Upload
leduong
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FORUM KOORDINASI STABILITAS SISTEM KEUANGAN
SIARAN PERSNomor: 01/FKSSK/VI/2013
Reposisi aset keuangan dari emerging market terkait kemungkinan penyesuaian
stimulus di sejumlah negara maju telah berdampak pada dinamika nilai tukar rupiah,
pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan pasar saham di dalam negeri. Tekanan pada
pasar keuangan juga terjadi di negara-negara kawasan Asia maupun emergingeconomies di kawasan lainnya. Menyikapi hal tersebut, Kementerian Keuangan, BI,
OJK dan LPS melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) telah
mengambil langkah-langkah koordinasi untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Secara keseluruhan kondisi Stabilitas Sistem Keuangan tetap terjaga, meskipun
terdapat tekanan akhir-akhir ini. Sehubungan dengan itu, FKSSK akan terus
mengambillangkah-Iangkah koordinasi yang diperlukan.
Dari sisi kebijakan flskal, Pemerintah bersama DPR RI telah memasuki tahap-tahap
akhir pembahasan APBN-P 2013. Beberapa kebijakan strategis yang telah disepakati
antara lain adalah asumsi makro yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam
menyusun postur APBN, peningkatan target jumlah pendapatan negara, serta
pengurangan alokasi jumlah subsidi. Kesepakatan-kesepakatan tersebut antara lain
menetapkan target defisit dalam RAPBN-P 2013 menjadi 2,38% terhadap PDB dari
rencana sebelumnya sebesar 2,48%. Dengan dernikian, tambahan target jumlah
penerbitan Surat Berharga Negara dalam RAPBN-P 2013 setidaknya berkurang
sekitar Rp9,S triliun dari usulan revisi semula. DPR juga telah menyetujui paket
kompensasi kepada masyarakat untuk memitigasi dampak kenaikan BBM dengan
anggaran sebesar Rp27,9 triliun. Paket kompensasi antara lain terdiri dari Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat Rp9,32 triliun, Program Percepatan dan Perluasan
Perlindungan Sosial (P4S) Rp12,6 triliun dan Program
Infrastruktur Dasar sebesar Rp6 triliun. BLSM akan diberikan kepada is,S juta
rumah tangga sasaran dengan nominal sebesar RplS0.000jbulan selama 4 bulan.
Pernbahasan RAPBN-P 2013 diharapkan dapat diselesaikan sesuai jadwal pada
tanggal 17 [uni 2013.
Dari sisi pasar Surat Berharga Negara, Pemerintah telah melaksanakan hal-hal
sebagai berikut:
1. meningkatkan komunikasi dengan pelaku pasar dan stakeholders pasar SBN;
2. melakukan pembelian SBN di pasar sekunder apabiJa diperlukan;
3. mengaktifasi mitigasi krisis pasar SBN melalui Bond Stabilization Framework
(BSF).
Dalam kaitannya dengan kebijakan moneter, Bank Indonesia telah memperkuat
langkah-langkah menjaga stabilitas moneter dan nilai tukar rupiah termasuk
memastikan kecukupan pasokan valas. B1 juga melakukan pembelian SBN di pasar
sekunder untuk mendukung stabilitas pasar keuangan. Langlcah-langkah stabilisasi
oleh Bank Indonesia tersebut di atas didukung pula dengan kebijakan menaikkan
Deposit Facility (DF) rate sebesar 25 bps menjadi 4,25% berlaku tanggal 12 Juni
2013 serta BI rate sebesar 25 bps menjadi 6% berlaku tanggal 13 [uni 2013. Pada
saat yang sarna Lembaga Penjamin Simpanan juga menaikkan suku bunga
penjaminan sebesar 25 bps.
Sementara itu dari sisi Pasar Modal, OJK tents mencermati perkembangan di pasar
saham dalam beberapa hari terakhir dan berkoordinasi dengan otoritas moneter
dan fiskal untuk menjaga kondisi pasar dan stabilitas sistem keuangan. Pad a
dasarnya dalam lima tahun terakhir perkembangan pasar modal Indonesia adalah
yang terbaik di atas negara-negara berkembang dan terus menunjukkan peningkatan
kinerja para emitennya. OJK terus melakukan beberapa upaya berupa peningkatan
jumlah Emiten, pengembangan basis investor, pengembangan produk,
pengembangan infrastuktur pasar modal serta pengembangan pasar surat utang dan
sukuk.
Mengingat masih tingginya ketidakpastian pada kinerja perekonomian global,
sehingga kondisi yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan masih
dapat muncul sewaktu-waktu kehati-hatian kita bersama perlu terus dijaga.
Jakarta, 14 [uni 2013
Koordinator Sekretariat FKSSK