100
EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) PADA SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) SKRIPSI Oleh : RONY INDRAYANA K 100 040 234 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

  • Upload
    docong

  • View
    243

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) PADA SERUM DARAH

TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI

KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

SKRIPSI

Oleh :

RONY INDRAYANA K 100 040 234

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2008

Page 2: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

i

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM (Syzygium

polyanthum [Wight.] Walp.) PADA SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai

Derajat Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

di Surakarta

Oleh:

RONY INDRAYANA

K 100040234

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2008

Page 3: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul :

EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM (Syzygium

polyanthum [Wight.] Walp.) PADA SERUM DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl4)

Oleh : RONY INDRAYANA

K 100 040 234

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal : Juli 2008

Mengetahui Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,

Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt.

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Nurcahyanti W, M. Biomed., Apt. Rima Munawaroh, S.Si., Apt.

Penguji :

1. dr. Em Sutrisna, M. Kes. ____________ 2. Wahyu Utami, M.Si., Apt. ___________ 3. Nurcahyanti W, M. Biomed., Apt. ____________ 4. Rima Munawaroh, S.Si., Apt. ___________

Page 4: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

iii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Bukankah Kami telah melapangkan dadamu? Dan Kami telah menghilangkan bebanmu

Yang memberatkan punggungmu Dan Kami tinggikan derajatmu

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),

kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh-sungguh Dan kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

(QS. Al-Insyirah : 1-8)

Sebuah persembahan terindah untuk: Ibu dan Bapak tercinta

Sebagai ungkapan rasa terimakasih dan sembah baktiku untukmu Sahabat terkasihku..................

Terimakasih, lewat lisanmu kau t’lah sampaikan do’a untuk keberhasilanku Sahabat-sahabatku..................

Terimakasih, kalian t’lah menjadi teman di saat senang dan susahku Alamamater UMS

Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan Ridlo-Nya

Page 5: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

iv

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Juli 2008

Peneliti

( Rony Indrayana )

Page 6: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

v

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Bijaksana atas

rahmat dan hidayah-Nya berupa kemampuan berfikir serta kekuatan bekerja

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Efek Antioksidan Ekstrak

Etanol 70% Daun Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) pada Serum Darah

Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karbon Tetraklorida (CCl4). Skripsi

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta

bantuan semua pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh rasa hormat ingin

mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut membantu jalannya

penelitian.

1. Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2. Nurcahyanti Wahyuningtyas, M.Biomed., Apt., selaku dosen pembimbing utama,

atas keikhlasan dan kesabaran dalam membimbing, dorongan semangat serta

nasehatnya.

3. Rima Munawaroh, S.Si., Apt., selaku dosen pembimbing pendamping, atas

kesabaran, bantuan, dan arahan yang telah diberikan selama ini.

4. dr. Em Sutrisna, M.Kes., selaku dosen penguji I, atas kesabaran, bantuan, dan

arahan yang telah diberikan selama ini.

Page 7: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

vi

5. Wahyu Utami, M.Si., Apt., selaku dosen penguji II, atas kesabaran, bantuan, dan

arahan yang telah diberikan selama ini

6. Para dosen dan staf karyawan Fakultas Farmasi UMS, atas kerjasama selama

penelitian.

7. Bapak dan Ibu yang telah membiayai dan selalu mendoakan penulis sampai

sekarang ini.

8. Handoko dan Wijayanti yang selalu menjadi teman seperjuangan dalam

penelitian ini.

9. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah mau menampungku di rumah kontrakan

“Embrio”, Jamal, Arek, Fajri, Bang Pandi, Ucup, Gloyor, Mochin, Kesit Topan,

Gedang, Asep serta para pengunjung “Embrio”, Fay, Bledug, Enthong, Rinta,

Mey, Putri dan semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan semuanya, terima

kasih telah memberikan semangat dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

Penulis berusaha melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini

namun sebagai manusia tidak lepas dari kekurangan. Karena itu, penulis mohon maaf

atas segala kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

khususnya mahasiswa dan dapat dikembangkan secara luas kepada masyarakat.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surakarta, Juli 2008

Penulis

(Rony Indrayana)

Page 8: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN DEKLARASI................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

INTISARI......................................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4

1. Tanaman Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) ....... 4

2. Radikal bebas .......................................................................... 6

3. Karbon tetraklorida ................................................................. 8

4. Antioksidan ........................................................................... 11

5. Ekstraksi ................................................................................ 15

Page 9: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

viii

E. Keterangan Empiris ..................................................................... 18

BAB II. METODE PENELITIAN .................................................................. 19

A. Rancangan Penelitian .................................................................. 19

B. Definisi Operasional Penelitian ................................................... 19

C. Bahan dan Alat ............................................................................ 20

1. Bahan-bahan yang digunakan ............................................... 20

2. Alat-alat yang digunakan ...................................................... 20

D. Jalannya Penelitian ...................................................................... 21

1. Determinasi tanaman salam .................................................. 21

2. Penyiapan bahan ................................................................... 21

3. Pembuatan ekstrak daun salam ............................................. 21

4. Pembuatan sediaan ekstrak etanol daun salam ..................... 22

5. Penetapan dosis karbon tetraklorida ..................................... 22

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) 11,2 % (v/v) . 22

7. Perhitungan dosis ekstrak daun salam .................................. 22

8. Penelitian pendahuluan ......................................................... 23

9. Perlakuan hewan uji .............................................................. 27

10. Pembuatan serum .................................................................. 29

11. Penetapan kadar MDA .......................................................... 29

12. Pengukuran kadar MDA ....................................................... 29

E. Cara Analisis…………………………………………………….31

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32

A. Determinasi Tanaman Salam ...................................................... 32

Page 10: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

ix

B. Hasil Uji Pendahuluan ................................................................. 32

C. Hasil Uji Antioksidan Ekstrak 70% Etanol Daun Salam ........... 35

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 49

A. Kesimpulan ................................................................................. 49

B. Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50

LAMPIRAN ...................................................................................................... 54

Page 11: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Mekanisme Peroksidasi PUFA ....................................................... 10

Gambar 2. Mekanisme Reaksi Antara TBA dan MDA ................................... 11

Gambar 3. Skema Pembuatan Ekstrak etanol 70% Daun Salam .................... 22

Gambar 4. Skema Orientasi Waktu Pemberian Toksik ................................... 25 Gambar 5. Skema Orientasi Waktu Optimal Pemberian Ekstrak Etanol 70%

Daun Salam .................................................................................... 26 Gambar 6. Skema Uji Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) Dosis Tunggal pada Tikus Putih Jantan .......................................................................... 28

Gambar 7. Skema Uji Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

(Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) Dosis Berulang pada Tikus Putih Jantan .......................................................................... 29

Gambar 8. Grafik Data Kadar MDA Darah pada Model Toksik ..................... 33 Gambar 9. Grafik Selisih Kadar MDA Setelah Pemberian Ekstrak Dosis

Tunggal dan Dosis Berulang pada Setiap Kelompok ..................... 40

Page 12: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kurva Baku MDA ............................................................................. 30

Tabel 2. Data Optimasi Waktu Pemberian Ekstrak 1,25 g/KgBB................... 34 Tabel 3. Data Penurunan Kadar MDA pada Serum Darah Tikus Setelah

Perlakuan dengan Dosis Tunggal ...................................................... 38 Tabel 4. Data Penurunan Kadar MDA pada Serum Darah Tikus Setelah

Perlakuan dengan Dosis Berulang ..................................................... 39 Tabel 5. Hasil Uji Mann-Whitney Data Selisih Kadar MDA .......................... 42 Tabel 6. Persentase Penurunan Kadar MDA Setelah Diberi Ekstrak Dosis

Tunggal .............................................................................................. 45 Tabel 7. Persentase Penurunan Kadar MDA Setelah Diberi Ekstrak Dosis

Berulang ............................................................................................ 46 Tabel 8. Hasil Uji Statistik Data Persentase Penurunan Kadar MDA ............. 47

Page 13: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Keterangan Tikus Putih Jantan Galur Wistar ..................... 54

Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Salam (Syzygium

polyanthum [Wight] Walp.) ......................................................... 55

Lampiran 3. Volume Pemberian Sediaan Uji ................................................... 58

Lampiran 4. Perhitungan Kadar MDA ............................................................. 60

Lampiran 5. Hasil Uji Pendahuluan .................................................................. 63

Lampiran 6. Data Kurva Baku ........................................................................... 64

Lampiran 7. Analisis Data Optimasi Waktu Pembentukan Toksik .................. 72

Lampiran 8. Uji Distribusi Normal dan Homogenitas Data Kadar MDA pada

Optimasi Pemberian Ekstrak ........................................................ 73

Lampiran 9. Uji One Way Anava Data Kadar MDA pada Optimasi Pemberian

Ekstrak Hasil Transformasi dalam Bentuk Log.................... ........ 74

Lampiran 10. Uji Distribusi Normal Data Kadar MDA dan Kuadrat Kadar MDA

Dosis Tunggal dan Dosis Berulang........ ...................................... 75

Lampiran 11. Uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney Data Kadar MDA Dosis

Tunggal dan Dosis Berulang Efek Antioksidan Ekstrak Etanol

70 % Daun Salam ......................................................................... 76

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Data Persentase Penurunan Kadar MDA ....... 84

Lampiran 13. Gambar Tanaman Salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.) 86

Page 14: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

xiii

INTISARI

Daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) mengandung flavonoid yang diduga dapat berefek sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4).

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah dengan menggunakan 35 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok I (kontrol normal) diberi paraffin cair p.o 25,0 ml/KgBB. Kelompok II (kontrol toksik) diberi karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) dengan volume pemberian 2,8 ml/KgBB p.o. Kelompok III (kontrol negatif) diberi CMC Na 0,5% p.o. Kelompok IV, V dan VI diberi ekstrak etanol 70% daun salam dengan variasi dosis berturut-turut 1,25 g/kgBB, 2,5 g/kgBB dan 5,0 g/kgBB secara peroral. Kelompok VII diberi perlakuan dengan ekstrak etanol 70% daun salam dosis 5,0 g/KgBB. Kelompok III-VI dibuat toksik dengan diinduksi karbon tetraklorida 2,8 ml/kgBB secara peroral bersamaan dengan pemberian masing-masing sediaan uji. Efek antioksidan diukur berdasar penurunan kadar malonaldehid (MDA) berupa penurunan absorbansi komplek MDA-TBA (thiobarbituric acid) yang dibaca pada panjang gelombang 520 nm.

Hasil uji statistik Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan bahwa sediaan ekstrak etanol 70% daun salam dosis 2,5 g/KgBB dan 5,0 g/KgBB pada pemberian dosis tunggal mempunyai efek antioksidan pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida dosis 2,8 ml/KgBB. Ekstrak etanol 70% daun salam dosis 1,25 g/KgBB, 2,5 g/KgBB dan 5,0 g/KgBB pada pemberian dosis berulang juga memiliki efek antioksidan dengan besar yang sama (p > 0,05) pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida dosis 2,8 ml/KgBB. Kata kunci: daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.), karbon tetraklorida, malonaldehid

Page 15: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia kesehatan saat ini semakin menaruh perhatian terhadap radikal bebas.

Hal ini dikarenakan semakin banyak bukti ilmiah yang mengindikasikan bahwa

radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan DNA yang dapat menimbulkan

berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker. Kerusakan DNA ini juga

menyebabkan gangguan sistem respon imun dan inflamasi jaringan (Desmarchelier

et al, 2005).

Radikal bebas merupakan molekul atau atom apa saja yang tidak stabil karena

memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini

berbahaya karena amat reaktif mencari pasangan elektronnya. Radikal bebas yang

terbentuk dalam tubuh akan menghasilkan radikal bebas yang baru melalui reaksi

berantai yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Selanjutnya menyerang sel-sel

tubuh sehingga akan terjadi kerusakan jaringan (Sibuea, 2004). Tubuh secara terus-

menerus membentuk radikal oksigen dan spesies reaktif lainnya, terutama dihasilkan

oleh netrofil, makrofag dan sistem xantin oksidase (Khlifi et al, 2005). Radikal bebas

ini dibentuk melalui mekanisme metabolisme normal (Desmarchelier et al, 2005).

Senyawa radikal bebas tersebut timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam

tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang

berlangsung pada waktu bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan,

peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan

Page 16: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

2

bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis

(Karyadi, 1997). Makanan tertentu seperti makanan cepat saji (fastfood), makanan

kemasan, makanan kalengan juga berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh

karena kandungan lemak, pengawet serta sumber radikal bebas (Sibuea, 2004).

Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari

serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini. Vitamin C dan

vitamin E telah digunakan secara luas sebagai antioksidan karena lebih aman dan

efek samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan antioksidan sintetik.

Antioksidan sintetik seperti BHA (butil hidroksi anisol) dan BHT (butil hidroksi

toluen) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan

vitamin E (Han et al., 2004), tetapi antioksidan sintesis ini dapat menimbulkan

karsinogenesis (Kikuzaki et al., 2002). Antioksidan dari tumbuhan dapat

menghalangi kerusakan oksidatif melalui reduksi dengan radikal bebas, membentuk

kelat dengan senyawa logam katalitik, dan menangkap oksigen (Khlifi et al, 2005).

Oleh karena itu diperlukan eksplorasi antioksidan alami untuk mendapatkan

antioksidan dengan tingkat keamanan dan aktivitas yang tinggi.

Daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) mengandung minyak

atsiri (sitral dan eugenol), tanin dan flavonoid (Dalimartha, 2003). Komponen

fenolik yang terdapat dalam tumbuhan memiliki kemampuan mereduksi yang

berperan penting dalam menyerap dan menetralkan radikal bebas, dan dekomposisi

peroksid (Javanmardi, 2003).

Secara empiris daun salam digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan

pada penyakit kolesterol tinggi, kencing manis, hipertensi, gastritis dan diare

Page 17: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

3

(Dalimartha, 2003). Alasan pemilihan daun salam karena pada penelitian

sebelumnya menyatakan bahwa ekstrak etanol daun salam dapat menurunkan kadar

glukosa darah, meningkatnya kadar glukosa dalam darah disebabkan oleh kerusakan

pankreas sehingga tidak dapat menghasilkan insulin, kerusakan pankreas ini dapat

disebabkan oleh senyawa radikal bebas yang merusak sel-sel pada pankreas sehingga

tidak dapat berfungsi (Studiawan, 2004). Alasan lain, daun salam (Syzygium

polyanthum ) merupakan tanaman satu genus dengan daun dewandaru (Eugenia

uniflora dengan sinonim Syzygium uniflora) yang menurut penelitian daun

dewandaru memiliki aktivitas sebagai antioksidan secara in vitro, dengan mekanisme

kerja menangkap radikal bebas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan aktivitas

penangkap radikal pada ekstrak etanol, etil asetat dan kloroform dengan nilai IC50

berturut-turut 8,87; 12,01; dan 53,30 µg/ml (Utami dkk, 2005). Penelitian lain juga

menyatakan bahwa daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) memiliki aktivitas

menangkap radikal bebas dengan nilai IC50 ekstrak heksana, kloroform, etil asetat

dan air masing-masing 13,0; 21,4; 1,3; dan 7,0 µg/ml (Velaquez et al., 2003).

Penelitian lain menyatakan infusa daun salam (Syzygium polyantha Wight.)

mempunyai aktivitas menurunkan kadar asam urat darah pada mencit putih jantan

yang diinduksi dengan potasium oxonat dosis 300 mg/kgBB. Infusa daun salam dosis

1,25g/kgBB, 2,5 g/kgBB dan 5,0 g/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat darah

mencit jantan berturut-turut sebesar 54,30%, 76,22% dan 76,54%. Kemungkinan

kandungan flavonoid dari daun salam dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum

darah mencit, karena flavonoid mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat

Page 18: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

4

menghambat kerja enzim xantin oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat

(Ariyanti, 2003).

Oleh sebab itu, perlu dibuktikan apakah daun salam yang satu genus dengan

daun dewandaru juga memiliki efek sebagai antioksidan, dibuktikan dengan efek

antioksidan daun salam terhadap CCl4 yang merupakan penyebab kerusakan sel.

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini adalah:

Apakah ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.) pada dosis

tunggal dan berulang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan secara in vivo pada

serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida

(CCl4)?

C. Tujuan Penelitian

1. Membuktikan adanya efek antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam dosis

tunggal pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi dengan

karbon tetraklorida.

2. Membuktikan adanya efek antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam dosis

berulang pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi dengan

karbon tetraklorida.

D. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

Page 19: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

5

a. Sistematika tanaman

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Species : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.

(Backer and Van Den Brink, 1965).

b. Sinonim

Sinonim dari Syzygium polyanthum (Wight) Walp. adalah Eugenia polyantha

Wight., Eugenia lucidula Miq. (Tjitrosoepomo, 2002).

c. Nama daerah

Meselanagan, ubar serai (Melayu), gowok (Sunda), manting, salam (Jawa),

salam (Madura) (Dalimartha, 2003).

d. Morfologi tanaman

Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan atau

disekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan di dataran rendah sampai 1400 m dpl.

Salam merupakan pohon dengan tinggi mencapai 25 m, batang bulat,

permukaan licin, bertajuk rimbun dan berakar tunggang. Daun tunggal, letak

berhadapan, panjang tangkai daun 0,5-1 cm. Helaian daun berbentuk lonjong sampai

elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing pangkal runcing, tepi rata,

pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah

Page 20: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

6

berwarna hijau muda, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, jika diremas berbau harum.

Bunga majemuk yang tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, berwarna

putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, buah muda

berwarna hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat,

diameter sekitar 1 cm, berwarna coklat (Tjitrosoepomo, 2002).

e. Kandungan kimia

Daun salam mengandung saponin, triterpen, flavonoid, tanin, dan alkaloid.

Minyak atsiri dalam daun salam terdiri dari seskuiterpen, lakton dan fenol

(Soedarsono et al., 2002).

f. Manfaat tanaman

Secara empiris daun salam digunakan untuk obat pada penyakit diabetes,

jantung koroner, hipertensi, sakit maag dan diare (Dalimartha, 2003).

2. Radikal Bebas

a. Pengertian radikal bebas

Radikal bebas adalah atom atau gugus apa saja yang memiliki satu/lebih

elektron yang tidak berpasangan yang dapat bertindak sebagai akseptor elektron

(Zimmerman, 1978). Karena jumlah elektron ganjil, maka tidak semua elektron

dapat berpasangan. Suatu radikal bebas tidak bermuatan positif/negatif, maka spesi

semacam ini sangat reaktif karena adanya elektron tidak berpasangan (Fessenden and

Fessenden, 1986).

b. Sumber radikal bebas

Sumber radikal bebas dapat berasal dari dalam tubuh (endogenus) yang

terbentuk sebagai sisa proses metabolisme (proses pembakaran) protein atau

Page 21: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

7

karbohidrat dan lemak yang kita konsumsi. Radikal bebas dapat pula diperoleh dari

luar tubuh (eksogenus) yang berasal dari polusi udara, asap kendaraan bermotor, asap

rokok, berbagai bahan kimia, makanan yang terlalu hangus (carbonated) dan lain

sebagainya. Beberapa contoh radikal bebas antara lain: anion superoksida (2O2•),

radikal hidroksil (OH•), nitrit oksida (NO•), hidrogen peroksida (H2O2) dan

sebagainya (Windono dkk, 2000). Radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh akan

merusak beberapa target seperti lemak, protein, karbohidrat dan DNA (Halliwel et

al., 1995).

Anion superoksida adalah salah satu jenis radikal bebas. Radikal ini sering

terbentuk di dalam reaksi oksidasi sel (agen oksidasi). Radikal superoksid dapat

memproduksi jenis radikal bebas lainnya (Wang et al., 2003).

c. Mekanisme pembentukan radikal bebas

Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh

normal yang terjadi melalui reaksi yang langsung memutuskan ikatan atau melalui

transfer elektron (Halliwel and Gutridge, 2000). Radikal bebas lazimnya hanya

bersifat perantara yang bisa dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak lagi

membahayakan bagi tubuh. Namun, apabila radikal bebas bertemu dengan enzim

atau asam lemak tak jenuh ganda, maka merupakan awal dari kerusakan sel. Radikal

mampu menarik atom hidrogen dari suatu molekul disekitarnya. Pengaruh radiasi

ionisasi terhadap materi biologi akan menghasilkan radikal bebas hidroksil dan

radikal bebas lainnya, seperti radikal hidrogen yang siap berinteraksi dengan

biomolekul-biomolekul lain yang saling berdekatan (Middleton et al., 2000).

Page 22: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

8

Reaksi oksidasi lipid berlangsung dalam tiga tahap, yang pertama adalah

inisiasi yang mana suatu radikal lipid terbentuk dari molekul lipid menurut reaksi

RH→R●+H●. Pengurangan atom hidrogen oleh spesies reaktif seperti radikal

hidroksil berperan dalam inisiasi oksidasi lipid.

Setelah inisiasi, reaksi propagasi (perambatan) terjadi yang mana dalam

reaksi propagasi ini radikal lipid diubah menjadi radikal lipid yang berbeda. Reaksi

ini umumnya melibatkan pengurangan atom hidrogen dari molekul lipid atau

penambahan atom oksigen pada radikal alkil.

R● + O₂ → ROO●

ROO● + RH → ROOH + R●

Tahap terakhir adalah reaksi terminasi. Dalam reaksi ini radikal bebas bergabung

untuk membentuk molekul dengan elektron berpasangan.

ROO● + ROO● → ROOR + O2

ROO● + R● → ROOR

R● + R● → RR

Prekusor molekular untuk memulai proses tersebut umumnya merupakan

produk hidroperoksida, sehingga peroksidasi lipid menyebabkan reaksi rantai dengan

berbagai efek yang potensial merusak sel-sel tubuh (Pokorni et al., 2001).

3. Karbon Tetraklorida

Karbon tetraklorida (CCl4) adalah cairan yang mudah terbakar, jernih, tidak

berwarna, sifat pelarutnya sama dengan kloroform. Dapat bercampur dengan alkohol,

eter, benzen dan pelarut organik lainnya, tetapi praktis tidak larut dalam air. Harus

disimpan dalam wadah tertutup dan kedap cahaya (Doerge, 1982).

Page 23: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

9

Pertama kali dibuat tahun 1849 dan digunakan untuk anestesi, shampo kering

dan obat cacing. Namun kegunaan dalam rumah tangga telah ditinggalkan karena

toksisitasnya yang hebat dan hanya digunakan untuk industri, ilmu pengetahuan, dan

penggunaan non rumah tangga (Klassen, 2001).

Ingesti CCl4 secara oral dengan mudah diabsorbsi dari traktus

gastrointestinal, berlangsung secara lambat dan tidak mudah diramalkan. Absorbsi

ini mengalami peningkatan jika bersamaan dengan ingesti lemak dan alkohol (Fauci

et al., 1998). CCl4 dihimpun secara besar-besaran dalam lemak tubuh, hati, dan

sumsum tulang belakang. Pada hewan percobaan, penghirupan CCl4 diekskresikan

dalam 2-3 bulan, sekitar setengahnya hilang karena penguapan dan sisanya

dikeluarkan sebagai urea dan metabolit lain dalam urin dan feces (Klassen, 2001).

CCl4 diaktifkan oleh enzim sitokrom P-450 menjadi radikal bebas yang

reaktivitasnya tinggi. Pertama, CCl4 diubah menjadi bentuk radikal triklorometil

(CCl3•) dan kemudian menjadi radikal triklorometil peroksi (CCl3O2

•) yang sangat

reaktif. Radikal ini dapat mengakibatkan peroksidasi PUFA (poly unsaturated fatty

acid) yang terdapat pada membran sel, sehingga menyebabkan kerusakan pada sel

(Hodgson and Levi, 2002). Produk utama dari peroksidasi PUFA diproduksi melalui

mekanisme radikal bebas. Proses ini diawali dengan inisiasi yang meliputi

pengambilan atom H dari PUFA oleh oksigen bebas yang terdapat pada CCl3O2•.

Stabilitas bentuk dari produk awal ini ditentukan oleh energi disosiasi ikatan antara

C-H. Ikatan ganda metilen pada PUFA lebih mudah teroksidasi daripada ikatan pada

monosaturated fatty acid. Reaksi selanjutnya adalah propagasi antara pentadienil

radikal dengan atom oksigen. Hasil dari reaksi ini akan menjadi inisiator baru untuk

Page 24: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

10

bereaksi dengan PUFA yang lain sehingga menghasilkan produk radikal baru.

Langkah selanjutnya adalah reaksi terminasi, yaitu kombinasi dua radikal menjadi

suatu produk non radikal. Mekanisme peroksidasi PUFA dapat dilihat pada gambar

1.

Gambar 1. Mekanisme Peroksidasi PUFA (Hodgson and Levi, 2002)

Peroksidasi PUFA tidak berhenti sampai disini, menurut penelitian masih ada

metabolit sekunder yang dihasilkan setelah peroksidasi PUFA. Salah satunya adalah

malondialdehyde (malonaldehyde, propanedial, MDA) yang merupakan hasil akhir

dari peroksidasi asam arakidonat dan beberapa PUFA yang lain (Josephy, 1997).

Pengukuran kinetika peroksidasi lipid secara in vitro dapat dilakukan dengan

mengukur berapa banyak oksigen yang dibutuhkan. Ada beberapa metode yang

dapat digunakan, salah satunya TBA (Thiobarbituric acid) reactivity test, yang dapat

dilakukan baik secara in vivo maupun in vitro. Tes ini didasarkan pada reaksi

kondensasi antara satu molekul MDA dengan dua molekul TBA pada kondisi asam.

Hasilnya adalah pigmen berwarna merah yang dapat diukur pada panjang gelombang

532 nm. Jumlah MDA yang terdeteksi menggambarkan banyaknya peroksidasi lipid

Page 25: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

yang

TBA

4. A

a. P

reakt

men

kard

b. P

perta

1) A

s

g terjadi (

A dapat dil

Gambar

Antioksid

Pengertia

Antiok

tif/spesies

cegah pen

diovaskule

Penggolon

Tubuh

ahanan ter

Antioksid

superoksid

(Josephy,

lihat pada

r 2. Meka

dan

an antioks

ksidan me

s nitrogen

nyakit-pen

er, dan pen

ngan anti

h memilik

rsebut dik

an prime

da dismut

1997). M

a gambar 2

anisme R

sidan

erupakan

n reaktif

nyakit yan

nuaan (Ha

ioksidan

ki sistem

kelompokk

er, (antiok

tase (SOD

Mekanisme

2.

Reaksi ant

senyawa

dan juga

ng dihubu

alliwell, B

pertahana

kan menja

ksidan en

D), katalas

e pemben

tara TBA

yang da

radikal b

ungkan de

B. and Gut

an interna

adi 3 golo

ndogen/an

se dan glu

ntukan kom

A dan MD

apat meng

bebas seh

engan radi

tteridge, J

al terhada

ongan:

ntioksidan

utation pe

mpleks an

DA (Josep

ghambat s

hingga an

ikal bebas

J.M.C, 20

ap radikal

n enzimat

eroksidase

ntara MD

phy, 1997)

spesies ok

ntioksidan

s seperti k

00).

l bebas. S

tis). Cont

e. Enzim-

11

DA dan

)

ksigen

dapat

kanker,

Sistem

tohnya

-enzim

Page 26: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

12

ini mampu menekan atau menghambat pembentukan radikal bebas dengan cara

memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk lebih stabil. Reaksi

ini disebut sebagai chain-breaking-antioxidant.

2) Antioksidan sekunder (antioksidan eksogen atau antioksidan non enzimatis).

Contoh antioksidan sekunder ialah vitamin E, vitamin C, β-karoten, isoflavon,

asam urat, bilirubin, dan albumin. Senyawa-senyawa ini dikenal sebagai

penangkap radikal bebas (scavenger free radical).

3) Antioksidan tersier, misalnya enzim DNA-repair dan metionin sulfoksida

reduktase yang berperan dalam perbaikan biomolekul yang dirusak oleh radikal

bebas (Winarsi, 2005).

Senyawa antioksidan sintesis seperti butil hidroksi anisol (BHA) dan butil

hidroksi toluen (BHT) bukan merupakan solusi untuk kontrol positif yang baik,

sebab pada pemaparan yang lama diketahui dapat mempengaruhi genetika sel-sel

tubuh (Poormorad et al., 2006).

c. Sumber antioksidan

Antioksidan sangat beragam jenisnya. Berdasarkan sumbernya antioksidan

dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan yang diperoleh

dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan hasil ekstraksi

bahan alami).

1) Antioksidan sintetik

Diantara beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan untuk makanan,

ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar di seluruh dunia,

yaitu butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi toluen (BHT), propil galat, tert-butil

Page 27: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

13

hidroksi quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan tersebut merupakan antioksidan

alami yang telah diproduksi secara sintesis untuk tujuan komersial (Pokorni et al.,

2001).

2) Antioksidan alami

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari:

a) Senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu atau dua komponen makanan

b) Senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi selama proses

pengolahan

c) Senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan ditambahkan ke

makanan.

Kebanyakan senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami adalah berasal

dari tumbuhan. Kingdom tumbuhan, Angiosperm memiliki kira-kira 200.000 sampai

300.000 spesies dan dari jumlah ini kurang lebih 400 spesies yang telah dikenal

dapat menjadi bahan pangan manusia. Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari

tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu dari bagian yang dapat dimakan.

Antioksidan alami terbesar di beberapa bagian tanaman, seperti pada kayu, kulit

kayu, akar, daun, buah, biji, dan serbuk sari (Pokorni et al., 2001).

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau

polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin,

tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki

aktivitas antioksidan meliputi flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, flavonol dan

kalkon. Sementara turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam

Page 28: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

14

klorogenat, dan lain-lain. Senyawa antioksidan polifenolik ini adalah multifungsional

dan dapat bereaksi sebagai:

a) Pereduksi

b) Penangkap radikal bebas

c) Pengkelat logam

d) Peredam terbentuknya singlet oksigen

Kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi

flavonoid atau senyawa yang berkaitan erat dengannya, sehingga flavonoid

merupakan salah satu golongan fenol alam terbesar. Lebih lanjut disebutkan bahwa

sebenarnya flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau, sehingga pastilah

ditemukan pula pada setiap telaah ekstrak tumbuhan. Kebanyakan dari golongan dan

senyawa yang berkaitan erat dengannya memiliki sifat-sifat antioksidan baik di

dalam lipida cair maupun dalam makanan berlipida (Pokorni et al., 2001).

d. Mekanisme kerja antioksidan

Oksidasi dapat dihambat oleh berbagai macam cara diantaranya mencegah

masuknya oksigen, penggunaan temperatur yang rendah, inaktivasi enzim yang

mengkatalis oksidasi, mengurangi tekanan oksigen dan penggunaan pengemas yang

sesuai. Cara lain untuk melindungi terhadap oksigen adalah dengan menggunakan

bahan tambahan spesifik yang dapat menghambat oksidasi yang secara tepat disebut

dengan penghambat oksidasi (oxidation inhibitor), tetapi baru-baru ini lebih sering

disebut antioksidan (Pokorni et al., 2001).

Penambahan antioksidan primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat

menghambat atau mencegah reaksi autoksidasi. Reaksi tersebut relatif stabil dan

Page 29: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

15

tidak mempunyai cukup energi untuk dapat bereaksi dengan molekul lipida lain

membentuk radikal lipida baru.

Inisiasi : R● + AH → RH + A●

Radikal lipida

Propagasi : ROO● + AH → ROOH + A●

Mekanisme yang paling penting adalah reaksi antara antioksidan dengan

radikal bebas (Gordon, 1990). Biasanya antioksidan bereaksi dengan radikal bebas

peroksil atau hidroksil yang terbentuk dari hidroperoksida yang berasal dari lipid.

Senyawa antioksidan lain dapat menstabilkan hidroperoksida menjadi senyawa non

radikal. Peruraian hidroperoksida dapat dikatalisis oleh logam berat akibatnya

senyawa-senyawa dapat mengkelat logam juga termasuk antioksidan. Beberapa

senyawa disebut sinergis karena senyawa tersebut dengan sendirinya tidak

mempunyai aktivitas antioksidan akan tetapi senyawa tersebut dapat meningkatkan

aktivitas antioksidan senyawa lain. Kelompok lain adalah senyawa-senyawa yang

mampu menguraikan hidroperoksida melalui jalur non radikal sehingga senyawa ini

dapat mengurangi kandungan radikal bebas (Pokorni et al., 2001).

5. Ekstraksi

Ekstraksi adalah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah obat

dan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut.

Bahan mentah obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ataupun hewan tidak perlu

diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan atau dikeringkan. Tiap-tiap bahan mentah

obat disebut ekstrak, tidak mengandung hanya satu unsur saja tetapi berbagai unsur,

tergantung pada obat yang digunakan dan kondisi dari ekstraksi (Ansel, 1989).

Page 30: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

16

Ekstraksi atau penyarian merupakan peristiwa perpindahan masa zat aktif

yang semula berada dalam sel, ditarik oleh cairan penyari. Pada umumnya penyari

akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan semakin

luas (Ansel, 1989).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan cara

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh

cahaya matahari langsung (Anonim, 1979). Ekstrak merupakan sediaan pekat yang

diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif simplisia nabati dan hewani menggunakan

pelarut yang sesuai kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Anonim,

1995).

Sistem pelarut yang digunakan dalam ekstraksi harus dipilih berdasarkan

kemampuannya dalam melarutkan jumlah yang maksimum dari zat aktif dan

seminimal mungkin bagi unsur yang tidak diinginkan (Ansel, 1989). Kriteria cairan

penyari yang baik haruslah memenuhi syarat antara lain:

a. Murah dan mudah diperoleh

b. Stabil secara fisika dan kimia

c. Bereaksi netral

d. Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

e. Selektif yaitu hanya menarik zat yang berkhasiat yang dikehendaki

f. Tidak mempengaruhi zat yang berkhasiat

g. Diperbolehkan oleh peraturan

(Anonim, 1986).

Page 31: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

17

Etanol 70% adalah campuran dua bahan pelarut yaitu etanol dan air dengan

kadar etanol 70% (v/v). Etanol tidak menyebabkan pembengkakan pada membran sel

dan memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Keuntungan lainnya adalah sifatnya

yang mampu mengendapkan albumin dan menghambat kerja enzim. Etanol 70%

sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal (Voight, 1984).

Maserasi (maserace = mengairi, melunakkan) adalah cara ekstraksi yang

paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai syarat-syarat farmakope

(umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) disatukan dengan bahan

pengekstraksi. Selanjutnya rendaman tersebut disimpan terlindungi dari cahaya

langsung (mencegah reaksi yang dikatalisis cahaya atau perubahan warna) dan

dikocok kembali. Waktu maserasi pada umumnya 5 hari. Setelah waktu tersebut,

artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan

yang masuk dalam cairan telah tercapai. Dengan pengocokan dijamin keseimbangan

konsentrasi bahan ekstraksi lebih cepat dalam cairan. Keadaan diam selama maserasi

tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin besar perbandingan

simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak yang diperoleh

(Voight, 1984).

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau

pelarut lain. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan kerugian

dari maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna

(Anonim, 1986).

Page 32: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

18

Maserasi umumnya dilakukan dengan cara 10 bagian simplisia dengan

derajat halus yang cocok dimasukkan dalam bejana, kemudian dituangi dengan 75

bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,

sambil berulang-ulang diaduk. Hasil penyarian dengan maserasi perlu dibiarkan

selama waktu tertentu. Waktu tersebut diperlukan untuk mengendapkan zat-zat yang

tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari seperti malam dan lain-lain

(Anonim, 1986).

E. Keterangan Empiris

Diharapkan dari penelitian ini didapatkan data ilmiah tentang efek

antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

dosis tunggal dan dosis berulang pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi

karbon tetraklorida (CCl4).

Page 33: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

19

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan rancangan

acak lengkap pola searah sebagai penelitian pendahuluan untuk mengetahui efek

antioksidan ekstrak etanol 70% daun salam.

B. Definisi Operasional Penelitian

Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :

1. Variabel bebas :

a. Konsentrasi ekstrak etanol 70% daun salam.

b. Dosis pemberian ekstrak etanol 70% daun salam.

2. Variabel tergantung :

Kadar MDA (malonaldehid) serum darah tikus putih jantan galur Wistar pada

jam ke-24 dan jam ke-48.

3. Variabel terkendali :

a. Tanaman Uji

Tanaman uji yang digunakan adalah daun salam yang sudah tua diperoleh

dari Desa Semail, Kelurahan Bangun Harjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten

Bantul, D.I.Y.

b. Hewan uji

Page 34: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

20

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar, umur 2-3

bulan, sehat dengan berat badan 100-200 gram.

c. Metode penyarian : maserasi.

d. Larutan penyari : etanol 70%.

e. Suhu pengeringan : 50oC–60oC.

C. Bahan dan Alat

1. Bahan yang digunakan :

a. Tanaman uji yang digunakan dalam penelitian adalah daun Salam yang sudah

tua, diperoleh dari Desa Semail, Kelurahan Bangun Harjo, Kecamatan Sewon,

Kabupaten Bantul, D.I.Y.

b. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar dengan umur 2-

3 bulan, sehat dengan berat badan 100-200 gram yang didapat dari Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

c. Reagen yang digunakan adalah etanol 70%, karbon tetraklorida (CCl4), paraffin

cair, CMC Na 0,5%, 1, 1, 3, 3-tetrametoksipropan, aquadest, trichloro acetat

(TCA) dan thiobarbituric acid (TBA).

2. Alat yang digunakan :

Timbangan hewan (Ohaus), jarum peroral, spuit injeksi, holder tikus, ependorf,

sonifikator (Branson), spektrofotometer uv-vis (Shimadzu), mikropipet, kuvet,

penangas air, centrifuge, vortek, minispins (ependorf), mikropipet, timbangan

analitik, alat-alat gelas.

Page 35: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

21

D. Jalannya Penelitian

1. Determinasi tanaman salam

Determinasi tanaman ini adalah untuk menetapkan kebenaran sampel

tanaman salam yang berkaitan dengan ciri-ciri makroskopis dengan mencocokkan

ciri-ciri morfologi tanaman terhadap pustaka. Tanaman ini dideterminasi di

laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

2. Penyiapan bahan

Pengambilan daun salam dari Desa Semail, Kelurahan Bangun Harjo,

Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, D.I.Y. Daun salam yang didapat dikeringkan

dengan cara dijemur di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Kemudian

pengeringan dilanjutkan dengan oven 50oC - 60oC. Daun salam yang telah

dikeringkan diserbuk dengan cara diblender kemudian diayak dengan ayakan no.

100.

3. Pembuatan ekstrak daun salam

Pembuatan ekstrak etanol 70% daun salam menggunakan metode maserasi,

karena maserasi tidak memerlukan proses pemanasan sehingga dapat menghindari

rusaknya zat-zat dalam simplisia yang tidak tahan pemanasan. Kurang lebih 600

gram serbuk daun salam dimasukkan dalam panci kemudian diberi etanol 70%

sebanyak 7,5 kali serbuk daun salam (4,5 L). Kemudian diaduk-aduk, ditutup dan

didiamkan selama 5 hari ditempat terlindung cahaya, sambil berulang kali diaduk.

Setelah 5 hari filtrat diambil dengan cara disaring dengan kertas saring. Ampas yang

didapat diremaserasi. Filtrat yang diperoleh, dibiarkan selama 1 hari untuk

Page 36: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

22

Ekstrak etanol daun Salam

Setelah 5 hari diserkai dan ampas dipisahkan

Diambil filtratnya kemudian dienapkan selama 1 hari dan dipisahkan dari endapannya

filtrat diuapkan sampai kental

600 g serbuk daun salam dimaserasi dengan etanol 70% 4,5 L selama 5 hari

Dibuat range konsentrasi berdasarkan orientasi

memisahkan dari zat-zat yang mungkin masih terlarut seperti malam dan lain-lain.

Filtrat yang didapat diuapkan sampai menjadi ekstrak kental (Anonim, 1986). Secara

skematis pembuatan ekstrak daun salam dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Skema Pembuatan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

4. Pembuatan sediaan ekstrak etanol daun salam

Ekstrak etanol 70% daun salam yang didapat dilarutkan dalam suspensi CMC

Na 0,5% sampai dosis yang diinginkan.

5. Penetapan dosis karbon tetraklorida (CCl4)

Pada penelitian ini dipilih dosis CCl4 (p.o) berdasarkan dosis toksiknya

terhadap tikus yaitu CCl4 konsentrasi 11,2% (v/v) dengan volume pemberian 2,8

ml/kgBB (Rosnalini, 1995).

6. Pembuatan larutan karbon tetraklorida (CCl4) 11,2% (v/v)

Sebanyak 11,2 ml CCl4 dilarutkan dalam parafin cair sampai 100 ml.

7. Perhitungan dosis ekstrak daun salam

Konsentrasi acuan (pada infusa) = 10% (b/v)

= 10 g/100 ml

Volume pemberian maksimal secara p.o pada tikus (200 g) = 10 ml

Ampas yang didapat di remaserasi

Page 37: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

23

Volume pemberian = ½ x vol maksimal

= ½ x 10 ml = 5 ml

Dosis pemberian pada tikus (infusa) = 10 g/100 ml

= 0,5 g/5 ml

= 0,5 g/ 200 g BB

= 2,5 g/KgBB

Dosis ekstrak dihitung berdasarkan hasil perolehan rendemen (ekstrak kental)

Dari simplisia kering 600 g, diperoleh ekstrak kental 280,8 g, maka ekstrak

kental yang dihasilkan = 280,8 g/600 g x 100%

= 46,8%

Dosis ekstrak = 0,5 g x 46,8% = 0,234 g

= 0,234 g/ 200 g BB

= 234 mg/200 g BB = 1,17 g/KgBB

Setelah diperoleh dosis ekstrak kemudian diorientasikan pada tikus dan dibuat

menjadi peringkat dosis 1,25 g/KgBB, 2,5 g/KgBB, dan 5,0 g/KgBB.

8. Penelitian pendahuluan

a. Penetapan panjang gelombang maksimum

Sebanyak 2 ml aquadest ditambah 1 ml TCA 20% dan 2 ml TBA 0,67%

digunakan sebagai blanko. Sebagai standar digunakan 200 µl MDA baku ditambah

dengan aquadest sampai 2 ml kemudian ditambah 1 ml TCA 20% dan 2 ml TBA

0,67%. Larutan dicampur homogen dan dipanaskan pada air mendidih selama 10

menit, lalu didinginkan. Setelah dingin disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10

menit. Supernatan berwarna merah muda kemudian diukur serapannya dengan

Page 38: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

24

spektrofotometer pada panjang gelombang 450-600 nm. Penentuan panjang

gelombang maksimum untuk menentukan panjang gelombang dengan serapan

tertinggi. Didapatkan panjang gelombang maksimum sebesar 520 nm.

b. Penentuan operating time (OT)

Sebanyak 2 ml aquadest ditambah 1 ml TCA 20% dan 2 ml TBA 0,67%

digunakan sebagai blanko. Sebagai standar digunakan 200 µl MDA baku ditambah

dengan aquadest sampai 2 ml kemudian ditambah 1 ml TCA 20% dan 2 ml TBA

0,67%. Larutan dicampur homogen dan dipanaskan pada air mendidih selama 10

menit, lalu didinginkan. Setelah dingin disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10

menit. Supernatan berwarna merah muda diukur serapannya dengan

spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang 520 nm (berdasarkan panjang

gelombang MDA) dan dibaca pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50.

Penentuan operating time (OT) dimaksudkan untuk memperoleh waktu dengan

serapan yang paling stabil. Didapatkan operating time pada menit 30-35.

c. Penetapan waktu pembentukan toksik dari karbon tetraklorida (Gambar 4)

Pada penelitian ini dilakukan orientasi untuk menetapkan waktu pembentukan

toksik dari CCl4. Tikus sebanyak 6 ekor dibagi secara acak menjadi 2 kelompok,

masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Kelompok pertama diberi larutan

parafin cair sebagai kontrol negatif sedangkan kelompok kedua diberi perlakuan

dengan larutan CCl4 11,2 % (v/v) (p.o). Sebelum diberi perlakuan, tikus dipuasakan

terlebih dahulu selama ± 18 jam dengan tetap diberi air minum. Dilihat kadar MDA

dari serum darah yang diambil pada jam ke 0, 12, 24, 36, 48, 60 setelah diberi

Page 39: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

25

perlakuan. Waktu dengan kadar MDA tertinggi merupakan waktu maksimal

terbentuknya toksik, dan didapatkan hasilnya pada jam ke-48.

Gambar 4. Skema Orientasi Waktu Pembentukan Toksik

d. Optimasi waktu pemberian ekstrak etanol 70% daun salam (Gambar 5)

Pada penelitian ini dilakukan orientasi untuk menetapkan waktu optimal

pemberian ekstrak etanol 70% daun salam. Dua belas ekor tikus dibagi secara acak

menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Kelompok

pertama diberi larutan CCl4 11,2 % (v/v), kelompok kedua diberi ekstrak etanol 70%

daun salam dosis 1,25 g/KgBB 1 jam sebelum pemberian CCl4, kelompok ketiga

diberi ekstrak etanol daun salam bersamaan dengan pemberian larutan CCl4,

kelompok keempat diberi ekstrak etanol 70% daun salam 1 jam setelah pemberian

larutan CCl4. Pada jam ke-48 (hasil orientasi pembentukan toksik) diambil serum

darah kemudian dihitung kadar MDA-nya. Waktu dengan kadar MDA terendah

6 ekor tikus putih jantan Wistar dibagi 2 kelompok, masing-masing kelompok 3 ekor

Kelompok I kontrol negatif paraffin cair (p.o)

Kelompok II CCl4 11,2 % (v/v) (p.o)

Ditentukan kadar MDA pada jam ke- 0, 12, 24, 36, 48, 60

Waktu dengan kadar MDA tertinggi merupakan waktu pembentukan toksik (jam ke-48)

Page 40: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

26

merupakan waktu optimal pemberian ekstrak etanol 70% daun salam, dan didapatkan

pada saat waktu bersamaan pemberian karbon tetraklorida.

e. Penetapan waktu pengambilan serum.

Waktu pengambilan serum darah didasarkan atas hasil orientasi. Pengambilan

serum darah pertama dilakukan pada jam ke-0, yaitu 1 jam sebelum waktu pemberian

ekstrak, kemudian diambil kembali serum darah kedua diambil sesaat sebelum

pemberian ekstrak kedua dan serum darah ketiga diambil pada jam ke-48 (waktu

pembentukan toksik).

Gambar 5. Skema Orientasi Waktu Optimal Pemberian Ekstrak Etanol 70%

Daun Salam

Kelompok I larutan CCl4 11,2 % (v/v) (p.o)

Diberi ekstrak etanol 70% daun salam 1,25 g/KgBB

Kelompok 2 1 jam sebelum pemberian CCl4 11,2 % (v/v) (p.o)

Kelompok 3 Bersamaan dengan pemberian CCl4 11,2 % (v/v) (p.o)

Waktu dengan kadar MDA terendah merupakan waktu optimal pemberian ekstrak etanol 70% daun salam (bersamaaan dengan CCl4)

Diambil serum darah pada jam ke-48, kemudian diukur kadar MDA-nya

Kelompok 4 1 jam setelah pemberian CCl4 11,2 % (v/v) (p.o)

12 ekor tikus putih jantan Wistar, dibagi 4 kelompok, masing-masing kelompok 3 ekor

Page 41: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

27

9. Perlakuan hewan uji

Hewan uji sebanyak 35 ekor dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan. Setiap

perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus. Sebelum percobaan dilakukan, tikus diadaptasikan

dengan kondisi laboratorium selama 7 hari untuk menghindari stress pada hewan uji

pada saat perlakuan. Satu hari sebelum perlakuan semua tikus dipuasakan kira-kira

18 jam, dengan tetap diberikan air minum. Hal ini dilakukan untuk menyamakan

kondisi hewan uji dan mengurangi pengaruh makanan yang diberikan terhadap

sediaan uji yang diberikan. Pembagian kelompok adalah sebagai berikut :

a. Dosis tunggal

Kelompok I : Diberi parafin cair sebagai kontrol normal (p.o)

Kelompok II : Diberi larutan CCl4 dalam parafin cair sebagai kontrol toksik

(p.o)

Kelompok III : Diberi larutan CCl4 dalam parafin cair + CMC Na 0,5 %

sebagai kontrol negatif (p.o)

Kelompok IV : Diberi suspensi ekstrak etanol daun Salam dosis 1,25 g/KgBB

+ larutan CCl4 dalam parafin cair (p.o)

Kelompok V : Diberi suspensi ekstrak etanol daun Salam dosis 2,5 g/KgBB +

larutan CCl4 dalam parafin cair (p.o)

Kelompok VI : Diberi suspensi ekstrak etanol daun Salam dosis 5,0 g/KgBB +

larutan CCl4 dalam parafin cair (p.o)

Kelompok VII : Diberi suspensi ekstrak etanol daun Salam dosis 5,0 g/KgBB

(p.o)

Page 42: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

28

Hewan uji diambil darahnya pada jam ke-0 dan jam ke-24 untuk diukur kadar

MDA serumnya. Skema uji dapat dilihat pada gambar 6.

.

Gambar 6. Skema Uji Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

(Syzigium Polyanthum (Wight.) Walp) Dosis Tunggal pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

b. Dosis berulang

Pada kelompok dengan perlakuan dosis berulang, hewan uji diberi perlakuan

sama seperti diatas, kemudian pada hari ke-2 (jam ke-24) diberi ekstrak lagi dengan

peringkat dosis sama seperti diatas. Pengambilan darah dilakukan pada jam ke-0 dan

jam ke-48, kemudian diukur kadar MDA serumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada

gambar 7 berikut ini.

Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III

Kelompok IV

Kelompok V

Parafin Cair p.o

larutan CCl4 dalam parafin cair

larutan CCl4 dalam parafin cair +CMC Na 0,5% p. o

Suspensi ekstrak etanol 1,25 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p.o

Suspensi ekstrak etanol 2,5 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p. o

Untuk kelompok IV, V dan VI diberi ekstrak bersamaan dengan pemberian CCl4

Kelompok VI

Suspensi ekstrak etanol 5,0 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p.o

Kelompok VII

Suspensi ekstrak etanol 5,0 g/KgBB p. o

Pada jam ke-0 dan jam ke-24 masing-masing kelompok diambil cuplikan darahnya untuk ditentukan aktivitas MDA serum

35 ekor tikus putih jantan Wistar, masing-masing kelompok 5 ekor tikus

Hasilnya dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnof dan Levene test, jika hasilnya terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan Anava 1 jalan, jika ada perbedaan yang signifikan antar kelompok dilanjutkan dengan uji LSD, jika

data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, dilakukan uji non parametrik

Page 43: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

29

Gambar 7. Skema Uji Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

(Syzigium Polyanthum (Wight.) Walp) Dosis Berulang pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

10. Pembuatan serum

Serum dibuat dengan cara menggores vena lateralis ekor tikus, darah yang

keluar ditampung dalam ependorf sebanyak 1 ml. Darah disentrifugasi 3000 rpm

selama 10 menit untuk mendapatkan serum yang akan digunakan dalam penetapan

kadar MDA plasma. (Apabila perlu serum dapat disimpan dalam temperatur -20oC

maksimal 1 bulan sampai dilakukan pemeriksaan tersebut).

11. Penetapan kadar MDA

Kadar MDA diukur pada serum darah menurut metode Wills (1987). Dua

ratus mikroliter serum ditambah aquades sampai 2 ml. Kemudian ditambahkan 1 ml

Kelompok I Kontrol normal

Kelompok II Kontrol positif toksik

Kelompok III

Kontrol negatif

Kelompok IV

Kelompok V

Parafin Cair p.o

larutan CCl4 dalam parafin cair

larutan CCl4 dalam parafin cair +CMC Na 0,5% p. o

Suspensi ekstrak etanol 1,25 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p.o

Suspensi ekstrak etanol 2,5 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p. o

Untuk kelompok III diberi CMC Na 0,5 % pada jam ke-24 dan kelompok IV, V dan VI diberi ekstrak bersamaan dengan pemberian CCl4, kemudian setelah 24 jam diberi ekstrak lagi

Hasilnya dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnof dan Levene test, jika hasilnya terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan Anava 1 jalan, jika ada perbedaan yang signifikan antar kelompok

dilanjutkan dengan uji LSD, jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, dilakukan uji non parametrik

Kelompok VI

Suspensi ekstrak etanol 5,0 g/KgBB + larutan CCl4 dalam parafin cair p.o

Kelompok VII

Suspensi ekstrak etanol 5,0 g/KgBB p. o

Pada jam ke-0 dan jam ke-48 masing-masing kelompok diambil cuplikan darahnya untuk ditentukan aktivitas MDA serum

35 ekor tikus putih jantan Wistar Masing-masing kelompok 5 ekor tikus

Page 44: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

30

TCA 20% dan 2 ml TBA 0,67%. Larutan dicampur homogen dan dipanaskan pada

air mendidih selama 10 menit, lalu didinginkan. Setelah dingin disentrifugasi pada

3000 rpm selama 10 menit. Supernatan berwarna merah muda diukur serapannya

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm dan didiamkan selama 30

menit (OT). Kadar MDA dihitung menggunakan kurva baku MDA dengan

konsentrasi 0,00; 0,0036; 0,0072; 0,0144; 0,0288; 0,0576; 0,1152; 0,2304 dan 0,4608

μg/ml. Kurva baku selalu dibuat baru setiap pengukuran MDA.

12. Pengukuran kadar MDA

Derajad peroksidasi lipid dapat ditentukan dengan mengukur kadar

malonaldehid (MDA) dalam serum darah. Dasar pengukurannya adalah reaksi antara

MDA dengan TBA menghasilkan senyawa kompleks MDA-TBA berwarna merah

muda yang dapat diukur serapannya pada panjang gelombang 520 nm.

a. Penyiapan reagen:

TCA 20%: 20,0 g TCA dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

TBA 0,67%: 0,67 g TBA dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

b. Pembuatan larutan standar MDA (kurva baku MDA):

Standar MDA hasil hidrolisis 1, 1, 3, 3-tetrametoksipropan = 3,593 μg/ml.

Perhitungan kadar MDA tersaji pada lampiran 4.

Tabel 1. Kurva baku MDA No. St-MDA (μl) H2O (μl) Konsentrasi MDA (μg/ml)

1 0 2000 0 2 5 1995 0,0036 3 10 1990 0,0072 4 20 1980 0,0144 5 40 1960 0,0288 6 80 1920 0,0576 7 160 1840 0,1152 8 320 1680 0,2304 9 640 1360 0,4608

Page 45: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

31

c. Menghitung persamaan regresi Y = a + bX, dimana Y adalah nilai serapan dan X

adalah konsentrasi standar.

Menghitung koefisien korelasi (r) dari data Y dan X.

a = (ΣY – bΣX) / n

b = (nΣXY – ΣXΣY) / n X2 – (ΣX)2

r = (nΣXY – ΣXΣY) / √{nΣX2 –(ΣX)2} {nΣY2 – (ΣY)2}

kadar MDA dari sampel dihitung berdasar persamaan regresi yang diperoleh.

E. Cara Analisis

Data yang diperoleh dari penelitian berupa selisih kadar MDA dan persen

penurunan kadar MDA terhadap kontrol positif dalam darah pada jam ke-24 dan jam

ke-48. Data tersebut dianalisa distribusi normalnya menggunakan metode

Kolmogorov-Smirnov dan juga homogenitasnya dengan Levene test. Jika data

tersebut normal dan homogen, maka analisa dilanjutkan dengan ANAVA (Analisis of

Varian) dengan taraf kepercayaan 95%. Apabila hasilnya berbeda bermakna maka

analisa dilanjutkan dengan uji LSD dengan taraf kepercayaan 95% pula. Namun

apabila data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen, data tersebut dianalisa

secara nonparametrik dengan metode Kruskall-Wallis dengan taraf kepercayaan 95%

dan apabila hasilnya berbeda bermakna dilanjutkan dengan uji berganda Mann-

Withney dengan taraf kepercayaan 95%.

% Penurunan Kadar MDA

100

Page 46: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

32

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan secara makroskopis yang dilakukan di

laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan

menggunakan literatur Flora of Java (Backer and Van Den Brink, 1965). Hasil

determinasi adalah sebagai berikut.

1b_2b_3b_4b_12b_13b_14b_17b_18b_19b_20b_21b_22b_23b_24b_25b_26b__27b

_799b_800b_801b_802a_803b_804b_805c_806b_807a_808c_809b_810b_811a_812

b_815b_816b_818b_820b_821b_822b_824b_825b_826b_829b_830b_831b_832b_8

33b_834a_835b_983b_984b_986b_991b_992b_993b_994b_995d_1036c_1038b___

_____________________________ Myrtaceae

1a_2b_3b_7b_8b_9b_10b______________ Syzygium

1b_7b_8b_11a_12b___________________ Syzygium polyanthum Wight

(Backer and Van Den Brink, 1965)

Dari hasil determinasi diatas dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan

dalam penelitian adalah Syzygium polyanthum Wight.

B. Hasil Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan yang pertama adalah penentuan panjang gelombang dengan

absorbansi tertinggi (lampiran 5). Dari percobaan tersebut didapatkan panjang

gelombang maksimum sebesar 520 nm, dengan absorbansi terbesar yaitu 0,271.

Page 47: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

33

Uji pendahuluan yang kedua adalah penetapan operating time (OT).

Supernatan berwarna merah muda diukur serapannya dengan spektrofotometer uv-

vis pada panjang gelombang 520 nm (berdasarkan panjang gelombang maksimal

MDA) dan dibaca pada menit ke 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50. Operating time

yang diperoleh adalah pada menit ke 30-35 (lampiran 5). Penentuan operating time

(OT) dimaksudkan untuk memperoleh waktu dengan serapan yang paling stabil.

Uji pendahuluan yang ketiga dilakukan untuk mengetahui bagaimana model

toksik pada tikus putih jantan, yaitu dengan mencari waktu pembentukan toksik dari

karbon tetraklorida dalam menaikkan kadar MDA dari kondisi normal. Waktu

dengan kadar MDA tertinggi merupakan waktu pembentukan toksik. Hasil orientasi

dosis setelah diinduksi dengan karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) berupa data kadar

MDA dalam darah (µg/ml) yang diperoleh dari persamaan kurva baku Y = 1,365X +

0,004 dengan r = 0,996 (lampiran 6).

Gambar 8. Grafik Data Kadar MDA Darah pada Model Toksik

0 12 24 36 48 60

jam

0.250

0.500

0.750

1.000

1.250

1.500

1.750

Estim

ated M

argina

l Mea

ns

kelompokparafin cairCCl4

Estimated Marginal Means of MDA

Kad

arM

DA

Page 48: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

34

Pada kelompok parafin cair hanya digunakan 1 hewan uji sehingga tidak

dapat dilakukan uji statistik, maka digunakan analasis deskriptif (gambar 8). Dari

hasil gambar terlihat bahwa setelah pemberian CCl4 terjadi peningkatan kadar MDA

dibanding pemberian dengan parafin cair .Dari gambar tersebut terlihat jelas

pembentukan toksik adalah jam ke-48, yaitu pada saat kadar MDA darah tertinggi.

Pada waktu tersebut sel-sel tubuh telah mengalami kerusakan oleh adanya radikal

bebas triklorometil peroksi (CCl3O2•) yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid.

Uji pendahuluan yang keempat adalah penetapan waktu optimal pemberian

ekstrak. Dua belas ekor hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing

kelompok 3 ekor hewan uji. Diberi perlakuan dengan CCl4 dosis toksik dan ekstrak

dengan waktu yang berbeda, kemudian diukur kadar MDA-nya. Waktu dengan kadar

MDA terendah merupakan waktu optimal pemberian ekstrak. Data optimasi waktu

pemberian ekstrak diperoleh dari persamaan kurva baku Y = 1,082X + 0,006 dengan

r = 0,998 (lampiran 6) dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Data Optimasi Waktu Pemberian Ekstrak (n=3)

No HU 

Kelompok  AbsorbansiKadar x fp 

(µg/ml)

Mean ± SD 

1 CCl4 2,8 ml/KgBB 

(p.o) 

0,087  1,872 1,871 ± 0,254 

2  0,098  2,126 3  0,076  1,617 1  Ekstrak 1 jam 

sebelum CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) 

0,089  1,918 1,910 ± 0,497 

2  0,11  2,403 3  0,067  1,409 1  Ekstrak 

bersamaan CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) 

0,049  0,994 0,631 ± 0,324 

2  0,022  0,370 3  0,029  0,531 1  Ekstrak 1 jam 

setelah CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) 

0,053  1,086 2,241 ± 1,581 

2  0,075  1,594 3  0,181  4,043 

Page 49: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

35

Dari hasil orientasi tersebut diperoleh waktu pemberian ekstrak daun salam

yang paling optimal adalah bersamaan dengan waktu pemberian CCl4. Hal ini juga

dapat dilihat pada uji statistik t-test dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan

bahwa pada pemberian ekstrak bersamaan dengan CCl4 memberikan hasil kadar

MDA paling kecil dengan signifikan (p < 0,05). Hasil uji statistik selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 9.

Pada saat ekstrak daun salam diberikan bersamaan dengan CCl4, radikal

bebas yang dibentuk oleh CCl4 langsung ditangkap oleh komponen dari ekstrak

sehingga tidak begitu banyak menimbulkan kerusakan. Sedangkan ekstrak yang

diberikan 1 jam sebelum CCl4 tidak cukup untuk menangkap radikal bebas yang

terbentuk dari metabolisme CCl4. Ekstrak yang diberikan 1 jam setelah CCl4 juga

tidak mampu menurunkan kadar MDA, dimungkinkan karena pada saat CCl4

diberikan, dalam waktu 30 menit CCl4 sudah dapat merusak sel tubuh, jadi

pemberian ekstrak 1 jam setelah CCl4 tidak efektif sebab peroksidasi lipid sudah

terlanjur terjadi.

C. Hasil Uji Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antioksidan ekstrak etanol

70% daun salam dalam menurunkan kadar MDA dalam serum darah tikus putih

jantan galur Wistar yang telah diinduksi dengan karbon tetraklorida konsentrasi 11,2

% (v/v) dengan dosis 2,8ml/KgBB.

Pada penelitian ini digunakan hewan uji mamalia bukan primata yaitu tikus

putih jantan yang memiliki enzim sitokrom P-450. Untuk memperkecil variasi

Page 50: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

36

biologis, maka peneliti melakukan pengendalian terhadap beberapa variabel antara

lain berat badan, umur, jenis kelamin, strain, serta makanan dan minuman yang

diberikan pada hewan uji. Tujuan dilakukannya pengendalian variasi biologis

tersebut adalah untuk memperkecil pengaruh variabel tersebut terhadap kadar MDA

dalam darah tikus. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan hawan uji yang

kurang lebih sama variasi biologisnya yaitu diantaranya dengan berat badan sekitar

100-200 gram, umur 2-3 bulan, galur Wistar, jenis kelamin jantan dan diperlakukan

sama yaitu ditempatkan dalam kandang dengan jumlah tiap kandangnya sama dan

diberi makanan sama yaitu pellet dan sebelum diberi perlakuan, hewan uji

dipuasakan terlebih dahulu selama 18 jam dengan tetap diberi minum ad libidum.

Hal ini dilakukan agar kondisi hewan uji sama dan untuk mengurangi pengaruh

makanan yang dikonsumsi terhadap sediaan uji yang diberikan dalam penelitian.

Untuk mengurangi tingkat kestressan, hewan uji diadaptasikan dengan kondisi

laboratorium selama 7 hari.

Karbon tetraklorida digunakan sebagai kontrol toksik. CCl4 dapat diubah oleh

sitokrom P-450 menjadi metabolit reaktif yaitu triklorometil peroksi yang dapat

menyebabkan peroksidasi lipid sehingga mengakibatkan kerusakan sel-sel pada hati

dan juga sel-sel tubuh lainnya. MDA merupakan produk peroksidasi lipid, sehingga

jika terjadi kerusakan sel maka MDA ini akan terbentuk dan keluar dari sel masuk ke

peredaran darah. Peningkatan kadar MDA yang sangat tinggi menandakan telah

terjadi kerusakan pada sel-sel tubuh.

Page 51: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

37

Kontrol normal yang digunakan dalam penelitian ini adalah parafin cair.

Parafin cair merupakan pelarut dari CCl4, sehingga dapat diketahui apakah parafin

berpengaruh pada pembentukan toksik.

Sediaan uji yang digunakan untuk menurunkan kadar MDA dalam penelitian ini

adalah ekstrak etanol 70% daun salam yang disari dengan metode maserasi dimana

metode ini merupakan metode yang sederhana dan cocok untuk menyari semua senyawa

yang terkandung dalam simplisia. Daun salam yang digunakan dalam penelitian ini

berupa daun yang kering. Senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman salam adalah

minyak atsiri, tannin, polifenol dan flavonoid (Anonim, 1989). Kemungkinan flavonoid

inilah yang dapat menurunkan kadar MDA dalam serum darah tikus, karena flavonoid

mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja radikal bebas

sehingga kerusakan sel terhambat (Robinson, T., 1995). Sebagian besar flavonoid

mempunyai spektrum yang luas dalam aktivitas biokimia, tetapi tidak semua flavonoid

memiliki efek antioksidan. Flavonoid yang berefek sebagai antioksidan adalah flavonoid

yang memiliki struktur O-dihidroksi pada cincin B, ikatan rangkap pada atom C nomer 2

dan 3, dan gugus hidroksi pada posisi 3 dan 5 dalam cincin C dan A (Fuhrman dan

Aviram, 2007).

Pengukuran kadar MDA pada serum darah menurut metode Wills (1987).

Serum yang akan dianalisis ditambahkan aquadest sampai 2 ml direaksikan dengan

menggunakan 1 ml TCA dan 2 ml TBA 0,67%, kadar diukur dengan menggunakan

alat spektrofotometer uv-vis Shimadzu pada panjang gelombang 520 nm. Data kadar

MDA dalam serum tikus setelah diinduksi dengan karbon tetraklorida dan pemberian

sediaan uji (ekstrak etanol 70% daun salam) tersaji pada tabel 3, 4 dan gambar 9.

Page 52: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

38

Tabel 3. Data Penurunan Kadar MDA pada Serum Darah Tikus Setelah Perlakuan dengan Dosis Tunggal

Kelompok  No HU Kadar x fp (µg/ml) 

pada jam ke‐  Selisih jam ke‐

(0‐24) (µg/ml) 

Mean ± SD (µg/ml) 

0  24 

Paraffin cair (p.o) 

1  0,305  0,751  0,446 

0,103 ± 0,291 

2  0,047  0,376 0,329 3  0,188  0,305 0,117 4  0,493  0,282 ‐0,211 5  0,305  0,141 ‐0,164

Rata‐rata     0,268  0,371  0,103

CCl4 11,2 % (v/v) (p.o) 

1  0,070  1,105  1,034 

1,099 ± 0,103 

2  0,235  1,221  0,986 3  0,164  1,415  1,250 4  0,329  1,473  1,144 5  0,258  1,337  1,079

Rata‐rata     0,211  1,310  1,099

CCl4 11,2 % (v/v) + CMC Na 0,5% (p.o) 

1  1,094  1,786  0,692 

1,009 ± 0,415 

2  1,317  1,830  0,513 3  0,536  2,076  1,540 4  0,603  1,652  1,049 5  0,670  1,920  1,250

Rata‐rata     0,844  1,853  1,009

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 1,25 

g/KgBB (p.o) 

1  0,536  1,129  0,594 

0,615 ± 0,147 

2  0,737  1,110  0,373 3  0,491  1,168  0,677 4  0,446  1,207  0,761 5  0,558  1,227  0,669

Rata‐rata     0,554  1,168  0,615

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 2,5 g/KgBB (p.o) 

1  0,516  0,495  ‐0,021 

‐0,058 ± 0,264 

2  0,598  0,268  ‐0,330 3  0,454  0,639  0,186 4  0,557  0,227  ‐0,330 5  0,454  0,660  0,206

Rata‐rata     0,516  0,458  ‐0,058

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p.o) 

1  0,454  0,103  ‐0,351 

‐0,318 ± 0,075 

2  0,413  0,144  ‐0,268 3  0,578  0,144  ‐0,433 4  0,413  0,165  ‐0,248 5  0,474  0,186  ‐0,289

Rata‐rata     0,466  0,149  ‐0,318

Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p.o) 

1  0,608  0,098  ‐0,510 

‐0,341 ± 0,138 

2  0,549  0,078  ‐0,471 3  0,373  0,157  ‐0,216 4  0,471  0,216  ‐0,255 5  0,334  0,078  ‐0,255

Rata‐rata     0,467  0,126  ‐0,341

Page 53: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

39

Tabel 4. Data Penurunan Kadar MDA pada Serum Darah Tikus Setelah Perlakuan dengan Dosis Berulang

kelompok No HU 

Kadar x fp (µg/ml) pada jam  ke‐ 

Selisih jam ke‐(0‐48) (µg/ml) 

Mean ± SD  (µg/ml) 

 0  48 

Parafin cair (p.o) 

1  0,305  0,164  ‐0,141 

‐0,024 ± 0,261 

2  0,047  0,423 0,376 3  0,188  0,235 0,047 4  0,493  0,164 ‐0,329 5  0,305  0,235 ‐0,070

Rata‐rata     0,268  0,244  ‐0,023

CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) 

1  0,070  1,550  1,480 

1,444 ± 0,200 

2  0,235  1,744  1,509 3  0,164  1,880  1,716 4  0,329  1,512  1,183 5  0,258  1,589  1,331

Rata‐rata     0,211  1,655  1,444

CCl4 11,2 % (v/v) + CMC Na 

0,5% (p.o) 

1  1,094  2,054  0,960 

1,237 ± 0,399 

2  1,317  2,031  0,714 3  0,536  2,254  1,719 4  0,603  1,942  1,339 5  0,670  2,121  1,451

Rata‐rata     0,844  2,080  1,237

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 1,25 g/KgBB 

(p.o) 

1  0,536  0,545  0,009 

‐0,036 ± 0,082 

2  0,737  0,604  ‐0,133 3  0,491  0,565  0,074 4  0,446  0,350  ‐0,096 5  0,558  0,526  ‐0,032

Rata‐rata     0,554  0,518  ‐0,036

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak 

dosis 2,5 g/KgBB (p.o) 

1  0,516  0,248  ‐0,268 

‐0,252 ± 0,74 

2  0,598  0,413  ‐0,186 3  0,454  0,227  ‐0,227 4  0,557  0,186  ‐0,371 5  0,454  0,248  ‐0,206

Rata‐rata     0,516  0,264  ‐0,252

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak 

dosis 5,0 g/KgBB (p.o) 

1  0,454  0,433  ‐0,021 

‐0,243 ± 0,165 

2  0,413  0,186  ‐0,227 3  0,578  0,144  ‐0,433 4  0,413  0,248  ‐0,165 5  0,474  0,103  ‐0,371

Rata‐rata     0,466  0,223  ‐0,243

Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p.o) 

1  0,608  0,687  0,078 

0,267 ± 0,520 

2  0,549  0,628  0,078 3  0,373  1,511  1,138 4  0,471  0,235  ‐0,235 5  0,334  0,608  0,275

Rata‐rata     0,467  0,734  0,267

Page 54: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

40

Gambar 9. Grafik Selisih Kadar MDA pada Jam ke-24 dan Jam ke-48 Setelah Pemberian Dosis Tunggal dan Dosis Berulang pada Setiap Kelompok

Keterangan : Kelompok I : kontrol normal (parafin cair) per oral Kelompak II : kontrol toksik (karbon tetraklorida 11,2 % (v/v)) per oral Kelompoki III : kontrol negatif (karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + CMC Na

0,5%) per oral Kelompok IV : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 1,25 g/KgBB per oral Kelompok V : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 2,5 g/KgBB peroral Kelompok VI : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 5 g/KgBB per oral Kelompok VII : ekstrak etanol 70% daun salam 5 g/KgBB per oral Pada tabel 3, tabel 4 dan gambar 9, jelas terlihat adanya kenaikan kadar MDA

setelah diinduksi dengan CCl4 11,2 % (v/v) dibanding dengan kontrol normal. Dari

tabel tersebut dapat pula dilihat adanya penurunan kadar MDA darah setelah

pemberian sediaan uji. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan sediaan

‐0.6000

‐0.4000

‐0.2000

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

1.4000

1.6000

I II III IV V VI VII

kada

r MDA (n

mol/µl)

Kelompok

Dosis tunggal

Dosis berulang

Page 55: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

41

ekstrak etanol 70% daun salam memiliki efek menurunkan kadar MDA dalam darah

tikus putih jantan.

Data kadar MDA yang diperoleh diuji statistik dengan SPSS 12.0 for

Windows. Uji yang dilakukan pertama kali adalah uji distribusi data dengan metode

Kolmogorof-Smirnov. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji ini menunjukkan bahwa data hasil penelitian

terdistribusi secara normal dengan nilai p = 0,217 (untuk dosis tunggal) dan pada

dosis berulang tidak terdistribusi normal dengan nilai p = 0,011 pada taraf

kepercayaan 95%. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas dan diperoleh hasil dengan

harga Levene statistic sebesar 4,141 dan 2,459 dan signifikansi 0,004 dan 0,049

sehingga data tersebut tidak homogen karena syarat homogen p > 0,05. Oleh karena

itu, agar data tersebut terdistribusi secara homogen maka data kadar MDA dalam

darah ditransformasikan dalam bentuk kuadrat kadar, kemudian diuji kembali dan

diperoleh hasil bahwa data tersebut tidak terdistribusi normal dengan nilai p1 = 0,021

dan p2 = 0,000 (p > 0,05) dan variannya juga tidak homogen dengan harga Levene

statistic sebesar 7,400 dan 6,168 dan p1 = p2 = 0,000 (p < 0,05). Hasil uji statistiknya

dapat dilihat pada lampiran 10. Karena data selisih kadar MDA tidak terdistribusi

normal dan tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Kruskal-Wallis dengan p =

0,000 (untuk dosis tunggal) dan p = 0,000 (untuk dosis berulang) yang berarti bahwa

ada 1 atau lebih kelompok yang berbeda secara signifikan. Untuk mengetahui

kelompok mana yang mempunyai perbedaan signifikan dilakukan uji Mann-Whitney.

Data selisih kadar MDA dengan uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel 5.

Page 56: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

42

Tabel 5. Hasil Uji Mann-Whitney Data Selisih Kadar MDA Nilai p  

Kelompok  I  II  III  IV  V  VI  VII 

  

0,009*  0,009*  0,016*  0,421  0,009*  0,009* 0,009*  0,009*  0,841  0.095  0,117  0,310 

II 

  

0,834  0,009*  0,009*  0,009*  0,009* 0,465  0,009*  0,009*  0,009*  0,009* 

III 

  

0,117  0,009*  0,009*  0,009* 0,009*  0,009*  0,009*  0,028* 

IV 

  

0,009*  0,009*  0,009* 0,009*  0,047*  0,116 

  

0,173  0,172 0,916  0,047* 

VI   

0,917 0,047* 

VII    

Keterangan :

: pemberian ekstrak etanol 70% Daun Salam dosis tunggal : pemberian ekstrak etanol 70% Daun Salam dosis berulang

* : berbeda signifikan (p < 0,05) Kelompok I : kontrol normal (parafin cair) peroral Kelompak II : kontrol toksik (karbon tetraklorida 11,2 % (v/v)) peroral Kelompok III : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + CMC Na 0,5% peroral Kelompok IV : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 1,25 g/KgBB peroral Kelompok V : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 2,5 g/KgBB peroral Kelompok VI : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 5 g/KgBB peroral Kelompok VII : ekstrak etanol 70% daun salam 5 g/KgBB peroral

Pada hasil uji statistik terlihat bahwa terjadi peningkatan kadar MDA pada

kelompok II (kontrol toksik) dengan signifikansi sebesar 0,009 terhadap kontrol

normal (parafin cair) untuk dosis tunggal dan dosis berulang. Hal ini berarti bahwa

pemberian karbon tetraklorida dosis 11,2 % (v/v) dapat mengakibatkan toksik pada

jam ke-24 dan jam ke-48, Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang

Page 57: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

43

menyebutkan bahwa CCl4 dapat menyebabkan toksisitas pada hati dengan

konsentrasi 11,2 % (v/v) (Rosnalini, 1995).

Pada uji statistik kelompok II (kontrol toksik) dan kelompok III (kontrol

negatif) didapat hasil berbeda tidak signifikan dengan p = 0,834 (pada jam ke-24)

dan p = 0,465 (pada jam ke-48). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

pemberian CMC Na 0,5% tidak dapat menurunkan kadar MDA darah atau dengan

kata lain CMC Na 0,5% tidak memiliki efek antioksidan.

Pada jam ke-24, uji statistik untuk kelompok III dengan kelompok IV

(ekstrak dosis 1,25 g/KgBB) belum menunjukkan adanya penurunan kadar MDA (p

= 0,117), sedangkan dengan kelompok V (ekstrak dosis 2,5 g/KgBB) dan kelompok

VI (ekstrak dosis 5,0 g/KgBB) menunjukkan penurunan yang berbeda signifikan

dengan p = 0,009 untuk masing-masing kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak daun salam dosis 2,5 g/KgBB dan dosis 5,0 g/KgBB dapat

menurunkan kadar MDA dalam darah. Ekstrak etanol 70% daun salam pada jam ke-

24 memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini terlihat dari uji statistik yaitu pada

kelompok IV (ekstrak etanol 70% daun salam dosis 1,25 g/KgBB), V (ekstrak etanol

70% daun salam dosis 2,5 g/KgBB) dan VI (ekstrak etanol 70% daun salam dosis 5,0

g/KgBB) yang mampu menurunkan kadar MDA dengan signifikansi masing-masing

p1 = p2 = p3 = 0,009 dibandingkan dengan kelompok II. Pada tabel 5 terlihat bahwa

dosis pemberian ekstrak yang paling optimal pada jam ke-24 adalah ekstrak etanol

70% daun salam dosis 2,5 g/KgBB, karena memiliki efek menurunkan kadar MDA

yang setara dengan dosis 5,0 g/KgBB, jadi dipilih dosis yang lebih rendah.

Page 58: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

44

Pada jam ke-48, uji statistik untuk kelompok III dengan kelompok IV

(ekstrak dosis 1,25 g/KgBB), kelompok V (ekstrak dosis 2,5 g/KgBB) dan kelompok

VI (ekstrak dosis 5,0 g/KgBB) menunjukkan penurunan kadar MDA yang berbeda

signifikan (p = 0,009) dibandingkan kelompok III. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak daun salam dosis 1,25 g/KgBB, 2,5 g/KgBB dan dosis 5,0

g/KgBB dapat menurunkan kadar MDA dalam darah. Ekstrak etanol 70% daun

salam yang diberikan selama 2 hari pada jam ke-48 juga memiliki aktivitas

antioksidan. Hal ini terlihat dari uji statistik yaitu pada kelompok IV (CCl4 dosis

toksik + ekstrak etanol 70% daun salam dosis 1,25 g/KgBB), V (ekstrak etanol 70%

daun salam dosis 2,5 g/KgBB) dan VI (ekstrak etanol 70% daun salam dosis 5,0

g/KgBB) yang mampu menurunkan kadar MDA dengan signifikansi masing-masing

0,009 dibandingkan dengan kelompok II. Pada tabel 5 terlihat bahwa dosis

pemberian ekstrak yang paling optimal pada jam ke-48 adalah ekstrak etanol 70%

daun salam dosis 2,5 g/KgBB, karena memiliki efek menurunkan kadar MDA yang

setara dengan dosis 5,0 g/KgBB, jadi dipilih dosis yang lebih rendah.

Dari hasi uji statistik jam ke-24 terlihat bahwa pemberian ekstrak etanol 70%

daun salam tanpa pemberian CCl4 dapat menurunkan kadar MDA secara signifikan

(p = 0,009) terhadap kontrol normal. Pada jam ke-48 ekstrak etanol daun salam tanpa

pemberian CCl4 tidak bersifat toksik (p = 0,310).

Data selanjutnya yang dianalisis adalah data persentase penurunan kadar

MDA terhadap kontrol toksik yang dapat dilihat pada tabel 6 dan 7.

Page 59: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

45

Tabel 6. Persentase Penurunan Kadar MDA Setelah Diberi Ekstrak Dosis Tunggal

NO HU  Kelompok Selisih kadar MDA jam ke‐(0‐24) (µg/ml) 

% penurunan  Mean ± SD (%) 

CCl4 11,2 % (v/v)+ CMC Na o,5% (p.o) 

0,692  37,03% 

8,18 ± 0,377 

2  0,513  53,28% 

3  1,540  ‐40,17% 

4  1,049  4,52% 

5  1,250  ‐13,76% 

rata‐rata  1,009  8,18% 

CCl4 11,2 % (v/v)+ Ekstrak dosis 1,25 

g/KgBB (p.o) 

0,594  45,98% 

44,06 ± 0,134 

2  0,373  66,04% 

3  0,677  38,37% 

4  0,761  30,77% 

5  0,669  39,15% 

rata‐rata  0,615  44,06% 

CCl4 11,2 % (v/v)+ Ekstrak dosis 2,5 g/KgBB 

(p.o) 

‐0,021  101,88% 

105,26 ± 0,240 

2  ‐0,330  130,04% 

3  0,186  83,11% 

4  ‐0,330  130,04% 

5  0,206  81,23% 

rata‐rata  ‐0,058  105,26% 

CCl4 11,2 % (v/v)+ Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB 

(p.o) 

‐0,351  131,91% 

128,91± 0,068 

2  ‐0,268  124,40% 

3  ‐0,433  139,42% 

4  ‐0,248  122,53% 

5  ‐0,289  126,28% 

rata‐rata  ‐0,318  128,91% 

Page 60: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

46

Tabel 7. Persentase Penurunan Kadar MDA Setelah Diberi Ekstrak Dosis

Berulang

NO HU  Kelompok Selisih kadar MDA (µg/ml) jam ke‐(0‐48) 

% penurunan  Mean ± SD (%) 

CCl4 11,2 % (v/v) + CMC Na o,5% (p.o) 

0,960  33,52% 

14,35 ± 0,277 

2  0,714  50,53% 

3  1,719  ‐19,05% 

4  1,339  7,24% 

5  1,451  ‐0,49% 

rata‐rata  1,237  14,35% 

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 1,25 

g/KgBB (p.o) 

0,009  99,34% 

102,47 ± 0,057 

2  ‐0,133  109,21% 

3  0,074  94,90% 

4  ‐0,096  106,65% 

5  ‐0,032  102,24% 

rata‐rata  ‐0,036  102,47% 

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 2,5 g/KgBB 

(p.o) 

‐0,268  118,57% 

117,43 ± 0,051 

2  ‐0,186  112,86% 

3  ‐0,227  115,72% 

4  ‐0,371  125,72% 

5  ‐0,206  114,29% 

rata‐rata  ‐0,252  117,43% 

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB 

(p.o) 

‐0,021  101,43% 

116,86 ± 0,114 

2  ‐0,227  115,72% 

3  ‐0,433  130,00% 

4  ‐0,165  111,43% 

5  ‐0,371  125,72% 

rata‐rata  ‐0,243  116,86% 

Page 61: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

47

Tabel 8. Hasil Uji Statistik Data Persentase Penurunan Kadar MDA Nilai p

Kelompok  III IV V VI 

III 

 

0,148 0,002* 0,000* 0,000* 0,000* 0,000* 

IV 

  

0,048* 0,001* 0,126 0,075 

V

 

0,093 0,777 

VI  

Keterangan :

: pemberian ekstrak etanol 70% daun Salam dosis tunggal (jam ke-24)

: pemberian ekstrak etanol 70% daun Salam dosis berulang (jam ke-48)

* : berbeda signifikan (p < 0,05) Kelompok III : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + CMC Na 0,5% peroral Kelompok IV : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 1,25 g/KgBB peroral Kelompok V : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 2,5 g/KgBB peroral Kelompok VI : karbon tetraklorida 11,2 % (v/v) + ekstrak etanol 70% daun

salam 5 g/KgBB peroral

Pada uji statistik data persentase penurunan kadar MDA tampak bahwa pada

jam ke-24 ekstrak etanol 70% daun salam dosis 1,25 g/KgBB belum mampu

menurunkan kadar MDA secara signifikan dibandingkan kelompok III (p = 0,148).

Ekstrak etanol daun salam dosis 2,5 g/KgBB dan 5,0 g/KgBB memiliki efek

antioksidan. Dosis yang paling optimal pada jam ke-24 adalah 5,0 g/KgBB, karena

persentase penurunannya paling besar dibandingkan ekstrak etanol 70% daun salam

dosis 1,25 g/KgBB dan 2,5 g/KgBB.

Pada jam ke-48, ekstrak etanol 70% daun salam dosis 1,25 g/KgBB, 2,5

g/KgBB dan 5,0 g/KgBB dapat menurunkan kadar MDA secara signifikan (p =

0,000) dibandingkan kontrol negatif. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak etanol 70%

Page 62: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

48

daun salam dosis 1,25 g/KgBB, 2,5 g/KgBB dan 5,0 g/KgBB memiliki efek

antioksidan. Dosis optimal pada jam ke-48 adalah ekstrak etanol 70% daun salam

dosis 1,25 g/KgBB karena mampu menurunkan kadar MDA setara dengan ekstrak

etanol 70% daun salam dosis2,5 g/KgBB dan dosis 5,0 g/KgBB.

Mekanisme penurunan kadar MDA pada penelitian ini belum diketahui

secara pasti. Menurut Fuhrman dan Aviram (2007), antioksidan fenolik (salah

satunya flavonoid) dapat menghambat peroksidasi lipid melalui donasi atom H

kepada radikal peroksil (ROO●) dan menghasilkan suatu bentuk alkil/aril

hidroperoksida. Mekanismenya dapat digambarkan sebagai berikut:

ROO● + PPH (Phenolic Antioxidant) ROOH + PP●

Radikal polifenol fenoksil (PP●) yang dihasilkan dari reaksi tersebut dapat

distabilkan melalui donasi dari atom H dan membentuk suatu senyawa quinolon, atau

bereaksi dengan radikal lain, misalnya radikal polifenol fenoksil lain (Fuhrman and

Aviram, 2007).

Page 63: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

49 

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak etanol 70 % daun salam (Syzygium polyanthum Wight) dosis 2,5

g/KgBB dan 5,0 g/KgBB pada pemberian dosis tunggal mempunyai efek

antioksidan pada serum darah tikus putih jantan galur Wistar yang

diinduksi karbon tetraklorida 11,2% (v/v).

2. Ekstrak etanol 70 % daun salam (Syzygium polyanthum Wight) dosis 1,25

g/KgBB, 2,5 g/KgBB dan 5,0 g/KgBB pada pemberian dosis berulang

memiliki besar efek antioksidan yang sama (p > 0,05) pada serum darah

tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karbon tetraklorida 11,2%

(v/v).

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat aktif dalam

daun salam yang bertanggung jawab terhadap penurunan kadar MDA.

Page 64: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

50  

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Ed IV, 109, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta. Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Ed V, 203, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta. Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim,

Farid, Edisi 4, 607-608, Universitas Indonesia Press, Jakarta. Ariyanti, R., 2007, Pengaruh Pemberian Infusa Daun Salam (Eugenia polyantha

Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit Putih Jantan yang Diinduksi dengan Potasium Oxonat, Skripsi, Fakultas Farmasi, Univrsitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Backer, A. and Van Den Brink, B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only),

Volume I, N.V.P. The Nederlands, Noordhoff-Groningen. Dalimartha,S., 2003, Atlas Tubuhan Indonesia, jilid 2, 162- 165, Trubus Agriwidya,

Jakarta. Desmarchelier, C., Mongelli, E., Loussio, J., and Ciccia, G.,1997, Inhibition of lipid

peroxidation and iron (II) – dependent DNA damage by extract of Pothomorphe petalta (L.) Miq., Braz J Biol Res, 31 (9), 1163-1170.

Doerge, R. F., 1982, Buku Teks Wilson and Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal

Organik II, Edisi 8, 858, IKIP Semarang Press, Semarang. Fauci, A. S., Ginsberg, H. N.,and Golberg, I. J., 1998, Harrison’s Principles of

Internal Medicine, Ed XIV, 686-687, The McGraw-Hill Company Inc., USA. Fessenden, R. J., Fessenden, J. S., 1986, Kimia Organik, Jilid I, Edisi III, 223-226,

238-240, diterjemahkan oleh A.H. Pudjaatmaka, Airlangga, Jakarta.

Page 65: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

51  

Fuhrman and Aviram, 2007, Polyphenols, Flavonoids and LDL Protection, Edisi II dalam : E. Cadenas and L. Packer, Handbook of Antioxidant, Taylor and Francis, California.

Gordon, 1990, The Mechanism of Antioxidant Action In Vitro, dalam: B.J.F. Hudson,

Food Antioxidant, Elisivier, Science Pulisher, London. Halliwell, B., Aeschbach, R., and Aurona, O.I., 1995, The Caracterization of

Antioxidant, Food Chem Toxic, Vol.33, No.7: 601-617. Halliwell, B and Gutteridge, J.M.C, 2000, Free Radical in Biology and Medicine,

Oxford Univercity Press, New York. Han, S. S., Lo. S. C., Choi, Y, W., Kim, J. H., and Baek, S. H., 2004, Antioxidant

Activity of Crude Extract and Pure Compounds of acer ginnala Max., Bull. Korean Chem. Soc., Vol.25, no.3, 389.

Hodgson, E., and Levi, P. E., 2002, A Textbook of Modern Toxicology, 2nd edition,

199-203, McGraw-Hill Companies Inc., USA. Javanmardi, J., Stushnoff, C., Lockeb, E., Vivanedo, J. M., 2003, Antioxidant

activity and Total Phenolic content of Iranion Ocimum accessions, J. Food Chem., 83, 547-550.

Josephy, P., David, 1997, Molecular Toxicology, 99-103, Oxford University Press,

New York. Khlifi, S., Hachimi, Y., Khalil, A., Essafi, N., and Abboyi, A., 2005, In vitro

antioxidant effect of Globularia alypim L, hydromethanolic extract, Indian Journal of Pharmacology, vol 2.

Karyadi, E., 1997, Antioksidan : Resep Sehat dan Umur Panjang (online),

(http://www.Indomedia.com/intisari/1997/judii, antioks.htm, diakses 7 Juli 2007).

Kikuzaki. H., Hisamoto, M., Hirose, K., Akiyama., and Taniguchi, H., 2002,

Antioxidant Properties of Ferulic Acid and Its Related Compounds, J. Agric. Food Chem., 50: 2161-2168.

Klassen, C. D., 2001, Goodman and Gilman: The Pharmalogical Basic of

Therapeutic 2nd edition, 1884-1885, McMillan Publishing Co, Inc New York. Middleton, E., Kandaswani, C., Theonaris, L., 2000, The Effect of Plant Flavonoids

on Mammalian Cells: Implication For Inflamation, Heart Disease & Cancer, 711-722, Pharmacological Reurelus, Vol.52, No.4.

Page 66: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

52  

Pokorni, J., Yanishlieva, N., and Gordon, M., 2001, Antioxidant in food, Practical Applications, CRC Press, New York.

Poormorad, F., Hosseinimehr, S. J., Shahabimajd, N., 2006, Antoxidant Activity ,

Phenol and Flavonoid Contents of Some Selected, Iranian Medicinal Plants, African Journal of Biotechnology, Vol.5 (II), pp. 1142-1145.

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Jilid 6, diterjemahkan

oleh Kosasih Padmawinata, 191 – 193, ITB press, Bandung Rosnalini, 1995, Optimasi Dosis Hepatoprotektor Kurkuminoid pada Tikus

Terangsang Karbon Tetraklorida, Galaktosiamin dan Parasetamol, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sandritter, W., and Thomas, C., 1988, Histologi Buku Teks dan Atlas untuk

Pelajaran Patologi Umum dan Khusus. Edisi 10, 160, diterjemahkan oleh H. Tonang dkk. EGC, Jakarta.

Sibuea, P., 2004. Antioksidan : Senyawa Ajaib Penangkal Penuaan Dini, (online),

(http://www.sinar harapan .co.id/Iptek/kesehatan.htm, diakses 7 Juli 2007). Studiawan, H., 2004, Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun

Eugenia polyantha Pada Tikus dengan Metode Aloksan, jurnal Medika Eksata, Vol 5 No.3, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya.

Soedarsono et al, 2002, Tumbuhan Obat Jilid II, 174, Pusat Studi Obat Tradisional,

Yogyakarta Tjitrosoepomo, G., 2002, Taksonomi Tumbuhan, 211, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta. Utami, W., Da’i, M., dan Sofiana, Y., R., 2005, Aktivitas Penangkap Radikal Bebas

Dengan Metode DPPH Serta Penetapan Kandungan Fenol dan Flavonoid dalam Ekstrak Kloroform, Ekstrak Etil Asetat, Ekstrak Kloroform Daun Dewandaru, 5-9, Majalah Pharmacon, Vol 6 No. 1, Jakarta.

Valequez, E. L., Tournier, H. A., and Saavedra, G., 2003, Antioxidant Activity of

Paraguayan Plant Extracks, Fitoterapia, Vol 74, 91-97, Paraguay. Voight, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soewandi,

S.N., Edisi 5, 564, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wang. S., Chang, H., Lin, K., Lo, C., Yang, N., Shyur, L., 2003 Antioxidant

Properties and Phytochemicals Characteristics of Extracts from Lactuca Indica, J. Agric. Food Chem., 51, p. 1506-1512.

Page 67: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

53  

Wills, E. D, 1987, Biochemical Toxicology, a practical approach, IRL Press Limited, England.

Winarsi, H., 2005, Isoflavon; Berbagai Sumber, Sifat dan Manfaatnya pada Penyakit

Degeneratif, Cetakan Pertama, Hal.38, UGM Press, Yogyakarta. Windono, T., Soediman, S., Yudawati, U., Ermawati, E., Srielita, A., dan Erawati,

T.I., 2001, Uji Peredam Radikal Bebas Terhadap 1, 1- Diphenyl-2-picrilhidrazil (DPPH) dai Ekstrak Kulit Buah dan Biji Anggur (Vitis liniferol) Probolinggo Biru dan Bali, Artikel Hasil Penelitian, Artocarpus, Vol 1 no.1, Fakultas Farmasi UNAIR, Surabaya, hal 34-43.

Zimmerman, H. J., 1978, Hepatotoxicity, 56, 198-208, Aplleton Century Croffts,

New York.

Page 68: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

54

Lampiran 1. Surat Keterangan Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Page 69: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

55

Lampiran 2. Surat Keterangan Hasil Determinasi Tanaman Salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)

Page 70: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

56

Salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.)

Klasifikasi :

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Sub Classis : Dialypetalae

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum Wight

Deskripsi :

Pohon atau perdu, daun tunggal, bersilang berhadapan, pada cabang –

cabang mendatar seakan – akan terusun dalam 2 baris pada 1 bidang.

Kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga kebanyakan banci, kelopak dan

mahkota masing – masing terdiri atas 4 – 5 daun kelopak dan sejumlah daun

mahkota yang sama, kadang – kadang berlekatan. Benang sari banyak, kadang

– kadang berkelopak berhadapan dengan daun – daun mahkota. Mempunyai

tangkai sari dengan warna cerah, kadang – kadang menjadi bagian bunga yang

paling menarik. Bakal buah tenggelam, mempunyai 1 tangkai putik, beruang 1

sampai banyak dengan 1-8 bakal biji dalam tiap ruang. Biji dengan sedikit atau

tanpa endosperm, lembaga lurus, bengkok atau melingkar.

Kunci Determinasi :

1b_2b_3b_4b_12b_13b_14b_17b_18b_19b_20b_21b_22b_23b_24b_25b_26b__27b

_799b_800b_801b_802a_803b_804b_805c_806b_807a_808c_809b_810b_811a_812

b_815b_816b_818b_820b_821b_822b_824b_825b_826b_829b_830b_831b_832b_8

33b_834a_835b_983b_984b_986b_991b_992b_993b_994b_995d_1036c_1038b___

___________________________________ Myrtaceae

Page 71: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

57

1a_2b_3b_7b_8b_9b_10b______________ Syzygium

1b_7b_8b_11a_12b___________________ Syzygium polyanthum Wight

Familia : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium polyanthum Wight

Sumber : Backer, A. and Van Den Brink, B., 1965, Flora of Java (Spermatophytes Only),

Volume I, N.V.P. The Nederlands, Noordhoff-Groningen.

Page 72: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

Lam

1

No

2

No

1

2

3

1

2

3

1

2

3

1

2

3

3

mpiran 3.

1. Optim

Par

CCl4 2

2. Optim

1 CCl4

1 ek

seb2 

1 ekstCCl4

1 ek

set2 

3. Uji Ut

Volume P

masi waktu

Kelompok 

rafin cair (p

2,8 ml/KgBB

masi waktu

Kelompo

4 2,8 ml/K(p.o) 

kstrak 1 jaelum CCl4ml/KgBB

rak bersa4 2,8 ml/K

kstrak 1 jatelah CCl4ml/KgBB

tama

Pemberia

u pembent

Be

.o) 

B (p.o) 

u pemberia

k  Be

KgBB 

am 4 2,8 B 

maan KgBB 

am 4 2,8 B 

an Sediaa

tukan toks

erat HU (g)

171,5 

143 

218 

229 

187 

165,5 

an ekstrak

erat HU (g

181 

167 

152 

167 

178 

173.5 

167 

158,5 

157 

131,1 

132,5 

141 

an Uji

sik

Vol pemb

4

3

5

5

4

4

k

g)Vol pem

(m

4,

4,

3

4,

4,

4,

4,

3,

3,

3,

3,

3,

berian (ml)

4,29 

,56 

,45 

,73 

4,68 

4,14 

mberian ml) 

,52 

175 

3,8 

,18 

,45 

,34 

,51 

,96 

,93 

,33 

,31 

,53 

58

Page 73: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

59

No Kelompok BB (g) Vol pemberian (ml) 1

Paraffin cair p.o

202 5,05 2 235 5,875 3 176 4,4 4 167 4,175 5 181 4,525 1

CCl4 2,8 ml/KgBB p.o

172 4,3 2 183 4,575 3 148 3,7 4 147,5 3,69 5 189,5 4,74

1 CCl4 2,8

ml/KgBB p.o + CMC Na

0,5%

BB (g) CCl4 CMC Na 164,5 4,11 2,06

2 153 3,83 1,91 3 167 4,18 2,08 4 175 4,38 2,19 5 168 4,2 2,1

1 CCl4 2,8

ml/KgBB p.o + ekstrak dosis 1,25 g/KgBB

BB (g) CCl4 Ekstrak 160 4 2

2 173,5 4,34 2,17 3 146 3,65 1,83 4 159,5 3,99 1,99 5 151 3,78 1,89

1 CCl4 2,8

ml/KgBB p.o + ekstrak dosis 2,5 g/KgBB

BB (g) CCl4 Ekstrak 178,5 4,46 2,23

2 145 3,63 1,81 3 164 4,1 2,05 4 169 4,23 2,11 5 169 4,23 2,11

1 CCl4 2,8

ml/KgBB p.o + ekstrak dosis 5,0 g/KgBB

BB (g) CCl4 Ekstrak 159 3,98 1,99

2 136 3,4 1,7 3 154,5 3,86 1,93 4 135 3,38 1,69 5 143 3,58 1,79 1

ekstrak dosis 5,0 g/KgBB

182 4,55 2 150,5 3,76 3 126 3,15 4 122 3,05 5 134 1,68

Lampiran 4. Perhitungan Kadar MDA

Page 74: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

60

1, 1, 3, 3-tetrametoksipropan = (CH3O)2CHCH2CH(OCH3)2 , 99%

BM = 164

d = 0,997 x 10-3 g/ml

v = 100 ml

Larutan stok 1, 1, 3, 3-tetrametoksipropan

Volume pengambilan = 1,24 µl ad 150 ml

= 1,24 x 10-3 ml ad 150 ml

Misal:

Konsentrasi larutan stok = C2

V1 x C1 = V2 x C2

1,24 x 10-3 ml x 99% (b/v) = 150 ml x C2

C2 = 8,184 x 10-4 % (b/v)

= 8,184 x 10-4 g/100ml

= 818,4 µg/100ml

= 8,184 µg/ml

Misal: Konsentrasi MDA = x BM MDA = Konsentrasi MDA BM tetrametoksipropan Konsentrasi tetrametoksipropan

72/164 = x/8,184 µg/ml

x = 3,593 µg/ml

Page 75: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

61

Pembuatan kurva baku

1. Volume pengambilan MDA = 0 µl

Volume pengambilan H2O = 2000µl = 2 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0 x 3,593 µg/ml x fp

= 0 µg/ml

2. Volume pengambilan MDA = 5 µl = 0,005 ml

Volume pengambilan H2O = 1995µl = 1,995 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,005 ml/5 ml x 3,593 µg/ml

= 0,0036 µg/ml

3. Volume pengambilan MDA = 10 µl = 0,010 ml

Volume pengambilan H2O = 1990µl = 1,99 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,010 ml/5 ml x 3,593 µg/ml

= 0,0072 µg/ml

4. Volume pengambilan MDA = 20 µl = 0,020 ml

Volume pengambilan H2O = 1980µl = 1,98 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,020 ml/5 ml x 3,593 µg/ml

= 0,0144 µg/ml

5. Volume pengambilan MDA = 40 µl = 0,040 ml

Volume pengambilan H2O = 1960 µl = 1,97 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,040 ml/2 ml x 3,593 µg/ml

= 0,288µg/ml

Page 76: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

62

6. Volume pengambilan MDA = 80 µl = 0,080 ml

Volume pengambilan H2O = 1920µl = 1,92 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,080 ml/2 ml x 3,593 µg/ml

= 0,0576 µg/ml

7. Volume pengambilan MDA = 160 µl = 0,160 ml

Volume pengambilan H2O = 1840µl = 1,84 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,160 ml/2ml x 3,593 µg/ml

= 0,1152 µg/ml

8. Volume pengambilan MDA = 320 µl = 0,320 ml

Volume pengambilan H2O = 1680µl = 1,68 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,320 ml/2 ml x 3,593 µg/ml

= 0,2304 µg/ml

9. Volume pengambilan MDA = 640 µl = 0,640 ml

Volume pengambilan H2O = 1360 µl = 1,36 ml

Volume pengambilan TCA = 1 ml

Volume pengambilan TBA = 2 ml

Konsentrasi MDA = 0,640 ml/2 ml x 3,593 µg/ml

= 0,4608 µg/ml

Page 77: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

63

Lampiran 5. Hasil Uji Pendahuluan

1. Hasil penetapan panjang gelombang maksimum

2. Hasil penentuan operating time

Panjang Gelombang maksimum (nm) Absorbansi

480 0,010 490 0,095 500 0,156 510 0,208 520 0,271 530 0,255 540 0,143 550 0,084 560 0,045 570 0,008

Menit Absorbansi

5 0,252

10 0,245

15 0,265

20 0,160

25 0.259

30 0,247

35 0,247

40 0,242

45 0,236

50 0,333

Page 78: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

64

Lampiran 6. Data Kurva Baku

Kurva baku: Y = 1,365x + 0,004

Contoh perhitungan: Kelompok 1 jam ke-0 A = 0,021

Y = 1,365x + 0,004 0,021 = 1,365x + 0,004 x = 0,013 µg/ml kadar MDA = x . fp = 0,013 µg/ml x 25 = 0,311 µg/ml

y = 1.365x + 0.004R² = 0.996

00.20.40.60.8

0 0.5

A

kadar

17 apr

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,005 10  1990  0,0072 0,007 20  1980  0,0144 0,046 40  1960  0,0288 0,055 80  1920  0,0576 0,084 160  1840  0,1152 0,142 320  1680  0,2304 0,312 640  1360  0,4608 0,64 

kelompok 1 (n = 1)  Jam ke‐ 

A Kadar x fp(µg/ml)  

   

Paraffin cair (p.o)  

0  0,021  0.311     

12  0,023  0.348     

24  0,029  0.457     

36  0,019  0.275     

48  0,021  0.311     

60  0,024  0.367     

kelompok 2  (n = 3) 

Jam ke‐ HU 1  HU 2  HU 3 

A Kadar x fpr(µg/ml)   A 

Kadar x fp  (µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

CCl4 2,8ml/KgBB (p,o) 

0  0,019  0.275  0,021  0.311  0,023  0.348 12  0,044  0.734  0,039  0.641  0,028  0.440 24  0,051  0.860  0,042  0.695  0,052  0.878 36  0,040  0.659  0,037  0.605  0,043  0.713 48  0,094  1.648  0,097  1.702  0,093  1.630 60  0,045  0.752  0,029  0.457  0,040  0.659 

Page 79: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

65

Kurva baku: Y = 1,082 x + 0,006

Contoh

perhitungan: Kelompok CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) HU 1 A = 0,087

Y = 1,082x + 0,006 0,087 = 1,082x + 0,006 x = 0,075 µg/ml Kadar MDA = x . fp = 0,075 µg/ml x 25 = 1,872 µg/ml

y = 1.082x + 0.006R² = 0.998

00.10.20.30.40.50.6

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

18 apr

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0 2000 0 0 5 1995 0,0036 0,005

10 1990 0,0072 0,008 20 1980 0,0144 0,028 40 1960 0,0288 0,049 80 1920 0,0576 0,072 160 1840 0,1152 0,133 320 1680 0,2304 0,249 640 1360 0,4608 0,507

No HU 

Kelompok  Absorbansi Kadar x

fp  (µg/ml)  

Mean ± SD 

1 CCl4 2,8 ml/KgBB 

(p.o) 

0,087 1,872 1,871 ± 0,254 2  0,098 2,126

3  0,076 1,617

1  Ekstrak 1 jam sebelum CCl4 2,8 ml/KgBB (p,o) 

0,089 1,918 1,910 ± 0,497 2  0,110 2,403

3  0,067 1,409

1  Ekstrak bersamaan CCl4 2,8 ml/KgBB 

(p,o) 

0,049 0,994 0,631 ± 0,324 2  0,022 0,370

3  0,029 0,531

1  Ekstrak 1 jam setelah CCl4 2,8 ml/KgBB (p,o) 

0,053 1,086 2,241 ± 1,581 2  0,075 1,594

3  0,181 4,043

Page 80: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

66

Kurva baku: Y = 1,065x + 0,021

Contoh perhitungan: Kelompok Parafin cair (p.o)HU 1 A = 0,034

Y = 1,065x + 0,021 0,034 = 1,065x + 0,021 x = 0,012 µg/ml . Kadar MDA = x . fp = 0,012 µg/ml x 25 = 0,305 µg/ml

y = 1.065x + 0.021R² = 0.992

00.10.20.30.40.50.6

0 0.2 0.4 0.6

Absorba

nsi

kadar

8 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,009 10  1990  0,0072 0,034 20  1980  0,0144 0,044 40  1960  0,0288 0,051 80  1920  0,0576 0,094 160  1840  0,1152 0,165 320  1680  0,2304 0,276 640  1360  0,4608 0,502 

No HU 

kelompok 

hasil 

0  24  48 

A Kadar x fp  

(µg/ml)  A 

Kadar x fp  

(µg/ml)  A 

Kadar x fp  

(µg/ml) 

Parafin cair (p,o) 

0,034  0,305  0,053  0,751  0,028  0,164 2  0,023  0,047  0,037  0,376  0,039  0,423 3  0,029  0,188  0,034  0,305  0,031  0,235 4  0,042  0,493  0,033  0,282  0,028  0,164 5  0,034  0,305  0,027  0,141  0,031  0,235 

Rata‐rata    0,268    0,371    0,244 1 

CCl4 2,8 ml/KgBB (p,o) 

0,024  0,070 2  0,031  0,235 3  0,028  0,164 4  0,035  0,329 5  0,032  0,258 

rata‐rata    0,211 

Page 81: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

67

Kurva baku: Y = 1,290 x + 0,002

Contoh perhitungan: Kelompok CCl4 2,8 ml/KgBB (p.o) HU 1 A = 0,059

Y = 1,290x + 0,002 0,059 = 1,290x + 0,002 x = 0,044 µg/ml Kadar MDA = x . fp = 0,044 µg/ml x 25 = 1,105 µg/ml

y = 1.290x + 0.002R² = 0.998

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

9 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,006 10  1990  0,0072 0,008 20  1980  0,0144 0,03 40  1960  0,0288 0,055 80  1920  0,0576 0,06 160  1840  0,1152 0,15 320  1680  0,2304 0,298 640  1360  0,4608 0,599 

No HU  kelompok 

hasil 

24  48 

A Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

CCl4 2,8 ml/KgBB (p,o) 

0,059  1,105  0,082  1,105 

2  0,065  1,221  0,092  1,221 

3  0,075  1,415  0,099  1,415 

4  0,078  1,473  0,08  1,473 

5  0,071  1,337  0,084  1,337 

rata‐rata     1,310     1,310 

Page 82: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

68

Kurva baku: Y = 1,120x - 0,001

Contoh perhitungan: Kelompok CCl4 11,2 % (v/v) + CMC Na 0,5% (p.o) HU 1 A = 0,048

Y = 1,120x - 0,001 0,048 = 1,120x - 0,001 x = 0,043 µg/ml Kadar MDA = x . fp = 0,044 µg/ml x 25 = 1,094 µg/ml

y = 1.120x ‐ 0.001R² = 0.998

‐0.2

0

0.2

0.4

0.6

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

14 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,006 10  1990  0,0072 0,012 20  1980  0,0144 0,017 40  1960  0,0288 0,021 80  1920  0,0576 0,053 160  1840  0,1152 0,135 320  1680  0,2304 0,253 640  1360  0,4608 0,516 

No HU  kelompok 

hasil 

0  24  48 

A Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

CCl4 11,2 % (v/v) + CMC Na 0,5% (p,o) 

0,048  1,094  0,079  1,786  0,091  2,054 

2  0,058  1,317  0,081  1,830  0,09  2,031 

3  0,023  0,536  0,092  2,076  0,1  2,254 4  0,026  0,603  0,073  1,652  0,086  1,942 5  0,029  0,670  0,085  1,920  0,094  2,121 

rata‐rata     0,844     1,853     2,080 

CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak 

dosis 1,25 g/KgBB 

0,023  0,536 

2  0,032  0,737 

3  0,021  0,491 

4  0,019  0,446 

5  0,024  0,558 

rata‐rata     0,554 

Page 83: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

69

Kurva baku: Y = 1,284x - 0,004

Contoh perhitungan: Kelompok CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 1,25 g/KgBB HU 1 A = 0,054

Y = 1,284x - 0,004 0,054 = 1,285x - 0,004 x = 0,045 µg/ml Kadar MDA = x . fp = ,045 µg/ml x 25 = 1,129 µg/ml

y = 1.284x ‐ 0.004R² = 0.999

‐0.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

15 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,006 10  1990  0,0072 0,01 20  1980  0,0144 0,016 40  1960  0,0288 0,026 80  1920  0,0576 0,063 160  1840  0,1152 0,141 320  1680  0,2304 0,284 640  1360  0,4608 0,593 

No HU  kelompok 

hasil 

24  48 

A Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

1 CCl4 11,2 %

(v/v) + Ekstrak 

dosis 1,25 g/KgBB 

0,054  1,129  0,024  0,545 

2  0,053  1,110  0,027  0,604 

3  0,056  1,168  0,025  0,565 

4  0,058  1,207  0,014  0,350 

5  0,059  1,227  0,023  0,526 

rata‐rata     1,168     0,518 

Page 84: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

70

Kurva baku: Y = 1,212x - 0,001

Contoh perhitungan: Kelompok CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 2,5 g/KgBB (p.o) HU 1 A = 0,024

Y = 1,212x - 0,001 0,024 = 1,212x - 0,001 x = 0,021 µg/ml Kadar MDA = x f.p = 0.021 µg/ml x 25 = 0,516 µg/ml

y = 1.212x ‐ 0.001R² = 0.997

‐0.2

0

0.2

0.4

0.6

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

16 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 05  1995  0,0036 0,00610  1990  0,0072 0,00820  1980  0,0144 0,0340  1960  0,0288 0,05580  1920  0,0576 0,06160  1840  0,1152 0,15320  1680  0,2304 0,298640  1360  0,4608 0,599

No HU  kelompok 

hasil 

0  24  48 

A Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

1  CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 2,5 g/KgBB (p,o) 

0,024  0,516  0,023  0,495  0,011  0,248 

2  0,028  0,598  0,012  0,268  0,019  0,413 

3  0,021  0,454  0,03  0,639  0,01  0,227 

4  0,026  0,557  0,01  0,227  0,008  0,186 

5  0,021  0,454  0,031  0,660  0,011  0,248 

rata‐rata     0,516     0,458     0,264 

1  CCl4 11,2 % (v/v) + Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p,o) 

0,021  0,454  0,004  0,103  0,02  0,433 

2  0,019  0,413  0,006  0,144  0,008  0,186 

3  0,027  0,578  0,006  0,144  0,006  0,144 

4  0,019  0,413  0,007  0,165  0,011  0,248 

5  0,022  0,474  0,008  0,186  0,004  0,103 

rata‐rata     0,466     0,149     0,223 

Page 85: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

71

Kurva baku: Y = 1,274x - 0,000

Contoh perhitungan: Kelompok Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p.o)HU 1 A = 0,031

Y = 1,274x - 0,000 0,031 = 1,274x - 0,000 x = 0,024 µg/ml Kadar MDA = x . fp = 0,024µg/ml x 25 = 0,608 µg/ml

y = 1.274x ‐ 0.000R² = 0.999

‐0.5

0

0.5

1

0 0.2 0.4 0.6

absorban

si

kadar

17 Mey

A

Linear (A)

Vol, pengambilan MDA (µl) 

Vol, pengambilan 

H2O (µl) 

kadar (µg/ml) 

0  2000  0 0 5  1995  0,0036 0,004 10  1990  0,0072 0,01 20  1980  0,0144 0,013 40  1960  0,0288 0,027 80  1920  0,0576 0,075 160  1840  0,1152 0,152 320  1680  0,2304 0,299 640  1360  0,4608 0,582 

No HU  kelompok 

hasil 0 24 48 

A Kadar x fp(µg/ml)  A

Kadar x fp(µg/ml)  A 

Kadar x fp(µg/ml) 

Ekstrak dosis 5,0 g/KgBB (p,o) 

0,031 0,608  0,005 0,098  0,035  0,687 2  0,028 0,549  0,004 0,078  0,032  0,628 3  0,019 0,373  0,008 0,157  0,077  1,511 4  0,024 0,471  0,011 0,216  0,012  0,235 5  0,017 0,334  0,004 0,078  0,031  0,608 

rata‐rata     0,467    0,126    0,734 

Page 86: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

72

Lampiran 7. Analisis Data Optimasi Pembentukan Toksik

0 12 24 36 48 60

jam

0.250

0.500

0.750

1.000

1.250

1.500

1.750

Estim

ated M

argina

l Mea

ns

kelompokparafin cairCCl4

Estimated Marginal Means of MDA

kelompok 1 (n = 1)  Jam ke‐ 

A Kadar x fp(µg/ml)  

   

Paraffin cair (p.o)  

0  0,021  0.311    

12  0,023  0.348    

24  0,029  0.457    

36  0,019  0.275    

48  0,021  0.311    

60  0,024  0.367    

kelompok 2  (n = 3) 

Jam ke‐ HU 1  HU 2  HU 3 

A Kadar x fpr(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)   A 

Kadar x fp(µg/ml)  

CCl4 2,8ml/KgBB (p,o) 

0  0,019  0.275  0,021  0.311  0,023  0.348 12  0,044  0.734  0,039  0.641  0,028  0.440 24  0,051  0.860  0,042  0.695  0,052  0.878 36  0,040  0.659  0,037  0.605  0,043  0.713 48  0,094  1.648  0,097  1.702  0,093  1.630 60  0,045  0.752  0,029  0.457  0,040  0.659 

Page 87: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

73

Lampiran 8. Uji Distribusi Normal dan Homogenitas Data Kadar MDA pada Optimasi Pemberian Ekstrak

NPar Tests

Oneway

Oneway

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

12 12.127660 -.9686

.0744067 .28406.150 .170.150 .121

-.091 -.170.520 .590.950 .877

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

MDA log

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Test of Homogeneity of Variances

6.125 3 8 .0182.359 3 8 .148

MDAlog

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Test of Homogeneity of Variances

log

2.359 3 8 .148

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 88: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

74

Lampiran 9. Uji One way Anava Data Kadar MDA pada Optimasi Pemberian Ekstrak Hasil Transformasi dalam Bentuk Log

Explore

Post Hoc Tests

ANOVA

log

.587 3 .196 5.201 .028

.301 8 .038

.888 11

Between GroupsWithin GroupsTotal

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: logLSD

-.00136 .15833 .993 -.3665 .3638.50602* .15833 .013 .1409 .8711

-.01220 .15833 .940 -.3773 .3529.00136 .15833 .993 -.3638 .3665.50737* .15833 .013 .1423 .8725

-.01085 .15833 .947 -.3760 .3543-.50602* .15833 .013 -.8711 -.1409-.50737* .15833 .013 -.8725 -.1423-.51822* .15833 .011 -.8833 -.1531.01220 .15833 .940 -.3529 .3773.01085 .15833 .947 -.3543 .3760.51822* .15833 .011 .1531 .8833

(J) kelompokekstrak 1 jam sebelumekstrak bersamaanekstrak 1 jam sesudahCCl4ekstrak bersamaanekstrak 1 jam sesudahCCl4ekstrak 1 jam sebelumekstrak 1 jam sesudahCCl4ekstrak 1 jam sebelumekstrak bersamaan

(I) kelompokCCl4

ekstrak 1 jam sebelum

ekstrak bersamaan

ekstrak 1 jam sesudah

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 89: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

75

Lampiran 10. Uji Distribusi Normal Data Kadar MDA dan Kuadrat Kadar MDA Dosis Tunggal dan Dosis Berulang

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

35 35 35 35.004487 .006104 .030094 .034174

.0057621 .0093950 .0607144 .0712846.255 .359 .178 .272.255 .359 .178 .272

-.218 -.258 -.099 -.1381.507 2.124 1.054 1.611.021 .000 .217 .011

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Kuadrat_0_24Kuadrat_0_48 selisih_0_24 selisih_0_48

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Test of Homogeneity of Variances

4.141 6 28 .0042.459 6 28 .0497.400 6 28 .0006.168 6 28 .000

selisih_0_24selisih_0_48Kuadrat_0_24Kuadrat_0_48

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 90: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

76

Lampiran 11. Uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney Data Kadar MDA Dosis Tunggal dan Dosis Berulang Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Daun Salam

Kruskal-Wallis Test

Descriptive Statistics

35 .030094 .0607144 -.0511 .154035 .034174 .0712846 -.0434 .171935 4.00 2.029 1 7

selisih_0_24selisih_0_48kelompok

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Ranks

5 16.605 30.705 29.305 23.805 12.205 6.605 6.80

355 14.805 31.205 29.405 16.205 6.805 7.805 19.80

35

kelompokkontrol normalkontrol toksikkontrol negatifekstrak dosis I+CCl4ekstrak dosis II+CCl4ekstrak dosis III+CCl4ekstrak dosis IIITotalkontrol normalkontrol toksikkontrol negatifekstrak dosis I+CCl4ekstrak dosis II+CCl4ekstrak dosis III+CCl4ekstrak dosis IIITotal

selisih_0_24

selisih_0_48

N Mean Rank

Test Statisticsa,b

29.232 26.2216 6

.000 .000

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

selisih_0_24 selisih_0_48

Kruskal Wallis Testa.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 91: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

77

Kelompok 1 Vs 2

Kelompok 1 Vs 3

Kelompok 1 Vs 4

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.611 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.611 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

1.000 11.00016.000 26.000-2.402 -.313

.016 .754

.016a

.841a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 92: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

78

Kelompok 1 vs 5

Kelompok 1 vs 6

Kelompok 1 vs 7

Test Statisticsb

8.000 4.00023.000 19.000

-.943 -1.776.346 .076

.421a

.095a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 5.00015.000 20.000-2.611 -1.567

.009 .117

.008a

.151a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 7.00015.000 22.000-2.619 -1.152

.009 .249

.008a

.310a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 93: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

79

Kelompok 2 Vs 3

Kelompok 2 vs 4

Kelompok 2 vs 5

Test Statisticsb

11.500 9.00026.500 24.000

-.210 -.731.834 .465

.841a

.548a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.611 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.619 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 94: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

80

Kelompok 2 vs 6

Kelompok 2 Vs 7

Kelompok 3 vs 4

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.611 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.619 -2.619

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

5.000 .00020.000 15.000-1.567 -2.611

.117 .009

.151a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 95: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

81

Kelompok 3 vs 5

Kelompok 3 vs 6

Kelompok 3 vs 7

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.619 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.611 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 2.00015.000 17.000-2.619 -2.200

.009 .028

.008a

.032a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 96: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

82

Kelompok 4 vs 5

Kelompok 4 vs 6

Kelompok 4 vs 7

Test Statisticsb

.000 .00015.000 15.000-2.619 -2.611

.009 .009

.008a

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 3.00015.000 18.000-2.611 -1.984

.009 .047

.008a

.056a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

.000 5.00015.000 20.000-2.619 -1.571

.009 .116

.008a

.151a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 97: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

83

Kelompok 5 vs 6

Kelompok 5 vs 7

Kelompok 6 vs 7

Test Statisticsb

6.000 12.00021.000 27.000-1.362 -.105

.173 .916

.222a

1.000a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

6.000 3.00021.000 18.000-1.366 -1.991

.172 .047

.222a

.056a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Test Statisticsb

12.000 3.00027.000 18.000

-.105 -1.991.917 .047

1.000a

.056a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

selisih_0_24 selisih_0_48

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: kelompokb.

Page 98: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

84

Lampiran 12. Hasil Uji Statistik Data Persentase Penurunan Kadar MDA Explore

Oneway

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

20 207877.7366 9733.5584

7160.11876 5663.32236.209 .210.209 .148

-.191 -.210.936 .939.345 .341

NMeanStd. Deviation

Normal Parameters a,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

kuadrat_0_24 kuadrat_0_48

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Test of Homogeneity of Variances

1.483 3 16 .2572.636 3 16 .085

kuadrat_0_24kuadrat_0_48

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

8.43E+08 3 281121053.4 34.410 .0001.31E+08 16 8169722.0489.74E+08 195.65E+08 3 188430075.5 68.363 .00044100956 16 2756309.7266.09E+08 19

Between GroupsWithin GroupsTotalBetween GroupsWithin GroupsTotal

kuadrat_0_24

kuadrat_0_48

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Page 99: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

85

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

LSD

-885.87024 1807.730 .631 -4718.0873 2946.3468-10337.740* 1807.730 .000 -14169.9572 -6505.5231-15460.635* 1807.730 .000 -19292.8519 -11628.4178885.87024 1807.730 .631 -2946.3468 4718.0873

-9451.8699* 1807.730 .000 -13284.0870 -5619.6529-14574.765* 1807.730 .000 -18406.9817 -10742.547610337.740* 1807.730 .000 6505.5231 14169.9572

9451.86992* 1807.730 .000 5619.6529 13284.0870-5122.8947* 1807.730 .012 -8955.1118 -1290.677715460.635* 1807.730 .000 11628.4178 19292.851914574.765* 1807.730 .000 10742.5476 18406.9817

5122.89472* 1807.730 .012 1290.6777 8955.1118-9713.3749* 1050.011 .000 -11939.2996 -7487.4502-12998.705* 1050.011 .000 -15224.6295 -10772.7802-12948.209* 1050.011 .000 -15174.1334 -10722.28409713.37492* 1050.011 .000 7487.4502 11939.2996-3285.3299* 1050.011 .006 -5511.2546 -1059.4052-3234.8338* 1050.011 .007 -5460.7585 -1008.909112998.705* 1050.011 .000 10772.7802 15224.6295

3285.32992* 1050.011 .006 1059.4052 5511.254650.49612 1050.011 .962 -2175.4286 2276.4208

12948.209* 1050.011 .000 10722.2840 15174.13343234.83380* 1050.011 .007 1008.9091 5460.7585

-50.49612 1050.011 .962 -2276.4208 2175.4286

(J) kelompokekstrak dosis Iekstrak dosis IIekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis IIekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis Iekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis Iekstrak dosis IIekstrak dosis Iekstrak dosis IIekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis IIekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis Iekstrak dosis IIIkontrol negatifekstrak dosis Iekstrak dosis II

(I) kelompokkontrol negatif

ekstrak dosis I

ekstrak dosis II

ekstrak dosis III

kontrol negatif

ekstrak dosis I

ekstrak dosis II

ekstrak dosis III

Dependent Variablekuadrat_0_24

kuadrat_0_48

MeanDifference

(I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound95% Confidence Interval

The mean difference is significant at the .05 level.*.

Page 100: EFEK ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN SALAM

86

Lampiran 13. Gambar-gambar Tanaman Salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.)

Gambar 1. Tanaman salam (Syzygium polyanthum [Wight] Walp.)

Gambar 2. Daun Salam Basah