Upload
agung-nugroho-ote
View
43
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
DISAIN STUDI DALAM PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Minsarnawati Tahangnacca
PSIK-FKIK UIN Syarif HidayatullahJakarta Juni 2011
Concept Map
Descriptive Epidemiology
Hypothesis Analytic Epidemiology
Judging Causality
Prevention Strategies
Tipe-tipe Studi
Observational Deskriptif
Case Report or case series Ekologi (correlation) study Cross sectional
Analitik Cross sectional Case control Cohort
Experimental Randomizied Non Randomized
Tipe Studi I
Observational Study
Investigator hanya mengobservasi atau mengukur subyek penelitian, tapi tidak
melakukan intervensi/perlakuan
Prevalens TB Karakteristik penderita malaria Hubungan jumlah pasangan seksual dengan STD
Tipe Studi II
Interventions/experimental study
Adanya aktifitas dalam melihat perubahan faktor diterminan atau progres suatu penyakit
melalui perlakuan atau manipulasi.
Dampak pendidikan kesehatan yang diberikan secara intensif dalam peningkatan Index parasit
Dampak sistem manajemen baru
Observasional- Cross-sectional- Case control- Cohort
Berdasarkan arah (direction)- Maju (forward)- Mundur (backward)- Tanpa arah (non directional)
Berdasarkan Waktu (timing)- Prospective- Retrospective- Ambispective
Cross Sectional Study (Studi Potong Lintang)
Studi cross sectional disebut juga studi survei prevalens
Pada studi ini, status keterpajanan dengan faktor risiko dan status penyakit diukur secara simultan pada individu-individu dari populasi yang telah ditentukan
Pada studi cross sectional diperoleh informasi tentang:
Frekuensi penyakit Karakteristik dari penyakit(Yang dipotret pada waktu saat
bersamaan)
Analysis of cross-sectional study
Before starting any formal analysis, the data should be checked for any errors and outlines.
Obvious error must be corrected. The records of outliners should be examined excluded Checking normality of data distribution.
e.q. using the Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.
Standard descriptive statistics can then be used: mean, median, quartiles, and mode; measure of dispersion or variability such as : standard deviation; measure precision such as: standard error, and confidence intervals.
Uji Chi-square (X2) Mean can be compared using t-tests or analysis of
variance (ANOVA). More complex multivariate analysis can be carried out
such as multiple and logistic regression.
Tabel 2 x 2 Status kesehatan
Kategori Ya Tidak Total --------------------------------------------------Positif a b (a+b) (baris 1)Negatif c d (c+d) (baris 2)-------------------------------------------------- Total (a+c) (b+d) n (kolom 1) (kolom 2) (grand total)
UJI CHI-SQUARE (X2)
Untuk menguji hubungan antara dua variabelUntuk tabel 2 x 2, 2 x 3, 3 x 3, dsb.
UJI CHI-SQUARE .
(O – E) 2
Rumus X2 = Σ ----------- E O = Observed E = Expected (ad – bc)2 nX2 = ----------------------------- (a+b)(c+d)(b+d)(a+c)
Uji Chi-square.1. Perhatikan Tabel (Apa memenuhi syarat).2. Tetapkan α (alpha), 5% = 0.054. Hitung besar nilai Chi-square & df.5. Tetapkan apakah Ho ditolak/diterima.6. Menarik kesimpulan.
Syarat Uji Chi-square :1. Sampel harus besar. (n > 30).2. Sel-sel tidak boleh ada yg nol.3. Expected sel-sel harus > 5. Bila ada sel dg exp <5, max 20% dari jumlah sel.
Cross Sectional Study
Kelebihan: Relatif cepat dan lebih murah Sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan di bidang
kesehatan masyarakat: Mengukur status kesehatan Kebutuhan atas pelayanan kesehatan
Data dari studi potong lintang kebanyakan merupakan kasus-kasus prevalensi daripada kasus-kasus insidens memberikan informasi prevalensi suatu penyakit
Memberikan informasi faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan timbulnya penyakit untuk menguji hipotesa
Cross Sectional Study
Kekurangan: Karena pengukuran pemajan dengan
status penyakit dilakukan saat yang bersamaan maka tidak dapat dipastikan apakah pemajan mendahului penyakit atau sebaliknya
Tidak representatif untuk semua kasus Tidak efektif pada penelitian dengan kasus
yang jarang
Case Control StudyPenelitian untuk membuktikan hubungan sebab
akibat yang dilaksanakan dengan membandingkan pemaparan pada kelompok
kasus dan kelompok non kasus (kontrol)
PENELITIAN YANG MEMBANDINGKAN SATU KELOMPOK KASUS DENGAN SATU ATAU LEBIH
KELOMPOK BUKAN KASUS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DITELITI
(KLEINBAUM et al, 1982)
Kegunaannya:
- Melihat hubungan (asosiasi) atau menguji hipotesa,
- Mengidentifikasi/menemukan etiologi, faktor resiko & faktor prognostik,determinan dari penyakit atau masalah baru.
- Menjadi dasar dari upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit.
Cara:Desain ini dimulai dengan menentukan/menseleksi populasi penderita/kasus dan populasi pembandingnya (orang sehat atau orang dengan penyakit lain) yang disebut populasi kontrol.
Setiap kelompok kasus dan kontrol diselidiki/ digali informasi tentang pajanan /faktor resiko tertentu.
Arah penyelidikan :
Backward : dari penyakit menuju pajanan.
Populasi (sampel)
Efek (+) = kasus
Efek (-) = kontrol
(matching)
FR (+)
FR (-)
FR (+)
FR (-)
retrospektif
retrospektif
Kelompok yang dibandingkan (1)
Kasus: sekumpulan subyek yang sudah mengalami akibat (outcome) yang diteliti
Kontrol: sekumpulan subyek yang tidak mengalami akibat (outcome) yang diteliti
Kelompok yang Dibandingkan (2)Kasus Sudah mengalami akibat Ada kemungkinan terpapar dan ada kemungkinan
tidak terpapar Bila tidak menggunakan seluruh kasus, merupakan
wakit (representasi) dari kasus yang ada
Kelompok yang Dibandingkan (3)
Kontrol Tidak menaglami akibat yang diteliti Ada kemungkinan terpapar dan ada
kemungkinan tidak terpapar Bila tidak menggunakan seluruh kontrol,
merupakan wakil (representasi) dari kontrol yang ada.
Pemilihan kasus dan kontrol:Sumber kasus:1. Pasien RS2. Pasien PKM3. Data kasus penyakit pada pencatatan dan pelaporan rutin.4. Data kasus penyakit dari survei
Prinsip pemilihan kasus5. Tdk terpengaruh pajanan6. Tdk hrs mewakili seluruh populasi orang sakit7. Defenisi kasus jelas8. Prosedur diagnostik menggunakan instrumen yg valid dan
reliable.9. Dapat dipertimbangkan melakukan retriksi kasus untuk
mencegah counfounding.
Sumber kontrol:- Pasien penderita penyakit lain di RS.- Keluarga kasus (suami, istri,anak,
saudara)- Teman atau tetangga- Masyarakat di wilayah asal kasus
Apabila tidak ada kontrol yang memuaskan maka:
Dilakukan penelitian yang sama dengan menggunakan kontrol lain
Satu penelitian dengan beberapa kontrol
d đ
e o p o + p
ē q r q + r
o + q p + r N
OR = Odds pada kasusOdds pada kontrol
OR < 1OR = 1OR > 1 ?
Interpretasi Nilai OR
OR < 1, berarti sebagai faktor protektif OR = 1, berarti tidak ada hubungan OR > 1, berarti faktor risiko
OR < 1OR = 1OR > 1
?
Nilai Odds Ratio (OR) dikatakan bermakna jika nilai lower dan upper limit tidak mencakup nilai 1 (satu)
Case Control Study
Kelebihan:1.Cenderung lebih murah dibanding desain
analitik lainnya.2.Cenderung lebih hemat waktu dibanding
desain analitik lainnya.3.Efesien untuk penyakit yang jarang4.Dapat menyelidiki multiple exposure/risk
factor
Case Control Study
Kekurangan:1. Tidak efisien untuk menyelidiki
paparan/pajanan (exposure) yg jarang.2. Tidak bermanfaat untuk tujuan deskriptif3. Rentan terhadap bias seleksi karena info
tentang paparan dapat mempengaruhi seleksi subyek secara berbeda untuk kelompok kasus dan kontrol.
4. Tidak tepat jika outcome penyakit diukur sebagai variabel kontinyu.
Case Control Study
Kekurangan:4. Informasi tentang paparan, rentan
terhadap kesalahan pengukuran (khususnya apabila dikumpulkan secara retrospektif melalui ingatan (recall) atau catatan medik) karena diukur setelah penyakitnya terjadi. Kesalahan pengukuran ini dapat menjurus kepada bias (informasi), khususnya bila tingkat kesalahan pengukuran berbeda pada kasus dan kontrol.
5. Jika paparan yang diukur adalah paparan masa sekarang, problem yang lebih besar dapat terjadi yaitu bias temporal ambiguity.
Cohort Study
KARAKTERISTIK PENELITIAN KOHORT1. Bersifat observasional2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat3. Disebut sebagai studi insidens4. Terdapat kelompok kontrol5. Terdapat hipotesis spesifik6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif7. Untuk kohor retrospektif, sumber datanya
menggunakan data sekunder
Membandingkan insidens penyakit pada kelompok terpajan dengan insidens penyakit pada kelompok
tidak terpajan.
3 Karakteristik yang harus diperhatikan
Angka serangan tinggi pada yang terpapar Angka serangan rendah pada yang tidak
terpapar, sehingga perbedan atau ratio antara angka serangan menjadi tinggi
Sebagian besar kasus terpapar, sehingga pemapar dapat “menerangkan” sebagian besar dari kejadian
Kegunaan :Setiap klp kohort kemudian (follow up) dan diamati kapan dan berapa banyak dari subyek study yang berubah menjadi sakit (kasus baru)
Caranya : Desain ini dimulai dengan menentukan populasi berisiko yang pada awal pengamatan longitudinal dlm keadaan sehat dan membagi menjadi kelompok terpajan (E) dan tidak exposed dari faktor risiko tertentu.
Arahnya : forward (dari faktor risiko menjadi penyakit)
Populasi (sampel)
Exposure (+)
Exposure (-)
FR (+)
FR (-)
FR (+)
FR (-)
Prospektif
Prospektif
Subjek dengan efek negatif
SUMBER KELOMPOK TERPAPARA. Populasi umum, untuk keadaan berikut:
1. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi2. Mempunyai batas geografik yang jelas3. Secara demografik stabil4. Ketersediaan catatan demografik yang
lengkap dan up to date
B. Populasi khusus, untuk keadaan berikut:1. Prevalensi paparan dan kejadian penyakit
pada populasi umum rendah2. Kemudahan untuk memperoleh informasi yang
akurat dan pengamatan yang lebih terkontrol
SUMBER KELOMPOK TAK TERPAPARA. POPULASI UMUMB. POPULASI KHUSUS
Bisa dipilih dari populasi yang sama atau bukan dengan populasi terpapar
ANALISA DATA KOHORT
a b
c d
Perhitungan Relative Risk (RR)
outcome+ outcome-Exposure + a+b
Exposure – c+da+c b+d
a/(a+b)RISIKO RELATIF (RR)=
c/(c+d)
Cohort StudyKelebihan :- Arah penyelidikan logis, khususnya pada kohort prospektif,
sehingga lebih menjamin azas temporalitas.• Urutan Waktu Kejadian Yang Logis
E O- Dapat mengukur insidens (Memperkirakan Secara Langsung Risk Atau
Rate- Dapat membedakan faktor resiko dan prognostik- Cocok untuk exposure yang jarang- Dapat meneliti multiple outcome.
Kelemahan :- Potensi loss to follow-up, khususnya pada kohort prospektif- Tidak efisien untuk penyakit yang jarang- Mahal dan menghabiskan waktu- Kohort retrospektif membutuhkan catatan/ rekam
kesehatan yang lengkap dan teliti.
Case-Control Studies
Disease
Coh
ort
Stu
die
s
Fact
or
Present(cases)
Absent(not exposed)
Present(exposed)
Absent(controls)
A
DC
B
Perbedaan Case Control dan Cohort Study
CONTOH SOAL
1. Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Pada penelitian tersebut diambil 100 orang penderita kanker paru-paru yang dirawat di beberapa rumah sakit selama 1 tahun sebagai kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil 100 penderita penyakit lain. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90 orang perokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko merokok terhadap terjadinya kanker paru-paru!
Cont….
2. Dalam suatu penelitian yang menggunakan rancangan kasus-kontrol untuk menentukan hubungan antara infark miokard dengan rokok. Kelompok kasus terdiri dari 100 orang penderita infark miokard dan kelompok kontrol terdiri dari 200 orang bukan penderita miokard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 org penderita infark miokard terdapat 20 orang perokok dan diantara 200 orang bukan penderita infark miokard terdapat terdapat 14 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!
Experimental Study
Experimental Study Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan kemampuan
untuk mengendalikan semua kondisi lain yang relevan yang dapat mempengaruhi “outcome” yang diteliti
Studi eksperimental epidemiologi juga berakar pada konsep eksperimentasi ilmiah. Pada disain ini diupayakan faktor-faktor eksternal/luar direduksi
Ciri khas: intervensi/perlakuan
Menciptakan tiruan situasi dimana hanya satu faktor (yang berkaitan dengan outcome) yang akan bervariasi, sehingga memungkinkan mengamati efek variasi dari
faktor tersebut.
TIPE-TIPE STUDI1. Eksperimen murni: manipulasi faktor-faktor penelitian
dengan randomisasi (random assignment/allocatiion)1. Subtipe: Laboratory, clinical trial, community intervention
2. Eksperimen tidak murni (quasi): Tidak ada randomisasi pada saat melakukan manipulasi faktor-faktor penelitian
1. Subtipe: Clinical/Laboratory/ program or policy
1. EFFICACY : Apakah intervensi memberikan efek + jika diberikan secara tepat kepada orang tertentu
2. EFFECTIVENESS: Apakah intervensi memberikan efek + pada kondisi yang sesungguhnya di populasi target
LINGKUP MASALAH, TUJUAN DAN DISAIN
STUDI EKSPERIMEN
Berdasarkan Perlakuan:
1. EKSPERIMEN MURNI perlakuan dengan teknik randomisasi
2. EKSPERIMEN KUASI/SEMU perlakuan dengan teknik non randomisasi
Tujuan:Memperoleh penjelasan apakah perlakuan mengakibatkan perubahan pada status kesehatan
STUDI EKSPERIMEN
Berdasarkan unit eksperimen:
1. UJI KLINIK Eksperimen dengan pasien sebagai
subyek penelitian -> randomisasi secara individual
2. EKSPERIMEN LAPANGAN Dilakukan di lapangan -> subyek penelitian yg
belum terjangkiti penyakit yg diteliti.
3. INTERVENSI KOMUNITAS Eksperimen dimana unit eksperimentasinya
adalah komunitas yg belum sakit, tanpa randomisasi.
Eksprimen memberikan bukti yang nyata untuk menguji suatu hipotesis yang berhubungan dengan etiologi, kontrol penyakit atau pertanyaan ilmiah lainnya.
Eksprimen dapat berupa percobaan untuk : - Mencegah penyakit (percobaan propilaktik) - Menghilangkan proses penyakit yg tetap (percobaan terapeutik).
Prinsip Pelaksanaan Studi Eksprimental
Esensi dari suatu eksprimen adalah suatu sistem yang subjeknya diberikan perlakuan.
- Variabel independen: perlakuan pada subjek- Variabel Dependen: Efek dari perlakuan
PROTOKOL Prasyarat setiap percobaan eksperimen :
menegakkan prosedur standar. Protokol mencakup penjelasan tentang
karakteristik subjek yang dicatat pada awal penelitian
Pada penelitian terapeutik, tahap penyakit sangat penting.
Menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan, biasanya digunakan multicenter trial (spy lebih mudah mengontrol hasil yang tdk diketahui)
POPULASI REFERENSI & EKSPRIMEN
Populasi referensi : Kelompok yang menjadi perhatian pokok
Populasi Eksprimen : kelompok yang sebenarnya dipelajari
Karakteristik khusus populasi eksprimen (Lokasi geografi, status sosial ekonomi atau karakteristik lain) akan mempengaruhi hasil penelitian
Keterangan tentang informed konsent dan hak-hak subjek sebagai prasyarat mutlak etika dalam penelitian.Subjek harus diberitahu tentang keikutsertaannya dalam suatu eksprimen serta akibat-akibatnya.
PEMILIHAN SUBJEK Populasi subjek dibagi secara acak dalam sub kelompok. Subjek dibagi dalam 2 kelompok : 1. Kelompok eksprimen : menerima obat vaksin atau prosedur lain 2. Kelompok kontrol : tidak menerima perlakukan, prosedur plasebo atau terapi standar.
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MELAKUKAN PERCOBAAN EKSPRIMEN
1. Penetapan populasi eksperimen pada kelompok studi dan kontrol dilakukan setelah orang yang telah setuju untuk ikut berpartisipasi telah diidentifikasi.
2. Jika terdapat jumlah non partisipan dan pengurangan yang substansial, sulit untuk menggeneralisasikan hasil percobaan pada populasi eksperimen total.
Disain Penelitian Eksperimen
Pre Experimen
tal
True Experimen
tal
Factorial Experimen
talQuasi
Experimental
One shot Case StudyOne group pre-post test designIntact group comparison
Post test control design
Pre-post test control design
Time series design
Nonequivalent control group design
Disain Penelitian
Eksperimental
I. Pre Experimental Design Biasa digunakan untuk penelitian pendahuluan
(belum eksperimen sunguh-sungguh)
Disain Pre
Experimental
One shot Case Study
One group pre-post test design
Intact group comparison
O1 X O2
O1 X
O2
X : Treatmen
O : Observasi
O1 : Pre test
X : Treatmen
O2 : Post test
O1 : Setengah kelompok. Tanpa perlakuan
X : Treatmen
O2 : Setengah kelompok perlakuan
II.True Experimental Design
Disain True
Experimental
Post test Only Control DesignR X O1
R O2
•Dua kelompok dipilih secara random, satu kelompok diberi perlakuan yang atu lagi tidak
R X O1 R O2
Pre test-post test Control Group Design
•Dua kelompok dipilih secara random(O2 – O1) : (O4 –
O3)Diuji beda
III. Quasi Experimental Design
1. Time Series Design
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Pre test diulang 4x
Post test diulang 4x
Pengaruh Perlakuan(O5+ O6+ O7+ O8) - (O1+ O2+
O3+ O4) Grafik yang berbalik
O1 O2 O3
O4
O5 O6 O7
O8X
2. Non equivalent Control DesignO1 X O2
O3 O4
(O2 – O1) : (O4 – O3)
Diuji beda
•Mirip True Experimental tapi kelompok tidak dipilih secara random
•Mirip dengan Pre-post test Control Design
LINGKUP MASALAH, TUJUAN DAN DISAINLINGKUP MASALAH TUJUAN DISAIN
STUDIBELUM DIKETAHUINYA/ MASIH SANGAT TERBATAS PENGETAHUAN TENTANG KEJADIAN, RIWAYAT ALAMIAH ATAU DITERMINAN MASALAH KESEHATAN
IDENTIFIKASI KASUS MASALAH KESEHATAN, MEMPERKIRAKAN FREKWENSI PENYAKIT DAN MENGAMATI KECENDERUNGAN WAKTU PADA POPULASI
STUDI DESKRIPTIF
• STUDI KASUS• SERIAL KASUS• CROSS SECTIONAL• STUDI EKOLOGI
SUDAH DIKETAHUI SERBA SEDIKIT TTG KEJADIAN –KEJADIAN RIWAYAT ALAMIAH, NAMUN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ATAU SEBAB MASALAH KESEHATAN/PENYAKIT BELUM DIKETAHUI DENGAN PASTI/MEYAKINKAN
• MENENTUKAN HUBUNGAN ANTARA MASALAH KESEHATAN/PENYAKIT DENGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO (ETIOLOGI/PREVENTIF), FAKTOR-FAKTOR PROGNOSTIK YANG SPESIFIK SERTA MELIHAT DAMPAK KESEHATANNYA• MEREKOMENDASIKAN INTERVENSI PENCEGAHAN DAN PROMOSI KESEHATAN
STUDI ANALITIK
• CROSS SECTIONAL• KASUS KONTROL• KOHORT
APABILA FAKTOR-FAKTOR DITERMINAN SUDAH DAPAT DIIDENTIFIKASI, MASIH BELUM JELAS APAKAH ALTERNATIF INTERVENSI TERTENTU AKAN EFEKTIF DAN INTERVENSI MANA YANG LEBIH BAIK
• MENENTUKAN EFFICACY INTERVENSI UNTUK MEMPERBAIKI PROGNOSIS ATAU MENCEGAH PENYAKIT• MENENTUKAN EFFICACY DAN EFFEKTIVENESS DARI INTERVENSI POPULASI UNTUK MENCEGAH PENYAKIT ATAU MEMPROMOSIKAN KESEHATAN
STUDI ANALITIK EKSPERIMEN
• MURNI• QUASI