Sesi 1 - Stabilitas Sistem Keuangan - s

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kebijakan makro prudensial dan kebijakan mikro prudensial

Citation preview

Kebijakan Makroprudensial di Bank IndonesiaBank IndonesiaSistem Keuangan2Sistem keuangan adalah kumpulan institusi dan pasar yang mana terdapat interaksi di dalamnya dengan tujuan mobilisasi dana dari surplus unit (pihak yang kelebihan dana) ke defisit unit (pihak yang kekurangan dana), dengan menggunakan instrumen keuangan.Diambil dari: Frederic S. Mishkin The Economics of Money, Banking and Financial MarketsPentingnya Stabilitas Sistem Keuangan3Adanya potensi peningkatan risiko pada perekonomian (e.g. financial innovation)Krisis pada lembaga & pasar keuangan berdampak signifikan pada perekonomian dan berbiaya besar (e.g. biaya krisis 97/98 Indonesia mencapai 51% dari PDB, biaya krisis di AS (Sept 2008 ) ditaksir >43% dari PDB (IIF, 2008), Social dan political costs sangat tinggi.)Stabilitas sistem keuangan tidak saja mendukung stabilitas harga (dan makroekonomi) tetapi juga pertumbuhan ekonomi.Pengalaman krisis global menunjukkan bahwa stabilitas harga (saja) tidak cukup (necessary but not sufficient) menjamin pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.Rekomendasi IMF :o BI should establish a Financial Stability Unit for conducting the micro and macro level analysis required to detect systemic vulnerability(MAE Report - October 2002)o .by June 2003 BI should established FSS unit (LoI-IMF, 2003).Tahun 2003 BI mulai berperan aktif dalam mendorong terciptanya stabilitas sistem keuangan di Indonesia, a.l melalui:Pembentukan Biro Stabilitas Sistem Keuangan (BSSK); serta Mengkomunikasikan hasil surveillance secara semesteran yang dituangkan dalam laporan perdana yang dikenal dengan nama Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.1 Atas dasar krisis 2008, FSB menekankan bank sentral untuk melengkapi kebijakan makroekonomi dengan kebijakan makroprudensial.TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA4Kronologis implementasi makroprudensial di Bank Indonesia Krisis Perbankan(1997-1998)Pembentukan OJK,Isu-isu yang masih berkembang.(2012 - .)Pemisahan otoritas macro dan micro prudential Proses RestrukturisasiPerbankan (1998 2003)Penyempurnaan KerangkaMicroprudential dan(Basel III, FSAP)(2009 - 2011) Biro Stabilitas SistemKeuangan, LembagaPenjamin Simpanan(2003 - 2005)Global Financial Crisis,Keketatan Likuiditas,Manajemen Krisis(2007 2008)Recovery, Microprudential(Basel II) & MacroprudentialDepartemen KebijakanMakroprudensial(2013) Framework ReformTUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA5UU OJK No.21 Tahun 2011:Tugas pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga keuangan perbankan, yang meliputi kelembagaan, kesehatan, kehati-hatian, dan pemeriksaan bank, akan dialihkan dari Bank Indonesia ke OJK. Sementara Bank Indonesia tetap memiliki tugas pengaturan perbankan terkait aspek makroprudensial.Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap bank ttt yang masuk systemically important bank dan/atau bank lainnya sesuai kewenangan Bank Indonesia di bidang makroprudensial.Tujuan dan Tugas Bank IndonesiaMenetapkan danMencapaiMengatur danMenetapkan danMencapaiMengatur danmenjagamenjagamelaksanakanDanmelaksanakanDankelancarankelancarankebijakanMemeliharakebijakanMemeliharasistemsistemmoneter.Kestabilanmoneter.KestabilanpembayaranNilaipembayaranNilaiRupiahRupiahMengatur danPengaturan danMengawasi Bank baikPengawasanMakro PrudensialMikroMakroOJKLANDASAN HUKUM Khususnya UU OJK6UU No 21 Tahun 2011 tentangOtoritas Jasa Keuangan (OJK)Bank Indonesia memiliki mandat makroprudensialMandat PengaturanMandat PengawasanDesign dan implementasi dari instrumen makroprudensial antara lain (i) LTV pada properti dan otomotif; (ii) LDR-RR; (iii) pengaturan pembatasan eksposur valas bank (Net Open Position, NOP); (iv) Countercyclical Capital Buffer; (v) Capital Surcharge, dll Termasuk off-site dan on-site supervision terutama untuk bank-bank yang termasuk dalam D-SIBs serta bank bank lain dalam kaitannya dengan pelaksanaan mandat makroprudensial BI.LANDASAN HUKUM PBI MAKROPRUDENSIAL7PBI No. 16/11/PBI/2014 tentang Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial tanggal 1 Juli 2014Pengaturan dan Pengawasan Makroprudensial123mendorongmeningkatkanmencegah danfungsiefisiensi sistemmengurangiintermediasikeuangan danrisiko sistemikyang seimbangakses keuangandan berkualitasKONSEP MAKROPRUDENSIAL8MikroprudensialMakroprudensialMikroprudensial lebih mengarah kepada analisis perkembangan individu lembaga keuangan. Makroprudensial lebih mengarah kepada analisis sistem keuangan secara keseluruhan sebagai kumpulan dari individu lembaga keuangan.Kegagalan kebijakan makroekonomi, kegagalan regulasi maupun kegagalan pasar yang menyebabkan krisis mendorong perlunya kebijakan makroprudensialKeeping individual financial institutions sound is not enough. A broader approach is needed to safeguard the financial system.KONSEP MAKROPRUDENSIAL9Konsep risiko dalam perspektif mikroprudensial vs makroprudensialMikroprudensialMakroprudensial(OJK)(BI)Risiko diukur dari tingkat kesehatan dan kinerja setiap institusi keuangan.Tingkat kesehatan & kinerja (individu) institusi keuangan adalah perlu & cukupuntuk menjaga SSK. Risiko diukur dari spillover dampak & biaya yg ditimbulkan, termasuk interaksi dgn makroekonomi.Kesehatan & kinerja institusi keuangan tidak lagi menjadi syarat perlubagi SSK apabila kegagalan/risiko pd 1 atau bbrp institusi tdk menimbulkan dampak signifikan pd sistem, dan tidak lagi menjadi syarat cukup apabila terdapat common risk factor, concentration risk.Mengapa berbagai risiko enjadi concern dalam sistem keuangan10Pasar Uang antar BankPenyelesaian transaksi nasabahnya Menyalurkan dana jangka1. Bisnis Bankpendek nasabah menjadipinjaman jangka panjang(maturity mismatch)Mengambil leverageFinancialFragilityHypothesisa. Myopic view2. Network EffectKetidakpstian mengenai3.harga asset di masa depanmelalui eksposurInformation b. Asymmetric informationlangsung dansistemeffectpembayaranuncertainty credibility(Bandt dan Hartmann, 2000)Risiko risiko dalam mikroprudensial diagregatkan menjadi risiko sistemik11dan dimitigasi oleh Kebijakan MakroprudensialCredit RiskRisiko kerugian karena debitur tidak melakukan pembayaran (prinsip maupun bunga).Interest Rate RiskRisiko nilai investasi akan berubah karena perubahan tingkat bunga dari asset.Exchange Rate / Currency RiskRisiko nilai investasi akan berubah karena perubahan nilai tukar dari asset.Liquidity RiskRisiko dimana suatu asset tidak dapat diperdagangkan karena tidak ada yang berminat memperdagangkan asset tersebut di pasar.Settlement RiskRisiko dimana transaksi asset tidak dapat diselesaikan sesuai dengan perjanjian yang telah dicapai sebelumnya, yaitu assetnya tidak disampaikan ketika uang tunai sudah dibayarkan atau uang tunainya tidak diberikan ketika assetnya sudah disampaikan.Market RiskRisiko nilai investasi akan berubah karena adanya pergerakan faktor-faktor pasar(biasanya karena sentimen atau karena fundamental makroekonomi).Bagaimana Menuju Stabilitas Sistem Keuangan..12MONITORING &ANALISISInstitusiKondisiPasar KeuanganKorporasiKeuanganMakroekonomidan Infrastrukturdan RumahTanggaPENILAIANNormalMendekati tidakTidak Normalnormal(Krisis)Preventif Perbaikan ResolusiStabilitas SistemKeuanganModified from Schinasi (2006); Houben, Kakes, and Schinasi (2004).KERANGKA KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL13= Macroprudential Surveillance56= Macroprudential Policy Design & ImplementationDesain danEvaluasiImplementasiefektivitaskebijakankebijakanInstrumen kebijakan makroprudensialElemen 21234Di bawah & mendekatithresholdMonitoringIdentifikasiPenilaianPemberiansistemCMPrisikorisikosinyal risikokeuanganmelewatiIndikator EWSStressKepada Internalthresholdmakroprudensial PromptScenario(BI dan FKSSK)IndicatorKepada Pasar, CompositeInstitusi KeuanganIndicatorElemen 1dan PublikCrisis OutlookResolutionKondisi normalData, Informasi dan Riset(Harun, C. & Rachmanira, S., 2013)