90
EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah MERI GUSNITA NIM : UB.150108 JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah

MERI GUSNITA

NIM : UB.150108

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2019

Page 2: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH
Page 3: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH
Page 4: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH
Page 5: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

MOTTO

…dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan

dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Page 6: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

ABSTRAK

Bimbingan konseling behavioral pada dasarnya untuk mengatasi tingkah laku

bermasalah dimana tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang

tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingkah laku

yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah. Metode

penelitian yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif. Penelitian ini

membahas tentang Efektivitas Konseling Behavioral dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur. Sementara itu jenis data

menggunakan data primer dan sekunder dengan pengumpulan data melalui wawancara,

observasi dan dokumentasi. Selain itu teknik analisis data menggunakan reduksi data,

penyajian data dan verifikasi data dan dilanjutkan dengan pengecekan keabsahan data.

Hasil penelitian dan dapat disimpulkan sebagai berikut: bentuk kenakalan siswa di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur diantaranya yaitu adanya

perilaku tidak sopan dalam bersikap dan berbicara sehingga terlihat dari sikap berbicara kasar

atau bernada tinggi, mengobrol saat jam belajar berlangsung serta bermain HP pada saat guru

menjelaskan materi pelajaran. Selain itu bentuk kenakalan siswa yaitu membolos dan tidak

mengerjakan tugas serta berkelahi. Pelaksanaan konseling behavioral efektif dalam

menanggulangi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur dilakukan dengan mengadakan pesiapan untuk bimbingan konseling, melaksanakan

pelaksanaan bimbingan konseling dan melakukan evaluasi setelah melakukan bimbingan

konseling. Efektifitas bimbingan konseling behavioral untuk menanggulangi kenakalan siswa

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur dapat dilihat dari adanya

penurunan angka kenakalan, peningkatan pemahaman tentang peraturan dan peningkatan

kesadaran tentang perilaku negatif.

Page 7: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah

Karya tulis ini saya persembahkan kepada

Ayahanda Gustang dan Ibunda Rusmini yang tercinta,

tersayang dan ku banggakan

Terima kasih atas semua pengorbanan dan kasih sayang

Dorongan dan do’a yang selalu tercurah buatku

Buat keluarga besarku Adindaku Ishak Mahendra,A rsyad Man

dan Ulfa Rosita terima kasih

Atas semua saran dan semangat yang selalu diberikan

Buat sahabat-sahabat yang tetap setia dan banyak

Memberikan motivasi dan inspiasi dalam hidupku.

Terimakasih atas pengorbanan kalian semua

Semoga segenggam keberhasilan ini

Menjadi amal ibadah dan kesuksesan dimasa yang akan datang

Semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

Amin…

Page 8: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam atasberkat rahma dan hidayah-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Semoga Allah meridhoi

mereka, dan para pengikutnya yang tetap istiqomah dalam mengikuti dan memegang teguh

ajaranya.

Skripsi ini dapat diselesaikan berkat kerja kerasdan bantuan dari semua pihak, untuk

itu melalui kesempatan inipenulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA. Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Bapak Dr. H. Su‟aidi, MA.Ph.D. Bapak Dr. H. Marwazi, M.Ag. Serta Ibu Dr. Hj.

Fadillah, M.Pd. Selaku Wakil Rektor I,II dan III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Syamsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Sya‟roni, S.Ag, M.Pd, selaku Ketua Prodi jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Bapak Drs. Ishak Abdul Aziz, M.Fil.I, selaku Dosen Pembimbing I yang banyak

meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Bapak Masuhartono, S.Pd, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang banyak

membimbing, mengarahkan dan membantu menyusun skripsi ini dengan baik.

7. Bapak/Ibu seluruh Dosen dan segenap civitas akademik Fakultas Dakwah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

8. Seluruh Karyawan dan karyawati di lingkungan akademik Fakultas Dakwah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Kepala Perpustakaan dan seluruh staf di perpustkaan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Akhirnya dengan harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Page 9: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

NOTA DINAS....................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ix

TRANSLITERASI............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Batasan Masalah ................................................................................. 6

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 7

D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

F. Kerangka Teori .................................................................................. 8

G. Metode Penelitian .............................................................................. 20

H. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 29

I. Jadwal Penelitian ................................................................................. 31

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A Historis dan Geografis Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur ....................................................................... 33

B. Keadaan Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur ........................................................ 35

C. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur ........................................................ 36

D. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur ........................................ 49

E. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur ........................................ 42

BAB III BENTUK KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR

A. Tidak Sopan dalam Bersikap dan Berbicara ...................................... 44

B. Sikap Membolos dan Tidak Mengerjakan Tugas .............................. 49

C. Perilaku Berkelahi .............................................................................. 51

D. Perbuatan Merokok ............................................................................ 54

Page 10: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB IV PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS KONSELING

BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI

KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 TANJUNG JABUNG

A. Pelaksanaan konseling behavioral dalam

menanggulangi kenakalan siswa ........................................................ 58

1. Persiapan ...................................................................................... 59

2. Pelaksanaan .................................................................................. 63

3. Evaluasi ........................................................................................ 67

B. Efektifitas Bimbingan konseling behavioral untuk

menanggulangi kenakalan siswa ........................................................ 71

1. Penurunan Angka Kenakalan ....................................................... 71

2. Peningkatan Pemahaman Tentang Peraturan ............................... 74

3. Peningkatan Kesadaran Tentang Perilaku Negatif ...................... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 78

B. Rekomendasi ..................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

TRANSLITERASI1

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia

Tha ط A ا

Z ظ B ب

„ ع T ث

Gh غ Th ث

F ف J ج

Q ق H ح

K ك KH خ

L ل D د

M م DH ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S ش

Hamzah ء Sh ش

Lam Alif لا S ص

Y ي D ض

B. Vokal dan Harakat

1 Disederhanakan dari ala-Lc Romannization TABLES, Turabian Style.

Page 12: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

I اِى A اَ A اَ

Aw اَو A اى U اُ

Ay اَى U او I اِ

C. Ta’ Marbuthah

Transliterasi untuk Ta‟Marbuthah ada tiga macam:

1. Ta’ marbuthah yang mati atau menghadap harakat sukun, maka transliterasinya adalah/h/

Arab Indonesia

Salah صلا

Mir‟ah مراة

2. Ta’ Marbuthah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, maka

transliterasinya adalah/t/

Arab Indonesia

Wizarat a-Tarbiyah وزار ة الترببيه

Mir‟at al-zaman مراةالسمن

3. Ta’ Marbuthah yang berharakat tanwin maka translitnya adalah/ tan/tin/tun/.

Arab Indonesia

فجئت

Page 13: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari

luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya

dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.

Tingkah laku dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan melalui hukum-

hukum belajar, pembiasaan, dan peniruan. Tingkah laku tertentu pada individu dipengaruhi

oleh kepuasan dan ketidak puasan yang diperolehnya. Bimbingan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk siswa baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu

mandir dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,

kehidupan sosial, belajar dan karir berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

Karakteristik konseling behavioral merupakan berfokus pada tingkah laku yang

tampak dan spesifik, memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan konseling,

mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien, dan penilaian

yang obyektif terhadap tujuan konseling. Konseling behavioral merupakan suatu proses

membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan

keputusan tertentu

Bimbingan konseling behavioral pada dasarnya untuk mengatasi tingkah laku

bermasalah dimana tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang

tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan. Tingkah laku

yang salah hakikatnya terbentu dari cara belajar atau lingkungan yang salah. Manusia

bermasalah itu mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari

lingkungannya. Seluruh tingkah laku didapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku

tersebut dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar.

Konseling behavioral adalah teori konseling yang menekankan pada tingkah laku yang

dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya

dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola

2Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2016), 1

Page 14: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.3

Bimbingan konseling behavioral

berfungsi untuk membangun moral siswa disekolah. Moral disini diartikan sebagai ajaran

tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya. Ajaran Islam

mengajarkan bahwa Al-Quran merupakan tuntunan bagi kehidupan manusia yang dapat

membimbing kepada kebaikan dunia dan akhirat, hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-

Israa‟ ayat 82:

Artinya: dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi

orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-

orang yang zalim selain kerugian.4

Siswa merupakan sasaran yang terlibat langsung dalam pendidikan melalui proses

pembelajaran, sehingga melalui proses pembelajaran diharapkan siswa mampu mengenal dan

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Disamping itu siswa dituntut untuk mampu

belajar mengenal diri, mengenal orang lain, dan belajar mengenal lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu sifat

pengendalian diri harus ditumbuhkembangkan pada diri siswa, dalam arti bahwa perbuatan

siswa selalu berada dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Dengan demikian akan

tumbuh kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti setiap peraturan yang berlaku di sekolah.

Behavioral menindaklanjuti pskologi asosiasi yang ingin menemukan elemen-elemen

apa yang mendasari tingkahlaku.5 Salah satu bentuk tingkahlaku yaitu mentaati peraturan

yang berlaku. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu

kewajiban bagi siswa. Pentingnya disiplin sekolah adalah untuk mendidik siswa agar

berperilaku sesuai dengan tata tertib dan aturan yang berlaku di sekolah. Masalah

kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan sekolah. Sekolah yang tertib, aturan

akan menciptakan proses pembelajaran yang baik, sebaliknya pada sekolah yang tidak tertib

kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah menjadi barang

3Nur Azizah, Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar

Peserta Didik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2016.

4Q.S

Al-Israa’ ayat 82.

5Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidkan, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 64

Page 15: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

yang biasa, apabila kondisi sudah demikian, maka cara memperbaiki keadaan akan tidak

mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya sehingga

berbagai jenis pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib sekolah tersebut bisa di cegah

Kenakalan yang ditimbulkan oleh siswa pada institusi pendidikan

seperti sekolah dapat diatasi salah satunya dengan adanya kerja sama antara

para perangkat sekolah dengan guru pembimbing. Guru pembimbing dapat

mengupayakan layanan konseling individu untuk mengatasi kenakalan siswa. Kenakalan

yang dilakukan oleh siswa disekolah pada umumnya merupakan produk dari adanya

peraturan-perarturan keras dari orang tua, anggota keluarga dan lingkungan terdekatnya yaitu

masyarakat di tambah lagi dengan keinginan yang mengarah pada sifat negatif dan melawan

arus yang tidak terkendali.

Berdasarkan observasi awal penulis di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur penulis melihat bahwa kenakalan sisa didalam kelas ketika mengikuti proses

belajar mengajar masih sering terjadi, dari jumlah siswa keseluruhan yaitu 143 siswa ada 22

siswa yang terbiasa melakukan kenakalan-kenalakan yang sering dilakukan dikelas terhadap

guru, data dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel. 1: Keadaan Kenakalan Siswa Terhadap Guru

No Kelas Jumlah

Siswa

Siswa Tidak

Pernah

Melanggar

Jarang

Melanggar

Sering

Melanggar

1 X. A 25 18 4 3

X.B 24 17 5 2

2 XI.A 22 16 4 2

XI.B 21 13 4 4

3 XII.A 26 15 6 5

XII.B 25 17 2 6

Jumlah 143 96 25 22

Berdasarkan keadaan data pada tavbel dapat diketahui bahwa kenakalan siswa yang

dilihat dari jumlah siswa yang tidak pernah melanggar, jarang ataupun hanya sesekali

melanggaran dan terbiasa artau sering melanggar cukup signifkan, hal ini terlihat dari jumlah

siswa yang tidak terbiasa melanggar yaitu 96 siswa, sedangkan siswa yang sesekali atau

jarang melanggar yaitu 25 siswa dan siswa yang melanggar sebanyak 22 siswa. Siswa yang

Page 16: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

sering melanggar biasanya ditunjukan dengan beberapa sikap, perilaku dan perbuatan

diantaranya sebagai berkut:

Tabel. 1: Keadaan Kenakalan Siswa Terhadap Guru

Jarang

Melanggar

Siswa

Sering

Melanggar

Jumlah

Siswa

Jarang

dan sering

Melanggar

Sikap Melanggar Siswa

Bolos

Nongkrong

di Kantin

Bermain

Hp di

Kelas

Bersikap

Tidak

Sopan

4 3 7 1 3 2 1

5 2 7 2 3 1 1

4 2 6 1 1 2 2

4 4 8 2 3 1 2

6 5 11 4 3 1 3

2 6 8 2 3 2 1

25 22 47 12 16 9 10

Berdasarkan data dalam penelitian dapat dipahami bahwa jumlah siswa yang sesekali

melanggar dan sering melanggar cukup banyak jumlahnya, hal ini terlihat dari jumlah siswa

yang membolos sebanyak 12 orang, siswa yang serng nongkrong di kantin pada saat jam

belajar berlangsung yaitu 16 orang, sedangkan siswa yang suka bermain Hp di kelas pada

saat guru menjelaskan pelajaran sebanyak 9 orang, selain itu siswa yang bersikap kurang

sopan seperti berbicara nada tinggi, keluar-masuk kelas tanpa izin, membantah saran atau

nasehat guru dan sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara pada pra observasi peneliti dengan guru yang mengajar

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur memberikan keterangan

mengenai kenakalan siswa di dalam kelas, ia mengatakan:”Siswa di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur memang ada yang melakukan kenakalan terhadap

gurunya terutama ketika berada di dalam kelas, kenakalan-kenakalan siswa ini dipengaruhi

karena beberapa faktor diantaranya kurangnya perhatian dari orang tua atau keluarga, adanya

pengaruh lingkungan teman yang kurang positif sehingga mengakibatkan akhlak dan perilaku

siswa melakukan kenakalan kepada guru di dalam kelas”.6

Kenakalan siswa dapat dikelompokan menjadi beberapa tindakan negative yang

dilakukan oleh siswa, seperti perilaku mengobrol pada jam pelajaran berlangsung, hal seperti

ini sering sekali terjadi pada waktu proses belajar mengajar, dimana guru/pendidik sedang

6Wawancara pra observasi dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur,

Oktober 2018

Page 17: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

menerangkan akan tetapi para siswa asyik mengobrol sendiri tanpa, ada juga siswa yang

hanya ikut-ikutan saja, atau mematuhi kepala gengnya, karena di dalam kelas mereka

membuat geng-geng tersendiri. Sikap tidak mengerjakan PR juga sering kali dilakukan oleh

para siswa laki-laki. PR atau tugas sering dianggap sebagai beban mereka dan menyita waktu

mereka untuk bermain, siswa yang melakukan kenakalan ini beranggapan bahwa pelajaran di

sekolah sudah cukup, dan tidak perlu lagi pekerjaan rumah (PR) yang hanya menyita waktu

bermain dan waktu mereka untuk bersantai. selain itu bentuk perilaku atau kenakalan siswa

yang sering dilakukan yaitu adanya tindakan siswa yang sering membuli guru dengan ejekan

yang ditujukan pada guru, seperti ketika guru menjelaskan materi mereka saling tertawa atau

tidak memperhatikan sama sekali.

Kenakalan siswa selanjutnya yang sering terjadi yaitu sering terlambat masuk kelas

meskipun guru telah lebih dulu memasuki ruang kelas, walaupun bel tanda masukkelas telah

dilakukan pihak sekolah tetapi masih ada beberapa siswa yang dengan sengaja bermalas-

malasan masuk kelas dengan tepat waktu, bahkan ada siswa yang tetap duduk santai di kantin

sebelum dipanggil oleh guru.

Disiplin adalah bidang ilmu yang memliki objek sistem dan metode tertentu, tata tertib

di sekolah, instansi dan sebagainya.7 Disiplin juga merupakan suatu kondisi yang tercipta dan

terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.

Layanan bimbingan konseling sangat dibutuhkan agar siswa yang mempunyai masalah

dapat terbantu sehingga mereka dapat belajar lebih baik.8

Dalam upaya

menumbuhkembangkan kedisiplinan dalam diri siswa diperlukan adanya kerjasama dan

bantuan dari semua pihak sekolah, termasuk salah satunya adalah guru Bimbingan dan

Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling bertugas untuk membimbing siswa agar siswa

memiliki pemahaman dan memperbaiki perilaku siswa yang salah berkaitan dengan tata

tertib sekolah dengan memberikan layanan-layanan bimbingan dan konseling. Keseluruhan

kegiatan pendidikan, khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan

konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan

konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara

7

Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Agung Media Mulia, 2012), 168 8Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 65

Page 18: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

optimal melalui proses pembelajaran secara efektif. Sasaran tersebut merupakan wujud dari

keseluruhan fungsi layanan konseling behavioral secara langsung mengarah pada

dipenuhinya kualitas kehidupan sehari-hari yang efektif dan pencapaian inilah yang

menyatakan bahwa layanan konseling behavioral menjadi sangat penting di seluruh layanan

bimbingan dan konseling.

Tetapi pada prakteknya kondisi bimbingan konseling yang dilaksanakan di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur terlihat pelaksanaanya belum efektf,

karena terlihat dari pelaksanaan konseling masih jarang sekali dilakukan oleh guru

khususnya konseling behavioral, pelaksanaan bimbingan konseling hanya dilakukan 1 kali

dalam satu minggu untuk 1 kelas, atau konseling dalam bentuk kelompok, sedangkan

bimbingan konseling secara individu hanya dilakukan ketika terdapat beberapa problem atau

masalah siswa. kurang efektifnya bimbingan konseling mengakibatkan pada meningkatkan

kenakalan siswa karena menurunya pelaksanaan bimbingan konseling yang

maksimal.Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis ingin mengadakan penelitian

karya ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul:“Efektivitas Konseling Behavioral dalam

Menanggulangi Kenakalan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur”.

B. Batasan Masalah

Dari latar diatas maka penulisan ini dibatasi pada permasalahan tentang efektivitas

konseling behavioral dalam menanggulangi kenakalan siswa dimana bentuk kenakalan-

kenakalan tersebut yaitu sikap membolos, mengobrol dalam kelas ketika sedang belajar,

tidak mengerjakan PR dan sering terlambat masuk kelas dan masih ada siswa yang terbiasa

merokok.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Apa bentuk kenakalan siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur?

2. Bagaimana pelaksanaan konseling behavioral efektif dalam menanggulangi kenakalan

siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur?

Page 19: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

3. Bagaimana efektifitas bimbingan Konseling Behavioral untuk menanggulangi kenakalan

siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

D. Tujuan Penelitia

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apa saja problematika konseling behavioral antara konselor dengan konseli

berdasar perbedaan budaya yang lebih di fokuskan:

1. Untuk mengetahui bentuk kenakalan siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan konseling behavioral efektif dalam menanggulangi

kenakalan siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur.

3. Untuk mengetahui efektifitas bimbingan Konseling Behavioral untuk menanggulangi

kenakalan siswa terhadap guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dalam penelitian ini, sebagai

berikut:

1. Bagi petugas BK di sekolah.

Bagi guru pembimbing, sebagai rujukan dan masukan untuk penyelenggaran

program Bimbingan dan Konseling di sekolah, terutama dalam mengatasi berbagai

masalah yang timbul dalam pelaksanaan konseling. Guru pembimbing dapat memperoleh

hasil yang nyata dari suatu penelitian. Mampu membantu meminimalisir problematika

dalam layanan konseling

2.Bagi sekolah yang digunakan untuk penelitian.

Untuk mengetahui efektifitas layanan konseling behavioral dalam

mengatasi kenakalan siswa sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

efektifitas layanan konseling behavioral.

3. Bagi peneliti sendiri.

Peneliti diharapkan dapat menambah dan meningkatkan wawasan pengetahuan

tentang layanan konseling dan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

Page 20: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

F. Kerangka Teoritik

1. Efektivitas

a. Pengertian

Efektivitas berasal dari kata efektif yaitu dapat membuahkan hasil, mula berlaku

(peraturan) ada pengaruhnya ada akibatnya dan ada efeknya.9 Efektifitas suatu

pencapaian yang telah ditentukan dan di harapkan. Layanan dasar bimbingan

konseling adalah layanan bimbingan yang bertujuan untuk membantu seluruh siswa

mengembangkan perlaku efektif dan keterampilan-keterampilan hidupnya yang

mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa.10

b. Efektivitas Konseling

Konseling adalah proses bantuan yang diberikan seorang konselor kepada klien

dengan wawancara agar klien tersebut mampu memecahkan masalah yang dihadapi

dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.11

Efektiftas konseling mencapai

kehidupan tanpa mengalami perilaku simtomatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami

kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat ketidakpuasan dalam jangka

panjang atau mengalami konflik dengan kehidupan sosial. Saat ini, bentuk

pendekatan konseling behaviour Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur belum banyak di gunakan karena penekanannya pada perubahan

tingkah laku dimana tingkah laku tersebut bisa didefinisikan secara operasional,

diamati dan diukur sehingga tujuan konseling behaviour dimana untuk memperoleh

perilaku baru, mengeliminasi perilaku yang maladaptif dan memperkuat serta

mempertahankan perilaku yang diinginkan dalam jangka waktu lama serta

menciptakan kondisi baru untuk belajar belum terlihat efektif.

2. Konseling Behavioral

Pendekatan behavioral berpandangan bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari.

Proses belajar tingkah laku adalah melalui kematangan dan belajar. Selanjutnya tingkah

laku lama diganti dengan tingkah laku baru, karena manusia dipandang berpotensi

9Tanti Yuniar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Agung Media Mulia, 2012), 176

10Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Refika Aditama,

2017), 23 11

Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, (Bandung: Al-Fabeta, 2014), 119

Page 21: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

berprilaku baik atau buruk, tepat atau salah.12

Konseling behavioral merupakan proses

layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk merubah perilaku secara terus-

menerus menuju kea rah positif atau kemajuan. Ciri-ciri konseling behaviour antara lain

memusatkan perhatian perilaku manusia pada yang nampak dan dapat dipelajari, tujuan

yang ingin dicapai pada saat proses konseling harus jelas dan sesuai dengan prosedur

yang ada, memusatkan perhatian pada masalah klien dan membantu dalam memecahkan

masalah klien.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tngkahlaku sebagai akibat dari

adanya interaksi antara stimulus dan respon.13

Behaviorisme merupakan aliran dalam

psikologi yang didirikan oleh John B.Watson pada tahun 1913 dan digerakkan oleh

Burrhus Frederic Skinner. Behaviorisme lahir sebagai reaksi atas psikoanalisis yang

berbicara tentang alam bawah yang tidak tampak. Behaviorisme ingin menganalisis

bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Terapi

perilaku ini lebih mengkonsentrasikan pada modifikasi tindakan, dan berfokus pada

perilaku saat ini daripada masa lampau.

Konseling behavioral yang dajarkan dalam pelathan asertif (sikap untuk mampu

menolak) dan pemecahan masalah antar individu (interpersonal).14

Ciri-ciri konseling

behavioral diantaranya kebanyakan perilaku manusia

dapat dipelajari dan oleh karena itu dapat dirubah, perubahan-perubahan

khusus terhadap ingkungan individual dapat membantu dalam mengubah

perilaku-perilaku berusaha membawa perubahan-perubahan yang relevan

dalam perilaku klien dengan mengubah lingkungan, prinsip-prinsip belajar

seperti “reinforcement” dan “social modeling”, dapat digunakan untuk

mengembangkan prosedur- prosedur konseling, keefektifan konseling dan

hasil konseling dinilai dari perubahan dalam perilaku-perilaku khusus di luar wawancara

prosedur- prosedur konseling, prosedur-prosedur konseling tidak

12

Nur Azizah, Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2016.

13Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2016),111

14Dede Rahmat Hidayat, Konseling di Sekolah: Pendekatan-Pendekatan Kontemporer, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2018), 122

Page 22: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

statis, tetap atau ditentukan sebelumnya tetapi dapat secara khusus didesain

untuk membantu klien dalam memecahkan masalah khusus.

Konsep dasar teori Behavioristik yang dikembangkan oleh Skiner & Ziegler bahwa

manusian, bahwa perilaku manusia pada dasarnya sangat tergantung pada faktor internal

seperti sifat dan lain-lain.15

Perilaku yang dimiliki manusia adalah sebagai hasil dari

pengkondisian lingkungan dimana manusia berad Behavioris lebih dikenal dengan teori

belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar

artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Dilihat dari

sejarahnya, konseling behaviour tidak dapat dipisahkan dengan riset-riset perilaku

belajar.

Orientasi bimbingan konseling saat ini bersifat amat klinis, artinya banyak melayani

para siswa yang bermasalah dan mengabaikan siswa normal, potensial dan tidak

bermasalah.16

Konseling behavioral menaruh perhatian pada upaya perubahan tingkah

laku. Konseling behavioral merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar

memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Terapi tingkah

laku adalah penerapan aneka ragam tekhnik dan prosedur yang berakar pada berbagai

teori tentang belajar.

Konseling Behavioral merupakan suatu metode dengan mempelajari tingkah laku

tidak adaptif melalui proses belajar yang normal. Tingkah laku tersusun dari respon

kognitif, motorik, dan emosional yang dipandang sebagai respon terhadap stimulasi

eksternal dan internal dengan tujuan untuk memodifikasi koneksi-koneksi dan metode

stimulus respon sedapat mungkin.17

Tujuan konseling behaviour diantaranya mencapai

kehidupan tanpa mengalami perilaku simtomatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami

kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat ke tidak puasan dalam jangka

panjang atau mengalami konflik dengan kehidupan sosial. Konseling behaviour adalah

untuk membantu klien membuang respon-respon yang lama yang merusak diri, dan

15

Nur Azizah, Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2016.

16

16Sofyan S.Willis, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling, (Bandung:Al-Fabeta,2015), 15

17Tjok Rai Partadjaja, Penerapan Layanan Konseling Behavioral dengan Teknik PerkuatanPositif untuk

Meningkatkan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas X3 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013, mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2015

Page 23: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat. Jadi tujuan konseling behaviour

adalah untuk memperoleh perilaku

baru, mengeliminasi perilaku yang maladaptif dan memperkuat serta

mempertahankan perilaku yang diinginkan dalam jangka waktu lama.

3. Kenakalan Siswa

Kenakalan peserta didik, istilah kenakalan siswa merupakan penggunaan lain dari

kenakalan anak/peserta didik. Menurut Simanjuntak, kenakalan remaja ialah suatu

perbuatan itu disebut delinquent apabila perbuatan-parbuatan tersebut bertentangan

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat, di mana ia hidup, suatu perbuatan

yang anti-sosial di mana di dalamnya terkandung unsur-unsur anti normativa.18

Kenakalan yang dilakukan oleh siswa yakni tiap perbuatan yang bila dilakukan oleh

orang dewasa, maka perbuatan itu merupakan perilaku yang menyimpang, jadi perbuatan

itu yang melawan hukum yang dilakukan oleh anak, khususnya anak remaja, bahwa

kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja

melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuataannya itu

sempat diketahui maka akan dikenai hukuman.

Kenakalan siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor

lingkungan, karena lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak.19

Menurut etimologi kenakalan siswa berarti suatu penyimpangan tingkah laku

yang dilakukan oleh remaja/peserta didik mengganggu ketentraman diri sendiri dan orang

lain.

Perkembangan yang dialami anak meliputi perkembangan jasmani dan rohani.

karena itu dalam usaha pendidikan baik orang tua maupun guru selalu menuju ke arah

keseimbangan sehingga tidak terjadi kelainan pada anak,20

termasuk kenakalan remaja.

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak menuju dewasa, memiliki potensi besar

untuk melakukan hal menyimpang dari kondisi normal. Seperti ada pergolakan pada diri

mereka untuk melakukan hal-hal yang berbeda dengan yang berada di sekelilingnya.

mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian, disebabkan

18

Suhardi, Faktor Penyebab Kenakalan Siswa dan Upaya Megatasinya Di Madrasah Tsanawiyah Bolaromang, Skripsi mahasiswa UIN Alauddin Makassar, 2010

19Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) 130

20Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 50

Page 24: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

karena setiap manusia pada dasarnya pasti mengalami dorongan pada situasi tertentu,

Kenakalan remaja yang dalam hal ini peserta didik dapat dikategorikan dalam perilaku

menyimpang. Perilaku menyimpang dapat dianggap sumber masalah karena dapat

membahayakan sistem sosial.

Kenakalan siswa sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan dalam

kehidupan sosial disebabkan oleh hal yang menyentuh beberapa hal ada

permasalahan kenakalan remaja yang menyentuh masalah material dan ada

pula masalah kenakalan remaja yang menyangkut masalah psikologi, namun kenakalan

remaja bukanlah hal yang berdiri sendiri tetapi merupakan

perpaduan beberapa kondisi yang dialami oleh anak-anak remaja. Jika dalam

pertumbuhan dan perkembangan remaja tidak mendapatkan perhatian dari

orang tua maka akan terjadi hal-hal atau akibat yang sangat berbabahaya.

Kenakalan siswa bisa diatasi dengan memberikan bimbingan karakter. Bimbingan

konseling karakter merupakan bimbingan individu atau kelompok di dalam masalah-

masalah perilaku sosial pribadi yang menyimpang.21

Masa siswa merupakan masa panca

roba yang penuh dengan kegelisahan dan kebimbangan yang disebabkan pertumbuhan

yang cepat dalam dirinya. Sehingga konflik Ego dalam diri bukan hanya sekedar ingin

diakui sebagai anak tetapi lebih kepada pola tingkah laku yang unik untuk berfikir

tentang masa depan, yang memunculkan keinginan untuk membentuk sesuatu yang

dicocokkan dengan persepsi dan konsep kenyataan yang dia miliki. Olehnya itu remaja

mudah terpengaruh oleh lingkungan yang ada disekitarnya.

Kenakalan remaja sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan dalam

kehidupan sosial disebabkan oleh hal yang menyentuh beberapa hal ada

permasalahan kenakalan remaja yang menyentuh masalah material dan ada

pula masalah kenakalan remaja yang menyangkut masalah psikologi.22

Kenakalan

siswa adalah perilaku yang menyimpang dari melanggar hukum.

Kenakalan siswa pada usia remaja adalah (juveli deliquecy) mengacu kepada suatu

rentang yang luas, mulai dari prilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti

21

Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling Studi, Karier dan Keluarga, (Bandung: Refika Aditama, 2015), 9

22Suhardi, Faktor Penyebab Kenakalan Siswa dan Upaya Megatasinya Di Madrasah Tsanawiyah

Bolaromang, Skripsi mahasiswa UIN Alauddin Makassar, 2010 , 12

Page 25: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga

tindakan kriminal (mencuri). Sehingga dapat diartikan kenakalan remaja meliputi semua

prilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.

Prilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Bimbingan dan konseling perkembangan sangat penting dilakukan untuk mengatasi

kenakalan siswa. Bimbingan konseling perkembangan adalah pemberian bantuan kepada

siswa yang dirancang dengan memfokuskan kepada kebutuhan, kekuatan, minat, dan isu-

isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa.23

Adapun penyebab dari kenakalan siswa atau kenalan yang sering dilakukan oleh

siswa atau remaja adalah sebagai berikut:

a. Faktor perkembangan jiwa pada periode puberitas.

b. Faktor lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.

c. Lingkungan keluarga pecahan kurang kasih sayang, masing-masing dengan

kesibukan sendiri.

d. Lingkungan sekolah yang majemuk/membosankan, kurang kreatif dan rekreatif.

e. Lingkungan masyarakat yang tidak menentu bagi kehidupan masa datang.24

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk

mengembangkan kontrol diri yang cukup dalam hal tingkah laku. Kebanyakan remaja

telah mempelajari perbedaan antara tingkah laku yang dapat diterima dan tingkah laku

yang tidak dapat diterima, namun remaja yang melakukan kenakalan tidak mengenali hal

ini. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak

dapat diterima, atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara

keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan

perbedaan utu untuk membimbing tingkah laku mereka.

4. Pengertian Siswa

Siswa atau anak didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah orang yang

mempunyai kepribadian dengan cirri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan

pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan

23

Mamat Suprianta, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 30

24 http//kenakalansiswadisekolahdalamkonsepkenakalanremaja.//.htlm, dakses 2 Juli 2019

Page 26: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

tingkah lakunya.25

Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi

lingkungan dimana anak hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan dengan

alam lingkungan hidup lainnya. Itulah sebabnya, anak sebagai makhluk individual suatu

waktu harus hidup berdampingan dengan semua orang dalam lingkup kehidupan social

dimasyarakat.

Kehidupan sosial dimasyarakat tidak selalu sama, tapi ada juga perbedaannya.

Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek tingkat usia, pekerjaan, jabatan, tingkat kekayaan,

pendidikan, sosiologi, geografis, profesi dan sebagainya. Dalam stratifikasi sosial yang

demikian itulah anak didik hidup dan berinteraksi dengan lingkugannya. Sikap, perilaku,

dan pandangan hidup anak dipengarui oleh lingkungan yang membentuknya.

Pengetahuan yang anak miliki sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari lingkungan

kehidupannya sebelum masuk sekolah. Anak didik yang terbiasa hidup di kota tentu

lebih maju dan lebih luas pengetahuannya daripada anak yang tinggal didesa. Karena

perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih cepat menyebar di

masyarakat perkotaan daripada di masyarakat pedesaan. Kehidupan di alam perkotaan

dan di alam pedesaan yang diperbandingkan tersebut adalah dua sisi kehidupan yang

berlainan yang dapat melahirkan karakteristik anak yang berbeda pula. Hal itu pula yang

menyebabkan perbedaan latar belakang kehidupan social anak.

Proses-proses perkembagan yang dipandang memiliki keterkaitan langsung dengan

kegiatan siswa meliputi:

a. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang

progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak

(motor skills)

b. Perekembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi

intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan otak anak; dan

c. Perkembangan social dan moral (social and moral development) yakni proses

perekembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak

dalam berkomunikasi dengan objek orang lain, baik individu maupun sebagai

kelompok.26

25

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 143 26

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 13

Page 27: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Setidak-tidaknya terdapat 3 jenis pandangan tentang siswa/anak yaitu sebagai

berikut:

a. Pandangan lama, menyebutkan bahwa anak adalah orang dewasa yang kecil. Karena

itu segala sesuatunya perlu dipersamakan seperti halnya orang dewasa. Anak perlu

diberi pakaian orang dewasa dalam bentuk yang kecil. Sebagai anak ia dipandang

masih bersih dan orang dewasalah yang menentukan akan dijadikan apa anak itu.

b. Anak adalah sebagai anak. Anak tidak bisa dan tidak mungkin dpersamakan sebagai

orang dewasa. Ia memiliki cirri-cirinya sendiri. Perlakuan terhadap anak tidak boleh

dipersamakan dengan perlakuan seperti orang dewasa. Setiap anak berada pada tahap

sedang berkembang, ia memiliki banyak potensi-potensi yang dimiliki, oleh anak

itulah perbuatan pendidikan dilakukan.

c. Anak adalah hidup di dalam masyarakat dan dipersiapkan untuk hidup di dalam

masyarakatnya. Sebagai calon anggota masyarakat maka ia harus dipersiapkan sesuai

dengan masyarakat setempat. Pandangan ini dikenal dengan istilah Child in his

society.27

Kualitas belajar diduga dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya motivasi berprestasi

yang dapat dilihat dari nilai rapor. Untuk menunjukkan tinggi rendahnya atau baik

buruknya hasil belajar yang dicapai siswa ada beberap cara. Satu cara yang sudah lazim

digunakan adalah dengan memberikan skor terhadap kemampuan atau keterampilan yang

dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajartersebut. Hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati

melalui penampilan siswa (learner's performance). Dalam dunia pendidikan, terdapat

bermacam-macam tipe hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli itu ada lima

tipe hasil belajar yaitu intellectual sbill, cognitiue strdtegy, uerbal Information, motor

skill, dan attitude. 28

Hasil belajar atau pembelajaran dapat juga dipakai sebagai pengaruh

yang memberikan suatu ukuran nilai dari metode (strategi) alternatif dalam kondisi yang

berbeda. Ia juga mengatakan secara spesifik bahwa hasil belajar adalah suatu kinerja

yangdiindikasikan sebagai suatu kapabilitas (kemampuan) yang telah diperoleh. Hasil

belajar selalu dinyatakan dalam bentuk tujuan (khusus) perilaku (unjuk kerja).

27

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 100 28

Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran, (Jogjakarta: AR. Ruzz Media, 2013), 38

Page 28: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Siswa atau anak ingin berusaha untuk mencapai sesuatu sebagai perkembangan

aktifitas bermain dan bekerja. Disini anak sudah ingin memperoleh kecakapan-kecakapan

baru yang diperoleh dalam sekolah maupun saat bemain. Pada masa itu anak sudah

memiliki kemampuan- kemampuan yang dapat dibantu dalam perkembangannya oleh

guru di sekolah, yaitu:

a. Perkembangan sosialnya.

b. Perkembangan perasaanya.

c. Perkembangan motoriknya.

d. Perkembangan bahasanya.

e. Perkembangan berpikirnya.

f. Perkembangan dalam pengamatan.

g. Perkembangan kesulittannya/religiusnya.

h. Perkembangan tanggapan dan fantasi.

i. Perkembangan dalam mengambil keputusan.

j. Perkembangan perhatianya.29

Berbeda dengan pandangan di atas maka menurut psikologi modern, anak adalah

suatu organisme yang hidup, yang mereaksi, berbuat, dan sebagainya. Organisme yang

hidup memiliki suatu kebutuhan, minat, kemampuan, intelek, dan masalah-masalah

tertentu. Ia tidak tinggal diam, melainkan bersifat aktif.30

Ia bersifat unit, memiliki bakat

dan kematangan berkat adanya pengaruh-pengaruh dari luar seperti: keluarga,

masyarakat, status sosial ekonomi keluarga, tingkatan dan jenis pekerjaan orang tua,

pengaruh-pengaruh dari kebudayaan dan sebagainya, sehingga membentuk pribadi anak

menjadi kompleks. Guru mengenal siswa-siswanya dengan maksud agar guru dapat

membantu pertumbuhan dan perkembangannya secara efektif. Adalah penting sekali

mengenal dan memahami siswa dengan seksama, agar guru dapat menentukan dengan

seksama bahan-bahan yang akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang

serasi, mengadakan diagnosis atas kesulitan.

Persoalan perbedaan individual anak didik perlu mendapat perhatian guru,

sehubungan dengan pengelolaan pengajaran agar dapat berjalan secara kondusif. Karena

29

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta: 2004), 51 30

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 100-101

Page 29: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

banyaknya perbedaan individual anak didik, maka dalam pembahasan ini akan

diklasifikasikan menjadi tiga aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

a. Perbedaan biologis. Aspek biologis lainnya adalah hal-hal yang menyangkut

kesehatan anak didik, misalnya yang berhubungan dengan kesehatan mata dan telinga

yang langsung berkaitan dengan penerimaan bahan pelajaran di kelas. Kedua aspek

ini sangat penting dalam pendidikan.

b. Perbedaan intelektual. Intelegensi merupakan salah satu aspek yang selalu actual

untuk dibicarakan dalam dunia pendidikan. Keaktualan itu dikarenakan intelegensi

adalah unsure yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik.

c. Perbedaan psikologis Di sekolah perbedan aspek biologis ini tidak dapat dihindari,

disebabkan pembawaan dan lingkungan anak didik yang berlainan antara yang satu

dengan yang lainnya. Dalam pengelolaan pengajaran, aspek psikologis sering menjadi

ajang persoalan, terutama yang menyangkut masalah minat dan perhatian anak didik

terhadap bahan pelajaran yang diberikan.31

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, penelitian yang penulis

lakukan bersifat penelitian kulitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode

yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu

saat tertentu.

Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan apa-apa

yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis, dan mengimperprestasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau

ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-

informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan antara variabel-variabel yang

diteliti.penelitian ini tidak hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan

variabel-variabel yang diteliti.

31

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Educatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 55-59

Page 30: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah aspek yang sangat penting

dalam suatu penelitian, pendekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian akan

mendukung kemudahan bagi peneliti yang akan mendukung kemudahan bagi peneliti

dalam menjalankan proses penelitian yang akan dijalankan.32

Sementara desain dalam

penelitian ini bersifat emergent, evolving, dan developing karena penelitian dijelaskan

melalui gambaran, umum yang bersifat sementara, apa yang akan dapat diteliti dan

bersifat fleksibel serta masih mengalami perubahan.

2. Setting Penelitian

Setting penelitian atau tempat penelitian merupakan wilayah dilakukanya penelitian.

Setting ataupun lokasi penelitian sebagai sasaran yang sangat membantu untuk

menentukan data yang diambil, sehingga lokasi ini sangat menunjang untuk dapat

menemukan informasi yang valid.33

Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian

kualitatif, dimana peneliti memasuki situasi sosial tertentu, peneliti melakukan observasi

dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut.

Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu

dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Setting penelitian atau tempat lokasi

penelitian adalah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

3. Subjek/Informan Penelitian

Subjek penelitian ataupun responden adalah pihak-pihak yang akan dimintai

informasi menyangkut fokus penelitian. Dalam penelitian ini, mereka adalah orang-orang

yang diduga mampu memberikan informasi. Subjek yang diteliti diambil dengan

menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik yang didasarkan pada ciri-ciri

tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada

dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Subjek dalam penelitian ini menjadi

informan yang akan memberikan informasi yang diperlukan selam proses penelitian.

Informan dalam penelitian ini meliputi beberapa macam diantaranya informan kunci,

informan utama dan informan tambahan.

Setelah itu penulis melakukan wawancara kepada informan tersebut dan mencatat

hasil wawancara. Setelah itu, perhatian penulis pada objek penelitian dan memulai

32

Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008), 177

33Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 35

Page 31: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

mengajukan pertanyaan deskriptif. Catatan deskriptif maksudnya catatan berisi

informasiu faktual yang menggambarkan segala sesuatu apa adanya. Subjek penelitian

didatangi dan diwawancarai untuk diamati atau diobservasi secara berurutan. Objek

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dapat memberikan informasi tentang

penelitian.Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu:

a. Mustamin, S.Pd. selaku guru bidang studi

b. Ariyanto, S.Kom selaku guru BK

c. Enita Islamin, S.Pi selaku guru bidang studi

d. Asni, S.Pd selaku guru bidang studi

e. Lismawati, S.Pd selaku guru bidang studi

f. Eli Marlina, S.Sos selaku guru bidang studi

4. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data

Sumber data adalah dimana data diperoleh. Sumber data atau informasi baik

jumlah maupun keragamanya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau

dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.

Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamanya harus diketahui

terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika

item dalam instrumen penelitian. Sumber data dalam penelitian ini terdari dari,

manusia, situasi/peristiwa, dan dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk

perkataan maupun tindakan orang yang bisa memberikan data melalui wawancara.

b. Jenis Data

1). Data Primer

Data primer adalah berupa arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah

penelitian.34 Data primer juga merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

yang memerlukanya, data primer disebut juga data asli atau data baru. Data primer

dalam penelitian ini berbentuk hasil wawancara anatara peneliti dengan informan

penelitian dan hasil observasi peneliti dilapangan. Data primer dalam penelitian ini

berbentuk data hasil wawancara dan hasil obersevasi kepasa objek penelitian.

34

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 93

Page 32: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

2). Data Sekunder

Data Sekunder adalah sumber-sumber yang dapat berupa buku tentang subjek

matter yang ditulis orang lain, dokumen-dokumen yang merupakan hasil penelitian

dan hasil laporan. sukender dalam penelitian ini berbentuk arsip, dokumentasi yang

mendukung data primer.

5. Metode Pengumpulan Data

Pada bagian ini, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan

teknik yang sama. Peneliti menggunakan 3 teknik dalam pengumpulan data, yakni :

a. Wawancara Mendalam

Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi

secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada para

responden.35

Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi

yang berhubungan dengan penelitian dan dilakukan oleh peneliti dengan mengajukan

beberapa pertanyaan kepada informan penelitian.Wawancara merupakan alat

pengumpul informasi dengan cara meng ajukan sejumlah pertanyaan secara lisan

untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari interviu adalah kontak langsung

dengan tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi

(interviewee)

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan pembicaraan santai dalam

berbagai situasi, dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan informasi dan

penjelasan yang utuh, mendalam, terperinci dan lengkap. Wawancara yaitu

pengumpulan data berbentuk pengajuan pertanyaan secara lisan dan pertanyaan yang

diajukan dalam wawancara itu telah dipersiapkan secara tuntas dilengkapi dengan

instrumen.

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan dimana dua orang atau lebih saling bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi atau keterangan. Adapun data hasil wawancara dalam penelitian

ini dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian

sehingga dapat menjawab rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti dan akan

diajukan kepada responden penelitian.

35

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), 39.

Page 33: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

b. Observasi

Metode atau pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,

kepercayaan, perhatian, prilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.36

Observasi

atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua

objek dengan menggunakan seluruh indera. Metode observasi jdalam penelitian ini

digunakan sebagai pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek

untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks dan maknanya dalam upaya

mengumpulkan data penelitian. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yalg diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat

secara sistematis, dapat dikontrol keandalannya (reliabilitasnya) dan kesahihannya

(validitasnya).

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-

catatan mengenai data pribadi responden, seperti yang dilakukan oleh seorang

psikolog dalam meneliti perkembangan klien melalui catatan pribadinya.37

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan

informasi non manusia, sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-

catatan, pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat

lainnya. Data yang dikumpulkan mengenai teknik tersebut berupa kata-kata, tindakan

dan dokumen tertulis lainnya, dicatat dengan menggunakan catatan-catatan. Dalam

teknik yang terakhir ini peneliti melakukannya dengan cara mencari dan

mendokumentasikan segala informasi yang dapat mendukung fokus penelitian. Dapat

berupa gambar-gambar, foto-foto, maupun dokumen-dokumen tertulis.

6. Metode/ Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan proses mengatur urutan data,

mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar yang

membedakanya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil

36

Lexy J Moleong, Methodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 175 37

Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka Cipta,

2011), 112.

Page 34: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

analisis, menjelaaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi

uraian.

Teknik analisis data merupakan proses katagori urutan data, mengorganisasikan ke

dalam suatu pola, katagori dan satuan uraian dasar. Analisis dalam penelitian jenis

apapun, adalah cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis

terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya

dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola. Setelah selesai penelitian ini,

maka data yang di peroleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel

tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif.

Setelah selesai penelitian ini, maka dilakukan pengolahan data dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi, data yang di peroleh terlebih dahulu diseleksi menurut

kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif, dengan teknik:

a. Analisis Domain

Analisis domain adalah langkah analisis pertama yang dilakukan setelah

peneliti melalui suatu proses dari terjun keobjek penelitian yang berupa situasi sosial

dan kemudian pelaksanaan observasi partisipan, pencatatan hasil observasi, dan

wawancara, serta melakukan observasi deskriptif.Dalam mengumpulkan data

menggunakan analisis domain peneliti melakukan observasi partisipan dimana

observasi dilakukan dengan cara terstruktur, teraturdan sistematis, selain itu peneliti

juga melakukan pencatatan pada setiap hasil observasi, sehingga data observasi lebih

lengkap dan akurat.

Analisis domain biasanya dilakukan memperoleh gambaran yang umum dan

menyeluruh dari obyek penelitian atau situasi sosial sebagi pijakan untuk penelitian

selanjutnya. Semakin banyak domain yang dipilih, maka akan semakin banyak waktu

yang diperlukan untuk penelitian.

Dalam analisis domain ini informasi yang diperoleh oleh peneliti belum

mendalam, masih di permukaan, artinya hasil penelitian masih bersifat umum, belum

terperinci secara jelan, peneliti baru mendapatkan gambaran-gambaran data secara

umum, namun menemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial yang

diteliti.Ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:

Page 35: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

1). Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan

semantik yang tersedia.

2). Menyiapkan lembar analisis domain.

3). Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk

memulainya.

4). Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik

dari catatan lapangan.

5). Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis.

6). Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasikan).

b. Analisis Taksonomi

Setelah melakukan analisis domain yang masih bersifat umum, peneliti mencari

bagaimana domain yang dipilih itu dijabarkan atau dijelaskan menjadi lebih rinci.

Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehingga ditemukan domain-domain atau

kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang dipilih oleh

peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi

melalui pengumpulan data di lapangan.

Pada tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut dengan analisis taksonomi.

Analisis taksonomi merupakan analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul

berdasarkan domain yang telah ditetapkan, dalam analisis taksonomi ini, penulis

mengarah kepada menjelaskan secara mendetil atau lebih rinci terhadap pengertian-

pengertian (secara domaian) berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan kemudian

dibahas kepada permasalahan yang lebih khusus, dan dapat menemukan suatu sasaran

dan tujuan. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis taksonomi yaitu :

1). Memilih salah satu domain untuk dianalisis.

2). Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan

untuk domain itu.

3). Mencari tambahan istilah bagian.

4). Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan

sebagai sub bagian dari domain yang sedang dianalisis.

5). Membentuk taksonomi sementara.

6). Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan.

Page 36: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

7). Membangun taksonomi secara lengkap.

c. Analisis Komponensial

Analisis komponensial yang dicari untuk doirganisasikan dalam domain

bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang

kontras, data dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang selektif.

Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain

bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki berbedaan atau yang

kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang

terseleksi. Ada delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu :

a. Memilih domain yang akan dianalisis

b. Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan

c. Menyiapkan lembar paradigma

d. Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai

e. Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu

f. Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada

g. Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data

h. Menyiapkan paradigma lengkap.38

d. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data

Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber

dalam penelitian ini dapat dicapai dengan jalan yaitu sebagai berikut:

a. Membandingkan hasil pengamatan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakan orang secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang diakatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang lain.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang berkaitan.

Sementara itu, triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

38

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), 221

Page 37: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data

tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi

lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan

data mana yang dianggap benar.

Membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan atau informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini

dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

H. Tinjauan Pustaka

Studi relevan dalam penelitian ini penulis gunakan sebagai acuan terhadap hasil

penelitian terdahulu, karena hasil penelitian tersebut memiliki persamaan maupun perbedaan.

Adapun hasil penelitian terdahulu yaitu sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Lilis Ramaini efektifitas layanan konseling behavioral individual

mengatasi kenakalan siswa kelas XI di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru,

mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif

Kasim Riau, 2012. Hasil penelitian efektifitas layanan konseling behavioral individu

mengatasi kenakalan siswa di SMA Negeri 12 Pekanbaru di kategorikan sangat baik. Hal

ini dapat dilihat dari nilai yang didapat pada rekapitulasi angket dengan hasil persentase

88%. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas layanan konseling individu mengatasi

kenakalan siswa di SMA Negeri 12 Pekanbaru adalah kualitas pribadi guru pembimbing,

pengetahuan tentang profesi, keterampilan khusus konseling, sarana dan prasarana,

waktu. Kelima faktor di atas telah terlaksana dengan baik, namun hanya perlu

ditingkatkan lagi terutama dalam hal sarana dan prasarana.

2. Hasil penelitian Mahmudah, mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP

Veteran Semarang, penelitian tentang mengurangi perilaku membolos siswa dengan

menggunakan layanan konseling behavior hasil penelitian menjelaskan adanya sebagian

anak yang tidak disiplin terhadap tata tertib sekolah, terbukti masih adanya sebagian anak

yang memiliki perilaku membolos, sehingga perlu ada sebuah tindakan. Dari sekian

tindakan yang bisa dilakukan oleh guru pembimbing, salah satunya adalah melalui

Page 38: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

layanan konseling behavior. Diharapkan dengan layanan konseling behavior masalah

perilaku membolos pada siswa dapat terentaskan. Faktor yang menyebabkan anak

melakukan perilaku membolos berdasarkan tindakan dan hasil wawancara meliputi

pengawasan atau kontrol dari orang tua kurang, anak hidup mandiri, dan sarana-prasarana

pembelajaran kurang, karakteristik atau cara membolos yang dilakukan oleh siswa sangat

beragam, yaitu mulai dari tidak masuk sekolah awal pelajaran, pada saat istirahat, hingga

sampai pada ”cabut” tidak mengikuti proses pembelajaran di akhir/jam pelajaran terakhir,

dan setelah dilakukan layanan konseling perorangan dengan model behavior dan tindakan

melalui dua siklus, maka diperoleh kesimpulan layanan konseling perorangan behavior

memberikan keefektifan untuk mengurangi perilaku membolos siswa.

3. Hasil penelitian Alfin Fauzan, mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar,

dengan judul: Bimbingan konseling behavioral untuk mengatasi kenakalan siswa

Madrasah Tsanawiyah Bolaromang Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Hasil

penelitian menjelaskan setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia akan ada hasilnya,

ini terkadang dimanivestasikan ke dalam suatu kesimpulan, demikian halnya dengan

penelitian faktor penyebab kenakalan siswa. Hampir semua bentuk kenakalan siswa

dilakukan, seperti membolos, ribut dalam kelas ketika aktifitas belajar mengajar masih

berlangsung, terlambat kesekolah dan merokok dalam lingkungan sekolah. Faktor yang

menyebabkan kenakalan siswa adalah kurangnya pengawasan orang tua dan guru

terhadap siswa baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Upaya dalam

mengatasi bentuk kenakalan siswa dengan cara melakukan bimbingan konseling

behavioral diama guru senantiasa memberi nasehat dan pendekatan emosional terhadap

siswa agar tidak mengulangi bentuk bentuk kenakalan yang sering dilakukan.

I. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian menggambarkan rencana penelitian yang harus memuat penetapan atau

perumusan mengenai: latar belakang suatu penelitian, kecenderungan yang tengah berlaku,

anggapan dasar, prakiraan jawaban (berupa hipotesis), tujuan dari penelitian tersebut, sasaran

dari penelitian tersebut dan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk memudahkan dalam

pelaksanaan kegiatan dilapangan, maka penulis menggunakan kegiatan yang terjadwal

sebagai berikut:

Page 39: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Tabel 1.3: Keadaan Jadwal Penelitian

N

o

Jenis Kegiatan

2019

Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan

Proposal

2 Pengajuan

proposaldan

penunjukkan dosen

Pembimbing

3 Konsultasi revisi

dengan dosen

pembimbing

4 Perbaikan

pembahasan, teori

dan latar belakang

5 Perbaikan tinjauan

pustaka dan hasil

penelitian

6 Perbaikan analisis

data dan hasil

wawancara

7 Analisis

kesimpulan hasil

penelitian

Keterangan: Jadwal Penelitian diatas dapat berubah sewaktu-waktu

Page 40: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis dan Geografis Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Pendirian sekolah ataupun lembaga pendidikan bertujuan untuk membantu masyarakat

dan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan agar bisa membentuk manusia sempurna

(Ahsani Taqwim) sehingga diharapkan mampu mengemban amanah. Guna manecapai hal

tersebut, telah dipersiapkan hal-hal yan menjadi komitmen dan konsistensi dalam

pengembangan pendidikan, yakni: keterpaduan sistem pembelajaran antara ilmu

pengetahuan, azas kekeluargaan, budaya profesional, prinsip pengelolaan pendidikan dengan

total, sehingga mampu menciptakan siswa yang berpengetahuan secara menyeluruh.

Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur

awal berdirinya dari rintisan swasta yang merupakan jawaban dari tuntutan sebagian

masyarakat yang berada di lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini tentang

pentingnya arti pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan agama khususnya

bagi anak-anak dewasa yang mempunyai cita-cita dalam mengarungi hidup dan

kehidupannya untuk masa yang berbeda atau masa yang akan datang. kemudian menjadi

Sekolah Menengah Pertama Kejuruan yang di negerikan pada tahun 2006. Sekolah

Menengah Kejuruan ini berada di Kelurahan Nipah Panjang I, Kecamatan Nipah Panjang

Kabupaten Tanjung Jabung Timur.39

Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur

awalnya bernama Sekolah Menengah Kejuruan Swasta kemudian berubah menjadi Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri berdasarkan SK Pendidikan Nasional Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Hal ini di urutkan berdasarkan berdirinya sekolah di Tanjung Jabung Timur.

Sejarah perjalanan sekolah ini juga mengalami perubahan yang signifikan. Awalnya sekolah

ini cukup sederhana yaitu dengan keadaan sekolah kecil di karenakan lokasinya cukup jauh

dari Kota Kecamatan Sabak, namun dengan perkembangan dan perubahan waktu lama-lama

sekolah ini berkembang cukup pesat berhubung lokasi daerahnya cukup luas dan jumlah

penduduk rumayan banyak, siswa bertambah dan semakin bertambah jumlahnya sec ara terus

39

Sumber Data: Dokumentasi Sejarah berdirinya Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Page 41: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

menerus dan juga nampaknya sekolah ini berhasil dalam menyelenggarakan proses

pendidikan.40

Pada waktu itu sekolah di bina oleh Drs. Burhanuddin, beliau termasuk sosok orang yang

memperjuangkan pendidikan bagi masyarakat, dengan sikap yang peduli pendidikan, ramah,

sabar sehingga masyarakat sekitar sekolah merasa senang dan tertarik menyekolahkan

anaknya di sekolah tersebut. Beliau membina sekolah tersebut hingga menjadi sekolah yang

dinegrikan menjadi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung

Jabung Timur selama kurang lenih 14 tahun. Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur Tanjung Jabung Timur memiliki perkembangan dan prestasi lebih pesat sejak

tahun 2006, waktu itu dipimpin oleh seorang guru yang merupakan guru senior di sekolah

tersebut, beliau juga termasuk guru berprestasi, dengan dedikasi terhadap pendidikan yang

berjiwa ulet dan kreatif.

Dalam kegiatan lomba-lomba besar maupun kecil baik di itu tingkat Kabupaten samapi

tingkat Propinsi, namun kepemimpinan beliau tidak terlalu lama, hanya berlangsung 4 tahun

yakni periode 2006 samapi 2008. Di masa kepemimpinan beliau sekolah itu masih

berkembang cukup baik dimana prestasi demi prestasi masih terus di raihnya. Kemudian

dengan berjalanya waktu dan masa hingga sekarang ini Sekolah menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur sudah terjadi beberapa kali pergantian kepala sekolah.

Selain itu, keadaan geografis Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur diantaranya Nama sekolah Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur, Nomor Statistik Sekolah/NSS: 40110080700, dengan tipe sekolah

A/A1/A2/B/B1/B2/C/C1/C2. Alamat di Kelurahan Nipah Panjang I, Kecamatan Nipah

Panjang Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur

berada di luas lahan 7.670 m2 dengan luas tanah terbangun 510m2 sedangkan tanah siap

bangun dengan luas 236 m2 selain itu status kepemilikan tanah yaitu hak milik, adapun

batas-batas wilayah Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung

Jabung Timur yaitu sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan jalan

40

Sumber Data: Dokumentasi Sejarah berdirinya Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Page 42: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

b. Sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan masyarakat

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah masyarakat

d. Sebelah Utara berbatasan dengan jalan ke Kota Sabak.41

Dilihat dari tempatnya, Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Tanjung Jabung Timur sangatlah strategis, karena Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur ini berada di pusat masyarakat yang sangat

mendukung pendidikan dan juga letaknya sangat dekat dengan jalan umum yang menuju

pasar, sehingga akses antara warga sekolah dengan masyarakat cukup mudah.

B. Keadaan Struktur Organisasi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur

Organisasi sekolah dapat diartikan sebagai struktur atau susunan terutama dalam

penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu kelompok, atau berarti juga menempatkan

hubungan antara orang-orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab

masing-masing di dalam struktur yang telah ditentukannya. Adapun keadaan struktur

organisasi Perpustakaan Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yaitu

sebagai berikut:

Gambar 4.1:

Stuktur Organisasi42

41

Sumber Data: Dokumentasi batas geografis Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

42 Sumber Data: Dokumentasi Struktur Organisasi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Pembina

UPT

TU Majelis Guru

Kepala Sekolah

Sisa/Siswi

Page 43: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

C. Keadaan Guru dan Siswa Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur

1. Keadaan Guru

Guru adalah sebagai perantara ilmu. Namun, tanggung jawab guru tidak hanya

menyampaikan ilmu pengetahuan semata. Ia juga harus mendidik anak didiknya agar

menjadi insan yang bermoral baik. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menjadi

guru disebabkan tanggung jawab yang berat ini. Mungkin kalau hanya sekadar

menyampaikan ilmu pengetahuan, semua orang bisa melakukannya. Akan tetapi, menjadi

guru yang sukses mendidik muridnya menjadi insane bermoral dan menjadi favorit

murid-muridnya, tentulah bukan hal yang mudah. Untuk menjadi guru yang sukses

mendidik murid-muridnya, seorang guru harus bisa menjalin hubungan yang dekat

dengan anak didik, baik secara fisik maupun batin.

Peranan guru sebagai tenaga pengajar atau pendidik sangatlah penting dalam

memberikan bekal ilmu pengetahuan melalui program belajar mengajar. Guru adalah

faktor yang sangat dominan dan sangat penting dalam pendidikan formal pada umumnya,

karena bagi siswa guru sering dijadikan teladan bahkan menjadi tokoh identitas diri, oleh

karena itu guru sebaiknya memiliki prilaku dan kemampuan yang memadai untuk

mengembangkan siswanya secara utuh. Dengan demikian tuntutan untuk meningkatkan

kinerja guru dalam mengajar hendaknya selalu diperhitungkan dan diperhatikan. Keadaan

guru Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung

Timur secara keseluruhan jumlah guru dan karyawan yaitu sebanyak 29 orang yang

terdiri dari 21 guru baik guru PNS ataupun honorer. Sedangkan 8 orang lainya sebagai

staf dan tenaga administrasi sekolah.43

Adapun keadaan guru dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 4.1 :

Keadaan Guru Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur44

No Nama Guru Pendidikan Terakhir

1 Indra Wirmawati, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

43

Sumber Data: Dokumentasi jumlah guru di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

44 Sumber Data: Dokumentasi Jumlah Guru di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Page 44: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

2 Khairuddin, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

3 Mustamin, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

4 Hapsah, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

5 Zulkarnedi, S.Pt Sarjana Strata Satu (S.I)

6 Sabaruddin, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

7 Kaharuddin, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

8 Enita Islamin, S.Pi Sarjana Strata Satu (S.I)

9 Marintar, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

10 Afriani Fitriana, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

11 Asni, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

12 Nur Aida, S.Pd.I Sarjana Strata Satu (S.I)

13 Nur Madiah, S.HI Sarjana Strata Satu (S.I)

14 Mugiran, ST Sarjana Strata Satu (S.I)

15 Ariyanto S.Kom Sarjana Strata Satu (S.I)

16 Muhammad Amri, A.Md Diploma II

17 Hanasafitri, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

18 Siti hajar, S.Pi Sarjana Strata Satu (S.I)

19 Hero, SS Sarjana Strata Satu (S.I)

20 Lismawati, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

21 Yulianti, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

22 Rika Yanti, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

23 Marlina, SE Sarjana Strata Satu (S.I)

24 Eli Marlina, S.Sos Sarjana Strata Satu (S.I)

25 Nuraini, S.Pd Sarjana Strata Satu (S.I)

26 Asna SMA

27 Sutina SMA

28 Samsul Alam Saleh SMA

29 Adriyanto SMA

30 Muhammad Yusuf, A.Md Diploma II

b. Keadaan Siswa

Page 45: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Adapun keadaan siswa di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur Tanjung Jabung Timur yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2:

Keadaan Siswa Berdasarkan Jumlah Jurusan45

No Kompetensi Keahlian Kelas Jumlah

1. Teknik Kapal Penangkap Ikan X TKPI 15

Agri Bisnis Perikanan X AGP 18

Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran X OTKP 30

Otomotif X TBSM 19

2 Teknik Kapal Penangkap Ikan XI TKPI 16

Agri Bisnis Perikanan X I AGP 0

Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran X I OTKP 27

Otomotif X I TBSM 16

3 Teknik Kapal Penangkap Ikan XII TKPI 16

Agri Bisnis Perikanan X II AGP 9

Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran X II OTKP 25

Otomotif X II TBSM 0

D. Tujuan, Visi dan Misi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

1. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada tujuan

umum berikut ini. Tujuan pendidikan dasar adalah meningkatkan kecerdasan,

pegetahuan, keperibadian, ahklak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan

megikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkantujuan pendidikan secara umum, maka

tujuan yang hendak dicapai SMPN 13 Tanjung Jabung Timur,46

antara lain sebagai

berikut:

a. Memiliki lingkungan sekolah yang nyaman, asri dan kondusif untuk belajar.

b. 100% siswa yang beragama Islam memiliki kemampuan baca tulis Al-Quran dan

menjalankan syariat ibadah lainya.

c. Melaksanakan pembelajaran KTSP untuk semua mata pelajaran.

d. 100% siswa menaati tata tertib/tata krama sosial disekolah.

45

Sumber Data: Dokumentasi Jumlah Siswa di Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

46 Sumber Data: Dokumentasi Tujuan Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Page 46: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

e. Memperoleh selisih nilai ujian nasional atau NUN (gain score achievemet) 0,8 dari

(6,7 menjadi 7,5).

f. Memperoleh prestasi bidang oliempiade Sain tingkat Kabupaten/Propinsi.

g. Memiliki tim olahraga, minimal tiga cabang olahraga yang mampu berprestasi di

tingkat kabupaten/Propinsi.

h. Memiliki kelompok kesenian yang mampu tampil pada acara resmi dimasyarakat

maupun hari-hari besar nasional.

i. 70% siswa mampu mengoperasikan komputer dengan baik.

j. 60% siswa mampu berbahasa Inggris

k. Menjadi sekolah Adiwiyata menuju Adiwiyata mandiri.

l. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat

peserta didik.

m. Mempersiapkan peserta didik sebagai bagian dari anggota masyarakat yang mandiri

dan berguna.

n. Mempersiapkan peserta didik dalam melanjutkan pendidikan lebih lanjut.

o. Menjadi sekolah Rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN)/Sekolah Standar

Nasional (SSN).47

2. Visi Sekolah

Visi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung

Timur, yaitu: “Berprestasi Berdasarkan Imtak, dan Iptek, serta Berwawasan

Lingkukungan” kami memeilih visi ini degan berorientasi pada tujuan jangka panjang,

menengah, dan pendek. Visi tersebut menjadi pedoman bagi setiap sivitas akademika

Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur

untuk mewujudkannya dalam mencapai tujuan sekolah.

Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita Sekolah menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, antara lain:

a. Berorientasi keunggulan degan memerhatikan potensi kekinian sesuai degan norma

dan harapan masarakat.

47

Sumber Data: Dokumentasi Tujuan Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

Page 47: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

b. Bersifat mengikat bagi setiap sivitas akademika Sekolah menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur dan

c. Sebagai panduan bagi pelaksanaan misi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur.48

3. Misi Sekolah

Untuk mewujudkan visi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur Tanjung Jabung Timur, tersebut, diperlukan suatu misi berupa kegiatan jangka

panjang degan arah yang jelas. misiSekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur Tanjung Jabung Timur yang disusun berdasarkan visi di atas, antara lain

sebagai berikut.:

a. Menanamkan sikap disiplin terhadap warga sekolah

b. Melatih dan membimbing siswa secara intensif dalam menghadapi ujian nasional.

c. Melatih dan membimbing siswa secara kontinu dan intensif dalam bidang olympiade

matematika, fisika, biologi, dan astronomi/IPS terpadu).

d. Mengembangkan dan menanamkan nilai-nilai agama dalam kehidupan warga sekolah.

e. Membina dan mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang olah raga dan seni.

f. Meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam upaya menciptakan, memelihara,

melestarikan lingkungan sekolah sehingga tercipta lingkungan yang asri dalam upaya

menwujudkan sekolah yang adiwiyata.

g. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan

potensi siswa.

h. Menciptakan suasana yang kondusif untuk keefektifan seluruh kegiatan sekolah.

i. Mengambangkan budaya kompetitif bagi peningkatan prestasi siswa.

j. Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air dan bangsa.49

E. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses upaya yang

dilakukan di dalam pelayanan publik termasuk perpustakaan, karena apabila kedua hal ini

tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang

48

Sumber Data: Dokumentasi Visi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur, Februari 2019

49Sumber Data: Dokumentasi Misi Sekolah menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung

Jabung Timur, Februari 2019

Page 48: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

diharapkan sesuai dengan rencana. Keberadaan sarana prasarana perpustakaan sangat

diperlukan karena keberadaannya sangat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran

yang akan dilaksanakan. Adapun keadaan sarana prasarana Sekolah menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur Tanjung Jabung Timur yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3:

Keadaan Sarana Prasara

NO Sarana Prasarana Jumlah Keterangan

1. Ruang Kepala Sekolah 1 Ruangan Baik

2. Perpustakaan 2 Ruangan Baik

3. Ruang Kelas 1 Ruangan Baik

4. Ruang UKS 1 Ruangan Baik

5. Ruang Kesenian 1 Ruangan Baik

6. Ruang Guru 1 Ruangan Baik

7. Ruang Tamu 1 Ruangan Baik

8. Ruang Tata Usaha 1 Ruangan Baik

9. Gudang 1 Ruangan Baik

10. WC Guru 1 Ruangan Baik

11. WC Siswa 5 Ruang Baik

28. PMR/Pramuka 1 Ruangan Baik

13. Osis 1 Ruangan Baik

14. Kursi Siswa 290 Cukup Baik

15. Meja Siswa 290 Cukup Baik

Page 49: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB III

BENTUK KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN NEGERI 2 TANJUNG JABUNG TIMUR

A. Tidak Sopan dalam Bersikap dan Berbicara

1. Berbicara Kasar/Nada Tinggi

Keluarga yang kurang menanamkan pendidikan siswa sejek kecil, sehingga mereka

tidak dapat memahami norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan

yang baik yang sesuai dengan ajaran agama tidak dicontohkan siswa kepada siswa sejak

kecil. Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang dibentuk sejak lahir akan menjadi dasar pokok

dalam pembentukan kepribadian siswa. Apabila kepribadian dipenuhi oleh nilai agama, maka

akan terhindarlah siswa dari kelakukan-kelakuan yang tidak baik. Salah satu sikap yang

kurang baik siswa yaitu ketika berbicara terlihat kasar dan tidak sopan. Sikap-sikap siswa

yang demikian jika dibiarkan maka akan berdampak pada perilaku negatif.

Wawancara peneliti dengan salah satu siswa yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, yang berbicara kurang sopan pada saat bermain bersama

teman-teman satu geng nya, ia menjelaskan sebagai berikut:

Saya sudah terbiasa berbicara dengan nada keras, saya rasa tidak ada yang salah

dengan ucapan saya, karena berbicara seperti itu sudah biasa dikeluarga saya, apalagi

saya berbicara hanya dengan teman-teman saya yang juga dalam berkomunikasi

mereka sering menggunakan bahasa yang kasar, tetapi bagi itu hal yang biasa,

walaupun ketika di kelas saya beserta teman-teman mendapatkan teguran dari guru

kelas.50

Kurang baiknya akhlak siswa selalu menjadi langkah pertama dalam melakukan suatu

kegiatan dan bentuk kenakalan, melalui pergaulan inilah mereka dapat pengalaman dimana

pengalaman ini biasanya dipraktekkan dalam bentuk perbuatan dan kelakuan, sementara apa

yang dilakukan itu ada merupakan buruknya pergaulan siswa yang tidak disadari, karena bagi

siswa belum dapat memahami terhadap akibat yang akan ditimbulkan, baik bagi dirinya

maupun bagi masa depannya.

Sebagaimana yang dikemukakan salah satu siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang menjelaskan sebagai berikut:

Kurang baiknya pergaulan siswa ditunjukkan dengan berbicara kurang sopan terhadap

teman sebaya ataupun terhadap orang yang lebih tua, membuat kegaduhan

50

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 2 Februari 2019

Page 50: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

dilingkungan masyarakat, melakukan hal-hal ataupun perbuatan yang negatif sehingga

bisa mengganggu lingkungan, hal ini sering terjadi karena Pendidikan agama dan

bimbingan tentang agama kurang dimulai sejak dini, padahal tujuannya adalah agar

membuat siswa memiliki kepribadian yang islami, dengan karakter dan moral yang

baik, prinsip-prinsip Islami yang kuat, memiliki sarana untuk menghadapi tuntutan

hidup dengan cara yang matang dan bertanggung jawab.51

Wawancara peneliti lanjutkan lagi dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur, yang menambahkan keteranganya sebagai berikut: Meskipun

perhatian dan pengawasan yang diberikan kepada siswa selalu dilakukan, namun masih ada

juga siswa yang kurang memiliki etika kesopanan terutama ketika meraka melakukan

komunikasi atau berbicara dilingkungan masyarakat. Hal ini yang menjadi penyebab

buruknya pergaulan siswa sehingga terbawa dilingkungan kelurga dan juga lingkungan

masyarakat.52

Sesuai dengan hasil observasi di lapangan telah diperoleh suatu gambaran bahwa masih

terlihat keadaan kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur cukup baik, meskipun masih ada beberapa siswa yang mengeluarkan kata-kata yang

tidak sopan dan ada juga siswa yang kurang begitu menghormati orang yang lebih tua. Sikap

siswa yang kurang baik tentunya akan berdampak fatal jika tidak mendapatkan pencegahan

agar akhlak yang kurang baik tersebut dapat diatasi. 53

2. Mengobrol pada Saat Jam Pelajaran

Sikap yang kurang terpuji juga terlihat dari beberpa perilaku siswa ketika mengikuti

proses pembelajaran. Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur mengenai sikap siswa yang sering mengobrol pada saat jam

pembelajaran sedang berlangsung, yang mengatakan:

Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur memang

belum seluruhnya mengikuti pembelajaran dengan baik, masih ada beberapa mahasiswa

yang sering mengobrol pada saat guru menjelaskan materi, terkadang guru sampai

bosan menegur dan menasehati karena tidak dihiraukan oleh siswa, padahal dampak

51

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 2 Februari 2019

52Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 2 Februari 2019 53

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

Page 51: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

mengobrol di kelas pada saat guru menjelaskan materi siswa tidak akan memahami

materi yang dijelaskan oleh guru.54

Pengaruh pergaulan bagi siswa selalu menjadi langkah pertama dalam melakukan suatu

kegiatan dan bentuk kenakalan, melalui pergaulan inilah mereka dapat pengalaman dimana

pengalaman ini biasanya dipraktekkan dalam bentuk perbuatan dan kelakuan, sementara apa

yang dilakukan itu ada yang melanggar aturan, etika dan moral dan ini tidak disadari, karena

bagi siswa belum dapat memahami terhadap akibat yang akan ditimbulkan, baik bagi dirinya

saat sekarang maupun terhadap masa depannya.

Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur yang mengatakan:

Perilaku siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

memang belum seluruhnya baik, karena masih ada beberapa siswa yang kurang

memiliki pemahaman agama sehingga mereka melakukan perbuatan negatif tanpa

mengetahui hal tersebut adalah salah, perilaku yang terlihat seperti mengobrol di dalam

kelas pada saat guru menjelaskan materi, hal ini dianggap biasa oleh siswa karena

mereka belum memahami pentingnya menghargai seorang guru.55

Siswa yang sudah menginjak usia siswa biasanya akan labil. Siswa adalah bagian umur

yang sangat banyak mengalami masalah dalam hidup dimana siswa masih memiliki kejiwaan

yang labil dan justru kelabilan itu yang membuat si siswa menjadi terganggu jiwanya.

Kurangnya pendidikan agama dikarenakan salah satu faktor yang kurangnya pendidikan

agama dalam keluarga. Dari siswa yang kurang memberikan semangat mengenai pendidikan

kepada siswa-siswa, kemudian faktor yang lain adalah adanya pergaulan-pergaulan bebas

yang siswa yang tidak mampu mengendalikan sehingga faktor pendidikan mereka lepaskan

atau tidak bersekolah lagi. Ini semua yang menyebabkan kurangnya pendidikan agama islam,

terutama dikalangan siswa karena faktor kurangnya perhatian orangtua pada siswa-

siswanya.56

3. Bermain Handphone

Semakin canggihnya alat komunikasi atau media sosial seperti handphone, sangat

memberikan pengaruh yang besar bagi siswa. Media elektronik seperti TV, VCD dan lain

sebagainya sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental siswa. Hasil observasi di lapangan

54

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 2 Februari 2019

55Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 56

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 52: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

diperoleh suatu data maupun gambaran bahwa ada siswa yang memiliki skap negatif ketika

di dalam kelas, hal ini terlihat ketika belajar masih ada siswa yang bemain hp ketika jam

pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini disebabkan pengaruh negatif dari media yang

mereka dapatkan melalui media komunikasi handphone.57

Selanjutnya hasil wawancara dengan salah satu guru di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Faktor lain yang mempengaruhi pergeseran nilai-nilai agama pada siswa-siswa adalah

semakin canggihnya informasi yang mudah diakses atau didapatkan oleh siswa-siswa,

terutama berupa informasi dari media elektronik seperti handphone. Dimana melalui

media HP ini didukung dengan adanya video, film-film yang memberikan contoh

kurang baik. terutama gaya hidup yang serba bebas, sehingga para siswa mengikuti

dengan gaya berpakaian yang kurang pantas, seperti baju tidak dimasukan, tidak

menggunakan dasi, menggunakan gelang dan anting pada siswa laki-laki, selain itu

para siswa juga terkadang menggunakan Hp pada saat jam pelajaran berlangsung.58

Memberikan tuntunan bagaimana cara mendidik dan mempersiapkan siswa adalah

dengan cara keteladanan yang akan memfokuskan perhatian pada pengkaderan individu dan

pembentukan kepribadian secara alami. Penanaman akhlak dan moral siswa perlu

ditanamkan sejak dini karena siswa lebih mudah menyerap dan meniru terhadap contoh yang

diajarkan sehingga lebih mudah untuk membentuk kepribadian siswa yang baik ke

depannya.59

Kemudian hasil wawancara dengan guru, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Perilaku siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur buruk

karena dipengaruhi media elektronik salah satunya HP yang kurang mendidik. Banyak

siswa yang sikap dan perilaku menjadi negatif, seperti siswa asyik menggunakan HP

ketika jam belajar sedang berlangsung. Media HP yang mudah didapatkan oleh siswa-

siswa merupakan salah satu penyebab kurang baiknya kecerdasan emosional siswa.60

Masalah ini memang dapat dirasakan bersama baik masyarakat yang ada di didesa

maupun didaerah transisi, dimana pengaruh media massa bisa mempengaruhi ataupun

menghambat prilaku ataupun akhlak siswa dalam bertindak, karena dengan banyaknya media

masa yang ada banyak pula contoh-contoh yang negatif dan positif dari berbagai program

57

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

58Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 59

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

60Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 53: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

yang dihadirkan media massa, siswa yang tidak mendapatkan kendali ataupun kontrol dari

siswanya dalam menerima berbagai informasi dari media massa maka akan terbawa

pengaruh yang negatif, dan hal tersebut juga terlihat dilingkungan Sungai Salak Kabupaten

Indra Giri Hilir Riau meskipun para siswa selalu menerapkan peraturan dengan disiplin yang

cukup mebimbing dan mendidik prilaku siswa ketika berada dilingkungan keluarga dan

masyarakat tetapi masih ada beberapa siswa yang terlihat belum mencermikan kemampuan

sosial emosionalnya semakin baik.

B. Sikap Membolos dan Tidak Mengerjakan Tugas

Faktor kurang baiknya pergaulan siswa yang melakukan kegiatan negatif seperti

membolos dan tidak mengerjakan tugas dari guru disebabkan masih adanya siswa yang

belum memahami pentingnya mengkuti proses pembelajaran dengan sikap dan perilaku yang

baik dan benar. Selain itu kurangnya pendidikan agama yang ditanamkan kepada siswa juga

mempengaruhi akhlak siswa dalam bertindak dan bersikap. Oleh karena itu peran siswa

dalam keluarga benar-benar sangat dituntut untuk mencerminkan keteladanan yang baik agar

dapat dicontoh siswa dalam bersikap dan bertindak.61

Wawancara peneliti dengan salah satu

guru yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yaitu sebagai

berikut:

Salah satu sikap yang kurang terpuji dari siswa di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yaitu masih terbiasa membolos ketika masih ada jam

pelajaran berlangsung, sikap membolos menurut mereka hal yang biasa karena mereka

sudah jenuh mengikuti proses pembelajaran, meskipun diberi teguran oleh guru yang

bersangkutan tetapi masih ada beberapa siswa yang sering melakukan hal tersebut.62

Siswa dan siswa-siswa pada umumnya memiliki hubungan yang sangat erat baik secara

fisik maupun secara emosional. Dari sinilah siswa biasa mengambil sebuah keputusan bahwa

siswalah yang sangat berperan penting dalam memperagamakan seorang siswa. Jika seorang

siswa tidak ditanamkan nilai agama sejak kecil maka seorang siswa inilah adalah salah satu

generasi yang akan menghancurkan dunia.63

Kemudian hasil wawancara dengan guru, di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

61

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

62Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 2 Februari 2019 63

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

Page 54: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Beberapa siswa yang membolos biasanya mereka memiliki alasan tersendiri, alasan-

alasan tersebut seperti kurang menyukai bidang studi tertentu, atau bahkan bidang studi

tersebut dianggap sepele, oleh karena itu mereka membolos pada saat proses

pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu ketika mereka tidak mengerjakan tugas

dari guru maka mereka juga memilih untuk membolos.64

Sesuai dengan hasil observasi di lapangan telah diperoleh suatu gambaran bahwa masih

terlihat siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, di saat

meraka bergaul dengan teman-teman sebayanya ada beberapa siswa yang terlihat saling

mempengaruhi untuk melakukan tindakan membolos pada saat jam pelajaran sedang

berlangsung. Sebagaimana yang dikemukakan salah satu guru yang ada di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang menyatakan:

Masih kurangnya pengamalan dan pemahaman tentang pentingnya pendidikan pada

usia sekolah sehingga mengakibatkan siswa menjadi terbiasa melakukan perilaku-

perilaku yang kurang baik, siswa mudah dipengaruhi oleh teman-temanya untuk

membolos pada saat jam pelajaran dan mengerjakan tugas dari guru yang dianggap

sepele dan tidak penting, sehingga kebiasaan membolos karena tidak mengerjakan

tugas sudah dianggap biasa.65

Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur yang mengatakan:

Meskipun perhatian dan pengawasan yang diberikan kepada siswa selalu dilakukan,

namun masih ada juga siswa yang kurang baik dalam mengikuti pembelajaran seperti

membolos. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa siswa yang memang pemahaman

tentang pentingnya pendidikan masih kurang, sehingga hal ini mengakibatkan tindakan

siswa yang kurang menghargai guru masih sering terjadi, misalnya membolos dan

jarang mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh guru.66

Tingkat pendidikan seseorang membantu orang mendapatkan rasa hormat dan

pengakuan ini adalah bagian tidak terpisahkan dan kehidupan baik secara pribadi maupun

sosial. Pendidikan agama sangat erat sekali kaitannya dengan pendidikan pada umumnya,

pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan siswa terhadap Allah SWT.

Tujuan pendidikan agama yang sejalan dengan misi Islam yaitu mempertinggi nilai-nilai

akhlak sehingga mencapai akhlakul karimah. Tujuan dari pendidikan agama adalah

64

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

65Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 66

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 55: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

pembentukan akhlak yang sanggup menghasilkan orang-orang yang bermoral, jiwa yang

bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi.

C. Perilaku Berkelahi

Karakter ataupun kepribadian siswa dalam kelas sangat berbeda-beda, karena latar

belakang sosial siswa berbeda-beda, oleh karena itu siswa dituntut membentuk karakter

ataupun kepribadian siswa. Suasana dalam lingkungan keluarga dapat mempengaruhi

pembinaan karakter siswa. Suasana yang ideal bagi pertumbuhan kepribadian siswa adalah

adanya kesamaan sikap siswa dalam pembinaan siswa. Siswa yang mampu dan bijaksana

serta mempunyai kepribadian yang kuat dan baik, akan dapat memperbaiki pendidikan yang

salah yang di dapat siswa dalam keluarga.67

Sebaliknya siswa dan lingkungan keluarga yang tidak baik dapat pula merusak, bahkan

menghancurkan apa yang di dapat siswa di dalam keluarga. Salah satu perilaku yang kurang

baik dalam lingkungan keluarga dan terbawa dilingkungan sekolah atau masyarakat salah

satunya antar siswa sering melakukan perkelahian, dimana sikap berkelahi biasanya terjadi

antar siswa disekolah tersebut atau bahkan terjadi dilingkungan antar sekolah.

Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur yang mengatakan:

Beberapa siswa memang masih terlihat melakukan kenakalan-kenakalan dalam

bentuk perkelahian, biasanya yang sering terjadi mereka melakukan perkelahian sesama

siswa antar sekolah karena faktor pergaulan, jika salah satu teman dari siswa merasa

diganggu atau tersinggung dengan sikap siswa sekolah lain maka mereka akan

melakukan pekelahian dengan dalih membela teman satu sekolah, meskipun hal

tersebut sudah sangat dilarang oleh pihak sekolah.68

Di setiap masyarakat, ada tatanan nilai atau norma yang mengatur apa yang dianggap

baik atau buruk. Selain itu juga ada nilai agama dan budaya yang mendukungnya. Sehingga

dapat dikatakan bahwa karakter positif adalah sikap dan perilaku baik yang dapat diterima

dan sesuai dengan nilai budaya, agama dan norma masyarakat. Sikap dan perilaku siswa

yang juga mempengaruhi dalam melakukan perbuatan yang negatif sering dilakukan dalam

bentuk perkelahian karena berebut pacar, hal ini seperti dijelaskan oleh salah satu siswa yang

67

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

68Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 56: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

mengaku pernah berkelahi dengan siswa lain sekolah karena dilatar belakangi berebut teman

wanita,69

ia menjelaskan sebagai berikut:

Saya memang pernah berkelahi dengan siswa yang berasal dari sekolah lain, karena

saya merasa salah satu teman perempuan yang berasal dari sekolah ini di remehkan

oleh mereka, sehingga saya dan teman-teman lainya tidak terima. Selain itu teman saya

juga di ajak pacaran oleh siswa yang berasal dari sekolah lain, hal ini pasti nanti akan

menyebabkan teman saya ini menjadi malas sekolah karena sering berpacaran di jam

sekolah.70

Butuh kesabaran dan ketelatenan siswa untuk terus membimbing siswa sekaligus

memberi contoh perilaku yang positif kepada siswa. Tidak semua perkembangan siswa,

khususnya yang berhubungan dengan pembentukan sikap, berjalan secara alami seiring

bertambahnya umur. Artinya banyak hal yang perlu diajarkan dan dilatih, serta dibenahi jika

terjadi kesalahan. Dikoreksi disini juga jangan diartikan dengan harus memarahi siswa ketika

berbuat yang tidak baik tapi dibarengi dengan menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan.

Ada baiknya guru mengingatkannya sekaligus mencontohkan cara meminta ijin yang baik,

sehingga siswa tidak merasa hanya disalahkan tetapi juga mengerti alternatif perilaku apa

yang dapat dilakukannya yang lebih baik dan dapat diterima.71

Berbeda dengan hasil pengamatan penulis yang melihat bahwa prilaku siswa yang

kurang baik ketika siswa berada dilingkungan masyarakat, dimana masih ada siswa dalam

sering berkelahi dengan siswa lain, berprilaku dengan gaya yang sombong, nada bicara

cukup tinggi meskipun berbicara di hadapan teman sendiri sehingga prilaku siswa juga

terlihat belum baik karena rata-rata prilaku siswa ada yang menyimpang. Begitu juga dengan

keadaan akhlak siswa yang sering melakukan perkelahian di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur seperti yang dijelaskan oleh guru yang memberikan

keterangan sebagai berikut:

Karakter atau akhlak siswa dalam bergaul di kehidupan sehari-hari memang belum

seluruhnya baik, hal ini bisa dilihat dari cara siswa bergaul yang sering sekali berujung

pada perkelahian antar meraka, banyak hal yang melatarbelakangi perkelahian mereka

baik itu masalah pasangan teman wanitanya (pacaran), merasa tersinggung, merasa

69

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

70Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 71

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

Page 57: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

tersaingi dengan teman lain atau dengan alasan membela teman yang dizolimi, sikap-

sikap demikian sudah sangat biasa dilakukan oleh para siswa.72

Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan dan prilaku siswa

dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelajar yang terdidik memang belum

terlaksana dengan maksimal. Dalam menentukan karakter/prilaku siswa menjadi lebih baik,

dalam hal ini, di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur sudah cukup

memberikan teladan yang baik bagi para siswanya, hal ini terlihat dari selalu mengadakan

bimbingan, arahan dan nasehat perihal prilaku/karakter siswa untuk lebih baik sehingga apa

yang telah dicontohkan benar-benar diteladani oleh siswa. Meskipun masih ada beberapa

siswa yang memang masih terlihat melakukan sikap atau perilaku yang negatif.73

Ketulusan dan kesungguhan guru dalam bersikap dan bertindak sangat dibutuhkan oleh

para siswa. Siswa membutuhkan orientasi karakter dan tindakan yang selaras dari

penghayatan nilai-nilai. Dalam penelitian ini, terlihat sama sekali tidak ada sikap kepura-

puraan atau perilaku yang dibuat-buat dalam diriguru dalam memberikan sikap yang positif.

Siswa diharapkan menangkap dan memahami bahwa hal yang dilihatnya adalah nyata dan

merupakan karakter yang sebenarnya. Dalam hal ini, orientasi menunjukan hubungan antar

manusia, yaitu manusia yang satu menerima manusia yang lain dalam hubungan penuh

kepercayaan. Kesadaran bahwa siswa adalah teladan bukan berarti meniadakan orientasi.

Kesadaran mengenai keteladanan, bukan bearti bahwa prilaku guru menjadi sesuatu yang

direkayasa.

D. Perbuatan Merokok

Kasus merokok pada usia anak sekolah akan sangat berdampak fatal karena mengingat

usia anak yang masih dalam proses pertumbuhan. Selain akan berdampak pada kesehatan

juga akan berdampak pada masa depan anak tersebut, karena anak memiliki kedudukan yang

strategis dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kasus anak merokok di Indonesia

sudah pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Realitas adanya pergeseran usia yang

signifikan dalam profil perokok Indonesia dengan ledakan jumlah perokok usia anak. Maka

dapat diprediksi bahwa pada tahun 2020 kemungkinan besar profil penderita penyakit akibat

72

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

73Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari

2019

Page 58: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

merokok adalah generasi yang berusia lebih muda.74

Perilaku merokok pada tingkat anak dan

remaja juga terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur seperti

yang dijelaskan oleh guru yang memberikan keterangan sebagai berikut:

Kebiasaan siswa yang negatif salah satunya adalah merokok, meskipun perilaku

merokok tersebut tidak secara langsung terlihat dikelas, tetapi berdasarkan laporan dari

guru kelas, dari pedagang di kantin dan juga masyarakat masih sering menemukan

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang merokok.

Alasan mereka merokok karena di lakukan diluar sekolah meskipun terkadang masih

ditemukan di sekolah.75

Perilaku siswa merokok tidak terlepas dari interaksi di dalam keluarga karena

lingkungan pertama yang berhubungan dengan siswa adalah orang tua, saudara, serta kerabat

dekatnya yang tingggal serumah. Melalui lingkungan

seperti itulah seorang siswa mengenal dunia sekitar dan pola pergaulan hidup serta menjalani

proses sosialisasi awal. Pengalaman-pengalaman yang dilalui siswa dalam interaksi sosial

khususnya dalam keluarga turut menentukan cara-cara tingkah laku siswa terhadap orang lain

dalam pergaulan sosial di luar keluarga. Menanggapi prilaku ataupun karakter siswa yang

mengaku merokok salah satunya siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur juga menambahkan keterangan sebagai berikut:

Saya memang pernah merokok ketika ada teman-teman yang mengajak, tetapi tidak

sering, saya juga merokok hanya beberapa saja tidak terlalu banyak karena orang tua

juga belum boleh merokok sebelum saya bisa mencari uang sendiri. Tetapi karena

teman-teman sering mengajak ketika berkumpul bersama maka saya hanya

mengimbangi saja, jika tidak iukt merokok teman-teman bisa menghindar karena saya

tidak ikut mereka.76

Dalam keluarga,umumnya terjadi hubungan interaksi yang intim antar sesama anggota

keluarga. Segala sesuatu yang diperbuat siswa mempengaruhi keluarga dan juga sebaliknya.

Keluarga memberikan dasar bagi pembentukan tingkah laku, watak, dan moral pada anak,

termasuk diantaranya perilaku merokok. Selain keluarga perilaku anak merokok juga tidak

terlepas dari interaksi teman sebaya atau teman sepermainan yang ada di dalam aktivitas

berkumpul dan masyarakat dimana tempat anak tersebut tumbuh dan berkembang.

74

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

75Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 76

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 59: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Pada umumnya anak lebih suka tertarik dengan kegiatan-kegiatan di luar rumah.

Karena anak-anak lebih sering melakukan aktivitas bermain di luar rumah, mereka

mendapatkan beberapa pelajaran dari teman sepermainannya (peers groups). Melalui teman

bermain anak dapat melakukan kegiatan positif yang tidak akan menimbulkan masalah dan

juga dapat melakukan kegiatan negatif yang dapat mengganggu lingkungan seperti mencuri,

merusak, merokok dan lain-lain.77

Wawancara peneliti lanjutkan dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur juga menambahkan keterangan di atas yang menjelaskan sebagai

berikut:

Sering sekali perbuatan negatif ini hanya terdorong oleh keinginan untuk mencoba-

coba karena rasa penasaran dan dorongan dari teman. Misalnya pada kasus siswa yang

merokok, hal ini bisa disebabkan salah satunya karena faktor lingkungan tempat tinggal

siswa tersebut, siswa meniru perilaku orang-orang yang merokok yang berada di

sekitarnya, misalnya keluarganya sendiri. Bahkan ada yang berpendapat jika tidak ingin

seorang anak merokok maka di dalam keluarga tersebut tidak boleh ada yang

merokok.78

Lingkungan sosial dimana individu berada mempengaruhi pola tingkah laku individu

tersebut. Lingkungan yang baik cenderung akan membentuk pola tingkah laku individu yang

baik, begitu pula dengan lingkungan sosial yang kurang baik maka cenderung akan

membentuk pola tingkah laku yang kurang baik pada individu yang terdapat di dalamnya.

Lingkungan ini sendiri terdiri dari bermacam-macam objek sosial seperti makhluk hidup

yang ada di sekitar dan dapat berinteraksi, dan bermacam-macam objek non-sosial seperti

benda-benda mati yang tidak dapat melakukan interaksi serta nilai dan norma.79

Wawancara

peneliti dengan guru yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur, ia memberikan keterangan sebagai berikut:

Perilaku merokok pada siswa sebenarnya berdasarkan paradigma perilaku sosial dapat

dilihat dari tingkah laku siswa yang berlangsung dalam hubungannya dengan faktor

lingkungan yang menghasilkan akibat-akibat atau perubahan dalam faktor lingkungan

77

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

78Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019 79

Observasi oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 8 Februari 2019

Page 60: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

menimbulkan perubahan terhadap tingkah laku. Jadi, terdapat hubungan fungsional

antara tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan siswa tersebut.80

Pengamatan peneliti melihat bahwa berbagai alasan siswa yang merokok yaitu

dikarenakan ingin coba-coba, ikut-ikutan, ingin tahu enaknya rokok, sekedar ingin

merasakan kesepian, agar terlihat gaya, meniru orang tua, iseng, menghilangkan ketegangan,

kebiasaan saja untuk pergaulan, biar tidak dikatakan banci, lambang kedewasaan, dan

mencari inspirasi. Alasan lain adalah sebagai penghilang stres, penghilang jenuh, pencari

ilham, gengsi, sukar melepaskan diri, pengaruh lingkungan, anti mulut asam, pencuci mulut,

kenikmatan. Khusus bagi remaja menunjukkan besarnya pengaruh iklan, kemungkinan untuk

menjadi perokok pada anak dan remaja yang menyetujui iklan rokok dua kali lebih besar

daripada mereka yang tidak menyetujui iklan rokok.

Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih

banyak orang yang masih melakukannya. Bahkan ada banyak orang mulai merokok ketika

masih anak-anak. Seorang individu mempunyai kebiasaan merokok yang berbeda dan

biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok. Seseorang merokok karena faktor-

faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan.

80

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 12 Februari 2019

Page 61: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB IV

PELAKSANAAN BIMBINGAN BEHAVIORAL DAN EFEKTIFITAS

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA

A. Pelaksanaan Konseling Behavioral dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

1. Persiapan Pelaksanaan Konseling Behavioral

a. Membuat Perencanan Program Bimbingan Konseling Mingguan, Bulanan dan

Tahunan

Bimbingan konseling behavioral merupakan proses, maka dalam pelaksanaannya

memerlukan suatu program yang baik, untuk itu perlu adanya perencanaan yang

sistematis dan terarah. Dalam penyusunan rencana program kegiatan bimbingan

konseling behavioral guru BK sebagai pembimbing bertugas merencanakan program

kerja dan memperhatikan beberapa pertimbangan yang masuk dalam pelaksanaan

kegiatan bimbingan dan konseling. Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Sebelum melaksanakan bimbingan konseling behavioral biasanya saya selalu

melakukan beberapa perencaraan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan

bimbingan konseling behavioral di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur, salah satu perencanaan yang saya kerjakan yaitu membuat

perencanaan perangkat pembelajaran bimbingan dan konseling.81

Perencanaan bimbingan konseling behavioral di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, telah ditemukan pada guru

BK bahwa mereka membuat perencanaan perangkat pembelajaran bimbingan dan

konseling (RPBK), program pelayanan bimbingan dan konseling, program tahunan,

program semesteran. Dalam menentukan program bimbingan dan konseling guru

pembimbing tidak bekerja sendiri akan tetapi melibatkan guru mata pelajaran tertentu

untuk bekerja sama dalam merencanakan program-program bimbingan dan konseling

supaya terlaksana dengan maksimal.82 Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

81

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

82Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 62: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Perencanaan yang saya lakukan untuk memaksimalkan pelaksanaan bimbingan

konseling behavioral yaitu dengan membuat perencanaan program pelayanan

bimbingan dan konseling baik program tahunan maupun program semesteran,

dengan menyusun atau membuat perencanaan yang sistematis maka akan lebih

mempermudah pelaksanaan bimbingan konseling behavioral.83

Tahap perencanaan, yang dilakukan oleh guru BK yaitu dengan membuat

perencanaan program tahunan, program bulanan dan program harian. Program satuan

layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran,

tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian. Wawancara dengan guru di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Untuk tercapainya program perencanaan BK yang efektif dan efisien, seya selaku

guru BK melakukan beberapa hal yang saya lakukan yaitu: analisis kebutuhan

siswa, penentuan tujuan BK, analisis situasi sekolah, penentuan jenis kegiatan yang

akan dilaksanakan, penetapan metode pelaksanaan kegiatan, penetapan personel

kegiatan, persiapan fasilitas dan biaya kegiatan, dan perkiraan tentang hambatan

kegiatan dan antisipasinya.

Perencanaan program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan

bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit

semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun

untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan

program semesteran dipecah menjadi program bulanan. Program bulanan yang

didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yatiu program yang akan

dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini

mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan

tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program

bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan

merupakan jabaran dari program

bulanan. Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari tertentu

dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari

program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan

layanan dan atau kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.84

b. Mengadakan Survei Terhadap Siswa Bermasalah

83

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

84Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 63: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Pada tahap persiapan ini kegiatan yang dilakukan ialah dengan mengadakan survey

untuk menginventarisasikan tujuan, kebutuhan, kemampuan serta kesiapan siswa yang

akan dilaksanakan oleh guru BK. Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Ketika melakukan perencanaan sebelum melaksanakan bimbingan konseling

maka saya sebagai guru BK melakukan pengamatan atau survei terhadap siswa

yang sedang bermasalah, pengamatan ini saya lakukan ketika proses pembelajaran

berlangsung atau pada saat di luar jam belajar, sehingga dengan melakukan

pengamatan atau survei terlebih dahulu maka saya bisa membuat perencanaan

bimbingan konseling sesuai kebutuhan siswa.85

Dalam tahapan ini mempunyai arti yang sangat penting bagi pembimbing untuk

menarik perhatian, minat dalam pelaksanaan bimbingan konseling behavioral

menentukan titik tolak program dan memelihara suasana kerjasama yang

menguntungkan. Sebelum membuat perencanaan bimbingan konseling guru BK jga

melakukan kerja sama dengan guru kelas atau guru bdang studi untuk mengetahui

problem atau masalah siswa. Wawancara dengan guru di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang mengatakan:

Membuat perencanaan bimbingan konseling khususnya perencanaan untuk

bimbingan harian dan bulanan memang saya maksimalkan dengan melakukan

survei atau pengamatan kepada siswa baik melalui proses pembelajaran maupun

survei ketika di luar jam belajar, sehingga saya secara langsung dapat mengetahui

permasalahan-permasalahan yang dhadapi oleh siswa, saya juga melakukan

kerjasama dengan guru BK ketika melakukan survei terhadap siswa.86

Pada tahapan ini semua pihak baik kepala sekolah, guru bidang study, peserta didik

dan karyawan serta staff yang lain terlibat di dalam pembuatan perencanaan bimbingan

konseling untuk memaksmalkan pelaksanaan BK dan ikut berpartisipasi sejak awal

kegiatan khususnya ketika guru BK melakukan survei atau pengamatan. Melalui

pengamatan atau survei maka guru BK dapat mempersiapkan dan melaksanakan sistem

pencatatan sehingga guru bisa memperoleh informasi tentang siswa yang membutuhkan

bimbingan konseling.87

85

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

86Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019 87

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 64: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Setelah disusun perencanaan lengkap atas pertimbangan yang masuk untuk

menyelenggarakan kegiatan bimbingan dan konseling menyesuaikan kondisi dan

kebutuhan sekolah dengan kebutuhan dan permasalahan peserta didik, dan dengan

memperhatikan yang perlu, personalia bimbingan dan konseling, pembagian tugas dan

tanggung jawab dan bentuk kerjasamanya antar petugas maka pelaksanaan bimbingan

dan konseling siap untuk dilaksanakan.

c. Mempersiapkan Berbagai Sarana dan Prasarana

Untuk menciptakan lingkungan siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi, maka siswa membutuhkan sarana dan prasarana dalam mengikuti bimbingan

konseling, hal ini tentunya membutuhkan sarana yang mendukung, berikut keterangan

guru BK dengan peneliti, yang mengatakan:

Sarana dan prasara memang harus direncanakan dengan bak sebelum

melaksanakan bimbingan konseling, seperti ruangan yang seharusnya disediakan

oleh pihak sekolah menjadi sangat penting untuk memaksimalkan konseling

behavioral, tanpa adanya perencanaan sarana dengan tepat, biasanya konseling

dilakukan melakukan di ruang guru, sehingga ketika siswa bercerita tentang

permasalahan menjadi kurang terbuka karena banyak yang mengetahui, siswa juga

menjadi malu untuk berkata jujur tentang masalahnya karena memang tempatnya

masih kurang pribadi antara guru BK dengan siswa.88

Secara spesifik dalam konseling tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu pertama;

pengetahuan dibutuhkan untuk menyikapi lingkungan siswa yang behavioral. Kedua,

sikap/attitude yang akan mengontrol interaksi dengan masyarakat khususnya siswa yang

berbeda segala aspeknya. Ketiga; keterampilan komunikasi adalah salah satu kunci utama

dalam rangka berkomunikasi sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan antara

sesama.89 Wawancara peneliti kembali dengan guru BK yang menambahkan

keteranganya sebagai berikut:

Salah satu dampak jika dalam bimbingan konseling masalah sarana prasarana

kurang direncanakan dengan baik maka akan mengakibatkan permasalahan bagi

saya sendiri sebagai guru BK, terkadang ketika saya meminta siswa untuk

menyampaikan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi tetapi mereka

hanya bercerita sekedarnya, siswa merasa terganggu dan malu jika harus bercerita

yang di dengar dan dilihat orang. Oleh karena itu dalam hal sarana prasarana yang

akan saya butuhkan dalam bmbingan konseling saya rencanakan dengan baik.

88

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

89Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 65: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Memperhatikan dan merencanakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam

bimbingan konseling merupakan hal yang sangat penting, perencanaan sarana prasarana

biasanya berhubungan dengan tempat yang akan digunakan dalam bimbngan konseling,

media yang dibutuhkan untuk mendukung proses bimbingan konseling oleh pihak guru

BK dan menyesuaikan kondisi serta kebutuhan sswa terhadap pengadaan sarana dan

prasarana dalam pelaksanaan BK, selain itu juga dengan memperhatikan permasalahan

yang dibutuhkan peserta didik dengan memperhatikan faktor yang perlu dalam

perencanaan pelaksanaan bimbingan dan konseling.90

2. Pelaksanaan Bimbingan Konseling Behavioral

Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan tindak lanjut dari perencanaan.

Guru pembimbing berperan penting untuk menerapkan rencana program bimbingan dan

konseling. Dalam perencanaan program bimbingan dan konseling Setiap sekolah sebagai

satuan pendidikan perlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai bagian

integral dari program sekolah secara keseluruhan. Program inilah yang akan dijadikan

acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Adapun

kegiatan-kegiatan pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah:

a. Melaksanakan Program Kerja Bimbingan Konseling

Perencanaan program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan

bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit

semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun

untuk masing-masing kelas. Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan

program semesteran dipecah menjadi program bulanan. Wawancara peneliti kembali

dengan guru BK yang menambahkan keteranganya sebagai berikut:

Melaksanakan program bimbingan konseling khususnya dalam melaksanakan

program kerja yang telah direncanakan biasanya saya lakukan dengan rutin sesuai

dengan perencanaan-perencanaan yang telah saya siapkan sebelumnya, dengan

adanya perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa maka akan lebih

mempermudah saya untuk melaksanakan bimbingan konseling.91

Pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bagian dari tercapainya

tujuan pendidikan yang diinginkan, begitu juga pelaksanaan bimbingan dan konseling di

90

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

91Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 66: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur membantu peserta didik

dalam membina kepribadian dan memecahkan masalahnya serta mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berakhlak mulia bertaqwa kepada

Tuhan YME, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.92

b. Melaksanakan Koordinasi dengan Guru dan Wali Kelas

Pelaksanaan bimbingan konseling behavioral tidak lepas dari kegiatan guru BK

dalam melakukan kerjasama dengan guru bidang studi dan juga guru wal kelas, hal ini

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang siswa yang bermasalah dan

membutuhkan bimbingan untuk menyelesaikan permasalahannya. Wawancara peneliti

kembali dengan guru BK yang menambahkan keteranganya sebagai berikut:

Saya memang selalu melakukan koordinasi dengan guru bidang studi dan juga

guru kelas untuk memperoleh informasi tentang siswa-siswa yang bermasalah dan

membutuhkan konseling, sehingga dalam mengatasi permasalahan siswa saya juga

melbatkan guru untuk saling bekerjasama dalam penyelsaian maslaha yang

dihadapi oleh siswa, dengan melibatkan guru maka akan memudahkan saya sebagai

guru BK untuk membantu membmbing siswa dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi.

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling behavioral dilaksanakan

oleh guru BK sesuai dengan perencanaan program dan juga koordnator dari guru kelas,

karena guru BK di bantu oleh guru bidang studi dalam mencari informas tentang siswa.

Agar pelaksanaan bimbingan konseling dapat dilaksanakan secara professional dan pada

waktunya kegiatan berjalan dengan baik maka guru BK dalam pelaksanaannya

melakukan sesuai program kerja yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan

bimbingan konseling yang telah ditetapkan dalam perencanaannya, melalui program

bimbingan dan konseling tersebut maka kegiatan bimbingan dan konseling akan terfokus

dan terarah, sehingga pada gilirannya dapat membantu perkembangan siswa secara

optimal, disamping itu dengan program yang telah direncanakan akan banyak

memberikan keuntungan baik pada siswa yang memperoleh layanan bimbingan dan

konseling maupun bagi pembimbing yang melaksanakannya.93

92

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

93Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 67: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

c. Memberikan Layanan BK Kepada Siswa Baik Secara Individu

Maupun Kelompok

Memberikan layanan BK kepada peserta didik, baik secara individu

maupun kelompok yang berkaitan dengan masalah hidup, latar

belakang sosial budaya, pengaruh lingkungan dan kesulitan dalam

belajar agar lebih berprestasi dalam belajar biasanya selalu dilakukan oleh guru BK, hal

ini adalah salah satu peran guru BK dalam melaksanakan bimbingan konseling

behavioral. Wawancara peneliti kembali dengan guru BK yang menambahkan

keteranganya sebagai berikut:

Saya memang serng melakukan bimbingan konseling baik secara ndividu maupun

secara kelompok, pemberian bimbingan ini didasarkan pada kebutuhan siswa, jika

bimbingan kelompok yang saya lakukan maka saya biasanya memberikan arahan

yang berkaitan dengan masalah hidup, latar belakang sosial budaya, pengaruh

lingkungan dan kesulitan dalam belajar agar lebih berprestasi dalam belajar,

sedangkan untuk bimbingan konseling ndividu bisanya saya lakukan untuk siswa

yang memiliki permsalahan pribadi atau permasalahan yang cukup berat sehngga

tidak bisa dilkakukan secara berkelompok.94

Program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur dalam pelaksanaannya disusun pada awal tahun setiap tahun awal

ajaran baru, baik program BK janga pendek maupun jangka panjang dengan

memperhatikan tahap-tahap pelaksanaan program BK. Pelaksanaan kegiatan BK pada

hakekatnya merupakan inti dari BK itu sendiri dimana didalamnya terdapat penerapan

metode, teknik khusus, media dan alat, penyampaian bahan, pengaktifan narasumber,

efisiensi waktu, administrasi pelaksanaan. Kesempatan yang sama peneliti masih

mewawancarai guru BK mengenai bimbingan konseling secara indivdu yang sering

dilakukan kepada siswa yang bermasalah.95 Wawancara peneliti kembali dengan guru BK

yang menambahkan keteranganya sebagai berikut:

Siswa yang harus mengikuti bimbingan konseling individu biasanya karena

menghadapi permasalahan yang cukup berat dan tidak seharusnya dkonseling di

hadapamn teman-temanya, oleh karena itu harus dibimbing di suatu ruangan

tertutup dan membutuhkan privasi. karena dalam penyelesaian permasalahan seperti

94

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

95Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 68: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

ini siswa dibimbing untuk jujur menjelaskan permasalahan, keluhan dan problem

yang dihadapinya.96

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur tidak ada jadwal khusus dalam kurikulum. Namun kebijaksanaan

sekolah dan karena kesadaran akan pentingnya bimbingan dan konseling disekolah maka

kepala sekolah memberikan kebijakan khusus bahwa setiap satu bulan sekali bimbingan

dan konseling di jadwalkan masuk kelas yaitu pada minggu pertama dalam sebulan

dengan jadwal incidental, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling ingin

menciptakan bahwa layanan program bimbingan dan konseling bukanlah layanan yang

menjenuhkan, melainkan bimbingan konseling itu sendiri mencoba fleksibel terhadap

kebutuhan anak-anak, jadi layanan tersebut tidak perlu diberikan layanan monoton dalam

kelas melainkan setiap saat siswa dapat memanfaatkan layanan tersebut.

3. Evalusi Pelaksanaan Konseling Behavioral

Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan

upaya menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah pada khususnya dan program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh guru

bimbingan konseling pada umunya. Ada beberapa kegiatan layanan

bimbingan dan konseling yang dievaluasi diantaranya: Konseling individual dan

kelompok, konsultasi dengan siswa, orang tua, dan guru baik individual maupun

kelompok, pengukuran minat, kemampuan, perilaku, dan kemajuan belajar siswa,

Koordinasi layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa di sekolah. Dengan

demikian evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen sistem

bimbingan dan konseling yang sangat penting karena mengacu pada hasil evaluasi itulah

dapat diambil simpulan apakah kegiatan yang telah direncanakan telah dapat mencapai

sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan

atau sebaliknya direvisi dan sebagainya.97

Manajemen yang telah dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling

perlu di evaluasi pelaksanaannya atau ditindak lanjuti. Untuk mendapatkan gambaran

96

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

97Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 69: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

yang jelas akan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang dalam pelaksanaannya

evaluasi program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Evaluasi Proses atau Pelaksanaan Konseling

Dalam penilaian proses ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan

layanan bimbingan dan konseling dilihat dari prosesnya yang dilakukan oleh guru

bimbingan konseling sebaga pembimbing yang bertanggung jawab dalam kelas masing-

masing. hal ini seperti hasil wawancara peneliti dengan guru BK di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, yatu sebagai berikut:

Proses evalusi yang saya lakukan khususnya dalam pelaksanaan bimbingan

konseling setelah saya melaksanakan bimbingan kepada siswa, dengan melakukan

evaluasi maka saya bisa mengetahui keberhasilan atau keefektfan bimbingan

konseling yang saya lakukan sehingga bisa berdampak pada kebutuhan siswa

sebagai konseli, tanpa adanya evaluasi maka saya tdak akan mengetahu berhasil

atau tidak pelaksanaan bimbingan konseling yang saya lakukan.98

Proses evaluasi yang biasanya sering dilakukan oleh guru BK terdiri dari

beberapapoin, diantaranya pertisipasi dan aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan

bimbingan konseling, mengungkapkan minat peserta didik tentang perlunya bimbingan

lebih lanjut. Mengungkapkan pemahaman peserta didik atas bahan-bahan yang disajikan

atau pemahaman peserta didik atas masalah yang dialaminya.Mengungkapkan kegunaan

layanan bagi peserta didik dan perolehan peserta didik sebagai hasil dari partisipasi atau

aktivitasnya dalam kegiatan BK.99 Mengamati perkembangan peserta didik dari waktu ke

waktu (dalam hal ini dilakukan dalam pelaksanaan layanan BK yang berkisinambungan)

serta mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan pelaksanaan

layanan BK. Wawancara penelit dengan guru BK di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur tersebut yaitu sebagai berikut:

Saya selalu melakukan evalusi pada kegiatan-kegiatan bimbingan konseling,

terutama pada kegiatan konselig untuk siswa yang menghadapi permasalahan cukup

darurat, melaluevaluasi pelaksanaan bimbingan konseling maka saya bisa

mengetahui efektif atau tidaknya bmbingan yang saya berikan kepada siswa yang

98

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

99Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 70: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

bermasalah. dengan adanya evauasi terhadap pelaksanaan bimbingan konseling

saya bisa menentukan tindakan selanjutnya yang akan saya lakukan.100

Bimbingan konseling bahavioral mempersiapkan siswa untuk aktif sebagai warga

negara dalam masyarakat secara etnik, kultural, dan agama yang beragam. Dengan

membangkitkan kesadaran dan pemahaman bahavioral, semua siswa memperoleh

kemampuan untuk memfungsikan dirinya secara efektif dalam situasi lintas budaya,

lintas agama, lintas etnik, dan seterusnya. Melalui bimbingan bahavioral dimana proses

pendidikan yang mengajarkan untuk saling menghormati dan mengakui keragaman

kebudayaan.101 Artinya, pendidikan bahavioral ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai

keniscayaan. Kemudian, bagaimana siswa mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan

penuh toleran.

b. Evaluasi Hasil

Evaluas yang dilakukan guru BK juga tidak lepas dari evaluasi atau penlaian

terhadap hasil pelaksanaan bimbingan konseling, dalam penilaian hasil digunakan untuk

memperoleh informasi keefektifan layanan BK dilihat dari hasilnya. Hasil wawancara

dengan guru BK di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

tersebut yaitu sebagai berikut:

Dalam evaluasi pelaksanaan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur saya melakukan evaluasi terhadap kesesuaian

antara bimbingan yang dilaksanakan dan program bimbingan yang telah

direncanakan sehingga bisa diketahui berhasil atau tidaknya pelaksanaan bimbingan

tersebut, karena hasil dari proses bimbngan yang di berkan oleh guru akan

mempengaruhi siswa dalam menyelesaiakn permasalahan.

Evaluasi hasil bimbingan konseling yang dilakukan oleh guru BK baik secara

proses maupun secara hasil dengan memperlihatkan beberapa aspek yaitu adanya

kesesuaian antara bimbingan dan konseling dan pelaksanaannya dari keterlaksanaan

program yang telah terencana dan hambatan-hambatan yang di jumpai oleh pembimbing

dalam pelaksanaan program BK itu sendiri. Dengan terlaksananya program BK di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur itu karena adanya

kerjasama antara peserta didik, personil sekolah baik guru mata pelajaran, kepala sekolah,

100

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

101 Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019

Page 71: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

wali kelas, orangtua wali, dan masyarakat untuk pencapaian tujuan pelaksanaan BK di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.102

Wawancara dengan guru BK di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur tersebut yaitu sebagai berikut:

Saya melakukan evaluas hasil pelaksanaan bimbingan konseling karena untuk

mengetahui secara berkala hasil pelaksanaan program bmbingan konseling,

mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan, mengetahui jenis layanan

yang sudah ada, yang belum terlaksana dan perlu diadakan perbaikan dan

pengembangan dan mengetahui sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha

menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.103

Dalam evaluasi bimbingan dan konseling guru BK tidak melakukan evaluas dengan

bentuk skor atau berbentuk angka namun berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang di

evaluasi yaitu partisipasi peserta didik, perolehan peserta didik dari pelaksanaan BK yang

dapat dilihat perkembangan tingkah laku peserta didik dari waktu ke waktu, perolehan

pembimbing, komitmen pihak-pihak terkait serta kelancaran dan suasana pelaksanaan

kegiatan bimbingan konseling. Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh mana proses

pelaksanaan BK memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan yang di inginkan.104

Wawancara dengan guru BK di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur tersebut yaitu sebagai berikut:

Evalusi terhadap hasil pelaksanaan bimbingan konseling saya lakukan juga untuk

mengetahui gambaran sejauh mana peranan siswa yang mengikuti bmbingan

konseling terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling, saya

mengetahui sejauh mana kontribusi program BK terhadap pencapaian tujuan

pendidikan pada sekolah saya juha mendapatkan informasi yang akurat dalam

rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan program BK selanjutnya dan

membantu mengembangkan kurikulum untuk kesesuaian dengan kebutuhan.105

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas akan evaluasi pelaksanaan

program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur yang dalam pelaksanaannya evaluasi program BK maka dapat dilihat dari

102

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

103Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019 104

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

105 Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 72: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

tujuan evaluasi tersebut untuk bertujuan untuk mengamati secara berkala hasil

pelaksanaan program bimbingan konseling, mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas

dari layanan bimbingan konseling, mengetahui jenis layanan yang sudah ada, yang belum

terlaksana dan perlu diadakan perbaikan dan pengembangan. Mengetahui sejauh mana

keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program

bimbingan dan konseling. Memperoleh gambaran sejauh mana peranan masyarakat

terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan mengetahui sejauh mana

kontribusi program BK terhadap pencapaian

tujuan pendidikan.

B. Efektifitas Bimbingan Konseling Behavioral untuk Menanggulangi Kenakalan Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

1. Penurunan Angka Kenakalan Siswa

Dampak dari bimbingan konseling yang secara teratur, tepat sasaran dan dilakukan

dengan maksmal secara tidak langsung berdampak pada siswa, khususnya pada siswa

yang bermasalah, salah satu dampak yang terlihat secara langsung dari proses bimbingan

konseling yaitu berkurangnya jumlah kenakalan siswa. Wawancara dengan guru BK di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur tersebut yaitu sebagai

berikut:

Meskipun bimbingan konseling yang saya laksanakan di di Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur secara keseluruhan belum maksimal

sesuai dengan yang diharapkan, tetapi secara keseluruhan bimbingan konseling

mengurangi jumlah kenakalan siswa, hal ini terlihat dari menurunya jumlah siswa

yang sering bermasalah, melakukan kegiatan yang negatif dimana pada awalnya

cukup sering dilakukan tetapi setelah mengkuti konseling mereka sedikt demi sedkit

mengalami perubahan kearah yang baik.106

Penerapan bimbingan konseling behavioral secara tidak langsung memberikan efek

yang positif pada siswa. Sebagai klien dalam bimbingan konseling, yang dirasakan siswa

juga merupakan salah satu komponen penting untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan

yang ingin dicapai. Apa yang dirasakan siswa atau klien dalam menjalankan layanan

konseling menjadi sangat penting diperhatikan oleh guru pembimbing, karena jika selama

atau setelah siswa mengikuti konseling tidak merasakan sesuatu efek positif maka untuk

106

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 73: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

selanjutnya kegiatan konseling tidak akan berjalan lancar.107 Seperti hasil wawancara

peneliti dengan guru yang memberikan keterangan sebagai berikut:

Bimbingan konseling behavioral yang saya lakukan pada siswa memang secara

berlahan membawa dampak pada siswa, dampak positif yang terlihat dari siswa

yaitu setelah berkali-kali mengikuti bimbingan konseling ada beberapa siswa yang

sikap, perilaku dan akhlaknya menjadi lebih santun, artinya penerapan bimbingan

konseling behavioral efektif dalam mengatasi kenakalan siswa. Hal ini menunjukan

bahawa jumlah siswa yang bermasalah semakin berkurang karena adanya

bimbingan konseling untuk siswa.108

Bimbingan konseling behavioral yang diterapkan oleh guru terlihat memberikan

dampak yang positif pada siswa karena terlihat dari awal hingga berjalannya proses

konseling, siswa merasakan efek positif dengan menunjukan sikap, akhlak dan prilaku

yang positif terhadap masalah yang dihadapinya maka selanjutnya siswa akan mengikuti

konseling dengan antuasias dan pada akhirnya siswa akan dapat menyelesaikan

masalahnya tersebut. Wawancara peneliti kembali lakukan dengan guru di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang memberikan keterangan

sebagai berikut:

Bimbingan konseling behavioral memang selalu saya upayakan ketika siswa yang

memiliki permasalahan dan ditunjukan dalam kegiatan belajar, misalnya siswa

menunjukan sikap negatif seperti berkata kasar, tidak sopan dan melanggar aturan-

aturan dikelas, maka bimbingan behavioral saya terapkan dengan melakukan

perlakuan pemberian nasehat dengan memberikan motivasi yang positif kepada

siswa, hal ini saya lakukan karena cukup efektif dalam menanggulangi kenalan

siswa di dalam kelas.109

Setelah mengikutim bimbingan konseling, apa yang dirasakan siswa setelah

mengikuti bimbingan konseling behavioral menjadi komponen penting dari pelaksanaan

konseling, karena apabila siswa tidak merasakan bahwa proses konseling yang dijalani

tidak memberikan perasaan lebih nyaman dan lega, siswa tidak dapat mengikuti proses

konseling dengan sungguh-sungguh serta tujuan konseling tidak akan tercapai dengan

baik.

107

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

108Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019 109

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 74: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Siswa merasa senang/lega setelah mengikuti proses konseling juga menentukan

keberhasilan seorang guru pembimbing dalam memberikan layanan konseling individu.

Jika siswa merasa legasetelah mengikuti proses konseling, maka untuk selanjutnya siswa

tersebut akan dapat juga merasakan bahwa masalah yang dialaminya dapat terbantu

dengan mengikuti layanan konseling individu dan juga hal ini menandakan bahwa guru

pembimbing telah berhasil melaksakan layanan konseling individu. Namun bila siswa

tidak dapat merasakan perasaan lega setelah mengikuti layanan konseling individu, maka

itu berarti siswa juga merasakan bahwa masalah yang dialaminya tidak dapat terbantu

oleh layanan konseling individu yang diikutinya dan hal ini menunjukkan guru

pembimbing tidak berhasil melaksanakan layanan konseling individu secara baik.110

2. Peningkatan Pemahaman Tentang Peraturan Sekolah

Peraturan sekolah yang telah di buat oleh pihak sekolah harus diikuti oleh seluruh

komponen sekolah terutama siswa, oleh karena itu siswa memiliki tanggung jawab untuk

melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di sekolah. Hasil wawancara peneliti dengan

responden penelitian yaitu sebagai berikut:

Setelah saya terapkan bmbingan konseling kepada siswa secara rutin, terlihat

siswa telah memahami pentingnya mematuhi peraturan sekolah, hal ini terlihat dari

sikap siswa yang mulai menyadari bahwa sebagai siswa memang sudah menjadi

kewajiban mereka untuk selalu mematuhi peraturan sekolah. Peraturan sekolah

dibuat adalah untuk kepentingan siswa sebagai pelajar, untuk belajar secara

sungguh-sungguh demi terkembangnya potensi dalam diri siswa secara optimal dan

untuk mencapai cita-cita.111

Peraturan sekolah yang selama ini sering diabakan oleh beberapa siswa seperti tidak

mengikuti aturan-aturan yang ada, tetapi dengan adanya bimbingan konseling, sswa yang

terbiasa tidak mengikuti aturan secara berlahan mulai mengikuti aturan-aturan sekolah

yang ada. Jika konselor mampu memberikan klien kehangatan dan keakraban dalam

suasana konseling individu, maka siswa akan merasa nyaman dan akan leluasa

menceritakan masalah yang sedang dialaminya serta hal tersebut akan dapat mewujudkan

konseling individu yang efektif untuk pencapaian tujuan konseling individu itu sendiri.

110

Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

111Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 75: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Seperti hasil wawancara peneliti dengan guru yang memberikan keterangan sebagai

berikut:

Melalui penerapan bimbingan konseling behavioral secara tidak langsung

mengajrkan siswa akan pentingnya mematuhi peraturan sekolah. Hal ini dapat

dilihat dari beberapa siswa yang mengikuti dengan baik kegiatan layanan konseling

individu yang deselenggarakan guru pembimbing. Meskipun masih ada beberapa

orang siswa menyatakan setelah mengikuti konseling mereka masih kurang

memahamami akan pentingnya mematuhi peraturan sekolah.112

Observasi peneliti kepada guru bimbingan konseling bahwa guru pembimbing juga

mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang enggan menceritakan masalah

pribadinya secara detail kepada guru pembimbing bukan karena tidak percaya kepada

guru pembimbing tetapi lebih karena

keseganan mereka kepada guru dan siswa juga berpikir bahwa masalah mereka adalah

masalah anak muda bukan yang harus diceritakan kepada orang tua atau guru di sekolah.

Oleh karena hal itu siswa menyatakan bahwa guru pembimbing tidak memahami masalah

yang mereka alami.

3. Peningkatan Kesadaran TentangPerilaku Negatif

Siswa merasakan bahwa proses konseling yang diikutinya dapat membantu

memecahkan masalah yang dialaminya. Hal ini juga menjadi sangat penting untuk

diperhatikan guru dalam memberikan layanan konseling behavioral. Jika guru

pembimbing tidak berhasil menanamkan kepada siswa bahwa konseling yang akan

diikutinya dapat membantu mengatasi masalah yang dialaminya, maka dapat dipastikan

proses konseling nantinya tidak akan dapat mencapai hasil yang diiinginkan. Seperti hasil

wawancara peneliti dengan guru tentang keefektifan bimbingan konseling behavioral

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang memberikan

keterangan sebagai berikut:

Saya berusaha memberikan bimbingan konseling behavioral agar bisa mengubah

budaya dan sikap negatif yang dilakukan oleh siswa dapat dirubah menjadi sikap

yang positif, efektifitas bimbingan konseling behavioral yang terlihat dari

perubahan siswa yaitu ada beberapa siswa yang sering membolos ketika jam

pelajaran terlihat tidak lagi membolos, mereka mengaku mulai memahmi bahwa

sikap membolos sangat merugikan bagi dirinya sendiri.113

112

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

113Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 76: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Wawancara peneliti masih dilanjutkan kepada guru yang juga mengajar di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur yang memberikan keterangan

sebagai berikut:

Bbeberapa sikap siswa yang menunjukan bahwa mereka dapat memahami bahwa

membolos dapat merugikan diri sendiri, dan mulai mengurangi sikap membolos

serta bermalas-malasan ketika mengikuti pembelajaran, karena konseling tentang

pentingnya ilmu pengetahuan yang sering saya sampaikan kepada siswa sehingga

siswa merasa rugi jika tidak membolos dan tidak bertambah ilmu pengetahuan,

bimbingan konseling behavioral seperti ini selalu saya lakukan untuk membimbing

siswa agar lebih baik.”114

Pemahaman siswa tentang pentingnya tidak bersikap negatif seperti membolos,

bermalas-malasan ketika mengikuti pembelajaran di kelas sehingga mereka tidak

memperoleh pengetahuan dan merasa rugi merupakan titik tolak upaya pemberian

bantuan oleh konselor terhadap klien. Namun klien amat perlu memahami masalah yang

dialaminya, sebab dengan memahami masalahnya itu ia memiliki dasar bagi upaya yang

akan

ditempuhnya untuk mengatasi masalahnya itu.115 Wawancara peneliti masih dilanjutkan

kepada guru yang juga mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur yang memberikan keterangan sebagai berikut:

Siswa menyatakan dapat memahami bahwa membolos dapat merugikan diri

sendiri, hal ini berarti siswa telah memahami masalah yang dialaminya dan untuk

pemecahan masalah selanjutnya akan ditangani oleh klien sendiri. Namun di

samping itu, masih ada beberapa orang siswa yang menyatakan tidak memahami

bahwa membolos dapat merugikan diri sendiri, dengan kata lain siswa tersebut

tidak memahami

permasalah yang dialaminya.116

Keikutsertaan siswa sejak awal konseling juga perlu diperhatikan oleh guru

pembimbing. Siswa tersebut terpaksa atau sukarela dalam mengikuti konseling. Karena

hal itu nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan dari proses konseling yang diikuti

siswa. Jika dari awal konseling siswa tersebut merupakan siswa yang terpaksa atau

rekomendasi dari guru mata pelajaran, ini menjadi suatu tantangan yang cukup berat bagi

114

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

115Observasi, oleh peneliti di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari

2019 116

Wawancara oleh peneliti dengan responden penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur, 19 Februari 2019

Page 77: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

guru pembimbing untuk memberikan kenyaman kepada siswa tersebut dalam proses

konseling agar siswa tersebut nantinya dapat secara sukarela dan leluasa menceritakan

masalah yang dialaminya. Namun sejak awal konseling siswa tersebut secara sukarela ini

akan mempermudah guru pembimbing dalam memberikan layanan terhadap siswa yang

bersangkutan.

Melihat fenomena sekarang, jenis-jenis kenakalan peserta didik banyak

dilakukan oleh anak luar sekolah maupun di dalam lingkungan sekolah untuk itu,

perhatian dari berbagai pihak sangat diperlukan. Baik pihak keluarga lingkungan sekolah

dan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga, tugas pembinaan dan

pembentukan kondisi yang berdampak positif bagi perkembangan mental anak sebagian

besar menjadi tanggung jawab kedua orang tua. Kondisi intern keluarga yang negatif atau

tidak harmonis akan merusak perkembangan mental anak remaja, begitupun juga dalam

lingkungan sekola agar supaya guruguru biasa memberikan nasehat-nasehat kepada

siswa.

Menghadapi setiap kasus perilaku menyimpang seorang anak dan bermaksud

menolongnya untuk kembali berperilaku baik adalah tujuan yang

sangat mulia, inilah yang selalu diharapkan oleh seorang pendidik atau orang tua,

meskipun hal itu bukanlah sesuatu yang gampang. Memberi penilaian bagi perilaku anak

yang nampak bisa langsung diketahui menyimpang atau tidaknya, namun untuk

menolong keluar dari persoalan penyimpangan adalah suatu kendala yang tergolong

rumit. Seorang anak yang ketahuan berbohong atau mencuri maka ia langsung mengakui

perbuatannya dan berjanji tidak akan melakukannya lagi, lalu apa bisa langsung

dipercayai kata-katanya atau mencapnya sekalian anak kurang ajar. Untuk menyelesaikan

setiap perilaku menyimpang butuh penanganan khusus dengan kesabaran, dan keikhlasan

seseorang untuk menanganinya dan menanggulangi perilaku menyimpang tersebut.

Page 78: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Bentuk kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

diantaranya yaitu adanya sikap yang tidak sopan dalam bersikap dan berbicara dimana

terlihat dar sikap berbicara kasar/nada tinggi, mengobrol pada saat jam pelajaran dan bermain

handphone. Sikap membolos dan tidak mengerjakan tugas, perilaku berkelah adanya

perbuatan merokok

2. Pelaksanaan konseling behavioral efektif dalam menanggulangi kenakalan siswa dilakukan

dengan persiapan pelaksanaan konseling behavioral dilakukan dengan membuat perencanan

program bimbingan konseling mingguan, bulanan dan tahunan, mengadakan survei terhadap

siswa bermasalah dan mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana. Sedangkan

pelaksanaan bimbingan konseling behavioral dilakukan dengan melaksanakan program kerja

bimbingan konseling, melaksanakan koordinasi dengan guru dan wali kelas dan memberikan

layanan BK kepada siswa baik secara individu maupun kelompok. Sedangkan evalusi

pelaksanaan konseling behavioral dilakukan dengan evaluasi proses dan evaluasi terhadap

hasil.

3. Efektifitas bimbingan konseling behavioral untuk menanggulangi kenakalan siswa Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur diantaranya terlihat dari beberapa

dampak bimbingan konseling yaitu adanya penurunan angka kenakalan siswa, adanya

peningkatan pemahaman tentang peraturan sekolah dan peningkatan kesadaran tentang

perilaku negatif.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kepala seluruh komponen sekolah diharapkan dapat memenuhi sarana dan prasarana

untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar lebih berjalan

dengan efektif.

Page 79: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

2. Guru pembimbing dapat kiranya mempertahankan kualitas pengetahuan dan kualitas

pribadi dalam memberikan layanan kepada seluruh siswa dan akan lebih baik jika

ditingkatkan, khususnya dalam mengatasi kenakalan siswa.

3. Kepada siswa-siswi untuk dapat mengikuti kegiatan bimbingan dan konseling dengan

baik, sehingga bisa mendapat wawasan mengenai tugas utama seorang pelajar dan

mengurangi tindak kenakalan.

Page 80: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur Buku

Ahmadi Abu dan Supriyono Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013 Ahmad Saebani, Beni, Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008 Bahri Djamarah Syaiful dan Zain, Azwan, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2010 Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Fathoni, Abdurrahman, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka

Cipta, 2011

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 Hikmawati, Fenti, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Raja Wali Pers, 2016

Iskandar, Metodologi Penelitian Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Jakarta: Gaung Persada Pers, 2008

Islamuddin, Haryu, Psikologi Pendidkan, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2012 Ismaya, Bambang, Bimbingan dan Konseling Studi, Karier dan Keluarga, Bandung: Refika

Aditama, 2015 J Moleong, Lexy, Methodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004),

175

Joko, Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2011

Juntika Nurihsan, Achmad, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, Bandung: Refika Aditama, 2017

Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung: Al-Fabeta, 2014

Rahmat Hidayat, Dede, Konseling di Sekolah: Pendekatan-Pendekatan Kontemporer, Jakarta: Prenada Media Group, 2018

Soetjipto dan Kosasi, Raflis, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2010

Page 81: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Suprianta, Mamat, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:Orientasi Dasar

Pengembangan Profesi Konselor, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014 Suprihatiningrum, Jamil, Strategi Pembelajaran, Jogjakarta: AR. Ruzz Media, 2013

Syah, Muhibin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2011

Willis, Sofyan S, Kapita Selekta Bimbingan dan Konseling, Bandung:Al-Fabeta,2015 Yuniar, Tanti, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: Agung Media Mulia, 2012

B. Literatur Online

Azizah, Nur, Efektivitas Konseling Behavioral Teknik Modeling Untuk Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung, Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2016.http:media.neliti.com.diakses, 2 September 2019

http//kenakalansiswadisekolahdalamkonsepkenakalanremaja.//.htlm, dakses 2 Juli 2019 Rai Partadjaja, Tjok, Penerapan Layanan Konseling Behavioral dengan Teknik

PerkuatanPositif untuk Meningkatkan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas X3 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013, mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 2015,https://jurnal.ac.id,article, diakses, 2 September 2019

Suhardi, Faktor Penyebab Kenakalan Siswa dan Upaya Megatasinya Di Madrasah Tsanawiyah Bolaromang, Skripsi mahasiswa UIN Alauddin Makassar, 2010, http.respositoryIAIN.ac.id.com.htlm, diakses 4 September 2019

Page 82: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

B. Wawancara

1. Apasaja bentuk kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur

2. Apakah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur tidak

sopan dalam bersikap dan berbicara?

3. Apa alasan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

bersikap tidak sopan?

4. Apakah masih banyak siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur yang mengobrol ketika jam belajar?

5. Apa kiat-kiat yang anda lakukan untuk mengatasi sikap siswa yang mengobrol pada

saat belajar?

6. Apakah siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur lebih

banyak yang membolos?

7. Bagaimana cara anda mengatasi siswa yang membolos?

8. Apasaja alasan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur yang sering melakukan perkelahan?

9. Bagaimana cara anda menerapkan bimbingan konseling untuk menyelesaikan

masalah tersebut?

10. Apakah masih banyak siswa yang melakukan perilaku merokok di sekolah?

11. Apa alasan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

yang melakukan perilaku merokok?

12. Bagamana bimbingan behavioral dan efektifitas dalam menanggulangi kenakalan

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur?

13. Bagamana persiapan bimbingan behavioral dan efektifitas dalam menanggulangi

kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur?

14. Bagamana pelaksanaan dan evaluasi bimbingan behavioral dan efektifitas dalam

menanggulangi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur?

15. Apasaja efektifitas bimbingan konseling behavioral yang anda lakukan di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur?

Page 83: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

C. Observasi

1. Mengamati bentuk kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur

2. Mengamati kiat-kiat yang lakukan guru untuk mengatasi sikap siswa yang mengobrol

pada saat belajar

3. Mengamati siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

yang membolos

4. Mengamati cara guru mengatasi siswa yang membolos.

5. Mengamati cara guru menerapkan bimbingan konseling untuk menyelesaikan

masalah.

6. Mengamati bimbingan behavioral dan efektifitas dalam menanggulangi kenakalan

siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

7. Mengamati persiapan bimbingan behavioral dan efektifitas dalam menanggulangi

kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

8. Mengamati pelaksanaan dan evaluasi bimbingan behavioral dan efektifitas dalam

menanggulangi kenakalan siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur

9. Mengamati efektifitas bimbingan konseling behavioral yang anda lakukan di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

10. Mengamati aktifitas siswa ketika di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung

Jabung Timur.

D. Dokumentasi

1. Dokumentasi sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

2. Dokumentasi keadaan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur.

3. Dokumentasi keadaan guru atau tenaga pendidik Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur.

4. Dokumentasi keadaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung

Timur.

Page 84: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

5. Dokumentasi keadaan sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur.

Page 85: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Dokumentasi wawancara antara peneliti dengan salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Page 86: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Dokumentasi wawancara antara peneliti dengan siswa dalam bentuk kelompok di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Dokumentasi wawancara antara peneliti dengan guru BK di Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Dokumentasi bimbngan konseling behavioral pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur

Page 87: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Dokumentasi wawancara antara peneliti dengan salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Dokumentasi wawancara antara peneliti dengan salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Page 88: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Dokumentasi perilaku merokok di kelas salah satu siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

2 Tanjung Jabung Timur

Dokumentasi perilaku bermain HP dan merokok siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2

Tanjung Jabung Timur

Page 89: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH

Dokumentasi perilaku merokok di kantin sekolah salah satu siswa Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 2 Tanjung Jabung Timur

Dokumentasi perilaku siswa bermain game pada saat jam pelajaran

Page 90: EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI …repository.uinjambi.ac.id/1520/1/UB150108_MERI GUSNITA... · 2020. 4. 14. · KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH