15
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan, diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil pemeriksaan keadaan umum tersebut menunjukkan bahwa nilai debar jantung yang diperoleh masih dalam kisaran normal pada semua anjing. Tabel 1 Hasil pemeriksaan keadaan umum pada anjing ras Pomeranian Anjing nomor Jenis kelamin Umur (tahun) Debar jantung (bpm) Ritme jantung Suara ikutan (murmur)/Nilai Total nilai 1. 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 4. 13 110 Teratur Tidak ada/0 0 5. 13 120 Teratur Tidak ada/0 0 6. 7. 13 14 90 100 Teratur Teratur Sistolik kelas 3/3 Sistolik kelas 4/4 3 4 8. 11 80 Teratur Sistolik kelas 5/5 5 Nilai referensi 70-145* Teratur** Tidak ada** * Sumber : Penninck & d’Anjou (2008) ** Sumber : Tilley et al. (2008) Keterangan : nilai 0 = tidak ada suara murmur nilai 1 = murmur sistolik kelas 1 nilai 2 = murmur sistolik kelas 2 nilai 3 = murmur sistolik kelas 3 nilai 4 = murmur sistolik kelas 4 nilai 5 = murmur sistolik kelas 5 nilai 6 = murmur sistolik kelas 6 Debar jantung adalah ukuran kecepatan denyut jantung yang dinyatakan dalam jumlah denyut per menit yang dibutuhkan untuk satu siklus jantung selama 60 detik. Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada permulaan sebuah denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya (Cunningham 2002). Pemeriksaan auskultasi jantung dilakukan untuk mengetahui ritme jantung, yang pada hasil pemeriksaan semua anjing terdengar teratur. Walaupun demikian, pemeriksaan jantung dengan auskultasi menjadi kurang sensitif untuk mendeteksi ritme jantung yang tidak teratur untuk kasus penyakit jantung dapatan (Haggstrom et al. 1995). Pada saat mendeteksi suara ikutan murmur, pada anjing 1 sampai 5 tidak ditemukan adanya kelainan suara jantung yang didengarkan dengan menggunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

  • Upload
    vanmien

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

30

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pemeriksaan keadaan umum dan klinis yang telah dilakukan,

diperoleh hasil dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Hasil

pemeriksaan keadaan umum tersebut menunjukkan bahwa nilai debar jantung

yang diperoleh masih dalam kisaran normal pada semua anjing.

Tabel 1 Hasil pemeriksaan keadaan umum pada anjing ras Pomeranian

Anjing

nomor

Jenis

kelamin

Umur

(tahun)

Debar

jantung

(bpm)

Ritme

jantung

Suara ikutan

(murmur)/Nilai

Total

nilai

1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0

2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0

3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0

4. ♂ 13 110 Teratur Tidak ada/0 0

5. ♀ 13 120 Teratur Tidak ada/0 0

6.

7.

13

14

90

100

Teratur

Teratur

Sistolik kelas 3/3

Sistolik kelas 4/4

3

4

8. ♂ 11 80 Teratur Sistolik kelas 5/5 5

Nilai referensi 70-145* Teratur** Tidak ada**

* Sumber : Penninck & d’Anjou (2008)

** Sumber : Tilley et al. (2008)

Keterangan : nilai 0 = tidak ada suara murmur

nilai 1 = murmur sistolik kelas 1

nilai 2 = murmur sistolik kelas 2

nilai 3 = murmur sistolik kelas 3

nilai 4 = murmur sistolik kelas 4

nilai 5 = murmur sistolik kelas 5

nilai 6 = murmur sistolik kelas 6

Debar jantung adalah ukuran kecepatan denyut jantung yang dinyatakan

dalam jumlah denyut per menit yang dibutuhkan untuk satu siklus jantung selama

60 detik. Siklus jantung adalah peristiwa yang terjadi pada permulaan sebuah

denyut jantung sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya (Cunningham

2002). Pemeriksaan auskultasi jantung dilakukan untuk mengetahui ritme

jantung, yang pada hasil pemeriksaan semua anjing terdengar teratur. Walaupun

demikian, pemeriksaan jantung dengan auskultasi menjadi kurang sensitif untuk

mendeteksi ritme jantung yang tidak teratur untuk kasus penyakit jantung dapatan

(Haggstrom et al. 1995).

Pada saat mendeteksi suara ikutan murmur, pada anjing 1 sampai 5 tidak

ditemukan adanya kelainan suara jantung yang didengarkan dengan menggunakan

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

31

stetoskop. Pada anjing 6 sampai 8, ditemukan adanya suara ikutan murmur.

Suara murmur sistolik kelas 3 ditemukan pada anjing 6, yang mana terdengar

murmur yang cukup keras selama sistol. Suara murmur ini disebabkan oleh aliran

turbulen darah yang bergerak mundur melewati daun katup yang rusak dari

ventrikel kiri kembali ke atrium kiri. Keadaan katup yang menebal biasanya pada

salah satu bagian daun katupnya, bisa pada daun katup anterior atau posterior,

menyebabkan katup prolaps sehingga suara murmur sistolik kelas 3 dapat

terdengar (Pedersen 2000). Suara ikutan ini tidak bisa dideteksi dengan palpasi

thoraks tanpa stetoskop. Murmur sistolik kelas 4 terdeteksi pada anjing 7, dengan

suara murmur yang cukup keras dan getaran bisa dirasakan dengan palpasi thoraks

tanpa stetoskop, memiliki intensitas suara sedang, dikarenakan katup yang prolaps

akibat perubahan ketebalan katup pada kedua daun katup mitral anterior dan

posterior yang mengalami penebalan dengan derajat cukup berat (Pedersen 2000).

Pada anjing 8, terdengar murmur sistolik kelas 5, yang mana suara terdengar

sangat keras, dan ada getaran prekordial. Hal ini dikarenakan daun katup mitral

anterior dan posterior sudah mengalami penebalan dengan derajat berat, sehingga

katup menjadi melipat, dan posisinya mengarah ke atrium kiri. Perubahan katup

ini menyebabkan regurgitasi katup mitral akibat katup yang sudah mengalami

prolaps yang berat, sehingga dapat terdengar suara murmur sistolik yang sangat

keras (Pedersen 2000). Intensitas murmur berkorelasi baik dengan tingkat

regurgitasi katup mitral, karena suara murmur menunjukkan tingkat keparahan

dari kebocoran katup (Tilley et al. 2008).

Murmur jantung adalah getaran berkepanjangan yang terdengar. Murmur

sering menunjukkan penyakit jantung, dikaitkan dengan aliran darah kecepatan

tinggi atau dengan getaran cairan yang bercampur. Turbulensi cenderung

berkembang ketika kecepatan aliran atau viskositas darah menurun. Turbulensi

terjadi ketika darah dari pembuluh darah mengalir masuk ke ruang jantung, atau

pada saat darah dari ventrikel kiri mengalir balik ke atrium kiri (Tilley et al.

2008).

Penyebab umum dari murmur jantung meliputi: 1) stimulasi simpatis

seperti olahraga, demam, atau hipertiroidisme. Stimulasi simpatis dapat

meningkatkan kecepatan dari ejeksi ke dalam pembuluh darah besar dan juga

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

32

dapat menyebabkan pembuluh darah yang berasal dari ventrikel mengalami

obstruksi; 2) anemia, yang menurunkan kekentalan darah; 3) darah mengalir ke

pembuluh darah yang mengalami perubahan diameter menjadi lebar lumennya; 4)

peningkatan volume aliran di katup jantung yang normal; dan 5) jalur aliran darah

yang abnormal dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Diagnosis adanya

kemungkinan regurgitasi dengan auskultasi jantung tergantung pada pengalaman

dokter hewan, status peredaran darah dan teknik handling pada saat pemeriksaan

(Haggstrom et al. 1995).

Suara ikutan murmur sulit terdeteksi pada pemeriksaan anjing hanya

menggunakan auskultasi saja dengan tingkat regurgitasi katup ringan. Teknik

pemeriksaan lebih lanjut menggunakan ekhokardiografi color flow Doppler perlu

dilakukan untuk mendiagnosis penyakit pada katup mitral, sehingga derajat

regurgitasi katup mitral dapat terdeteksi lebih akurat (Pedersen 2000).

Tabel 2 Hasil pemeriksaan klinis pada anjing ras Pomeranian

Anjing

nomor

Gejala klinis Total

nilai Batuk/Nilai Sering

pingsan/Nilai

Kehilangan

nafsu

makan/Nilai

1. x/0 x/0 x/0 0

2. x/0 x/0 x/0 0

3. x/0 x/0 √/1 1

4. √/1 x/0 √/1 2

5. x/0 x/0 √/1 1

6. √/1 √/1 √/1 3

7. √/1 √/1 √/1 3

8. √/1 √/1 √/1 3

Nilai referensi x* x* x**

* Sumber : Tilley et al. (2008)

** Sumber : Borgarelli & Haggstrom (2010)

Keterangan : batuk kering, nilai 0 = tidak ada (x)

nilai 1 = ada (√)

sering pingsan, nilai 0 = tidak ada (x)

nilai 1 = ada (√)

kehilangan nafsu makan, nilai 0 = tidak ada (x)

nilai 1 = ada (√)

Anjing dengan murmur sistolik kelas 3 sampai 6 dapat terlihat implikasi

klinisnya seperti menampilkan anjing dengan laju pernafasan meningkat dan

sering sesak nafas, sehingga berkembang menjadi batuk kering. Batuk adalah

gejala klinis umum dari penyakit jantung. Batuk pada anjing dengan penyakit

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

33

endokardiosis berkaitan dengan kompresi batang utama bronkus sebelah kiri

akibat dari pembesaran atrium kiri. Ukuran atrium kiri yang membesar

menyebabkan adanya peningkatan tekanan pada batang utama bronkus kiri

sehingga dapat menstimulasi adanya batuk kering (Borgarelli & Haggstrom

2010). Ketika melakukan kegiatan berlebihan, anjing sering pingsan, yang mana

terjadi sekunder akibat aritmia jantung sementara (Tilley et al. 2008). Gejala lain

adalah kelemahan episodik bagian belakang, gusi kebiruan atau sianosis, kulit

pucat, perut buncit serta ataksia, yang disebut presyncope. Ketika gejala ini

terjadi dalam kombinasi dengan hilangnya kesadaran, penglihatan anjing menjadi

samar dikarenakan penurunan secara tiba-tiba aliran darah ke otak (Eldredge et al.

2007). Anjing menjadi kehilangan nafsu makan, sehingga penurunan berat badan

atau cachexia, dan hilangnya massa otot sering terjadi. Pada tahap akhir,

endokardiosis derajat berat menyebabkan CHF (Borgarelli & Haggstrom 2010).

Hasil pemeriksaan berdasarkan ekhokardiografi B-mode setiap anjing

dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun pada anjing 1 merupakan anjing ras

Pomeranian yang secara klinis sehat dan tidak terdeteksi mengalami kelainan

pada endokardium. Pencitraan ekhokardiografi B-mode dengan posisi short axis

view dapat dilihat pada Gambar 8. Pada anjing 1 didiagnosis tidak terkena

penyakit jantung. Pada anjing 2 sampai 8, ekhogenitas dari endokardium lebih

tebal dibandingkan yang normal, namun echo yang dihasilkan masih berwarna

putih atau hiperekhoik, hanya saja terlihat lebih kontras. Hal ini dikarenakan echo

yang dihasilkan tinggi atau bright untuk ekhokardiogram endokardium, yang

mana normalnya endokardium tersusun dari jaringan ikat (Mannion 2006).

Pada ekhokardiografi, derajat echo yang tinggi dari endokardium

disebabkan oleh jaringan ikat yang bersifat highly reflective interface, yang mana

hasil ekhogenitasnya menjadi hiperekhoik yang sangat kontras terlihat garis putih

yang tebal (Mannion 2006). Semakin tebal endokardium karena pengendapan

glukosaminoglikan menyebabkan pembentukkan jaringan ikat yang berlebihan,

yang memisahkan spongiosa bundel kolagen dalam fibrosa atau terjadi proses

fragmentasi pada jaringan ikat endokardium (Pedersen 2000).

Ketebalan endokardium terlihat bervariasi ada yang cukup tebal dan

sampai sangat tebal. Pada anjing 2, endokardiumnya mengalami penebalan

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

34

dengan derajat ringan seperti pada Gambar 9. Pada anjing 3 sampai 5,

endokardiumnya mengalami penebalan dengan derajat sedang, sedangkan pada

anjing 6 dan 7, endokardiumnya mengalami penebalan dengan derajat cukup berat

seperti pada Gambar 10. Pada anjing 8, endokardiumnya mengalami penebalan

dengan derajat berat seperti ditunjukkan pada Gambar 11.

Tabel 3 Hasil ekhokardiografi B-mode pada anjing ras Pomeranian

Anjing

nomor Ekhotekstur endokardium Ekhotekstur katup mitral Pergera-

kan

katup

mitral

Total

nilai Ekhogenitas/

Nilai

Ketebalan/

Nilai

Ekhogenitas/

Nilai

Ketebalan/

Nilai

1. Hiperekhoik/0 Tipis/0 Hiperekhoik/0 Tipis/0 TAK/0 0

2. Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 TAK/0 2

3. Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal

(++)/2

TAK/0 4

4. Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal (+)/1 TAK/0 3

5. Hiperekhoik/0 Tebal (++)/2 Hiperekhoik/0 Tebal

(++)/2

TAK/0 4

6. Hiperekhoik/0 Tebal

(+++)/3

Hiperekhoik/0 Tebal

(++)/2

Prolaps/

3

8

7. Hiperekhoik/0 Tebal

(+++)/3

Hiperekhoik/0 Tebal

(+++)/3

Prolaps/

3

9

8. Hiperekhoik/0 Tebal

(++++)/4

Hiperekhoik/0 Tebal

(++++)/4

Prolaps/

3

11

Nilai

refe-

rensi

Hiperekhoik* Tipis* Hiperekhoik* Tipis* TAK*

* Sumber : Pedersen (2000) & Mannion (2006)

Keterangan : tipis : ketebalan derajat normal

tebal (+) : penebalan derajat ringan

tebal (++) : penebalan derajat sedang

tebal (+++) : penebalan derajat cukup berat

tebal (++++) : penebalan derajat berat

tidak ada kelainan (TAK) : katup membuka dan menutup sempurna

Keterangan : ekhogenitas, nilai 0 = hiperekhoik

Ketebalan, nilai 0 = tipis

nilai 1 = tebal (+)

nilai 2 = tebal (++)

nilai 3 = tebal (+++)

nilai 4 = tebal (++++)

pergerakan katup mitral, nilai 0 = tidak ada kelainan (TAK)

nilai 3 = katup prolaps

Hasil interpretasi ekhokardiografi B-mode dengan posisi long-axis view,

ekhogenitas katup mitral anjing 1 adalah hiperekhoik dengan ketebalan katup

yang tipis, seperti dapat dilihat pada Gambar 12. Anjing 2 sampai 8, terlihat

hiperekhoik dikarenakan echo yang dihasilkan tinggi atau bright untuk

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

35

ekhokardiogram katup mitral, yang mana normalnya katup tersusun dari jaringan

ikat sama seperti endokardium (Mannion 2006).

Gambar 10 Pencitraan ekhokardiografi B-

mode dengan endokardium

tebal derajat cukup berat.

Keterangan: posisi short-axis view. skala garis

putih = 1 cm.

Gambar 11 Pencitraan ekhokardiografi B-mode

dengan endokardium tebal derajat

berat.

Keterangan: posisi short-axis view. skala garis

putih = 1 cm.

Pada katup mitral anjing 2, terlihat katup mulai mengalami penebalan

dengan derajat ringan. Pada anjing 3 sampai 8 terlihat katup mengalami

penebalan dengan derajat yang berbeda-beda. Penebalan katup dapat dilihat pada

Gambar 8 Pencitraan ekhokardiografi B-mode

dengan endokardium tipis.

Keterangan: posisi short-axis view. skala garis

putih = 1 cm.

Gambar 9 Pencitraan ekhokardiografi B-mode

dengan endokardium tebal derajat

ringan.

Keterangan: posisi short-axis view. skala garis

putih = 1 cm.

LVW

PM

PM

LV

IVS

IVS

LVID PM

LVW

PM

PM

PM

Keterangan : IVS = septa interventrikular

LVW = dinding ventrikel kiri

LVID = dimensi ruang ventrikel kiri

LV = ventrikel kiri

PM = otot papillari

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

36

Gambar 13. Katup mitral yang mengalami penebalan, mempengaruhi efektifitas

dari kerja katup tersebut. Semakin katup menebal, semakin sulit katup bekerja

dengan efisien untuk dapat membuka dan menutup sempurna, yang dapat

ditemukan pada kasus penyakit katup mitral endokardiosis (Pedersen 2000).

Gambar 12 Pencitraan ekhokardiografi B-mode

dengan katup mitral tipis.

Keterangan: katup dalam keadaan menutup

sempurna. posisi long-axis view.

skala garis putih = 1 cm.

Gambar 13 Pencitraan ekhokardiografi B-

mode dengan katup mitral tebal.

Keterangan: katup yang menebal dalam

keadaan posisi menutup. posisi

long-axis view. skala garis

putih = 1 cm.

Keterangan: LVID = dimensi ruang ventrikel kiri

LA = atrium kiri

AML = daun katup mitral anterior

PML = daun katup mitral posterior

Parameter lain yang diamati dari katup mitral, adalah pergerakan

katupnya. Pada anjing 2 sampai 5, tidak terlihat adanya kelainan dalam

pergerakan katup untuk membuka atau menutup sempurna, meskipun pada anjing

2 sampai 5, katup mitralnya telah mengalami penebalan. Anjing 6 sampai 8,

ditemukan adanya kelainan, dimana katup mengalami prolaps. Pada anjing 6 dan

7, mengalami prolaps ringan seperti pada Gambar 14. Anjing 8 terlihat katup

mitralnya prolaps dengan derajat yang lebih berat, dimana terjadi juga penebalan

katup dengan derajat berat sehingga mengganggu kerja katup, dapat dilihat pada

Gambar 15.

LVID

LVID

LA

LA AML

PML

AML

PML

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

37

Gambar 14 Pencitraan ekhokardiografi B-mode

dengan katup mitral prolaps ringan.

Keterangan: keadaan katup sedang menutup

kurang sempurna (terlihat celah

kecil). posisi long-axis view. skala

garis putih = 1 cm.

Gambar 15 Pencitraan ekhokardiografi B-

mode dengan katup mitral prolaps

berat.

Keterangan: keadaan katup sedang menutup

tidak sempurna (terlihat ada celah

yang besar). posisi long-axis view.

skala garis putih = 1 cm.

Keterangan: LVID = dimensi ruang ventrikel kiri

LA = atrium kiri

AML = daun katup mitral anterior

PML = daun katup mitral posterior

Penebalan katup akibat pengendapan glukosaminoglikan di spongiosa dan

lapisan fibrosa pada daun katup dan katup mitral yang berdegenerasi. Proses

tersebut menjadi bertambah parah dengan pembentukkan jaringan ikat yang

berlebih yang mengendap dan memisahkan spongiosa bundel kolagen dalam

fibrosa. Pada katup terjadi proses fragmentasi, membuat katup kehilangan

fleksibilitas, terjadi penebalan dan pemendekan daun katup. kemudian serat pada

chordae tendineae menjadi kaku, sehingga chordae tendineae harus

memperpanjang bagiannya agar dapat bekerja efisien. Daun katup mitral menjadi

mengalir mundur dari ventrikel kiri kembali ke atrium kiri. Ketika kondisi

semakin memburuk, menyebabkan daun katup melipat, membalikkan fungsi

normalnya, menjadi kelainan fungsi, yaitu memindahkan darah ke atrium kiri.

Lebih banyak darah yang dipompa maka darah yang berasal dari arus balik pun

lebih banyak melewati katup, menyebabkan ventrikel kiri mengalami penebalan

pada ototnya dan ruang ventrikel pun membesar untuk menyesuaikan keadaan.

Ekhogenitas dan ketebalan dari daun katup jelas tergantung pada ukuran hasil

yang didapat dan berguna untuk membandingkan daun katup mitral dengan

struktur lain pada kedalaman yang sama seperti daun katup aorta atau dinding

aorta posterior (Pedersen 2000). Posisi left apical 4-chamber view merupakan

posisi yang paling baik untuk mendiagnosis anjing dengan endokardiosis, karena

AML

PML

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

38

dapat menunjukkan daun katup mitral yang menebal dan tidak teratur (Borgarelli

& Haggstrom 2010). Hasil pemeriksaan berdasarkan ekhokardiografi M-mode

setiap anjing dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil ekhokardiografi M-mode ketebalan otot dan dimensi ruang jantung

pada anjing ras Pomeranian

*Sumber : Penninck & d’Anjou (2008)

Keterangan : ketebalan otot ventrikel kiri saat sistol, nilai 0 = 6-10 mm

nilai 1 = 10-12 mm

nilai 2 = 12-14 mm

nilai 3 = lebih dari 14 mm

ketebalan otot ventrikel kiri saat diastol, nilai 0 = 4-6 mm

nilai 1 = 6-8 mm

nilai 2 = 8-10 mm

nilai 3 = lebih dari 10 mm

dimensi ruang ventrikel kiri saat sistol, nilai 0 = 8-16 mm

nilai 1 = 16-18 mm

nilai 2 = 18-20 mm

nilai 3 = lebih dari 20 mm

dimensi ruang ventrikel kiri saat diastol, nilai 0 = 16-28 mm

nilai 1 = 28-30 mm

nilai 2 = 30-32 mm

nilai 3 = lebih dari 32 mm

fraksi pemendekan (%), nilai 0 = 25-45

nilai 1 = 45-55

nilai 2 = 55-65

nilai 3 = lebih dari 65

Pencitraan M-mode untuk pengukuran ketebalan otot ventrikel kiri dengan

nilai left ventricular posterior wall thickness (LVW) saat sistol dan diastol, untuk

pengukuran dimensi ruang ventrikel kiri dengan nilai left ventricular internal

dimension (LVID) saat sistol dan diastole, kemudian nilai fractional shortening

(FS) digunakan untuk mengetahui daya kerja ventrikel. Menurut Schille &

Skrodzki (1999), fraksi pemendekan digunakan sebagai acuan apa hewan terkena

dilated cardiomyopathy atau hypertrophic cardiomyopathy. Diameter aorta

Anjing

nomor

Ketebalan otot ventrikel kiri

(mm)

Dimensi ruang ventrikel kiri

(mm)

Fraksi

pemendekan

(%)/Nilai

Total

nilai

Sistol/Nilai Diastol/Nilai Sistol/Nilai Diastol/Nilai

1. 9.20/0 8.34/2 11.34/0 15.83/0 28/0 2

2. 8.71/0 6.12/1 13.65/0 20.23/0 33/0 1

3. 11.78/1 7.97/1 13.17/0 22.53/0 42/0 2

4. 9.24/0 5.65/0 14.37/0 25.15/0 43/0 0

5. 8.46/0 5.64/0 7.37/0 16.70/0 56/2 2

6. 10.35/1 8.00/2 8.23/0 17.41/0 53/1 4

7. 9.18/0 7.29/1 16.47/1 26.82/0 39/0 2

8. 12.9/2 7.9/1 8.34/0 30.16/2 72/3 8

Nilai

refe-

rensi

6-10* 4-6* 8-16* 16-28* 25-45*

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

39

(AOD) dan atrium kiri (LAD) dihitung untuk melihat nilai rasio LAD:AOD,

sehingga dapat diketahui adanya dilatasi pada atrium kiri. Nilai LAD:AOD yang

normal seharusnya 1:1 tetapi apabila ada dilatasi atrium kiri nilai LAD:AOD >1

(Penninck & d’Anjou 2008).

Anjing 1 merupakan anjing yang sehat dan dijadikan parameter hewan

sehat untuk dibandingkan dengan anjing ras Pomeranian yang sakit terkena

endokardiosis. Pada anjing 2, yaitu anjing pom jantan dengan umur 2.5 tahun,

terkena endokardiosis ringan, terlihat penebalan dinding otot ventrikel dari

parameter LVW, tapi tidak terlalu tebal, dengan nilai fraksi pemendekan sebesar

33%. Pada anjing 3, yaitu anjing pom jantan dengan usia 13 tahun, terkena

endokardiosis ringan yang mana hanya terjadi penebalan otot ventrikel kiri,

meskipun derajat ketebalan dinding cukup parah, yaitu sebesar 11.78 mm pada

saat sistol dan 7.97 pada saat diastol. Anjing ini memiliki nilai fraksi pemendekan

sebesar 42%.

Demikian sama halnya pada anjing 4, yaitu anjing pom jantan dengan usia

13 tahun, yang juga terkena endokardiosis ringan. Penebalan otot ventrikel kiri

jelas terlihat. Nilai dari fraksi pemendekan sebesar 43%. Pada anjing 5, yaitu

anjing pom betina dengan usia 13 tahun, mengalami endokardiosis dengan derajat

ringan hampir menuju derajat sedang, dikarenakan nilai fraksi pemendekan yang

lebih dari kisaran normal yaitu sebesar 56%, dapat didiagnosis hewan terkena

hypertrophic cardiomyopathy disease yang cukup parah, didukung juga oleh

penebalan otot ventrikel kiri. Pada anjing 6, yaitu anjing pom jantan umur 13

tahun, yang terkena endokardiosis derajat sedang, dikarenakan adanya ketebalan

otot ventrikel kiri yang signifikan dari nilai LVW yaitu sebesar 10.35 mm pada

saat sistol dan 8.00 mm pada saat diastol, serta nilai fraksi pemendekan sebesar

53%, berada diatas nilai normal, sehingga hewan didiagnosis terkena hypertrophic

cardiomyopathy disease yang cukup parah juga. Anjing 7 yaitu anjing pom betina

dengan usia 14 tahun, yang mana usianya sudah tua, dari hasil ekhokardiografi M-

mode dapat diketahui terjadi penebalan otot ventrikel kiri saat sistol dan diastol

yang signifikan dan peningkatan dimensi ruang ventrikel kiri pada saat sistol

dengan nilai LVW 16.47 mm.

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

40

Pada anjing 8, yaitu anjing pom jantan usia 11 tahun, terkena

endokardiosis dengan derajat parah. Peningkatan dimensi ruang ventrikel kiri

yang tinggi dengan nilai sebesar 30.16 mm pada saat diastol, serta adanya

penebalan otot ventikel kiri yang parah terlihat dari nilai LVW saat sistol maupun

diastol. Nilai fraksi pemendekan yang sangat luar biasa tinggi sebesar 72%,

didiagnosis anjing terkena hypertrophic cardiomyopathy disease sangat parah.

Jika kondisi ini terus berlanjut, chordae tendineae akan putus dan katup mitralnya

akan ruptur, otot semakin menebal parah sehingga sulit jantung memompa dengan

normal disertai lumen yang mengecil, serta tekanan tinggi dari arus bolak-balik

yang bergolak menyebabkan darah ventrikel kiri dan atrium kiri bercampur,

menambah parah derajat endokardiosisnya. Pada penelitian ini, anjing 8 telah

meninggal akibat CHF, lanjutan dari tahap parah penyakit endokardiosis.

Penebalan LVW dianggap sebagai bentuk dari sebuah adaptasi dari sel-sel

miokard untuk mengurangi stres yang terkait dengan pelebaran dinding kamar.

Dilatasi ventrikel kiri dan atrium kiri, serta penebalan septa interventrikular,

sehingga terjadi peningkatan massa pada ventrikel kiri. Peningkatan tekanan

sistolik ventrikel kiri juga mempengaruhi keadaan massa pada ventrikel kiri,

keadaan septa interventrikular juga kondisi dilatasi ventrikel kiri (Constable et al.

1994).

Pemeriksaan menggunakan ekhokardiografi M-mode, untuk memperoleh

nilai rasio LAD:AOD dari setiap anjing yang dapat dilihat pada Tabel 5. Pada

anjing 3 dan 5, nilai rasio LAD:AOD adalah 1:1 mengindikasikan bahwa tidak

ada pembesaran atrium kiri, sedangkan pada anjing 2,4,6,7, dan 8, terdiagnosis

adanya pembesaran atrium kiri karena nilai rasio LAD:AOD >1. Dilatasi atrium

kiri dengan derajat ringan, ditunjukkan dengan nilai rasio LAD:AOD >1.5,

sedangkan untuk derajat sedang mendekati parah ditunjukkan dengan nilai rasio

LAD:AOD >2 (Morgan 2008). Nilai dari diameter atrium kiri pada anjing 4, 7,

dan 8 sudah mendekati nilai batas atas normal dari ukuran dimensi atrium kiri.

Anjing 8, mengalami pembesaran atrium kiri yang parah dengan derajat berat,

yang ditunjukkan dengan nilai rasio LAO:AOD >2 yaitu 1:2.25.

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

41

Tabel 5 Hasil ekhokardiografi M-mode diameter aorta dan dimensi ruang atrium

kiri pada anjing ras Pomeranian

Anjing

Nomor

Diameter aorta

(AOD) dalam

mm/Nilai

Dimensi ruang

atrium kiri

(LAD) dalam

mm/Nilai

Perbandingan

LAD:AOD/Nilai

Total

nilai

1. 10.05/0 10.69/0 1:1/0 0

2. 8.2/0 13/0 1:1.5/2 2

3. 12.82/0 12.13/0 1:1/0 0

4. 9.75/0 17.9/0 1:1.84/2 2

5. 11/0 11/0 1:1/0 0

6. 7.7/1 14/0 1:1.82/2 2

7.

8.

9.67/0

8/0

19.89/1

18/1

1:2/3

1:2.25/3

4

4

Nilai referensi 8-13* 8-18* 1:1*

*Sumber : Penninck & d’Anjou (2008)

Keterangan : AOD, nilai 0 = 8-13 mm

nilai 1 = 13-15 mm

nilai 2 = 15-17 mm

nilai 3 = lebih dari 17 mm

LAD, nilai 0 = 8-18 mm

nilai 1 = 18-20 mm

nilai 2 = 20-22 mm

nilai 3 = lebih dari 22 mm

LAD:AOD, nilai 0 = 1:1

nilai 1 = 1:1 sampai 1:1.5

nilai 2 = 1:1.5 sampai 1:2

nilai 3 = 1:2 sampai 1:2.5

Kebocoran darah melalui katup mitral yang rusak dari bagian belakang

ventrikel kiri ke atrium kiri jantung. Secara fisiologis atrium pun akhirnya secara

bertahap mulai membengkak dan membesar, yang disebut remodelling miokard.

Remodelling miokard pada atrium kiri berfungsi untuk mengakomodasi kelebihan

darah, karena ada penurunan kemampuan ventrikel kiri untuk menyediakan darah

yang cukup untuk memenuhi tuntutan seluruh tubuh. Jantung kemudian harus

memompa lebih keras dan lebih cepat, untuk memenuhi permintaan tersebut.

Daun katup mitral anterior ataupun posterior terlihat berpindah ke arah atrium

kiri. Ada suatu kondisi prolaps dari bagian tengah daun katup mitral dengan

penampilan katup seperti parasut. Diantara variabel-variabel tersebut,

pembesaran atrium kiri tampaknya merupakan indikator independen yang paling

dapat diandalkan. Anjing tanpa pembesaran atrium kiri memiliki waktu

kelangsungan hidup secara signifikan lebih lama (Borgarelli & Haggstrom 2010).

Pada tahap akhir, chordae tendineae kadang-kadang putus, dan jika dibiarkan

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

42

keadaan seperti ini menyebabkan katup mitral ruptur sepenuhnya (Pedersen

2000).

Pada pemeriksaan menggunakan ekhokardiografi CFD, yang dapat dilihat

pada Tabel 6, menunjukkan bahwa pada anjing 2 sampai 5 tidak terdeteksi adanya

regurgitasi katup mitral, yang dapat dilihat pada Gambar 16. Pada anjing 6 dan 7,

terdeteksi adanya regurgitasi katup mitral dengan derajat ringan seperti pada

Gambar 17.

Tabel 6 Hasil ekhokardiografi color flow Doppler pada anjing ras Pomeranian

Anjing nomor Regurgitasi katup mitral/Nilai Total nilai

1. tidak ada/0 0

2. tidak ada/0 0

3. tidak ada/0 0

4. tidak ada/0 0

5. tidak ada/0 0

6. ada (+)/2 2

7. ada (+)/2 2

8. ada (++)/6 6

Keadaan normal tidak ada*

*Sumber : Pedersen (2000)

Keterangan: (+) = derajat ringan

(++) = derajat sedang

(+++) = derajat berat

Keterangan: regurgitasi katup mitral, nilai 0 = tidak ada regurgitasi katup

nilai 2 = ada regurgitasi ringan (+)

nilai 4 = ada regurgitasi sedang (++)

nilai 6 = ada regurgitasi berat (+++)

Gambar 16 Pencitraan

ekhokardiografi

color flow

Doppler tanpa

regurgitasi katup

mitral.

Keterangan: posisi short-axis

view.

Gambar 17 Pencitraan

ekhokardiografi

color flow

Doppler dengan

regurgitasi katup

mitral ringan.

Keterangan: posisi long-axis

view.

Gambar 18 Pencitraan

ekhokardiografi

color flow

Doppler dengan

regurgitasi katup

mitral berat.

Keterangan: posisi short-axis

view.

LVID

LA

Ao LVID

LVID

LA LA

Keterangan : ruang ventrikel kiri (LVID), atrium kiri (LA), aorta (Ao)

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

43

Ukuran jet size <30% pada atrium kiri, mengindikasikan regurgitasi katup

mitral dengan derajat ringan, sedangkan untuk ukuran jet size >50% pada atrium

kiri, mengindikasikan regurgitasi katup mitral derajat sedang (Morgan 2008),

yang mana kasus ini tidak ditemukan pada penelitian ini. Anjing 8 seperti pada

Gambar 18, terlihat pada daerah atrium kiri regurgitasi katup mitralnya sangat

parah dengan ukuran jet size yang besar diatas 5-6 m/sec, mengindikasikan

adanya peningkatan tekanan pada daerah atrium kiri (Morgan 2008). Pada anjing

dengan penyakit katup mitral atau endokardiosis, indikasi derajat regurgitasi katup

mitral dapat diketahui pada diameter akhir diastolik ventrikel kiri dan ukuran

atrium kiri. Penilaian langsung dari derajat regurgitasi katup mitral dapat

dilakukan dengan ekhokardiografi yang memungkinkan warna pemetaan aliran

harus dilakukan dengan CFD, agar lebih akurat. Hal ini juga memungkinkan

untuk mengevaluasi anjing dengan derajat regurgitasi katup mitral ringan ataupun

yang sedang, yang seringkali tidak terlihat pembesaran jantung.

Metode CFD banyak digunakan untuk membuat penilaian derajat

regurgitasi katup mitral yang berguna untuk mengukur ukuran jet regurgitasi.

Posisi pemeriksaan ekhokardiografi untuk hasil CFD harus dilakukan dengan

posisi anjing left apical four-chamber view agar mendapatkan nilai derajat

regurgitasi katup mitral yang tepat. Regurgitasi katup mitral disebabkan oleh

aliran turbulen darah, dengan tekanan yang sangat tinggi melalui daun katup yang

rusak. Warna turbulensi terbentuk karena ada arus mundur atau arus balik yang

tidak sewajarnya, dimana terlihat warna merah dan biru yang bercampur,

mengindikasikan adanya kebocoran katup (Penninck & d’Anjou 2008).

Dari hasil ekhokardiografi yang diperoleh, diketahui bahwa endokardiosis

dapat ditemukan dalam beberapa tipe, yang dapat dilihat pembagiannya pada

Tabel 7, yaitu endokardiosis derajat ringan, derajat sedang, dan derajat berat.

Pada endokardiosis derajat ringan, terlihat hanya adanya penebalan otot ventrikel

dan katup mitral, pembesaran atrium kiri atau terjadi hipertrofi jantung sebelah

kiri yang ringan. Pada daerah sekitar otot papillari dan chordae tendineae

mengalami penebalan, serta pada katup mitral anterior maupun posterior juga

menebal. Murmur jantung tidak terdeteksi pada saat auskultasi jantung.

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id · 1. ♂ 2 110 Teratur Tidak ada/0 0 2. ♂ 2.5 85 Teratur Tidak ada/0 0 3. ♂ 13 98 Teratur Tidak ada/0 0 ... Pada tahap akhir, endokardiosis

44

Tabel 7 Hasil nilai total pada anjing ras Pomeranian

Keterangan : derajat endokardiosis → ringan = nilai 1–15

→ sedang = nilai 15–30

→ parah = nilai 30–45

Tipe endokardiosis derajat sedang terlihat penebalan otot ventrikel,

pembesaran atrium kiri dan katup mitral yang menebal secara signifikan. Katup

mitralnya terlihat prolaps, sehingga regurgitasi katup mitral dapat terdeteksi. Hal

ini diketahui juga pada saat auskultasi jantung dengan temuan murmur jantung,

yaitu murmur sistolik kelas 3 dan 4. Pada endokardiosis derajat parah, katup

mitralnya mengalami prolaps yang berat. Kondisi otot papillari yang menebal,

menyebabkan chordae tendineae memanjang untuk menyesuaikan keadaan pada

saat menarik katup mitral. Otot ventrikel semakin menebal dan darah dipompa

sangat cepat, sehingga jika keadaan ini terus berlangsung, chordae tendineae

dapat menjadi putus. Pada tahap ini, dimana otot sudah menebal sangat parah.

Lumen mengecil sehingga jantung memompa penuh darah dengan sangat cepat.

Keadaan katup yang putus dan darah mengalir balik dari ventrikel kiri ke atrium,

membuat keadaan jantung semakin bertambah parah. Regurgitasi katup mitral

terlihat dengan derajat berat, bersamaan dengan hadirnya murmur sistolik kelas 5.

Hal inilah yang dapat menjadi faktor predisposisi penyakit CHF pada anjing

(Haggstrom et al. 2009).

Anjing

Nomor

Total

nilai

Nilai total

keseluruhan

Derajat

endokardiosis

Tabel

1

Tabel

2

Tabel

3

Tabel

4

Tabel

5

Tabel

6

1. 0 0 0 2 0 0 2 Ringan

2. 0 0 2 1 2 0 5 Ringan

3. 0 1 4 2 0 0 7 Ringan

4. 0 2 3 0 2 0 7 Ringan

5.

6.

7.

8.

0

3

4

5

1

3

3

3

4

8

9

11

2

4

2

8

0

2

4

4

0

2

2

6

7

22

24

37

Ringan

Sedang

Sedang

Parah