2
Dosen Fapet UB Analisis Motivasi Peternak dalam Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Jantan Dikirim oleh dietodita pada 04 September 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 586 Ir. M.B. Haryono, MS Pola pikir masyarakat Indonesia mengenai konsumsi protein hewani semakin terbuka oleh sebab itu permintaan pasar akan daging sapi semakin meningkat. Namun di sisi lain peternak lokal belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Sehingga ekspor daging sapi menjadi salah satu solusi pemerintah untuk menanggulangi permasalahan. Berangkat dari fenomena ini dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Ir. M.B. Haryono, MS mengkaji lebih dalam permasalahan peternak sapi lokal di Jawa Timur. Pasalnya Jawa Timur merupakan gudang peternakan sapi di Indonesia. Ia menganalisis penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Peternak Dalam Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Jantan di Kawasan Sentra Pengembangan Sapi Perah Kabupaten Malang”. Penelitian dibawah bimbingan komisi pembimbing Prof. Zaenal Fanani, Dr. Bambang Ali Nugroho, dan Dr. M. Nasich ini sebagai syarat mendapatkan gelar doktor di Program Pascasarjana Fapet UB. M.B. Haryono berpendapat bahwa jumlah populasi ternak yang cukup besar seharusnya mampu memberikan gambaran untuk lebih mengoptimalkan produktivitas sapi. Sehingga kesenjangan antara supply dan demand permasalahan pemenuhan kebutuhan daging dapat diatasi, salah satunya dengan cara mengembangkan pedet sapi perah jantan. Selama ini peternak sapi perah hanya berorientasi pada produksi susu, sedangkan pedet sapi perah jantan belum terpikirkan untuk dipelihara dalam menghasilkan daging. Padahal sapi perah jantan berpotensi digunakan sebagai bakalan usaha penggemukan dan berorientasi pada produksi sapi pedaging. Sapi perah memiliki keunggulan calving interval yang pendek serta pertumbuhan tubuh dan reproduksi lebih cepat sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemeliharaan. Penelitian berlangsung selama tiga bulan berlokasi di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dengan jumlah responden sebanyak 150 peternak. Dimana analisis data menggunakan SEM Warp PLS untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi peternak dalam membudidayakan pedet sapi perah jantan. Hasil penelitian menjelaskan pada segi karakteristik peternak, semakin tua usia peternak maka peternakan memiliki motivasi yang rendah untuk mengembangkan pedet pada sapi perah jantan. Karena keterbatasan pengetahuan, inovasi, dan teknologi serta tenaga kerja. Pendidikan peternak yang rendah menjadikan mereka hanya melihat bisnis dari sisi keuntungan ataupun memenuhi kebutuhan rumah tangga. Maka dengan menjual pedet sapi perah

Dosen Fapet UB Analisis Motivasi Peternak dalam ... · Dosen Fapet UB Analisis Motivasi Peternak dalam Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Jantan Dikirim oleh dietodita pada 04 September

  • Upload
    vukhanh

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Dosen Fapet UB Analisis Motivasi Peternak dalam Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Jantan

Dikirim oleh dietodita pada 04 September 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 586

Ir. M.B. Haryono, MS

Pola pikir masyarakat Indonesia mengenai konsumsi protein hewani semakin terbuka oleh sebab itu permintaan pasar akan daging sapi semakin meningkat. Namun di sisi lain peternak lokal belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Sehingga ekspor daging sapi menjadi salah satu solusi pemerintah untuk menanggulangi permasalahan.

Berangkat dari fenomena ini dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Ir. M.B. Haryono, MS mengkaji lebih dalam permasalahan peternak sapi lokal di Jawa Timur. Pasalnya Jawa Timur merupakan gudang peternakan sapi di Indonesia.

Ia menganalisis penelitian berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Peternak Dalam Pemeliharaan Pedet Sapi Perah Jantan di Kawasan Sentra Pengembangan Sapi Perah Kabupaten Malang”. Penelitian dibawah bimbingan komisi pembimbing Prof. Zaenal Fanani, Dr. Bambang Ali Nugroho, dan Dr. M. Nasich ini sebagai syarat mendapatkan gelar doktor di Program Pascasarjana Fapet UB.

M.B. Haryono berpendapat bahwa jumlah populasi ternak yang cukup besar seharusnya mampu memberikan gambaran untuk lebih mengoptimalkan produktivitas sapi. Sehingga kesenjangan antara supply dan demand permasalahan pemenuhan kebutuhan daging dapat diatasi, salah satunya dengan cara mengembangkan pedet sapi perah jantan.

Selama ini peternak sapi perah hanya berorientasi pada produksi susu, sedangkan pedet sapi perah jantan belum terpikirkan untuk dipelihara dalam menghasilkan daging. Padahal sapi perah jantan berpotensi digunakan sebagai bakalan usaha penggemukan dan berorientasi pada produksi sapi pedaging. Sapi perah memiliki keunggulan calving interval yang pendek serta pertumbuhan tubuh dan reproduksi lebih cepat sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk pemeliharaan.

Penelitian berlangsung selama tiga bulan berlokasi di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dengan jumlah responden sebanyak 150 peternak. Dimana analisis data menggunakan SEM Warp PLS untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi peternak dalam membudidayakan pedet sapi perah jantan.

Hasil penelitian menjelaskan pada segi karakteristik peternak, semakin tua usia peternak maka peternakan memiliki motivasi yang rendah untuk mengembangkan pedet pada sapi perah jantan. Karena keterbatasan pengetahuan, inovasi, dan teknologi serta tenaga kerja. Pendidikan peternak yang rendah menjadikan mereka hanya melihat bisnis dari sisi keuntungan ataupun memenuhi kebutuhan rumah tangga. Maka dengan menjual pedet sapi perah

jantan akan dinilai praktis dan menguntungkan. Selain itu pekerjaan utama sebagai peternak mulai menurun sebab memilih mengembangkan usaha tani.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi motivasi peternak dalam pengembangan sapi perah jantan adalah karakteristik peternak, lingkungan ternak baik lingkungan keluarga maupun kelompok ternak, populasi pedet sapi perah di Pujon, pendapatan peternak dan kebijakan pemerintah kabupaten Malang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semua faktor dari sentra wilayah pengembangan sapi perah apabila mendapat bantuan sosialisasi dari pakar peternak maupun pemerintah akan dapat meningkatkan ketersediaan daging sapi di Kabupaten Malang yang berasal dari pengembangan pedet sapi perah jantan. (dta/Humas UB)