35
Edisi 317 – 21 Nopember 2014 Page 3

Edisi 318 - 27 Nopember 2014 (1)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Page 3

Page 2: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Page 3

Page 3: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Page 3

PIMPINAN BAIT MINISTRYPembina : Pdt. Dr. Moldy Mambu & Handry SigarPengawas : Willy Wuisan & Yoshen DanunPengurus : Ketua – Lucky Mangkey Sekertaris – Janette Sepang Bendahara – Yance Pua

PENGURUS BULETIN BAITPenasihat : Pdt. Dr.Moldy Mambu, Pdt. Noldy Sakul, Pdt. Sammy LeePemimpin Umum : Handry SigarWkl Pem. Umum : Yoshen Danun Pemred : Willy WuisanWapemred : Herschel NajoanSekretaris : Meilien Langi-MBendahara : Yance Pua

General Controller : Ellen Manueke, Tommy ManawanHRD : Janette Sepang, Koordinator Produksi : Osvald Taroreh, Harold SombaEditor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi, Handry Suwu, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu.

Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack KusoyKolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,Pdt. Raymond Lohonauman, pdtm. Ronie Umboh Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben SupitRubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. SuawahRubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau, Pdt. Dr. Allan Pasuhuk, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Dr. Robert Walean, Pdtm. Glen RumalagRubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca MuntuRubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green MandiasRubrik Pionir Pdt E. TakasanakengRubrik Ragam Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen ManuekeRubrik Kesaksian Freddy Losung, Agustine LurekeRubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys TandidioMotivational Words Dr. Peggy Iskandar-WoworInspirational Story Bredly SampouwTanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Dr. Ronell MamarimbingCerita Anak Max KawayCatatan Kami Denny Kalangi

Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana, Herold Heydemans, pdtm. Davy Tielung, Jimi Moehadjedi, Belly Wungkana, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe, Marchel Tombeng, Pdtm. Raynald MakalewWeb Master Michael Mangowal, Nielson AssaMultimedia : Ellen MangkeyDistribution Pdtm. Dale SompotanBiro: Philipina Govert Woramuri Manado Jeiner Rawung, Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey, Erwin Wuisan, Papua David Bindosano, Samuel Rorimpandey, Hendy Sahetapy, Noldy Abraham Sulawesi Tengah Pdt. Stenly Karwur Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Ratahan Refli Ompi,Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Kotamobagu Maikel Makarewa Balikpapan Beverly Nangon Runturambi , Vanda Karundeng Tumbel Medan Hartoyo Tismail

BAIT MINISTRYVisi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali

Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan

Gagal & Marah

Mandikan Aku, Ma….

Belajar Dari Kisah Ibu Menteri Susi

Cerita Untuk

Mimpi Yusuf

Pedoman Administrative PA Remaja

Tulisan Roh Nubuat Pelayanan Pengabdian Diri

Berjalan Dengan Yesus

Pathfinder

Palakat - Berita

Page 4: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Berjalan Dengan Yesus

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. ( Mazmur 23:4 )

Dalam satu artikel di Koran ibu kota baru-baru ini, terdapat satu tulisan mengenai berjalan dapat menurunkan risiko penurunan kognitif (adalah cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari,

menalar, mengingat, dan berpikir tentang suatu informasi). Berjalan kaki dengan tidak menaiki kendaraan, inilah yang dilakukan oleh manusia di zaman dulu bahkan di kampung-kampung atau di tempat-tempat

terpencil.

Adalah sangat senang dengan hari berbunga-bunga bilamana saat berjalan bersama dengan orang yang kita cintai atau kita kasihi, ke mana pun tujuan perjalananan kita akan merasakan sukacita. Seperti yang

dialami oleh seorang rekan ketika ia baru saja "jadian" atau berpacaran dengan seseorang yang ia cintai. Mereka berencana untuk selfi atau membuat foto-foto di suatu tempat yang terkenal dengan

pemandangannya yang cukup indah. Tetapi apa daya ternyata di hari itu hujan deras mengguyur dan tempat tersebut menjadi basah dan banyak genangan air. Lebih menyulitkan lagi setiap jengkal tanah yang

diinjak akan amblas ke bawah dan mengotori alas kaki yang mereka pakai.

Bukannya bersungut-sungut atau marah, mereka tetap bersikap santai dan bercanda satu sama lain. Bahkan di momen ini mereka bisa saling bergandengan tangan melewati medan yang becek dan kotor.

Pada akhirnya tujuan mereka untuk mengambil beberapa foto pun tercapai.

Bagaimana dengan manusia?. Kita melewati hidup kita juga dengan seorang sosok yang kita kasihi yaitu Tuhan kita Yesus. Bersama-Nya kita melalui berbagai rintangan, bahkan dalam Mazmur disebutkan kita

juga melewati lembah kekelaman atau masa-masa yang tidak enak. Tetapi seperti pengalaman teman saya itu, bersama Yesus yang kita kasihi, kita dapat tetap bersukacita melewati semua hal-hal yang tidak enak.

Kita dapat tetap berpegang kepada-Nya yang akan selalu menjaga kita.

Bilamana manusia (yang tidak sempurna) saja saat mencintai kita mau menjaga kita di dalam kesulitan apalagi Yesus yang mengasihi kita tanpa syarat, Ia akan menjaga kita di manapun, kapanpun dan pada

situasi apapun. Tuhan memberkati!

Redaksi BAIT,Willy U. Wuisan

Page 3

Page 5: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

(Salah satu bahan khotbah yang disusun kembali untuk BAIT yang didasarkan pada Yohanes 18:1-11 dan KSZ hal 334-338)

J

ika ada kursus yang berjudul “Bagaimana Mengatasi Kegagalan” apakah anda siap untuk mendaftar menjadi pesertanya? Lalu pertanyaan berikut adalah ‘Yakinkah Anda bahwa Anda Tidak Akan Pernah Gagal?’ Dan pertanyaan terakhir adalah “Sudah Siapkah Anda Menghadapi Kegagalan?”

Dalam Matius 10:1-4; Lukas 6:6-12; tertulis nama-nama kedua belas murid Yesus pertanyaan saya adalah apakah mereka punya pekerjaan? Lalu beralih pada pemikiran berikut ini adalah ‘apakah mereka punya ambisi untuk menjadi lebih baik- punyan posisi yang lebih dimata masyarakat- setelah Yesus memanggil mereka untuk mengikut Dia maka murid-murid itu melihat kemungkinan itu terbuka dihadapan mereka. Dalam Matius 4:20 – disebutkan disana ‘merekapun seger meninggalkan jalanya dan mengikut Dia. Apa artinya itu? Artinya hanya satu bahwa mereka semuanya mau bahkan berambisi menjadi lebih terhormat dan akan dihormati satu saat kelak. Bahkan dalam ayat 22 disebutkan bahwa merekapun segera meninggalkan perahu dan ayah mereka, lalu mengikut Dia. Satu keputusan yang benar-benar menggambarkan keinginan untuk perobahan

nasib – dan masalahnya mereka baru bisa melihat dari sudut pandang duniawi. Jika kita menarik kesimpulan secara acak saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa ada kesamaan dengan sebagian besar dengan kita yang nota-bene menyatakan untuk pelayanan dalam misi gerejani.

Hanya sayangnya konsep pelayanan duniawi itu bertolak belakang dengan Misi Kristus yang masuk dalam konsep pelayanan Sorgawi dimana penekanannya nanti akan tidak sejajar dengan keinginan duniawi kita. Tidak bisa disangkal bahwa kita masih berpijak pada keinginan-keinginan yang didasarkan pada kesombongan bukan kerendahan hati, pada kebanggan duniawi bukan pada roh pelayanan Kristiani yang memerlukan kerendahan hati dan pengorbanan diri. Masih berkutat pada keinginan mendapatkan posisi agar supaya dihormati, sehingga sulit kita mengerti apa sebenarnya roh pelayanan itu. Sebagai ilustrasi, Gubernur DKI Jakarta Basuki Cahaya Purnama pernah mengatakan bahwa sistem pelayanan ‘Blusukan’ Presiden kita-Joko Widodo- sewaktu mwnjabat Gubernur DKI Jakarta adalah meniru gaya blusukan Yesus. Ada benarnya juga, walaupun hal itu dikatakannya bukan untuk merujuk pada sistem pelayanan Yesus sesungguhnya. Mana ada pejabat pada masa itu yang mau memasuki kampung-kampung yang kotor, becek dan bau – becampur dengan masyarakat kebanyakan yang ‘jorok’. Menginspeksi langsung gorong-gorong yang kotor dan bau.

Page 3

Page 6: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Tentu, murid-murid Yesus tidak mau berada pada strata masyarakat kebanyakan, mereka mau ada peningkatan status. Setelah mereka bergaul dan melihat kemampuan Guru Besar mereka, Yesus Kristus mereka dapati bahwa ada hal-hal super-natural yang tidak didapati pada guru yang lain dalam diriNya. Maka ambisi dan keinginan duniawi mereka semakin diyakinkan, mereka akan menjadi ‘orang penting’’ nantinya.

Pola pikir ini begitu terpatri dalam sel-sel otak murid-murid ini karena mereka semuanya lahir dan dibesarkan dalam lingkungan pola pikir duniawi – hal itu tidaklah berbeda dengan kita yang hidup saat ini. Kita belum bisa pahami bagiamana dr.David Livingstone mau meninggalkan lingkungan yang menjanjikan di-Inggris saat itu dengan kemampuannya sebagai dokter – tapi semuanya ditinggalkan demi membuka misi pelayanan dibenua hitam Afrika, yang tidak menjanjikan apa-apa untuk kehidupan yang layak. Bagaimana seorang Antropolog Gottried Oosterwal yang hidupnya mapan di Belanda mau melayani di Papua sana, hidup dengan maryarakat sana yang masih under-developed. Sehingga pada suatu waktu dia harus makan pisang goreng yang disodorkan padanya setelah dia melihat ke sebelas kepala suku meludahi pisang goreng itu – hanya demi dia diterima di lingkungan masyarakat sana.

Kitapun tidak terpikirkan model pelayanan apa yang bisa meningkatkan harga diri kita di situasi seperti ini.

Titik kulminasinya adalah ketika Yesus dan murid-muridNya berada ditaman Getsemani. Pena inspirasi dalam buku KSZ menulis bahwa mereka jelas melihat malaikat sorga datang memberi penghiburan kepada Yesus, dan mereka gagal berdoa bersama Yesus, karena mereka menganggap Yesus sanggup menjaga diriNya, Dia punya kuasa – ditambah lagi dengan ambisi duniawi mereka itu.

KSZ 335: ‘Murid-murid yang sedang tertidur tiba-tiba dijagakan oleh terang yang mengelilingi Juruselamat. Mereka melihat malaikat mendekatkan kepala Juruselamat pada dadanya dan menunjuk ke surga’, mereka pada saat itu belum siap menghadapi goncangan yang sebentar lagi akan mereka alami. Pada saat mereka melihat Yesus dengan tenang berjalan kearah tentara yang siap berperang maka mereka tidak berharap cemas tapi mereka tahu Yesus akan gunakan ‘kuasanya’ untuk meloloskan diri’. Tidak ada terbersit rasa takut diwajahNya.

KSZ 335‘Derita yang baru saja dirasakanNya tidak kelihatan ketika Yesus melangkah hendak berjumpa dengan oranga yang hendak menyerahkannya’

Saya kadang tidak bisa bayangkan jika sedang memimpin acara kebaktian lalu ada gerombolan massa dengan senjata lengkap menggeruduk gereja dengan wajah beringas – apakah saya masih sanggup untuk bersikap tenang.

Saat itu murid-murid berpikir bahwa inilah saatnya Yesus akan gunakan kuasaNya, tapi mereka kecewa setelah melihat tangan tentara mengikat Dia dan Yesus kelihatan tidak berdaya, tidak ada apa-apanya. Perhatikan kutipan ini:

KSZ 337‘Murid2 telah berpikir bahwa guru mereka tidak akan membiarkan diriNya ditangkap. Karena kuasa yang sama yang telah menyababkan orang banyak itu jatuh sebagai orang mati dapat menahan mereka dalam keadaan tidak berdaya, sampai Yesus dan sahabatNya meloloskan diri.’

Idem 337‘Mereka TERKECEWA dan MARAH ketika mereka melihat tali dibawa kedepan untuk mengikat tangan Orang yang mereka kasihi. Petrus dalam amarahnya buru-buru menghunus pedangnya dan mencoba membela Gurunya, ketika Yesus melihat apa yang dilakukan, Ia melepaskan diriNya meskipun dipegang arat-buru oleh serdadu Roma, berkata “Sudahlah itu!” Ia menjamah telinga yang luka itu dan menyembuhkannya.’

Kita akan mengalami hal yang sama jika kita berpikir bahwa pelayanan kita demi menunjang ambisi serta kesombongan duniawi, sebab hal itu sangat bertolak belakang dengan prinsip pelayanan Kristiani.

Dapatkah kita mengerti Matius 5:44 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” ***

Page 3

Page 7: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Page 3

Page 8: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Semenjak pemerintahan presiden Jokowi mulai memerintah bulan lalu, sejumlah berita heboh mulai memenuhi berita-berita di seantero Indonesia bahkan luar negeri. Berita yang menceritakan tentang bagaimana pelantikan presiden yang ‘beda’ dengan pelantikan-pelantikan sebelumnya sampai-sampai orang-orang yang terpilih di dalam kabinet kerja beliau.

Dari semua berita yang menghebohkan ini, satu berita sepertinya terus dan terus menjadi perhatian banyak orang. Berita ini dating dari sosok seorang menteri yang dipilih Presiden Jokowi dalam kabinetnya, Susi Pudjiastuti. Ibu menteri Susi sebagaimana dia akrab disebut di berbagai media, memegang tanggung jawab sebagai Menteri Kelautan dan

Perikanan. Ibu menteri ini selain nyentrik, terobosannya pun sepertinya di luar system yang sudah-sudah.

Akan tetapi tujuan artikel saya kali ini bukanlah ingin membahas akan perihal ibu menteri yang satu ini. Artikel ini juga bukanlah diskusi politik yang ‘terselubung’. Hanya ada sesuatu yang menarik yang saya rasa berhubungan dengan kisah ibu menteri ini. Dari semua menteri yang dipilih Presiden Jokowi, ibu ini sepertinya semakin mencolok karena latar pendidikan formalnya yang tidak lazim. Dia hanya menyelesaikan pendidikan formalnya sampai SMP, dan keluar saat ia berada di kelas 2 SMA. Latar belakang ini sepertinya menjadi sebuah bahan diskusi yang hangat karena semakin muncul sebuah perspektif baru bahwa pendidikan formal yang tinggi bukanlah menjadi sebuah jaminan pekerjaan akan terselesaikan. Susi berhasil membuktikan bahwa tanpa pendidikan formal pun seseorang bisa menjadi seorang yang berhasil bahkan menjadi seorang menteri yang brilian. Beberapa dari kalangan Akademisi perikanan bahkan menyindir menteri Susi dengan mengatakan bahwa dia hanya seorang yang tahu bagaimana caranya “menjual dan membeli

Page 3

Page 9: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

ikan” dan sampai di situ. Akan tetapi public tetap mendukung menteri Susi karena terbukti hanya dalam satu bulan memimpin kementrian Kelautan dan Perikanan gebrakan-gebrakan brilian dan terobosan-terobosan efektif sepertinya mulai nampak terlihat.

Persepsi yang sama sebenarnya sudah lama kita miliki di dalam pelayanan gereja. Diskusi yang sepertinya belum juga berakhir akan semakin hangat dengan hadirnya sosok ibu Susi ini. Pertanyaan yang kontroversial, “apakah penting bagi seseorang untuk memiliki gelar akademis tinggi untuk dapat melayani Tuhan secara efektif ? ” akan semakin mungkin didiskusikan di dalam kegiatan pelayanan kita apalagi sementara banyak organisasi kita sedang mengadakan rapat akhir tahun dan akan ada perubahan-perubahan posisi dan jabatan “kabinet” di dalam kepemimpinan gereja.

Jadi apakah gelar akademis, pencapaian kesarjanaan, dapat menjadi tolok ukur yang mumpuni dalam meletakkan seseorang di jabatan terntentu di dalam gereja? Pertanyaan sebaliknya, apakah kita sekarang hanya akan sekedar meletakkan orang siapapun itu, walaupun pendidikannya tidak sampai S3 yang penting orang itu bisa bekerja?

Menariknya, Alkitab sepertinya meletakkan pemilihan mereka lebih ke arah tengah. Tuhan sepertinya menggunakan orang orang akademis, professor-professor, tetapi di sisi lain Tuhan juga menggunakan orang orang yang pendidikannya ala kadarnya untuk dapat melayani pekerjaan Tuhan. Contoh yang mudah saja adalah saat Yesus memilih murid-muridnya. Yesus memanggil orang-orang seperti menteri Susi. Petrus, Andreas, Yakobus, dan Yohanes adalah orang-orang yang bekerja di industry perikanan, dan setiap hari berkutat dengan kehidupan menangkap ikan dan seluk beluk industry perikanan. Mereka mungkin tidaklah mendapatkan pendidikan formal yang sejajar dengan orang orang Yahudi pada umumnya, tetapi mereka mengerti keadaan lapangan dengan baik. Mereka, ulet, pekerja keras, dan karakter inilah yang Yesus lihat di dalam orang orang ini sehingga mereka terpanggil sebagai penjala manusia. Tetapi, Yesus tidak berhenti di situ. Setelah Ia kembali ke surga, ia kemudian memanggil seorang akademisi, professor perjanjian lama bernama Saulus. Saulus merupakan seorang ahli agama yang belajar di bawah bimbingan seorang guru besar Theologia masa itu Gamaliel. Saulus, yang akhirnya kita kenal sebagai Rasul Paulus adalah seorang yang terpelajar, dan memiliki paling tidak dua gelar Doktor kalau dia masih hidup di zaman sekarang ini. Dua kelompok ini, yang terpelajar dan yang ahli lapangan, bekerja bahu membahu, dan oleh karena pelayanan mereka maka Kekristenan telah menjangkau hamper seluruh dunia. Bahkan kalau bukan karena mereka saudara dan saya mungkin tidak pernah akan mendengar akan kabar keselamatan di dalam Yesus Kristus.

Apa yang membuat mereka berhasil? Hal pertama yang kita bisa segera tangkap, adalah karena murid – murid Yesus ini, berfokus kepada tujuan yang sama yaitu Pekabaran Injil Yesus

Kristus. Di dalam hati dan pikiran mereka, tidak ada ‘agenda’ yang lebih penting dari pada pekabaran ini disampaikan kepada segala bangsa. Gesekan terjadi, kesalah pahaman terjadi di antara mereka, tetapi itu semua tidaklah sampai membelah gereja sehingga mereka kehilangan visi mereka akan pekabaran injil. Visi yang sama mungkin saatnya lagi kita hidupkan di dalam pekerjaan Tuhan sekarang ini. Saat kepentingan pribadi kita tidak menghambat pekerjaan Injil, maka entah kita berada sebagai akademisi, atau pengerja lapangan, kaum awam, maupun pelayan gereja, kita tetap bisa memandang satu dengan lainnya sebagai anggota tim untuk pelayanan yang lebih besar yaitu untuk Juruselamat kita.

Hal kedua yang bisa kita lihat dari para Rasul ini adalah yang menentukan keberhasilan pelayanan bukanlah hanya sekedar gelar akademis yang tinggi, atau bahkan pengalaman lapangan yang terbukti. Yang membuat keberhasilan mereka tercapai adalah hati yang tulus tergerak untuk melayani Kristus dan keberanian untuk melakukan yang benar. Motivasi lebihlah penting dari pada sekedar prestasi entah itu prestasi akademis atau pun prestasi lainnya. Ketulusan itu yang kadang seperitnya tidak selalu bisa kita temukan bahkan di dalam pekerjaan pelayanan Tuhan. Kita seringkali masih menggunakan pelayanan sebagai jembatan untuk mendapatkan keuntungan pribadi, entah itu dalam bentuk materi, penghargaan, kehormatan, kekuasaan, atauapapun yang lainnya.

Kisah ibu Susi, dan Murid-murid Yesus mengingatkan kepada kita yang mungkin sekarang ini telah mendapatkan begitu banyak gelar akademis yang tinggi bahwa gelar akademis yang tinggi bukanlah sebuah jaminan mutlak akan sebuah keberhasilan yang pasti di dalam pelayanan Gereja. Mereka telah membuktikan, keyakinan yang pasti akan panggilan mereka, ketulusan mereka untuk bekerja untuk orang lain, Negara (bagi ibu Susi) dan Tuhan (bagi Murid – Murid Yesus) memberikan hasil yang lebih dari sekedar sebuah gelar yang disandang di kartu nama, atau Curicullum Vitae kita. Oleh karena itu, mungkin waktunya bagi kita para professor, akademisi, penyandanggelar S2, S3, Post-doctoral Fellow, dan sebagainya, untuk kembali merefleksikan arti gelar kita. Apakah gelar ini berarti banyak di bawah salib Kristus yang sepatutnya kita pikul? Mungkin ini waktunya bagi kita untuk beralih dari berusaha selalu menunjukkan gelar akademis kita sebagai “jaminan” keberhasilan kita dan menggantinya dengan seruan “Kalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah tukang-tukangnya bekerja. Kalau bukan TUHAN yang melindungi kota, sia-sialah para pengawal berjaga” Maz 127:1Ini juga bukan berarti bahwa kita tidak perlu untuk belajar, atau menimba ilmu sedalam dalamnya. Alkitab menyatakan “Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan.” Amsal 18:15 Pendidikan adalah penting di dalam kehidupan spiritualitas kita. Kita tidak bisa sekedar berharap bahwa belajar tidaklah penting bagi pelayanan. Kita telah diberikan sebuah system pemrosesan yang luar biasa kompleks untuk kita pakai untuk lebih mengenal Tuhan kita.

Page 3

Page 10: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Akhir kata, biarlah segala pemberian dan talenta kita dapat kita gunakan untuk pekerjaan pelayanan Injil. Di akhir dari segalanya, apapun pemberian Tuhan tersebut hanyalah berguna kalau itu dapat mempercepat kedatangan Kristus. Kita tidak

akan lagi menggunakannya saat pekerjaan kitas udah selesai, dan kita akan menikmati liburan 1000 tahun di Surga. Oleh karena itu, marilah kita gunakan apapun berkat Tuhan itu, untuk kemuliaanNya semata.***.

Pelayanan Pengabdian Diri Kisah Para Rasul - Ellen G. White

lanjutan…….

uruselamat pergi dari rumah ke rumah, menyembuhkan orang sakit, memberikan

penghiburan kepada yang berduka, menenangkan orang yang dirundung malang, membicarakan damai kepada orang yang putus asa. Ia meletakkan anak-anak kecil ke lengan-Nya dan memberkati mereka, dan menyampaikan kata-kata damai kepada ibu-ibu yang lelah. Dengan kelembutan yang tidak pernah gagal Ia menemui setiap bentuk kesusahan dan penderitaan manusia. Ia melakukan bukan untuk diri-Nya sendiri melainkan untuk orang lain. Ia adalah hamba semua orang. Adalah makanan dan minuman-Nya untuk memberi pengharapan dan kekuatan kepada semua orang kepada siapa Ia berhubungan. Dan sementara pria dan wanita mendengar kebenaran yang keluar dari bibir-Nya, sangat berbeda dengan dogma dan tradisi yang diajarkan oleh para rabi, pengharapan terpancar dari hati mereka. Dalam ajaran-Nya ada suatu kesungguh-sungguhan yang membawa pulang sabda-Nya dengan kuasa yang meyakinkan.

J

Pekerja-pekerja Allah harus belajar cara kerja Kristus, supaya mereka boleh membawa dari perbendaharaan sabda-Nya yang akan mencukupkan keperluan rohani mereka untuk siapa ia bekerja. Hanya dengan demikian mereka dapat memenuhi kepercayaan mereka. Roh yang sama yang tinggal dalam Kristus sementara Ia memberikan petunjuk yang secara terus-menerus Ia terima, akan menjadi sumber dari

pengetahuan mereka dan rahasia dari kuasa di dalam membawa pekerjaan Juruselamat di atas dunia.

Beberapa orang yang bekerja di dalam bidang kependetaan telah gagal untuk mencapai kemajuan karena mereka tidak menyerahkan perhatian mereka yang tidak terbagi kepada pekerjaan Tuhan. Pendeta-pendeta seharusnya tidak memperbesar keinginan selain daripada pekerjaan besar untuk menuntun jiwa-jiwa kepada Kristus. Nelayan-nelayan yang dipanggil oleh Kristus, saat itu juga meninggalkan pukat mereka lalu mengikut Dia. Pendeta-pendeta tidak dapat melakukan pekerjaan yang berkenan kepada Allah dan pada saat yang sama melakukan perusahaan dagang yang besar. Perhatian yang terbagi seperti itu akan mengaburkan arti rohani mereka. Pikiran-pikiran dan hati dipenuhi dengan perkara-perkara duniawi, dan pekerjaan Kristus menduduki tempat yang kedua. Oleh pengaruh-pengaruh lingkungan sekitarnya mereka berusaha menyesuaikan pekerjaan mereka kepada pekerjaan Allah gantinya menyesuaikan pengaruh-pengaruh lingkungan untuk dipersatukan dalam tuntutan-tuntutan Allah.

Tenaga para pendeta seluruhnya dibutuhkan untuk panggilan yang mulia dan agung. Kuasa-kuasanya yang terbaik adalah milik Allah. Ia tidak boleh terlibat dalam spekulasi, atau usaha-usaha yang lain yang bisa memalingkan dia, dari tugasnya yang besar. "Seorang prajurit yang sedang berjuang" kata Paulus, "tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya." 2 Timotius 2:4. Dengan demikian rasul itu menekankan penyerahan tanpa syarat sebagai kebutuhan pendeta di dalam pelayanan Allah. Pendeta yang sepenuhnya berserah kepada Allah enggan ikut ambil bagian dalam usaha yang menghindarkan dia dari penyerahan sepenuhnya kepada panggilan yang suci. Ia bukan bekerja keras untuk kehormatan duniawi atau kekayaan; tujuan satu-satunya ialah untuk menyampaikan kepada orang lain tentang Juruselamat, yang menyerahkan diri-Nya sendiri untuk menyadarkan umat manusia kekayaan dari hidup yang kekal. Kerinduannya yang tertinggi bukanlah menimbun harta di dunia ini, tetapi menarik perhatian dari orang-orang yang bersikap acuh tak acuh dan tidak setia kepada kenyataan-kenyataan abadi. Ia boleh diminta untuk mengambil bagian dalam perusahaan yang menjanjikan keuntungan dunia yang besar tetapi kepada ujian seperti itu ia menjawab, "Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?" Markus 8:36.

Setan menghadapkan bujukan ini kepada Kristus, mengetahui bahwa jika Ia menerimanya, dunia tidak pernah dapat ditebus.

Page 3

Page 11: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Dan di bawah samaran yang berbeda-beda ia menghadapkan ujian-ujian yang sama kepada para pekerja Allah dewasa ini, mengetahui bahwa mereka akan tertipu olehnya dan tidak setia kepada kepercayaan mereka.

Bukan kehendak Allah agar para pekerja-Nya harus menjadi kaya. Mengenai hal itu, Paulus menuliskan kepada Timotius: "Karena akar segala kejahatan ialah cinta akan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa diri sendiri dan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan." Oleh teladan sebagaimana yang diajarkan, duta-duta Kristus haruslah memperingatkan "orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan kepada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Perhatikanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya." 1 Timotius 6:10, 11, 17-19.Pengalaman-pengalaman dan petunjuk rasul Paulus mengenai kesucian pekerjaan pendeta adalah suatu sumber pertolongan dan inspirasi bagi mereka yang giat dalam pekerjaan Injil. Hati Paulus terbakar oleh kasih terhadap orang berdosa, dan memberikan segala tenaga bagi pekerjaan penarikan jiwa. Belum pernah ada seorang pekerja yang hidup menyangkal diri dan sabar. Berkat-berkat yang diterimanya dibagikan dalam berbagai kesempatan untuk menjadi berkat kepada orang lain. Ia tidak pernah kehilangan kesempatan untuk berbicara mengenai Juruselamat atau menolong mereka yang di dalam kesusahan. Ia pergi dari satu tempat ke tempat yang lain, mengkhotbahkan Injil Kristus dan mendirikan sidang-sidang. Bila ia mendapati kesalahan dari pendengarannya sendiri ia menentang yang salah dan berusaha membalikkan jejak pria dan wanita kepada jalan yang benar.

Paulus tidak pernah melupakan sidang-sidang yang telah didirikannya. Setelah mengadakan perjalanan misionaris, ia dan Barnabas mengunjungi kembali sidang-sidang yang telah didirikannya, memilih di antara pria dan wanita yang dapat mereka latih untuk menggabungkan diri dalam pekerjaan penginjilan.

Gambaran pekerjaan Paulus memberi suatu pelajaran penting bagi para pendeta dewasa ini. Rasul itu menjadikan sebagian pekerjaannya mendidik orang-orang muda untuk pekerjaan kependetaan. Ia membawa serta mereka dalam perjalanan misionarisnya, dengan demikian mereka memperoleh suatu pengalaman yang kemudian menyanggupkan mereka untuk menduduki jabatan yang dipercayakan. Jika berpisah dengan mereka ia selalu berhubungan baik dengan pekerjaan mereka, dan dalam suratnya kepada Timotius dan kepada Titus hal itu menjadi bukti betapa dalamnya kerinduan untuk kemajuan mereka.

Pekerja-pekerja yang berpengalaman dewasa ini melakukan suatu pekerjaan yang mulia bila melatih pekerja-pekerja yang lebih muda dan meletakkan beban itu ke pundak mereka, gantinya berusaha menjalankan segala beban itu dengan kekuatan sendiri.

Paulus tidak pernah melupakan tanggung jawab yang diletakkan kepadanya sebagai pekerja Kristus, atau jika jiwa-jiwa itu hilang karena kurang setia pada pihaknya, Allah akan menganggap sebagai tanggung jawabnya. "Aku telah menjadi pelayan jemaat itu," ia menyatakan tentang Injil, "sesuai tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa yang lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan kemuliaan! Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku." Kolose 1:25-29.

Perkataan-perkataan ini muncul di hadapan pekerja Kristus suatu pencapaian yang tinggi, pencapaian yang dapat dijangkau oleh semua orang, menempatkan diri sendiri di bawah pengendalian Guru Besar yang belajar setiap saat dari sekolah Kristus. Kuasa perintah Allah adalah tak terbatas, dan pelayan yang dalam kebutuhannya yang besar tidak menutup diri sendiri dengan Tuhan dapat dipastikan bahwa ia akan menerima sesuatu yang akan menjadi bagi para pendengarnya suatu kesedapan hidup kepada hidup.

Tulisan-tulisan Paulus menunjukkan bahwa pelayan Injil harus menjadi suatu teladan kebenaran yang diajarkannya, "tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan dicela." Tetapi perkataannya sendiri ia telah tinggalkan kepada kita suatu gambaran dalam suratnya kepada orang-orang percaya di Korintus: "Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang atau pun untuk membela ketika dihormati dan ketika dihina ketika diumpat atau dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar,

Page 3

Page 12: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

namun tidak mati; sebagai orang yang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang yang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tidak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu." 2 Korintus 6:3, 4-10.Kepada Titus ia menulis: "Demikian juga dengan orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat tidak bercela dalam pemberitaanmu, sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita." Titus 2:6-8.

Tidak ada sesuatu yang lebih mulia pada pemandangan Allah daripada pelayan-pelayan-Nya, yang keluar ke tempat-tempat gersang di dunia ini untuk menaburkan benih kebenaran, sambil menantikan penuaian. Tidak ada lain hanyalah Kristus yang dapat mengukur kekuatiran hamba-hamba-Nya sementara mereka mencari yang hilang. Ia memberikan Roh-Nya kepada mereka, dan oleh usaha mereka jiwa-jiwa dituntun untuk berbalik dari dosa kepada kebenaran.

Allah sedang memanggil orang-orang yang rela meninggalkan ladang mereka, perusahaan mereka, kalau perlu keluarga mereka, untuk menjadi misionaris bagi-Nya. Dan panggilan itu akan disambut. Pada waktu dulu ada orang yang digerakkan oleh kasih Kristus telah meninggalkan kesenangan rumah dan sanak saudara, bahkan istri dan anak-anak, untuk pergi ke negeri-negeri asing bagi orang-orang yang hilang, di antara penyembah-penyembah berhala dan orang-orang biadab, guna memasyhurkan kabar kemurahan. Banyak orang dalam usaha ini telah kehilangan hidup mereka, tetapi orang-orang telah didorong untuk menjalankan pekerjaan itu. Dengan demikian langkah demi langkah pekerjaan Kristus terus maju, dan benih yang ditaburkan dalam kesusahan telah menghasilkan tuaian yang berlimpah. Pengetahuan tentang Allah telah meluas ke

mana-mana dan panji salib itu telah ditegakkan di negeri-negeri kafir.

Untuk pertobatan seorang berdosa seorang pelayan harus mengerahkan segala sumber dan tenaganya. Jiwa yang telah dijadikan Allah dan telah ditebus oleh Kristus, besar nilainya karena kemungkinan-kemungkinan di depannya, keuntungan rohani yang telah diberikan kepadanya, kesanggupan-kesanggupan yang dapat dimiliki jika dikuatkan oleh sabda Allah dan sifat tidak binasa yang boleh dimiliki melalui pengharapan yang ada di dalam Injil. Dan jika Kristus meninggalkan sembilan puluh sembilan supaya Ia dapat mencari dan menyelamatkan satu domba yang hilang, dapatkah kita dibenarkan oleh berbuat yang sedikit itu? Bukankah suatu penolakan untuk bekerja sebagaimana Kristus bekerja, berkorban sebagaimana Ia berkorban, suatu pengkhianatan kepada kepercayaan yang murni, bahkan suatu penghinaan kepada Allah?

Hati pelayan yang besar dipenuhi oleh suatu kerinduan yang sungguh-sungguh untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Waktu dan kekuatan digunakan, usaha yang tidak mengenal lelah tak dielakkan; karena orang-orang lain harus mendengar kebenaran yang dibawa kepada jiwanya sendiri seperti kegembiraan, damai dan kesukaan. Roh Kristus ada padanya. Ia memperhatikan jiwa-jiwa sebagai sesuatu yang patut diperhitungkan. Dengan mata yang tertuju kepada salib Kalvari, memandang Juruselamat yang ditinggikan, bergantung kepada rahmat-Nya, percaya bahwa Ia akan menyertai dia sampai kesudahan alam, sebagai perisai, kekuatan, dan berdaya guna, ia bekerja bagi Allah. Dengan undangan dan permohonan kepada Yesus, dan di surga ia terhitung di antara mereka yang "terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia." Wahyu 17:14. (34)

Page 3

Page 13: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Kejadian 41:1-57; 42:1-8; 50:20.

ahukah kalian berapa lama Yusuf berada dalam penjara? Ya…Yusuf berada dalam penjara selama dua tahun. Juru minuman itu tidak mengingat Yusuf lagi. Pada

suatu malam Firaun mendapat dua mimpi yang khusus dan ia bertanya-tanya, apa gerangan arti mimpinya itu. Engkau lihatkah ia sedang tidur di sana? Keesokan harinya ia memanggil orang-orang pandainya dan menceritakan kepada mereka apa yang ia telah mimpikan. Tetapi mereka tidak sanggup menjelaskan arti mimpi-mimpi itu.

T

Akhirnya teringatlah juru minuman kepada Yusuf. Ia berkata kepada Firaun, ’Ketika saya berada di dalam penjara, saya telah bertemu dengan seorang lelaki yang dapat menjelaskan arti dari

mimpi.’ Dengan segera Firaun menyuruh memanggil Yusuf dari penjara.

Firaun menceritakan mimpinya kepada Yusuf, ’Saya melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dan bagus. Kemudian saya melihat tujuh sapi yang sangat kurus seperti tulang berlapis kulit. Setelah itu, sapi-sapi yang kurus memakan habis sapi-sapi yang gemuk.

Page 3

Page 14: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

’Dalam mimpi saya yang kedua, saya lihat setangkai gandum yang terdiri dari tujuh bulir gandum yang berisi dan masak. Setelah itu saya lihat lagi tujuh bulir yang lain, yang kurus dan kering. Kemudian bulir-bulir gandum yang kurus menelan habis ketujuh bulir gandum yang bagus.’

Yusuf berkata kepada Firaun, ’Kedua mimpi itu mempunyai arti yang sama. Tujuh sapi yang gemuk dan tujuh bulir gandum yang berisi penuh, berarti tujuh tahun; dan ketujuh sapi yang kurus serta ketujuh bulir gandum yang kering berarti tujuh tahun yang lain. Akan ada tujuh tahun lamanya, di mana bahan makanan akan berlimpah-limpah di Mesir. Setelah itu akan datang tujuh tahun yang lain, di mana akan ada sedikit sekali bahan makanan.’

Maka Yusuf berkata lagi kepada Firaun, ’Pilihlah seorang yang bijaksana dan berilah kuasa kepadanya untuk mengumpulkan bahan makanan selama ketujuh tahun yang baik. Maka orang-orang tidak akan menderita kelaparan selama tujuh tahun berikutnya, di mana ada sedikit sekali bahan makanan.’

Firaun senang akan pemikiran itu. Lalu ia memilih Yusuf untuk melakukan pengumpulan bahan makanan dan menyimpannya. Setelah Firaun, Yusuflah orang yang terpenting di Mesir.

Delapan tahun kemudian, selama musim kelaparan, Yusuf melihat beberapa orang datang. Tahukah engkau siapa mereka? Mereka adalah kesepuluh kakak Yusuf. Ayah mereka Yakub telah menyuruh mereka ke Mesir, karena mereka telah kehabisan makanan di tempat tinggal mereka, Kanaan. Yusuf mengenali saudara-saudaranya, tetapi mereka tidak mengenali Yusuf. Tahukah mengapa? Karena Yusuf sudah dewasa dan karena ia mengenakan pakaian yang berbeda.

Yusuf teringat akan mimpinya pada waktu ia masih muda. Di dalam mimpinya ia melihat saudara-saudaranya datang tunduk dan menyembah kepadanya. Apakah kau masih ingat telah membaca hal ini? Maka Yusuf sekarang dapat mengerti, bahwa Allahlah yang telah mengirimnya ke Mesir, untuk maksud yang baik. Apakah yang akan Yusuf lakukan menurut pikiranmu? Marilah kita lihat. ***

Page 3

Page 15: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

ani, sebut saja begitu namanya. Kawan kuliah ini berotak

cemerlang dan memiliki idealisme tinggi. Sejak masuk kampus, sikap dan konsep dirinya sudah jelas: meraih yang terbaik, di bidang akademis maupun profesi yang akan digelutinya. ”Why not the best,” katanya selalu, mengutip seorang mantan presiden Amerika.

R

Ketika Universitas mengirim mahasiswa untuk studi Hukum Internasional di Universiteit Utrecht, Belanda, Rani termasuk salah satunya. Saya lebih memilih menuntaskan pendidikan kedokteran.Berikutnya, Rani mendapat pendamping yang ”selevel”; sama-sama berprestasi, meski berbeda profesi.

Alifya, buah cinta mereka, lahir ketika Rani diangkat sebagai staf diplomat, bertepatan dengan tuntasnya suami dia meraih PhD. Lengkaplah kebahagiaan mereka. Konon, nama putera mereka itu diambil dari huruf pertama hijaiyah ”alif” dan huruf terakhir ”ya”, jadilah nama yang enak didengar: Alifya.

Saya tak sempat mengira, apa mereka bermaksud menjadikannya sebagai anak yang pertama dan terakhir.

Ketika Alif, panggilan puteranya itu, berusia 6 bulan, kesibukan Rani semakin menggila. Bak garuda, nyaris tiap hari ia terbang dari satu kota ke kota lain, dan dari satu negara ke negara lain.Setulusnya saya pernah bertanya, ”Tidakkah si Alif terlalu kecil untuk ditinggal-tinggal? ” Dengan sigap Rani menjawab, ”Oh, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya. Everything is OK!” Ucapannya itu betul-betul ia buktikan. Perawatan dan perhatian anaknya, ditangani secara profesional oleh baby sitter mahal. Rani tinggal mengontrol jadual Alif lewat telepon.

Alif tumbuh menjadi anak yang tampak lincah, cerdas dan gampang mengerti.

Kakek-neneknya selalu memompakan kebanggaan kepada cucu semata wayang itu, tentang kehebatan ibu-bapaknya. Tentang gelar dan nama besar, tentang naik pesawat terbang, dan uang yang banyak.

”Contohlah ayah-bunda Alif, kalau Alif besar nanti.” Begitu selalu nenek Alif, ibunya Rani, berpesan di akhir dongeng menjelang tidurnya.

Ketika Alif berusia 3 tahun, Rani bercerita kalau dia minta adik. Terkejut dengan permintaan tak terduga itu, Rani dan suaminya kembali menagih pengertian anaknya. Kesibukan mereka belum memungkinkan untuk menghadirkan seorang adik buat Alif. Lagi-lagi bocah kecil ini ”memahami” orang tuanya.

Buktinya, kata Rani, ia tak lagi merengek minta adik. Alif,

Page 3

Page 16: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

tampaknya mewarisi karakter ibunya yang bukan perengek. Meski kedua orangtuanya kerap pulang larut, ia jarang sekali ngambek.

Bahkan, tutur Rani, Alif selalu menyambut kedatangannya dengan penuh ceria. Maka, Rani menyapanya ”malaikat kecilku”. Sungguh keluarga yang bahagia, pikir saya. Meski kedua orangtuanya super sibuk, Alif tetap tumbuh penuh cinta. Diam-diam, saya iri pada keluarga ini.

Suatu hari, menjelang Rani berangkat ke kantor, entah mengapa Alif menolak dimandikan baby sitter. ”Alif ingin Bunda mandikan,” ujarnya penuh harap. Karuan saja Rani, yang detik ke detik waktunya sangat diperhitungkan, gusar. Ia menampik permintaan Alif sambil tetap gesit berdandan dan mempersiapkan keperluan kantornya. Suaminya pun turut membujuk Alif agar mau mandi dengan Tante Mien, baby sitter-nya. Lagi-lagi, Alif dengan pengertian menurut, meski wajahnya cemberut.

Peristiwa ini berulang sampai hampir sepekan. ”Bunda, mandikan aku!” kian lama suara Alif penuh tekanan. Toh, Rani dan suaminya berpikir, mungkin itu karena Alif sedang dalam masa pra-sekolah, jadinya agak lebih minta perhatian. Setelah dibujuk-bujuk, akhirnya Alif bisa ditinggal juga.

Sampai suatu sore, saya dikejutkan telponnya Mien, sang baby sitter. ”Bu dokter, Alif demam dan kejang-kejang. Sekarang di Emergency.” Setengah terbang, saya ngebut ke UGD. But it was too late.

Allah sudah punya rencana lain. Alif, si malaikat kecil, keburu pergi..

Rani, ketika diberi tahu soal Alif, sedang meresmikan kantor barunya. Ia shock berat. Setibanya di rumah, satu-satunya keinginan dia adalah memandikan putranya. Setelah pekan lalu Alif mulai menuntut, Rani memang menyimpan komitmen untuk suatu saat memandikan anaknya sendiri. Dan siang itu, janji Rani terwujud, meski setelah tubuh si kecil terbaring kaku. ”Ini Bunda Lif, Bunda mandikan Alif,” ucapnya lirih, Satu persatu rekan Rani menyingkir dari sampingnya, berusaha menyembunyikan tangis.

Ketika tanah merah telah mengubur jasad si kecil, kami masih berdiri mematung di sisi pusara. Berkali-kali Rani, sahabatku yang tegar itu, berkata, ”Ini sudah takdir, ya kan. Sama saja, aku di sebelahnya ataupun di seberang lautan, kalau sudah saatnya, ya dia pergi juga kan?” Saya diam saja.

Rasanya Rani memang tak perlu hiburan dari orang lain. Suaminya mematung seperti tak bernyawa. Wajahnya pias, tatapannya kosong. ”Ini konsekuensi sebuah pilihan,” lanjut Rani, tetap mencoba tegar dan kuat.

Hening sejenak. Angin senja meniupkan aroma bunga kamboja.Tiba-tiba Rani berlutut. ”Aku ibunyaaa!” serunya histeris, lantas tergugu hebat. Rasanya baru kali ini saya menyaksikan Rani menangis, lebih-lebih tangisan yang meledak. ”Bangunlah Lif, Bunda mau mandikan Alif. Beri kesempatan Bunda sekali saja Lif. Sekali saja, Aliiif..” Rani merintih mengiba-iba. Detik berikutnya, ia menubruk pusara dan tertelungkup di atasnya.Air matanya membanjiri tanah merah yang menaungi jasad Alif. Senja pun makin tua.

INSPIRASI Nasi sudah menjadi bubur, sesal tidak lagi menolong. Hal yang nampaknya sepele sering kali menimbulkan

sesal dan kehilangan yang amat sangat. Sering kali orang sibuk ‘di luaran’, asik dengan

dunianya dan ambisinya sendiri tidak mengabaikan orang-orang di dekatnya yang disayanginya. Akan masih ada waktu ‘nanti’ buat mereka jadi abaikan saja dulu.

Sering kali orang takabur dan merasa yakin bahwa pengertian dan kasih sayang yang diterimanya tidak akan hilang. Merasa mereka akan mengerti karena mereka menyayanginya dan tetap akan ada.

Kebahagiaan tidak dapat diukur dengan duniawi, kesuksesan bukanlah karena kita mempunyai segalanya,tapi diukur dari seberapa kita bisa memberi arti kepada orang yang menyayangi dan berada disekitar kita… semoga bermanfaat bagi semua keluarga yang menginginkan keluarga bahagia..

KELAS - KELAS KEMAJUAN PATHFINDER\

Page 3

Page 17: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

PELAYANAN KHUSUS DAN UPACARA-UPACARA

PERKENALAN:Ini adalah dari beberapa wilayah dimana pendeta muda mempunyai sejarah yang panjang yang mana saran-saran ini diberikan. Saran-saran ini, sementara mereka genting dalam batas hubungan karena mereka telah dilihat bekerja, tidak berarti adalah akhirnya. Bisa jadi adalah cara yang lebih baik menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Kebebasan ini, bagaimanapun, tidak dapat dilihat sebagai ijin untuk meningalkan prosedur dasar, tetapi terlebih untuk membangun satu waktu yang tidak pernah untuk dilupakan oleh mereka yang terkait.

A. UPACARA PERKENALAN YANG DISARANKAN(Arahnya ditujukan kepada klub remaja memperkenalkan satu orang calon, tepapi ini bisa diadaptasikan untuk kumpulan klub Remaja Advent saat memperkenalkan beberapa orang calon)

1. Persiapan Bahan-bahan yang dibutuhkan:

1. Meja2. Logol Klub Remaja3. Spanduk Klub Remaja4. Bendera Klub Remaja5. Bendera Kenegaraan6. Lilin -- satu berwarna putih ukuran 15 inci, enam

lilin dalam warna klub remaja berukuran 10 inci, delapan lilin ukuran 8 inci warna putih untuk Peraturan, tujuh lilin

warna putih untuk Perjanjian.

2. ProsedurLetakkan sebuah meja pada lokasi upacara perkenalan. Tempatkan logol klub remaja yang besar ditengah-tengah langsung dekat dengan meja, dengan satu spanduk Perjanjian disebelah kanan Logo dan Spanduk Peraturan klub remaja diselah kiri simbol. Ditengah meja langsung didepan simbol klub remaja diletakkan lilin 15 inci mewakili semanga kepanduan. Didepan lilin itu letakkan enam lilin berukuran 10 inci -- biru, merah, hijau, perak (hitam, jika perak tidak ada), marun dan keemasan mewakili enam kelas-kelas remaja. Didepan enam lilin berwarna ini letakkan satu penyangga lilin untuk lilin calon anggota untuk ditempatkan selama upacara. Di depan spanduk Peraturan klub remaja dalam satu garis dengan lilin “Semangat Pathfinder” , ditengah delapan lilin putih berukuran delapan inci. Tempatkan tujun lilin putih ukuran delapan inci sejajar didepan spanduk Perjanjian klub remaja.

Peragakan juga Bendera Nasional disebelah kanan (sementara peserta menghadap ke hadirin) di meja dan bendera klub remaja disebelah kiri meja.

Bentuk formasi duduk remaja dalam unitnya dengan satu formasi “V”, Bagian yang terbuka menghadap meja dengan lilin-lilinya. Calon-calon duduk di tengah formasi. Direktur berdiri disebelah kanan meja (menghadap remaja) dan wakil direktur berdiri disebelah kiri meja (menghadap remaja).

3. Upacara - NaskahSetelah direktur memberikan penjelasan mengenai prosedur acara kepada para calon anggota dan terutama para tamu, direktur mengumumkan:

“ Dengan ini saya nyatakan upacara perkenalan dari _____________Klub Remaja sudah dimulai.”

Direktur menyalakan lilin “Semangat Pathfinder” sambil mengucapkan:

“Untuk menerangi program kita ini, kita kembali kepada Semangat Pathfinder. Lilin yang saya nyalakan sekarang ini mewakili semangat itu. Ini adalah semangat untuk berpetualang, kegembiraan, belajar, persahabatan, kesadaran, dan keinsyafan, dan semua itu, satu semangat penghormatan dan semangat melayani kepada Allah dan manusia. Lilin ini sendiri TIDAK lengkap atau tidak cukup. Untuk memperkenalkan lilin pelengkap kami mengundang wakil direktur _____________________”

(nama)Sementara menyalakan masing-masing lilin mewakili masing-masing, wakil direktur mendefinisikan enam kelas sebagai berikut:

Kelas Sahabat Klub remaja adalah satu rangkaian pelajaran dalam belajar, keahlian, dan kebugaran fisik yang akan menolong seseorang untuk menjadi teman yang lebih baik sekarang dan teman Allah memalui kekekalan.

Kelas Teman Klub Remaja adalah rangkaian pelajaran dalam belajar, keahlian, dan kebugaran fisik yang akan memberikan arti yang lebih untuk hidup dan persahabatan dengan Jesus Kristus setiap jam dalam setiap hari.

Kelas Penyelidik Klub Remaja adalah rangkaian pelajaran yang akan menolong seseorang untuk menemukan peristiwa baru dalam menyelidiki Firman Allah dan hasil ciptaanNya.

Kelas Perintis Klub Remaja adalah rangkaian pelajaran yang akan membuka daerah penemuan baru dalam alam dan dunia kerohanian untuk mempertahankan kebenaran dan kegembiraan yang alami.

Page 3

Page 18: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

Kelas Penjelajah Klub Remaja adalah rangkaian pelajaran dalam fisik, mental, budaya dan pertumbuhan rohani yang menantang anak remaja untuk membangun seluruh konsep diri dan gaya hidup Kristiani.

Kelas Pemimpin Klub Remaja adalah rangkaian pelajaran yang menitikberatkan pertumbuhan secara pribadi dan penemuan yang bersifat rohani dan mempersiapkan remaja untuk pengembangan keahlian baru dalam kepemimpinan dan teknik mempertahankan diri.

Jika keenam lilin kelas klub remaja telah dinyalakan, direktur mengantikan lilin semangat pathfinder pada posisinya semula. Direktur kemudian menjelaskan kepada para calon anggota bahwa lilin yang besar adalah simbol dari program klub remaja, menitikberatkan cita-cita yang tinggi untuk mana klub itu berdiri dan pertumbuhan yang akan dibuat anggota klub. Direktur kemudian memanggil anggota klub remaja untuk melanjutkan dengan upacara penyalaan lilin “Peraturan Klub Remaja”.

Delapan anggota Pathfinder yang terbaik , sebelumnya telah dipilih, menyalakan lilin “Peraturan Klub Remaja. Pemilihan ini didasarkan pada kelas klub remaja, data klub, pita tingkah laku yang baik, dsb. Sebaliknya, setiap anak dari delapan remaja bergerak maju kedepan memberikan salam penghormatan kepada direktur dengan salam tangan penghormatan, mengambil lilin Semangat Pathfinder dan menyalakan satu dari lilin Peraturan Klub Remaja. (Direktur menyambut salam penghormatan).

Setelah remaja mengembalikan lilin Semangat Pathfinder ketempatnya, anak itu kemudian hormat kepada direktur dan mengulang ”Siap, Saya menyerahkan calon-calon anggota, yang dengan ini berjanji (mengulang satu dari definisi berikut tergantung kepada lilin yang dia nyalakan).”

1. “ Turut Penunggu Pagi” yang berarti Saya akan berdoa dan belajar Alkitab setiap hari.

2. “Melakukan Kewajibanku”, yang berarti oleh karena kekuatan Allah Saya akan menolong orang lain dan melaksanakan tugas saya dan berlaku jujur dimanapun saya berada.

3. “Memelihara Tubuhku” yang berarti Saya akan sederhana dalam segala sesuatu dan berusaha mencapai standar yang tertinggi dalam kebugaran fisik.

4. “Hidup Benar" berarti saya tidak akan berbohong, menipu, memperdayakan dan berkata tidak baik atau berpikir jahat.

5. “Jadi sopan menurut,” yang berarti Saya akan jadi baik dan memperhatikan orang lain, menyatakan cinta Jesus didalam segala hubungan saya dengan orang lain.

6. “Jalan Perlahan di dalam Kaabah”, berarti didalam segala latihan peribadatan, saya harus diam, hati-hati dan hormat.

7. “Selalu Bernyanyi dalam hati,” yang berarti Saya akan menjadi ceria dan bergembira dan membiarkan pengaruh hidup saya seperti sinar matahari kepada orang lain.

8. “Jalankan Pekerjaan Tuhan,” yang berarti Saya akan selalu siap bagikan iman saya dan melakukan yang baik seperti yang Jesus telah lakukan.

Jika lilin Peraturan Klub Remaja telah dinyalakan, wakil direktur menyatakan,” Mewakili Klub Remaja Advent sedunia, Saya menerima sumpah calon-calon anggota untuk melakukan Peraturan Klub Remaja Advent.

Direktur kemudian meminta penyalaan Lilin Perjajian Klub Remaja. Prosedur yang sama seperti penyalaan lilin Peraturan klub remaja diikuti oleh tujuh anak Pathfinder yang terbaik. Setelah masing-masing lilin dinyalakan, remaja mengikuti direktur dalam menyatakan: “Siap, Saya mewakili calon anggota, yang berjanji (mengulang satu dari daftar berikut sesuai dengan lilin yang dinyalakan oleh masing-masing ketujuh anak tersebut).”

1. Oleh karena kasih Allah,” yang berarti bahwa Saya hanya bergantung kepada pertolongan Allah, Saya dapat melakukan perintahnya.

2. “Saya jadi suci,” yang berarti Saya tidak akan hanya memperhatikan dan baik kepada teman saya tetapi kepada semua ciptaan Tuhan.

4. “Saya manis badi dan setia,” yang berarti saya akan jujur dan tulus dalam belajar, bekerja dan bermain dan dapat selalu diandalkan dalam melakukan sesuatu yang terbaik.

5. “Saya mau menurut peraturan Pemuda Advent Remaja", yang berarti bahwa saya akan mencari untuk mengerti arti dari Hukum klub remaja dan akan berusaha untuk menghidupkannya, mewujudkan bahwa kepatuhan kepada hukum itu adalah perlu di dalam segala organisasi.

6. “Saya akan menjadi Hamba Allah,” yang berarti saya akan berjanji kepada diri saya sendiri untuk melayani Tuhan terlebih dahulu, sampai terakhir dan terbaik dalam segala sesuatu saya diminta atau lakukan.

Page 3

Page 19: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Edisi 317 – 21 Nopember 2014

7. “Saya akan menjadi sahabat manusia”, yang berarti bahwa saya akan hidup untuk menjadi berkat bagi orang lain dan berlaku bagi mereka seperti Saya ingin mereka lakukan untuk saya.

Pada penyelesaian penyalaan lilin Perjanjian klub Remaja, wakil direktur menyatakan:

“ Mewakili Klub Remaja Advent seluruh dunia, Saya menerima janji calon anggota untuk hidup sesuai dengan Perjanjian klub remaja.”

Direktur kemudian meminta anggota-anggota klub untuk berdiri, dan calon anggota dipanggil maju kedepan untuk mengambil posisi didepan meja antara wakil direktur dan direktur, menghadap anggota klub dan berdiri dengan penuh perhatian. Direktur kemudian meminta calong anggota untuk mengesahkan penyerahan kepada suatu standard yang tinggi dari Klub Remaja dan mengulang Perjanjian dan Peraturan Klub remaja. (Jika lebih dari satu calon anggota diajukan, Perjanjian dan Peraturan klub remaja diulang secara bersama-sama).

Berikut ini adalah pengulangan dari Perjanjian dan Peraturan Klub remaja oleh calon anggota, Direktur yang mengucapkan :

“Kami, dengan ini menyatakan __________ (nama calon anggota) masuk kedalam persekutuan dari Klub Remaja ________________ Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Konferens/Daerah_________. Saudara sekarang diwakili dengan sebuah lilin (wakil direktur memberikan sebuah lilin berukuran empat inci warna putih kepada calon anggota) dimana Anda sekarang bisa nyalakan dari lilin “Semangat Pathfinder”, dan tempatkan di penyangga lilin ditengah depan meja. (Remaja menyalakan lilin dari lilin 15 inci dan menempatkannya di penyangga lilin). Nyalamu sekarang ditambahkan di klub kita dan kami memeliharamu ditengah-tengah kehadiran anak-anak ini untuk tetap membiarkan nyalamu bersinar diantara yang lainnya

dalam semangat Pathfinder. Kita sekarang meminta wakil direktur untuk berdoa agar Allah akan memberimu kekuatan untuk dapat menghidupkan cita-cita yang tinggi dari klub kita dan beriman dan setia pada keanggotaan klub.”

Wakil Direktur memimpin dalam doa untuk pentahbisan untuk anggota yang baru, sementara anggota lain dalam sikap berdoa dengan berdiri.

Direktur kemudian menyatakan,

“____________” (nama anggota baru), kamu sekarang adalah anggota penuh dari Klub Pathfinder/Remaja___________.”

1. Anggota baru kemudian menghadapkan dirinya sendiri kepada direktur untuk menerima jabatan tanggan persahabatan.

2. Selanjutnya kepada wakil direktur, pembina, dan kapten dari regunya memberikan tanggan kanan persahabatan.

3. Sekretaris Klub menyerahkan keanggotaan dengan memberikan kartu keanggotaan klub remaja.

4. Pembina dan kapten menolong anggota untuk membentuk regu-regu .

5. Klub menyanyikan lagu kepanduan dan lilin-lilin dinyalakan, yang mngakhiri acara penerimaan tersebut.

Prosedur LainnyaJika suatu klub tidak menginginkan untuk mempergunakan lilin, prosedur yang sama bisa diikuti dengan menggunakan hanya bendera dan spanduk. Calon bisa menempatkan kedua tanggannya pada bahan-bahan bendera Pathfinder sementara mengulangi Perjanjian dan Peraturan klub pathfinder/remaja. Bendera klub pathfinder/remaja dalam hal ini akan dipindahkan dari tempatnya dan staff memegangnya dalam posisi horisontal dengan wakil direktur.

Page 3

Page 20: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)
Page 21: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Baptisan KKR Kaweruan, Likupang, Daerah Minahasa Utara - Bitung

Oleh : Hersschel Najoan – BAIT Manado

Setelah bertahun-tahun tanpa kegitan apapun, pendeta wilayah Tawarik, pdt William Kalangi beserta pendeta jemaat Warukapas & Klabat, pdt. Andersen Mona berusaha mencari terobosan untuk menghidupkan kembali jemaat yang mati suri.

Jemaat yang tanpa perkembangan keanggotaan dan satu per satu anggota jemaatnya berpindah tempat menyebabkan jemaat Kaweruan menjadi jemaat yang mati suri.

Pada tanggal 9 – 15 Nopember 2014, jemaat-jemaat Wilayah Tawarik (Tatelu, Warukapas, Wasian, Klabat) didukung oleh daerah Minahasa Utara & Bitung mengadakan KKR dengan tema “Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup”. Pembicara dalam KKR ini adalah pdt. Larry Raranta, sekretaris asosiasi kependetaan daerah Minahasa Utara & Bitung, pdt. William Kalangi, ketua wilayah Tawarik dan pdt. Anderson Mona, pendeta jemaat Warukapas & Klabat.

KKR yng diadakan di tempat ibadah lama jemaat Kaweruan ini dari malam ke malam di dukung oleh jemaat-jemaat di wilayah Tawarik dan pada hari sabat tanggal 15 Nopember diadakan sabat pertemuan di tempat ini.

Page 22: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Pada penutupan KKR, satu orang telah dibaptiskan di pantai Likupang. Meskipun hanya satu orang yang dibaptis namun jemaat-jemaat di wilayah Tawarik sangat bersyukur karena telah memulai menghidupkan kembali jemaat yang sebelumnya telah mati suri.

KKR Calon Pendeta di Jemaat Warukapas, Minahasa Utara

Oleh : Herschel Najoan – BAIT Manado

Setelah KKR di Kaweruan, Likupang di support oleh jemaat Warukapas, maka pada tanggal 16 – 22 Nopember 2014, justru jemaat Warukapa yang mengadakan KKR. Kebaktian Kebangunan Rohani kali ini dibawakan oleh Steven Sugiarto,

mahasiswa Universitas Klabat yang sementara mengadakan Lab Church di jemaat Warukapas.

KKR yang diadakan di gereja Warukapas ini mendapat perhatian juga dari jemaat-jemaat sekitar sehingga dari malam ke malam, tempat duduk di gereja ini terisi penuh oleh anggota jemaat dan para tamu.

Nixon Tombeng, ketua jemaat Warukapas, mengomentari bahwa satu waktu pembicara ini akan menjadi pembicara KKR yang sukses. Meskipun baru sebagai mahasiswa namun dia sudah bisa membawakan materi dengan sangat gambling dan menarik, lanjutnya.

Pada hari sabat siang (22/11) Steven Sugiarto yang berasal dari jemaat Taman Sari, Jakarta ini kembali membawakan Firman Tuhan yang seperti cirri khasnya dengan membawakan bukti-bukti pendukung baik dari segi Alkitab maupun dari bukti ilmiah lainnya.

Pada akhir KKR ini, satu orang telah dibaptiskan pada hari sabat sore itu di kolam wilayah Dimembe.

Gempa Disaat Ibadah Sabat, Tak Satupun Anggota Keluar Gereja

Oleh : Herschel Najoan - BAIT Manado

Meskipun gempa 7,3 skala richter yang mengguncang Sulawesi Utara dan Maluku Utara pada hari sabat 15 Nopember 2014 sempat membuat panic warga masyarakat, namun penampilan berbeda terlihat di jemaat Matungkas kecamatan Dimembe pada hari sabat siang itu. Ketika persiapan khotbah diadakan oleh tua-tua jemaat, tiba-tiba gempa yang cukup keras yang berlangsung sekitar 30 detik itu menghentak dan mengguncang gereja. Anggota jemaat saling berpandangan, begitu pula tua-tua jemaat yang ada di depan mimbar, namun meskipun warga

Page 23: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

yang lain sudah meninggalkan rumah dan pergi ke jalanan tetapi anggota jemaat tetap bertahan dalam gereja.

Ibu Yenni, salah seorang tamu yang mengunjungi jemaat ini ketika ditanya kenapa tidak keluar dari gereja meskipun goncngan gempa cukup kuat mengatakan “biar jo kalo torang mo mati tapi torang akan mati dalam gereja, sedang beribadah, torang pasti selamat”. Hal serupa sepertinya menjadi pandangan anggota jemaat yang lain sehingga tidak ada yang meninggalkan gereja sabat siang itu. Hal serupa pernah terjadi beberapa tahun yang lalu ketika terjadi badai yang cukup kuat di saat ibadah sabat sementara berlangsung. Bukannya meninggalkan gereja tetapi anggota jemaat justru tetap bertahan dalam gereja.

Sabat siang itu di jemaat Matungkas, jemaat bersyukur karena tidak terjadi sesuatu yang merugikan tetapi justru menguatkan iman. Di Acara khotbah lagu-lagu pujian diabawakan oleh anak-anak, remaja dan pemuda dan koor jemaat.

Setelah acara ibadah sabat siang berakhir, seperti biasanya diadakan makan siang bersama dengan mengundang semua yang hadir terutama para tamu.

Pelayanan Yoel Care Group & KSI Manado Point Dibuka Oleh Direktur

Pelayanan Kesehatan Divisi Asia Pasifik Selatan

Oleh : Tim BAIT

Pelayanan Akhir Tahun 2014 dari Yoel Care Group bekerja sama dengan Klub Sehat Indonesia (KSI) Manado Point dibuka oleh Pdt. Abraham Carpena selaku Direktur Pelayanan Kesehatan Divisi Asia Pasifik Selatan, didampingi oleh Mrs. N. Bindosano selaku Direktur Pelayanan Kesehatan UKIKT dan gembala jemaat Jemaat Paal Dua Manado, Pdt. Ronell Mamarimbing dan Pdt. Raynald Makalew, Minggu 16 November 2014.

Page 24: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Yoel Care Group Jemaat Paal Dua bekerja sama dengan KSI Manado Point mengadakan pelayanan kesehatan akhir tahun 2014, Health & Wellness Expo, diadakan di Sekolah Advent Paal Dua Manado.

Kegiatan Health & Wellness Expo ini meliputi :1. Pemeriksaan Tekanan Darah dan Detak Jantung2. Pemeriksaan Tinggi Badan3. Pemeriksaan Berat Badan4. Pemeriksaan Lemak Tubuh5. Pemeriksaan Kebutuhan Kalori6. Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh7. Pemeriksaan Usia Kesehatan8. Pemeriksaan Kekuatan Jantung9. Pemeriksaan Kekuatan Paru-paru10. Pemeriksaan Asam Urat11. Pemeriksaan Gula Darah12. Pemeriksaan Kolesterol13. Konsultasi Kesehatan14. Chair Massage15. Demo Home Remedy16. Stand Penjualan Bahan Makanan Sehat 

Diharapkan kerjasama KSI dengan berbagai jemaat semakin berkembang dan kegiatan di jemaat Paal Dua Manado ini akan terus berlanjut di kemudian hari.

PDT DR ROBERT WALEAN JR MENJADI GUEST SPEAKER

PADA PENUTUPAN KKR FISDAC NEW JERSEY USAOleh: Jufrie Wantah - BAIT USA

Setelah First Indonesian Seventh-Day Adventist Church (FISDAC), New Jersey mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) setiap akhir pekan selama tiga minggu berturut-turut di bulan November 2014. Yang mana KKR ini yang merupakan rencana kerja dari Personal Ministry Department FISDAC 2014 yang dipimpin oleh Johanes Tilaar telah diadakan pada setiap Kamis malam, Jumat malam dan Sabtu siang selama tiga akhir pekan berturut-turut. Dimulai pada Kamis malam (6/11) dan telah ditutup pada Sabtu siang (22/11). KKR ini diselingi dengan lagu-lagu pujian yang mengangkat hati hadirin dekat dengan Tuhan.

Page 25: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Para pembicara yang ahli pada bidangnya seperti Pdt. Dr. Steven Rantung yang kini adalah Gembala FISDAC telah berbicara pada akhir pekan pertama dan kedua, sedang pembicara tamu (guest speaker) adalah Pdt. Dr. Robert Walean Jr dari Indonesia telah berbicara pada akhir pekan ketiga (penutup) KKR. Topik-topik yang menarik dari Alkitab ialah mengenai eskatologi yaitu peristiwa-peristiwa yang pasti akan terjadi pada masa akhir zaman. Antara lain adalah tentang tujuh kutuk menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali, seribu tahun, surga dan neraka dibahas oleh Pdt. Dr. Steven Rantung. Sedang Pdt. Dr. Robert Walean Jr mengelaborasi Mazmur 16 yaitu tentang pengharapan umat Allah dan Yesaya 6:1-8 yaitu tentang Yesaya pada waktu bertemu/dipanggil Allah.

Berbicara pada Kamis malam (20/11) Pdt. Dr. Robert Walean Jr mengatakan bahwa kedatangannya ke USA yaitu guna memenuhi undangan yaitu mengadakan revival pada sebuah jemaat di Colorado. Beliau juga membawa salam dari 65 pendeta yaitu para hamba Tuhan yang bekerja di Daerah Konferens Manado, Minahasa Utara, Bitung & Maluku Utara. Sebagaimana diketahui bahwa beliau saat ini melayani sebagai Ministerial Associate (Kependetaan) di daerah tersebut. Pdt. Dr. Steven Rantung dalam memperkenalkan Pdt. Dr. Robert Walean Jr di antaranya mereka adalah teman sekolah dulu waktu di Indonesia.

Khotbah yang bersifat expository dari Pdt. Dr. Robert Walean Jr pada penutupan KKR ialah diambil dari 2 Raja-Raja 6:1-7 tentang nabi Elisa dan Kapak yang timbul mengapung. Sebelumnya beliau telah mempersatukan kelas diskusi pelajaran Sekolah Sabat dengan tajuk “The Humility of Heavenly Wisdom” (Kesederhanaan Hikmat Surgawi). Acara penyerahan anak pertama puteri bayi Blair dari Keluarga Lalaki-Tombokan (Juliffer & Carol) dipimpin oleh Pdt. Dr. Steven Rantung dan doa dilayangkan oleh Pdt. Dr. Robert Walean Jr serta diselingi lagu khusus dari Jennifer Lalaki. Lagu-lagu pujian dalam acara khotbah dipersembankan oleh Duet Cantika & Evi Ferreira dan Duet Melinda Walanda & Febriyando Nainggolan. Children Homily oleh Syane Walean-Lolong, MBA isteri dari pengkhotbah.

Pada petang hari seusai makan Pdt. Dr. Robet Walean Jr memberikan seminar tentang “Kasih Allah” kemudian beliau melayani jemaat Indonesian Pioneer Seventh-Day Adventist Church (IPSDAC) yang digembalakan oleh Pdt. Dr. Adrie Legoh. Seminar dilanjutkan oleh sang isteri Syane Walean-Lolong, MBA tentang Rumah Tangga antara lain 1) Buat satu komitmen bukan eksperimen, 2) Kembangkan hubungan sosial, 3) Ungkapkan kasihku, 4) Pelihara jalur komunikasi terbuka, 5) Mengutamakan keperluan pasanganku di atas keperluanku, 6) Tentukan hari berdoa bersama.

Sebelumnya Syane Walean-Lolong, MBA yang kini adalah Treasurer (Bendahara) Daerah Manado, Minahasa Utara, Bitung & Maluku Utara telah mengisi acara Pelayanan Perorangan dengan topik “Penginjilan 1752.” Antara lain beliau mengungkapkan bahwa 1) Pilihlah satu (1) dari bukan anggota oleh anggota, 2) Berdoalah buat dia selama tujuh (7) hari, 3) Selama lima puluh dua (52) minggu dalam setahun. Walaupun hasilnya tidak langsung, namun metode ini secara sederhana dapat memberi hasil di kemudian hari.

Page 26: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)

Pdt. Dr. Robert Walean Jr nanti bertemu dengan sang isteri dalam acara Bakti Wanita Advent (BWA)/Rumah Tangga di rumah salah satu anggota FISDAC di mana guest speaker dalam acara itu adalah Syane Walean-Lolong, MBA. Kunjungan Pdt. Dr. Robert Walean Jr kali ini merupakan yang pertama di USA ditemani oleh sang isteri tercinta. Menurut rencana setelah mengunjungi seperti negara bagian Colorado, Washington, New Hampshire, New Jersey, New York, Maryland/Washington, DC akan mampir dan melayani jemaat di California sebelum kembali ke Indonesia. Walaupun suhu udara di New Jersey semakin dingin, namun tidak menjadi hambatan bagi kedua pembicara tamu dengan kehangatan yang diberikan oleh para anggota jemaat yang dikunjungi termasuk para alumni Universitas Klabat (Unklab).

Jika saudara melihat keadaan saat ini, kejahatan sedang melanda dunia ini, laksana gelombang pasang laut yang yang tak meninggalkan sejengkal daratan di pantai yang dibiarkan kering, terairi dan membekas jelas. Sekarang ini kejahatan telah melanda kehidupan manusia di dunia ini. Tidak ada ruang hampa dosa, semua berkutat dengan dosa; di mana-mana daya magis moralitas  mengundang, kecurangan memasuki semua lini kehidupan, manusia haus kekuasaan dan posisi  dengan usaha curangnya, belum lagi usaha pengelapan untuk memperkaya diri sekalipun itu jelas kepunyaan Tuhan. Justru dalam keadaan yang demikian manusia terus berpacu  semakin

merajalela untuk dapat memuskan selera dan nafsunya sehingga genaplah kata-kata Yesus: sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Nuh modern, sedang  hidup di zaman ini, tabiat seperti Nuh juga masih ada tinggal di dunia sekarang ini, sekalipun dikelilingi kejahatan dunia yang hebat. Orang-orang yang memiliki tabiat ini senantiasa bergumul dengan ketidaksempurnaan perangainya, Nuh modern dengan sungguh-sungguh memohon pertolongan Tuhan setiap saat, karena kerinduanya  dapat berjalan bersama dengan Tuhannya. Mereka merasakan paling berdosa; semakin dekat dengan Tuhan semakin merasakan ketidaklayakan hidupnya!

Nuh modern, tidak pernah terpengaruh dengan imbalan yang bukan haknya, mereka terlalu jujur untuk kenal suap, apalagi 'berkalaborasi curang' dengan mengatasnamakan pelayanan untuk Tuhan karena mereka memiliki integritas mulia yang tak dapat diajak berkompromi. Sekalipun di sekelilingnya ia melihat kecurangan demi kecurangan; ketidakadilan menjadi pemandangan umum; mereka tidak dapat mengatur dan diatur oleh pemilik modal untuk kepentingan apapun.

Hanya orang-orang seperti Nuhlah yang mendapat kasih karunia di mata TUHAN, semoga itu termasuk saudara dan saya juga

[email protected]

KAMI

Page 27: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)
Page 28: Edisi 318 -  27 Nopember 2014 (1)