50
F R A K T U R F R A K T U R Dr Robert Tirtowijoyo , SpOt BAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI

FRAKTUR2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

eff

Citation preview

Page 1: FRAKTUR2

F R A K T U RF R A K T U R

Dr Robert Tirtowijoyo , SpOtBAGIAN ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI

Page 2: FRAKTUR2

PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI

Umumnya fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan

Page 3: FRAKTUR2

Trauma penyebab fraktur dapat Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:bersifat:

1. Trauma langsung- Frakur terjadi di daerah yang mengalami tekanan

langsung- Biasanya kopmunitif- Jaringan lunak mengalami kerusakan

2. Trauma tidak langsung- Trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh

dari fraktur- Jaringan lunak utuh

Page 4: FRAKTUR2

Tekanan pada tulang dapat berupa:Tekanan pada tulang dapat berupa:

1. Tekanan berputar2. Tekanan membengkok3. Tekanan sepanjang aksis tulang4. Kompresi vertikal5. Trauma langsung disertai dengan resistensi

pada satu jarak tertentu6. Fraktur oleh karena remuk7. Trauma karena tarikan ligamen atau tendo

Page 5: FRAKTUR2

KLASIFIKASIKLASIFIKASI

1. Klasifikasi etiologis2. Klasifikasi klinis3. Klasifikasi radiologis

Page 6: FRAKTUR2

KLASIFIKASI ETIOLOGISKLASIFIKASI ETIOLOGIS

1. FRAKTUR TRAUMATIK- Akibat trauma tiba-tiba

2. FRAKTUR PATOLOGIS- Terjadi karena kelemahan tulang akibat adanya

kelainan patologi pada tulang

3. FRAKTUR STRESS- Akibat trauma yang terus menerus pada suatu

daerah tertentu

Page 7: FRAKTUR2

KLASIFIKASI KLINISKLASIFIKASI KLINIS

1. FRAKTUR TERTUTUP- Tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar

2. FRAKTUR TERBUKA- Berhubungan dengan dunia luar melalui luka

3. FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI- Fraktur yang disertai komplikasi seperti infeksi,

mal-union, delayed union, non-union

Page 8: FRAKTUR2

FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI

Non-union

Page 9: FRAKTUR2

FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI

Fraktur kruris dengan osteomielitis kronis

Page 10: FRAKTUR2

KLASIFIKASI RADIOLOGISKLASIFIKASI RADIOLOGIS

1. Berdasarkan lokalisasi2. Berdasarkan konfigurasi3. Berdasarkan ekstensi4. Berdasarkan hubungan antara fragmen

dengan fragmen lainnya

Page 11: FRAKTUR2

Klasifikasi berdasarkan LOKALISASIKlasifikasi berdasarkan LOKALISASI

1. Diafiseal2. Metafiseal3. Intra-artikuler4. Fraktur dengan dislokasi

Page 12: FRAKTUR2

Fraktur diafisis

Page 13: FRAKTUR2

Fraktur metafisis

Page 14: FRAKTUR2

Fraktur intra-artikuler

Page 15: FRAKTUR2

Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI 1. Fraktur transversal2. Fraktur oblik3. Fraktur spiral4. Fraktur Z5. Fraktur komunitif6. Fraktur baji7. Fraktur avulsi8. Fraktur depresi9. Fraktur impaksi10. Fraktur pecah (burst)11. Fraktur segmental12. Fraktur epifisis

Page 16: FRAKTUR2

KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN KONFIGURASI GARIS FRAKTUR

Page 17: FRAKTUR2

Fraktur segmental

Page 18: FRAKTUR2

Klasifikasi berdasarkan EKSTENSIKlasifikasi berdasarkan EKSTENSI

1. Fraktur total2. Fraktur tidak total (crack)3. Fraktur torus atau buckle4. Fraktur garis rambut5. Fraktur greenstick

Page 19: FRAKTUR2

Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYAFRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA

1. Tidak bergeser2. Bergeser

- Bersampingan- Angulasi- rotasi- Distraksi- Over-riding- Impaksi

Page 20: FRAKTUR2

KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA

Page 21: FRAKTUR2

DIAGNOSIS FRAKTURDIAGNOSIS FRAKTUR

I. AnamnesisII. Pemeriksaan fisikIII. Pemeriksaan lokal

Page 22: FRAKTUR2

Anamnesis Anamnesis

Riwayat traumaRiwayat penyakit lain (tumor, infeksi, kelainan kongenital, dll)

Page 23: FRAKTUR2

Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan awal perhatikan:• Syok, anemia, perdarahan• Kerusakan pada organ lain• Faktor predisposisi

Page 24: FRAKTUR2

Pemeriksaan LokalPemeriksaan Lokal

1. Inspeksi2. Palpasi3. Pergerakan4. Pemeriksaan neurologis5. Pemeriksaan vaskuler6. Pemeriksaan radiologis

Page 25: FRAKTUR2

Inspeksi Inspeksi Perhatikan:• Keadaan umum• Ekspresi wajah• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak• Adanya luka• Perhatikan adanya deformitas anggota gerak• Keadaan vaskularisasi• Keadaan mental

Page 26: FRAKTUR2

Palpasi Palpasi

Perhatikan:• Lakukan dengan hati-hati• Nyeri tekan• Krepitasi• Pulsasi arteri dan pengisian kapiler• Lakukan pengukuran panjang tungkai

Page 27: FRAKTUR2

PergerakanPergerakan

Periksa:1. Pergerakan aktif2. Pergerakan pasif

Page 28: FRAKTUR2

Pemeriksaan NeurologisPemeriksaan Neurologis

Periksa:1. Saraf sensoris2. Saraf motoris3. Catat gradasi kerusakan saraf

Page 29: FRAKTUR2

Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan Radiologis

1. Foto polos2. Pemeriksaan radiologis lainnya

Page 30: FRAKTUR2

Foto PolosFoto PolosTujuan:• Mempelajari gambaran normal tulang dan sendi• Konfirmasi adanya fraktur• Melihat sejauh mana pergeseran dan konfigurasi

fragmen• Menentukan teknik pengobatan• Melihat apakah fraktur tersebut baru atau lama• Menentukan apakah fraktur melibatkan persendian• Melihat keadaan patologis lain dari tulang• Melihat adanya benda asing

Page 31: FRAKTUR2

Prinsip ”2”1. DUA PROYEKSI, sekurang-kurangnya

proyeksi AP dan lateral2. DUA SENDI, di proksimal dan di distal fraktur3. DUA ANGGOTA GERAK, utamanya pada

anak4. DUA TRAUMA5. DUA KALI DILAKUKAN FOTO

Page 32: FRAKTUR2

Pemeriksaan Radiologis LainnyaPemeriksaan Radiologis Lainnya

TomografiCT – ScanMRIRadioisotop scanning

Page 33: FRAKTUR2

KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKAKLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA

Klasifikasi menurut Gustilo, Merkow dan Templeman (1990):

Grade IGrade IIGrade III

- Grade IIIA- Grade IIIB- Grade IIIC

Page 34: FRAKTUR2

Grade IGrade I- Panjang luka < 1 cm- Biasanya berupa tusukan dari dalam kulit

menembus ke luar- Kerusakan jaringan lunak sedikit- Fraktur biasanya berupa fraktur simpel,

transversal, oblik pendek atau sedikit komunitif

Page 35: FRAKTUR2

Grade IIGrade II- Laserasi kulit > 1 cm- Tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau

avulsi kulit- Kerusakan jaringan sedang- Sedikit kontaminasi dari fraktur

Page 36: FRAKTUR2

Grade IIIGrade IIIKerusakan jaringan lunak hebatKontaminasi hebatDibadi menjadi 3 subtipe:

1. IIIA- Jaringan lunak cukup untuk menutup fraktur- Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat

2. IIIB- Trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,

pendorongan periosteum, tulang terbuka, kontaminasi hebart- Fraktur bersifat komunitif hebat

3. IIIC- Fraktur terbuka yang disertai kerusakan arteri dan saraf tanpa

memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak

Page 37: FRAKTUR2

Fraktur kruris 1/3 distal terbuka grade IIIA

Page 38: FRAKTUR2

PENYEMBUHAN FRAKTURPENYEMBUHAN FRAKTURDimulai segera setelah terjadi fraktur hingga terjadi konsolidasiFraktur menyembuh tanpa jaringan lunakDipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis Proses penyembuhan berbeda pada tulang kortikal dan tulang kanselosa

Page 39: FRAKTUR2

PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKALPADA TULANG KORTIKAL

Terdiri atas 5 fase:1. Fase hematoma2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan

endosteal3. Fase pembentukan kalus4. Fase konsolidasi5. Fase remodeling

Page 40: FRAKTUR2

PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKAL

Page 41: FRAKTUR2

Proses penyembuhan terjadi melalui pembentukan kalus interna dan endosteal

PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KANSELOSAPADA TULANG KANSELOSA

Page 42: FRAKTUR2

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PE NYEMBUHAN FRAKTURDALAM PE NYEMBUHAN FRAKTUR

1. Usia2. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur3. Pergeseran awal fraktur4. Vaskularisasi pada kedua fragmen5. Reduksi serta imobilisasi6. Waktu imobilisasi7. Ruangan di antara kedua fragmen dan interposisi

jaringan lunak8. Adanya infeksi9. Cairan sinovia10. Gerakan aktif dan pasif anggota gerak

Page 43: FRAKTUR2

EVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUREVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUR

1. Union secara klinis- Daerah fraktur tidak ada gerakan bila dilakukan

pembengkokan, pemutaran dan kompresi- Nyeri menghilang

2. Union secara radiologis- Garis fraktur menghilang- Pembentukan kalus- Trabekulasi- Rekanalisasi medula

Page 44: FRAKTUR2

PEYEMBUHAN ABNORMAL PEYEMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTURPADA FRAKTUR

1. Mal-union2. Delayed union3. Non-union

Page 45: FRAKTUR2

Mal-UnionMal-Union

Fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, kependekan atau union secara menyilang

Page 46: FRAKTUR2

Delayed UnionDelayed Union

Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 – 5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas, 5 bulan utk anggota gerak bawah)

Page 47: FRAKTUR2

Non-UnionNon-Union

Fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terjadi sendi palsu (pseudoartrosis)

Page 48: FRAKTUR2

Infected non-union

Page 49: FRAKTUR2

referensi

• Apley’s System of Orthopaedics and FracturesA. Graham Apley, Louis Solomon

• Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Chairuddin Rasjad

• Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal SystemRobert Bruce Salter

Page 50: FRAKTUR2

SELAMAT BELAJARSELAMAT BELAJAR