3
Dongeng : 'Kisah Ulat Kecil' Pada suatu hari, di sebuah pohon terlihat seekor ulat kecil yang sedang diam di tempatnya. Ia memperhatikan beberapa kupu-kupu yang sedang terbang dengan indahnya di taman bunga yang berada tak jauh dari pohon tersebut. Ia terpana menatap semua kupu-kupu itu. “Betapa cantiknya mereka.” pikir ulat kecil. Seekor kupu-kupu melintas di depannya. Ulat kecil itupun menoleh. Ia memperhatikan sang kupu-kupu. ”Andai aku bisa menjadi seperti kupu-kupu. Begitu cantik, indah, dan menarik. Warnanya yang indah, terbang dengan bebasnya, bersinar di antara bunga-bunga. Aku ingin menjadi kupu-kupu.” batin ulat kecil sedih. Ia pun pergi menjauh, merayap di celah-celah pohon. ”Aku bosan menjadi ulat. Semua orang jijik denganku. Aku ingin menjadi kupu-kupu yang menarik dan menawan.” desah ulat kecil itu, menangis. Tiba-tiba, matanya menangkap sesuatu yang menarik. Ia melihat seekor kupu-kupu sedang terperangkap pada jaring laba-laba. Ia ingin menolong, namun ia tak kuasa. Ia hanya seekor ulat. Ia hanya dapat menatap kupu-kupu malang yang tak berdaya itu. ’Tuan laba-laba’ semakin mendekat. Namun, ada tangan yang terjulur menolong kupu-kupu itu. ”Kupu-kupu cantik yang malang. Kasihan dia terperangkap.” Tangan itu pun kemudian melepaskan kupu-kupu itu. Kupu-kupu pun terbang bebas dengan indahnya.Ulat kecil menghembuskan napas lega. Ia senang kupu-kupu itu dapat bebas. Keesokkan harinya, ulat kecil merayap kembali di antara pepohonan. Ia memperhatikan sekeliling. Mencari-cari sosok kupu- kupu yang cantik untuk di kagumi. Ia tak meperhatikan jalan ke depan. Tak ayal kemudian, ulat kecil pun jatuh dan PLUKK.. ia terjatuh dan terjerat pada jaring laba-laba. Ia meronta dan semakin terdesak ketika ia melihat ’Tuan laba-laba’ medekat ke arahnya. Ia berharap ada tangan yang terjulur menolongnya seperti kupu-kupu yang ia lihat kemarin.

Dongeng : "Kisah Ulat Kecil"

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Dongeng : "Kisah Ulat Kecil"

Dongeng : 'Kisah Ulat Kecil'

Pada suatu hari, di sebuah pohon terlihat seekor ulat kecil yang sedang diam di tempatnya. Ia memperhatikan beberapa kupu-kupu yang sedang terbang dengan indahnya di taman bunga yang berada tak jauh dari pohon tersebut. Ia terpana menatap semua kupu-kupu itu. “Betapa cantiknya mereka.” pikir ulat kecil.

Seekor kupu-kupu melintas di depannya. Ulat kecil itupun menoleh. Ia memperhatikan sang kupu-kupu. ”Andai aku bisa menjadi seperti kupu-kupu. Begitu cantik, indah, dan menarik. Warnanya yang indah, terbang dengan bebasnya, bersinar di antara bunga-bunga. Aku ingin menjadi kupu-kupu.” batin ulat kecil sedih. Ia pun pergi menjauh, merayap di celah-celah pohon. ”Aku bosan menjadi ulat. Semua orang jijik denganku. Aku ingin menjadi kupu-kupu yang menarik dan menawan.” desah ulat kecil itu, menangis.

Tiba-tiba, matanya menangkap sesuatu yang menarik. Ia melihat seekor kupu-kupu sedang terperangkap pada jaring laba-laba. Ia ingin menolong, namun ia tak kuasa. Ia hanya seekor ulat. Ia hanya dapat menatap kupu-kupu malang yang tak berdaya itu. ’Tuan laba-laba’ semakin mendekat. Namun, ada tangan yang terjulur menolong kupu-kupu itu.

”Kupu-kupu cantik yang malang. Kasihan dia terperangkap.”

Tangan itu pun kemudian melepaskan kupu-kupu itu. Kupu-kupu pun terbang bebas dengan indahnya.Ulat kecil menghembuskan napas lega. Ia senang kupu-kupu itu dapat bebas.

Keesokkan harinya, ulat kecil merayap kembali di antara pepohonan. Ia memperhatikan sekeliling. Mencari-cari sosok kupu-kupu yang cantik untuk di kagumi. Ia tak meperhatikan jalan ke depan. Tak ayal kemudian, ulat kecil pun jatuh dan PLUKK.. ia terjatuh dan terjerat pada jaring laba-laba. Ia meronta dan semakin terdesak ketika ia melihat ’Tuan laba-laba’ medekat ke arahnya. Ia berharap ada tangan yang terjulur menolongnya seperti kupu-kupu yang ia lihat kemarin.

”Hei, lihat ! Ada ulat yang terperangkap !”

”Hah? Mana-mana?”

”Ih, jijik ! Biarkan saja ia menjadi makanan laba-laba.”

”Iya biarkan saja ! Ulat itu menjijikkan !”

Kemudian suara-suara itu semakin menjauh.

Ulat bersedih. Ia menangis. Mengapa semua orang begitu jijik dengannya? Kali ini ia pasrah. Ia pasrah menjadi makanan ’Tuan laba-laba’. Akan tetapi, ulat merasakan dirinya melayang. Seperti terbang. Ia membuka matanya. Ternyata ia kembali terjatuh. Ia lepas dari jaring laba-laba. Ia mendongak ke atas. Jaring itu bolong. Sepertinya tak sanggup menahan badannya yang berat untuk ukuran jaring laba-laba. Ia bersyukur. PLUKK.. kali ini ia terdampar di atas sebuah

Page 2: Dongeng : "Kisah Ulat Kecil"

daun.

Ulat kecil diam. Ia menemukan sosok yang di cari-carinya tadi, kupu-kupu. Ia menatap mereka nelangsa. Hari ini ulat kecil mendapatkan pelajaran.

Mau tau pelajaran apa yang di dapatkan ulat kecil?

”Harus menjadi cantik kalau mau di tolong. Harus menjadi menarik kalau mau semua memperhatikanmu. Harus menjadi yang terindah kalau mau semua simpati padamu. Itulah ’KUPU-KUPU’. Dan aku ’ULAT’. Hanya seekor ’ULAT’ yang menjijikkan.”

Ulat itu tersenyum miris. Kemudian, ia pergi dari daun itu dan kembali merayap di celah-celah pohon. Tanpa tahu, suatu hari nanti ia akan bergabung dengan kupu-kupu itu. Ia akan bermetamorfosis dari ulat kecil menjadi kupu-kupu yang indah.

~THE END~

Dongeng ini terinspirasi dari :

"Kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba, orang cenderung akan menolong kupu-kupu itu walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari. Tapi gimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu ? Orang tetap nolong nggak ? Padahal, keduanya sama. Di dunia ini, memang harus cantik supaya ditolong." — Windhy Puspitadewi