Upload
hoangtruc
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI SEBAGAI PEGAWAI UNIVERSITAS PADJADJARAN
MAKALAH MATERI PANCASILA
Oleh:EUIS DEWI KARTINI, A.MD.
NIP. 19700630 200810 2 001
UJIAN DINAS TINGKAT IPEGAWAI NEGERI SIPIL TENAGA KEPENDIDIKAN
DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR, SUMEDANG
11 s.d. 21 MEI 2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan lindungan, bimbingan, dan kekuatan kepada penulis untuk
meyelesaikan tugas Makalah Materi Pancasila. Hanya karena rahmat dan ridho-
Nya makalah ini dapat penulis selesaikan.
Penulisan Makalah Materi Pancasila yang berjudul “Implementasi Nilai-
nilai Pancasila dalam Kehidupan Pribadi sebagai Pegawai Universitas
Padjadjaran”, dibuat sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mengikuti
Ujian Dinas Tingkat I Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kependidikan di Lingkungan
Universitas Padjadjaran pada tanggal 11 s.d. 21 Mei 2015 di Jatinangor,
Sumedang.
Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kekurangan dan
kelemahan dari segi penyajian materi, hal ini disebabkan karena kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Walaupun demikian, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Demikian makalah ini disampaikan sebagai syarat untuk tambahan nilai
kelulusan Ujian Dinas Tingkat I Pegawai Negeri Sipil Tenaga Kependidikan di
Lingkungan Universitas Padjadjaran. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukannya, Amin YRA.
Bandung, Mei 2015
Penulis,
Euis Dewi Kartini, A.Md.
i
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 11.1 Latar Belakang Masalah 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan Permasalahan 2
BAB II PEMBAHASAN 32.1 Pengertian tentang Nilai-nilai 32.2.
Makna dan Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila 32.2.1 Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha
Esa 32.2.2 Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab 42.2.3 Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia 52.2.4 Nilai Sila Keempat: Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebiajaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan 5
2.2.5 Nilai Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 5
2.3 Pengertian tentang Kehidupan Pribadi 62.4 Fungsi dan Peranan Pegawai Negeri Sipil 62.5 Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Pribadi
Pegawai Universitas Padjadjaran 72.6 Pentingnya Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Kehidupan Pribadi sebagai Pegawai Universitas Padjadjaran 8
BAB III PENUTUP 103.1 Kesimpulan 103.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Prof. Dr. Tukiran Tanireja (2014), Guru Besar Ilmu Kewarganegaraan dan
Pendidikan Pancasila, Universitas Muhammadiyah-Purwokerto mengemukakan
bahwa semakin hari Pancasila mulai kehilangan pamornya. Bukan karena tidak
memiliki makna, melainkan karena Pancasila tidak dipelajari dan dihayati. Tidak
sedikit masyarakat Indonesia yang apriori (tidak menyukai) terhadap Pancasila.
Ketidak sukaan terhadap Pancasila membuka peluang masuknya ideologi lain ke
Indonesia seperti ideologi komunisme, kapitalisme liberal dan lain-lain ke
berbagai elemen masyarakat. Ideologi tersebut telah teruji tidak cocok untuk
masyarakat kita dan ternyata memiliki effek menyengsarakan rakyat.
Berdasarkan sinyaleman tersebut, maka sudah sepatutnya negara memberikan
pembekalan tentang Pancasila kepada warganya, terutama kepada para pegawai
negeri sipil dan militer sebagai pelanjut generasi bangsa dan pemegang posisi
strategis dalam memutar roda pemerintahan.
Perguruan Tinggi Negeri termasuk Universitas Padjadjaran adalah lembaga
pendidikan tinggi yang berkewajiban mencetak teknokrat dan ilmuwan generasi
penerus bangsa sudah seharusnya sejak dini melakukan implementasi Pancasila
terhadap para pegawainya hingga diharapkan terbentuknya para personil
berkarakter Pancasilais yang mengerti etos kerja yang jujur, tidak KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme) serta mencintai bangsa dan negaranya.
Kehidupan pribadi seseorang banyak terbentuk karena situasi lingkungan,
proses pembelajaran dan pendidikan yang diperoleh selama hidupnya, oleh karena
itu implementasi Nilai-nilai Pancasila kepada pegawai Universitas Padjadjaran
berbentuk pembekalan sangat diperlukan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis merumuskan
permasalahan mengenai Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Pribadi sebagai Pegawai Universitas Padjadjaran sebagai berikut:
1. Apa yang diartikan nilai-nilai itu?
2. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?
3. Apa saja yang menyangkut kehidupan pribadi seseorang?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan pegawai
Universitas Padjadjaran?
5. Apa fungsi dan peranan Pegawai Negeri Sipil?
6. Apa pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan pribadi
sebagai pegawai Universitas Padjadjaran?
1.3 Tujuan Permasalahan
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan sebagaimana telah dirumuskan
tersebut berkaitan dengan Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan
Pribadi sebagai Pegawai Universitas Padjadjaran diperoleh gambaran sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian tentang nilai-nilai.
2. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
3. Untuk mengetahui apa saja yang menyangkut kehidupan pribadi seseorang.
4. Untuk mengetahui cara implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
pribadi pegawai Universitas Padjadjaran.
5. Untuk mengetahui fungsi dan peranan Pegawai Negeri Sipil
6. Untuk mengetahui pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan pribadi sebagai pegawai Universitas Padjadjaran.
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Pengertian tentang Nilai-nilai
Nilai atau “value” (Inggris) termasuk bidang kajian filsafat. Filsafat sering
juga diartikan dengan ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dalam bidang filsafat
dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth)
atau “kebaikan” (goodness), dan kata kerja yang artinya “suatu tindakan
kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian” (Dr. Kaelan, M.S,
2003). Sesuatu itu dikatakan bernilai apabila sesuatu itu berharga, berguna,
benar, indah, baik dan sebagainya. Di dalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita,
harapan-harapan, dambaan-dambaan dan keharusan. Suatu nilai-nilai yang
bermakna normatif berupa ideal (cita-cita) harus menjadi bermakna kognotif
berupa real (kenyataan), dalam hal ini perbuatan sehari-hari yang merupakan
fakta (Kodhi, 1989).
2.2 Makna dan Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila
“Founding Fathers” kita Ir. Soekarno dan Jenderal Soeharto telah berusaha
menciptakan manusia Indonesia yang ideal sehingga mampu mewujudkan cita-
cita Nasional Indonesia. Manusia Indonesia ideal adalah manusia yang pandangan
hidupnya dituntun oleh Nilai-nilai Pancasila, untuk lebih jelasnya sebagai berikut:
2.2.1 Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Prinsip Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah agar bangsa Indonesia ber-
Tuhan dalam arti masing-masing individu ber-Tuhan pada Tuhannya sendiri.
Orang Islam ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Muhammad SAW, orang Kristen
ber-Tuhan menurut petunjuk Nabi Isa Al Masih, orang Hindu beribadah menurut
kitab suci yang dipeluknya dan seterusnya.
3
Di negeri Indonesia diharapkan tiap orang dapat menyembah Tuhannya
menurut keyakinan masing-masing dengan leluasa dan tidak ada tempat bagi
orang Atheis (tidak meyakini adanya Tuhan). Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya. Negara menghendaki terjadi toleransi antar pemeluk
agama dan tidak akan membenarkan adanya pemaksaan suatu agama terhadap
ummat agama lain. Pemerintah RI wajib membimbing serta mengarahkan segenap
warga negara untuk selalu mengamalkan ajaran agama yang dipeluknya, serta
memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk mengembangkan agamanya
kepada pemeluknya tanpa mengganggu kebebasan pemeluk agama lain.
2.2.2 Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Prinsip Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah setiap manusia diakui
dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, sama hak dan kewajiban azasinya tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan lain-lain. Dengan sila kedua ini dapat
dikembangkan sikap saling menyayangi, tenggang rasa (tepo seliro) dan tidak
menzalimi sesama manusia.
Dengan sila kedua, negara mengakui adanya hak dan kewajiban yang sama
bagi setiap warga negara Indonesia dan negara wajib memperlakukan warganya
dan manusia lainnya secara adil dan tidak sewenang-wenang. Negara menjamin
setiap warga negaranya mendapatkan kedudukan hukum dan pemerintahan yang
sama, disamping menciptakan masyarakat yang berbudi luhur sesuai dengan
harkat dan martabat manusia.
4
2.2.3 Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Prinsip Persatuan Indonesia adalah kesadaran akan adanya perbedaan-
perbedaan di dalam masyarakat dan bangsa, menghidup-hidupkan perbedaan
sebagai daya penarik ke arah kerjasama (gotong royong) dan kesatuan, dan
mengusahakan peniadaan atau pengurangan perbedaan yang mungkin
mengakibatkan suasana dan kekuatan tolak menolak ke arah perselisihan,
pertikaian (tawuran) dan perpecahan. Prinsip persatuan Indonesia ini tercermin
dalam slogan “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna: “Walaupun berbeda suku,
agama dan ras tetapi tetap bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
2.2.4 Nilai Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, bermakna bahwa Negara Indonesia bukan milik
seseorang, bukan negara untuk satu golongan/partai/organisasi tertentu. Negara
Indonesia didirikan “dari semua untuk semua”, “satu buat semua” atau “semua
buat satu”. Oleh karena itu sumber kekuatan negara Indonesia adalah
permusyawaratan/perwakilan, yang bermakna bahwa kebebasan dan kekuasaan
rakyat adalah mutlak dalam menentukan masa depan negara. Jadi “dari
rakyat”,”untuk rakyat” dan “oleh rakyat”.
2.2.5 Nilai Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Prinsip Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengandung nilai
keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial), yang
didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia
5
dengan masyarakat, bangsa dan negaranya dan manusia dengan Tuhannya. Negara
berkewajiban mengentaskan kemiskinan dan memperkecil jurang antara yang
kaya dan yang miskin dengan memperluas lapangan kerja dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
2.3 Pengertian tentang Kehidupan Pribadi
Kehidupan pribadi sulit untuk dirumuskan karena komplek dan unik.
Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan
lengkap, serta memiliki ciri khusus, yang bermakna bahwa segala kebutuhan
dirinya memerlukan pemenuhan dan terkait dengan masalah-masalah yang tidak
dapat disamakan dengan individu yang lain. Kehidupan pribadi banyak
dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, filsafat hidup keluarga, pola hidup,
keturunan dan lingkungan.
Selain dari pada itu perkembangan kehidupan pribadi akan mempengaruhi
tingkah laku (behavior) seseorang dan dalam proses perjalanannya akan
berintegrasi dengan peristiwa-peristiwa saat ini.
Usaha pengembangan kehidupan pribadi seseorang dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Hidup sehat dan teratur serta pemanfaatan waktu secara disiplin.
2. Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis sehari-hari secara mandiri dan
bertanggung-jawab.
3. Hidup bermasyarakat dengan membuka pergaulan dengan sesama manusia.
2.4 Fungsi dan Peranan Pegawai Negeri Sipil
Menurut Endi Sutrisna (2009), Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berfungsi
sebagai abdi negara dan aparatur pemerintahan dimanapun dia berkarya,
apakah di bidang pendidikan tinggi, kesehatan, pertanian dan lain-lain sudah
6
sepatutnya memiliki tingkat disiplin yang tinggi yang menjadi suri tauladan
masyarakat umum, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan di Bidang
Kepegawaian PP No. 30 Tahun 1980.
Undang-undang tersebut cukup memberi pedoman bagi PNS bagaimana
seharusnya bersikap di dalam maupun diluar kedinasan. Maka sudah menjadi
kewajiban bagi PNS untuk menghayati, memahami dan mentaatinya.
2.5 Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Pribadi Pegawai Universitas
Padjadjaran
Pegawai Universitas Padjadjaran adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
terikat pada PP No. 30 Tahun 1980 di bidang Kepegawaian, disamping
keterikatannya sebagai warga negara Indonesia yang juga telah sepakat untuk
menerima Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara.
Pemahaman dan penghayatan terhadap Nilai-nilai Pancasila, sedikit
banyak akan berpengaruh signifikan terhadap tingkah laku dan ketaatan terhadap
PP No. 30 Tahun 1980 bidang kepegawaian tersebut, namun hal ini akan
terealisasi bila dilakukan implementasi (penerapan) yang dilakukan tiap
lembaga/instuisi terhadap para pegawai dilingkungannya secara periodik dan
terjadwal. Kehidupan Pribadi pegawai Universitas Padjadjaran yang disirami
dengan Nilai-nilai Pancasila diharapkan mencegah terjadinya sesuatu yang
disadari/tidak disadari telah melanggar Pancasila dan Perundang-undangan yang
berlaku, seperti, perlakuan yang tidak adil dari pimpinan terhadap bawahannya,
kurangnya kesejahteraan pegawai, pola karier yang tidak sehat, manajemen
kepegawaian yang buruk, lemahnya pengawasan melekat (waskat), pelanggaran
tidak ditindak tegas, tidak adanya motivasi.
7
2.6 Pentingnya Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Pribadi
Pegawai Universitas Padjadjaran
Implementasi Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, akan
mengubah tingkah laku pegawai menjadi seorang yang hidup beragama (menjauhi
sikap Atheis/Vrijdenker), toleransi terhadap penganut agama lain dalam batas-
batas yang tidak menyangkut akidah (dasar keyakinan agama yang dianutnya),
tidak memaksakan keyakinan agamanya pada penganut agama lain, saling
membantu dalam bidang sosial tanpa melihat agama, suku dan rasnya,
memberantas usaha-usaha yang menyimpangkan ajaran agama yang murni,
menghindari KKN (Korupsi, Kolusi & Nepotisme) karena berkeyakinan bahwa
Tuhan selalu memantau tingkah lakunya dan akan dipertanggung-jawabkan
setelah matinya di akhirat.
Implementasi Nilai Sila Kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab, akan
mengubah tingkah laku pegawai menjadi seorang yang berhati mulia seperti
memperlakukan bawahan penuh kasih sayang dan adil, tidak mempersulit sesama
pegawai dalam bekerja, tidak memfitnah dan tingkah laku lainnya yang tidak
terpuji untuk menghambat karier sesama pegawai, memberikan bantuan
kemanusiaan pada sesama pegawai yang tertimpa musibah walau berbeda agama,
suku dan rasnya, melakukan pembelaan kepada pegawai yang dizalimi/disiksa,
mengikuti Program Jamsostek atau Askes.
Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia, akan mengubah tingkah
laku pegawai agar bekerja dengan baik dalam suatu team karena semua bertujuan
agar tugas yang diamanatkan negara padanya dapat sukses mencapai tujuan yaitu
Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Segenap pegawai akan bersatu-padu
menghadapi hal yang merugikan anak bangsa dan negara seperti narkoba,
koruptor, perusakan fasilitas kampus dan lain-lain di lingkungan Universitas
Padjadjaran.
8
Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, akan mengubah tingkah
laku pegawai agar selalu mengedepankan prinsip demokrasi di lingkungan
Universitas Padjadjaran yang menyangkut hajat hidup orang banyak seperti dalam
Pemilihan Rektor, Dekan, Ketua Dewan Mahasiswa, Ketua Senat, Ketua Koperasi
sesuai dengan kemampuan yang bersangkutan. Setiap masalah yang urgent harus
dimusyawarahkan dan diputuskan secara bersama-sama dengan resiko yang
ditanggung bersama pula.
Implementasi Sila Kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
akan mengubah tingkah laku pegawai agar pimpinan berlaku adil terhadap
bawahannya, memikirkan dan mengusahakan peningkatan kesejahteraan pegawai,
merumuskan jenjang karier pegawai secara adil sesuai dengan pendidikan dan
pengalaman kerja serta prestasinya, pembenahan manajemen dan administrsi
kantor dengan menetapkan SOP yang jelas, fasilitas kerja yang bertahap
dilengkapi, memperkuat pengawasan melekat (waskat), menerapkan sanksi yang
tegas terhadap pelanggaran disiplin, pimpinan harus menjadi tauladan bagi
bawahannya, pimpinan menciptakan gairah kerja bawahannya sehingga setiap
pegawai berusaha meningkatkan prestasi kerja dan menunjukkan keinginannya
yang inovatif dan responsif.
9
BAB IIIPENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada dekade terakhir ini sangat disesalkan bahwa Nilai-nilai Luhur Pancasila
mulai memudar dan banyak warga Indonesia bila ditanya apakah itu Pancasila dan
apa saja sila yang terkandungnya, apa itu Bhineka Tunggal Ika, tidak mampu
menjawab. Akibat dari tidak dihayatinya lagi Nilai-nilai Pancasila berdampak
pada menjamurnya pertengkaran antar warga/mahasiswa/pelajar (tawuran),
perkelahian para Wakil Rakyat di DPR, sikut menyikut sesama warga untuk
memperebutkan suatu jabatan, bentrok antar penganut agama, berkembangnya
kemaksiatan dimana-mana, politisi tega memecah-belah partainya sendiri demi
suatu jabatan dalam pemerintahan, hukum tajam ke bawah tumpul ke atas,
pengusaha asing leluasa mengobok-ngobok perekonomian Indonesia, jurang kaya
miskin semakin dalam dan lain-lain.
Pancasila kini hanya sebagai retorika dan slogan saja, baik di lingkungan
Eksekutif, Legislatif maupun Yudikatif, organisasi partai politik, MPR, DPR
sampai tingkat RT/RW. Pengamalan dan penghayatan dalam kehidupan pribadi
anak bangsa tampaknya perlu terus menerus diimplementasikan.
Pegawai Universitas Padjadjaran adalah PNS dan aparatur negara sudah
sepatutnya memahami dan menghayati Nilai-nilai Pancasila dan
meimplementasikan dalam kehidupan pribadi terutama dalam melaksanakannya
dalam kedinasan, selain dari pada itu harus menjadi tauladan bagi masyarakat
umum.
10
3.2 Saran-saran
1. Sebaiknya pelatihan tentang nilai-nilai Pancasila dilakukan secara periodik
untuk semua enselon di lingkungan Universitas Padjadjaran.
2. Perlu diimplementasikan nilai-nilai Pancasila sejak pendidikan Sekolah Dasar
sampai dengan Perguruan Tinggi sehingga dapat diharapkan memahami serta
menghayatinya.
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Agustin DK’s 2014, Makalah Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam
Kehidupan Pribadi Sehari-hari di Masyarakat, Jurusan Prodi
Biologi, Universitas Negeri Semarang.
Chotimah, N, K 2014, Penerapan Nilai-nilai Pancasila sebagai Pendidikan
Karakter, Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.
Kaelan, M.S, 2008, Pendidikan Pancasila, Edisi 9, Penerbit Paradigma,
Yogyakarta.
Multi, M, 2014, Kekuatan Politik di Indonesia, Edisi 1, Penerbit Pustaka
Setia, Bandung.
Taniredja T dan Yudi H 2014 , Pemimpin Berkarakter Pancasila, Edisi 1,
Penerbit Alfabeta, Bandung.
B. Media Sosial
Nirwanablogku.blogspot.com, Perkembangan Pribadi Sebagai Individu.