Upload
didin-ahmad-tb
View
93
Download
18
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Berisikan modul pembelajaran dan penjelasan materi mengenai air tanah beserta rumus persamaan matematisnya
Citation preview
PROSES KEJADIAN AIR TANAH
HUKUM DARCY
Hukum Darcy adalah kecepatan aliran air tanah berbanding secara linier dengan gradien hidrolik atau :V ~ i, dimana :V = Kecepatan m/det
i = Gradien hidrolik
Gradien hidrolik adalah kemiringan garis aliran.
Antara V dan i terdapat koefisien pembanding, yaitu K sehingga Hukum Darcy menjadi :
V = K . i
K = [m/det]Koefisien pembanding K akhirnya disebut Koefisien Permeabilitas lapisan tanah.
Hukum Darcy atau Rumus Darcy dikenal :
V = K . i
Kadang-kadang ditulis :
V = K . i
(i = bernilai negatif)
GRADIEN HIDROLIK
, untuk jarak kecil
Misalnya pada suatu kawasan tertentu :
Bagaimana dengan K = Koefisien Permeabilitas = ????
K = Koefisien Permeabilitas lapisan tanah dalam kondisi jenuh air (Sr = 100 %).
K = Tetap untuk lapisan tanah tertentu dan jenuh.
K () >> ---( Conductivity Hydraulic (Digunakan oleh ahli pertanian)
K ( = 1) ---( Koefisien Permeabilitas (Digunakan dalam Groundwater / Air Tanah)
Pengukuran K
Bisa di lapangan (Pumping Test / Sumur Bor)
Bisa di Laboratorium
Falling Head Method
Constant Head Method
Dilaboratorium umumnya dipakai Falling Head Method.
Constant Head Method
EMBED Equation.3
Constant waktu lama
Contoh :
Diketahui :
D = 3,50 cm = 0,035 m ; Va = 6 cc = 6 cm3 = 6.10-6 m3L = 7,0 cm = 0,070 m
t=
60 menit = 3600 detik
h1 h2 = 100 cm = 1,00 m
Maka nilai koefisien permeabilitas (K) adalah :
Falling Head Method
Karena dt = t1 t2, maka h bergerak dari h1 ke h2 (h1 -( h2), sehingga :
Contoh :
a=Luas Tabung Burret
d = 0,50 cm = 0,005 m
maka,
A=Luas Permukaan Sampel
D = 3,50 cm = 0,035 m ; L = 2.D = 2.3,50 = 7,00 cm = 0,070 m
maka,
Data :t1 t2 = 5 detik
h1=100 cm = 1,00 m
h2=20 cm = 0,20 m
maka :
Kesimpulan :
Constant Head Method, diperoleh sampel 1 dengan nilai
Falling Head Method, diperoleh sampel 2 dengan nilai
Tabel Variasi K dengan Jenis Tanah
Jenis TanahK (m/det)
Clay / Lempung10-10 - 10-8
Silt / Lanau10-8 - 10-6
Sand / Pasir10-5 - 10-3
Gravel / Kerikil10-2 - 10-1
Berdasarkan Tabel di atas, maka kesimpulan dari hasil perhitungan K dengan 2 Metode diatas adalah :
----( SILT / LANAU ----( SAND / PASIR
AQUIFER
Aquifer adalah Lapisan Porous (sand, Gravel) yang mengandung air dan dapat diekploitasikan dengan biaya rendah (ekonomis).
Deskripsi Lubang Bor (Bore Hole)
Berdasarkan data hasil pengeboran dari beberapa lubang (contoh di atas) dan adanya muka air tanah (m.a.t) serta lapisan porous maka disimpulkan bahwa contoh lapisan tanah di atas memiliki AQUIFER.
Nilai diekploitasi secara ekonomis dimana secara cepat dapat dilihat nilai parameter aquifer (S dan T). Dimana :
S =Koefisien Storage (Koefisien Kandungan Air)
Nilai S berkisar antara : 0 < S < 1
T=Transmisivitas
T = K . D ..m2/det atau m2/menit
T = 0,xy..
Yang dimaksud dengan nilai ekonomis / produktif, jika :
Nilai Koefisien Storage (S) berkisar antara : S = 5.10-5 1.10-2Untuk memperoleh nilai S dan T merupakan suatu aquifer yaitu diperoleh dari hasil Tes Lapangan Pumping Test.
AQUITARD DAN AQUICLUDE
Aquiclude adalah lapisan kedap air yang ukurannya terbatas (lensa) yang dapat membingungkan interpretasi jenis aquifer, sehingga kita akan mengira terdapat 2 jenis aquifer.
Interpretasi (yang salah) tentang 2 jenis aquifer tersebut adalah :
Aquifer 1 (Bagian atas) disebut jenis aquifer dangkal atau aquifer permukaan.
Aquifer 2 (Bagian bawah / dibawah aquiclude) disebut aquifer tertekan.
Jadi, yang sebenarnya hanya ada 1 jenis aquifer yaitu aquifer permukaan.
Aquitard adalah seperti aquiclude, tetapi tidak kedap air (kondisinya seperti bocor), sehingga menyebabkan salah interpretasi.
Aquifer Permukaan
Aquifer Semi Tertekan
JENIS AQUIFER
Catatan : + Disebut aquifer permukaan karena berada dekat permukaan
+ Disebut aquifer bebas karena bebas tanpa tekanan.
Jadi, Jenis-jenis Aquifer adalah sebagai berikut :
1. Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer)
2. Aquifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer)
3. Aquifer Tertekan (Confined Aquifer)
Lokasi aquifer atau tempat dimana aquifer berada disebut Formasi batuan, misalnya Formasi Cikapundung, atau biasa juga disebut Cekungan, misalnya Cekungan Bandung.
Ketebalan Aquifer bervariasi dengan ketebalan sebagai berikut :
1. Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer): 20 30 meter
2. Aquifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer): 40 60 meter
3. Aquifer Tertekan (Confined Aquifer): 60 120 meter
Variasi ketebalan aquifer didasarkan pada besar debit (Q) yang dihasilkan dari masing-masing ketebalan apabila kita melakukan pengeboran
PARAMETER AQUIFER
Parameter aquifer terdiri dari 2 parameter, yaitu :
Koefisien Storage / Koefisien Kandungan Air (S), dan
Transmisivitas (T)
Untuk mendapatkan nilai S dan T dapat ditempuh dengan 2 cara, yaitu :
1. Cara Pendekatan Rumus Empiris, dan
2. Cara Pumping Test
1. Cara Pendekatan Rumus Empiris
Koefisien Storage / Koefisien Kandungan Air (S)
Dimana :a = Berat Volume Air 1.103 kg/m3
a = Koefisien Kompresibilitas Air (Nilainya sangat kecil) 4,69.10-8 cm2/gr
a 4,69.10-8 cm2/gr = 4,69.10-9 m2/kg
mv = Koefisien Kompresibilitas Butiran Tanah
mv (5.10-7 1.10-5) cm2/gr = (5.10-8 1.10-6) m2/kgTransmisivitas (T)
T = K . DqDimana :K = Koefisien Permeabilitas
Dq = Tebal Aquifer
Soal !!
Data Bor adalah sebagai berikut :
Penyelesaian !!! Untuk Aquifer Dangkal
Diketahui : n = 0,30;a = 1 . 103 kg/m3
K = 2.10-4 m/det;a = 4,69.10-8 cm2/gr = 4,69.10-9 m2/kg
D = 12 m;Mv = 5.10-6 cm2/gr = 5.10-7 m2/kgKoefisien Storage / Koefisien Kandungan Air (S)
Transmisivitas (T)T = K . DqUntuk Aquifer Dangkal :
Berdasarkan Data Bor di atas (Ditunjukkan dengan warna merah), jadi :
Maka :
Kesimpulan :
S dan T untuk Aquifer Dangkal diatas batas bawah aquifer produktif, sehingga ekploitasi harus hati-hati. Untuk Aquifer Semi Tertekan
Diketahui : n = 0,35;a = 1.103 kg/m3
K = 7.10-4 m/det;a = 4,69.10-8 cm2/gr = 4,69.10-9 m2/kg
D = 15 m;Mv = 5.10-6 cm2/gr = 5.10-7 m2/kgKoefisien Storage / Koefisien Kandungan Air (S)
Transmisivitas (T)
Kesimpulan :
S dan T untuk Aquifer Semi Tertekan diatas batas bawah aquifer produktif. Untuk Aquifer Tertekan
Diketahui : n = 0,40;a = 1.103 kg/m3
K = 5.10-3 m/det;a = 4,69.10-8 cm2/gr = 4,69.10-9 m2/kg
D = 20 m;Mv = 5.10-6 cm2/gr = 5.10-7 m2/kgKoefisien Storage / Koefisien Kandungan Air (S)
Transmisivitas (T)
Kesimpulan :
S dan T untuk Aquifer Tertekan diatas batas bawah aquifer produktif.2. Cara Pumping Test
Dibuat sumur bor (ekploitasi) sampai ke lapisan tanah keras dan dilakukan tes pumping. Rumus yang digunakan adalah rumus aliran Groundwater menuju sumur (titik).
Persamaan hubungan antara Ground Water Head (GWH) dengan parameter aquifer S dan T untuk Aliran Transient adalah :
dari persamaan (1) dan (2), diperoleh :
EMBED Equation.3
W(u) sekanjutnya disebut sebagai Fungsi THEIS, dimana ada tabel nilai W(u) fungsi u.
W(u) didekati dengan persamaan :
Disarankan perhitungan berhenti sampai dengan u3 karena terlalu panjang proses perhitungan, jadi dibatasi samapai dengan karena hasil dari perhitungannya semakin kecil. Dimana :u >
Sehingga suku-suku dalam persamaan THEIS setelah adalah mendekati 0 (nol), sehingga diperhitungkan dalam table W(u) Vs u, sampai dengan u3.
Cara menggunakan Tabel W(u) Vs u :
Misalkan :
Pumping Test : Aquifer Tertekan.
Contoh Soal !!
Sumur : Qpump = 5 liter/detik = 5.10-3 m3/detikWaktu
(Menit)Sdr (cm)ST
r1R2
t0 = 000
t1 = 132
t2 = 264
t3 = 497
t4 = 810.509
t5 = 101210
t6 = 161512
t7 = 321815
t8 = 603025
t9 = 1203528
t10 = 1805034
t11 = 2406040
Penyelesaian !!!
Untuk t1 = 1 menit = 60 detik ----( ----( Kurva Standard
t1 = 1 menit ; r1 = 10 cm;
Kurva One Log Cycle, dengan persamaan sebagai berikut :
Ada 2 (dua) metode untuk menentukan S dan T dari data Pumping Test, yaitu :
1. Matching Point Method
2. Straight Line Method
Matching Point Method
Metode ini menggunakaa Standar atau Tabel W(u) vs U dimana data lapangan antara Sd vs t, dibuat dengan skala yang sama dengan skala standar W(u) vs U.
Data lapangan
Jika Kurva Lapangan Sd vs t telah dibuat maka kurva ditumpangtindihkan Super Impose, dicari bagian kurva yang berimpit dan ditentukan titik muka berimpit yang disebut Matching Point (MP).
EMBED Equation.3
Dengan mengisi nilai Sd dan W(u) diperoleh T, serta dengan mengisi nilai dan t diperoleh S.
Sifat W(u) vs similar dengan Sd vs t, yang dapat diturunkan sebagai berikut :
Jadi, kurva Log Sd vs Log similar (mirip) dengan Log W(u) vs Log u
Contoh Soal !!!Dari data lapangan diperoleh sebagai berikut : Q = 1,888 m3/menit
Penyelesaian !!!Buat kurva Sd vs t.
RUMUS EKSPLOITASIAQUIFER DANGKAL
Rumus :
Dimana :
Q=Debit Pompa
Ho= Tinggi muka air awal dari dasar lapisan keras
H=Tinggi muka air pada jarak r dari pusat sumur
R=Jari-jari pengaruh atau h = Ho
rw=Jari-jari sumur (0.10 0.20 m)
Jari-jari pengaruh harus dicari dari pumping test atau dengan rumus pendekatan yaitu :
SHIERCHARD FORMULA
Dimana :K dalam m/detik
Sw = Drawdown di well (Surutan di sumur).
Contoh Soal !!!
Buat persamaan h dan Sw serta jari-jari pengaruhnya :
Substitusi persamaan (2) ke persamaan (1), menjadi :
dimana Sw = (Ho hw)
Maka :
Persamaan Implisit, diselesaikan dengan cara coba-coba (Trial and Error)Dengan cara coba-coba diperoleh : hw = 29,16 m
Jadi :
`Sw = Ho hw = 30 29,16 = 0,84 m
Maka :
Jika diperlukan Debit Q yang besar, misalnya 50 Liter/detik maka harus dibuat banyak sumur yaitu sebanyak n sumur.
Misalkan 1 sumur = 5 Liter/detik maka
Untuk mengatur jari-jari sumur maka jari-jari pengaruh dipakai untuk menetukan jarak antar sumur. Jarak antar sumur tidak berpengaruh (Interfensi) maka minimal jarak antar sumur adalah :
Ls 2.R, Jika kita mengambil R = 50,40 m, maka Ls = 2.R = 2.50,40 = 100,80 m
Misalkan :
Qirigasi = 50 Liter/detik ( q = 1 Liter/detik/Ha
Luas Sawah (A) = 50 Ha
Maka contoh penempatan lokasi dari 10 sumur tersebut adalah sebagai berikut :
Eksploitasi untuk pertanian harus dianalisis nilai ekonominya dimana harus tinggi, misalnya untuk tanaman palawija seperti tembakau, kacang tanah, tebu, dan lain sebagainya.
EXPLOITASI AQUIFER SEMI TERTEKAN
(SEMI CONFINED AQUIFER)
Aquifer tertekan biasanya terdapat pada kedalaman 40 100 m dimana dipisahkan oleh lapisan kedap seperti clay (lempung) atau batu oadat yang tipis (ketebalan 1 2 m) dengan penyebaran tidak meluas (berupa lensa).
Rumus hubungan Q dan (GroundWater head) berbeda dengan aquifer bebas. Saat belum dieksploitasi o = h, atau tinggi tekan aquifer semi tertekan o berimpit dengan muka air tanah h aquifer bebas. Hal ini disebabkan karena kurang lebih masih berhubungan, namun setelah terjadi eksploitasi, turun tidak mengikuti Fungsi Logaritma, melainkan Fungsi Bessel Modifikasi Orde 2, yaitu :
Dimana :
A=0
;B=
=
;c=
Sehingga formula diatas menjadi :
Dimana ada kebocoran (Leakage) dari aquifer bagian atas (aquifer bebas) ke aquifer bawah (aquifer semi tertekan).
=Leakage factor (Faktor bocoran)
~ R
c=Tahanan (Resistance)
K Lingkungan Sosial (Tetangga, dll).
Diharapkan mendapatkan 10 Liter/detik untuk 1 sumur dan pengaruhnya tidak lebih dari 300 m (contoh seperti pada sungai Cikapundung yang kotor).
Ternyata R = 67,082 m < 300 m .. OK !!!
Jika diambil R = 250 m -----> Q = ??
Jika diambil R = 67,082 m-----> Q = ??
Misalkan :R = 67,028 m ; rw = 0,075 m
Kesimpulan : Jadi kebutuhan debit Q = 10 Liter/detik dapat dipenuhi 1 buah sumur saja.
Contoh : Untuk kebutuhan irigasi misalnya untuk luas 100 ha (tanaman industri) dengan kebutuhan 1,20 liter/detik/ha, berapa sumur yang harus diinstalasi ??
Jumlah sumur = n =
Jarak antar sumur 30 m, periksa berapa drawdown disekitarnya dan pengaruhnya sampai dimana ?
Kasus di atas ditreatment dengan eksploitasi sumur jamak (u > 1). Sumur jamak drawdown adalah superposisi (pemjumlahan aljabar biasa) dari masing-masing sumur.
Kelompok sumur dengan sama
Ditanyakan w ditengah kelompok sumur ??
Tengah-tengah kelompok sumur w = ?
Coba cari groundwater head disalah satu sumur = w misalnya di sumur 1.
----------->Sw < 1,00
R = ??
Q = 25 Liter/detik = 0,025 m3/detik
Sw = ????
Berdasarkan rumus diatas :
Jika R > 300 m maka perhitungan OK !!
Jika Sw > 1 m maka perhitungan tidak OK !!
Dicoba-coba : untuk R < 300 m = ??? dan Sw < 1 m = ??? atau kedua-duanya (R dan Sw).
AQUIFER TERBATASDalam kenyataan, aquifer di lapangan tidak semuanya berukuran luas atau regional. Hal-hal kondisi lapangan seperti adanya sungai, laut, danau, dapat membatasi luasan akuifer sehingga tidak berukuran luas.
Rumus yang dikenalkan terdahulu, beranggapan untuk ukuran aquifer besar :
(R >>> ====> Jari-jari (R) sangat besar)
Contoh : sungai-sungai besar seperti Sungai Musi, Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, Sungai Batanghari dapat membatasi ukuran aquifer. Untuk menyelesaikan permasalahan riil di lapangan yang ukuran aquifer terbatas maka dikembangkan Formula / Metode Cermin (Image Method) yang mengganti pembatas aquifer, sehingga aquifer dapat disimulasikan seperti Aquifer Tidak Terbatas (Aquifer kondisi normal).
Terjadinya aquifer terbatas, disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini :
Terpotong oleh sungai
Terpotong oleh formasi batuan intrusi
Terkelilingi oleh air (misalnya Pulau yang berada di tengah danau atau laut)
Di pinggir laut / pantai.
Contohnya, Aquifer terbatas di daerah pulau Nias, Pulau Mentawai, dari hasil ekploitasi ditemukan beberapa tempat yang mempunyai aquifer terbatas.
Terjadinya Danau Toba dan Pulau Samosir di Sumatera Utara bisa diakibatkan karena proses geologi seperti yang digambarkan di atas.
Metode Solusi adalah IMAGE METHOD dna METODESUPERPOSISI :
Dengan adanya cermin (Image) dipastikan ada lebih dari 1 buah sumur, makanya menjadi Sumur Jamak Method.
Prinsip-prinsip Fisika (Cahaya/ Pencerminan) adalah sebagai berikut :
Jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak bayangan terhadap cermin.
Ukuran benda sama dengan ukuran bayangan.
Perilaku benda sama dengan perilaku bayangan (tapi bisa juga perilaku benda tidak sama dengan perilaku bayangan).
Kondisi Pencerminan (Metode Cermin / Image Method) :
Awalnya muka air sungai (m.a) sama dengan muka air tanah (m.a.t), jika terjadi eksploitasi maka muka air tanah akan turun headnya.
EMBED Equation.3
Untuk batas impermeabel (Batuan Basalt), di alam sulit diketahui, namun praktis pada DEWATERING BASEMENT Gedung permasalahan bisa seperti kasus aquifer dibatasi (Impermeable Separation).
Contoh Pembangunan Basement suatu gedung :
Di jakarta, batas pembangunan Basement baik untuk perhotelan, Mall maupun gedung lainnya dibatasi hanya sampai dengan 15 m atau 3 Basement.
h
Garis energi
i
L
V
h1
L
i
h2
h
Nilai negatif selain untuk mendapatkan nilai V positif, mempunyai makna bahwa arah aliran menuju energi yang lebih rendah ( i ---( negatif)
EMBED Equation.3
h(x,y)
EMBED Equation.3
x
y
= ??
EMBED Equation.3
h(x,y)
Slopenya = ??
h2
h1
i
K
K
Tanah jenuh air
L
EMBED Equation.3
Rongga
Jumlah rongga (void) terisi penuh air
Jika tanah tidak jenuh air, maka K tidak konstan, tergantung dari kadar air volumetric ()
Top soil
m.a.t
K () Tak jenuh
K tetap Jenuh
EMBED Equation.3
0.5
1.0
K () = Conductivity Hydraulic
K
0
KURVA LENGKUNG K dan
Berdasarkan sample
Undisturbed Sample (US)
Sampel diambil dibawa ke laboratorium
Constant Head
D
Tabung berisi sample tanah
h = h1 h2 = Tetap
h1
h2
Batu berpori
L
Gelas ukur
Va
L = 2D
Misalkan sample diambil
L = 7.00 cm, maka D = 3.50 cm
Dimana :
Va = Volume air di gelas ukur yang
diukur dari t1 s/d t2
A=Luas penampang sampel tanah
EMBED Equation.3
Burret
Va
Gelas ukur
L
Batu berpori
h2
h1
h
Tabung berisi sample tanah
D
60 cm
dh
100 cm
t1 = 1200
t2 = 1240
40 menit
V
EMBED Equation.3
dh
h
h
Va = a . dh
a
SOIL SAMPLING
K TES LABORATORIUM
FALLING HEAD METHOD
CONSTANT HEAD METHOD
Catatan :
Dari hasil perhitungan kedua metode diatas maka muncul pertanyaan :
Tanah Tersebut termasuk jenis tanah apa ?? (Lihat literature). Untuk mengetahui jenis tanah tersebut maka dicoba secara fisik, misalnya dengan mengurut-ngurut tanah tersebut dengan telapak tangan.
Apabila terasa Halus maka Jenis tanah adalah Clay/Lempung
Apabila terasa Kasar maka Jenis Tanah adalah Sand/Pasir
Clay ?? -( Terasa pada telapak tangan adalah Halus (Lumer)
Sand ?? -( Terasa pada telapak tangan adalah Nyeri (cukup kasar)
Gravel ?? -( Terasa pada telapak tangan adalah Kasar
Silt / Lanau-( Terasa pada telapak tangan adalah Lumer Nyeri
K TES LAPANGAN
JACOB METHOD (ALIRAN TRANSISI)
Bore Hole 1
Bore Hole 2
Top Soil
Campuran
m.a.t
Clay
Kedap / Impermeable
Clay
Pasir, Kerikil
Clay
Pasir Porous
Tanah Keras
Clay
Pasir, Kerikil
Pasir
Lapisan yang Berpotensi sebagai aquifer
Lapisan Menerus
Kedap air
Aquifer 2
Aquifer 1
Aquiclude
1 Aquifer
Lensa
Clayey Sand (Pasir Kelempungan)
m.t
Aquifer permukaan
Aquifer Tertekan (Confined Aquifer
Aquifer Semi Tertekan / Semi Confined Aquifer
Bagian yang bocor
Aquitard
Aquifer permukaan
Kedap (Impermeable / Inprevious)
Kedap Keras
Pasir Porous
- 4.00 = muka air saat kemarau
Pasir, Kerikil
Agak Kedap
Confining Layer
m.a.t
Aquifer Dangkal /
Permukaan / Bebas
m.t
Confining Layer
- 2.00 = muka air saat penghujan
0.00
60 120 m
40 60 m
20 30 m
Q
m.a.t
Q >>
Silty Clay (Lempung Kelanauan)
Gravelly Sand (Pasir Kekerikilan)
Steep Clay (Lempung Padat)
Gravel Sand (Kerikil Pasir)
Hard Rock (Lapisan Batu Keras)
12 m
3 m
15 m
4 m
20 m
Aquifer Dangkal
Bocorl
Kedap
Semi
Aquifer
Tertekan
Aquifer Tertekan
n = 0,30
K = 2.10-4 m/det
n = 0,35
K = 7.10-4 m/det
n = 0,40
K = 5.10-3 m/det
Pipa Bor
Hitunglah S dan T dari masing-masing Aquifer !!!
EMBED Equation.3
= Sampel
Q
D
Aquifer Tertekan
~
4
3
2
1
Kecepatan partikel makin kecil
t1
t2
t3
Energi aquifer
Pipa (well/sumur)
Pipa piezometrik
Konstan : Ada keseimbangan
Q Vs t -( ~
Antara t0 -( t < t~ disebut Aliran Transient (Aliran Peralihan), biasanya berlangsung dalam jangka waktu 1- 2 hari
Pipa Piezometrik digunakan untuk mengukur tekanan air yang terjadi di bawah permukaan tanah.
t~
~
0
h
ht
r
r
r
r
r . Keliling = Volume
h = Tinggi energi gerak
Berputar
Isohead
Groundwater head (Energi Air Tanah)
Rw
R~
Rw = Jari-jari well (sumur)
Transient (fungsi waktu)
Fungsi THEIS
r1
r2
Sdr1,t1
Sdr2,t1
t1 = 40 menit
o
Q
r1
r2
Pipa Piezometer monitoring
Sumur eksploitasi (4 inch)
Muka air
Pipa Monitoring
2 inch
Kondisi Pengukuran
Deepmeter
?
?
T
W(u)
S
T
1
10
102
103
10-1
10-1
0,1
1
10
100
W(u)
EMBED Equation.3
EMBED Equation.3
W(u)
1
Sd
EMBED Equation.3
Sd
EMBED Equation.3
W(u)
u
100
10
Matching Point (MP)
EMBED Equation.3
Identik II
Sd vs
Identik I
Sd vs t
t
0,1
10-1
10-1
103
102
10
1
Diperoleh W(u)
t
Sd
Dari titik MP bisa dibaca masing-masing kurva :
Kurva Standar
W(u)?? dan ..??
Kurva lapangan
Sd .?? dan t.??
Nilai dari 2 (dua) pasangan variable tersebut, dapat digunakan untuk menghitung S dan T, melalui rumus gabungan.
EMBED Equation.3
Sd, W(u) diperoleh dari Grafik, Q diketahui, maka T =??
U dan t di peroleh dari Grafik, T dan r diketahui,
maka S = ..??
Bentuk Standar
r1 = 95.50 m
r2 = 122 m
r3 = 244 m
Format Pencatat Data
t
(Menit)
r1 = 91,50 m
r2 = 122 m
r3 = 244 m
Sd (m)
Sd (m)
Sd (m)
1
1,50
2,00
4,00
8,00
14,00
24,00
30,00
60,00
80,00
100,00
150,00
210,00
240,00
0,20
-
0,30
0,42
0,53
0,63
0,72
0,76
0,85
0,93
0,96
1,04
1,10
1,12
0,05
-
0,12
0,20
0,30
0,38
0,48
0,52
0,61
0,68
0,72
0,80
0,86
0,88
0,00
-
0,01
0,05
0,11
0,18
0,26
0,29
0,38
0,45
0,49
0,56
0,62
0,64
Sd
t
EMBED Equation.3
W(u)
100
10
1
0,1
10-1
10-1
103
102
10
1
r1
r2
r3
Masing-masing kurva r1, r2, dan r3 disesuaikan dengan kurva dari Grafik yang telah ada (acuan) untuk menentukan Matching Point (MP).
Jika air tanah dangkal diambil debit Q, maka muka air tanah (m.a.t) atau head akan turun maksimum di sumur dan mengecil keluar sumur.
Ho
h
Turun
Logarithmik
R
Qo
EMBED Equation.3
Ho
EMBED Equation.3
Ho
Qo
R
Sw
r
h
Ho
hw
Diketahui :
K=4.10-4 m/det
rw=10 cm = 0,10 m
Q=10 Liter/det = 0,01 m3/det
Ho=30 m
R
50,40 m
B = 700 m
B = 700 m
230 m
230 m
230 m
350 m
350 m
350 m
350 m
EMBED Equation.3
Q = Debit
Pompa
D
Aquifer semi tertekan
a
40 100 m
Lapisan Bebas
Rembesan
d
K
Lapisan
Kedap
Lensa
h = o
h
EMBED Equation.3
d=Tebal lapisan lensa
K=Koefisien permeabilitas lapisan lensa
EMBED Equation.3
Bessel, Gunakan : Ko atau Io
Logaritma
Ko dan Io merupakan fungsi EMBED Equation.3 , dicari dengan menggunakan table.
40 m
20 m
d' = 1,5 m
K' = 10-5 m/det
Sirtu
h
h, o
h = 40 m
Lempung
Lempung kepasiran
Pasir
Sirtu
Aquifer Bebas
K = 10-4 m/det
Aquifer Semi
Tertekan
K = 10-3 m/det
Nilai Ko (x) dari Tabel
Aquifer
Bebas
D > 100 m
Aquifer Tertekan
Confined Layer
(d m)
Aquifer Semi Tertekan
Qo
Head aquifer
tertekan
Re-Charge
Qo
Q2
Q1
n
r2
Re
r
r
D, K
T = K.D
Kedap
EMBED Equation.3
Kedap
Q
Artesis
Bandung dimana BE Mall di Jalan Karipan membuat 2 buah sumur bor dengan kapasitas 5 Liter/Detik dengan kedalaman 220 m.
EMBED Equation.3
r2
r1
2
1
w < 1 m
EMBED Equation.3
Contoh di BE Mall
Air kotor
Q = 0,01 m3/detik
Apakah R < 300 m ??
Syarat :
R < 300 m
30
30
30
30
30
r5
r1
r4
r3
r2
1
2
3
4
5
Cari nilai Q yang mendekati 100
w
Q = 15 Liter/detik
EMBED Equation.3
Pentagon
Q
Q
2
1
w
= ?
1
2
EMBED Equation.3
54o
r
EMBED Equation.3
w = 6,856 m
o = 690 m
w = ?
w = 683,144 m
R >
Aquifer Normal
R >>
Terbatas
Stream Boundary
R >>
Terbatas
Batuan Intrusi (Basalt, Kedap)
Misalnya dari Lahar / Lava
Aquifer
Aquifer
Impermeable Boundary
Gunung
Aquifer Terbatas
Pulau
Samosir
Danau Toba
Danau Toba
Pulau
Samosir
Air tanah
Aquifer
R