Biodiesel Dan Biometan Alga

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    1/36

    LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN TAHAP AKHIR

    PROGRAM INSENTIF PENELITI DAN PEREKAYASA LIPI 2010

    JUDUL

    KEGIATAN PENELITIAN

    Eksplorasi Sumberdaya Mikroba

    Penghasil

    Lemak

    Sel

    Tunggal Untuk Pengembangan Bioenergi

    Alternatif Berbasis Biodiesel

    dan

    Biometan

    PENELITI PENGUSUL

    Dr. Joko

    Sulistyo M.Agr

    Pusat Penelitian Biologi

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

    ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

    Lembaga llmu Pengetahuan

    Indonesia

    LIPI)

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    2/36

    LEMB R PENGES H N

    S TU N KERJ PEN ND T NG N KONTR K

    1. Judul Kegiatan/Penelitian : Eksplorasi Sumberdaya Mikroba Penghasil Lemak

    Sel Tunggal untuk Pengembangan Bioenergi

    Alternatif Berbasis Biodiesel dan Biometan

    2 Bidang Fokus

    3. Peneliti Utama

    Nama Lengkap

    Jenis Kelamin

    4. Surat Perjanjian:

    Nomor

    Tanggal

    5 Biaya Tahun 2010

    Cibinong 22 November 2010

    Disetujui

    Energ i Baru dan Terbarukan

    Dr. Joko Sulistyo M.Agr.

    Laki-Laki

    01/SU/SP/Insf-Dikti/IV/1 0

    6

    April2 1

    Rp. 157 455000 -

    K ~ p a l a Pusat Penelitian Biologi-LIPI

    1 _

    Siti Nuramaliati Prijono

    NIP. 195804091982022001

    Mengetahui

    Deputi ILMU PENGETAHUAN HAYA

    Prof. Dr lr.BAMBANG PRASETYA

    NIP. 19600323198412001

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    3/36

    1

    Eksplorasi Sumberdaya Mikroba Penghasil

    Lemak Sel Tunggal Untuk Pengembangan Bioenergi

    Alternatif Berbasis Biodiesel dan Biometan

    BSTR K

    Konsumsi masyarakat Indonesia terhadap minyak bumi semakin

    meningkat, rata-rata naik 6 pertahun , khususnya minyak diesel sebagai

    sumber bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan produksi

    kilang semakin menurun. Oleh karena itu perlu dicari dan dikembangkan

    sumberdaya bahan bakar baru untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar

    dalam negeri . Biodiesel berbasis LEMAK SEL TUNGGAL (LST) yang berasal

    dari lemak mikroba adalah salah satu alternatif yang dapat dikembangkan.

    Pada umumnya biodiesel mempunyai sifat-sifat yang mirip dengan

    minyak diesel, dapat dipakai tanpa modifikasi mesin, polusinya lebih rendah,

    dan efek pelumasannya lebih baik dari minyak diesel. Biodiesel juga

    menawarkan konsumsi bahan bakar, tenaga, dan torsi yang hampir sama

    dengan minyak diesel konvensional.

    Bahan baku biodiesel yang telah diteliti di Indonesia antara lain adalah

    minyak sawit dan minyak jarak. Khusus minyak sawit, stok bahan baku ini

    diperkirakan belum mencukupi kebutuhan biodiesel pada masa yang akan

    datang . Penyebabnya adalah lebih dari

    9

    bahan baku tersebut masih

    dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan minyak goreng.

    Penelitian alga sebagai penghasil LST, khususnya penelitian tentang

    potensi alga sebagai bahan baku biodiesel, masih minim di Indonesia,

    sehingga diharapkan dari penelitian

    ini

    dapat terungkap bahwa alga

    berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia .

    Dalam percobaan ini digunakan tiga jenis alga yaitu Chiarella . vulgaris,

    Scenedesmus. dimorphus dan Spirulina fusiformis . Dibudidayakan dalam skala

    laboratorium (kapasitas akuarium 50 liter) kemudian dipanen (umur 14 hari , rata-rata

    dihasilkan 350 gram alga per akuarium) setelah diekstrak hasil minyaknya rata-rata

    15 . Katalis yang digunakan berupa enzim lipase amobil ataupun whole cell yang

    diekstraksi dari beberapa jenis biakan mikroba Bacillus subtilis, Actinomycetes,

    Pseudomonas fluorescens dan Candida rugosa).

    Dari proses ini dihasilkan metil

    ester yang selanjutnya disebut sebagai biodesel.

    Kata kunci :

    alga , biodiesel, lemak sel tunggal , transesterifikasi enzimatik.

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    4/36

    PR K T

    Pencarian sumber energy baru dan terbarukan

    (new and renewable energy)

    adal

    h

    langkah strategis untuk mengatasi keterbatasan minyak bumi dan konsumsi minyak

    yang terus meningkat dari tahun

    ke

    tahun . Salah satu bentuk energy baru dan

    terbarukan adalah biodiesel , yaitu bahan bakar yang berasal dari minyak nabati atau

    lemak hewani dengan sifat seperti minyak diesel. Biodiesel ini selain berfungsi untuk

    melumasi mesin juga berfungsi untuk meningkatkan kinerja mesin kendaraan

    dengan emisi kendaraan yang cukup kecil. Pembuatan biodiesel umumnya

    melibatkan proses transesterifikasi dengan menggunakan katalis basa atau asam

    untuk menghasilkan produk metal ester.

    Pada penelitian yang dibiayai melalui

    Program lnsentif Penelit dan Perekayasa LIP/

    Tahun 2010

    ,

    penelitian bioprospeksi mikroba penghasil enzim lipase untuk

    esterifikasi minyak alga lemak sel tunggal) telah dilakukan dengan menghasilkan

    keluaran berupa publikasi ilmiah dan

    prototype.

    Atas dukungan fasilitas dan sarana

    kegiatan , para peneliti yang terl ibat dalam kegiatan mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada Pusat Penelitian Biolog i - LIPI sehingga tahapan

    tahapan kegiatan dapat tercapai sesuai harapan.

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    5/36

    L POR N

    KHIR

    DAFTAR lSI

    Halaman

    LEMBAR IDENTITAS DAN

    PENGESAHAN ............................................... ...............

    ......................

    ........ 1 2

    RINGKASAN ........ ........................... .

    ....... .

    .....................................................................................3

    PRAKATA

    ................................................................................................

    ............... ......... .

    .

    ...............4

    DAFTAR lSI ......... ......

    ...................... ........ ............... ........... ......... .................... . 5

    DAFTAR TABEL . .................... . ............

    ........

    .................... .................. ........6

    DAFTAR GAMBAR .........................................................................................................................................6

    BAB

    I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................7 10

    BAB

    II

    TINJAUAN PUSTAKA .......... .................. . .......

    ................

    .........

    ... 11 13

    BAB

    Ill

    TUJUAN

    DAN MANFAAT ................ ......................

    ............

    .............. ..........

    14

    BAB IV

    METODOLOGI ...........................

    .

    ...... .........

    ............... ........

    .......15 25

    BAB

    V HASIL

    DAN

    PEMBAHASAN ..................

    ........ ..................

    ........... .......

    ...........

    26 36

    BAB VI

    KESIMPULAN

    DAN

    SARAN

    ...........................................................................................................37

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. .............

    38

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    6/36

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Perbandingan spesifikasi biodiesel dari LST alga terhadap minyak

    diesel.

    DAFTAR G MB R

    Gambar 1 Keanekaragaman jenis alga penghasillemak sel tunggal

    LST) sebagai bahan baku bahan bakar hayati.

    Gam bar

    2

    Kultur biakan alga dalam fotobioreaktor 5 liter berumur

    10

    hari

    sebelum dipanen A) dan setelah pemanenan B).

    Gam bar

    3

    Kromatogram GC-MS hasil pirolisis LST alga yang diekstraksi

    dari biakan Spirulina fusiformis

    Gam bar 4 Kromatogram GC-MS hasil pirolisis LST alga yang diekstraksi

    dari biakan Scenedesmus dimorphus.

    Gambar 5 Kromatogram GC-MS hasil pirolisis LST alga yang diekstraksi

    dari biakan Chiarella vulgaris.

    Gambar

    6

    Katalis enzimatik yang berasal dari biakan mikroba Candida

    rugosa

    Gambar 7 Uji kualitatif awal biakan penghasil lipase A) dan biakan terpilih

    sebagai katalis reaksi transesterifikasi B).

    Gam bar

    8 Uji kuantitatif biakan terpilih penghasil lipase sebagai sumber

    katalis reaksi transesterifikasi metil ester dari LST alga.

    Gambar 9 Hasil analisis kimia metil ester hasil reaksi transesterifikasi

    LST alga dari

    C.

    vulgaris S. dimorphus dan S. fusiformis

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    7/36

    B SI

    PEND HULU N

    Perkembangan ekonomi dan industri

    di

    Indonesia mengakibatkan semakin

    besarnya konsumsi masyarakat terhadap bahan bakar minyak BBM). Tingkat

    konsumsi minyak rata-rata naik 6 pertahun Suroso, 2005). Konsumsi

    terbesar adalah minyak diesel. Pada tahun 2002 mencapai juta kiloliter

    dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun berikutnya , sehingga

    mengakibatkan persediaan minyak bumi Indonesia semakin menipis

    Makmuri, 2003) . Produksi kilang-kilang minyak Indonesia juga semakin

    menurun, bahkan produksi minyak bumi Indonesia saat ini tinggal 942.000

    barrel perhari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2005), kurang

    dari quota minimal yang ditetapkan oleh OPEC Zuhdi, 2002;2003;2004).

    Menurut Soedradjat 1999), jika tidak ditemukan atau dikembangkan sumber

    minyak baru, maka pad a tahun 2010 Indonesia bahkan akan menjadi net

    importer. Sari 2002) mengatakan bahwa jika tidak diantisipasi, maka pada

    tahun 2012 Indonesia akan menjadi net oil importir. Sepuluh tahun kemudian

    2022) akan menjadi total oil importer karena persediaan minyaknya habis

    sama sekali. sehingga nilai impor Indonesia akan lebih besar daripada nilai

    ekspornya. Oleh karena itu diperlukan upaya guna mendapatkan bahan bakar

    alternatif yang bersifat terbarukan, salah satunya adalah biodiesel Rahayu,

    2005; Zuhdi, 2002 ; 2003; 2004; Rahman, 1995).

    Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati maupun lemak hewan

    Briggs, 2004) yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel. Biodiesel terdiri

    dari mono-alkil ester yang dapat terbakar dengan bersih Howell dkk,

    1996). Biodiesel bersifat terbarukan, dapat menurunkan emisi kendaraan ,

    bersifat melumasi dan dapat meningkatkan kinerja mesin . Biodiesel dibuat

    secara transesterifikasi ataupun esterifikasi minyak nabati dengan katalis

    basa ataupun asam sehingga menghasilkan metil ester www.bppt.go.id) .

    Kebutuhan minyak diesel yang besar otomatis akan membutuhkam bahan

    baku yang besar pula. Oleh karena itu diperlukan sumber bahan baku baru

    untuk menambah stok bahan baku pembuatan biodiesel . Kriteria yang

    dibutuhkan adalah mudah tumbuh , mudah dikembangkan secara luas, dan

    mengandung minyak nabati yang cukup besar. Hal ini dilakukan karena

    diperkirakan bahan baku yang sudah ada belum mencukupi stok kebutuhan

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    8/36

    biodiesel pada masa yang akan datang, karena masih dikonsumsi okeh

    masyarakat Indonesia. Seperti kelapa sawit, walaupun Indonesia merupakan

    penghasil kelapa sawit terbesar kedua didunia (setelah Malaysia) , pada tahun

    2002 produksinya mencapa i 6,5 juta ton , namun sebagian besar produksinya

    masih dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak sayur (Rahayu ,

    2005) . Begitu pula dengan kedelai sebagian besar produksinya masih

    digunakan sebagai bahan baku tahu , tempe, serta susu kedelai.

    Konsep memilih bahan baku biodiesel adalah bukan sebagai pengganti

    bahan baku yang telah ada , tetapi untuk memenuhi kekurangan bahan baku

    pembuatan biodiesel. Berdasarkan realisasinya nanti dapat dibandingkan dan

    dibuat pilihan bahan apa yang lebih efektif untuk dikembangkan dalam skala

    besar sebagai bahan baku pembuatan biodiesel (Briggs , 2004). Dari sekian

    banyak potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia, alga dapat dicoba untuk

    dikembangkan sebagai salah satu alternatif bahan baku pembuatan biodiesel.

    Alga mengandung LST yang sangat tinggi, bahkan diantaranya, mempunyai

    kandungan LST lebih dari 50 % (Briggs, 2004) . Kandungan LST yang besar

    mengidentifikasikan kandungan asam lemak yang besar dalam alga (Cohen,

    1999) . Dalam percobaan menggunakan bahan baku minyak sawit dan minyak

    jarak, asam lemak inilah yang selanjutnya diproses menjadi biodiesel.

    Semakin banyak kandungan asam lemak dalam suatu bahan baku, maka

    semakin besar pula biodiesel yang dihasilkan (Zuhdi dkk, 2003).

    Alga termasuk tumbuhan autrotof, yang tidak tergantung pada makhluk hidup

    lain dan berfotosintesis. Dua hal penting yang dibutuhkan alga untuk

    pertumbuhanya adalah sinar matahari yang cukup dan karbondioksida C

    .

    Alga dapat tumbuh dan berkembang pada air asin dan air tawar, tetapi

    kebanyakan spesiesnya hidup pada perairan aut yang dangkal (Graham,

    Linda E, 2000) . Hal n sangat sesuai dengan kondisi perairan Indonesia

    sebagai negara kepulauan yang menyediakan banyak perairan dangkal

    dengan sinar matahari yang cukup bagi pertumbuhaan alga .

    Alga adalah adalah tumbuhan paling efektif proses fotosintesisnya . Hal ini

    karena alga mampu mengoptimalkan sinar matahari dalam proses

    fotosintesis , walaupun sinar matahari terhalang oleh permukaan air (Briggs ,

    2004) . Alga sangat besar perananya dalam

    biogeochemistry

    yaitu sebagai

    bagian penting dari siklus N (nitrogen) , 0 (oksigen) , S (Belerang), P

    (phosphate) , dan C (karbon) (Graham dan Wilcox, 2000) .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    9/36

    Alga dibagi menjadi 9 Phylum yaitu

    Cyanobacteria Glaucophyta

    Euglenophyta Cryptophyta Haptophyta Dinophyta Ochrophyta

    (salah satu

    jenisnya adalah Alga coklat),

    Rhodophyta

    (Alga hijau) , dan

    Chlorophyta

    (Alga

    merah) . Menurut ukuranya alga dibedakan menjadi dua jenis yaitu makroalga ,

    yang berukuran besar dan mikroalga, yang berukuran mikrometer (Graham

    dan Wilcox, 2000) . Makroalga dibagi menjadi 3 jenis , yaitu (1) Alga coklat,

    yang dapat mencapai ukuran paling besar, biasa disebut dengan rumput aut,

    (2) Alga hijau , dan (3) Alga merah (en.wikipedia .org) .

    Mikroalga merupakan jenis alga yang paling banyak dikembangkan untuk

    keperluan riset dan teknologi . Hal ini karena mikroalga mempunyai beberapa

    keuntungan, yaitu pertumbuhanya lebih cepat dan kandungan asam lemak

    lebih besar (Cohen, 1999; Sheehan dkk, 1998).

    Dua faktor terpenting yang dibutuhkan bagi pertumbuhan alga adalah sinar

    matahari yang cukup dan karbondioksida. Selain itu alga juga membutuhkan

    beberapa nutrisi tambahan seperti nitrogen, fosfate, dan zat besi agar

    pertumbuhanya cepat dan optimal. Beberapa jenis alga juga membutuhkan

    silikon (Graham dan Wilcox, 2000).

    Alga dapat berkembang pada air laut dan air tawar, bahkan pada daerah

    yang basah dan lembab seperti pegunungan dan derah salju . Alga

    mempunyai ukuran yang bervariasi , dari yang panjangnya satu mikrometer

    sampai raksasa laut yang tingginya lebih dari 50 meter (Graham dan Wilcox,

    2000). Alga sejenis rumput aut tingginya dapat mencapai 70 meter. Alga

    dalam bentuk mikro biasa disebut dengan fitoplankton yang merupakan

    sumber rantai makanan dilaut (en.wikipedia .org) .

    Menurut Sheehan dkk (1998) dari departemen energi

    US

    , ada tiga

    komponen zat utama yang terkandung dalam alga , yaitu karbohidrat, protein ,

    dan triasigliserol sebagai LST. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi

    alkohol , protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan , dan

    LST dapat diubah menjadi asam lemak. Kombinasi dari pemanfaatan tiga

    komponen diatas dapat menghasilkan makanan ternak.

    Salah satu jenis alga yang diteliti oleh Sheehan dkk (1998) kandungan

    LSTnya bahkan dapat mencapai lebih dari 50 %. LST dapat digunakan

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    10/36

    sebagai bahan baku pembuatan biodiesel Rahayu, 2005; Zuhdi , 2004 ; Zuhdi

    dkk, 2003; Zuhdi , 2002 ; Rahman , 1995;

    a

    Puppung , 1986).

    Alga dapat diproduksi menjadi makanan yang dikonsumsi manusia , makanan

    ternak, atau pupuk organik . Alga sangat besar perananya sebagai bagian

    penting dari siklus N nitrogen) , oksigen), S belerang), P fosfat), dan C

    karbon) . Alga memainkan peranan penting dalam bioteknologi, seperti

    menyerap polusi dan pencemaran yang berlebihan Graham dan Wilcox ,

    2000) . Alga juga dapat dimanfaatkan pada bidang farmasi sebagai bahan

    pembuatan obat-obatan Cohen, 1999), seperti adanya kandungan zat anti

    HIV dan anti Herves Catie, 1998).

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    11/36

    BAB

    TINJAUAN PUSTAKA

    Budidaya Alga

    Sebagaimana halnya tanaman , alga menggunakan cahaya matahari untuk

    proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses biokimia penting dimana

    tumbuhan, alga, dan beberapa bakteri mengubah energi cahaya matahari

    menjadi energi kimia. Alga menangkap energi cahaya melalui fotosintesis dan

    mengubah bahan anorganik menjadi gula sederhana dengan menggunakan

    energi yang diambil.

    Faktor Faktor yang Menentukan Laju Pertumbuhan Alga

    Berikut ini adalah faktor penting yang menentukan laju pertumbuhan alga,

    Cahaya cahaya diperlukan untuk proses fotosintesis

    Suhu :Ada rentang suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan alga

    MediaiNutrisi Komposisi air merupakan suatu pertimbangan yang

    penting (termasuk salinitas)

    p

    Alga biasanya membutuhkan

    p

    antara 7 dan 9 untuk mencapai laju

    pertumbuhan yang optimal

    Jenis Alga Berbeda jenis, beda pula laju pertumbuhannya

    Aerasi

    Alga membutuhkan kontak dengan udara, untuk kebutuhan C02

    Mengaduk

    Mengaduk untuk mencegah terjadinya sedimentasi alga dan

    memastikan semua sel sama-sama terkena cahaya

    Fotoperiodik: Cahaya dan siklus gelap

    Contoh nutrisi untuk alga air tawar

    Ca(N03)2; KH2P04; MgS04; NaHC03 trace elements logam

    NaN03; MgS04; NaCI; K2HP0

    4

    ;

    K

    2

    P04; CaCI

    2

    trace elements logam

    Contoh nutrisi untuk alga biru hijau:

    NaN03;

    Na2HP04; K2HP04

    trace elements logam

    Fotobioreaktor Alga

    Fotobioreaktor adalah sistem yang dikendalikan dengan menggabungkan

    beberapa jenis sumber cahaya. lstilah fotobioreaktor lebih umum digunakan

    untuk mendefinisikan sebuah sistem tertutup, sebagai kebalikan dari tanki

    atau kolam terbuka. Kolam tertutup dalam rumah kaca juga dapat dianggap

    sebagai suatu bentuk fotobioreaktor (PBR). canggih . Karena sistem PBR ini

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    12/36

    dari LST alga akan diproses menggunakan katalis enzimatik yang diekstraksi

    dari beberapa jenis biakan mikroba penghasil enzim lipase .

    LST dari alga dapat diesterifikasi sehingga memiliki sifat-sifat yang mirip

    dengan minyak fosildiesel dengan memakai senyawa alkohol seperti

    methanol atau ethanol dalam suatu proses yang disebut Rahman, 1995).

    Esterifikasi merupakan proses untuk mengubah LST menjadi metil ester. Metil

    ester inilah yang disebut sebagai biodiesel. Umumnya LST mempunyai

    viskositas yang lebih tinggi dari kisaran neburut National Biodiesel Board

    NBB). Esterifikasi bertujuan untuk menurunkan viskositas dari bahan baku ,

    sehingga viskositas biodiesel yang dihasilkan masuk dalam kisaran yang

    distandarkan oleh NBB Adryan , 2002; Pelly, 2000; Kae, 2000 ; Rahayu, 2005;

    Zuhdi dkk, 2003; Gabrosky dan

    e

    Carmie, 1998; dan Culshaw, 1993).

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    13/36

    B S

    Ill

    TUJU N D N M NF T

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan potensi alga

    penghasil LST sebagai bahan baku biodiesel. Dengan cara pengujian

    katalisasi alkil ester asam lemak dari biomassa alga secara transesterifikasi

    enzimatik menggunakan etanol atau alkohol. Katalis yang digunakan

    berupa enzim lipase amobil ataupun whole cell yang diekstraksi dari

    beberapa JenJs biakan mikroba Bacillus subtilis, Actinomycetes,

    Pseudomonas f/uorescens dan Candida rugosa). Dari proses ini dihasilkan

    metil ester yang selanjutnya disebut sebagai biodesel.

    Penelitian didasarkan pada studi literatur pertukaran informasi melalui media

    seminar pengamatan langsung dilapangan serta budidaya alga skala lab dan

    pengujian enzim dari mikroba penghasil enzim lipase untuk esterifikasi asam

    lemak sel tunggal. Beberapa jenis alga memiliki kandungan LST hingga

    mencapai 60 . LST inilah yang selanjutnya akan diproses menjadi biodiesel

    melalui transesterifikasi secara enzimatik. Dalam percobaan ini digunakan

    Chiarella vulgaris, Scenedesmus dimorphus dan Spirulina fusiformis.

    Adapun limbah hasil olahannya akan dimanfaatkan sebagai penghasil

    biometan secara fermentasi anaerob.

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    14/36

    B B IV

    METODOLOGI

    Media Produksi lga

    Sekitar 1 cm

    2

    biakan alga yang telah ditumbuhkan pada media PDA

    diinokulasikan pad a 100 ml media, mengandung 2 glukosa, 0.5 yeast

    extract dan 0.1

    KH2P 4

    pada pH netral (sekitar 6.5 , kemudian

    diinkubasikan diatas shaker pada suhu 25oC pada kecepatan 150 rpm selama

    4-5 hari . Selanjutnya biakan dihomogenkan pad a kecepatan tinggi selama 10

    detik, sebanyak 5 ml biakan yang telah homogen diinokulasikan pada 45 ml

    media dalam erlenmeyer 250 mi.

    Selanjutnya biakan divakum filter menggunakan kertas saring Whatman No.1

    guna memisahkan biomassa dan cairan. Biomassa dikering bekukan pada -

    40oc dan 0.15 Mbar hingga diperoleh berat konstan . Cairan kultur tanpa

    biomassa selanjutnya digunakan untuk penentuan COD dan kadar gula

    reduksi. COD ditentukan berdasarkan metode APHA (1995) dan penentuan

    gula reduksi berdasarkan metode DNS (Mandels , 1976).

    Pemanenan lga

    Pengumpulan alga terdiri dari pemisahan alga dari media tumbuh,

    pengeringan, dan pengiriman, baik untuk pengguna akhir atau pemrosesan

    secara kimia. Selain itu, jika pengiriman untuk lokasi yang jauh, alga mungkin

    perlu dikemas untuk transportasi. Pemisahan alga dari media disebut juga

    panenan. Alga dapat dipanen menggunakan microscreen, sentrifugasi , dan

    flokulasi atau dengan buih pengapung. Cara panen dengan buih pengapung ,

    air dan ganggang diaerasi kedalam buih, kemudian alga dipisahkan dari air.

    Dalam banyak hal, tidak perlu dilakukan pemisahan alga dari cairan biakan .

    Kelebihan produksi dan produksi diluar musim bisa , bagaimanapun,

    menyebabkan kepekatan dan kerapatan tinggi . Kepadatan kultur alga yang

    tinggi dapat dipekatkan dengan cara flokulasi kimia atau sentrifugasi . Produk

    seperti aluminium sulfat dan feri klorida sel menyebabkan sel-sel alga

    menggumpal dan mengendap atau mengapung ke permukaan . Pemulihan

    biomassa alga selanjutnya dilakukan masing-masing dengan cara menyedot

    supernatan atau mengeluarkan sel-sel dari permukaan .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    15/36

    Sentrifugasi biakan alga dalam volume besar biasanya dilakukan dengan

    menggunakan alat pemisah krim , laju aliran disesuaikan dengan jen is alga

    dan kecepatan sentrifugasi dari alat pemisah . Sel-sel mengumpul didinding

    botol sentrifus sebagai pasta yang tebal , kemudian disuspensikan kembali

    dengan sedikit air. Bubur yang dihasilkan dapat disimpan selama 1-2 minggu

    dal

    m

    lemari pendingin atau dibekukan . Untuk cara yang terakhir , dapat

    dilakukan penambahan bahan krioprotektan glukosa, dimetilsulfoksida) untuk

    menjaga integritas sel selama pembekuan.

    iltrasi

    Filtras i umumnya dapat dilakukan dengan membran selulosa termodifikasi

    dengan bantuan pampa hisap. Kelebihan dari metode ini sebagai alat

    pemekat adalah kemampuannya mengumpulkan alga dengan kepadatan

    sangat rendah. Namun , pemekatan dengan alat filtrasi hanya terbatas pada

    volume yang kecil dan cenderung pada akhirnya menyebabkan penyumbatan

    filter oleh sel-sel yang mengumpul pada saat alat penghisap digunakan .

    Beberapa metode telah dirancang untuk menghindari masalah-masalah

    tersebut. Salah satunya melibatkan penggunaan vakum reverse-flow, di mana

    tekanan bekerja dari atas , membuat prosesnya menjadi lebih lembut dan

    mencegah sel-sel mengumpul . Metode itu sendiri telah dimodifikasi sehingga

    memungkinkan volume air yang relatif besar akan terkonsentrasi dalam waktu

    yang singkat 20 liter menjadi 300 ml dalam waktu 3 jam) . Proses yang kedua

    menggunakan vakum langsung tetapi menggunakan pisau pengaduk dalam

    botol yang terletak di atas filter, sehingga mencegah partikel mengumpul

    selama proses pemekatan.

    Sentrifugasi

    Sentrifugasi adalah metode memisahkan alga dari med ia dengan

    menggunakan sentrifus sehingga menyebabkan alga mengumpul dibagian

    bawah botol atau tangki. Sentrifugasi dan pengeringan saat ini dianggap

    terlalu mahal untuk penggunaan perorangan , meskipun terbukti bermanfaat

    pada skala komersial dan skala industri.

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    16/36

    Sentrifus adalah alat yang bermanfaat baik untuk ekstraksi LST dari alga

    maupun pemisahan bahan-bahan kimia dalam biodiesel . Jika digabungkan

    dengan homogenizer, kemungkinan dapat memisahkan LST dan bahan yang

    bermanfaat lainnya dari alga sekaligus .

    Sentrifus adalah sebuah peralatan, umumnya digerakkan oleh motor, yang

    menempatkan objek diatas putaran sumbu rotasi yang tetap, menerapkan

    gaya tegak lurus dengan sumbu. Sentrifus bekerja menggunakan prinsip

    sedimentasi , dimana percepatan sentripetal digunakan secara merata untuk

    mendistribusikan zat-zat biasanya dalam bentuk larutan untuk pemakaian

    skala kecil) pada kepekatan yang tinggi atau rendah. sentrifugasi continuous

    flow dengan metode rotor klasik digunakan secara meluas . Metode ini cukup

    efisien, tetapi sel-sel alga yang sensitif mungkin akan rusak akibat pemeletan

    pada dinding rotor dan pada dasarnya metode ini kurang selektif; semua

    partikel dengan tingkat sedimentasi diluar ukuran akan ikut mengumpul.

    Flotasi

    Flotasi biasanya digunakan secara kombinasi dengan flokulasi untuk panenan

    alga dalam air limbah. lni adalah metode yang sederhana dimana alga dapat

    dibuat mengapung di permukaan medium untuk kemudian dipisahkan.

    Flotasi udara terlarut

    Flotasi udara terlarut memisahkan alga dari media tumbuh menggunakan fitur

    baik secara flotasi buih maupun flokulasi. Menggunakan tawas untuk flokulasi

    alga dan campuran udara, dengan gelembung halus yang dikeluarkan oleh

    kompresor udara. Tawas adalah nama umum untuk beberapa trivalen sulfat

    logam seperti aluminium, kromium, atau besi dan logam univalen seperti

    kalium atau natrium, misalnya Alk S04)2.

    Flotasi uih

    Flotasi buih adalah metode pemisahan alga dari media melalui penyesuaian

    p

    dan gelembung udara melalui suatu kolom untuk membuat buih alga yang

    mengumpul di atas permukaan cairan. Alga mengumpul didalam buih diatas

    permukaan cairan, dan dapat dipisahkan dengan alat penghisap.

    p

    yang

    diperlukan tergantung pada jenis alga. Flotasi buih dan pengeringan saat ini

    dianggap terlalu mahal untuk tujuan komersial. Biaya flotasi buih diperkirakan

    terlalu tinggi untuk penggunaan secara komersial.

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    17/36

    Flokulasi

    Flokulasi adalah metode untuk memisahkan alga dari media menggunakan

    bahan kimia untuk

    memaksa

    alga membentuk gumpalan . Kelemahan utama

    dari metode pemisahan cara ini adalah kesulitan dalam memisahkan bahan

    kimia yang ditambahkan dari alga yang telah dipisahkan , sehingga mungkin

    membuatnya

    tidak

    ekonomis

    dan tidak efisien untuk penggunaan komersial,

    meskipun mungkin lebih praktis jika untuk tujuan penelitian. Biaya untuk

    memisahkan bahan kimia dianggap terlalu mahal untuk tujuan komersial.

    Flokulasi

    Flokulan, atau agen penggumpal, adalah bahan kimia untuk meningkatkan

    flokulasi, sehingga menyebabkan koloid dan partikel tersuspensi lainnya

    dalam cairan beragregasi,

    membentuk gumpalan

    . Alum dan besi klorida

    adalah jenis flokulan kimiawi yang digunakan untuk

    memanen

    alga. Suatu

    produk komersial yang disebut Chitosan , yang biasanya digunakan untuk

    penjernihan air,

    juga

    dapat digunakan sebagai flokulan, namun jauh lebih

    mahal. Air payau atau air laut membutuhkan flokulan kimia tambahan untuk

    menginduksi terjadinya flokulasi. Pemanenan cara flokulasi kimia merupakan

    metode

    yang terlalu mahal untuk pekerjaan besar. Mengganggu pasokan C 2

    kedalam media juga dapat menyebabkan alga berflokulasi sendiri yang

    disebut

    autoflokulasi .

    Cara Ekstraksi LST lga

    Ekstraksi LST alga adalah topik yang sedang hangat diperdebatkan saat ini

    karena proses ekstraksi merupakan salah satu proses yang lebih mahal untuk

    dapat menentukan keberlangsungan biodiesel berbasis alga.

    Dari segi konsep, ide ini cukup sederhana: Mengekstraksi alga dari media

    pertumbuhan (dengan proses pemisahan yang tepat) , dan memanfaatkan

    alga yang masih

    segar

    untuk mengekstraksi LST. (Catatan: alga tidak perlu

    dikeringkan sebelum ekstraksi LST).

    Ada

    tiga metode yang dikenal untuk mengekstraksi minyak dari biji-bijian dan

    metode ini seharusnya dapat diterapkan juga untuk mengekstraksi

    LST

    alga ;

    1. Pengepresan dengan alat pengepres (Laarhoven et 2005) .

    2. Ekstraksi dengan pelarut heksan

    3. Ekstraksi cairan fluida superkritis (BioDieseiNow Forums , 2005) .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    18/36

    Pengepresan dengan xpeller

    Pengepresan dengan expeller-Untuk menJaga kandungan minyak jika alga

    sudah dikeringkan, sehingga minyaknya dapat diekstraksi menggunakan alat

    pengepres minyak. Banyak produsen minyak sayur menggunakan kombinasi

    pengepresan mekanik dan pelarut kimia untuk mengekstraksi minyak.

    Dari ketiga cara diatas pengepresan merupakan cara yang paling mudah dan

    murah . Sisa ekstraksi ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau gas

    biometan , jika limbahnya difermentasi menggunakan biakan metanogen

    anaerob. Menurut Sheehan dkk (1998) kandungan LST dalam alga mikro

    dapat mencapai 60 . Kelebihan alga adalah kandungan LSTnya besar dan

    pertumbuhanya sangat cepat.

    Estraksi alga dengan

    could press

    sangat cocok dipakai untuk produksi dalam

    skala kecil. Proses pengepresan mempunyai efisiensi rendah karena untuk

    mendapatkan LST, alga yang sudah dikeringkan dipress sehingga hancur.

    Minyak LST yang dihasilkan adalah sekitar 70 dari jumlah LST yang

    terkandung dalam alga. Sedangkan sisanya masih bercampur dengan sisa

    ekstraksi yang berupa karbohidrat.

    Metode Pelarut Heksan

    LST alga dapat diekstraksi menggunakan bahan kimia . Benzena dan eter

    telah digunakan, namun bahan kimia yang populer untuk pelarut ekstraksi

    adalah heksana yang relatif murah . Kelemahan menggunakan pelarut kimia

    untuk mengekstraksi LST adalah berbahaya karena bekerja dengan bahan

    kimia . Benzena digolongkan sebagai bahan karsinogen. Pelarut kimia juga

    menyebabkan masalah terjadinya bahaya ledakan .

    Ekstraksi pelarut heksana dapat digunakan secara terpisah atau digunakan

    bersama dengan alat pengepres minyak cara expeller . Setelah minyak dapat

    diekstraksi dengan expeller, sisa pulp dapat dicampur dengan sikloheksana

    untuk mengekstraksi kandungan LST yang tersisa . LST terlarut dalam

    sikloheksan , dan pulpnya dapat difiltrasi dari larutan . LST dan sikloheksan

    dipisahkan dengan cara penyulingan.

    Laarhoven dkk (2005) menggunakan sikloheksan untuk menyerap LST yang

    masih bercampur dengan karbohidrat. Kemudian LST dipisahkan dari

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    19/36

    sikloheksan dengan cara distilasi (penyulingan). Dengan proses

    ,

    hasil

    akhir proses ekstraksi dapat mencapai lebih dari 95 .

    Cara lain untuk mengekstraksi LST dapat digunakan metode Lepage (1984)

    yang dimodifikasi. Larutan heksan-isopropanol sebanyak

    1Om

    I

    3

    :

    2,

    v/v)

    ditambahkan pada biomassa yang sudah dikering beku dalam tabung

    sentrifus 45 ml , dihomogenasi selama 1 menit, dan disentrifus pada 5000 rpm

    selama 10 men t. Prosedur ekstraksi diu lang sebanyak kali pada residunya

    dan ketiga supernatant yang telah diperoleh digabung kembali. Sebanyak

    10

    ml sodium sulfat 0.47 M kemudian ditambahkan pada supernatan untuk

    memecah emulsi. Fasa (lapisan) teratas mengandung LST murni kemudian

    dipindahkan pada tabung lainnya dan dievaporasi hingga kering

    menggunakan arus aliran udara nitrogen diatas penangas air pada suhu

    45C. Berat kering residu ditentukan sebagai berat total LST alga .

    Ekstraksi Fluida superkritis

    Cara ini dapat mengekstraksi hampir 100 dari LST yang terkandung dengan

    sendirinya. Namun cara ini membutuhkan peralatan khusus untuk penahanan

    dan tekanan dan cairan ekstraksi superkritis/C02,

    C 2

    dicairkan dengan

    tekanan dan dipanaskan hingga mencapai suatu titik dengan sifat-sifat yang

    dimilikinya antara cair dan gas. Fluida cair ini kemudian bertindak sebagai

    pelarut dalam mengekstraksi LST.

    Metode Ekstraksi Lain yang Kurang ikenal

    Ekstraksi enzimatik

    Ekstraksi enzimatik - menggunakan enzim untuk mendegradasi dinding sel

    dimana air bertindak sebagai pelarutnya, cara ini akan

    membuat

    fraksinasi

    LST menjadi jauh lebih mudah. Biaya proses ekstraksi ini diperkirakan akan

    jauh lebih besar dari ekstraksi menggunakan heksan.

    Kedutan Osmotik

    Kedutan osmotik - adalah penurunan tekanan osmotik secara tiba-tiba ,

    sehingga menyebabkan sel dalam larutan pecah. Kedutan osmotik kadang

    kadang digunakan untuk mengeluarkan komponen selular, termasuk LST.

    Ekstraksi Ultrasonik

    Ekstraksi ultrasonik dapat lebih mempercepat proses ekstraksi . Menggunakan

    reaktor ultrasonik, gelombang ultrasonik

    dapat

    digunakan untuk

    membuat

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    20/36

    gelembung kavitasi dalam bahan pelarut, ketika gelembung pecah di dekat

    dinding sel , menciptakan gelombang kedut dan jet-jet cairan menyebabkan

    dinding-dinding sel terkoyak sehingga melepaskan isinya ke dalam pelarut.

    Transesterifikasi LST lga

    Setelah biomasa alga diekstraksi menjadi LST, maka proses selanjutnya

    adalah esterifikasi . Untuk merubah LST menjadi biodiesel dapat dipakai

    perbandingan campuran yang digunakan , yaitu minyak LST

    87

    , Alkohol

    12 , dan katalis 1 . Campuran ini kemudian dimasukkan ked a am reaktor

    untuk dipanaskan sampai suhu 65 derajat Celcius selama 1-8 jam. Proses

    esterifikasi ini akan menghasilkan metil ester

    86

    , alkohol 4 , limbah

    1 (untuk pupuk organik), dan gliserin 9 .

    Dari campuran ini dihasilkan dua zat yang mempunya1 masa jenis yang

    berbeda, yaitu metil ester dan gliserin . Campuran ini dapat dipisahkan

    dengan proses sentrifugasi . Metil ester kemudian dicuci dengan air hangat ,

    untuk membersihkan sisa katalis dan sabun. Tidak ada bahan yang terbuang

    dari proses pengolahan biodiesel ini (National Biodiesel Board).

    Sebagai bahan bakar, biodiesel harus memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan oleh ASTM . Salah satu parameter yang penting untuk menentukan

    kualitas bahan bakar adalah cetane number. Cetane number merupakan

    ukuran yang menyatakan kualitas pembakaran bahan bakar, dalam ruang

    bakar motor diesel. Cetane number adalah fungsi dari banyaknya CH3 dan

    CH

    2

    dalam komposisi bahan bakar (Connemann dan Fischer, 1998) .

    Kisaran Bilangan Setana adalah 1 sampai bahan bakar dengan nilai

    bilangan setana 100 adalah setana (heksadeka) , bah

    an

    bakar dengan nilai

    bilangan setana terendah adalah 2.2.4.4.6.8.8 heptametilnonana , dengan nilai

    bilangan setana 15 O 'Conner, Forester dan Scurel, 1992)

    Bilangan setana dapat ditentukan berdasarkan sifat fisik bahan bakar , seperti

    densitas dan viskositas kinematik (Henein , Fragoulis, 1985), tetapi penentuan

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    21/36

    cetane number berdasarkan sifat kimianya dianggap lebih baik . Salah satu

    formula yang dapat digunakan untuk menghitung bilangan setana adalah

    yang diajukan oleh Gautier (1998), yaitu:

    Bilangan Setana

    =

    .057 H

    3

    +0.935 H

    2

    0.454

    H

    1

    -9 ,718 HA+0 .102 H

    H

    3

    adalah semua metil hydrogen kecuali yang terikat langsung pada gugus

    aromatik. H2 adalah semua metilen dan hidrogen metilen kecuali yang terikat

    langsung pada gugus aromatik.

    H1

    adalah semua hidrokarbon atau gugus

    karbon yang terikat pada gugus aromatik . HA adalah semua hydrogen mono

    aromatik. HD adalah semua hidrogen poli aromatik.

    Pembuatan biodisel tidak hanya memerlukan bahan baku saja, tetapi juga

    memerlukan alkohol (methanol atau ethanol), yang jumlahnya sekitar

    10

    dari campuran (Briggs, 2004). Alkohol berguna untuk menurunkan viskositas

    minyak nabati dengan proses esterifikasi, sehingga biodiesel mempunyai

    sifat-sifat yang mirip dengan minyak diesel (Rahman, 1995). Alkohol dapat

    diperoleh dengan cara fermentasi karbohidrat yang terkandung dalam alga ,

    setelah diambil LSTnya (Sheehan, 1998). Menurut Sheehan dkk (1998) ada

    beberapa tahapan untuk mendapatkan biodiesel alga, yaitu: 1 ). Pengeringan;

    (2). Ekstraksi Alga menjadi minyak nabati; (3). Esterifikasi LST menjadi metil

    ester, menggunakan katalis asam. basa, maupun enzim.

    Transesterifikasi nzimatik

    Lipase (gliserol ester hydrolase EC 3.1.1 .3) adalah enzim yang mengkatalisis

    hidrolisis asilgliserol asam lemak, gliserol diasil, gliserol monoasil dan gliserol

    (transesterifikasi atau alkoholisis) . Enzim-enzim tersebut diproduksi secara

    intra dan ekstraselular pada beberapa jenis mikroba , misalnya,

    Candida

    antarctica Thermomyces lanuginosus Rhizomucor miehei

    dan bakteri

    Bukholdeira sp, Pseudomonas Alcaligenes Pseudomonas mendocina

    Chromobacterium viscosum.

    Tak terhitung banyaknya penelitian tentang hal ini terutama ditujukan untuk

    penggunaan secara praktis dalam industri, untuk menghidrolisis lemak, untuk

    memproduksi asam lemak, pangan aditif, sintesis ester dan peptida, membuat

    campuran rasemik, deterjen , dan lain sebagainya . Dalam pustaka ada revisi

    yang menarik mel iputi produksi, pemurnian , pemisahan dan karakterisasi .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    22/36

    Sebagian besar penelitian mengenai transesterifikasi minyak nabati untuk

    menghasilkan biodiesel adalah penggunaan enzim komersial murni pada

    beberapa media reaksioner (mengandung pelarut, bahan aditif, larutan ion

    polar, cairan superkritis atau bahan-bahan pembantu fiksasi enzimatik ,

    terutama celite dan polimer). Ada juga penelitian mengenai reseptor baru

    golongan asil, pada ketersediaan lipase dari

    andida antarctica

    yang

    difiksasi , serta penghambatan lipase terhadap gliserol.

    Shiamada t al (2002) melaporkan mengenai kesulitan penggunaan kembali

    enzim yang digunakan dalam transesterifikasi dan mengungkapkan bahwa

    metanol yang tidak terlarut adalah senyawa ireversibel yang menghentikan

    aktivitas lipase, meskipun difiksasi. Mereka mengevaluasi sistem metanolisis

    menggunakan lipase dari

    andida antarctica

    yang difiksasi, serta residu

    minyak dalam batch dari kedua tahapan , dengan berbagai variasi enzim dan

    metanol, untuk mendapatkan produksi biodiesellebih besar dari 90 .

    Watanabe et al. (2001) menggunakan minyak bekas dan lipase dari

    andida

    antarctica

    yang difiksasi didalam kolom dengan berbagai proporsi metanol,

    mengamati bahwa aktivitas enzim bertahan selama 100 hari reaksi tanpa

    mengalami penurunan aktivitasnya .

    Namun, ada beberapa penelitian yang ditujukan untuk mengurangi biaya

    enzim murni dan mengenai penerapan langsung mikroba dalam reaksi

    transesterifikasi .

    Metode produksi secara komersial lebih senng menggunakan media basa

    untuk transesterifikasi minyak atau lemak, pada ketersediaan etanol, untuk

    menghasilkan metil ester asam lemak dan gliserol. Namun, metode ini

    memiliki beberapa kelemahan, antara lain kesulitan dalam pemisahan

    gliserol, katalis basa yang terus terbawa dalam larutan , perlakuan lanjutan

    terhadap limbah cair mengandung alkali, sifat prosesnya yang berenergi

    tinggi , keterlibatan asam lemak bebas dan kehadiran air dalam reaksi .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    23/36

    Produksi lipase

    Produksi lipase ekstraseluler dari biakan mikroba dilakukan dalam gelas

    Erlenmeyer 250 ml , masing-masing berisi 50 ml media terdiri dari pepton

    0

    ,5 ) , yeast extract

    0

    ,3 ) , NaCI

    0

    ,25 ),

    MgS 4

    (0,05 ) dan minyak

    kelapa (3,0 ) pada

    pH

    7.0. Medium disterilkan dan diinokulasi dengan 3,5 ml

    4

    x

    10

    sel ml) inokulum kemudian diinkubasi selama 60 jam pad a 34

    oc

    diatas shaker pada 200 rpm. Pada akhir masa inkubasi, supernatan dari

    media fermentasi disentrifugasi pad a 6987g selama 10 men

    t.

    Supernatan

    diberi perlakuan dengan a seton 1 :4 v/v) selama 1 jam pad a 4

    oc

    dilanjutkan

    dengan sentrifugasi pad a 6987 g selama 10 me nit. Endapan dilarutkan dalam

    50 mM buffer fosfat (pH 5.0) dan dikeringbekukan untuk digunakan sebagai

    sediaan lipase untuk diimobilisasi lebih lanjut.

    Pengujian ktivitas Enzimatik

    Uji aktivitas lipase dilakukan secara spektrofotometri menggunakan p-nitro

    fenil palmitat sebagai substrat. p-nitro fenol dilepaskan dari p-nitro fenil

    palmitat melalui hidrolisis yang dimediasi enzim lipase. Satu unit (U) enzim

    lipase dinyatakan sebagai banyaknya enzim yang melepaskan satu mikromol

    p-nitro fenol per menit pada kondisi pengujian.

    lmobilisasi Lipase

    Lipase dari biakan mikroba terpilih diimobilisasi dengan silika yang diaktivasi

    dengan etanolamin, dilanjutkan dengan pengikatan dengan glutaraldehida .

    Persiapan Reaksi transesterifikasi

    Reaksi transesterifikasi dilakukan pada suhu 30 C dalam botol bertutup yang

    ditempatkan diatas shaker ulang-al ik. Campuran reaksi awal terdiri dari

    minyak-metanol dengan perbandingan molar 1 2, t-butanol-minyak dengan

    volume rasio 0,2 , enzim lipase amobil 20 U dan 200 rpm (kecuali dinyatakan

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    24/36

    lain), berikut kontrol masing-masing . Semua pengujian dilakukan dalam tiga

    ulangan dan hasilnya dilaporkan sebagai rata-rata standar deviasi .

    ampling dan analisis

    Sampel diambil dari campuran reaksi pada interval waktu tertentu . Sampel

    disentrifugasi pad a 6.987 g selama 10 me nit pad a 4oc untuk memisahkan

    bahan pembawa mengandung enzim amobil dengan demikian meniadakan

    kemungkinan adanya reaksi tambahan) diikuti dengan pengenceran 100 kali

    lipat dari sampel awal dengan n-heksana . Uji stabilitas dilakukan dalam

    pelarut t-butanol pada setiap siklus hingga 20 siklus) dan supernatan serta

    aktivitas residual enzim amobil diuji untuk mengetahui sisa aktivitas enzim

    selama lebih dari tujuh siklus .

    Sintesis metil ester asam lemak dianalisis dengan menyuntikan cairan dari

    campuran reaksi yang diencerkan pada gas kromatografi . Suhu kolom dijaga

    pada 150C selama 0,5 menit, meningkat sampai 250oc pada 15oC/menit dan

    dipertahankan pada suhu ini selama 6 menit. Suhu dari injektor dan detektor

    ditetapkan masing-masing pada 245 dan 350 C Persentase molar konversi

    produk, diidentifikasi dengan membandingkan daerah puncak standar metil

    ester pada retensi waktu tertentu. Kuantifikasi produk akhir metil ester asam

    lemak) dilakukan berdasarkan kalibrasi kurva dari metil ester asam lemak

    murni metil oleat, metill inoleate , metil stearat dan metil palmitat) .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    25/36

    B BV

    H SIL D N PEMB H S N

    Mikroalga sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku

    biofue/.

    Mengingat mikroalga dapat tumbuh dengan sangat cepat , bahkan dapat dipanen dalam

    waktu sing kat yakni sekitar 7-10 hari Lardon ,

    eta/

    , 2009).

    Selain, Chiarella dan Scenedesmus yang telah diteliti dan cukup banyak ditemukan

    di perairan Indonesia, ada empat kelompok mikroalga potensiallainnya yang dapat

    ditemukan diseluruh kawasan perairan dunia. Yaitu , kelompok diatom Bacillariophyceae) ,

    alga hijau Chlorophyceae), alga emas Chrysophyceae) , dan alga biru Cyanophyceae) .

    Keempat kelompok alga tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku bahan bakar

    hayati. Berdasarkan penelitian sebelumnya , setidaknya ada tiga jenis mikroalga yang ideal

    untuk dijadikan sumber bahan bakar hayati , yaitu

    Chiarella , Scenedesmus

    dan

    Dunaliella.

    a n d u n g a n Minyak ( dw)

    Gambar

    1

    Keanekaragaman

    jenis

    alga

    penghasil

    lemak sel

    tunggal

    LST) sebagai bahan baku bahan

    bakar hayati

    Gam bar 1, menunjukkan hasil penelusuran pustaka kandungan minyak alga yang

    berasal dari

    Chiarella

    mencapai

    5

    -

    55

    persen ,

    Snenedesmus

    mencapai 16-40 persen

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    26/36

    Ankistrodesmus 28-40 persen , Botryococcus 29-75

    pe

    rsen, Cyclotella 42 persen ,

    Hantzschia 66 persen , Nannochloris 6-63 persen , Nitzschia 28-50 persen , Nannochloropsis

    31

    -68 persen ,

    Phaeodactylum 31

    persen ,

    Stichococcus

    9-59 persen ,

    Tetraselmis

    15-32

    persen ,

    Tha/assiosira

    21-31 persen ,

    Neoch/oris

    35-54 persen dan

    Schiochytrium

    50-77

    persen .

    Kandungar1 karbohidrat dan protein dari beberapa jenis alga menunjukkan

    persentase yang bervariasi , termasuk biakan yang telah dibudidayakan dalam fotobioreaktor

    di laboratorium, yaitu Snenedesmus dimorphus masing-masing mengandung 21 -52 persen

    dan 8-18 persen , Chiarella vulgaris

    masing-masing berkisar 12-17 dan 51-58 persen ,

    sementara Spirulina fusiformis masing-masing 13-16 persen dan 60-71 persen.

    Produktivitas alga

    30

    kali lebih banyak dibanding tumbuhan darat. Untuk

    mendapatkan satu liter bahan bakar hayati BBH), hanya membutuhkan 5 ton biomasa alga.

    Studi band ing produksi BBH per luas wilayah kultivasi antara alga dengan sumber BBH

    lainnya, menunjukkan hasil yang menjanjikan. Jika produksi minyak kelapa sawit mencapai

    5.960 liter per

    Ha

    , kelapa dalam 2.689 liter per

    Ha

    , jarak pagar 1.892 liter per

    Ha

    , kedelai

    hanya 4 liter per

    Ha

    dan jagung 172 liter per Ha, maka dari budidaya mikroalga penghasil

    LST dapat diproduksi BBH sebanyak 136.900 liter per Ha Selain itu, kelapa sawit, misalnya,

    perlu waktu 5 bulan , sedangkan jarak pagar perlu waktu 3 bulan . Jika dibandingkan sumber

    minyak bumi yang tidak terbarukan dan perlu proses yang rumit serta mahal produksinya ,

    potensi mikroalga masih lebih unggul. Dari 1 hektar ladang minyak bumi hanya bisa

    menghasilkan 0,83 barrel minyak per hari , sedangkan pada luas yang sama alga mampu

    menghasilkan sebanyak 2 barrel BBH Schenk,

    et

    . 2008) .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    27/36

    Gambar2.

    A) B)

    ultur biakan alga dalam fotobioreaktor 5 liter berumur 10 hari

    sebelum dipanen A) dan setelah pemanenan B) .

    Gambar 2

    menunjukkan model fotobioreaktor dan biomasa alga hasil panenan

    yang dikembangkan untuk kebutuhan laboratorium penelitian. Mikroalga mampu menyerap

    karbondioksida dan nutrien secara efektif, sehingga dapat tumbuh cepat dan bisa dipanen

    dalam 7 hingga 10 hari . Nilai lebih dari sifat alga adalah sumbernya yang terbarukan dan

    ramah lingkungan. Pada tahap budidaya, perkembangbiakan mikroalga juga meningkat 2,5

    kali bila ke dalam fotobioreaktor dipasok

    2

    Untuk menghasilkan 5 ton mikroalga setiap

    hari diperlukan 1 k

    2

    Total butuh 10

    k

    2

    hingga panen.

    Dengan demikian, budidaya mikroalga berpeluang mengatasi masalah lingkungan

    global , karena selama ini

    2

    merupakan gas pencemar penyebab efek rumah kaca yang

    berakibat terhadap pemanasan global. Budidaya alga untuk tujuan penyerapan emisi C02

    mendukung pencapaian peringkat hijau industri ramah lingkungan , karena pada tahapan hilir

    pengolahan alga menjadi BBH, juga tidak menimbulkan pencemaran mengingat limbahnya

    juga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik pakan ternak .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    28/36

    5

    91

    0.00 8

    Peak#

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Chrom

    a og:am_i\ n

    9.:5 r l r ; , ~ : \ G ( , : T v _ S s g ' ' ~ ~ ' \ [ ? a J ' I ~ 9 J ~

    I

    ~ 3 _ 9 . ~ J : l . ~ l QYQ ..

    _

    I

    -

    ;j

    I I

    TC*J.OO

    .-- .

    . .-

    . --.-

    --

    ; ;->

    - ~ _ j ~ - -

    ----

    :

    .

    --

    ; : : - - - - - ~ -

    10.0

    R.Time

    3.972

    5.951

    25.081

    26.414

    27.467

    27.671

    29.364

    32 .637

    20.0 30 .0 40.0 50.0 59.0

    Area

    1067442

    9842605

    636346

    303308

    1739587

    14958854

    439373

    4034219

    33021734

    Peak Report TIC

    Cone% Name

    3.23 TRIDEUTEROACETONITRILE

    29.81 Acetic acid (CAS) Ethylic acid

    1.93 Pentadecane (CAS) n-Pentadecane

    0.

    92 Tetradecane (CAS) n-Tetradecane

    5.27 Heptadec-8-ene

    45.30 Heptadecane (CAS) n-Heptadecane

    min

    1.33 2-Hexadecen-1-ol , 3,7, 11, 15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol

    12.22 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11,15-tetramethyl-, (R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol

    100.00

    Gambar 3. Kromatogram G MS hasil pirol isis LST alga yang diekstraksi

    dari bi k n pirulina

    fusiformis

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    29/36

    I ,611,367

    Peak#

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    C h r o i n a t o g r l l l T I

    " \ r L . 6

    I

    ~ : d i m o r p h u s C:liCMSs_olutioniDatn\Project

    I \An.641

    I : ? :

    d i ; r r ~ p

    10

    0 20 0

    R.Time Area

    3.822 372379

    26.353 310447

    27.674 375273

    29.368 4821511

    29.482 1242969

    29.677 1007600

    29.875 1598533

    30.406

    144745

    32.643 1657588

    34.788 247372

    38 .075 2627874

    42.770

    208653

    14614944

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    30/36

    j6621 548

    Peak

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Chromatogram An .641-2 .chlorclla C:\GCMSsolmioniOuta\Project I\An.641-2 .ch lorella.QGD

    . . . .. - - --- .. - --- - -

    N

    0

    TIC l.OO

    -

    --......,....

    - ,--- i

    10.0

    R.Time

    20.732

    29.374

    29497

    29.883

    32 .654

    33.574

    39.783

    47.820

    20.0

    Area

    475964

    1472891

    312669

    1118867

    21226698

    405624

    1035231

    727012

    26774956

    300

    40.0

    Peak Report TIC

    . Cone% Name

    1.78 Naphthalene (CAS) White tar

    50.0

    59.0

    min

    5.50 2-Hexadecen-1-ol, 3,7.11 ,15-tetramethyl-. [R-[R*,R-(E)]]- (CAS) Phytol

    1.17 2-Pentadecanone, 6 1 0,14-trimethyl- (CAS) 6 1 0 14-Trimethyl-2-pentadecan,

    4.18 2-Hexadecen-1-ol, 3,7,11, 15-tetramethyl-, [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol

    79.28 2-Hexadccen-1-ol, 3,7 ,11, 15-tetramethyl- , [R-[R*,R*-(E)]]- (CAS) Phytol

    1.51 9-0ctadecenoic acid (Z)- , 2-hydroxy-1-(hydroxymethyl)ethyl ester (CAS)

    2 M

    3.87 1 2-Benzenedicarboxylic acid, dioctyl ester (CAS) Dioctyl phtha late

    2.72

    100.00

    Gam bar 5 Kromatogram GC MS hasil pi

    ro

    sis LST alga yang diekstraks i

    da

    ri

    biakan Ch orella vulgaris

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    31/36

    Gambar 3,4 dan 5 adalah hasil kromatogram GC-MS hasil pirolisis LST alga yang

    diekstraksi dari biakan Spirulina fusiformis Scenedesmus dimorphus Chlorellavulgaris

    LST yang dihasilkan dari budidaya skala laboratorium dengan kapasitas 50 liter hanya

    15 karena permukaan akuarium kurang Iebar.

    Proses pembuatan biodiesel dari LST alga meliputi tiga tahapan, yaitu (1)

    Pengeringan, (2) Ekstraksi lemak sel tunggal (LST) alga, dan (3) Esterifikasi LST

    menjadi BBH (biodiesel) , secara transesterifikasi menggunakan katalis enzimatik yang

    berasal dari biakan mikroba penghasil enzim lipase.

    Gambar :

    Katalis enzimatik yang berasal dari biakan mikroba

    Candida rugosa

    Gambar 6 adalah katalis enzim penghasil lipase dari Candida rugosa yang akan

    digunakan untuk reaksi transesterifikasi enzimatik. Reaksi ini dilakukan pada suhu

    40-65C dalam botol bertutup diatas shaker. Campuran reaksi terdiri dari minyak

    nabati : metanol

    1

    :2) , lipase dari biakan (+) uji lipolitik 20-25 , dirotasi pada 150

    rpm, 24 jam. Sampel disentrifugasi pada 7000xg selama 10 menit pada 4C untuk

    menghilangkan bahan pembawa, dilanjutkan pengenceran 100 kali dengan n

    heksana. Analisis metil ester asam lemak dilakukan dengan menggunakan GC .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    32/36

    lsolat yang dipilih untuk penguj ian aktivitas lipase adalah isolat bakteri dari sampel

    pangan terfermentasi , termasuk terasi udang. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan

    bahwa dari beberapa isolat yang telah diidentifikasi, mampu menghasilkan enzim lipase ,

    antara lain Actinomycetes ,

    B. subtilis P. f/uorescens

    dan C.

    rugosa

    menunjukkan aktivitas

    lipolitik, antara 2,20 U/ml hingga 3,9 U/ml setelah biakan-biakan tersebut diprakulturkan

    pad a substrat mengandung tributirin 1 dan pada suhu ruang.

    A)

    B)

    am

    bar 7. Uji kualitatif awal biakan penghasil lipase A) dan biakan terpilih

    sebagai katalis reaksi transesterifikasi (B).

    Gambar 7 dan 8, masing-masing menunjukkan hasil uji kualitatif dan uji kuantitatif

    beberapa biakan penghasil enzim lipase pada media BYPTA (Mourey and Kilbertus , 1975)

    yang mengandung minyak trybutirin sebagai bahan penginduksinya . Reaksi positif ditandai

    adanya lingkaran bening disekeliling koloni, sedangkan reaksi negatif tidak menunjukkan

    perubahan pada media pengujian, sehingga mampu mendeteksi keberadaan asam lemak

    yang terbentuk akibat hidrolisis lemak yang ditunjukkan dengan adanya lingkaran jernih

    disekitar koloni biakan.

    Hasil uji kuantitatif aktivitas enzim lipase dari biakan terpilih menunjukkan bahwa

    pH

    dan suhu optimal berpengaruh terhadap aktivitas enzim lipase dari Actinomycetes , B.

    subtilis

    P

    fluorescens

    dan C.

    rugosa

    sehingga menunjukkan aktivitas tertingg i, masi

    ng

    masing pada

    pH

    8,0-8,5,

    2

    ,2-3,9

    m o l

    dan suhu antara 55-60C

    3

    ,6-4,8

    m o l

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    33/36

    Uji Kualitatif dan Kuantitatif Aktivitas Lipase

    4

    :g 3

    E

    ::I

    -

    )

    1/

    CO

    . 2- 2

    ....J

    1/

    CO

    >

    :;:;

    1

    0

    0

    1

    2

    3

    4

    lnkubasi

    Hari)

    5

    --- ---B. subtilis

    _ _

    Actinomycetes

    P. fluorescence

    --- ---

    C.

    rugosa

    6

    7

    8

    Gam bar 8. Uji kuantitatif biakan terpilih penghasil lipase sebagai sumber

    katalis reaksi transesterifikasi metil ester dari LST alga .

    Hasil pengujian menunjukkan bahwa sumber enzim lipase dan volume enzim yang

    ditambahkan berpengaruh terhadap proses transesterifikasi. Hasil tersebut menunjukkan

    bahwa enzim lipase dari biakan tertentu dapat bekerja secara efektif dan efisien sebagai

    biokatalisator pada proses transesterifikasi , karena kondisi media yang sesuai , aktivitas

    enzimatik juga menunjukkan hasil yang optimal , sehingga terjadi proses penguraian

    trigliserida menjadi asam lemak yang diperlukan untuk sintesis ester asam lemak.

    Terjadinya reaksi transesterifikasi dapat dianalisis berdasarkan perbandingan jumlah gugus

    hidroksil pada substrat sebelum dan sesudah reaksi enzimatik , sehingga volume enzim

    lipase yang ditambahkan berpengaruh terhadap penurunan asam lemak bebas ALB) .

  • 7/23/2019 Biodiesel Dan Biometan Alga

    34/36

    3

    e

    25

    lll::

    ns

    2

    Qj

    J

    15

    ns

    ll