125
BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA MELALUI KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS) S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Disusun oleh: Paulina Rahayu Setyaningrum NIM: 031124024 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BELAJAR DARI MAZMUR 13:

MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA

MELALUI KATEKESE MODEL SCP

(SHARED CHRISTIAN PRAXIS)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Disusun oleh:

Paulina Rahayu Setyaningrum

NIM: 031124024

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2007

Page 2: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

ii

S K R I P S I

BELAJAR DARI MAZMUR 13:

MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN

APLIKASINYA MELALUI KATEKESE MODEL SCP

(SHARED CHRISTIAN PRAXIS)

Disusun oleh:

Paulina Rahayu Setyaningrum

NIM: 031124024

Telah disetujui oleh

Pembimbing Drs. FX. Heryatno Wono Wulung., S.J, M.ED. Tanggal 10 September 2007

Page 3: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

iii

S K R I P S I

BELAJAR DARI MAZMUR 13:

MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA

MELALUI KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS)

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Paulina Rahayu Setyaningrum

NIM: 031124024

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal: 28 September 2007

dan dinyatakan memenuhi syarat

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama Tanda tangan

Ketua : Drs. FX. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. .......................

Sekretaris : FX. Dapiyanta, SFK, M.Pd. .......................

Anggota : 1. Drs. FX. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. .......................

2. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. ……………...

3. Dra. J. Sri Murtini, M.Si. .......................

Yogyakarta, 28 September 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan,

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D

Page 4: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang tercinta di hati:

Almarhum kakek Yacobus Dariman, bapak dan ibuku, adik-adikku di Lampung,

sahabat-sahabatku, dan kekasihku.

Page 5: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

v

MOTTO

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan,

jadilah padaku menurut perkataanMu itu.”

(Luk 1:38)

Page 6: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 September 2007

Penulis

Paulina Rahayu Setyaningrum

Page 7: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

vii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah: “Belajar Dari Mazmur 13: Memaknai Penderitaan Orang Benar Dan Aplikasinya Melalui Katekese Model SCP (Shared Christian Praxis)”. Judul ini dipilih dengan berpangkal dari kenyataan bahwa orang Kristiani yang beriman kepada Allah mempunyai ketakutan ketika harus berhadapan dengan penderitaan. Akibat ketakutan ini manusia melalui berbagai cara berusaha untuk menghindar dari penderitaan. Penderitaan yang ada tidak memandang siapapun. Orang kaya, miskin, orang benar maupun orang jahat. Penderitaan tidak hanya menimpa orang jahat namun juga orang benar. Tidak ada pengecualian bagi orang baik. Penulis mengungkapkan bahwa penderitaan berasal dari berbagai hal di antaranya: penderitaan karena diri sendiri, penderitaan karena bencana alam, penderitaan yang disebabkan oleh orang lain, penderitaan karena penyakit dan lain sebagainya.

Iman kristiani merefleksikan penderitaan orang benar ini dengan belajar dari penderitaan pemazmur dalam Mazmur 13 dan juga berdasarkan misteri penderitaan, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus sebagai orang benar yang menderita. Maka, penderitaan bagi orang Kristiani bukanlah suatu kehancuran atau akhir segalanya melainkan awal dari perjuangan hidup yang lebih baik. Dengan mengalami penderitaan, manusia diharapkan dapat semakin kuat, tegar, tabah, sabar dan tahan banting dalam menghadapi hidup. Selain itu, dengan penderitaan manusia diajak untuk semakin rendah hati, menyadari bahwa dirinya adalah makhluk lemah dan senantiasa bergantung pada Tuhan. Dengan penderitaan pula, manusia diajak untuk peka, solider, tersentuh, dan tergerak hatinya melihat penderitaan sesama di sekitar. Untuk itu pengharapan dalam menghadapi penderitaan ini terungkap dalam katekese yang bertemakan penderitaan orang benar jaman sekarang.

Skripsi ini ditulis dalam lima bab. Bab I merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, metode serta sistematika penulisan. Bab II mengupas tentang penderitaan orang benar dalam konteks Kitab Suci yaitu Kitab Mazmur yang secara khusus Mazmur 13. Bab III akan memaparkan penderitaan orang benar jaman sekarang yang dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama akan membahas pengertian penderitaan secara umum. Bagian kedua menguraikan berbagai macam penderitaan manusia jaman sekarang. Bagian ketiga membicarakan tentang penderitaan Yesus sebagai inspirasi untuk memaknai penderitaan. Bagian keempat membahas penderitaan Allah sebagai wujud pengidentifikasianNya dalam diri orang benar yang menderita dan tersingkir. Kemudian bab IV mencoba memberi jawaban tentang penderitaan orang benar melalui katekese dengan model SCP(Shared Christian Praxis) yang terdiri dari tiga bagian yaitu yang pertama; katekese sebagai salah satu model pendampingan iman umat dalam memaknai penderitaan. Kedua; arah dan tujuan katekese dalam memaknai penderitaan orang benar. Ketiga; contoh persiapan katekese dengan model SCP (Shared Christian Praxis) dalam membantu memaknai penderitaan orang benar dengan belajar dari Mazmur 13. Bab V merupakan kesimpulan dan saran.

Page 8: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

viii

ABSTRACT

This thesis is entitled “Learn from Psalm 13: the meaningful of suffering of

the righteous people and its applications through model catechesis SCP (Shared Christian Praxis)”. The title of this thesis was originated chosen from the fact that Christian people who have faith in God has the fear when times accross to face the suffering. Because of this fear, human being in various ways tried to avoid themselves from anxious. The suffering doesn’t only gazed to the rich or the poor, righteous nor wicked people. No exception even for good people. the suffering doesn,t only descend upon the wicked but also to the righteous people. The writter expressed that the suffering comes from different cases such as: suffered because of one self, others, natural calamity, deseases and so on.

The Christian faith had reflected on the suffering of the righteous people by studying from the suffering of Psalmist in Psalm 13 and based on the mystery of suffering, death, and resurrection of Jesus Christ as the righteous person who suffered. So the suffering of Christian people is not a destruction or the end of everything but infact it is the begining of struggle for a better life. Through the experience of suffering, human being are expected to be more strong, patient and firm in facing life its self. Aside from this, in the suffering, human being are invited to be meek, have a contrite heart, and conscious of one self as weacked creature which always depending to God. With this suffering than, human being are asked to be sensitive, tolerance, simpatic and moved to see others suffering in its surounding or society. Therefore, its a reliance in confronting this suffering which revealed in cathecesis theme; the suffering of righteous people at present.

This thesis written down into five chapters. The first chapters is an introduction that ilustrate about the background , problems, the aim of the writter, method and systematic writting. The second chapter analyzed the suffering of the righteous people in the Bible context particularly from Psalm 13. Third chapter relating to the suffering of the righteous people at present which divided into four parts. The first part discussed about the understanding of suffering generally. The explanation of different kinds of sufferings of todays which is taken in the second part. The third part is the discussion of Jesus suffering as inspirations to have profound meaning of suffering and the last part is speaks about God’s suffering as the aim of His identification in the self of righteous people who suffered and eliminated. And chapter four is trying to give respons to the suffering of the righteous people through cathecesis with SCP model which contains of three important parts. First: catechesis is one of the methode used to humanity faith association in total comprehention of suffering. Second: catechesis direction and goal in comprehending the suffering of righteous people. Third: an example of catechesis preparation with SCP model to help to signify suffering of righteous people by learning from Psalm 13. The fifth, last chapter ends with conclusions and suggestions.

Page 9: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah Bapa di sorga atas limpah kasihNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul BELAJAR DARI MAZMUR

13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR DAN APLIKASINYA

MELALUI KATEKESE MODEL SCP (SHARED CHRISTIAN PRAXIS).

Skripsi ini diilhami oleh realita hidup manusia yang tak pernah terlepas dari

problematika kehidupan. Dalam hidup, manusia akan selalu berhadapan dengan

masalah baik yang datang dari dalam diri sendiri maupun yang berasal dari luar

dirinya. Permasalahan yang datang dalam hidup manusia, tidak pernah pandang bulu.

Problematika hidup melanda semua orang baik orang jahat maupun orang benar.

Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13

untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat manusia khususnya orang benar.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk membantu umat beriman khususnya umat

beriman Katolik untuk bisa belajar dari Mazmur 13 dalam menghadapi penderitaan.

Selain itu umat beriman Katolik diajak untuk mencoba mengkaitkannya dengan

penderitaan Allah yang terealisasi dalam penderitaan Yesus di kayu salib. Penulis

menggunakan katekese model SCP untuk membantu orang benar jaman sekarang

dalam proses berkatekese dari skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tersusunnya skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini dengan tulus hati penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

Page 10: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

x

1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung., S.J. M.Ed selaku dosen pembimbing utama

yang dengan keterbukaan hati telah memberikan perhatian, waktu, kesabaran

dalam membimbing penulis dalam proses penulisan skripsi ini sehingga penulis

dapat sungguh-sungguh termotivasi dalam menuangkan ide-ide atau buah-buah

pikiran dari awal sampai akhir proses penulisan skripsi ini.

2. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A selaku dosen wali yang selalu membantu penulis

selama menempuh pendidikan di kampus IPPAK sampai selesainya penyusunan

skripsi ini.

3. Dra. J. Sri Murtini., M.Si., selaku dosen penguji yang dengan sabar mendampingi

penulis dari awal sampai akhir penulisan skripsi.

4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis

selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan

bagian lain yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini.

6. Almarhum kakek Yacobus Dariman, bapak, ibu, dan adik-adik di Lampung yang

dengan cintanya senantiasa memberikan semangat, doa, dan dukungan baik

material, moral dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta

sampai pada penyusunan skripsi ini.

7. Pankrasius Arwiyadi yang pernah dengan cinta, perhatian serta dukungan selalu

mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya angkatan 2003-2004 yang turut berperan

dalam membentuk dan menempa penulis menjadi seorang pribadi yang kuat dan

Page 11: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xi

tidak pernah takut dalam menghadapi masa depan sebagai seorang pekerja di

kebun anggur Tuhan.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan

tulus telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

Sebuah istilah mengatakan, “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, penulis

menyadari adanya banyak ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Maka

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini

bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Yogyakarta, 10 September 2007

Penulis

Paulina Rahayu Setyaningrum

Page 12: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT........................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix

DAFTAR ISI....................................................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Tujuan Penulisan..................................................................................... 9

D. Manfaat Penulisan................................................................................... 9

E. Metode Penulisan.................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10

BAB II. BELAJAR DARI MAZMUR 13 DALAM

MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG BENAR ............................ 13

A. Gambaran Umum Tentang Kitab Mazmur ............................................. 13

1. Pengertian Mazmur ............................................................................. 13

2. Sejarah Kitab Mazmur ........................................................................ 15

3. Jenis-jenis Mazmur ............................................................................. 17

a. Mazmur Orientasi ............................................................................ 17

b. Mazmur Disorientasi........................................................................ 19

c. Mazmur Orientasi Baru.................................................................... 26

Page 13: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xiii

B. Mazmur 13 .............................................................................................. 28

1. Mazmur 13 sebagai Mazmur Disorientasi .......................................... 28

2. Struktur................................................................................................ 30

3. Tafsir ................................................................................................... 31

4. Pokok Pewartaan Mazmur 13 ............................................................. 34

C. Makna Penderitaan Orang Benar ............................................................ 35

1. Penderitaan Bukan Semata-mata Akibat Dosa ................................... 36

2. Semakin Dekat Dengan Allah............................................................. 38

3. Semakin Percaya dan Pasrah pada Kehendak Allah ........................... 38

BAB III. PENDERITAAN ORANG BENAR JAMAN SEKARANG .............. 40

A. Pengertian Penderitaan Secara Umum.................................................... 43

B. Macam-macam Penderitaan Manusia Jaman Sekarang .......................... 45

1. Penderitaan karena Diri Sendiri .......................................................... 45

a. Penderitaan yang terjadi karena kesalahan sendiri........................... 45

b. Penderitaan Dialami karena Pilihan dan Tugas Perutusan Tuhan ... 47

c. Penderitaan demi Orang Lain............................................................ 50

2. Penderitaan yang Disebabkan oleh Orang Lain .................................. 51

3. Penderitaan Karena Bencana............................................................... 52

4. Penderitaan Karena Penyakit .............................................................. 53

C. Penderitaan Yesus sebagai Inspirasi Untuk Memaknai Penderitaan Orang Benar Jaman Sekarang ................................................................. 54

1. Penderitaan Yesus ............................................................................. 54

a. Yesus yang Tersalib sebagai Orang Benar yang Menderita ............ 54

b. Yesus Manusia Sejati yang Mederita............................................... 57

c. Allah yang Menderita....................................................................... 58

d. Kebangkitan Kristus......................................................................... 60

e. Keselamatan Manusia ...................................................................... 62

2. Makna Penderitaan Orang Benar Jaman Sekarang ........................... 63

D. Allah Mengidentifikasikan DiriNya dalam Diri Orang Benar yang Menderita dan Tersingkir ............................................................... 67

Page 14: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xiv

BAB IV. SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI SALAH SATU MODEL KATEKESE UNTUK MENANGGAPI ORANG BENAR DALAM MEMAKNAI PENDERITAAN ............................ 69

A. Katekese Sebagai Salah Satu Bentuk Pendampingan Iman Umat dalam Memaknai Penderitaan................................................................. 71

1. Gambaran Umum Katekese ................................................................ 71

2. Katekese Umat .................................................................................... 74

a. Pengertian Katekese Umat ............................................................... 73

b. Isi Katekese Umat ............................................................................ 75

c. Peranan Katekis Dalam Katekese Umat .......................................... 76

d. Suasana Katekese Umat ................................................................... 77

B. Shared Christian Praxis sebagai Model Berkatekese dalam Menanggapi Penderitaan Orang Benar ................................................... 78

1. Pengertian SCP ................................................................................. 80

a. Shared .............................................................................................. 80

b. Christian........................................................................................... 81

c. Praxis ............................................................................................... 81

2. Tujuan Katekese dengan Model SCP................................................ 82

3. Langkah-langkah Katekese Model SCP ........................................... 83

a. Langkah Nol: Pemusatan Aktivitas..................................................

b. Langkah Pertama: Mengungkap pengalaman hidup peserta............

c. Langkah Kedua: Mendalami pengalaman hidup peserta .................

d. Langkah Ketiga: Menggali pengalaman iman Kristiani ..................

e. Langkah Keempat: Menerapkan iman Kristiani dalam situasi

konkrit peserta..................................................................................

f. Langkah Kelima: Mengusahakan suatu aksi konkrit .......................

BAB V PENUTUP.............................................................................................. 99

A. Kesimpulan ............................................................................................. 99

B. Saran ..................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102

Page 15: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xv

LAMPIRAN........................................................................................................ 103

Lampiran 1: Lagu pembukaan “Tuhan Pengharapanku”.

Lagu penutup “Seperti Yang Kau Ingini”...................................... (1)

Lampiran 2: Teks Mazmur 13............................................................................. (2)

Lampiran 3: Teks cerita pendalaman “Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah..... (3)

Lampiran 4: Potret Pendalaman “Paijem dan Anaknya” .................................... (4)

Page 16: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

xvi

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat

(Dipersembahkan kepada Umat Katolik oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen

Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985,

hal 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada

uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16

Oktober 1979.

SD : Salvifici Doloris, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang arti

Kristiani dari Penderitaan Manusia, 11 Februari 1984

C. Singkatan Lain

AIDS :Acquired Immunodeficiency Syndrome Human Immunodeficiency Virus

Art : Artikel

Ay : Ayat

Dsb : Dan sebagainya

GAM : Gerakan Aceh Merdeka

HAM : Hak Asasi Manusia

IPDN : Institut Pemerintahan Dalam Negeri

KKN : Korupsi Kolusi Nepotisme

Lamp : Lampiran

PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan se- Indonesia

PT : Perseroan Terbatas

SCP : Shared Christian Praxis

Page 17: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dilahirkan, manusia diciptakan memiliki suatu kehidupan yang penuh

dengan berbagai keunikan dan keistimewaan. Peristiwa hidup yang penuh dengan

warna adalah bagian yang terindah dan tak terpisahkan dari hidup manusia.

Kebahagiaan dan penderitaan dalam dunia fana merupakan realita yang biasa terjadi

dalam kehidupan manusia.

Pada umumnya manusia jarang berpikir “mengapa dirinya bahagia?” Namun

yang terbiasa terjadi adalah keluhan-keluhan manusia tentang penderitaan. Mereka

bertanya-tanya, mengapa saya harus mengalami ini? Mengapa saya menderita? Apa

salah dan dosa saya? Hal itu adalah wajar. Penderitaan dalam hidup memang sesuatu

yang manusiawi. Berbagai macam penderitaan memang digulati manusia.

Penderitaan-penderitaan terjadi dari berbagai faktor di antaranya karena

kesalahan diri sendiri, karena orang lain, karena faktor alam seperti bencana, dan ada

juga karena memang kerelaan ingin menderita demi orang lain.Penderitaan yang

disebabkan karena diri sendiri misalnya budaya hidup malas. Orang yang malas

akan mengalami kesulitan dalam menghadapi hari-hari dalam hidupnya. Hal seperti

ini merugikan diri sendiri dan orang lain contohnya, anak SMU yang malas belajar

dan selalu membolos, tidak naik kelas. Akibat tidak naik kelas tentu saja dia akan

sedih dan inilah yang disebut penderitaan karena kesalahan diri sendiri. Contoh

lainnya lagi adalah orang yang malas bekerja. Ia tidak akan mendapatkan nafkah

untuk menghidupi keluarganya. Akhirnya ekonomi keluarga berantakan dan para

Page 18: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

2

anggotanya menderita karena tidak ada yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Penderitaan yang disebabkan orang lain misalnya ketika tidak dihargainya

HAM di bumi ini. Situasi ketidakadilan merebak di mana-mana, seperti yang terjadi

pada bangsa Indonesia. Para wakil rakyat memiliki budaya melakukan korupsi,

kolusi, dan nepotisme yang mengakibatkan kebobrokan dalam berbagai bidang di

Indonesia khususnya perekonomian sangat kacau. Dari tahun ke tahun harga barang-

barang kebutuhan pokok semakin naik dan rakyat kecil sangat menderita. Banyak

rakyat kecil kelaparan.

Mereka menderita berbagai penyakit seperti busung lapar, padahal dahulu

bangsa Indonesia adalah negara agraris dan pernah menyandang gelar sebagai bangsa

swasembada pangan. Namun sekarang, beras harus mengimpor dari luar. Rakyat

kecil menderita karena perbuatan orang lain yang memiliki kekuasaan. Masalah

penderitaan akibat orang lain misalnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan

anak-anak, masalah diskriminasi agama yang terjadi di Indonesia seperti peledakan

gereja Santa Anna Duren Sawit Jakarta Timur pada malam Natal sekitar tahun 2000,

masalah GAM, dan masalah di Poso serta Ambon.

Banyak orang tak bersalah harus menjadi korban. Kemudian penderitaan yang

disebabkan oleh faktor alam seperti yang terjadi di beberapa tahun terakhir ini dan

kejadiannya sangat beruntun, yaitu bencana Tsunami yang melanda Aceh pada

tanggal 26 Desember tahun 2004. Tsunami itu memporak-porandakan semuanya.

Dapat dicatat, korban jiwa yang meninggal pada saat Tsunami adalah sekitar 200.000

jiwa. Menyusul juga bencana-bencana alam lainnya seperti tanah longsor di daerah

Banjarnegara, kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera Selatan, banjir Lumpur

Page 19: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

3

Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur yang sampai sekarang belum dapat diatasi dan

semakin parah. Akibat lumpur itu, banyak penduduk kehilangan tempat tinggal serta

mata pencaharian, kemudian bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan

daerah Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006. Menyusul kemudian pada akhir

bulan Desember 2006, terjadi kecelakaan pesawat Adam Air yang sampai sekarang

tidak diketahui bagaimana riwayatnya, juga tenggelamnya kapal laut KM. Senopati

Nusantara dan semuanya itu juga menelan banyak korban.

Yang menjadi pertanyaan manusia saat ini, mengapa bencana demi bencana

terjadi secara beruntun menghantam Bangsa Indonesia? Tidak ada yang tahu

jawaban itu. Selain penderitaan yang terjadi karena faktor alam, ada juga

penderitaan yang terjadi karena wabah penyakit seperti flu burung dan demam

berdarah yang menyebabkan banyak korban berjatuhan.

Dari semua penderitaan-penderitaan di atas, ada jenis penderitaan yang terjadi

demi orang lain. Penderitaan ini dialami seorang tokoh pada masa ribuan tahun

silam. Tokoh ini adalah Yesus Kristus. Yesus adalah manusia sejati yang menderita.

Dialah Orang benar yang rela menderita bagi karya penebusan dosa manusia. Kini

yang menjadi pertanyaan, apakah itu penderitaan? Mengapa harus selalu hadir dalam

hidup manusia? Apakah karena dosa, Tuhan akhirnya memberikan hukuman? Semua

ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk menggugat keberadaan

penderitaan. Namun bagaimanapun manusia berusaha untuk menyingkirkan

keberadaan penderitaan yang akan menimpa atau sedang menimpa, manusia tetap

tidak bisa menyingkirkannya, mereka tetap tidak bisa menghindari dan tidak bisa

menerima bahwa penderitaan adalah bagian dari hidup manusia. Dalam hal mencari

Page 20: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

4

makna penderitaan ini, penulis mengutip tulisan dari Bapa Suci Yohanes Paulus II

dalam Salvifici Doloris yang mengatakan bahwa “dalam bentuk yang bagaimanapun,

penderitaan agaknya dan memang hampir tak terpisahkan dari eksistensi manusia di

dunia ini.” (SD, art. 3). Dari ungkapan tersebut sudah sangat jelaslah bahwa ada

relasi yang erat dan tak terpisahkan antara penderitaan dan hidup manusia. Selama

manusia masih berada dan menghirup nafas kehidupan di dunia ini, permasalahan

yang mengakibatkan penderitaan akan selalu datang dan dari hal ini pulalah lahir

suatu pendapat bahwa penderitaan adalah hal yang wajar, hal yang sudah biasa.

Dari apa yang dipaparkan di atas, bagaimanakah umat beriman memaknai

penderitaannya? Selama ini sering terdengar bahwa manusia mengeluh, marah,

kecewa karena mengalami kegagalan dan menderita hingga akhirnya bertanya dan

terus bertanya. Mereka sering mengatakan, mungkinkah ini hukuman atas dosa-dosa

yang diperbuat? Manusia sering menggambarkan bahwa Tuhan sebagai hakim yang

akan mengadili umatNya, dan menjatuhkan vonis hukuman. Padahal sungguh

membahagiakan bila manusia itu bisa melihat Tuhan sebagai sosok seorang Bapa

yang welas asih serta maha pengampun dan tidak pernah membenci umatNya.

Sebuah ungkapan mengatakan barang siapa berbuat kejahatan maka ia akan

menuai kejahatan pula dan mereka yang menanamkan kebaikan maka akan menuai

kebaikan juga. Namun apakah selamanya seperti itu? Realita yang terjadi, tidak

sedikit orang yang baik, jujur, setia, dan berbelaskasih yang mengalami penderitaan.

Justru yang hidupnya bahagia dan berkelimpahan adalah orang–orang yang picik,

egois, mementingkan diri sendiri, serta yang tak pernah peduli nasib orang lain.

Mungkinkah Allah membiarkan orang benar menderita? Pada masa Perjanjian Lama,

Page 21: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

5

keluhan, ratapan penderitaan orang-orang benar terealisasi pada syair-syair yang

ditulis dalam Kitab Mazmur. Ada tiga jenis Mazmur yaitu yang pertama, Mazmur

Orientasi atau yang lebih dikenal dengan Mazmur Pujian. Kedua, Mazmur

Disorientasi yang biasa dikenal dengan Mazmur Keluhan. Yang terakhir adalah

Mazmur Orientasi Baru yang dikenal dengan Mazmur yang memiliki nuansa

kejutan/surprise.

Biasanya orang-orang pada masa Perjanjian Lama, bila menghadapi

permasalahan dan penderitaan, mereka akan membahasakannya dalam jenis Mazmur

Disorientasi. Mazmur Disorientasi lebih dikenal sebagai Mazmur keluhan/ratapan.

Mazmur jenis ini merupakan ungkapan pengalaman pergulatan orang benar dalam

menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Mungkin dalam terang iman, setiap orang

bisa mengatakan bahwa dengan berbagai pergulatan hidup mereka akan menemukan

dan peka akan kasih Tuhan. Namun apakah ini masuk akal? Secara nyata setiap

manusia pasti akan menghindar dari penderitaan atau masalah hidup.

Salah satu contoh Mazmur yang yang sangat inspiratif dalam mengungkapkan

sebuah penderitaan orang benar adalah Mazmur 13. Dari Mazmur ini digambarkan

secara singkat situasi orang benar yang menderita. Pemazmur selalu bertanya dan

meratap pada Tuhan, sampai kapan Tuhan akan meninggalkan dan memberikan

cobaan yang berat. Mazmur 13 mengungkapkan bahwa pemazmur marah, sedih,

kecewa dan meratapi nasibnya. Sang pemazmur dalam Mazmur 13 ini senantiasa

menanti-nantikan pertolongan, dan tidak tahan menunggu tanpa kepastian. Selain itu

dalam kekuatiran yang parah, pemazmur dihadapkan kepada musuh, yaitu orang

yang menang dan berhasil menaklukkan dia. Musuh dalam hal ini adalah orang fasik

Page 22: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

6

dalam wujud teman atau orang terdekatnya yang ingin menjatuhkan dengan fitnah,

ketidakadilan, dsb. Pemazmur protes, kecewa, mengeluh, dan marah karena Tuhan

tidak berada di pihaknya. Ia merasa ditinggalkan Tuhan. Akhirnya, sang pemazmur

sampai pada ungkapan terakhir yaitu tentang harapan dan kepercayaan yang tertuang

dalam ayat 6 yang berbunyi: ”Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku

bersorak-sorak karena penyelamatanMu. Aku mau bernyanyi untuk Tuhan, karena Ia

telah berbuat baik kepadaku”.

Kedengarannya memang tidak adil bila orang yang benar menderita dan orang

yang jahat hidupnya bahagia. Namun sesungguhnya di balik penderitaan itu,

tersembunyi maksud dari rencana Tuhan. Dari Mazmur 13 sebenarnya umat beriman

bisa belajar. Belajar memaknai penderitaan dengan percaya pada pengharapan seperti

sang pemazmur. Belajar menggulati, menerima dan akhirnya dapat mengambil

hikmah atau ilham positif dari penderitaan yang sedang menimpanya.

Untuk mendapatkan jawaban atas rencana Tuhan dari derita manusia, memang

cukup sulit dan tidak bisa dimengerti. Dalam hal ini umat beriman dapat belajar dari

Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah Putra Allah yang menderita. Yesus adalah 100%

Orang benar. Ia sama dalam segala hal dengan manusia kecuali dalam hal dosa.

Selama Yesus hidup di dunia, Dialah sosok yang paling menderita demikian hebat.

Dia ditolak, dihina, dikhianati, sampai akhirnya disalibkan kendati tidak bersalah.

Yesus mengalami pergulatan sebagai seorang manusia. Ia minta kepada BapaNya di

sorga untuk membebaskan dari penderitaan yang akan dijalaniNya, namun cinta yang

demikian hebat mengalahkan keinginanNya. Yesuspun bersedia merelakan diriNya

untuk sengsara dan wafat di kayu salib. Suatu hukuman yang sungguh tidak layak

Page 23: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

7

dan dengan cara yang paling hina pada masa itu. Salib adalah tanda kehinaan namun

kini jadi lambang kemenangan. Kemenangan atas maut dan sebagai suatu awal

kehidupan baru yang penuh harapan bagi manusia.

Dari penderitaan Yesus, manusia bisa belajar. Belajar untuk tetap setia dan

senantiasa mengandalkan Tuhan. Secara tidak langsung penderitaan dapat menjadi

kesempatan untuk sesuatu yang lebih baik. Penderitaan yang memimpin manusia di

luar kemampuannya sendiri yang dapat dipakai sebagai kesempatan untuk

mematangkan kepribadian atau memperdalam kehidupan rohani, sehingga si

penderita sungguh-sungguh diperkaya dalam menghadapi hidup. Dalam Kitab Suci,

penderitaan dipandang sebagai suatu sarana pendidikan yang digunakan oleh Tuhan.

Pendidikan itu dapat dipergunakan untuk menuntun si pendosa kembali kepada

kesetiaan, untuk menguji, memurnikan manusia atau untuk mendekatkan manusia

pada Tuhan (Weiden, 1995: 216). Dari ungkapan ini, hikmah yang bisa dipetik dari

sebuah penderitaan adalah manusia belajar semakin rendah hati, dan yang terpenting

manusia semakin mendekatkan diri dan setia pada Tuhan Sang Pemberi Kehidupan.

Tidak hanya manusia yang menderita, Allah juga menderita. PenderitaanNya

terwujud dalam diri PutraNya Yesus Kristus. Dari ungkapan ini dinyatakan bahwa

Yesus tidak pernah mencari penderitaan dengan sengaja atau sebagai tujuan,

sebaliknya karena penderitaan dan kebangkitanNya, kehidupan telah mencapai

kemenangan atas maut, kebaikan atas kejahatan, kebahagiaan atas penderitaan.

Kemenangan akhir Kristus itulah yang memberi arti kepada penderitaan yang telah

Dia alami dan yang manusia alami, sebab manusia diciptakan Allah agar hidup

bahagia bukannya untuk menderita. Inilah wujud kasih Allah untuk manusia yang

Page 24: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

8

terealisasi dalam diri PutraNya Yesus Kristus. Namun pengharapan untuk bebas dari

penderitaan tidak berdasarkan keinginan atau kehendak dan kemauan manusia

sendiri namun tetap berpangkal pada kebaikan Tuhan. Kasih Allah akan melampaui

segala harapan dan dugaan manusia. Seperti yang tertulis pada Surat Rasul Paulus

kepada jemaat di Roma “…Sebab penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat

dibandingkan dengan kemuliaan yang dinyatakan kepada kita” (Rm 8:18).

Sekarang yang menjadi tantangan bagi penulis adalah bagaimana bisa

memaknai dengan sungguh-sungguh penderitaan, terutama penderitaan orang benar

sehingga penulis dapat menemukan suatu sikap iman yang tepat dalam

menghadapi/memaknai penderitaan. Dalam menanggapi tantangan ini, penulis akan

menggali makna dari Mazmur 13 khususnya penderitaan yang dialami oleh orang-

orang benar dan penulis juga akan mengusulkan katekese yang relevan dengan

situasi kaum beriman Katolik jaman sekarang, melalui katekese model SCP (Shared

Christian Praxis). Akhirnya, penulis mengajak semua untuk belajar bersama dan

secara khusus belajar bersama dari Mazmur 13 dalam mencari makna atas

penderitaan orang-orang benar. Untuk itu penulis memberi judul karya tulis ini :

BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG

BENAR DAN APLIKASINYA MELALUI KATEKESE MODEL SCP

(SHARED CHRISTIAN PRAXIS).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan antara lain:

1. Bagaimana penderitaan orang-orang benar dimaknai di dalam Mazmur 13?

Page 25: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

9

2. Bagaimana orang-orang benar di jaman sekarang memaknai penderitaan

mereka?

3. Bagaimana katekese model SCP membantu orang benar memaknai

penderitaan?

C. Tujuan Penulisan

Skripsi ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut:

1. Dapat mengungkapkan proses bahwa penderitaan orang-orang benar dimaknai

dalam Mazmur 13.

2. Memaparkan cara orang-orang benar di jaman sekarang memaknai penderitaan.

3. Memaparkan katekese model SCP membantu orang-orang benar memaknai

penderitaan.

4. Memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Ilmu

Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis sendiri, sebagai seorang calon katekis, dapat menemukan ilham

dan inspirasi dalam memaknai penderitaan orang-orang benar dalam Mazmur

13 sehingga nantinya dapat meningkatkan pelayanan kepada umat Tuhan.

2. Penulis mendapatkan gambaran dan inspirasi, cara orang benar memaknai

penderitaannya.

3. Memberikan gambaran bahwa Katekese melalui Model SCP (Shared Christian

Praxis) dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan yang ada, misalnya

dalam menghadapi pengalaman pahit atau dalam mendampingi umat untuk

menemukan makna penderitaan dalam hidup.

Page 26: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

10

E. Metode Penulisan

Berhubungan dengan masalah yang dipaparkan di atas, dalam penulisan skripsi

ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan menggambarkan

hal-hal yang diperoleh dari hasil pustaka dan menginterpretasikan/menafsirkan

berdasarkan studi tentang Kitab Mazmur khususnya Mazmur 13 dalam memaknai

sebuah penderitaan.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I : berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan,

perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan

sistematika penulisan.

BAB II : mendeskripsikan tentang Mazmur 13 dan makna penderitaan orang

benar yang diuraikan dalam tiga bagian yaitu: pertama; pengertian serta

sejarah penulisan Kitab Mazmur, jenis-jenis Mazmur. Bagian kedua

yaitu; Mazmur 13 yang meliputi: teksnya, Mazmur 13 sebagai Mazmur

Disorientasi, strukturnya, tafsirannya, pokok utama Mazmur 13, pokok

pewartaan Mazmur 13 dan bagian ketiga yaitu; makna penderitaan

orang benar dalam Mazmur 13.

BAB III : membicarakan empat bagian yaitu: pertama, pengertian penderitaan

secara umum. Kedua, macam-macam penderitaan manusia jaman

sekarang. Ketiga, penderitaan Yesus sebagai inspirasi untuk memaknai

penderitaan orang benar jaman sekarang. Keempat, Allah

mengidentifikasikan diriNya dalam diri orang benar yang menderita

dan tersingkir.

Page 27: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

11

BAB IV : memaparkan tiga bagian penting yaitu; yang pertama, katekese sebagai

salah satu bentuk pendampingan iman umat dalam memaknai

penderitaan. Kedua; SCP sebagai model berkatekese dalam

menanggapi penderitaan orang benar. Ketiga; penulis akan membuat

contoh persiapan proses pelaksanaan katekese dengan model SCP.

BAB V : penulis akan menutup penulisan skripsi ini dengan membuat

kesimpulan dan saran.

Page 28: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BAB II

BELAJAR DARI MAZMUR 13 DALAM MEMAKNAI PENDERITAAN

ORANG BENAR

Bab II ini merupakan langkah awal untuk memahami Kitab Mazmur khususnya

Mazmur secara umum dan Mazmur 13. Pada bab I sudah disinggung sedikit tentang

Mazmur. Selanjutnya, bab II ini akan memaparkan sejarah terbentuknya Kitab

Mazmur dan Mazmur 13 dalam rangka memaknai penderitaan orang-orang benar Isi

pokok dalam bab II ini yaitu pengertian Mazmur dan terbentuknya Kitab Mazmur,

lalu akan disinggung pula tentang jenis-jenis Mazmur. Setelah itu, akan dipaparkan

secara khusus Mazmur 13. Penulis berharap mampu menarik suatu kesimpulan

tentang belajar dari Mazmur 13 dalam memaknai penderitaan serta pokok pewartaan

yang disampaikan Mazmur 13 dalam memaknai penderitaan orang benar.

Penulisan pada bab II ini terdiri dari tiga bagian pokok yaitu gambaran Kitab

Mazmur pada umumnya, Mazmur 13, dan yang terakhir adalah makna penderitaan

orang benar dalam Mazmur 13. Dalam pembahasan mengenai gambaran Kitab

Mazmur, terdiri dari tiga bagian kecil yaitu: pengertian Mazmur, sejarah

terbentuknya Mazmur, dan jenis Mazmur. Kemudian pada pembahasan mengenai

Mazmur 13 akan dibahas secara lebih khusus tentang Mazmur 13 sebagai Mazmur

Disorientasi, strukturnya, tafsirannnya, inti utama dari Mazmur 13, pokok pewartaan

dalam Mazmur 13. Selanjutnya pada pembahasan mengenai makna penderitaan

orang benar dalam Mazmur 13 ini akan dibahas tiga hal yaitu penderitaan bukan

akibat dosa, penderitaan membuat manusia semakin percaya dan penderitaan

membuat manusia pasrah pada kehendak Allah.

Page 29: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

13

A. Gambaran Umum Tentang Kitab Mazmur

Umat Kristiani selama ini mungkin tidak terlalu tahu bagaimana Mazmur bisa

ada dalam upacara keagamaan di Gereja. Kitab Mazmur dalam tradisi Kristen

diterjemahkan sebagai, “nyanyian pujian”. Sekarang ini umat Kristiani mengenal

Mazmur sebagai bagian dari liturgi Gereja. Mereka bisa saja tidak mengerti

bagaimana awal kemunculan Mazmur dalam Gereja. Mereka mengenal Mazmur

hanya sebatas rutinitas ritual Gereja. Maka untuk mengenal, mengerti dan memahami

Kitab Mazmur harus diketahui sejarah munculnya Mazmur dalam Gereja.

1. Pengertian Mazmur

Bagi jemaat Yahudi yang berbahasa Ibrani atau Aram pada masa Perjanjian

Lama menyebut Kitab Mazmur sebagai sefer tebillim, artinya kitab puji-pujian atau

singkatnya tebillim (Barth & Pareira, 1999: 21). Dalam bahasa Arab, sering dikenal

dengan nama tahlil yang sudah sering terdengar dan tidak asing lagi di telinga bangsa

Indonesia. Tahlil itu sendiri merupakan suatu puji-pujian, syukur, keluhan dan

permohonan kepada Tuhan.

Gereja para rasul menggunakan Kitab Suci berbahasa Ibrani yakni Septuaginta.

Tradisi Yahudi menggolongkan Mazmur dalam kelompok ketubim yang artinya

kitab-kitab lain. Mazmur secara istimewa sering disebut dalam Lukas 24:44 karena

memang termasuk yang paling banyak digunakan dalam gereja dan oleh para rasul

digunakan untuk menerangkan misteri Kristus. Seperti yang diungkapkan tentang

misteri Kristus dalam Injil Lukas 24 ayat 44, “Inilah perkataanKu, yang telah

Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni ada

tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab Nabi-nabi dan kitab

Mazmur”. Dari ungkapan ayat tersebut sangat jelaslah bahwa Mazmur disebut-sebut

Page 30: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

14

sebagai ungkapan misteri keselamatan Tuhan kepada umat manusia. Selain itu dalam

Septuaginta, Kitab Mazmur ini disebut Psalmoi yang artinya nyanyian-nyanyian

yang biasanya diiringi musik. Pada waktu itu alat musik yang digunakan untuk

mengiringi adalah kecapi. Dalam bahasa Indonesia, Mazmur berasal dari bahasa

Arab yang artinya sama dengan terjemahan dari Psalmos (Bahasa Ibrani) yaitu

Mizmor. Mazmur ini dipakai dalam Septuaginta lalu diambil alih oleh Perjanjian

Baru (Luk 20:42; 24:44; Kis 1:20; 13:33 dsb) dan sejak saat itu kata Mazmur

menjadi nama yang lazim dipakai oleh orang Kristen. Dalam tradisi Kristen, Mazmur

digolongkan dalam kelompok Kitab-kitab Kebijaksanaan dan nyanyian (Barth &

Pareira, 1999: 20).

Untuk memahami pengertian Mazmur secara lebih jelas, penulis mencoba

memaparkan pemikiran dari Barth & Pareira dan Martin Harun. Menurut Barth &

Pareira (1999: 14), Mazmur merupakan doa umat yang telah mengalami kasih setia

Tuhan. Mazmur bukan sebuah doa yang diungkapkan oleh para imam atau raja dan

tua-tua yang mengepalai suatu bangsa, suku, keluarga saja namun Mazmur adalah

sebuah doa yang diungkapkan baik secara personal maupun komunal. Menurut

Harun (1998: 11), Mazmur merupakan jawaban manusia atas sabda atau tindakan

Allah. Mazmur adalah suatu bentuk doa yang dinyanyikan. Mazmur adalah suatu

reaksi spontan atas tindakan Allah yang terjadi pada manusia.

Dari apa yang dipaparkan di atas, penulis mencoba menarik suatu kesimpulan

bahwa Mazmur lahir dari suatu pengalaman iman umat baik secara pribadi maupun

kelompok. Pengalaman iman bisa berisi ungkapan syukur terutama karena pemazmur

merasakan kasih setia dan kebaikan Tuhan, namun pengalaman iman itu juga bisa

berasal dari penderitaan berupa ratapan kepada Tuhan. Mazmur lahir dari

Page 31: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

15

pengalaman iman jemaat akan relasinya dengan Tuhan dalam kehidupan setiap hari.

Mazmur merupakan sarana berdialog antara umat Israsel pada masa itu dengan

Tuhan dalam bentuk ungkapan syukur, keluhan/ratapan serta permohonan berdasar

pergulatan hidup sehari-hari sebagian umat beriman. Oleh sebab itu, Mazmur bisa

disebut juga ungkapan hati terdalam umat beriman untuk disampaikan kepada Tuhan.

2. Sejarah Kitab Mazmur

Sejak dahulu bangsa Israel adalah suatu bangsa yang gemar melakukan ritual

keagamaan (doa) dengan nyanyian. Mereka memvisualisasikan doa itu dengan

nyanyian puji-pujian dan permohonan kepada Tuhan. Doa permohonan serta puji-

pujian yang dinyanyikan itu berdasar atas pengalaman-pengalaman hidup yang

terjadi setiap hari. Mazmur-mazmur tidak diciptakan sebagaimana sastra modern

diciptakan, melainkan tahap demi tahap berkembang dari kepentingan ibadat umat

Israel. Mazmur lahir dari pengalaman iman pemazmur dengan Tuhannya.

Pengalaman hidup berupa kekaguman akan totalitas karya Tuhan seperti

keindahan alam, kelimpahan rejeki dan hal-hal baik lainnya juga menimbulkan reaksi

spontan berupa pujian akan karya agung Tuhan. Dalam pengalaman hidup yang berat

seperti musim paceklik, kalah dalam peperangan, ditekan oleh musuh, dilanda wabah

penyakit serta musibah lainnya menimbulkan reaksi spontan berupa keluhan kepada

Tuhan sang pencipta.

Selanjutnya, pengalaman hidup pemazmur akan suatu pembebasan dari

berbagai masalah yang melanda menimbulkan reaksi berupa ungkapan syukur karena

rahmat Tuhan yang telah menyelamatkannya. Peristiwa-peristiwa yang melahirkan

Mazmur-mazmur itu sendiri tidak terjadi dalam ibadat, melainkan dalam kehidupan

seseorang atau kehidupan bangsa. Peristiwa itu bisa terjadi di mana saja, bisa di

Page 32: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

16

kebun, ladang, medan perang, padang belantara, rumah, perjalanan, lapangan, pintu

gerbang kota, bahkan di dalam penjara. Menurut Weiden (1991: 48), bangsa Israel

menyusun Mazmur sebagai reaksi atas aksi Allah dan proses penyusunannya

memerlukan waktu yang sangat lama. Dari ribuan lagu yang telah disusun oleh

penyair-penyair Israel, sampai kini tersimpan sekitar 250 lagu, 150nya ada dalam

kitab Mazmur, sejumlah kidung dalam kitab lain dari Perjanjian Lama dan Perjanjian

Baru. Informasi tentang pengarang/penyairnya serta kapan penyusunan masing-

masing Mazmur kurang begitu jelas.

Sebagian besar Mazmur yang tersimpan sampai kini disusun demi kepentingan

liturgi khususnya untuk perayaan besar. Ketidakjelasan informasi tentang siapa

penyair dan waktu penyusunan Mazmur membuat asal-usul Mazmur ketika

ditemukan hanya dikumpulkan berdasarkan tempat darimana Mazmur itu berasal.

Mengenai penyair dan waktu pembuatan sulit diidentifikasi dengan jelas. Mazmur

yang berhasil dikumpulkan, dijadikan koleksi dan sampai sekarang Kitab Mazmur

berupa kumpulan dari beberapa koleksi yang lebih kecil. Mazmur yang dikenal di

seluruh dunia, ada 150 buah dan ini terdapat dalam Kitab Mazmur. Satu hal yang

merupakan keunikan Mazmur dibandingkan sastra modern yaitu Mazmur tidak

ditulis dulu baru dinyanyikan namun sebaliknya didoakan atau dinyanyikan baru

kemudian ditulis dan dikumpulkan.

3. Jenis-jenis Mazmur

Untuk membicarakan jenis-jenis Mazmur, penulis menggunakan pemikiran

Walter Brueggemann yang disadur oleh Heryatno (2002: 10-52). Penulis sengaja

memakai alur pemikiran Walter Brueggemann untuk melihat jenis-jenis Mazmur

dikarenakan bahwa jumlah seluruh Mazmur yang tercantum dapat dilihat dengan

Page 33: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

17

jelas pembagiannya dalam Kitab Mazmur, selain itu akan lebih mudah dimengerti

karena berdasarkan pengalaman pemazmur setiap harinya. Menurut skema Walter

Brueggemann (1984: 10-52) yang disadur oleh Heryatno (2002: 10-51) jenis-jenis

Mazmur digolongkan dalam tiga jenis:

a. Mazmur Orientasi

Mazmur Orientasi, menempatkan Tuhan sebagai yang utama. Mazmur ini

berisi pengalaman iman pemazmur karena ia mendapatkan kelimpahan berkat Tuhan.

Semua itu mendorong pemazmur untuk selalu memuji dan menyembah Tuhan

karena kebaikan dan kemurahan hatiNya atas umat manusia. Kebaikan-kebaikan

Tuhan ini dibuktikan melalui berkatNya yang berlimpah kepada pemazmur.

Pemazmur bisa merasakan suatu kehidupan yang harmonis, bahagia, tenteram, damai

karena penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Pemazmur meyakini bahwa Tuhan dapat

diandalkan karena selalu setia. Ungkapan Tuhan yang setia ini dipercayai karena

Tuhan selalu berada di pihak pemazmur.

Para ahli Kitab Suci membedakan Mazmur Orientasi menjadi dua bagian yaitu

Mazmur-mazmur Pujian dan Mazmur-mazmur Syukur. Mazmur Orientasi disebut

Mazmur Pujian semata-mata dengan maksud untuk memuliakan serta mengagumi

kebesaran karya dan tindakan Tuhan. Mazmur Pujian ini bersifat deskriptif. Isi pujian

itu di antaranya: memuji Tuhan yang maha besar, Tuhan pencipta dan Tuhan sejarah,

Tuhan maha baik karena Dialah yang melindungi dan menyelamatkan serta

menyelenggarakan suatu kehidupan yang baik adanya.

Sedangkan untuk Mazmur-mazmur Syukur disebut pula sebagai Mazmur

Pujian Deklaratif karena tindakan Tuhan kepada pemazmur yang telah

menyelamatkan dan membebaskan pemazmur dari malapetaka dan penderitaan.

Page 34: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

18

Ungkapan syukur biasanya dilakukan sebagai tanggapan spontan atas pertolongan

Tuhan. Hal yang sangat membedakan antara Mazmur Pujian dan Mazmur Syukur

adalah motif dan obyeknya. Mazmur Pujian lebih ditujukan untuk menghormati

Allah dalam wujud pengakuan iman, sedangkan Mazmur Syukur merupakan reaksi

spontan pemazmur atas tindakan Tuhan yang berkenan menolong dan membebaskan

dari penderitaan (Heryatno, 2002: 11-12).

Kesimpulan dari apa yang dipaparkan di atas yaitu motif Mazmur Pujian lebih

pada ungkapan kekaguman akan karya Tuhan yang maha agung. Kekaguman itu bisa

karena keindahan alam maupun berkat Tuhan yang melimpah. Objek dari Mazmur

Pujian ini lebih kepada totalitas tindakan Tuhan kepada pemazmur yang layak untuk

dipuji. Sedangkan motif Mazmur Syukur lebih kepada ungkapan syukur dan terima

kasih karena pemazmur sudah dibebaskan dari pengalaman disorientasi yang

membuat dirinya merasa kehilangan pegangan dalam hidup. Objek dari Mazmur ini

merupakan wujud tindakan nyata yang diberikan Tuhan untuk menyelamatkan

pemazmur dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan. Ungkapan

syukur pemazmur merupakan reaksi spontan atas tindakan Tuhan yang berkenan

menolong dan membebaskan dari penderitaan. Contoh-contoh Mazmur Pujian dalam

Kitab Mazmur di antaranya adalah Mazmur 8, 103, 104, 111, 113.

Tiga hal yang menjadi ciri dasariah susunan Mazmur Pujian adalah yang

pertama; undangan atau ajakan untuk memuji Tuhan sebagai pembukaan. Undangan

ini ditujukan pada setiap orang dan semua bangsa tanpa terkecuali (Mzm 66:1;

100:1; 117:1), kepada diri sendiri (Mzm 103:1; 104:1; 146:1), kepada Yerusalem

(Mzm 147:12), kepada penghuni surgawi (Mzm 29:10) dan kepada semesta alam

yang bernafas (Mzm 148; 150:6). Semuanya diundang untuk memuji kebaikan

Page 35: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

19

Tuhan. Kedua; motif pujian adalah unsur pokok yang merupakan inti dari puji-

pujian. Inti dari puji-pujian berasal dari berbagai pertanyaan tentang gambaran dan

alasan mengapa Allah dipuji. Maka pemazmur sering menggunakan kata sambung

“sebab” atau “karena“ (Barth & Pareira, 1999: 53). Yang ketiga; penutup yang

berupa undangan kembali untuk memuji Tuhan (Mzm 104:31-32; 145:21). Untuk

menyampaikan penutup, terdiri dari beberapa hal yaitu: rumus persembahan (Mzm

19:15; 104:34), rumus berkat (Mzm 29:11), pernyataan kepercayaan dan

permohonan (Mzm 33:20-21).

b. Mazmur Disorientasi

Mazmur Disorientasi juga dikenal dengan Mazmur permohonan/ratapan, ada

juga yang menyebutnya Mazmur keluhan. Latar belakang munculnya Mazmur

Disorientasi harus dicari dalam situasi sukar dan menyedihkan yang dialami

pemazmur. Saat itu pemazmur berada dalam bahaya maut dan tidak ada seorangpun

yang mampu menyelamatkannya. Situasi tidak menyenangkan bisa disebabkan oleh

penyakit keras, tuduhan palsu, dosa besar (Weiden, 1991: 82).

Situasi yang dialami sang pemazmur adalah situasi yang menyedihkan.

Pemazmur mengalami ketakutan yang luar biasa sebab merasa ditinggalkan Tuhan.

Pemazmur merasa Tuhan memalingkan wajahNya. Pemazmur berteriak minta tolong

dengan harapan Tuhan mau mendengarkan keluhannya dan mau membebaskannya

dari situasi sulit itu. Pemazmur memiliki keyakinan bahwa tidak ada sesuatupun

yang dapat memisahkan dirinya dari cinta Tuhan. Pemazmur juga percaya bahwa

dalam keadaan sesulit apapun, Tuhan akan selalu menjaga dan melimpahkan kasih

setiaNya untuk membebaskan pemazmur dari penderitaan. Dengan kata lain,

penderitaan akan membuat pemazmur semakin peka dan setia terhadap sapaan Tuhan

Page 36: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

20

serta peka akan penderitan sesama di sekitarnya. Pemazmur tetap beriman meskipun

berada dalam berbagai situasi hidup yang tidak menyenangkan. Berani mengakui

bahwa dari situasi yang tidak menyenangkan akan lahir suatu keyakinan bahwa di

masa mendatang keadaan hidup akan lebih baik lagi. Dalam penderitaan, pemazmur

belajar memiliki kerelaan untuk berani menggulati realitas hidup yang negatif.

Mazmur Disorientasi membantu manusia supaya memiliki sikap hidup yang realistis,

penuh iman dan pengharapan.

Mazmur Disorientasi berbicara tentang pergulatan hidup yang sungguh-

sungguh nyata dialami, bagaimana harus bertahan dan berjuang serta berharap penuh

akan kasih setia Tuhan. Fokus utama dari Mazmur disorientasi adalah bahwa

penderitaan merupakan sarana yang tepat untuk mencapai kesejatian hidup. Dengan

iman, manusia dipermudah untuk menemukan makna dari penderitaan hidup yang

digulatinya.

Mazmur Disorientasi mendorong pemazmur untuk menghadapi realitas hidup

dengan kacamata positif, membantu mereka untuk menyadari dan mengenali

kehadiran Tuhan di tempat yang sering tidak diharapkan, dan sekaligus membantu

mereka untuk menghayati iman dalam kondisi yang tidak menyenangkan (Heryatno,

2002: 28). Brueggemann seperti yang dikutip oleh Heryatno (2002: 29-31) membagi

isi Mazmur Disorientasi menjadi dua bagian yaitu Permohonan dan Pujian. Uraian

tentang Permohonan dan Pujian adalah sebagai berikut:

1) Permohonan

a). Alamatnya adalah Tuhan

Permohonan yang bersifat sangat personal, diungkapkan oleh pemazmur

karena ia mempunyai hubungan dekat dengan Tuhan. Tuhan adalah alamat segala

Page 37: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

21

keluhan, karena Tuhanlah yang akan menolong dengan kasih setiaNya untuk

membebaskan pemazmur dari penderitaan.

b). Keluhan

Merupakan suatu bentuk ungkapan hati pemazmur kepada Tuhan berupa protes

maupun ratapan akan kepahitan hidup yang teramat berat setiap hari. Keluhan ini

merupakan wujud kedekatan personal antara pemazmur dengan Tuhan. Dalam situasi

hidup yang teramat berat itu pemazmur tidak mau berlari meninggalkan Tuhan.

Keluhan yang berat dimaksudkan untuk membangkitkan dan menggerakkan

hati Tuhan agar segera bertindak menyelamatkan pemazmur. Dengan keluhan,

pemazmur menuntut Tuhan ikut bertanggung jawab akan penderitaannnya dan

berharap ia akan menolong membebaskan dari penderitaan. Pemazmur menyatakan

bahwa penderitaan bukan hanya problemnya sendiri tetapi Tuhan ikut bertanggung

jawab.

c). Motivasi

Merupakan ungkapan keadilan bagi umat yang menderita dan ungkapan

kedekatan antara Tuhan dengan umatNya. Dalam hal ini, pemazmur menuntut

keadilan Tuhan atas derita yang dialaminya. Pemazmur protes atas apa yang terjadi

dalam hidupnya. Inilah yang dimaksud kedekatan antara pemazmur dan Tuhan. Di

antara motivasi itu misalnya; Pemazmur tidak bersalah, maka ia berhak mendapat

pertolongan.

Pemazmur bersalah tetapi ia sudah bertobat, kemudian mohon pengampunan

dan restorasi/rehabilitasi. Pemazmur mengingatkan kembali kebaikan dan belaskasih

Tuhan.

Page 38: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

22

d). Kutukan

Pemazmur menginginkan Tuhan menunjukkan keadilanNya yaitu membalas

musuh yang membuatnya menderita dengan hukuman. Ungkapan yang keras ini

dipahami oleh pemazmur sebagai bentuk komunikasi yang otentik antara Tuhan

dengan manusia, yang bertanggung jawab membalas kejahatan bukan lagi manusia

tetapi Tuhan sendiri.

2) Pujian

Pujian dilambungkan karena terjadi suatu perubahan dari situasi disorientasi

menuju situasi yang lebih baik. Pemazmur mendapatkan perubahan sebab telah

berhasil menggulati penderitaan yang dialaminya. Perubahan tersebut terwujud di

dalam tindakan nyata. Wujud dari perubahan itu membuat nada pembicaraan menjadi

sangat lain; gembira dan penuh syukur. Dari pujian ini Brueggemann mengemukakan

tiga unsur:

a). Jaminan keluhan telah didengarkan

Dalam ratapan/keluhan, Tuhan/Yahwe kerapkali disalahkan. Manusia protes

menanyakan keadilah Tuhan. Mereka merasa bahwa Tuhan menjauh, tidak berkenan

hadir, dan tidak bersedia menolong. Namun situasi berubah karena Tuhan sungguh

telah mendengar mereka dan jaminan untuk itu juga dirasa cukup.

b). Pelunasan hutang

Pelunasan hutang ini adalah suatu janji dari pemazmur. Pemazmur berjanji

hendak memuji Tuhan dan menghaturkan persembahan kepadaNya karena Tuhan

penuh kasih dan sudah membebaskan dirinya dari derita. Memuji memiliki unsur

penting dan bersifat mendesak serta merupakan ungkapan kesetiaan bagi orang yang

telah mengalami diselamatkan Tuhan.

Page 39: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

23

c). Doksologi atau pujian

Doksologi berarti pujian. Pemazmur memuji Tuhan yang penuh kasih, setia,

murah hati, dan telah menolong pemazmur keluar dari penderitaannya. Inilah

perubahan itu. Pengalaman akan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan umatNya.

Tuduhan bahwa Tuhan tidak perhatian merupakan kesalahpahaman.

c. Mazmur Orientasi Baru

Mazmur Orientasi Baru merupakan Mazmur yang disampaikan oleh pemazmur

tentang suatu pengalaman keterkejutan (surprise) yang membahagiakan (Heryatno,

2002: 45). Surprise yang membahagiakan ini berasal dari buah-buah pengalaman

disorientasi, di mana pemazmur yang tadinya mengeluh akan penderitaan yang

begitu berat serta memiliki perasaan bahwa Tuhan tak peduli, menutup mata dan

telingaNya kini telah berakhir. Pemazmur merasa dilahirkan secara baru karena telah

berhasil keluar dari penderitaan. Pemazmur bahagia karena ternyata Tuhan sungguh-

sungguh peduli dengan umatNya dan akhirnya ia berhasil menggulati penderitaan

hidup serta mampu menerima sehingga semakin peka pada sapaan Tuhan.

Merekapun dapat memiliki sikap iman yang tepat dalam memaknai penderitaan:

menjadi semakin rendah hati bahwa dirinya hanyalah makhluk lemah yang selalu

membutuhkan pertolongan Tuhan. Mereka juga menjadi semakin kuat, tegar, tabah

serta tahan banting dalam menghadapi penderitaan sehingga mereka juga dapat

membuka mata dan hati untuk semakin peka, solider, tersentuh serta peduli akan

penderitaan sesama di sekitar yang mungkin lebih menderita.

Mazmur Orientasi Baru lahir dari pergulatan dengan penderitaan, dari

ketahanan, ketekunan dan ketegaran untuk tidak menyerah pada kematian serta

kehancuran. Orientasi Baru adalah buah konkret dan makna nyata dari orang yang

Page 40: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

24

bersedia bergelut dan berjuang tanpa bersedia mundur dari realitas hidup yang pahit.

Perlu disadari bahwa hidup baru tersebut bukan semata-mata hanya usaha manusia

semata tetapi lebih-lebih merupakan campur tangan Tuhan di dalamnya. Ditegaskan

oleh pemazmur bahwa Orientasi Baru merupakan anugerah istimewa dari Tuhan

yang sungguh ditanggapi manusia dengan penuh rasa syukur. Inilah daya kekuatan

Tuhan yang menjadi sumber pengharapan dan sekaligus motivasi yang memberikan

kekuatan kepada manusia agar tetap bertahan di dalam kesulitan penderitaan hidup

(Heryatno, 2002: 45).

Wujud dari Mazmur Orientasi Baru ini adalah ungkapan syukur. Ungkapan

syukur ini dibagi menjadi tiga bagian penting, yang pertama; adalah pembukaan

berupa pernyataan tentang alasan pemazmur bersyukur dan memuji Tuhan atas hal-

hal indah pada diri manusia (Mzm 30:2; 66:13-15; 138:1-2a), pernyataan tentang

sikap batinnya (Mzm 116:1a), pernyataan tentang indahnya bersyukur pada Tuhan

(Mzm 92:2-4). Yang kedua adalah bagian inti; pada umumnya dibuka dengan kata,

”sebab“ yang menunjukkan motif ungkapan syukur tersebut (Mzm 30:2; 92:5; 116:2;

138:2). Di dalam motif ucapan syukur tersebut pemazmur mengakui perbuatan-

perbuatan yang dikerjakan Tuhan bagi diriNya (Mzm 30:2-4; 66:19; 92:5-16; 116:1-

2,89; 138:2-6).

Unsur lain yang kerapkali ditemukan dalam bagian inti ini adalah cerita tentang

penderitaan dan permohonannya di dalam penderitaan tersebut dan bagaimana Tuhan

telah mendengarkannya (Mzm 30:7-11; 32:3-5; 40:2-4; 66:16-19; 116:3-6,10-11).

Bagian ketiga adalah penutup; dapat berupa madah pujian kepada Tuhan. Bisa dilihat

dalam Mzm 30:12-13; 32:11; 66:20; 138:8 (Barth & Pareira, 1999: 65-66). Bila

dilihat dari sudut temanya maka ungkapan syukur dapat dibedakan atas beberapa hal:

Page 41: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

25

pertama, ungkapan syukur dari pemazmur karena telah dibebaskan dari bahaya maut,

karena penyakit (Mzm 30; 40:2-12; 116), pemazmur bersyukur sebab sudah

diampuni dosanya (Mzm 32), ungkapan syukur pemazmur karena telah dibebaskan

dari fitnahan (Mzm 66: 13-20), ungkapan syukur pemazmur karena telah dibebaskan

dari penindasan (Mzm 92). Jadi tema ungkapan syukur pemazmur adalah ungkapan

syukur atas kebaikan serta kasih setia Tuhan dan ketergantungan manusia

kepadaNya. Ada dua perbedaan antara bersyukur dan memuji. Bersyukur merupakan

pengakuan seseorang atas kebaikan dan kasih setia Tuhan yang membebaskan,

mendengarkan, dan menyelamatkan dari penderitaan. Memuji lebih merupakan

pengagungan atas kemuliaan dan kedahsyatan Tuhan dalam karya-karyaNya seperti

dinyatakan dalam alam terutama dalam sejarah keselamatan (Barth & Pareira, 1999:

65-67).

Mazmur Orientasi Baru merupakan Mazmur dengan nuansa syukur karena

Tuhan telah membebaskan pemazmur dari pengalaman disorientasi. Dengan

bersyukur, pemazmur dapat memuji tindakan Tuhan yang telah menyelamatkan.

Mazmur Orientasi Baru lahir dari pengalaman disorientasi. Dari keterpurukan,

pemazmur mampu bangkit kembali menata hidup yang baru. Ungkapan syukur ini

selalu diarahkan pada Tuhan yang telah berkenan bertindak membebaskan dan

menyelamatkan pemazmur dari penderitaan hidup. Mazmur Orientasi Baru ini

dipahami sebagai pernyataan bahwa penderitaan sudah dapat diatasi. Penderitaan

telah berakhir. Pujian dan syukur diungkapkan sebagai wujud perayaan akan

kemenangan dalam mengatasi penderitaan.

Perkembangan lain dari pujian dan syukur yang singkat adalah kidung-kidung

kemenangan yang merayakan bahwa semua penderitaan sudah dikalahkan

Page 42: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

26

Tuhan/Yahwe. Dalam hal ini dituliskan bagaimana Tuhan datang untuk menolong

umatNya keluar dari penderitaan sambil menggoncangkan langit dan bumi

(Barth & Pareira, 1999: 46-47). Nyanyian-nyanyian ungkapan syukur termasuk

kelompok Mazmur Orientasi Baru yang paling jelas. Di dalamnya dinyatakan bahwa

penderitaan pemazmur telah diatasi, kini mereka tidak lagi mengeluh dan meratap

tetapi sebaliknya mereka memuji tindakan penyelamatan Tuhan. Akibat tindakan

luar biasa yang dilakukan Tuhan, relasi manusia dengan Tuhannya semakin dalam

dan harmonis. Iman kepada Tuhan sang pembebas menjadi semakin nyata terutama

dalam menghadapi pergulatan hidup (Heryatno, 2002: 48).

Pendapat lain lagi yaitu menurut Harun (1998: 22-25), ciri khas dari Kitab

Mazmur adalah berisi tentang permohonan dan pujian, dengan kata lain Kitab

Mazmur yang diungkapkan Harun ada dua jenis yaitu Mazmur Permohonan dan

Mazmur Pujian. Lahirnya kedua jenis Mazmur ini tidak terlepas dari perasaan suka

dan duka. Apa yang dirasakan pemazmur langsung dihubungkan dengan Allah

karena semua itu bisa berasal dariNya atau ditujukan kepadaNya. Kemudian Mazmur

Pujian dan Mazmur Permohonan ini dibagi lagi menjadi dua yaitu Mazmur Pujian

dan Permohonan Perseorangan (personal) dan Mazmur Pujian dan Permohonan umat

(komunal), dan Mazmur-mazmur itu disajikan sebagai berikut:

1) Mazmur Puji Syukur Umat : Mazmur 124

2) Mazmur Puji Syujur Perseorangan : Mazmur 30

3) Mazmur Puji Syukur Permohonan Umat : Mazmur 80

4) Mazmur Puji Syukur Permohonan Perorangan : Mazmur 13

5) Mazmur Pujian : Mazmur 113

Page 43: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

27

Kemudian perlu ada pembedaan antara Mazmur Pujian dan Pujian Syukur.

Mazmur Pujian bukan merupakan jawaban atas tindakan Allah yang baru saja

dialami, melainkan karena seluruh eksistensi dan keaktivanNya. Ungkapan Allah

yang maha baik, maha cinta, Allah yang selalu melindungi, Allah yang senantiasa

menolong serta menyelamatkan.

Sedangkan Mazmur Puji Syukur merupakan jawaban terhadap suatu tindakan

Allah yang khusus, yang baru saja dialami lalu diceritakan. Pujian itu merupakan

ungkapan kelegaan dan kegembiraan karena Allah menolong pemazmur keluar dari

berbagai ancaman seperti penyakit, musuh, kesesatan, dan sebagainya.

B. Mazmur 13

Teks Mazmur 13 1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud 2. Berapa lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku terus menerus?

Berapa lama lagi, Kau sembunyikan wajahMu terhadap aku? 3. Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati

sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?

4. Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya Tuhan Allahku! 5. Buatlah mataku bercahaya, supaya janganlah aku tertidur dan mati.

supaya musuhku jangan berkata: “Aku telah mengalahkan dia,” dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.

6. Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanmu. Aku mau bernyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

1. Mazmur 13 sebagai Mazmur Disorientasi

Mazmur 13 merupakan salah satu jenis Mazmur Disorientasi. Hal ini

disebabkan karena syair-syair dan kata-kata dari Mazmur tersebut berupa

ratapan/keluhan sang pemazmur sendiri akan pertolongan Tuhan. Mazmur ini sangat

singkat dan sederhana. Mazmur ini dengan bagus memperlihatkan corak dan dasar

jenis ini. Ratapan dan keluhan dalam bait pertama disusul dengan doa permohonan

Page 44: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

28

dalam bait kedua, sedangkan bait terakhir membawa perubahan yang mendadak:

sebuah pernyataan kepercayaan dan janji puji-pujian yang tampak bertegangan

dengan doa keluhan sebelumnya (Harun, 1998: 50). Mazmur 13 merupakan Mazmur

Keluhan yang didengungkan pemazmur yang menderita akibat penyerangan musuh-

musuh. Pemazmur sangat menderita karena penindasan musuh yang tak kunjung

usai. Pemazmur berteriak dan bertanya dengan sebuah kata, “berapa lama”. Ia

merasa, Tuhan memalingkan dan menyembunyikan wajah dari dirinya. Ia merasa

Tuhan menjauh di saat mereka membutuhkan pertolonganNya. Pertanyaan ini sangat

manusiawi dan wajar.

Mazmur 13 oleh Barth & Pareira (1999: 49) dikelompokkan sebagai Mazmur

Permohonan Perorangan. Permohonan dalam hal ini adalah seruan seseorang yang

berada dalam kesusahan, lalu meminta pembebasan dari Tuhan/Yahwe. Dalam doa

permohonan perorangan, penderitaan manusia dan beban derita yang menimpa

pengarang itu dapat berupa; beban derita karena sakit (Mzm 38; 41;88), beban dosa

(Mzm 51; 130), ditinggalkan Tuhan (Mzm 22; 38), berada jauh dari kehadiran Tuhan

(Mzm 42-43), kekhawatiran akan hari tua (Mzm 71), pencobaan dan godaan untuk

melakukan kejahatan (Mzm 141), tuduhan palsu (Mzm 7; 17; 26; 109), difitnah

(Mzm 120; 140), dibenci tanpa alasan (Mazmur 35; 69), dikejar, ditindas dan

dimusuhi oleh lawan-lawannya (Mazmur 54; 55; 56; 57; 59; 64; 70; 142).

Mazmur 13 merupakan salah satu Mazmur Permohonan Perorangan yang

dibuka dengan empat pertanyaan yang penuh kekuatiran yang berbunyi: “Berapa

lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku terus menerus? Berapa lama lagi, Kau

sembunyikan wajahMu terhadap aku?” (ay 2) dan “Berapa lama lagi aku harus

Page 45: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

29

menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi

musuhku meninggikan diri atasku?” (ay 3).

Empat kalimat dengan diawali kata, “berapa lama” memiliki berbagai makna.

Pemazmur sudah sangat lelah akan derita yang menimpanya yang tak kunjung usai.

Maka pemazmur melontarkan protes serta ratapan yang menuntut Tuhan ikut

bertanggung jawab atas apa yang menimpanya. Pemazmur saat itu merasa

kehilangan pegangan hidup. Tuhan seolah-olah diam saja, tidak menghiraukan apa

yang dialaminya.

Pemazmur merasa kehilanagn kepercayaan diri sehingga selalu khawatir kalau

akan menderita terus. Ia juga ketakutan karena musuh yang dalam hal ini bisa saja

teman yang berkhianat, menikam dari belakang, menjatuhkan dan membuatnya

sangat menderita. Ungkapan, “berapa lama” merupakan bentuk protes yang menuntut

Tuhan untuk berbuat sesuatu yang bisa mengeluarkannya dari derita. Mazmur 13

adalah Mazmur Keluhan di mana sang pemazmur berharap pada pertolongan Tuhan

dan tetap percaya pada karya penyelamatan Tuhan untuk membebaskannya dari

penderitaan.

2. Struktur

Barth & Pareira (1999: 202) melihat struktur penyusunan Mazmur 13 sebagai

berikut:

Ayat 1 : Judul

Ayat 2-3 : Seruan pembukaan yang dibuka dengan empat pertanyaan penuh

kekhawatiran.

Ayat 4-5 : Permohonan dibebaskan dari musuh/lawan yang menyerang

Page 46: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

30

Ayat 6a : Pernyataan kepercayaan

Ayat 6b : Pujian kepada Tuhan atas pertolonganNya

Berdasarkan struktur di atas, penulis akan menguraikan unsur-unsur yang

terdapat dalam Mazmur 13. Unsur-unsur yang terdapat dalam Mazmur 13 ini sama

seperti yang terdapat dalam Mazmur Permohonan Perorangan lainnya yaitu: unsur

yang pertama; pada ayat 2-3 adalah seruan kepada Allah yang dibuka dengan empat

pertanyaan. Pemazmur bertanya kepada Allah “berapa lama lagi”. Pemazmur

sungguh-sungguh tidak tahan lagi dengan penderitaan yang menimpa,

berkepanjangan dan seolah-olah tiada akhir. Penderitaan yang disebabkan oleh

musuh. Unsur yang kedua; ayat 4-5 berisi permohonan untuk dibebaskan dari

penderitaan. Penderitaan karena serangan musuh. Pemazmur berharap agar Tuhan

tidak menutup mata dan menjauh ketika penderitaan datang menyerang. Intinya

adalah pengharapan dan iman. Pengharapan akan kasih setia Tuhan. Pemazmur pada

ayat ini sungguh-sungguh mengalami ketakutan. Ketakutan akan kematian akibat

penderitaan yang tak kunjung usai. Pemazmur berharap Tuhan datang menolong.

Unsur yang terakhir; ayat 6. Ayat ini menjadi penutup dari Mazmur 13. Pada

ayat ini digambarkan bahwa kepercayaan dan janji bahwa Tuhan tak pernah pergi,

Tuhan tak pernah menutup mata dan Tuhan selalu peduli. Pemazmur merasa gembira

karena Tuhan bersedia menolong.

3. Tafsir

Untuk menafsirkan Mazmur 13, penulis mengikuti pola pemikiran Barth &

Pareira (1999: 202). Pada ayat 1 pada Mazmur 13 dinyatakan bahwa Mazmur ini

adalah kumpulan Mazmur Daud. Tetapi bukan Daud yang membuatnya. Ada empat

Page 47: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

31

pertanyaan yang bisa dikatakan menjadi kunci pokok atau dengan kata lain

menandakan bahwa Mazmur 13 ini berjenis Mazmur Keluhan. Empat pertanyaan itu

terdapat dalam ayat 2-3 yang berbunyi: “Berapa lama lagi, Tuhan, Kau lupakan aku

terus menerus?” (ay 2a), “Berapa lama lagi, Kau sembunyikan wajahMu terhadap

aku?” (ay 2b). “Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan

bersedih hati sepanjang hari?” (ay 3a), “Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri

atasku?” (ay 3b). Empat pertanyaan bernada kecemasan ini menandakan suatu

ratapan/keluhan di mana seseorang yaitu pemazmur menderita karena serangan

musuh.

Ayat 2 dan 3 ini menyatakan bahwa pemazmur menantikan pertolongan Tuhan

dan tidak tahan menunggu dalam ketidakpastian. Itulah sebabnya diajukan empat

pertanyaan yang mencerminkan isi hatinya. Pada ayat 2a yang berbunyi, ”Berapa

lama lagi, Kau lupakan aku terus menerus”, seolah-olah menggambarkan bahwa

relasi personal antara pemazmur dan Tuhan diputuskan. Tuhan pergi meninggalkan

dia serta tidak mau tahu peristiwa yang menimpa pemazmur. Pada ayat 2b yang

berbunyi, ”Berapa lama lagi Kau sembunyikan wajahmu terhadapku”, pemazmur

merasa bahwa di mana Tuhan bersembunyi, di situlah hubungannya dengan Tuhan

terputus. Tuhan memalingkan muka sehingga pemazmur merasa sendirian dalam

penderitaannya.

Pada ayat 3a yang berbunyi, ”Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran

dalam diriku dan bersedih hati sepanjang hari?” menyatakan bahwa pemazmur

merasa khawatir dan bertanya-tanya apa sebabnya ia ditinggalkan Tuhan. Di mana

letak kesalahannya sehingga ia merasa terasing baik dengan Tuhan dan sesama.

Semua pertanyaan-pertanyaan itu berputar-putar terus dalam hatinya tanpa adanya

Page 48: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

32

jawaban yang bisa mengungkapkan sesuatu sebagai jalan keluar dari masalah.

Pemazmur merasa tertekan dan menyimpan susah.

Pada ayat 3b yang berbunyi, “Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri

atasku?” menyatakan bahwa pemazmur khawatir karena ia berhadapan dengan

lawan/musuh yaitu orang-orang yang bersaing dengan dia dan kini berada di atas dia.

Hal ini membuat pemazmur putus asa dan tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan

karena masalahnya sudah buntu. Ia merasa kalah. Ayat 4 kalimat ”Pandanglah

kiranya…jawablah aku…buatlah mataku bercahaya…” Kata-kata ini menyatakan

bahwa di tengah ancaman penderitaan karena musuh, pemazmur tetap percaya

kepada Tuhan sebagai Allah walaupun saat itu kehadiran Allah belum terasa.

Ungkapan permohonan ini menandakan suatu relasi personal antara dirinya dan

Tuhan.

Pemazmur tetap ingin mengandalkan Tuhan. Pemazmur menginginkan Tuhan

memenuhi harapannya. Harapan untuk bisa keluar dari derita serta untuk tidak putus

asa, menyerah begitu saja pada penderitaan. Ayat 5, kata “goyah” artinya hilang,

lenyap, dan mati. Menggambarkan suatu situasi bahwa pemazmur dikalahkan

musuh. Musuh dalam hal ini bisa dalam bentuk sesama yang mengkhianatinya,

menikam dari belakang. Bisa juga musuh itu adalah orang terdekat yang dipercayai

namun ternyata menjadi saingan yang ingin menghancurkannya.

Ayat 6 kalimat “kepada kasih setiaMu aku percaya”, menyatakan bahwa

Pemazmur merasa bahwa ia percaya serta pasrah pada Tuhan. Dengan kepercayaan,

ia menemukan kekuatan baru. Walaupun mungkin semua jalan untuk masalah sudah

tertutup, namun Tuhan dapat memberikan ketentraman dan membuka jalan baru.

Pemazmur percaya bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah pergi. Tuhan tidak

Page 49: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

33

berpaling dan menyembunyikan diri. Pemazmur mulai bisa menerima bahwa dengan

penderitaan justru bisa mendekatkan relasinya lebih mesra dengan Tuhan. Pemazmur

berani menggulati penderitaannya dengan sikap percaya dan pasrah karena kasih

setia Tuhan bisa dipercaya.

Ayat 6b yang berbunyi, ”Aku mau menyanyi untuk Tuhan…” merupakan

wujud rasa syukur karena Tuhan selalu ada untuk pemazmur di saat susah ataupun

senang. Setelah mengalami pembebasan, pemazmur menyampaikan rasa terima kasih

dengan senantiasa memuji kebaikan Tuhan. Pada saat pemazmur menderita, Tuhan

juga turut menunjukkan solidaritasnya. Ia juga menderita. Tuhan selalu memiliki

rencana unik atas hidup umatNya. Apa yang dilakukanNya indah pada waktunya.

4. Pokok Pewartaan Mazmur 13

Mazmur 13 dikategorikan sebagai salah satu Mazmur Disorientasi. Mazmur ini

sangat singkat dan sederhana. Terdiri dari 6 ayat, itupun ayat pertama hanya berupa

judul, namun makna yang tersirat di dalamnya sangatlah jelas dan bahasanya

sederhana. Ratapan/keluhan dalam bait 2-3 disusul doa permohonan pada bait 4-5,

dan terakhir yaitu bait 6 merupakan suatu perubahan yang mendadak yang

dibuktikan dengan seruan kepercayaan yang tampak bertegangan dengan doa

keluhan sebelumnya.

Bila dilihat secara keseluruhan pada Mazmur 13 terutama pada ayat 2-6, pokok

utama yang ditawarkan terdiri dari tiga bagian. Pertama; ayat 2-3 adalah

keluhan/ratapan. Kedua; ayat 4-5 adalah permohonan pemazmur dan yang terakhir

yaitu pada ayat 6; berupa kepercayaan dan pujian. Bila dirangkum secara

keseluruhan, Mazmur 13 menyampaikan tiga inti sebagai Mazmur yaitu keluhan,

permohonan, kepercayaan serta pujian. Pengalaman disorientasi pada Mazmur 13 ini

Page 50: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

34

tidak asing bagi orang yang percaya. Percaya bahwa dalam kesesakan selalu ada

jalan. Percaya bahwa dalam setiap kesulitan hidup, Tuhan senantiasa hadir, menyapa,

dan menopang. Memang adakalanya manusia merasakan bahwa Tuhan sangat jauh

dan doa maupun permohonan manusia mungkin hanya dianggap angin lalu dan

manusia selalu bertanya-tanya, “ Mengapa saya menderita? Apa salah saya?”

Dari Mazmur 13 ini ada beberapa bagian yang bisa dipetik. Dari ayat 4-5;

manusia diingatkan untuk tak pernah berhenti berharap. Berharap bahwa Tuhan akan

memberikan jalan terbaik. Manusia akan semakin kuat, tegar, tabah dan tahan

banting dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, manusia juga diingatkan

untuk senantiasa rendah hati. Menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah di

hadapan Tuhan sehingga akhirnya hanya mengakui Tuhan sebagai satu-satunya yang

maha kuasa, maha rahim, maha bijaksana, serta maha baik.

Kemudian pada ayat 6 yang berbunyi: ”Tetapi aku, kepada kasih setiaMu aku

percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatanmu. Aku mau bernyanyi untuk

Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku”, merupakan ungkapan kepercayaan

pemazmur kepada Tuhan. Dari ungkapan kepercayaan ini, manusia diajak untuk

mempercayakan diri sepenuhnya pada jalan yang ditunjukkan Tuhan. Tuhan tidak

akan diam saja melihat umatNya menderita.

Orang yang bersandar pada Tuhan akan diberkati dan memperoleh hidup yang

tenteram dan hanya dalam nama Tuhanlah letak kekuatan dalam mengarungi hidup.

Manusia senantiasa percaya bahwa ketika semua jalan tertutup hanya Tuhanlah yang

dapat memberikan ketentraman dan membuka jalan baru (Barth & Pareira, 1999:

204).

Page 51: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

35

C. Makna Penderitaan Orang Benar

Mazmur 13 ini merupakan ungkapan orang benar yang menderita. Penderitaan

pemazmur adalah karena penyerangan musuh/lawan yang hampir menguasai dan

menghancurkan (ay 5). Dalam suasana tertekan, pemazmur berteriak dan protes

kepada Tuhan dan bertanya mengapa semuanya itu bisa menimpa pemazmur.

Pemazmur merasa bahwa pemazmur tidak bersalah namun mengapa mendapatkan

hukuman yang sedemikian berat dan Tuhan seolah-olah tak peduli akan semuanya

itu. Berikut ini penulis akan menggambarkan beberapa hal yang berhubungan dengan

penderitaan orang benar pada Mazmur 13 khususnya dalam menghadapi penderitaan.

1. Penderitaan Bukan Semata-mata Akibat Dosa

Salah satu cara manusia untuk mencoba memahami penderitaan di dunia ini

adalah dengan mengasumsikan bahwa mereka memang layak memperoleh apa yang

menimpa diri mereka, yaitu bahwa kemalangan yang menimpa mereka adalah

hukuman atas dosa-dosa (Kushner, 1988: 10). Demikian juga dengan keluhan dalam

Mazmur 13 ini. Pemazmur seolah-olah menganggap apa yang terjadi dalam hidupnya

adalah karena dosa dan salah mereka kemudian Allah menghukum mereka dengan

memalingkan wajahNya dari kehidupan mereka.

Mungkin bisa menjadi suatu masukan dalam hidup manusia. Tidak ada

pengecualian bagi orang-orang benar. “Pengecualian” dalam hal ini adalah

pengecualian atas penderitaan. Semua orang baik tua-muda, miskin-kaya, jahat-baik

tidak ada yang dibedakan. Penderitaan datang tanpa pandang bulu. Sebenarnya

apakah misteri dari penderitaan itu? Apakah penderitaan itu mempunyai maksud

mendidik? Dapatkah penderitaan memperbaiki manusia dari kesalahan-kesalahan

dan membuat manusia menjadi lebih baik? Tuhan tidak pernah menghukum. Dia

Page 52: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

36

hanya mendidik dengan kasihNya yang luas melebihi samudera. Dia seperti seorang

ayah yang mendidik anak yang dikasihiNya, demi kebaikan anak itu sendiri. Kadang

orangtua menghukum anaknya dengan memukul dan mengurung demi mengajarkan

suatu tata cara tertentu. Anak itu tentu saja protes, berontak, marah karena merasa

diperlakukan tidak adil. Sama seperti ketika manusia menderita dan dia berontak

serta protes kepada Tuhannya. Mereka tidak menyadari bahwa Tuhan punya rencana

indah di balik didikanNya itu.

Tuhan memperlakukan manusia sama seperti orangtua yang bijaksana dan

penuh perhatian memperlakukan anaknya yang naif; menjauhkan agar manusia tidak

terluka, menahan sesuatu keinginan manusia terutama dalam hal-hal duniawi,

menyadarkan manusia bila mereka menyimpang dan dengan sabar mencoba

melunakkan protes manusia atas, “ketidakadilanNya” yaitu dengan meyakinkan

bahwa kelak akan menjadi manusia yang matang dan mengerti bahwa semuanya

adalah demi kebaikan manusia, “Karena Tuhan memberikan ajaran kepada yang

dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi” (Ams 3: 12).

Perlu menjadi catatan penting, Tuhan tidak pernah menghukum manusia

karena dosanya. Ia hanya mendidik dan mengampuni. Jadi penderitaan yang dialami

manusia bukan semata-mata karena dosa. Ada berbagai sebab mengapa manusia bisa

menderita. Penderitaan itu bisa saja datang dari luar dirinya seperti dari orang lain,

faktor alam, karena penyakit, dan lain sebagainya. Justru dengan penderitaanlah

manusia diuji sejauh mana ia mampu mengambil sikap iman yang tepat. Dengan

penderitaan manusia bisa semakin kuat dan tahan banting menghadapi hidup

selanjutnya. Dengan penderitaan pula manusia semakin rendah hati serta

menggantungkan hidupnya hanya pada Tuhan semata. Dengan penderitaan pula,

Page 53: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

37

manusia diajak untuk peka akan penderitaan sesama yang jauh lebih menderita di

sekitarnya.

2. Semakin Dekat dengan Allah

Dari keluhan pada Mazmur 13 ini, diperlihatkan seruan-seruan kepada Tuhan

untuk membebaskan pemazmur dari penderitaan. Dari seruan-seruan itu dapat ditarik

suatu kesimpulan bahwa dengan penderitaan, seseorang semakin membutuhkan

Tuhan, semakin mengandalkan Tuhan dan semakin dekat dengan Tuhan (ay 4-5).

Dari penderitaan-penderitaan itu, manusia ingin dibebaskan. Mereka menanti-

nantikan pertolongan dari Tuhan dan berharap penuh kepadaNya. Pertanyaan-

pertanyaan berupa protes seperti, “Tuhan, mengapa Kau lakukan ini terhadapku?”

Bisa diganti menjadi pertanyaan berupa permohonan pengharapan, “Tuhan, lihatlah

apa yang terjadi padaku? Dapatkah Kau menolongku?” Manusia berpaling pada

Tuhan bukan untuk mendapatkan penghakiman maupuan pengampunan, bukan untuk

dihadiahi atau dihukum, tapi untuk dikuatkan dan dihibur (Kushner, 1988: 53).

Dengan penderitaan, manusia menjadi semakin dekat dengan Allah. Berani

menerima, menggulati penderitaan dan akhirnya bisa mengambil sisi positif dari

suatu kejadian yang tak menyenangkan serta berkeyakiann bahwa Tuhan mempunyai

rencana indah bagi manusia.

3. Semakin Percaya dan Pasrah pada Kehendak Allah.

Melalui penderitaan, manusia menjadi semakin percaya dan pasrah pada

kehendak Allah. Dalam Mazmur 13 ini bisa dibuktikan pada ayat 6, “Tetapi aku,

kepada kasih setiaMu aku percaya, hatiku bersorak-sorai karena penyelamatanMu.

Aku mau menyanyi untuk Tuhan, karena Ia telah berbuat baik kepadaku” (Harun,

1998: 49). Percaya dalam hal ini berarti tidak putus asa atas apa yang menimpa

Page 54: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

38

karena hari keselamatan dari Allah sang pembebas sudah tiba. Percaya bahwa Tuhan

tidak akan diam saja menyaksikan umat kesayangannya menderita. Percaya bahwa

Tuhan turut menderita bersama umatNya. Pada saat manusia menangis karena derita,

Tuhan juga turut menangis. Tuhan solider pada manusia.

Dengan percaya dan pasrah pada kehendak Allah berarti menerima dengan

terbuka, “didikan“ Tuhan yang tentu saja berguna untuk memperbaiki kehidupan

selanjutnya. Dengan penderitaan, manusia juga diingatkan untuk semakin rendah hati

serta semakin peka dan solider pada penderitaan sesama.

Page 55: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BAB III

PENDERITAAN ORANG BENAR JAMAN SEKARANG

Dalam bab III ini, penulis memaparkan penderitaan khususnya penderitaan

yang dialami orang benar jaman sekarang. Pada bab II sudah disinggung sedikit

tentang penderitaan khususnya penderitaan dalam konteks Kitab Suci yaitu Kitab

Mazmur khususnya yang terdapat pada Mazmur 13. Dalam Mazmur 13, pemazmur

menderita karena musuh walaupun dia tidak bersalah. Pemazmur sangat menderita

namun ia merasa Tuhan seolah-olah tak peduli akan semua yang menimpanya

hingga ia sampai pada suatu sikap iman bahwa ia berani memasrahkan diri pada

kehendak Tuhan dan dapat mengatasi penderitaan dengan sikap percaya pada Tuhan.

Dari penderitaan dalam Mazmur 13 itu terungkaplah makna positif penderitaan

orang benar. Makna penderitaan itu di antaranya: penderitaan terjadi bukan semata-

mata karena dosa/hukuman dari Tuhan. Hal inilah yang harus dipahami. Selain itu

dengan menderita, manusia akan semakin dekat dengan Tuhan karena manusia selalu

membutuhkan Tuhan dengan demikian, manusia akan semakin pasrah dan dekat

dengan Tuhan sehingga mereka semakin kuat serta tahan banting dalam menghadapi

penderitaan.

Bab III menggambarkan berbagai macam penderitaan di antaranya yang

pertama; penderitaan yang terjadi karena diri sendiri. Penderitaan ini berakibat

negatif, artinya manusia menderita karena kesalahannya sendiri. Ia merasa terhukum

atas kesalahan yang telah dilakukannya. Biasanya manusia memvonis bahwa

penderitaan yang terjadi karena kesalahannya merupakan hukuman/kutukan. Selain

berakibat negatif, penderitaan juga berakibat positif. Hal ini dialami seseorang yang

Page 56: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

40

ingin tetap setia pada nilai-nilai luhur serta tugas perutusan yang diberikan Tuhan.

Hal ini dialami oleh para nabi seperti Elia, Yeremia, Hosea, Amos. Mereka adalah

nabi-nabi yang setia pada tugas perutusan Allah. Selanjutnya penderitaan yang

terjadi karena seseorang yang rela menderita demi orang lain, contohnya Paulus yang

rela menderita demi umatnya di tempat ia mewartakan Kerajaan Allah. Paulus

pernah dipenjara karena kesaksian pewartaannya akan Yesus Kristus (Kis 22:1-22).

Selain Paulus, Yesus juga tokoh yang rela menderita demi orang lain. Yesus harus

menunaikan tugasnya sebagai Mesias yang menderita. Itu semua karena cinta yang

besar kepada manusia. Ia menjadi tebusan atas segala dosa manusia (Weiden, 1995:

222). Yang kedua adalah penderitaan yang terjadi akibat tingkah laku orang lain.

Penderitaan seperti ini sampai sekarang masih sering terlihat. Maraknya situasi

ketidakadilan, pelanggaran HAM, diskriminasi agama sehingga manusia merasa

tidak tenang dalam beribadah, dsb.

Yang ketiga adalah penderitaan akibat bencana baik alam maupun

bencana/musibah karena penyakit. Bencana yang terjadi karena alam, misalnya

seperti kejadian bencana alam serta Tsunami di Banda Aceh tanggal 26 Desember

2004, gempa bumi di Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006, bencana Tsunami di

pantai Pangandaran Jawa Barat, angin puting beliung, dan masih banyak lagi

bencana yang terjadi. Ketika peristiwa itu terjadi banyak orang merasa tergoncang,

menangis, tidak tahu apa lagi yang akan diperbuat, dan banyak pula yang protes pada

Tuhan melalui untaian doa.

Banyak nyawa manusia yang tak berdosa melayang. Penderitaan karena

bencana bukan hanya karena perisiwa alam saja namun bisa karena penyakit,

misalnya seseorang yang terkena sakit parah seperti kanker, AIDS, dsb. Penyakit ini

Page 57: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

41

membutuhkan penanganan yang serius, biasanya nyawa menjadi taruhannya. Selain

itu mahalnya biaya menjadi kendala utama juga. Maka biasanya orang yang terkena

penyakit ini sangat menderita. Selain penderitaan fisik mereka juga mengalami beban

mental yaitu merasa menjadi beban orang lain dan merasa menjadi manusia yang tak

berguna. Manusiapun putus asa dan merasa kehilangan harapan untuk berani

meneruskan hidup.

Dari berbagai penderitaan yang terjadi, tidak semuanya negatif. Penderitaan

justru dapat bermakna positif karena dapat menolong manusia untuk membangun

dan membuktikan diri. Penderitaan memang tidak menyenangkan karena dapat

mematahkan hati manusia dan membuat manusia seperti bukan manusia yang berarti

namun diakui justru dengan penderitaan dapat memperbaharui dan memanusiakan

manusia. Dengan penderitaan, manusia diajak semakin rendah hati serta berkaca diri

bahwa dirinya begitu lemah di hadapan sang pencipta dan selalu membutuhkan Dia.

Dengan penderitaan pula, manusia diajak untuk peka dan solider dengan penderitaan

sesama di sekitarnya dan dengan penderitaan, manusia akan menjadi lebih kuat,

tegar, serta tahan banting dalam menghadapi tantangan hidup.

Dari berbagai jenis penderitaan itu, penderitaan Yesus Kristus sebagai orang

benar yang menderita menjadi suatu perbandingan dengan berbagai jenis penderitaan

manusia. Penderitaan Yesus Kristus sebagai sumber inspirasi untuk memaknai

penderitaan orang benar jaman sekarang. Bagian terakhir ini akan membahas dua hal

yaitu penderitaan Kristus dan penderitaan orang benar jaman sekarang. Untuk

menyelami pemahaman tentang penderitaan Kristus sebagai orang benar yang

menderita maka akan dipaparkan mengenai Yesus manusia sejati yang menderita,

Allah yang menderita, kebangkitan Kritus, keselamatan manusia. Terakhir akan

Page 58: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

42

diungkapkan tentang penderitaan orang benar jaman sekarang dan Allah

mengidentifikasikan diri dalam orang benar yang menderita dan tersingkir.

A. Pengertian Penderitaan Secara Umum

Selama masih melakoni hidup di bumi ini, setiap makhluk pernah mengalami

penderitaan dan mereka tidak bisa menghindarkan diri dari masalah yang

membuatnya menderita. Penderitaan dialami manusia sejak dilahirkan di dunia ini.

Menderita adalah suatu hal yang biasa terjadi dalam hidup jika manusia merasakan

adanya ketidakseimbangan dengan lingkup sekitarnya.

Seorang bayi merasa nyaman berada dalam rahim ibunya. Ia merasa hangat

sampai pada saatnya bayi itu dilahirkan di dunia ini. Bayi itu menjerit dan menangis.

Dia hidup namun sekaligus di situlah awal penderitaan seorang manusia. Bayi itu

akan mengalami nasib seperti bayi lainnya. Ia takkan terlepas dari rasa lapar dan

haus. Rasa takut bila sendirian dan kesepian, rasa takut akan kegelapan. Bayi itu

akan tumbuh menjadi seorang anak yang beranjak dewasa. Sedikit demi sedikit ia

akan berhadapan dengan dunia luar seperti udara dingin maupun panas. Ia akan

berhadapan dengan hal-hal yang belum dikenalnya. Semua ini tidak akan terjadi

begitu saja tanpa adanya penderitaan.

Ketika dewasa, ia tak habis-habisnya harus menyesuaikan diri dengan lingkup

hidup yang terus berubah. Ia harus mengambil suatu resiko dalam memutuskan

sesuatu. Ia harus bisa memilih walau itu mungkin saja bertentangan dengan keadaan

di sekitarnya. Demikian pula seterusnya dalam sepanjang kehidupan, manusia akan

menghadapi percobaan-percobaan baru, mengalami sakit dan pada suatu ketika akan

menghadapi kematian yang tak terelakkan lagi dan menghadap Tuhan Sang Pencipta.

Page 59: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

43

Itulah realita penderitaan yang pasti dialami manusia pada umumnya. Definisi

penderitaan dalam hidup manusia adalah suatu perasaan sakit yang dialami manusia

sebagai akibat dari sesuatu yang merugikannya (Budi Kleden, 2006: 19). Yang pasti

penderitaan dialami semua makhluk hidup baik secara fisis maupun mental.

Penderitaan terjadi karena adanya malum (keburukan). Budi Kleden (2006: 18),

berdasarkan pemikiran Leibniz dan Kant, menyatakan bahwa penderitan berasal dari

malum (keburukan). Sesuatu yang buruk tentu saja jauh dari hal yang baik. Malum

(keburukan) bisa berasal dari dalam diri maupun luar pribadi manusia sendiri. Di

dalam malum hanya ada perpecahan, tidak ada kesatuan. Malum dibedakan atas:

1. Malum physicum: keburukan alamiah, yang terletak pada kenyataan negatif

yang ditimpakan alam kepada manusia seperti bencana alam; hal dimangsa dan

memangsa, wabah penyakit, berbagai bentuk kecacatan, dan lain sebagainya.

2. Malum morale: keburukan moral, yang ditimpakan manusia kepada manusia

lain seperti perang, pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), masalah

ketidakadilan, kekerasan, dan lain sebagainya.

3. Malum metaphysium: keburukan metafisik yang melampaui pemikiran fisis dan

moral seperti keterbatasan-keterbatasan yang ada pada manusia, terbukti dari

sifat ketidakkekalan manusia yaitu bahwa manusia itu adalah fana, bisa mati

dan juga bisa melakukan kesalahan maupun kekeliruan.

Penderitaan lahir dari pengalaman kontras. Malum (keburukan) berlawanan

dengan bonum (kebaikan). Dalam hidupnya, manusia memang selalu menginginkan

hal-hal yang baik, adil, tenteram, damai, dan sebagainya. Namun tak bisa dipungkiri

bahwa di tengah perjalanan hidup selalu ada kerikil tajam yaitu problematika hidup

dan semua itu merupakan malum (keburukan). Hal inilah yang membuat manusia

Page 60: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

44

menderita. Hal-hal yang diinginkan manusia berjalan dengan baik dan lancar ternyata

tak seindah yang diinginkan. Walaupun tidak diinginkan, penderitaan mendatangi

manusia tanpa terkecuali, tidak pandang bulu antara orang jahat dan orang baik.

Penderitaan dialami tidak hanya oleh manusia saja namun oleh semua makhluk baik

binatang maupun tumbuhan.

Penderitaan yang dialami oleh binatang maupun tumbuhan lebih pada

penderitaan secara fisis seperti ancaman hewan lain (peristiwa mangsa-memangsa),

ancaman alam seperti kekeringan, bencana banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.

Sedangkan penderitaan pada manusia tidak hanya secara fisis saja namun lebih

kompleks. Penderitaan itu seperti penderitaan karena adanya perasaan takut, panik,

sedih, rasa malu, putus asa, kehilangan pegangan hidup, penghinaan moral, bahkan

rasa takut akan kematian, dsb.

B. Macam-macam Penderitaan Manusia Jaman Sekarang

1. Penderitaan karena Diri Sendiri

Penderitaan karena diri sendiri ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Penderitaan yang terjadi karena kesalahan sendiri

Penderitaan yang disebabkan kesalahan diri sendiri pada manusia, biasanya

berhubungan dengan dosa. Dosa menyebabkan manusia menderita. Dengan dosa

keretakan terjadi antara manusia dan Tuhan, juga dengan sesamanya. Yewangoe

(1989: 71) memaparkan pemikiran Vengal Chakkarai seorang Teolog Salib dari

India yang menggunakan perumpamaan anak hilang dalam menjelaskan bagaimana

dosa masuk ke dalam hidup manusia dan membuat keretakan relasi antara manusia

dengan Tuhan dan sesamanya.

Page 61: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

45

Unsur penting dari perumpamaan ini adalah si anak bungsu ingin melepaskan

diri, mengembara dan meninggalkan bapanya. Ia ingin keluar dari kehendak sang

Bapa. Sikap anak bungsu ini dipandang sebagai ego yang tiba pada kesadaran

dirinya. Sikap ego anak bungsu diijinkan oleh Bapanya. Sang Bapa memberikan ijin

karena ia memberi kesempatan pada anak bungsu untuk memilih antara kebaikan dan

keburukan. Ketika pengembaraan dimulai, di situlah awal dosa, kelepasan dari jiwa

yang luhur. Jiwa luhur yang dimaksudkan di sini adalah sisi baik dari diri manusia.

Saat itulah si anak mulai bebas dari kehendak Allah, seperti manusia pada umumnya.

Manusia memilih keluar dan bebas dari kehendak Tuhan, meninggalkan hal

baik dan mendekati kenikmatan-kenikmatan sesaat dan di situlah ia diperbudak oleh

keinginan hatinya. Manusia menemukan bahwa kehendak ego yang dimilikinya tidak

seindah yang ia bayangkan. Manusia menjauh dari Tuhan dan sesama sehingga

terkucilkan serta merana.

Manusia merasa sendiri dan kehilangan pegangan hidupnya. Ia tersingkir. Dosa

membelenggu jiwa dalam mencapai kenikmatan kasih Tuhan. Maka akibatnya

manusia menderita karena kesalahan dirinya sendiri.

b. Penderitaan Dialami Karena Pilihan dan Tugas Perutusan Tuhan

Penderitaan model ini dapat dilihat pada pergulatan hidup nabi-nabi Tuhan di

antaranya Elia, Yeremia, Hosea, dan Amos. Mereka adalah nabi-nabi besar

penyambung lidah Tuhan pada masa itu. Dengan setia mereka menjalankan tugas

dari Tuhan walaupun kadang-kadang harus menderita, ditolak, difitnah, dan

disingkirkan bahkan kadangkala nyawanya harus terancam. Namun mereka tetap

memilih untuk setia demi Tuhan dan bangsa di tempat di mana para nabi ini diutus.

Page 62: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

46

Seperti Elia misalnya. Nabi Elia hidup pada masa pemerintahan raja Ahab dan

ratu Izabel. Elia memperjuangkan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang

disembah bukan allah-allah lain. Pada masa nabi Elia, bangsa Israel bercabang hati

dengan menyembah Baal yaitu berhala sebagai tuhan. Maka Tuhan Allah murka dan

mengatakan pada Elia bahwa Ia akan menghukum bangsa Israel dengan tidak

menurunkan hujan. Maka terjadilah kemarau panjang di negeri itu. Elia berusaha

meyakinkan bangsa Israel untuk kembali kepada Tuhan dengan cara membuat

korban bakaran di gunung Karmel. Lalu dibentuklah dua kelompok pengikut, yang

pertama adalah kelompok pengikut nabi-nabi Baal dan kelompok kedua adalah

pengikut Elia yang masih setia pada Tuhan. Ternyata korban bakaran yang diterima

Tuhan adalah korban bakaran milik Elia dan pengikutnya.

Sedangkan korban bakaran pengikut Baal tidak mendapat respon dari Tuhan.

Maka Tuhan mau menurunkan hujan dan banyak pengikut Baal yang kembali kepada

Tuhan. Ini adalah suatu bukti bahwa Elia berjasa dalam mempertemukan kasih

Tuhan dengan umatNya (1 Raj 18:20-46). Akan tetapi karena tindakan Elia ini para

pengikut Tuhan yang masih setia, dibunuh oleh ratu Izabel permaisuri raja Ahab

yang masih setia menyembah Baal.

Demikian juga Elia dikejar-kejar oleh ratu Izabel untuk dibunuh seperti

pengikut Tuhan yang lain. Maka Elia melarikan diri ke gunung Horeb sampai situasi

memulih. Tugas perutusan Elia sangat berat, bahkan ia merasa putus asa ingin mati

saja, dan pernah meminta Tuhan untuk mencabut nyawanya (1 Raj 19:1-8). Selain

Elia, ada pula Yeremia seorang nabi utusan Tuhan yang setia. Ketika dipanggil

Tuhan untuk menjalankan tugas perutusan, usianya masih sangatlah muda. Ia hidup

pada masa pemerintahan Yosia bin Amon, raja Yehuda. Pada masa itu, Israel murtad

Page 63: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

47

dari Tuhan (Yer 2:1-37). Maka tugas Yeremia adalah mempertobatkan mereka

untuk kembali kepada Tuhan. Ia menjadi penyambung lidah Tuhan untuk bangsa

Israel termasuk Yehuda. Yeremia mengadakan banyak pembaharuan terutama dalam

hal agama dan peribadatan. Namun ternyata sepak terjang Yeremia tidak disukai dan

ia terancam nyawanya di Anatot kota kelahirannya sendiri (Yer 11:18-23).

Yeremia mengeluh pada Tuhan. Ia merasa sudah melayani Tuhan dengan

sepenuh hati, namun ia selalu dikejar-kejar untuk dibunuh oleh musuh yaitu umat

Allah yang dilayaninya. Yeremia sangat menderita dan ia merasa sendirian dalam

ketakutan. Akan tetapi pada akhirnya, Tuhan menyatakan pada Yeremia untuk tetap

percaya bahwa Ia senantiasa menyertai dan membebaskannya dari pengejaran

tangan-tangan orang fasik (Yer 15:10-21). Nabi yang berikutnya yang juga setia

sebagai utusan Tuhan adalah Hosea. Nabi Hosea hidup pada masa pemerintahan raja-

raja Yehuda di antaranya: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Ia juga hidup pada masa

pemerintahan Yerobeam bin Yoas, raja Israel. Jadi Hosea hidup pada masa

pemerintahan dua kerajaan yaitu Israel dan Yehuda. Hosea diutus oleh Tuhan

menjadi penyambung lidahNya. Saat itu bangsa Israel tidak setia pada Tuhan.

Keluarga Hosea adalah gambaran Israel yang tidak setia. Tuhan ingin menghukum

Israel. Hal yang terjadi pada bangsa Israel adalah adanya praktek persundalan dalam

peribadatan. Gomer, istri Hosea adalah wanita sundal yang juga melakukan praktek

persundalan di bait suci dengan para imam-imam di tempat itu. Hal seperti inilah

yang dikecam Tuhan.

RumahNya dijadikan tempat kotor, dan perzinahan. Selain itu, Israel juga

bercabang hati dengan menyembah berhala yaitu Baal (Hos 1:1-9). Nabi berikutnya

yang juga setia pada perintah dan tugas perutusan Tuhan adalah Amos. Amos adalah

Page 64: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

48

nabi yang berprofesi sebagai peternak domba dari Tekoa yang hidup pada masa

pemerintahan Uzia raja Yehuda dan Yerobeam anak Yoas raja Israel. Amos dipakai

Tuhan untuk memperingatkan Israel dan Yehuda akan dosa-dosa mereka. Dosa-dosa

Israel di antaranya karena mereka melakukan tindakan ketidakadilan terhadap kaum

yang lemah misalnya para budak, merampas harta milik orang lain, bertindak

semena-mena terhadap orang miskin dan tak berdaya, juga berzinah. Sedangkan dosa

Yehuda adalah mereka melangggar dan tidak patuh pada hukum Tuhan dengan

menyembah allah lain/berhala (Am 1:1; 2:4-5; 2:6-16).

Amos dipakai Tuhan untuk memberitahukan kepada kedua bangsa itu bahwa

Tuhan murka dan hendak menimpakan celaka kepada mereka kalau mereka tidak

bertobat dan kembali kepada Tuhan. Akan tetapi sepak terjang Amos tidak disukai

oleh kedua bangsa itu. Maka Amos difitnah oleh seorang imam Betel di Israel

bernama Amazia. Amos difitnah bahwa ia melawan pemerintahan Yerobeam raja

Israel dan diusir ke Yehuda (Am 7: 10-17). Dengan setia para nabi rela disiksa,

disingkirkan, difitnah bahkan ada yang hampir kehilangan nyawa demi tugas

perutusannya. Mereka menderita untuk meluruskan jalan Tuhan agar manusia

mencapai keselamatan. Pada jaman sekarang sosok seperti para nabi dapat dilihat

dalam diri para katekis yang masih dengan setia dalam tugas perutusannya walau

situasi lapangan sangat sulit. Mereka membaktikan diri di sekolah-sekolah dan gereja

demi terwujudnya warta keselamatan Allah. Kemudian juga seorang guru yang tetap

teguh dalam pendirian untuk tidak memakai dunia pendidikan untuk berbisnis

dengan menjual buku-buku cetak yang dapat memberatkan siswa. Seorang guru

ataupun Katekis itu adalah contoh dari sekian banyak manusia di jaman ini yang

mampu mendedikasikan hidupnya demi nilai-nilai luhur kehidupan.

Page 65: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

49

c. Penderitaan demi Orang Lain

Dalam hal ini kisah Paulus bisa dijadikan contoh. Paulus rela menderita demi

umatnya di tempat ia mewartakan warta Kerajaan Allah. Paulus pernah dipenjarakan

karena kesaksian pewartaannya akan Yesus Kristus (Kis 22:1-22). Tujuan pewartaan

Paulus adalah agar semua bangsa yang mendengarkan apa yang dibicarakan tentang

Yesus Kristus memperoleh keselamatan dalam namaNya.

Paulus menginginkan semua bangsa dibabtis dalam nama Yesus Kristus sang

penyelamat yang telah wafat dan bangkit sehingga umat manusia bisa diselamatkan

serta diluputkan dari hukuman akibat kedosaannya. Akan tetapi yang terjadi

sebaliknya, Paulus dianggap melawan dan menentang Kaisar, melecehkan bait Allah

dan akhirnya ditangkap dan dipenjara. Padahal apa yang dilakukan Paulus semata-

mata demi keselamatan semua manusia. Ia ingin agar manusia diselamatkan dalam

nama Kristus.

Contoh lain lagi yang paling nyata dan paling menakjubkan adalah peristiwa

pengorbanan yang dilakukan oleh Sang Putra Allah sendiri yaitu Yesus Kristus.

Yesus Kristus adalah manusia sejati yang menderita. Ia tidak bersalah namun taat

secara total pada kehendak Bapa di sorga untuk menjadi penyelamat bagi umat

manusia. Ia sangat mencintai manusia. Hanya cinta Yesuslah yang bisa menolong

manusia keluar dari kedosaan dan bersatu kembali dengan Bapa. Dalam konteks

jaman sekarang dapat disaksikan dari perjuangan para biarawan/biarawati yang setia

pada panggilan hidupnya dan berkarya di daerah pedalaman seperti Papua,

Kalimantan, dan sebagainya. Mereka dengan rela hati meninggalkan segala miliknya

di dunia agar umat yang dilayaninya dapat merasakan betapa besar cinta Tuhan

dalam hidup manusia. Mereka rela menjadi jembatan menuju kasih Tuhan.

Page 66: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

50

2. Penderitaan yang Disebabkan oleh Orang Lain

Budi Kleden (2006: 18) memaparkan pemikiran Leibniz dan Kant yang

menyebut penderitaan yang disebabkan oleh orang lain dengan istilah malum morale

yang artinya keburukan moral. Keburukan moral ini ditimpakan oleh manusia kepada

manusia lain, biasanya yang berada di bawah, contohnya adalah perang,

ketidakadilan, kekerasan, dan penindasan Penderitaan manusia disebabkan orang lain

ini sampai sekarang masih bisa terlihat jelas, seperti di Indonesia.

Situasi ketidakadilan merebak di mana-mana, masalah kekerasan terhadap

perempuan dan anak-anak, diskriminasi agama sehingga manusia tidak nyaman

untuk beribadah dan memuji Tuhan seperti yang terjadi pada tahun 2000 yaitu

peledakan bom di gereja Katolik Paroki Santa Anna Duren Sawit Jakarta Timur,

masalah GAM, kasus Poso dan Ambon. Semua itu membuat manusia menderita

karena kehilangan keluarga, harta benda dan masa depan mereka. Masalah lain lagi

yang sampai sekarang belum terpecahkan yaitu budaya KKN yang dilakukan oleh

sebagian aparatur pemerintahan yang membuat rakyat menderita. Masalah Lumpur

Lapindo juga tidak bisa dilewatkan begitu saja. Banyak rakyat Sidoarjo Jawa Timur

kehilangan tempat tinggal. Mereka selalu menerima janji-janji dari pihak PT Lapindo

bahwa kehidupan mereka akan dijamin dengan baik namun sampai sekarang tidak

ada bukti pemenuhan janji yang nyata. Semuanya hanya angin lalu. Selanjutnya

peristiwa lain yang terjadi adalah peristiwa mahasiswa IPDN yang meninggal karena

penganiayaan yang dilakukan oleh senior mereka. Keluarga yang ditinggalkan tentu

saja menderita karena kehilangan orang yang mereka cintai. Pihak universitas juga

menderita karena pamor kampus menjadi jatuh. IPDN dicap sebagai kampus yang

mencetak kader-kader pemerintahan yang tidak berperikemanusiaan.

Page 67: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

51

3. Penderitaan karena Bencana

Budi Kleden (2006: 18) memaparkan pemikiran Leibniz dan Immanuel Kant

menyebut penderitaan akibat bencana sebagai malum physicum yang artinya

keburukan alamiah. Keburukan yang terletak pada kenyataan negatif yang

ditimpakan alam kepada manusia misalnya bencana alam seperti banjir bandang,

kecelakaan transportasi, gempa bumi, gunung meletus, angin puting beliung.

Semua hal di atas merupakan penderitaan yang disebabkan oleh faktor alam.

Reaksi spontan yang dialami manusia ketika mendengar berita tentang bencana

gempa bumi dan tsunami yang melanda Aceh dan Sumatra Utara pada tanggal 26

Desember 2004 adalah kegoncangan perasaan yang dapat disebut sebagai rasa duka

yang dalam. Orang merasa shock dan tergoncang. Ada yang menangis, menatap

kosong dan terpekur, ada pula yang menguntai doa. Dalam peristiwa ini, manusia

bertanya-tanya bahkan ada yang protes menanyakan keberadaan Tuhan. Mereka

bertanya mengapa Tuhan seolah-olah diam saja membuat manusia menjadi

kehilangan pegangan hidup.

4. Penderitaan Karena Penyakit

Orang sakit adalah orang yang tidak kuat mengurus hidupnya sendiri karena

fisik atau badannya tidak mampu untuk melakukannya. Dalam keadaan seperti ini

perhatian dan bantuan orang lain sungguh sangat membantu si sakit menjalani masa

sakitnya itu (Heru Ismadi, 1994: 16).

Orang sakit sangat menderita karena penyakitnya. Ia membutuhkan uluran

tangan sesama baik berupa materi seperti keuangan untuk biaya pengobatan maupun

perhatian lebih seperti rasa solider berupa doa dan penghiburan. Orang yang sakit

Page 68: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

52

biasanya sensitif terutama dalam segi emosi. Maka si sakit juga membutuhkan

pengertian dari orang-orang di sekitarnya. Dari penderitaan akibat penyakit yang

penulis paparkan di atas, ada penyakit-penyakit tertentu yang membuat manusia

semakin menderita sebab bukan hanya fisiknya saja yang sakit namun juga batinnya

dalam arti si sakit justru dikucilkan, dijauhi, bahkan dicemooh karena penyakitnya.

Hal ini seperti yang dikisahkan Frans De Sales (1994: 18-19) tentang pengalaman

nyata seorang pemuda pengidap AIDS.

Dikisahkan bahwa seorang pemuda mengalami pergulatan karena penyakitnya.

Ketika masih sehat, dia hidup dalam pergaulan yang bebas. Sekarang ia mengidap

penyakit AIDS. Ia dikucilkan karena penyakitnya sebab penyakit ini diidentikkan

dengan dosa yang menjijikkan. Padahal, ia ingin bertobat dan ingin memperbaiki

hidup sebelum ajal menjemputnya. Namun masyarakat sekitar tidak memberikan

kesempatan kepadanya. Padahal si sakit sangat membutuhkan perhatian serta

pengertian orang-orang di sekitarnya agar ia mampu bersosialisasi dengan

lingkungan di sekitarnya.

Selain itu, penderita penyakit ini membutuhkan peneguhan serta kekuatan iman

dalam menghadapi maut karena penyakit ini belum ada obatnya dan biasanya suatu

saat penderita akan menghadapi kematian. Namun begitulah masyarakat bahkan

orang Katolik sendiri masih memandang miring penyakit ini. Itulah mengapa

sebabnya penderita AIDS sangat menderita. Ia tidak hanya menderita secara fisik

karena sistem kekebalan tubuhnya menurun tetapi juga penderitaan batinn karena

cenderung ditolak sesamanya.

Page 69: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

53

C. Penderitaan Yesus Sebagai Inspirasi Untuk Memaknai Penderitaan Orang

Benar Jaman Sekarang

1. Penderitaan Yesus

a. Yesus yang Tersalib sebagai Orang Benar yang Menderita

Salib pada jaman Yesus merupakan lambang kehinaan. Hukuman mati di kayu

salib biasanya dijatuhkan pada seorang penjahat besar. Hukuman mati di kayu salib

adalah hukuman mati yang paling mengerikan, paling hina, dan manusia yang mati

di kayu salib dianggap seperti binatang. Namun apakah Yesus penjahat? Mengapa

Yesus justru memilih kematianNya di kayu salib?

Sebagai Putra Allah, tentu saja Yesus memiliki kuasa untuk memilih

melakukan kehendak Bapa. Dia bisa saja memilih untuk lepas dari kenyataan salib

yang harus ditanggungnya. Tetapi Yesus memilih menerima salib karena cintanya

pada manusia yang sangat mendalam. Salib berdiri di mana arus kehidupan manusia

keruh dan arus kasih karunia Illahi tidak henti-hentinya mengalir untuk

ditransformasikan oleh Allah dalam kepribadian Yesus. Di bawah bayang-bayang

salib, dosa menjadi semakin gelap dan menakutkan, namun di situlah sebuah kuasa

yang misterius bekerja menghapuskan dosa dan memperbaharui orang-orang

berdosa.

Yewangoe (1989: 70) menggarisbawahi pemikiran Chakkarai seorang Teolog

Salib dari Madras-India yang menyatakan bahwa salib membuat manusia dengan

segala kedosaannya bisa berjumpa dengan Allah. Dengan salib, Yesus

mempertemukan manusia kepada kasih Bapa. Di situlah pengampunan dan

pembaharuan hidup terjadi. Dalam hal ini terdapat tindakan aksi salib yang

Page 70: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

54

memungkinkan pengampunan dan pembaharuan. Semua ini tidak lain adalah

perbuatan Allah yang mendamaikan dan disebut sebagai mukti/pembebasan dan

keselamatan (Yewangoe, 1989: 20).

Tindakan pengampunan dan pembaharuan ini kemudian dihubungkan dengan

pelepasan kuasa. Kuasa ini terus menerus diberikan kepada seseorang yang

berhubungan dengan Kristus melalui Roh Kudus. Manusia yang penuh dosa

dibukakan pintu menuju jalan keselamatan. Salib Yesus adalah “jembatan” antara

manusia dengan BapaNya. Para Teolog Salib memaparkan pendapat mereka tentang

makna salib. Berikut ini akan dipaparkan makna salib menurut para Teolog Salib.

Yewangoe (1989: 95) memaparkan pemikiran M.M Thomas yaitu bahwa salib

adalah tanda pekerjaan Allah di dunia untuk mencapai keselamatan dan pembebasan

manusia. Salib sebagai perbuatan pengosongan diri Allah dan merupakan ungkapan

kasihNya bagi dunia ini. Salib merupakan dinamika sentral dari seluruh sejarah.

Salib adalah inti iman. Tanpa salib, keselamatan manusia tidak pernah menjadi

kenyataan. Salib adalah hukum kasih yang tertinggi. Salib adalah bukti cinta Allah

yang menjelma dalam pribadi Yesus Kristus dan turun ke dunia menjadi setara

dengan manusia. Yesus menjadi sama dengan manusia dalam segala hal kecuali

dosa. Salib Yesus menggenapi apa yang sudah dinubuatkan Yesaya. Dia adalah

seseorang yang diutus Bapa untuk melaksanakan warta keselamatan dari Bapa

kepada manusia seperti yang dinubuatkan Yesaya, yaitu bahwa Yesus adalah Hamba

Tuhan yang ditinggikan, disanjung, dimuliakan karena pewartaan dan mukjizat-

mukjizatNya namun kemudiaan Dia pada akhirnya dijatuhkan, disiksa, dihina,

dihindari banyak orang dan mengalami kematian yang sangat tragis demi

penghapusan dosa. Segala dosa manusia ditanggungNya. Dia ditikam, diremukkan

Page 71: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

55

karena dosa. Ia bagaikan anak domba yang diam saja ketika dibawa ke tempat

pembantaian, seperti induk domba yang diam saja ketika akan digunting bulunya. Ia

diam saja ketika deraan dan siksaan menghunjam tubuh dan batinNya. Dengan bilur-

bilurnya, manusia disembuhkan, dan terhindar dari hukuman dosa (Yes 52:13-

53:12). Semua ini Dia lakukan karena ketaatan pada perintah Bapa dan karena

kasihNya pada manusia. Ia membukakan jalan bagi manusia untuk kembali berdamai

dan bersatu dengan Allah Bapa.

Sudah sangat jelaslah segala tindakan Yesus demi keselamatan manusia dan

hanya Dialah Sang Putra Allah yang sanggup melakukan pekerjaan ini. Pekerjaan

yang tidak terjangkau oleh makhluk manapun. Dia adalah sebuah pribadi yang

istimewa. Yewangoe (1989: 106) juga menggarisbawahi yang dipaparkan S.J.

Samarta yaitu bahwa salib merupakan lambang penerimaan akan penderitaan untuk

menggenapi maksud kasih dalam realitas-realitas sejarah manusia.

Bagi Samarta; dengan salib diperlihatkan bagaimana kuasa kejahatan dan

tragedi dalam kehidupan manusia ditaklukkan oleh kasih. Melalui salib dan

kebangkitan Kristus ada harapan akan kesempurnaan bukan kepulangan ke yang

lama, melainkan menjadi ciptaan yang baru. Salib dan kebangkitan Kristus

menduduki tempat sentral dalam iman Kristen. Salib menjadi suatu tanda. Tanda

bahwa cara hidup manusia lama diperbaharui.

Dari yang berdosa kemudian disucikan karena penebusan Yesus melalui

salibNya. Dosa telah menghancurluluhkan hubungan manusia dengan Allah yang

harmonis. Dosa membawa manusia pada kematian kekal. Salib membawa manusia

pada keselamatan kekal dan keabadian dengan Allah Bapa. Hubungan manusia

dengan Bapa yang buruk telah dipulihkan.

Page 72: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

56

b. Yesus Manusia Sejati yang menderita

Tidak dapat dipungkiri bahwa kematian Yesus di kayu salib sangat tidak

lazim dan tidak masuk akal. Yesus adalah orang benar. Dia bukan penjahat yang

pantas mendapatkan hukuman seperti itu. Dia adalah orang benar yang menderita.

Yewangoe (1989: 65-66) yang mengutip pemikiran Chakkarai menyatakan bahwa

Yesus adalah manusia sejati. Bukti bahwa ia adalah manusia sejati terletak pada

kenyataan bahwa Ia mampu membuat mukjizat dan tidak berdosa. Sebagai manusia

sejati, Yesus hidup dalam kemanunggalan penuh dengan BapaNya. Akibatnya,

Yesus tidak dapat dikalahkan oleh dosa. Hal ini berarti bahwa Yesus tidak hidup

untuk diriNya sendiri. Ia hidup bagi Kerajaan Allah. Pernyataan Yesus manusia sejati

yang menderita merupakan wujud ketidakberdosaanNya. Semua itu dibuktikan

dengan penyangkalan diri yang sepenuhnya memuncak pada kematian di kayu salib.

KeprihatinanNya untuk hidup demi orang lain dan bukan diriNya sendiri merupakan

ungkapan penderitaanNya demi perwujudan kasih Allah di dunia.

Kisah penebusan manusia melalui salib ini merupakan kisah pergumulan Allah.

Pergumulan Allah yang harus menghukum karena dosa manusia dan Allah yang

ingin mengasihi manusia. Dua hal yang bertentangan inilah yang menyebabkan

penderitaan. Penderitaan Yesus adalah penderitaan Allah. Yesus adalah Mesias yang

menderita. Mesias yang menderita dapat menjanjikan suatu masa depan baru dan

memberikan suatu kehidupan baru melalui salib dan kebangkitanNya.

Hanya Mesias yang menderitalah yang mempertahankan agar cahaya

kebenaran, kasih dan keadilan tetap bersinar dalam kegelapan dunia yang penuh

dusta, pemerasan, dan kebenaran. Hanya Mesias yang menderita yang menanggung

penderitaan dunia, membawa keberanian, kekuatan dan harapan bagi manusia.

Page 73: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

57

c. Allah yang Menderita

Allah menderita karena mencinta. Dalam diri Allah, Dia ingin menghukum

umatNya yang berdosa. Di sisi lain ternyata Allah juga mengasihi, maka dalam diri

Allah terjadi dua pertentangan. Allah yang ingin menghukum dan Allah yang ingin

mengasihi. Itulah sebabnya, Allah dikatakan menderita. Budi Kleden (2006: 290)

menegaskan pemikiran Eberhard Jungel seorang Teolog Protestan asal Jerman bahwa

konsep Allah yang menderita berasal dari perspektif cinta. Seorang yang mencinta

adalah seorang yang sanggup menahan diri, berkorban demi orang yang dicintai.

Cinta adalah kekuasaan yang sanggup menggunakan kekuasaan demi orang yang

dicintai. Inilah perwujudan kekuasaan dan ketakberdayaan cinta.

Allah ingin membebaskan umatNya dari penderitaan kekal. Ia masih memberi

kesempatan bagi manusia untuk bertobat atas dosa-dosanya. Allah adalah sosok yang

tidak berdaya. CintaNya adalah tanda ketidakberdayaan. Ia tidak tega membiarkan

umat yang dikasihiNya menderita karena dosa. Maka, Allah melakukan sesuatu yang

luar biasa. Ia mengutus PutraNya untuk turun ke dunia mewartakan keselamatan.

Wujud kasih Allah terbukti dari peristiwa salib PutraNya. Peristiwa salib adalah

ungkapan cinta Allah yang mengekspresikan kemahakuasaan Allah dalam

ketakberdayaan.

Allah telah memaklumkan diri dalam peristiwa salib sebagai cintaNya. Cinta

yang mengalahkan dosa manusia (Budi Kleden, 2006: 291). Budi, Kleden (2006:

301) menggaris bawahi pemikiran Jurgen Moltmann bahwa Allah yang menderita

juga dapat dilihat dari penderitaan Yesus. Keseluruhan proses kisah sengsara Yesus

menampilkan suatu perjuangan Allah melawan Allah. Pribadi Allah yang ingin

menghakimi manusia karena dosa manusia dan pribadi Allah yang mencintai serta

Page 74: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

58

mengampuni manusia. Karena cintaNya pada manusia, Allah membiarkan PutraNya

masuk, dilepaskan dengan konsekuensi bahwa Putra akan menjadi mangsa kematian.

Salib Yesus adalah tanda nyata kesediaan Allah masuk ke dalam nihilitas, ke dalam

kematian manusia. Yesus yang tersalib adalah kehadiran Allah yang merendahkan

diri dan direndahkan.

Allah menderita karena kehilangan Putra yang tersalib dan itu semua adalah

penderitaan Allah. Allah menunjukkan diri sebagai Allah yang tidak hanya

memperhatikan penderitaan sendiri tetapi juga membuka mata dan melihat lebih jauh

menggapai manusia untuk kembali. Salib merupakan revelasi diri Allah sebagai

cinta. Allah menderita hanya karena Dia mencinta.

d. Kebangkitan Kristus

Sejak dahulu, bangsa Israel menantikan seorang Mesias yang bisa melepaskan

mereka dari penindasan Romawi. Bangsa Yahudi menginginkan figur seorang

pemimpin/raja yang bisa membawa mereka keluar dari penjajahan. Namun mereka

salah, Yesus bukan Raja seperti itu. Dia bukan raja biasa, bukan raja dalam urusan

politik ataupun pemerintahan. Yesus mengajarkan Kerajaan Allah milik BapaNya

yang pada waktu itu tidak dimengerti oleh manusia. Untuk membuat manusia

mengerti, Yesus harus berkarya sampai akhir. Berkarya sampai mati di kayu salib

sebagai suatu bukti bahwa Kerajaan Allah adalah hal yang nyata bukan dongeng.

Ketika Yesus mati, betapa kecewa sebagian bangsaNya termasuk para rasul.

Mereka tidak menyangka bahwa Yesus yang dikatakan Mesias, harus mati dengan

cara yang begitu tragis. Mati dengan cara yang paling hina dan hanya lazim diterima

oleh seorang penjahat. Namun begitulah cara Yesus meyakinkan umatNya bahwa

Dia mengosongkan diri menjadi seorang hamba yang rela disakiti dan menderita. Ia

Page 75: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

59

pun akhirnya mati di kayu salib dan bangkit tiga hari kemudian. Ia membuktikan

bahwa kematian dan kebangkitanNya adalah pencerahan. Habis gelap terbitlah

terang! Hidup manusia yang gelap karena dikuasai dosa menjadi terang karena

peristiwa penebusan dari Yesus. Kebangkitan Yesus adalah pencerahan yang

menentukan. Pencerahan bahwa Yesuslah Mesias yang dijanjikan.

Dia bukan Juruselamat dalam hal duniawi/politik namun dengan segala karya

dan tindakanNya selama hidup hingga pada kematian dan kebangkitanNya, Dia

membuktikan bahwa Dialah penyelamat yang menuntun manusia menuju kepada

Kerajaan Allah. Kebangkitan Kristus setelah kematianNya di kayu salib merupakan

awal kehidupan baru bagi manusia. Inilah yang disebut peristiwa penebusan. Dalam

peristiwa kebangkitan berarti Yesus telah menang atas maut dan dosa. Hubungan

manusia dengan Allah yang retak akibat dosa sudah diperbaiki. Yesus adalah

jembatan dan jalan menuju pada keselamatan kekal. Pengalaman kebangkitan Yesus

ini menandakan suatu hubungan Yesus yang unik dengan BapaNya. Kebangkitan

Yesus merupakan pengejawantahan kasih Allah kepada manusia.

Kebangkitan Yesus merupakan pembebasan. Pembebasan yang

mempersatukan karena manusia mendapatkan kembali kemanusiaannya. Yesus ikut

serta terlibat dalam nasib manusia. Kebangkitan Kristus merupakan bukti bahwa

kuasa kejahatan (dosa) telah ditaklukkan oleh kasih.

Dengan bangkit, Yesus telah memulihkan hubungan manusia yang retak

dengan BapaNya karena dosa. Salib adalah jembatan keselamatan atas kesengsaraan

kekal. Ini adalah bukti cinta Bapa yang terealisasi dalam diri Yesus (Yewangoe,

1989: 112). Kisah sengsara dan kematian Yesus merupakan teladan dan inspirasi

untuk memaknai penderitaan orang benar.

Page 76: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

60

e. Keselamatan manusia

Salib adalah bukti cinta Allah Bapa pada manusia. Telah diketahui

sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk penuh dosa dan seolah-olah tidak bisa

dipulihkan lagi. Namun ternyata Allah Bapa sangat mencintai manusia. Ia bahkan

rela memberikan PutraNya untuk dikorbankan. Salib adalah jalan keselamatan dan

pembebasan yang mempersatukan manusia untuk memperoleh kembali

keselamatannya. Salib adalah jalan keselamatan untuk manusia dan salib merupakan

tanda pekerjaan Allah di dunia ini untuk mencapai keselamatan serta pembebasan

manusia. Salib sebagai perbuatan pengosongan diri Allah dan sebagai ungkapan

kasihNya bagi dunia. Allah mengosongkan diri menjadi seorang Hamba dan turun ke

dunia sebagai Putra yaitu Yesus. Dia rela menderita bersama manusia. Dia sudi turun

ke dunia, ke tempat yang “dingin” dan menderita bersama manusia.

Yesus Putra Allah tidak dilahirkan di tempat yang mewah seperti istana raja

yang hangat, namun Dia dilahirkan dalam kandang hewan yang dingin, bau, dan

kotor. Suasana kotor, bau, dan dingin itulah sebenarnya situasi manusia yang ingin

diselamatkanNya. Dia mau menerima manusia dengan segala kekotoran dan

kedegilan hati manusia. Yesus menyelami hati manusia untuk dibawa kembali pada

keselamatan Kerajaan Allah. Keselamatan itu diwujudkan dengan salib. Salib adalah

jalan keselamatan. Salib merupakan dinamika sentral dari seluruh sejarah peristiwa

penebusan. Salib adalah inti iman. Tanpa salib, keselamatan manusia yang dijanjikan

tidak akan pernah menjadi kenyataan.

2. Makna Penderitaan Orang Benar Jaman Sekarang

Sejak dilahirkan ke dunia, manusia sudah tidak asing dengan penderitaan.

Penderitaan menjadi bagian dari hidup manusia. Kadang manusia menyalahkan

Page 77: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

61

keadaan bahwa penderitaan adalah hukuman Tuhan. Tuhan yang memberikan

penderitaan. Vonis yang sering terdengar adalah manusia menderita karena dosa,

karena kesalahannya sendiri. Kalau sudah seperti ini, bagaiman kenyataannya dengan

orang yang sama sekali tidak bersalah? Seseorang yang sama sekali tidak bersalah

namun harus menderita. Apakah penderitaan terjadi karena faktor lain? Hukum alam

misalnya. Dalam kehidupan ini ada hukum sebab akibat. Apa yang dilakukan

manusia, baik atau buruk akan menimbulkan suatu resiko. Perbuatan baik akan

berbuah kebaikan pula dan perbuatan buruk juga akan berbuah kejahatan/menuai

badai. Inilah hukum sebab akibat/alam. Tuhan memang menciptakan hukum alam

itu. Namun sepenuhnya, Tuhan menyerahkan pada manusia untuk memilih.

Manusia menemukan bukti kehadiran Tuhan justru di dalam fakta bahwa

hukum alam tidak berubah. Tuhan memberikan kepada manusia suatu dunia yang

indah, sesuai dan teratur. Salah satu hal yang membuat dunia ini layak dihuni ialah

fakta adanya hukum alam yang pas dan bisa diandalkan serta selalu bekerja dengan

cara yang sama (Kushner, 1988: 68). Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan baik

adanya dan Tuhan memberikan kehendak bebas serta akal budi pada manusia untuk

dapat mensikapi keteraturan yang ada pada hukum alam itu. Tuhan memberikan

kebebasan pada manusia untuk memilih. Memilih mana yang baik dan mana yang

buruk. Yang baik tentu saja akan mendatangkan kebahagiaan dan yang buruk akan

mendatangkan penderitaan. Hubungan sebab-akibat memang merupakan hukum

alam yang ada. Jadi tidaklah pantas sebenarnya kalau manusia mempersalahkan

Tuhan bila mereka menderita.

Hukum alam berlaku pada siapa saja tanpa pandang bulu. Mereka tidak

mengecualikan orang baik maupun orang jahat. Penderitaan bisa menimpa siapa saja,

Page 78: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

62

tidak ada kekecualian untuk orang baik (Kushner, 1988: 69-70). Hukum alam tidak

membuat kekecualian bagi orang baik. Orang baik juga pernah menderita dan

terluka. Tuhan tidak turun tangan untuk menghentikan bekerjanya hukum alam demi

melindungi orang benar dalam bahaya. Semuanya ini adalah bagian dari dunia yang

menyebabkan malapetaka terjadi pada orang baik dan Tuhan bukanlah penyebabnya

dan Tuhan juga tidak menghentikannya. Mungkin bisa dijadikan contoh yaitu

kejadian gempa bumi di Yogyakarta dan Klaten pada tanggal 27 Mei 2006. Musibah

ini merupakan bagian dari hukum alam. Banyak orang mengeluh dan meratap

mengapa semuanya bisa terjadi padahal banyak korban yang tidak bersalah. Mereka

rata-rata adalah orang-orang tua dan anak-anak yang tidak berdaya. Apakah kejadian

alam ini salah Tuhan? Perbuatan Tuhan? Tentu saja tidak.

Salah satu yang bisa dikatakan perbuatan Tuhan hanyalah ketika orang-orang

yang menderita itu berani untuk meneruskan menghadapi hidupnya setelah

mengalami kejadian-kejadian seperti gempa bumi, berani percaya bahwa dengan

musibah dapat semakin mendekatkan diri kepadaNya. Selain itu, perbuatan Tuhan

juga nampak dalam spontanitas dari orang lain untuk menolong sesamanya keluar

dari penderitaan. Itulah perbuatan Tuhan.

Tuhan campur tangan dalam akal budi manusia. Sejak dilahirkan, manusia

memiliki anugerah berupa akal budi. Dalam kejadian alam seperti bencana alam,

manusia memiliki kehendak bebas dari akal budi yang diberikan Tuhan untuk

memahami proses alam yang terjadi di balik peristiwa gempa bumi kemudian belajar

untuk mengantisipasi bahkan mencegahnya. Bila kehendak manusia ini sedikit demi

sedikit berhasil, mungkin akan semakin sedikit korban menderita

(Kushner, 1988: 72).

Page 79: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

63

Dengan akal budi dan kehendak bebas, manusia belajar untuk

memperkembangkan diri. Manusia belajar untuk mencari sebab-sebab penderitaan

dan akhirnya menentukan suatu pilihan untuk bisa keluar dari masalah yang

dideritanya. Dari penderitaan yang menimpa semua orang, dapat dikatakan bahwa

banyak keluhan manusia yang ingin dibebaskan dari penderitaannya. Namun apakah

tidak janggal bila manusia hidup tanpa bisa merasakan kesakitan karena penderitaan?

Rasa sakit memang mengecewakan, tapi hal ini sebenarnya bagian yang penting dari

hidup. Satu yang penting, perasaan “sakit” bukanlah gambaran hukuman Tuhan.

Rasa sakit adalah gambaran dari cara alam untuk memperingatkan orang benar

maupun orang jahat bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak beres. Hidup bisa menjadi

tidak mengenakkan atau tidak lazim bila manusia selalu luput dari rasa sakit. Bila

manusia tidak bisa merasakan sakit, maka kehidupan bisa membahayakan dan bisa

juga tak layak untuk dijalani. Dari ungkapan-ungkapan ini dapat disimpulkan betapa

berperannya fungsi akal budi, suara hati dan kehendak bebas dalam diri manusia.

Manusia diajak untuk bisa menemukan makna dari kesulitannya.

Untuk menemukan makna dari penderitaan ini manusia dapat menjawabnya

dengan sikap iman. Demikian juga bagi umat Kristiani. Penderitaan boleh dikatakan

duri dalam menjalani hidup. Dengan sikap iman yang positif maka akan dikuatkan.

Sikap iman berarti, berani menerima penderitaan namun tidak hanya menyerah atau

pasrah begitu saja. Menerima berarti berani mencoba mencari pemecahan dari

penderitaan sehingga tidak terlalu lama larut dalam kesedihan dan keputusasaan.

Dalam mencoba mencari pemecahan masalah itu berarti manusia bergulat untuk

menemukan sisi terang, dalam mencari apa yang terbaik untuk bisa keluar dari

penderitaannya. Satu yang sebenarnya menjadi sumber kekuatan yaitu doa.

Page 80: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

64

Doa memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Hanya

dengan doalah, manusia dapat secara langsung bercakap-cakap dan berdiskusi

dengan Tuhan. Tanpa disadari atau tidak, manusia akan menemukan jawaban dari

permasalahannya. Memang tidak secara langsung atau instant namun dalam seluruh

proses kehidupan akan disadari bahwa di dalam penderitaan manusia, Tuhan tidak

pernah berdiam diri. Dia selalu berkarya untuk umatNya. Seperti yang dikatakan oleh

Santo Paulus kepada umat di Korintus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami

ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab

Tuhan setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui

kekuatannmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar,

sehingga kamu dapat menanggungnya” (1Kor 10:13).

Tuhan akan menunjukkan jalan yang terbaik untuk umatNya. Mungkin tidak

sekarang namun ada waktunya yang mungkin tidak terjangkau oleh manusia.

semuanya membutuhkan proses, dan seiring dengan berjalannya waktu manusia akan

didewasakan dalam menghadapi suatu permasalahan. Untuk segala sesuatu ada

masanya seperti yang dikutip dari kitab Pengkothbah,” Untuk segala sesuatu ada

masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Tuhan membuat segala

sesuatu indah pada waktunya” (Pkh 3:1-11). Sikap iman yang sesuai untuk

menanggapi penderitaan adalah keyakinan dan kepercayaan. Percaya bahwa Tuhan

memiliki rencana indah untuk umatNya. Pergulatan mengalami penderitaan membuat

manusia berproses dalam pendewasaan iman, dan dari proses itu manusia secara

tidak langsung bisa peka terhadap keadaan sekitar. Peka akan hal-hal yang menimpa

sesamanya yang menderita dan menyadari betapa lemahnya manusia di tangan sang

pencipta.

Page 81: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

65

D. Allah Mengidentifikasikan DiriNya dalam Diri Orang Benar yang

Menderita dan Tersingkir.

Pada umumnya ketika manusia menghadapi suatu persoalan dalam hidup,

mereka cenderung mempersalahkan Tuhan. Mereka berpikir seolah-olah penderitaan

yang mereka alami terjadi akibat dosa/kutukan. Pemikiran seperti ini patut

diluruskan. Manusia bisa mencoba berpikir bahwa Allah juga menderita. Bila

ditelusuri lebih lanjut, Allah sebenarnya sangat menderita. PenderitaanNya itu karena

Dia bergumul sendiri dengan diriNya.

Peperangan yang ada dalam diri Allah membuatNya menderita. Allah

bergumul dengan diriNya yang ingin menghukum manusia dan diriNya yang ingin

selalu mengasihi dan mengampuni manusia. Akhirnya, Allah tetap memilih untuk

mengasihi dan mengampuni dengan memberi kesempatan kepada manusia untuk

kembali kepadaNya. Bukti yang paling konkret dilakukan Allah adalah dengan

peristiwa salib Yesus PuteraNya yang diutus ke dunia untuk menjadi serupa dalam

segala hal dengan manusia kecuali dosa. Yesus Putera Allah turun bukan ke dunia

sebagai raja yang tinggal dalam istana yang mewah nan megah.

Dia juga bukan raja dalam hal politik yang memiliki banyak kekuasaan, namun

Dialah raja rakyat jelata. Raja bagi semua bangsa termasuk kaum miskin, lemah,

tersingkir, juga kaum pendosa. Yesus hadir bukan mencari orang benar namun

mencari orang berdosa yang tersesat yang ingin meluruskan jalannya. Yewangoe

(1989: 299) memaparkan yang digariskan seorang penyair Indonesia W.S Rendra

yaitu bahwa Allah turun dari sorga, mengunjungi manusia, hidup bersama mereka,

ikut serta dalam kesusahan dan masalah-masalahnya. Allah bukan Allah yang

menghakimi manusia. Allah digambarkan sebagai seseorang yang menjumpai orang-

Page 82: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

66

orang dalam situasi mereka dan kesengsaraan mareka. Allah secara serius

menghadapi penderitaan dan kesengsaraan manusia. Ia meninggalkan sorgaNya yang

“nyaman“ turun dalam “kedinginan” dunia yang penuh dengan masalah yang

mengasingkan manusia satu dengan yang lainnya. Ia memberikan kehangatan yang

sulit ditemukan dalam dunia yang penuh dengan persoalan. Dengan

mengidentifikasikan diriNya dalam diri orang benar yang menderita dan tersingkir

berarti Allah menunjukkan solidaritasNya kepada manusia. Maka sudah sepatutnya

manusia diajak untuk menerima penderitaan sebagai bentuk solidaritasnya juga

dengan Allah.

Page 83: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BAB IV

SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI SALAH SATU MODEL

KATEKESE UNTUK MENANGGAPI ORANG BENAR DALAM

MEMAKNAI PENDERITAAN

Dalam bab IV ini, penulis memaparkan suatu model katekese yang tepat untuk

membantu umat beriman atau orang benar dalam memaknai penderitaan yaitu

katekese dengan model SCP (Shared Christian Praxis) Pada bab II telah dipaparkan

penderitaan orang benar berdasarkan konteks Kitab Suci yaitu Kitab Mazmur

khususnya Mazmur 13. Pemazmur dalam Mazmur 13 ini adalah orang benar yang

menderita.

Penderitaan yang dialami terjadi karena serangan musuh. Penderitaan yang

dialaminya ini membuat ia mengeluh dan marah pada Tuhan. Pemazmur kecewa

karena pada saat ia menderita Tuhan seolah-olah diam saja. Pemazmur

menginginkan dibebaskan dari penderitaannya. Ia terus mengeluh dan mengeluh

hingga akhirnya ia menyadari bahwa dengan keluhan-keluhan itu, ia tak bisa jauh

dari Tuhan. Pemazmur membutuhkan Tuhan dan akhirnya sampailah ia pada suatu

sikap iman akan rasa percaya pada kasih setia Tuhan yang akan mampu mengatasi

segala derita.

Selanjutnya pemaknaan penderitaan orang benar dalam bab III lebih menunjuk

kepada penderitaan orang benar jaman sekarang. Sumber utama dari bab III ini

adalah penderitaan Yesus sebagai manusia sejati. Manusia diajak untuk melihat

bahwa Yesus dahulu juga pernah mengalami penderitaan walaupun Dia tidak

Page 84: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

68

bersalah. Maka dari penderitaan Yesus ini, manusia diajak untuk berani memaknai

penderitaan dengan sikap percaya dan tidak putus asa. Dengan berkaca dari

penderitaan Yesus, manusia diajak untuk sampai pada sikap iman yang tepat dalam

memaknai penderitaan dalam hidup yaitu yang pertama; dalam relasinya dengan

Tuhan, manusia diajak untuk semakin rendah hati. Rendah hati berarti menyadari

bahwa dirinya adalah makhluk lemah dan selalu bergantung serta membutuhkan

Tuhan. Yang kedua; dalam relasinya dengan sesama, manusia menjadi semakin peka,

solider, peduli, serta tersentuh hatinya akan penderitaan sesama di sekitarnya. Yang

terakhir; dalam relasinya dengan diri sendiri, penderitaan menjadikan manusia

semakin teguh, tabah, sabar, kuat, serta tahan banting dalam menghadapi aneka

tantangan kehidupan yang dialaminya setiap hari.

Pada bab IV ini penulis akan memaparkan suatu katekese yang cocok untuk

memaknai penderitaan orang benar. Katekese ini adalah katekese dengan model

SCP. Katekese dengan model SCP diharapkan mampu membawa umat sampai

kepada sikap iman yang tepat dalam menghadapi penderitaan. Sikap iman itu dalam

hubungannya dengan diri sendiri, sesama, dan Tuhan. Diharapkan setelah mengikuti

proses pelaksanaan katekese ini peserta menjadi lebih kuat, tegar, tabah, tahan

banting dalam menghadapi hidup.

Selain itu, peserta katekese juga diingatkan bahwa di sekitar mereka ada

sesama yang jauh lebih menderita dan perlu dibantu. Peserta katekese diajak untuk

lebih peka serta solider akan penderitaan sesama dan akhirnya menjadikan manusia

semakin rendah hati bahwa dirinya juga manusia biasa yang lemah yang juga butuh

Page 85: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

69

sesama dan Tuhan dalam hidupnya. Berkaitan dengan pengertian/gambaran, tujuan,

isi katekese secara umum, penulis akan lebih memfokuskan lagi pembahasan ini

dengan Catechesi Tradendae dan Katekese Umat berdasarkan hasil pertemuan PKKI

II di Klender-Jakarta tahun 1980. Adapun yang akan dibahas tentang katekese dalam

Katekese Umat adalah lebih khusus lagi yaitu mengenai pengertian, isi, peranan

katekis, serta suasana katekese dalam Katekese Umat. Hal ini dirasa penting karena

hal-hal yang dipaparkan dalam Katekese Umat akan diterapkan dalam proses

pelaksanaan katekese model SCP. Selain Katekese Umat tentu saja penulis akan

membahas mengenai katekese model SCP secara lebih khusus di antaranya

mengenai pengertian, tujuan, serta langkah-langkah dalam membawakan katekese

dengan model SCP. Yang terakhir, penulis akan membuat suatu contoh katekese

dengan model SCP yang dapat dipergunakan para katekis dalam berkatekese.

A. Katekese Sebagai Salah Satu Bentuk Pendampingan Iman Umat dalam

Memaknai Penderitaan

1. Gambaran Umum Katekese

Pendampingan umat dalam menghadapi penderitaan/problematika hidup

merupakan salah satu bentuk pelayanan gereja yang diwujudkan melalui katekese.

Sudah menjadi kewajiban bagi umat beriman untuk saling membantu, menguatkan

dan meneguhkan. Untuk itu penulis sebagai calon Katekis yang kelak akan

mendampingi umat, memilih katekese sebagai salah satu bentuk pendampingan iman

dalam memaknai penderitaan. Menurut Paus Yohanes Paulus dalam Catechesi

Tradendae art. 18 menyatakan:

Page 86: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

70

Katekese ialah pembinaan anak-anak, kaum muda, dan orang dewasa dalam iman yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristiani.

Dari kutipan di atas sudah sangat jelaslah bahwa katekese adalah usaha

pembinaan iman bagi semua kalangan baik tua maupun muda. Proses pembinaan

iman ini dengan cara menyampaikan ajaran-ajaran Kristen secara umum baik melalui

pendidikan, pewartaan, pembinaan, pendalaman akan sabda Allah melalui sekolah-

sekolah maupun paroki-paroki. Hal ini dimaksudkan untuk menghantar umat

memasuki kepenuhan hidup Kristus yaitu dengan menemukan shaloom/ damai

sejahtera dalam hidupnya, semakin dekat dengan Allah, sesama dan diri sendiri. Dari

usaha pembinaan iman dalam katekese ini, maka ditemukan pula tujuan katekese

yang diungkapkan oleh Paus Yohanes Paulus dalam Catechesi Tradendae art. 20,

yaitu:

Tujuan khas katekese ialah: berkat bantuan Allah mengembangkan iman yang baru mulai tumbuh, dan dari hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan peri hidup Kristen umat beriman, muda ataupun tua. Kenyataan itu berarti: merangsang, pada taraf pengetahuan maupun penghayatan, pertumbuhan benih iman yang ditaburkan oleh Roh Kudus melalui pewartaan awal, dan yang dikurniakan secara efektif melalui babtis.

Dari kutipan di atas sangat jelaslah bahwa katekese bertujuan mengembangkan

iman peserta. Proses pengembangan iman ini tentu saja dengan disertai rahmat Roh

Allah. Iman yang berkembang maksudnya adalah agar seiring dengan berjalannya

waktu, peserta dapat semakin mantab dan kuat sebagai anggota gereja yang

disatukan dalam satu pembabtisan. Hanya berkat rahmat Roh Allahlah semuanya itu

dapat terjadi sehingga peserta akhirnya dapat merasakan kepenuhan iman Kristiani

Page 87: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

71

yaitu dengan merasakan kedamaian maupun ketenangan jiwa serta menilai segala

sesuatu berdasarkan kehendak Tuhan dan berperilaku sesuai dengan perintah-

perintahNya.

Dari pengertian dan tujuan katekese yang telah dipaparkan, isi katekese

menurut Paus Yohanes Paulus dalam Cetechesi Tradendae art. 26, adalah:

Karena katekese merupakan suatu momen atau aspek dalam pewartaan Injil, isinya juga tidak dapat lain kecuali isi pewartaan Injil sendiri secara menyeluruh. Satu-satunya Amanat yakni Warta Gembira Keselamatan, yang telah didengar sekali atau ratusan kali, dan telah diterima setulus hati, dalam katekese terus menerus di dalam melalui refleksi dan studi sistematis, melalui kesadaran akan gema pantulannya dalam kehidupan pribadi seseorang, suatu kesadaran yang meminta komitmen yang semakin penuh dan dengan mengintegrasikannya dalam keseluruhan yang organis dan selaras, yakni peri hidup Kristen dalam masyarakat dan dunia.

Berdasarkan kutipan di atas, isi katekese adalah pewartaan Inji yaitu kabar

gembira yang diwartakan Yesus Kristus Putra Allah yang turun ke dunia untuk

menghadirkan shaloom bagi semua manusia. Kabar gembira yang dibawaNya adalah

Injil yang menghidupkan. Warta keselamatan itu diterima, dipahami, dihayati,

direfleksikan kemudian diungkapkan dalam perwujudan hidup setiap hari. Semua itu

menuntut suatu komitmen dari manusia. Hal ini berarti, dari apa yang telah diterima,

manusia dituntut memiliki sikap iman dengan menerima pribadi Yesus Kristus

sebagai satu-satunya Tuhan. Manusia pada akhirnya berani menyerahkan diri

seutuhnya dengan pertobatan yang tulus. Dari pengertian, tujuan, serta isi katekese

maka penulis akan mencoba membahas secara lebih khusus lagi tentang Katekese

Umat berdasarkan hasil PKKI II di Klender tahun 1980. Dalam Katekese Umat itu

jugalah yang akan ada dalam proses pelaksanan katekese model SCP.

Page 88: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

72

2. Katekese Umat

a. Pengertian Katekese Umat

Untuk memberikan pengertian tentang Katekese Umat, penulis memaparkan

pengertian Katekese Umat dari kutipan Yosef Lalu (2005: 5) berdasarkan hasil

pertemuan PKKI II pada tahun 1980 di Klender khususnya art.1 yaitu:

Katekese Umat diartikan sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat/kelompok. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian rupa sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara makin sempurna. Dalam Katekese Umat, tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese Umat mengandaikan ada perencanaan.

Dari kutipan ini, Katekese Umat merupakan suatu bentuk komunikasi. Di

dalamnya terdapat interaksi dengan cara sharing antar peserta. Penekanan

komunikasi iman di sini bukan hanya komunikasi antara peserta dengan pemimpin

katekese tetapi peserta dengan peserta sehingga mereka nantinya dapat saling belajar

dan memperkaya iman. Yang disharingkan tidak jauh dari pengalaman iman

(penghayatan iman) yang dialami peserta. Dengan tukar pengalaman iman ini,

peserta dapat saling membantu.

Selain itu dengan sharing ini, iman mereka dikuatkan karena mereka nantinya

menyadari bahwa di dalam hidup ini mereka tidaklah sendirian. Ada sesama sebagai

sesama warga gereja yang sederajat yang siap untuk membantu. Intinya, Katekese

Umat ini bersumber dari pengalaman iman peserta. Akan tetapi unsur pengetahuan

tentang iman Kristiani tidak dilupakan Dalam Katekese Umat terdapat suatu bentuk

komunikasi. Komunikasi ini adalah komunikasi iman umat. Dengan komunikasi

Page 89: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

73

iman ini diharapkan peserta mampu mengungkapkan diri demi pembangunan iman

umat.

b. Isi Katekese Umat

Adapun isi Katekese Umat seperti yang dipaparkan Yosef Lalu (2005: 6)

berdasarkan hasil pertemuan PKKI II pada tahun 1980 di Klender khususnya art.2,

yaitu:

Dalam Katekese Umat, kita bersaksi tentang iman kita akan Yesus Kristus, pengantara Allah yang bersabda kepada kita dan pengantara kita menanggapi sabda Allah. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja sepanjang Tradisinya.

Dari kutipan di atas, pokok dalam Katekese Umat adalah kesaksian iman umat

akan Yesus Kristus Putra Allah yang berbicara dengan sabda dan karyanya yang

tertuang dalam Perjanjian Baru. Yesus adalah perantara manusia kepada Allah Bapa.

Dengan Kristus umat berjumpa dengan Allah dan melalui Yesus pulalah Allah

mendatangi umatnya. Dengan melihat serta berusaha mencontoh apa yang diajarkan

Yesus maka terpenuhilah apa yang dicita-citakan Allah dalam hidup manusia.

Manusia akan selamat dan menemukan damai (shalom) dalam hidupnya. Dalam

proses katekese ini, umat pulalah yang menjadi subjeknya. Katekese ini adalah

katekese dari, oleh, dan untuk umat seperti yang diungkapkan oleh Yosef Lalu

(2005: 5) art. 3 dalam PKKI II 1980 di Klender yaitu:

Dalam Katekese Umat, yang berkatekese adalah umat sendiri. Artinya semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus. Kristus menjadi pola hidup pribadi dan pola kehidupan kelompok baik seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompok-kelompok basis, di sekolah maupun perguruan tinggi. Penekanan

Page 90: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

74

pada seluruh umat ini justru merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada katekese sekarang.

Dari kutipan di atas dikatakan bahwa subjek katekese bukan pemimpin

katekesenya/katekis tapi umat itu sendiri, artinya katekese dari umat oleh umat dan

untuk umat yang akhirnya berpusat pada iman akan Yesus Kristus sebagai inti pokok

katekese. Mereka bersama-sama mencari dan akhirnya menemukan apa yang

dikehendaki Yesus dalam kehidupan mereka sehingga dengan demikian peserta

sendiri dapat merasakan kepenuhan hidup dalam Yesus Kristus Putra Allah.

Sabda Allah yang terwujud dan hidup serta karya Yesus merupakan inti pokok

yang akan disharingkan bersama secara terbuka antarumat dengan rasa saling

percaya sehingga umat pada akhirnya dapat saling mengisi, memperkaya sehingga

dapat saling meneguhkan/menguatkan satu sama lain.

c. Peranan Katekis Dalam Katekese Umat

Dalam pelaksanan katekese, pemimpin/fasilitator biasanya adalah katekis, guru

agama, prodiakon, ketua wilayah/lingkungan di tempat umat. Mereka inilah yang

mendampingi umat pada saat berjalannya katekese. Sosok pemimpin katekese

diharapkan seseorang yang benar-benar mampu dan bisa mendampingi umat dengan

kemampuan dalam menciptakan suasana yang komunikatif sehingga peserta mau

bicara terbuka. Hal ini seperti ditegaskan oleh Yosef Lalu (2005: 5) dalam artikel 4

dari hasil PKKI II di Klender tahun 1980 yaitu:

Dalam katekese yang menjemaat ini, pemimpin katekese bertindak terutama sebagai pengarah dan pemudah (fasilitator). Ia adalah pelayan yang siap menciptakan suasana yang komunikatif. Ia membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara terbuka. Katekese Umat menerima banyak jalur

Page 91: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

75

komunikasi dalam berkatekese. Tugas mengajar yang dipercayakan kepada hierarki menjamin agar seluruh kekayaan iman berkembang dengan lurus.

Dengan kata lain, pemimpin katekese bukanlah sosok pemimpin yang paling

lebih seakan-akan paling pandai dalam menyampaikan pengetahuan tentang iman

Katolik kepada peserta katekese. Pemimpin katekese di sini justru bertindak sebagai

fasilitator serta sebagai pelayan, bukan sosok yang dinomorsatukan sebagai yang

terpenting. Pemimpin katekese harus bisa meneladan sikap melayani yang diajarkan

Yesus demi perwujudan warta keselamatan.

Pemimpin katekese juga sedapat mungkin harus bisa menciptakan suasana

yang komunikatif dalam arti mampu membangkitkan semangat kepada peserta

katekese agar berani bicara terbuka tanpa harus takut atau ragu-ragu bahwa yang

dibicarakannya salah. Pemimpin katekese adalah pelayan dalam arti mampu

melayani para peserta yang mengalami kesulitan dengan memberi semangat,

membantu merumuskan, memuji usaha, serta menentramkan ketegangan yang terjadi

dalam kelompok katekese.

d. Suasana Katekese Umat

Suasana yang terjadi dalam dalam Katekese Umat adalah suasana penuh

kekeluargaan disertai rasa saling percaya satu sama lain. Umat dapat saling

mensharingkan pengalaman imannya dengan rasa saling percaya satu sama lain tanpa

takut ditertawakan atau takut salah. Maka dari itulah, Katekese Umat disebut sebagai

komunikasi iman karena umat yang berinteraksi di dalamnya adalah umat yang

memiliki iman yang sama dan sederajat. Gagasan mengenai Katekese Umat sebagai

Page 92: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

76

bentuk komunikasi iman seperti yang dipaparkan oleh Yosef Lalu (2005: 5) pada

artikel 5 rumusan PKKI II tahun 1980 di Klender yaitu:

Katekese Umat merupakan komunikasi Iman dari peserta sebagai sesama dalam iman yang sederajat, yang saling bersaksi tentang iman mereka. Peserta berdialog dalam suasana terbuka, ditandai sikap saling menghargai dan saling mendengarkan. Proses terencana ini berjalan terus menerus.

Dengan kata lain, Katekese Umat sebagai bentuk komunikasi iman dalam arti

yang berkomunikasi adalah umat dalam iman yang sama/sederajat kemudian

bersaksi/sharing dengan suasana terbuka akan kesaksian iman dan reaksi dari peserta

yang lain adalah menghargai serta mendengarkan, seperti misalnya dalam tema

mengenai penderitaan orang benar ini. Peserta Katekese adalah kelompok umat yang

setia kawan, belajar mendengarkan, menghormati sehingga peserta akhirnya merasa

dikuatkan dan disemangati untuk berani menghadapi penderitaan/masalah-masalah

dalam hidupnya.

Uraiaan tersebut menyatakan bahwa Katekese Umat adalah cara jemaat

mengolah pengalaman imannya akan kehadiran Allah dalam hidup sehari-hari

khususnya dalam tema penderitaan orang benar ini. Dalam hal ini peserta diajak

untuk berani sharing secara terbuka/mengungkapkan kesaksian imannya tanpa harus

takut salah dan ditertawakan.

Dengan sharing pengalaman iman ini diharapkan mereka dapat saling

memperkaya dan akhirnya mampu menemukan makna yang mendalam dalam

menghadapi penderitaan dalam hidup.

Page 93: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

77

B. Shared Christian Praxis sebagai Model Berkatekese dalam Menanggapi

Penderitaan Orang Benar

Katekese model SCP merupakan katekese yang bertitik tolak dari pengalaman

umat dalam hidupnya. Dalam masalah penderitaan orang benar, katekese model ini

mengajak umat untuk menemukan sikap iman secara positif dalam menghadapi

penderitaan dan belajar melihat bahwa dalam penderitaan hidup mereka tidak

sendirian. Ada Tuhan yang menopang. Selain itu, katekese model SCP ini dapat

menumbuhkan kekuatan baru untuk berani menghadapi hidup serta mampu memberi

kesaksian iman atas pengalaman penderitaan. Katekese dengan model SCP sangat

sesuai diterapkan untuk menanggapi penderitaan orang-orang benar, alasannya

adalah; yang pertama dalam katekese model ini umat menjadi subjek atau pelaku

katekese. Mereka bukan hanya mendengarkan namun mereka juga berinteraksi di

dalamnya. Interaksi inilah yang disebut komunikasi iman antar peserta.

Peran katekis/pemimpin katekese adalah sebagai fasilitator yang bertugas

mengarahkan umat namun tidak memonopoli pembicaraan. Kemudian alasan yang

kedua, katekese model SCP ini sungguh dialogis-partisipatif, artinya dialog atau

komunikasi iman yang terjadi benar-benar dapat membantu peserta karena yang

berinteraksi adalah peserta dengan peserta sendiri sehingga pada akhirnya mereka

dapat saling mendengarkan, memperkaya, menghayati, merefleksikan kemudian

dengan sikap iman mengambil makna yang positif serta mampu menerapkannya

dalam hidup sehari-hari.

Page 94: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

78

Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengadakan katekese dengan model SCP.

Penulis merasa katekese model SCP ini cocok dan relevan sebagai pilihan dalam

menanggapi permasalahan orang benar yang menderita pada jaman sekarang,

alasannya yang pertama, sesuai dengan lingkungan psikososial peserta. SCP

memperhatikan lingkungan emosional peserta sebab dalam katekese model SCP ini,

suasana saling menerima hangat dan terbuka dapat tercipta. Peserta bisa merasakan

bahwa mereka diterima, bebas, dan santai.

Peserta bisa percaya satu sama lain dan dengan kepercayaan ini, mereka dapat

mensharingkan pengalamannya. Peserta bebas mengungkapkan dirinya dengan kata-

kata sendiri dan peserta lain mendengarkan. Kesediaan untuk mendengar menjadi

sesuatu yang pokok dalam katekese model SCP ini. Dengan mendengarkan, peserta

lain dikuatkan dan pihak yang mensharingkan pengalamannya juga dikuatkan

perjalanan hidup rohaninya. Dalam hal ini, peran katekis sangat penting. Katekis

selain menjadi fasilitator juga berperan sebagai motivator yaitu memberikan

semangat kepada peserta agar percaya, berani, dan bersedia mensharingkan

pengalamannya namun tidak memaksa. Selain itu seorang Katekis harus bisa

meyakinkan bahwa jemaat Kristiani merupakan satu kesatuan dalam Kristus untuk

saling menguatkan dan meneguhkan.

Kemudian alasan yang kedua, sesuai dengan lingkungan fisik peserta. SCP

memperhatikan lingkungan fisik peserta. Lingkungan fisik berarti lebih kepada

suasana proses berjalannya katekese. Tentang cara mengatur tempat duduk, susunan

warna, alas lantai/tikar/karpet, hiasan, pencahayaan. Lingkungan fisik lebih kepada

Page 95: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

79

suasana yang menyenangkan dan memberi kesan hangat, mesra, dan terbuka

sehingga peserta menjadi nyaman untuk mengikuti katekese.

1. Pengertian SCP

Menurut Thomas H. Groome yang disadur oleh Heryatno (1997: 2-4),

pengertian Katekese model SCP yaitu:

a. Shared

Istilah “shared” menunjuk pengertian komunikasi iman yang timbal balik,

sikap partisipasi aktif dan kritis dari peserta, terbuka pada kedalaman diri, kehadiran

sesama, maupun rahmat Tuhan. Komunikasi iman ini disebut juga sharing atau

dialog dalam katekese. Namun sharing ini bukan berarti peserta harus bicara terus

menerus secara bergantian tanpa ada tujuan yang jelas. Sharing berarti saling berbagi

pengalaman, pengetahuan, perasaan dan saling mendengarkan orang lain.

Mendengarkan bukan hal yang mudah, menuntut perhatian dan hati untuk saling

berbagi. Mendengarkan berarti harus dengan hati apa yang dikomunikasikan oleh

orang lain. Dengan saling mendengarkan, maka peserta akan menemukan diri sendiri

dan menemukan kehendak Tuhan. Syarat-syarat yang diperlukan dalam sharing

diantaranya: cinta pada manusia dan dunia yang menjadi dasar komunikasi, rendah

hati, mau memberi dan menerima pengalaman pribadi, memiliki rasa saling percaya

sehingga dapat mensharingkan pengalaman iman dengan jujur, terbuka, tanpa ragu,

bijaksana atas apa yang mau disharingkan serta menerima dan mendengarkan sharing

orang lain. Selain itu yang terpenting menyadari bahwa apa yang disharingkan bukan

hanya dialog antar peserta namun dialog juga dengan Tuhan.

Page 96: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

80

b. Christian

Christian berarti mengusahakan agar kekayaan iman Kristiani sepanjang

sejarah dan visinya semakin terjangkau, dekat, dan relevan untuk kehidupan pribadi

peserta zaman sekarang. Hal ini berarti lebih kepada penghayatan tradisi iman

Kristiani sebagai sumber pewartaan. Semua ini sesuai dengan ajaran Injil yang

dikaitkan dengan kehidupan peserta sehari-hari pada masa sekarang. Dari semua ini

diharapkan agar apa yang menjadi tujuan Injil yaitu kabar keselamatan dapat tercapai

sehingga peserta mengalami kepenuhan hidup Kristiani dengan merasakan damai

sejahtera (shalom) dalam hidupnya.

c. Praxis

Praxis berarti lebih kepada tindakan manusia yang mempunyai tujuan untuk

tercapainya suatu transformasi kehidupan yang di dalamnya terkandung proses

kesatuan antara praktek dan teori. Dalam hal ini menuntut keterlibatan manusia

dalam dunia yang akan membawa pada perubahan yang lebih baik dalam hidup.

Praxis ini merupakan penyatuan antara teori dengan praktek dalam pelaksanaan

katekese. Praxis juga meliputi ungkapan hati, emosional, intelektual, spiritual dari

hidup.

2. Tujuan Katekese dengan Model SCP

Tujuan katekese model SCP ini yaitu lebih kepada penekanan proses

berkatekese yang bersifat dialogis-partisipatif supaya dapat mendorong peserta

berdasar komunikasi antara “tradisi” dan visi hidup mereka dengan “tradisi” dan visi

Page 97: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

81

Kristiani, sehingga baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan

penegasan dan pengambilan keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan

Allah di dalam hidup manusia (Heryatno 1997: 1).

Model ini berawal dari pengalaman hidup peserta yang selanjutnya

direfleksikan secara kritis supaya ditemukan maknanya kemudian dikaitkan dengan

pengalaman hidup Kristiani yang akan membawa peserta pada perubahan baru dalam

hidup yang lebih baik. Keunggulan dari katekese model SCP ini adalah yang

pertama, peserta sungguh dijadikan subjek. Kedua, katekese model SCP ini bersifat

dialogis-partisipatif yang artinya, yang berinteraksi di dalamnya adalah umat dengan

umat. Dengan kata lain, katekese model SCP bertolak dari pengalaman iman umat

yang diungkapkan tanpa rasa ragu-ragu dan penuh kepercayaan kepada peserta

katekese yang lain. Dengan cara demikian diharapkan, tujuan dari katekese model ini

dapat membantu umat memperkaya dan mengembangkan iman mereka.

Dengan keterbukaan, peserta dapat saling mengerti, memahami, dan dengan

kebersamaan mereka dapat saling meringankan sehingga pada akhirnya apa yang

ingin dicapai dalam katekese ini dapat terwujud. Peserta dapat merasakan kepenuhan

iman Kristiani yaitu dengan merasakan damai sejahtera kerajaan Allah dalam

hidupnya.

3. Langkah-langkah Katekese Model SCP

Menurut Sumarno (2005: 19-22) langkah-langkah SCP yang diawali dengan

langkah nol yaitu:

Page 98: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

82

a. Langkah 0 : Pemusatan Aktivitas.

Bagian ini betujuan untuk mendorong umat menemukan topic pertemuan yang

bertolak dari kehidupan konkret yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan.

Namun ternyta tidak semua proses pelaksanaan katekese dengan model SCP

menggunakan langkah nol terutama bila tema pertemuan sudah ditemukan

sebelumnya.

b. Langkah I (pertama): Pengungkapan Pengalaman Hidup Faktual.

Langkah pertama ini digunakan untuk membantu peserta mengungkapkan

pengalaman hidup faktual/sesuai kenyataan. Sharing adalah salah satu cara yang

dipakai oleh peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya.

c. Langkah II (kedua): Refleksi Kritis Atas Sharing Pengalaman Hidup

Faktual (Mendalami Pengalaman Hidup Peserta).

Langkah II ini bertujuan memperdalam saat refleksi dan mengantar peserta

pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup dan tindakannya yang meliputi:

pemahaman kritis dan sosial, kenangan analitis dan sosial dan imajinatif kreatif

sosial.

d. Langkah III (ketiga): Mengusahakan Supaya Tradisi Dan Visi Kristiani

Lebih Terjangkau (Menggali Pengalaman Iman Kristiani).

Langkah ini bertujuan mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi

Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang

konteks dan latar belakang kebudayaannya berlainan. Tradisi dan visi Kristiani

Page 99: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

83

mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri

hidup dan karya Yesus Kristus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas

pewahyuan tersebut.

e. Langkah IV (keempat): Interpretasi/Tafsir Dialektis Antara Tradisi Dan

Visi Kristiani Dengan Tradisi Dan Visi Peserta (Menerapkan Iman

Kristiani Dalam Situasi Peserta Konkrit).

Langkah ini mengajak peserta berdasar nilai Tradisi dan visi Kristiani

menemukan bagi dirinya sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap

pribadi yang tidak baik akan dihilangkan, dan nilai-nilai hidup yang baru akan

dikembangkan. Di satu pihak peserta mengintregasikan nilai-nilai hidup mereka ke

dalam Tradisi dan visi Kristiani, di lain pihak mempersonalisasikan dan memperkaya

dinamika Tradisi dan visi Kristiani.

f. Langkah V (Kelima): Keterlibatan Baru Demi Makin Terwujudnya

Kerajaan Allah Di Dunia Ini (Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit).

Langkah ini mengajak peserta agar samapai pada keputusan praktis yang

dipahami sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus

berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia dalam kontinuitasnya dengan

Tradisi Gereja sepanjang sejarah dan visi kristiani. Keprihatinannya adalah praktis

yakni mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia: pertobatan

pribadi dan sosial yang kontinyu.

Page 100: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

84

C. Contoh Proses Pelaksanaan Katekese dengan Model SCP

Katekese model SCP merupakan katekese yang bertitik tolak dari pengalaman

umat dalam hidupnya. Seperti masalah-masalah penderitaan yang dialami oleh umat

di lingkungan Yohanes Paulus Tukangan Paroki Kotabaru. Penderitaan/masalah-

masalah hidup yang sering mereka alami misalnya: kegagalan dalam rumah

tangga/gagal mendidik anak, kematian salah satu anggota keluarga, bencana alam

yang melanda Yogyakarta, dan lain sebagainya. Dalam katekese model ini umat

diajak untuk menemukan sikap iman secara positif dalam menghadapi penderitaan

dan belajar melihat bahwa dalam penderitaan hidup mereka tidak sendirian. Dengan

sharing dalam kebersamaan dengan sesama yang memiliki iman yang sederajat,

mereka akan dikuatkan, ditabahkan dalam menghadapi penderitaan. Mereka akan

diperkaya dengan pengalaman-pengalaman yang disharingkan oleh peserta katekese

yang lain. Untuk itulah, katekese model SCP diharapkan dapat menumbuhkan

kekuatan baru untuk berani menghadapi hidup serta mampu memberi kesaksian iman

atas pengalaman penderitaan.

1. IDENTITAS PERTEMUAN

a. Tema : Berani Memaknai Penderitaan

b. Tujuan : Bersama pendamping, peserta mampu menemukan sikap

iman, melihat secara positif penderitaan yang dialami dalam

hidup, serta mampu memberi kesaksian dari peristiwa

penderitaan yang dialami

c. Peserta : ± 12 Orang

Page 101: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

85

d. Tempat : Salah satu rumah umat

e. Hari/tgl : Sabtu, 15 Desember 2007

f. Waktu : Pukul 19.00 s/d selesai

g. Model : SCP

h. Metode :

• Sharing kelompok

• Diskusi Kelompok

• Refleksi pribadi

• Informasi

• Tanya jawab

i. Sarana :

• Teks lagu “Tuhan Pengharapanku”

• Teks lagu “Seperti Yang Kau Ingini”

• Teks kisah pendalaman ”Sampai Kapan Saya Kuat dan

Tabah”

• Teks pertanyaan pendalaman

• Teks Kitab Suci Perjanjian Lama

• Tape dan kaset lagu Taize

j. Sumber bahan :

• Mazmur 13:1-6

Page 102: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

86

• Barth & Pareira. Kitab Mazmur 1-72. Pembimbing dan

Tafsirannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999. Hal

201-205

• Kushner,Harold. Ketika Penderitaan Melanda Hidup

Orang-orang Baik. Jakarta: Mitra Utama, 1988. Hal 67-

84

• Yewangoe, AA. Theologia Crucis Di Asia. Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1989. Hal 112-115

2. PEMIKIRAN DASAR

Sejak dilahirkan, manusia adalah sosok yang diciptakan untuk memiliki suatu

kehidupan yang penuh dengan berbagai keunikan dan keistimewaan. Kebahagiaan

dan penderitaan dalam dunia fana adalah suatu realita yang biasa terjadi dalam hidup

manusia. Selama manusia masih melakukan peziarahan di muka bumi ini, mereka

tidak akan terlepas dari dua hal tersebut.

Penderitaan datang tidak pandang pilih kasih kepada siapapun. Apakah itu

orang benar ataupun orang jahat. Semuanya sama, tak luput dari penderitaan.

Tergantung bagaimanakah mereka bisa memaknai dengan mengambil hal-hal positif

dari permasalahan yang melanda hidupnya.

Pada masa Perjanjian Lama, keluhan, ratapan penderitaan orang-orang benar

terealisasi pada syair-syair yang ditulis dalam Kitab Mazmur. Salah satu contoh

Mazmur yang yang sangat inspiratif dalam mengungkapkan sebuah penderitaan

orang-orang benar adalah Mazmur 13. Dari mazmur itu digambarkan secara singkat

Page 103: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

87

situasi pemazmur sebagai orang benar yang menderita. Pemazmur protes, kecewa,

mengeluh, dan marah karena Tuhan tidak berada di pihaknya. Pemazmur merasa

ditinggalkan.

Namun akhirnya, sang pemazmur sampai pada sikap iman yaitu senantiasa

berharap serta percaya pada kasih setia Tuhan yang akan membebaskan dari segala

penderitaan. Dari Mazmur 13 umat beriman dapat belajar memaknai penderitaan

dengan percaya pada pengharapan dari sang pemazmur. Kemudian peserta dapat

belajar menggulati, menerima dan akhirnya dapat mengambil hikmah dan ilham

positif dari penderitaan yang dialaminya.

Selain itu, orang beriman dapat belajar dari Yesus Kristus. Yesus Kristus

adalah Putra Allah yang menderita. Yesus adalah 100% Orang benar. Ia sama dalam

segala hal dengan manusia kecuali dalam hal dosa. Dialah sosok yang paling

menderita demikian hebat. Dia ditolak, dihina, dikhianati, sampai akhirnya

disalibkan kendati tidak bersalah. Yesuspun bersedia merelakan diriNya untuk

sengsara dan wafat di kayu salib namun akhirnya bangkit.

KemenanganNya atas maut dan dosa merupakan awal kehidupan baru yang

penuh harapan bagi manusia. Dari ungkapan di atas, peserta katekese dapat memetik

hikmah penderitaan. Diharapkan setelah mengikuti pertemuan ini, peserta dapat

menentukan sikap iman dalam menghadapi penderitaan.

Manusia akan semakin tabah, tegar, kuat, serta tahan banting dalam

menghadapi penderitaan yang terjadi dalam hidup. Selain itu peserta juga semakin

rendah hati bahwa dirinya adalah manusia lemah dan tak berdaya di hadapan Tuhan.

Page 104: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

88

Peserta semakin berserah diri dan memasrahkan hidup kepadaNya. Peserta juga

dapat belajar untuk semakin peka dan bersikap solider terhadap sesamanya yang juga

mengalami penderitaan sehingga pada akhirnya mereka dapat menyatukan

penderitaan yang dialaminya dengan penderitaan Kristus.

3. PENGEMBANGAN LANGKAH-LANGKAH

a. Langkah 0 : Pemusatan Aktivitas

b. Pembukaan

1). Pengantar

Bapak/ibu/saudara/I yang terkasih dalam Yesus, terimakasih atas kesediannya

untuk hadir di ruangan ini dalam memenuhi undangan Tuhan. Saya yakin bahwa Roh

Kudus Allahlah yang telah mengetuk hati dan mendorong Bapak/ibu/saudara/i untuk

bersama-sama mendengarkan sapaan Tuhan dalam pendalaman iman malam hari ini.

Tema yang akan kita angkat pada malam hari ini adalah “Berani Memaknai

Penderitaan”.

Sebagai manusia, kita tidak asing lagi dengan kata-kata ini. Kita

menemukannya juga dalam hidup kita. Tidak ada makhluk di dunia ini yang terlepas

dari penderitaan namun sebagai makhluk Tuhan yang dianugerahi akal budi dan

kehendak bebas, kita diajak untuk berani mengambil sikap untuk bisa memaknai

penderitaan.

Marilah sebelum pendalaman iman ini kita mulai, kita satukan hati kita dengan

lagu pembukaan.

2). Lagu pembukaan: “Tuhan Pengharapanku”

Page 105: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

89

3). Doa pembukaan:

Allah Bapa yang berbelas kasih, syukur dan puji kami haturkan kepadaMu atas

cinta yang masih boleh kami terima hingga malam hari ini. Bapa, kami bersyukur

karena Engkau mengundang kami untuk belajar memaknai sebuah penderitaan dalam

pendalaman iman malam ini. Ya Bapa, bukalah mata, hati, dan pikiran kami agar

kami mampu mendengarkan sapaanMu sehingga kami akhirnya dapat menemukan

sikap iman yang sesuai dalam memaknai hidup kami baik suka maupun duka. Bapa,

doa yang jauh dari sempurna ini kami haturkan dengan perantaraan Kristus Tuhan

Kami. Amin.

c. Langkah I: Mengungkapkan pengalaman hidup peserta

1). Membagikan teks cerita “Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah” kepada peserta

dan memberi pada peserta kesempatan untuk membaca dan mempelajari

sendiri-sendiri terlebih dahulu [(Lamp. 3: (3)]

2). Penceritaan kembali isi cergam: Pendamping meminta salah satu peserta untuk

mencoba menceritakan kembali dengan singkat tentang isi pokok dari cerita

“Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah” tersebut.

3). Intisari ceritera “Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah”

Cerita menggambarkan situasi proses pembelajaran dari kisah seorang wanita

bernama Paijem (27 th) warga Cepoko, Sumbermulya, Bambanglipuro, Bantul-

Yogyakarta yang memiliki seorang anak bernama Aris Nugroho (7 th) yang terkena

penyakit hydrocepalus (pembesaran kepala). Tidak hanya itu, penderitaan Paijem

dan anaknya sudah terjadi sejak Paijem mengandung Aris. Aris memang punya ibu

Page 106: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

90

tapi ia tak punya ayah karena dia lahir dari hasil perkosaan. Pria yang memperkosa

Paijem adalah tetangganya sendiri dan ia tak mau bertanggung jawab. Penderitaan

Paijem semakin bertambah ketika ibunya meninggal apalagi setelah itu ayahnya

pergi entah kemana bersama perempuan lain. Paijem selalu berusaha sabar namun

ketika ia hampir putus asa, ia hanya mampu berkata, ”Saya memang harus sabar dan

tabah lagi. Tapi sampai kapan saya tidak tahu”. Namun ia akhirnya sedikit terhibur

manakala Aris anaknya mulai bisa tersenyum. Senyum itulah yang menguatkannya

dan membuat ia mencoba bertahan dalam ketabahan dan harapan.

4). Pengungkapan pengalaman

a). Apa yang dialami oleh Paijem dalam kisah ini?

b) Bagaimana Paijem berusaha menghadapi penderitaannya?

5). Arah Rangkuman

Dari cerita ini, dikisahkan kisah penderitaan seorang wanita bernama Paijem.

Penderitaan yang dialaminya pun bertubi-tubi. Dari diperkosa, hamil kemudian

melahirkan anak yang cacat, ditinggal mati ibunya, dan ayahnya lari dari rumah

bersama perempuan lain. Posisi Paijem ini adalah seseorang yang tidak memiliki

kesalahan apapun tetapi ia menderita. Penderitaan seperti ini tentu saja sama sekali

tidak dikehendakinya. Namun ternyata dia cukup kuat dan tabah. Dengan ketabahan

ia mampu bertahan. Ia masih memiliki harapan agar kehidupan dia dan anaknya

menjadi lebih baik. Sesuatu hal yang ada di luar pemikiran kita. Mungkinkah kita

setabah itu jika cobaan demikian berat yang dialami Paijem menimpa kita?

Page 107: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

91

Mungkinkah kita kuat? Kadang kita tidak bisa menerima dengan penderitaan yang

menimpa. Padahal di luar sana ada orang lain yang lebih menderita daripada kita.

d. Langkah II : Mendalami pengalaman hidup peserta

1). Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman atau cerita di atas

dengan dibantu pertanyaan sebagai berikut:

a). Apa yang akan Bapak, Ibu/saudara/i lakukan jika berada diposisi Paijem?

b) Bagaimanakah cara Bapak, Ibu/Saudara/i menghadapi penderitaan dalam

hidup?

2). Dari jawaban yang telah diungkapkan oleh peserta, pendamping memberikan

rangkuman singkat.

3). Arah Rangkuman

Setiap manusia pasti pernah mengalami problematika dalam hidup. Hal ini

tidak bisa dihindari dan memang tidak untuk dihindari melainkan dihadapi. Seperti

kisah Paijem tadi. Memang ia menderita bahkan sangat menderita. Namun dia adalah

salah satu wanita hebat. Ia tahan banting. Ia menemukan harapan kembali di kala

rasa putus asa menimpanya. Ia memiliki keyakinan bahwa dia harus bertahan demi

putranya. Ia seorang ibu yang hebat. Demikian juga kita. Mungkin problematika

hidup yang kita alami tidak seperti yang dialami Paijem. Mungkin kita masih lebih

beruntung. Penderitaan yang kita alami justru lebih ringan. Kalaupun berat, kita

diajak belajar dari sikap Paijem ini agar berani dan tahan banting menghadapi derita.

Kita memang tidak bisa menolak penderitaan yang kita alami. Penderitaan/kesusahan

yang menimpa hidup kita harus bisa kita terima, kemudian digulati, dan akhirnya

Page 108: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

92

dimaknai. Kita akan menemukan sesuatu yang berharga dari sebuah penderitaan.

Dengan penderitaan, kita akan didewasakan dalam menghadapi hidup.

e. Langkah III : Menggali pengalaman iman Kristiani

1). Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikope

langsung dari Kitab Suci Perjanjian Lama yaitu Mazmur 13:1-6 atau dari teks

fotokopi yang dibagikan.

2). Peserta diberi waktu sebentar untuk hening sejenak sambil secara pribadi

merenungkan dan menanggapi pembacaan Kitab Suci dengan dibantu beberapa

pertanyaan sebagai berikut:

a). Ayat manakah yang menunjukkan keluhan-keluhan sang pemazmur kepada

Tuhan karena penderitaannya?

b). Sikap-sikap mana yang ingin ditanamkan pemazmur dalam menghadapi

penderitaan dari perikope Mazmur 13 ini?

3). Peserta diajak untuk mencari sendiri dan menemukan pesan inti bacaan dari

Mazmur 13 sebagai jawaban atas dua pertanyaan di atas.

4). Pendamping memberikan interpretasi atau tafsir dari bacaan kitab Suci dari

Mazmur 13:1-6 dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam

hubungan dengan tema dan tujuan, misalnya sebagai berikut:

Dari Mazmur 13 ini kita diajak untuk melihat keluhan-keluhan pemazmur yang

tidak bersalah namun ia menderita. Dalam penderitaannya pemazmur mengeluh,

Page 109: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

93

bertanya kepada Tuhan sampai kapan ia akan menderita seperti ini dan sampai kapan

Tuhan akan mendiamkannya terus menerus serta tidak memperdulikannya.

Pemazmur merasa hubungannya dengan Tuhan terputus dan ia merasa sendirian

dalam penderitaan. Hal ini seperti yang tertuang pada ayat 2, yang berbunyi ”Berapa

lama lagi, Kau lupakan aku terus menerus. Berapa lama lagi Kau sembunyikan

wajahmu terhadapku”. Namun dari ayat ini juga terlihat suatu relasi personal antara

pemazmur dan Tuhan diputuskan. Pemazmur selalu membutuhkan serta bergantung

sepenuhnya pada kasih setia Tuhan.

Pemazmur merasa tidak bersalah namun ia menderita. Ia merasa khawatir dan

bertanya-tanya apa sebabnya ia ditinggalkan Tuhan, di mana letak kesalahannya

sehingga ia merasa terasing baik dengan Tuhan dan sesama. Semua pertanyaan-

pertanyaan itu berputar-putar terus dalam hatinya tanpa adanya jawaban yang bisa

mengungkapkan sesuatu sebagai jalan keluar dari masalah. Penderitaan yang

dialaminya adalah karena orang lain yaitu musuh. Seperti kisah Paijem dalam cerita

”Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah?” Paijem juga menderita karena perbuatan

orang lain. Ia diperkosa, hamil dan melahirkan anak yang cacat sedangkan laki-laki

yang memperkosanya lari dari tanggung jawab. Apalagi ia juga kehilangan ibunya

yang meninggal ditambah ayahnya yang lari dari rumah bersama perempuan lain.

Penderitaan yang dialaminya sangat bertubi-tubi. Di tengah penderitaannya itu,

Paijem memiliki kepasrahan, mencoba tabah dengan setitik harapan bahwa

keadaannya dan anaknya akan lebih baik. Demikian juga dengan kisah pemazmur

dalam Mazmur 13 yang memiliki harapan bahwa Tuhan akan memandangnya dan

Page 110: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

94

mempedulikannya. Ia menginginkan Tuhan mengangkat deritanya. Ungkapan

permohonan ini tertuang dalam ayat 4, ”Pandanglah kiranya...jawablah aku...buatlah

mataku bercahaya....”. Dari kata-kata ini menyatakan bahwa di tengah ancaman

penderitaan karena musuh, pemazmur tetap percaya kepada Tuhan sebagai Allah

walaupun saat itu kehadiran Allah tidak terasa.

Pemazmur menginginkan Tuhan memenuhi harapannya. Harapan untuk bisa

keluar dari derita serta untuk tidak putus asa, menyerah begitu saja pada penderitaan.

Pemazmur merasa bahwa ia percaya serta pasrah pada Tuhan. Dengan kepercayaan,

ia menemukan kekuatan baru. Walaupun mungkin semua jalan untuk masalah sudah

tertutup, namun Tuhan dapat memberikan ketentraman dan membuka jalan baru.

Pemazmur percaya bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah pergi.

Tuhan tidak berpaling dan menyembunyikan diri. Pemazmur mulai bisa

menerima bahwa dengan penderitaan justru bisa mendekatkan relasinya lebih mesra

dengan Tuhan. Pemazmur berani menggulati penderitaannya dengan sikap iman

yang percaya dan pasrah karena kasih setia Tuhan bisa dipercaya. Seperti yang

dikalimatkan pada ayat 6 dalam Mazmur 13, ” kepada kasih setiaMu aku percaya”.

Intinya, pada Mazmur 13 ini kita diajak untuk belajar bahwa dengan penderitaan

dapat membuat kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

Selain itu bila dikaitkan dengan penderitaan Paijem dalam cerita tadi, kita

diajak untuk tabah dan tahan banting serta tidak menyerah dalam menghadapi

penderitaan dalam hidup. Kisah Paijem ini sungguh mengagumkan. Ia adalah kisah

orang yang menderita karena perbuatan orang lain. Ia sama sekali tidak bersalah.

Page 111: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

95

Penderitaannya memang datang bertubi-tubi namun ia sangat tabah. Ia masih

mencoba untuk bertahan dalam ketabahan dan harapan Seperti juga kisah

penderitaan Yesus Kristus sebagai orang benar yang menderita.

Yesus pernah menderita demi penebusan dosa untuk manusia. Di tengah

penderitaanya ia bertahan dalam kehendak Bapanya. CintaNya pada manusia dan

ketaatanNya pada kehendak Bapalah yang mengalahkan deritaNya. Dari tiga kisah

itu yaitu kisah Paijem, pemazmur dalam Mazmur 13, dan penderitaan Yesus, kita

diajak untuk memiliki sikap iman yang tepat dalam menghadapi penderitaan. Sikap

iman itu adalah: pertama, dalam relasinya dengan Tuhan. Kita diajak untuk semakin

rendah hati. Rendah hati berarti menyadari bahwa kita adalah makhluk lemah dan

selalu bergantung serta membutuhkan Tuhan. Yang kedua, dalam relasinya dengan

sesama.

Kita menjadi semakin peka, solider, peduli, serta tersentuh hatinya akan

penderitaan sesama di sekitarnya. Ternyata ada sesama di sekitar yang lebih

menderita dan membutuhkan kepedulian kita. Yang terakhir, dalam relasinya dengan

diri sendiri. Penderitaan menjadikan kita semakin teguh, tabah, sabar, kuat, serta

tahan banting dalam menghadapi aneka tantangan kehidupan yang dialami setiap

hari.

f. Langkah IV : Menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta konkrit

1). Pengantar

Dalam pembicaraan-pembicaraan tadi kita sudah menemukan sikap-sikap

mana yang dilakukan sang pemazmur dari Mazmur 13 dalam memaknai

Page 112: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

96

penderitaannya. Sikap itu di antaranya adalah percaya dan pasrah pada kehendak

Tuhan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga tak terlepas dari penderitaan. Kadang

sebagai manusia, kita merasa putus asa karena penderitaan dalam hidup padahal

tidak bersalah dan kita menderita karena tingkah laku orang lain maupun situasi

hidup. Namun dengan pertemuan malam ini, kita disadarkan Tuhan. Kita tidak

sendirian, Tuhan senantiasa berjaga di samping kita.

2). Sebagai bahan refleksi agar kita dapat semakin berani menerima, menggulati,

dan memaknai penderitaan dalam hidup sehari-hari maka marilah kita

merenungkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

a). Apakah arti penderitaan dalam hidupku?

b). Sikap-sikap mana yang bisa diperjuangkan agar mampu menerima, menggulati,

dan memaknai penderitaan dalam hidupku sebagai orang beriman?

Saat hening diiringi dengan lagu “Taize” untuk mengiringi renungan secara

pribadi, kemudian peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil

renungan pribadinya.

3). Arah Rangkuman

Pemazmur dalam Mazmur 13 telah memberikan contoh kepada kita tentang

suatu sikap iman yaitu kepasrahan dan kepercayaan dalam menghadapi penderitaan.

Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan hendaknya mengakui bahwa kita adalah

makhluk yang lemah dan tidak pernah luput dari persoalan hidup. Memang tidak

mudah menerima kenyataan bahwa manusia itu harus menderita apalagi bila

Page 113: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

97

penderitaan yang terjadi melanda manusia yag tidak bersalah. Setiap manusia

berusaha menghindari adanya penderitaan atau problema dalam hidup. Pendapat itu

salah. Penderitaan bukan harus dihindari, tetapi harus dihadapi. Kita juga harus

menyadari bahwa dengan kekuatan sendiri tidak akan berhasil. Hanya dengan sikap

iman ingin selalu mengandalkan Tuhan, kita akan mampu menghadapinya.

g. Langkah V : Mengusahakan suatu aksi konkrit

1). Pengantar

Bapak/ibu/saudara/i yang terkasih, kita bersama-sama sudah menggali

pengalaman penderitaan dari cerita “Sampai Kapan Saya Kuat dan Tabah?”, juga

sudah diteguhkan oleh sang pemazmur dari Mazmur 13:1-6, serta sudah dikuatkan

oleh sharing kita bersama. Penderitaan adalah tidak bisa dihindari. Penderitaan bisa

terjadi karena kesalahan diri sendiri, perilaku orang lain, hukum alam, dan

sebagainya. Seperti kisah Paijem dalam cerita tadi. Dia menderita bukan karena

kesalahannya sendiri, tapi karena perbuatan orang lain. Dia tidak bersalah apapun.

Dari kisah Paijem tadi, kita diajak untuk melihat bahwa disekitar kita ternyata ada

saudara/i kita yang ternyata mempunyai penderitaan yang mungkin lebih berat dari

kita.

Kemudian dari kisah pemazmur dalam Mazmur 13. Pemazmur menderita

karena orang lain yaitu musuh. Setelah itu, sempat kita singgung sedikit bahwa

Yesus sebagai orang benar juga pernah mengalami penderitaan. Ia solider dengan

manusia, turun ke dunia, dilahirkan di kandang hewan yang kotor dan bau demi

Page 114: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

98

cintanya kepada manusia. Dari kisah-kisah tadi, kita memperoleh semangat,

kekuatan, dan harapan baru dalam menentukan sikap iman yang berani menerima,

menggulati, dan akhirnya bisa memaknai penderitaan yang kita alami dalam hidup

kita.

Dari penderitaan dalam hidup, kita diajak untuk melihat bahwa betapa kecil

dan lemahnya kita di hadapan Tuhan. Kita selalu membutuhkan dan bergantung pada

pertolonganNya. Dengan penderitaan juga, kita semakin dikuatkan, diteguhkan dan

kita menjadi tahan banting dalam menghadapi penderitaan. Dari kisah Paijem tadi,

kita juga diajak untuk peka, peduli, solider akan penderitaan sesama di sekitar kita.

2). Memikirkan niat-niat pribadi untuk lebih menguatkan kita dalam menghadapi

setiap peristiwa hidup terutama dalam menghadapi penderitaan. Berkutu ini

adalah pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat:

a). Niat apa yang hendak kita lakukan untuk semakin berani menghadapi

penderitaan/aneka tantangan dalam hidup khususnya dalam kehidupan kita baik

di lingkup keluarga, gereja, maupun masyarakat?

b). Hal-hal apa saja yang perlu kita perhatikan dalam mewujudkan niat-niat tersebut?

h. Penutup

1). Setelah selesai merumuskan niat pribadi dan bersama, bisa dinyalakan sebuah

lilin dan dengan suasana hening mulai memasuki Doa Umat.

2). Kesempatan Doa Umat spontan yang di awali oleh pendamping kemudian disusul

oleh peserta. Akhir doa umat ditutup dengan doa penutup dari pendamping yang

merangkum keseluruhan langkah dalam SCP ini.

Page 115: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

99

3). Doa Penutup

Bapa di dalam sorga, puji syukur dan terimakasih kepadamu atas pertemuan yang

indah ini. Bapa terima kasih karena pertemuan ini, kami dapat saling berbagi di

dalam hidup ini. Kami merasa tidak sendirian karena Engkau bersama kami.

Terima kasih juga atas kehadiran sesama yang senantiasa menmani diri kami

sehingga dalam menghadapi kenyataan hidup baik senang maupun susah kami

merasa tidka sendirian. Mampukanlah kami Bapa untuk semakin kuat dalam

menghadapi hidup dan senantiasa berpasrah padaMu. Akhirnya ya Bapa, semoga

kami dapat meneladan pemazmur dalam Mazmur 13 dan Yesus PutraMu sendiri

untuk berani menghadapi penderitaan atau masalah-masalah hidup. Semuanya ini

kami sampaikan dengan perantaraan Yesus Juru Selamat kami. Amin.

4). Sesudah doa penutup, pertemuan diakhiri dengan lagu penutup “Seperti Yang

Kau Ingini”.

Page 116: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis menyimpulkan sebagai berikut:

penderitaan pernah dialami oleh semua makhluk hidup di dunia ini. Tidak ada satu

makhlukpun yang luput dari permasalahan hidup. Penderitaan yang terjadi tidak

pandang bulu terhadap siapapun baik orang jahat maupun orang benar. Bagi orang

benar, mereka sering protes pada Tuhan atas derita yang menimpa. Maka dengan

belajar dari Mazmur 13, mereka diajak untuk memaknai penderitaan mereka.

Pemazmur dalam Mazmur 13 adalah orang benar yang menderita. Ia mengeluh,

protes, dan marah pada Tuhan atas derita yang menimpanya. Pemazmur merasa tidak

memiliki kesalahan. Ia menderita karena serangan musuh dan merasa bahwa Tuhan

mendiamkannya. Pemazmur berteriak dan mengeluh meminta tolong. Tanpa disadari

dengan keluhan-keluhan itu sebenarnya pemazmur bisa dekat dengan Tuhan.

Pemazmur membutuhkan pertolongan Tuhan. Hal ini menunjukkan bahwa relasinya

dengan Tuhan sangat baik hingga pada akhirnya pemazmur bisa mempercayakan dan

memasrahkan dirinya pada kasih setia Tuhan. Ia adalah contoh orang benar yang

menderita dan mampu memaknai penderitaannya.

Selain memaknai penderitaan dari Mazmur 13, orang benar yang menderita

juga dapat belajar memaknai penderitaan dengan melihat pribadi Yesus Kristus.

Yesus adalah orang benar yang menderita. Yesus adalah Allah yang menderita untuk

umatnya. Dengan penderitaanNya, Yesus mau menunjukkan solidaritasnya bahkan

Page 117: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

101

sampai mati di kayu salib. Yesus rela melakukan kehendak Bapa-Nya tanpa

mengeluh ataupun protes. Ia ingin agar semua manusia bisa selamat walaupun harus

dengan jalan mempertaruhkan nyawaNya sendiri. Maka dengan belajar dari

penderitaan Yesus, manusia diajak untuk mampu menggulati penderitaan dengan

sikap iman yang dewasa. Sebagai makhluk yang sudah ditebus hendaknya manusia

bisa menunjukkan solidaritasnya atas apa yang dilakukan Yesus yaitu dengan berani

menghadapi penderitaan hidup serta mau mempercayakan segala sesuatu baik

maupun buruk pada kehendak Tuhan.

Memaknai penderitaan berarti, yang pertama; berani menerima. Manusia

belajar menerima bahwa penderitaan itu memang ada dan harus dihadapi. Yang

kedua; penderitaan harus digulati. Hal ini menyatakan bahwa penderitaan harus

dihadapi tanpa putus asa dan tidak berpikir bahwa penderitaan adalah akhir dari

segalanya. Yang ketiga; adalah memaknainya.

Memaknai penderitaan berarti menemukan sikap iman yang tepat yaitu: dalam

hubungannya dengan diri sendiri, dengan mengalami penderitaan manusia akan

semakin kuat, tegar, tabah, dan tahan banting dalam menghadapi penderitaan dalam

hidup. Dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia menjadi semakin rendah hati

bahwa dirinya adalah makhluk lemah di hadapan Tuhan. Manusia dapat

mempercayakan dan memasrahkan diri kepada Tuhan atas segala sesuatu di dunia ini

baik suka maupun duka. Yang terakhir; dalam hubungannya dengan sesama, manusia

diajak untuk menjadi peka dan solider akan penderitaan sesama di sekitarnya.

Menyadari bahwa di sekitar masih banyak sesama yang jauh lebih menderita dan

Page 118: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

102

membutuhkan kepedulian orang lain di sekelilingnya. Manusia berani dengan tangan

terbuka meringankan derita sesama yang membutuhkan. Sehubungan dengan

katekese untuk menanggapi penderitaan orang benar pada jaman sekarang ini,

penulis mengusulkan katekese dengan model SCP.

Katekese dengan model SCP membantu peserta dalam menentukan sikap iman

dalam memaknai penderitaan dalam hidup dengan terang Tuhan. Sikap iman itu

diantaranya, peserta semakin kuat, tegar, tabah dan tahan banting dalam menghadapi

penderitaan. Peserta juga semakin menyadari bahwa dirinya begitu kecil dan lemah

serta selalu membutuhkan pertolongan Tuhan sehingga akhirnya peserta semakin

peka serta solider untuk tergerak hatinya mengulurkan tangan untuk membantu

sesama yang jauh lebih menderita.

B. Saran

Supaya semua manusia bisa menerima bahwa penderitaan itu ada, harus

diterima, digulati, dan dimaknai maka ada beberapa hal yang dapat diperhatikan

yaitu:

1. Bagi keluarga

Pertama-tama, keluarga sebagai lingkup kecil dari hidup manusia hendaknya

menanamkan pada setiap anggotanya bahwa penderitaan itu ada. Jangan dihindari

melainkan dihadapi dengan berani. Kemudian memberikan pengertian kepada

anggota keluarga bila suatu ketika menghadapi problematika hidup, harus bisa

menerima, menggulati, dan memaknai penderitaan agar mencapai suatu hidup yang

lebih baik di masa yang akan datang.

Page 119: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

103

2. Peserta Katekese

Bagi peserta Katekese sebagai jemaat satu iman dalam Kristus, diharapkan

dapat saling menunjukkan rasa solidaritasnya pada jemaat seiman yang sedang

dirundung penderitaan. Sikap ini ternyata mampu menguatkan dan meneguhkan serta

menyatakan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi deritanya. Ada sesama dan

Tuhan yang senantiasa hadir untuk menemani dan selalu menolong. Kehadiran dan

rasa simpati menunjukkan bahwa kita ikut ambil bagian dari penderitaan sesama.

3. Bagi Katekis

Pendampingan untuk peserta berarti menumbuhkan kembali sikap iman dalam

menghadapi penderitaan yaitu dengan berani menerima, menggulati dan memaknai

penderitaan. Tujuannya adalah dengan sharing pengalaman iman, peserta dapat

menemukan makna penderitaan dan meyakinkan diri bahwa dalam penderitaan kita

tidak sendirian. Seorang Katekis dalam proses Katekese ini harus mampu

membangkitkan semangat peserta untuk berani memaknai setiap peristiwa dalam

hidupnya.

Page 120: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

104

DAFTAR PUSTAKA

Budi Kleden, Paul. (2006). Membongkar Derita. Maumere: Ledalero. Barth & Pareira., (1999). Tafsiran Kitab Mazmur 1-72. Jakarta: BPK Gunung Mulia. De Sales, Frans. (1994). Jiwaku Tak Kuat Menanggung Derita Ini. Utusan, 18. Groenen, C. (1983). SengsaraTuhan Kita Yesus Kristus. Ende Flores: Nusa Indah. Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis: Suatu Model Berkatekese

(F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Sekretariat PWI Kateketik (Buku asli diterbitkan 1981).

Harun, Martin. (1998). Berdoa Bersama Umat Tuhan. Yogyakarta: Kanisius. Heryatno Wono Wulung, F.X. (1997). Shared Christian Praxis, Suatu Model

Berkatekese. Yogyakarta: Puskat. ________(2002). Diktat Kitab Mazmur, Yogyakarta Heru Ismadi. (1994). Pelayanan Paroki Mlati Untuk Orang Sakit. Utusan, 16. Kushner, Harold. (1988). Ketika Penderitaan Melanda Hidup Orang-orang Baik.

Jakarta: Mitra Utama. Lalu, Yosep. (2005). Katekese Umat. Jakarta:Komkat KWI. Sumarno Ds., MA. (2005). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Untuk Mahasisa Semester V, Fakultas Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Weiden, van Der Wim. (1991). Mazmur Dalam Ibadat Harian. Yogyakarta: Kanisius _______(1995). Seni Hidup Sastra Kebijaksanaan Perjanjian Lama. Yogyakarta.

Lembaga Biblika Indonesia: Kanisius. Yewangoe, A.A. (1989). Teologia Crucis Di Asia. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia. Yohanes Paulus II. (1984). Salvifici Doloris (Penderitaan Yang Menyelamatkan).

Jakarta: SMT Grafika Mardi Yuana. Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawiryana, Penerjemah).

Jakarta : DokPen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979

Page 121: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

105

LAMPIRAN

Page 122: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

106

Page 123: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

107

Page 124: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

108

Page 125: BELAJAR DARI MAZMUR 13: MEMAKNAI PENDERITAAN ORANG … · Skripsi yang penulis angkat merupakan salah satu cara belajar dari Mazmur 13 untuk menanggapi penderitaan yang dialami umat

109