Upload
ai-adrian
View
550
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN METODE IQRA’ UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN DI KELAS III SD NEGERI 012
SETAKO JAYA KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU
A. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Berbagai upaya
yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, intinya adalah upaya untuk
membuat siswa belajar. Alangkah sia-sia upaya yang dilakukan oleh guru jika
dengannya siswa tidak mau belajar.1 Pada prisnsipnya belajar adalah petunjuk
atau cara yang diikuti untuk melakukan kegiatan belajar. Prinsip belajar akan
menjadi pedoman bagi siswa dalam belajar.2 Dari kegiatan belajar mengajar
akan dapat mengembangkan potensi siswa, membentuk watak dan karakter,
dan mendorong siswa untuk belajar. Ada empat pilar pendidikan (learning to
know, learning to do, learning to live and learning to be).3 Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan, pemeritah melalui Departemen Pendidikan
dan Departemen Agama telah berusaha mengadakan perbaikan dan
pembaruan terhadap sistem pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar,
menengah hingga perguruan tinggi. Usaha yang dilakukan antara lain
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan memberikan
penataran dan pelatihan terhadap guru serta penambahan jumlah guru,
meletakkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan yang lebih
1 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran “Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil”, (Bandung : Praspet, 2008), hlm. 6.2 M. Sobry Sutikno, Ibid, hlm. 7.3 Werkanis & Marlius Hamadi, Strategi Mengajar dalam Pelaksanaan KBK, (Riau : Sinar Benta Perkasa, 2005), hlm. 5.
tinggi. Semua itu merupakan tujuan dari pendidikan dasar sebagaimana
tercantum dalam Kurikulum Tahun 2006.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya strategi mengajar, salah
satunya dengan cara merubah cara dan metode pembelajaran. Agar Al-Qur’an
diajarkan dan diperdalam maknanya secara bernagsur-angsur, maka sejak usia
dini peserta didik dapat dan mampu mengenal Al-Qur’an sebagai kitab suci
umat Islam serta mempelajarinya. Dalam pembelajaran al-Qur’an peserta
didik dituntut terlebih dahulu memiliki keterampilan membaca, sebagaimana
yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam wahyu pertama, yakni surat al- Alaq
ayat 1-5, yang inti dari sisi pokoknya adalah perintah membaca. Sejalan pula
dengan hadis Rasulullan SAW yang artinya : “Sebaik-baiknya kamu adalah
orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengerjakannya”.
Materi pelajaran PAI diajarkan di Sekolah Dasar (SD) bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep hidup beragam.
2. Memiliki akhlaqulkarimah
3. Menjalin persaudaraan sesama umat yang seagama (Ukhuwah Islamiyah)
dan umat beragama lainnya.
4. Melaksanakan ajaran islam yang berpedoman kepada al-Qur’an dan al-
Hadis.
5. Memiliki keterampilan membaca ayat-ayat al-Qur’an dan melaksanakan
ibadah terutama ibadah shalat.
6. Memecahkan masalah dengan cara musyawarah serta menghargai
pendapat orang lain, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW.
Untuk mencapai tujuan PAI haruslah berpedoman pada alQur’an
sebagai sumber dari segala sumber hukum yang mengatur segala aspek
kehidupan manusia, sehingga pembelajaran al-Qur’an sangat penting di setiap
jenjang pendidikan khususnyadi SDN 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap
Kabupaten Indragiri Hulu, yang mana selama ini masih ditemukan adanya
peserta didik yang kurang cakap membaca al-qur’an.
Pembelajaran al-Qur’an yang baik dan tujuan pembelajaran akan dapat
dicapai apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
strategi yang benar, metode yang tepat, dan media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang dituangkan dalam kurikulum.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran al-Qur’an di kelas III SD
Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu adalah
sebagai berikut :
1. Mengenal nama-nama dan bentuk huruf hijaiyah.
2. Mengenal nama-nama dan bentuk-bentuk al-Qur’an yang terdapat dalam
surat-surat pendek atau surat-surat pilihan.
3. Hafal bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang terdapat dalam surat-surat pendek
dan surat-surat pilihan.
Dalam kenyataan dilapangan, setelah diadakan observasi dan evaluasi,
masih ada siswa yang kurang cakap membaca al-Qur’an. Indikator untuk
mengatasi siswa yang kurang memiliki kemampuan membaca al-Qur’an di
kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri
Hulu adalah :
1. Siswa belajar al-qur’an tidak cukup hanya di sekolah saja.
2. Siswa membaca al-Qur’an dengan menggunakan metode “IQRA” atau
metode lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran al-
Qur’an.
3. Siswa belajar al-Qur’an dengan media yang sesuai dengan materi.
4. Siswa belajar al-Qur’an menggunakan waktu yang berkesinambungan.
5. Memperhatikan lingkungan tempat siswa belajar al-Qur’an.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI
disamping usaha-usaha yang akan dilakukan SD Negeri 012 Setako Jaya
Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu guna mengatasi siswa yang
kurang mampu dalam membaca al-Qur’an adalah sebagai berikut :
1. Memberikan motivasi kepada siswa supaya memiliki minat dalam
mempelajari cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar.
2. Memberikan petunjuk kepada siswa bahwa belajar al-Qur’an tidak cukup
disekolah saja dan memerlukan waktu yang berkesinambungan.
3. Mengadakan ketersediaan media dan sarana prasarana yang sesuai
dengan materi yang diajarkan walaupun dalam bentuk sederhana.
4. Memilih metode yang tepat dan efektif untuk diterapkan.
5. Mengawasi dan peduli dengan lingkungan tempat tinggal siswa yang
durang mendukung.
Dari uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti
keadaan siswa yang kurang mampu membaca al-Qur’an di kelas III SD
Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu.
B. Permasalahan
1) Idnetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah
adalah sebagai berikut :
a. Kurang efektifnya metode yang digunakan guru dalam proses belajar
mengajar pada mata pelajaran PAI.
b. Rendahnya minat dan semangat siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar mata pelajaran PAI.
c. Banyaknya siswa yang tidak mampu membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar yang sesuai dengan kaidah tajwid.
d. Kurangnya motivasi dan perhatian orang tua terhadap proses belajar
siswa baik di rumah maupun di sekolah.
e. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya kemampuan
siswa dalam mengikuti proses belajar pembelajaran yang diterapkan
guru.
2) Batasan Masalah
Dengan melihat identifikasi masalah, maka perlu dibatasi masalah
tersebut agar pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan baik sesuai
degngan hasil penelitian yang diharapkan, yaitu “Penggunaan metode
iqra’ dan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan siswa
dalam membaca al-Qur’an”.
3) Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah dengan penggunaan metode iqra’ dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya Kecamatan
Peranap Kabupaten Indragiri Hulu?
C. Pemecahan Masalah
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Belajar bertujuan mendapatkan pengetahuan, kecakapan, dan
keterampilan.4 Dengan belajar yang baik akan memperoleh hasil belajar yang
baik pula. Hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh aktivitas belajarnya.
Karena pada prinsipnya belajar itu adalah sesuatu yang harus dilakukan, oleh
sebab itu untuk mendapatkan hasil belajar al-Qur’an yang lebih baik tentunya
dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam membaca al-Qur’an.
Metode yang dipakai dalam pembelajaran al-Qur’an khususnya untuk
keterampilan membaca adalah metode Iqra’. Dengan metode iqra’ dituntut
pada latihan-latihan membaca yang dimulai dari tingkat yang sangat
sederhana secasra bertahap hingga ke tahap yang lebih baik dan sempurna.
4 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : (Rineka Cipta, 2003), hlm. 82
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode iqra’ dalam meningkatkan
kemampuan membaca al Qur’an, dengan harapan agar siswa yang belum
dapat membaca alQur’an atau siswa yang kurang kemampuan membaca al-
Qur’an menjadi mampu dan terampil dalam membaca al-Qur’an.
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar, hampir sebaigan besar
kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka
perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar.5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1) Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui penggunaan metode iqra’ dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an pada mata pelajaran PAI.
b. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan
siswa dalam membaca al-Qur’an.
2) Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dapat dipetik adalah sebagai berikut :
a. Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuan belajar PAI dengan
sikap yang baik.
b. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan
kemampuan belajar bagi siswa.
c. Bagi sekolah, menjadi masukan dalam meningkatkan dan
memperbaiki mutu pembelajaran di sekolah, terutama pada mata
pelajaran PAI.
5 Slameto, Ibid, hlm. 83-84
d. Bagi peneliti menambah pengalaman dan sekaligus sebagai landasan
berpijak dalam rangka menindaklanjuti penelitian dengan ruang
lingkup yang lebih luas lagi.
E. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan
1) Pengertian Metode Khusus
a. Pengertian Metode
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode”
(method). Metode berarti suatu cara kerja sistematik dan umum.
Metodik (methodentic) sama artinya dengan metodologi,
(methodology) yaitu suatu pennyelidikan yang sistematis dan
formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian.
Metodik Khusus berarti suatu cara penyelidikan khusus untuk
suatu proyek. Dalam hal ini metodik adalah suatu cara dan siasat
penyampaian bahan pelajaran tertentu dari suatu mata pelajaran
agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan
dengan kata lain menguasai bahan pelajaran tersebut.6
Metode adalah suatu cara yang memiliki strategi dalam
kegiatan belajar mengajar. Nilai strateginya adalah dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.7
b. Metode Sebagai Alat Untuk mencapai Tujuan
6 Zakiah Darajat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 1.7 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta) hlm. 76.
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam
kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi
arah kemana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak
membawa kegiatan belajar mengajar menurut kehendak hatinya
dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan dari
kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama
komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah sarunya
adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan.8
2) Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca pada hakekatnya adalah suatu yang rumit yang
melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar hafalan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktifitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan
metokognitif, sedangkan Klein, dkk (1996) mengemukakan bahwa
definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses,
(2) Membaca adalah strategis, dan (3) Membaca merupakan
interaktif.
Membaca merupakan suatu proses maksudnya informasi dari
teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai
peranan yang utama dalam membentuk makna.
Membaca juga merupakan suatu strategis, maksudnya
pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca
8Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Op Cit, hlm. 74-75
yang sesuai dengan teks dsan konteks dalam rangka
mengkonstruksi makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi
sesuai dengan jenis teks dan tujuan pembaca.
Membaca adalah interaktif, maksudnya keterlibatan
membaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang
membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa
tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus
mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan
teks.9
3) Metode iqra’
a. Pengertian Metode Iqra’
Metode iqra’ adalah suatu kegiatan yang dilakukan pad mata
pelajaran PAI pada aspek al-Qur’an, yang mana mempelajari al-
Qur’an terlebih dahulu yang dipelajari adalah tentang bacaanya.10
Maksudnya, metode iqra’ adalah salah satu metode yang digunakan
dalam pembelajaran al-Qur’an yang menekankan langsung pada
latihan membaca yang dimulai dari tingkatan yang sederhana,
tahap demi tahap sampai ke tingkat sempurna, sehingga dengan
banyaknya siswa membaca tentunya semakin baik hafal danlancar
bacaannya.
Pembelajaran ini dapat dilakukan dalam kelompok atau
individu, mengingat nama dan arti metode ini dapat kita hubungkan
9 Farida Rahim, Pengajaran membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara), hlm. 2-310 Yusuf Muhktar, dkk, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, )Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Keagamaan), hlm. 9.
dengan wahyu Allah SWT yang pertama, surat al-‘Alaq ayat satu
yang berbunyi ”Iqra’ bismirabbilkallzi khalaq”. Isi kandungan
ayat tersebut adalah “perintah membaca”.
b. Ciri-ciri dan Prinsip Metode Iqra’
1. Ciri-ciri metode iqra’ ialah :
a. Bacaan langsung tampa dieja, artinya tidak diperkealkan
nama-nama huruf hijaiyah.
b. Dengan cara belajar siswa aktif, maksudnya yang
ditekankan di sini adalah keaktivan siswa bukan guru.
c. Lebih bersifat individual.
2. Prinsip-prinsip dasar metode iqra’
a. Tariqat Assntiyah (penguasaan/ pengenalan bunyi).
b. Tariqat Attadrij (pengenalan perbedaan yang mudah
kepada yang sulit).
c. Tariqat Muqarranah (pengenalan perbedaan bunyi pada
huruf yang hampir memiliki makhraj yang sama).
d. Tariqat Latifatil Athfal (pengenalan melalui latihan-
latihan).
Tujuan model pembelajaran al-Qur’an dengan metode iqra;
adalah menciptakan situasi memacu keberhasilannya melalui
individu, kelompok ataupun secara klasikal.
Metode iqra’ dikembangkan untuk mencapai sekurang-
kurangnya tiga tujuan pembelajaran, yaitu :
1) Kemampuan memiliki pengetahuan.
2) Kemampuan memiliki keterampilan.
3) Pengembangan keterampilan.
c. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Metode Iqra’
Unsur-unsur metode iqra’ dalam pembelajaran al-Qur’an
adalah sebagai berikut :
1. Para siswa harus memiliki persepsi perlunya mempelajari al-
Qur’an.
2. Para siswa harus mengerti tujuan mempelajari al-Qur’an.
3. Para harus memiliki tanggung jawab terhadap dirinya untuk
keterampilan membaca al-Qur’an.
4. Para siswa harus mengetahui bahwa membaca al-Qur’an yang
baik. Lancar dan benar termasuk ibadah.
5. Para siswa harus tahu kebenaran membaca al-Qur’an sangat
penting terutama dalam ibadah shalat.
d. Cara Mengajarkan dengan Metode Iqra’
Susunan langkah-langkah yang dilakukan guru dalam
pembeajaran al-Qur’an dengan menggunakan metode iqra’
sebagaimana diuraikan oleh Yusur Mukhtar, dkk (1996 : 9) adalah
sebagai berikut :
1) Guru harus mengetahui kondisi awal siswa, agar dapat
menentukan jilid berapa bagi siswa yang bersangkutan untuk
mempelajarinya.
2) Guru menyimak satu persatu siswa yang sedang belajar sambil
mencatat pada kartu prestasi siswa atau pada buku daftar nilai
siswa.
3) Guru hanya menunjukkan pokok-pokok pelajaran saja, tidak
perlu mengenalkan istilah-istilah.
4) Perlu menggunakan asisten atau menggunakan tutor sebaya
yang sudah bisa membaca untuk membimbing teman-
temannya yang lain dan mencatat prestasi pada kartu prestasi
siswa.
5) Untuk beralih/ pindah jilid (materi lain) ditentukan oleh guru
pengajar, sementara untuk pindah halaman lain cukup dengan
guru pembimbing/ tutor sebaya.
6) Bagi siswa yang lebih cerdas, tidak perlu membaca setiap
halaman secara penuh.
7) Perlu diperbanyak latihan-latihan secara berulang-ulang untuk
memantapkan pengenalan huruf.
Dilihat dari tujuh langkah pembelajaran di atas, maka terlebih
dahulu memulai pembelajaran dengan menginformasikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Kemudian,
dilanjutkan dengan langkah-langkah dimana siswa di bawah
bimbingan guru bersama-sama untuk menyelesaikan/
melaksanakan tugas yang diberikan guru, serta menguji apa yang
sudah dipelajari dengan usaha-usaha siswa itu sendiri.
e. Langkah-langkah Pengajaran dengan Metode Iqra’
Fase I : Pembelajaran dimulai dengan bacaan Basmallah dan
berdo’a.
Fase II : Pembelajaran dimulai oleh guru dengan
menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa untuk
belajar.
Fase III : Menyajikan informasi dalam bentuk demonstrasi atau
melalui bahan yang ditulis dengan huruf al-Qur’an.
Fase IV : Menyuruh siswa terlebih dahulu membaca minimal
pelajaran untuk mengetahui koneksi awal.
Fase V : Membimbing siswa dalam proses pembelajaran secara
klasikal, kelompok atau perorangan.
Fase VI : Bagis siswa yang cerdas tidak perlu lagi disuruh
berulang-ulang membaca.
Fase VII : Mengevaluasi tentang apa yang sudah dipelajari
sehigga masing-masing siswa mengetahui prestasi
belajarnya.
f. Kelebihan dan Kelemahan Metode Iqra’
Kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran al-Qur’an
dengan penggunaan metode Iqra’ adalah siswa lebih cepat dapat
membaca. Sedangkan kelemahannya adalah siswa murang
mengenal nama-nama huruf hijaiyah, serta nama-nama tanda baca
al-Qur’an dan bentuk-bentuk penulisan al-Qur’an.
Variasi Model Pembelajaran al-Qur’an dengan menggunakan
metode iqra’. Pada waktu guru menyajikan materi “membaca al-
Qur’an”, yang digunakan adalah metode iqra’ dengan tujuan agar
siswa mendapatkan keterampilan cepat membaca.
4) Pengertian Kemampuan
Kemampuan asal katanya mampu, artinya kuasa, bisa atau
sanggup e=melakukan sesuatu. Ditambah awalan ke dan akhiran an,
jadi kemampuan, yaitu kesanggupan atau kecakapan, kekuatan kita bisa
berusaha dengan sendirian.
Istilah kemampuan memberikan banyak makna, Broke and Stone
mengemukakan bahwa kemampuan merupakan gambaran hakekat
kualitatif dan perilaku guru atau tenaga kependidikan yang sangat
berarti.
F. Kerangka Berfikir
Metode iqra’ dalam proses pembelajaran merupakan upaya
mempercepat siswa dalam mengenal bacaan huruf hijaiyah, pengertian ini
sangat baik dilakukan atau diterapkan pada siswa yang baru mulai bisa
membaca al-Qur’an, disamping itu metode ini dapat membantu guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Metode iqra’ ini menekankan kebiasaan membaca huruf al-Qur’an
dengan tidak menyebutkan hurufnya, akan tetapi siswa langsung dibawa ke
arah huruf yang telah diberi baris, baik atas (fatha), bawah (kasra) dan depan
(dommah).
Dalam metode ini siswa dalam waktu yang telah ditentukan akan
mampu membaca al-Qur’an dengan baik, memang kelemahan dari metode ini
selalu siswa tidak mengenal huruf hijaiyah dengan baik, akan tetapi metode
ini merupakan sebuah solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada
siswa yang kurang mampu membaca al-Qur’an dengan tepat dan cepat.
Metode ini mendorong siswa untuk mengulang-ulang secara terus menerus
terhadap bacaan al-Qur’an yang diajarkan.
Dengan metode iqra’ siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep
membaca al-Qur’an dengan lebih baik. Membantu dalam pemanfaatan
ingatan ang lebih lama dan transfer pada situasi proses belajar yag baru,
disamping itu situasi pembelajaran lebih menggairahkan, mengembangkan
bakat atau kecakapan individu, menghindari diri dari cara tradisional. Dapat
memberi waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasiminasi dan mengakomodasi informasi secara langsung dengan
efektif.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode
iqra’ siswa benar-benar dilibatkan secara penuh dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa dituntut untuk membaca, mengenal huruf hijaiyah,
memahami materi, dan siswa memiliki minat, gairah, semangat dan tekun
dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan metode iqra’ yang
dipergunakan guru dalam mengoperasionalkan surat-surat pendek yang
terdapat dalam al-Qur’an.
G. Hipotesis Tindakan
Melalui metode Iqra’ dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III
SD Negeri Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu dalam
membaca al-Qur’an pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
H. Metode penelitian
a. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Setting Penelitian Tindakan Kelas in adalah di SD Negeri 012
Setako Jaya Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 012 Setako Jaya
Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu dengan jumlah siswa
sebanyak 32 orang. Siswa laki-laki berjumlah 16 orang dan siswa
perempuan berjumlah 16 orang.
b. Variabel Penelitian
1) Penerapan Metode Iqra’
Metode iqra’yaitu salah satu metode yang dipergunakan dalam
pembelajaran al-Qur’an dengan indikator :
a) Pengenalan bunyi huruf hijaiyah yang ditulis di papan tulis.
b) Membaca bunyi huruf hijaiayh dengan baik dan benar.
c) Membimbing siswa dalam mengucapkan bunyi huruf hijaiyah.
d) Memotivasi siswa dalam mengucapkan bunyi huruf hijaiyah.
e) Memotivasi siswa dalam mengulangi bunyi huruf hijaiyah yang
bersambung dengan baik.
f) Menyuruh siswa untuk melafalkan bunyi surah-surah pendek
dengan benar.
2) Kemampuan Membaca
Kemampuan siswa membaca al-Qur’an dan mampu mengikuti
penerapan metode iqra’ yang dilaksanakan dapat ditentukan dengan
indikator :
a. Mampu membaca dengan baik.
b. Penguasaan/ pengenalan bunyi huruf hijaiyah.
c. Pengenalan bunyi dari yang mudah kepada yang sulit.
d. Pengenalan perbedaan bunyi pada huruf hijaiyah yang hampir
memiliki makhraj yang sama.
e. Hafal beberapa kalimat al-Qur’an dari surah-surah pendek.
c. Rencana Tindakan
1) Tahap Perencanaan
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Menyiapkan materi pembelajaran (surat-surat pendek).
3. Menyusun kalimat-kalimat surat-surat pendek secara sestematis.
4. Menyusun tes kalimat-kalimat dari surat-surat pendek yang
disambung-sambunga dan dibuat pilihan jawabannya.
5. Menyiapkan lembaran observasi.
6. Menentukan observer.
2) Tahap Pelaksanaan
1. Pendahuluan (10 Menit)
a. Memberikan apersepsi.
b. Guru memberikan persyaratan proses pembelajaran.
c. Guru memotivasi sebagai pembukaan pelajaran.
d. Guru memberikan infirmasi tentang tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
a. Guru mengaplikasikan metode iqra’ dalam proses
pembelajaran dengan efektif.
b. Guru memperkenalkan kepada siswa bunyi huruf-huruf
hijaiyah yang telah ditulis dengan baik di papan tulis untuk
dibaca dan diulangi secara kontinu.
c. Gutu memberikan dorongan kepada siswa untuk bertindak
aktif dalam mengucapakan kalimat dari surah-surah pendek
yang sesuai dengan kemampuannya.
d. Guru memotivasi siswa agar tidak bersikap dan berfikir
pasif, menerima dan memahami pelajaran.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
a. Guru menyimpulkan pembelajaran/ mengulangi cara
membaca surat-surat pendek dengan benar.
b. Guru menguji kemmapuan siswa (pemberian tes)
3) Tahap Obserasi
a. Observer melakukan pengamatan atas keaktivan guru dan siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
b. Melakukan pencatatan atas hasil pengamatan ke dalam lembaran
observasi.
c. Menyimpulkan hasil pengamatan untuk mendapatkan
keberhasilan dan kekurangan-kekurangannya.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
a. Data yang sudah terkumpul dianalilsis secara kualitatif dan
kuantitatif. Analisa kuantitatif digunakan untuk memperoleh
frekuensi siswa dalam beraktifitas serta lembaran nilai hasil
belajarnya. Untuk gambaran aktifitas siswa, suasana kelas dan
aktifitas guru dianalisis secara kualitatif.
b. Berdasarkan analisis data, guru bersama observer melakukan
diskusi atas :
1. Kelemahan/ kekurangan yang ada pada pelaksanaan
tindakan.
2. Tingkat keberhasilan berdasarkan standar yang telah
ditentukan.
3. Kemungkinan-kemungkinan penyebab kurang berhasilnya
pencapaian tujuan.
4. Menyusun rencana tindakan perbaikan untuk siklus
berikutnya.
d. Data dan Cara Pnegumpulannya
Dari judul PTK dimuka, jenis data cara pengumpulannya adalah
sebagai berikut :
1. Sumber data, sumber data dari rindakan kelas ini adalah siswa dan
peneliti.
2. Jenis data, jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan
data kualitatif yang terdiri dari :
a. Rencara Pembelajaran
b. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran hasil
belajar.
3. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar : diperoleh melalui pot test dan pre test.
b. Data tentang situasi pembelajaran, diperoleh melalui lembaran
observasi.
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan
pelaksanaan didapat dari rencara permbelajaran dan lembaran
observasi.
e. Indikator Kinerja
Berdasarkan judul dimuka, penelitian ini dikatakan berhasil apabila
85% siswa mampu membaca surah-surah pendek dan mampu menjawab
tes yang berkaitan dengan surah-surah pendek dan mampu menjawab tes
yang berkaitan dengan surah-surah pendek serta memperoleh nilai tes
minimal 65.
f. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan yang berisi tentang : Latar Belakang, Permasalahan
(Iedentifikasi Masalah, Batasan Masalah Dan Rumusan Masalah). Cara
Pemecahan Masalah, Tujuan Penelitian, Kerangka Teoritis, Kerangka
Berfikir, Hipotesis Tindakan, Metode Penelitian Dan Sistematika
Penulisan.
Bab II Gambaran Umum Lokasi Penelitian yang berisi tentang :
Sejarah SD Negeri 012 Setako Jaya, Keadaan Guru, Keadaan Siswa,
Kurikulum dan Sarana dan Fasilitas.
Bab III Penyajian Data dan Pembahasan yang berisi tentang : Data
Sebelum Tindakan, Bentuk-bentuk Tindakan dan Data Setelah Tindakan.
Bab IV Penutup yang berisi tentang : Kesimpulan dan Saran serta
dilengkapi dengan Daftar Pustaka lampiran-lampiran penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
Djamarahm, Bahri, Syaiful & Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar , Jakarta : Rineka Cipta, 2006
Daradjat, Zakiah, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Fatahudin, M.T, Membaca dan Menulis Huruf Al-Qur’an, Jakarta : CV. Serajaya, 1982.
Hidayat, Maulana & Ahmadi Roifudin, Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar Kelas III,Jakarta : CV. Indrajaya, 2006.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, jakarta : CV. Raja Grasindo Persada, 2008.
Rahim, Faridah, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Jakarta : Bumi Aksara, 2005.
Supardi, Masrun, dkk, Senang Belajar Agama Islam SD Jilid 3 Untuk SD Kelas 3, Jakarta : Erlangga, 2007.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, bandung : Rineka Cipta, 2005.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Sobry, M. Sutikno, Materi Pokok Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1996.
Werkanis & Hamadi, Marlius. Strategi Mengajar dalam Proses Belajar Mengajar. Riau : Sutra Benta Perkasa, 2005.