41
DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS PENYUSUN DGD. DHARMA SANTHI BAGIAN PATOLOGI KLINIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017

DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

DIKTAT PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK

GLORY® DIAGNOSTICS

PENYUSUN

DGD. DHARMA SANTHI

BAGIAN PATOLOGI KLINIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2017

Page 2: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi

Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami

dapat menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia Klinik Glory ® Diagnostics ini

tepat pada waktunya. Buku ini dimaksudkan untuk menuntuk mahasiswa

S1 Farmasi dalam melakukan praktikum kimia klinik menggunakan reagen

Glory ® Diagnostics.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan – rekan yang telah

membimbing dan meluangkan waktunya dalam tiap kesempatan sehingga

menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia Klinik ini dapat kami selesaikan

tepat pada waktunya.

Penulis menyadari menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia Klinik ini

jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran membangun sangat penulis

harapkan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan menyelesaikan Diktat

Praktikum Kimia Klinik ini. Semoga menyelesaikan Diktat Praktikum Kimia

Klinik ini dapat diterima dan bermanfaat.

Denpasar, 1 Februari 2017

Penulis

Page 3: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

DAFTAR ISI

SPEKTROFOTOMETRI ......................................................................... 1

UREA/ BUN ...................................................................................... 12

CREATININ ...................................................................................... 16

GLUCOSA MR ................................................................................... 19

ASAM URAT MR ................................................................................ 23

CHOLESTEROL TOTAL MR ................................................................. 27

GAMMA – GLUTAMYLTRANSFERASE (Ƴ-GT) BR................................... 31

TOTAL PROTEIN ……………………………………………………........................ 35

BILIRUBIN TOTAL …................................…………………………..……....... 39

BILIRUBIN DIRECT ……………………………………..........………………........... 42

PUSTAKA ......................................................................................... 47

Page 4: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

SPEKTROFOTOMETRI

Pengertian Dasar Spektrofotometer Vis, UV, UV-Vis

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara

kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi

dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut

spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV

dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun

yang lebih berperan adalah elektron valensi.

Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga

sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.

Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik,

radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau

dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,

spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.

Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama

yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi

elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau

pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara materi

dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan

pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun medan

magnet termasuk gelombang elektromagnetik.

Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai

sifat dualistik cahaya yaitu:

1) Sebagai gelombang

2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.

Page 5: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui

misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang

gelombang (l) didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak.

Energi dan frekuensi suatu foton akan berbanding terbalik dengan

panjang gelombang tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan

berbanding lurus dengan frekuensinya. Misalnya: energi yang dihasilkan

cahaya UV lebih besar dari pada energi yang dihasilkan sinar tampak. Hal

ini disebabkan UV memiliki panjang gelombang (λ) yang lebih pendek

(100–400 nm) dibanding panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak

(400–800 nm).

Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi penyerapan

cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga

spektrofotometri disebut juga sebagai spektroskopi absorbsi.

Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki

prinsip kerja yang sama yaitu “adanya interaksi antara materi dengan

cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu”. Perbedaannya

terletak pada panjang gelombang yang digunakan.

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut

spektrofotometer terdiri dari :

“Sumber cahaya – Monokromator – Sel sampel – Detektor – Read out”

Page 6: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

Gambar 1. Instrumen Spektrofotometri

Fungsi masing-masing bagian:

1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar

polikromatis dengan berbagai macam rentang panjang

gelombang. Untuk sepktrofotometer

UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi

hidrogen

VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu

wolfram

UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi

monokromator

Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang

yaitu mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar

polikromatis menjadi cahaya monaokromatis. Jenis monokromator

yang saat ini banyak digunakan adalan gratting atau lensa prisma

dan filter optik.

Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum

cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya

Page 7: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada

banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis

pemeriksaan.

Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya.

dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan

panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di

atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel

– UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet

biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang

terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan

yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga

penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet

biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.

– IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya

dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk

larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan

untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang dimiliki

sangat sedikit dan harganya mahal

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari

sampel dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat

sebuah detektor :

Kepekaan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga

radiasi

Page 8: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

Macam-macam detektor :

Detektor foto (Photo detector)

Photocell, misalnya CdS.

Phototube

Hantaran foto

Dioda foto

Detektor panas

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap

besarnya isyarat listrik yang berasal dari detektor.

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya

polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang

gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang

memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang

ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh

suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar

(vibrasi) jika dikenai suatu energi.

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan

elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan

elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah

cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron

ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi).

Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih

rendah lagi misalnya pada gelombang radio.

Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi

suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam

sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang

Page 9: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian

akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.

Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya

yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat tidak

dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan

cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses

penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel

Dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang

atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel.

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya

yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan

hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: “jumlah radiasi cahaya

tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau

ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari

konsentrasi zat dan tebal larutan”.

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan

yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:

1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa

sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal

(monokromatis).

Page 10: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan

tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam

satu larutan.

3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang

(tebal kuvet) yang sama.

4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.

Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak

terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau

suspensi yang ada di dalam larutan.

5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan

menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan

spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:

1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan

penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen

yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.

2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau

kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi

sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan

pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari

alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

Spektrum UV dan UV-VIS

Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di daerah

ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh suatu

senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan transisi

elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang

Page 11: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi.

Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada

mudahnya promosi elektron.

Molekul- molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi

elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek.

Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada

panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya

dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang

lebih mudah dipromosikan dari padasenyawa yang menyerap pada

panjang gelombang lebih pendek (Herliani, 2008).

Absorpsi spektrofotometri UV-Vis adalah istilah yang digunakan ketika

radiasi ultraviolet dan cahaya tampak diabsorpsi oleh molekul yang diukur.

Alatnya disebut UV-Vis spektrofotometer. Spektrofotometer UV-Vis (Ultra

Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang biasa

digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.

Spektrofotometer UV-Vis pada umumnya digunakan untuk:

1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang

terkonyugasi dan ausokrom dari suatu senyawa organik.

2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang

gelombang maksimum suatu senyawa.

3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif

dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh

sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup

untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang

lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan

ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis

mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang

Page 12: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini sangat berguna untuk

pengukuran secara kuantitatif. Sinar ultraviolet berada pada panjang

gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang

gelombang 400-800 nm.

Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satu lembah dan satu puncak,

sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan panjang

gelombang (λ). Bilangan gelombang adalah (v) adalah satu satuan per

panjang gelombang.

Kebanyakan penerapan spektrofotometri UV-Vis pada senyawa organik

didasarkan n-π* ataupun π-π* karena spektrofotometri UV-Vis

memerlukan hadirnya gugus kromofor dalam molekul itu. Transisi ini

terjadi dalam daerah spektrum (sekitar 200 ke 700 nm) yang nyaman

untuk digunakan dalam eksperimen. Spektrofotometer UV-Vis yang

komersial biasanya beroperasi dari sekitar 175 atau 200 ke 1000 nm.

Identifikasi kualitatif senyawa organik dalam daerah ini jauh lebih terbatas

daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita serapan terlalu lebar

dan kurang terinci. Tetapi, gugus-gugus fungsional tertentu seperti

karbonil, nitro dan sistem tergabung, benar-benar menunjukkan puncak

yang karakteristik, dan sering dapat diperoleh informasi yang berguna

mengenai ada tidaknya gugus semacam itu dalam molekul tersebut.

Page 13: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

UREA/ BUN

Urease/ GIDH

Metode Enzimatik UV

Kinetik

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Urea/ BUN dalam

serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Urea/ BUN

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Urea/ BUN dalam sampel

serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Urea dalam sampel akan dihirolisis oleh enzim urease menjadi amonia dan

karbon dioksida. Dengan adanya NADH dan Oxoglutarat, Amonia yang

terbentuk dikonversi menjadi glutamat dengan bantuan enzim glutamat

dehydrogenae (GIDH).

Reaksi Enzimatis :

Urea + H2O 2NH4+ + CO2

2 – Oxoglutarat + NH4+ + 2NADH L – Glutamate + 2NAD++ 2H2O

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

Urease

GIDH

Page 14: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen R1 (Buffer Urease/ GIDH: TRIS buffer 1125 mmol/L pH

7.4; 2-oxoglutarat 10 mmol/L; urease > 140 U/mL; Glutamate

dehydrogenase > 120 U/mL)

- Reagen R2 (Coenzym NADH 1.50 mmol/L)

- Kalibrasi / Standar/ CAL: standar Urea 50 mg/dL (8.3 mmol/L)

- Working reagent:

Campur 4 ml R1 dengan 1 ml R2. Stabil selama 2 bulan dalam suhu

penyimpanan 2 – 80C

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan working reagent: Campur 4 ml R1 dengan 1 ml R2

4. Siapkan larutan CAL/ Standar

5. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 15: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

6. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Working reagen 1 mL 1 mL 1 mL

Aquadest 100 µl - -

Standar - 100 µl -

Sampel - - 100 µl

7. Campuran dihomogenkan, lalu diinkubasi selama 1 menit pada suhu

25o/30oC atau selama 30-40 detik pada suhu 37oC

8. Lalu absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 340 nm

9. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar urea/ BUN pada sampel

KALKULASI

Kadar Urea = X C Standar mg/dL

INTERPRETASI HASIL

Bayi (< 10 hari)

: 6.4 – 53.5 mg/dL (1.1 – 9.0 mmol/ L)

Dewasa (12 - 60 tahun)

: 15 – 40 mg/dL (2.5 – 6.6 mmol/ L)

A sampel

A standar

Page 16: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

KREATININ

Metode Kinetik Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Kreatinin dalam

serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Kreatinin dalam

serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Kreatinin dalam sampel

serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Prosedur pemeriksaan merupakan modifikasi dari metode Jaffe (reaksi

pikrat). Dalam kondisi alkali, Kreatinin bereaksi dengan ion pikrat

membentuk kompleks kemerahan. Kecepatan pembentukan kompleks

dalam interval waktu tertentu sebnding dengan konsentrasi kreatinin

dalam sampel.

Reaksi Kinetis :

Kreatinin + Asam Pikrat Kompleks berwarna kemerahan

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

pH > 12

370C

Page 17: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen R1: Asam Pikrit 25 mmol/L

- Reagen R2: Buffer Alkaline (Phosfate buffer 300 mmol/L, pH

12.7, SDS 2.0 g/L (w/v)

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar Kreatinin 2 mg/dL (177 µmol/L)

- Working reagent:

Campur 1 ml R1 dengan 1 ml R2. Stabil selama 1 minggu dalam suhu

suhu ruangan dan terhindar dari cahaya

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan working reagent: Campur 4 ml R1 dengan 4 ml R2

4. Siapkan larutan CAL/ Standar

5. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

6. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Working reagen 1 mL 1 mL 1 mL

Aquadest 100 µl - -

Standar - 100 µl -

Sampel - - 100 µl

Page 18: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

6. Campuran dihomogenkan, absorbansi larutan dibaca dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm.

7. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Kreatinin pada sampel.

KALKULASI

Kadar Kreatinin = X C Standar mg/dL

INTERPRETASI HASIL

Laki - laki

: 0.70 – 1.20 mg/dL (62 – 106 mol/ L)

Perempuan

: 0.50 – 0.90 mg/dL (44 – 80 mol/ L)

A sampel

A standar

Page 19: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

GLUKOSA MR

Metode Enzimatik Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Glukosa dalam

serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Glukosa dalam

serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Glukosa dalam sampel

serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Dalam reaksi Trinder, glukosa dioksidasi menjadi D-glukonat oleh glucose

oxidase (GOD) serta terbentuk hidrogen peroksida. Reaksi oksidasi antara

phenol dan 4-aminoantipyrine (4-AA) yang dikatalisasi oleh Peroksidase

(POD) membentuk quioneimine yang berwarna merah yang sebanding

dengan konsentrasi glukosa dalam sampel.

Reaksi Enzimatis :

-D-Glucose + H2O + O2 D-Gluconate + H2O2

4-AA + Phenol Quinoneimine + H2O

H2O2

POD

GOD

Page 20: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RI (Monoreagen): Buffer phosfate 100 mmol/L, pH 7.5,

glucose oxidase > 10 KU/L, Peroksidase > 2 KU/L, 4-

Aminooantipyrine 0.5 mmol/L, phenol 5mmol/L

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar Glucosa 100 mg/dL (5.55

mmol/L)

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan reagen R1 dan Kalibrasi

4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 21: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

5. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Reagen R1 1.0 mL 1.0 mL 1.0 mL

Aquadest 10 µl - -

Standar - 10 µl -

Sampel - - 10 µl

8. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu

ruangan atau 5 menit pada suhu 370C

9. Absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 500 nm

10. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Glukosa dalam sampel

KALKULASI

Kadar Glukosa = X C Standar mg/dL

INTERPRETASI HASIL

Dewasa

: 70 - 105 mg/dL (3.89 – 5.83 mmol/ L)

Anak - anak

: 60 - 110 mg/dL (3.33 – 6.11 mmol/ L)

Bayi Baru Lahir : 40 - 60 mg/dL (2.22 – 3.33 mmol/ L)

A sampel

A standar

Page 22: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

ASAM URAT MR

Metode Enzimatik Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Asam Urat dalam

serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Asam Urat

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Asam Urat dalam sampel

serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Uricase mengoksidasi asam urat menjadi allantoin dan hidrogen peroksida.

Dengan adanya peroksidase (POD) dan hidrogen peroksida (H2O2),

campuran dichlorophenol (DCPS) dan 4-aminoantipyrine (4-AA) dioksidasi

membentuk Quinoneimine yang sebanding dengan konsentrasi asam urat

di dalam sampel.

Reaksi Enzimatis :

Asam Urat + 2H2O + O2 Allantoin + H2O2

4-AA + DCPS Quinoneimine + 4H2O

H2O2

POD

Uricase

Page 23: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RI (Monoreagen): Buffer phosfate 100 mmol/L, pH 7.8,

uricase > 50 U/L, Peroksidase > 1 KU/L, Ascorbate Oxidase >

0.1 mmol/L, 4-Aminooantipyrine 0.32 mmol/L, DCPS 2 mmol/L,

non-ionic tensioactives 2g/L (w/v)

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar Asam Urat 6 mg/dL (357

µmol/L)

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan reagen R1 dan Kalibrasi

4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 24: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

5. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Reagen R1 1.0 mL 1.0 mL 1.0 mL

Aquadest 25 µl - -

Standar - 25 µl -

Sampel - - 25 µl

6. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu

ruangan atau 5 menit pada suhu 370C

7. Absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 520 nm

8. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Asam Urat dalam sampel

KALKULASI

Kadar Asam Urat = X C Standar mg/dL

INTERPRETASI HASIL

Laki - laki

: 3.5 – 7.2 mg/dL (208 – 428 µmol/ L)

Perempuan

: 2.6 – 6.0 mg/dL (155 – 357 µmol/ L)

A sampel

A standar

Page 25: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

CHOLESTEROL TOTAL MR

Metode Enzimatik Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Choleterol Total

dalam serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Choleterol Total

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Choleterol Total dalam

sampel serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Pengukuran Cholesterol Total dalam serum melibatkan tiga enzim, yaitu:

Cholesterol Esterase (CE), Cholesterol Oxidase (CO), dan Peroksidase

(POD). Reaksi oksidasi antara phenol dan 4-aminoantipyrine (4-AA) yang

dikatalisasi oleh Peroksidase (POD) membentuk quioneimine yang

sebanding dengan konsentrasi cholesterol total dalam sampel.

Reaksi Enzimatis :

Cholesteryl esters Cholesterol + Fatty Acids

Cholesterol + O2 Cholestenone + H2O2

4-AA + Phenol Quinoneimine + 4H2O

H2O2

POD

CE

CO

Page 26: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RI (Monoreagen): PIPES 200 mmol/L, pH 7.0, Sodium

Cholate 1 mmol/L, Cholesterol Esterase > 250 U/L, Cholesterol

Oxidase > 250 U/L, Peroksidase > 1 KU/L, 4-Aminooantipyrine

0.33 mmol/L, Phenol 4 mmol/L, non-ionic tensioactives 2g/L

(w/v)

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar Cholesterol 200 mg/dL (5.18

mmol/L)

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan reagen R1 dan Kalibrasi

4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

5. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Page 27: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

Blanko Standar Sampel

Reagen R1 1.0 mL 1.0 mL 1.0 mL

Aquadest 10 µl - -

Standar - 10 µl -

Sampel - - 10 µl

6. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu

ruangan atau 5 menit pada suhu 370C

7. Absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 500 nm

8. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Cholesterol Total dalam

sampel

KALKULASI

Kadar Cholesterol Total = X C Standar mg/dL

INTERPRETASI HASIL

Risk Classification

TOTAL CHOLESTEROL

Desirable

: < 200 mg/dL (< 5.18 mmol/L)

Borderline High

: 200 – 239 mg/dL (5.18 – 6.2 mmol/L)

High

: > 240 mg/dL (> 6.2 mmol/L)

A sampel

A standar

Page 28: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

GAMMA – GLUTAMYLTRANSFERASE (Ƴ-GT) BR

Metode Enzimatik Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Ƴ-GT dalam serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Ƴ-GT dalam

serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Ƴ-GT dalam sampel serum

normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Gamma-glutamyltrasferase (Ƴ-GT) mengkatalisis perpindahan Ƴ-glutamyl

dari Ƴ-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide menjadi glycylglycine dengan

membentuk L- Ƴ-glutamyl- glycylglycine dan 5-amino-2-nitro-benzoate.

Jumlah 5-amino-2-nitro-benzoate yang terbentuk dimonitor secara kinetis

pada panjang gelombang 405nm, sebanding dengan aktivitas enzim Ƴ-GT

dalam sampel.

Formula ini merupakan metode satndar dari IFCC yang terdapat dalam

Clin.Chem Lab Med 2002;40(7): 734 – 738.

Reaksi Enzimatis :

(L-Ƴ-glutamyl)-3-carboxy-4-nitroanilide

(L- Ƴ-glutamyl)- glycylglycine + 5-amino-2-nitro-benzoate

Ƴ-GT

GLYCYGLYCINE

Page 29: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RI (Buffer/ Glycyglycine): TRIS 133 mmol/L, pH 8.2,

glycyglycine 138 mmol/L

- Reagen R2 (Substarte/ Glupa-C): (L-Ƴ-glutamyl)-3-carboxy-4-

nitroanilide 23 mmol/L

- Working reagent:

Campur 4 ml reagen R1 dengan 1 ml regen R2. Stabil selama 3 minggu

dalam suhu 2 – 80C atau 5 hari dalam suhu 15 – 250C

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest. Absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 500 nm

3. Siapkan working reagent: Campur 4 ml reagen R1 dengan 1 ml

regen R2

4. Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 30: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

5. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Working reagen 1.0 mL 1.0 mL 1.0 mL

Aquadest 100 µl - -

Sampel - - 100 µl

6. Campuran dihomogenkan, jalankan stopwatch

7. Inkubasi selama 1 menit, kemudian baca nilai absorbansi pada

spektrofotometri

8. Ulangi pembacaan absorbansi setelah 1, 2 , dan 3 menit

9. Hitung selisih absorbansi

10. Hitung rata – rata hasil untuk memperoleh ΔA/min

KALKULASI

Kadar Ƴ-GT = ΔA/min X 1111 U/L

Sampel dengan ΔA/min mencapai 0.2 pada 405 nm, sebaiknya diencerkan

1 : 10 dengan larutan normal saline. Hasil yang diperoleh dikalikan 10

INTERPRETASI HASIL

SUHU

370C 300C 250C

Laki – laki

10 – 50 U/L 7 – 35 U/L 5 – 25 U/L

Perempuan

8 – 35 U/L 6 – 25 U/L 6 – 25 U/L

Page 31: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

TOTAL PROTEIN

Metode Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Total Protein dalam

serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Total Protein

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Total Protein dalam sampel

serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Dalam reaksi Biuret, kelat terbentuk antara ion Cu2+ dengan ikatan

peptide pada protein dalam larutan alkaline, kemudian membentuk

kompleks yang berwarna violet (ungu) yang dapat terukur secara

fotometri. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi

protein di dalam sampel.

Reaksi Enzimatis :

Cu2+ + Serum Protein Kompleks Protein - Tembaga

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

- Mikropipet

pH > 12

25 – 370C

Page 32: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen R1 (Reagen Biuret): Cupri Sulfat 6 mmol/L, Sodium-

Potasium-Tartrat 21 mmol/L, Potasium Iodide 6 mmol/L, sodium

Hydroxide 0.75 mol/L

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar Total Protein 7 g/ dL (70g/L)

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan reagen R1 dan Kalibrasi

4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

5. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Blanko Standar Sampel

Reagen R1 1.0 mL 1.0 mL 1.0 mL

Aquadest 20 µl - -

Standar - 20 µl -

Sampel - - 20 µl

6. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 10 menit pada suhu 370C

7. Absorbansi larutan dibaca dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang 540 nm

Page 33: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

8. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Cholesterol Total dalam

sampel

KALKULASI

Kadar Total Protein = X C Standar mg/dL

Sampel dengan konsentrasi lebih dari 12 g/dL seebaiknya diencerkan

dengan larutan normal saline 1 : 2. Hasil yang diperoleh dikalikan 2

INTERPRETASI HASIL

Dewasa

: 6.6 – 8.7 g/dL (66 – 87 g/L)

Premature

: 3.6 – 6.0 g/dL (36 - 60 g/L)

Bayi Baru Lahir

: 5.3 – 8.9 g/dL (53 - 89 g/L)

Wanita Hamil

: Konsentrasi lebih rendah dari 69 – 61 g/L

A sampel

A standar

Page 34: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

BILIRUBIN TOTAL

Metode Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Bilirubin Total

dalam serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Bilirubin Total

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Bilirubin Total dalam

sampel serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Bilirubin diubah menjadi Azobilirubin yang berwarna oleh diazotized

sulfanilic acid yang dapat terukur secara fotometri. Dari dua fraksi bilirubin

dalam serum – bilirubin – glucoronide dan bilirubin bebas yang berikatan

dengan albumin, hanya bilirubin – glucoronide yang beraksi secara

langsung, sedangkan bilirubin yang berikatan dengan albumin akan

bereaksi setelah reaksi pertukaran dari protein dengan bantuan

accelerator. Perbedaan dari dua pengukuran bilirubin total (dengan

accelerator) dan bilirubin direct (tanpa accelerator) memungkinkan

perhitungan bilirubin indirect.

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

Page 35: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RT tdd: Sulfanilic Acid 29 mmol/L, hydrochloric acid 0.24

mol/L, Duposol® 3% (w/v)

- Reagen RD tdd: Sulfanilic Acid 29 mmol/L, hydrochloric acid 0.24

mol/L

- Reagen RN tdd: Sodium Nitrite 11.6 mmol/L

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Bilirubin Calibrator

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan working reagents: Campur 1 ml reagen RN dengan 4 ml

reagen RT

4. Siapkan Standar/ Kalibrasi: Rekonstitusi vial dengan menambahkan

secara tepat 1.0 ml aqua destilasi. Homogenkan campuran dan

biarkan selama 5 – 10 menit sebelum dipergunakan.

5. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 36: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

6. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Tabung Reagen Blanko

Sampel Blanko

Sampel CAL

Aqua destilasi 100 µL - - -

Sampel - 100 µL 100 µL -

CAL - 100 µL

RT - 1.0 mL - -

Working reagents 1.0 mL - 1.0 mL 1.0 mL

7. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 2 menit pada suhu

ruangan

8. Baca absorbansi sampel blanko terhadap aqua destilasi dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

9. Baca absorbansi sampel terhadap reagen blanko dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

10. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Bilirubin Total dalam sampel

KALKULASI

Kadar Bilirubin Total = X C Standar mg/dL

Sampel dengan konsentrasi lebih dari 20 mg/dL sebaiknya diencerkan

dengan larutan normal saline 1 : 2. Hasil yang diperoleh dikalikan 2.

INTERPRETASI HASIL

Dewasa

: Mencapai 1.0 mg/dL

Bayi Baru Lahir

Premature Cukup Bulan

Usia sampai 24 jam

: 1.0 – 6.0 mg/dL : 2.0 – 6.0 mg/dL

Usia sampai 48 jam

: 6.0 – 8.0 mg/dL : 6.0 – 7.0 mg/dL

A sampel – A sampel blanko

A Cal

Page 37: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

BILIRUBIN DIRECT

Metode Kolorimetri

TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar Bilirubin Direct

dalam serum.

2. Tujuan Instruksional Khusus

a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar Bilirubin Direct

dalam serum menggunakan reagen Glory® Diagnostics

b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Bilirubin Direct dalam

sampel serum normal dan patologis

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan

PRINSIP

Bilirubin diubah menjadi Azobilirubin yang berwarna oleh diazotized

sulfanilic acid yang dapat terukur secara fotometri. Dari dua fraksi bilirubin

dalam serum – bilirubin – glucoronide dan bilirubin bebas yang berikatan

dengan albumin, hanya bilirubin – glucoronide yang beraksi secara

langsung, sedangkan bilirubin yang berikatan dengan albumin akan

bereaksi setelah reaksi pertukaran dari protein dengan bantuan

accelerator. Perbedaan dari dua pengukuran bilirubin total (dengan

accelerator) dan bilirubin direct (tanpa accelerator) memungkinkan

perhitungan bilirubin indirect.

ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Yellow tip

- Blue tip

Page 38: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

- Mikropipet

- Spektrofotometer

- Stopwatch

- Tabung reaksi 3 ml

- Beaker glass

Bahan :

- Aquadest

- Reagen RT tdd: Sulfanilic Acid 29 mmol/L, hydrochloric acid 0.24

mol/L, Duposol® 3% (w/v)

- Reagen RD tdd: Sulfanilic Acid 29 mmol/L, hydrochloric acid 0.24

mol/L

- Reagen RN tdd: Sodium Nitrite 11.6 mmol/L

- Kalibrasi/ Standar/ CAL: Bilirubin Calibrator

- Sampel serum

CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam

suhu percobaan 370C.

2. Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan

aquadest

3. Siapkan working reagents: Campur 1 ml reagen RN dengan 4 ml

reagen RD

4. Siapkan Standar/ Kalibrasi: Rekonstitusi vial dengan menambahkan

secara tepat 1.0 ml aqua destilasi. Homogenkan campuran dan

biarkan selama 5 – 10 menit sebelum dipergunakan.

5. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko,

standar, sampel

Page 39: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

6. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :

Tabung Reagen Blanko

Sampel Blanko

Sampel CAL

Aqua destilasi 100 µL - - -

Sampel - 100 µL 100 µL -

CAL - 100 µL

RD - 1.0 mL - -

Working reagents 1.0 mL - 1.0 mL 1.0 mL

7. Campuran dihomogenkan, inkubasi selama 5 menit pada suhu 370C

8. Baca absorbansi sampel blanko terhadap aqua destilasi dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

9. Baca absorbansi sampel terhadap reagen blanko dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm

10. Absorbansi dicatat, lalu dihitung kadar Bilirubin Direct dalam sampel

KALKULASI

Kadar Bilirubin Direct = X C Standar mg/dL

Sampel dengan konsentrasi lebih dari 20 mg/dL sebaiknya diencerkan

dengan larutan normal saline 1 : 2. Hasil yang diperoleh dikalikan 2.

INTERPRETASI HASIL

Dewasa

: Mencapai 0.2 mg/dL

A sampel – A sampel blanko

A Cal

Page 40: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

PUSTAKA

Allain., C.C., Poon, L.S., Clau, C.S.G. Richmond, W dan Fu. 1974. Clinical

Chemistry. 20 : 470

Barham, D dan Trinder, P. 1972. Analyst. 97 : 142

Dachriyanus, Dr, 2004, Analisis Struktur Senyawa Organik Secara

Spektroskopi, Andalas University Press, Padang, Hal 1-2 dan 8-9

Day, R.A, dan Underwood A.L, 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi

Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal 390

Fossati, P., Prencipe, L dan Berti, Q. 1980. Clinicl Chemistry 26 : 22

Friedmenand Young. 2000. Effects of Disease on Clinical Laboratory Tests.

5th Ed. AACC

Gornall, A. G., Bardawill, C.S., dan david, MM. 1994. Journal of Biol.

Chem.177:751

IFCC methods for the measurements of catalytic concentration of

enzymes. Part 4. IFCC method for Ƴ-glutamyltransferase. 1983. J.

Clin.Chem.Clin.Biochem. 21:643 – 646.

Khopkar, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas

Indonesia (UI-Press), Jakarta, Hal 215-216

Pearlman, F.C dan Lee, R.T.Y. 1974. Clinical Chemistry. 20/4/447

Richmond, W. Ann. 1992. Clinical Biochemistry. 29 : 577

Special Report. 2001. Executive Summary of The Third Report of The

Nationa Cholesterol Education Program (NCEP) Expert panel on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adults

Treatment Panel III). JAMA 285: 2486

Szasz, G. 1969. Clin. Chem. 15: 124

Page 41: DIKTAT PRAKTIKUM KIMIA KLINIK GLORY® DIAGNOSTICS · 2017. 7. 31. · Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik

Tietz, N.W. 1987. Fundamental of Clinical Chemistry. p/940. WB. Saunders

Co., Philadelphia

Walters, M.I dan Gerarde, H.W. 1970. Microchemichal Journal. 15. 231

Whitfield, J.B., Moss, D.W., Neale, G., Orme, M., dan Breckenridge, A.

Brit.Meed.J.1: 136

Young DS. 2000. Effects of Drugs on Clinical Laboratory Tests. 5th ed

AACC Press