
kerucut yang dipotong bagian atas atau bawah. Divisi basal A dapat ada, tetapi beberapa
atau seluruh divisi dapat tidak ada , atau divisi A itu sendiri dapat hilang. Beds
bertingkat juga ada dalam lingkungan air dangkal ketimbang mereka yang berbentuk
kekeruhan. Memperkirakan mekanisme formasi air dangkal, beds bertingkat termasuk
sedimentasi dari awan suspensi yang dihasilkan oleh aktivitas badai dari selat , endapan
periodik distributaris delta, deposisi pada tingkat terakhir banjir besar, pengendapan
debu vulkanik setelah erupsi, deposisi oleh masa penyusutan di daerah pasang naik surut
dalam, dan campuran dibawah lapisan kasar sedimen dengan lapisan permukaan lumpur
menjadi aktivitas bioturbasi yang membawakan dan memberikan organisme.
Membalikan ukuran tingkatan lebih kurang umum daripada tingkatan normal. Telah
diketahui terdapat dalam laminaeindividual sedimen pantai memiliki untuk pemisahan
mineral berat berukuran halus dan mineral ringan berserat kasar (Clifton,1969); di
beberapa aliran pyroclastic atau endapan dasar gelombang vulkanik; dalam beberapa
endapan urat aliran; dan dalam laminae terbentuk oleh migrasi ripples angin. Hal
tersebut juga dinyatakan agar terdapat dalam beberapa endapan kekeruhan yang
terendapkan dari aliran konsentrasi tinggi yang mengurangi kecepatannya secara cepat.
Tingkatan balik telah dihubungkan menjadi 2 tipe mekanisme (1) tekanan dispersif dan
(2) saringan kinetik. Tekanan disperrsif (chapter 3) dipercaya dapat proporsional
terhadap ukuran kasar. Dalam sedimen campuran ukuran kasar, tekanan dispersif paling
tinggi bereaksi dalam partikel besar cenderung untuk menjaga mereka sampai daerah
kekuasaan terakhir. Secara bergantian tingkatan terbalik dapat dijelaskan oleh
meknisme saringan kinetik. Dalam campuran perjalanan agitasi, ukuran serat lebih kecil
agaknya jatuh melalui ukuran serat yang lebih besar seperti gerakan serat membuka
bidang diantara partikel yang lebih besar. Secara keseluruhan, tingkatan terbalik,
fenomena langka secara relatif dan asal-muasalnya masih sedikit dipahami.
Bedding (Tak Tersusun) Besar
Bagian bedding besar dipakai untuk menjelaskan beds sebagai homogen dan tak
memenuhi dalam struktur internal (Gambar 5.7). memkai teknik radiografi-X (Hamblin,
1965) atau metode penggoresan dan penodaan, sering mengungkapkan bahwa sejenis
beds sebenarnya tidak besar. Tetapi dibandingkan isi mereka yang sangat sedikit struktur
pembangunnya. Meskipun demikian, satu adakalanya menemukan beds, secara khusus
bedstebal pasir pantai, dimana struktur internal tidak dapat dikenali walau dengan
bantuan X-ray atau teknik penodaan, sperti beds yang jarang, dimana yang
menguntungkan untuk kita karena mereka sulit untuk dijelaskan. Laporan peristiwa beds
bertingkat dalam kekeruhan yang dapat mengurangi struktur internal daripada ukuran
kasar, ketebalan yang tepat, pasir pantai tidak bertingkat.
GAMBAR 5.7
Beberapa bedding besar dapat berupa bentuk kedua yang dihasilkan oleh bioturbasi
ekstensif organisme, walaupun bioturbansi secara umum menghasilkan struktur
bercoreng-coreng yang dapat dikenali. Pencairan sedimen dengan pengejutan secara
tiba-tiba atau mekanisme lainnya secara pendek setelah deposisi dtelah disugestikan
sebagai arti penghancuran stratifikasi asli. Bagaimanapun juga, hal tersebut
mengasumsikan bahwa pengurangan stratifikasi adalah bentuk utama yang terdapat
dalam keadaan transpor daya tarik dan hasil dari deposisi yang cepat dari suspensi atau
deposisi dari dispersi sedimen berkonsentrasi tinggi selama aliran gravitasi sedimen.
Agaknya, sedimen adalah pembuangan secara cepat tanpa pengolahan kembali
berikutnya untuk massa homogen baik lebih atau kurang.
Ripples dan Cross-Bedding
Ripples (Gambar 5.8) struktur sedimen umum dalam lingkungan moderen, dimana
mereka terdapat dalam siliciclastic dan sedimen karbonat. Mereka dapat berasal dari
pergerakan air dan angin. Kondisi aliran yang menhasilkan ripples dan bedforms besar
(bukit) telah didiskusikan di chapter 3 dan digambarkan dalam Gambar 3.11. keterangan
dari Gambar 3.11 bahwa ripples dapat terbentuk dalam air dangkal (kedalaman kurang
dari 1 meter) pada aliran kecepatan yang berjarak antara 0,2 sampai 0,1 meter per detik.
Juga keterangan kondisi aliran yang mengakibatkan formasi ripples dalam pasir halus
(pada bagian aliran bawah) berubah dengan tiba-tiba terhadapnya yang menghasilkan
lapisan beds pada bagian aliran atas. Jadi , selama saat penyusutan aliran, tahap
pergerakan lapisan bed pasir lembut dapat skses oleh tahap formasi ripple sebagai saat
kecepatan berkurang, membentuk endapan dimana lapisan bed laminae dapat lebih
terlapisi oleh ripple. Pada sedimen lebih kasar sekitar 1,0 mm, bukit daripada
dibandingkan ripples.
Ripples dapat dikembangkan dibawah materi yang berbutir-butir kecil daripada
masa aliran secara tidak langsung atau aliran yang bergerak kesana-kemari (aksi
berombak), seperti yang telah didiskusikan pada chapter 3. Gambar 3.15
memperlihatkan beberapa perbedaan dalam bentuk puncak dan ripples berombak.
Ripples adalah hal paling umum dalam lingkungan perairan dangkal; bagaimanapun
juga, mereka telah memfoto di dasar laut moderen pada kedalaman beberapa ribu meter.
Ripples secara relatif memilki potensi penjagaan yang rendah karena mereka memelihara
untuk pengikisan dan penghancuran oleh erosi sebelum pemakaman. Oleh karena itu
ripples kuno seperti yang telah digambarkan pada Gambar 5.8 tidak berlimapah dalam
rekaman sedimen. Bukit pasir juga secara umum kurang dipelihara, meskipun demikian,
bukit pasir kuno tetap terdapat (Gambar 5.9)
Karena bentuk ripples terhubungkan dengan arah aliran ( sisi curam permukaan
ripples arus bawah), ripples pada sedimen kuno menyediakan informasi yang berguna
secara ekstrim tentan petunjuk masa paleo dan kondisi aliran paleo lingkungan deposisi.
Dengan membedakan arah aliran paleo dari ripples kuno yang tidak terlindungi pada
beberapa pemunculan di muka bumi dalam daerah , geologis dapat merekontuksi pola
aliran sungai kuno atausungai-sungai (Bagian 5.6),. Informasi masa paleo
mengikutsertakan arah pergerakan sedimen untuk ditentukan dan lokasi area sumber
sedimen untuk dinilai.
Ripples menyediakan informasi tentang proses sedimen dan petunjuk masa paleo,
tetapi mereka indikator unik lingkungan deposisi. Lantaran mereka dapat terbentuk
dibawah arus secara tidak langsung (baik perairan dangkal maupun dalam), melalui aksi
berombak, dan pergerakan angin, dapat didasarkan kepedulian harus dapat
dipraktekknan dal deposisi lingkungan deposisional dengan dasar ripples.
Cross-bedding (Gambar 5.10-5.12) terbentuk secara dasar melalui migrasi ripples
dan bukit pasir (dalam air atau udara). Migrasi ripple dan bukit pasir menuju formasi
pemasukan bagian depan laminae termilki untuk pelongsoran atau pengendapan
suspensi dalam daerah terpisah di bagian teduh dari bedforrms ini, seperti yang
digambarkan pada chapter 3 (gambar 3.9). Apabila kebanyakan sedimen terlalu kasar
untuk digerakkan dalam suspensi, pelongsoran sedimen bedload
GAMBAR 5.8
melalui daerah teduh ripple akan menyebabkan formasi laminae yang curam dan lurus.
Hal ini cenderung bagian depan laminae membuat kontak dengan laminae bagian bawah
terdekat (endapan dari suspensi) pada sudut-sudut yang berbeda, dimana kira-kira sama
dengan sudut berbaring. Secara kasar effek yang sama tercapai apabila tinggi lereng
teduh lebar apabila dibandingkan dengan total kedalaman aliran, jadi penundaan
kejatuhan beban sebagian besar pada lereng teduh. Apabila penundaan beban bear, atau
ketinggian lereng teduh lebih kecil dibandingkan kedalaman aliran, penundaan sedimen
akan tabrakan pada dasar lereng teduh secara cukup cepat untuk menjaga kecepatan
langkah dengan perkembangan endapan longsoran. Proses ini penyebab bagian paling
rendah laminae bagian depan kurva disebelah luar dan
GAMBAR 5.9
Pendekatan laminae bagian bawah secara asimtot (Blatt, Middleton, dan Murray, 1980).
Jadi, cross-laminae dapat dikatakan bersinggungan daripada bersiku-siku.
Pemeliharaan potensial cross-laminae lebih tinggi daripada bedforms itu sendiri
(karena bagian atas dari bedforms memelihara untuk dilapisi oleh arus yang berikutnya
atau erosi angin); oleh karena itu, cross-bedding adalah tipe paling umum struktur
sdimen dalam bebatuan sedimen kuno. Lintas stratifikasi juga dapat terbentuk melalui
pemenuhan penjeajahan terowongan dan terusan, denagn deposisi titik jeruji liku-liku
sungai, dan melalui deposisi pada permukaan lereng pantai-pantai dan jeruji perairan.
Cross-bedding terbentuk melalui kondisi lingkungan yang berbeda yang dapat sama
dalam penampakannya, dan hal ini seringkali sulit dalam studi lapangan mengenai
bebatuan sedimen kuno untuk membedakan bentuk cross-bedding dalam fluvial, eolian,
dan lingkungan kelautan.
Cross-beds secara umum terdapat dalam bagian (Gambar 5.4). Cross-bedding
dalam bagian ketebalannya kurang dari 5 cm dan biasa disebut cross-bedding skala
kecil, yang pada bagiannya ketebalan lebih dari 5 cm adalah cross-bedding skala besar.
Karena bermacam-macam sumber, terdapat berbagai macam tipe cross-beds. Allen
(1963) mengemukakan klasifikasi terperinci cross-bedding berdasarkan beberapa
properti seperti pengelompokan bagian cross-bed, skala, batas permukaan alami beds,
hubungan siku-siku lintas strata dalam set atau coset sampai batas permukaan, dan
derajat ukuran kasar keseragaman dalam laminae yang berbeda. Skema paling seerhana
oleh McKee dan Weir (1953), seperti yang dimodifikasi oelh Potter dan Pettijohn
(1977), adalah diadopsi didalamnya. Cross-beds adalah pembedaan antara dua tipe
prinsipal dalam dasar keseluruhan geometri dan batas permukaan alami unit cross-
bedded (gambar 5.10).
GAMBAR 5.10
GAMBAR 5.11
GAMBAR 5.12
Tabular cross-bedding terdiri dari unit cross-bedde yang keluar dalam dimensi lateral
berkenaan dengan ketebalan set dan yang pada dasarnya memilki batas permukaan
planar (Gambar 5.11). Laminae tabular cross-beds juga secara umum planar tetapi
laminae garis yang memilki hubungan bersinggungan terhadap permukaan dasar, seperti
yang diterangkan diatas, juga terkandung. Melalui cross-bedding yang terdiri dari unit
cross-bedded dimana batas permukaan tergariskan (Gambar 5.12). Unit-unit sets
berbentuk palung terdiri pemenuhan perpanjangan penjelajahan dengan laminae garis
yang secara umum memiliki hubungan bersinggungan ke dasar set.
Tabular cross-bedding terbentuk sebagian besar oleh migrasi ripples skala besar
dan bukit pasir (Gambar 5.13). Jadi pembentukan ini selama kondisi rezim aliran
terendah. Tingkat ketebalan beds individual dari beberapa bels centimeter sampai meter
bahkan lebih, tetapi ketebalan bed diatas 10 meter telah diteliti (Harms et al., 1975).
Palung cross bedding mula-mula dapat melalui migrasi ripples arus kecil, yang
memproduksi bagian cross-bed skala kecil, dan oleh migrasi ripples skala besar
(Gambar 5.14). Palung cross-bedding terbentuk oleh jangkauan migrasi ripples skala
besar secara umum dalam ketebalan diatas atau beberapa belas centimeter dan dalam
kedalaman kurang dari 1 meter atau tidak lebih dari 4 meter.
Cross-bedding adalah salah satu struktur sedimentari yang paling berguna untuk
menetapkan arah masa paleo. Karena laminae bagian depan dalam cross-beds
dihasilkan oleh longsoran pada sisi bagian bawah (teduh) ripples, seperti yang
disebutkan , bagian depan masuk dalam arah arus bawah. Untuk menghitung arah jaman
paleo dari pemerluan cross-beds yang mereka lindungi dalam singkapan tiga dimensi.
Tabrakan laminae bagian depan ditetapkan, pertama ; penunjuk pemasukan adalah 90
derajat dari tabrakan. Apabila cross-beds telah bergelar melalui mengangkat tetonik
setelah deposisi, sebagai koreksi harus terbuat untuk kemiringan tersebut (Collinson dan
Thompson, 1989).
Ripple Cross-Lamination
Ripple cross-lamination (ripple penanjakan) berasal ketika deposisi memposisikan diri
secara cepat selama migrasi arus atau gelombang ripples (McKee, 1965; Jopling dan
Walker,
GAMBAR 5.14
1968) seri dari cross-laminae dihasilkan melalui pelapisan keatas pemigrasian ripples
(Gambar 5.15). Ripples climb salah satu dari yang lain, seperti puncak secara vertikal
dengan sukses laminae adalah keluar dari tahap danv tersedia untuk menjadi lanjutan
lerenga atas. Proses ini menghasilkan hasil dalam unit cross-bedde yang memilki
penampilan umum gelombang (Gambar 5.16) dalam seksi singkapan terpotong normal
untuk puncak gelombang. Dalam bagian dalam beberapa orientasi, laminae dapat
memperlihatkan bentuk horizontal atau lereng, tergantung atas orientasi dan bentuk
ripples.
Formasi ripple cross-lamination muncul untuk memerlukan sedimen yang
berlimpah, khususnya sedimen dalam suspensi, dimana secara cepat membawa sumber
asal lapisan rippled. Persdiaan sedimen berlimpah yang tertunda harus terkombinasi
dengan tidak hanya pergerakan daya tarik untuk menghasilkan rippling bed, tetapi tidak
hanya erosi lengkap laminae dari sisi stoss ripples. Beberapa ripple laminae dapat
dalam tahap ( salah satu puncak ripple berlandaskan secara langsung diatas lainnya),
mengindikasi bahwa ripples tersebut tidak bermigrasi. Dalam tahap ripple laminae
dibawah kondisi dimana keseimbangan tercapai
GAMBAR 5.15
antara pergerakan daya tarik dan penyediaan sedimen, oleh karena itu ripples tidak
bermigrasi walau permukaan sedimen berkembang. Ripple cross-lamination terdapat
dalam endapan sedimen di lingkungan yang berkarakter oleh sedimentasi secara cepat
berasal dari suspensi, dataran banjir fluvial, titik bars, subjek sungai deltasampai banjir
periodik, dan lingkungan sedimentasi kekeruhan. Gambar 5.16 memperlihatkan
rangkaian pembangunan bedforms dalam sungai selama tahap plane-bed pergerakan
rezim aliran rendah pada kecepatan banjir tingkat tinggi. Sebagai kecepatan yang
berkurang pada rezim aliran rendah, ripple cross-lamination terbentuk pada bagian atas
palnr-bed laminae.
Flaser dan Lenticular Bedding
Flaser bedding adalah tipe ripple bedding dimana lapisan tipis lumpur terdapat antara
sewta cross-laminated berpasir atau sedimen endapan lumpur (Gambar 5.17).Lumpur
terkonsentrasi secara dasar dalam lereng ripples tetapi dapat juga secara partai terlapisi
puncak. Flasser bedding diyakini deposisi dibawah kondisi hydraulic deposisi. Periode
masa aktivitas, diaman pergerakan daya tarik dan deposisi pasir rippled mendapat
tempat, perubahan dengan periode tak bergerak, ketika lumpur terendapkan .
mengulangi episode hasil masa aktivitas dalam erosi yang sebelum itu puncak endapan
ripple, mengikuti pasir ripple baru untuk membawa dan melindungi rippled beds
dengan lumpur flaser dalam tebing (Reineck dan Singh, 1980). Lenticular bedding
adalah struktur yang terbentuk oleh lumpur interbedded dan pasir ripple cross-laminated
dimana ripples atau pemusatan pasir yang diskontuinitas dan terisolasi pada arah vertikal
maupun horizontal (Gambar 5.18). Reineck dan Singh (1980) mengemikakan bahwa
flaser bedding diproduksi pada lingkungan yang kondisi deposisi dan penjagaan pasir
lebih berwarna daripada lumpur, tetapi lenticular bedding tersebut diproduksi pada
lingkungan pada kondisi dimana deposisi baik dan penjagaan lumpur atas pasir. Flaser
dan bedding ada untuk bentuk secara khusus pada bagian labil
GAMBAR 5.17
GAMBAR 5.18
dan lingkungan semi labil dimana kondisi masa aliran atau aksi bergelombang yang
menyebabkan perbedaan deposisi pasir dengan kondisi air lambat ketika lumpur
terendapakan. Mereka juga dari lingkungan perairan delta trdepan, dimana fluktuasi
dalam penyediaan sedimen dan masa kecepatan adalah umum; pada lingkungan danau
dalam dentuk delta kecil: dan kemungkinan pada selat perairan dangkal memilki
pergerakan hubungan badai pantai menjadi perairan yang lebih dalam.
Hummocky Lintas Stratifikasi
Nama hummocky lintas stratifikasi telah dikenalkan oleh Harms et al. pada tahun
1975, walaupun struktur telah dikenali dan digambarkan dengan nama yang berbeda
oleh pekerja-pekerja sebelumnya. Hummocky lintas stratifikasi berkarakter oleh sets
berombak-ombak cross-laminae yang cekung ke atas (swales) dan cmbung keatas
(hummocks)
GAMBAR 5.19
(Gambar 5.19). Cross-beds sets secara khusu terpotong menjadi satu sama lainnya
dengan erosi permukaan lenting (GAMBAR 5.20).Hummocky cross-bedding secara
umum terdapat dalam ketebalan sets 15 sampai 50 cm dengan dasar erosional
bergelombang dan rippled, bioturbasi atas (Harms et al,.1975). penempatan hummocks
dan swales berada pada 50 cm atau beberapa meter. Batas permukaan paling bawah dari
unit hummocky tajam dan secara umum berpermukaan erosional. Bentuk tepat tanda
satu-satunya dapat ada pada dasar. Hummocky lintas stratifikasi terdapat secara tipikal
dalam pasir pantai lembut sampai batulumpur kasar yang secara umum terdiri mika yang
berlimpah dan carbonaceous halus runtuhan tanaman (Dott dan Bourgeois, 1982).
Hummocky lintas stratifikasi belum diproduksi dalam jurang sempit yang dilalui air
atau melaporkan dari lingkungan moderen, tetapi telah dilaporkan dalam tingkatan kuno
dari lokalitis yang besar. Harms et al. (1975, 1982) mengemukakan bahwa struktur ini
terbentuk oleh gelombang kuat petunjuk berbeda-beda (aliran oskilatori) yang terbentuk
oleh gelombang badai besar secara relatif. Aksi gelombang badai kuat pertama mengikis
dasar laut menjadi hummocks rendah dan swales yang terkurangi oleh beberapa orientasi
signifikan. Topografi kemudian terlapisi oleh material laminae menghapus hummocks
dan swales. Lebih jelasnya, Duke, Arnott, dan Cheel (1991) mengemukakan bahwa
hummocky lintas stratifikasi terorfinasi oleh kombinasi secara tidak langsung dan aliran
oskillatori terhubungkan dengan aktivitas badai. Lihat juga Gambar 12.10 dan diskusi
hummocky lintas stratifikasi pada chapter 12. walupun hummocky lintas stratifikasi pada
umumnya melahirkan bebatuan sedimen perairan dangkal, Duke (1985) melaporkn
keberadaan struktur ini pada beberapa bebatuan sedimentari lacustrine.
GANBAR 5.20
Stratifikasi Tidak Beraturan
Struktur Deformasi
Convolute dan laminasi. Convolute beddingadalah struktur yang terbentuk oleh lipatan
rumit atau pengisutan yang berbelit-belit atas beds atau laminasi menjadi tidak
beraturan, secara umum anticlines dan synclines. Hal ini pada umumnya, tetapi tidak
secara sama, mnghasilkan menjadi unit sedimentasi tunggal atau bd, dan tingkatan di
atas dan di bawah pada bed ini dapat terlihat sedikit bukti ddeformasi (Gambar 5.21).
convolue bedding tidak sama dalam pasir halus atau pasir berlumpur, dan laminae secara
tipikal dapat diikuti melalui lipatan . Kekurangan secara umum tidak terdapat, tetapi
convolutions dapat terkerucut dengan terpotong bagian bawah dan atasnya oleh
permukaan erosional yang juga dapat menjadi convolute. Convolusi meningkat dalam
kerumitan dan
GAMBAR 5.21
Lompatan keatsa dari laminae yang tidak terganggu dalam bagian paling rendah dari
sebuah unit. Mereka dapat saja habis pada bagian atas sebuah unit atau terkerucut bagian
atas dan bawah oleh permukaan teratas bedding . Beds terdiri laminasi convolute secara
umum tingkat dalam ketebalan kurang lebih 3 sampai 25 cm (Potter dan Pettijohn,
1977), tetapi unit yang ter-convoulted naik menjadi tebal beberapa meter telah
dilaporkan baik endapan eolian dan subaqueous.
Laminasi convolute adalah paling umum dalam rangkaian kekeruhan. Hal tersebut
juga terdapat dalam sedimen bagian dalam pasang surut, sungai lahan banjir, dan titik
endapan bar . asal muasal convolute bedding tetap sulit untuk dipahami, tetapi hal ini
memberikan alasan dikarenakan oleh devormasi palastic sedimen cair secara berpartai
segera setelah deposisi. Pengkapakan beberapa lipatan convoluted memilki
kecenderungan orientasi yang secara umum serupaq dengan arah masa paleo,
mengemukakan bahwa proses yang memproduksi convolutions terdapat selama deposisi,
pada akhirnya pada kasusu ini. Liquefaction sedimen dapat disebabkan proses sebagai
pemebrian muatan yang berlebih secara differensial, gempa bumi mendadak, dan
pemecahan gelombang.
Struktur Api. Strutur api adalah bentuk api lidah lumpur yang menaikkan poryek
menjadi lapisan hamparan yang secara umum pbatu pasir (Gambar 5.22). puncak
beberapa api adalah cenderung lebih atau menjatuhkan dan menjaga terhadap seluruh
titik dalam arah yang sama. Struktur api secara umum terasosiasi dengan struktur
lainnya dikarenakan oleh pemuatan sedimen. Mereka dapat juga disebabkan secara dasar
oleh pemuatan lapisan lumpur yang dipenuhi air yang kurang padat daripada hamparan
pasir dan secara konsukuen membekukan bagian atas menjadi lapisan pasir. Orientasi
penggulingan puncak mengemukakan bahwa pemuatan dapat disertai tarikan horizontal
atau gerakan antara lumpur dan pasir bed.
Struktur Bola dan Bantal. Struktur bola dan bantal diketemukan dalam bagian
terbawah bagian batu pasir beds, dan secara umum kurang dalam limestone beds, yang
serpihan hamparan (Gambar 5.23). mereka mengandung hemispherical atau massa bukit
pasir yang terbentuk secara baik atau limestones yang memperlihatkan laminsi internal.
Pada beberapa hemisphere, laminae dapat secara halus terkurva atau dibentuk kembali,
berlanjut secara khusus menjadi sisi terluar hemisphere dimana mereka terpelihara
menjadi sesuai dengan bentuk pinggir. Bola dan bantal dapat tetap terkoneksi dengan
GAMBAR 5.22
GAMBAR 5.33
hamparan atas beds atau mereka secara sempurna terisolasi dari beds dan tertutup dalam
hamparan bawah lumpur. Struktur bola dan bantal dipercaya terbentuk sebagai hasil dari
pembangun dan penghancur setengah konsolidasi, atau sedimen kapur,memilki untuk
liquefaction hamparan lumpur, bisa juga, karena kejutan. Liquefaction lumpur
disebabkan hamparan pasir bedsatau sedimen kapur untuk dibentuk ulang menjadi masa
hemisphirical dimana berikutnya pecah berpisah menjadi bed dan tenggelam menjadi
lumpur. Kuenen (1958) secara eksperimen menghasilkan struktur yang mendkati
campuran struktur bola dan bantal alami melalui penerapan kajut terhadap lapisan
endapan pasir diatas tanah liat thixotropic.
Lipatan Endapan dan Faults. Bagian umum tentang struktur kemerosotan telah
teraplikasi terhadap penghasilan produksi melalui deformasi penecontemporaneous
hasil dari gerakan dan perubahan tempat sedimen tak terkonsolidasi dan semi
terkonsolidasi, pada dasarnya dibawah pengaruh gaya tarik. Potter dan Pettijohn (1977)
menjelaskan struktur kemerosotan sebagai produk sebagai berikut :
1. gerakan pervasif melibatkan interior pergerakan massa, menghasilkan
campuran kacau balau tipesedimen berbeda, seperti lapisan lumpurterpecah
yang terdapat dalam sedimen berpasir.
2. tipe decollement gerakan dimana perpindahan bercabang adalah
terkonsentrasi sepanjang sole, menghasilkan beds yang secara kencang
terlipat dan lapisan menjadi struktur nappelike.
Struktur kemerosotan dapat melibatkan berbagai macam unit sedimentasi, dan mereka
secara umum terhancurkan. Ketebalan unit kemerosotan terlaporkan berjarak kurang dari 1
m sampai lebih dari 50 m. Unit kemerosotan dapat dibatasi atas dan bawah melalui
tingkatan yang memperlihatkan tidak ada bukti deformasi. Ini akan menjadi sulit dalam
beberapa rangkaian statigrafik, bagaimanapun juga untuk membedakan anatara unit
kemerosotan dan beds yang kurang cakap seperti serpih yang cacat bentuknya antara bukit
pasir yang bagus atau beds batu kapur selama lipatan tektonik.
GAMBAR 5.24
Struktur kemerosotan secara tipikal ada dalam batuan lumpur dan serpihan berpasir,
dan kurang secara umum dalam batuan pasir, batu kapur, dan evaporite. Mereka secara
umum ditemukan dalam unit yang mengendap secara cepat, dan mereka dilaporkan berasal
dari berbagai macam lingkungan yang bersedimentasi cepat dan melampaui ereng menuju
ketidakstabilan. Mereka ada dalam sedimen glasial, endapan lumpur yang berbeda-beda
dan tanah liat sumber lacustrine, bukit pasir eolian, kekeruhan, delta dan sedimen gosong
karang, serta rangkaian sedimen bukit, juga dalam sedimen berasal dari kepala karang sub-
perairan, landas kontinen, dan dinding parit laut dalam.
Struktur Piring dan Tiang. Struktur piring berbentuk kurus, berwarna gelap, sub-
horizontal, rata unuk cembung maupun cekung, laminasi tanah liat (Gambar 5.25) yan ada
secara prinsip dalam unit batu pasir dan batu lumpur (Lowe dan LoPicollo, 1974: Rautman
dan Dott, 1977).Laminasi secara umum hanya setebal beberapa milimeter, tetapi piring
individual dapat berjarak dari 1 cm sampai lebih dari 50 cm lebarnya. Mereka secara
tipikal ada dalam bed kurang dari ketebalan 0,5 m, dimana mereka secara umum
memotong melewati daerah laminasi utama dan laminasi lainnya. Struktur tiang pada
umumnya ada dalam assosiasi dengan struktur piring (Gambar 5.25). Tiang bersifat
vertikal nyaris sangat vertikal, memotong kolom dan baris tak terstruktur atau parir
berputar yang memotong melalui pasir besar atau pasirlaminatedyang juga secara umum
terdiri dari struktur piring dan laminasi convolute. Jarak mereka dalam ukuran dari tube ,
beberapa milimeter dalam diameter ke struktur besar, yang terberdar 1 m dalam diameter
dan beberapa meter pada ketinggian. Tiang sebenarnya bukan strutur stratifikasi. Mereka
mendiskusikan disini dengan struktur tiang karena asosiasi dekat mereka dengan struktur
ini dan karena berasal dari mekanisme yang sama, yang didiskusikan dibawah.
Struktur tiang dan piring pertama kali ditelti dalam endapan sedimen aliran gaya
tarik (kekeruhan dan aliran liquefied) dan nyaris berlimpah dalam beberapa endapan;
bagaimanapun juga, mereka juga telah terlaporkan dalam sedimen dari deltaic,alluvial,
lacustrine, dan endapan perairan dangkal, sama seperti dari lapisan debu vulkanik. Mereka
mengindikasi deposisi cepat dan berasal pengeluaran air selama konsolidasi sedimen.
Selama kepadatan secar bertahap dan pengairan , laminasi semiperiabel bersifat seperti
pembawaan secara parsial untuk pemindahan air keatas membawa sedimen lunak. Partikel
halus melambat oleh laminasi dan yang ada ditambahkan krpada mereka, membentuk
piring. Beberapa air terlindungi secara horizontal dibawah laminasi sampai menemukan
reute pembebasan yang lebih mudah. Ini
GAMBAR 5.25
lebih kuat pembebasan air keatas dari tiang. Bagaimanapun juga struktur piring dan tiang
adalah struktur dewatering.
Struktur Erosi
Saluran adalah struktur yang memprlihatkan bentuk U atau bentuk V dalam seksi lintas
dan memotong lebih cepat pembentukan bedding dan laminasi (Gambar 5.26). mereka
terbentuk oleh erosi, secara prinsipil oleh jaman tetapi dalam berbagai kasus oleh gerakan
massa. Saluran pada umumnya terisi dengan sedimen yang secara tekstural berbeda dari
beds yang mereka potong. Saluran dapat dilihat dalam jarak singkapan dalam kelebaran
dan kedalman beberapa centimeter sampai beberapa meter. Walau saluran besar dapat
ditegaskan melalui pemetaan atau pemboran. Hal ini sering memungkinkan untuk mencari
kepanjangan mereka dalam singkapan, tetapi mereka agaknya tertunda untuk jarak
beberapa waktu di kelebaran mereka. Mereka sangat umum dalam fluvial dan sedimen
pasang naik dan surut. Mereka juga ada dalam sedimen kekeruhan, dimana dimensi
panjang saluran memelihara untuk orientasi paralel untuk petunjuk yang tepat seperti yang
diperlihatkan oleh struktur petunjuk lainnya.
Struktur scoour dan fill sangat dikenal bagi saluran tetapi mereka secara umum
lebih kecil. Mereka sangat kecil, terisi, lereng asymmetrical beberapa centimeter sampai
beberapa meter dalam ukuran, dengan axes panjang yang titik penurunan dan secara umum
memilki kecuraman keatas slope dan lebih penurunan slope yang halus. Mereka dapat terisi
dengan pasir kasar atau materi berserat halus daripada substrate. Struktur ini lebih umu
dalam sedimen pasir dan terpikir untuk terbentuk sebagai hasil scour oleh arus dan
rangkaian pengisiian belakang sebagai penenurunan kecepatan arus. Untuk kontrasnya
yerhadp saluran, beberapa struktur scour dan fill dapat ada bersamaan secara dekat
tertempati dalam satu akar. Mereka struktur utama asal muasal fluvial yang dapat ada
dalam sungai, alluvial-fan, atau lingkungan tanah basah glasial.
GAMBAR 5.26
5.4 PENANDAAN DAERAH BEDDING
Pembuatan Tanda oleh Erosi dan Deposisi
Berbagai penandaan daerah bedding pada bagian bawah beds sebagai cetakan positif relif
dan penandaan tidak beraturan. Memilki lokasi mereka pada dasar atau soles beds , mereka
sering memilih unuk menandai soles. Penandaan sole diadakan dengan baik secara khusus
pada bagian bawah bukit pasir dan beberapa bebatuan sedimentari berserat kasar yang
berada diatas batuan lumpur atau serpihan beds. Banyak penandaan sole dibentuk ole
proses erosional, secara konsekuen, mereka secara umum memperlihatkan bentuk arah
yang membuat mereka berguna untuk menginterpretasi arah aliran arus kuno.
Hal ini disebut penandaan erosional sole yang sebenarnya terbentuk oleh prose dua
tingkat yang melibatkan baik erosi maupun deposisi. Pertama , kohesif, dasar sedimen
lunak tererosi oleh beberapa mekanisme untuk memproduksi arus dan deperesi. Karena
kekohesifan sedimen, deperesi dapat terlihat cukup panjang untukdiisi dalam dan terbawa
selama rangkaian deposisi, secara tipikal sedimen berserat kasardaripada lumpur bawah.
Sedimen kasar ini bisa juga mengendap dengan singkat setelah erosi depresi, kemungkinan
dalam beberapa kasusu oleh arus sama yang dibentuk depresi. Setelah penguburan dan
lithification, bentuk relif positif mendempet ke kiri samapai dasar permukaan atas bed.
Apabila bed menjalani kenaikan tektonik, struktur ini dapat diekspos oleh pencuacaan dan
erosi subaerial (Gambar 5.27). Peristiwa erosi awalyang melahirkan depresi dalm lumpur
bawah dapat membawa bentuk arus scour , atau depresi dapat menghasilkan dari aksi objek
yang disebut alat yang terbawa oleh arus dan secara sebentar atau terus menerus membuat
hubungan dengan bawah. Alat ini dapat berupa potongan pohon , sel-sel organisme, atau
objek serupa yang dapat diputar atau digali sepanjang bawah, struktur erosi dapat juga
diklasifikasikan secara genital seperti struktur pembentukan arus atau struktur
pembentukan alat.
Penandaan sole erosi mayoritas umum pada sole bukit pasir keruh, tetapi mereka
juga bisa ada dalam bebatuan endapan sedimen dalam lingkungan yang lain. Mereka dapat
berasal dari beberbagai macam lingkungan dimana kondisi wajib peristiwa erisif diikuti
secara masuk akal dengan cepat oleh pertemuan peristiwa deposisi. Mereka dilaporkan
dalam endapan selat dan fluvial dalam tambahan kekeruhan.
GAMBAR 5.27
Cetakan Aliran. Cetakan aliran adalah penguluran, nyaris hubungan lurus (Gambar 5.28)
yang menghasilkan bentuk pemasukan kedalam relif erosi yang membuat sebagai hasilnya
adalah koral, kerang, sebatang kayu atau objek lainnya yang telah tergali atau melintas
memutar permukaaan sedimen kohesif. Mereka secara tipikal berejarak dalam kelebaran
dari beberapa milimeter sampai centimeter bahkan dua, bagaimanapun juga cetakan aliran
besar juga ada. Aliran cetakan mengulur secara besar-besaran dalam komparsi terhadap
kelebaran mereka. Mereka bentuk arah yang berorientasi paralel ke arah aliran arus kuno
yang memproduksi mereka, jadi mereka memilki arus paleo yang signifikan. Cetakan
aliran pada bed yang sama memilki orientasi umum yang sama, walaupun mereka
menyimpang pada sedikit sudut bahkan melintas. Kebanyakan cetakan aliran tidak memilki
bentuk yang memperlihatkan keunikan arah arus, kita tidak dapat memberitahu dari mereka
mana arus yang telah arus bawah dan arus atas.Chevrons adalah keberagaman ncetakan
aliran terbuat dari bentuk krenulasi V yang terus menerus dengan titik V dalam aliran arus
bawah: jadi tipe cetakan aliran ini dapat dipakai untuk menetapkan arah arus yang benar.
Dzulynski dan Walton (1965) mengemukakan bahwa chevrons terbentuk oleh gerakan alat
diatas permukaan sedimen, tidak menyentuh permukaan, dikarenakan pengangkatan ke
atas sisi aliran. Cetakan aliran khususnya umum pada kekeruhan bed sole yang
memilkifragmen kerang, batangan pohon, dan alat lainnya yang terbawa dalam dasar arus
aliran kekeruhan yang tergali melintasi bawah lumpur. Mereka juga ada pada sole endapan
beds dalam lingkungan perairan dangkal seperti daerah pasang naik dan surut juga lahan
banjir dimana peluapan alat dapat menyentuh bawah dan meninggalkan cetakan
Bounce, Brush, Prod, Roll dan Skip Marks. Penandaan dengan cungkilan kecil yang
dihasilkan oleh alat yang membuat kontak sebentar dengan bawah, mengahsilkan tanda
cungkilan kecil. Penandaan Brush dan Prod adalah asimmetrikal dalam bentuk seksi lintas,
dengan sedikit lebih dalam, bagian luar orisentasi penandaan arus bawah. Penandaan
Bounce secara kasar simmetrikal. Penandaan Roll dan Skip terbentuk oleh pelambungan
keatas dan ke bawah diatas permukaan yang menghasilkan jejak terus-menerus. Genesisi
dari struktur ini adtergambarkan pada gambar 5.29
Cetakan Galur. Cetakan galur adalah penguluran bilur atau punggung bukit yang memilki
hidung berumbi pada ekornya yang menjulang ke luar pada arah lainnya dan bergabung
secara bertahap dengan permukaan bed. Mereka ada secara tunggal atau berkerumun
dimana seluruh bilur terorientasi dalam arah umum yang sama. Pada pengadaan sole, galur
terjaga pada ukuran yang sama; bagaimanapun juga cetakan galur pada beds yang berbeda
dapat berjarak pada kelebaran centimeter atau 2 sampai 20 cm atau lebih, pada ketinggian
(relif) beberapa cm samapai 10 cm atau lebih, dan dalam kepanjangan sekitar beberapa cm
samapi meyter bahkan lebih. Bidang bentuk penampakan berbagai macam galur dari
kedekatan garis sungai, sismetrikal secara bilateral dari penguluran yang lebih samapai
bentuk tak beraturan, beberapa darinya sangat tercampur.
Cetakan galur terbentuk oleh pengisisan pergesekan depresi dalam sedimen kohesif oleh
kisaran arus yang dihasilkan dibelakang beberapa rintangan , atau kesempatan pergesekan
kisaran. Tipe pergesekan arus ini menghasilkan depresi asimetrikal dimana bagian
kecuraman dan kedalaman depresi berorientasi sungai atas (Gambar 5.27). joleh karena
itu , ketika semacam dsungai atas depresi (Gambar 5.30). cetakan galur jadi memmbuat
indikator arus paleo yang sempurna karena mereka memperlihatkan arus unik alarus aliran.
Galur rata secara khusus pada sole rangkaian kekeruhan, tetapi mereka juga
memperlihatkan pada endapan sedimen dalam perairan dangkal dan lingkungan non
paerairan. Mereka telah dileporkan pada sole beds batu kapur sam ddengan beds bukit
pasir.
Arus Bulan Sabit. Arus bulan sabit , juga disebut halangan gesekan, ada dalam lingkungan
moderen sebagai bagian sempit, setengah lingkaran atau bentuk lengkung tapal kuda dari
sekeliling rintangan kecil saeperti kerikil atau memeliki kerang untuk pergesekan arus pada
lumpur atau dasar pasir (Gambar 5.31). Pada sedimen npasir, mereka berasal dari sisi arus
bawah rintangan sebagai punggung bukit. Pada bebatuan sedimen kuno mereka banyak
berkarakter bukit pasir fluvial dengan inter beds serpihan. Mereka juga dilaporkan dari
rangkaian kekeruhan. Entah bagaimana struktur yang serupa terbentuk oleh tiupan pasir
disekeliling rintangan oleh angin, membentuk puncak bukit atau ekor pasir angin bawah
dari objek. Seperti struktur hasil angin yang jarang ada dalam bebatuan sedime kuno.
GAMBAR 5.29
Penyebab Penandaan oleh Deformai; Cetakan Beban
Cetakan beban digambarkan oleh Potter dan Pettijohn (1977) sebagai “pergerakan
memutar dari tambahan kecil, pembulatan kantung dalam atau pendek, eksrens yang
menonjol , atau protuberensi yang benar-benar tidak beraturan”. Mereka secara umum ada
pada dasar bukit pasir sole yang berada daiatas batuan lumpur atau serpihan,dan merka
terjaga untuk melindungi keseluruhan permukaaan bedding (Gambar 5.32) mereka berjarak
dalam diameter dan bentuk relif beberpa cm sampai beberapa belas cm. Cetakan beban
dapat superfisial tegabung dengan cetakan gulir; bagaimanapun juga, mereka dapat
dibedakan dengan galur oleh ketidakaturan besar dalam bentuk dan kekurangan mereka
dalam arus atas tertentu dan akhir arus bawah. Juga, cetakan galur tidak memperlihatkan
orientasi terpilih dengan respek ke arah arus.
Walaupun nmereka disebut cetakan, cetakan beban bukan cetakan yang sebenarnya karena
mereka tidak berisi rongga keadaan sebelumnya atau membentuk. Mereka terbentuk oleh
deformasi
GAMBAR 5.30
GAMBAR 5.31
Tak berjanji, lumpur dasar hydroplastik memilki ketidaksamaan bebad oleh lapisan pasir
atas.lumpur tak tersusun dengan kelebihan tekanan lubang cairan, atau pencairan lumpur
oleh kejutan yang dihasilkan dari dalam, dapat cacat bentuk oleh berat hamparan pasir
atas., dimana dapat tenggelam secara tidak sama menjadi lumpur yang tidak kompeten.
Memilki beban menjadi berat yang tidak sama dari kekuatan pasir, protrusi dari pasir
bawah menjadi menciptakan bentuk relif positif pada
GAMBAR 5.32
Dasar beds bukit pasir yang dapat tergabung dengan beberapa struktur erosi seperti yang
telah disebutkan. Cetakan beban secara dekat berhubungan secara ginetik terhadap struktur
bola dan bantal dan struktur api. Cetakan galur dan aliran dapat dimodifikasi oleh
pembebanan dimana trjaga untuk relif berlebih mereka dan penghancuran bentuk asal.
Cetakan beban dapat berasal dari berbagai lingkungan dimana lumpur yang terpenuhi air
secara cepat terbawa oleh pasir sebelum pemposisian pengairan. Mreka tidak indikatif pada
beberapa macam lingkungan, walaupun mereka terjaga lebih umum dalam
rangkaiannkkeruhan. Mereka ada pada dasar berbagai beds tidak seperti rmrefleksikan
kesatuan hydroplastik dan lumpur dibawah permukaan. Mreka berdasarkan penampilan
tidak berasal dari endapan dasar pasir beds pada lumpur yang telah tersusun atau lebih
dahulu diairi ke deposisi pasir.
Struktur Biogenik
Jejak fossil
Mengambil, pemboran, memberi dan aktivitas lokomotif organisme yang dapat
menghasilkan berbagai macam jejak, depresi, dan lubang terbuka dan pemboran pada
lumpur dan sedimen bawah semikosolidasi. Mengisi depresi ini dan lubang dengan
sedimen dengan tipe berbeda atau balutan berbeda menciptakan struktur yang dapat juga
berbentuk relif positif, sperti jejak pada dasar hamparan beds atas, atau bentuk
yang ,memperlihatkan sebagai rongga atau pengisisan bor pada bagian atas bed lumpur
hamparan bawah. Perronggan dan pengeboran secara umum perpanjangan bawah menjadi
beds, oleh karena itu, struktur ini bukan struktur bedding-palne secara esklusif.
Jejak, bekas , rongga, boran dan struktur lainnya terbuat oleh organisme pada
permukaan bedding atau dalam beds yang diketahui bersama sebagai jejak fosil atau
ichnofossil. Walaupun para pakar geologis telah waspada terhadap keberadaan rongga,
jejak, dan struktur biogenik lainnya dalam bebatuan sedimen, pengenalan dan penamaan
berbagai macam jejak fosil yang sekarang diketahui, seperti pengertian penuh atas jelasya
lingkungan pada satrutur ini, adanya kesadaran besar pada pertengahan tahun 1950-an.
Penemuan laporan ilmiah besar bersepakat dengan jejak fosil yang telah dipublikasikan
semenjak waktu itu, sebagai tambahan beberapa penuh monograf panjang. Hanya beberapa
laporan kesimpulan klasifikasi, keberadaan, dan kejelasan jejak fosil telah dperlihatkan
sekarang. Detail tambhan dapat ditemukan dalam buku Basan (1978): Bromley (2990):
Crimes dan Harper (1970, 1977): Curran (1985): Ekdale, Bromley, dan Pemberton (1984):
Frey (1975): Hantzchel (1975): dan Seilacher (1964).
Klasifikasi Jejak Fosil. Jejak fosil tidak sepenuhnya benat memperlihatkan fosil tetapi
secara strutur biogenik secara sederhana yang berasal melalui daya penggerak, penanamn.
Perlubangann atau aktivitas akhir organisme. Menginterpretasi secara luas, struktur
biogenik dapat disadari termasuk hal sebagai berikut:
1. struktur bioturbasi (peronggan, jejak petilasan, struktur akar penetrasi)
2. struktur biostratifikasi (algal stromatolites, bedding bertingkat sumber biogenik)
3. struktur bioerosi (pengeboran, kikisan, tusukan)
4. excrement (coprolite, seperti butir fecal atau cetakan fecal)
tidak semua ahli geologis menganggap struktur biostratifikasi sebagai jejak fosil, dan
struktur ini secara umum termasuk kedalam diskusi tentang jejak fosil yang telah
dipublikasikan.
Jejak fosil dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara dasar morfologi
(taksonomi), menganggap perilaku organisme yang memproduksi struktur dan proses
pemeliharaan (Simpson, 1975: Frey, 1978).pada dasar morfologi, mereka dsapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategoriseperti jejak, petilasan, peronggan, pemboran,
dan tekstur bioturbai seperti yang terlihat pada tabel 5.2. jejak, petilasan, peronggan, dan
tektur bioturbasi terbentuk sdalam sedimen halus. Pengeboran terbentuk dalam sub
tingkatan keras. Gambar 5.33, 5.34, dan 5.35 menggambarkan beberapa bentuk tersebut.
Klasifikasi jejak fosil pada dasar perilaku orgamisme penghasil cenderung sebagai
klasifikasi etilogikal. Cara pengklasifikasian, jejak fosil dibedakan mennjadi jejak akhir,
jejak cakaran, jejak serempet, pemberian nstruktur jejak, dan struktur peninggalan (Gambar
5.36). Deskripsi lebih jauhnya struktur prilaku ini dan proses dimana mereka diasumsikan
npada bentuk diperlihatkan dalam tabel 5.3. jejak fosil dapat diklasifikasikan pada tipe
dasar penmeliharaan, memakai sejenis bagian relif penuh, semirelif, lekuk, cekung, dan
cembung (Gambar 5.37). Jejak terbentuk pada permukaan sedimen yang disebut jejak
exogenik (luar), dan mereka yang terbentuk dalam tingkatan yang disebut jejak endogenik
(didalam)
Arti Lingkungan. Jejak fosil diproduksi oleh berbagai macam organisme seperti kepiting
ikan datar, remis besar cacing, kerang-kerangan, udamg dan lele. Kaena organisme yang
berbeda tergabung dalam tipe prilaku yang serupa (mencakar, menusuk, memberimakan
dan lain lain),pada dasarnya jejak identik dapat dihasilkan melalui organisme yang cukup
berbeda. Oleh karena itu, tidsak selalu mungkin untuk mengidentifikasi organisme yang
menghasilkan tipe strutur yang khusus. Hal ini telah ditetapkan, bagaimanapun juga
asosiasi tetap struktur biogenik dipelihara unuk mencirikan mpermukaan sedimen khusus.
Permukaan ini , pada gilirannya, dapat dihubungkan dengan lingkungan deposisi. Bagian
ichnofacies yang telah diperkenalkan oleh Seilacher (1964) untuk permukaaan sedimentari
yang bercirikan oleh asosiasi khusu jejak fosil. Tingkat keasinan, kedalaman air, dan
kostitensi sub tingkatan (dasar lunak atau kasar) muncul mendesak kontrol utama pada
distribusi jejak fosil. Jejak fosil ada dalam endapan sedimenpada lingkungan subaerial,
organisme seperti serangga, laba-laba, cacing, kaki seribu, siput, dan kadal dapat
menghasilkan berbagai macam rongga dan terowongan; jejak peninggalan organisme
vertebrata; dan peninggalan tanaman memberikan jejak akar. Fluvial air bersih dan
lingkungan lacustrine didiami oleh oganisme seperti cacing, crustaceae, serangga, binatang
berkelopak dua, gastropodia, ikan, burung, amphibi, mamalia, dan reptil dapat
menghasilkan berbagai macam jenis jejak. Jejak fosil dalam air bersih, endapan,
kontinental, terbagi dalam kelompok ichnofacies Scoyenia (Frey, Pemberton, dan
Fagerstrom, 1984). Ichnofacies cenderung tak berbeda, melihat kecocokan kesatuan yang
rendah terhadap jejak invertebrata dan vertebrata petilasan, dan rongga (Ekdale, Bromley,
Penderton, 1984).
GAMBAR 5.2
Hal penting lainnya dalam ichnofacies terfokuskan pada facies-facies yang ada
dalam bebatuan sedimen perairan. Jejak fosil perairan diproduksi oleh berbagai macam
organisme invertebrata pada umumnya seperti cacing, udang, lobster, kepiting, gastropoda,
dan pelicipoda. Beberapa jejak juga diproduksi oleh ikan. Tujuh ichnofacies perairan
sekarang ini telah dikenali setiap nama mempresentasikan jejak fosil : Terodolites,
Trypanites, Glossifungites, Skolithos, Cruziana, Zoophycos, dan Nereites (Gambar 5.38).
Ichnofacies terodolites (tidak digambar dalam gambar 5.38) terdiri hanya dalam material
kayu. Ichnofacies tripanites bercirikan kasar, substrata dalam durasi penuh, dan ichnofacies
glossifungites secara tipikal ada dalam firma, tetapi tak tersemen per tingkatan. Ichnofacies
perairan tetap berisi ichnofacies sedimen lunak dimana distribusi ada untuk secara umum
dikendalikan oleh perairan dalam.
GAMBAR 5.33
GAMBAR 5.34
Daerah supratidal dan intertidal, daerah subtidal dan wilayah dalam dari bidang
perairan dibedakan oleh asosiasi ciri jejak fosil (Gamabr 5.38). secara umum struktur
biogenik yang bercirikan ichnofacies tripanites pesisir bebatuan dan pesisir kerikil adalah
boran batu dimana struktur memutar dari organisme suspensi pemberi makan (Gambar
5.38), 1-4). Struktur lainnya dalam ichnofacies ini termasuk jejak parutan dan kikisan
terbuat dari organisme pemberi makan lubang galian oleh gastropodi predator, boran mikro
dibuat oleh algae dan jamur. Ichnofcies glassifungites
GAMBAR 5.35
GAMBAR 5.36
Didefinisikan kembali oleh Frey dan Seilacher (1980) sekarang ini disadari untuk
membatasi firma, permukaan tak tersemen yang secara tipikal terdiri atas pengairan,
lumpur cohesive. Jejak fosil diproduksi dalam lingkungan yang pada umumnya vertikal,
bentuk U, dan kediaman rongga cabang suspensi pemberi makan atau karnifora seperti
udang, kepiting, cacing, dan pholadid berkelopak dua (gambar 5.38, 5-8). Daerah litoral
atau daerah intertidal yang berpasir pesisir dibedakan oleh kondisi keras yang dihasilkan
dari gelombang energi tinggi dan arus pengawetan, dan temperatur tinggi serta fluktuasi
kadar garam. Adaptasi organisme terhadap kondisi keras dilalui dengan pemboran terhadap
pasir untuk membebaskan. Jadi, vertikal dan pembran kediaman berbentuk U, beberapa
dengan perlindungan secara menggaris seperti skolithos, diplocraterion, arenicolites, dan
pemboran ophiomorpha terlihat dalam gambar 5.38, 9-13, bercirikan ichnofacies skolithos
pada daerah ini. Daerah neritik atau daerah subtidal perpanjangan dari zona low-tide
menjadi segi landas kontinental (pada kedalaman air sekitar 200m) perbandingan kurang
dari lingkungan. Walau bagaimanapun juga arus erosif dapat ada. Pengeboran kediaman
vertikal dan terlindungi kediaman bentuk U kurang umum dalam daerah ini. Pemboran
dilindungi agar lebih pendek, dan penandaan permukaan dibuat oleh organisme seperti
crustacea (atau trilobita selama waktu paleozoic awal) lebih umum. Pada bagian kedalaman
zona wilayah neritik, masalah organik menjadi cukup berlimpah untuk memberi makan
sedimen menjadi terbentuk dan memproduksi rongga pemberi makan. Pada air pedalaman
rongga pelarian vertikal jadi dilindungi untuk memberikan jalan rongga pemberi makan
horizontal. Zona samudera dapat dibedakan oleh ichnofacies cruziana, yang dicirikan oleh
semacam jejak yang ada dalam gambar 5.38, 14-18. Kedalaman batil dan zona absial
samudera dibawah keberadaan dasar gelombang dimana kondisi energi lemah secara
umum terhindarkan. Walaupun erosi dan deposisi dapat ada dalam zona ini, adanya arus
kekeruhan atau arus bawah dalam. Rongga pemberian makan yang rumit seperti zoophycos
dan lorenzinia (gambar 5.38, 19-21), secara umum, secara khusus dalam zona batil. Jejak
ini membuat ichnofacies zoophycos. Bahkan dalam perairan dalam zona abisal, dimana
sedimen dasar nyaris tanah liat berserat halus secara eksklusif, banyak spiral rumit, lilitan
dan bentuk lika-liku
GAMBAR 5.38
seperti Spirorhaphe (gambar 5.38, 25) atau jejak fosil terpola seperti Paleodicyton (gambar
5.38, 22) didapati. Asosiasi jejak fosil ini terkonstitusi ichnofacies Nereites, dinamakan
untuk Nereites, suatu tipe petilasan tusukan horizontal.
Walaupun setiap ichnofacies perairan dilindngi untuk dicirikan daerah samudra
bathymetric secara khusus seperti yang terlihat dalam gambar 5.38, kita tahu bahwa jejak
fosil individual dapat melebihi zona dalam. Tidak ada satupun struktur biogenik
merupakan indikator sempurna mengenai kedalaman dan lingkungan. Kontrol dasar
formasi jejak fosil termasuk sub tingkatan alami (dasar laut), energi air, tingkat deposisi,
kekeruhan air, tingkat kadar oksigen dan kadar garam, rangkaian pencemaran, dan jumlah
makanan yang tersedia (Pemberton, Mac Eachern, dan Frey, 1992). Jejak fosil dapat
dipelajari sebagai gabungan struktur dalam konjugasi dengan fisika, kimia, yang bercirikan
sub tingkatan yang sama. Jejak fosil terdapat dalam bebatuan segala umur termasuk
beberapa bebatuan Precambrian. Hal tersebut dilaporkan dalam tipe keseluruhan bebatuan
sedimentari termasuk evaporites dan endapan batu dalam pengurangan lingkungan secara
tinggi (Euxinic) lingkungan berkadar garam tinggi atau lingkunagn euxinic dimana kondisi
pencemaran dikarenakan kekurangan oksigen dan adanya gas hidrogen sulfida belum
termasuk atau pengurangan secara besar aktifitas organik. Studi bioturbasi dalam
lingkungan perairan terbuka modern memperlihatkan bahwa organisme dapat mengolah
kembali sedimen secara bertahap dengan laminasi utama dan menghasilkan struktur fisika
yang menghancurkan keseluruhan lingkungan dimana oksigen cukup diperuntukkan untuk
keberadaan organisme secara tidak sengaja bioturbasi intens dapat memproduksi bedding
yang homogen dimana bedding memiliki tampilan corengan dan parutan atau terhindar
seluruhnya dari keseluruhan struktur untuk bedding dan reaksi fisika yang menghasilkan
struktur sedimen untuk menghindarkan destruksi oleh aktifitas biogenik dan menjdai
tampilan dalam rekaman geologi. Mereka harus terbentuk baik dalam lingkungan dimana
tingkat sedimentasi sangat tinggi yang organisme tidak memiliki waktu untuk mengolah
kembali sedimen dan penghancuran sumber struktur atau dalam lingkungan euxinic atau
lingkungan berkadar garam tinggi seperti yang telah disebutkan, dimana aktifitas organik
sangat tebatas.
Aplikasi lain dari jejak fosil. Sebagai tambahan untu kegunaan indikator lingkungan,
jejak fosil juga terpakai dalam berbagai cara. Mereka dapat juga sebagai contoh pelayanan
indikator tingkat sedimentasi relatif diadasarkan atas asumsi sedimen endapan dengan
cepat secara relatif terdiri dari jejak fosil yang lebih sedikit daripada endapan sedimen
lambat. Mereka dapat juga membantu memperlihatkan sedimentasi terus menerus atau
penandaan oleh patahan erosi, dan mereka menyediakan rekaman pola perilaku organisme
tertentu. Bahkan mereka dapat berguna dalam analisis arus paleo : studi orientasi
penandaan akhir organisme yang cenderung mengemukakan arus ketika pembangunan
terakhir arah aliran arus paleo. Bebrapa jejak fosil seperti rongga bentuk U, dimana terbuka
bagian atas ketika dibentuk, dapat dipakai untuk memberitahu orientasi beds bagian atas
dan bawah. Jejak fosil juga memiliki arti biostratigrafik dan kronostratigrafik untuk daerah
dan korelasi, dan mereka dapat dipakai utnuk mengenali diskontinuitas batas antara
rangkaian stratigrafik (Pemberton, Mac Eachern dan Frey, 1992; juga Frey dan Pemberton,
1985 dan Frey serta Wheatcroft, 1989).
STROMATOLITAS
Stromatolitas adalah terbentuk secara organik, struktur laminated, terdiri sedimen ukuran
tanah liat atau lipatan halus atau lebih jarangnya sedimen ukuran pasir. Kebanyakan
stromatolitas kuno ada dalam batu kapur; bagaimanapunjuga stromatolitas juga dilaporkan
dalam sedimen siliciclastic. Tingkat bedding stromatolitas dari tingkat laminasi terdekat
yang sulit untuk dibedakan dari laminasi sedimentari sumber lainnya dengan bentuk
hemispherical dimana laminae terpotong atau cacat bentuk dalam derajat berbeda (gambar
5.39). Jarak bentuk hemispherical dalam bentuk biscuit dan bentuk cabbagelike terhadap
kolom. Logan, Rezak dan Ginsburg (1964) mengklasifikasikan stromatolitas hemispherical
ini menjadi tiga tipe dasar : (1) hemispheriod yang terhubungkan secara lateral; (2)
mempunyai ciri-ciri tersendiri hemispheroid terbentur secara vertikal : (3) spheroid
mempunyai ciri-ciri tersendiri atau struktur spheroidal (gambar 5.40). Hemispheroid
terhubungkan secara lateral dan memiliki ciri-ciri khusus, hemispheroid terbentur secaea
vertikal dapat dikombinasikan dalam berbagai cara untuk menghasilkan berbagai macam
isi stromatolitas yang berbeda. Bagian thrombolitas dikemukakan oleh Aitken (1967) untuk
struktur yang menggabungkan stromatolitas dalam bentuk dan ukuran dalam tetapi kurang
berjarak dengan laminasi. Laminasi stromatolitas secara umum ketebalannya kurang dari
1mm dikarenakan konsentrasi mineral karbonat berkalsium rendah, materi organik lunak
dan tanah liat detrital serta endapan lumpur. Stromatolitas memiliki komposisi kuarsa kasar
yang juga telah dilaporkan (Dafis, 1968).
GAMBAR 5.39
Stromatolitas disadari sebagai fosil seutuhnya oleh pekerja pada awalnya, tapi
mereka sekarang tau untuk struktur organo sedimentari dibentuk secara luas oleh aktifitas
lekukan dan pinggiran algae biru-hijau (cyanobacteria) walaupun beberapa ahli geologi
menyadari stromatolitas menjadi jejak fosil, mereka termasuk sebagai tipe struktur
stratifikasi tak beraturan yang memiliki laminasi perbedaan jarak mereka. Sekarang ini
mereka terbentuk dalam berbagai lokalitas dimana mereka ada secara umum dalam
subtidal dangkal, intertidal, dan daerah supratidal samudera. Mereka juga dapat ditemukan
dalam lingkungan lacustrine. Karena mereka berhubungan dengan aktifitas algae biru-hijau
dimana mereka melakukan fotosintesis, juga membatasi kedalaman air dan lingkungan
dimana cahaya cukup tersedia untuk fotosintesis. Struktur laminasi terbentuk sebagai hasil
jebakan sedimen lunak dalam berbagai filamen lunak tatakan algae. Salah satu lapisan tipis
sedimen yang menyelimuti tatakan, filamen algae berkembang dan skeliling urat sedimen
terbentuk tatakan baru yang menjebak lapisan tipis sedimen lainnya. Perkembangan
berturut-turut tatakan memproduksi struktur laminasi. Bentuk hemispheres terhubungkan
dengan energi air dan efek pergesekan dalam lingkungan deposisi. Hemispheroid yang
terhubungkan secara lateral terjaga dari lingkungan energi rendah dimana efek pergesekan
menjadi minimal. Dalam lingkungan energi tinggi pergesekan oleh keberadaan arus yang
berhubungan dengan puncak stromatolita, jadi tumpukan secara vertikal atau bentuk
hemispheroid yang memiliki ciri-ciri tertentu.
BEDDING-PLANE MARKINGS of MISCELLANEOUS ORIGINS
Mudcrack s dan Syneresis Cracks
Mudcrack dalam sedimen moderen adalah lonjong kebawah, bentuk V patah dimana
penempakan pola poligonal secara kasar dalam pandangan lahan. Area antara patahan pada
umumnya melengkung ketas menjadi bentuk cembung. Mudcracks dari silikkiklastik dan
lumpur karbonat memilki pengawetan . rangakaian sedimentasi diatas permukaan patahan
memenuhi patahan. Pada bebatuan sediemen kuno, mudcracks secara umum
memperlihatkan bagian atas permukaaan bedding sebagai pemenuhan relif positif psumber
patahan (gambar 5.41). Jarak poligon mudcracks dalam diameter dari beberapa cm samapai
beberapa meyter. Cracks itu sendiri berjarak secara umum dalam kelebaran berkisar
beerapa cm dan kedalaman
GAMBAR 5.40
Berkisar belasan cm, tetapi cracks naik beberapa meter pada kedalaman yang terlaporkan.
Keberadaan yang tak terdebatkan indikasi pembukaan mudcracks sempurna ;
bagaimanapun juga , mudcracks ditolak dengan cracks syneresa (dibawah), dibawah air.
Mudcrack ada dalam estuarina, lagoonal, lahan-tidal, lahan banjir bandang, danau payau
dan lingkungan lainnya yang sedimen berlumpur dengan jejak curah hujan atau batu hujan
es , jejak gelembung, dan impresi busa, ripple permukaan datar, dan jejak vertebrata
(Plummer dan Gosti9n, 1981)
Kebalikannya kekontuinitas, jaringan poligonal mudcrack yang ada pada
permukaaan bedding, cracks syneresi dijaga untuk diskontuinitas dan berbagai bentuk
poligonal bentuk kumparan atau berkelok-kelok (Plummer dan Gostin, 1981). Mereka
secara umum ada dalam batuan lumpur tipis inter beddded dengan bukit pasir sebagai
bentuk relif positif pada dasar bukit pasir atau bentuk relif negatif pada bagian atas batu
lumpur. Cracks syneresis penyusutan semi encer yang berada dalam sedimen tanah liat
melalui keluarnya pori air dari tanah liat yang memilki flokulasi secara cepat atau yang
memilki penyusutan usia mineral pembengkakan kisi-kisi tanah liat yang berubah dalam
kdar garam disekitar air (Burst, 1965). Mereka diketahui dalam bebatuan sedimen kuno
dari perairan dan lingkungakan nonperairan. Mereka dapat saja ditolak dengan mudcracks
bahkan beberapa jejak fosil. Sebagai contoh, bentuk lentikular crack dipenuhi pandangan
lahan yang tergabung dengan jejak rongga. Karena beberapa crack syneresis yang secara
dekat bergabung dengan mudcrack, ini penting dalam mencoba untuk membedakan mereka
untuk melihat ke asosiasi bentuk dengan mudcracks yang mengindikasi eksposur subaerial,
bentuk seperti jejak curah hujan dan jejak vetrebata.
Pits dan Small Impressions
Lubang kawah kecil dengan kenaikan sedikit linkaran secara umum ada bersama dengan
mudcrack dan karena terpikir untuk imprsi yang terbuat oleh dampak hujan (jejak curah
hujan) atau hujan es (jejak hujan batu es). Mereka secara umum hanya kedalaman beberapa
milimeter dan kurang dari 1 cm dalam diameter, dan mereka dapat ada cenderung lubang
lebar yang terpencar-pencar atau lahan impresi yang sangat dekat. Ketika mereka dapat
secara ambigu dikenali, kehadiran mereka mengindikasi eksposur subaerial;
bagaimanapunjuga, depresi kecil melingkar dihasilkn oleh pecahan gelembung pada
permukaan sedimen (jejak gelembung), membebaskan gas, dan beberapa tipe penandaan
organik dapat ditolak dengan jejak curah hujan dan hujan batu es.
Rill dan Swash Marks. Penandaan Rill saluran kecil dendritik atau galur pada pantai
melalui pemberhentian pori air pada pasang turun, atau debosi sungai kecil keatas pasir
atau daratan lumpur. Mereka memilki potensi pemeliharaan yang kecil dan jarang
diketemukan dalam bebataun sedimen kuno. Penandaan Swash sangat tipis, garis akurasi
atau punggung bukit yang kecil pada pantai terbentuk oleh konsentrasi sedimen lunak dan
tumpahan organik. Mereka disebabkan oleh gelombang swash dan penandaan terjauh lebih
jauh keribuatn diatas gelombang . mereka sewperti biasanya memilki potensi perlindungan
yang rendah, tetapi ketika diketemukan dan dikenali dalam bebatuan sedimen kuno,
mereka mengindikasi baik pantai atau lingkungan pesisir danau.
Parting lineating. Lineasi bagian, kadang-kadang disebut lineasi arus, bentuk permukaan
bedding pasir pantai laminated paralel. Hal tersebut terdiri atas hamparan bukit sub paralel
dan galur dengan lebar beberapa milimeter dan beberapa cm panjangnnya (gambar 5.42).
relif pada hamparan bukit dan lembah secara umum pada bagian diameter serat bukit pasir.
Serat pada hamparan bukit secara umum berarti orientasi paralel axes panjang mereka ke
lineai. Lineai berorientasi paralel terhadap aliran arus, dan jadi keberadaan dalam bukit
pasir kuno berguna dalam studi arus paleo, walaupun hal tersebut memperlihatkan hanya
arus pengaliran paralel terhadap lineasi bagian dan tidak memperlihatkan dimana dua arah
oposisi diametrikal adalah arah aliran. Lineasi bagian ada dalam endapan pasir baru pada
pantai dan dalam lingkungan fluvial. Hal ini sangat umum dalam ketipisan endapan kuno,
bahkan bukit pasir bedded. Sumber secara jelas berhubungan dengan arus aliran dan
orientasi serat, mungkin memilki untuk aliran rezim arus atas planes beds, tetapi secara
tepat mekanisme yang berlineasi per bagian kurang dapat dimengerti.
5.5 STRUKTUR LAINNYA
Tanggul dan Ambang Bukit Pasir
Tanggul dan ambang bukit pasir bebentuk tabular bukit pasir besaryang mengisi patahan
dalam berbagai tipe rombongan batu. Mereka berjaraki dalam tetebalan beberapa cm
sampai lebih dari 10 m. Mereka kekurangan struktur internal kecuali orientasi lapisan atas
mika dan partikel pengenduran lainnya yang secara umum teraliansi secara paralel ke
dinding tanggul. Tanggul bukit pasir tidak berstrukur umum , tetapi mereka telah
dilaporkan dari lokalitas besar dalam penjarakan dalam usia Precambrian dan Pleistonce.
Mereka ada dalam variai besar lingkungan deposisi , penjarakan dari perairan dalam
sampai subaerial.
Tunggal bukit pasir dibentuk oleh injeksi kuat untuk pasir liquefied menjadi
pecahan, secara umum dalam permukaaan dasar bebatuan,; bagimanapun juga, injeksi ada
untuk bagian bawah dalam beberapa bebatuan. Ambang bukit pasir berbentuk sama yang
terbentuk oleh paralel injeksi terhadap bedding. Ambang ini sulit atau mustahil untuk
dibedakan dari endapan beds bukit pasir secara normal sekurangnya dapat dilacak ke
tanggul bukit pasir atau terlacak cukup jauh untuk melihat hubungan lintas potong dengan
beds lainnya. . pengasumsian dikarenakan liquefikasi pasir termasuk kejutan yang
terkandung dalam gempa bumi atau efek terburu-buru dihubungkan dengan slumps, slides,
atau penempatan cepat sedimen ole arus massa.
Struktur sumber kedua
Kebanyakan struktur yang didiskusikan diatas (dengan kemungkinan ekspesi beberapa
tanggul bukit pasir dan laminai convolute) terbentuk selama , atau secara singkat setelah
deposisi rombongan sedimen, jadi mereka adalah struktur sedimen utama. Berbagai macam
jenis strutur sedimen menunjukkan ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa mereka terbentuk
beberapa waktu settelah deposisi. Struktur sedimen yang kedua dalam pri-pri semi
konsolidasi atau konsolidasi bebatuan sedimen atau oleh proses penempatan kimia.
Konsentrasi yang mungkin berstruktur keduia berjenis paling umum. Kebanyakan
konsentrasi mengandung calcite, tetapi konsentrasi dolomite, hematite, siderite, chert,
pyrite dan gypsum juga telah diketahui. Mereka terbentuk ole presipitasi bahn mineral
disekeliling bernagai macam nukleus, seperti fragmentasi kerang , pembanguan kembali
secara bertahap masa globular (gambar 5.43). bentuk jarak besar dari spherikal ke
pembentukan kembali , bentuk kerucut, dan bentuk pipa dan dapat berjarak dalam ukuran
kurang dari 1 cm tidak lebih dari 3 cm. Konsentrasi umumnya secara khusus dalam bukit
pasir dan lereng tetapi terdapat dalam bebatuan sedimen lainnya.
Kristal pasir adalah kristal euhedral atau sub uhedral calcite, barite, atau gypsum
yang terisi dengan inklusi pasir detrital (gambar 5.44). Mereka ada selama penguburan
sedimen oleh perkembangan dalam pasir bersemen secara tidak lengkap. Stylolites adalah
jahitan lipatan (gambar 5.45) yang pada umumnya terdapat dalam batu kapur. Lipatan ini
secara tipikal hanya memilki ketebalan beberapa cm, dan mereka secara umum ditandai
oleh konsentrasi atau konstuten tidak dapat dicairkan seperti mineral tanah liat, oksidasi
besi, dan bahan organik. Mereka asda sebagai hasil proses solusi tekanan. Kerucut dan
struktur kerucut adalah struktur yang tidak biasanya yang terdiri atas sekumpulan sets
kerucut konsentrik kecil (gambar 5.46), berisi, pada kebanyakan contoh, mineral kalsium
karbonat. Mereka pada umumnya dalam karang dan jarang dalam batu kapur, dimana
secara pengadaan berasal dari perkembangan kristal serat dalam penutupan sedimen
dimana masih dalam kesatuan plastik.
GAMBAR 5.43
GAMBAR 5.44
5.6 ANALISIS ARUS PALEO DARI STRUKTUR SEDIMEN
seperti yang telah dijelaskan, beberapa lapang struktur sedimen memberi petunjuk data
yang memperlihatkan arah aliran arus kuno pada saat deposisi. Arah dalam permukaan
cross-bed; asimetrik dan orientasi puncak arus ripple; dan orientasi cetakan alur, cetakan
gulir dan lineasi arus adalah keseluruhan contoh data petunjuk yang dapat memperlihatkan
struktur sedimen.
Orientasi petunjuk struktur sedimen ditetapkan dalam lapangan dengan petunjuk
Brunton dengan memakai perhitungan sebanyak perbedaan singkapan.
GAMBAR 5.45
GAMBAR 5.46
Beds individual secara praktikal dan memungkinkan. Orientasi petunjuk struktur dibedakan
dari bed partikular atau uni stratigrafik yang secara umum memperlihatkan penghambura.
Oleh karena itu data petunjuk harus diperlakukan secara statistik dalam berbagai cara untuk
mengetahui trend petunjuk utama dan kedua. Sebagai contoh petunjuk kedalamna
permukaan cross bed dalam endapan kuno atas sistem sungai perairan yang berjarak dari
utara 20 derajat, barat menuju utara 20 derajat timur yang dimiliki untuk petunjuk aliran
sungai dalam bagian yang berbeda atas sistem perairan sungai. Dengan mempelajari data
orientasi secara statistik kita dapat membedakan petunjuk aliran utama sungai yang secara
bertolak belakang dengan utara. Karena seluruh permukaan cross-bed dalam contoh
indikasi aliran sama dalam direksi umum dalam beberapa penyebaran, kita dapat
mengatakan bahwa aliran tidak sesuai petunjuk. Kebalikkannya permukaan cross-bed
dalam endapan pasir saluran perairan tidal yang memperlihatkan dua oposisi petunjuk
kedalaman dimiliki untuk formasi cross-bed selama pemasukkan dan pengeluaran tides.
Tipe aliran oposisi cenderung sebagai bidireksionalpada beberapa lingkungan seperti
lingkungan eolian, arus endapan dapat mengalir dalam petunjuk (polidireksional) pada saat
yang berbeda selama deposisi unit sedimen partikular.
Data arus paleo terkumpulkan dari unistratigafi yang memiliki pergerakan kecil
atau tidak ada deformasi tektonik atau pengendapan lumpur dapat terkumpul dan
tersimpulkan secara langsung. Apabila pergerakan bebatuan memiliki pengendapan lumpur
memungkinkan untuk membenarkan orientasi perhitungan petunjuk restorasi terhadap
sumber sikap sebelum pengendapan lumpur. Prosedur sederhana stereogram dapat dipakai
untuk petunjuk reorientasi data yang dikumpulkan dari unit stratigafi dalam lumpur
(Collinson dan Thomson, 1989, halaman 200). Setelah bebrapa reorientasi penting telah
dilakukan data secara umum terplot sebagai histogram melingkar atau diagram mawar atau
(gambar 5.47). (program komputer software komersial tersedia untuk mengeplot diagram
mawar, contoh mawar, rockware, wheatridge, colorado) seperti diagram yang terlihat
petunjuk prinsipiil arus paleo dan beberapa mode aliran tertiari. Apabila aliran arus paleo
dikeluarkan melalui diagram mawar secara dominan dalam petunjuk tunggal vektor arus
paleo dapat dibilang unimodal. Apabila dua petunjuk prinsipiil harus terindikasi maka hal
ini adalah bimodal, apabila petunjuk aliran lebih dari tiga maka diperlihatkan oleh data
petunjuk, lairan arus paleo disebut polymodal.
Petunjuk arus paleo lokal memiliki lingkungan yang signifikan. Sebagai contoh sedimen
dari lingkungan alluvial dan deltaika dijaga untuk memiliki pola vektor-vektor arus paleo
unimodal.
GAMBAR 5.47
Dimana pola arus paleo bimodal adalah umum pada sedimen selat dan garis pesisir. Data
arus paleo memiliki kegunaan besar ketika terplot untuk skala regional terhadap pola arus
paleo regional yang dikeluarkan.