Golongan Antibiotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Golongan Antibiotik

Citation preview

AMINOGLIKOSIDA Sumber AminoglikosidaDihasilkan oleh berbagai jenis fungi Streptomyces dan Micromonospora. Mekanisme Kerja :Aktivitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom (Partikel-partikel kecil dalam protoplasma sel yang kaya akan RNA, tempat terjadinya sintesa protein) di dalam sel. Proses transalasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan dan menghambat sintesis protein. Terikatnya aminoglikosida pada ribosom ini mempercepat transport aminoglikosid kedalam sel diikuti dengan kerusakan membran sitoplasma dan disusul dengan kematian sel. Karakteristik aminoglikosida1. Tidak satupun aminoglikosida diabsorpsi secara memadai pada pemberian oral.2. Mekanisme kerjanya identik satu sama lain3. Toksisitas utama adalah ototoksis pada saraf otak dan nefrotoksik.4. Resistensi terhadap aminoglikosida dapat terjadi melalui 3 mekanisme yaitu:a. Mutasi protein pada ribosom bakterib. Kegagalan penetrasi aminoglikosidac. Inaktivasi aminoglikosida oleh enzim bakteri. Spektrum kerja aminoglikosida Berdaya kerja bakterisida Secara in vitro senyawa aminoglikosida aktif terhadap bakteri gram aerob. Diantara bakteri Gram positif hanya Staphylococcus yang dapat diinhibisi oleh aminoglikosida. Tidak aktif terhadap bakteri anaerob seperti Clostridia, Rickettsia, jamur dan virus.

EFEK SAMPING AMINOGLIKOSIDA Semua aminoglikosida terutama pada penggunaan parentera dapat mengakibatkan kerusakan pada organ pendengaran dan keseimbangan (ototoksik) terutama pada lansia, akibatnya kerusakan pada saraf otak. Gejalanya berupa vertigo, telinga berdenging (tinnitus), bahkan ketulian yang tidak reversibel. Pada penggunaan oral dapat terjadi nausea, muntah dan diare, khususnya pada dosis tinggi. Alergi, kulit memerah

KontraindikasiHipersensitivitas, hati-hati pada penderita gangguan ginjal.

Farmakokinetik dan Farmakodinamik Ekskresi berlangsung di ginjal terutama dengan filtrasi glomerulus Ekskresi terjadi 12 jam setelah obat diberikan Lingkungan anaerobik suatu abses atau urin asamyang bersifat hiperosmolar dapat menurunkan aktivitas aminoglikosida

Interaksi Obat

Resistensi Resistensi terhadap antibiotik golongan aminoglikosida muncul karena sel bakteri memproduksi enzim-enzim yang dapat menambah fosfat, asetat, atau gugus adenil pada berbagai macam tempat pada antibiotik aminoglikosida. Akibatnya terbentuk enzim yang merombak struktur antibiotikum. Informasi genetis bagi enzim-enzim itu dapat ditulari melalui plasmid, hingga resistensi dapat menjalar ke kuman lain. Indikasi Streptomisin (dan kanamisin) hanya digunakan parenteral pada tuberkulosa, dikombinasikan dengan rifampicin, INH dan pirazinamid. Gentamisin dan tobramisin sering digunakan bersamaan suatu penisilin atau sefalosporin pada infeksi dengan pseudomonas. Amikasin terutama dicadangkan untuk kasus pada mana terdapat resistensi bagi aminoglikosida lainnya.

Penggolongan Aminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya sebagai berikut :1. Streptomisin yang mengandung satu molekul gula-amino dalam molekulnya2. Kanamisin dengan turunan amikasin, dibekasin, gentamisin, dan turunannya netilmisin dan tobramisin, yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksan3. Neomisin, framisetin dan paramomisin dengan tiga gula-amino.

Sediaan dari Aminoglikosid Sediaan dari Aminoglikosid dapat dibagi dalam dua kelompok :Sediaan Aminoglikosid parenteral untuk pemberian IM atau IV yaitu Amikasin, Gentamisin, Kanamisin dan Streptomisin Alostil Komposisi : Amikacin SulfateIndikasi : Terapi infeksi bakteri yang resisten terhadap gentamisin seperti pseudomonas spp, Eschericia coli, , Enterobacter spp; infeksi saluran kemih; infeksi sesudah operasi.Efek samping : Ganggunan saraf optik, nefrotoksisitas, reaksi hipersentivitas, sakit kepala, kekakuan pada bibir.

Ethigent Komposisi : Gentamicin SulfateEfek samping : Ototoksik dan nefrotoksik

GaramycinKomposisi : Gentamiin SulfateIndikasi : sebagai antiinfeksi, digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikrobaEfek samping : Ototoksisitas dan nefrotoksisitas

Kanamycin MeijiKomposisi : Kanamycin MonosulfateIndikasi : untuk pengobatan tuberkolosis, infeksi gonokokus yang resisten terhadap penisilin, infeksi saluran pernapasanEfek samping : Ototoksisitas, nefrotoksisitas, gangguan GI, Devisiensi vit K dan Vit B

StreptomysinIndikasi : pengobatan tubercolosisEfek samping : ginjal dan organ pendengaran.

KANTREX (Kanamisin) Indikasi : pengobatan tuberculosis Efek Samping : terhadap bakteri usus Sediaan Aminoglikosid non sistemik diberikan secara topical, terdiri dari Aminosidin, Kanamisin, Neomisin, Gentamisin dan Streptomisin. Neomisin Indikasi : untuk penggunaan topikal pada berbagai infeksi kulit dan mebran mukus yang disebabkan oleh mikroorganisme, infeksi luka bakar dan dermatosis terinfeksi.Efek Samping : ruam pada kulit, kerusakan ginjal dan ketulian akibat kerusakan saraf pendengaran.Sediaan Aminoglikosid pada umumnya tersedia sebagai garam sulfat.

MAKROLIDA Sumber :Antibiotik Makrolida dihasilkan oleh beberapa bakteri : Eritromisin berasal dari Streptomyces erythreus, Saccharopolyspora erythraea dan Sarcina lutea. Oleandomisin berasal dari Streptomyces antibioticus, karbamisin berasal dari Streptomyces halstedii dan Spiramisin berasal dari Streptomyces ambofaciens. Mekanisme Kerja Golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit 50S. Sintesis protein terhambat karena reaksi-reaksi translokasi aminoasil dan hambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan rantai peptide tidak berjalan.Selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom 50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. Enzim ini bertanggung jawab untuk pembentukan ikatan peptida antara asam amino yang terletak di lokasi A dan P dalam ribosom dengan cara menambahkan peptidil melekat padat RNA ke asam amino berikutnya. Dengan memblokir enzim ini, makrolida mampu menghambat biosintesis protein dan dengan demikian membunuh bakteri. Karakteristik :Secara umum, golongan makrolida memiliki ciri-ciri struktur kimia seperti berikut: Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung 12 17 atom Gugus keton Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton. Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada cincin lakton Gugus dimetil amino pada residu gula, yang menyebabkan sifat basa dari senyawa dan kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk garamnya

Spektrum KerjaMacrolide bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau bakterisida, tergantung pada kadar obat serta jenis bakterinya.Secara invitro efek terbesar pada Coccus gram positif: Staphyllococcus aureus, Enterococcus Streptococcus PneumococcusPada konsentrasi rendah menghambat kuman gram negative : Neisseria Haemophyllus influenza Mikoplasma pneumonia

Efek Samping1) Efek-efek gastrointestinal : Anoreksia, mual, muntah dan diare sesekali menyertai pemberian oral. 2) Toksisitas hati : dapat menimbulkan hepatitis kolestasis akut (demam, ikterus,kerusakan fungsi hati), kemungkinan sebagai reaksi hepersensitivitas.3) Interaksi-interaksi obat : menghambat enzim-enzim sitokrom P450 dan meningkatkan konsentarsi serum sejumlah obat, termasuk teofilin, anti koagulanoral, siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan konsentrasi serum digoxinoral dengan jalan meningkatkan bioavailabilitas.

Farmakokinetika Ertromycin basa dihancurkan oleh asam lambung dan harus diberikan dengan salut enteric. Eritromisin melintasi sawar plasenta dan mencapai janin. Claritromycin dimetabolisme dalam hati, dan sebagian dieliminsai dalam urine, Azitromycin diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan baik secara oral.

Interaksi ObatDapat meningkatkan kerja obat : karbamazepin, kortikosteroid, dan digoksin karena mempengaruhi metabolisme obat ini. Jika diberikan bersama teofilin, dapat meningkatkan toksisitas teofilin Indikasi + Sediaan Obat1) Infeksi Mycoplasma pneumoniaEritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari per oral mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.2) Penyakit LegionnaireEritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.3) Infeksi streptokokusFaringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. Pyogenes dapat diatasi dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari 250-500 mg.4) SifilisUntuk penderita sifilis stadium dini yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.5) GonoreEritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pada wanita hamil yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.

PENGGOLONGAN TURUNAN MAKROLIDA1. EritromisinEritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Aktif terhadap bakteri gram positif seperti Str Pyogenesm dan Str Pneumoniae. Yang biasa digunakan untuk infeksi. Mycloplasma pneumoniae, penyakit Legionnaire, infeksi Klamidia, Difter, Pertusis, Infeksi Streptokokus, Stafilokokus, infeksi Camylobacter, Tetanus, Sifilis, Gonore. Sediaan dari Eritromisin berupa kapsul/ tablet, sirup/suspensi, tablet kunyah dan obat tetes oral. Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk berbagai ester dan garam.Efek samping yang berat akibat pemakaian Eritromisin dan turunannya jarang terjadi. Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. 2. SpiramisinSpiramisin dihasilkan oleh Streptomyce sambofaciens. Spiramisin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas, sebagai obat alternatif untuk penderita Toksoplasmosis. Pemberian oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran cerna.3. RoksitromisinRoksitromisin adalah derivat Eritromisin yang diserap dengan baik pada pemberian oral. Obat ini jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan Eritromisin. Indikasinya diperuntukkan untuk infeksi THT, saluran nafas bagian atas dan bawah seperti bronkitis akut dan kronik, penumonia, uretritis (selain Gonore) akut dan kronis, infeksi kulit seperti pioderma, impetigo, dermatitis dengan infeksi, ulkus pada kaki.4. KlaritromisinKlaritromisin juga digunakan untuk indikasi yang sama denga Eritromisin. Obat ini adalah Makrolida yang paling aktif terhadap Chlamydia trachomatis. Efek sampingnya adalah iritasi saluran cerna. Klaritromisin juga meningkatkan kadar Teofilin dan Karbamazepin bila diberikan bersama obat-obat tersebut.5. AzitromisinAzitromisin digunakan untuk mengobati infekti tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti bronkitis, pneumonia, penyakit akibat hubungan seksual dan infeksi dari telinga, paru- paru, kulit dan tenggorokan.