Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS PROGRAM BANTUAN SOSIAL
TUNAI (BST) PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI PERUMAHAN TAMAN CIKANDE, JAYANTI –
TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)
Oleh :
Nindya Cahya Rosadi
NIM. 11170541000071
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442/2021
i
ABSTRAK
Nindya Cahya Rosadi, 11170541000071 “Efektivitas Program
Bantuan Sosial Tunai Pada Masa Pandemi Covid-19 di
Perumahan Taman Cikande Jayanti-Tangerang”
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 menjadi
masalah di seluruh dunia. Berbagai dampak terjadi akibat adanya
pandemi ini, salah satu yang paling terlihat adalah adanya
penurunan tingkat ekonomi yang melanda berbagai Negara
termasuk Negara Indonesia, akibatnya banyak masyarakat sulit
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu,
pemerintah mencanangkan berbagai program Bantuan Sosial
guna membantu masyarakat agar tetap dapat memenuhi
kebutuhanya selama masa pandemic, salah satunya adalah
program Bantuan Sosial Tunai yang diberikan oleh Kementrian
Sosial.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi
dokumentasi. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik
purposive sampling dengan jumlah 13 informan. Teori yang
digunakan yakni teori krisis ekonomi, teori welfare state dan teori
efektivitas.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemberian
Bantuan Sosial Tunai di Perumahan Taman Cikande, Jayanti-
Tangerang tepatnya di RT 02 RW 03 sudah efektif atau sesuai
dengan indikator efektivitas yang digunakan, yakni tercapainya
tujuan (waktu dan sasaran), terlaksananya proses integrasi, serta
adanya adaptasi di masyarakat. Namun, walaupun tidak dapat
memenuhi kebutuhan selama satu bulan penuh pemberian
Bantuan Sosial Tunai ini juga tidak membuat masyarakat menjadi
pasif atau hanya mengandalkan uang bantuan saja untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kata kunci : Pandemi Covid-19, Bantuan Sosial Tunai,
Efektivitas Program.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan rasa syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat, kasih saying serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Program
Bantuan Sosial Tunai (BST) Pada Masa Pandemi Covid-19 di
Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang”. Sholawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW. beserta seluruh keluarganya, sahabat serta para
pengikutnya.
Selesainya skripsi ini, merupakan hadiah dan anugerah
terindah yang penulis dapatkan. Banyak rintangan dan hambatan
yang penulis harus lewati. Namun berkat bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, akhirnya penulis berhasil melaluinya. Oleh
karena itu, karya dari sebuab perjalanan masa kuliah ini, penulis
persembahkan untuk orang-orang terkasih dalam hidup penulis.
Orang-orang yang selalu ada disetiap detik perjuangan, serta
orang-orang yang tidak pernah putus asa untuk selalu memberik
dukungan kepada penulis. Penulis menyadari, bahwa
keberhasilan penyelesaian skripsi ini, tidak luput dari bantuan
berbagai pihak. Maka dari itu, penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepasa pihak-pihak yang telah membantu penulis
iii
dari mulai proses awal penulisan, hingga akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA.
sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Suparto, Ph.D, M.Ed. sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Wakil Dekan Bidang
Akademik Dr. Siti Napsiyah Ariefuzzaman, S.Ag.,MSW.,
Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin
Noor, MA., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Cecep
Sastrawidjaya, M.Si.
3. Ahmad Zaky, M.Si. sebagai Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Hj. Nunung Khoiriyah, MA. sebagai sekretaris Program
Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Dr. Arif Subhan, M.Ag. sebagai dosen pembimbing
skripsi yang meluangkan waktu ditengah kesibukannya,
serta selalu sabar dan ikhlas dalam membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Lisma Dyawati Fuada, M.Si. selaku dosen Pembimbing
Akademik.
6. Para dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan begitu
banyak ilmu kepada penulis selama masa kuliah. Semoga
ilmu yang telah penulis dapatkan dapat bermanfaat di
kemudian hari.
iv
7. Terima kasih kepada kedua orang tua penulis, ayahanda
Alm. Bapak Sarosa serta kepada Ibu Ngadilah yang selalu
mendoakan penulis disetiap sujudnya. Terimakasih telah
menjadi motivator dan penyemangat terbesar dalam setiap
langkah hidup penulis. Maaf atas segala kesalahan serta
keluh kesah yang selalu penulis curahkan, semoga karya
ini dapat membanggakan Bapak dan Ibu. Terimakasih atas
segala perjuangan yang telah dilakukan untuk anakmu
yang kini telah dewasa. Penulis sangat sayang kepada
Bapak dan Ibu.
8. Terima kasih kepada kakak penulis, Mas Angga, Mas
Daru, Mba Uwi yang telah mengajarkan dan membimbing
penulis hingga saat ini. Terimakasih atas segala
perjuangan kalian untuk penulis. Penulis juga sangat
sayang kalian. Terimakasih juga kepada Kakak ipar
penulis yang selalu mendukung penulis, Mba Ijabah, Mba
Anis dan Kak Rio.
9. Bapak Marsudi selaku Ketua RT 02 yang selalu bersedia
membantu penulis. Bapak Arief Z. Wakil Ketua RW 03,
dan Bapak Paimin selaku tokoh masyarakat di RT 02 serta
para narasumber penulis.
10. Terima kasih kepada teman-teman The Kost, Nanda
Mayang, Andita Nada, Lismawati Putri, Helda Nadya,
Najla Septiana, Bella Oktaviani, Ismi Dyamita dan Nadia
Nabila yang selalu setia menemani penulis selama masa
kuliah, baik dalam keadaan susah dan senang, baik sedang
panas maupun badai. Dan Mona Tri Agusti, teman
v
seperbimbingan penulis. Semoga kita selalu bersama ya,
kawan. Penulis sayang kalian.
11. Terima kasih kepada Virgina dan Yunita yang juga selalu
setia mendengarkan keluh kesah penulis serta tak bosan
memberikan arahan.
12. Terima kasih kepada Ajeng dan Annisa yang selalu
bersedia menemani penulis dalam mencari informasi.
13. Terima kasih kepada teman-teman Kesejahteraan Sosial
2017 atas masa-masa indahnya.
14. Terimakasih kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kesejahteraan Sosial 2017.
15. Terima kasih kepada “Kembang Tamcix” Rara, Indah dan
Sasa.
16. Terima kasih kepada teman-teman “Miraz” yakni, Dian,
Ilda, Annisa Fitri, Mirna, Mita, Umi, Eca, Intan dan
Hasna yang tak pernah terlupakan.
17. Kepada semua pihak yang telah membantu serta
mendukung penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK …………………………………………………...… i
KATA PENGANTAR ……………………………………...… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………..... iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………........ ix
DAFTAR TABEL …………………………………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………. xi
DAFTAR ISTILAH …………………………………………. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………….……………. 1
B. Pembatasan Masalah ………………………………….... 5
C. Rumusan Masalah …………………………………….... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………… 6
E. Tinjauan Kajian Terdahulu …………………………….. 7
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian …………………………….. 10
2. Jenis Penelitian …………………………………… 11
3. Sumber Data ……………………………………… 12
4. Tempat dan Waktu Penelitian …………………….. 12
5. Teknik Pengumpulan Data ……………………….. 14
6. Teknik Analisa Data ……………………………… 16
7. Keabsahan Data …………………………………... 17
8. Pedoman Penulisan Skripsi ……………………….. 18
9. Teknik Pemilihan Informan ………………………. 18
G. Sistematika Penulisan ……………………………….... 19
vii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori Welfare State
a. Definisi Welfare State ………………………… 22
b. Negara Kesejahteraan Konteks Modern ……… 23
c. Negara Kesejahteraan Konteks Islam ……….... 25
d. Negara Kesejahteraan konteks Indonesia …….. 26
2. Teori Krisis Ekonomi
a. Definisi Krisis Ekonomi ……………………… 28
b. Faktor-faktor Penyebab Krisis ………………... 29
3. Teori Efektivitas
a. Definisi Efektivitas …………………………… 33
b. Pendekatan Efektivitas ………………………... 34
c. Ukuran Efektivitas ……………………………. 35
4. Teori Pemberdayaan Masyarakat
a. Definisi Pemberdayaan Masyarakat ………….. 38
b. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ………….... 39
B. Bantuan Sosial Tunai
1. Konsep Bantuan Sosial Tunai …………………….. 44
2. Mekanisme Penerimaan Bantuan Sosial Tunai …... 45
3. Dasar Hukum Bantuan Sosial Tunai …………….... 47
C. Kerangka Berfikir …………………………………….. 53
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ………………………….. 54
a. Demografi RT 02 …………………………………. 55
b. Struktur Kepengurusan RT 02 ……………………. 56
c. Data Perbandingan Pendapatan Warga Sebelum dan
Sesudah Pandemic ………………………………... 60
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Krisis Ekonomi yang Melanda Warga RT 02 ………… 62
B. Peran Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi … 67
viii
C. Efektivitas Program Bantuann Sosial Tunai (BST) di RT
02
1. Pencapaian Tujuan ……………………………...… 71
2. Integrasi …………………………………………... 75
3. Adaptasi …………………………………………... 79
D. Bantuan Sosial Tunai dan Upaya Pemberdayaan
Masyarakat ……………………………………………. 84
BAB V PEMBAHASAN
A. Analisa Hasil Mengenai Krisis Ekonomi yang Melanda
Warga RT 02 ………………………………………….. 88
B. Peran Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi di RT
02 ……………………………………………………... 89
C. Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada
Masa Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande,
Jayanti –Tangerang
1. Pencapaian Tujuan ( Waktu dan Sasaran) …...…… 93
2. Integrasi …………………………………………... 94
3. Adaptasi ………………………………………….. 96
D. Program Bantuan Sosial Tunai sebagai Sarana
Pemberdayaan Masyarakat ………………………….... 98
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………… 99
B. Saran ……………………………………………….... 102
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..... 103
LAMPIRAN ……………………………………………...… 109
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RT 02 …………………….... 56
Gambar 4.1 Warung warga yang di tutup ………………….... 66
Gambar 4.2 Pengambilan Bantuan Pangan Non Tunai ….……68
Gambar 4.3 Data Penerima Bantuan di RT 02 ………………. 73
Gambar 4.4 Surat Pengambilam BST ……………………….. 77
Gambar 4.5 Pengambilan Dana Bantuan Sosial Tunai Tahap 10
…………………………...…………………….... 78
Gambar 4.6 Penggunaan Makser Saat Pengambilan Dana
Bantuan …………………………………….….…82
Gambar 4.7 Masyarakat Menjaga Jarak Saat Pengambilan Dana
Bantuan………………………………………… 82
Gambar 4.8 Panitia Menjaga Jarak Saat Pengambilan Dana
Bantuan ………………………………………… 83
x
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Rancangan Waktu Penelitian ……………………… 13
Tabel 1.2 Informan Penelitian ……………………………...… 19
Table 3.1 Gender dan Usia …………………………………… 55
Table 3.2 Agama …………………………………………...… 55
Table 3.3 Pendidikan …………………………………………. 55
Table 3.4 Pekerjaan ………………………………………...… 55
Table 3.5 Pekerjaan Warga Sebelum dan Sesudah Pandemi … 60
Table 3.6 Penghasilan Sebelum dan Sesudah Pandemi (Per- KK)
……………………………………………………… 61
Table 5.1 Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai di
Perumahan Taman Cikande, RT 02 RW 03 ……… 97
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Persetujuan Proposal dari Dosen Pembimbing
Akademik ……………………………...……… 109
Lampiran 2 Surat Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal
…………………………...……………….……. 110
Lampiran 3 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ………... 111
Lampiran 4 Surat Permohonan Penelitian …………………. 112
Lampiran 5 Pedoman Wawancara untuk Bapak Ketua RW
03………………………...…………………….. 113
Lampiran 6 Pedoman Wawancara untuk Bapak Ketua RT
02…………………...………………………….. 114
Lampiran 7 Pedoman Wawancara untuk Tokoh Masyarakat di
RT 02 ……………………………………….…. 116
Lampiran 8 PedomanWawancara untuk Masyarakat Penerima
BST di RT 02 ………………….......…………... 117
Lampiran 9 Transkip Wawancara dengan Bapak Wakil Ketua
RW 03 ……………………………...………….. 118
Lampiran 10 Transkip Wawancara dengan Bapak Ketua RT
02……………………………………………..... 122
Lampiran 11 Transkip Wawancara dengan Tokoh Masyarakat di
RT 02 …………………………………...……... 127
Lampiran 12 Transkip Wawancara dengan Masyarakat Penerima
BST di RT 02 ………………………………... 131
Lampiran 13 Hasil Observasi ………………………………. 148
Lampiran 14 Dokumentasi …………………………………. 150
xii
DAFTAR ISTILAH
Corona Merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS)
Pandemic Epidemi penyakit yang menyebar di
wilayah yang luas
UU Undang-undang
BST Bantuan Sosial Tunai
Kemensos Kementrian Sosial
KK Kepala Keluarga
Wabah Istilah umum untuk menyebut kejadian
tersebarnya penyakit pada daerah yang luas
dan pada banyak orang
KPM Keluarga Penerima Manfaat
BLT Bantuan Langsung Tunai
KUBE Kelompok Usaha Bersama
BLPS Bantuan Langsung Pemberdayaan Sosial
xiii
BPNT Bantuan Pangan Non Tunai
RW Rukun Warga
RT Rukun Tetangga
Tokoh Masyarakat Orang yang memiliki pengaruh di suatu
lingkungan
Demografi Ilmu Kependudukan
Financial Keuangan
DTKS Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
Himbara Himpunan Bank milik Negara
WNI Warga Negara Indonesia
KTP Kartu Tanda Penduduk
BRI Bank Rakyat Indonesia
BNI Bank Negara Indonesia
BTN Bank Tabungan Negara
Kepmensos Keputusan Menteri Sosial
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Virus Corona (Covid-19) pertama kali dideteksi di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019.
Coronavirus sendiri merupakan keluarga besar virus yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia,
virus ini dapat menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) serta Sindrom Pernafasan
Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia kemudian
diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-
2019 (Covid-19). Menurut CNN Indonesia jumlah kasus corona
virus di Indonesia per Senin 24 Agustus 2020 mencapai 155.412
orang (CNN Indonesia, 24/08/20).
Tidak dapat dipungkiri bahwa wabah ini menimbulkan
dampak yang begitu besar bagi setiap negara terkhusus Indonesia.
Salah satu dampak yang diakibatkan yakni melemahnya
perekonomian negara. Pandemi ini memaksa kita untuk
beraktivitas di rumah, menjaga jarak, mengenakan masker saat
berpergian, dan bahkan banyak masyarakat yang kehilangan
pekerjaannya akibat pandemi ini.
2
Pandemi ini membuat tingkat kemiskinan naik, di mana
menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2019
presentase kemiskinan di Indonesia sebesar 9,22%, namun pada
Maret 2020 naik menjadi 9,78% dan pengangguran di Indonesia
melonjak, di mana tingkat pengangguran terbuka pada Agustus
2020 di Indonesia mencapai 9,77 juta orang atau mengalami
kenaikan dari 5,23% menjadi 7,07% dibandingkan dengan tahun
lalu (BPS, 23/11/2020)
. Kehilangan mata pencaharian membuat banyak masyarakat
mengalami penurunan bahkan kehilangan pendapatan guna
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika kita tinjau dari UU No. 11
tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, disebutkan bahwa “
Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya material,
spiritual dan sosial warga Negara agar dapat hidup dengan layak
dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya.” Dalam pasal tersebut, aspek material menjadi
point pertama seseorang dapat dikatakan sejahtera, dengan
terpenuhinya aspek material atau ekonomi yang baik, maka aspek
kehidupan lainnya pun dapat berjalan dengan baik pula.
Untuk membantu masyarakat agar tetap dapat hidup dengan
layak ditengah pandemi ini, pemerintah melalui Kementrian
Sosial (selanjutnya ditulis Kemensos) mencanangkan program
Bantuan Sosial Tunai (selanjutnya ditulis dengan BST) kepada
masyarakat yang terdampak wabah Covid-19 ini. Bantuan
tersebut senilai 600.000 rupiah / kepala keluarga (selanjutnya
ditulis KK) pada Gelombang 1 (April-Juni 2020) dan sebesar
3
300.000 rupiah pada gelombang 2 ( Juli-Desember 2020).
(Ferdiyan Pratama, Puspensos 21/5/2020)
BST sendiri pun tertera pada pasal 14 UU No 11 tahun 2009
tentang kesejahteraan sosial mengenai perlindungan sosial yakni :
(1) Perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial
seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan
dasar minimal, (2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui, (a) Bantuan sosial, (b)
Advokasi sosial; dan/atau, (c) Bantuan hukum.
Tujuan dilaksanakannya program tersebut adalah untuk
menjaga daya beli masyarakat di masa pandemi ini. Namun,
kehadiran progam tersebut menuai banyak problematika. Seperti
tidak tepatnya sasaran penerima bantuan, pemangkasan uang BST
secara sepihak, menciptakan peluang korupsi, dan menimbulkan
konflik sosial serta uang bantuan yang tidak dipakai dengan baik
oleh masyarakat. Fenomena yang terjadi, BST tersebut diberikan
kepada masyarakat yang tidak sesuai kriteria yang telah
ditetapkan, sehingga masyarakat yang seharusnya mendapat
bantuan tersebut tetap hidup dalam kekurangan. Perilaku tidak
adil dalam pembagian BST yang terjadi saat ini, dapat
menimbulkan konflik antar masyarakat dan memunculkan rasa
ketidak percayaan masyarakat terhadap pemimpinnya.
4
Selain itu, fenomena yang terjadi banyak juga masyarakat
penerima bantuan yang menggunakan uang tersebut untuk hal-hal
yang tidak diperlukan, seperti pada saat lebaran kemarin, banyak
dari masyarakat yang menggunakan uang bantuan ini untuk
membeli baju lebaran, kue lebaran, dan lain-lain (Merdeka.com,
3/2/21). Fenomena tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan
dalam segi ekonomi bagi mereka yang membutuhkan serta
menimbulkan konflik sosial antar masyarakat. Padahal tujuan
program BST yang diberikan semasa pandemi ini, diharapkan
dapat membantu masyarakat untuk hidup dengan layak ditengah
ketidakstabilan ekonomi yang terjadi.
Pemberian dana BST ini diberikan oleh pemerintah
kepada seluruh masyarakat yang terdampak wabah Covid-19 ini.
Termasuk di Desa Cikande, Kecamatan Jayanti-Tangerang
Banten. Dimana pada masa pandemi ini angka pengangguran di
kabupaten Tangerang mencapai 13,06%.(suarabantennews,
10/11/2020).
Dengan tingkat pengangguran serta kemiskinan yang
melonjak, maka pemerintah melalui Kemensos memberikan
bantuan tersebut kepada 142.508 Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) di Kabupaten Tangerang, dan di Desa Cikande sebanyak
1.178 KPM. (Kemensos, 23/6/2020)
Di Perumahan Taman Cikande pun, banyak sekali warga
masyarakat yang mengalami dampak dari adanya wabah Covid-
19 dan banyak dari mereka juga mendapatkan bantuan tersebut.
5
Terutama di RT 02, yang mana dari 78 KK, ada 25 KK yang
mendapatkan bantuan sosial tersebut, dan banyak juga warga di
lingkungan RT 02 yang merasakan dampak dari adanya pandemic
ini. Dampak yang terjadi di lingkungan RT 02 seperti banyakd ari
warga yang mengalami kasus Pemutusan Hubungan Kerja,
penurunan jam kerja, bahkan selama masa pandemic ini, bagi
mereka yang berwirausaha mengalami penurunan pendapatan
pula, sehingga mereka terpaksa untuk menutup sementara usaha
mereka. (Wawancara pribadi dan Observasi 22/12/2020)
Pemberian BST pada masa pandemi ini pun menuai
banyak hambatan dan pertayaaan, apakah pemberian BST ini
sudah efektif pelaksanaanya atau tidak. Dan apakah dengan
pemberian BST ini, masyarakat dapat terbantu dan dapat
memanfaatkan bantuan ini dengan baik atau tidak, khususnya di
RT 02/RW 03 Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik
untuk meneliti secara lebih dalam tentang “Efektivitas Program
Bantuan Sosial Tunai (BST) pada masa Pandemi Covid-19 di
Perumahan Taman Cikande, Jayanti - Tangerang”
B. Pembatasan Masalah
Adanya batasan masalah dalam penelitian ini, diharapkan
dapat mempermudah serta menghindari adanya salah pengertian
dan juga mempertegas ruang lingkup pembahasan, maka peneliti
membatasinya pada efektivitas program Bantuan Sosial Tunai
6
(BST) pada masa pandemi Covid-19 di Perumahan Taman
Cikande, Jayanti- Tangerang tepatnya di wilayah RT 02 RW 03.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan
masalah yang perlu dikemukakan dalam penelitian ini adalah
”Bagaimana efektivitas program Bantuan Sosial Tunai (BST)
pada masa pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande,
Jayanti -Tangerang?”
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menggambarkan efektivitas program Bantuan Sosial
Tunai (BST) pada masa pandemi Covid-19 di Perumahan
Taman Cikande, Jayanti –Tangerang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
A. Manfaat Akademik
1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan serta dapat menjadi sumber informasi
bagi pembaca mengenai efektivitas program Bantuan
Sosial Tunai (BST) pada masa pandemi Covid-19.
2. Penelitian diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih
kemampuan serta keterampilan penulis dalam pembuatan
hasil karya ilmiah.
7
3. Penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan sebagai
referensi literasi dalam bidang ilmu kesejahteraan sosial
tentang efektivitas program Bantuan Sosial Tunai
terutama pada masa pandemi Covid-19 ini.
B. Manfaat Praktik
1. Menambah pengetahuan peneliti tentang kondisi
masyarakat Perumahan Taman Cikande, Jayanti-
Tangerang khususnya di RT 02 selama masa pandemi ini.
2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi saran dan
masukan bagi pemerintah serta masyarakat mengenai
efektivitas pelaksanaan program Bantuan Sosial Tunai
(BST).
3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah rujukan
dalam mengambil kebijakan.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Tinjauan ini digunakan untuk membantu serta menambah
pengetahuan peneliti terkait penelitian terdahulu dengan topik
pembahasan peneliti serta sebagai acuan yang digunakan untuk
membantu dan mengetahui perbedaan penelitian ini dengan
penelitian lainnya yang sejenis, berikut adalah skripsi dan jurnal
yang mempunyai fokus yang tidak berbeda jauh dengan fokus
penelitian yang penulis ambil, diantaranya:
1. Rahmayanti, judul “Efektifitas Penyaluran Dana
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan
8
Rimba Melintang Kecamatan Rimba Melintang
Kabupaten Rokan Hilir”
Skripsi Strata1 Program Studi Ekonomi Syari’ah Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau – Pekanbaru. Penelitian ini membahas
efektivitas program Bantuan Langsung Tunai dalam
meningkakan kesejahteraan masyarakat miskin di
Kelurahan Rimba Melintang Kabuten Roka Hilir. Subjek
dari penelitian ini adalah masyarakat miskin yang ada di
wilayah tersebut. Penelitian ini juga membahas mengenai
faktor pendukung dan penghambat dalam proses
pelaksanaan program Bantuan Langsung Tunai
(selanjutnya ditulis dengan BLT) tersebut. Persamaan
yang ada di dalam penelitian ini adalah pembahasan
mengenai efektivitas sebuah program bantuan tunai yang
dilaksanakan oleh pemerintah serta faktor pendukung dan
penghambat pelaksaan program tersebut. Sedangkan
perbedaanya adalah, objek yang diteliti yakni program
BLT dengan BST serta dalam penelitian ini waktu yang
digunakan bukan di masa pandemi Covid-19.
2. Agung Aldino Putra, judul “Efektivitas Pelaksanaan
Program Bantuan Sosial pada Masyarakat di Kota
Palu ( Studi tentang Kelompok Usaha Bersama)”
Tesis Program Studi Magister Administrasi Publik
Program Pascasarjana Universitas Tadulako.
Tesis ini memiliki persamaan dengan penelitian yang
akan diteliti, yakni pembahasan mengenai efektivitas
9
program bantuan sosial yang diberikan kepada masyarakat
serta metode yang digunakan adalah metode kualitatif.
Namun perbedaannya adalah, tesis ini meneliti tentang
bantuan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) yang mana programnya bernama Bantuan
Langsung Pemberdayaan Sosial (BLPS) dengan
meluncurkan bantuan kredit lunak.
3. Carly Erfly Fernando Maun, judul “Efektivitas Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa bagi Masyarakat Miskin
Terkena Dampak Covid-19 di Desa Talaitad
Kecamatan Suulun Tareran Kabupaten Minahasa
Selatan.”
Jurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakulttas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi. Jurnal ini
memiliki persamaan dimana penelitian yang dibahas
adalah tentang efektivitas sebuah program bantuan sosial
yang diberikan kepada masyarakat ditengah pandemic
covid-19. Selain itu penelitian ini juga menggunakan
metode kualitatif. Perbedaannya adalah, program yang
diteliti adalah BLT Dana Desa dari Kementrian Desa
bukan BST dari Kementrian Sosial.
4. Andre Agus Kurniawan, judul “Efektivitas Program
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan
Kanigaran Kota Probolinggo”
Skripsi Strata 1 Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya. Persamaan yang ada pada skripsi
10
adalah sama-sama membahas tentang efektivitas sebuah
program, bantuan pada masyarakat serta menggunakan
metode kualitatif. Perbedaannya adalah, program yang
diteliti adalah Bantuan Pangan Non Tunai, bukan tentang
Bantuan Sosial Tunai.
5. Harwidiansyah, judul “ Dampak Bantuan Langsung
Tunai terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa
Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”
Skripsi Strata 1 Program Studi Kesejahteraan Sosial
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin
Makassar. Skripsi ini membahas tentang dampak yang
terjadi akibat pelaksanaan program BLT pada masyarakat
di Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa. Persamaan yang ada dalam penelitian ini terletak
pada metode pendekatannya, yakni sama-sama
menggunakan metode kualitatif. Sedangkan perbedaanya
terletak pada objek yang diteliti yakni antara BLT dan
BST serta penelitian ini tidak difokuskan di masa
pandemi.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian ilmah yang
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial
secara alamiah dengan mengedepankan interaksi komunikasi
11
yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang akan
diteliti. Menurut Moleong (2005, 58), penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Esensi dari pendekatan kualitatif adalah memahami apa
yang dirasakan orang lain, memahami pola pikir dan sudut
pandang mereka, memahami sebuah fenomena berdasarkan sudut
pandang sekelompok orang atau komunitas tertentu dalam latar
alamiah (Haris Herdiansyah 2012,17).
Pendekatan kualitatif dipilih berdasarkan tujuan peneliti
untuk mendapatkan gambaran dan informasi mengenai efektivitas
Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada masa pandemi Covid-
19 di Taman Cikande, Jayanti-Tangerang
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni suatu
bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
alamiah maupun rekayasa dari manusia. Dimana untuk
memperoleh data-data, penelitian ini menggunakan teknik
wawancara, foto maupun dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan topik penelitiam. Berdasarkan penjelasan tersebut, tujuan
peneliti adalah untuk menggambarkan bagaimana efektivitas
12
program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada masa pandemi Covid-
19 di Perumahan Taman Cikande, Jayanti- Tangerang tepatnya di
wilayah RT 02 RW 03.
3. Sumber Data
Berikut dua jenis data yang akan digunakan dalam penelitian
ini :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui penelitian
secara langsung yang dilakukan oleh peneliti di
Perumahan Taman Cikande , Jayanti-Tangerang tepatnya
di RT 02 RW 03. Dimana data ini diperoleh melaui
wawancara dan observasi kepada para informan secara
detail seperti ketua RW, ketua RT , tokoh masyarakat
yang ada di RT 02 dan masyarakat RT 02 yang
mendapatkan BST.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari
berbagai macam literatur yang berhubungan dengan
pembahasan yang akan diteliti, seperti jurnal, berita, surat
kabar, arsip, laporan dan lain-lain.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Perumahan Taman
Cikande RT 02 RW 03 Desa Cikande, Kecamatan Jayanti,
Kabupaten Tangerang-Banten.
13
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian atau kegiatannya kurang lebih selama 3
bulan terhitung Desember 2020 sampai dengan Februari 2021.
Table 1.1 Rancangan Waktu Penelitian
No.
KEGIATAN
TAHUN
2020 -2021
Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1. Proses
Pengumpulan Data √ √ √
2. Proses pengelolaan
Data √ √ √
3.
Proses Pelaksanaan
Observasi dan
wawancara
√
√
√
√
√
√
√
4. Proses Penyajian Data √ √ √ √ √
5. Proses Pengerjaan
Kesimpulan Data √
6.
Paparan Hail Penelitian
(Sidang
Skripsi)
√
14
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,
wawancara dan studi dokumentasi.
a. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik pengamatan serta pencatatan
secara sistematis terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
Dalam teknik ini peneliti akan mengamati subjek dan
objek terkait efektivitas pelaksanaan program BST pada
masa pandemi di Perumahan Taman Cikande, Jayanti -
Tangerang tepatnya di RT 02 RW 03.
b. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang
atau lebih secara langsung atau percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dengan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Hardani
S.Pd.,M.Si., dkk 2020, 137). Wawancara memiliki
kegunaan yakni, mendapatkan data ditangan pertama
(primer), pelengkap teknik pengumpulan lainya dan
menguji hasil pengumpulan data lainnya.
Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka
wawancara semi-terstruktur dan tidak terstruktur adalah
15
wawancara yang paling tepat, alasannya karena
pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur
pembicaraan; kecepatan wawancara dapat diprediksi;
fleksibel, tetapi terkontrol (dalam hal pertanyaan atau
jawaban); ada pedoman wawancara yang dijadikan
patokan dalam alur, urutan, dan penggunaan kata; tujuan
wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena
tersebut. (Haris Herdiansyah 2015, 190-191).
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara
dengan pedoman wawancara yang sudah ditentukan yaitu
kepada beberapa informan yang terkait dengan efektivitas
pelaksanaan program BST pada masa pandemi di
Perumahan Taman Cikande, Jayanti-Tangerang tepatnya
di RT 02 RW 03 yakni dengan ketua RW 03, ketua RT
02, tokoh masyarakat dan masyarakat yang mendapatkan
BST di wilayah tersebut.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi sendiri berasal dari kata dokumen yang
artinya barang-barang tertulis. Teknik pengumpulan data
dengan dokumentasi berarti teknik untuk memgambil
sebuah data dari berbagai dokumen. (Hardani
S.pd.,M.Si., dkk 2020, 149). Dokumen tersebut dapat
berbentuk dokumen publik, buku, makalah, foto kegiatan,
dan rekaman yang berhubungan dengan judul yang
penulis angkat sehingga dapat membantu dari setiap hasil
kegiatan yang penulis peroleh untuk keabsahan dari
penelitian.
16
6. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara
dan studi dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melalukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari dan membuat simpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri ataupun orang lain. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
(Hardani S.Pd.,M.Si., dkk, 2020, 162) :
a. Reduski Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses pengumpulan data dengan
membuat ringkasan penelitian, menelusuri tema,
mengkode, membuat gugus-gugus, menulis sebuah memo
dan sebagainya dengan tujuan untuk menyisihkan
data/informasi yang tidak relevan.
b. Penyajian Data (Display Data)
Display data adalah menggambarkan berbagai kumpulan
informasi yang dapat digunakan untuk menarik
kesimpulan dan tindakan yang akan dilakukan. Penyajian
data kualitatif dapat disajikan dalam bentuk teks naratif.
c. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution
Drawing and Verification)
Teknik ini merupakan tahap akhir dari teknik analisa data.
Dimana teknik ini adalah upaya tindak lanjut dan terus
17
menerus dalam menganalisa data lalu data tersebut di
deskripsikan dan di ambil intisarinya saja.
7. Keabsahan Data
William Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam
pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai waktu (Sugiyono 2007, 273).
Menurut Sugiyono, ada tiga macam triangulasi yaitu:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber dilakukan untuk memastikan kembali
hasil dari observasi dan wawancara dari berbagai sumber.
Sumber ini dapat berasal dari teori, jurnal, dan berbagai
referensi lainnya
b. Triangulasi Teknik
Teknik ini dilakukan untuk memastikan data-data yang
telah dikumpulkan, seperti apakah hasil wawancara telah
sesuai dengan observasi atau tidak. Selain itun dengan
melalukan yeknik ini, peneliti juga akan memperoleh
data-data pendukung.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu dilakukan melalui pengecekan hasil
dari wawancara serta observasi dalam waktu yang
berbeda.
Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akan
membandingkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi
untuk mengetahui keabsahan data yang telah diperoleh.
18
8. Pedoman Penulisan Skripsi
Pedoman penulisan penelitian ini sesuai dengan Keputusan
dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tertera pada
keputusan Nomor 507 Tahun 2017 tentang “Pedoman Penulisan
Karya Ilmuah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan
pada lpm.uinjkt.ac.id.
9. Teknik Pemilihan Informan
Teknik Pemilihan Informan Peneliti menggunakan metode
penelitian Purpose Sampling di mana informan juga harus
representative atau terwakilkan, metode ini juga digunakan untuk
menentukan informan yang akan dipilih, dimana informan
tersebut memiliki pengetahuan dan informasi yang berkaitan
dengan efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada
masa pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande Jayanti -
Tangerang tepatnya di RT 02 RW 03.
Teknik pemilihan informan sangat penting dilakukan dalam
sebuah proses penelitian. Yang mana hal ini berkaitan langsung
dengan pemilihan sampel dalam sebuah penelitian. Dengan
adanya sample penelitian, peneliti dapat memeproleh hasil yang
diinginkan sesuai dengan kebutuhan dari penelitian tersebut.
19
Tabel 1.2 Infroman Penelitian
No. Informan Infromasi yang diperoleh Jumlah
1. Ketua RW
03
Mendapatkan informasi
mengenai demografi RW 03,
struktur kepengurusan RW 03
dan efektivitas pelaksanaan
program BST.
1
2. Ketua RT 02 Mendapatkan informasi
mengenai demografi RT 02,
struktur kepengurusan RT 02,
jumlah penerima BST di RT 02,
efektivitas pelaksanaan program
BST serta factor pendukung dan
penghambat pelaksanaan
program bantuan ini.
1
3. Tokoh
Masyarakat
Pandangan mengenai efektivitas
program BST di RT 02 1
4. Masyarakat
penerima
BST
Mengetahui efektivitas
pelaksanaan program BST yang
telah didapatkan.
10
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi akan disajikan ke dalam 6 (enam)
BAB, sesuai dengan Keputusan dari Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor: 507 Tentang Pedoman
20
Penulisan Karya Ilmiah, dengan gaya penulisan
menggunakan Chicago 1: Bidang Ilmu Sosial (author-
datesystem). Berikut sistematika penulisan dalam skripsi
ini:
BAB I PENDAHULUAN, bab ini terdiri dari Latar
Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan
Pemelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan kajian
Terdahulu, Metode Penelitian dan Sistematika
Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI, bab ini berisi
tentang Landasan Teori yang akan digunakan dan
mendukung penelitian yakni, teori teori Welfare State,
krisis ekonomi, teori efektivitas dan teori pemberdayaan
masyarakat serta konsep Bantuan Sosial Tunai.
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI, bab ini
berisi tentang gambaran mengenai lokasi penelitian
yakni di Perumahan Taman Cikande RT 02 RW 03,
seperti struktur RT Rukun Tetangga (RT), tugas dan
fungsi pengurus RT, serta informasi mengenai
demografi warga RT 02 .
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN,
bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan
penelitian mengenai hasil penelitian yang dilakukan
peneliti
BAB V PEMBAHASAN, bab ini berisi tentang
21
efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada
masa pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande,
Jayanti-Tangerang tepatnya di RT 02 RW 03.
BAB VI PENUTUP, bab ini terdiri dari kesimpulan
dan saran. Di akhir penulisan ini Penulis memasukan
daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai teori yang digunakan
dalam penelitian, yang pertama teori welfare state. Dimana teori
ini bependapat bahwa negara harus beperan aktif dalam
mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat, apalagi di masa
pandemic ini. Yang mana, pandemic ini menimbulkan krisis
ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, teori
krisis ekonomi pun akan dibahas pada bab ini. Selanjutnya, bab
ini akan membahas mengenai teori efektivitas, untuk mengukur
apakah program BST ini sudah efektif atau tidak pelaksanaannya
yang mana program bantuan ini merupakan salah satu bentuk dari
peran aktif pemerintah untuk membantu masyarakat ditengah
masa pandemic yang sedang terjadi . Selain itu, bab ini juga akan
membahas mengenai teori pemberdayaan masyarakat.
A. Landasan Teori
1. Teori Welfare State ( Negara Kesejahteraan)
a. Definisi Welfare State
Negara kesejahteraan atau welfare state dapat diartikan
sebagai suatu negara yang memberikan tunjangan berupa jaminan
sosial (social security benefits) yang luas kepada warga
negaramya seperti pemberian pelayanan kesehatan negara,
pensiun negara, tunjangan sakit, tunjangan pengangguran, dan
lain sebagainya. Deborah Mitchell menjelaskan bahwa welfare
state sejatinya dapat dilihat dari beberapa aspek dan pendekatan,
23
seperti kebijakan, pendapatan, produksi, pelaksanaan distribusi,
dan hasil pelaksanaan kebijakan. Paul Spicker juga menjelaskan
bahwa welfare state tidak hanya mengenai cara pengorganisasian
kesejahteraan atau pelayanan sosial saja tetapi juga konsep
normatif bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
sosial. (Ahmad Dahlan dan Santosa ‘Irfaan 2014, 3-4).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwasannya
Negara kesejahteraan mengacu pada peran pemerintah yang
responsif dan aktif dalam mengelola dan mengorganisasikan
sebuah kebijakan sehingga mampu menjalankan
tanggungjawabnya untuk menjamin kesejahteraan seluruh
masyarakat baik itu melalui kebijakan yang diberlakukan,
tunjangan/bantuan sosial yang diberikan dan pelayanan sosial
yang diadakan.
b. Negara Kesejahteraan Konteks Modern
Menurut Amich Alhumami, negara kesejahteraan terfokus
pada dua konsep yaitu economic development dan social welfare.
Economic development sendiri merupakan pembangunan
ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan, akumulasi modal,
dan keuntungan di bidang ekonomi. Dimana hal ini merupakan
cara untuk menciptakan kekayaan serta dapat meningkatkan
kualitas dan standar hidup manusia. Social welfare sendiri juga
berhubungan dengan altruisme atau sifat mementingkan
kepentingan orang lain, hak-hak sosial, dan redistribusi aset.
Retribusi asset yakni suatu mekanisme dari redistribusi kekayaan
24
untuk membiayai layanan sosial bagi masyarakat miskin dan serta
masyarakat yang tertindas.
Menurut Bertram Schulin, redistribusi merupakan sebuah
instrumen yang penting dalam sebuah jaminan sosial.
Redistribusi tidak semata-mata hanya mengenai kondisi pasar
saja, tetapi dapat juga diciptakan melalui kesadaran pribadi untuk
menyumbangkan sesuatu tanpa imbalan. Redistribusi juga dapat
disahkan sebagai konsep etika sosial atau solidaritas (Ahmad
Dahlan dan Santosa ‘Irfaan 2014, 9).
Legalisasi atau pengesahan dapat dilakukan dengan intervensi
kebijakan yang tepat yang merujuk pada social welfare to work,
yaitu pembangunan sosial yang padat karya, memobilisasi modal
sosial dan aset produktif, serta mengembangkan usaha kecil dan
menengah yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
pendapatan, peningkatan kualitas dan standar hidup, serta
menstimulasi pertumbuhan. (Ahmad Dahlan dan Santosa ‘Irfaan
2014, 10).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya
negera kesejahteraan dalam konteks modern berfokus pada unsur
pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Tidak dapat
dipungkiri bahwa, pembangunan ekonomi juga menjadi unsur
penting untuk mensejahterakan rakyat. Dimana dengan adanya
perkembangan ekonomi yang baik dan benar, aspek-aspek
lainnya juga dapat berjalan dengan baik pula.
25
c. Negara Kesejahteraan Konteks Islam
Negara kesejahteraan perspektif Islam adalah sebuah program
kebijakan kesejahteraan umat serta keadaan alami di masyarakat
dalam suatu negara yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam.
M. Umer Chapra juga berpendapat bahwa Islamic Welfare State
merupakan suatu program kebijakan yang saling terkait antara
bidang ekonomi dengan politik dalam melaksanakan fungsi-
fungsi negara Islam untuk tujuan menciptakan kesejahteraan
umat manusia. (Ahmad Dahlan dan Santosa ‘Irfaan 2014, 11).
Islam sejatinya bukan hanya sekadar agama. Agama Islam
mencakup pandangan dan cara hidup secara menyeluruh.Agama
Islam adalah agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban
dan harkat martabat kemanusiaan serta memadu-padankan aspek
material dan spiritual, keduniawian dan persaudaraan. Terdapat
dua mekanisme system dimana negara kesejahteraan Islam
berjalan, yakni melalui pajak dan jaminan sosial. ( Edi Suharto,
2008)
• Dasar-dasar kesejahteraan sosial dalam Islam
Berikut adalah dasar-dasar kesejahteraan sosial dalam Negara
Islam: ( Ahmad Dahlan dan Santosa ‘Irfaan 2014, 12-13):
1) Pengentasan kemiskinan (eradicate poverty) dan
penciptaan full employment dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi.
2) Stabilnya nilai uang riil.
26
3) Penegakan hukum dan ketentraman.
4) Menyediakan adanya jaminan sosial dan keadilan
ekonomi (economic justice)
5) Jaminan sosial (social security) dan keadilan distribusi
pendapatan dan kekayaan (wealth).
6) Terjalinnya hubungan internasional dan jaminan
pertahanan nasional (national justice).
d. Negara Kesejahteraan Konteks Indonesia
Jika kita tinjau, teori welfare state ini sebenarnya telah tertera
di dalam dasar negara Indonesia yakni Pancasila dan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Dimana pada UUD 1945 disebutkan
bahwa negara mempunyai tujuan untuk :
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia dengan berdasar kepada keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”
Rumusan dasar ideologi welfare state tadi “memajukan
kesejahteraan umum” dan sila kelima Pancasila “keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, kemudian diwujdukan ke dalam
batang tubuh konstitusi negara Indonesia untuk dijadikan
pedoman hidup berbangsa dan penyelenggaraan negara. Dalam
Pasal 34 UUD 1945 pra amandemen, negara menyatakan
bahwasannya negara bertanggung jawab untuk memelihara fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar. Kemudian pada pasca
amandemen keempat juga dijelaskan bahwa, tugas negara di
27
bidang kesejahteraan sosial menjadi diperluas dengan adanya
tambahan untuk bertanggung jawab dalam mengembangkan
sistem jaminan sosial dan memberdayakan kelompok masyarakat
miskin, serta memberikan pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum bagi rakyatnya. ( Alfitri, 2012)
Bathara Kresno dalam Kumparan.com mengatakan bahwa
teori Welfare State ini mengandung empat makna, yang pertama,
sebagai kondisi sejahtera (well-being), di mana kesejahteraan
dianggap sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan
non material. Kedua, sebagai pelayanan sosial yang mencakup
lima bentuk yaitu jaminan sosial, pelayanan kesehatan,
pendidikan, perumahan serta pelayanan sosial personal. Yang
ketiga, sebagai tunjangan sosial. Dan yang keempat sebagai
proses serta usaha terencana yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan sosial dan
tunjangan sosial. (Bathara Kresno, Kumparan.com, 3/6/2018)
Pada masa pandemi ini, banyak masyarakat yang mengalami
penurunan pendapatan sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, oleh karena itu pemerintah mencangankan sebuah
program bantuan sosial sebagai bentuk dari kewajiban dan peran
pemerintah untuk membantu dan menjamin bahwa setiap warga
negara tetap bisa menjaga daya beli untuk memenuhi kebutuhan
dasaranya, terutama pada masa pandemic ini.
28
2. Teori Krisis Ekonomi
a. Definisi Krisis Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi secara
sederhana adalah suatu keadaan di mana sebuah Negara yang
pemerintahnya tidak dipercaya lagi oleh rakyatnya, khususnya
masalah financial atau keuangan
Menurut Arafat, krisis ekonomi global merupakan peristiwa
di mana seluruh sektor ekonomi dunia mengalami keruntuhan dan
pada posisi keadaan gawat sehingga mempengaruhi sektor
lainnya di seluruh dunia. Akibat dari krisis ekonomi yang terjadi
dibeberapa negara maju seperti Amerika Serikat, memberikan
dampak besar pada negara-negara Asia yang sedang berkembang.
Contohnya, ketika Negara Indonesia mempunyai hutang terhadap
negara lain dan bunga dari hutang tersebut semakin bertambah di
setiap tahunnya, namun pendapatan Indonesia tidak mengalami
pertambahan akibat adanya krisis ekonomi global, sehingga
membuat Indonesia mengalami kesulitan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. (Putri Keumala Sari dan Fakhruddin,
379-380)
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa krisis
ekonomi adalah kondisi yang dialami oleh suatu negara ketika
warga negara tidak lagi mempercayakan urusan keuangan negara
kepada pemerintah. Dan keadaan dimana sebuah negara yang
mengalami kesulitan untuk membayar hutang-hutangnya.
Krisis ekonomi memiliki beberapa teori-teori, yaitu (Putri
Keumala Sari dan Fakhruddin, 379-380):
29
1) Teori Siklus Bisnis/Siklus Ekonomi
Siklus dapat terjadi dalam tiga jangka, yakni jangka
pendek, jangka menengah, atau jangka panjang,
tergantung sistem ekonomi yang dianut dan penyebab
siklus dalam suatu negara. Kaum kapitalis memperkirakan
bahwa akan terjadi krisis (economics downturn) dalam
siklus bisnis setiap 25 tahun sekali, namun prediksi dari
kaum sosialis, krisis dapat terjadi setiap 45 tahun sekali,
jangka waktu ini lebih panjang mengingat adanya peran
yang besar di bidang pemerintahan dalam perekonomian
terutama dalam hal pengaturan harga.
2) Teori Inflasi
Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya
harga-harga secara terus menerus. Namun kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan
kenaikan harga pada barang lainnya.
b. Faktor-faktor Penyebebab Krisis
Secara teori kemungkinan bisa ada lebih dari satu faktor yang
secara bersamaan menyebabkan krisis tersebut terjadi. Misalnya,
terjadinya kenaikan pada laju inflasi, apakah kenaikan ini
disebabkan oleh harga dari produk impor yang melonjak tinggi
akibat penyusutan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat, atau mungkin karena jumlah uang yang beredar di
Masyarakat (M1) lebih besar daripada penawaran agregat
(kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pasar di
30
dalam Negeri). Menurut Fischer, adapun faktor-faktor penyebab
krisis antara lain ( Tulus Tambunan 2011, 48-70) :
1) Faktor Internal
a. Laju Pertumbuhan
Laju pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) adalah
salah satu indikator utama ekonomi makro yang sering
digunakan dalam menganalisis kinerja ekonomi sebuah
Negara. PDB sendiri merupakan alat pengukur yang
digunakan untuk melihat dan mengukur pertumbuhan
ekonomi dalam selang waktu tertentu. Pada dasarnya PDB
merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan dari
seluruh unit usaha dalam suatu negara atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang diperoleh dari
seluruh unit di bidang ekonomi. PDB dapat berlaku pada
dua hal yakni atas dasar harga PDB dapat digunakan
untuk melihat adanya pergeseran dan struktur ekonomi,
dan pada harga konstan PDB digunakan untuk melihat
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
b. Struktur Ekonomi
Adanya kelemahan yang fundamental pada ekonomi
makro dalam hal stuktur ekonomi juga bisa merupakan
salah satu penyebab, namun mungkin bukan yang
menyebabkan terjadinya kondisi krisis tetapi
menyebabkan krisis tersebut dapat terus berlangsung dan
semakain parah. Pada dasarnya struktur ekonomi yang
lemah menggambarkan adanya ketidak-seimbangan antara
perkembangan dan pertumbuhan antar sektor di satu
31
pihak, dan tidak adanya sektor kunci walaupun sektor
tersebut dominan di dalam sturktur ekonomi dengan suatu
kinerja yang baik di pihak lain..
c. Perdagangan Luar Negeri (Ekspor Neto)
Berdasarkan suatu laporan dari WTO (1996), struktur
perdagangan dunia menunjukkan bahwa, pada tahun 1995
Negara Indonesia tidak termasuk dalam 25 besar Negara-
negara pengekspor produk-produk manufaktur. Hal ini
karena masih lemahnya Negara Indonesia dalam
mengembangkan ekspor yang bernilai tambah tinggi, dan
masih sangat tergantung pada impor produk-produk
bernilai tambah tinggi dimana hal ini dianggap sebagai
penyebab utama kurangnya cadangan devisa khususnya
nilai dolar Amerika Serikat yang dimilik Indonesia, untuk
mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,
sehingga nilai rupiah melemah terus dan akhirnya tidak
hanya menyebabkan tetapi juga dapat memperparah krisis
ekonomi.
d. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur
Dalam fundamentall ekonomi Indonesia pada tingkat
mezzo, ada dua sektor penting yang turut juga
bertanggungjawab atas terjadinya krisis ekonomi di
Neegara Indonesia hingga saat ini, yakni sektor industri
manufaktur dan sektor perbankan. Perkembangan sektor
industry Negara Indoensia di bidang manufaktur masih
belum baik selama periode Orde Baru, dalam arti tingkat
produktivitas, efisiensi dan daya saing yang masih rendah,
32
serta adanya ketergantungan terhadap impor dan modal
asing juga merupakan salah satu penyebab lemahnya
fundamental ekonomi Indonesia.
2) Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor internal, menurut Fischer (1998), krisis
ekonomi di Asia juga diakibatkan oleh perkembangan
perekonomian negara-negara maju dan pasar keuangan global
sehingga menyebabkan adanya ketidak seimbangan global.
Faktor eksternal lainnya disebabkan oleh daya saing Negara
Indonesia di Asia yang masih lemah, sedangkan tingkat nilai
tukar mata uang dari Negara-Negara Asia Tenggara, termasuk
Indonesia terhadap dolar AS masih terlalu kuat (Over valued).
Selain faktor-faktor ekonomi, krisis di Asia itu juga
disebabkan oleh faktor-faktor non-ekonomi, seperti aspek sosial,
budaya, kultur dan aspek politik. Factor psikologis juga sangat
berperan sehingga membuat krisis rupiah menjadi krisis ekonomi
yang besar. Dampak psikologis muncul dari krisis di Indonesia
adalah terjadinya kepanikan yang melanda masyarakat keuangan
internasional, sehingga para pemilik modal internasional
memindahkan modal mereka dengan jumlah yang tinggi dari
Negara Indonesia secara tiba-tiba. (Tulus Tambunan 2011, 82-
84).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya
krisis di pengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Pandemic
bisa dikatakan merupakan factor eksternal yang mengkibatkan
krisis ekonomi melanda berbagai Negara terkhusus Indonesia,
banyak sector perusahaan besar dan kecil yang terhambat
33
kegiatan produksi akibat pandemic ini, fenomena tersebut
membuat mereka terpaksa mengambil langkah untuk memutus
kontrak para pekerja, sehingga para pekerja tersebut tidak
memiliki pendapatan lagi. Akibatnya, mereka sulit untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengalami kepanikan atau
stress karena hal tersebut.
3. Teori Efektivitas
a. Definisi Efektivitas
Kata efektif berasal dari bahasa inggris effective yang berarti
berhasil, atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik (Moh
Pabundu Tika 2014, 129). Efektivitas juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk memilih tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran
yang tepat dan mencapainya (Mahmudi 2015, 86). Hal serupa
juga dikemukakan oleh H. Emerson yang dikutip oleh Soewarno
Handayaningrat S. yang menyatakan bahwa “ Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya (Handayaningrat 1990,16)
Efektivitas adalah tingkat keberhasilan dalam mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan. Efektifitas juga
merupakan suatu konsep yang lebih luas yang mencakup berbagai
factor di dalam maupun di luar diri seorang. Dengan demikian
efektivitas tidak hanya dilihat dari sisi produktivitas saja, tetapi
juga dapat dilihat dari sisi persepsi maupun sikap individu. Dalam
hal ini, efektivitas merupakan pencapaian tujuan dari suatu
organisasi dengan menanfaatkan sumber daya yang dimiliki
34
secara efisien yang ditinjau melalui sisi masukan (input), proses,
maupun keluaran (output). Dalam hal ini yang dimaksud dengan
sumber daya meliputi ketersediaan anggota, sarana dan prasarana
serta metode dan model yang digunakan.
Berdasakan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah keadaan yang menunjukan sejauh mana
rencana dapat dicapai atau tingkat keberhasilan yang telah dicapai
melalui suatu cara atau usaha yang sesuai dengan tujuan rencana
tersebut. Selain itu efektivitas merujuk pada kaitan antara hasil
yang telah dicapai, sudah sesuai dengan tujuan dan rencana yang
telah ditetapkan.
b. Pendekatan Efektivitas
Pendekatan efektivitas digunakan untuk mengukur sejauh
mana kegiatan yang dilakukan sudah efektif. Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas
(Martani dan Lubis 1987,55) :
1) Pendekatan Sumber
Pendekatan ini dilakukan untuk mengukur efektivitas dari
sebuah input. Pendekatan ini juga mengutamakan adanya
keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya,
baik secara fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan
kebutuhan sebuah organisasi.
2) Pendekatan Proses
Pendekatan ini dilakukan untuk melihat sejauh mana
efektivitas pelaksanaan program dari semua rangkaian
35
kegiatan baik itu proses internal ataupun mekanisme
organisasinya.
3) Pendekatan sasaran
Pendekatan ini dilakukan untuk melihat apakah output
atau hasil dari program telah sesuai dengan rencana atau
tidak.
c. Ukuran Efektivitas
Tingkat efektivitas dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai,
artinya apabila hasil tersebut dapat dicapai sesuai dengan rencana
awal maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efektif. Begitu pula
sebaliknya, apabila suatu kegaiatan tidak dapat dicapai sesuai
rencana awal atau terdapat kekeliruan dalam pelaksanaanya maka
kegiatan tersebut dapat dikatakan tidak efektif. Menurut Ducan
yang dikutip Richard M. Steers dalam buku “Efektivitas
Organisasi” mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai
berikut:
1) Pencapaian Tujuan
Adalah seluruh upaya dari pencapaian tujuan harus
dipandang sebagai sebuah proses. Pencapaian tujuan
terdiri dari beberapa faktor, yakni Kurun waktu dan
sasaran yang merupakan target kongkrit dari sebuah
program..
2) Integrasi
Integrasi berkaitan dengan proses sosialisasi. Yang mana
hal ini adalah sebuah pengukuran dari sebuah organisasi
apakah sudah mampu mengadakan sosialisasi dan
36
menjalin komunikasi dengan organisasi lainnya atau
belum.
3) Adaptasi
Adalah kemampuan untuk melakukan penyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur
proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.
Ukuran efektivitas dapat dilihat dari beberapa segi kriteria
efektivitas , yakni sebagai berikut ( Makmur 2011, 7-9) :
1) ketepatan Waktu
Waktu merupakan sesuatu yang dapat menentukan
keberhasilan bahkan kegagalan dari rangkaian kegiatan
yang telah dilakukan oleh suatu organisasi. Penggunaan
waktu yang tepat sejatinya akan menciptakan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Ketepatan Perhitungan Biaya
Hal berkaitan dengan tepat atau tidaknya pemanfaatan
biaya. Artinya tidak mengalami kekurangan dan kelebihan
dalam proses pembiayaan sampai kegiatan tersebut dapat
dilaksanakan dan selesai baik. Ketepatan dalam
menetapkan biaya juga merupakan bagian dari pada
efektivitas.
3) Ketepatan dalam Pengukuran
Hal ini digunakan untuk mengukur suatu kegiatan ataupun
tugas yang telah menjadi tanggung jawab dalam suatu
organisasi.
37
4) Ketepatan dalam menentukan pilihan.
Hal ini berkaitan dengan tindakan seseorang untuk
memilih kebutuhan dan keinginan yang mana hal ini
bukanlah hal yang mudah.
5) Ketepatan Berpikir
Ketepatan berfikir berkaitan dengan berbagai aspek,
seperti kehidupan diri sendiri, orang lain dan alam
semesta yang mana di dalam aspek tersebut mungkin
memiliki pengaruh positif maupun negative. Oleh karena
itu dibutuhkan kejelihan agar memperoleh hasil yang
maksimal dan sesuai yang diharapkan.
6) Ketepatan dalam Melakukan Perintah
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran seorang
pemimpin dapat mempengaruhi keberhasilan dari suatu
organisasi. Dibutuhkan komunikasi yang baik dalam
memberikan perintah dari seorang pemimpin kepada
anggota sehingga perintah tersebut dapat dimengerti
dengan baik.
7) Ketepatan Dalam Menentukan Tujuan
Suatu organisasi pasti memiliki tujuan, oleh karena itu
organisasi akan berusaha untuk mewujudkannya dengan
berbagai cara yang sejalan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
8) Ketepatan Sasaran
Penentuan sasaran merupakan hal yang sangat penting
dan menetuan keefektiva suatu organisasi. Jika tepat
dalam menentukan sasaran, maka tujuan dari organisasi
38
tersebut akan segera tercapai sesuai dengan rencana,
begitu juga sebaliknya, jika sasaran tidak tepat maka
dapat menghambat proses pencapaian tujuan.
Berdasarkan indikator diatas, peneliti akan menggunakan
indikator yang lebih mengarah ke masalah yang akan diteliti
yakni ukuran yang dikemukakan oleh Richard M. Steers di mana
ukurannya yakni, pencapaian tujuan ( waktu dan sasaran),
intergrasi (sosialisasi) serta adaptasi.
4. Teori Pemberdayaan Masyarakat
a. Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Jim Ife, pemberdayaan adalah memberikan sumber
daya, kesempatan, pengetahuan serta keterampilan kepada
masyarakat agar mereka dapat meningkatkan kemampuan diri
mereka sehingga mereka dapat menntukan masa depannya serta
dapat berpartisipasi di masyarakat. Upaya dalam rangka
memberdayakan masyarakat, dapat dilihat dari tiga sisi, yakni :
(Arviantoni Sadri, 2009)
1. Menciptakan sebuah suasana atau iklim yang
memungkinkan adanya potensi masyarakat berkembang.
2. Memperkuat potensi dan sumber daya yang dimiliki
masyarakat.
3. Memberdayakan dan atau melindungi masyarakat
sehingga mereka dapat mandiri,mampu dan dapat
membangun kemampuan untuk menuju kearah
kehidupan yang lebih baik.
39
b. Prinsip Pemberdayaan Masyarkat
Jim Ife berpendapat bahwa, ada 22 prinsip pemberdayaan
masyarakat yang saling berkaitan, yakni : ( Zuanidi 2013, 33)
1. Pembangunan Menyeluruh
Pembangunan menyeluruh artinya harus memperhatikan
aspek pembangunan sosial, ekonomi, politik, budaya dan
lingkungan dan personal.spiritual.
2. Melawan Kesenjangan Structural
Pemberdayaan masyarakat harus perduli terhadap
beraneka ragam praktik penindasan kelas, ras dan gender
sehingga tidak akan menimbulkan pendindasan structural
yang baru.
3. Hak Asasi Manusia
Pemberdayaan masyarakt harus memperhatikan dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
4. Berkelanjutan
Pemberdayaan masyarakt harus berjalan secara
berkelanjutan sehingga dapat membangun struktur,
organisasi, bisnis dan industry yang dapat tumbuh serta
berkembang dalam berbagai rintangan.
5. Pemberdayaan
Artinya menyediakan berbagai sumber daya, kesempatan
pengetahuan dalam rangka meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk menentukan masa depannya sendiri dan
dapat berpartisipasi dalam lingkungannya.
40
6. Personal dan Politik
Keterkaitan antara personal-politik, individu-struktural
atau masalah-masalah public merupakan komponen yang
penting dalam pembangunan sosial.
7. Kepemilikan Masyarakat
Kepemilikan dapat dipahami dalam dua tingkatan yakni
kepemilikan terhadap barang material serta kepemilikan
structural dan proses.
8. Kemandirian
Masyarakat hendaknya mencoba untuk memanfaatkan
secara mandiri sumber daya yang dimiliki daripada
bergantung oleh pihak luar. Dibutuhkan juga kepercayaan
diri agar kemandirian itu dapat terwujud.
9. Kebebasan dari Negara
Prinsip kemandirian menyangkut hubungan antara
masyarakat dengan negara.
10. Tujuan Langsung dan Visi yang Besar
Dalam pemberdayaan masyarakat, tujuan dan visi harus
diwujudkan guna mempertahankan keseimbangan
program jangka pendek dan jangka panjang.
11. Pembangunan Organik
Pembangunan secara organic berarti bahwa seseorang
harus menghargai dan menghormati sifat-sifat khusus
yang ada di masyarakat, mendorong mereka untuk
berkembang dengan caranya sendiri melalui pemahaman
41
terhadap adanya kompleksitas hubungan antara
masyarakat dan lingkungannya.
12. Laju Pembangunan
Konsekuensi dari pembangunan organik adalah
masyarakat sendiri yang akan menentukan jalannya proses
pembangunan. Berusaha membangun masyarakat secara
tergesa-gesa dapat mengakibatkan terjadinya kompromi
secara fatal, sehingga masyarakat akan kehilangan rasa
memiliki proses tersebut dan kehilangan komitmen untuk
terlibat dalam proses pembangunan.
13. Kepakaran Eksternal
Prinsip keragaman ekologis menekankan bahwa tidak ada
suatu cara yang paling benar untuk melakukan sesuatu
dan tidak ada jawaban tunggal yang mesti cocok untuk
setiap masyarakat. Apa yang berjalan pada suatu
lingkungan belum tentu berjalan di lingkungan lain.Oleh
karena itu,prinsip utama pembangunan masyarakat tidak
harus selalu mempercayai adanya struktur ataupun solusi
yang datang dari luar walaupun telah dianggap sangat
baik. Hal ini bukan berarti bahwa sebuah proses
pembangunan masyarakat tidak bisa mengambil
keuntungan dari pihak luar. Yang jelas, keahlian yang
telah dikembangkan di tempat lain akan lebih
menguntungkan bila hal itu di teliti dahulu apakah hal itu
cocok dengan situasi lokal.
14. Pembentukan Masyarakat
42
Semua pembangunan masyarakat harus bertujuan untuk
membentuk sebuah masyarakat yang baru. Pembentukan
masyarakat melibatkan upaya peningkatan interaksi sosial
dalam masyarakat,membangun kebersamaan dan
membantu mereka untuk berkomunikasi dengan
sesamanya dalam rangka menciptakan dialog, saling
memahami, dan melahirkan tindakan sosial.
15. Proses dan Hasil
Pendekatan prgmatis cenderung menekankan kepada
hasil. Dalam pendekatan ini, apa yang dipandang sangat
penting adalah hasil yang sebenarnya dicapai (proses).
16. Integritas Proses
Proses yang digunakan dalam pengembangan masyarakat
sama pentingnya dengan hasil yang ingin dicapai. Oleh
sebab itu, proses yang digunakan untuk mencapai tujuan
harus menyesuaikan dengan pengharapan dari hasil yang
berkenan dengan isu kesinambungan,keadilan sosial dan
lain-lain. Jika pengembangan masyarakat bisa
menggunakan proses yang di dalam nya mencerminkan
cita-cita ini, maka hal ini lebih memungkinkan untuk
dapat mewujudkan tujuan-tujuan yang lebih berjangka
panjang.
Oleh karena itu,proses pekerjaan masyarakat selalu
membutuhkan penelitian secara lebih dekat untuk
menjamin bahwa integritas proses tetap terpelihara.
Mereka perlu menilai subjek yang menekankan prinsip-
prinsip keadilan sosial dan lingkungan.
43
17. Tanpa Kekerasan
Membangun masyarakat harus didasari atas prinsip-
prinsip perdamaian.
18. Keterbukaan
Dengan adanya rasa keterbukaan, prose pemberdayaan
masyarakat akan berjalan dengan baik, karena ras asaling
menghormati dan merangkul akan tercipta.
19. Konsensus
Pendekatan konsensus dilakukan untuk mencapai
kesepakatan dan bertujuan untuk mencapai sebuah solusi
yang didukung seluruh anggota masyarakat.
20. Kooperatif
Dengan adanya rasa kooperatif, pemberdayaan
masyarakat akan terlaksana dengan baik, dan konflik-
kondlik akan minim terjadi. Hal ini disebabkan karena
adanya rasa perdamaian dan keterbukaan antar
masyarakat.
21. Partisipasi
Pembangunan masyarakat harus selalu mencoba
memaksimalkan partisipasi setiap masyarakat, dengan
tujuan agar setiap orang dalam masyarakat bisa terlibat
aktif dalam proses dan kegiatan masyarakat. Lebih banyak
anggota masyarakat yang berpartisipasi aktif, lebih
banyak cita-cita yang dimiliki masyarakat dan proses
yang melibatkan masyarakat akan dapat di realisasikan.
44
22. Menentukan Kebutuhan
Ada dua prinsip pekerjaan masyarakat yang penting
berkaitan dengan kebutuhan.Pertama, pengembangan
masyarakat harus berupaya membuat kesepakatan dengan
berbagai pihak yang menentukan kebutuhan. Prinsip yang
keduaadalah meskipun para penentu kebutuhan yang lain
penting,anngota masyarakat sendirilah yang memegang
hak lebih tinggi dalam menentukan kebutuhan.
B. Bantuan Sosial Tunai
1. Konsep Bantuan Sosial Tunai
Kementerian Sosial telah mengeluarkan kebijakan berupa
program-program bantuan sosial yang diberikan kepada
masyarakat miskin dan masyarakat yang berdampak sosial
ekonomi dari pandemi corona ini. Salah satu bentuk dari program
terserbut adalah Bantuan Sosial Tunai (BST), yang mana bantuan
ini diberikan kepada masyarakat miskin, masyarakat yang
kehilangan pekerjaan dan masyarakat yang rentan terdampak
wabah pandemic ini.
Bantuan ini diberikan kepada 9 juta Kepala Keluarga
(selanjutnya ditulis KK) dengan nilai bantuan sebesar 600.000
rupiah /bulan yang akan diberikan selama 3 bulan yaitu mulai
dari bulan April sampai bulan Juni 2020. Daerah yang menerima
BST yaitu 9 Juta KK yang berada di 33 Provinsi Indonesia
kecuali Provinsi DKI Jakarta, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota
Tangerang dan Tangerang Selatan, Kabupaten Bogor (Kecamatan
45
Cibinong, Gunung Putri, Kelapa Nunggal, Bojong Gede,
Cileungsi, Jonggol dan Citeurup) karena wiliayah tersebut akan
mendapatkan program bantuan berupa Sembako (Ferdiyan
Pratama, Puspensos 21/5/ 2020).
Kriteria yang berhak menerima BST adalah KK yang telah
tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial ( selanjutnya
ditulis DTKS) Kementerian Sosial RI dan tambahan usulan dari
daerah. Penyaluran BST dilakukan melalui 2 cara yakni,
penyaluran oleh Himbara (Himpunan Bank Milik Negara)
melalui rekening KPM (keluarga Penerima Manfaat) kedua,
penyaluran BST dilakukan oleh PT POS Indonesia melalui Salur
BST di Kantor Pos, Salur BST di tingkat Komunitas, dan salur
bansos tunai langsung ke tempat tinggal (Ferdiyan Pratama,
Puspensos 21/5/ 2020)
2. Mekanisme Penerimaan Bantuan Sosial Tunai
Proses Bantuan Sosial tunai yang perlu dipahami oleh
stakeholder dan masyarakat adalah : (Ferdiyan Pratama,
Puspensos 21/5/ 2020).
1) Mendafarkan diri ke kantor kelurahan/desa setempat
dengan krtiteria sebagai berikut:
a. Calon Penerima adalah masyarakat yang berada di
dalam Pendataan Rukun Tetangga (RT) /Rukun
Warga (RW) dan berada di lingkup desa tersebut.
b. Calon penerima adalah masyarakat yang kehilangan
mata pencaharian di tengah Pandemi virus Corona.
46
c. Calon Penerima tidak terdaftar sebagai penerima
bantuan sosial lainnya. Contohnya masyarakat yang
telah menerima bantuan langsung tunai desa (BLT)
tidak bisa lagi mandaftar untuk menerima BST.
d. Jika calon penerima tidak mendapatkan BST dari
program lainnya, tetapi belum terdaftar oleh RT/RW,
maka dapat langsung menginformasikan ke aparat
desa/kelurahan.
e. Jika calon penerima memenuhi syarat, tetapi tidak
memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan
kartu Penduduk (KTP), tetap bisa mendapatkan
bantuan tanpa harus membuat KTP terlebih dulu,
dengan syarat penerima adalah warga dari desa
tersebut dibuktikan dengan memberikan alamat
lengkapnya.
2) Data yang telah masuk ke desa/kelurahan akan
disampaikan lurah/kepala desa kepada bupati/walikota
melalui camat.
3) Data yang sudah diterima oleh bupati/walikota akan
dilakukan verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh
dinas sosial kabupaten/kota. Berdasarkan hasil verifikasi
dan validasi data, tidak semua usulan dapat valid dan
masuk ke dalam DTKS.
4) Bupati/walikota menyampaikan hasil verifikasi dan
validasi ke kementerian sosial melalui Gubernur.
5) Data yang telah masuk ke Kementerian Sosial Republik
Indonesia akan ditetapkan sebagai DTKS.
47
a. Skema Penyaluran Bantuan Sosial Tunai
BST akan disalurkan melalui Kemensos, Pos
Indonesia dan Himpunan Bank Milik Negara
(Himbara) dan akan diberikan kepada warga negara
(WNI) yang sudah atau terdaftar atau belum dalam
DTKS milik Kemensos.
b. BST akan ditransfer langsung ke rekening masing-
masing penerima atau melalui PT POS Indonesia.
c. Bagi yang memilih sistem transfer rekening berikut
daftar rekeningnya: BRI, BNI, Mandiri dan BTN
d. Bagi yang tidak memiliki rekening bank, pengambilan
uang BST apat dilakukan melalui Kantor POS. Proses
pencairan langsung penerima BST secara nontunai
(transfer) tidak dikenakan biaya dan bunga.
3. Dasar Hukum Bantuan Sosial Tunai
Pelaksanaan program BST ini dilaksanakan berdasarkan
keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor
54/HUK/2020 tentang pelaksanaan bantuan sosial sembako dan
Bantuan Sosial Tunai dalam penanganan dampak Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Keputusan ini berisi : (Kepmensos,
16/4/2020):
1) Menetapkan pelaksanaan bantuan sosial sembako dan
bantuan sosial tunai dalam penanganan dampak Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19).
48
2) Penanggung jawab pelaksanaan bantuan sosial sembako
sebagaimana dimaksud dalam diktum dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
3) Penanggung jawab pelaksanaan bantuan sosial tunai
sebagaimana dimaksud dalam diktum kesatu dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin.
4) Bantuan sosial sembako dilaksanakan di wilayah:
a. Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta;
b. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, meliputi :
Kecamatan Cibinong, Kecamatan Gunung Putri,
Kecamatan Klapanunggal, Kecamatan Bojong Gede,
Kecamatan Jonggol, Kecamatan Cileungsi, dan
Kecamatan Citeureup.
c. Pemerintah Daerah Kota Depok
d. Pemerintah Daerah Kota Tangerang
e. Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan
f. Pemerintah Daerah Kota Bekasi
5) Bantuan Sosial Tunai dilaksanakan di luar wilayah
sebagaimana dimaksud dalam diktum keempat.
6) Petunjuk teknis pelaksanaan bantuan sosial sembako dan
bantuan sosial tunai ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial dan Direktur Jenderal
Penanganan Fakir Miskin.
7) Penyaluran bantuan sosial sembako dan bantuan sosial
tunai dalam penanganan dampak Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) sebagaimana dimaksud dalam diktum
49
kesatu dilaksanakan dengan memperhatikan protokol
kesehatan.
8) Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota menyampaikan laporan pertanggung
jawaban penyaluran bantuan sosial sembako kepada
menteri sosial melalui Direktur Jenderal Perlindungan dan
Jaminan Sosial.
9) Pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota melakukan sosialisasi serta pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan penyaluran bantuan sosial
sembako dan bantuan sosial tunai sesuai dengan
wilayahnya dan menyampaikan laporan secara tertulis
kepada menteri sosial melalui Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial serta Direktur Jenderal
Penanganan Fakir Miskin.
10) Data keluarga penerima manfaat bantuan sosial sembako
berasal dari usulan :
a. Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta oleh
Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta
b. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor oleh Bupati
Bogor
c. Pemerintah Daerah Kota Depok oleh Wali Kota
Depok
d. Pemerintah Daerah Kota Tangerang oleh Wali Kota
Tangerang
e. Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan oleh Wali
Kota Tangerang Selatan
50
f. Pemerintah Daerah Kota Bekasi oleh Wali Kota
Bekasi.
11) Data keluarga penerima manfaat bantuan sosial tunai
diprioritaskan berasal dari data terpadu kesejahteraan
sosial dan dapat berasal dari usulan pemerintah daerah
kabupaten/kota dengan melampirkan surat pernyataan
tanggung jawab mutlak mengenai kebenaran data
keluarga penerima manfaat yang diusulkan sebagai
keluarga penerima bantuan sosial tunai.
12) Pelaksanaan bantuan sosial sembako dan bantuan sosial
tunai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara tahun 2020.
13) Keputusan menteri ini berlaku pada tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Peraturan tersebut mengalami perubahan menjadi Keputusan
Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 86/Huk/2020 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Sosial Nomor 54/Huk/2020
Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako Dan Bantuan
Sosial Tunai Dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) Menteri Sosial Republik Indonesia yang berisi
penetapan mengenai :
1) Mengubah sumber usulan data keluarga penerima manfaat
bantuan sosial sembako dan sumber usulan data keluarga
penerima manfaat bantuan sosial tunai sebagaimana
51
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Sosial Nomor
54/HUK/2020 tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial
Sembako dan Bantuan Sosial Tunai dalam Penanganan
Dampak Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
menjadi sumber usulan data penerima manfaat bantuan
sosial sembako dan sumber usulan data keluarga penerima
manfaat bantuan sosial tunai sebagaimana ditetapkan
dalam Keputusan Menteri ini.
2) Sumber usulan data penerima manfaat bantuan sosial
Sembako sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu
berasal dari:
a. Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta oleh
Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta;
b. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor oleh Bupati
Bogor
c. Pemerintah Daerah Kota Depok oleh Wali Kota
Depok
d. Pemerintah Daerah Kota Tangerang oleh Wali Kota
Tangerang
e. Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan oleh Wali
Kota Tangerang Selatan
f. Pemerintah Daerah Kota Bekasi oleh Wali Kota
Bekasi
g. sumber data lain yang didaftarkan kepada
Kementerian Sosial.
3) Sumber data lain sebagaimana dimaksud dalam Diktum
kedua huruf g didaftarkan pada masing-masing unit kerja
52
eselon I dan selanjutnya diajukan kepada Direktorat
Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial.
4) Sumber usulan data keluarga penerima manfaat bantuan
sosial tunai sebagaimana dimaksud dalam Diktum kesatu,
berasal dari: a. data terpadu kesejahteraan sosial; b.
pemerintah daerah kabupaten/kota; dan/atau c. sumber
data lain.
5) Sumber usulan data dari pemerintah daerah
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud dalam Diktum
keempat huruf b dan sumber data lain sebagaimana
dimaksud dalam Diktum keempat huruf c disampaikan
kepada Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial
untuk ditetapkan dalam data terpadu kesejahteraan sosial.
6) Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku,
Keputusan Menteri Sosial Nomor 54/HUK/2020 tentang
Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako dan Bantuan Sosial
Tunai dalam Penanganan Dampak Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Keputusan Menteri ini.
7) Keputusan Menteri ini berlaku pada tanggal 28 April 2020
dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya
53
C. Kerangka Berfikir
Covid - 19
Krisis
Ekonomi
Negara
Indonesia
Kementrian
Sosial
Masyarakat
terdampak :
1. PHK
2. Penurunan
jam kerja
3. Warung di
tutup
4. Usaha
kurang
laku
5. Penurunan
pendapata
n
Peran : Memberikan
perlindungan sosial
berupa bantuan sosial
Warga
RT 02
Perum
ahan
Taman
Cikand
e
Bantuan Sosial Tunai
Efektivitas pemberian bantuan sosial tunai :
1. Membantu masyarakat menjaga daya beli
2. Pemberian bantuan yang tepat sasaran
3. Adanya proses sosialisasi kepada
masyarakat
4. Perubahan di masyarakat
54
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi oenelitian ini berada di Perumahan Taman Cikande
tepatnya di RT 02 RW 03, Desa Cikande Kecamatan Jayanti
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Kecamatan jayanti
sendiri merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cisoka dan
Kecamatan Balaraja. Luas dari kecamatan ini adalah 23.890 m2.
Kecamatan yang dipimpin oleh Drs.H.Aziz Gunawan, M.M.
ditempati oleh 74.051 warga yang tersebar di 8 desa, salah
satunya adalah Desa Cikande. ( BPS Kabupaten Tangerang.
20/9/20)
Desa Cikande dipimpin oleh Bapak Acep Eman, desa ini
memiliki luas 3.500 m2 . Di desa ini terdapat 11.304 penduduk
yang tersebar di 9 RW dan 31 KK. Di desa ini pula terdapat
lokasi penelitian peneliti, yakni di Perumahan Taman Cikande
yang berada di Jalan Raya Serang KM 35. Perumahan ini
memiliki 10 RT dengan 3 RW.
RT 02 sendiri berada di wilayah RW 03. Jumlah penduduk di
RT 02 sebanyak 300 orang yang terdiri dari 148 laki-laki dan 152
perempuan di dalam 78 KK.
55
a. Demografi RT 02
Table 3.1 Gender dan Usia
Jenis kelamin Usia
L P 0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 ≥50
148 152 40 73 62 40 60 25
(Sumber : Data sekunder. Demografi RT 02 2020)
Table 3.2 Agama
Agama
Islam Katolik Protestan Hindu Budha Konghucu
293 1 5 1 - -
(Sumber : Data sekunder. Demografi RT 02 2020)
Table 3.3 Pendidikan
Pendidikan
Tidak/belum sekolah SD SMP SMA PT
67 32 37 129 12
(Sumber : Data sekunder. Demografi RT 02 2020)
Table 3.4 Pekerjaan
Pekerjaan
Karyawan
Mengurus
rumah
tangga
Buruh
harian PNS Wirausaha
Lain-
lain
70 44 5 1 26 12
56
(Sumber : Data sekunder. Demografi RT 02 2020)
b. Struktur kepengurusan RT 02
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RT 02
(Sumber : Data sekunder RT 02 2020)
Tugas dan fungsi jabatan :
• Ketua RT :
1) Memiliki tanggung jawab untuk menjalankan tugas
berupa pelayanan kepada masyarakat, menjaga kerukunan
warga, menyusun rencana dan melaksanakan
pembangunan dengan mengembangkan pendapat dan
swadaya dari masyarakat.
2) Mengkoordinasi antar warga, menjadi fasilitator dan
katalisator hubungan antar warga dan dengan pemerintah
daerah, serta membantu menyelesaikan apabila terdapat
57
masalah-masalah kemasyarakatan yang dihadapi tengah
warga.
3) Memiliki wewenang untuk memberikan arahan ke semua
jajaran pengurus dan mengevaluasi kinerjanya.
4) Berwenang untuk memberikan sanksi apabila ada warga
yang tidak menaati aturan yang telah disepakati bersama.
• Wakil ketua RT :
1) Membantu Ketua dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Ketua.
2) Melaksanakan tugas-tugas tertentu yang diberikan Ketua.
3) Melaksanakan tugas dan fungsi Ketua apabila Ketua RT
berhalangan.
• Koordinator gang :
1) Menjadi wakil blok dalam menyampaikan aspirasi warga
dan menjaga persatuan di bloknya.
2) Mensosialisasikan informasi kepada warga di bloknya.
• Melakukan pendataan warga di blok masing-masing
Sekretaris :
1) Bertanggung jawab terhadap administrasi-administrasi
warga.
2) Membantu kelancaran semua program RT sehingga dapat
berjalan sesuai harapan bersama sehingga tercipta
kerukunan dan keharmonisan di lingkungan di
masyarakat.
3) Berwenang meminta laporan dan data ke pihak-pihak
terkait sebagai arsip RT.
58
• Bendahara :
1) Bertanggung jawab terhadap pengelolaan, pengaturan dan
laporan keuangan RT.
2) Merencanakan, menyiapkan, menyusun dan
mengkoordinasikan program dan kebijakan yang terkait
pada pengaturan pengelolaan dan laporan keuangan
3) Berwenang meminta setoran iuran ke koordinator
(pengurus) blok disertai lampiran datanya
• Seksi dana :
1) Membantu bendahara untuk mengelola dana.
2) Membantu bendahara untuk menarik/meminta dana dan
iuran kepada warga.
• Seksi perlengkapan :
1) Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan
pemeliharaan berbagai peralatan dan perlengkapan asset
RT.
2) Mengontrol peminjaman peralatan dan perlengkapan RT
• Seksi rohani :
1) Bertanggung jawab terhadap aktivitas kegiatan
keagamaan seperti : pengajian (RT dan RW), perayaan
hari besar agama dan sejenisnya
2) Mengkordinasikan urusan kedukaan, hajatan, perayaan
hari besar nasional.
• Seksi humas :
1) Memberikan seluruh informasi kepada masyarakat.
59
2) Menerima usulan dan keluhan masyarakat internal
maupun eksternal untuk kemudian diteruskan kepada
pengurus RT untuk dicarikan solusi.
• Seksi kemanan :
1) Bertanggung jawab terhadap aktifitas kegiatan keamanan
seperti : pengaturan pelaksanaan ronda dan kegiatan
keamanan lainnya.
2) Berwenang menegur tamu yang tidak lapor selama waktu
1 x24 jam, serta menegur aktivitas warga yang membuat
lingkungan tidak nyaman dana aman (melanggar hukum
yang berlaku baik hukum negara maupun hukum sosial).
3) Menegur warga yang melanggar tata tertib
• Seksi lingkungan :
1) Bertanggungjawab atas kebersihan lingkungan RT seperti
sampah, rumput liar, limbah, bebatuan, kayu, bekas
bangunan, dan system drainase (saluran air).
2) Berkoordinasi terkait pengangkutan sampah.
3) Melaksanakan semua kebijakan pengurus RT terkait
kebijakan kebersihan lingkungan.
4) Mengadakan gotong royong kebersihan lingkungan
5) Berwenang untuk menegur warga apabila menyalahi
aturan kebersihan lingkungan seperti buang sampah
sembarangan, menelantarkan puing bangunan, dan lain-
lain.
6) Berwenang mengajak warga untuk melaksanakan gotong
royong mengenai masalah kebersihan.
• Seksi olahraga dan pemuda :
60
1) Bertanggung jawab terhadap aktivitas kegiatan olah raga
dan pembinaan pemuda.
2) Berwenang untuk mengajak warga terkait kegiatan yang
akan dilaksanakan.
c. Data Perbandingan Pendapatan Warga Sebelum dan
Sesudah Pandemic
Berikut adalah data yang diperoleh mengenai perbandingan
pekerjaan dan pendapatan wara sebelum dan sesudah pandemic.
Table 3.5 Pekerjaan Warga Sebelum dan Sesudah
Pandemi
Sebelum pandemic
Karya
wan
Mengurus
rumah
tangga
Buruh
harian PNS
Wirau
saha
Lain-
lain
Korban
PHK
70 44 5 1 26 12 -
Sesudah pandemic
58 44 5 1 26 12 12
(Sumber : Data sekunder RT 02 2020)
Tabel diatas menunjukan bahwa pada saat pandemic ini
ada sebagian dari warga di RT 02 yang mengalami Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK).
61
Table 3.6 Penghasilan Sebelum dan Sesudah Pandemi (Per-
KK)
Sebelum pandemic
0 –
500.0
00
500.00
1 –
1.000.0
00
1.000.0
01 –
2.000.0
00
2.000.0
01 –
3.000.0
00
3.000.0
01-
4.000.0
00
4.000.0
01-
5.000.0
00
>
5.000.0
01
- 3 5 2 18 35 15
Sesudah pandemic
0 –
500.0
00
500.00
1 –
1.000.0
00
1.000.0
01 –
2.000.0
00
2.000.0
01 –
3.000.0
00
3.000.0
01-
4.000.0
00
4.000.0
01-
5.000.0
00
>
5.000.0
01
- 6 7 12 23 25 5
(Sumber : Data sekunder RT 02 2020)
Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai pekerjaan warga RT 02 sebelum dan sesudah
terjadinya pandemic ini, data tersebut adalah data per KK yang
mana data tersebut merupakan data dari kepala keluarganya saja.
Selain itu adanya PHK, pandemic ini juga membuat masyarakat
yang bekerja sebagai karyawan mengalami penurunan jam kerja
yang membuat jumlah pendapatannya berkurang. Serta adanya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga membuat para
wirausaha mengalami penurunan pendatan.
62
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan memparkan data-data dan
temuan yang lapangan selama proses penelitan dilakukan.
Peneliti akan memaparkan data dan temuan lapangan mengenai
efektivitas program bantuan sosial tunai (BST) pada masa
pandemic Covid-19 di Perumahan Taman Cikande Jayanti-
Tangerang, tepatnya di lingkungan RT 02/ RW 03.
A. Krisis Ekonomi yang Melanda Warga RT 02
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemic ini membawa
banyak dampak yang sangat berpengaruh dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya adalah krisis ekonomi. Krisis ekonomi
sendiri bisa diakibatkan oleh banyak factor, baik internal dan
eksternal atau faktor-faktor nonekonomi, seperti sosial, budaya,
kultur dan politik. Di mana krisis ini mengakibatkan masyarakat
sulit untuk memenuhi kebutuhan mereka sehingga mereka
mengalami kepanikan karena hal tersebut.
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan cara
berkeliling lingkungan penelitian, didapatkan hasil bahwa selama
masa pandemic ini warung-warung sangat sepi, jarangnya
pedangan keliling yang lewat, dan ada beberapa warung di
lingkungan ini yang ditutup. Selain itu, peneliti juga menemukan
bahwa selama masa pandemi ini memang ada masyarakat yang
mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dibuktikan
63
dengan adanya mereka pada hari kerja, peralihan profesi serta
pengakuan dari masyarakat, dimana masyarakat tersebut
merupakan narasumber peneliti.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Bapak Arief
selaku wakil ketua RW 03, berikut hasil wawancaranya :
“Yang paling kerasa ya banyak terjadi PHK, yak arena
kita sebagian besar karyawan ya itu PHK, terus kalo
keluhan masyarakat masalah yang dagang ada
pengurangan pendapatan. Itu sih. Kalo sisi sosial lain,
silaturahmi berkurang karena pembatasan
interaksi”.(Bapak Arief, 30/12/20)
Tak hanya bapak ketua RW saja yang mengatakan bahwa
pandemic ini menimbulkan dampak yang begitu besar terhadap
sector ekonomi, Bapak Ketua RT 02 Bapak Marsudi pun
mengatakan hal demikian,berikut hasil wawancaranya :
“Yang pasti, masyarakat mengalami krisis di ekonomi ya.
Ya contohnya yang biasaya lembur jadi ngga ada lembur,
yang pada di PHK. Penjualan orang dagang itu
berkurang, sector pendapatan itu berkurang.. Mau apa-
apa susah. Ya namanya hidup pasti perlu uang toh?.
Perusahaan juga pendapatan turun. Pandemic ini bikin
pusing’e , stress banyak orang. Kita mau pergi harus
rapid, rapid juga butuh uang, tapi ndilalah ngga ada
uangnya. Jatohnya jadi krisis pendapatan pada masa ini.
Makanya kan diadain bantuan itu.” ( Bapak Marsudi,
22/12/20)
Sebagai seorang tokoh masyarakat, Bapak Paimin pun
mengatakan bahwa pandemi ini sangat berpengaruh terhadap
sector ekonomi masyarakat, ia mengatakan bahwa :
64
“Iya baik, bahwa kejadian yang menimpa saat ini terkait
dengan kondisi pandemic terutama dari dampak ekonomi
masyarakat yang dirasakan bahwa pendapatan
masyarakat ini berkurang. Mengapa? Karena memang
di sector lembaga negeri maupun swasta itu semuanya
serba dibatasi aktivitasnya. Dengan dibatasi aktivitas
berarti juga mengakibatkan pendapatan dari sector
tersebut mengalami penurunan, hal itu akhirnya
berdampak pada masyarakat, pada karyawan-karyawan.
Dari hal terseut juga timbulah dampak pemutusan
hubungan kerja atau bisa disebut PHK. selain itu, akibat
dari pembatasan aktivitas ini juga menghambat mereka
yang berwirausaha, jadi sulit bagi masyarakat juga untuk
mencari pendapatan tambahan. Selain itu, akibat dari
pembatasan aktivitas yang menimbulkan pendapatan ini
berkurang, masyarakat menjadi cemas, timbul kecemasan
dilingkungan masyarakat. Apa yang dicemaskan? Ya
kapan pandemic ini berakhir sehingga mereka bisa
beraktivitas seperti semula dan pendapatann mereka tidak
seperti sekarang, karena penurunan pendapatan pun
membuat masyarakat sulit untuk memnuhi kebutuhan
sehari-harinya. Karena kalu berkepanjangan, kondisi
masyarakat ini semakin memburuk, dalam arti semakin
sulit untuk memenuhi kebutuhannya. Begitu” ( Bapak
Paimin, 03/1/21)
Selain itu, masyarakat yang menerima bantuan sosial ini
pun mengatakan hal demikian mengenai krisis yang melanda
pada masa pandemic ini,
“Disegi ekonomi, pendapatan berkurang, bener-bener
berkurang. Apa-apa susah, mau belanja juga barangnya
mahal, uangnya ndak ada. Gitu sih yang paling dirasa” (
Ibu N, janda, 23/12/20)
Tidak hanya Ibu N, yang merasakan hal tersebut, bapak Y
selaku seorang pedagang pun mengatakan bahwa pandemi ini
membuat mereka mengalami penurunan pendapatan.
65
“Akibat pandemic ini, kondisi ekonomi keluargaku
sangat menurun Mbak , apalagi saya dagang kan, dagang
makanan, gordeng, yang biasanya ada pemasukan tiap
hari, eh ini menurun banget, malah pernah ngga ada
yang beli sama sekali, makanya ini ditutup dulu lah, sepi
abisnya. Kadangan juga sehari bisa dapet 100 ribu, ini 20
ribu sudah Alhamdulillah. Jadi pusing, buat makan aja
susah, apalagi buat biaya lain-lain. Harus dihemat-hemat
pengeluarannya..” ( Bapak Y, pedagang, 23/12/20)
Pandemic ini pun juga membuat para karyawan
mengalami penurunan pendapatan akibat pemutusan hubungan
kerja (PHK), hal ini dirasakan oleh bapak S yang mengatakan :
“Waduh Mbak, parah corona ini. Banyak dari warga kan
yang kena PHK termasuk saya. Bingung Mbak, punya
anak istri. Anaknya lagi kuliah, bapaknya di PHK, ngga
ada uang. Suka melas kalo anak pengen butuh apa buat
tugasnya tapi uangnya ngepas, kalo dikasih bingung
besok bisa beli sayur ngga yaa. Kalo ngga dikasih ga
sampe hati juga, ngeliat temen-temennya pada bisa main
refreshing anak-ku engga. Merih saya ini. Mau cari kerja
lagi susah juga, makanya ini tak akal-akalin lah Mbak,
kerja apa saja. Sekarang jadi buka jasa ngelas besi aja
dirumah. Doain ya Mbak, biar bisa bersyukur terus.” (
Bapak S, korban PHK, 27/12/20)
66
Gambar 4.1 Warung warga yang di tutup
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Hasil observasi juga menunjukan bahwa pada masa
pandemi ini, memang terjadi penurunan pendapatan dikalangan
masyarakat yang mana pada proses observasi ditemukan ada
warung yang terpaksa ditutup, serta masyarakat yang akhirnya
berada dirumah karena mengalami Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK).
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pandemic ini berpengaruh terhadap kondisi ekonomi seluruh
lapisan masyarakat, di mana mereka mengalami pemutusan
hubungan kerja (PHK) dan penurunan omset bagi mereka yang
berwirausaha. Hal itu membuat mereka mengalami penurunan
pendapatan sehingga sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Akibatnya, masyarakat di lingkungan RT 02 mengalami
kecemasan dan kekhawatiran apabila pendapatan mereka terus
67
menurun dan akhirnya mereka semakin sulit untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka.
B. Peran Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi
Dalam kondisi pandemi seperti ini, banyak masyarakat yang
merasa kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, hal
tersebut disebabkan karena mereka kehilangan mata
pencahariannya dan mengalami penurunan pendapatan. Kondisi
seperti ini dapat membuat masyarakat sulit untuk melakukan
fungsi sosialnya, atau dapat dikatakan menjadi tidak sejahtera.
Oleh karena itu, dibutuhkan peran aktif dari pemerintah guna
membantu masyarakat agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasar mereka terkhusus selama masa pandemi ini. Seperti yang
kita ketahui, bahwa Negara Indonesia menekankan kesejahteraan
bagi seluruh rakyatnya, di mana point ini tercantum dalam UUD
1945 dan Pancasila.
Menurut Bapak Arief selalu Wakil Ketua RW 03, pemerintah
sudah berperan aktif dalam mensejahterakan rakyat selama masa
pandemi ini, ia mengatakan bahwa :
”Ya kalopun udah paling dalam bentuk itu BST, BLT ya
itu ada. Walaupun belum semua, belum semua dapet ya
tapi sebagian besar udah dapet. Jadi udh ada peran dari
pemerintah. Tapi ya harapan ngga sekedar dibantu itu,
tapi dalam pembinaan kemasyarakatnya masalah
penanggulangan ekonomi kemasyarakatnya seperti apa.
Itu yang saya harapakan ada sisi edukasinya kan,
pendidikannya kan. Ini yang ngga keliatan. Kemudian
hanya dibantu uang, semabako. Itukan hanya pelepasan
sesaat. Yang namanya bantuan ya bantuan, mungkin
68
gabisa lebih dari seminggu, nominalnya itu kan.
Sedangakn kita hidup 30 hari kan sebulan.” ( Bapak
Arief, 30/12/20)
Selain itu, Ketua RT 02 pun sepakat bahwa selama pandemic
ini pemerintah sudah berupaya untuk mensejahterakan rakyat,
berikut hasil wawancaranya:
“Sangat membantu, terutama yang anu, yang pas
pandemic ini kena dampak, kena PHK ekonominya jadi
pas-pasan. Saya pribadi berterima kasih sekali’e sama
pemerintah. Warga banyak di bantu uang, dibantu
sembako. Itu kan bentuk peran pemerintah ya biar warga
ini ngga terlalu kesusahan, kalau ngga ada bantuan
seperti ini, kasihan juga warga yang ngga ada pemasukan
Mbak. Terima kasih sekali Saya sudah diadakan bantuan
ini..” ( Bapak Marsudi, 22/12/2020)
Gambar 4.2 Pengambilan Bantuan Pangan Non Tunai
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Tokoh masyarakat yang ada di lingkungan RT 02 juga
mengatakan hal demikian, di mana ia setuju bahwa pada saat
69
pandemi ini pemerintah sudah berperan aktif dalam membantu
masyarakat,
“Ya, baik. Ada beberapa hal yang dirasakan masyarakat
terkait dengan tanggung jawab pemerintah. Diantara nya
adalah masyarakat merasakan beberapa bantuan baik
secara tunai maupun material. Ini dari beberapa lini kita
pernah tau, ada yang disebut bansos tunai yang saya tahu
sudah terlaksana beberapa tahapan, ada juga bansos dari
BRI, ada juga bantuan berupa bahan pokok seperti beras
atau telur saya pernah lihat itu.” ( Bapak Paimin,
03/1/21)
Masyarakat RT 02 sebagai penerima program BST ini juga
merasa bahwa pemerintah sudah berperan aktif, hal ini
disampaikan oleh narasumber peneliti ibu L, seorang janda
sekaligus pedangan. Ia mengatakan bahwa :
“Kalo menurut saya, sudah ya Mbak (berperan aktif).
Karena selama covid ini saya tuh dibantu, ada yang 600
ribu, terus yang kemarin itu 300 ribu, kan sesuai
tahapannya ya. Jadi lumayan buat beli sembako-sembako,
beras-beras, Alhamdulillah sih terbantu ya. “ ( Ibu L,
janda dan pedangan, 23/12/20)
Selain ibu L, Bapak H sebagai warga yang terkena pemutusan
hubungan kerja pun berpendapat demikian, ia mengatakan
bahwa:
“Membantu Mba, karena kan setau saya banyak bantuan
bantuan pas corona ini ya kaya BLT, BST, terus ada yang
sembako, bantuan UMKM terus bantuan kerja, saya rasa
ini sudah sangat berperan aktif Mba” ( Bapak H, PHK,
26/12/20)
Hasil observasi menunjukan, bahwa memang pemerintah
sudah berupaya dalam mensejahterakan masyarakat. Di mana
70
peneliti melihat, selain program BST adapula pembagian beras 10
kg dan ½ kg telur ayam kepada masyarakat di lingkungan RT 02
ini.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwasannya,
selama masa pandemic ini masyarakat di lingkungan RT 02
merasa pemerintah sudah berperan aktif dalam upaya
mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat melalui berbagai
bantuan yang telah dilaksanakan, baik itu bantuan secara tunai
maupun berupa bahan pokok.
C. Efektivitas Program Bantuann Sosial Tunai (BST) di
RT 02
Setiap program pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai,
termasuk tujuan dari program bantuan sosial tunai ini. Program
bantuan sosial tunai ini memiliki tujuan untuk menjaga daya beli
masyarakat selama masa pandemic, masyarakat yang dimaksud
adalah mereka yang kehilangan mata pekerjaan di tengah masa
pandemic dan mereka yang rentan terkena dampak dari adanya
pandemic ini. Dalam suatu program, dikatakan efektif apabila
tujuan dari program tersebut dapat dicapai sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Efektivitas program yang
dimaksud merupakan suatu yang menunjukan keadaan dari
tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu usaha dengan
menggunakan 3 indikator yakni, pencapaian tujuan ( waktu dan
sasaran), intergrasi serta adaptasi.
71
1. Pencapaian Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya program BST ini adalah untuk
menjaga daya beli masyarakat selama masa pandemic Covid-19.
Program ini telah berlangsung selama 2 tahap dan diperuntukan
bagi masyarakat yang mengalami pemutusan hubungan kerja
(PHK) serta masyarakat yang rentang terkena dampak dari
adanya pandemic ini.
Pada aspek sasaran, Bapak Arief selaku wakil Ketua RW 03
mengatakan bahwa masyarakat yang menerima bantuan ini sudah
tepat sasaran, berikut hasil wawancaranya:
“Kalo soal itu sih, yang di kita ya. Yang di taman
Cikande itu udah sesuai ya. Sesuai dengan kriteria yang
ada. Ya sebagian besar pengajuan itu terealisasi, Cuma
kan ga semua dapet. Itu juga kan bantuan ada dari
macem-macem, ada dari kemensos, tenaga kerja,
propinsi, daerah sama dana desa. Kalo dari yang BST itu
sudah sesuai, kita diminta kan untuk mengajukan nama-
nama, ya itu sudah sesuai. Kita gapernah manipulasi
data, ya Alhamdulillah sih pada dapet, Cuma ga kan
semua turun. Terus ya dialihin ke bantuan lain. Ya kita
gatau dilevel mana penyaringan, kita hanya memberikan
data dari desa ke kecamatan. Selebihnya kalo kata
kitamah pusat yang nentuin.” (Bapak Arief, 30/12/20)
Di lokasi penelitian yakni RT 02, ada 25 KK yang mendapat
bantuan tersebut, hal ini dikemukakan oleh Bapak Marsudi yang
mengatakan :
”Yang nerima BST itu ada 25 KK. Syaratnya pertama itu
dia yang kena PHK, yang pendapatan nya pas-pasan
ataua wirausaha yang terhambat, janda, yang terdampak.
Kalo syarat yang administrasi sih yang awalnya FC KK,
72
terus warga sini sama bukan peserta bantuan lain gitu
Mba. Kalo pengambilan KK KTP asli sama surat yang
ada barcodenya. Nanti yang data itu kita serahin ke Desa.
Sebenarnya kita ngajuin pas waktu awalan kita nyerahin
30 yang di ACC 25. Jadi di saring dulu itu dari pusat,
namanya ada DTKS atau Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial, sama kaya jurusan Mbak ya. ” (Bapak Marsudi,
22/12/20)
Dalam hal penetapan penerima bantuan, beliau juga
menegaskan bahwa pihak RT sudah sangat tepat dalam
menetapkan siapa saja yang berhak menerima bantuan tersebut,
beliau mengatakan :
“Ya sudah tepat sasaran, terus terang kita ngga ada kaya
pilih-pilih sama yang gimana-gimana. Bener-bener murni
sesuai syarat yang diminta. Kita juga ngga berani kan
kalo harus bohong, sudah di pilih warga artinya sudah
dipercaya. Terus ini juga kan bantuan ya Mba, ya harus
bener-bener sama orang yang berhak nerima. “(Bapak
Marsudi, 22/12/20)
Bapak Paimin selaku tokoh masyarakat di lingkungan RT 02
pun sepakat bahwa dalam hal penetapan penerima bantuan ini
telah tepat sasaran, beliau mengatakan bahwa :
“Kalau Saya berbicara diseputar RT kita saja ya. Dan ini
sudah sangat tepat, tepat sekali. Dalam rangka RT sudah
cukup jelih dalam memilih dan memilah siapa-siapa saja
yang harus mendapatkan bantuan–bantuan itu. Dan saya
piker ini sudah tepat sasaran.” (Bapak Paimin, 03/1/21)
73
Gambar 4.3 Data Penerima Bantuan di RT 02
(Sumber: Data Sekunder Ms.Word Ketua RT 02)
Hal ini juga sesuai dengan data yang dimiliki oleh Bapak
Ketua RT 02 mengenai warga yang menerima bantuan, di mana
hasil dari data tersebut adalah bantuan ini memang benar
diberikan kepada mereka yang memiliki kriteria sesuai dengan
yang ditetapkan oleh Kementrian Sosial.
Pada aspek waktu program BST ini sudah berlangsung selama
2 tahap, dan diharapkan bahwa bantuan ini dapat menjaga daya
beli masyarakat dimasa pandemic. Hal ini disetujui oleh Bapak
Ketua RT 02 yang mengatakan bahwa :
” Sudah Mba, menurut saya ya. Masyarakat banyak
dibantu. Cuma untuk cukup ngga nya kita ngga tahu. Tapi
74
ngga ada yang ngeluh kekurangan gitu ke saya. Dan
masyarakat juga antusian nerimanya, artinya kan
memang membantu mereka buat beli bahan-bahan pokok,
buat menjaga daya beli kaya yang tadi dibilang.” ( Bapak
Marsudi, 22/12/20)
Sebagai masyarakat yang terkena PHK dan mendapat bantuan
tersebut, Bapak S mengatakan bahwa program ini sangat
membantu kebutuan sehari-hari masyarakat, khususnya
keluarganya. Ia mengatakan bahwa :
“Alhamdulillah kita merasa terbantu juga buat beli bahan
pokok, ga sampe kelaperan. Dengan adanya uang
bantuan ini juga bisa jadi modal usaha Mba, selama
diputus kerja ini jadi usaha jahit juga, pelan-pelan saya
belajar ngejahit.” ( Bapak S, PHK, 27/12/20)
Namun, untuk pemenuhan kebutuhan selama sebulan penuh
banyak masyarakat yang berpendapat bahwa bantuan ini tidak
bisa untuk memenuhi kebutuhan mereka selama satu bulan
penuh. Hal ini dikatakan oleh Bapak K seorang penjahit yang
mengatakan bahwa :
“Dibilang cukup buat sebulan ya ngga Mba, Cuma ini
saya alihin ke modal jahit. Jadi diputer gitu uangnya. Ya
kita hitung saja, biaya makan anak 3 berapa, belum listrik
kan saya pake mesin jahit terus, belum aetra, belum
ngirim anak di pondok. Ngga cukup kalau ngga di puter
uang ini Mbak. Tapi ini saya terbantu Mba, emang
nominalnya untuk keperluan sebulan ya jauh. “ (Bapak K,
penjahit, 26/12/20)
Bagi mereka yang berwirausaha, program ini juga dapat
membantu mereka dalam penambahan modal usaha, hal ini
75
diakui oleh salah satu narasumber yakni Bapak Y yang
mengatakan bahwa :
“Program ini sangat membantu Mba, buat penjual kaya
saya. Jumlahnya juga lumayan buat nambah modal, kalo
ngga dipake buat modal mungkin ngga cukup ya. Karena
dari modal kan bisa dapet untung tuh, jadi bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hati. Yang penting
bersyukur.” ( Bapak Y, pedagang, 23/12/20)
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan progam BST di lingkungan RT 02 sudah
tepat sasaran dalam arti sudah diberikan kepada mereka yang
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Sosial. Selain itu, program ini juga dapat dikatakan membantu
masyarakat dari segi ekonomi semasa pandemic sesuai dengan
harapan dari Kementrian Sosial yakni untuk menjaga daya beli
mayarakat selama masa pandemic, uang bantuan ini digunakan
oleh mereka seperti untuk penambahan modal dan yang utama
ialah untuk membeli kebutuhan pokok, namun memang tidak bisa
memenuhi kebutuhan selama satu bulan penuh.
2. Integrasi
Integrasi merupakan pengukuran terhadap tingkat
kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi,
pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai
macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut proses
sosialisasi. Atau dapat dikatakan integrasi sebagai proses
sosialisasi mengenai sebuah program yang akan dijalankan.
76
Bapak Arief selaku wakil ketua RW 03 mengatakan bahwa
pihaknya telah memberitahu masyarakat mengenai program
bantuan ini, ia mengatakan :
“Kalo itu, mulai dari pengajuan sampe pas mereka dapet
selalu peran RT RW yang jalan, jadi ya kita ngasih tau
pada hari apa diambil, jam berapa, dimana, nanti apa
syarat yang harus dibawa. Nanti kalo yang dapet kan
dikasih surat yang ada barcode, nah itu sih kita saling
kerjasama aja. Siapa yang dating nanti dititip gitu, jadi
kita ngambil ke yang di titip. Jadi yang saling bantu gitu.”
( Bapak Arief, 30/12/20)
Proses sudah dilakukannya sosialisasi ini pun diperkuat
dengan pernyataan Bapak Marsudi selaku ketua RT 02 yang
mengatakan bahwa :
“ Ohh sudah Mbak, dari pas malem itu saya keliling
sama humas buat narikin KK sama KTP, wes tak kasih
tahu. Ini loh ada bantuan dari pemerintah, dari
kementrian sosial, nanti dapetnya 600 ribu, terus nanti
ada bisa beberapa tahap gitu, ini bantuannya buat siapa-
siapa syaratnya sudah saya kasih tau.. Cuma ini masih di
seleksi lagi, ya mudah-mudahan lolos. Nanti kalau lolos
besok, ngambilnya pakek KTP sama KK asli, nanti juga
ada selebaran kertas pengambilan buat bukti
pengambilannya. saya infoin gitu Mbak. Saya juga bilang,
kalau dapat semoga bisa dimanfaatkan dengan baik
jangan buat yang ngga penting gitu lho, tapi saya yakin
lah warga sini amanah semua.” ( Bapak Marsudi,
22/12/20)
77
Gambar 4.4 Surat Pengambilam BST
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar diatas adalah salah satu syarat yang harus di
bawa oleh penerima bantuan ketika hendak mengambil dana
bantuan tersebut. Surat ini diberikan oleh Bapak Ketua RT 02 ke
masing-masing rumah warga yang menerima bantuan.
Pendapat bahwa sudah dilakukannya sosialisasi pun
diperkuat oleh penyataan Bapak Paimin selaku tokoh masyarakat
pun, ia mengatakahan bahwa :
”Iya setau saya sudah. Sudah disosialisasikan kepada
masyarakat, seperti ini BST dari kementrian sosial, dan
siapa yang akan mendapatkan, iya secara keseluruhan
masyarakat sudah paham, terkait program bantuan BST
ini. dan bentuk sosialisasi ini sesuai dengan ajuran kita
78
door to door dan melalui WhatssApp Group RT yang
disediakan ya” ( Bapak Paimin, 03/1/2021)
Sebagai penerima bantuan, masyarakatpun merasa bahwa
pihak RT sudah mensosialisasikan program ini kepada
masyarakat yang akan diajukan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak
S salah seorang warga yang terkena PHK :
”Saya sih sudah dikasih tau Mba pas diminta data. Mau
ada bantuan pak dari kemesos, nanti kalo dapet
ngambilnya di stadion, Cuma ini belum tentu di ACC.
Dari RT Cuma ngajuin aja. BST ini buat yang terdampak
covid, yang kena PHK. Nanti kalo dapet, uangnya semoga
bisa membantu kebutuhan ya. Bilang gitu sih Pak RT.
Pihak RT juga ngga pelit info Mba, apa-apa dikasih tau
kita ini. uangnya juga ngga dipotong sama sekali. Jadi
kita juga harus amanah.” ( Bapak S, PHK, 27/12/20)
Gambar 4.5 Pengambilan Dana Bantuan Sosial Tunai
Tahap 10
( Sumber : Dokumentasi Pribadi)
79
Gambar di atas menunjukan bahwa jumlah nominal uang
yang diterima sesuai dengan nominal yang dikeluarkan oleh
Kementrian Sosial dan juga sesuai dengan surat pengambilan
dana yang telah diberikan. Pada gambar di atas, nominal yang
diberikan yakni Rp. 300.000,- . Selain itu, gambar di atas juga
jelas memperlihatkan bahwa ketika hendak mengambil dana
bantuan harus membawa surat pengambilan, KK dan KTP. Hal
ini sesuai dengan syarat yang telah diinfokan oleh bapak Ketua
RT melalui proses sosialisasi.
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai proses integrasi,
dapat disimpulkan bahwasannya pihak RT telah berupaya untuk
mensosialisasikan program bantuan tersebut kepada masyarakat.
Seperti dari siapa bantuan tersebut, untuk siapa saja yang berhak
menerima, sampai ke alur pencairan dana bantuan. Pihak RT pun
mensosialisasikannya secara pribadi atau door to door dan
melalui media chat group yang ada guna menghindari tatap muka
yang dapat menimbulkan penyebaran virus Corona ini. Selain itu,
dana bantuan yang ada pun tidak pernah dipotong nominalnya,
karena memang masyarakat mengambil uang tersebut secara
mandiri di lokasi pengambilan yang telah ditentukan.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pada penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui bagaimana sumber daya manusia (penerima bantuan)
dalam merealisasikan atau melaksanakan program bantuan ini,
80
apakah ada perubahan yang terjadi atau tidak ketika
melaksanakan menerima bantuan tersebut serta apakah bantuan
tesebut dapat membuat masyarakat menjadi pasif atau
mengandalkan uang bantuan saja atau tidak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arief selaku
wakil ketua RW 03 mengenai aspek adaptasi, diperoleh hasil
sebagai berikut :
“Tentu harus bisa adaptasi ya, ini kan hal baru. Kita
sebagai manusia pun pasti bakal teru beradaptasi, ya
mau gamau harus bisa. Dan ngga buat masyarakat pasif,
nggalah. Masyarakat tetep usaha cari pendapatan, cari
penghasilan, karena kan tadi sudah saya bilang uang BST
itu ya sekedar ngebantu aja, BST kan umurnya ga sampe
satu minggu, 7 hari. 23 harinya ya kita harus cari. Ya
jauh lah sama penghasilan yang biasa di dapet, biasanya
dapet 4 juta sebulan ini dapet 600 ribu, ya harus cari lagi
buat nutupin. Cuma kalo dibilang membantu, menjaga
biar masyarakat setidaknya ga kurang, iya sudah.” (
Bapak Arief, 30/12/20)
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Ketua RT 02
sebagai berikut :
“Adaptasinya sih ya masyarakat jadi suka bareng-
bareng Mbak kalau mau ngambil ke stadion gitu. Ya
kadang suka nanya juga “kapan pak cair” gitu. Buat jadi
pasif mah engga’e Mbak. Warga justru banyak lho yang
dari bantuan dibikin jualan apa, buat modal apa gitu.
Jadi malah kreatif ya kalau bahasa bagusnya hehe.
Alhamdulillah terbantu Mba sama bantuan ini.” ( Bapak
Marsudi, 22/12/20)
Bapak Paimin, selaku tokoh masyarakat di lingkungan RT
02 juga menyampaikan hal sebagai berikut :
81
” Bentuk perubahan semenjak ada pandemic ini lebih ke
proses bersosialisasi ya. Yaitu dengan menerapkan
protocol kesehatan, jika di kaitkan dengan BST ya proses
pengambilannya harus dengan protocol, yang biasanya
tidak jaga jarak ini harus jaga jarak, yang biasanya tidak
pakai masker ini harus pakai masker, dan saya rasa
bantuan ini jelas tidak membuat masyarakat menjadi
pasif atau hanya mengharap bantuan saja. Mereka tetap
mencari pendapatan, tetap beraktivitas, hanya saja ya itu
mereka tetap ikut protokoler dari pemerintah.” ( Bapak
Paimin, 03/1/21/)
Sebagai salah satu penerima bantuan, Ibu N mengatakan
bahwa semenjak ada program ini, ada hal yang berubah atau
harus dilakukan, berikut hasil wawancaranya :
“Iya itu Mba kaya harus biasa kalo libur nih dalam
sebulan buat ambil bantuan, jadi harus terbiasa antri-
antri. Yang biasa liburan dipake buat nonton TV atau
apalah, ini buat ambil BST. Ya namanya butuh ya Mba.
Terus ya dengan adanya program ini, saya khususnya
jadi diajarkan amanah, menahan rasa konsumtif, lebih
kesitu juga sih Mba” ( Ibu N, janda, 23/12/20)
Selain ibu N, hal serupa juga disampaikan oleh Bapak S
warga RT 02 yang mengalami PHK selama masa pandemic ini,
berikut hasil wawancaranya :
“Kalo saya mungkin ya harus bisa terbiasa buat antri di
stadion, ketemu orang, tapi tetep jaga jarak dan pake
masker. Terus ya jadi lebih terbiasa buat nahan hawa
nafsu buat boros Mba, kita jd bisa buat lebih ngajarin
anak biar mereka juga ngerti lah keadaan orang tua.
Sama ini, terbiasa buat kalo kemana-kemana pake
masker, antri BST juga pake makser, ke warung juga pake
masker. Gitu sih Mba.” ( Bapak S, PHK, 27/12/20)
82
Gambar 4.6 Penggunaan Makser Saat Pengambilan
Dana Bantuan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar diatas menunjukan bahwa prokol kesehatan untuk
menggunakan masker diberlakukan saat pengambilan dana
bantuan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan virus
Covid-19 melalui droplet.
Gambar 4.7 Masyarakat Menjaga Jarak Saat
Pengambilan Dana Bantuan
83
Gambar 4.8 Panitia Menjaga Jarak Saat Pengambilan
Dana Bantuan
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Gambar diatas menunjukan bahwa anjuran untuk menjaga
jarak juga harus diterapkan oleh setiap warga ketika hendak
mengambil dana bantuan.
Berdasarkan pemaparan diatas, bahwa adanya program,
Bantuan Sosial Tunai (BST) menimbulkan suatu hal baru dalam
kehidupan bermasyarakat di RT 02. Seperti masyarakat harus
bisa menyisihkan satu hari pada hari libur untuk mengambil dana
bantuan, selain itu masyarakat juga dituntut untuk selalu
menerapkan protocol kesehatan yang telah dianjurkan oleh
pemerintah dalam melakukan kegiatan, apalagi pada saat
pengambilan bantaun masyarakat harus berjumpa dengan banyak
orang. Bantuan ini juga membuat masyarakat agar lebih bisa
untuk hidup hemat dan tidak konsumtif. Pelaksanaan program
84
Bantuan Sosial Tunai di RT 02 ini juga tidak membuat
masyarakat menjadi pasif atau hanya menanti dan mengandalkan
uang bantuan saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun
masyarakat di lingkungan RT 02 juga harus terus mencari
pendapatan guna dapat memenuhi kebuthan hidupnya dimasa
pandemic ini.
4. Bantuan Sosial Tunai dan Upaya Pemberdayaan
Masyarakat
Telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pemberdayaan
adalah memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan serta
keterampilan kepada masyarakat agar mereka dapat
meningkatkan kemampuan diri mereka sehingga mereka dapat
menntukan masa depannya serta dapat berpartisipasi di
masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara, penerima bantuan sosial
menganggap bahwa uang bantuan yang mereka terima dapat
dijadikan proses pengembangan bagi diri mereka, seperti untuk
penambahan modal usaha dan membuka usaha baru. Hal ini di
sampaikan oleh Bapak S yang mengalami Pemutusan Hubungan
Kerja pada masa pandemic, ia mengatakan bahwa
“Ini mba sudah tanya kesiapa saja? Pasti jawabannya
sama. Ngga cukup, tapi ngebantu. mba, jadi cerita
kalo awal ini bantuan tak belikan alat las yang kecil.
Nah dari alat las ini ya dijadikan mata pencaharian,
jadi bisa cukup. Pasti jawaban saya reta-rata sama
kaya yang lain. Harus bisa dicukup- cukupi.” ( Bapak
S, 27/12/20)
85
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas dan menganaliss
temuan di lapangan dari hasil wawancara dan observasi yang
telah dijelaskan pada bab IV mengenai Efektivitas Program
Bantuan Sosial Tunai pada masa Pandemi Covid-19 di
Perumahan Taman Cikande Jayanti-Tangerang. Selanjutnya
peneliti akan mengaitkan temuan tersebut dengan teori-teori yang
telah dijelasakan pada bab II mengenai efektivitas sesuai dengan
pendapat H. Emerson yang dikutip oleh Soewarsono
Handayaningrat yang menyatakan bahwa “ Efeketivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya”, untuk mengukur efektivitas tersebut maka peneliti
akan mengaitkan dengan ukuran efektivitas menurut Richard M.
Steers. Dimana ukuran efektivitas yang dikemukakan oleh
Richard M. Steers adalah aspek pencapain tujuan ( sasaran dan
waktu), proses integrasi atau sosialisasi dan adaptasi.
Peneliti telah menjelaskan pada bab sebelumnya bahwa
peneliti hanya akan membatasai penelitian pada Efektivitas
Program Bantuan Sosial Tunai pada masa Pandemi Covid-19 di
Perumahan Taman Cikande Jayanti-Tangerang. Dimana program
Bantuan Sosial Tunai tersebut diberikan oleh Kementrian Sosial
untuk masyarakat yang kehilangan mata pencahariannya selama
masa pandemic serta bagi mereka yang rentan terdampak
86
pandemic ini. Tujuan diberikannya bantuan ini adalah untuk
menjaga daya beli masyarakat tersebut selama masa pandemic.
Program bantuan ini adalah berupa uang tunai yang
diberikan kepada masyarakat sesuai kriteria senilai 600.00
rupiah/ KK pada tahap 1, dan pada tahap 2 senilai 300.000/KK.
Untuk memperoleh bantuan ini, masyarakat juga harus memalui
proses verifikasi dan validasi data. Proses ini dapa dikatakan
bersifat nasional, karena harus melalui pihak RT sampai dengan
penetapan sebagai DTKS oleh kementrian Sosial sehingga
berdasarkan hasil verifikasi dan validasi data, tidak selalu semua
usulan valid masuk ke dalam DTKS.
Selama masa pandemic, kita ketahui bersama bahwa
banyak sekali dari masyarakat yang mengalami penurunan
pendapatan, hal itu dikarenakan pada saat pandemic ini,
penyebaran virus ini begitu luas menular kepada masyarakat,
sehingga masyarakat yang tertular pun harus menjalani
pengobatan dan isolas, hal tersebut membuat masyarakat
mengalami ketakutan akan penyebaran virus ini, selain itu
penuruan pendapatan juga terjadi karena diberlakukannya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana aturan ini
membuat para wirausaha khususnya dibidang kuliner harus
membatasi jam penjualannya, serta pada saat diberlakukannya
aturan tersebut, tempat makan pun tidak diperbolehkan
melakukan dine in (makan ditempat). Selama masa ini pun,
angkutan umum juga dibatasi jumlah penumpang dan jam kerja.
Hal tesebut tidak dapat dipungkiri dapat membuat mereka
87
mengalami penurunan pendapatan. Bahkan, pandemic ini juga
membuat masyarakat mengalami Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK).
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementrian Sosial
pun berupaya untuk membantu masyarakat yang terkena dampak
pandemic ini melalui program Bantuan Sosial Tunai (BST)
dengan memberikan sejumlah uang yang diharapkan dapat
membantu masyarakat untuk menjaga daya belinya semasa
pandemic ini.
Sebelum membahasas mengenai efektivitas program
Bantuan Sosial Tunai di lingkungan tempat penelitian, peneliti
akan terlebih dahuku membahas mengenai krisis ekonomi yang
melanda masyarakat di lingkungan penelitian serta upaya dan
peran pemerintah sendiri untuk membantu masyarakat selama
masa pandemic ini, sehingga munculah program Bantuan Sosial
Tunai tersebut. Karena, tidak dapat dipungkiri bahwa bantuan ini
diadakan ketika terjadi krisis ekonomi di masyarakat akibat
adanya pandemic ini, hal ini sesuai dengan diterbitkannya
keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia nomor
54/HUK/2020 tentang pelaksanaan bantuan sosial sembako dan
Bantuan Sosial Tunai dalam penanganan dampak Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). ( lihat bab 2, p. 47)
88
A. Analisa Hasil Mengenai Krisis Ekonomi yang Melanda
Warga RT 02
Krisis ekonomi adalah kondisi yang dialami oleh suatu negara
ketika warga negara tidak lagi mempercayakan urusan keuangan
negara kepada pemerintah. Dan keadaan dimana sebuah negara
yang mengalami kesulitan untuk membayar hutang-hutangnya.
Berdasarkan teori krisis, krisis dapat diakibatkan oleh factor
ekonomi dari aspek internal dan eksternal. Selain faktor-faktor
ekonomi, krisis di itu juga disebabkan oleh faktor-faktor non-
ekonomi, seperti aspek sosial, budaya, kultur dan aspek politik.
Dan faktor psikologis juga sangat berperan, dimana tejadi
kepanikan di masyarakat sehingga membuat para peilik modal
memindahkan modal mereka dalam jumlah besar dari Negara
Indoneisa secara tiba-tiba. ( Tulus Tambunan 2011, 82-84).
Pandemic juga merupakan salah satu penyebebab terjadi krisis
yang menimpa banyak Negara. ( lihat bab 2, p. 32)
Berdasarkan hasil temuan wawancara kepada narasumber
yakni ketua RW 03, ketua RT 02, tokoh masyarakat yang ada di
lingkungan RT 02, serta masyarakat dilingkungan RT 02 dan
hasil observasi yang tertera pada bab 4 pandemic ini membuat
banyak kalangan masyarakat merasa kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya dikarenakan adanya penurunan pendapatan.
Penurunan pendapatan ini diakibatkan karena banyak dari
masyarakat yang mengalami penurunan jam kerja, adanya
peraturan untuk bekerja secara selang seling bahkan terjadinya
Pemutusan Hubungan Kerja. Serta bagi mereka yang
89
berwirausaha, adanya pembatasan aktivitas pun membuat mereka
mengalami penurunan omset. Bahkan bagi mereka yang
berwirausaha, mereka terpaksa menutup warungnya/usahanya
sementara ketika pandemic ini, dikarenakan memang jarang
sekali masyarakat yang datang untuk membeli. Hal ini juga
terlihat dari data pada bab 3 yang menunjukan adanya penurunan
jumlah pekerja serta pendapatan di lingkungan RT 02 Perumahan
Taman Cikande. (lihat bab 3, p. 61)
Jika kita kaitkan dengan teori krisis tersebut, bahwa memang
benar pandemic merupakan salah satu factor yang
mengakibatkan krisis dibidang ekonomi bagi seluruh lapisan
masyarakat. Sehingga banyak sekali masyarakat yang sulit untuk
memenuhi kebutuhan mereka selama masa pandemic ini.
B. Peran Pemerintah dalam Mengatasi Krisis Ekonomi di
RT 02
Negara Indonesia adalah Negara yang mengutamakan
kesejahteraan rakyatnya, hal ini bisa kita tinjau pada Pancasila
dan UUD 1945. Dimana pada pancasila sila ke-5 menyatakan
bahwa Negara Indonesia menjamin kesejahteran sosial bagi
seluruh rakyatnya, serta pada UUD 1945, menyatakan negara
mempunyai tujuan untuk :
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
90
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia dengan berdasar
kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” .
Kesejahteraan sosial merupakan aspek yang penting bagi
setiap manusia untuk bertahan hidup, pada UU No. 11 tahun 2009
tentang Kesejahteraan Sosial, dijelaskan” Kesejahteraan Sosial
adalah kondisi terpenuhinya material, spiritual dan sosial warga
Negara agar dapat hidup dengan layak dan mampu
mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi
sosialnya.” Pada pasal tersebut, aspek material menjadi point
utama yang harus terpenuhi. Tidak dapat dipungkiri bahwa,
apabila aspek material mengalami gangguan, maka aspek-aspek
lainpun akan sulit untuk terpenuhi.
Dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pandemic ini
mengakibatkan adanya krisis ekonomi yang memyebabkan
masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan dasaranya. Oleh
karena itu, dibutuhkan peran aktif dari pemerintah guna
membantu masyarakat pada masa pandemic ini. berdasarkan teori
Negara Kesejahteraan (Welfare State), Negara kesejahteraan atau
welfare state adalah suatu negara yang memberikan tunjangan
berupa jaminan sosial (social security benefits) yang luas seperti
pelayanan kesehatan negara, pensiun negara, tunjangan sakit dan
pengangguran, dan lain sebagainya. ( lihat bab 2, p. 22). Oleh
karena itu untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bangsa yakni
menjamin kesejahteraan rakyatnya, terutama dimasa pandemic
ini, pemerintah mencangankan banyak program guna
mewujudkan hal tersebut.
91
Berdasarkan hasil temuan baik melalui wawancara dan
observasi serta dokumentasi mengenai data penerima bantuan,
masyarakat di lingkungan RT 02 sudah menerima berbagai
bantuan baik tunai maupun non tunai pada masa pandemic ini,
salah satunya adalah Bantuan Sosial Tunai (BST) yang diberikan
oleh Kementrian Sosial kepada masyarakat yang kehilamgan
mata pencaharian semasa pandemic serta bagi masyarakat yang
rentan terdampak pandemic ini.
Jika kita kaitkan dengan teori Negara Kesejahteraan (Welfare
State), pada masa pandemic ini pemerintah sudah berperan aktif
guna membantu masyarakat agar tetap dapat memenuhi
kebutuhan dasaranya, hal tersebut termasuk kedalam bentuk
perlindungan sosial. Selain itu jika kita tinjau, pengadaan bantuan
juga tertera pada pasal 14 UU No 11 tahun 2009 tentang
kesejahteraan sosial mengenai perlindungan sosial yakni : (1)
Perlindungan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan
menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial
seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat agar
kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan
dasar minimal, (2) Perlindungan sosial sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan melalui, (a) Bantuan sosial, (b)
Advokasi sosial; dan/atau, (c) Bantuan hukum.
Selain terteranya pasal mengenai Bantuan Sosial, dalam islam
juga sudah diwajibkan kepada sesame manusia untuk saling
tolong menolong dan membantu mereka yang mengalami
kesulitan. Sebagaimana Allah SWT berfirman :
92
Artinya : “Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan
dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah,
sesungguhnya siksa Allah sangat berat” ( Q.S Al-Maidah : 2)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa, sudah sepatutnya kita
sebagai manusia untuk saling tolong menolong, terlebih pada saat
kondisi pandemi yang saa ini mengakibatkan krisis ekonomi yang
dirasakan oleh banyak masyarakat. dimana kita ketahui bersama,
krisis ekonomi mengakibatkan banyak masyarakat sulot sekali
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, sikap
tolong menolong antar sesama manusia sangat diperlukan pada
saat pandemic seperti ini. Dengan menjalankan sikap tolong
menolong, kita dapat membangun pondasi kerukunan yang kuat
dalam kehidupan bermasyarakat.
C. Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada
Masa Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande,
Jayanti –Tangerang
Seperti yang telah kita ketahui, efektivitas berasal dari kata
“efektif” yang dalam bahasa inggris berasal dari kata “effective
93
yang artinya berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil
dengam baik. Menurut H. Emerson yang dikutip oleh Soewarno
Handayaningrat S. yang menyatakan bahwa “ Efektivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya (Handayaningrat 1990,16). ( Lihat bab 2, p. 33)
Suatu program dikatakan efektif apabila dapat diukur sesuai
dengan indikator atau ukuran dari efektivitas. Untuk mengetahui
dan menggambarkan bagaimana efektivitas dari program Bantuan
Sosial Tunai (BST) pada masa pandemic di lingkungan
Perumahan Taman Cikande Jayanti-Tangerang, tepatnya di RT
02 RW 03 maka penggunaan teori yang dapat disampaikan oleh
Richard M. Steers, dimana ukuran efektivitasnya adalah sebagai
berikut :
1. Pencapaian Tujuan ( Waktu dan Sasaran)
Tujuan Pencapaian udalah seluruh upaya dari pencapaian
tujuan harus dipandang sebagai sebuah proses. Pencapaian tujuan
terdiri dari beberapa faktor, yakni Kurun waktu dan sasaran yang
merupakan target kongkrit dari sebuah program. ( lihat bab 2,
p.35)
a. Kurun waktu
Kurun waktu yang dimaksud adalah pelaksaan program
bantuan ini yang telah berjalan selama 2 gelombang (10 tahap),
apakah sudah dapat dikatakan membantu masyarakat untuk
memenuhi menjaga daya beli semasa pandemic atau belum.
94
Berdasarkan hasil temuan pada bab 4, bantuan sosial ini memang
sudah membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka
selama masa pandemic, uang bantuan ini digunakan oleh mereka
seperti untuk penambahan modal dan yang utama ialah untuk
membeli kebutuhan pokok. Namun memang, uang bantuan ini
tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka selama sebulan penuh.
b. Sasaran
Sasaran adalah sejauh mana program ini diberikan kepada
mereka yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Pada
bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa yang berhak menerima
uang bantuan sosial ini adalah mereka yang kehilangan mata
pencahariannya selama pandemic serta untuk mereka yang rentan
terdampak dari adanya pandemic ini. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Ketua RW 03 dan Bapak Ketua RT 02
serta data yang diperoleh mengenai masyarakat di lingkungan RT
02, dapat dikatakan bahwa penerima bantuan ini sudah sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan, dan dapat dikatakan sudah
tepat sasaran.
2. Integrasi
Integrasi berkaitan dengan proses sosialisasi. Yang mana hal
ini adalah sebuah pengukuran dari sebuah organisasi apakah
sudah mampu mengadakan sosialisasi dan menjalin komunikasi
dengan organisasi lainnya atau belum.
95
Berdasarkan hasil temuan pada bab sebelumnya, proses
sosialisai mengenai program Bantuan Sosial Tunai ini telah
dilakukan oleh pihak RW dan RT. Dimana hasil wawancara
menunjukan bahwa, proses sosialisasi telah dilakukan di mana
masyarakat telah diberikan informasi mengenai tujuan dari
program, sasaran program, jumlah nominal yang akan didapatkan
serta alur pengambilan program. Proses sosialisasi dilakukan
secara door to door dan melalui media chat group hal ini
dilakukan guna menghindari pertemuan tatap muka yang dapat
menimbulkan penyebaran virus Corona ini.
Selain itu berdasarkan hasil observasi didaptkan bahwa, dana
bantuan yang ada pun tidak pernah dipotong nominalnya, karena
memang masyarakat mengambil uang tersebut secara mandiri di
lokasi pengambilan yang telah ditentukan. Sikap jujur dalam
memberikan bantuan juga tertera dalam firman Allah SWT
sebagai berikut :
Artinya : “Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu
dengan jalan yang batil, dan (janganlah) kamu menyuap dengan
harta itu kepada para hakim, dengan maksud agar kamu dapat
memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui.” ( Q.S. Al Baqarah : 188)
96
Ayat diatas menjelaskan larangan untuk mengambil hak
orang lain. kita ketahi bersama, bahwa banyak sekali fenomena
dimana uang bantuan sosial yang tidak diberikan sesuai dengan
jumlahnya. Namun, untuk di lingkungan RT 02, jumlah uang
bantuan selalu sesuai dengan jumlah yang telah diberikan oleh
Kementrian Sosial.
3. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur
proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja.
Berdasarkan hasil temuan pada bab sebelumnya, tidak dapat
dipungkiri bahwa adanya pandemic ini memaksa masyarakat
untuk melakukan adaptasi dalam menjalankan segala aktivitas.
Dijelaskan pada bab sebelumnya, bentuk adaptasi yang harus
dilakukan oleh masyarakat mengenai pelaksaan program bantuan
sosial tunai ini adalah, masyarakat harus bisa menyisihkan satu
waktu untuk mengambil dana bantuan, selain itu proses
pengambilan bantuan juga harus menetapkan protocol kesehatan
seperti memakai masker, menjaga jarak dan selalu menjaga
keberihan tangan apabila sehabis menyentuh barang-barang.
Masyarakat juga menjadi lebih hemat dan tidak berprilaku
konsumtif. Selain itu, bantuan ini juga tidak membuat masyarakat
menjadi pasif atau hanya mengandalkan uang bantuan saja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
97
Table 5.1 Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai di
Perumahan Taman Cikande, RT 02 RW 03
No Indikator Efektivitas
1
Pencapaian tujuan
Kurun waktu 1. Sudah membantu masyarakat
walau tidak dapat memenuhi
kebutuhan selama satu bulan
penuh
2. Bagi mereka yang
berwirausaha, dapat dijadikan
penambahan modal
3. Bagi mereka yang terkena PHK
dapat dijadikan modal untuk
membuka usaha baru.
Sasaran Sudah tepat sasaran, dimana
penerima bantuan sudah sesuai
dengan kriteria yang ditetatapkan
Kementrian Sosial
2
Integrasi Proses sosialisasi dilakukan secara
door to door atau melalui
3
Adaptasi 1. Masyarakat harus menyisihkan
waktunya untuk mengambil
bantuan
2. Penerapan protocol kesehatan
98
D. Program Bantuan Sosial Tunai sebagai Sarana
Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan hasil data dan temuan penelitian, program
pemberian bantuan sosial tunai ini dapat dijadikan sarana untuk
proses pemberdayaan masyarakat, terkhusus bagi masyarakat
yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja selama masa
pandemic ini. Masyarakat menggunakan uang bantuan tersebut
untuk membuka usaha baru, yang mana hal ini dapat membantu
mereka agar dapat terus memenuhi kebutuhannya, meciptakan
kemandirian sehingga tidak pasif atau hanya mengandalkan uang
bantuan tunai saja. Dengan adanya pembukaan usaha baru,
amsyarakat dapat terus berinovasi dan dapat menciptakan
peluang kerja bagi masyarakat lainnya.
99
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan, penjelasan yang telah peneliti uraikan, maka
dapat disimpulkan mengenai hasil peneliti mengenai efektivitas
pelaksanaan program bantuan sosial tunai pada masa pandemic
Covid-19 di Perumahan Taman Cikande Jayanti-Tangerang,
tepatnya pada masa pandemic Covid-19. Peneliti menjabarkan
kesimpulan dari peneliti ini sebagai berikut :
1. Analisa Hasil Mengenai Krisis Ekonomi yang Melanda
Masyarakat Warga RT 02
Selama masa pandemic Covid-19 ini, masyarakat di
Perumahan Taman Cikande tepatnya di lingkungan RT 02 RW 03
mengalami krisis ekonomi atau penurunan pendapatan. Hal ini
dikarenakan karena banyak dari masyarakat ynag berprofesi
sebagau karyawan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja atau
PHK, selain itu ada pula yang mengalami penurunan jam kerja,
serta untuk masyarakat yang berprofesi sebagai wirausaha pun
mengalami penurunan pendapatan dikarenakan jarangnya
pembeli yang datang serta peraturan mengenai pembatasan
interaksi. Penurunan pendapatan ini mengakibatkan masyarakat
mengalami kepanikan karena sulit untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
100
2. Peran Pemerintah dalam Mengatasi Krisis
Krisis ekonomi yang melanda masyarakat pun tak luput dari
perhatian pemerintah, sehingga pemerintah berupaya aktif untuk
membantu masyarakat agar tetap dapat memenuhi kebutuhan
dasar minimalnya. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan
berbagai macam bantuan yang diberikan kepada masyarakat
terdampak pandemic ini sebagai upaya dan bentuk partisipasi
pemerintah guna membantu masyarakat yang terdampak
pandemic ini agar mereka bisa tetap menjaga daya belinya.
3. Efektivitas Program Bantuan Sosial Tunai (BST) pada
Masa Pandemi Covid-19 di Perumahan Taman Cikande,
Jayanti –Tangerang
1. Pencapaian Tujuan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan
bahwa dari aspek kurun waktu, pemberian bantuan sosial ini
sudah membantu masyarakat untuk menjaga daya belinya, namun
memang dari segi nominal tidak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat selama satu bulan penuh, lalu dari aspek sasaran,
pemberian Bantuan Sosial Tunai di Perumahan Taman Cikande
tepatnya di RT 02 RW 03 sudah tepat sasaran, dimana bantuan ini
diberikan kepada mereka yang telah sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan oleh Kementrian Sosial yakni untuk mereka yang
kehilangan mata pencaharian selama masa pandemic serta bagi
mereka yang rentan terdampak pandemic ini.
101
2. Integrasi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pihak
RT dan RW sudah melakukan proses ientgrasi atau sosialisasi.
Dimana pihak RT dan RW melakukan sosialisasi secara pribadi
dan melalui media social yakni WhatsApp Group RT. Bentuk
sosialisai yang diberikan adalah informasi mengenai tujuan
bantuan sosial, kriteri penerima atau sasarannya serta alur dan
syarat administrasi dalam pencairan dana bantuan sosial tunai ini.
selain itu, pemberian bantuan sosial di lingkungan ini juga selalu
tepat nominalnya, dalam arti tidak ada pemangkasan secara
sepihak dari pihak-pihak terkait.
3. Adaptasi
Berdasrakan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
bentuk adaptasi yang dilakukan oleh masyarakat mengenai
pelaksaan program bantuan sosial tunai ini adalah, masyarakat
harus bisa menyisihkan waktu satu hari selama sebulan untuk
mengambil dana bantuan, serta masyarakat harus terbiasa untuk
menerapkan protocol kesehatan yang telah dianjurkan. Bantuan
sosial tunai ini juga tidak membuat masyarakat menjadi pasif atau
hanya mengharap dan mengandalkan uang bantuan, namun
masyarakat tetap harus berusaha dan bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka.
102
4. Bantuan Sosial Tunai sebagai Sarana Pengembangan
Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwasannya
pemberian bantuan sosial tunia dapat menjadi saran bagi
masyarakat untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki,
seperti membuka usaha baru yang mana modalnya diperoleh dari
uang bantuan sosial ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasi penelitian, peneliti
memberikan saran untuk pihak-pihak terkait, diantaranya :
1. Masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat terus memnggunakan uang
bantuan dengan adil dan sesuai dengan tujuan dari diadakannya
bantuan sosial ini.
2. Penelitian selajutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti
lebih dalam lagi mengenai efektivitas pelaksanaan program
bantuan sosial tunai dan dapat mewawancarai informan yang
lebih banyak lagi agar dapat mendapatkan hasil penelitiann yang
lebih baik lagi.
103
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Dr. Zunaidi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana &
Praktik. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Hardani dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu.
Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Salemba Humanika.
Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif
Untuk Ilmu Psikologi. Jakarta: Salemba Humanika.
Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta:
Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nova, Firsan. 2011. Crisis Public Relations: Strategi PR
menghadapi Krisis, mengelola isu,membangun citra, dan
reputasi perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2007 . Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan
Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D . Bandung: Alfabeta.
Rachmat, Kriyanto. 2007. Teknik Praktisi Riset Komunikasi.
Jakarta: Pradana Group.
Tika, Moh. Pabundu. 2014. Budaya Organisasi dan Peningkatan
Kinerja Perusahaan. , Jakarta: Bumi Aksara.
Tambunan, Tulus. 2011. Krisis Ekonomi Indonesia: Teori dan
Empiris. Jakarta : Universitas Trisakti.
104
BERITA :
CNN Indoensia. 2020. Update Corona per 24 Agustus : 155.412
Positif, 111.060 Sembuh. Inform Database :
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200824090837
-20-538515/update-corona-24-agustus-155412-positif-
111060-sembuh
Ferdiyan Pratama. 2020. Solusi Hadapi Permasalahan Sosial.
Jakarta: Puspensos. Inform database:
https://puspensos.kemsos.go.id/solusi-hadapi-
permasalahan-sosial-bantuan-sosial-tunai-bansos-tunai
Kementrian Sosial. 2020. Penyaluran Bansos Tunai di Desa
Cikande, Kecamatan Jayanti, Tangerang. Inform Database
: https://kemensos.go.id/penyaluran-bansos-tunai-di-desa-
cikande-kecamatan-jayanti-tangerang
Kresno, Bathara. 2018. Konsep "Welfare State Theory"
Maksimalkan Peran Pemerintah. Kumparan.com.
Merdeka.com. 2021. Bima Arya : Ada Penerima Bansos Tunai
Pakai Uang untuk Beli Baju Lebaran. Inform Database :
https://m.merdeka.com/uang/bima-arya-ada-penerima-
bansos-tunai-pakai-uang-untuk-beli-baju-lebaran.html
Pradana, Horis. Efektivitas BLT di Desa Pengangsalan
Lamongan. Inform Database :
https://horispradana.wordpress.com/makalah/efektifitas-
blt-di-desa-pengangsalan-lamongan/
Suarabantennews. 2020. Angka Pengangguran Kabupaten
Tangerang Tertinggi se-Provinsi Banten. Inform
Database: https://suarabantennews.com/angka-
105
pengangguran-kabupaten-tangerang-tertinggi-se-provinsi-
banten/
JURNAL :
Ahmad Dahlan dan Santosa ‘Irfaan. 2014. Menggagas Negara
Kesejahteraan. Purwokerto : STAIN Purwokerto. Vol.II
No.1 Januari-Juni 2014.
Alfitri. 2012. Ideologi Welfare State dalam Dasar Negara
Indonesia: Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional. Samarinda :
STAIN Samarinda Fakultas Syariah. Volume 9, Nomor 3,
September 2012.
Edi Suharto, PhD. Islam dan Negara Kesejahteraan.
Erfly Fernando Maun, Carly. 2020. Efektivitas Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa bagi Masyarakat Miskin Terkena
Dampak Covid-19 di Desa Talaitad Kecamatan Suulun
Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Manado : Program
Studi Ilmu Pemerintahan Fakulttas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sam Ratulangi.
Elviandri, Khuzdaifah Dimyati dan Absori. 2019. Quo Vadis
Negara Kesejahteraan : Meneguhkan Ideologi Welfare
State Negara Hukum Kesejahteraan Indonesia Journal.
no 2: 253-254.
Fuadi, Ariza. Negara Kesejahteraan (Welfare State) dalam
pandangan Islam dan Kapitalisme. Semarang : Universitas
Diponegoro. Vol. 5, No. 1 Juni 2015
106
Ismail, Asep Usman. 2015. Kesejahteraan Sosial Perspektif Al-
Qur’an. EMPATI: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial. Vol.
4 No. 1 Juni 2015
Putra, Agung Aldino. 2018. Jurnal Efektivitas Pelaksanaan
Program Bantuan Sosial pada Masyarakat di Kota Palu
(Studi Tentang Kelompok Usaha Bersama) Vol 6 no 8. :
1-8.
Putra, Agung Aldino. 2018. Efektivitas Pelaksanaan Program
Bantuan Sosial Pada Masyarakat Di Kota Palu (Studi
Tentang Kelompok Usaha Bersama. Palu : Program Studi
Magister Administrasi Publik Program Pascasarjana
Universitas Tadulako.
Putri Keumala Sari dan Fakhrudin. 2016. Identifikasi Penyebab
Krisis Moneter Dan Kebijakan Bank Sentral Di
Indonesia: Kasus Krisis Tahun (1997-1998 Dan 2008).
Banda Aceh : Universitas Syah Kuala Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. Vol. 1 no. 2 November 2016.
SKRIPSI :
Harwidiansyah. 2011. Dampak Bantuan Langsung Tunai
terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Maccini Baji
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Makassar: Program
Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Kurniawan, Andre Agus. 2020. Efektivitas Program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Kanigaran
Kota Probolinggo. Surabaya : Program Studi
107
Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Rahmayanti. 2017. Efektifitas Penyaluran Dana Bantuan
Langsung Tunai (BLT) dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Rimba
Melintang Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten
Rokan Hilir. Riau : Program Studi Ekonomi Syari’ah
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim.
Sadri, Arviantoni. 2009. Model dan Strategi Pemberdayaan
Pemuda Jalanan. Jakarta : Program Pasca Sarjana
Program Studi Kajian Ketahanan Nasional.
Silaen, Simon. 2016. Penerapan Prinsip-prinsip Community
Development dalam Pelaksanaan Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera di
Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan. Medan :
Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik.
WEBSITE :
Badan Pusat Statistik. 2020. [REVISI Per 23/11/2020] Agustus
2020: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar
7,07 Persen. Inform Database
:https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/11/05/1673/agu
stus-2020--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-7-
07-persen.html
Menteri Sosial Republik Indonesia. 2020. Keputusan Menteri
Sosial Republik Indonesia Nomor 54/Huk/2020 Tentang
108
Pelaksanaan Bantuan Sosial Sembako Dan Bantuan
Sosial Tunai Dalam Penanganan Dampak Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Juga dapat diunduh pada:
https://jdih.kemsos.go.id/pencarian/www/storage/docume
nt/Kepmensos%20No.%2054-HUK-2020.pdf
Menteri Sosial Republik Indonesia. Keputusan Menteri Sosial
Republik Indonesia Nomor 86/Huk/2020 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Sosial Nomor
54/Huk/2020 Tentang Pelaksanaan Bantuan Sosial
Sembako Dan Bantuan Sosial Tunai Dalam Penanganan
Dampak Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Juga
dapat diunduh pada: :
https://jdih.kemsos.go.id/pencarian/www/storage/docume
nt/86%20HUK%202020.pdf
Pemerintah Pusat. UU No. 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial. 2009. Juga dapat diunduh pada
https://peraturan.bpk.go.id/Home/
Teori dan Konsep Dasar Negara Kesejehteraan (Welfare State).
2016. Inform Database
https://www.ajarekonomi.com/2016/07/teori-dan-konsep-
dasar-negara.html?m=1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keputusan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor 507 Tahun 2017 tentang
“Pedoman Penulisan Karya Ilmuah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Juga dapat diunduh pada
http://lpm.uinjkt.ac.id/
109
LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Perserujuan Proposal dari Dosen Pembimbing Akademik
110
Lampiran 2
Pernyataan Lulus Ujian Seminar Proposal
111
Lampiran 3
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
112
Lampiran 4
Surat Permohonan Penelitian
113
Lampiran 5
Pedoman Wawancara untuk Bapak Ketua RW 03
Data Informan
Hari/Tanggal :
Nama :
Pertanyaan
1. Ada berapa penduduk di RW 03?
2. Bagaimana stuktur kepengurusan di RW 03?
3. Bagaimana tugas dan fungsi dari masing-masing jabatan
yang ada?
4. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang dirasakan
masyarakat terutama disektor ekonomi/pendapatan?
5. Selama masa pandemic ini, apakah pemerintah sudah
berperan aktif dalam upaya mensejahterakan masyarakat?
Dan apa contoh peran yang sudah dilakukan?
6. Bagaimana Syarat untuk mendapatkan BST dan apakah
seluruh penerima yang ada sudah memenuhi syarat
tersebut? Dalam arti tepat sasaran?
7. Apakah sudah dilakukan sosialisasi mengenai program
BST kepada masyarakat guna menghindari
penyalahgunaan BST ini? Dan apa bentuk sosialisasi itu?
8. Dengan adanya BST ini, apakah masyarakat bisa ber
adaptasi? Dan apakah BST ini membuat masyarakat
menjadi pasif?
114
Lampiran 6
Pedoman Wawancara untuk Bapak Ketua RT 02
Data Informan
Hari/Tanggal :
Nama :
Pertanyaan
1. Bagaimana Demografi penduduk di RT 02, lalu struktur
kepengurusan dan fungsi serta tugas daei masing-masing
jabatan?
2. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang dirasakan
masyarakat terutaman disektor ekonomi/pendapatan?
3. Menurut Bapak, selama masa pandemic ini, apakah
pemerintah sudah berperan aktif dalam upaya
mensejahterakan masyarakat? Dan apa contoh peran yang
sudah dilakukan?
4. Ada berapa penerima BST di wilayah RT 02? Dan apa
saja syarat untuk penerima BST?
5. Apakah di RT 02 ini seluruh peserta BST sudah
memenuhi syarakt tersebut? Dalam arti sudah tepat
sasaran?
6. Apakah dalam kurun waktu 2 tahap ini, penerima BST
sudah mencapai tujuan dari harapan Kemensos? Yakni
menjaga daya beli masyarakat?
115
7. Apakah sudah dilakukan sosialisasi mengenai program
BST kepada masyarakat guna menghindari
penyalahgunaan BST ini? Dan apa bentuk sosialisasi itu?
8. Dengan adanya BST ini, apakah masyarakat bisa ber
adaptasi dengan pelaksanaan program tersebut? Dan
apakah BST ini membuat masyarakat menjadi pasif?
9. Dalam menjalankan sebuah program, adakah faktor
pendukung pelaksanaan program BST ini?
10. Dan apa saja faktor penghambatnya? Dan bagaimana cara
bapak mengatasi hal tersebut?
116
Lampiran 7
Pedoman Wawancara untuk Tokoh Masyarakat di RT 02
Data Informan
Hari/Tanggal :
Nama :
Pertanyaan
1. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang dirasakan
masyarakat terutaman disektor ekonomi/pendapatan?
2. Menurut Bapak, selama masa pandemic ini, apakah
pemerintah sudah berperan aktif dalam upaya
mensejahterakan masyarakat? Dan apa contoh peran yang
sudah dilakukan?
3. Menurut Bapak, apakah pengurus RT sudah tepat sasaran
dalam memilih siapa saja warga yang berhak menerima
BST?
4. Menurut Bapak, apakah dengan adanya BST ini
masyarakat terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-
harinya?
5. Menurut Bapak, apakah pengurus RT sudah
melaksanakan sosialisasi tentang program BST ini?
6. Menurut Bapak, perubahan apa yang ada dimasyarakat
setelah adanya program ini? Dan apakah BST ini
membuat masyarakat menjadi pasif?
117
Lampiran 8
Pedoman Wawancara untuk Masyarakat Penerima BST di RT 02
Data Informan
Hari/Tanggal :
Nama :
Pertanyaan
1. Apa yang Bapak/Ibu rasakan selama masa pandemic ini?
terutama dalam segi ekonomi?
2. Selama masa pandemic ini, apakah pemerintah sudah
berperan aktif dalam upaya mensejahterakan masyarakat?
Dan apa contoh peran yang sudah dilakukan?
3. Menurut Bapak/ Ibu, dalam 2 tahapan pelaksanaan
program BST ini sudah membantu Bapak/Ibu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari?
4. Bagaimana pendapat Bapak/ibu terkait program BST ini?
dan bagimana Bapak/Ibu memanfaatkan uang bantuan
tersebut?
5. Apakah pengurus RT sendiri sudah melaksanakan
sosialisasi terkait program ini? Seperti tujuan program dan
alur untuk mencairkan dana bantuan tersebut?
6. Apakah ada hal yang berubah atau baru untuk dilakukan
selama pelaksanaan program BST ini?
118
Lampiran 9
Transkip Wawancara dengan Bapak Wakil Ketua RW 03
Nama :Bapak Arief Z
Hari/tanggal :Rabu/ 30-12-2020
Jabatan : Wakil Ketua RW 03
1. Ada berapa penduduk di RW 03?
Kalo jumlah KKnya itu ada 319 KK. Nah kalo jumlah
penduduk dikaliin aja 5, ya sekitar 1200-1300an. Kan kita
di RW 03 itu RT nya ada RT 1 sampai RT 5.
2. Bagaimana stuktur kepengurusan di RW 03?
Pengurusnya itu, ketuanya Pak Suwaji, wakilnya Saya
(Pak Arief), sekretarisnya Om Toto atau pak Sugiyanto,
bendaharanya Pak Zein Firdaus, Kemananannya Om Eko
Prastyo, lingkungan pembangunan nya Pak Nadim,
bidang rohaninya Ustad Aliyudin, ya itu juga ada wakil-
wakilnya gitu. Cuma yang inti itu aja sih, ini juga kan
belum aktif
3. Bagaimana tugas dan fungsi dari masing-masing
jabatan yang ada?
Tugasnya ya sama aja kaya di kepengurusan lain. RW ya
jadi ketua ya yang koordinasi antar RT, jadi komando
bagi semua pengurus, wakil yang mewakili RW kalo
gabisa dating, sekretaris yang ngurusin data-data,
bendahara yang ngurusin keuangan, keamana ya yang
119
bertanggung jawab atas kemanan RW 3, lingkungan dan
pembangunan itu yang kaya ngurusin kebersihan terus
infrastuktur, rohani yang ngurusin kaya pengajian gitu-
gitu. Sama aja kaya tugas-tugas yang lain.
4. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang
dirasakan masyarakat terutama disektor
ekonomi/pendapatan?
Yang paling kerasa ya banyak terjadi PHK, yak arena kita
sebagian besar karyawan ya itu PHK, tersu kalo keluhan
masyarakat masalah yang dagang ada pengurangan
pendapatan. Itu sih. Kalo sisi sosial lain, silaturahmi
berkurang karena pembatasan interaksi
5. Selama masa pandemic ini, apakah pemerintah sudah
berperan aktif dalam upaya mensejahterakan
masyarakat? Dan apa contoh peran yang sudah
dilakukan?
Ya kalopun udah paling dalam bentuk itu BST, BLT ya
itu ada. Walaupun belum semua, belum semua dapet ya
tapi sebagian besar udah dapet. Jadi udh ada peran dari
pemerintah. Tapi ya harapan ngga sekedar dibantu itu,
tapi dalam pembinaan kemasyarakatnya masalah
penanggulangan ekonomi kemasyarakatnya seperti apa.
Itu yang saya harapakan ada sisi edukasinya kan,
pendidikannya kan. Ini yang ngga keliatan. Kemudian
hanya dibantu uang, semabako. Itukan hanya pelepasan
sesaat. Yang namanya bantuan ya bantuan, mungkin
120
gabisa lebih dari seminggu, nominalnya itu kan.
Sedangakn kita hidup 30 hari kan sebulan.
6. Bagaimana Syarat untuk mendapatkan BST dan
apakah seluruh penerima yang ada sudah memenuhi
syarat tersebut? Dalam arti tepat sasaran?
Kalo soal itu sih, yang di kita ya. Yang di taman Cikande
itu udah sesuai ya. Sesuai dengan kriteria yang ada. Ya
sebagian besar pengajuan itu terealisasi, Cuma kan ga
semua dapet. Itu juga kan bantuan ada dari macem-
macem, ada dari kemensos, tenaga kerja, propinsi, daerah
sama dana desa. Kalo dari yang BST itu sudah sesuai, kita
diminta kan untuk mengajukan nama-nama, ya itu sudah
sesuai. Kita gapernah manipulasi data, ya Alhamdulillah
sih pada dapet, Cuma ga kan semua turun. Terus ya
dialihin ke bantuan lain. Ya kita gatau dilevel mana
penyaringan, kita hanya memberikan data dari desa ke
kecamatan. Selebihnya kalo kata kitamah pusat yang
nentuin.
7. Apakah sudah dilakukan sosialisasi mengenai
program BST kepada masyarakat guna menghindari
penyalahgunaan BST ini? Dan apa bentuk sosialisasi
itu?
Kalo itu, mulai dari pengajuan sampe pas mereka dapet
selalu peran RT RW yang jalan, jadi ya kita ngasih tau
pada hari apa diambil, jam berapa, dimana, nanti apa
syarat yang harus dibawa. Nanti kalo yang dapet kan
dikasih surat yang ada barcode, nah itu sih kita saling
121
kerjasama aja. Siapa yang dating nanti dititip gitu, jadi
kita ngambil ke yang di titip. Jadi yang saling bantu gitu.
8. Dengan adanya BST ini, apakah masyarakat bisa ber
adaptasi? Dan apakah BST ini membuat masyarakat
menjadi pasif?
Tentu harus bisa adaptasi ya, ini kan hal baru. Kita
sebagai manusia pun pasti bakal teru beradaptasi, ya mau
gamau harus bisa. Dan ngga buat masyarakat pasif,
nggalah. Masyarakat tetep usaha cari pendapatan, cari
penghasilan, karena kan tadi sudah saya bilang uang BST
itu ya sekedar ngebantu aja, BST kan umurnya ga sampe
satu minggu, 7 hari. 23 harinya ya kita harus cari. Ya jauh
lah sama penghasilan yang biasa di dapet, biasanya dapet
4 juta sebulan ini dapet 600 ribu, ya harus cari lagi buat
nutupin. Cuma kalo dibilang membantu, menjaga biar
masyarakat setidaknya ga kurang, iya sudah.
122
Lampiran 10
Transkip Wawancara dengan Bapak Ketua RT 02
Nama : Bapak Marsudi
Hari/tanggal : Selasa/ 22-12-2020
Jabatan : Ketua RT 02
1. Bagaimana Demografi penduduk di RT 02, lalu
struktur kepengurusan dan fungsi serta tugas daei
masing-masing jabatan?
Buat demografi nanti tak liatin datanya ya mba, Cuma
disisni ada 300 warga. Buat struktur sama fungsi ya sama
saja kaya RT lain, nanti tak liatin. Ada bukunya
2. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang
dirasakan masyarakat terutaman disektor
ekonomi/pendapatan?
Yang pasti, masyarakat mengalami krisis di ekonomi ya.
Ya contohnya yang biasaya lembur jadi ngga ada lembur,
yang pada di PHK. Penjualan orang dagang itu berkurang,
sector pendapatan itu berkurang.. Mau apa-apa susah. Ya
namanya hidup pasti perlu uang toh?. Perusahaan juga
pendapatan turun. Pandemic ini bikin pusing’e , stress
banyak orang. Kita mau pergi harus rapid, rapid juga
butuh uang, tapi ndilalah ngga ada uangnya. Jatohnya jadi
krisis pendapatan pada masa ini. Makanya kan diadain
bantuan itu.
123
3. Menurut Bapak, selama masa pandemic ini, apakah
pemerintah sudah berperan aktif dalam upaya
mensejahterakan masyarakat? Dan apa contoh peran
yang sudah dilakukan?
Sangat membantu, terutama yang anu, yang pas pandemic
ini kena dampak, kena PHK ekonominya jadi pas-pasan.
Saya pribadi berterima kasih sekali’e sama pemerintah.
Warga banyak di bantu uang, dibantu sembako. Itu kan
bentuk peran pemerintah ya biar warga ini ngga terlalu
kesusahan, kalau ngga ada bantuan seperti ini, kasihan
juga warga yang ngga ada pemasukan mbak. Terima kasih
sekali saya sudah diadakan bantuan ini.
4. Ada berapa penerima BST di wilayah RT 02? Dan apa
saja syarat untuk penerima BST?
Yang nerima BST itu ada 25 KK. Syaratnya pertama itu
dia yang kena PHK, yang pendapatan nya pas-pasan
ataua wirausaha yang terhambat, janda, yang terdampak.
Kalo syarat yang administrasi sih yang awalnya FC KK,
terus warga sini sama bukan peserta bantuan lain gitu
Mba. Kalo pengambilan KK KTP asli sama surat yang
ada barcodenya. Nanti yang data itu kita serahin ke Desa.
Sebenarnya kita ngajuin pas waktu awalan kita nyerahin
30 yang di ACC 25. Jadi di saring dulu itu dari pusat,
namanya ada DTKS atau Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial, sama kaya jurusan Mbak ya.
124
5. Apakah di RT 02 ini seluruh peserta BST sudah
memenuhi syarakt tersebut? Dalam arti sudah tepat
sasaran?
Ya sudah tepat sasaran, terus terang kita ngga ada kaya
pilih-pilih sama yang gimana-gimana. Bener-bener murni
sesuai syarat yang diminta. Kita juga ngga berani kan kalo
harus bohong, sudah di pilih warga artinya sudah
dipercaya. Terus ini juga kan bantuan ya mba, ya harus
bener-bener sama orang yang berhak nerima.
6. Apakah dalam kurun waktu 2 tahap ini, penerima
BST sudah mencapai tujuan dari harapan Kemensos?
Yakni menjaga daya beli masyarakat?
Sudah mba, menurut saya ya. Masyarakat banyak dibantu.
Cuma untuk cukup ngga nya kita ngga tahu. Tapi ngga
ada yang ngeluh kekurangan gitu ke saya. Dan
masyarakat juga antusian nerimanya, artinya kan memang
membantu mereka buat beli bahan-bahan pokok, buat
menjaga daya beli kaya yang tadi dibilang.
7. Apakah sudah dilakukan sosialisasi mengenai
program BST kepada masyarakat guna menghindari
penyalahgunaan BST ini? Dan apa bentuk sosialisasi
itu?
Ohh sudah mbak, dari pas malem itu saya keliling sama
humas buat narikin KK sama KTP, wes tak kasih tahu. Ini
loh ada bantuan dari pemerintah, dari kementrian sosial,
nanti dapetnya 600 ribu, terus nanti ada bisa beberapa
tahap gitu, ini bantuannya buat siapa-siapa syaratnya
125
sudah saya kasih tau.. Cuma ini masih di seleksi lagi, ya
mudah-mudahan lolos. Nanti kalau lolos besok,
ngambilnya pakek KTP sama KK asli, nanti juga ada
selebaran kertas pengambilan buat bukti pengambilannya.
saya infoin gitu mbak. Saya juga bilang, kalau dapat
semoga bisa dimanfaatkan dengan baik jangan buat yang
ngga penting gitu lho, tapi saya yakin lah warga sini
amanah semua.
8. Dengan adanya BST ini, apakah masyarakat bisa ber
adaptasi dengan pelaksanaan program tersebut? Dan
apakah BST ini membuat masyarakat menjadi pasif?
Adaptasinya sih ya masyarakat jadi suka bareng-bareng
mbak kalau mau ngambil ke stadion gitu. Ya kadang suka
nanya juga “kapan pak cair” gitu. Buat jadi pasif mah
engga’e Mbak. Warga justru banyak lho yang dari
bantuan dibikin jualan apa, buat modal apa gitu. Jadi
malah kreatif ya kalau bahasa bagusnya hehe.
Alhamdulillah terbantu mba sama bantuan ini.
9. Dalam menjalankan sebuah program, adakah faktor
pendukung pelaksanaan program BST ini?
Kalau pendukung, dari humas sangat ngebantu. Nemenin
saya sampe begadang narikin data. Terus ya masyarakat
juga kooperatif mbak antusias juga. Organisasi ke RTan
gotong royong. Itu sih yang ngemudahin.
126
10. Dan apa saja faktor penghambatnya? Dan bagaimana
cara bapak mengatasi hal tersebut?
Faktor penghambatnya, kadang tuh saya suka lupa naro
data’e mbak. Jadi suka minta tolong anak buat ngeclip-in,
buat simpenin dulu. Namanya sudah tua ya mbak. Terus
ya kadang ada juga masyarakat yang iri, lho kok si A
dapet, saya kok ngga. Tapi saya berusaha adil, kalau yang
udah dapet bantuan A ya gak dapet yang B, nanti yang
bantuan B buat yang lain. Saya usahakan adil. Terus
kadang info nya dari atas suka dadakan’e mbak. Jadi saya
suka kebingunan sendiri saya, untung dibantu humas. Itu
sih yang kadang bikin ngehambat.
127
Lampiran 11
Transkip Wawancara dengan Tokoh Masyarakat RT 02
Nama : Bapak Paimin
Hari/tanggal : Minggu/ 3-01-2021
Jabatan : Tokoh Masyarakat di RT 02
1. Menurut Bapak, dimasa pandemic ini apa yang
dirasakan masyarakat terutaman disektor
ekonomi/pendapatan?
Iya baik, bahwa kejadian yang menimpa saat ini terkait
dengan kondisi pandemic terutama dari dampak ekonomi
masyarakat yang dirasakan bahwa pndapatan masyarakat
ini berkurang. Mengapa? Karena memang di sector
lembaga negeri maupun swasta itu semuanya serba
dibatasi aktivitasnya. Dengan dibatasi aktivitas berarti
juga mengakibatkan pendapatan dari sector tersebut
mengalami penurunan, hal itu akhirnya berdampak pada
masyarakat, pada karyawan-kayawan. Dari hal terseut
juga timbulah dampak pemutusan hubungan kerja atau
bisa disebut PHK. selain itu, akibat dari pembatasan
aktivitas ini juga menghambat mereka yang berwirausaha,
jadi sulit bagi masyarakat juga untuk mencari pendapatan
tambahan. Selain itu, akibat dari pembatasan aktivitas
yang menimbulkan pendapatan ini berkurang, masyarakat
menjadi cemas, timbul kecemasan dilingkungan
128
masyarakat. Apa yang dicemaskan? Ya kapan pandemic
ini berakhir sehingga mereka bisa beraktivitas seperti
semula dan pendapatann mereka tidak seperti sekarang,
karena penurunan pendapatan pun membuat masyarakat
sulit untuk memnuhi kebutuhan sehari-harinya. Karena
kalu berkepanjangan, kondisi masyarakat ini semakin
memburuk, dalam arti semakin sulit untuk memenuhi
kebutuhannya. Begitu .
2. Menurut Bapak, selama masa pandemic ini, apakah
pemerintah sudah berperan aktif dalam upaya
mensejahterakan masyarakat? Dan apa contoh peran
yang sudah dilakukan?
Ya, baik. Ada beberapa hal yang dirasakan masyarakat
terkait dengan tanggung jawab pemerintah. Diantara nya
adalah masyarakat merasakan beberapa bantuan baik
secara tunai maupun material. Ini dari beberapa lini kita
pernah tau, ada yang disebut bansos tunai yang saya tahu
sudah terlaksana beberapa tahapan, ada juga bansos dari
BRI, ada juga bantuan berupa bahan pokok seperti beras
atau telur saya pernah lihat itu.
3. Menurut Bapak, apakah pengurus RT sudah tepat
sasaran dalam memilih siapa saja warga yang berhak
menerima BST?
Kalau saya berbicara diseputar RT kita saja ya. Dan ini
sudah sangat tepat, tepat sekali. Dalam rangka RT sudah
cukup jelih dalam memilih dan memilah siapa-siapa saja
129
yang harus mendapatkan bantuan–bantuan itu. Dan saya
piker ini sudah tepat sasaran.
4. Menurut Bapak, apakah dengan adanya BST ini
masyarakat terbantu dalam memenuhi kebutuhan
sehari-harinya?
Ya kalau yang kita rasakan sedikit membantu saja ya.
Karena memang kebutuhan masyarakat dengan jumlah
bantuan yang didapatkan itu perbandingannya sangat
jauh. Tapi ya dapat kita rasakan ya cukup membantu,
namanya juga bantuan tentu tidak bisa mencover seluruh
kebutuhan yang diperlukan.
5. Menurut Bapak, apakah pengurus RT sudah
melaksanakan sosialisasi tentang program BST ini?
Iya setau saya sudah. Sudah disosialisasikan kepada
masyarakat, seperti ini BST dari kementrian sosial, dan
siapa yang akan mendapatkan, iya secara keseluruhan
masyarakat sudah paham, terkait program bantuan BST
ini. dan bentuk sosialisasi ini sesuai dengan ajuran kita
door to door dan melalui WhatssApp Group RT yang
disediakan ya
6. Menurut Bapak, perubahan apa yang ada
dimasyarakat setelah adanya program ini? Dan
apakah BST ini membuat masyarakat menjadi pasif?
Bentuk perubahan semenjak ada pandemic ini lebih ke
proses bersosialisasi ya. Yaitu dengan menerapkan
protocol kesehatan, jika di kaitkan dengan BST ya proses
penmabilannya harus dengan protocol, yang biasanya
130
tidak jaga jarak ini harus jaga jarak, yang biasanya tidak
pakai masker ini harus pakai masker, dan saya rasa
bantuan ini jelas tidak membuat masyarakat menjadi
pasif atau hanya mengharap bantuan saja. Mereka tetap
mencari pendapatan, tetap beraktivitas, hanya saja ya itu
mereka tetap ikut protokoler dari pemerintah.
131
Lampiran 12
Transkip Wawancara dengan Mayarakat Penerima BST di RT 02
Hari/tanggal : rabu s/d Minggu / 23-27 Desember 2020
1. Apa yang Bapak/Ibu rasakan selama masa pandemic
ini? terutama dalam segi ekonomi?
a. Ibu N (Janda) :
Disegi ekonomi, pendapatan berkurang, bener-
bener berkurang. Apa-apa susah, mau belanja juga
barangnya mahal, uangnya ndak ada. Gitu sih
yang paling dirasa (23/12/20)
b. Ibu L (Janda) :
Iya yang saya rasa, dan rasain banget sih
pendapatan saya semakin berkurang ya,
pendapatan saya menurun banget karena covid ini.
terus aktivitas juga dibatesin, jadi ya gini. Mana
saya ngewarung kan, jadi jarang yang pada makan,
jajan-jajan gitu. Udah mah anak masih sekolah,
harus cari uang sendiri. Online juga mba, tetep
bayaran. (23/12/20)
c. Bapak Y.S (Pedagang):
Akibat pandemic ini, kondisi ekonomi keluargaku
sangat menurun mbak , apalagi saya dagang kan,
dagang makanan, gordeng, yang biasanya ada
pemasukan tiap hari, eh ini menurun banget,
malah pernah ngga ada yang beli sama sekali,
132
makanya ini ditutup dulu lah, sepi abisnya.
Kadangan juga sehari bisa dapet 100 ribu, ini 20
ribu sudah Alhamdulillah. Jadi pusing, buat makan
aja susah, apalagi buat biaya lain-lain. Harus
dihemat-hemat pengeluarannya.(23/12/20)
d. Bapak H (PHK) :
Duh pusing kalo bahas ekonomi saat corona mah,
sangat berasa banget ngga ada pendapatan pas
corona ini. Gaji dipotong mba, kan off selang
seling gitu ya, kadang di suruh kerja, kadang full
sebulan diliburkan. Terus yang biasanya ada uang
makan, uang transport, sekarang sudah ngga ada.
Ya disyukur saja masih ada gaji bulanan, walau
emang kalo dari jumlah menurun. (26/12/20)
e. Bapak K (Penjahit) :
Dari segi ekonomi yang kerasa banget ya
pendapatan berkurang mba, apalagi saya kan jahit
ya. Biasanya sekolah-sekolah itu lho pada buat
seragam, ini banyak yang ngga dulu karena kan
gaboleh masuk sekolah. Padahal dari jahit seragam
gitu untungnya lumayan mbak, terus dari border-
bordir juga lumayan. Ada sih ada yang jahit, Cuma
ngga serame kaya biasanya. Biasanya juga ada
yang jahit seragam kebaya, tapi ini kan ngga boleh
hajatan. Jadi yang pada jahit kebaya gitu
ngecancel mba. Lah disyukuri saja ya mba, kalo
133
bersyukur kan ditambah lagi sama Gusti Allah.
(26/12/20)
f. Bapak N.A (Pedagang) :
Wah Nin, ini pandemic bikin saya pusing. Mana
anak masih sekolah SD, swasta lagi. Biayanya
juga lumayan, tau sendiri lah. Belom lagi biaya
macem-macem, yang bayar listrik lah, bayar air
lah, terus harus jualan juga kan. Kalo ngga jualan
ngga ada duit. Cuma mau jualan yang beli juga
jarang. Dipasar pada mahal, sempet juga pasar
tutup. Waduhh pusing sama sama istri, harus
gimana ini ya Pak? Kata istri. Biasanya kalo jualan
kan udah ada langganan, ini juga langganan pada
jarang beli. Jadi ya suka ngga laku. Sering rugi.
Cuma ya bersyukur aja lah. (27/12/20)
g. Bapak Y (Pedagang) :
Kalo buat saya yang pedangan jelas pembeli nya
berkurang, otomatis pendapatan juga berkurang.
Sering rugi gitu. Itu sih yang paling dirasa. Kalo
buat tetangga-tetangga yang kerja, ya banyak di
putus kontrak. (27/12/20)
h. Bapak S (PHK) :
Waduh mbaa, parah corona ini. Banyak dari
warga kan yang kena PHK termasuk saya.
Bingung mba, punya anak istr. Anaknya lagi
kuliah, bapaknya di PHK, ngga ada uang. Suka
melas kalo anak pengen butuh apa buat tugasnya
134
tapi uangnya ngepas, kalo dikasih bingung besok
bisa beli sayur ngga yaa. Kalo ngga dikasih ga
sampe hati juga, ngeliat temen-temennya pada bisa
main refreshing anakku engga. Merih saya ini.
Mau cari kerja lagi susah juga, makanya ini tak
akal-akalin lah mba, kerja apa saja. Sekarang jadi
buka jasa ngelas besi aja dirumah. Doain ya mba,
biar bisa bersyukur terus. (27/12/20)
i. Bapak S (Pedagang) :
Dampak yang dirasakan itu pertama pendapatan
menurun ya buat saya yang dagang. Karena
selama pandemic ini masyarakat jadi jarang beli-
beli. Dari yang biasanya dagang itu hampir atau
malah sering habis, ini ngga. Jadi selama
pandemic ini juga saya jualannya dikit-dikit aja,
yang penting laku gitu mba. Bisa nutup modal,
karena ga mungkin kalo ga jualan, kan cari
makannya dari situ. (27/12/20)
j. Bapak S (PHK) :
Yang saya rasakan, sangat sedih pasti ya. Posisi
saya kepala keluarga yang harus cari nafkah buat
anak istri, tapi malah kena PHK gini. Ditambah
yang kerja kan Cuma saya ya mba, jadi sangat-
sangat sulit buat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
(27/12/20)
135
2. Selama masa pandemic ini, apakah pemerintah sudah
berperan aktif dalam upaya mensejahterakan
masyarakat? Dan apa contoh peran yang sudah
dilakukan?
a. Ibu N (Janda) :
Sudah, menurut saya sudah sangat berperan dan
membantu masyarakat. Dengan adanya bantuan ini,
kita sangat terbantu lho. Contohnya yang sekarang
Ibu, dapet BST. Ada juga yang BLT, terus dana desa,
yang bantuan kerja. Tau itu aja sih
b. Ibu L (Janda) :
Kalo menurut saya, sudah ya mba. Karena selama
covid ini saya tuh dibantu, ada yang 600 ribu, terus
yang kemarin itu 300 ribu, kan sesuai tahapannya ya.
Jadi lumayan buat beli sembako-sembako, beras-
beras, Alhamdulillah sih terbantu ya.
c. Bapak Y.S (Pedagang):
Sudah, sangat berperan membantu rakyat, contohnya
ya BST ini. walaupun ngga cukup buat sebulan bayar-
bayar gitu, Cuma sangat membantu mba. Pinter-pinter
kita aja manfaatin uangnya. Ya kasarnya mah harus
diputer otak gimana ini uang bantuan bisa kita pakek
buat jadi modal usaha.
d. Bapak H (PHK) :
Membantu Mba, karena kan setau saya banyak
bantuan-bantuan pas corona ini ya kaya BLT, BST,
terus ada yang sembako, bantuan UMKM terus
136
bantuan kerja, saya rasa ini sudah sangat berperan
aktif Mba
e. Bapak K (Penjahit) :
Sangat membantu mba , contohnya ya BST ini. Sama
apatuh yang dari desa? BLT ya mba. Kayanya sih
masih banyak Cuma saya lupa’e. tapi jujur sangat
membantu, walau memang kalo buat sebulan ngga
cukup. Jadi harus diputer uangnya, makanya ini saya
alihin buat tambah modal sebagian.
f. Bapak N A (Pedagang) :
Sudah , sudah berperan aktif. Kaya sekarang ini kan
banyak bantuan. Itu menurut saya sudah termasuk
bentuk perhatian pemerintah sama rakyatnya, apalagi
pedagang kaya saya gini kan. Selama pandemic sering
ngga dapet penghasilan. Ya ga Cuma saya, banyak
juga tetangga yang ngerasain. Sudah, sudah berperan
aktif kok.
g. Bapak Y (Pedagang) :
Dibilang ngebantu, jelas ngebantu mba. Cuma jujur
emang ngga cukup ya buat sebulan full, nah dari situ
kita pasti harus cari sisanya. Tapi ngebantu kok.
h. Bapak S (PHK) :
Wah sangat membantu mbak, khusnya buat yang kaya
saya ini, kena PHK dari pabrik. Karena kan yang saya
tau, BST juga untuk kita-kita yang kehilangan
pekerjaan ya mba. Jadi sangat membantu, terima kasih
sekali saya ini sama pemerintah.
137
i. Bapak S (Pedagang) :
Menurut saya sudah ya, pemerintah sudah ngebantu
sekali buat ngadaian program BST ini.
j. Bapak S (PHK) :
Alhamdulillah pemerintah sudah cukup aktif ya mba
dalam membantu masyarakat. Contohnya ya kaya
program BST ini, tiap bulan Alhamdulillah kita
dibantu sekali buat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
3. Menurut Bapak/ Ibu, dalam 2 tahapan pelaksanaan
program BST ini sudah membantu Bapak/Ibu dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari?
a. Ibu N (Janda) :
BST ini kan dapet dari April kalau ngga salah ya, dan
sudah membantu mba. Nominal sih tergantung dari
keluarga ya cukup ngganya, Cuma kalo saya mah
dibilang cukup sih cukup, harus bisa pinter-pinter
makenya. Kalo ngga ya ngga cukup. Jadi masalah
cukup atau ngga tergantung si keluarga. Tapi ya
alhamdulilah ngga pernah kurang mba.
b. Ibu L (Janda) :
Saya sih kalo dibilang membantu, ya sangat
membantu mba. Cuma ya ngga kebantu sebulan penuh
gitu. Tapi ya ngebantu lah. Setidaknya ngga
kekurangan beras, ngga kekurangan makan, terus
adalah dikit-dikit mah buat bayaran sekolah.
138
c. Bapak Y.S (Pedagang):
Program ini sangat membantu mba, buat penjual kaya
saya. Jumlahnya juga lumayan buat nambah modal,
kalo ngga dipake buat modal mungkin ngga cukup ya.
Karena dari modal kan bisa dapet untung tuh, jadi bisa
mencukupi kebutuhan sehari-hati. Yang penting
bersyukur.
d. Bapak H (PHK) :
Seperti yang sudah dibilang tadi mba, program ini
sangat membantu, ya walaupun emang jujur nih ya
kalo Cuma ngandelin BST tok ya ngga cukup, harus
diputer dan di hemat-hemat makenya. Alhamdulillah
aja lah.
e. Bapak K (Penjahit) :
Dibilang cukup buat sebulan ya ngga mba, Cuma ini
saya alihin ke modal jahit. Jadi diputer gitu uangnya.
Ya kita hitung saja, biaya makan anak 3 berapa, belum
listrik kan saya pake mesin jahit terus, belum aetra,
belum ngirim anak di pondok. Ngga cukup kalau ngga
di puter uang ini mbak. Tapi ini saya terbantu mba,
emang nominalnya untuk keperluan sebulan ya jauh.
f. Bapak N.A (Pedagang) :
Saya sih sudah ya, sudah ngerasa dibantu lah sama
pemerintah dari adanya bantuan ini. buat dibilang
cukup, ya dicukup-cukupi. Seengganya kita ga kurang
lah selama pandemic. Masih bisa makan udah cukup
banget.
139
g. Bapak Y (Pedagang) :
Untuk dibilang ngebantu ya ngebantu mba, bisa buat
kebutuhan sehari hari-bisa buat tambah modal jualan
kan. Tapi ya harus hemat mba, kalo kita nya tetep
boros ya ngga bakal cukup. Karena ya dapetnya
berapa, yang dikeluarin nya banyak, ya ngga cukup.
h. Bapak S (PHK) :
Ini mba sudah tanya kesiapa saja? Pasti jawabannya
sama. Ngga cukup, tapi ngebantu. mba, jadi cerita
kalo awal ini bantuan tak belikan alat las yang kecil.
Nah dari alat las ini ya dijadikan mata pencaharian,
jadi bisa cukup. Pasti jawaban saya reta-rata sama
kaya yang lain. Harus bisa dicukup- cukupi.
i. Bapak S (Pedagang) :
Sudah mba, dari awal diadain bantuan ini kan April
kalo ngga salah, dan sampe sekarang itu sudah
ngebantu. Bisa untuk beli-beli beras kan
j. Bapak S (PHK) :
Alhamdulillah kita merasa terbantu juga buat beli
bahan pokok, ga sampe kelaperan. Dengan adanya
uang bantuan ini juga bisa jadi modal usaha mba,
selama diputus kerja ini jadi usaha jahit juga, pelan-
pelan saya belajar ngejahit.
4. Bagaimana pendapat Bapak/ibu terkait program BST
ini? dan bagimana Bapak/Ibu memanfaatkan uang
bantuan tersebut?
140
a. Ibu N (Janda) :
Programnya sudah baik dan membantu mba, kalo
untuk buat apa ya buat kebutuhan sehari hari mba.
Mau buat jajan, eh mikir besok makan apa ini anak ya
hehe. Dipesen pak RT juga buat kebutuhan ya bu,
jangan yang lain-lain gitu mba.
b. Ibu L (Janda) :
Kalo menurut sata bantuan ini sudah bagus ya,
membantu orang yang kaya saya ini. kalo ditanya buat
apa duitnya, iya buat beli-beli sembako mba, yang
penting mah anak bisa makan. Bisa bayar listrik juga
alhamdulilah.
c. Bapak Y. S (Pedagang):
Menurut saya, programnya sudah bagus ya mba.
Apalagi dimasa pandemic gini, sangat membantu
banyak rakyat. Kalo saya ya dipake buat nambah
modal mba, kaya buat jualan es, jajanan anak kecil
gitu, sosis bakar, sempol-sempolan, kalo buat gorden
ntar dulu lah, jual yang pokok aja dulu, karena kan
kita ngga tau ini bantuan diperpanjang ngga. Jadi kalo
ngga diputer, khawatir abis ditengah jalan.
d. Bapak H (PHK) :
Menurut saya program ini sudah baik, sudah sesuai
tujuan buat membantu rakyat, tapi kayanya belum
merata ya mba kaya diberita-berita. Tapi beda sama
disini, Alhamdulillah ngga pernah dipotong sama
sekali mba, pengurus RT nya amanah. Dan kalo
141
ditanya buat apa, ya buat kebutuhan sehari-hari mba.
Buat makan, bayar listrik, ya gitu-gitulah, buat
kebutuhan pokok.
e. Bapak K (Penjahit) :
Kalo saya uang bantuannya buat nambah modal, buat
kebutuhan sehari-hari mba, ya kan emang bantuannya
untuk kebutuhan hidup mba. Kalo dipake buat foya-
foya namanya ngga amanah. Lagian sudah ngga bisa
mba kita berfoya-foya dimasa sekarang, yang dipikir
gimana bisa makan. Alhamdulillah ada bantuan ini,
jadi bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhan.
f. Bapak N. A (Pedagang) :
Programnya sangat baik ya, sangat membantu kita
selama pandemic ini. kalo saya sih ya buat kebutuhan
sehari-hari, dipake buat tambah modal sama bayar
anak sekolah. Ya kebutuhan penting lah intinya.
g. Bapak Y (Pedagang) :
Programnya sudah baik ya mba, sudah membantu dan
saya pake buat pertama sih kebutuhan pokok ya,
kebutuha makan, karena kalo ngga makan nanti sakit,
ngga bisa jualan, jadi gabisa cari uang kan. Jadi buat
makan dulu lah, kalo ada sisa buat ke modal dan yang
lain.
h. Bapak S (PHK) :
Sangat bagus mba programnya, untuk membantu
masyarakat dimasa corona gini. Bisa buat kebutuhan
sehari-hari mba. Kan tujuan dari program ini ya buat
142
hidup, pak RT juga sampein gitu. Ya kita harus
amanah
i. Bapak S (Pedagang) :
Ya kalo uangnya itu untuk kebutuhan sehari-hari mba,
beli beras-bayar listrik, untung ini kan anak sekolah
Online ya jadi ngga perlu pusing ongkos, eh tapi butuh
kuota juga. Terus ya kalo saya buat tambahan modal
juga sih mba.
j. Bapak S (PHK) :
Yaa sebagai orang yang dibantu, saya merasa
program, ini bagus mba. Uangnya saya pakai ya buat
kebutuhan pokok, seperti yang tadi saya bilang.
5. Apakah pengurus RT sendiri sudah melaksanakan
sosialisasi terkait program ini? Seperti tujuan
program dan alur untuk mencairkan dana bantuan
tersebut?
a. Ibu N (Janda) :
Sosialisasinya itu pas maintain KK mba. Dikasih tau
saya, mau ada bantuan BST. Ini mau di ajukan, tapi ya
ngga tau di acc ngga nya. Berdoa saja. BST ini dari
kemensos, nanti nominal nya sekian. Ngambilnya
distadion, terus bawa apa saja. Gitu mba, bukan
sosialisasi yang kumpul-kumpul gitu. Kan ngga boleh
kumpul-kumpul juga ya. Terus, nominal nya pun
sesuai sama yang di kertas buat ngambil mba, ngga
dipotong sama sekali.
143
b. Ibu L (Janda) :
Sudah dikasih tau sih mba, pas awal juga kalo semisal
di dapet itu bantuan entar ngambilnya dimana, terus
ya setiap bantuan mau cair kita juga dikasih tau, nanti
kertas yang dari pemerintah suka dikasihin yang buat
ambil bantuannya di stadion.
c. Bapak Y.S (Pedagang):
Jatohnya sosialisasi pribadi kali ya mba. Kita dikasih
tau sih kalo ini nanti ada bantuan pak, ngambil
distadion bawa KK sama KTP. Bantuannya buat
memenuhi kebutuhan sehari-hari ya pa, nanti dapet
nya sekian, terus ngga dipotong mba, sama sekali
ngga da potongan sepeserpun . Terus ini bantaun buat
siapa saja yang dapet. Cuma pak RT bilang kalo
belum tentu di ACC sama pusat, dari RT Cuma
ngajuin aja. Alhamdulillah dapet saya.
d. Bapak H (PHK) :
Kita sudah dikasih tau mba. pihak RT ini sangat
perduli banget sama warga lho, malem-malem kita di
tarikin data. Dikasih tau mau ada bantuan BST
namanya. Dapetnya nanti berapa, terus di kasih tau
BST ini apa, dari siapa. Dari kementrian sosial kata
Pak RT. Terus ngambil dimana, bawa apa aja kalo
missal nanti di setujui sama pusat. Dan ketika diambil,
kan kita ambil lansgung ya itu pas jumlahnya, ngga
dipotong.
144
e. Bapak K (Penjahit) :
Sosialisasinya bukan yang rame-rame . Pas malem itu
kan diminta KK, FC KK. Nah pak RT nyampein,
“pakde, ini mau ada bantuan dari kementrian sosial,
Cuma aku ki ngajuin aja. Berdoa saja semoga dapet.”
Gitu mba. Terus bilang, nanti kalau dapet uangnya
buat memenuhi kebutuhan ya pakde, soalnya tujuan
BST nya buat membantu biaya sehari-hari. Sempet
dikasih tau juga, ini bantuan buat yang terdampak
Covid, yang kena PHK. Gitu mba. Menurut saya itu
sudah sosialisasi. Cuma ya ngga rame-rame.
f. Bapak N.A (Pedagang) :
Sudah dikasih tau kok sama Pak RT, kalo ngambil
bawa apa, dimana, terus ini bantauan BST dari
kementrian sosial, yang dapet siapa-siapa aja. Kan ada
syaratnya. Ya kalo kurang jelas juga bisa ditanya, tapi
selama tahap ini sih info sudah jelas sih.
g. Bapak Y (Pedagang) :
Saya rasa sudah ya mba, sudah dikasih tau buat kalo
nanti dapet harus bawa apa, ambil dimana, sudah
dikasih tau sama pengurus RT.
h. Bapak S (PHK) :
Saya sih sudah dikasih tau mba pas diminta data. Mau
ada bantuan pak dari kemesos, nanti kalo dapet
ngambilnya di stadion, Cuma ini belum tentu di ACC.
Dari RT Cuma ngajuin aja. BST ini buat yang
terdampak covid, yang kena PHK. Nanti kalo dapet,
145
uangnya semoga bisa membantu kebutuhan ya.
Bilang gitu sih Pak RT. Pihak RT juga ngga pelit info
mba, apa-apa dikasih tau kita ini. uangnya juga ngga
dipotong sama sekali. Jadi kita juga harus amanah.
i. Bapak S (Pedagang) :
Sudah mba sudah di sosialisasikan, kaya nanti
ngambil nya gimana, gitu-gitu. Sudah dikasih tau. Dan
apa-apa juga disampein kok sama pak RT, kalo ada
informasi terbaru itu dikasih tau.
j. Bapak S (PHK) :
Sudah mba, dari RT sudah dikasih tau kalau mau ada
bantuan dari kementrian sosial, bantuannya buat yang
kena PHK sama yang rentan terdampakk gitu. Terus
nominalnya berapa. Sudah dikasih tau juga alur-
alurnya nanti kalau mau ngambil.
6. Apakah ada hal yang berubah atau baru untuk
dilakukan selama pelaksanaan program BST ini?
a. Ibu N (Janda) :
Iya itu mba kaya harus biasa kalo libur nih dalam
sebulan buat ambil bantuan, jadi harus terbiasa antri-
antri. Yang biasa liburan dipake buat nonton TV atau
apalah, ini buat ambil BST. Ya namanya butuh ya
mba. Terus ya dengan adanya program ini, saya
khususnya jadi diajarkan amanah, menahan rasa
konsumtif, lebih kesitu juga sih mba.
146
b. Ibu L (Janda) :
Sejauh ini yang baru dilakuin ya harus pake masker
nya itu kalo mau kemana-kemana, antri juga kan pake
makser, banyak polisi. Harus terbiasa sama yang kaya
gitu mba. Harus sisihin waktu minggu nya buat
ngambil
c. Bapak Y.S (Pedagang):
Kalo ditanya apa yang berubah sih ya tadinya gada
bantuan sekarang jadi ada. Terus ya itu juga sih,
sisihin waktu buat ambil BST nya.
d. Bapak H (PHK) :
Dengan adanya program ini, yang berubah sih kalo
saya mungkin ke cara pengambilan ya, harus pake
masker, harus luangin waktu, ya walau sebulan sekali
kan tetep aktivitas yang biasa dilakuin, pas ada ambil
bantuan kita harus milih kesitu, sama lebih tau aja sih
mana yang harus dibeli sama ngga.
e. Bapak K (Penjahit) :
Perubahannya mungkin lebih ke gimana cara ngolah
uangnya ya mba. Kadang kan kita mau beli apa hayok,
tanpa piker ini butuh ngga. Penting ngga. Jadi dengan
adanya program ini, justri kita harus terbiasa buat
pinter-pinter ngolah pengeluaran.
f. Bapak N.A (Pedagang) :
Duh bingung saya, perubahannya mungkin ya jadi
gimana ya? Haha ya itu lah, nyisihin waktu buat ke
stadion, buat ambil BST.
147
g. Bapak Y (Pedagang) :
Perubahannya yang saya rasa semenjak ada bantuan
ini ya jadi lebih kebantu mba, yang biasanya pusing
nih uang mepet, ini agak longgaran pikirannya. Terus
ya paling sama ke protocol aja sih.
h. Bapak S (PHK) :
Kalo saya mungkin ya harus bisa terbiasa buat antri di
stadion, ketemu orang, tapi tetep jaga jarak dan pake
masker. Terus ya jadi lebih terbiasa buat nahan hawa
nafsu buat boros mba, kita jd bisa buat lebih ngajarin
anak biar mereka juga ngerti lah keadaan orang tua.
Sama ini, terbiasa buat kalo kemana-kemana pake
masker, antri BST juga pake makser, ke warung juga
pake masker. Gitu sih mba.
i. Bapak S (Pedagang) :
Perubahannya selama ada BST ini kan jualan jadi
terbantu, awal-awal kan sepi pelanggan jadi susah
balik modal gitu. Terus ya untuk makan juga kebantu.
Cuma ya harsu terbiasa ke pake masker, ke protocol
kesehatannya itu aja sih mba.
j. Bapak S (PHK) :
Perubahan yang baru nih, pertama ya tentang protocol
itu, harus di terapin pas ngantri, terus ya pas situasi
sekarang harrus terbiasa pake masksr, jaga jarak terus
kan. Sama kalo libur ya kita harus siap buat ambil
bantuannya. Gitu aja sih yang harus dibiasain.
148
Lampiran 13
HASIL OBSERVASI
Tanggal : 19 Desember 2020
Jam : 13.00 & 17.00 WIB
Lokasi : Lingkungan RT 02 Perumahan Taman Cikande
Hasil observasi kali ini, pada pukul 13.00 WIB peneliti melihat
Bapak Ketua RT dibantu oleh 2 orang masyarakat membagikan ½
kg telur ayam yang beliau dapat dari kantor Desa untuk
masyarakat di lingkungan RT 02. Selain bantuan telur, sore
harinya peneliti juga melihat ada masyarakat yang mendatangi
rumah Ketua RT 02 untuk mengambil bantuan 10 kg beras. selain
itu, seluruh kegiatan masyarakat diwajibkan untuk memakai
masker.
149
HASIL OBSERVASI
Tanggal : 23 Desember 2020
Jam : 16.00-19.00 WIB
Lokasi : Lingkungan RT 02 Perumahan Taman Cikande
Peneliti melakukan observasi di sekitar lingkungan RT 02
Perumahan Taman Cikande. Fokusnya adalah untuk mencari tahu
keadaan di lingkungan tersebut, terkhusus bagi mereka yang
berwirausaha. Hasil observasi kali ini adalah keadaan di sekitar
lingkungan ini cukup sepi, bahkan jarang sekali tukang jajanan
keliling yang lewat, selain itu warung pun tampak terlihat sepi.
Bahkan ada satu warung makanan yang terlihat ditutup, dan
warung tersebut adalah milik Bapak Y. Selain itu, peneliti juga
melihat ada warung baru yang berjualan, warung tersebut
berjualan snack dan oleh-oleh khas Wonogiri. Peneliti juga
melihat ada masyarakat yang biasanya bekerja, namun pada hari
kerja ini mereka berada dirumah.
150
Lampiran 14
Dokumentasi
Foto bersama Bapak Arief Z selaku Wakil Ketua RW 03
Foto bersama Bapak Marsudi selaku Ketua RT 02
Foto bersama Bapak Paimin selaku Tokoh Masyarakat
151
Foto Bersama Masyarakat RT 02 yang Menerima BST