Upload
roldus-andy-bunga
View
218
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
eff
Citation preview
F R A K T U RF R A K T U R
Dr Robert Tirtowijoyo , SpOtBAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Umumnya fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan
Trauma penyebab fraktur dapat Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:bersifat:
1. Trauma langsung- Frakur terjadi di daerah yang mengalami tekanan
langsung- Biasanya kopmunitif- Jaringan lunak mengalami kerusakan
2. Trauma tidak langsung- Trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh
dari fraktur- Jaringan lunak utuh
Tekanan pada tulang dapat berupa:Tekanan pada tulang dapat berupa:
1. Tekanan berputar2. Tekanan membengkok3. Tekanan sepanjang aksis tulang4. Kompresi vertikal5. Trauma langsung disertai dengan resistensi
pada satu jarak tertentu6. Fraktur oleh karena remuk7. Trauma karena tarikan ligamen atau tendo
KLASIFIKASIKLASIFIKASI
1. Klasifikasi etiologis2. Klasifikasi klinis3. Klasifikasi radiologis
KLASIFIKASI ETIOLOGISKLASIFIKASI ETIOLOGIS
1. FRAKTUR TRAUMATIK- Akibat trauma tiba-tiba
2. FRAKTUR PATOLOGIS- Terjadi karena kelemahan tulang akibat adanya
kelainan patologi pada tulang
3. FRAKTUR STRESS- Akibat trauma yang terus menerus pada suatu
daerah tertentu
KLASIFIKASI KLINISKLASIFIKASI KLINIS
1. FRAKTUR TERTUTUP- Tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar
2. FRAKTUR TERBUKA- Berhubungan dengan dunia luar melalui luka
3. FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI- Fraktur yang disertai komplikasi seperti infeksi,
mal-union, delayed union, non-union
FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI
Non-union
FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI
Fraktur kruris dengan osteomielitis kronis
KLASIFIKASI RADIOLOGISKLASIFIKASI RADIOLOGIS
1. Berdasarkan lokalisasi2. Berdasarkan konfigurasi3. Berdasarkan ekstensi4. Berdasarkan hubungan antara fragmen
dengan fragmen lainnya
Klasifikasi berdasarkan LOKALISASIKlasifikasi berdasarkan LOKALISASI
1. Diafiseal2. Metafiseal3. Intra-artikuler4. Fraktur dengan dislokasi
Fraktur diafisis
Fraktur metafisis
Fraktur intra-artikuler
Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI 1. Fraktur transversal2. Fraktur oblik3. Fraktur spiral4. Fraktur Z5. Fraktur komunitif6. Fraktur baji7. Fraktur avulsi8. Fraktur depresi9. Fraktur impaksi10. Fraktur pecah (burst)11. Fraktur segmental12. Fraktur epifisis
KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN KONFIGURASI GARIS FRAKTUR
Fraktur segmental
Klasifikasi berdasarkan EKSTENSIKlasifikasi berdasarkan EKSTENSI
1. Fraktur total2. Fraktur tidak total (crack)3. Fraktur torus atau buckle4. Fraktur garis rambut5. Fraktur greenstick
Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYAFRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA
1. Tidak bergeser2. Bergeser
- Bersampingan- Angulasi- rotasi- Distraksi- Over-riding- Impaksi
KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA
DIAGNOSIS FRAKTURDIAGNOSIS FRAKTUR
I. AnamnesisII. Pemeriksaan fisikIII. Pemeriksaan lokal
Anamnesis Anamnesis
Riwayat traumaRiwayat penyakit lain (tumor, infeksi, kelainan kongenital, dll)
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan awal perhatikan:• Syok, anemia, perdarahan• Kerusakan pada organ lain• Faktor predisposisi
Pemeriksaan LokalPemeriksaan Lokal
1. Inspeksi2. Palpasi3. Pergerakan4. Pemeriksaan neurologis5. Pemeriksaan vaskuler6. Pemeriksaan radiologis
Inspeksi Inspeksi Perhatikan:• Keadaan umum• Ekspresi wajah• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak• Adanya luka• Perhatikan adanya deformitas anggota gerak• Keadaan vaskularisasi• Keadaan mental
Palpasi Palpasi
Perhatikan:• Lakukan dengan hati-hati• Nyeri tekan• Krepitasi• Pulsasi arteri dan pengisian kapiler• Lakukan pengukuran panjang tungkai
PergerakanPergerakan
Periksa:1. Pergerakan aktif2. Pergerakan pasif
Pemeriksaan NeurologisPemeriksaan Neurologis
Periksa:1. Saraf sensoris2. Saraf motoris3. Catat gradasi kerusakan saraf
Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan Radiologis
1. Foto polos2. Pemeriksaan radiologis lainnya
Foto PolosFoto PolosTujuan:• Mempelajari gambaran normal tulang dan sendi• Konfirmasi adanya fraktur• Melihat sejauh mana pergeseran dan konfigurasi
fragmen• Menentukan teknik pengobatan• Melihat apakah fraktur tersebut baru atau lama• Menentukan apakah fraktur melibatkan persendian• Melihat keadaan patologis lain dari tulang• Melihat adanya benda asing
Prinsip ”2”1. DUA PROYEKSI, sekurang-kurangnya
proyeksi AP dan lateral2. DUA SENDI, di proksimal dan di distal fraktur3. DUA ANGGOTA GERAK, utamanya pada
anak4. DUA TRAUMA5. DUA KALI DILAKUKAN FOTO
Pemeriksaan Radiologis LainnyaPemeriksaan Radiologis Lainnya
TomografiCT – ScanMRIRadioisotop scanning
KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKAKLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA
Klasifikasi menurut Gustilo, Merkow dan Templeman (1990):
Grade IGrade IIGrade III
- Grade IIIA- Grade IIIB- Grade IIIC
Grade IGrade I- Panjang luka < 1 cm- Biasanya berupa tusukan dari dalam kulit
menembus ke luar- Kerusakan jaringan lunak sedikit- Fraktur biasanya berupa fraktur simpel,
transversal, oblik pendek atau sedikit komunitif
Grade IIGrade II- Laserasi kulit > 1 cm- Tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau
avulsi kulit- Kerusakan jaringan sedang- Sedikit kontaminasi dari fraktur
Grade IIIGrade IIIKerusakan jaringan lunak hebatKontaminasi hebatDibadi menjadi 3 subtipe:
1. IIIA- Jaringan lunak cukup untuk menutup fraktur- Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat
2. IIIB- Trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,
pendorongan periosteum, tulang terbuka, kontaminasi hebart- Fraktur bersifat komunitif hebat
3. IIIC- Fraktur terbuka yang disertai kerusakan arteri dan saraf tanpa
memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak
Fraktur kruris 1/3 distal terbuka grade IIIA
PENYEMBUHAN FRAKTURPENYEMBUHAN FRAKTURDimulai segera setelah terjadi fraktur hingga terjadi konsolidasiFraktur menyembuh tanpa jaringan lunakDipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis Proses penyembuhan berbeda pada tulang kortikal dan tulang kanselosa
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKALPADA TULANG KORTIKAL
Terdiri atas 5 fase:1. Fase hematoma2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan
endosteal3. Fase pembentukan kalus4. Fase konsolidasi5. Fase remodeling
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKAL
Proses penyembuhan terjadi melalui pembentukan kalus interna dan endosteal
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KANSELOSAPADA TULANG KANSELOSA
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PE NYEMBUHAN FRAKTURDALAM PE NYEMBUHAN FRAKTUR
1. Usia2. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur3. Pergeseran awal fraktur4. Vaskularisasi pada kedua fragmen5. Reduksi serta imobilisasi6. Waktu imobilisasi7. Ruangan di antara kedua fragmen dan interposisi
jaringan lunak8. Adanya infeksi9. Cairan sinovia10. Gerakan aktif dan pasif anggota gerak
EVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUREVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUR
1. Union secara klinis- Daerah fraktur tidak ada gerakan bila dilakukan
pembengkokan, pemutaran dan kompresi- Nyeri menghilang
2. Union secara radiologis- Garis fraktur menghilang- Pembentukan kalus- Trabekulasi- Rekanalisasi medula
PEYEMBUHAN ABNORMAL PEYEMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTURPADA FRAKTUR
1. Mal-union2. Delayed union3. Non-union
Mal-UnionMal-Union
Fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, kependekan atau union secara menyilang
Delayed UnionDelayed Union
Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 – 5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas, 5 bulan utk anggota gerak bawah)
Non-UnionNon-Union
Fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terjadi sendi palsu (pseudoartrosis)
Infected non-union
referensi
• Apley’s System of Orthopaedics and FracturesA. Graham Apley, Louis Solomon
• Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Chairuddin Rasjad
• Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal SystemRobert Bruce Salter
SELAMAT BELAJARSELAMAT BELAJAR