Upload
veronika-ratih
View
265
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jiwa
Citation preview
GANGGUAN KEPRIBADIAN
I. PENDAHULUAN
Kepribadian secara umum dideskripsikan sebagai perilaku dan pengalaman
subjektif seseorang yang dapat diamati. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari
sifat karakter tersebut di luar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang.
Diagnosis gangguan kepribadian menyatakan prediksi mengenai bagaimana seseorang
akan berperilaku di bawah kondisi tertentu.
Seseorang dengan gangguan kepribadian jauh lebih mungkin menolak bantuan
psikiatri dan menyangkal masalah mereka dibandingkan dengan orang-orang dengan
gangguan kecemasan, gangguan depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif. Gejala
gangguan kepribadian adalah aloplastik (mampu untuk beradaptasi dan mengubah
lingkungan luar) dan ego-sintonik (dapat diterima oleh ego).
Mereka dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku
maladaptifnya, karena orang tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang
dirasakan masyarakat sebagai gejalanya. Mereka sering dianggap tidak termotivasi untuk
berobat dan tidak mempan terhadap pengobatan.
II. DEFINISI
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi IV yang direvisi
(DSM-IV-TR) mendefinisikan gangguan kepribadian sebagai pengalaman subjektif dan
perilaku yang menyimpang dari standar budaya, kaku pervasif, onset saat remaja atau
dewasa muda, stabil dalam waktu, dan mnyebabkan gangguan dan ketidakbahagiaan.
III. KLASIFIKASI
Menurut DSM-IV-TR, gangguan kepribadian diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Kelompok A
Terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, skizoid, dan skizotipal. Orang-orang
dengan gangguan ini sering tampak aneh dan eksentrik.
1
2. Kelompok B
Terdiri dari gangguan kepribadian ambang, antisosial, histrionik, dan narsistik.
Orang-orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional, dan tidak
menentu.
3. Kelompok C
Terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-kompulsif,
dan satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak dapat
ditentukan (misalnya, pasif-agresif dan depresif). Orang-orang dengan gangguan ini
sering tampak cemas atau ketakutan.
Banyak orang menunjukkan sifat yang tidak terbatas pada gangguan kepribadian
tunggal. Jika seseorang memenuhgi kriteria lebih dari satu gangguan kepribadian, masing-
masing harus didiagnosis. Gangguan kepribadian dikodekan ke dalam Aksis II menurut
DSM IV.
IV. ETIOLOGI
Faktor Genetika
Terdapat bukti terbaik yang menunjukkan kontribusi faktor genetik terhadap
gangguan kepribadian dari penelitian 15.000 pasangan kembar di USA. Diantara kembar
monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian beberapa kali lebih tinggi
dibandingkan kembar dizigotik.
Gangguan kepribadian kelompok A lebih sering ditemukan pada sanak saudara
biologis pasien skizofrenia dibandingkan kelompok kontrol, terutama gangguan
kepribadian skizotipal.
Gangguan kepribadian kelompok B memiliki dasar genetik. Gangguan kepribadian
antisosial dihubungkan dengan penyalahgunaan alkohol. Depresi sering ditemukan pada
latar belakang keluarga pasien gangguan kepribadian ambang.
Gangguan kepribadian kelompok C dapat pula memiliki dasar genetik. Pasien
dengan gangguan kepribadian menghindar sering memiliki tingkat kecemasan tinggi. Sifat
obsesif-kompulsif lebih sering pada kembar monozigot daripada dizigotik. Pasien dengan
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif menunjukkan beberapa tanda yang berhubungan
dengan depresi.
2
Faktor Biologis
Hormon
Orang-orang yang memiliki sifat impulsif sering menunjukkan kadar testosteron,
17-estradiol, dan estron yang tinggi. Pada primata bukan manusia, androgen
meningkatkan kemungkinan agresi dan perilaku seksual, namun peranan
testosteron masih belum jelas.
Monoamin Oksidase (MAO) Trombosit
Mahasiswa dengan kadar MAO trombosit yang rendah menghabiskan waktu lebih
banyak dengan aktivitas sosial dibandingkan mereka yang kadar MAO
trombositnya lebih tinggi.
Gerakan mata mengejar halus (Smooth Pursuit Eye Movements)
Gerakan mata mengejar halus adalah sakadik (menyentak), dijumpai pada orang-
orang yang introvert, harga diri rendah, dan menarik diri, serta pada gangguan
kepribadian skizotipal.
Neurotransmiter
Endorfin memiliki efek yang sama dengan morfin eksogen, seperti analgesia dan
supresi rangsangan. Kadar endorfin endogen yang tinggi dihubungkan dengan
orang-orang yang flegmatik. Kadar 5-hydroxyindolacetic acid (5-HIAA), suatu
metabolit serotonin, rendah pada pasien yang berusaha bunuh diri, dan pada
pasien impulsif dan agresif. Meningkatnya kadar dopamin pada sistem saraf pusat
dapat menginduksi euforia.
Elektrofisiologi
Perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram (EEG) terjadi pada
pasien dengan gangguan kepribadian, terutama tipe anti sosial dan ambang,
dimana ditemukan aktivitas gelombang lambat.
Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada salah
satu tahap perkembangan psikoseksual. Contohnya, mereka dengan karakter oral adalah
pasif dan dependen, karena mereka terfiksasi pada stadium oral, dimana ketergantungan
3
pada orang lain untuk asupan makanan menonjol. Karakter anal adalah keras kepala, kikir,
dan sangat teliti, karena perjuangan saat toilet training pad stadium anal.
Selanjutnya, Wilhelm Reich mengajukan istilah “character armor” untuk
mendeskripsikan gaya defensif karakteristik seseorang untuk melindungi dirinya dari
impuls internal dan kecemasan interpersonal dalam hubungan yang bermakna. Masing-
masing gangguan kepribadian memiliki kelompok mekanisme pertahanan yang membantu
klinisi psikodinamika mengenali tipe patologi karakter yang ada. Contohnya, gangguan
kepribadian paranoid menggunakan proyeksi, skizoid menggunakan penarikan diri.
Jika mekanisme pertahanan berfungsi dengan baik, pasien dengan gangguan
kepribadian akan mampu mengatasi perasaan cemas, depresi, marah, malu, bersalah, atau
afek lainnya. Pasien sering memandang perilakunya sebagai ego-sintonik, berarti perilaku
tersebut tidak menimbulkan penderitaan bagi pasien sendiri, kendati merugikan orang lain.
Mereka mungkin enggan melibatkan diri dalam proses terapi karena pertahanan mereka
penting untuk mengontrol afek yang tidak menyenangkan.
Mekanisme Pertahanan
Pertahanan adalah proses mental bawah sadar yang digunakan ego untuk
memecahkan konflik empat pedoman dalam kehidupan, yaitu insting (harapan atau
kebutuhan), realitas, orang yang penting, dan kesadaran. Jika pertahanan efektif,
khususnya dalam gangguan kepribadian, mereka dapat menghilangkan kecemasan dan
depresi.
Fantasi
Orang-orang skizoid, mereka yang eksentrik, kesepian, dan ketakutan, mencari
penghiburan dan kepuasan dalam diri mereka sendiri dengan menciptakan kehidupan
khayalan, terutama teman khayalan. Seringkali orang tersebut tampak menjauhkan
diri.
Disosiasi
Disosiasi atau penyangkalan (denial) merupakan penggantian afek yang tidak
menyenangkan dengan afek yang menyenangkan. Mereka sering dipandang
mendramatisasi dan dangkal secara emosional, dicap sebagai kepribadian histrionik.
Ahli terapi harus bersikap hangat dan tenang, sambil menyadri bahwa pasien sering
4
merupakan pembual yang tidak berhati-hati. Terkadang disosiasi dan penyangkalan
paling baik ditangani dengan pemakaian pengalihan (displacement).
Isolasi
Merupakan karakteristik pada mereka yang tertib dan terkendali, dicap sebagai
gangguan kepribadian obsesif-kompulsif. Mereka dapat mengingat kebenaran secara
terperinci tanpa afek. Mereka dapat menunjukkan pengekangan diri, perilaku sosial
yang terlalu resmi, dan keras kepala. Mereka menilai efisiensi, kebersihan, dan
ketepatan waktu.
Proyeksi
Dalam proyeksi, pasien menghubungkan perasaan mereka sendiri yang tidak
dinyatakan kepada orang lain. Pasien mencari kesalahan yang berlebihan dan
kepekaan terhadap kritik mungkin dipandang ahli terapi sebagai pengumpulan
ketidakadilan yang diduga dan terlalu waspada, namun tidak boleh dihadapakn
dengan sikap membela diri dan argumentasi.
Pembelahan (splitting)
Pada pembelahan, pasien membagi secara ambivalen orang-orang, baik pada masa
lalu dan sekarang, menjadi orang yang baik dan yang jahat. Contohnya, dalam suatu
lingkungan rawat inap, beberapa anggota staf diidealkan, lainnya diremehkan.
Akibatnya, staf dapat balik menentang pasien. Pasien harus secara hati-hati
dihadapkan pada kenyataan bahwa tidak ada yang sepenuhnya baik atau sepenuhnya
jahat.
Pasif Agresif
Dalam pertahanan pasief agresif, kemarahan dibalikkan pada diri sendiri. Dalam
terminologi psikoanalitik hal ini paling sering dinamakan masokisme. Hal ini
termasuk kegagalan, penunda-nundaan, perilaku kebodoh-bodohan, atau provokatif,
ejekan yang merendahkan diri sendiri, dan perilaku merusak diri sendiri yang jelas.
Memerankan (acting out)
Terdapat ekspresi langsung harapan atau konflik yang tidak disadari melalui
tindakan, untuk menghindari menjadi gagasan atau afek yang disadari menyertainya.
Tantrum, penyerangan tanpa motivasi, penyiksaan anak, dan promiskuitas tanpa
kenikmatan adalah contoh yang sering ditemukan. Karena perilaku terjadi di luar
5
kesadaran reflektif, maka memerankan seringkali tampak tidak disertai rasa bersalah
bagi pengamat.
Identifikasi proyeksi
Mekanisme ini terutama digunakan pada gangguan kepribadian ambang. Keadaan ini
berupa 3 langkah, yaitu aspek diri diproyeksikan pada orang lain, proyektor berusaha
untuk memaksa orang lain untuk beridentifikasi dengan apa yang diproyeksikan, dan
penerima proyeksi dan proyektor merasakan suatu rasa kesatuan dan keterpaduan.
V. JENIS GANGGUAN KEPRIBADIAN
1. Gangguan Kepribadian Paranoid
Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai dengan kecurigaan dan
ketidakpercayaan pada orang lain yang berlangsung lama. Mereka menolak tanggung
jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.
Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung, dan marah. Orang yang
fanatik, pengumpul ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis, dan orang
aneh yang berhubungan dengan hukum sering memiliki gangguan kepribadian paranoid.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 sampai 2,5%. Sanak saudara
pasien skizofrenik menujukkan insidensi gangguan kepribadian paranoid yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki.
Diagnosis
Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien ini tamapk bertingkah laku resmi dan
keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatrik. Ketegangan otot, tidak dapat santai,
dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-petunjuk di lingkungan mungkin ditemukan. Afek
pasien sering kali tanpa humor dan serius. Pembicaraan mereka bertujuan dan logis. Isi
pikiran mereka menunjukkna bukti-bukti proyeksi, praduga, kadang ideas of reference.
6
Gambaran Klinis
Ciri penting adalah kecenderungan pervasif dan tidak diinginkan untuk
menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau mengancam secara
sengaja. Sering kali mereka bertanya tanpa pertimbangan tentang loyalitas dan kejujuran
teman atau teman kerjanya. Pasien menggunakan pertahanan proyeksi, yaitu mereka
menghubungakn kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak dapat diterimanya
sendiri.
Pasien ini terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka
membanggakan dirinya sendiri karena mampu bertindak rasional dan obyektif, padahal
sebenarnya tidak. Mereka juga mengekspresikan hinaan pada orang yang dipandang lemah,
sakit, dan terganggu, atau mengalami kekurangan pada suatu hal.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian paranoid dibedakan dari:
Gangguan delusional
Waham yang terfiksasi tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid
Skizofrenia paranoid
Halusinasi dan gangguan bentuk pikiran tidak ditemukan pada gangguan kepribadian
paranoid
Gangguan kepribadian ambang
Pasien kepribadian paranoid jarang terlibat berlebihan dan rusuh dalam persahabatan
Gangguan kepribadian anti sosial
Kurangnya riwayat anti sosial pada gangguan kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian skizoid
Menarik dan menjauhkan diri tapi tidakmemiliki gagasan paranoid
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan
kepribadian paranoid. Pada beberapa orang, ganggguan ini terjadi seumur hidup. Pada
orang lain, justru menjadi tanda bagi skizofrenia. Namun, dapat pula mereka menjadi
matang dan stres menghilang. Umumnya, pasien ini memiliki masalah dalam pekerjaan
7
dan saat tinggal bersama orang lain seumur hidupnya. Masalah perkawinan juga sering
ditemukan.
Terapi
♣ Psikoterapi
Psikoterapi adalah pengobatan terpilih. Ahli terapi harus langsung berhadapan
dengan pasien. Jika ahli terapi dituduh tidak konsisten atau gagal, misalnya terlambat
memenuhi janji, kejujuran dan permintaan maaf lebih baik daripada penjelasan untuk
membela diri. Pasien paranoid tidak bekerja dengan baik dalam kelompok, walaupun
hal ini dapat berguna untuk meningkatkan keterampilan sosial dan mengurangi
kecurigaan.
Pada suatu waktu, pasien dapat berperilaku sangat mengancam, sehingga ahli terapi
harus mengendalikannya atau membatasi tindakannya. Tuduhan delusi harus dihadapi
dengan realistik namun secara halus dan tidak mempermalukan pasien.
♣ Farmakoterapi
Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada kebanyakan
kasus, anti ansietas seperti diazepam (Valium) bermanfaat. Mungkin juga perlu untuk
meggunakan antipsikotik seperti Haloperidol dosis kecil dan periode singkat bila agitasi
parah atau pikiran yang sangat delusional.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
Gangguan kepribadian skizoid didiagnosis pada pasien yang menunjukkan pola
penarikan diri dari sosial yang lama. Rasa tidak nyaman, introversi, dan afek yang terbatas
harus diperhatikan. Pasien ini dipandang orang lain sebagai orang yang eksentrik,
terisolasi, atau kesepian.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan keribadian ini tidak jelas, namun kemungkinan mengenai
7,5% dari populasi umum. Rasio jenis kelamin tidak diketahui, namun beberapa penelitian
menunjukkan laki-laki dan perempuan 2:1. Pasien ini cenderung untuk mencari pekerjaan
sendirian yang melibatkan sedikit kontak atau tanpa kontak dengan orang lain.
8
Diagnosis
Pada pemeriksaan psikiatrik awal, pasien dengan gangguan kepribadian skizoid
tampak sakit. Mereka jarang melakukan kontak mata. Pewawancara mungkin menduga
bahwa pasien ingin wawancara cepat berakhir. Afek mungkin terbatas, mengucilkan diri,
dan serius yang tidak sesuai. Tapi di balik pengucilan diri, klinisi yang peka dapat
menyadari adanya ketakutan. Pembicaran pasien bertujuan, namun kemungkinan hanya
memberi jawaban singkat terhadap pertanyaan dan menghindari percakapan spontan.
Kadang mereka menggunakan topik bicara yang tidak lazim, seperti metafor aneh.
Gambaran Klinik
Pasien dengan gangguan kepribadian skizoid memberikan kesan dingin dan
mengucilkan diri, serta tidak ingin terlibat dengan peristiwa sehari-hari maupun orang lain.
Mereka tampak tenang, jauh, menutup diri, dan tidak bersosialisasi. Kehidupan seksual
mereka mungkin hanya dalam fantasi, dan mereka dapat menunda kematangan seksualitas
tanpa batas waktu. Laki-laki tidak menikah karena tidak mampu bersikap intim, sedang
wanita dapat menikah secara pasif dengan laki-laki agresif yang menginginkan pernikahan.
Pasien ini sangat berminat dalam bidang yang tidak melibatkan manusia seperti
matematika dan astronomi, dan sangat tertarik pada binatang. Mereka tidak menunjukkan
kehilangan kapasitas untuk mengenali realitas. Suatu waktu, orang tersebut mampu
menyusun, mengembangkan dan memberikan dunia suatu gagasan yang asli dan kreatif.
Diagnosis Banding
Skizofrenik dan gangguan kepribadian skizotipal
Pasien dengan gangguan kepribadian skizoid tidak memiliki sanak saudara skizofrenik.
Berbeda pula dengan pasien skizofrenik yang memiliki waham.
Gangguan kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian paranoid menunjukkan ketrelibatan sosial, perilaku verbal
agresif, dan cenderung memproyeksikan perasaan pada orang lain
Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
Pasien ini mengalami kesepian, namun memiliki riwayat hubungan obyek yang banyak
di masa lalu, serta tidak terlibat lamunan autistik
9
Gangguan kepribadian menghindar
Pasien ini terisolasi namun memiliki keinginan kuat untuk berperan serta dalam
aktivitas
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Onset biasanya pada masa anak-anak awal. Gangguan ini berlangsung lama, tapi
tidak selalu seumur hidup.
Terapi
♣ Psikoterapi
Kecenderungan pasien skizoid ke arah introspeksi adalah konsisten dengan harapan ahli
terapi. Dalam kelompok, pasien mungkin diam untuk jangka waktu lama, namun akhirnya
menjadi terlibat.
♣ Farmakoterapi
Dapat diberikan antipsikotik dosis kecil, antidepresan, dan psikostimulan.
3. Gangguan Kepribadian Skizotipal
Orang dengan gangguan kepribadian skizotipal sangat aneh atau asing. Pikiran
magis, gagasan aneh, ideas of reference, waham, dan derealisasi merupakan bagian hidup
pasien ini.
Epidemiologi
Gangguan ini terjadi sekitar 3% dari populasi. Rasio jenis kelamin tidak diketahui.
Terdapat hubungan besar antara sanak saudara biologis pasien skizofenik dibandingkan
kelompok kontrol dan insidensi besar pada kembar monozigotik.
Diagnosis
Gangguan kepribadian skizotipal didiagnosis berdasarkan keanehan pikiran,
perilaku, dan penampilan pasien. Anamnesis mungkin sukar karena cara komunikasi
pasien yang tidak lazim.
10
Gambaran Klinik
Pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal memperlihatkan pikiran dan
komunikasi yang terganggu. Walaupun gangguan pikiran yang jelas tidak ditemukan,
pembicaraan mereka dapat aneh dan hanya memiliki arti bagi mereka sendiri, sehingga
sering membutuhkan interpretasi. Seperti skizofrenia, orang dengan gangguan kepribadian
skizotipal mungkin tidak mengetahui perasaan mereka sendiri, bahkan sangat peka dan
menyadari perasaan orang lain, terutama afek negatif, seperti kemarahan. Pasien ini
mungkin bertakhayul atau mengklaim memiliki kekuatan pikiran dan penglihatan. Dunia
dalam diri mereka mungkin terisi oleh hubungan khayalan yang jelas dan ketakutan serta
fantasi seperti anak-anak. Karena mereka memiliki hubungan interpersonal yang buruk dan
bertindak tidak sesuai, mereka menjadi terisolasi dan memiliki sedikit teman, jika ada.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian skizoid dan menghindar
Gangguan kepribadian skizotipal memiliki keanehan dalam perilaku, pikiran, persepsi,
dan komunikasi, dan dari riwayat keluarga terdapat adanya skizofrenia.
Skizofrenik
Tidak ditemukan adanya psikosis pada gangguan kepribadian skizotipal. Jika ada,
biasanya singkat dan terpecah.
Gangguan kepribadian paranoid
Gangguan kepribadian paranoid memiliki kecurigaan tapi tidak memiliki perilaku yang
aneh
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Penelitian jangka panjang dari Thomas McGlashan melaporkan bahwa 10%
penderita skizotipal akhirnya melakukan bunuh diri. Penelitian retrospektif menunjukkan
pasien yang menderita skizofrenia banyak yang menderita gangguan kepribadian
skizotipal, sehingga dipikirkan bahwa skizotipal adalah kepribadian pramorbid dari pasien
skizofrenik.
11
Terapi
♣ Psikoterapi
Pikiran yang aneh dan ganjil dari pasien gangguan kepribadian skizotipal harus
ditangani dengan hati-hati. Ahli terapi tidak boleh mentertawakan kebiasaan atau
kepercayaan aneh yang mereka lakukan.
♣ Farmakoterapi
Antipsikotik mungkin berguna dan dapat digunakan bersama-sama dengan psikoterapi.
Hasil positif dilaporkan dengan haloperidol. Antidepresan digunakan jika terdapat depresi.
4. Gangguan Kepribadian Anti Sosial
Gangguan kepribadian antisosial merupakan ketidakmampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap norma - norma sosial yang melibatkan banyak aspek perilaku remaja dan
dewasa. Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal
yang terus menerus, walaupun tidak sinonim dengan kriminalitas.
Dalam International Stastical Claasification of Diseases and Related Health
Problems revisi ke-10 (ICD-10), gangguan tersebut dinamakan gangguan kepribadian
dissosial.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3% pada pria dan 1% pada
wanita. Kebanyakan ditemukan pada daerah perkotaan yang miskin dan diantara penduduk
yang berpindah - pindah di daerah tersebut. Onset gangguan terjadi sebelum usia 15 tahun,
biasanya gejala pada anak perempuan muncul sebelum pubertas dan pada anak laki – laki
dapat lebih awal. Pada populasi yang dipenjara prevalensi gangguan kepribadian antisosial
mungkin meningkat hingga 75%. Suatu pola familial ditemukan dimana gangguan lima
kali lebih sering terjadi pada sanak saudara derajat pertama dari laki - laki dibandingkan
kelompok kontrol.
Diagnosis
Pasien mungkin terlihat tenang dan dapat dipercaya dalam wawancara, namun di
balik itu (istilah lain Hervey Cleckley, topeng kejiwaan) terdapat ketegangan, permusuhan,
sikap mudah tersinggung dan kekerasan. Suatu pemeriksaan diagnostik harus termasuk
12
pemeriksaan neurologis yang lengkap, karena seringkali menunjukkan hasil EEG yang
abnormal dan tanda neurologis ringan yang mengarahkan pada suatu kerusakan otak
minimal pada masa anak – anak, temuan tersebut dapat digunakan untuk menegakkan
kesan klinis. Kriteria diagnostik dituliskan pada tabel berikut.
Gambaran klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan
normal, hangat bahkan menyenangkan. Walaupun dari riwayat hidupnya ditemukan
banyak gangguan fungsi kehidupan. Membohong, membolos, kabur dari rumah, mencuri,
13
berkelahi, penyalahgunaan zat dan kegiatan ilegal merupakan pengalaman tipikal yang
pasien ceritakan dari awal masa anak – anak. Seringkali pasien mencoba mengesankan
klinisi (jenis kelamin yang berlawanan) dengan aspek kepribadian mereka yang bermacam
- macam dan menggoda, tetapi pada klinisi dengan jenis kelamin yang sama mungkin
memandangnya sebagai manipulatif dan menuntut. Pasien gangguan kepribadian antisosial
tidak menunjukkan adanya kecemasan atau depresi yang mungkin sangat tidak sesuai
dengan situasi mereka, walaupun ancaman bunuh diri dan preokupasi somatik mungkin
sering ditemukan. Penjelasan mereka mengenai perilaku antisosial terkesan tidak masuk
akal, tetapi isi mental pasien menunjukkan sama sekali ketidakberadaan delusi dan tanda
lain pikiran irasional. Sering mengesankan pengamat sebagai seseorang yang memiliki
intelegensia verbal yang baik.
Pasien gangguan kepribadian antisosial seringkali diwakili oleh yang disebut
penipu. Mereka sangat manipulatif dan seringkali mampu berbicara dengan orang lain
untuk berperan serta dalam skema yang melibatkan cara mudah untuk mendapatkan uang
atau untuk mencapai reputasi atau ketenaran. Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak
menceritakan kebenaran dan tidak dapat dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau
terlibat dalam standar moralitas yang konvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan,
penyiksaan anak, mengendarai mobil sambil mabuk adalah peristiwa yang sering
ditemukan dalam kehidupan pasien. Suatu temuan yang jelas adalah tidak adanya
penyesalan akan tindakan tersebut dimana pasien tampak tidak menyadarinya.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal, dimana
gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak bidang dalam kehidupan seseorang.
Jika perilaku antisosial hanya merupakan manifestasi satu – satunya, pasien dimasukkan
dalam kategori DSM-IV, kondisi tambahan yang mungkin merupakan pusat perhatian
klinis secara spesifik, yakni perilaku antisosial orang dewasa. Dorothy Lewis menemukan,
bahwa banyak orang tersebut memiliki gangguan neurologis atau mental yang terlewatkan
atau tidak didiagnosis. Lebih sulit adalah membedakan antara gangguan kepribadian
antisosial dari penyalahgunaan zat, jika penyalahgunaan zat maupun perilaku antisosial
dimulai dari sejak masa anak – anak dan hingga terus memasuki masa dewasa, kedua
gangguan harus didiagnosis. Tetapi jika perilaku antisosial jelas manifestasi sekunder
14
terhadap penyalahgunaan alkohol atau penyalahgunaan zat lain pramorbid, diagnosis
gangguan kepribadian anti sosial tidak diperlukan.
Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian antisosial, klinisi harus
mempertimbangkan efek yang menganggu dari status ekonomi, latar belakang kultural dan
jenis kelamin pada manifestasinya. Selain itu, diagnosis gangguan kepribadian antisosial
tidak diperlukan jika keadaan retardasi mental, skizofrenia atau mania dapat menjelaskan
gejala.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Jika gangguan kepribadian antisosial berkembang, perjalanan penyakitnya tidak
mengalami remisi dan puncak perilaku antisosial biasanya terjadi pada masa remaja akhir.
Prognosisnya bervariasi, beberapa laporan menyatakan bahwa gejala menurun saat pasien
menjadi semakin bertambah umur. Banyak pasien memiliki gangguan somatisasi dan
keluhan fisik multipel. Gangguan depresif, gangguan pengunaan alkohol dan
penyalahgunaan zat lainnya sering terjadi
Terapi
Psikoterapi, jika pasien gangguan kepibadian antisosial diimobilisasi (contoh
dirawat inap) mereka seringkali menjadi mampu menjalani psikoterapi. Jika pasien merasa
diantara teman – teman sebayanya, mereka kehilangan motivasi untuk berubah.
Kemungkina karena hal tersebutlah keberadaan kelompok yang menolong diri sendiri
(selfhelp group) akan lebih berguna dibandingkan di dalam penjara untuk menghilangkan
gangguannya tersebut.
Sebelum terapi dimulai, batas – batas yang kuat adalah penting. Ahli terapi harus
mengadakan kesepakatan lebih dahulu terhadap perilaku dekstruksi diri dari pasien terebut
dan untuk mengatasi rasa takut terhadap kedekatan/keakraban, ahli terapi harus
mengagalkan dari keinginan pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang
lain.
Farmakoterapi, digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul,
seperti kecemasan, penyerangan dan depresi, namun oleh karena pasien seringkali
merupakan adaalah penyalahguna zat, maka terapi obat harus bijaksana. Jika pasien
menunjukkan bukti – bukti adanya gangguan defisit atensi atau hiperaktivitas,
15
psikostimulan, seperti methylphenidate (Ritalin), harus dilakukan usaha untuk mengurangi
metabolisme katekolamin dengan obat – obatan dan utnuk mengendalikan perilaku
impulsif dengan obat antiepileptik, khususnya jika bentuk gelombang abnormal ditemukan
pada EEG.
5. Gangguan Kepribadian Ambang
Pasien gangguan kepribadian ambang berada pada perbatasan antara neorosis dan
psikosis dan ditandai oleh afek, mood, perilaku, hubungan objek dan citra diri yang sanagt
tidak stabil. Gangguan ini juga telah dinamakan skizofrenia ambulatorik, kepribadian
seolah – olah (as-if personality, istilah yang diajukan oleh Helene Deutsch), skizofrenia
psedoneurotik (oleh Paul Hoch dan Philip Politan) dan karakter psikotik (oleh Jhon
Frosch). Dalam ICD-10 gangguan ini dinamakan gangguan kepribadian yang tidak stabil
secara emosional (emotionally unstable personality disorder).
Epidemiologi
Tidak ada penelitian prevalensi yang tersedia, tetapi gangguan kepribadian ambang
diperkirakan ada pada kira – kira 1-2% populasi dan dua kali lebih sering pada wanita
dibandingkan laki – laki. Suatu peningkatan prevalensi gangguan depresif berat, gangguan
pengunaan alkohol dan penyalahgunaan zat adalah ditemukan pada sanak saudara derajat
pertama pada seseorang dengan gangguan kepribadian ambang.
Diagnosis
Menurut DSM IV, diagnosis gangguan kepribadian ambang dapat dibuat pada masa
dewasa awal jika pasien menunjukkan sekurangnya lima kriteria yang tertulis di dalam
tabel berikut ini.
16
Penelitian biologis mungkin membantu diagnosis, karena beberapa pasien
gangguan kepribadian ambang menunjukkan penurunan latensi tidur REM (Rapid Eye
Movement) dan gangguan kontinuitas tidur, hasil tes supresi deksametason yang abnormal
dan hasil tes thyrotropin releasing hormone yang abnormal Tetapi perubahan tersebut juga
ditemukan pada beberapa kasus gangguan depresif.
Gambaran Klinis
Pada pasien gangguan kepribadian ambang pergeseran mood sering dijumpai,
17
pasien dapat bersikap argumentatif pada suatu waktu dan terdepresi pada waktu
selanjutnya dan kemudian mengeluh tidak memiliki perasaan pada waktu lainnya.
Pasien mungkin memiliki episode psikiatrik singkat (episode mikropsikotik),
bukannya serangan psikotik yang sepenuhnya dan gejala psikotik pada pasien gangguan
kepribadian ambang hampir selalu terbatas, cepat ataupun tidak jelas (perilaku pasien
gangguan kepribadian ambang sangat tidak dapat diramalkan). Sifat menyakitkan dari
kehidupan mereka dicerminkan dengan tindakan merusak diri sendiri yang dilakukan
berulang, pasien tersebut mungkin mengiris pergelangan tangannya sendiri dan melakukan
tindakan mutilasi diri lainnya untuk mendapatkan bantuan dari orang lain,
mengekspresikan kemarahan.
Karena mereka merasakan ketergantungan dan permusuhan, pasien gangguan
kepribadian ambang memiliki hubungan interpersonal yang rusuh. Mereka dapat
tergantung pada orang yang dekat dengan mereka,dan jika pada saat mengalami frustasi
mereka mengekspresikan banyak kemarahan pada teman dekatnya Tetapi pasien gangguan
kepribadian ambang tidak dapat mentoleransi keberadaannya saat merasa sendirian dan
mereka lebih senang mencari teman mati – matian, tidak peduli bagaimana tidak
memuaskannya, dibandingkan harus duduk sendirian. Untuk mengurangi rasa kesepiannya,
jika hanya untuk periode yang singkat, mereka menerima orang asing sebagai teman dan
bergaul dengan siapa saja. Mereka seringkali mengeluh perasaan kekosongan dan
kebosanaan yang kronis dan tidak memiliki rasa identitas yang konsisten (difusi identitas),
jika ditekan mereka seringkali mengeluh tentang betapa terdepresinya perasaan mereka.
Otto Kernberg menjelaskan mekanisme pertahanan identifikasi proyektif yang
terjadi pada pasien gangguan kepribadian ambang. Dalam mekanisme pertahanan yang
primitif tersebut, adanya aspek diri yang tidak dapat ditoleransi untuk diproyeksikan
kepada orang lain. Orang lain diminta untuk memainkan peranan apa yang diproyeksikan,
lalu kedua orang tersebut bertindak bersamaan.
Sebagian besar ahli terapi setuju bahwa pasien dengan gangguan kepribadian
ambang menunjukkan kemampuan berpikir yang normal pada tes struktur, seperti
Wechsler Adult Intelligence Scale, dan menunjukkan proses yang menyimpang hanya pada
tes proyektif yang tidak terstruktur (The Rorschach test).
Secara fungsional, pasien dengan gangguan kepribadian ambang mengacaukan
hubungan pertemanan mereka dengan memasukkan setiap orang dalam kategori baik atau
18
jahat. Mereka menganggap orang yang mengasuh sebagai orang yang penuh kebencian dan
sadistik yang menghalangi pemenuhan rasa aman mereka dan mengancam mereka dengan
penelantaran bilamana mereka merasa tergantung. Sebagai akibat pemisahan tersebut,
maka orang yang baik akan diidealkan dan orang yang jahat direndahkan. Perpindahan
pencurahan perhatian dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain
merupakan hal yang sering.
Beberapa klinisi menggunakan konsep panfobia, panambivalensi dan seksualitas
yang kacau untuk menggambarkan karakteristik pasien gangguan kepribadian ambang.
Diagnosis Banding
Pembedaan gangguan kepribadian ambang dengan skizofrenia, berdasarkan tidak
adanya episode psikotik yang berkepanjangan, gangguan berpikir dan tanda skizofrenia
klasik pada pasien gangguan kepribadian ambang. Pasien dengan gangguan kepribadian
skizotipal menunjukkan pikiran yang sangat aneh, gagasan yang aneh dan gagasan
menyangkut diri yang rekuren. Pasien dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai
oleh kecurigaan yang ekstrim. Pasien gangguan kepribadian hitrionik dan antisosial sukar
dibedakan dari pasien gangguan kepribadian ambang pada umumnya, pasien gangguan
kepribadian ambang menunjukkan perasaan pkekososngan yag kronis, impulsivitas,
mutilasi diri, episode psikotik singkat dan usaha bunuh diri manipulatif.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Gangguan ini cukup stabil dimana pasien mengalami sedikit perubahan dengan
berjalannya waktu. Penelitian longitudinal tidak menunjukkan perkembangan ke arah
skizofrenia, tetapi pasien memiliki insidensi tinggi untuk mengalami episode gangguan
depresif berat. Diagnosis biasanya dibuat sebelum usia 40 tahun, saat pasien berusaha
memilih pekerjaan, menikah dan pilihan lain dan tidak mampu mengatasi stadium normal
dalam siklus kehidupan.
Terapi
Psikoterapi untuk pasien gangguan kepribadian ambang telah melewati peenelitian
intensif dan telah menjadi terapi terpilih. Sekarang ini farmakoterapi telah ditambahkan
pada regimen pengobatan. Psikoterapi tidaklah mudah bagi pasien dan ahli terapi, regresi
19
mudah terjadi pada pasien. Adanya sikap pemisahan sebagai suatu sikap mekanisme
pertahanan menyebabkan pasien secara berganti – ganti mencintai dan membenci ahli
terapi dan orang lain dalam lingkungan terdekatnya.
Terapi perilaku telah digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang untuk
mengendalikan impuls dan leakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadap
kritik dan penolakan. Latihan ketrampilan sosial, khususnya dengan videotape adalah
membantu pasien untuk melihat bagaiman tindakan mereka mempengaruhi orang lain dan
dengan demikian akan meningkatkan perilaku interpersonal mereka.
Pasien ganguan kepribadian ambang sering berkelakuan baik di lingkungan rumah
sakit dimana mereka mendapat psikoterapi intensif baik secara individual dan kelompok.
Pembekalan terapi kerja, rekreasi dan kejuruan akan sangat membantu ketika lingkungan
rumahnya membahayakan rehabilitasi pasien (konflik/ stres dalam keluarga) menyebabkan
pasien gangguan kepribadian ambang dapat sangat impulsif, dektrustif pada diri sendiri
atau mutilasi diri. Sampai keadaan yang ideal pasien tetap di dalam rumah sakit yang
mungkin memerlukan waktu sampai satu tahun.
Bentuk psikoterapi khusus pada ganguan kepribadian ambang disebut Dialetical
Behavior therapy (DBT).
Farmakoterapi
Farmakoterapi pada gangguan kepribadian ambang berguna untuk intervensi
terhadap ciri kepribadian tertentu yang menganggu fungsi pasien secar keseluruhan
Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan
episode psikotik singkat. Anti depresan memperbaiki mood yang terdepresi. Inhibitor
moamin oksidase (MAOI) efektif dalam memodulasi perilaku impulsif. Benzodiazepin,
alprazolam (Xanax) membantu kecemasan dan depresi. Antikonvulsan, Carbamazepine
(Tegretol) dapat meingkatkan fungsi global. Serotonergik, selective serotonin reuptake
inhibitors (SSRIs) juga membantu pada beberapa kasus.
6. Gangguan Kepribadian Histrionik
Gangguan kepribadian histrionik ditandai oleh perilaku yang bermacam –
macam, sensitif, emosional, dramatik, juga ekstrovert
20
Epidemiologi
Menurut DSM-IV, penelitian populasi umum menunjukkan prevalensi gangguan
kepribadian histrionik kira-kira 2 – 3%. 10 – 15% telah dilaporkan dimana pemeriksaan
terstruktur telah dilakukan pada pasien rawat inap ataupun rawat jalan. Keadaan ini lebih
sering didiagnosis pada wanita dibandingkan laki - laki. Beberapa penelitian telah
menemukan adanya suatu hubungan dengan gangguan somatisasi dan gangguan
penggunaan alkohol.
Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat bekerja
sama dan mau bercerita mengenai riwayat penyakitnya secara detil. Gerak isyarat dan
penekanan yang dramatik dalam percakapan mereka sering ditemukan. Mereka mungkin
sering membuat pelesetan, dan bahasa mereka bermacam-macam. Pertunjukan afektif
adalah sering, tetapi, jika dipaksa untuk mengungkapkan perasaan tertentu (seperti
kemarahan, kesedihan, dan harapan seksual), mereka mungkin berespon dengan rasa
terkejut, kemarahan, dan penyangkalan. Hasil dari pemeriksaan kognitif biasanya normal,
walaupun tidak adanya ketekunan dapat ditunjukkan pada tugas aritmatika atau
konsentrasi, dan sifat pelupa pasien pada material yang melibatkan afek mungkin
mengherankan. Kriteria diagnostik DSM-IV dituliskan dalam tabel berikut ini.
21
Gambaran Klinis
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik menunjukkan perilaku mencari
perhatian yang tinggi. Mereka cenderung melebih – lebihkan pikiran dan perasaan mereka,
membuat segalanya terdengar lebih penting dibandingkan kenyataannya. Mereka
menunjukkan temper tantrum, ketakutan, dan tuduhan jika mereka bukan merupakan pusat
perhatian atau tidak mendapatkan pujian atau penghargaan.
Perilaku menggoda adalah sering ditemukan pada kedua jenis kelamin. Fantasi
seksual tentang orang yang terlibat dengan pasien adalah sering, tetapi pasien tidak
konsisten tentang memverbalisasikan fantasi tersebut dan mungkin malu-malu atau genit,
bukannya agresif secara seksual. Pada kenyataannya, pasien histrionik mungkin memiliki
disfungsi psikoseksual: wanita mungkin anorgasmik, dan laki-laki mungkin impoten.
Mereka mungkin melakukan impuls seksual mereka untuk menenteramkan diri mereka
bahwa mereka menarik bagi jenis kelamin lain. Mereka membutuhkan keyakinan yang
tidak habis - habisnya. Tetapi, hubungan mereka cenderung dangkal, dan pasien dapat
gagal, asyik dengan diri sendiri, dan berubah-ubah.
Pertahanan utama pasien gangguan kepribadian histrionik adalah represi dan
disosiasi. Dengan demikian, pasien tersebut tidak menyadari perasaan mereka yang
sesungguhnya dan tidak mampu menjelaskan motivasi mereka.
Diagnosis Banding
Perbedaan antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian
ambang adalah sukar. Pada gangguan kepribadian ambang, usaha bunuh diri, difusi
identitas, dan episode psikotik singkat adalah lebih sering. Walaupun kedua kondisi dapat
didiagnosis pada pasien yang sama, klinisi harus memisahkan keduanya. Gangguan
somatisasi (sindroma Briquet) dapat terjadi bersama-sama dengan gangguan kepribadian
histrionik. Pasien dengan gangguan psikotik singkat dan gangguan disosiatif mungkin
perlu mendapatkan diagnosis penyerta gangguan kepribadian histrionik.
22
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Dengan bertambahnya usia, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik
cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit, tetapi, karena mereka tidak memiliki
energi yang sama dengan yang dimilikinya saat masih muda. Pasien biasanya pencari
sensasi dan mungkin mengalami masalah dengan hukum, penyalahgunaan zat, dan
membuat ulah kepada siapa saja.
Terapi
Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik seringkali tidak
menyadari perasaan mereka yang sesungguhnya; dengan demikian, penjelasan perasaan
dalam (inner feeling) mereka adalah suatu proses terapetik yang penting. Psikoterapi
berorientasi psikoanalisis, apakah dalam kelompok atau individual, kemungkinan merupa-
kan terapi yang terpilih untuk gangguan kepribadian histrionik.
Farmakoterapi. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala adalah menjadi
sasarannya (seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat
antiansietas untuk kecemasan dan antipsikotik untuk derealisasi, ilusi).
7. Gangguan Kepribadian Narsistik
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik ditandai oleh meningkatnya rasa kepentingan diri dan perasaan kebesaran yang unik.
Epidemiologi
Menurut DSM-IV, perkiraan prevalensi gangguan kepribadian narsistik tantara
2 - 16% dalam populasi klinis dan kurang dari 1% dalam populasi umum. Mungkin
terdapat risiko yang lebih tinggi dari biasanya pada keturunan orang tua dengan
gangguan ini yang menanamkan pada anak-anaknya rasa kemahakuasaan yang tidak
realistik, kebesaran, kecantikan, dan bakat.
Diagnosis
Tabel berikut ini memberikan kriteria diagnostik DSM IV untuk gangguan
kepribadian narsistik.
23
Gambaran Klinis
Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin memiliki perasaan
kebesaran akan kepentingan dirinya. Mereka menganggap dirinya sendiri sebagai orang
yang khusus dan mengharapkan terapi yang khusus. Mereka menanggapi kritik secara
buruk dan mungkin menjadi marah sekali jika ada orang yang berani mengkritik mereka,
atau mereka mungkin tampak sama sekali acuh tak acuh terhadap kritik. Dalam keseharian
mereka menginginkan sesuatu dengan cara mereka dan sering ambisius dalam mencapai
reputasi dan kesuksesan. Persahabatan mereka adalah rapuh, dan mereka dapat menye-
babkan orang lain geram karena mereka menolak untuk mematuhi aturan perilaku
konvensional. Mereka tidak mampu menunjukkan empati, dan mereka berpura-pura
simpati hanya untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Memanfaatkan orang lain
sering ditemukan. Pasien memiliki harga diri yang rapuh dan rentan terhadap depresi.
Kesulitan interpersonal, penolakan, kehilangan dan masalah pekerjaan merupakan stres
24
yang dialami oleh orang narsistik, karena gangguan perilakunya tersebut mereka tidak
dapat mengatasi stres.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian ambang, histrionik dan antisosial ditemukan bersama –
sama dengan kepribadian narsisitik, sehingga menyulitkan dalam diagnosis. Pasien
dengan gangguan narsisitik memiliki kecemasan yang lebih kecil daripada pasien
dengan gangguan kepribadian ambang, dan kehidupan mereka cenderung agak teratur.
Usaha bunuh diri juga lebih mungkin berhubungan dengan pasien gangguan
kepribadian ambang dibandingkan pasien gangguan kepribadian narsistik. Pasien gang-
guan kepribadian antisosial memberikan riwayat perilaku impulsif, seringkali disertai
dengan penyalahgunaan alkohol atau zat lain, hal tersebut seringkali menyebabkan
mereka mendapatkan masalah dengan hukum. Dan pasien gangguan kepribadian
histrionik menunjukkan ciri-ciri eksibisionisme dan manipulativitas interpersonal yang
mirip dengan pasien gangguan kepribadian narsistik.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Gangguan kepribadian narsistik adalah kronis dan sukar untuk diobati. Pasien
dengan gangguan harus secara terus menerus berhadapan dengan aliran narsisisme
mereka yang diakibatkan oleh perilaku mereka sendiri atau dari pengalaman hidup.
Proses penuaan dihadapi secara buruk, karena pasien menilai kecantikan, kekuatan, dan
awet muda adalah hal dimana mereka bergantung. Dengan demikian mereka mungkin
lebih rentan terhadap krisis kehidupan di usia pertengahan dibandingkan kelompok lain.
Terapi
Psikoterapi. Pengobatan gangguan kepribadian narsistik adalah sukar, karena
pasien harus meninggalkan narsisismenya jika ingin mendapatkan kemajuan. Dokter
psikiatrik seperti Otto Kernberg dan Heinz Kohut menganjurkan pemakaian pendekatan
psikoanalitik untuk mendapatkan perubahan; tetapi, banyak penelitian yang diperlukan
untuk mengabsahkan diagnosis dan untuk menentukan terapi yang terbaik.
25
Farmakoterapi. Lithium (Eskalith) telah digunakan pada pasien yang memiliki
pergeseran mood sebagai bagian dari gambaran klinis. Karena pasien gangguan
kepribadian narsistik mentoleransi penolakan secara buruk dan rentan terhadap depresi,
antidepresan mungkin juga digunakan.
8. Gangguan Kepribadian Menghindar
Orang dengan gangguan kepribadian menghindar menunjukkan kepekaan yang
ekstrim terhadap penolakan, yang dapat menyebabkan penarikan kehidupan dari sosial.
Mereka tidak asosial dan menunjukkan keinginan yang kuat untuk berteman tetapi mereka
malu; mereka memerlukan jaminan yang kuat dan penerimaan tanpa kritik yang tidak
lazim. Orang tersebut seringkali disebut sebagai memiliki kompleks inferioritas. Dalam
ICD-10 pasien diklasifikasikan menderita gangguan kepribadian cemas (anxious
personality disorder).
Epidemiologi
Prevalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 1 – 10%; gangguan ini sering
dijumpai. Tidak ada informasi tentang rasiv jenis kelamin dan pola familial.
Diagnosis
Dalam wawancara klinis aspek yang paling penting adalah kecemasan pasien
tentang berbicara dengan pewawancara. Kecemasan dan ketegangan pasien tanpaknya
hilang dan timbul sejalan dengan persepsi mereka apakah pewawancara menyukai diri
mereka. Mereka tampak rentan terhadap komentar dan sugesti pewawancara dan mungkin
menganggap suatn penjelasan atau suatu interpretasi sebagai suatu kritik. Kriteria diag-
nostik DSM IV untuk gangguan kepribadian, menghindar dituliskan dalam tabel berikut
ini.
26
27
28
galan dapat memperberat harga diri pasien yang telah buruk. Terapi kelompok dapat
membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap penolakan pada diri mereka
sendiri dan orang lain. Latihan ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat
mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk
meningkatkan harga diri mereka.
Farmakoterapi. Farmakoterapi telah digunakan untuk menangani kecemasan dan
depresi jika ditemukan sebagai gambaran penyerta. Beberapa pasien tertolong oleh
penghambat-beta, seperti atenolol (Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf
otonomik, yang cenderung tinggi pada pasien dengan gangguan kepribadian menghindari,
khususnya jika mereka menghadapi situasi yang menakutkan.
9. Gangguan Kepribadian Dependen
Orang dengan gangguan kepribadian dependen menempatkan kebutuhan mereka di
bawah kebutuhan orang lain, meminta orang lain untuk mengmbil tanggung jawab untuk
masalah besar dalam kehidupan mereka, tidak memiliki kepercayaan diri, dan mungkin
mengalami rasa tidak nyaman yang kuat jika sedang sendirian lebih dari suatu periode
singkat.
Freud menjelaskan dimensi ketergantungan-oral pada kepribadian yang ditandai
oleh ketergantungan, pesimisme, rasa takut akan seksualitas, keraguan diri, pasivitas,
sugestibilitas, dan tidak memiliki keteguhan hati, yang serupa dengan kategorisasi
gangguan kepribadian dalam DSM-IV.
Epidemiologi
Gangguan kepribadian dependen lebih sering pada wanita dibandingkan laki-laki,
lebih sering terjadi pada anak kecil dibandingkan anak yang lebih besar. Orang dengan
penyakit fisik yang kronis pada masa anak-anaknya mungkin yang paling rentan terhadapa
gangguan.
Diagnosis
29
Dalam wawancara, pasien tampak penuh keluhan. Mereka mencoba untuk bekerja
sama, menyambut pertanyaan spesifik, dan mencari bimbingan.
Gambaran Klinis
Gangguan kepribadian dependen ditandai oleh pola ketergantungan yang pervasif
dan perilaku patuh. Orang dengan gangguan ini tidak mampu untuk mengambil keputusan
tanpa nasehat dan penentraman dari orang lain.
Pasien dengan gangguan ini menghindari posisi tanggung jawab dan menjadi cemas
jika diminta untuk memegang peran kepemimpinan, mereka lebih senang tunduk. Jika
mereka sendirian, mereka merasa sukar untuk menekuni tugas tersebut untuk orang lain.
Orang dengan gangguan ini tidak senang sendirian. Mereka mencari orang tempat
mereka bergantung. Pesimisme, keraguan diri, pasivitas, dan ketakutan untuk
mengekspresikan perasaan seksual dan agresif menandai perilaku pasien gangguan ini.
Diagnosis Banding
Sifat ketergantungan ditemukan pada banyak gangguan psikiatrik, yang
menyebabkan diagnosis banding menjadi sulit. Ketergantungan adalah faktor yang
menonjol pada pasien gangguan kepribadian histrionik dan ambang; tetapi, pasien
gangguan kepribadian dependen biasanya memiliki hubungan jangka panjang dengan
orang tempat ia bergantung, bukannya pada sejumlah orang, dan mereka tidak cenderung
manipulatif.
Perilaku ketergantungan dapat terjadi pada pasien dengan agorafobia, tetapi pasien
agorafobik cenderung memiliki tingkat kecemasan yang jelas atau bahkan panik.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Terdapat kecenderungan untuk mengganggu fungsi pekerjaan, karena pasien
memiliki ketidakmampuan untuk bertindak secara mandiri dan tanpa pengawasan dari
dekat. Mereka berada dalam risiko mengalami gangguan depresif berat jika mereka
mengalami kehilangan orang tempat mereka bergantung. Tetapi, prognosis dengan
pengobatan cukup baik.
Terapi
30
Psikoterapi. Terapi gangguan kepribadian dependen seringkali dapat berhasil.
Terapi berorientasi tilikan memungkinkan pasien mengerti datangnya perilaku mereka, dan
dukungan ahli terapi, pasien dapat menjadi lebih mandiri, tegas, dan percaya diri sendiri
dibandingkan diri mereka sebelum terapi. Ahli terapi harus menunjukkan rasa hormat yang
besar pada perasaan pasien, tidak peduli bagaimana patologisnya perasaan tersebut.
Farmakoterapi. Farmakoterapi telah digunakan untuk mengatasi gejala spesifik
seperti kecemasan dan depresi, yang sering merupakan gambaran penyerta gangguan
kepribadian dependen. Pasien tersebut yang mengalami serangan panik atau yang
mengalami tingkat kecemasan perpisahan yang tinggi mungkin tertolong oleh imipramine
(Tofranil). Benzodiazepine dan obat serotonergik juga telah berguna. Jika depresi atau
gejala menarik diri pada pasien berespon terhadap psiko-stimulan, obat tersebut dapat
digunakan.
10. Gangguan Kepribadian Obsesif - Kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh penyempitan emosional, ketertiban, kekerasan hati,
sikap keras kepala, dan kebimbangan. Gambaran penting dari gangguan ini adalah pola
perfeksionisme dan infleksibilitas yang pervasif. Dalam ICD-10 gangguan ini disebut
gangguan kepribadian anankastik.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan ini tidak diketahui. Keadaan ini lebih sering pada laki-laki
dibandingkan wanita dan didiagnosis paling sering pada anak yang tertua. Pasien seringkali
memiliki latar belakang yang ditandai oleh disiplin yang keras.
Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian obsesif-kompulsif mungkin
memiliki kelakuan yang kaku, resmi, dan dingin. Jawaban mereka terhadap pertanyaan
biasanya terinci.
Gambaran Klinis
31
Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif memiliki keasyikan dengan aturan,
peraturan, ketertiban, kebersihan, perincian, dan pencapaian kesempurnaan. Orang tersebut
resmi dan serius dan seringkali tidak memiliki rasa humor. Mereka memaksakan aturan
supaya diikuti secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa yang dirasakannya
sebagai pelanggaran. Mereka mampu bekerja lama, asalkan dilakukan secara rutin dan
tidak memerlukan perubahan yang tidak dapat diadaptasi oleh mereka.
Keterampilan interpersonal pasien terbatas. Mereka mengasingkan orang lain, tidak
mampu untuk berkompromi, dan memaksakan supaya orang lain tunduk pada kebutuhan
mereka. Tetapi, mereka mudah memaafkan orang yang dipandangnya lebih berkuasa
dibandingkan dirinya. Karena mereka takut melakukan kesalahan, mereka mengalami
kebimbangan dan berpikir lama dalam mengambil keputusan. Pasien dengan gangguan ini
biasanya memiliki sedikit teman.
Diagnosis Banding
Kemungkinan pembedaan yang paling sukar adalah antara pasien rawat jalan
dengan sifat obsesif-kompulsif dan pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-
kompulsif. Diagnosis gangguan kepribadian diberikan pada pasien dengan gangguan
bermakna dalam efektivitas pekerjaan atau sosialnya.
Perjalanan Penyakit dan Prognosis
Perjalanan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif adalah bervariasi dan tidak
dapat diramalkan. Beberapa remaja dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif
berkembang menjadi orang dewasa yang hangat, terbuka, dan ramah. Tetapi, pada orang
lain, gangguan dapat mengawali skizofrenia atau gangguan depresif berat.
Orang dengan gangguan ini dapat bekerja dengan baik dalam posisi yang
membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif, atau terperinci, tetapi mereka rentan
terhadap perubahan yang tidak diharapkan. Gangguan depresif, khususnya dengan onset
lambat sering ditemukan.
Terapi
32
Psikoterapi. Pasien dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif seringkali tahu
bahwa mereka sakit, dan mencari pengobatan atas kemauan sendiri. Terapi kelompok dan
terapi perilaku biasanya menawarkan manfaat tertentu. Pada kedua konteks adalah mudah
untuk memutuskan pasien di tengah-tengah interaksi atau penjelasan maladaptif mereka.
Melengkapi perilaku kebiasaan mereka mencegah meningkatkan kecemasan pasien dan
menyebabkan mereka mudah mempelajari strategi mengatasi yang baru. Pasien juga dapat
menerima penghargaan langsung karena berubah di dalam terapi kelompok, sesuatu yang
kurang dimungkinkan pada psikoterapi individual.
Farmakoterapi. Clonazepam (Klonopin) adalah suatu benzodiazepin dengan
antikonvulsan; pemakaian obat ini telah menurunkan gejala pada pasien dengan gangguan
kepribadian obsesif-kompulsif parah. Clomipramine (Anafranil) dan obat serotonergik
tertentu seperti fluoxetine mungkin berguan jika tanda dan gejala obsesif-kompulsif
timbul.
11. Gangguan Kepribadian Yang Tidak ditentukan
Kategori ini dalam DSM-IV dicadangkan untuk gangguan yang tidak memenuhi ke
dalam salah satu gangguan kepribadian yang telah dijelaskan sebelumnya. Gangguan
kepribadian paif-agresif dan gangguan kepribadian depresif sekarang dituliskan sebagai
contoh dari gangguan kepribadian yang tidak ditentukan. Spektrum sempit perilaku atau
sifat tertentu – seperti popsisionalisme, sadisme, atau masokisme – juga dapat
diklasifikasikan di sini. Seorang pasien yang memiliki ciri-ciri dari lebih satu gangguan
kepribadian tetapi tidak memenuhi kriteria lengkap untuk salah satu gangguan kepribadian
dapat diklasifikasikan di sini.
12. Gangguan Kepribadian Pasif - Agresif
Orang dengan gangguan kepribadian pasif-gresif ditandai oleh onstruksionisme
(senang menghalang-halangi), menunda-nunda, sikap keras kepala, dan tidak efisien.
Perilaku tersebut adalah manifestasi dari agresi yang mendasari, yang diekspresikan secara
pasif. Dalam DSM-IV gangguan ini juga dinamakan gangguan kepribadian negativistik.
Epidemiologi
33
Tidak ada data yang tersedia tentang epidemiologi gangguan ini.
Diagnosis
A. Pola pervasif sikap negativistik dan resistensi pasif terhadap tuntutan akan kinerja yang
adekuat, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti
yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut :
1. Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin.
2. Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.
3. Cemburu dan argumentatif.
4. Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan.
5. Menunjukkan rasa cemburu dan kebencian terhadap mereka yang tampaknya lebih
beruntung.
6. Suara yang diperkeras dan keluhan terus-menerus atas ketidakberuntungan dirinya.
7. Berganti-ganti antara tantangan permusuhan dan perasaan dosa.
B. Tidak terjadi semata-mata dalam episode depresif berat dan tidak diterangkan lebih baik
oleh gangguan distimik.
Gambaran Klinik
Pasien dengan gangguan kepribadian pasif-agresif secara karakteristik adalah
menunda-nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang potimal, meminta maaf
untuk keterlambatan, dan mencari kesalahan pada diri orang lain dimana ia bergantung;
tetapi mereka menolak untuk melepaskan mereka dari hubungan ketergantungan. Mereka
biasanya tidak memiliki ketegasan dan tidak langsung tentang kebutuhan dan harapan
mereka. Mereka tidak dapat menjawab pertanyaan yang diperlukan tentang apa yang
diharapkan oleh mereka dan mungkin menjadi cemas jika dipaksa untuk melakukannya
atau jika pertahanan mereka yang biasanya menahan kemarahan pada dirinya dihilangkan.
Dalam hubungan interpersonal, pasien berusaha memanipulasi dirinya sendiri ke
dalam posisi tergantung, tetapi perilaku mereka yang pasif, dan merendahkan diri sendiri
serintkali dirasakan oleh orang lain sebagai hukuman atau manipulatif. Orang lain harus
melakukan suruhan dan melakukan tanggung jawab rutin pasien. Karena pasien lebih
terikat dekat pada kemarahan mereka dibandingkan pada kepuasan mereka, mereka
mungkin tidak pernah mengetahui apa yang mereka inginkan bagi diri mereka sendiri
34
untuk mendapatkan kesenangan. Orang dengan gangguan ini tidak memiliki kepercayaan
pada diri sendiri dan biasanya pesimistik tentang masa depan.
Diagnosis Banding
Gangguan kepribadian pasif-agresif perlu dibedakan dari gangguan kepribadian
hstrionik dan ambang. Pada pasien dengan gangguan kepribadian pasif-agresif adalah
kurang semarak, dramatik, afektif, dan agresif secara terbuka dibandingkan dengan pasien
gangguan histrionik dan ambang.
Terapi
Psikoterapi. Psikoterapi untuk gangguan kepribadian ini memiliki banyak
kekurangan. Dalam memenuhi kebutuhan pasien seringkali mendukung kebutuhan mereka,
tetapi menolak permintaan mereka adalah menolak mereka. Sesion terapi dengan demikian
menjadi medan peperangan dimana pasien mengekspresikan perasaan kemarahan terhadap
ahli terapi yaitu orang tempat pasien menggantungkan diri. Pada pasien dengan gangguan
ini, klinisi harus mengobati kecenderungan bunuh diri terhadap tiap ekspresi kemarahan
yang tersembunyi, dan bukan sebagai orang yang akan mengobati kehilangan objek pada
gangguan depresif berat.
Farmakoterapi. Antidepresan harus diresepkan hanya bila ada indikasi klinis
depresi dan kemungkinan bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap benzodiazepin
dan psikostimulan, tergantung pada keadaan klinis.
13. Gangguan Kepribadian Depresif
Orang dengan gangguan kepribadian depresif ditandai oleh sifat seumur hidup yang
masuk ke dalam spektrum dipresif. Mereka adalah pesimistik, anhedonik, terikat pada
kewajiban, meragukan diri sendiri, dan tidak gembira secara kronis.
Epidemiologi
Tidak ada angka epidemilologi yang tersedia. Terjadi sama banyaknya pada laki-
laki dan wanita, dan terjadi di dalam keluarga dimanan gangguan depresif ditemukan.
Etiologi
35
Teori psikologis melibatkan kehilangan pada awal kehidupan, pengasuhan orang
tua yang buruk, superego yang menghukum dan perasaan bersalah yang ekstrim. Teori
biologis melibatkan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenalin-tiroid, termasuk sistem amin
nonadrenergik dan serotonergik.
Diangnosis dan gambaran klinis
Mereka merasakan sedikit kegembiraan dan kehidupan yang normal walaupun
sedikit dan cenderung kesepian dan serius, beruram durja, bersikap patuh, pesimistik, dan
rendah diri. Mereka seringkali teliti, perfeksionistik, sangat berhati-hati, asyik dengan
pekerjaan, merasa bertanggung jawab, dan mudah berkecil hati dengan kondisi yang baru.
Mereka ketakutan akan celaan, cenderung menderita dalam kesepian dan kemungkinan
mudah menangis, walaupun biasanya tidak di hadapan orang lain.
Belakangan ini, H. Akiskal menggambarakan 7 kelompok sifat depresif : (1)
tenang, introvert, pasif, tidak sombong; (2) bermuram durja, pesimistik, serius, dan tidak
dapat merasakan kegembiraan; (3) mengkritik diri sendiri, menyalakan diri sendiri, dan
menghina diri sendiri; (4) bersifatr ragu-ragu, kritik orang lain, sukar untuk memaafkan;
(5) berhati-hati, bertanggung jawab, dan disiplin diri; (6) memikirkan hal yang sedih dan
merasa cemas; (7) asyik dengan peristiwa negatif, perasaan tidak berdaya, dan kelemahan
pribadi.
Diagnosis banding
Gangguan distimik adalah gangguan mood yang ditandai oleh fluktuasi besar dalam
mood dibandingkan yang ditemukan pada gangguan kepribadian depresif. Gangguan
kepribadian adalah kronis dan sumur hidup, sedangkan gangguan distimik adalah episodik,
dapat terjadi pada setiap waktu, dan biasanya memiliki stresor pencetus.
Pasien gangguan kepribadian menghindar bersifat introvert dan tergantung tetapi
cenderung lebih merasa cemas daripada depresi, dibandingkan dengan orang dengan
gangguan kepribadian depresif.
Terapi
36
Psikoterapi adalah pengobatan terpilih untuk gangguan kepribadian depresif. Terapi
kemungkinan berlangsung lama. Terapi kognitif membantu pasien mengerti manifestasi
kognitif dari perasaan rendah diri dan pesimisme mereka. Jenis psikoterapi lain yang
berguna adalah psikoterapi kelompok dan terapi interpersonal.
Pendekatan psikofarmakologi adalah pemakaian medikasi antidepresan. Khususnya
obat soretonergik tertentu seperti sertraline (Zoloft), 50 mg sehari. Beberapa pasien
berespon terhadap dosis kecil psikostimulan, seperti amfetamin, 5 sampai 10 mg sehari.
Pada semua kasus, obat psikofarmakologis harus dikombinasikan dengan psikoterapi untuk
mencapai efek yang maksimal.
14. Gangguan Kepribadian Sadomasokistik
Beberapa jenis kepribadian ditandai oleh elemen sadisme atau masokisme atau
kombinasi keduanya. Sadisme adalah keinginan untuk menyebabkan rasa sakit pada orang
lain baik secara penyiksaan seksual atau fisik atau penyiksaan psikologi pada umumnya.
Menurut Freud, pasien sadisme mencegah kecemasan kastrasi dan mampu untuk
melakukan kepada oarang lain apa yang mereka takutkan akan terjadi pada diri mereka.
Masokisme adalah pencapaian pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri. Menurut
Freud, kemampuan penderita masokisme untuk mencapai orgasme terganggu oleh
kecemasan dan perasaan bersalah tentang seks dan perasaan tersebut dihilangkan oleh
penderitaan dan hukuman diri mereka sendiri.
Pengamatan klinis menyatakan bahwa elemen perilaku sadistik dan masokistik
biasanya ditemukan pada orang yang sama. Terapi dengan psikoterapi berorientasi tilikian,
termasuk psikoanalisis, telah efektif pada beberapa kasus. Sebagai hasil terapi, pasien
menyadari bahwa kebutuhan menghukum diri sendirir adalah sekunder akibat perasaan
bersalah bawah sadar yang berlebihan dan juga menjadi mengenali impuls agresif mereka
yang terepresi, yang berasal dari masa anak-anak awal.
15. Gangguan Kepribadian Sadistik
Orang dengan gangguan kepribadian sadistik menunjukkan pola kekejaman yang
pervasif, merendahkan, dan perilaku agresif, yang dimulai sejak masa anak-anak awal, dan
diarahkan kepada orang lain. Kekejaman atau kekerasan fisik digunakan untuk
37
menyebabkan sakit pada orang lain dan bukan untuk mencapai suatu tujuan yang lain,
seperti membegal seseorang untuk mencuri.
Untuk dimasukkan ke dalam kategori ini, orang tersebut tidak semata-mata
termotivasi oleh keinginan untuk mendapatkan rangsangan seksual dari perilaku mereka.
Jika mereka termotivasi demikian, parafilia dari sadisme seksual harus didiagnosis.
16. Perubahan Kepribadian Karena Kondisi Medis Umum
Perubahan kepribadian karena kondisi medis umum ditandai oleh perubahan yang
jelas pada gaya dan sifat kepribadian dari tingkat fungsi sebelumnya. Pasien harus
menunjukkan bukti-bukti faktor organik penyebab sebelum onset perubahan kepribadian.
Etiologi
Kerusakan struktural pada otak biasanya penyebab perubahan kepribadian. Trauma
kepala kemungkinkan merupakan penyebab yang paling sering. Kondisi ini tersering
disertai dengan perubahan kepribadian yang ditulis dalam Tabel.....
Diagnosis dan gambaran klinis, ditemukan perubahan kepribadian dari pola
perilaku sebelumnya atau suatu eksaserbasi karakteristik kepribadian sebelumnya.
Gangguan pengendalian ekspresi emosi dan impuls adalah gambaran yang utama.
Secara karakteristik emosi adalah labiul dan dangkal, walaupun euforia dan apati
mungkin menonjol. Euforia mungkin menyerupai hipomania, tetapi elasi yang
sesungguhnya tidak ada dan pasien mungkin menyatakan tidak benar – benar merasa
gembira. Terdapat area palsu dan kebodohan terhadap luapan kegembiraan pasien dan
komentar yang lucu, khususnya jika mengenai lobus frontalis. Hal yang juga berhubungan
dengan cedera lobus frontalis, adalah ketidakacuhan dan apati yang menonjol, yang
ditandai oleh tiudak adanaya perhatian terhadap peristiwa – peristiwa di lingkungan
dekatnya. Ledakan kemarahan dengan sedikit atau tanpa provokasi dapat bterjadi,
khususnya setelah ingesti alkohol dan mungkin menyebabkan perilaku kasar. Ekspresi
impuls mungkin dimanifestasikan oleh gurauan yang tidak sesuai, cara yang kasar,
pendekatan seksual yang tidak sesuai, cara yang kasar, pendekatan seksual yang keliru dan
mencuri di toko. Pandanagn ke depan dan kemampuan unutk mengantisipasi akibat sosial
dan hukum dari tindakan seseorang biasanya menghilang. Orang dengan epilepsi lobus
38
temporalis secara karakteristik menunjukkan tidak memiliki rasa humor, hipergrafia,
hiperreligius dan agresivitas yang nyata selama kejang.
Orang dengan perubahan kepribadian karena kondisi medis umum memiliki
sensorium yang jernih. Gangguan ringan pada fungsi kognitif seringkali ada bersama -
sama tetapi tidak menyebabkan pemburukan intelektual. Pasien cenderung tidak
memperhatikan, yang dapatb menyebabkan gangguan pada daya inmgat belum lama.
Tetapi dengan suartu dorongan, pasien kemungkinan mengingat apa yang telah
dikatakannya lupa. Diagnosis harus dicurigai pada pasien yang menunjukkan perubahan
yang nyata dalam perilaku atau kepribadian termasuk labilitas emosional dan gangguan
pengendalian impuls, yang tidak memiliki riwayat gangguan mental dan seseorang yang
mengalami perubahan kepribadian secara tiba – tiba atau selama periode yang relatif
singkat.
Steroid Anabolik
Semakin banyak atlet sekolah menngah atas dan perguruan tinggi dan orang lain
yang terlibat dengan mengangkat beban yang menggunakan steroid anabolik sebagai cara
singkat untuk memaksimalkan perkembangan fisik mereka. Steroid anabolik adalah
termasuk obat tertentu seperti oxymetholone (Anadrol), somatropin (Humatrope), stanozol
(Winstrol) dan testosterone cypionate (DEPO-Testopsterone).
DSM IV tidak memiliki kategori diagnostik untuk gangguan kepribadian akibat zat,
sehingga tidak jelas apakah perubahan kepribadian karena penyalahgunaan steroid lebih
baik didiagnosis sebagai perubahan kepribadian karena kondisi medis umum atau salahsatu
gangguan pengunaan zat lain atau tidak diketahui.
Diagnosis Banding
Demensia melibatkan pemburukan global pada intelektual dan kapasitas perilaku,
diman perubahan kepribadian hanya merupakan satu kategori. Suatu perubahan
kepribadian hanya merupakan satu kategori. Suatu perubahan kepribadian mungkin
menandai gangguan kognitif yang akhirnya akan berkembang menjadi demensia. Pada
kasus tersebut, saat pemburuykan mulai mencakup daya ingat yang penting dan defisit
kognitif, diagnosis diubah dari perubahan kepribadian karena kondisi medis umum
menjadi demensia . Dalam membedakan sindroma spesifik dari gangguan lain dimana
39
perubahan kepribadian dapat terjadi, seperti skizofrenia, gangguan pengendalian impuls,
dokter harus mempertimbangkan faktor yang paling penting, keberadaan faktor penyebab
organik dalam gangguan perubahan kepribadian.
Perjalanan penyakit dan prognosis
Perjalanan penyakit maupun prognosis perubahan kepribadian karena kondisi
medis umum tergantung pada penyebabnya. Jika gangguan adalah akibat dari kerusakan
struktural pada otak, gangguan cenderung menetap. Perubahan kepribadian dapat
berkembang menjadi demensia pada kasus tumor otak, skelrosis multipel, dan penyakit
Huntington. Perubahan kepribadian yang diakibatkan oleh intoksikasi kronik, penyakit
medis, atau terapi obat (seperti Levodopa) mungkin pulih jika penyebab dasar ditangani.
Terapi
Penatalaksanaan gangguan perubahan kepribadian melibatkan terapi kondisi
organik dasar jika kondisi itu dapat diobati. Terapi psikofarmakologis untuk gejala spesifik
mungkin diindikasikan pada beberapa kasus, seperti imipramine atau fluoxetine untuk
depresi.
Pasien dengan gangguan kognitif yang parah atau pengendalian perilaku yang
melemah mungkin memerlukan konseling untuk memantu menghindari kesulitan dalam
pekerjaan atau mencegah keadaan memalukan sosial.
17. Perubahan Kepribadian selamanya Setelah Pengalaman Menakutkan dan Setelah
Penyakit
Menurut ICD-10 diagnosis ini harus dibuat hanya bila terdapat bukti-bukti adanya
perubahan yang jelas dan selamanya dalam pola perasaan, berhubungan, atau pemikiran
tentang lingkungan dan diri sendiri. Perubahan kepribadian harus bermakna dan disertai
dengan perilaku yang tidak fleksibel dan maladaptif yang tidak ditemukan sebelum
pengalaman patologis. Perubahan kepribadian selamanya tersebut paling sering ditemukan
setelah pengalaman trauma yang sangat berat tetapi juga dapat berkembang setelah
gangguan mental yang parah, rekuren, atau lama.
40
a. Perubahan kepribadian selamanya setelah pengalaman menakutkan
Stres harus sangat ekstrim sehingga tidak perlu mempertimbangkan kerentanan
pribadi untuk menjelaskan efeknya yang besar pada kepribadian. Untuk membuat
diagnosis, penting untuk menegakkan adanya ciri yang sebelumnya tidak terlihat, seperti :
(a) sikap permusuhan atau tidak mempercayai kepada dunia; (b) penarikan diri dari
lingkungan sosial; (c) perasaan kekosongan atau keputusasaan; (d) perasaan kronis
”gelisah”, seakan-akan terus-menerus terancam; (e) pengasingan.
Perubahan kepribadian ini harus telah ada sekurangnya selama dua tahun, dan tidak
boleh disebabkan oleh gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya atau gangguan
mental lain selain gangguan pascatraumatik. Adanya cedera atau penyakit otak yang dapat
menyebabkan gambaran klinis yang mirip harus disingkirkan.
b. Perubahan kepribadian selamanya setelah penyakit psikiatrik.
Tidak boleh ada tanda-tanda gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya
yang dapat menjelaskan perubahan kepribadian, dan diagnosis tidak boleh didasarkan pada
tiap gejala sisa gangguan mental sebelumnya.
Bukti-bukti diagnostik untuk jenis perubahan kepribadian ini harus termasuk
gambaran klinis sebagai berikut : (a) ketergantungan yang berlebihan dan sikap
membutuhkan pada orang lain; (b) hukuman karena telah berubah atau mengalami stigma
akibat penyakti sebelumnya, yang menyebabkan ketidakmampuan untuk membentuk dan
mempertahankan hubungan personal yang erat dan mempercayai dan menyebabkan isolasi
sosial; (c) pasivitas, penurunan minat, dan menurunnya keterlibatan dalam aktivitas
mengisi waktu; (d) keluhan terus-menerus menjadi sakit, yang mungkin disertai oleh
pernyataan hipokondrial dan perilaku sakit; (e) mood yang disforik atau labil, bukan
karena adanya gangguan mental sekarang atau gangguan mental sebelumnya gejala sisi
afektif; (f) gangguan bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan dibandingkan dengan
situasi pramorbid.
Manifestasi di atas harus telah ada selama periode 2 tahun atau lebih. Perubahan
tidak disebabkan oleh cedera atau penyakit otak yang luas. Diagnosis skizofrenis
sebelumnya tidak menyingkirkan diagnosis.
41
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan. Harold. 1997. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi
ketujuh. Binarupa Aksara. Jakarta.
42