DasarFisikaRadiasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Radiasi

Citation preview

  • Dasar Fisika Radiasi

    (Hendriyanto Haditjahyono)

    Daftar Isi

    I. Pendahuluan...................................................................... 2

    II. Struktur Atom dan Inti Atom............................................ 4

    II.1 Struktur Atom..................................................................................... 5II.2 Inti Atom............................................................................................. 8

    III. Peluruhan Radioaktif....................................................... 13

    III.1 Jenis Peluruhan................................................................................ 13III.2 Aktivitas Radiasi.............................................................................. 17III.3 Waktu Paro ...................................................................................... 19III.4 Aktivitas Jenis.................................................................................. 20III.5 Skema Peluruhan............................................................................. 20

    IV. Interaksi Radiasi dengan Materi ..................................... 22

    IV.1 Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan.............................................. 22IV.2 Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X................................................ 25IV.3 Interaksi Radiasi Neutron................................................................ 31

    V. Sumber Radiasi................................................................ 34

    V.1 Sumber Radiasi Alam....................................................................... 34V.2 Sumber Radiasi Buatan..................................................................... 36

    DAFTAR PUSTAKA............................................................... 43

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 2

    I. Pendahuluan

    Latar Belakang

    Materi fisika radiasi ini membahas konsep fisika yang mendasari fenomena

    fisis terjadinya radiasi nuklir dan proses interaksinya bila mengenai materi.

    Materi ini perlu dikuasai oleh peserta diklat sebelum membahas materi

    proteksi radiasi lainnya.

    Materi ini diberikan secara sederhana, dengan pendekatan praktis dan

    meminimalisasi kajian yang terlalu teoritis dan matematis, tanpa

    mengurangi esensi konsep fisisnya.

    Tujuan Instruksional

    Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan mampu menguraikan

    proses terjadinya radiasi baik yang berasal dari atom maupun inti atom

    yang tidak stabil; proses peluruhan inti atom yang tidak stabil; interaksi

    radiasi dengan materi; serta prinsip dari beberapa sumber radiasi buatan.

    Secara khusus setiap peserta akan mampu untuk:

    1. menggambarkan struktur atom berdasarkan model atom Bohr;

    2. menguraikan proses transisi elektron;

    3. menguraikan ketidak-stabilan inti atom;

    4. menyebutkan tiga jenis peluruhan radioaktif serta sifat dari masing-

    masing radiasi yang dipancarkannya;

    5. menghitung aktivitas suatu bahan radioaktif;

    6. menguraikan proses interaksi radiasi baik radiasi partikel bermuatan,

    tidak bermuatan maupun gelombang elektromagnetik, bila mengenai

    materi; serta

    7. menguraikan prinsip kerja pesawat sinar-X.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 3

    Materi Pembahasan

    Materi fisika radiasi ini dibagi menjadi empat bab yaitu struktur atom dan

    inti atom, peluruhan radioaktif, interaksi radiasi dengan materi, dan jenis

    sumber radiasi.

    Dalam bab struktur atom dan inti atom akan dibahas model atom Bohr,

    partikel penyusun atom beserta masing-masing karakteristiknya; kestabilan

    atom, transisi elektron, dan sinar-X karakteristik; ketidak-stabilan inti atom

    dan transformasi inti atom; serta energi dan intensitas radiasi.

    Dalam bab peluruhan radioaktif akan dibahas peluruhan inti atom yang

    tidak stabil secara spontan, yang meliputi peluruhan alpha, beta dan

    gamma, beserta masing-masing karakteristiknya; perhitungan aktivitas

    radioaktif dan konsep waktu paro.

    Dalam bab interaksi radiasi dengan materi akan dibahas proses yang terjadi

    bila radiasi alpha, beta, gamma, sinar-X atau neutron mengenai materi;

    serta perhitungan tebal penahan radiasi gamma dan sinar-X.

    Dalam bab jenis sumber radiasi akan dibahas beberapa jenis sumber radiasi

    alam dan sumber radiasi buatan; serta prinsip kerja mesin pembangkit

    sinar-X.

    Seluruh materi di atas diberikan selama 4 jam pelajaran (setiap JP setara

    dengan 60 menit) dengan metode kuliah dan tanya jawab.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 4

    II. Struktur Atom dan Inti Atom

    Radiasi pada dasarnya adalah suatu cara perambatan energi dari sumber

    energi ke lingkungannya tanpa membutuhkan medium. Beberapa

    contohnya adalah perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan

    gelombang radio. Radiasi yang akan dibahas di sini adalah radiasi yang

    berasal dari proses fisika yang terjadi di dalam atom.

    Semua bahan (materi) yang ada di alam ini tersusun dari berjuta-juta

    molekul, sedangkan molekul itu sendiri terdiri atas beberapa atom. Sebagai

    contoh, segelas air terdiri atas molekul-molekul H2O, sedang sebuah

    molekul H2O terdiri atas dua buah atom hidrogen (dengan lambang H) dan

    sebuah atom oksigen (dengan lambang O). Jadi, atom itu sendiri dapat

    didefinisikan sebagai bagian terkecil dari suatu materi yang masih memiliki

    sifat dasar materi tersebut. Atom mempunyai ukuran sekitar 10-10 m atau

    1 angstrom (= 1 ). Istilah lain yang sering digunakan untuk menyatakan

    jenis atom adalah unsur. Sampai saat ini telah diketemukan 107 jenis unsur

    sebagaimana tertera pada tabel periodik (lihat lampiran I).

    Atom terdiri atas inti atom dan elektron. Inti atom yang sering disebut

    sebagai nuklir ataupun nuklida merupakan bagian dari atom yang memiliki

    massa terbesar (masif) dan berukuran sekitar 10-14 m atau 10-4 ,

    sedangkan elektron yang mempunyai massa sangat ringan bertebaran

    memenuhi ruangan atom. Perkembangan selanjutnya juga menemukan

    bahwa inti atom terdiri atas dua jenis partikel yaitu proton dan neutron.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 5

    Elektron merupakan partikel yang mempunyai muatan listrik negatif

    sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb dan mempunyai massa sebesar 9,1 x 10-31 kg.

    Proton mempunyai muatan listrik positif dan massa 1,67 x 1027 kg.

    Sedangkan neutron yang mempunyai massa 1,675 x 10-27 kg dan tidak

    bermuatan listrik. Karena berhubungan dengan nilai muatan dan massa

    yang sangat kecil, maka diperkenalkan suatu konstanta yang disebut

    sebagai muatan elementer (e) sebesar 1,6 x 10-19 Coulomb yang sering

    dituliskan sebagai satuan massa atom (sma) sebesar 1,6 x 10-27 kg.

    II.1 Struktur Atom

    Untuk mempelajari struktur atom, sebenarnya terdapat beberapa model

    pendekatan mulai dari yang paling sederhana hingga yang sangat rumit.

    Model atom Bohr merupakan model yang paling sering digunakan karena

    sederhana tetapi dapat menjelaskan banyak hal. Model ini menggambarkan

    bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang mengelilingi

    inti atom dengan lintasan-lintasan atau kulit-kulit tertentu (lihat Gambar

    II.1).

    Inti atom itu sendiri terdiri atas proton dan neutron. Jenis atom yang sama

    mempunyai jumlah proton yang sama, sebaliknya atom yang berbeda

    memiliki jumlah proton yang berbeda. Sebagai contoh, unsur hidrogen (H)

    mempunyai sebuah proton, sedang unsur emas (Au) mempunyai 79 buah

    proton. Sebagai suatu konvensi, setiap jenis atom diberi suatu nomor yang

    disebut sebagai nomor atom berdasarkan jumlah proton yang dimilikinya.

    Sebagai contoh, nomor atom dari unsur hidrogen adalah 1 sedang nomor

    atom dari unsur emas adalah 79.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 6

    Gambar II.1. Model atom Bohr

    Dipandang dari segi beratnya, massa suatu atom terkonsentrasi pada

    intinya, karena massa elektron dapat diabaikan bila dibandingkan dengan

    massa proton maupun neutron. Tetapi bila dipandang dari segi muatan

    listriknya, muatan atom ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah

    elektronnya. Bila jumlah proton dan jumlah elektron di dalam suatu atom

    sama, maka muatan atom tersebut nol sehingga dinamakan atom netral,

    sedangkan bila jumlahnya tidak sama maka dinamakan atom tidak netral

    atau ion. Sebagai contoh, unsur emas memiliki 79 buah proton maka

    sebuah atom emas yang netral akan mempunyai 79 proton dan 79 elektron.

    Setiap lintasan elektron mempunyai tingkat energi tertentu. Semakin luar

    tingkat energinya semakin tinggi. Oleh karena itu elektron-elektron di

    dalam atom selalu berusaha untuk menempati lintasan elektron yang lebih

    dalam. Lintasan elektron yang paling dalam dinamakan lintasan K, lintasan

    berikutnya L dan seterusnya. Jumlah elektron yang dapat menempati setiap

    lintasan dibatasi oleh suatu aturan tertentu (2 x n2). Lintasan K (n = 1)

    hanya dapat ditempati oleh dua buah elektron sedang lintasan L (n = 2)

    delapan elektron. Atom ada dalam keadaan stabil bila setiap lintasan yang

    lebih dalam berisi penuh dengan elektron sesuai dengan kapasitasnya.

    Sebaliknya, bila suatu lintasan elektron masih belum penuh tetapi terdapat

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 7

    elektron di lintasan yang lebih luar, maka atom tersebut dikatakan tidak

    stabil. Sebagai contoh suatu atom yang tidak stabil adalah bila lintasan K

    dari suatu atom hanya berisi sebuah elektron sedang pada lintasan L nya

    berisi enam elektron.

    Transisi Elektron

    Perpindahan elektron dari satu lintasan ke lintasan yang lain disebut

    sebagai transisi elektron. Bila transisi tersebut berasal dari lintasan yang

    lebih luar ke lintasan yang lebih dalam, maka akan dipancarkan energi,

    sebaliknya untuk transisi dari lintasan dalam ke lintasan yang lebih luar

    dibutuhkan energi. Energi yang dipancarkan oleh proses transisi elektron

    dari lintasan yang lebih luar ke lintasan lebih dalam berbentuk radiasi sinar-

    X karakteristik.

    Gambar II.2. Transisi elektron dari lintasan luar ke dalam (kiri) dandari lintasan dalam ke luar (kanan)

    Energi radiasi sinar-X (Ex) yang dipancarkan dalam proses transisi elektron

    ini adalah sama dengan selisih tingkat energi dari lintasan asal (Ea) dan

    lintasan tujuan (Et).

    Ex = Ea Et

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 8

    Sebaliknya, energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses transisi

    elektron dari kulit yang lebih dalam ke kulit yang lebih luar harus lebih

    besar dari pada selisih tingkat energi dari lintasan asal dan lintasan tujuan.

    Proses ini disebut sebagai proses eksitasi, yang akan dibahas lebih lanjut

    pada Bab IV.

    Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang

    berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K

    dengan memancarkan radiasi sinar-X. Energi yang dipancarkan oleh

    transisi elektron dari lintasan M ke K lebih besar daripada transisi dari

    lintasan L ke K. Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama.

    Sebagai contoh, energi sinar-X yang dipancarkan oleh transisi elektron di

    dalam atom perak (Ag) akan berbeda dengan energi yang dipancarkan oleh

    atom tungsten (W).

    II.2 Inti Atom

    Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, inti atom atau nuklir terdiri atas

    proton dan neutron yang disebut sebagai nukleon (partikel penyusun inti

    atom). Jumlah proton dan jumlah neutron di dalam inti atom tidak selalu

    sama, oleh karena itu suatu unsur (jenis atom) yang sama mungkin saja

    terdiri atas inti atom yang berbeda, yaitu bila jumlah protonnya sama tetapi

    jumlah neutronnya berbeda.

    1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida)

    Nuklida adalah istilah lain yang digunakan untuk menyatakan suatu jenis

    inti atom. Nuklida atau jenis inti atom yang ada di alam ini jauh lebih

    banyak daripada unsur, karena unsur yang sama mungkin saja terdiri atas

    nuklida yang berbeda.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 9

    Unsur dituliskan dengan lambang atomnya, misalnya unsur emas adalah

    Au dan unsur besi adalah Fe. Sedangkan penulisan suatu nuklida atau jenis

    inti atom harus diikuti dengan jumlah neutronnya sebagaimana konvensi

    penulisan sebagai berikut.

    ZXA

    X adalah simbol atom, Z adalah nomor atom yang menunjukkan jumlah

    proton di dalam inti atom, sedang A adalah nomor massa yang

    menunjukkan jumlah nukleon (jumlah proton + jumlah neutron). Meskipun

    tidak dituliskan pada simbol nuklida, jumlah neutron dapat dituliskan

    sebagai N dengan hubungan

    N = A Z

    Sebagai contoh nuklida 2He4 adalah inti atom helium (He) yang

    mempunyai dua buah proton (Z = 2) dan dua buah neutron (N = A Z = 2).

    Cara penulisan nuklida tersebut di atas merupakan konvensi atau

    kesepakatan saja dan bukan suatu ketentuan sehingga masih terdapat

    beberapa cara penulisan yang berbeda. Salah satu cara penulisan lain yang

    paling sering dijumpai adalah tanpa menuliskan nomor atomnya seperti

    berikut ini.

    XA atau X-A

    Contohnya nuklida He4 atau He-4 dan Co60 atau Co-60. Nomor atom tidak

    dituliskan karena dapat diketahui dari jenis atomnya. Setiap atom yang

    berbeda akan memiliki jumlah proton yang berbeda sehingga nomor

    atomnya pun berbeda (Lihat tabel periodik di Lampiran I).

    Terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan komposisi jumlah proton

    dan jumlah neutron di dalam inti atom yaitu, isotop, isobar, isoton dan

    isomer.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 10

    Isotop adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom (jumlah

    proton) sama, tetapi mempunyai nomor massa (jumlah neutron) berbeda.

    Jadi, setiap unsur mungkin saja terdiri atas beberapa jenis nuklida yang

    sama. Sebagai contoh adalah isotop hidrogen sebagai berikut 1H1; 1H

    2; 1H3.

    Gambar II.3 Isotop Hidrogen

    Isobar adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor massa (jumlah

    proton + jumlah neutron) sama, tetapi mempunyai nomor atom (jumlah

    proton) berbeda.

    6C14

    dan 7N14

    Isoton adalah nuklida-nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama,

    tetapi mempunyai nomor atom (jumlah proton) berbeda.

    6C14 ; 7N

    15 dan 8O16

    Isomer adalah nuklida-nuklida yang mempunyai nomor atom maupun

    nomor massa sama, tetapi mempunyai tingkat energi yang berbeda. Inti

    atom yang memiliki tingkat energi lebih tinggi daripada tingkat energi

    dasarnya biasanya diberi tanda asterisk (*) atau m.

    28Ni60 dan 28Ni

    60* atau 28Ni60m

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 11

    Kedua nuklida tersebut di atas mempunyai jumlah proton dan jumlah

    neutron yang sama tetapi tingkat energinya berbeda. Tingkat energi Ni60

    berada pada keadaan dasarnya sedang Ni60* tidak pada keadaan dasarnya

    atau pada keadaan tereksitasi (excited-state).

    2. Kestabilan Inti Atom

    Komposisi jumlah proton dan neutron di dalam inti atom sangat

    mempengaruhi kestabilan inti atom tersebut. Inti atom dikatakan stabil bila

    komposisi jumlah proton dan neutronnya sudah seimbang serta tingkat

    energinya sudah berada pada keadaan dasar. Sedangkan inti atom dikatakan

    tidak stabil bila komposisi jumlah proton dan neutronnya tidak seimbang

    atau tingkat energinya tidak berada pada keadaan dasar.

    0 2 0 4 0 6 0 8 00

    4 0

    8 0

    1 2 0

    J u m l a h p r o t o n ( Z )

    Jum

    lah

    Ne

    utr

    on

    (A

    -Z)

    N / Z = 1

    N / Z = 1 , 5

    Gambar II.4. Hubungan Z dan N untuk isotop stabil

    Gambar II.4 di atas menunjukkan posisi (koordinat dari jumlah proton dan

    jumlah neutron) dari nuklida yang stabil. Bila posisi suatu nuklida tidak

    berada pada posisi sebagaimana kurva kestabilan maka nuklida tersebut

    tidak stabil.

    Secara umum, kestabilan inti-inti ringan terjadi bila jumlah protonnya sama

    dengan jumlah neutronnya, terlihat bahwa posisi nuklida berhimpit dengan

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 12

    garis Z = N, sedang kestabilan inti-inti berat terjadi bila jumlah neutron

    mendekati 1,5 kali jumlah protonnya.

    Gambar II.5. Sebagian Tabel Nuklida

    Gambar II.5 di atas, yang disebut sebagai tabel nuklida, merupakan gambar

    kurva kestabilan (Gambar II.4) yang lebih rinci. Dari tabel nuklida tersebut,

    petak-petak yang diarsir gelap menunjukkan posisi dari nuklida yang stabil

    sedang petak-petak lainnya adalah nuklida yang tidak stabil. Sebagai

    contoh Al-27 (13Al27) adalah nuklida yang stabil sedang nuklida Al lainnya

    (Al-24; Al-25 dan seterusnya) tidak stabil. Nuklida-nuklida yang tidak

    stabil (kotak tidak diarsir gelap) disebut sebagai radionuklida.

    Isotop yang tidak stabil disebut sebagai radioisotop. Radioisotop dan

    radionuklida adalah istilah yang sama, yaitu menunjukkan inti-inti atom

    yang tidak stabil. Sedangkan bahan yang terdiri atas radionuklida dengan

    jumlah cukup banyak disebut bahan radioaktif. Proses perubahan atau

    transformasi inti atom yang tidak stabil menjadi atom yang stabil tersebut

    dinamakan peluruhan radioaktif. Proses peluruhan radioaktif seringkali

    harus melalui beberapa tingkatan intermediate (antara) sebelum menjadi

    inti atom yang stabil. Peluruhan seperti ini dinamakan peluruhan berantai.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 13

    III. Peluruhan Radioaktif

    Inti atom yang tidak stabil secara spontan akan berubah menjadi inti atom

    yang lebih stabil. Proses perubahan tersebut dinamakan peluruhan

    radioaktif (radioactive decay). Dalam setiap proses peluruhan akan

    dipancarkan radiasi.

    Bila ketidakstabilan inti disebabkan karena komposisi jumlah proton dan

    neutronnya yang tidak seimbang, maka inti tersebut akan berubah dengan

    memancarkan radiasi alpha (a) atau radiasi beta (b). Sedangkan kalau

    ketidakstabilannya disebabkan karena tingkat energinya yang tidak berada

    pada keadaan dasar, maka akan berubah dengan memancarkan radiasi

    gamma (g).

    III.1 Jenis Peluruhan

    Terdapat tiga jenis peluruhan radioaktif secara spontan yaitu peluruhan

    alpha (a), peluruhan beta (b), dan peluruhan gamma (g). Jenis peluruhan

    atau jenis radiasi yang dipancarkan dari suatu proses peluruhan ditentukan

    dari posisi inti atom yang tidak stabil tersebut dalam diagram N-Z.

    1. Peluruhan Alpha (aa )

    Peluruhan alpha dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat

    (nomor atom lebih besar dari 80). Dalam peluruhan ini akan dipancarkan

    partikel alpha (a) yaitu suatu partikel yang terdiri atas dua proton dan dua

    neutron, yang berarti mempunyai massa 4 sma dan muatan 2 muatan

    elementer positif. Partikel a secara simbolik dinyatakan dengan simbol

    2He4.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 14

    Radionuklida yang melakukan peluruhan a akan kehilangan dua proton

    dan dua neutron serta membentuk nuklida baru. Peristiwa peluruhan a ini

    dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:

    ZXA Z-2YA-4 + a

    Contoh peluruhan partikel Alpha yang terjadi di alam adalah:

    92U238 90Th

    234 + a

    Sifat Radiasi Alpha

    a. Daya ionisasi partikel a sangat besar, kurang lebih 100 kali daya

    ionisasi partikel b dan 10.000 kali daya ionisasi sinar g.

    b. Jarak jangkauan (tembus) nya sangat pendek, hanya beberapa mm

    udara, bergantung pada energinya.

    c. Partikel a akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau

    medan listrik.

    d. Kecepatan partikel a bervariasi antara 1/100 hingga 1/10

    kecepatan cahaya.

    2. Peluruhan Beta (bb)

    Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam

    peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan

    negatif (b-) atau bermuatan positif (b+). Partikel b- identik dengan elektron

    sedangkan partikel b+ identik dengan elektron yang bermuatan positif

    (positron). Pada diagram N-Z, peluruhan b- terjadi bila nuklida tidak stabil

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 15

    berada di atas kurva kestabilan sedangkan peluruhan b+ terjadi bila

    nuklidanya berada di bawah kurva kestabilan.

    Dalam proses peluruhan b- terjadi perubahan neutron menjadi proton di

    dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan sebagai

    persamaan inti berikut.

    YX -A1ZA

    Z ++ +

    Contohnya adalah

    SP -321632

    15 ++

    Sedangkan dalam proses peluruhan b+ terjadi perubahan proton menjadi

    neutron di dalam inti atom sehingga proses peluruhan ini dapat dituliskan

    sebagai persamaan inti berikut.

    YX A1ZA

    Z +++

    -

    Contohnya adalah

    NO 15715

    8 +++

    Neutrino ( ) dan antineutrino ( ) adalah partikel yg tidak bermassa tetapi

    berenergi yg selalu mengiringi peluruhan b.

    Sifat Radiasi Beta

    a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel a.

    b. Jarak jangkauannya lebih jauh daripada partikel a, di udara dapat

    beberapa cm.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 16

    c. Kecepatan partikel b berkisar antara 1/100 hingga 99/100 kecepatan

    cahaya.

    d. Karena sangat ringan, maka partikel b mudah sekali dihamburkan

    jika melewati medium.

    e. Partikel b akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau

    medan listrik.

    3. Peluruhan Gamma (gg)

    Berbeda dengan dua jenis peluruhan sebelumnya, peluruhan gamma tidak

    menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi

    yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik

    (foton).

    Peluruhan ini dapat terjadi bila energi inti atom tidak berada pada keadaan

    dasar (ground state), atau pada bab sebelumnya dikatakan sebagai inti atom

    yang isomer. Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di

    atas maupun di bawah kurva kestabilan. Biasanya, peluruhan g ini

    mengikuti peluruhan a ataupun b.

    Peluruhan g dapat dituliskan sebagai berikut.

    ZXA* ZX

    A + g

    Salah satu contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan b

    27Co60 28Ni

    60* + b-

    28Ni60* 28Ni

    60 + g

    Sifat Radiasi Gamma

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 17

    a. Sinar g dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang

    gelombang antara 0,005 hingga 0,5 .

    b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya

    tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus partikel

    a atau b.

    c. Karena tidak bermuatan, sinar g tidak dibelokkan oleh medan listrik

    maupun medan magnit

    III.2 Aktivitas Radiasi

    Sebagaimana telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa inti yang tidak

    stabil akan berubah menjadi stabil dengan memancarkan radiasi (proses

    peluruhan). Laju peluruhan jumlah proses peluruhan per satuan waktu

    (DN/Dt) sebanding dengan jumlah inti yang tidak stabil (N) dan suatu

    konstanta yang disebut sebagai konstanta peluruhan (l).

    Nt

    Nl=

    DD

    (III-1)

    Aktivitas radiasi didefinisikan sebagai jumlah peluruhan yang terjadi

    dalam satu detik, atau dengan kata lain adalah laju peluruhan itu sendiri.

    A = l . N (III-2)

    Dari dua persamaan di atas, secara matematis akan diperoleh persamaan

    yang disebut sebagai hukum peluruhan yaitu:

    t0 eNN

    l-= (III-3)

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 18

    di mana N adalah jumlah inti atom yang tidak stabil saat ini, N0 adalah

    jumlah inti atom yang tidak stabil saat mula-mula, l adalah konstanta

    peluruhan sedangkan t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai

    saat ini. Persamaan di atas dapat diubah menjadi bentuk aktivitas sebagai

    berikut.

    t0 eAA

    l-= (III-4)di mana A adalah aktivitas pada saat t, sedangkan A0 adalah aktivitas mula-

    mula. Persamaan III-4 di atas dapat digambarkan dalam grafik

    eksponensial yang menunjukkan hubungan antara aktivitas radioaktif

    terhadap waktu.

    Gambar III-2. Aktivitas radioaktif sebagai fungsi dari waktu

    Satuan Aktivitas

    Sejak tahun 1976 dalam sistem satuan internasional (SI) aktivitas radiasi

    dinyatakan dalam satuan Bequerel (Bq) yang didefinisikan sebagai:

    1 Bq = 1 peluruhan per detik

    Sebelum itu digunakan satuan Curie (Ci) untuk menyatakan aktivitas

    radiasi yang didefinisikan sebagai:

    1 Ci = 3,7 x 1010 peluruhan per detik

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 19

    dan satuan-satuan berkaitan yang lebih kecil yaitu miliCurie (mCi) dan

    micro Curie (mCi),

    1 mCi = 10-3 Ci

    1 mCi = 10-6 Ci

    III.3 Waktu Paro

    Waktu paro (T) didefinisikan sebagai selang waktu yang dibutuhkan agar

    aktivitas suatu radioaktif menjadi separuhnya. Setiap radionuklida

    mempunyai waktu paro yang unik dan tetap. Sebagai contoh, Co-60

    mempunyai waktu paro 5,27 tahun dan Ir-192 adalah 74 hari.

    Gambar III-3: Aktivitas radioaktif setelah waktu paro

    Nilai waktu paro suatu radionuklida dapat ditentukan dengan persamaan

    berikut ini.

    l=

    693,0T (III-5)

    Konsep waktu paro ini sangat bermanfaat untuk menghitung aktivitas suatu

    radionuklida dibandingkan bila harus menggunakan persamaan matematis

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 20

    (III-4). Bila selang waktunya sama dengan satu kali T maka aktivitasnya

    tinggal 0,5 nya, sedang kalau dua kali T maka aktivitasnya tinggal 0,25

    nya, dan seterusnya. Dapat juga menggunakan hubungan berikut ini.

    A = ( )n . A0 (III-6)

    T

    tn =

    dimana t adalah selang waktu antara saat mula-mula sampai saat

    pengukuran, sedangkan T adalah waktu paro radionuklida.

    III.4 Aktivitas Jenis

    Aktivitas jenis radioaktif ( Asp ) didefinisikan sebagai aktivitas dari satu

    gram zat radioaktif tersebut, biasanya dinyatakan dalam satuan Ci/gram.

    Makin pendek waktu paro unsur radioaktif, makin besar aktivitas jenisnya.

    Asp = l x Nsp (III-7)

    A

    1002,6N

    23

    sp

    = (III-8)

    Nsp adalah jumlah atom dalam satu gram zat radioaktif, sedang A adalah

    nomor massanya.

    III.5 Skema Peluruhan

    Proses peluruhan suatu radionuklida dari keadaan tidak stabil menjadi

    stabil ternyata menempuh tahapan tertentu yang dapat digambarkan dalam

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 21

    suatu skema peluruhan. Gambar berikut ini menunjukkan dua contoh yaitu

    skema peluruhan Cs-137 dan Co-60.

    Gambar III-4. Skema Peluruhan Cs-137 dan Co-60

    Terlihat dari skema peluruhan di atas bahwa dalam perjalanannya menuju

    stabil Cs-137 memancarkan 2 jenis radiasi b dan sebuah radiasi g,

    sedangkan Co-60 memancarkan 2 jenis radiasi b dan 2 jenis radiasi g. Dari

    skema peluruhan tersebut juga dapat diketahui tingkat energi dari setiap

    radiasi yang dipancarkan maupun probabilitas jumlah (kuantitas)

    pancarannya.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 22

    IV. Interaksi Radiasi dengan Materi

    Pada bagian ini akan dibahas interaksi yang terjadi antara radiasi dengan

    materi yang dilaluinya. Secara umum interaksi radiasi dapat dibedakan atas

    tiga jenis radiasi yaitu radiasi partikel bermuatan, seperti radiasi a dan b;

    radiasi partikel tidak bermuatan yaitu radiasi neutron; dan radiasi

    gelombang elektromagnetik seperti radiasi g dan sinar-X.

    IV.1 Interaksi Radiasi Partikel Bermuatan

    Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel a secara fisik maupun

    elektrik relatif besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel a

    ini sangat mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan

    penyerap karena adanya gaya Coulomb. Oleh karena itu, radiasi a sangat

    mudah diserap di dalam materi atau daya tembusnya sangat rendah. Radiasi

    a yang mempunyai energi 3,5 MeV hanya dapat menembus 20 mm udara

    atau hanya dapat menembus 0,03 mm jaringan tubuh.

    Interaksi radiasi a dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan

    eksitasi. Interaksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi

    inti, yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom

    yang lain, biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.

    1. Proses Ionisasi

    Ketika radiasi a (bermuatan positif) melalui materi maka terdapat beberapa

    elektron (bermuatan negatif) yang akan terlepas dari orbitnya karena

    adanya gaya tarik Coulomb. Proses terlepasnya elektron dari suatu atom

    dinamakan sebagai proses ionisasi.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 23

    Gambar IV-1: Proses ionisasi

    Energi radiasi setelah melakukan sebuah proses ionisasi ( Eo ) akan lebih

    kecil dibandingkan dengan energi mula-mula ( Ei ), berkurang sebesar

    energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan proses ionisasi. Setelah

    terjadi ionisasi maka atomnya akan bermuatan positif dan disebut sebagai

    ion positif. Setelah melalui beberapa kali (beribu-ribu) proses ionisasi,

    maka energi radiasinya akan habis.

    2. Proses Eksitasi

    Proses ini mirip dengan proses ionisasi, perbedaannya dalam proses

    eksitasi, elektron tidak sampai lepas dari atomnya hanya berpindah ke

    lintasan yang lebih luar.

    Gambar IV-2. Proses eksitasi

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 24

    Sebagaimana proses ionisasi, energi radiasi setelah melakukan proses

    eksitasi (Eo) juga berkurang sebesar energi yang dibutuhkan untuk

    melangsungkan proses eksitasi. Energi yang dibutuhkan untuk melakukan

    eksitasi tidak sebesar energi yang dibutuhkan untuk mengionisasi. Setelah

    melakukan beberapa kali (beribu-ribu) proses eksitasi, maka energi

    radiasinya akan habis.

    Proses eksitasi ini selalu diikuti oleh proses de-eksitasi yaitu proses transisi

    elektron dari kulit yang lebih luar ke kulit yang lebih dalam dengan

    memancarkan radiasi sinar-X karakteristik.

    3. Proses Brehmstrahlung

    Proses ini lebih dominan dilakukan oleh partikel beta karena massa dan

    muatan partikel beta lebih kecil sehingga kurang diserap oleh materi atau

    daya tembusnya lebih jauh. Partikel beta dengan energi sebesar 3,5 MeV

    dapat melintas di udara sejauh 11 meter atau dapat mencapai jarak sekitar

    15 mm di dalam jaringan tubuh.

    Interaksi radiasi b dengan materi adalah proses ionisasi dan eksitasi

    sebagaimana radiasi a, serta proses bremstrahlung, yaitu pemancaran

    radiasi gelombang elektromagnetik (sinar-X kontinyu) ketika radiasi b,

    dibelokkan atau diperlambat oleh inti atom yang bermuatan positif. Ukuran

    partikel b jauh lebih kecil dan kecepatannya jauh lebih tinggi dibandingkan

    dengan partikel a sehingga partikel b dapat masuk mendekati inti atom.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 25

    Gambar IV-3. Proses terbentuknya Sinar-X bremstrahlung

    Fraksi energi ( f ) dari sinar-X bremstrahlung yang dihasilkan dapat

    ditentukan menggunakan persamaan empiris berikut ini.

    f = 3,5 x 104 . Z . Emaks (IV-1)

    dengan Z adalah nomor atom bahan penyerap sedangkan Emaks adalah

    energi maksimum dari partikel beta (dalam MeV).

    Dari persamaan (IV-1) di atas dapat disimpulkan bahwa:

    1. Energi partikel b yang lebih besar akan menghasilkan radiasi

    bremsstrahlung yang lebih besar.

    2. Semakin besar nomor atom bahan penyerap (semakin berat) akan

    menghasilkan radiasi sinar-X yang lebih besar.

    IV.2 Interaksi Sinar Gamma dan Sinar-X

    Sinar g dan sinar-X merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang

    berarti tidak mempunyai massa maupun muatan listrik. Oleh karena itu,

    sinar g dan sinar-X sangat sukar untuk diserap oleh materi, atau daya

    tembusnya sangat besar.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 26

    Proses interaksi antara sinar g dan sinar-X dengan materi adalah efek

    fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan. Probabilitas terjadinya

    antara tiga proses tersebut sangat ditentukan oleh energi radiasi dan jenis

    materi (nomor atom) penyerapnya.

    Gambar IV-4: Probabilitas interaksi foton dengan materi

    1. Efek Fotolistrik

    Pada efek fotolistrik, energi foton diserap oleh elektron orbit, sehingga

    elektron tersebut terlepas dari atom. Elektron yang dilepaskan dalam proses

    ini, disebut fotoelektron, mempunyai energi sebesar energi foton yang

    mengenainya.

    Gambar IV-5: Efek Fotolistrik

    Efek fotolistrik sangat dominan terjadi bila foton berenergi rendah di

    bawah 0,5 MeV dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 27

    besar. Sebagai contoh efek fotolistrik lebih banyak terjadi pada timah hitam

    (Z=82) daripada tembaga (Z=29).

    2. Hamburan Compton

    Gambar IV-6: Hamburan Compton

    Pada hamburan Compton, foton dengan energi hn i berinteraksi dengan

    elektron terluar dari atom, selanjutnya foton dengan energi hno

    dihamburkan dan sebuah fotoelektron lepas dari ikatannya. Energi kinetik

    elektron (Ee) sebesar selisih energi foton masuk dan foton keluar.

    Ee = hni hno (IV-2)Hamburan Compton sangat dominan terjadi bila foton berenergi sedang (di

    atas 0,5 MeV) dan lebih banyak terjadi pada material dengan Z yang

    rendah.

    3. Produksi Pasangan

    Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energi foton datang hn i lebih

    besar dari 1,02 MeV. Ketika foton sampai ke dekat inti atom maka foton

    tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron.

    Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 28

    positif. Energi kinetik total dari dua partikel tersebut sama dengan energi

    foton yang datang dikurangi 1,02 MeV.

    Ee+ + Ee = hni 1.02 MeV (IV-3)

    Ee+ adalah energi kinetik positron dan Ee energi kinetik elektron.

    Gambar IV.7: Produksi Pasangan

    4. Ionisasi Tidak Langsung

    Dari tiga interaksi gelombang elektromagnetik tersebut di atas terlihat

    bahwa semua interaksi menghasilkan partikel bermuatan (elektron atau

    positron) yang berenergi. Elektron atau positron yang berenergi tersebut

    dalam pergerakannya akan mengionisasi atom-atom bahan yang dilaluinya

    sehingga dengan kata lain, gelombang elektromagnetik juga dapat

    mengionisasi bahan tetapi secara tidak langsung.

    5. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik

    Berbeda dengan radiasi partikel bermuatan (a atau b), daya tembus radiasi

    gamma dan sinar-X sangat tinggi bahkan tidak dapat diserap secara

    keseluruhan.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 29

    Gambar IV.8. Penyerapan Radiasi Gelombang Elektromagnetik

    Hubungan antara intensitas radiasi yang datang (I0) dan intensitas yang

    diteruskan (Ix) setelah melalui bahan penyerap setebal x adalah sebagai

    berikut.

    x0x eII

    m= (IV-4)

    m adalah koefisien serap linier bahan terhadap radiasi gamma dan sinar-X.

    m sangat dipengaruhi oleh jenis bahan penyerap, nomor atom (Z) dan

    densitas (r) serta energi radiasi yang mengenainya. Nilai tebal bahan

    penyerap dapat dalam satuan panjang (mm ; cm) ataupun dalam satuan

    massa persatuan luas (gr/cm2).

    Terlihat bahwa persamaan (IV-4) di atas merupakan persamaan

    eksponensial seperti persamaan peluruhan radioaktif sehingga dapat

    digambarkan sebagai berikut.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 30

    Gambar IV.9. Kurva intensitas radiasi yang diteruskanoleh bahan penyerap

    Bila di peluruhan radioaktif dikenal istilah waktu paro, disini terdapat

    istilah tebal paro (HVL = half value layer) yaitu tebal bahan yang dapat

    menyerap separo dari intensitas mula-mula atau intensitas yang diteruskan

    tinggal separonya. Istilah lain adalah TVL (tenth value layer) yaitu tebal

    bahan yang dapat menyerap 90% intensitas mula-mula atau intensitas yang

    diteruskan tinggal sepersepuluh (10%) nya.

    Nilai HVL dan TVL suatu bahan ditentukan dari koefisien serap linier (m)

    nya dengan persamaan berikut.

    m=

    693,0HVL ;

    m=

    303,2TVL (IV-5)

    Perhitungan intensitas radiasi yang masih diteruskan setelah melalui suatu

    bahan penyerap (penahan radiasi) lebih mudah bila menggunakan konsep

    HVL dan TVL ini dibandingkan harus menggunakan persamaan dasarnya

    (IV-4).

    ( ) 021 II nx = ; ( ) 0101 II mx = (IV-6)

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 31

    Dimana n adalah jumlah HVL (x / HVL) sedangkan m adalah jumlah TVL

    (x / TVL).

    IV.3 Interaksi Radiasi Neutron

    Berbeda dengan radiasi a, b dan g, radiasi neutron memang tidak

    dihasilkan dari proses peluruhan spontan. Radiasi neutron dihasilkan dari

    proses reaksi fisi, misalnya di reaktor nuklir, atau dari neutron generator

    (akselerator ataupun zat radioaktif).

    Neutron merupakan partikel yang mempunyai massa tetapi tidak bermuatan

    listrik sehingga interaksinya dengan materi lebih banyak bersifat mekanik,

    yaitu tumbukan antara neutron dengan atom (inti atom) bahan penyerap,

    baik secara elastik maupun tak elastik. Setiap tumbukan dengan materi

    akan menyerap energi neutron sehingga setelah beberapa kali tumbukan

    maka energi neutron akan habis. Interaksi lain yang mungkin muncul

    bila energi neutron sudah sangat rendah adalah reaksi inti atau

    penangkapan neutron oleh inti atom bahan penyerap.

    1. Tumbukan Elastik

    Tumbukan elastik adalah tumbukan di mana total energi kinetik partikel-

    partikel sebelum dan sesudah tumbukan tidak berubah. Dalam tumbukan

    elastik antara neutron dan atom bahan penyerap, sebagian energi neutron

    diberikan ke inti atom yang ditumbuknya sehingga atom tersebut terpental

    sedangkan neutronnya dibelokkan/ dihamburkan.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 32

    Gambar IV.10. Peristiwa tumbukan elastik

    Tumbukan elastik terjadi bila atom yang ditumbuk neutron mempunyai

    massa yang sama, atau hampir sama dengan massa neutron (misalnya atom

    Hidrogen), sehingga fraksi energi neutron yang terserap oleh atom tersebut

    cukup besar.

    2. Tumbukan Tak Elastik

    Proses tumbukan tak elastik sebenarnya sama saja dengan tumbukan

    elastik, tetapi energi kinetik sebelum dan sesudah tumbukan berbeda. Ini

    terjadi bila massa atom yang ditumbuk neutron jauh lebih besar dari massa

    neutron. Setelah tumbukan, atom tersebut tidak terpental, hanya bergetar,

    sedang neutronnya terhamburkan.

    Dalam peristiwa ini, energi neutron yang diberikan ke atom yang

    ditumbuknya tidak terlalu besar sehingga setelah tumbukan, energi neutron

    tidak banyak berkurang. Oleh karena itu, bahan yang mengandung atom-

    atom dengan nomor atom besar tidak efektif sebagai penahan radiasi

    neutron.

    Gambar IV.11. Peristiwa tumbukan non elastik

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 33

    3. Reaksi Inti (Penangkapan Neutron)

    Bila energi neutron sudah sangat rendah atau sering disebut sebagai

    neutron termal (En < 0,025 eV), maka terdapat kemungkinan bahwa

    neutron tersebut akan ditangkap oleh inti atom bahan penyerap sehingga

    mambentuk inti atom baru, yang biasanya merupakan inti atom yang tidak

    stabil, yang memancarkan radiasi, misalnya a, b atau g. Peristiwa ini yang

    disebut sebagai proses aktivasi neutron, yaitu mengubah bahan yang stabil

    menjadi bahan radioaktif.

    Gambar IV.12. Peristiwa penangkapan neutron

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 34

    V. Sumber Radiasi

    Sumber radiasi dapat dibedakan berdasarkan asalnya yaitu sumber radiasi

    alam yang sudah ada di alam ini sejak terbentuknya, dan sumber radiasi

    buatan yang sengaja dibuat oleh manusia. Radiasi yang dipancarkan oleh

    sumber radiasi alam disebut radiasi latar belakang.

    Pada bab ini akan dibahas beberapa macam sumber radiasi alam dan

    prinsip kerja secara umum dari beberapa sumber radiasi buatan.

    V.1 Sumber Radiasi Alam

    Setiap hari manusia terkena radiasi dari alam dan radiasi dari alam ini

    merupakan bagian terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak bekerja

    di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi

    berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan.

    Radiasi latar belakang yang diterima oleh seseorang dapat berasal dari tiga

    sumber utama berikut:

    sumber radiasi kosmik yang berasal dari benda langit di dalam dan luar

    tata surya kita,

    sumber radiasi terestrial yang berasal dari kerak bumi,

    sumber radiasi internal yang berasal dari dalam tubuh manusia sendiri.

    1. Sumber Radiasi Kosmik

    Radiasi kosmik berasal dari angkasa luar, sebagian berasal dari ruang

    antarbintang dan matahari. Radiasi kosmik ini terdiri dari partikel dan sinar

    yang berenergi tinggi (1017 eV) dan berinteraksi dengan inti atom stabil di

    atmosfir membentuk inti radioaktif seperti C-14, Be-7, Na-22 dan H-3.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 35

    Radionuklida yang terjadi karena interaksi dengan radiasi kosmik ini

    disebut radionuklida cosmogenic.

    Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh

    manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada

    ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila

    posisinya semakin tinggi. Tingkat radiasi yang diterima seseorang juga

    bergantung pada garis lintangnya di bumi, karena radiasi kosmik ini

    dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena medan magnet bumi di

    daerah kutub lebih kuat, maka radiasi yang diterima di kutub lebih kecil

    daripada di daerah katulistiwa.

    2. Sumber Radiasi Terestrial

    Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam

    kerak bumi, dan radiasi ini dipancarkan oleh radionulida yang disebut

    primordial dengan waktu paro berorde milyar (109) tahun. Radionuklida ini

    ada sejak terbentuknya bumi. Radionuklida yang ada dalam kerak bumi

    terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai dari U-238

    sampai stabil Pb-206; deret Actinium, yang mulai dari U-235 sampai Pb-

    207; dan deret Thorium, mulai dari Th-232 sampai Pb-208. Dalam setiap

    proses peluruhan berantai di atas dipancarkan berbagai jenis energi (a, b

    dan g) dengan berbagai tingkatan energi.

    Radiasi terestrial terbesar yang diterima manusia berasal dari Radon (Ra-

    222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk gas

    sehingga bisa menyebar kemana-mana.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 36

    Tingkat radiasi yang diterima seseorang dari radiasi terestrial ini berbeda-

    beda dari satu tempat ke tempat lain bergantung kepada konsentrasi sumber

    radiasi di dalam kerak bumi. Ada beberapa tempat di bumi ini yang

    memiliki tingkat radiasi di atas rata-rata seperti Poos de Caldas dan

    Guarapari (Brazil), Kerala dan Tamil Nadu (India) dan Ramsar (Iran).

    3. Sumber Radiasi di Dalam Tubuh

    Sumber radiasi alam lain adalah radionuklida yang ada di dalam tubuh

    manusia. Sumber radiasi ini berada di dalam tubuh manusia sejak

    dilahirkan atau masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,

    minuman, pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari

    radionuklida C-14, H-3, K-40, radon. Selain itu masih ada sumber lain

    seperti Pb-210 dan Po-210 yang banyak berasal dari ikan dan kerang-

    kerangan. Buah-buahan biasanya mengandung unsur K-40.

    V.2 Sumber Radiasi Buatan

    Sumber radiasi buatan mulai diproduksi pada abad ke 20 diketemukannya

    sinar-X oleh W. Roentgent. Saat ini sudah banyak sekali jenis dari sumber

    radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif, pesawat sinar-X, reaktor

    nuklir dan akselerator.

    1. Zat Radioaktif

    Dewasa ini telah banyak sekali unsur radioaktif berhasil dibuat oleh

    manusia berdasarkan reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan

    neutron (reaksi fisi di dalam reaktor atom), aktivasi neutron, atau

    berdasarkan penembakan nuklida yang tidak radioaktif dengan partikel atau

    ion cepat (di dalam alat-alat pemercepat partikel, misalnya akselerator,

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 37

    siklotron). Radionuklida buatan ini bisa memancarkan jenis radiasi alpha,

    beta, gamma dan neutron.

    a. Pemancar Alpha

    Salah satu contoh reaksi inti untuk menghasilkan radionuklida pemancar

    alpha adalah:

    13Al27 + 0n

    1 11Na24 + a

    Salah satu aplikasinya adalah untuk menghasilkan radiasi neutron melalui

    reaksi (a,n), radionuklida yang sering dipakai adalah Ra-226, Po-210, Pu-

    239 dan Am-241.

    b. Pemancar Beta

    Sebagian besar pemancar beta ini dihasilkan melalui penembakan partikel

    neutron pada nuklida stabil. Oleh karena itu di dalam reaktor nuklir

    didapatkan berbagai macam pemancar beta. Energi radiasi beta bersifat

    kontinu. Pemancar beta sering digunakan dalam kedokteran dan juga dalam

    industri untuk mengukur ketebalan materi. Pemancar beta yang sering

    digunakan dalam kedokteran misalnya Sr-90, Y-90, P-32, Re-188,

    sedangkan untuk industri sering digunakan Sr-90, P-32, Tl-208.

    Contoh reaksi inti untuk menghasilkan pemancar beta adalah

    14Si31 + 0n

    1 15P32 + b

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 38

    c. Pemancar Gamma

    Sebenarnya jarang sekali sumber radioaktif yang hanya memancarkan

    radiasi gamma saja, karena radiasi gamma biasanya mengikuti proses

    peluruhan a atau b. Berikut ini sebuah reaksi inti untuk menghasilkan

    radionuklida pemancar b dan g adalah:

    27Co59 + 0n

    1 28Ni60 + b + g

    Dalam pemakaiannya, pemancar gamma beraktivitas tinggi sering

    digunakan sebagai sumber radiasi di rumah sakit dan industri. Irradiator

    banyak digunakan di rumah sakit (irradiator Co-60 dan Cs-137) dan dalam

    industri (irradiator Co-60).

    d. Pemancar Neutron

    Radiasi neutron dapat dihasilkan dengan interaksi radiasi a dengan bahan

    yang dapat melangsungkan reaksi (a,n) seperti unsur Be. Sumber neutron

    ini merupakan campuran antara unsur Be dengan radioaktif pemancar a,

    misalnya Am-241 yang dibungkus dalam sebuah kapsul, sehingga terjadi

    reaksi sebagai berikut.

    95Am241 93Np

    237 + a

    4Be9 + a 6C12 + n

    2. Pesawat Sinar-X

    Secara sederhana proses terbentuknya radiasi sinar-X pada pesawat sinar-X

    adalah sebagai berikut perhatikan gambar di bawah ini.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 39

    Gambar V-1: Konstruksi pesawat sinar-X

    Proses pembentukan sinar-X pada pesawat sinar-X adalah sebagai berikut:

    1) Arus listrik akan memanaskan filamen sehingga akan terjadi awan

    elektron disekitar filamen (proses emisi termionik).

    2) Tegangan (kV) di antara katoda (negatif) dan anoda (positif) akan

    menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda.

    3) Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan

    elektron-elektron (berkas elektron) menuju target.

    4) Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi

    pada atom-atom target, sehingga akan dipancarkan sinar-X

    karakteristik, dan proses pembelokan (pengereman) elektron sehingga

    akan dipancarkan sinar-X bremstrahlung.

    5) Berkas sinar-X yang dihasilkan, yaitu sinar-X karakteristik dan

    bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui window.

    6) Pendingin diperlukan untuk mendinginkan target karena sebagian besar

    energi pada saat elektron menumbuk target akan berubah menjadi

    panas.

    Dari pembahasan di atas terlihat bahwa sinar-X yang dihasilkan oleh

    pesawat sinar-X terdiri atas sinar-X karakteristik yang bersifat diskrit dan

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 40

    sinar-X bremstrahlung yang bersifat kontinu. Perhatikan gambar spektrum

    energi sinar-X berikut ini.

    Gambar V-2: Spektrum energi sinar-X

    Terdapat dua pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar-X yaitu

    pengaturan arus berkas elektron (mA) yaitu dengan mengatur arus filamen

    dan pengaturan tegangan di antara anoda dan katoda (kV). Pengaturan arus

    filamen akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang dihasilkan

    filamen dan intensitas berkas elektron (mA) sehingga mempengaruhi

    intensitas sinar-X. Semakin besar mA akan menghasilkan intensitas sinar-X

    yang semakin besar.

    Pengaturan tegangan kV akan menyebabkan perubahan gaya tarik anoda

    terhadap elektron sehingga kecepatan elektron menuju (menumbuk) target

    akan berubah. Hal ini menyebabkan energi sinar-X dan intensitas sinar-X

    yang dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar kV akan

    menghasilkan energi dan intensitas sinar-X yang semakin besar.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 41

    Gambar V-3. Spektrum sinar-X dengan perubahan kV (gambar kiri) dan

    perubahan mA (gambar kanan)

    3. Akselerator

    Akselerator adalah alat yang digunakan untuk mempercepat partikel

    bermuatan (ion). Partikel bermuatan, misalnya proton atau elektron,

    dipercepat menggunakan medan listrik dan medan magnit sehingga

    mencapai kecepatan yang sangat tinggi.

    Partikel yang telah mempunyai kecepatan sangat tinggi yang dipancarkan

    oleh akselerator dapat digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk

    memproduksi zat radioaktif dengan proton berenergi tinggi, memproduksi

    sinar-X berenergi tinggi dengan elektron yang dipercepat, dan juga dapat

    menghasilkan radiasi neutron dengan mempercepat ion deuterium (1H2).

    Dua contoh akselerator yang banyak digunakan adalah akselerator linier

    (LINAC = linear accelerator) yang mempunyai lintasan garis lurus dan

    cyclotron yang mempunyai lintasan berbentuk lingkaran.

    Untuk membedakannya dengan zat radioaktif, akselerator dan pesawat

    sinar-X sering disebut sebagai pembangkit radiasi.

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 42

    4. Reaktor Nuklir

    Mekanisme utama yang terjadi dalam reaktor nuklir adalah pembelahan inti

    dengan persamaan reaksi sebagai berikut.

    X + nt Y1 + Y2 + nc + Q

    Suatu inti atom X yang dapat belah (fisil) seperti U-235 ketika ditembak

    dengan neutron termal (nt) akan belah menjadi dua inti radioaktif Y1 dan

    Y2. Dalam reaksi pembelahan tersebut juga dilepaskan 2 atau 3 buah

    neutron cepat (nc) dan sejumlah energi panas (Q). Oleh karena Y1 dan Y2

    merupakan inti-inti yang aktif maka dalam proses tersebut juga

    dipancarkan berbagai macam radiasi (a, b dan g).

    Dari mekanisme pembelahan (reaksi fisi) di atas terlihat bahwa setiap

    reaksi akan menghasilkan lebih dari satu neutron cepat baru, yang bila

    energinya dapat diturunkan menjadi neutron termal, akan menyebabkan

    reaksi pembelahan inti dapat belah yang lainnya. Proses ini berlangsung

    terus menerus dan disebut sebagai proses reaksi berantai (chain reaction).

    Dalam reaktor nuklir, proses reaksi berantai ini dikendalikan secara cermat

    sedangkan pada bom atau senjata nuklir reaksi ini dibiarkan tanpa kendali.

    Energi panas yang dihasilkan dari reaksi berantai di atas ( Q ) dapat

    dimanfaatkan untuk menggerakan turbin sehingga dapat menghasilkan

    listrik. Fasilitas yang memanfaatkan mekanisme ini adalah PLTN.

    Neutron yang dihasilkan dalam reaksi ini juga dapat digunakan untuk

    berbagai macam aplikasi dan penelitian, seperti untuk keperluan produksi

    zat radioaktif dan analis bahan yang dilakukan di reaktor penelitian

    (research reactor).

  • Dasar Fisika Radiasi Halaman 43

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Herman Chamber, Introduction to Health Physics 3ed., McGraw-HillCompany, Inc. (1996)

    2. Moe, H.J., S.R. Lasuk, M.C. Schumecher and H.M. Hunt, RadiationSafety Technician Training Course, Argonne National Laboratory,Argonne (1972).

    3. Technical Report Series No. 280, Training Course on RadiationProtection, International Atomic Energy Agency, Vienna (1988).

    4. Frank Herbert Attix, Introduction to Radiological Physics and RadiationDosimetry, John Wiley & Sons, New York (1986).

    5. Mc. Kracken, Introduction to Nuclear Physics, McGraw-HillCompany, Inc. (1992)

    6. Irving Kaplan, "Nuclear Physics", 2nd ed., Addison-Wesley PublishingComp. (1979)