4
1 I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki banyak kegunaan. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan sebagai sayuran, sedangkan biji yang sudah tua digunakan untuk pembuatan tepung, minyak, bahkan sebagai pakan ternak (Kastanja, 2007). Menurut Rosandari (2011), peran biji jagung sebagai pakan ternak unggas memiliki porsi kebutuhan yang sangat tinggi, yaitu sebesar 40 50% dibandingkan kebutuhan dedak padi yang sebesar 5 20% dan bungkil kedelai yang hanya sebesar 10 25%. Tercatat sejak tahun 2011 hingga 2014 kebutuhan jagung terus meningkat. Pada tahun 2014, tidak kurang dari 3 juta ton jagung harus didatangkan dari luar negeri ke Indonesia. Produksi jagung nasional belum bisa mencukupi kebutuhan pabrik pakan yang ada meski data menyebutkan melimpah mencapai 19 juta ton. Menurut Ketua Umum Asosiasi Produsen Pakan Indonesia, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan pada tahun 2014 mencapai 7,5 juta ton. Sebanyak 3,1 juta ton dari jumlah itu merupakan jagung impor. Diperkirakan pada tahun 2015 ada tambahan impor 1 juta ton menjadi 4,4 juta ton (Mardi et al., 2015). Jika mengacu data BPS, produksi jagung di Indonesia pada tahun 2014 sekitar 19,03 juta ton. Di Indonesia tercatat 6 provinsi sentra jagung tertinggi, yang dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Produksi jagung pada 6 provinsi di Indonesia No. Provinsi Produksi Jagung (Ton) 1 Jawa Timur 5,74 2 Jawa Tengah 3,05 3 Lampung 1,72 4 Sulawesi Selatan 1,50 5 Sumatera Utara 1,16 6 Jawa Barat 1,04 Sumber: Anonim, 2015b Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan Ternak DESTANIA PUTRI INDAH P Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

I. PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82916/potongan/S1-2015-300385... · pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: I. PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82916/potongan/S1-2015-300385... · pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus

1

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu bahan pangan pokok

yang memiliki banyak kegunaan. Buah jagung yang masih muda banyak digunakan

sebagai sayuran, sedangkan biji yang sudah tua digunakan untuk pembuatan tepung,

minyak, bahkan sebagai pakan ternak (Kastanja, 2007).

Menurut Rosandari (2011), peran biji jagung sebagai pakan ternak unggas

memiliki porsi kebutuhan yang sangat tinggi, yaitu sebesar 40 – 50% dibandingkan

kebutuhan dedak padi yang sebesar 5 – 20% dan bungkil kedelai yang hanya sebesar

10 – 25%. Tercatat sejak tahun 2011 hingga 2014 kebutuhan jagung terus meningkat.

Pada tahun 2014, tidak kurang dari 3 juta ton jagung harus didatangkan dari luar

negeri ke Indonesia. Produksi jagung nasional belum bisa mencukupi kebutuhan

pabrik pakan yang ada meski data menyebutkan melimpah mencapai 19 juta ton.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Produsen Pakan Indonesia, kebutuhan jagung untuk

pabrik pakan pada tahun 2014 mencapai 7,5 juta ton. Sebanyak 3,1 juta ton dari

jumlah itu merupakan jagung impor. Diperkirakan pada tahun 2015 ada tambahan

impor 1 juta ton menjadi 4,4 juta ton (Mardi et al., 2015).

Jika mengacu data BPS, produksi jagung di Indonesia pada tahun 2014

sekitar 19,03 juta ton. Di Indonesia tercatat 6 provinsi sentra jagung tertinggi, yang

dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Produksi jagung pada 6 provinsi di Indonesia

No. Provinsi Produksi Jagung (Ton)

1 Jawa Timur 5,74

2 Jawa Tengah 3,05

3 Lampung 1,72

4 Sulawesi Selatan 1,50

5 Sumatera Utara 1,16

6 Jawa Barat 1,04

Sumber: Anonim, 2015b

Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan TernakDESTANIA PUTRI INDAH PUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: I. PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82916/potongan/S1-2015-300385... · pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus

2

Sebanyak 14,21 juta ton produksi jagung dihasilkan oleh 6 provinsi tersebut,

semestinya sudah bisa mencukupi kebutuhan industri pakan, namun faktanya industri

pakan kerap kali kesulitan memperoleh jagung untuk bahan baku pakan. Hal ini

dikarenakan pemanfaatan jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri dan

pangan (Mardi et al., 2015).

Ketersediaan produksi jagung yang tidak mencukupi tersebut, diakibatkan

karena adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) saat pembudidayaan

hingga pengelolaan pascapanen. Beberapa masalah tersebut masih sangat kurang

diperhatikan terutama pada pengelolaan prapanen dan pascapanen terhadap serangan

OPT, yaitu infeksi jamur. Serangan OPT terutama karena infeksi jamur saat

pascapanen dapat menurunkan kualitas mutu jagung. Menurut Budiarti et al. (2013),

jamur Aspergillus sp. dan Aspegillus niger mampu mencemari benih jagung pada

penyimpanan selama 6 bulan. Selain itu, ditemukan cemaran jamur Fusarium sp.

pada biji jagung dengan besar cemaran mencapai 10,6% (Pakki, 2005). Jamur

Penicillium spp. juga ditemukan pada biji jagung yang disimpan dalam gudang

(Ahmad, 2009).

Aspergillus spp., Fusarium spp., dan Penicillium spp. merupakan jamur

cemaran yang menghasilkan toksin berbahaya bagi konsumen, disebut dengan

mikotoksin. Mikotoksin merupakan metabolit sekunder hasil metabolisme jamur

yang bersifat sitotoksik, merusak struktur sel seperti membran, dan merusak proses

pembentukan sel yang penting seperti protein, DNA, dan RNA (Ahmad, 2009).

Aspergillus spp. dapat menghasilkan aflatoksin dan okratoksin, Fusarium spp.

menghasilkan fumonisin, trikotesena (T-2 toxin), dan zearalenon. Penicillium spp.

menghasilkan okratoksin dan patulin. Mikotoksin tersebut merupakan mikotoksin

paling penting yang terdapat pada produksi pangan manusia dan ternak (Traar,

2013).

Jagung pakan memiliki potensi tercemar jamur yang sangat tinggi. Infeksi

jamur kontaminasi mampu mengurangi mutu kualitas hasil. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penanganan pada jagung pakan agar aman dari serangan jamur saat

disimpan, yaitu pengaturan kadar air. Kandungan kadar air pada biji jagung akan

mempengaruhi pertumbuhan jamur kontaminasi. Jagung akan mudah ditumbuhi

jamur bila kadar airnya lebih dari 14%. Selain itu, jamur akan mudah tumbuh saat

Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan TernakDESTANIA PUTRI INDAH PUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: I. PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82916/potongan/S1-2015-300385... · pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus

3

jagung basah disimpan pada ruang yang panas dan lembab (Tangendjaja &

Elizabeth, 2014).

Jagung yang akan diteliti merupakan jagung pakan ternak pipilan. Jagung

tersebut memiliki potensi tercemar jamur kontaminan cukup tinggi. Hal ini

dipengaruhi oleh kadar air pada biji jagung serta tempat penyimpanan yang kurang

tepat. Jagung pakan yang terinfeksi oleh jamur kontaminan dapat mempengaruhi

kesehatan hewan ternak yang mengkonsumsinya. Bila produk hewan tersebut

dikonsumsi manusia, maka kesehatan manusia tersebut juga akan terganggu akibat

jamur mikotoksin yang terakumulasi (Firmansyah et al., 2007; Rosandari, 2011).

Beberapa toksin yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, antara

lain aflatoksin, trikotesena, fumonisi, zearalenon, okratoksin, dan patulin. Aflatoksin

ditemukan pada beberapa komoditas, yaitu serealia, kacang – kacangan, rempah –

rempah, serta buah kering. Aflatoksin dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan

hewan. Salah satunya aflatoksin B1 yang berpotensi menyebabkan

hepatokarsinogenik. Trikotesena merupakan toksin yang dihasilkan oleh Fusarium

yang biasa ditemukan pada biji – bijian, seperti gandum, oat, dan jagung. Toksin

tersebut memiliki pengaruh berat pada kesehatan manusia dan hewan, yaitu

menyebabkan immunosuppresif. Toksin yang dihasilkan oleh Fusarium selain

trikotesena, yaitu fumonisin dan zearaelenon. Fumonisin biasanya ditemukan pada

jagung. Fumonisin menyebabkan leukoencephalomalacia pada kuda, pembengkakan

paru – paru pada babi, dan kanker esofagus pada manusia. Zearalenon biasa

ditemukan pada biji – bijian dan produk serealia. Dapat menyebabkan estrogenik

pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus dan

Penicillium. Okratoksin A adalah toksin yang umum dan terdapat pada kedua jamur

tersebut, biasa ditemukan dikomoditas serealia, kopi, buah kering, dan minuman

anggur merah. Toksin tersebut menyebabkan karsinogenik pada manusia dan dapat

terakumulasi pada makanan hewan. Patulin yang merupakan toksin dari Penicillium

juga menyebabkan karsinogenik pada hewan (Traar, 2013).

Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan TernakDESTANIA PUTRI INDAH PUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: I. PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/82916/potongan/S1-2015-300385... · pada mamalia. Okratoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh Aspergillus

4

2. Tujuan

a. Mengetahui genus dan intensitas cemaran jamur dominan pada biji jagung

pakan ternak selama penyimpanan.

b. Mengetahui peningkatan intensitas cemaran jamur dominan pada biji jagung

pakan ternak selama penyimpanan.

3. Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi tentang adanya cemaran jamur pada biji jagung pakan

ternak.

b. Menambah pengetahuan untuk menjaga kuantitas dan kualitas biji jagung

pakan ternak terhadap pencemaran jamur.

Intensitas Cemaran Jamur pada Biji Jagung Pakan TernakDESTANIA PUTRI INDAH PUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/