9

Click here to load reader

Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Situasi no. 03 (21 Januari 2013) tentang Bencana Gunung Api Rokatenda di Pulau Palu'e, Sikka, Maumere

Citation preview

Page 1: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

1

Laporan Situasi No. 02

Bencana Gunung Api Rokatenda, Palue Kabupaten Sikka, Flores, NTT, Indonesia

Negara : Indonesia

Lokasi Bencana : Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Periode pelaporan : 21 Januari 2013

Sumber Data : Media cetak dan elektronik, Hasil Kajian Tim ER Caritas

Maumere, dan BPBD Sikka

Pelapor : Stanislaus Didakus & Eman Embu SVD (Tim ER Caritas)

Posko : Kantor Caritas Maumere

Jl. Sukarno Hatta No. 7

Maumere Flores NTT

Telp +62 (0382) 21989

e-mail: [email protected]

Koordinator Posko : Rm. Cyril Meo Mali

HP 082 144 000 220

: P. Eman Embu SVD

HP 081 339 433 296

1. LATAR BELAKANG

Gunung Rokatenda yang terletak di pulau Palue, di utara pulau Flores meletus lagi

pada tanggal 12 Oktober 2012, setelah pernah meletus hebat pada tahun 1928. Di antara

1928 dan 2012, gunung ini sempat meletus banyak kali, yaitu, tahun 1963, 1966, 1972,

1973, 1981, 1984, dan 1985.1 Artinya, gunung ini terbilang sangat aktif dan sering

meletus. Pada letusan sekarang, sejak 12 Oktober 2012 sampai dengan laporan ini

dibuat, gunung api bertipe strator yang tingginya 875 meter dpl dan berposisi di

koordinat 121 42’ bujur timur dan 8 19’ lintang selatan ini terus mengeluarkan abu

vulkanik. Pada bulan Desember berturut-turut mulai tanggal 10, 12 dan 24 gunung

Rokatenda meletus dengan letusan paling besar terjadi pada tanggal 30 Desember,

meletus sebanyak 16 kali dan terakhir tanggal 4 Januari 2013. Letusan-letusan tersebut

tidak disertai gempa. Tetapi, sampai hari ini Senin, 21 Januari 2013, menurut PVMBG

(Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), gunung api tersebut masih

berstatus SIAGA.

1Bdk. http://oase.kompas.com/read/2012/07/04/14110993/Mara.Rokatenda.di.Pulau.Palue

Page 2: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

2

Bahaya justru datang melalui semburan abu vulkanik yang konstan dari puncak

gunung Rokatenda yang terjadi hampir setiap hari. Karena gunung itu terletak di

sebelah barat laut pulau, maka ketika semburan terjadi pada saat ada angin timur,

seluruh pulau Palue akan tersiram debu vulkanik. Hingga laporan ini dibuat, sebagian

besar wilayah pulau yang luasnya 41 km2 dengan diameter kira-kira 7,2 km serta

berpenghuni sebanyak 10.2522 jiwa itu sudah tertutup abu vulkanik setebal kurang

lebih 5-10 cm. Atap rumah, tanaman, hewan, air, tertutup atau sekurang-kurangnya

dicemari oleh abu vulkanik.

Hujan abu vulkanik ini menciptakan masalah yang sangat besar dalam bidang suplai

air bersih untuk warga. Tanpa letusan dan hujan abu vulkanik pun, warga pulau ini

adalah dalam situasi “darurat air minum” yang konstan. Di seluruh wilayah pulau ini

tak satu pun sumber air bersih. Untuk kebutuhan air bersih warga bergantung pada air

hujan dari atap rumah yang ditampung ke dalam bak-bak. Kini abu vulkanik

mencemari air bersih. Air bersih yang sudah tertampung juga tercemar.

Jarak pulau yang jauh dari kota Maumere, ibu kota kabupaten Sikka, memerlukan

waktu tempuh sekitar 5 jam melewati laut Flores dengan motor laut serta ditambah

dengan kondisi laut di musim barat dengan gelombang yang tinggi, memperhambat

kegiatan tanggap darurat dari berbagai pihak, khususnya dari Pulau Flores.

2. WILAYAH TERDAMPAK

Data Dasar Gunung Api Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Geologi tahun

2011, mengatakan bahwa jika dihitung dari dasar laut maka tinggi gunung Rokatenda

bisa mencapai 3.000 meter. Artinya, yang muncul di atas permukaan laut setinggi 875

meter hanyalah sebagian dari badan gunung dimaksud. Malah seluruh pulau Palue

adalah tubuh gunung api bawah laut. Gunung ini punya sejarah letusan yang sering

terjadi dan memakan korban jiwa.3

Karena itu, tak mengherankan jika PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana)

memasukkan seluruh wilayah Pulau Palue ke dalam KRB (Kawasan Rawan Bencana)

II.4 Jika terjadi lontaran batu pijar, lontaran berpontensi menimpa seluruh pulau ini. Jika

terjadi hujan abu lebat, maka juga seluruh wilayah pulau ini akan tertimpa hujan abu.

Dalam kenyataannya, apa yang disebutkan paling akhir ini yang sekarang terjadi.5

2Palue dalam Angka 2012, hal. 10. 3Selain Palue, pulau-pulau di Indonesia yang merupakan tubuh gunung api yang menyembul

dari dasar laut adalah Pulau Ternate, Tidore dan Makian di Maluku Utara; serta kepulauan Banda di

Maluku. Lihat, Ahmad Arif, Ekspedisi Kompas, Hidup Mati di Negeri Cincin Api. Jakarta: KOMPAS,

2012, hal. 45.

4http://oase.kompas.com/read/2012/07/04/14110993/Mara.Rokatenda.di.Pulau.Palue 5Lihat foto pada bagian lampiran.

Page 3: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

3

Keadaan menjadi lebih sulit lantaran gunung tersebut meletus pada musim hujan

seperti ini. Pada musim basah seperti ini, hujan terus turun dan mengakibatkan banjir.

Di Pulau Palue, transportasi sulit karena jalan dari Uwa ke Desa Lidi, dan dari Uwa ke

Nitung Lea terputus. Di desa Nitung Lea, sebanyak 16 rumah rusak parah dan tidak

bisa dihuni lantaran banjir lahar dingin. Dan sebanyak dan 39 atap rumah rusak, harus

diperbaiki.

Pada musim seperti ini gelombang laut tinggi. Karenanya, transportasi dari Maumere

ke sana menjadi sulit.

3. POPULASI TERDAMPAK

Secara umum seluruh warga dari delapan desa di Kecamatan Palue sebanyak lebih dari

10.252 jiwa itu bisa digolongkan sebagai populasi terdampak. Gambaran tentang

jumlah penduduk Kecamatan Palue menurut Palue dalam Angka, 2012 adalah sebagai

berikut:

Pendukuk Kecamatan Palue, Menurut Jenis Kelamin 20126

No Desa Rincian Jumlah

Laki-Laki Perempuan

01 Nitunglea 559 854 1.413

02 Lidi 828 833 1.661

03 Reruwairere 488 598 1.086

04 Malariwu 429 610 1.039

05 Kesokoja 583 741 1.324

06 Ladolaka 516 633 1.179

07 Tuanggeo 451 563 1.014

08 Rokirole 712 824 1.536

Jumlah 4.566 5.686 10.252

Mereka mengalami dampak negatif dari abu vulkanik yang menyebar ke seluruh

pulau. Kebanyakan dari mereka mengalami gangguan saluran pernapasan, gangguan

pencernaan, dan iritasi kulit. Keadaan ini diperburuk lagi dengan tidak optimalnya

pelayanan kesehatan karena sebagian besar petugas medis mengungsi ke Maumere.

Walau keadaannya demikian, sekitar 80% dari total penduduk masih bertahan di Palue.

Ini lebih karena pertimbangan praktis bahwa kalau mengungsi, tinggal di kemah-

kemah di Flores, keadaannya tidak lebih baik ketimbang tetap bertahan di Palue.

Hingga laporan ini dibuat, tercatat satu orang meninggal karena banjir lahar dingin dan

satu lagi lainnya cedera berat karena tertusuk kayu ketika terjadi hujan lebat dan banjir.

6Palue dalam Angka 2012, hal. 11. Diolah dari data Registrasi Penduduk tahun 2011.

Page 4: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

4

Selain warga yang masih tetap berada di Palue, mereka yang mengungsi keluar dari

Palue adalah warga yang sungguh-sungguh harus menghindar dari bahaya semburan

abu vulkanik yaitu yang tinggal Awa, Koa, Nitung, Okacere, Lidi dan beberapa

kampung lainnya yang terletak di sekeliling gunung Rokatenda. Seluruh warga yang

mengungsi tercatat berjumlah 1.477 orang yang terdiri dari 1.250 jiwa mengungsi ke

Maumere dan 227 jiwa mengungsi ke Mausambi, Maurole, Aewora dan Mukusaki di

wilayah kabupaten Ende. Karena pengungsian ini maka sekolah-sekolah pun tidak ada

proses belajar mengajar seperti SDK Awa, SD Nitung dan SD Kaki Okacere.

Data terbaru, 21 Januari 2013, yang diperoleh dari wartawan Trans TV yang juga ikut

melakukan assessment di pos pengungsian di Ropa, ada sebanyak 226 jiwa, 66 keluarga,

balita 39 dan anak-anak 47, ibu hamil 3 dan lansia 9 orang. Berdasarkan wawancara

dengan pengungsi di lokasi, bantuan yang mereka terima berasal dari Pemerintah

kabupaten Ende dan dari kabupaten Sikka, serta dari Caritas Keuskupan Agung Ende.

3. KEBUTUHAN MENDESAK

3.1. Air Minum Bersih

Pulau ini tidak mempunyai mata air. Warga menggantungkan kebutuhan akan air

bersih dari air hujan yang ditampung di bak-bak di samping rumah. Tetapi kini air

minum sudah tercemar oleh abu vulkanik. Untuk itu, dibutuhkan obat-obatan/atau zat

pembersih air agar dapat digunakan oleh warga. Juga, dibutuhkan suplai air bersih dari

luar pulau.

3.2. Bahan Makanan

Pada hari-hari ini warga membutuhkan bantuan bahan makanan. Dalam situasi yang

tidak pasti ini warga yang umumnya petani dan nelayan tidak bekerja di kebun-kebun

dan tak banyak yang melaut. Apalagi tanaman dan sayur-sayuran sudah dirusakkan

oleh abu vulkanik. Keluarga tercerai-berai, sebagiannya mengungsi ke Flores.

3.3. Pelayanan Kesehatan

Puskemas di Uwa tidak berfungsi, sudah rusak diterjang banjir. Keadaan pada saat

laporan ini dibuat, lumpur-lumpur belum dibersihkan, kaca-kaca jendela yang pecah

dan pintu-pintu yang rusak belum diganti7. Sementara itu tidak ada pelayanan tetap di

Puskesmas Tuanggeo karena petugas kesehatan mengungsi ke Maumere. Praktis

sampai dengan laporan ini dibuat tidak ada petugas kesehatan yang menetap di Palue

dan melayani kebutuhan warga.

7 Lihat foto Puskemas Palue di bagian lampiran teks ini.

Page 5: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

5

3.4. Kelanjutan Sekolah Anak-anak

Praktis kegiatan belajar mengajar tidak berjalan baik. Murid-murid tercerai berai. Guru-

guru sebagiannya mengungsi ke Maumere. Kegiatan belajar-mengajar kacau balau.

3.5. Sarana Komunikasi

Dalam situasi emergensi adanya sarana komunikasi yang baik sangatlah vital. Ini

penting untuk urusan evakuasi dan cepat dan efektif atau untuk kebutuhan koordinasi

bantuan kemanusiaan. Sekarang di Palue komunikasi melalui hp (mobile phone) tidak

berfungsi. Hanya sesekali ada signal hp di beberapa tempat, itu pun terputus-putus.

Ada menara telkomsel di Uwa tetapi tidak berfungsi baik.

Sarana lain yang mestinya bisa digunakan adalah Orari, tetapi sudah lama peralatan ini

tidak berfungsi. Alat repiter (radio pancar ulang) milik pemda Sikka yang ada di bukit

Kimang Buleng yang pancarkan berita ke berbagai wilayah di Kabupaten Sikka,

termasuk ke Palue, malah sudah dicuri orang.8

4. RESPON PEMERINTAH

Respon pendahuluan dari pemerintah Sikka sudah kami sampaikan dalam laporan

(sitrep) sebelumnya. Warga pengungsi merasakan bahwa respon tanggap darurat

pemerintah Sikka sangat lamban. Karenanya, sudah ada tiga kali unjuk rasa dari para

pengungsi Rokatenda dan aktivis-aktivis kemanusiaan peduli pengungsi Rokatenda.

Unjuk rasa yang paling akhir terjadi pada tanggal 20 Januari 2013.

5. RESPON CARITAS KEUSKUPAN MAUMERE

5.1. Bantuan Kemanusiaan ke Palue

Tanggal 19-21 Januari 2013 Tim Kemanusiaan Caritas Keuskupan Maumere

memberikan bantuan untuk warga di Palue. Tim ini berangkat ke Palue dari Pelabuhan

L. Say ke Uwa tanggal 19 Januari 2013. Tim yang diketuai oleh Rm. Cyrl Meo Mali,

dibantu oleh Rm. Marsel Wera dan Rm. John Bajo ini berjumlah 13 orang. Mereka

terdiri dari Orang Muda Katolik Paroki Misir sebanyak 5 orang, staf harian Caritas

Maumere 1 orang, staf Wetland Internasional 1 orang, Caritas Indonesia 1 orang. Selain

itu, staf pemerintah dari Dinas Kesehatan 1 orang dan Tagana 1 orang menjadi bagian

dari tim ini.

Bantuan yang disalurkan adalah 6 ton beras yang dibagi dalam 541 karung kecil, 4.330

bungkus mie instan dan 330 jeriken air bersih yang dibagi dalam botol-botol jerikan 5

8Komunikasi pribadi dengan Yakobus Laban, Ketua RAPI (Radio Antar Penduduk di Indonesia),

18 Januari 2012.

Page 6: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

6

liter.9 Bantuan tersebut disalurkan di Paroki Uwa sebanyak 341 karung beras, 2.330

bungkus mie instan dan 200 jeriken air. Sementara Paroki Lei mendapat 200 karung

beras, 2000 bungkus mi instan dan 130 jeriken air ukuran 5 liter. Batuan ini sebagian

besarnya disalurkan untuk 541 keluarga di dua desa yang mengalami kerusakan paling

parah, yaitu desa Nitunglea dan Lidi dari delapan desa yang ada di Kecamatan Palue.

5.2. Posko Kemanusiaan

Selain membuka posko kemanusiaan di Maumere, tepatnya di kompleks Pusat Pastoral

Keuskupan Maumere, Caritas juga membuka posko bantuan di Uwa, Palue. Posko di

Uwa ini ada dalam koordinasi dan bekerja dalam jaringan paroki di Uwa dan Lei.

Tugas utama posko ini adalah untuk memastikan bahwa bantuan-bantuan

kemanusiaan yang didatangkan dari Maumere sampai di tangan mereka yang berhak

dan sangat membutuhkan.

Selain itu, pengurus posko bertugas membuat assessment tentang kebutuhan warga di

Palue dan diteruskan kepada posko induk di Maumere. Untuk maksud ini, format

assessment disiapkan oleh posko induk di Maumere. Para petugas posko dilatih secara

khusus di posko induk di Maumere agar dapat memberikan bantuan kemanusiaan

secara efektif dan cepat.

5.3. Koordinasi Lanjutan

Caritas Maumere membuat koordinasi lanjutan agar umat dari paroki-paroki di

keuskupan Maumere, komunitas-komunitas religius, Forum Kerukunan Umat

Beragama di Kabupaten Sikka, NGOs dan kelompok-kelompok kategorial lainnya

memberikan respon solidaritas untuk warga di Palue. Setelah bantuan terkumpul

secukupnya, maka Tim Kemanusiaan Caritas Maumere akan menyalurkan bantuan

tersebut kepada warga di Palue.

6. RESPON PASCA MASA TANGGAP DARURAT

6.1. Rumah dan Livelihood

Ke depan, sebagian penduduk Palue terancam kekurangan pangan, karena abu

vulkanik yang menutupi tumbuhan yang baru ditanam. Malah, sebagian warga gagal

tanam. Karenanya, perencanaan pasca respon emergensi untuk membantu warga mesti

disiapkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga kemanusiaan. Selain itu, bantuan

perumahan dan kemungkinan relokasi voluntaris mesti dipikirkan dari sekarang.

9Lihat foto pada bagian lampiran.

Page 7: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

7

6.2. Warga & Pemda Siaga Bencana

Upaya-upaya penyadaran dan kampanye sadar bencana dan pengurangan resiko

bencana harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar warga dan Pemda Sikka tahu

apa yang harus dilakukan kalau gunung Rokatenda meletus.

Lampiran: Foto-Foto

Foto 01: Pulau yang Dilumuri Abu Vulkanik Kampung Lidi, Palue yang tertutup hujan abu vulkanik Rokatenda.

Foto: Retno Ika, Caritas Maumere, Sabtu, 19 Januari 2013; diambil dari arah laut.

Page 8: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

8

Foto 02: Paket-Paket Bantuan Solidaritas

Bantuan Kemanusiaan yang disalurkan melalui Caritas Keuskupan Maumere

dibongkar dari kapal motor di Pelabuhan Uwa Palue.

Foto: Retno Ika, Caritas Maumere, Sabtu 19 Januari 2013

Foto Caritas, Sabtu, 19 Januari 2013.

Page 9: Caritas Maumere - Assessment & Report Rokatenda (SITREP 02)

9

Foto 03: Urgensi Pelayanan Kesehatan untuk Warga

Puskesmas di Uwa, satu dari dua Puskemas di Palue, yang yang rusak oleh banjir.

Dan sampai laporan ini dibuat belum diperbaiki.

Foto: Retno Ika, Caritas Maumere, Sabtu 19 Januari 2013.