Upload
ega-age
View
32
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kedokteran
Citation preview
CSS Tirotoksikosis
Preseptor: dr. Octo Sp.PDDisusun oleh :Tegar FitriyanaGisela Afriyanti
Rizkyta JulfikaneuMailan Koma Dijaya
Definisi
• Keadaan kelebihan hormon tiroid
Faktor Risiko
• Genetic susceptibility (including HLA alleles)• Stress (negative life event’s)• Smoking (sepecially associated with ophthalmopathy)• Female sex (sex steroids)• Postpartum period• Iodine (including amiodarone)• LithiumRare factor :
– Interferon-α therapy– Highly active antiretroviral therapy (HAART) for HIV infection– Campath 1-H monoclonal antibody (for multiple sclerosis)
Manifestasi klinis
Diagnosis• Diawali dengan kecurigaan klinis
indeks Wayne.• Pemeriksaan fungsi tiroid – kadar hormon beredar TT4, TT3, dan TSH,– ekskresi iodium urin,– kadar tiroglobulin,– uji tangkap I-131, – sintigrafi, – FNA (fine needle aspiration),– antibodi tiroid (ATPO-Ab, Atg-Ab)
namun tidak semua diperlukan.
GRAVES DISEASE
MANIFESTASI KLINIK• Orang muda : palpitasi, gugup, mudah lelah,
hiperkinesia, diare, keringat berlebihan, intoleransi terhadap panas, lebih suka hawa dingin.
• BB tanpa nafsu makan, pembesaran kelenjar tiroid, mata tirotoksik, dan takikardia sedang.
MANIFESTASI KLINIK• Anak-anak : pertumbuhan yang cepat
dan pematangan tulang yang terjadi lebih cepat.
• >60 tahun : palpitasi, sesak saat beraktifitas, tremor, gugup, dan penurunan berat badan.
• Gejala mata Grave`s disease berdasarkan klasifikasi Werner :1: spasme kelopak mata atas.2: edema periorbital, kongesti atau kemerahan konjungtiva, ekimosis.3: proptosis.4: gerakan bola mata terbatas.5: keratitis.6: fungsi penglihatan terganggu.
MANIFESTASI KLINIK• Untuk mengetahui apakah penderita
termasuk ke dalam toksik atau non toksik dapat digunakan indeks Wayne dengan skor : 19 : toksik, 11 – 19 : equivocal, < 11 : non toksik.
LABORATORIUM• Autoantibodi tiroid (Tg Ab, TPO Ab) biasanya
ditemukan baik pada Grave`s disease maupun pada tiroiditis Hashimoto, tetapi TSH – R Ab spesifik haya pada Grave`s disease. Hal ini berguna dalam mendiagnosa pasien yang datang dengan unilateral eksoftalmus tanpa gejala yang jelas atau manifestasi laboratorium dari Grave`s disease.
Patogenesis
Interaksi antibodi terhadap TSH imunoglobin IgG dan reseptor
TSH pada kelenjar tiroid
Autoimun (grave’s disease), tumor hipofisis yang mensekresikan TSH, obat-obatan (amiodaron)
Hormon tiroid T3 dan T4 meningkat
Ofralmopati
Jaringan
Sekresi Tiroksin (T4) meningkat
Stimulasi kelenjer tiroid
Hiperaktivitas kelenjar tiroid
Strauma Ovari
Edema pretibia
Pembesaran tiroid
Skeletal Jantung
Beredar di darah dan jaringan
Resorpsi tulang meningkat
osteoporosis
Selular
Pengkodean protein dengan reseptor
hormon tiroid
Efek T3 melalui aktivitas mRNA
Kontraksi miokard
Peningkatan densitas miosin
Sistem saraf simpatis
Hipertensi
Peningkatan reseptor β adrenergik dan katekolamin pada
sinap reseptor
Gelisah, apatis, delerium, dan agitasi berat
Gangguan SSP
Metabolisme dan aktivitas meningkat
Gagal jantung
Fibrilasi atrial
Atrium
Suhu meningkat
Stimulasi ATPase meningkat pada semua jaringan
PENGOBATAN TIROKTIKOSIS• Prinsip pengobatan tergantung dari:
– etilogi tirotoksikosis– usia pasien– tersedianya modalitas pengobatan,– situasi pasien – risiko pengobatan,
• Pengobatan tirotoksikosis dapat dikelompokkan dalam: a) tirostatika; b) tiroidektomi; c) yodium radioaktif.
Tirostatika (OAT – Obat Anti Tiroid)• Derivat tioimidazol & derivat tiourasil
derivat tioimidazole : CBZ, karbimazol 5 mg, MTZ, metimazol atau tiamazol 5, 10, 30 mg derivat tiourasil : PTU/propiltiurasil 50, 100 mg
menghambat proses organifikasi dan reaksi autoimun, tetapi derivat tiourasi (PTU) masih ada efek tambahan yaitu menghambat konversi T4 jadi T3 di perifer.
• Dosis dimulai dengan 30 mg CMZ, 30 mg MTZ, atau 400 mg PTU sehari dalam dosis terbagi. Biasanya dalam 4-6 minggu tercapai eutirodisme. Lama pengobatan 1-1,5 tahun, kemudian dihentikan untuk melihat apakah terjadi remisi.
• Tirostatika dapat lewat sawar darah plasenta dan air susu ibu.
• Efek samping yang sering:– rash, urtikaria, demam dan malaise, alergi, nyeri
otot dan atralgia, yang jarang keluhan GI, perubahan rasa dan kecap, artritis, dan yang paling ditakuti adalah agranulositosis. Efek samping terakhir ini hampir selalu terjadi pada 3 bulan pertama penggunaan obat.
Efek Berbagai Obat yang Digunakan Dalam Pengelolaan Tirotoksikosis
Kelompok Obat Efeknya Indikasi
OAT- PTU- MTZ- CBZ
Menghambat sintetis hormon tiroid dan berefek imunosupresif (PTU juga menghambat konversi T4 T3)
Pengobatan lini pertama pada Graves. Obat jangka pendek prabedah/pra-RAI
Tiroidektomi• Prinsip umum: dipertimbangkan pada pasien yang sudah menjalani pengobatan dengan
OAT namun mengalami relaps• Operasi dilakukan dengan:
– Isthmulobectomy , mengangkat isthmus– Lobectomy, mengangkat satu lobus, bila subtotal sisa 3 gram– Tiroidectomi total, semua kelenjar tiroid diangkat – Tiroidectomy subtotal bilateral, mengangkat sebagian lobus kanan dan sebagian
kiri.– Near total tiroidectomi, isthmulobectomy dextra dan lobectomy subtotal sinistra dan
sebaliknya.– RND (Radical Neck Dissection), mengangkat seluruh jaringan limfoid pada leher sisi
yang bersangkutan dengan menyertakan n. accessories, v. jugularis eksterna dan interna, m. sternocleidomastoideus dan m. omohyoideus serta kelenjar ludah submandibularis.
• Setiap pasien paskaoperasi perlu dipantau apakah terjadi remisi, hipotiroidisme
Yodium Radioaktif (radio active iodium – RAI)
• Menggunakan radioaktif I-131• Menghancurkan sel-sel tiroid secara progresif• Kontraindikasi pada ibu hamil dan menyusui• Satu-satunya kontraindikasi adalah graviditas.• Efek jangka panjang hipotiroidisme.
Prognosis• Apabila pengobatan tidak maksimal akan mengakibatkan
berbagai komplikasi• Faktor sebelum pengobatan• Faktor pengobatan