Buklet Hama dan Penyakit Padi

  • Upload
    isroi

  • View
    9.613

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Buklet tentang hama dan penyakit pada padi. Buku ini penting untuk petani, kelompok tani, gapokta, penyuluh, dan pemerhati pertanian.

Citation preview

  • HamaPenggerek batang padi - stem borerWereng coklat - brown planthopperWereng hijau - green leafhopperKepinding tanah - black bugWalang sangit - rice bugTikus - ratGanjur - gall midgeHama putih palsu - leaffolderHama putih - casewormUlat tentara/grayak - armywormUlat tanduk hijau - green horned caterpillarUlat jengkal-palsu hijau - green semilooperOrong-orong - mole cricketLalat bibit - rice whorl maggotKeong mas - golden apple snailBurung - bird

    PenyakitHawar daun bakteri - bacterial leaf blightBakteri daun bergaris - bacterial leaf streakBlas - blastHawar pelepah daun - sheath blightBusuk batang - stem rotBusuk pelepah daun bendera - sheath rotHawar daun jingga - red stripeTungro - tungroKerdil rumput - grassy stuntKerdil hampa - ragged stunt

    HaraKahat nitrogen - nitrogen deficiencyKahat fosfor - phosphorus deficiencyKahat kalium - potassium deficiencyKahat belerang - sulfur deficiencyKahat seng - zinc deficiency

    Keracunan besi - iron toxicity

    hamapenyakit

    harapada padi

    masalah lapang

    Kerja sama Balitpa BP2TP BPTP SUMUT BPTP JABAR BPTP JATENG

    BPTP DIY BPTP JATIM BPTP NTB BPTP SULSEL BPTP KALSEL BPTP KALTIM IRRI

  • Kerja sama Balai Penelitian Tanaman Padi

    Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan International Rice Research Institute

    2005

    hamapenyakit

    harapada padi

    masalah lapang

  • Buku panduan ini sebagian besar disadur dariRice Knowledge Bank version 2.2 (CD),created on 05 May 2003 (IRRI)oleh Mahyuddin Syam dan Diah Wurjandari.

    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepadaIr. Hendarsih, MSc., Dr. I. N. Widiarta, Ir. RochmanDr. Sarlan Abdulrachman, Dr. Sudarmaji, danDr. A. Karim Makarim atas koreksi dan saransampai diterbitkannya buku panduan ini.

    Cetakan keduaKerja sama Balai Penelitian Tanaman Padi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan International Rice Research Institute

    PENGANTAR

    Akhir-akhir ini IRRI menghimpun berbagai informasi tentangpadi dalam bentuk Rice Knowledge Bank yang dapat diaksesdalam website IRRI http://www.knowledgebank.irri.org diinternet. Informasi itu juga tersedia dalam bentuk CD yangsewaktu-waktu diperbaiki atau dilengkapi sesuai denganperkembangan terakhir ilmu perpadian.

    Informasi yang disusun dalam buku saku ini sebagian besardisadur dari Rice Knowledge Bank tersebut denganpenyesuaian hasil penelitian di Indonesia. Perbedaan yangpaling nyata adalah dalam penggunaan pestisida yang diIndonesia harus lebih hati-hati dan sesuai dengan INPRESNo. 3/1986 tentang pestisida yang dilarang untuk padi.Dalam pemakaian pestisida, bila diperlukan, dikemukakanbahan aktif dan bukan nama dagang dari bahanbersangkutan. Untuk memudahkan pengguna di lapang, dibagian belakang buku saku ini disajikan informasi beberapacontoh nama dagang dari pestisida yang mengandung bahanaktif tersebut.

    Cetakan kedua ini diterbitkan atas kerja sama Balai PenelitianTanaman Padi, BPTP Sumatera Utara, BPTP KalimantanSelatan, dan IRRI dengan sedikit perbaikan terutama padapengendalian tikus.

    Saya sampaikan penghargaan kepada penyusun danbeberapa peneliti yang telah memberikan koreksi dantambahan informasi sampai diterbitkannya buku saku ini danberharap agar buku ini bermanfaat bagi pengguna. Sarandan kritik dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikanselanjutnya.

    November 2005

    Dr. SuyamtoKepala Pusat Penelitian dan

    Pengembangan Tanaman Pangan

  • 1DAFTAR ISI

    HalamanKata Pengantar ................................................Penggerek batang padi ....................................Wereng coklat .................................................Wereng hijau ...................................................Kepinding tanah ...............................................Walang sangit ..................................................Tikus ...............................................................Ganjur .............................................................Hama putih palsu .............................................Hama putih ......................................................Ulat tentara/grayak ..........................................Ulat tanduk hijau ..............................................Ulat jengkal-palsu hijau .....................................Orong-orong ....................................................Lalat bibit .........................................................Keong mas ......................................................Burung ............................................................Hawar daun bakteri ..........................................Bakteri daun bergaris .......................................Blas ..................................................................Hawar pelepah daun ........................................Busuk batang ...................................................Busuk pelepah daun bendera ...........................Hawar daun jingga ...........................................Tungro ............................................................Kerdil rumput ...................................................Kerdil hampa ....................................................Kahat nitrogen .................................................Kahat fosfor .....................................................Kahat kalium ....................................................Kahat belerang ................................................Kahat seng ......................................................Keracunan besi ................................................Daftar pestisida ................................................Rujukan ...........................................................

    i2468

    101216182022242628303236384042444648505254565860626466687071

  • 2Penggerek batang padi (stem borer)

    Penggerek batang padi kuning Scirpophagaincertulas (Walker) (Gambar 1)

    Penggerek batang padi putih Scirpophaga innotata(Walker) (Gambar 2)

    Penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis(Walker) (Gambar 3)

    Lepidoptera: PyralidaePenggerek batang padi merah jambu Sesamia

    inferens (Walker) (Gambar 4)Lepidoptera: Noctuidae

    Penggerek batang padi merupakan hama yangsangat penting pada padi dan sering menimbulkankerusakan dan menurunkan hasil panen secaranyata. Terdapatnya penggerek di lapang dapatdilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larvadi dalam batang (Gambar 5: larva penggerek batangpadi bergaris). Mekanisme kerusakan disebabkanlarva merusak sistem pembuluh tanaman di dalambatang.

    Stadia tanaman yang rentan terhadapserangan penggerek adalah dari pembibitan sampaipembentukan malai. Gejala kerusakan yangditimbulkannya mengakibatkan anakan mati yangdisebut sundep pada tanaman stadia vegetatif(Gambar 6); dan beluk (malai hampa) padatanaman stadia generatif (Gambar 7). Siklushidupnya 40-70 hari tergantung pada spesiesnya.

    Ambang ekonomi penggerek batang adalah10% anakan terserang; 4 kelompok telur perrumpun (pada fase bunting). Perlu diketahui bahwakerusakan pada stadia generatif maka tindakanpengendalian sudah terlambat atau tidak efektif lagi.

    3

    Aplikasi insektisida dilakukan bila keadaanserangan melebihi ambang ekonomi atau jikapopulasi ngengat meningkat pada saat tanamanfase generatif. Gunakan insektisida yang berbahanaktif:- karbofuran,- bensultap,- bisultap,- karbosulfan,- dimehipo,- amitraz, atau- fipronil.

    Ngengatpenggerekbatang padikuning.

    Ngengat penggerekbatang padi putih. Ngengat

    penggerekbatang padibergaris.

    Larva penggerek batangpadi bergaris.

    Gejala sundep. Gejala beluk.

    1

    5

    6

    Ngengat penggerekbatang padi merahjambu.

    4

    7

    32

  • 58

    Wereng coklat.

    Gejala hopperburn serangan wereng coklat.

    9

    Varietas tahan wereng coklat yang sudah dilepasantara lain: Widas, Ketonggo, Ciherang,Cisantana, Tukad Petanu, Tukad Balian, TukadUnda, Kalimas, Singkil, Bondoyudo, Sintanur,Cimelati, Konawe, Batang Gadis, Ciujung, Conde,dan Angke. Sewaktu-waktu varietas tahan dapatmenjadi rentan akibat perubahan biotipe werengcoklat.

    Pemberian pupuk K untuk mengurangi kerusakan. Insektisida (bila diperlukan) antara lain yang

    berbahan aktif:- amitraz,- buprofezin,- beauveria bassiana 6.20 x 1010 cfu/ml,- BPMC,- fipronil,- imidakloprid,- karbofuran,- karbosulfan,- metolkarb,- MIPC,- propoksur, atau- tiametoksam.

    4

    Wereng coklat(brown planthopper = BPH)

    Nilaparvata lugens (Stl)Hemiptera: Delphacidae

    Wereng (Gambar 8) sebelumnya termasuk hamasekunder dan menjadi hama penting akibatpenyemprotan pestisida yang tidak tepat padaawal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuhmusuh alami. Pertanaman yang dipupuk nitrogentinggi dengan jarak tanam rapat merupakankondisi yang sangat disukai wereng.

    Stadia tanaman yang rentan terhadapserangan wereng coklat adalah dari pembibitansampai fase matang susu. Gejala kerusakan yangditimbulkannya adalah tanaman menguning dancepat sekali mengering. Umumnya gejala terlihatmengumpul pada satu lokasi - melingkar disebuthopperburn (Gambar 9).

    Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekorper rumpun. Siklus hidupnya 21-33 hari.Mekanisme kerusakan adalah menghisap cairantanaman pada sistem vaskular (pembuluhtanaman).

    Cara pengendalian

    Pengendalian secara kultural dan penanamanvarietas yang tahan wereng coklat sangatdianjurkan. Beberapa varietas yang dilepas olehIRRI yang mengandung gen ketahanan terhadapwereng coklat adalah IR26, IR36, IR56, IR64 danIR72.

  • 7Cara pengendalian

    Tanam varietas tahan wereng hijau seperti IR72dan IR66.

    Pengendalian dilakukan jika di lapang terlihatgejala tungro.

    Pemberian insektisida dilakukan apabila sudahmencapai ambang batas ekonomi.

    Insektisida (bila diperlukan) antara lain gunakanyang berbahan aktif:- BPMC,- buprofezin,- etofenproks,- imidakloprid,- karbofuran,- MIPC, atau- tiametoksam.

    10

    Wereng hijau

    66

    Wereng hijau (green leafhopper)

    Nephotettix virescens (Distant)Nephotettix nigropictus (Stl)Nephotettix cincticeps (Uhler)Nephotettix malayanus Ishihara & Kawase

    Hemiptera: Cicadellidae

    Wereng hijau (Gambar 10) merupakan hamapenting karena dapat menyebarkan (vektor) viruspenyebab penyakit tungro. Kepadatan populasiwereng hijau biasanya rendah, sehingga jarangmenimbulkan kerusakan karena cairan tanamandihisap oleh wereng hijau. Namun karenakemampuan pemencaran (dispersal) yang tinggi,bila ada sumber inokulum sangat efektifmenyebarkan penyakit. Populasi wereng hijauhanya meningkat pada saat tanam hinggapembentukan malai. Kepadatan populasi tertinggipada saat itu mencapai 1 ekor per rumpun.

    Gejala kerusakan yang ditimbulkannyaadalah tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang,daun berubah warna menjadi kuning sampaikuning oranye.

    Ambang kendali adalah 5 ekor wereng hijauper rumpun. Jika tungro juga ada di lapang, 2tanaman bergejala tungro per 1000 rumpunpertanda tungro telah ditularkan dan dapatmerusak tanaman. Siklus hidup 23-30 hari.

    Wereng hijau umumnya ditemukan di sawahirigasi dan tadah hujan, tidak lazim di pertanamanpadi gogo. Wereng hijau lebih menyukaimenghisap cairan tanaman pada daun bagianpinggir daripada di pelepah daun atau daun bagiantengah. Hama ini sangat menyukai tanaman yangdipupuk nitrogen tinggi.

  • 911

    Kepinding tanah.

    8

    Kepinding tanah (black bug)

    Scotinophara coarctata (Fabricus)Hemiptera: Pentatomidae

    Kepinding tanah (Gambar 11) umumnya hanyamenimbulkan masalah di beberapa lokasi tertentudan menyerang padi dari fase pembibitan sampaitanaman dewasa.

    Gejala kerusakan adalah di daerah sekitarlubang bekas hisapan berubah warna menjadicoklat menyerupai gejala penyakit blas. Daunmenjadi kering dan menggulung secara membujur.Gejala seperti sundep dan beluk merupakan gejalakerusakan yang umum yang menyebabkan gabahsetengah berisi atau hampa.

    Ambang ekonomi adalah 5 ekor nimfa ataukepinding dewasa per rumpun. Bila terdapat 10ekor kepinding dewasa per rumpun dapatmengakibatkan kehilangan hasil sampai 35%.Siklus hidupnya adalah 28-35 hari. Mekanismekerusakan adalah menghisap cairan tanaman.

    Cara pengendalian

    Kepinding tanah dewasa sangat tertarik kepadalampu perangkap; karena itu kepinding tanahyang terperangkap perlu dibakar dan dibunuh.

  • 11

    Aplikasi insektisida dilakukan apabila serangansudah mencapai ambang ekonomi.

    Aplikasi insektisida sebaiknya dilakukan pada pagi-pagi sekali atau sore hari ketika walang sangitberada di kanopi.

    Penggunaan insektisida (bila diperlukan) antara lainyang berbahan aktif:- BPMC,- fipronil,- metolkarb,- MIPC, atau- propoksur.

    12 13

    Walang sangit.

    Beras yang mengalami perubahan warna danmengapur akibat serangan walang sangit.

    10

    Walang sangit (rice bug)

    Leptocorisa oratorius (Fabricius)Hemiptera: Alydidae

    Walang sangit (Gambar 12) merupakan hama yangumum merusak bulir padi pada fase pemasakan.Serangga apabila diganggu akan mempertahankandiri dengan mengeluarkan bau. Selain sebagaimekanisme pertahanan diri, bau yang dikeluarkanjuga digunakan untuk menarik walang sangit laindari spesies yang sama.

    Fase pertumbuhan tanaman padi yangrentan terhadap serangan walang sangit adalahdari keluarnya malai sampai matang susu.Kerusakan yang ditimbulkannya menyebabkanberas berubah warna dan mengapur, serta hampa(Gambar 13).

    Ambang ekonomi walang sangit adalah lebihdari 1 ekor walang sangit per dua rumpun padamasa keluar malai sampai fase pembungaan.Mekanisme merusaknya yaitu menghisap butirangabah yang sedang mengisi.

    Cara pengendalian

    Kendalikan gulma di sawah dan di sekitarpertanaman.

    Ratakan sawah dan pupuk secara merata agarpertumbuhan tanaman seragam.

    Tangkap walang sangit dengan menggunakanjaring sebelum stadia pembungaan.

    Umpan walang sangit dengan menggunakan ikanyang sudah busuk, daging yang sudah rusak, ataudengan kotoran ayam.

  • 13

    pemahaman biologi dan ekologi tikus, dilakukan secaradini (dimulai sebelum tanam), intensif dan terus-menerus dengan memanfaatkan semua teknologipengendalian yang sesuai dan tepat waktu.Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secarabersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dengancakupan wilayah sasaran pengendalian dalam skala luas(hamparan).

    Kegiatan pengendalian yang sesuai dengan stadiapertumbuhan padi antara lain sbb. :

    Keterangan : + = dilakukan; ++ = difokuskan

    CaraPengendalian

    Tanam serempak

    Sanitasi habitat

    Gropyok massal

    Fumigasi

    LTBS

    TBS

    Rodentisida(jika diperlukan)

    Stadia padi / kondisi lingkungan sawah

    Bera OlahTanah

    Semai Tanam Bertunas Bunting Matang

    + +

    +

    ++

    +

    ++

    +

    ++

    ++

    ++

    ++

    ++

    ++

    ++

    ++

    Cirikhas petak sawah diserang tikus (A), kerusakan padi stadiavegetatif (B) & generatif (C)

    Tikus sawah (R. argentiventer)14

    15

    C

    B

    A

    12

    Tikus (rat)

    Rattus argentiventer (Rob. & Kloss)

    Tikus (Gambar 14) merusak tanaman padi padasemua stadium pertumbuhan dari semai hinggapanen, bahkan di gudang penyimpanan. Kerusakanparah terjadi jika tikus menyerang padi padastadium generatif, karena tanaman sudah tidakmampu membentuk anakan baru. Tikus merusaktanaman padi mulai dari tengah petak, kemudianmeluas ke arah pinggir, dan menyisakan 1-2 barispadi di pinggir petakan pada keadaan seranganberat (Gambar 15A).

    Tikus menyerang padi pada malam hari.Pada siang harinya, tikus bersembunyi di dalamlubang pada tanggul-tanggul irigasi, jalan sawah,pematang, dan daerah perkampungan dekatsawah. Pada periode bera, sebagian besar tikusbermigrasi ke daerah perkampungan dekat sawahdan akan kembali lagi ke sawah setelahpertanaman padi menjelang generatif.

    Kehadiran tikus pada daerah persawahandapat dideteksi dengan memantau keberadaanjejak kaki (foot print), jalur jalan (run way),kotoran/feces, lubang aktif, dan gejala serangan.

    Tikus berkembang biak sangat cepat danhanya terjadi pada periode padi generatif. Satuekor tikus betina dapat menghasilkan 80 ekor tikusbaru dalam satu musim tanam.

    Cara pengendalian

    Pengendalian tikus dilakukan dengan pendekatanPHTT (Pengendalian Hama Tikus Terpadu) yaitupendekatan pengendalian yang didasarkan pada

  • 15

    jalan/pematang besar. LTBS juga efektif menangkaptikus migran, yaitu dengan memasang LTBS padajalur migrasi yang dilalui tikus sehingga tikus dapatdiarahkan masuk bubu perangkap.

    Fumigasi (Gambar 17A) paling efektifdilakukan pada saat tanaman padi stadia generatif.Pada periode tersebut, sebagian besar tikus sawahsedang berada dalam lubang untuk reproduksi.Metode tersebut terbukti efektif membunuh tikusbeserta anak-anaknya di dalam lubangnya.

    Rodentisida hanya digunakan apabila populasitikus sangat tinggi, dan hanya akan efektif digunakanpada periode bera dan stadium padi awal vegetatif.

    Skema posisi bubu perangkap pada LTBS

    120 m

    Pagar plastik Pintu masuktikus

    Pintu masuktikus

    Bubu perangkap

    20 m

    TBS pada habitat batas kampung (A),& bubu perangkap (B)

    LTBS pada habitat tanggul irigasi

    17A

    Fumigasi

    AB

    1716

    14

    Kegiatan pengendalian tikus ditekankanpada awal musim tanam untuk menekan populasiawal tikus sejak awal pertanaman sebelum tikusmemasuki masa reproduksi. Kegiatan tersebutmeliputi kegiatan gropyok masal, sanitasi habitat,pemasangan TBS dan LTBS. Gropyok dan sanitasidilaukan pada habitat-habitat tikus sepertisepanjang tanggul irigasi, pematang besar, tangguljalan, dan batas sawah dengan perkampungan.Pemasangan bubu perangkap pada pesemaian danpembuatan TBS (Trap Barrier System) / SistemBubu Perangkap (Gambar 16) dilakukan padadaerah endemik tikus untuk menekan populasitikus pada awal musim tanam.

    TBS merupakan petak tanaman padi denganukuran minimal (20x20) m yang ditanam 3 minggulebih awal dari tanaman di sekitarnya, dipagardengan plastik setinggi 60 cm yang ditegakkandengan ajir bambu pada setiap jarak 1 m, bubuperangkap dipasang pada setiap sisi dalam pagarplastik dengan lubang menghadap keluar dan jalanmasuk tikus. Petak TBS dikelilingi parit dengan lebar50 cm yang selalu terisi air untuk mencegah tikusmenggali atau melubangi pagar plastik. Prinsipkerja TBS adalah menarik tikus dari lingkungansawah di sekitarnya (hingga radius 200 m) karenatikus tertarik padi yang ditanam lebih awal danbunting lebih dahulu, sehingga dapat mengurangipopulasi tikus sepanjang pertanaman.

    LTBS (Gambar 17) merupakan bentanganpagar plastik sepanjang minimal 100 m, dilengkapibubu perangkap pada kedua sisinya secaraberselang-seling sehingga mampu menangkap tikusdari dua arah (habitat dan sawah). PemasanganLTBS dilakukan di dekat habitat tikus seperti tepikampung, sepanjang tanggul irigasi, dan tanggul

  • 17

    1918

    Serangga dewasa ganjur sepertinyamuk kecil.

    Gejala kerusakan: daunmenggulung seperti daun bawang.

    Hama ganjur dewasa sangat tertarik terhadapcahaya, oleh karena itu lampu perangkap dapatdigunakan untuk menangkap hama ganjurdewasa.

    Insektisida granular yang berbahan aktifkarbofuran dapat digunakan karena bekerjasecara sistemik.

    16

    Ganjur (gall midge)

    Orseolia oryzae (Wood-Mason)Diptera: Cecidomyiidae

    Ganjur umumnya bukan masalah utama di per-tanaman padi. Serangga dewasanya sepertinyamuk kecil (Gambar 18), dengan daya terbangyang relatif lemah sehingga penyebarannya hanyalokal saja. Stadia tanaman padi yang rentanterhadap serangan ganjur adalah dari fasepembibitan sampai pembentukan malai. Ganjurdewasa aktif pada malam hari dan sangat tertarikpada cahaya.

    Ciri kerusakan yang ditimbulkannya adalahdaun menggulung seperti daun bawang (Gambar19). Ukuran daun bawang bisa panjang, bisa jugakecil/pendek sehingga sulit dilihat. Anakan yangmemiliki gejala seperti daun bawang ini tidak akanmenghasilkan malai. Pada saat tanaman mencapaifase pembentukan bakal malai, larva tidak lagimenyebabkan kerusakan. Siklus hidup ganjur 28-32 hari dan larvanya memakan titik tumbuhtanaman.

    Cara pengendalian

    Atur waktu tanam agar puncak curah hujan tidakbersamaan dengan stadia vegetatif.

    Bajak ratun/tunggul dari tanaman sebelumnyadan buang/bersihkan semua tanaman inangalternatif selama masa bera, seperti padi liarOryza rufipogon untuk mengurangi infestasihama.

    Tanam varietas tahan.

  • 19

    2120 22

    Ngengat hama putihpalsu pada saatistirahat.

    Larva hama putihpalsu.

    Daun berwarna putihdan terlipat akibatkerusakan yangditimbulkan oleh larvahama putih palsu.

    18

    Hama putih palsu (leaffolder)

    Cnaphalocrocis medinalis (Guene)Lepidoptera: Pyralidae

    Hama putih palsu sebenarnya jarang menjadimasalah utama di pertanaman padi. Serangannyamenjadi masalah besar jika kerusakan pada daunbendera sangat tinggi (>50%) pada fase anakanmaksimum dan fase pematangan. Kerusakanakibat serangan larva hama putih palsu terlihatdengan adanya warna putih pada daun dipertanaman (Gambar 22).

    Larva (Gambar 21) makan jaringan hijaudaun dari dalam lipatan daun meninggalkanpermukaan bawah daun yang berwarna putih.Siklus hidup hama ini 30-60 hari.

    Tanda pertama adanya infestasi adalahkehadiran ngengat di sawah. Ngengat berwarnakuning coklat, pada bagian sayap depan ada tandapita hitam sebanyak 3 buah yang garisnya lengkapmaupun terputus. Pada saat beristirahat, ngengatmembentuk segitiga (Gambar 20).

    Cara pengendalian

    Jangan menyemprot insektisida sebelumtanaman berumur 30 hari setelah tanam pindahatau 40 hari sesudah sebar benih. Tanaman padiyang terserang pada fase ini dapat pulih apabilaair dan pupuk dikelola dengan baik.

    Gunakan insektisida (bila diperlukan) yangberbahan aktif fipronil atau karbofuran.

  • 20

    Hama putih (caseworm)

    Nymphula depunctalis (Guene)Lepidoptera: Pyralidae

    Hama putih jarang menyebabkan masalah dipertanaman padi. Tanda adanya hama ini di lapangadalah dari ngengat kecil (Gambar 23) dan larva.Stadia tanaman yang paling rentan adalah padafase pembibitan sampai stadia anakan. Stadiahama yang merusak adalah stadia larva. Siklushidup hama putih adalah 35 hari.

    Kerusakan pada daun yang khas yaitu daunterpotong seperti digunting (Gambar 25). Daunyang terpotong tersebut dibuat menyerupai tabungyang digunakan larva untuk membungkus dirinya,dimana larva aman dengan benang-benangsutranya. Larva bernafas dari dalam tabung danmemerlukan air di sawah. Gulungan daun yangberisi larva akan mengapung di atas permukaan airpada siang hari dan makan pada malam hari. Larvaakan memanjat batang padi membawa gulungandaunnya yang berisi air untuk pernafasannya(Gambar 24). Tingkat ambang ekonomi adalahlebih dari 25% daun rusak atau 10 daun rusak perrumpun.

    Insektisida (bila diperlukan) gunakan yangberbahan aktif:- fipronil, atau- karbofuran.

    21

    23

    25

    24

    Ngengat hama putih .

    Gulungan daun yang berisi larvahama putih mengapung di ataspermukaan air.

    Gejala kerusakan yaitu daun terpotongseperti digunting.

  • 22

    Ulat tentara/grayak (armyworm)

    Spodoptera mauritia acronyctoides (Guene)Mythimna separata (Walker)Spodoptera exempta (Walker)Spodoptera litura (Fabricius) (jarang merusak padi)Lepidoptera: Noctuidae

    Ngengat dewasa aktif pada malam hari. Padamalam hari serangga dewasa makan, berkopulasi,dan bermigrasi, sedangkan pada siang hari ngengatberistirahat di dasar tanaman. Ngengat sangattertarik terhadap cahaya.

    Kerusakan terjadi karena larva (Gambar 26)makan bagian atas tanaman pada malam hari dancuaca yang berawan. Daun yang dimakan dimulaidari tepi daun sampai hanya meninggalkan tulangdaun dan batang (Gambar 27). Larvanya sangatrakus, dan semua stadia tanaman padi dapatdiserangnya, mulai dari pembibitan, khususnyapembibitan kering, sampai fase pengisian. M.separata dapat memotong malai pada pangkalnyadan dikenal sebagai ulat pemotong leher malai(Gambar 28).

    Insektisida (bila diperlukan) gunakan yang berbahanaktif:- BPMC, atau- karbofuran.

    23

    Larva dan pupa ulat tentara.

    Malai yang terpotong akibatserangan larva ulat tentara.

    Gejala kerusakan pada daun yang dimakan mulai dari tepi daun danhanya meninggalkan tulang daun dan batang.

    27

    2826

  • 24

    Ulat tanduk hijau(green horned caterpillar)

    Melanitis leda ismene CramerLepidoptera: Satyridae

    Ngengat tidak tertarik pada cahaya. Ngengatberupa kupu-kupu yang berukuran besar yangsangat mudah dikenali karena pada sayapnyaterdapat bercak seperti bentuk mata (Gambar 29).

    Larva (Gambar 30) memiliki 2 pasangtanduk, satu pasang ada di bagian ujung kepala,dan satu pasang lainnya ada di bagian ujungabdomen. Larva penyebab kerusakan padatanaman, makan daun mulai dari pinggiran danujung daun. Fase pertumbuhan tanaman yangdiserang adalah dari fase anakan sampaipembentukan malai.

    Inangnya, selain tanaman padi, jugarumput-rumputan, tebu, sorgum, Anastrophus sp,Imperata sp, dan Panicum spp.

    Cara pengendalian

    Paling baik memanfaatkan musuh alami, sepertiparasit telur Trichogrammatidae. Oleh karena itupengendalian secara kimiawi denganmenyemprot insektisida tidak dianjurkan padasaat tanaman berumur 30 hari setelah tanampindah atau 40 hari setelah sebar benih.

    25

    Ngengat berukuran besar, padasayapnya terdapat bercak berbentukmata.

    Larva ulat tanduk hijau memiliki 2 pasang tanduk, satupasang dibagian ujung kepala dan yang satu lagi dibagianujung abdomen.

    29

    30

  • 26

    Ulat jengkal-palsu hijau(green semilooper)

    Naranga aenescens (Moore)Lepidoptera: Noctuidae

    Populasi tinggi dapat terjadi sejak di persemaianhingga anakan maksimum. Larva muda memarutjaringan epidermis tanaman meninggalkan lapisanbawah daun yang berwarna putih (Gambar 31).Larva yang sudah tua makan dari pinggiran daun(Gambar 32). Larva bergerak seperti ulat jengkaldengan cara melengkungkan bagian belakangtubuhnya

    Tanaman padi yang diberi pupuk dengantakaran tinggi sangat disukai hama ini. Populasinyameningkat selama musim hujan. Ngengatnya aktifpada malam hari, dan pada siang hari bersembunyidi dasar tanaman atau di rumput-rumputan.

    Hama ini jarang menyebabkan kehilanganhasil karena tanaman yang terserang dapat sembuhkembali dan juga musuh alami dapat menekanpopulasi hama ini.

    Cara pengendalian

    Paling baik memanfaatkan musuh alami sebagaicara pengendalian terhadap hama ini, sepertiparasit telur Trichogrammatidae; parasit larva danpupa seperti Ichneumonidae, Braconidae,Eulophidae, Chalcidae; serta laba-laba pemangsangengat.

    27

    Larva muda memarut jaringan epidermis tanaman meninggalkanlapisan bawah daun yang berwarna putih.

    31

    Larva tua ulat jengkal-palsu hijau makan dari pinggiran daun.

    32

  • 29

    Pangkal tanaman yang rusak akibatserangan orong-orong.

    Orong-orong.

    3433

    28

    Orong-orong (mole cricket)

    Gryllotalpa orientalis BurmeisterOrthoptera: Gryllotalpidae

    Orong-orong jarang menjadi masalah di sawah,tapi sering ditemukan di lahan pasang surut danbiasanya hanya terdapat di sawah yang kering yangtidak digenangi. Penggenangan tanamanmenyebabkan orong-orong pindah ke pematang.Hama ini memiliki tungkai depan yang besar(Gambar 33). Siklus hidupnya 6 bulan. Stadiatanaman yang rentan terhadap serangan hama iniadalah fase pembibitan sampai anakan. Benih yangdisebar di pembibitan juga dapat dimakannya.

    Hama ini memotong tanaman pada pangkalbatang dan orang sering keliru dengan gejalakerusakan yang disebabkan oleh penggerek batang(sundep). Orong-orong merusak akar muda danbagian pangkal tanaman yang berada di bawahtanah (Gambar 34). Pertanaman padi muda yangdiserangnya mati sehingga terlihat adanya spot-spot kosong di sawah.

    Cara pengendalian

    Orong-orong biasanya ada di sawah yang tidakdigenangi atau di sawah yang tanahnya tidakrata; oleh karena itu perataan tanah penting agarair tergenang merata.

    Penggenangan sawah 3-4 hari dapat membantumembunuh telur orong-orong di tanah.

    Penggunaan umpan (sekam dicampurinsektisida).

    Penggunaan insektisida (bila diperlukan) yangberbahan aktif karbofuran atau fipronil.

  • 30

    Lalat bibit (rice whorl maggot)

    Hydrellia philippina FerinoDiptera: Ephyridae

    Lalat bibit (Gambar 35) menyerang tanaman padiyang baru ditanam pindah pada sawah yang selalutergenang. Stadia hama yang merusak tanamanpadi adalah larvanya (Gambar 36). Larva lalat bibitberwarna kuning kehijau-hijauan yang tembuscahaya, berada di bagian tengah daun yang masihmenggulung. Larva bergerak ke bagian tengahtanaman merusak jaringan bagian dalam sampaititik tumbuh daun.

    Gejala kerusakan adalah bercak-bercakkuning yang dapat dilihat di sepanjang tepi daunyang baru muncul dan daun yang terserangmengalami perubahan bentuk (Gambar 38). Telurdiletakkan pada permukaan atas daun, berwarnakeputih-putihan dan berbentuk lonjong sepertipisang (Gambar 37). Siklus hidupnya 4 minggu.

    Tanaman yang terserang anakannya menjadiberkurang dan serangan berat dapat memperlambatfase pematangan 7-10 hari. Tanaman padadasarnya dapat mengkompensasi asalkan tidak adaserangan hama lainnya atau tekanan lingkunganyang mempengaruhi.

    Cara pengendalian

    Keringkan sawah. Pengendalian lalat bibit yang tepat adalah

    pencegahan karena ketika gejala kerusakanterlihat di lapang, lalat bibit sudah tidak ada dipertanaman.

    31

    Larva lalat bibit.Lalat bibit.

    Telur lalat bibit berbentuklonjong seperti pisang.

    Gejala serangan larva lalat bibitmengakibatkan daun berubahbentuk dan terlihat ada bercak-bercak kuning di sepanjangtepian daun .

    35 36

    37 38

    Penggunaan insektisida (bila diperlukan) adalahyang berbahan aktif:- bensultap,- BPMC, atau- karbofuran.

  • 33

    39

    Bibit yang hilang dan bekas potongan daun dan batang terlihatmengambang akibat dimakan keong mas.

    Keong mas.

    40

    32

    Keong mas (golden apple snail)

    Pomacea canaliculata (Lamarck)

    Keong mas (Gambar 39) merusak tanaman dengancara memarut jaringan tanaman danmemakannya, menyebabkan adanya bibit yanghilang di per-tanaman. Bekas potongan daun danbatang yang diserangnya terlihat mengambang(Gambar 40).

    Waktu kritis untuk mengendalikan keongmas adalah pada saat 10 hari setelah tanampindah, atau 21 hari setelah sebar benih (benihbasah). Setelah itu laju pertumbuhan tanamanlebih besar daripada laju kerusakan oleh keongmas.

    Bila di sawah diketahui ada keong mas,perlu dilakukan pengaturan air karena keong masmenyenangi tempat-tempat yang digenangi air. Jikapetani menanam dengan sistem tanam pindahmaka pada 15 hari setelah tanam pindah, sawahperlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secarabergantian (flash flood = intermitten irrigation).Bila petani menanam dengan sistem tabela (tanambenih secara langsung), selama 21 hari setelahsebar benih sawah perlu dikeringkan kemudiandigenangi lagi secara bergantian. Selain itu perludibuat caren di dalam dan di sekeliling petakansawah sebelum tanam, baik di musim hujanmaupun kemarau. Ini dimaksudkan agar pada saatdilakukan pengeringan, keong mas akan menujucaren sehingga memudahkan pengambilan keongmas dan sebagai salah satu cara pengendaliannya.

  • 35

    Telur keong mas berwarna merah muda.

    41

    34

    Keberadaannya di lapang ditandai olehadanya telur berwarna merah muda (Gambar 41)dan keong mas dengan berbagai ukuran danwarna. Keong mas merupakan salah satu hamapenting yang menyerang padi muda terutama disawah yang ditanam dengan sistem tabela.

    Cara pengendalian

    Secara fisik, gunakan saringan berukuran 5 mmmesh yang dipasang pada tempat air masuk dipematang untuk meminimalkan masuknya keongmas ke sawah dan memudahkan pemungutandengan tangan.

    Secara mekanis, pungut keong dan hancurkan.Telur keong mas dihancurkan dengan kayu/bambu.

    Bila di suatu lokasi sudah diketahui bahwa keongmas adalah hama utama, sebaiknya tanam bibityang tua dan tanam lebih dari satu bibit perrumpun; buat caren di dalam dan di sekelilingpetakan sawah.

    Bila diperlukan gunakan pestisida yang berbahanaktif niclos amida dan pestisida botani sepertilerak, deris, dan saponin.

    Aplikasi pestisida dilakukan di sawah yangtergenang, di caren, atau di cekungan-cekunganyang ada airnya tempat keong mas berkumpul.

  • 36

    Burung (bird)

    Lonchura spp.Ploceus sp.

    Burung (Gambar 42) menyerang tanaman padiyang sudah dalam fase matang susu sampaipemasakan biji (sebelum panen). Seranganmengakibatkan biji hampa, adanya gejala sepertibeluk, dan biji banyak yang hilang (Gambar 43).

    Cara pengendalian

    Penjaga burung mulai dari jam 6-10 pagi danjam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebutmerupakan waktu yang kritis bagi tanamandiserang burung.

    Gunakan jaring untuk mengisolasi sawah dariserangan burung; luas sawah yang di isolasikurang dari 0,25 hektar.

    Bila tanam tabela:- benih yang sudah disebar di sawah ditutup

    dengan tanah;- benih yang digunakan harus lebih banyak;- gunakan orang-orangan atau tali yang diberi

    plastik untuk menakut-nakuti burung;- pekerjakan penjaga burung;- tanam serentak dengan sekitarnya, jangan

    menanam atau memanen di luar musim agartidak dijadikan sebagai satu-satunya sumbermakanan pada saat itu.

    Kendalikan habitat/sarang burung.

    37

    Burung.

    Gejala akibat serangan burung pada malai yaitugabah hampa dan banyak biji yang hilang.

    43

    42

  • 38

    Hawar daun bakteri(bacterial leaf blight - BLB)

    Xanthomonas campestris pv. oryzae

    Gejala penyakit berupa bercak berwarna kuningsampai putih berawal dari terbentuknya garislebam berair pada bagian tepi daun. Bercak bisamulai dari salah satu atau kedua tepi daun yangrusak, dan berkembang hingga menutupi seluruhhelaian daun (Gambar 44). Pada varietas yangrentan, bercak bisa mencapai pangkal daun teruske pelepah daun.

    Infeksi pada pembibitan menyebabkan bibitmenjadi kering (Gambar 45). Bakteri menginfeksimasuk sistem vaskular tanaman padi pada saattanam pindah atau sewaktu dicabut dari tempatpembibitan dan akarnya rusak, atau sewaktuterjadi kerusakan daun.

    Apabila sel bakteri masuk menginfeksitanaman padi melalui akar dan pangkal batang,tanaman bisa menunjukkan gejala kresek. Seluruhdaun dan bagian tanaman lainnya menjadi kering.Infeksi dapat terjadi mulai dari fase persemaiansampai awal fase pembentukan anakan.

    Sumber infeksi dapat berasal dari jeramiyang terinfeksi, tunggul jerami, singgang daritanaman yang terinfeksi, benih, dan gulma inang.Sel-sel bakteri membentuk butir-butir embun padawaktu pagi hari yang mengeras dan melekat padapermukaan daun.

    39

    Cara pengendalian

    Penggunaan varietas tahan seperti Conde danAngke adalah cara yang paling efektif.

    Sanitasi seperti membersihkan tunggul-tungguldan jerami-jerami yang terinfeksi/sakit.

    Jika menggunakan kompos jerami, pastikan jeramidari tanaman sakit sudah terdekomposisisempurna sebelum tanam pindah.

    Gunakan benih atau bibit yang bebas dari penyakithawar daun bakteri.

    Gunakan pupuk nitrogen sesuai takaran anjuran. Jarak tanam jangan terlalu rapat.

    Serangan pada pembibitan mengakibatkan bibitkering.

    Bercak kuning dimulai padabagian tepi daun.

    44 45

  • 40

    Bakteri daun bergaris(bacterial leaf streak)

    Xanthomonas campestris pv. oryzicola

    Infeksi penyakit ini biasanya terbatas pada helaiandaun saja. Gejala yang timbul berupa bercaksempit berwarna hijau gelap yang lama-kelamaanmembesar berwarna kuning dan tembus cahaya diantara pembuluh daun (Gambar 46). Sejalandengan berkembangnya penyakit, bercakmembesar, berubah menjadi berwarna coklat(Gambar 47), dan berkembang menyampingmelampaui pembuluh daun yang besar. Seluruhdaun varietas yang rentan bisa berubah warnamenjadi coklat dan mati. Pada keadaan ideal untukinfeksi, seluruh pertanaman menjadi berwarnaoranye kekuning-kuningan (Gambar 48).

    Bakteri memasuki tanaman melaluikerusakan mekanik atau melalui terbukanya selsecara alami. Butir-butir embun yang mengandungbakteri akan muncul pada permukaan daun. Hujandan angin membantu penyebaran penyakit ini.

    Stadia tanaman yang paling rentan adalahdari fase anakan sampai stadia pematangan. Padainfeksi yang berat, kehilangan hasil dapatmencapai 30%.

    Cara pengendalian

    Buang atau hancurkan tunggul-tunggul danjerami-jerami yang terinfeksi/sakit.

    Pastikan jerami dari tanaman sakit sudah ter-dekomposisi sempurna sebelum tanam pindah.

    Gunakan benih atau bibit yang bebas daripenyakit bakteri daun bergaris.

    41

    Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran. Atur jarak tanam tidak terlalu rapat. Berakan tanah sesudah panen.

    Akibat infeksi bakteri daun bergaris, seluruh pertanamanmenjadi berwarna oranye kekuning-kuningan.

    Bercak lama-kelamaanmembesar berwarnacoklat.

    Gejala bercak kuningdan tembus cahaya diantara pembuluh daun.

    4746

    48

  • 42

    Blas (blast)

    Pyricularia grisea

    Penyakit blas menginfeksi tanaman padi padasetiap fase pertumbuhan. Gejala khas pada daunyaitu bercak berbentuk belah ketupat - lebar ditengah dan meruncing di kedua ujungnya (Gambar49). Ukuran bercak kira-kira 1-1,5 x 0,3-0,5 cmberkembang menjadi berwarna abu-abu padabagian tengahnya. Daun-daun varietas rentan bisamati. Bercak penyakit blas sering sukar dibedakandengan gejala bercak coklat Helminthosporium.

    Blas dapat menginfeksi tanaman padi padasemua stadia pertumbuhan. Infeksi bisa terjadijuga pada ruas batang dan leher malai yangdisebut blas leher (neck blast). Leher malai yangterinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman danpatah, mirip gejala beluk oleh penggerek batang.Apabila blas leher terjadi, hanya sedikit malai yangberisi atau bahkan hampa (Gambar 50).Pemupukan nitrogen dalam takaran tinggi dancuaca yang lembab, terutama musim hujan,menguntungkan bagi terjadinya infeksi.

    43

    Cara pengendalian

    Gunakan beberapa varietas tahan secarabergantian untuk mengantisipasi perubahan rascendawan yang relatif cepat.

    Gunakan pupuk nitrogen sesuai anjuran. Upayakan waktu tanam yang tepat, agar waktu

    awal pembungaan (heading) tidak banyak embundan hujan terus-menerus.

    Pengendalian secara kimiawi, gunakan fungisida(bila diperlukan) yang berbahan aktif metil tiofanatatau fosdifen dan kasugamisin.

    Perlakuan benih.

    Gejala blas pada daun, bercak berbentuk belah ketupat.

    Blas leher.

    49

    50

  • 44

    Hawar pelepah daun (sheath blight)

    Rhizoctonia solani Kuhn(Thanatephorus cucumeris [FR] Donk)

    Infeksi penyakit ini periodik/hanya pada waktu-waktu tertentu ketika suhu udara dan kelembabantinggi, dan tanaman diberi pupuk nitrogen/ureadengan takaran tinggi. Gejala penyakit dapatterlihat dari stadia anakan sampai stadia matangsusu, yaitu pada pelepah daun, di antarapermukaan air dan daun terdapat bercak/spotkeabu-abuan yang berbentuk oval memanjang atauberbentuk elips (Gambar 51).

    Cara pengendalian

    Atur pertanaman di lapang agar jangan terlalurapat.

    Keringkan sawah beberapa hari pada saatanakan maksimum.

    Bajak yang dalam untuk mengubur sisa-sisatanaman yang terinfeksi.

    Rotasi tanaman dengan kacang-kacangan untukmenurunkan serangan penyakit.

    Buang gulma dan tanaman yang sakit dari sawah. Gunakan fungisida (bila diperlukan) antara lain

    yang berbahan aktif:- heksakonazol,- karbendazim,- tebukanazol,- belerang,- flutalonil,- difenokonazol,- propikonazol, atau- validamisin A.

    45

    Gejala hawar pelepah daun yaitu bercak keabu-abuan berbentuk oval memanjang atau elips diantara permukaan air dan daun.

    51

  • 46

    Busuk batang (stem rot)

    Sclerotium oryzae Cattaneo (anamorph),Magnaporthe salvinii (Cattaneo) R.A. Krause & R.K.Webster (telemorph)Helminthosporium sigmoideum

    Infeksi penyakit ini terjadi pada batang yang dekatdengan permukaan air, masuk melaluipembengkakan dan kerusakan. Gejala awal berupabercak berwarna kehitam-hitaman, bentuknya tidakteratur pada sisi luar pelepah daun dan secarabertahap membesar (Gambar 52). Akhirnya,cendawan menembus batang padi yang kemudianmenjadi lemah, anakan mati, dan akibatnyatanaman rebah (Gambar 53).

    Stadia tanaman yang paling rentan adalahpada fase anakan sampai stadia matang susu.Kehilangan hasil akibat penyakit ini dapatmencapai 80%.

    Cara pengendalian

    Tunggul-tunggul padi sesudah panen dibakaratau didekomposisi.

    Keringkan petakan dan biarkan tanah sampairetak sebelum diari lagi.

    Gunakan pemupukan berimbang; pupuk nitrogensesuai anjuran dan pemupukan K cenderungdapat menurunkan infeksi penyakit.

    Gunakan fungisida (bila diperlukan) yangberbahan aktif belerang atau difenokonazol.

    47

    Bercak kehitam-hitaman pada sisiluar pelepah daun akibat infeksibusuk batang.

    Gejala busuk batang pada anakan mengakibatkan tanamanrebah.

    53

    52

  • 48

    Busuk pelepah daun bendera(sheath rot)

    Sarocladium oryzae (Sawada) Gums danHawksworth

    Infeksi terjadi pada pelepah daun paling atas yangmenutupi malai muda pada akhir fase bunting.Gejala awal adalah adanya noda berbentuk bulatmemanjang hingga tidak teratur dengan panjang0,5 - 1,5 cm, warna abu-abu di tengahnya dancoklat atau coklat abu-abu di pinggirnya. Bercakmembesar, sering bersambung, dan bisa menutupiseluruh pelepah daun. Infeksi berat menyebabkanmalai hanya muncul sebagian (tidak berkembang)(Gambar 54) dan mengerut. Malai yang munculsebagian hanya dapat menghasilkan sedikit buliryang berisi (Gambar 55). Stadia tanaman yangpaling rentan adalah saat keluar malai sampaimatang susu.

    Cara pengendalian

    Bakar tunggul segera sesudah panen untukmengurangi inokulum.

    Atur jarak tanam agar tidak terlalu rapat. Beri pupuk K pada fase anakan. Penyemprotan fungisida pada daun hanya

    dilakukan bila diperlukan yaitu pada fase buntingdan perlakuan benih dengan fungisida yangberbahan aktif karbendazim atau mankozebuntuk mengurangi infeksi penyakit.

    Penyemprotan dengan fungisida (bila diperlukan)yang berbahan aktif benomil juga efektifmenekan infeksi penyakit.

    49

    Malai yang terserangmenghasilkan sedikit buliryang berisi.

    Busuk pelepah menyebabkan malaimuncul sebagian.

    54

    55

  • 50

    Hawar daun jingga (red stripe)

    Penyebab penyakit ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti. Gejala awal penyakit dapatditemukan pada daun dan pelepah daun.Gejalanya mulai terlihat sejak pertanaman padimemasuki fase generatif yaitu 50-60 hst untukvarietas berumur pendek, dan 60-80 hst untukvarietas berumur sedang. Gejala dapat juga dilihatpada stadia tanaman mulai berbunga sampaipemasakan. Gejala awal berupa bercak berwarnahijau kuning terang yang berkembang menujuujung daun (Gambar 56, 57). Bercak lama-kelamaan menjadi nekrotik dan menyatumenyerupai gejala hawar daun (Gambar 58).Penyakit ini dapat menurunkan hasil secara nyata.

    Cara pengendalian

    Cara pengendalian penyakit ini juga belumditemukan, tapi dari hasil penelitian di Vietnamdan Indonesia, aplikasi fungisida yang berbahanaktif carbendazim dan benomil yangdisemprotkan pada daun dapat menekanmunculnya gejala hawar daun jingga.

    Atur jarak tanam lebih lebar. Pengairan berselang ketika tanaman sudah

    mencapai pembentukan malai. Gunakan pemupukan berimbang.

    51

    Gejala awal hawar daun jingga berupa bercakhijau kuning terang yang berkembang menujuujung daun.

    Bercak yang bersatu menyerupai gejala hawar daun bakteri.

    Gejala berupa bercak berwarnahijau kuning terang pada stadiamulai berbunga.

    56

    57

    58

  • 52

    Tungro

    Di lapang, penyakit ini ditularkan oleh wereng hijau.Tanaman yang terinfeksi tumbuh kerdil dengananakan sedikit (Gambar 59). Daun mengalamiperubahan warna dari hijau menjadi sedikit kuningsampai kuning oranye dan kuning coklat, dimulaidari ujung daun, terutama pada daun muda(Gambar 60).

    Tanaman yang terinfeksi biasanya hiduphingga fase pemasakan. Pembungaan yangterlambat bisa menyebabkan tertundanya panen.Malai menjadi kecil, steril, dan tidak sempurna.Bercak coklat gelap menutupi bulir-bulir, sehinggabobot bulir lebih rendah daripada bulir tanamansehat sehingga mengakibatkan hasil rendah.Tanaman tua yang terinfeksi bisa tidakmemperlihatkan gejala serangan sebelum panen,tetapi singgang yang tumbuh bisa memperlihatkangejala serangan dan menjadi sumber inokulum.

    Stadia pertumbuhan tanaman yang palingrentan adalah dari pembibitan sampai bunting.Kehilangan hasil dapat mencapai 68% ketika tanamanyang terinfeksi baru berumur 10-20 hari setelah sebar(hss); atau 30% apabila tanaman yang terinfeksisudah berumur antara 40-50 hss; dan hanya 5% jikatanaman sudah berumur 70-80 hss.

    Cara pengendalian

    Lihat cara pengendalian wereng hijau. Bila di pertanaman sudah terlihat gejala tungro,

    tanaman sakit dibuang. Varietas tahan tungro dengan tekstur nasi pulen

    yang telah dilepas adalah Tukad Petanu, TukadUnda, Tukad Balian, Kalimas, dan Bondoyudo.

    53

    atur waktu tanamserempak minimal 20 haluasan sawah.

    tanam bibit pada saat yangtepat, yaitu denganmenanam bibit sebulansebelum puncak kepadatanwereng hijau tercapai.

    tanam jajar legowo. pada saat tanaman umur

    2-3 minggu setelah tanambila dijumpai 2 tanamanbergejala dari 10 rumpunsegera aplikasi insektisidayang efektif mematikanwereng hijau.

    sawah jangan dikeringkan,biarkan kondisi air padakapasitas lapang agarwereng hijau tidak aktifberpencar menyebarkantungro.

    Daun mengalami perubahanwarna menjadi kuning dimulai dariujung daun-daun tua.

    Tanaman yang terinfeksi tungro tumbuh kerdil.

    60

    59

  • 54

    Kerdil rumput (grassy stunt)

    Tanaman yang terinfeksi berat akan menjadi kerdildengan anakan yang berlebihan, sehingga tampakseperti rumput (Gambar 61). Daun tanaman padimenjadi sempit, pendek, kaku, berwarna hijau pucatsampai hijau, dan kadang-kadang terdapat bercakkarat (Gambar 62). Tanaman yang terinfeksibiasanya dapat hidup sampai fase pemasakan tetapitidak memproduksi malai.

    Stadia pertumbuhan tanaman yang palingrentan adalah pada saat tanam pindah sampaibunting. Penyakit ini disebabkan oleh virus yangditularkan oleh wereng coklat, dan tanamaninangnya hanya padi.

    Cara pengendalian

    Pengendalian dilakukan terhadap vektornya yaituwereng coklat Nilaparvata lugens.

    55

    Tanaman terinfeksi virus kerdil rumput.

    Daun tanaman padi menjadi sempit, pendek dankaku, berwarna hijau pucat.

    62

    61

  • 56

    Kerdil hampa (ragged stunt)

    Patogen penyebab penyakit kerdil hampa adalahvirus yang ditularkan oleh wereng coklat. Tanamanyang terinfeksi menjadi kerdil. Gejala lainnyabervariasi tergantung fase pertumbuhan tanaman.Tanaman sehat dan sakit mempunyai anakan yangsama pada awalnya, tanaman sakit tetap hijaupada fase pemasakan dan mempunyai lebihbanyak anakan daripada tanaman sehat.

    Daun-daun bergerigi merupakan gejalaawal yang jelas pada fase awal tanaman muda(Gambar 63). Pinggir daun yang tidak rata ataupecah-pecah dapat terlihat sebelum daunmenggulung. Bagian helai daun yang rusakmenunjukkan gejala khlorotik, menjadi kuning ataukuning kecoklat-coklatan, dan terpecah-pecah.Infeksi pada daun bendera menyebabkan daunmelintir, berubah bentuk, dan memendek padafase bunting (Gambar 64).

    Cara pengendalian

    Karena ditularkan oleh wereng coklat, makapengendalian yang tepat adalah denganmengendalikan wereng coklat.

    57

    Gejala pada daun bendera pada fase buntingdicirikan oleh daun melintir, berubah bentuk, danmemendek.

    Gejala awal kerdil hampa adalah daun bergerigi padafase awal tanaman muda.

    63

    64

  • 58

    Kahat nitrogen (nitrogen deficiency)

    Tanaman yang mengalami kahat nitrogen mem-perlihatkan gejala pertumbuhan tanaman kerdildan menguning, daun lebih kecil dibandingkandaun tanaman sehat (Gambar 65). Gejala umumkekurangan N pada tanaman muda adalah seluruhtanaman menguning (Gambar 66), sedangkanpada tanaman tua gejalanya terlihat nyata padadaun bagian bawah (tua) yang berwarna hijaukekuning-kuningan hingga kuning. Selain itu,anakan yang dihasilkan berkurang dan terlambatberbunga, tetapi proses pemasakan lebih cepatsehingga kebernasan berkurang. Gabah dari malaiyang dihasilkan juga berkurang.

    59

    Daun tanaman yang kahat nitrogenlebih kecil dibandingkan dauntanaman sehat.

    Gejala umum pada tanaman muda yang kahat nitrogenadalah seluruh tanaman menguning (tengah).

    66

    65

  • 60

    Kahat fosfor (phosphorus deficiency)

    Gejala kekurangan fosfor menyebabkanpertumbuhan akar tanaman lambat, tanamankerdil, daun berwarna hijau gelap dan tegak(Gambar 67), lama-kelamaan daun berwarnakeungu-unguan, anakan sedikit (Gambar 68 -tanaman sebelah kanan), waktu pembungaanterlambat atau tidak rata, umur tanaman/panenlebih panjang, dan gabah yang terbentukberkurang.

    Secara umum, P telah diidentifikasi sebagaiunsur hara yang penting bagi kesehatan akartanaman dan menambah ketahanan tanamanterhadap keracunan besi.

    61

    Tanaman yang kahat hara P (sebelah kanan)menghasilkan sedikit anakan.

    Tanaman yang kahat hara P tumbuhkerdil dan daun menjadi berwarna hijaugelap dan tegak lurus (kiri).

    68

    67

  • 62

    Kahat kalium (potassium deficiency)

    Tanaman padi yang kekurangan unsur hara Ksebagian akarnya membusuk, tanaman kerdil(Gambar 69), daun layu/terkulai, pinggiran danujung daun tua seperti terbakar (daun berubahwarna menjadi kekuningan/oranye sampaikecoklatan yang dimulai dari ujung daun terusmenjalar ke pangkal daun (Gambar 70), anakanberkurang, ukuran dan berat gabah berkurang.Tanaman yang kahat kalium juga lebih rentanterhadap serangan hama dan penyakit, sertakeracunan besi.

    63

    Tanaman yang kahat hara K tumbuh kerdil.

    70

    69

    Gejala pada ujung daun tua seperti terbakar, berubah warnamenjadi kuning sampai kecoklatan.

  • 64

    Kahat belerang (sulfur deficiency)

    Gejala kekurangan belerang adalah berupa klorosispada daun-daun muda (Gambar 71), diikuti denganmenguningnya daun tua dan seluruh tanaman,pertumbuhan kerdil, jumlah anakan dan malaiberkurang (Gambar 72).

    Kekurangan belerang umumnya terjadi padatanah yang kandungan bahan organiknya rendah,tanah reduktif, dan atau pH tinggi. Unsur hara Ssebenarnya banyak hilang akibat pembakaran sisa-sisa tanaman.

    65

    Gejala khlorosis pada daun muda akibat kekurangan belerang (S).

    Pertumbuhan tanaman kahat S (kiri) terlihat kerdil, jumlahanakan sedikit, dan malai berkurang.

    71

    72

  • 66

    Kahat seng (zinc deficiency)

    Daun tanaman padi yang kahat Zn hilangketegarannya dan cenderung mengapung di atasair; setengah dari tajuk bagian bawah, daunnyaberwarna hijau pucat 2-4 hari setelah digenangi;kemudian khlorotik (Gambar 73) dan mulaimengering setelah 3-7 hari digenangi. Gejalakhlorosis yang terberat umumnya terjadi pada saatair menggenang dalam. Gejala kekurangan Zn inimirip dengan yang dikatakan asem-aseman olehsebagian petani.

    Tanaman akan segera sembuh dari gejalakekurangan unsur hara Zn setelah sawahdikeringkan.

    Jika gejala kekurangan Zn ringan, cukupdiberikan 5 kg Zn/ha (ZnSO4) dan bila gejalanyaberat diberikan 20 kg Zn/ha (ZnSO4).

    67

    Gejala khlorotik pada daun tanaman padi yang kahat Zn.

    73

  • 68

    Keracunan besi (iron toxicity)

    Gejala tanaman yang keracunan besi terlihat daribercak-bercak kecil berwarna coklat pada daun-daunbawah. Bercak-bercak kecil tersebut berkembangdari pinggir daun kemudian menyebar ke pangkal(Gambar 74) dan berubah warna menjadi coklat,ungu, kuning atau oranye, lalu mati (Gambar 75).Pertumbuhan dan pembentukan anakan terhambat,sistem perakarannya jarang atau sedikit, kasar, danberwarna coklat gelap atau membusuk.

    69

    Gejala keracunan besi berupa noda-noda kecil berwarna coklat padadaun.

    Daun berubah warna menjadi coklat,ungu, kuning atau oranye dan mati.

    74

    75

  • 70

    Daftar beberapa pestisida berdasarkan nama bahanaktif dan nama dagang:

    No.

    1.2.3.4.5.

    6.7.8.9.10.

    11.12.13.14.15.

    16.17.18.19.20.

    21.22.23.24.25.

    26.27.28.29.30.

    31.32.33.34.

    Nama bahan aktif

    amitrazbeauveria bassianabelerangbenomilbensultap

    bisultapBPMCbrodifakumbromadiolonbuprofezin

    difenokonazoldimehipoetofenproksfipronilflokumafen

    flutalonilfosdifen & kasugamisinheksakonazolimidaklopridkarbendazim

    karbofurankarbosulfankumatetralilmankozebmetil tiofanat

    metolkarbMIPCniclos amidapropikonazolpropoksur

    seng fosfidatebukanazoltiametoksamvalidamisin A

    Nama dagang

    MitacBive ASKumulusBenlateBancol

    Panzer, SpontanBassa, Kiltop, BaycarbKlerat, PhytonPetroloneApplaud

    ScoreDiphoTrebonRegentStorm

    MonkatKasumironAnvilConfidorBavistin

    Curater, Dharmafur, FuradanMarshalRacuminDithaneTopsin

    RexalMipcin, Mikarb, DharmacinBaylusideTiltPoksindo

    Mesophide, MurataFolicurActaraValidacin

    71

    Rujukan

    Dobermann A, Fairhurst TH. 2000. Rice: NutrientDisorders & Nutrient Management. InternationalRice Research Institute (IRRI), Potash &Phosphate Institute (PPI), and Potash &Phosphate Institute Canada (PPIC).

    International Rice Research Institute. 2003. RiceKnowledge Bank (CD version). International RiceResearch Institute, DAPO Box 7777, MetroManila, Philippines.

    Mew TW, Castilla NP, Elazegui FA, Vera Cruz CM.2001. The etiology of red stripe of rice:current status and future directions in IRRN26.1/2001. International Rice Research Institute.

    Reissig WH, Heinrichs EA, Litsinger JA, Moody K,Fiedler L, Mew TW, Barrion AT. 1986. IllustratedGuide to Integrated Pest Management in Rice inTropical Asia. International Rice ResearchInstitute, DAPO Box 7777, Metro Manila,Philippines.

    Shepard BM, Barrion AT, Litsinger JA. 1995. Rice-feeding insects of tropical Asia. InternationalRice Research Institute, DAPO Box 7777, MetroManila, Philippines.

    Untung K, Harsono Lanya, dan Yadi Rusyadi(penterjemah). 1995. Permasalahan Lapangantentang Padi di Daerah Tropika. InternationalRice Research Institute, DAPO Box 7777, MetroManila, Filipina.