Upload
duongkhue
View
228
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................ ii
DAFTAR ISI …………………………………………………… iii
I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................ 2
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ...................................................... 2
III. VISI DAN MISI ........................................................................ 2
A. Visi ........................................................................ 2
B. Misi ........................................................................ 2
IV. TUJUAN DAN SASARAN ............................................................ 3
A. Tujuan ........................................................................ 3
B. Sasaran ........................................................................ 3
V. MASALAH YANG DIHADAPI ........................................................ 5
VI. KEBIJAKAN DAN STRATEGI ....................................................... 6
A. Kebijakan ........................................................................ 6
B. Strategi ........................................................................ 7
VII. PROGRAM DAN KEGIATAN ........................................................ 9
A. Program ........................................................................ 9
B. Kegiatan ........................................................................ 10
VIII. RENCANA KERJA TAHUN 2014 .................................................... 12
LAMPIRAN MATRIK RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2014
iv
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP)
mengacu pada Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang
penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan
nepotisme, Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan
birokrasi di lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran
yang sangat strategis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan
komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan. Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat
diketahui secara tepat seberapa jauh tingkat capaian kinerja,
kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya.
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui
berbagai kegiatan tahunan.
Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja
tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut
dari perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak
dicapai dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja
tahunan ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu
periode tertentu.
Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2014 memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja
serta target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun
2014. Dengan disusunnya rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator
kinerja serta target capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait
sehingga hasil yang dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk
mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan
berorientasi pada hasil.
2
B. Tujuan
1. Menghubungkan antara perencanaan strategis dan perencanaan
operasional secara terinci;
2. Membantu pencapaian hasil pelaksanaan program
3. Memudahkan proses pengukuran dan penilaian kinerja
4. Membantu pemantauan dan evaluasi kinerja
5. Membantu dalam menetapkan target kinerja
I. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
A. Tugas Pokok
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Direktorat Tanaman Semusim
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman semusim;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi
dan pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim;
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta
pemberdayaan dan kelembagaan tanaman semusim; dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Tanaman
Semusim.
II. VISI DAN MISI DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
A. Visi
Visi Direktorat Tanaman Semusim adalah Menjadi fasilitator dan
dinamisator terpercaya dalam memberikan pelayanan prima
pengembangan usaha budidaya Tanaman Semusim perkebunan yang
efisien, produktif, berdayasaing dan berkelanjutan.
B. Misi
Direktorat Tanaman Semusim menetapkan misinya sebagai berikut :
3
1. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha
budidaya tanaman semusim;
2. Memfasilitasi terwujudnya integrasi antar pelaku usaha budidaya
tanaman semusim dengan pendekatan kawasan;
3. Memotivasi penerapan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kondisi lokal;
4. Mendorong penumbuhan dan pemberdayaan kelembagaan petani.
III. TUJUAN DAN SASARAN
A. Tujuan
Dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan
tahun 2014 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis
Pembangunan Perkebunan 2014, maka tujuan Direktorat Tanaman
Semusim adalah :
1. Mendorong peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
semusim, peningkatan efisiensi dan keberlanjutan usaha;
2. Memfasilitasi peningkatan kemampuan, kemandirian, dan
profesionalisme pelaku usaha produksi perkebunan tanaman semusim,
terutama petani perkebunan (pekebun);
3. Meningkatkan hubungan sinergis antar pelaku usaha agribisnis
perkebun nan tanaman semusim;
4. Mendorong penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
melalui optimalisasi pemanfaatan lahan dan pengembangan agribisnis
perkebunan tanaman semusim yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan;
5. Memfasilitasi peningkatan kontribusi perkebunan tanaman semusim
dalam mengembangkan perekonomian wilayah melalui pendekatan
kawasan pengembangan perkebunan.
B. Sasaran Pembangunan Perkebunan Tanaman Semusim
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan, lebih lanjut ditetapkan
beberapa sasaran yang akan dicapai Direktorat Tanaman Semusim dalam
tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. Tersedianya berbagai pedoman umum untuk tercapainya peningkatan
produktivitas perkebunan tanaman semusim, terutama di wilayah-
wilayah potensial;
2. Terfasilitasinya pencapaian peningkatan pendapatan petani dengan
usaha pokok berbasis perkebunan tanaman semusim;
3. Terwujud dan terbinanya kelembagaan petani perkebunan tanaman
semusim, baik kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan non
ekonomi;
4
4. Terfasilitasinya peningkatan tambahan penyerapan tenaga kerja;
5. Terfasilitasinya pertumbuhan perekonomian wilayah terutama di
wilayah pedesaan.
Adapun sasaran pembangunan perkebunan tanaman semusim secara
umum dilihat dari luas areal, produksi dan produktivitas adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Sasaran Luas Areal Komoditas Unggulan Perkebunan
Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014
Komoditi
Luas Areal (000 ha)
2010 2011 2012 2013 2014
Tebu 465,000 450,297 452,297 454,297 456,297
Kapas 15,00 17,50 20,00 23,50 25,00
Tembakau 205,00 205,00 205,00 205,00 205,00
Nilam 14,00 15,00 16,00 17,00 18,00
Tabel 2. Perkembangan Produksi Komoditas Unggulan Perkebunan
Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014
Komoditi
Produksi (000 ton)
2010 2011 2013 2013 2014
Tebu (gula) 2.996,00 2.228,26 2.544,17 2.816,64 3.102,82
Kapas
(kapas berbiji) 26,25 33,00 40,00 57,00 63,00
Tembakau
(daun kering) 181,00 182,00 183,00 183,00 184,00
Nilam (daun kering) 91,00 97,00 106,00 116,00 124,00
5
Tabel 3. Perkembangan Produktivitas Komoditas Unggulan
Perkebunan Tanaman Semusim Tahun 2010 - 2014
Komoditi
Produktivitas (kg/ha)
2010 2011 2013 2013 2014
Tebu (gula) 6.450 4.950 5.630 6.200 6.800
Kapas (serat Berbiji) 1.750 1.900 2.000 2.200 2.500
Tembakau (daun
kering)
885 888 890 892 893
Nilam (Daun kering) 6.300 6.400 6.500 6.550 6.600
Sasaran luas areal, produksi dan produktivitas untuk komoditi tebu adalah
revisi dari Restra sebelumnya dan merupakan sasaran yang dapat
dikendalikan oleh Kementerian Pertanian, seperti pertanaman tebu dengan
menggunakan benih unggulan serta dilakukan perbaikan/penyempurnaan
manajemen tebang muat angkut. Target Produktivitas untuk kapas
menggunakan benih hibrida untuk provinsi Sulawesi Selatan.
IV. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Pengembangan agribisnis perkebunan tanaman semusim masih belum
optimal. Hal ini terkait dengan kendala beragam yang dihadapi dalam
pengembangan agribisnis dimaksud yang sifatnya sangat khas antara
pengembangan satu komoditas dengan komoditas lainnya. Pada agribisnis
berbasis tebu, misalnya, kita menyaksikan adanya persoalan kelembagaan.
Kondisi ini telah menyebabkan rendahnya efisiensi, produktivitas dan mutu
hasil industri gula nasional. Teknologi yang sebenarnya sudah tersedia untuk
mendukung pengembangan agribisnis berbasis tebu tidak dapat dioptimalkan
penggunaannya, sehingga petani menerapkan pola dan teknik budidaya yang
jauh dari standar yang seharusnya diikuti. Di lapangan ditemukan pula
adanya kesalahan manajemen, sebagai contoh: dalam penentuan jadual
tebang atau ketersediaan tenaga tebang yang tidak sesuai dengan rencana
penebangan di suatu wilayah pabrik gula, keterbatasan ketersediaan bibit
unggul, lokasi bahan baku yang ratusan kilometer dari pabrik dan sebagainya.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah dalam hal tataniaga gula yang
fluktuatif dan seringkali terancam oleh pergerakan harga gula internasional
hingga mencapai ke tingkat yang tidak dapat memberikan insentif bagi para
pelaku usaha pergulaan.
6
Pada agribisnis serat kapas juga masih menghadapi beberapa kendala.
Tanaman kapas merupakan tanaman semusim yang memerlukan suplai
pengairan yang tepat waktu dan jumlah, di sisi lain pengembangan kapas pada
umumnya pada lahan marginal (kering) yang sistem pengairannya tergantung
dari iklim, sehingga apabila terjadi pergeseran musim sangat mempengaruhi
produksi dan mutu serta kapas. Disamping itu kendala teknologi juga masih
dirasakan petani, terutama gangguan organisme pengganggu tumbuhan (hama
dan penyakit) yang mengakibatkan tingginya biaya pemeliharaan, terutama
komponen pestisida. Sementara itu, teknologi rekayasa genetika yang
menghasilkan varietas kapas transgenik masih memerlukan waktu dalam
penerapannya secara luas, mengingat diperlukan berbagai uji, terutama
pengaruhnya terhadap lingkungan. Hal lain yang perlu menjadi perhatian juga
adalah keterbatasan lahan untuk pengembangan tanaman kapas. Para pakar
serat kapas memperkirakan kemampuan Indonesia dalam mengembangkan
serat kapas maksimal 30% dari kebutuhan nasional. Hal ini terkait dengan
kenyataan bahwa Indonesia hanya memproduksi kapas serat pendek sebagai
pencampur kapas serat panjang yang diimpor. Oleh karenanya, perlu segera
mendorong para pelaku industri tekstil untuk mulai menyusun design
pengembangan agribisnis berbasis serat alam lainnya, seperti rami, rosela,
jute, kenaf, abaka, dan lain-lain.
Pada agribisnis tembakau, dijumpai adanya kecenderungan kelebihan
penawaran di sentra produksi tembakau, seperti tembakau jenis virginia dan
rakyat. Hal ini menyebabkan kesulitan pemasaran hasil, terutama bagi petani
tembakau yang belum terorganisasi dalam hubungan kemitraan dengan pabrik
rokok/perusahaan pengelola. Khusus tembakau jenis virginia FC (krosok),
untuk pengovenan mengalami kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar
minyak tanah (BBMT) sehingga perlu segera dilakukan diversifikasi ke bahan
bakar alternatif (BBA), seperti batubara, LPG dan bio-briket.
Pada pengembangan tanaman nilam permasalahan utama yang dijumpai
adalah adalah mutu, tingkat harga dan fluktuasi harga. Semua pelaku usaha
(petani, penyuling dan eksportir) menerima resiko kerugian yang sama akibat
masalah tersebut. Sedangkan permasalahan mutu minyak nilam merupakan
akumulasi dari masalah mutu bahan baku tanaman, penggunaan alat
penyuling dan teknologi proses, serta apresiasi / insentif harga terhadap mutu
yang lebih baik.
V. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
Guna mencapai Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Direktorat Tanaman
Semusim, serta sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi, serta
memperhatikan arah kebijakan pembangunan perkebunan tahun 2014
maka Kebijakan Direktorat Tanaman Semusim tahun 2014 dirumuskan
dalam kebijakan umum dan kebijakan teknis sebagai berikut:
7
1. Kebijakan Umum
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, kebijakan
umum pembangunan tanaman semusim adalah: Mendorong dan
memfasilitasi peningkatan pelayanan untuk pengembangan usaha
budidaya tanaman semusim perkebunan.
2. Kebijakan Teknis
Kebijakan teknis pembangunan tanaman semusim adalah Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim melalui :
a. Pengembangan komoditi tanaman semusim dengan memanfaatkan
potensi yang ada berbasis sumberdaya local, pengembangan
IPTEK dan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam;
b. Peningkatan kemampuan SDM;
c. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha;
d. Peningkatan investasi usaha tanaman semusim sesuai kaidah
pengelolaan SDA dan lingkungan hidup;
e. Pengembangan system informasi tanaman semusim.
B. Strategi
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta implementasi
kebijakan pembangunan tanaman semusim, strategi dan rencana aksi
yang akan ditempuh selama tahun 2013 adalah mengoptimalkan peran
organisasi Direktorat Tanaman Semusim dalam memfasilitasi
pengembangan usaha budidaya tanaman semusim dan peningkatan peran
kelembagaan perkebunan dengan rincian sebagai berikut :
a. Pengembangan Komoditi Tanaman Semusim
Tingkat produktivitas dan mutu tanaman semusim dewasa ini masih
belum mencapai standar baku disebabkan karena sebagian besar atau
hampir seluruhnya diusahakan oleh petani perkebunan rakyat
(pekebun) yang pada umumnya belum melaksanakan praktek
budidaya yang baik dan benar, seperti belum seluruhnya
menggunakan benih unggul dan teknis budidaya belum sepenuhnya
mengikuti baku teknis. Untuk itu dalam pengembangan tanaman
semusim perlu dilakukan berbagai upaya seperti :
- Intensifikasi dan diversifikasi
- Penyediaan benih unggul bermutu
- Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan
- Mendorong penerapan standard mutu sesuai dengan kebutuhan
pasar.
8
b. Peningkatan SDM
Sumberdaya manusia utama dalam pengembangan tanaman semusim
adalah pelaku usahanya, yaitu petani, kelompok tani, dan petugas.
Kondisi SDM yang ada saat ini masih perlu untuk ditingkatkan
kualitasnya, khususnya dalam hal pengetahuan dan keterampilannya di
bidang usaha tani melalui :
- SDM Petugas
Peningkatan kualitas moral, dan etos kerja petugas
Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun
sistem pengawalan yang efektif
Peningkatan penerapan sistem rekruitmen dan karir yang
terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang
profesional
- SDM Petani dan Masyarakat
Peningkatan kemampuan dan kemandirian petani untuk
mengoptimalkan usahanya secara berkelanjutan
Fasilitasi peningkatan kemampuan petani untuk dapat
mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya dalam
memperkuat usahanya
Penumbuhan kebersamaan dan pengembangan kemampuan
petani dalam mengelola kelembagaan petani dan kelembagaan
usaha serta menjalin kemitraan.
c. Pengembangan Kelembagaan Petani dan Kemitraan Usaha
Dalam rangka mengembangkan kelembagaan petani dan kemitraan
usaha, strategi yang dilakukan adalah :
- Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian
kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra
terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya
yang tersedia;
- Mendorong terbentuknya kelembagaan komoditas tanaman
semusim yang tumbuh dari bawah;
- Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan
kelembagaan usahanya;
- Mendorong kemitraan yang saling menguntungkan, saling
menghargai dan saling bertanggungjawab.
9
d. Peningkatan Investasi Usaha
Dalam rangka mendorong terciptanya iklim investasi usaha yang
kondusif, dan meningkatkan peran serta pekebun, UMKM, masyarakat,
swasta untuk berinvestasi di bidang agribisnis tanaman semusim, pihak
perbankan telah menyediakan kredit program dan kredit komersial,
seperti Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha
Rakyat (KUR). Strategi yang dilakukan adalah :
- Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh
kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi usaha;
- Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan untuk
pengembangan tanaman semusim, terutama untuk UMKM;
- Mempercepat proses pelayanan kepada pelaku usaha.
e. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pembangunan perkebunan tanaman semusim tersebar di hampir
seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Untuk penyebarluasan informasi
terkait dengan SDM, teknologi, pasar, dan hasil capaian pembangunan
secara akurat dan tepat waktu dari berbagai lokasi dibutuhkan suatu
sistem informasi manajemen di setiap tingkatan (Pusat, Provinsi dan
Kabupaten). Dalam rangka pengembangan sistem informasi
manajemen tanaman semusim ditempuh srategi sebagai berikut :
- Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan
menyusun dan menyebarluaskan informasi yang lengkap
mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, sumber permodalan,
capaian usaha perkebunan untuk mendorong dan menumbuhkan
minat pelaku usaha secara keseluruhan;
- Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi lainnya yang terkait.
VI. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
A. Program
Program Direktorat Tanaman Semusim mengacu pada program Direktorat
Jenderal Perkebunan yaitu peningkatan produksi, produktivitas dan mutu
tanaman perkebunan yang berkelanjutan yang dimaksudkan untuk
memfasilitasi dan mendorong upaya-upaya untuk peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman semusim.melalui intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh perlindungan
perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan organisasi
secara optimal. Prioritas kegiatan adalah membina, mengawal dan
memberikan bimbingan teknis pengembangan tanaman semusim, mulai
dari identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya, perbenihan, budidaya
dan pemberdayaan kelembagaan.
10
B. Kegiatan
Kegiatan pembangunan tanaman semusim adalah peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman semusim dilaksanakan berdasarkan skala
prioritas, agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif
dan efisien. Fokus kegiatan yang terkait dengan Direktorat Tanaman
Semusim adalah :
(1) Swasembada gula nasional;
(2) Pengembangan komoditas ekspor;
(3) Pengembangan komoditas pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
VII. Rencana Kerja Tahun 2014
Untuk mendukung tercapainya rencana Kinerja Direktorat Tanaman
Semusim Tahun 2014, maka disususnlah Rencana Kerja Direktorat
Tanaman Semusim Tahun 2014 sebagai berikut :
(1) Pengembangan Tanaman Tebu, meliputi :
a. Bongkar Ratoon seluas 15.000 Ha di 7 Provinsi 56 Kabupaten
b. Rawat Ratoon seluas 55.000 Ha di 10 Provinsi 74 Kabupaten
c. Perluasan tebu seluas 9.000 Ha di 8 Provinsi 49 Kabupaten
d. Penataan Varietas Tebu di 9 Provinsi 39 Kabupaten
e. Pemberdayaan Pekebun dan Kelembagaan Petani Tebu 10 Paket
di 9 Provinsi
f. Operasional Tenaga Kontrak Lapangan (TKP) dan Petugas
Lapangan Pembantu TKP (PLP-TKP) sebanyak 443 orang di 10
Provinsi
g. Bantuan Peralatan yaitu :
- Alat putus akar sebanyak 268 unit di 11 Provinsi 67 Kabupaten
- Traktor sebanyak 127 unit di 9 Provinsi
- Alat Tebang sebanyak 110 paket di 9 Provinsi 74 Kabupaten
- Handtractor sebanyak 145 unit di 9 Provinsi 74 Kabupaten.
h. Sensus Lahan Tebu On-Line Lanjutan di 10 Provinsi
i. Pengawalan dan Monitoring Evaluasi Tebu di 11 Provinsi
(2) Penanaman Tanaman Nilam
a. Penanaman Nilam seluas 50 ha di 4 Provinsi dan 8 Kabupaten
b. Pemberdayaan Pekebun (Pembekalan/Pelatihan Penerapan SPO
Penanaman Nilam) sebanyak 8 paket di 4 Provinsi dan 8
Kabupaten.
c. Pengawalan Nilam di 4 Provinsi dan 8 Kabupaten.
11
(3) Penanaman Tanaman Kapas
a. Pembangunan Kebun Benih Sebar Kapas, seluas 50 ha di 4
Provinsi dan 16 Kabupaten
b. Penanaman Kapas seluas 1.000 ha di 4 Provinsi dan 16
Kabupaten.
c. Operasional Tenaga Kontrak Pendamping dan Petugas Lapangan
Pembantu TKP sebanyak 90 orang di 7 Provinsi
d. Pemberdayaan Pekebun dan Penguatan Kelembagaan Petani
Kapas sebanyak 181 orang di 4 Provinsi dan 16 Kabupaten.
e. Pengawalan Kapas di 4 Provinsi dan 16 Kabupaten.
(4) Pemberian Penghargaan Petani/Kelompok Tani Berprestasi di 31
Provinsi.
(5) Koordinasi Pembinaan dan Monev Pengembangan Tanaman Semusim
(Pusat) sebanyak 1 Paket.
12
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Semusim
Kegiatan : Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Semusim
Sasaran Target
(1) (3) Terfasilitasinya pengembangan budidaya 1. Swasembada Gula Nasional
tanaman semusim (Tebu, Kapas, - Tebu (000 ha) 456
tembakau dan nilam) 2. Pengembangan Komoditas
Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri
- Kapas (000 ha) 25
3. Pengembangan Komoditas Ekspor
- Tembakau (000 ha) 205
- Nilam (000 ha) 18
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM
TAHUN 2014
Indikator Kinerja
(2)