Upload
avino-sudhana
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
df
Citation preview
Pertanyaan
1. Faktor-faktor apa saja yang merupakan sebab-musabab adanya spesialisasi dan
perdagangan?
2. Terangkan prinsip/teori keuntungan komparatif dengan menggunakan contoh-contoh
konkrit !
3. Sebutkan dan terangkan faktor-faktor yang mendorong spesialisasi dan faktor-faktor
yang mendorong diversifikasi !
4. Gambarkan neraca perdagangan antara Jawa dan Luar Jawa! Apakah ciri-ciri khas
dari neraca ini?
5. Bagaimana peranan sektor pertanian dalam perdagangan luar negeri? Pergeseran-
pergeseran apa yang terjadi dalam 20 tahun terakhir?
6. Jelaskan pergeseran yang terjadi dalam negara-negara tujuan ekspor Indonesia! Apa
sebab kini Jepang menjadi negara pengimpor terpenting dari komoditi-komoditi
Indonesia?
7. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kemunduran ekspor Indonesia sesudah
kemerdekaan?
8. Apakah peranan bantuan pangan dan bantuan pertanian dalam pengembangan
ekonomi Indonesia? Apakah terdapat akibat-akibat negatif dari bantuan itu?
9. Terangkan ciri-ciri khas masalah yang dihadapi Indonesia dalam neraca
pembayaran! Sampai di mana peranan badan Internasional seperti IMF (Dana
Moneter Internasional) dalam memecahkan masalah ini?
10. Terangkan kesulitan-kesulitan yang timbul disebabkan ekspor hasil-hasil pertanian
ke negara-negara yang sudah maju terutama yang berkelompok dalam pasaran-
pasaran bersama seperti PBE!
Jawaban
1. a) Keperluan yang makin beraneka ragam
b) Perbedaan-perbedaan dalam macam tanah, iklim, pengairan dan kekayaan sumber
daya alam lainnya
2. Teori keuntungan komparatif adalah teori yang dapat tercapai jika suatu negara
mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah
daripada negara lain.
Sebagai contoh, Indonesia dan Thailand sama-sama memproduksi kopi dan padi.
Indonesia mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya Thailand
mampu dalam memproduksi padi secara efisien dan dengan biaya yang lebih murah,
tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan demikian,
Indonesia memilki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan Thailand
memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi padi. Perdagngan akan saling
menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.
3. Faktor yang mendorong spesialiasasi :
a. Tidak adanya sumber-sumber alam yang berarti
b. Keuntungan komparatif yang tinggi dalam satu produk, baik dalam persediaan
bahan baku maupun dalam permodalan dan keterampilan manusia
c. Hubungan transpor dan komunikasi yang cukup baik dengan daerah-daerah lain
sehingga keburukan-keburukan spesialisasi tidak perlu timbul
d. Industri pertanian yang bersangkutan memungkinkan pembagian kerja yang baik
dengan daerah-daerah sekitarnya, sehingga membawa keuntungan secara nasional
Faktor-faktor yang mendorong diversifikasi :
a. Prospek jangka panjang yang kurang menentu dari satu hasil utama
b. Tersedianya sumber-sumber alam lain yang mempunyai prospek yang baik dan
permintaan yang lebih elastis
c. Biaya transpor yang tinggi dalam ekspor-impor antardaerah
4.
1968* 1972**
Jawa :
Ekspor 11.164 39.145,32
Impor 3.725 8.461,86
Surplus 30.683,46
Luar Jawa :
Ekspor 8.006 14.796,49
Impor 16.316 47.717,34
Surplus 8.310 32.920,85
*Meliputi: beras, ikan asin, gula pasir, kopra dan tekstil yang dalam 1968
mencapai lebih dari 80% dari seluruh nilai perdagangan Jawa dan Luar Jawa
** Meliputi: beras, gula pasir, minyak kelapa, tekstil dan sabun
5. a. Sektor pertanian menjamin ketahanan pangan dan ini merupakan salah satu
prasyarat penting agar proses industrialisasi pertanian pada khususnya dan
pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dengan baik. Ketahanan
pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan politik.
b. Membuuat tingkat pendapatan riil perkapita di sektor tersebut tinggi yang
merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,
misalnya manufaktur
c. Pembangunan yang baik di sektor pertanian bisa menghasilkan surplus di sektor
tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi di sektor industri, khususnya
industri skala kecil di pedesaan(keterkaitan investasi)
d. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar negara
e. Merupakan pasar input bagi pengmbangan agroindustri
f. Menghasilkan devisa dan meningkatkan pendapatan nasional.
6. Pada semester I/2011 ekspor nonmigas Indonesia paling banyak ditujukan ke
Jepang dengan nilai USD 8,95 miliar dan peran terhadap seluruh ekspor nonmigas
mencapai 11,35%, China dengan nilai USD 8,95 miliar atau 11,32%, serta AS
dengan nilai USD 7,90 miliar atau mencapai 9,99%. Pertumbuhan nilai ekspor
Indonesia yang pada semester I/2011 telah mencapai 36% dibanding periode yang
sama pada tahun sebelumnya itu semakin menguatkan optimisme pemerintah.
Sebab, berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya biasanya nilai ekspor
pada semester kedua akan lebih besar dibanding dengan nilai ekspor yang dicapai
selama semester pertama.
7. Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran ekspor Indonesia sesudah
kemerdekaan:
a. Terjadi inflasi yang sangat tinggi yang disebabkan karena :
Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali
(pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa
sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).
Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari
bank-bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai
yang jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
Republik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga
pemerintah tidak dapat menyatakan bawha mata uang pendudukan Jepang
tidak berlaku.
b. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda yang dilakukan dengan menutup
(memblokir) pintu keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan
pelabuhan-pelabuhan penting
c. Kekosongan kas negara, kas negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea
masuk lainnya belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah.
8. a) sebagai alat untuk mengendalikan inflasi melalui penekanan harga barang-barang
konsumsi dan sebagai sumber pembiayaan pembangunan yaitu dari hasil penjualan
komoditi itu di dalam negeri
b) penyediaan lapangan pekerjaan
c) perolehan nilai tambah dan daya saing
d) pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri
e) bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya alam
secara berkelanjutan
Dampak negatif :
Pengaruh yang negatif terhadap perangsang investasi dalam pertanian di
negara penerima bantuan karena harga pangan yang menjadi tertekan
Tekanan inflator yang mungkin disebabkan oleh akumulasi uang hasil
penjualan pangan
Bahaya bantuan pangan merupakan pengganti bentuk bantuan-bantuan lainnya
padahal bentuk bantuan-bantuan lain berupa proyek-peroyek mungkin lebuh
bermanfaat
Bahaya bagi negara-negara lain yang biasanya menjadi eksportir pangan yang
kedudukannya di ambil alih
Kalau karena sesuatu soal politik sehingga bantuan terpaksa terhenti maka
akibatnya dapat sangat buruk bagi program-program pembangunan yang
sedang berjalan
9. a) Dianutnya sistem devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang
memadai, memungkinka arus modal dan valas dapat mengalir keluar-masuk secara
bebas berapapun jumlahnya
b) Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4% hingga 5,8%
antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah nilai tukar nyatanya,
menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat overvalued
c) Akar dari segala permasalahan adalah utang luar negeri
d) Kebijakan fiskal dan moneter tidak konsisten dalam suatu sistem nilai tukar dengan
pita batas intervensi
e) Terjadi krisis kepercayaan dan kepanikan yang menyebabkan masyarakat luas
menyerbu membeli dollar AS makin lama makin besar
Peran IMF terhadap masalah tersebut :
1) program IMF terlalu seragam padahal masalah yang dihadapi tiap negara tidak
seluruhnya sama
2) program IMF terlalu banyak mencampuri kedaulatan negara yang secara
gamblang mentakan bahwa bantuan IMF kepada tiga negara Asia (Thailand,
Korea, dan Indonesia) telah gagal
Setelah melihat program penyelamatan IMF di ketiga negara tersebut, timbul
kesan yang kuat bahwa IMF sesungguhnya tidak menguasai permasalahan dari
timbulnya krisis, sehinngga tidak bisa keluar dengan program penyelamatan yang
tepat.
10. Masalah yang dihadapi Indonesia dan negara-negara yang sedang berkembang
lainnya adalah tendensi proteksi yang justru dikembangkan oleh negara-negara
yang sudah maju. Contoh yang paling penting dalam hal ini adalah Pasaran
Bersama Eropa (PBE) yang dibentuk oleh 6 negara Eropa (Jerman Barat, Belanda,
Luxemburg, Belgia, Perancis dam Italia) pada tahun 1958 dan yang kini telah di
tambah dengan Inggris, Norwegia, Denmark dan Irlandia. Walaupun kerugian
Indonesia tidak seperti Selandia Baru atau India Barat yang sebelumnya masing-
masing mengekspor kayu dan gula pasir yang besar jumlahnya ke Eropa, namun
akibatnya akan terasa pula. Hal ini disebabkan negara-negara anggota PBE
memberikan preferensi pada negara-negara bekas jajahannya di Afrika sehinggga
ekspor mereka ke negara-negara PBE lebih mudah karena bea masuknya jauh lebih
rendah. Komoditi Indonesiayang terkena bea masuk yang tinggi itu antara lain
adalah kopra, kelapa sawit, tembakau dan minyak-minyaknya dari biji.