32
Fishbone Diagram dan Langkah- Langkah Pembuatannya Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247). Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user friendly, tools yang user friendly disukai orang- orang di industri manufaktur di mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6). Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming. 1

Fishbone Diagram Dan Langkah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fishbone

Citation preview

Fishbone Diagram dan Langkah-Langkah Pembuatannya

Fishbone diagram (diagram tulang ikan — karena bentuknya seperti

tulang ikan) sering juga disebut Cause-and-Effect Diagram atau Ishikawa

Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian

kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality

tools). Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi

kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung

jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).

Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika

masalah dan akar  penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram

ini dapat menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah secara user

friendly, tools yang user friendly  disukai orang-orang di industri manufaktur di

mana proses di sana terkenal memiliki banyak ragam variabel yang berpotensi

menyebabkan munculnya permasalahan (Purba, 2008, para. 1–6).

Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari

satu efek atau  masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi

brainstorming. Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan,

mencakup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainya. Setiap

kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi

brainstorming.

Untuk lebih jelasnya, saya akan menguraikan prosedur atau langkah-

langkah pembuatan fishbone diagram di bawah ini.

Langkah-Langkah Pembuatan Fishbone Diagram

Pembuatan fishbone diagram kemungkinan akan menghabiskan waktu

sekitar 30-60 menit dengan peserta terdiri dari orang-orang yang kira-kira

mengerti/paham tentang masalah yang terjadi, dan tunjuklah satu orang pencatat

1

untuk mengisi fishbone diagram. Alat-alat yang perlu disiapkan adalah: flipchart

atau whiteboard dan marking pens atau spidol.

Langkah 1: Menyepakati pernyataan masalah

Sepakati sebuah pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan

masalah ini diinterpretasikan sebagai “effect”, atau secara visual dalam

fishbone seperti “kepala ikan”.

Tuliskan masalah tersebut di tengah whiteboard di sebelah paling kanan,

misal: “Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli”.

Gambarkan sebuah kotak mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut

dan buat panah horizontal panjang menuju ke arah kotak (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Pembuatan Fishbone Diagram — Menyepakati Pernyataan Masalah

Langkah 2: Mengidentifikasi kategori-kategori

Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang menjadi “cabang”.

Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis. Sebab

ini diinterpretasikan sebagai “cause”, atau secara visual dalam fishbone

seperti “tulang ikan”.

2

Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga

masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini antara lain:

o Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:

Machine (mesin atau teknologi),

Method (metode atau proses),

Material (termasuk raw material, consumption, dan

informasi),

Man Power (tenaga  kerja atau pekerjaan fisik) / Mind

Power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),

Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan

Milieu / Mother Nature (lingkungan).

o Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Product (produk/jasa),

Price (harga),

Place (tempat),

Promotion (promosi atau hiburan),

People (orang),

Process (proses),

Physical Evidence (bukti fisik), dan

Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).

o Kategori 5S   yang biasa digunakan dalam industri jasa:

Surroundings (lingkungan),

3

Suppliers (pemasok),

Systems (sistem),

Skills (keterampilan), dan

Safety (keselamatan).

Kategori di atas hanya sebagai saran, kita bisa menggunakan kategori lain

yang dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori

biasanya sekitar 4 sampai dengan 6 kategori. Kategori pada contoh ini

lihat Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Fishbone Diagram — Mengidentifikasi Kategori-Kategori

Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara brainstorming

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan melalui sesi

brainstorming.

Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab

tersebut harus ditempatkan dalam fishbone diagram, yaitu tentukan di

bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan, misal:

“Mengapa bahaya potensial? Penyebab: Karyawan tidak mengikuti

4

prosedur!” Karena penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di

bawah “Man”.

Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga banyak “tulang”

kecil keluar dari garis diagonal.

Pertanyakan kembali “Mengapa sebab itu muncul?” sehingga “tulang”

lebih kecil (sub-sebab) keluar dari garis horisontal tadi, misal: “Mengapa

karyawan disebut tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak memakai

APD” (lihat Gambar 3).

Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab tersebut berhubungan

dengan beberapa kategori.

Gambar 3. Pembuatan Fishbone Diagram — Menemukan Sebab-Sebab Potensial

Langkah 4: Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin

Setelah setiap kategori diisi carilah sebab yang paling mungkin di antara

semua sebab-sebab dan sub-subnya.

Jika ada sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori,

kemungkinan merupakan petunjuk sebab yang paling mungkin.

5

Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya

paling memungkinkan) dan tanyakan , “Mengapa ini sebabnya?”

Pertanyaan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok

dari permasalahan teridentifikasi.

Tanyakan “Mengapa ?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi.

Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah terindentifikasi.

Lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkin pada fishbone

diagram (lihat Gambar 4).

Gambar 4. Pembuatan Fishbone Diagram — Melingkari Sebab yang Paling

MungkinDiskusi selama sesi brainstorming hendaknya dirangkum, seperti terlihat

pada Tabel 1 di bawah ini.

Rangkuman diskusi pada sesi brainstorming fishbone diagram

Possible Root Cause Discussion Root

Cause

6

?

MAN

Kemampuan karyawan

melakukan tugas (cedera lama,

fisik)

Cedera personil teridentifikasi saat

briefing K3*. Pelaksanaan tugas tidak

tergantung pada fisik.

N

Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah

disediakanN

Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan

sistem penaltiN

Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi

dan OJTN

MACHINE / TOOLS

Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat

diubahN

Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan

insidenN

Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada N

METHOD

Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N

Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk

semua kegiatanN

7

Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh

supervisor, manajer, dept. headN

Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh

supervisor, manajer, dept. headN

Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu

memastikan tidak ada kebocoran oli,

dll.

Y

Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N

MATERIAL

APD** yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum

membeliN

Material yang tidak bisa

diandalkan bahan (bag kimia)

Bag plastik rentan robek bila

menyentuh objek tajamY

Kualitas rendah (pipa, APD,

bag kimia)

Verifikasi dengan vendor sebelum

membeliN

Material yang digunakan salah

(pipa, APD, bag kimia)

Verifikasi dengan vendor sebelum

membeliN

Tidak ada APD yang

disediakan

APD sudah disediakan untuk semua

aktivitas berbahayaN

*) K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja

**) APD = Alat Pelindung Diri

8

Dari contoh di atas, fishbone diagram dapat menemukan akar

permasalahan, yaitu kabut oli selama ini dibersihkan dengan ditampung di bag

plastik yang rentan robek dan selama tidak ada bag plastik ada kemungkinan oli

menetes jika kran rusak, solusi bisa dengan menambahkan containment tray atau

safety cabinet yang permanen menempel pada pipa.

Jika masalah rumit dan waktunya memungkinkan, kita bisa meninggalkan

fishbone diagram di dinding selama beberapa hari untuk membiarkan ide menetas

dan membiarkan orang yang lalu lalang turut berkontribusi. Jika  fishbone

diagram terlihat timpang atau sempit, kita bisa mengatur ulang fishbone diagram

dengan kategori sebab utama yang berbeda. Kunci sukses fishbone diagram

adalah terus bertanya “Mengapa?”, lihatlah diagram dan carilah pola tanpa banyak

bicara, dan libatkan orang-orang di “grass root” yang terkait dengan masalah

karena biasanya mereka lebih mengerti  permasalahan di lapangan.

Pengertian Dan Konsep Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

 Ada banyak metode untuk mengetahui akar penyebab dari masalah yang muncul

diperusahaan. Metode – metode tersebut antara lain :

1. Brainstorming

2. Bertanya Mengapa beberapakali (WHY – WHY)

3. Diagram  Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/

Ishikawa

Pada kesempatan ini yang dibicarakan adalah poin yang ke 3 Diagram 

Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

Diagram tulang ikan atau fishbone diagram adalah salah satu metode / tool

di dalam meningkatkan kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan diagram

Sebab-Akibat atau cause effect diagram. Penemunya adalah seorang ilmuwan

jepang pada tahun 60-an. Bernama Dr. Kaoru Ishikawa, ilmuwan kelahiran 1915

di Tikyo Jepang yang juga alumni teknik kimia Universitas Tokyo. Sehingga

9

sering juga disebut dengan diagram ishikawa. Metode tersebut awalnya lebih

banyak digunakan untuk manajemen kualitas. Yang menggunakan data verbal

(non-numerical) atau data kualitatif. Dr. Ishikawa juga ditengarai sebagai orang

pertama yang memperkenalkan 7 alat atau metode pengendalian kualitas (7 tools).

Yakni  fishbone diagram, control chart, run chart, histogram, scatter diagram,

pareto chart, dan flowchart.

Dikatakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan) karena  memang berbentuk

mirip dengan tulang ikan yang moncong kepalanya menghadap ke kanan.

Diagram ini akan menunjukkan sebuah dampak atau akibat dari sebuah

permasalahan, dengan berbagai penyebabnya. Efek atau akibat dituliskan sebagai

moncong kepala. Sedangkan tulang ikan diisi oleh sebab-sebab sesuai dengan

pendekatan permasalahannya. Dikatakan diagram Cause and Effect (Sebab dan

Akibat) karena diagram tersebut  menunjukkan hubungan antara sebab dan akibat.

Berkaitan dengan pengendalian proses statistikal, diagram sebab-akibat

dipergunakan untuk untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan

karakteristik kualitas (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.

      Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/

Ishikawa telah menciptakan ide cemerlang yang dapat membantu dan

memampukan setiap orang atau organisasi/perusahaan dalam menyelesaikan

masalah dengan tuntas sampai ke akarnya. Kebiasaan untuk mengumpulkan

beberapa orang yang mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut

problem yang dihadapi oleh perusahaan Semua anggota tim memberikan

pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi semua pertimbangan mengapa

masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat diperlukan di sini, juga kebebasan

memberikan pendapat dan pandangan setiap individu. Jadi sebenarnya dengan

adanya diagram ini sangatlah bermanfaat bagi perusahaan, tidak hanya dapat

menyelesaikan masalah sampai akarnya namun bisa mengasah kemampuan

berpendapat bagi orang – orang yang masuk dalam tim identifikasi masalah

perusahaan yang dalam mencari sebab masalah menggunakan diagram tulang

ikan.

10

Manfaat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/Ishikawa

        Fungsi  dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/ Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-

penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya . Sering dijumpai orang mengatakan “penyebab

yang mungkin” dan dalam kebanyakan kasus harus menguji apakah penyebab

untuk hipotesa adalah nyata, dan apakah memperbesar atau menguranginya akan

memberikan hasil yang diinginkan.

        Dengan adanya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab

dan Akibat)/ Ishikawa ini sebenarnya memberi banyak sekali keuntungan bagi

dunia bisnis. Selain memecahkan masalah kualitas yang menjadi perhatian

penting perusahaan. Masalah – masalah klasik lainnya juga terselesaikan. Masalah

– masalah klasik yang ada di industri manufaktur khusunya antara lain adalah :

a) keterlambatan proses produksi

b) tingkat defect (cacat) produk yang tinggi

c) mesin produksi yang sering mengalami trouble

d) output lini produksi yang tidak stabil yang berakibat kacaunya plan produksi

e) produktivitas yang tidak mencapai target

f) complain pelanggan yang terus berulang

        Pada dasarnya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/ Ishikawa dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan berikut :

a) Membantu mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah

b) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah

c) Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut

d) Mengidentifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil  yang

diinginkan

e) Membahas issue secara lengkap dan rapi

f) Menghasilkan pemikiran baru

11

Jadi ditemukannya diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa ini memberikan kemudahan dan menjadi bagian

penting bagi penyelesaian masalah yang mucul bagi perusahaan.

Penerapan diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan Akibat)/

Ishikawa ini dapat menolong kita untuk dapat menemukan akar “penyebab”

terjadinya masalah khususnya di industri manufaktur dimana prosesnya terkenal

dengan banyaknya ragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya

permasalahan. Apabila “masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti,

maka tindakan dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan

diagram ini, semuanya menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat

melihat semua kemungkinan “penyebab” dan mencari “akar” permasalahan

sebenarnya.

Apabila ingin menggunakan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and

Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa, kita terlebih dahulu harus melihat, di

departemen, divisi dan jenis usaha apa diagram ini digunakan. Perbedaan

departemen, divisi dan jenis usaha juga akan mempengaruhi sebab – sebab yang

berpengaruh signifikan terhadap masalah yang mempengaruhi kualitas yang

nantinya akan digunakan.

Cara Membuat Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab

dan Akibat)/ Ishikawa

        Dalam hal melakukan Analisis Fishbone, ada beberapa tahapan yang harus

dilakukan, yakni

1. Menyiapkan sesi analisa tulang ikan .

2. Mengidentifikasi akibat atau masalah.

3. Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama.

4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.

5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama

6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin

12

        Cara yang lain dalam menyusun Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and

Effect (Sebab dan Akibat)/ Ishikawa dalam rangka mengidentifikasi penyebab

suatu keadaan yang tidak diharap adalah sebagai berikut:

Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama penting dan mendesak

untuk diselesaikan.

Tuliskan pernyataan masalah itu pada kepala ikan, yang merupakan akibat

(effect). Tulislah pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan),

kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri ke kanan dan tempatkan

pernyataan masalah itu dalam kotak.

Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi

masalah kualitas sebagai tulang besar, juga ditempatkan dalam kotak.

Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan

melalui  Stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor: manusia,

mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran,

dll. Atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor

–faktor penyebab atau kategori-kategori  dapat dikembangkan melalui

brainstorming. Berikut diberikan contoh yang bias dijadikan panduan

untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam mengawali pembuatan

Diagram Cause and Effect.

a) The 4 M’s (digunakan untuk perusahaan manufaktur)

1) Machine (Equipment),

2) Method (Process/Inspection)

3) Material (Raw,Consumables etc.)

4) Man power.

b) The 8 P’s (digunakan pada industri jasa)

1) People

2) Process

3) Policies

4) Procedures

5) Price

13

6) Promotion

7) Place/Plant

8) Product

c) The 4 S’s (digunakan pada industri jasa) :

1) Surroundings

2) Suppliers

3) Systems

4) Skills

d) 4 P (pendekatan manajemen pemasaran)

1) Price

2) Product

3) Place

4) Promotion

Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebab-

penyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder

itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran sedang.

Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebab-

penyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebab-

penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang-tulang berukuran kecil.

Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor-

faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata

terhadap karakteristik kualitas. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

dari suatu masalah yang sedang dikaji kita dapat mengembangkan

pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Apakah penyebab itu? Mengapa kondisi atau penyebab itu terjadi?

2. Bertanya “Mengapa” beberapa kali (konsep five whys) sampai

ditemukan penyebab yang cukup spesifik untuk diambil tindakan

14

peningkatan. Penyebab-penyebab spesifik itu yang dimasukkan atau

dicatat ke dalam diagram sebab-akibat.

Kelebihan/ Kekurangan FishBone Diagram (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

Kelebihan Fishbone diagram adalah dapat menjabarkan setiap masalah yang

terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran

yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Sedang Kekurangan Fishbone

diagram adalah opinion based on tool dan di design membatasi kemampuan tim /

pengguna secara visual dalam  menjabarkan masalah yang mengunakan metode

“level why” yang dalam, kecuali bila kertas yang digunakan benar – benar besar

untuk menyesuaikan dengan kebutuhan tersebut. Serta biasanya voting digunakan

untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram

tersebut.

Contoh Bentuk Dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

Ada banyak bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa yang dapat diadikan acuan. Berikut ini diberikan

format dasar dari Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab dan

Akibat)/ Ishikawa yang sekiranya dapat memberikan inspirasi dalam penerapan

dan pengembangan lebih jauh yang disesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Ada

yang penggambaran Cause ditulis di tulang ikan sebelah kiri dan Effect di kepala

ikan, namun ada pula yang sebaliknya.

15

Contoh :

Contoh 01 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

Contoh 2 bentuk dasar Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect (Sebab

dan Akibat)/ Ishikawa

16

Contoh Penerapan Diagram Fishbone (Tulang Ikan)/ Cause and Effect

(Sebab dan Akibat)/ Ishikawa

Perusahaan ABC bergerak di bidang manufaktur. Perusahaan ini memproduksi

sepatu olahraga, karena begitu pesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa

perusahaan ini menjaga kualitas agar tetap bisa bersaing dengan para pesaingnya.

Namun pada kuartal akhir tahun 2010 perusahaan ini mengalami penuruanan

penjualan karena produk dinilai cacat oleh distributor. Untuk mengatasi

permasalahan ini, manajer produksi diminta menganalisa dan mencari akar

permasalahan sehingga banyak produk yang cacat, sehingga diharapkan penjualan

produk awal tahun 2011 bisa meningkat. Namun sebelum manajer produksi

melakukan analisa, sudah ada evaluasi yang menjelaskan bahwa banyaknya

produk cacat dikarenakan rendahnya kualitas bahan baku sepatu yang didapat.

Manajer produksi, akhirnya menetapkan ingin menggunakan Diagram Cause and

Effect sebagai bahan pencari akar penyebab dari masalah tersebut.

    

17

    Langkah awal yang dilakukan adalah Manajer produksi menentukan Masalah

yang terjadi. Masalah yang muncul misalnya “ banyaknya produk cacat”.

Langkah ke dua adalah menuliskan masalah tersebut pada kepala ikan yang

merupakan akibat atau effect.

        Langkah ketiga, Manajer produksi menuliskan faktor – faktor yang mungkin

menjadi penyebab utama masalah pada banyaknya produk cacat di akhir kuartal

tahun 2010. Dimisalnkan yang menjadi faktor penyebab utama masalah ini adalah

:

a) Machine (Mesin)

b) Method (Metode atau proses produksi)

c) Material (Bahan baku)

d) Man power (Tenaga kerja)

18

        Langkah Keempat. Pada tahap ini manajer produksi mencari penyebab –

penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi penyebab utama. misalnya

a) Kemungkinan Penyebab masalah sekunder pada tulang Machine

i. Kerusakan Mesin

ii. Kesalahan Seting mesin produksi

b) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Method

i. Layout produksi

c) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Material

i. Kualitas bahan baku rendah

ii. Suplay barang baku

d) Kemungkinan Penyebab Masalah sekunder pada Tulang Man Power

i. Kemampuan Tenaga kerja

ii. Kemampuan mandor

19

        Pada langkah kelima, manajer produksi mencari penyebab – penyebab tersier

yang mungkin bisa mempengaruhi penyebab – penyebab sekunder. Jadi terjadi

analisis lagi pada tahap ini. Apabila memang tidak ditemukan penyebab tersier,

penyebab sekunder dinyatakan cukup menjadi akar permasalahan pada tiap pokok

tulang permasalahan

a) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Machine dimisalkan

i. Kerusakan Mesin

ii. Mesin tua

iii. Mesin tidak diservis dengan rutin

iv. Kesalahan Seting mesin produksi

v. Rendah pengetahuan tentang SOP

b) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Method dimisalkan

i. Layout produksi

c) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Material dimisalkan

i. Kualitas bahan baku rendah

ii. Supply barang baku

20

d) Kemungkinan Penyebab masalah tersier pada tulang Man Power dimisalkan

i. Kemampuan Tenaga kerja

ii. Kemampuan mandor

        Pada langkah keenam, manajer produksi menetukan item-item yang penting

dari seiap faktor pada hasil diagram langkah kelima dan menandai (dalam hal ini

diberi warna hijau) bahwa faktor-faktor tersebut yang paling mungkin mempunyai

pengaruh nyata terhadap banyaknya produk sepatu yang cacat

21

        Dari diagram tulang ikan di atas dapat dilihat bahwa ternyata, banyaknya

produk cacat tidak hanya disebabkan oleh material atau bahan baku yang tidak

berkualitas, namun juga dipengaruhi oleh tenaga kerja, metode atau system

operasi dan mesin yang digunakan.

        Tahap terakhir adalah Kesimpulan. Dari hasil analisis, Manajer produksi

menyimpulkan ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kembali menjaga

kualitas produk untuk awal kuartal tahun 2011 yaitu :

22

23