12
MAKALAH OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI MOTILITAS LAMBUNG Dosen Pembimbing, Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si Kelompok 3 Kelas B Akhmad khadafi saputra Diyah paramita Novia Amanda Ririn fuji lestari Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya 1

farmakologi

  • Upload
    dafidef

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

farmasi

Citation preview

MAKALAH

OBAT-OBAT YANG MEMPENGARUHI MOTILITAS LAMBUNG

Dosen Pembimbing,

Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si

Kelompok 3 Kelas B

Akhmad khadafi saputra

Diyah paramita

Novia Amanda

Ririn fuji lestari

Program Studi Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta ridha-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya, mungkin kami tidak bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini memuat tentang obat-obat yang mempengaruhi motilitas lambung. Makalah ini berguna untuk pembaca sebagai media pembelajaran baik formal maupun non formal, dan sebagai media untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca agar dapat lebih memperdalam pengetahuannya dalam bidang obat-obatan khususnya obat-obatan yang mempengaruhi motilitaslambung.

Palangkaraya, maret 2015

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1. Latar belakang 4

2. Batasan masalah 5

3. Rumusan masalah 5

4. Tujuan 5

5. Manfaat 6

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 6

1. Pengertian motilitas 7

2. Motilitas pada lambung 7

3. Obat-obat yang mempengaruhi motilitas lambung 7

BAB III PENUTUP 9

1. Kesimpulan 9

2. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

System pencernaan merupakan salah satu system organ yang ada dalam tubuh manusia. System pencernaan memiliki fungsi utama, yaitu memindahkan nutrient, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makanke dalam sel tubuh. makana yang kita makan akan diubah menjadi sumber energy dan bahan bakar tubuh berupa ATP, serta sebagai sumber bahan baku untuk menambah jaringan tubuh. namun ATP maupun nutrisi lainnya tidak

2. Batasan masalah

Pada penelitian ini diberikan batasan pada pengkajian khusus yang membahas mengenai pelanggaran kode etik tenaga teknis kefarmasian yang terdapat di apotek M. Farid

3. Rumusan masalah

Rumusan masalah yang kami ambil pada makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pengertian apotik, etika, kode etik profesi, dan pengertian tenaga teknis kefarmasian?

2. Pelanggaran kode etik tenaga teknis kefarmasian dan solusi dari pelanggran tersebut?

4. Metode penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini temasuk metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan metode ilmiah sebagai patokannya. Misalnya saja seperti ilmu etika.

2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat dilakukannya penelitian pada makalah ini adalah bertempat di apotek M. Farid. Penelitian ini dimulai pada tanggal 12 september sampai dengan 19 september 2014.

3. Subjek penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah mengenai pelanggaran kode etik tenaga teknis kefarmasian di apotek M. Farid.

4. Objek penelitian

Objek dari penelitian ini adalah tenaga teknis kefarmasian yang berada di apotek M. Farid.

5. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas kuliah etika profesi dan ilmu komunikasi.

2. Untuk mengetahui apakah tenaga teknis kefarmasian melaksanakan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di apotek.

6. Manfaat

Sedangkan manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai informasi untuk melakukan evaluasi agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada tenaga teknis kefarmasian di apotek M. Farid.

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian apotek

Pengertian apotek menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian adalah saranan pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Pekerjaan kefarmasian yang dimaksud diantaranya pengadaan obat, penyimpanan obat, penyaluran obat, dan pembuatan atau peracikan obat.

2. Pengertian etika

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos, yang berarti norma-norma, nilai-nilai, ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika member manusia gambaran bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara baik dalam menjalani hidup ini.

3. Pengertian kode etik profesi

Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang baik dalam melaksanakan tugas profesi dalam kehidupan sehari-hari. Etika pada dasarnya membantu manusia untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan atau tidak, dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan terutama dalam masalah pelayanan kesehatan yang saat ini menjadi sangat penting. Saat ini masih banyak ditemui kesalahan dalam hal pelayanan kesehatan. Sehingga etika profesi dalam bidang kesehatan sangat diperlukan.

4. Pengertian tenaga teknis kefarmasian

Pengertian tenaga teknis kefarmasian menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker dalam menjalani pekerjaan kefarmasian yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analis farmasi, dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker.

5. Pelanggaran kode etik tenaga teknis kefarmasian di apotek M. Farid

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di apotek yang bersangkutan terdapat pelanggaran yang ditemukan yaitu tenaga teknis kefarmasian di apotek tersebut tidak menjelaskan kepada konsumen tentang informasi obat yang diberikan.

a) Peraturan perundang-undangan yang dilanggar:

1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 ayat 2 yang berbunyi setiap orangmempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

2) UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 7 yang berbunyi setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggungjawab.

3) UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 4a yang berbunyi hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

4) UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 7b yang berbunyi kewajiban pelaku usaha memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa, serta memberikan penjelasan penggunaan, dan pemeliharaan.

b) Solusi:

Sebaiknya seorang TTK dapat menjelaskan dengan baik kegunaan dan efek dari obat yang diberikan, sehingga konsumen dapat memahami dalam hal pemakaina obat tersebut. Seorang TTK juga sebaiknya member edukasi pada konsumen tentang penyakit dan terapinya. Informasi obat kepada pasien sekurang-kurangnya meliputi cara pemakaian obat dan cara penyimpanan obat.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Tenaga teknis kefarmasian dituntut professional dalam bekerja. Dalam melaksanakan tugas dan profesinya tenaga teknis kefarmasian dituntut untuk bekerja berdasarkan standar profesi, kode etik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga akan mewujudkan tenaga teknis kefarmasian yang bermutu, berkualitas, dan yang tidak kalah pentingnya adalah menjunjung tinggi kode etik kefarmasian.

2. Saran

Sebagai pekerja kefarmasian, tenaga teknis kefarmasian seharusnya melaksanakan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan etika profesi atau kode etik yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga dapat mewujudkan suatu peningkatan pada pelayanan kesehatan nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

Makalah%20Etika%20Profesi%20Dan%20Ilmu%20Komunikasi%20Kelompok%208%202.html

4