Upload
intan-purnamasari
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KEMAMPUAN SISWA DALAM PENGETAHUAN SENI RUPA DI SMAN 1 KUALA BATEE TERHADAP MINAT, KETERAMPILAN DAN
KREATIVITAS
Proposal Penelitian
Oleh
Badril Ummir
(1006102060024)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap seni rupa sangat
kurang apalagi tidak dilengkapi dengan alat-alat yang memadai serta guru yang
kompeten dalam bidang seni rupa. Padahal kita tahu tidak semua siswa SMA akan
mampu melanjutkan ke perguruan tinggi mengingat perekonomian masyarakat kita
yang masih dibawah garis kemiskinan, tetapi dengan adanya pengetahuan serta
keterampilan tentang seni rupa mereka mampu memanfaatkan kemampuan mereka
untuk mendapatkan penghasilan, seperti membuat kursi, lemari, lukisan serta alat-alat
rumah tangga lainnya yang bisa dipergunakan untuk melanjutkan minat.
Macam-macam bidang seni salah satunya adalah seni rupa, seni rupa adalah
cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan. Seni rupa ada dua cabang yaitu seni rupa murni dan seni rupa
terapan. Seni rupa murni adalah cabang seni rupa yang terlepas dari unsur-unsur
praktis. Seni rupa murni mengkhususkan pada karya seni berdasarkan kreativitas dan
ekspresi yang sangat pribadi. Dikelompokkan menjadi seni kramik dan kriya.
Sedangkan seni rupa terapan atau seni pakai adalah karya seni rupa yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan praktis yaitu lebih mementingkan faktor kegunaan dari pada
faktor keindahan atau artistik nya. contoh nya seperti arsitektur, poster, keramik, baju
sepatu dan lain-lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar,
merasakan,dan berfikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak.
Pentingnya menumbuhkan minat, keterampilan dan kreativitas dalam berkarya
seni rupa pada siwa SMAN 1 Kuala Batee, karna mengingat kurang nya pengetahuan
tentang seni rupa dan tidak mempunyai guru yang kompeten, fasilitas disekolah yang
kurang memadai sehingga siswa kurang mampu untuk mewujudkan kreativitas nya
dalam memanfaatkan sumber alam dalam berkarya seni rupa, dan siswa kurang
mengetahui tentang beragam karya seni rupa di Indonesia, sehingga tidak
menumbuhkan pemuda yang memiliki rasa kepribadian yang menjaga dan melestarikan
tradisi, seni dan budaya bangsa.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas penulis
merasa tertarik dan berkeinginan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang." Kemampuan Dalam Pengetahuan Seni Rupa di SMAN 1 Kuala Batee
Terhadap Minat, Keterampilan dan Kreativitas."
1.2 Identifikasi Masalah
2. Kurangnya pengetahuan siswa tentang seni rupa di SMA Negri 1 kuala Batee.
3. Siswa kurang mengetahui keanekaragaman seni rupa di indonesia.
4. Siswa kurang mampu memanfaatkan sumber alam sebagai bahan pembuatan seni
rupa, karna dilihat dari segi alat dan bahan pembuatan seni rupa yang sangat kurang.
5. Siswa lebih berminat pada musik, bernyanyi, memain kan alat musik seperti, gitar-
akustik menurut kemanpuan nya masing-masing.
6. Ada beberapa siswa yang berminat untuk berkarya di seni dua dimensi, seperti
menggambar dan melukis di buku gambar, tetapi mereka masih kurang mampu
dalam pewarnaan, titik, garis dan gelap terang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah terpaparkan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah:
1. Bagaimana kemampuan siswa tentang pengetahuan seni rupa dalam
mengembangkan bakat dan keterampilan di SMAN 1 Kuala Batee?
2. Apa saja faktor yang menghambat minat, keterampilan dan kreativitas siswa
terhadap seni rupa di SMAN 1 Kuala Batee?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menguasai dan mampu dalam membuat seni rupa serta termotivasi untuk
mencari hal-hal yang terkait dengan proses pembuatan seni rupa.
2. Mampu mengetahui hal-hal yang terdapat dalam seni rupa, seperti seni dua
dimensi, tiga dimensi dan bahan-bahan apa saja yang diperlukan dalam
pembuatan seni rupa menurut jenis karya yang di inginkan.
3. Meningkatkan kesadaran bahwa keragaman seni rupa di indonesia yang telah
bertradisi, dan semangat dalam minat siswa untuk mengetahui seni rupa demi
memiliki keterampilan dan kreativitas.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis:
a. Secara teoritis kegunaan dari penelitian ini diharapkan menjadi salah satu upaya
untuk memperluas wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan tentang proses
kegiatan belajar terhadap seni rupa.
b. Sebagai pengetahuan terhadap seni rupa dan kebudayaan untuk siswa SMAN 1
Kuala Batee.
2. Manfaat praktis:
a. Dengan adanya penelitian ini di harapkan siswa mampu mengembangkan
pengetahuan tentang berbagai karya seni rupa, sehingga mampu mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
b. Sebagai pedoman dan bahan pengetahuan bagi sekolah dan guru untuk
meningkatkan keterampilan pembelajaran seni rupa di sekolah.
c. Dapat mengembangkan pengetahuan-pengetahuan bagi masyarakat serta bangga
dalam berkarya seni rupa.
d. Dapat menjadi bahan acuan atau pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam meneliti seni rupa yang lebih luas
lagi.
1.5 Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap judul karya ilmiah ini, berikut ini
akan di uraikan beberapa penjelasan mengenai istilah yang dipakai dalam karya ilmiah
ini.
1. Kemampuan
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10)mengartikan bahwa
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri
sendiri. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) mendefenisikan
kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.
2. Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek
tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat,
mendengar, merasakan,dan berfikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan
bertindak.
3. Minat
Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek
tertentu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau hobi.
4. Keterampilan
Keterampilan adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mampu menggunakan akal, fikiran, ide dan kretifitas dalam menyelesaikan
tuga-tugas nya tanpa bimbingan. Menurut Kamus Bahasa Indonesia keterampilan
adalah kecakapan untuk melesaikan tugas.
5. Kreatifitas
Kreatiitas adalah manaat kemampuan berkreasi yang dasa utamanya bisa
disandarkan kepada bakat tertentu. kreatiitas ini dapat dirasakan hasil nya dalam
menciptakan karya-karya besar. karya-karya ini tidak hanya bergantung kepada
inspirasi dan pengalaman puncak semata, namun disamping bakat tertentu itu juga
membutuhkan kerjakeras dan latihan terus-menerus, dan pandangan yang kritis. (al-
khalili, 2005). Kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam mewujudkan suatu
hasil atau karya baru yang belum pernah ada sebelum nya.
6. Seni rupa
Seni rupa adalah suatu karya seni dari hasil pemikiran para seniman yang
diwujudkan kedalam bentuk kaya dua dimensi atau tiga dimensi dengan mempunyai
fungsi dan manfaat tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo, 2007).
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Menurut Rogers, pengetahuan dicakup didalam domain kognitif 6 tingkatan
(Notoatmojo, 2007).
1. Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang
di pelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini adalah
merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat
menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.
Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan
hukum-hukum, rumus-rumus, metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik
dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-
prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-
komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat diteliti dari
penggantian kata seperti dapat menggambarkan (menurut bagian),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru.
Merupakan kemampuan menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan
yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada misalnya : dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi
dengan anak-anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah
diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB
dan sebagainya.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri seseorang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
7. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.
8. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
9. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik atau buruknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
10. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang dikehendaki oleh stimulus.
11. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Cara tradisional atau non ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui
penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi :
a. Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan oleh
manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba
atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Cara ini telah
dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba
saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan
tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan
ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan
keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal
atau salah) atau metode coba salah (coba-coba), (Notoatmodjo, 2010).
b. Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja
oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzin
urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summer bekerja
dengan ekstrak acetone, dan karena terburu-buru ingin bermain tennis,
maka ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan
harinya ketika ingin meneruskan percobaanya, ternyata ekstrak acetone
yang disimpan didalam kulkas tersebut timbul kristal-kristal yang
kemudian disebut enzim urease, (Notoatmodjo, 2010).
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-
kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi
berikutnya, (Notoatmodjo, 2010).
d. Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah
ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan
masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama,
orang dapat pula menggunakan atau merujuk cara tersebut. Tetapi bila ia
gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu, dan
berusaha untuk mencari cara yang lain, sehingga berhasil memecahkannya,
(Notoatmodjo, 2010).
e. Cara akal sehat (Common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori
atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua
zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar
anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
misalnya dijewer telinganya atau dicubit, (Notoatmodjo, 2010).
f. Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini
oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah
kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh
para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran
atau penyelidikan manusia, (Notoatmodjo, 2010).
g. Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh oleh manusia secara cepat sekali
melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena
kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang
sistematis.Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja, (Notoatmodjo, 2010).
h. Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan
kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan,
kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan,
(Notoatmodjo, 2010).
i. Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi adalah
proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir
induksi pembuatan kesimpulan tersbut berdasarkan pengalaman-
pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami
suatu gejala, (Notoatmodjo, 2010).
J. Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir
deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini
merupan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mencapai kesimpulan yang lebih baik. Didalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas
tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi
pada setiap yang termasuk dalam kelas itu, (Notoatmodjo, 2010).
2. Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini
lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah,
atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara
ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Ia adalah
seorang tokoh yang mengembangkan metode berpikir induktif. Mula-mula ia
mengadakan pengamatan langsung tehadap gejala-gejala alam atau
kemasyarakatan. Kemudian hasil pengamatannya tersebuat dikumpulkan dan
diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum. Kemudian metode
berpikir induktif yang dikembangkan oleh Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold
van Dallen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan
ini mencakup tiga hal pokok, yakni :
a. Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat
dilakukan pengamatan.
b. Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada
saat dilakukan pengamatan.
c. Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-
ubah pada kondisi-kondisi tertentu, (Notoatmodjo, 2010).
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang tentang sesuatu hal : (Mubarrak, 2007)
1. Umur
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia
akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada
orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai
akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
2. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam menerima
informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.
3. Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang
atau kelompok. Lingkungan adalah input kedalam diri seseorang sehingga
sistem adaptif yang melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas maka
pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup di lingkungan
yang berpikiran sempit.
4. Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau
profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang. Pekerjaan biasanya sebagai simbol status
sosial di masyarakat. Masyarakat akan memandang seseorang dengan penuh
penghormatan apabila pekerjaannya sudah pegawai negeri atau pejabat di
pemerintahan.
5. Sosial Ekonomi
Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian, variabel ini
menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang ditentukan unsur seperti
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh serta ditentukan pula
oleh tempat tinggal karena hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan.
6. Informasi yang diperoleh
Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga organisasi,
media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi membutuhkan informasi sekaligus menghasilkan informasi. Jika
pengetahuan berkembang sangat cepat maka informasi berkembang sangat
cepat pula. Adanya ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan
dalam bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak pengetahuan
baru bermunculan. Pemberian informasi seperti cara-cara pencapaian hidup
sehat akan meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat menambah
kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
7. Pengalaman
Merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh
kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi di masa lalu. Orang yang memiliki pengalaman akan mempunyai
pengetahuan yang baik bila dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
pengalaman dalam segi apapun.
2.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket,
menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.
(Arikunto, 2006)
1. Pengetahuan baik = 76 – 100%
2. Pengetahuan cukup = 60 – 75%
3. Pengetahuan Kurang = < 60%
2.1.5 Dasar-Dasar Pengetahuan
Menurut Sumantri, dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu
meliputi: (Sumantri, 2001)
1. Penalaran
Manusia adalah saut-satunya makhluk yang mampu mengmbangkan
pengetahuan karena memiliki kemampuan menalar. Dia mengetahui mana
yang baik dan mana yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek
melalui proses penalaran yang dilakukan.
2. Logika (Menarik Suatu Kesimpulan)
Logika dapat didefinisikan sebagai suatu pengkajian untuk berpikir
secara benar. Untuk menarik suatu kesimpulan sebenarnya terdapat bermacam-
macam cara, namun untuk membuat kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
studyyang memusatkan diri pada penalaran ilmiah yang seksama terdapat dua
jenis penarikan kesimpulan yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika
induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata menjadi suatu kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan
logika deduktif adalah cara berfikir dengan menarik suatu kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik suatu
kesimpulan yang bersifat khusus.
2.2 Seni Rupa
2.2.1 Pengertian Seni Rupa
Seni rupa merupakan salah satu kesenian yang mengacu pada bentuk visual
atau sering disebut bentuk perupaan. Seni rupa sebagai salah satu cabang
kesenian memiliki peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia.
(Kartika, 2004)
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan
dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur,
dan pencahayaan dengan acuan estetika. (Wikipedia, 2014)
2.2.2 Jenis-Jenis Seni Rupa
1. Karya seni rupa menurut wujudnya dalam Live terbaru Indonesian News
Portal :
a. Seni rupa dua dimensi
Seni rupa dua dimensi adalah karya seni rupa yang mempunyai dua
ukuran, yakni panjang dan lebar. Karya seni rupa ini hanya dapat
dihayati ataupun dilihat dari satu arah yaitu dari depan. Contohnya: seni
lukis, seni ilustrasi, seni batik dan grafis, sketsa dan lain-lain.
b. Seni rupa tiga dimensi
Seni rupa tiga dimensi adalah seni rupa yang memiliki tiga ukuran
panjang, lebar dan tinggi atau tebal (mempunyai volume). Karya sen
rupa ini dapat dinikmati atau dihayati dari beberapa arah pandang.
Contohnya: seni patung, seni kriya, seni bangunan, seni dekorasi, seni
taman dan lain-lain.
2. Karya seni rupa menurut fungsi dan manfaatnya:
a. Seni Murni (Fine Art)
Seni murni adalah kelompok karya seni rupa yang bertujuan untuk
memenuhi kbutuhan spiritual artinya bahwa kelahiran karya seni tersebut
lahir dari adanya ungkapan atau ekspresi jiwa, tnpa adanya faktor
pendorong untuk tujuan materiil. Yang termasuk kelompok seni murni
adalah seni lukis dan seni patung. (Kartika, 2004)
b. Seni Terapan (Applied Art)
Seni terapan adalah kelompok karya seni yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan praktis atau memenuhi kebutuhan sehari-hari
secara materil artinya kelahiran karya seni terapan merupakan bahagian
dari kebutuhan manusia dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari secara materil. Seni terapan adalah poduk karyanya selalu
mempertimbangkan keadaan pasar dan estetika. Kelompok seni rupa ini
benar-benar milik masyarakat. Karya seni terapan lebih mengarah pada
produk benda pakai masyarakat banyak atau mass product.
Pengerjaannya selalu memperhitungkan sejak mulai dari pemilihan
bahan dan proses pengerjaan, sampai pertimbangan kebutuhan pasar.
Aspek komersial menjadi ciri utama dari seni rupa terapan. (Kartika,
2004)
1.2.3 Struktur Seni Rupa
Unsur-Unsur Rupa (Unsur Desain)
Garis
Garis merupakan dua titik yang dihubungkan. Pada dunia seni rupa
seringkali kehadiran “garis” bukan saja sebagai garis tetapi kadang
sebagai simbol emosi yang diungkapkan lewat garis, atau lebih tepat
disebut goresan. Goresan atau garis yang dibuat oleh seorang seniman
akan member kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang
dihadirkan. Sehingga dari kesan yang berbeda maka garis mempunyai
karakter yang berbeda pada setiap goresan yang lahir dari seniman.
(Kartika, 2004)
Shape (Bangun)
Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh sebuah
kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau
oleh gelap terang arsiran atau karena adanya tekstur. Dalam karya seni,
shape digunakan sebagai simbol perasaan seniman dalam
menggambarkan objek hasil subject matter, maka tidaklah
mengherankan apabila seseorang kurang dapat menangkap atau
mengetahui secara pasti tentang objek hasil pengolahannya. Kadang-
kadang shape (bangun) tersebut mengalami beberapa perubahan didalam
penampilannya (transfomasi) yang sesuai dengan gaya dan cara
mengungkapkan secara pribadi seorang seniman. (Kartika, 2004)
Texture (rasa permukaan bahan)
Texture adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan,
yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai
bentuk rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada
permukaan bidang pada perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara
nyata atau semu.
Warna
Warna sebagai salah satu elemen atau medium seni rupa yang
merupakan unsure yang sangat penting dalam seni rupa murni maupun
seni rupa terapan. Bahkan warna sangat berperan dalam segala aspek
kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai benda atau
peralatan yang digunakan oleh manusia yang selalu diperindah dengan
penggunaan warna, mulai dari pakaian, perhiasan, peralatan rumah
tangga, dari barang kebutuhan sehari-hari sampai barang yang ekslusif
semua memperhitungkan kehadiran warna. Hubungan warna dengan
kehidupan manusia sangat erat, warna mempunyai peranan yang sangat
penting yaitu warna sebagai warna, warna sebagai representasi alam,
warna sebagai lambang/ simbol, dan warna sebagai simbol ekpresi.
2.3. Minat
2.3.1 Definisi Minat
Menurut Hendra, minat dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk
memenuhi kepuasan, baik berupa keinginan untuk memiliki atau mendapatkan
sesuatu. Minat merupakan salah satu dari 3 komponen dalam belajar selain
perhatian dan motivasi. (Hendra, 2010)
2.3.2 Peran dan Fungsi Minat
Besarnya minat atau keberartian minat ini dapat dipandang dari dua sisi: (Hendra,
2010)
a. Minat sebagai sebab
Yaitu tenaga pendorong yang merangsang seseorang untuk memperhatikan
objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.
b. Minat sebagai akibat
Yaitu berupa pengalaman perasaan yang menyenangkan yang timbul sebagai
akibat dari kehadiran seseorang atau objek tertentu atau sebagai hasil dari
pada partisipasi seseorang dalam membentuk suatu kegiatan.
Kegiatan yang didorong oleh minat tentu mengandung unsur
kegembiraan untuk melakukannya. Belajarpun dapat berlangsung dengan baik
jika didorong oleh adanya minat yang kuat. Suatu aktivitas belajar yang tidak
didasari oleh minat tentu menimbulkan suatu penolakan atau pertentangan dari
batin seseorang sehingga secara sadar atau tanpa sadar seseorang akan
berusaha mengabaikan aktivitas tersebut. jika aktivitas tersebut terus
dipaksakan maka akan memberikan kondisi yang tidak mengenakkan hati,
akhirnya menimbulkan rasa malas, jemu, bosan, dan berpengaruh pada
keletihan mental ini bersifat psikis, terutama dapat dilihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan atau mengantuk sehingga orang akan kehilangan
perhatian, minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu. (Hendra, 2010)
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Minat
a. Faktor internal
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Contoh: siswa
kesulitan dalam belajar PAI ( membaca tulisan arab; maka ia akan belajar
sendiri berulang-ulang, sehingga kesulitan itu dapat teratasi ).
b. Faktor eksternal
1. Keluarga
Keluarga memegang peranan penting sebab keluarga adalah sekolah
pertama dan terpenting. Dalam keluargalah seseorang dapat membina
kebiasaan, cara berfikir, sikap dan cita-cita yang mendasari
kepribadiannya.
2. Teman pergaulan
Lingkungan pergaulan ini mampu menumbuhkan minat seseorang
sebagai mana lingkungan keluarga. Bahkan terkadang teman bermain /
sepergaulan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam menanam
benih minat atau cita-cita.
3. faktor psikologis
a. Motivasi
b. Kematangan sosial ekonomi, emosi dan penyesuaian diri
Individu yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah
memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya, daripada
individu yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara
berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik
diri akan mendapat kesulitan dalam membaca.
c. Individu yang kurang percaya diri, tidak akan bisa mengerjakan
tugas yang diberikan kepadanya, walaupun tugas itu sesuai dengan
kemampuannnya. Mereka sangat bergantung kepada orang lain
sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan mandiri.
2.4. Keterampilan
2.4.1 Definisi keterampilan adalah kelebihan atau kecakapan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mampu menggunakan akal, ide dan kreatifitasnya dalam
mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. Sumber lain mengatakan keteampilan
yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan
kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan atau membuat
sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan
tersebut. Ada beberapa contoh keterampilan:
a. Keterampilan menjahit
b. Keterampilan menulis
c. Keterampilan mengemudi
d. Keterampilan memasak
e. Keterampilan membuat kerajinan
f. Keterampilan berkarya seni
g. Keterampilan membuat bunga hias
h. dll
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan tersebut dapat dilatih sehingga
mampu melakukan sesuatu tampa adanya latihan dan proses pengasahan
akal, fikiran tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah keterampilan
yang khusus atau terampil karena keterampilannya bukanlah bakat yang
bisa saja didapat tanpa melalui proses belajar yang intensif dan merupakan
kelebihan yang diberikan semenjak lahir.
2.5 Kreativitas
2.5.1 Definisi Kreativitas
Menurut widayatun (1999), kreativitas adalah suatu kemampuan untuk
memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/
adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang. Sedangkan menurut
James R Evans (1994), kreativitas adalah kemampuan untuk menentukan
pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru, dan membentuk kombinasi-
kombinasi baru atau lebih konsepyang tercetak dalam pikiran. Ciri suatu prilaku
yang kreatif adalah adanya sesuatu hasil yang baru, akibat perilaku tersebut.
(Sunaryo, 2002)
2.5.2 Unsur-Unsur Kreativitas
Unsur-unsur kreativitas adalah pengetahuan, imajinasi, dan evaluasi.
1. Kemampuan berpikir kritis
Kreatifitas sangat ditentukan oleh kemampuan berpikir kritis tidak merasa
puas dengan apa yang ada. Ia ingin mencari sesuatu yang lain dari pada yang
telah ada. Dengan berpikir kritis jiwa, jiwa akan hidup karna didorong terus
untuk mencari dan mencarai. Dengan berpikir kritis orang di tuntut untuk
mencari kemungkinan-kemungkinan lain, hubungan-hubungan baru dan
cara-cara baru.
2. Kepekaan emosi
Selain kritis, kepekaan emosi juga sangat perlu agar seseorang dapat
menangkap dan merasakan sesuatu yang samar dari apa yang ada di sekitar
nya.
3. Bakat
Bakat dapat memperkuat daya kreatifitas seseorang tapi bukan satu-satunya
unsur yang menentukan. Jika demikian, orang yang berbakat menulis akan
lebih berhasil dalam menulis dibanding dengan orang yang kurang atau tidak
berbakat. Namun demikian seorang yang kreatif tidak hanya mengandalkan
bakatnya saja sebab bakat ibarat bara api, bila tidak dikipasi akan
memberikan panas yang luar biasa jadi agar berarti, bakat harus dilatih dan
diasah.
4. Daya imajinasi
Kreatifitas menuntut daya imajinasi yang tinggi. Dengan daya imajinasi
seseorang dapat menciptakan sebuah gambaran utuh dan lengkap dalam
fantasinya, serta mampu, mengasosiasikan segala sesuatu yang dilihat, dicium,
dirasa, didengar atau dirabahnya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasarkan judul penelitian “kemampuan dalam pengetahuan tentang seni rupa
di SMA 1 Kuala Batee terhadap minat, keterampilan dan kreativitas” maka dapat
dikatakan bahwa pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang atau
segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan
angka-angka maupun kata-kata. ( Setyosari, 2012)
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA 1 Kuala Batee yang terdapat di kecamatan Kuala
Batee di kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa yang ada di SMA 1 Kuala
Batee
3.3.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian siswa yang ada di SMA 1 Kuala
Batee
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
3.4.1 Penelitian Kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan menggunakan buku-buku,
karya ilmiah serta jurnal-jurnal yang sesuai dengan penelitian ini.
3.4.2 Penelitian Lapangan
a. Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung objek yang diteliti.
b. Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data yang secara langsung
dilakukan dilakukan dengan cara Tanya jawab dengan nara sumber.
c. Angket
menyebarkan lembaran kuesioner yang beisi seluruh pertanyaan-pertanyaan
dengan format tertentu dan berbagai pilihan jawaban didalamnya untuk
dijawab responden.
3.5 Analisis Data
Untuk menganalisa data yang diperoleh dari penyebaran angket yaitu
menggunakan analisis statistic.
P =f/n x 100%
P = persentase
F = frekuensi yang diperoleh
N= jumlah responden seluruhnya
Data yang diperoleh diangket dariangket yang penulis adakan kepada respond
merupakan data mentah yang belum dapat membrikan informasi yang berarti dalam penilitian
ini oleh karna itu, data tersebut perlu di olah sedemikian rupa sihingga dapat di nterpretasikan
dengan tepat.
Daftar pustaka
1. Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
2. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
3. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
4. Jujun, S. Suria Sumantri. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta:
Pustaka Sinar. hal 46.
5. Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa modern. Bandung: REKAYASA SAINS.
Hal 34-40.
6. Surya, Hendra. 2010. Jadilan Pribadi yang Unggul “Sebuah Solusi Pengembangan
Diri dan Keterampilan dalam Menolak (Refusal Skill) Narkoba”. Hal. 149-151.
7. Wikipedia. “Seni Rupa”. 22 November 2014. diakses pada 26 november 2014.
Http://id.wikipedia.org/wiki/seni_rupa.
8. Anonim.“Definisi atau pengertian keterampilan”
http://Keterampilansikaladi.blogspot.com/2013/07/definisi-pengertian-
keterampilan.html
9. Anonim. “Pengertian Seni Rupa Lengkap”. 14 Juni 2014 diakses pada tanggal 26
November 2014. Http://
liveterbaru.blogspot.com/2013/11/pengertian_seni_rupa_lengkap.html.
10. Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana. Hal. 39-40.