Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ICE BUCKET CHALLENGE DAN MEME
Aisha Andari Rahmiputri, Junaidi
Program Studi Inggris, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini merupakan sebuah kajian budaya yang membahas tentang pemaknaan “Ice Bucket Challenge” pada meme. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tantangan ini dimaknai oleh pengguna internet dan bagaimana komentar mengenai tantangan ini direpresentasikan. Penelitian berjenis kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis wacana, serta pendekatan linguistik. Korpus yang dipilih adalah meme yang ditemukan di media sosial dan situs mesin pencari. Penelitian ini menemukan bahwa komentar yg digambarkan melalui meme disampaikan dengan cara yang berbeda-beda yaitu dengan menyindir, terang - terangan, emosional atau ketika kita bisa mengetahui perasaan sebenarnya dari pengirim terhadap tantangan ini, atau bahkan hanya sebagai guyonan. Bersamaan dengan bermacam-macam cara penyampaian, dalam menanggapi tantangan ini masyarakat juga membawa isu-isu tertentu yang disampaikan baik lewat meme maupun lewat komentar seperti kelangkaan air, slacktivism, bahkan anggapan bahwa tantangan ini merupakan hal yang bodoh.
Kata Kunci: Ice Bucket Challenge, kajian budaya, aktivisme, media sosial, meme.
Ice Bucket Challenge and Meme: A Cultural Studies Abstract
This research is a cultural studies which discuss about how people see the Ice Bucket Challenge in the internet meme. It aims to see how far this challenge is understood by a netizen and how those comments regarding the Ice Bucket Challenge are being represented. This research is a quantitative research using discourse analysis and linguistic approach. The corpuses are meme and comments in English found in social media Twitter. This research find that comments or meme are delivered in different ways such as teasingly, to the point, emotionally, where we can the real feeling of these people towards the challenge, or only as a joke. Along with different ways of delivering comments, there are some issues related to this challenge that the netizens posted in their comments or meme like slacktivism, drought, or comments about how they think this challenge as a stupid fad.
Key words: Ice Bucket Challenge, cultural studies, activism, social media, meme.
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan ini, bahasa diperlukan manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi.
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Apabila dulu untuk berkomunikasi pihak yang bersangkutan harus bertatap muka, kini kita bisa
melakukannya di tempat masing-masing dengan menggunakan telepon, smartphone melalui e-
mail dan media sosial dengan menggunakan internet. Komunikasi sendiri, menurut Longhurst,
Bagnal, Smith dan Baldwin (2008) dalam bukunya yang berjudul Introducing Cutural Studies,
merupakan sebuah proses pembentukan arti. (hal. 25). Komunikasi dapat dilakukan dengan
berbagai cara terlebih di era modern yang memungkinkan komunikasi dilakukan dengan cara
yang lebih mudah. Apabila dulu untuk berkomunikasi pihak yang bersangkutan harus bertatap
muka, kini kita bisa melakukannya di tempat masing-masing dengan menggunakan telepon,
smartphone melalui e-mail dan media sosial dengan menggunakan internet.
Internet sendiri merupakan sarana komunikasi yang banyak digunakan manusia yang
dapat dikatakan sudah menjadi bagaian dari hidup manusia. Media sosial, yang merupakan
bagian dari internet juga memiliki peranan yang tidak kalah penting sebab dengan media sosial
manusia dapat meakukan banyak hal. Mulai dari berkomunikasi, mencari hiburan dan informasi
hingga melakukan kampaye. Era modern memungkinkan kampanye tidak hanya dilakukan di
kehidupan nyata namun juga di dunia maya lewat media sosial. Banyak jenis dan contoh
kampanye yang dilakukan manusia salah satunya yang akan dibahas pada jurnal ini yaitu Ice
Bucket Challenge yang marak diakukan pada musim panas 2014 tepatnya bulan Agustus dan
September.
Pada tahun 2014 dunia maya sempat dihebohkan dengan sebuah tantangan yang
dilakukan untuk membantu para penderita ALS, sebuah penyakit syaraf yang menyebabkan
kelumpuhan. Meskipun banyak argumen yang bermunculan mengenai efektif atau tidaknya
metode ini, asosiasi ALS sendiri berhasil mengumpulkan sebesar 115 juta dolar sejak Juli 20141.
Namun, di sisi lain, banyak anggapan berbeda yang bermunculan mengenai tantangan ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan ini semakin lama semakin menjadi terkenal.
Ketenarannya tidak saja hanya terlihat dari banyaknya orang yang melakukan tantangan ini tapi
juga bagaimana orang-orang mengomentari hal ini lewat media sosial. Melalui komentar –
komentar tersebut, dapat dilihat bahwa orang-orang memiliki pemaknaan yang berbeda-beda
terhadap tantangan ini salah satunya dugaan bahwa tantangan ini merupakan salah satu contoh
1 Dijelaskan dalam laman milik ALS bahwa donasi tersebut diterima dalam periode waktu enam minggu terhitung dari Agustus 2014 - September 2014.
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
dari apa yang dinamakan dengan slacktivism2 yang menurut James Denis (n.d) merupakan
sebuah istilah yang muncul belakangan ini dan digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang
berhubungan dengan politik dan internet. Istilah slacktivism cenderung digunakan untuk
mendeskripsikan sesuatu yang negatif sebab kata slacktivism berasal dari gabungan kata ‘slack’
dan ‘activism’ atau dapat diartikan sebagai ‘kelalaian dalam aktivisme’. Slacktivism dijelaskan
sebagai hal yang tidak berdampak besar pada sebuah kegiatan sosial malahan, kegiatan ini hanya
menyebabkan para pesertanya merasakan kepuasan semata.
Dalam bukunya, Longhurst, Bagnall, Smith, dan Baldwin (2008) menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan proses pembentukan sebuah makna. Termasuk di dalam sebuah
komunikasi terdapat representasi yang dilakukan seseorang, dalam hal ini apa yang
direpresentasikan dari sebuah aksi atau sebuah benda (hal. 25). Dalam hal ini, meme yang orang-
orang buat terhadap Ice Bucket Challenge merupakan bentuk representasi mereka terhadap
tantangan ini. Hal itulah yang juga akan dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian yang
merupakan sebuah kajian budaya ini menekankan terhadap bagaimana komunikasi antar para
pengguna media sosial dilakukan dengan mengeluarkan apa yang mereka pikirkan atau
representasi mereka terhadap ‘Ice Bucket Challenge.’ Perlu juga ditekankan bahwa pendekatan
budaya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, dalam penelitian ini misalnya, pendekatan
budaya dilakukan dengan menggunakan linguistik dan analisis wacana. Analisis wacana sendiri
memiliki dua jenis hal yang berbeda yaitu analisis wacana secara tekstual dan sosial budaya.
Dalam penelitian ini akan dilihat dari segi sosial budaya yaitu bagaimana sebuah fenomena
dimaknai oleh masyarakat.
Selain penelitian mengenai Ice Bucket Challenge itu sendiri, beberapa penelitian yang
membahas tentang online aktivisme adalah penelitian menggunakan teori tindak tutur dengan
korpus komentar di media sosial sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Susi Wulandari dari
universitas Muhammadiyah dengan penelitiannya yang berjudul Speech Acts Analysis on
Facebook Statutes by Students of Muhammadiyah University of Surakarta (2014). Dalam
penelitiannya ia memiliki tujuan yaitu untuk mengidentifikasi tipe-tipe tindak tutur dan
mendeskripsikan fungsi dari masing-masing tipe pada status Facebook yang digunakan oleh 2Rotman et al. (2011) menulis pada jurnalnya yang berjudul From Slacktivism to Activism: Participatory Culture in the Age of Social Media bahwa slacktivisme merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan di media sosial dengan biaya rendah dan memiliki risiko yang rendah tujuannya untuk meningkatkan kesadaran dan menginginkan perubahan terhadap suatu hal (p. 3)
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
mahasiswa universitas Muhammadiyah. Penelitian yang ia lakukan merupakan sebuah penelitian
deskriptif kualitiatif yang menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan
mengumpulkan 160 status dari media sosial Facebook. Meskipun penelitian tentang meme
dengan menggunakan teori intertekstualitas tidak ditemukan, namun penelitian dengan
menggunakan teori semiotika juga sudah pernah dilakukan oleh Made Nunik Sayani (2013) dari
Universitas Udayana dengan penelitian berjudul Semiotic Analysis of Memes in 9gag.com.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis mengidentifikasi cara menganalisa meme
melihat adanya kemiripan teori yang akan digunakan. Selain itu ada pula penelitian terhadap
meme menggunakan teori semiotika yang dilakukan oleh Abdul Aziz Turhan Kariko berjudul
Analysis On Internet Memes Using Semiotics (2012). Kariko menggunakan teori semiotika oleh
Pierce dan Saussure yang membantunya menganalisis beberapa aspek dari meme yang ia pilih.
Metode yang digunakan adalah metose kualitatif-interpretatif dikarenakan teori yang ia pilih
adalah semiotika.
1.1.Rumusan Masalah
• Bagaimana ‘Ice Bucket Challenge dimaknai oleh pengguna internet dalam meme
• Bagaimana pemaknaan terhadap Ice Bucket Challenge tersebut disampaikan lewat meme
1.2.Tujuan Penelitan
• Untuk melihat bagaimana ‘Ice Bucket Challenge dimaknai oleh pengguna internet dalam
meme
• Untuk melihat bagaimana pemaknaan terhadap Ice Bucket Challenge tersebut
disampaikan lewat meme
1.3. Ice Bucket Challenge dan Asosiasi ALS
Ice Bucket Challenge atau Tantangan Ember Es merupakan salah satu kegiatan aktivisme
yang belakangan marak dibicarakan pada pertengahan tahun 2014 baik di kehidupan nyata
atau di media sosial. Tantangan ini merupakan hal yang dilakukan untuk mendukung dan
membantu para penderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Selerosis) yaitu sejenis
penyakit syaraf yang menyerang penderitanya hingga pada akhirnya mereka mengalami
kelumpuhan dan kesulitan bernafas. Tantangan ini dibentuk oleh sebuah asosiasi bernama
ALS Association, yaitu sebuah organisasi nirlaba yang mendukung para penderita penyakit
ALS dan didirikan pada tahun 1985 dan menjadi satu-satunya organisasi non-profit yang
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
melawan penyakit ini. Selain melakukan tantangan, para peserta tantangan bisa
mendonasikan sebagian uang mereka pada laman yang telah disediakan. Di samping
membantu para penderita dengan mendonasikan uang, tujuan lain dari tantangan ini adalah
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit ALS.
Tantangan ini awalanya dilakukan oleh pemain golf Chris Kennedy yang melakukannya
untuk mendukung segala jenis penyakit. Tantangan ini kemudian dilakukan oleh sepupunya
yang untuk meningkatkan kesadaran terhadap ALS, penyakit yang diderita suaminya. Hal ini
kemudian tersebar lewat media sosial Facebook di antara kerabat dan orang-orang terdekat
mereka hingga sampai pada asosiasi ALS. Tantangan ini semakin terkenal ketika banyak
selebriti khususnya selebriti Hollywood yang juga ikut serta dalam melakukan tantangan dan
menyuarakan kegiatan ini
Pada laman ALS Association sendiri dijelaskan langkah-langkah dalam melakukan
tantangan ini seperti yang terlihat dalam gambar berikut.
http://www.alsa.org
Untuk melakukan tantangan ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah menerima.
Menerima dalam hal ini adalah menerima tantangan yang diberikan oleh orang lain maupun
menantang diri sendiri untuk melakukan Ice Bucket Challenge. Pada tahapan ini, peserta
harus menyiapkan ember, air dan es batu untuk nanti disiramkan ke atas kepala peserta. Rasa
dingin yang dirasakan peserta saat mereka menyiramkan air tersebut dapat menyebabkan
mereka merasakan sensasi mati rasa sesaat yang menggambarkan rasa yang dirasakan para
penderita ALS. Tahapan selanjutnya adalah rekam yaitu peserta harus merekam video
mereka melakukan tantangan yang juga diikuti dengan memberikan nominasi pada tiga orang
atau lebih untuk melakukan hal yang sama. Selanjutnya adalah tahapan unggah yaitu video
tantangan tersebut harus diunggah ke internet lewat media sosial. Pada tahapan unggah ini,
peserta harus menyertakan sebuah hashtag yaitu #IceBucketChallenge. Hashtag merupakan
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
tanda pagar (#) yang biasa digunakan dalam media sosial seperti Twitter dan Instagram.
Kegunaan dari hashtag adalah untuk mempermudah pencarian sebuah topik di media sosial
tersebut. Dengan melakukan nominasi dan menggunakan hashtag, tantangan ini semakin
lama semakin luas tersebar. Terakhir, adalah tahapan memberi yaitu setelah melakukan
ketiga tahapan peserta diharapkan memberikan donasi berupa uang untuk membantu asosiasi
ALS melawan penyakit ALS tersebut. Keseluruhan tahapan tersebutlah yang seharusnya
dilakukan tiap peserta. Namun, belakangan ini timbul banyak argumentasi mengenai
tantangan ini melihat banyak pengguna internet yang merasa tidak setuju dengan Ice Bucket
Challenge.
2. Tinjauan Teoritis
2.1.Speech Acts (Tindak Tutur)
Speech acts atau tindak tutur merupakan suatu kejadian ketika sebuah kata atau
ucapan muncul dalam sebuah komunikasi pada konteks yang ada. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh Austin (1962) dan dikembangkan oleh Searle (1969). Dalam penelitian
ini, teori tindak tutur digunakan untuk menganalisis arti atau maksud yang ini disampaikan
pada komentar di media sosial dan juga teks pada meme yang akan digunakan. Menurut
Austin (1962), pada teori ini terdapat tiga aspek yang diutamakan yaitu Lokusi (Locution):
merupakan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan seseorang, Ilokusi (Illocution): Kata
atau kalimat yang diucapkan tidak hanya untuk menginformasikan sesuatu namun juga
memiliki maksud dan tujuan tertentu, serta Perlokusi (Perlocution): merupakan aksi yang
dilakukan lawan bicara dalam menanggapi kalimat yang telah diucapkan
2.2. Intertextuality
Intertekstualitas adalah islilah yang menjelaskan bagaimana sebuah teks
mempengaruhi teks lain atau terjadi peminjaman teks antara yang satu dengan yang
lainnya. Teori ini dipengaruhi oleh ajaran linguistik Saussure (1915) dan juga M.
Bakhtin (1984) sebelum akhirnya Julia Kristeva (1986) mengembangkan ajaran ini
dengan menggabungkan keduanya dan menemukan istilah intertextuality. Dapat
dikatakan teori ini menunjukkan bagaimana “pencipta‟ sebenarnya saling mempengaruhi
satu sama lain. Teori ini digunakan untuk menganalisis meme yang akan diteliti dalam
penelitian ini. Teori ini berfungsi untuk melihat bagaimana teks lain mempengaruhi
sebuah meme dalam menggambarkan isu yang ingin diangkat, dalam hal ini Ice Bucket
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Challenge. Pada penelitian ini akan dilihat pula peranan intertextuality pada tiap meme
yang dipilih.
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan melakukan
kajian tekstual. Penelitian ini akan dilakukan dengan menganalisis data berupa meme yang
ditemukan di media sosial dan mesin pencari. Meme tersebut dicari dan ditemukan dengan
menggunakan kata kunci “Ice Bucket Challenge Meme”.
Selain karena belum ada penelitian yang membahas hal ini, khususnya meme pada Ice
Bucket Challenge, penulis merasa penelitian penting dilakukan sebab fenomena yang terjadi
di dunia ini sangat banyak. Banyak dan beragamnya fenomena tersebut merasa bahwa halini
peru dilihat seccara kritis, tidak hanya oleh penulis namun juga pembaca dan masyarakat.
3. Analisis
Data 11
Meme di atas merupakan meme yang cukup sering muncul pada saat Ice Bucket
Challenge marak dilakukan. Pada meme ini digunakan gambar dari potongan adegan dalam film
Titanic yaitu ketika kapal tersebut akan menabrak gunung es di depannya. Meme ini dipilih
untuk dianalisis karena pembaca dapat secara langsung merasakan hubungan antara gambar dan
teks yang digunakan dengan isu yang ingin disampaikan yaitu Ice Bucket Challenge. Film
Titanic yang digunakan sebagai gambar dari meme ini merupakan film karya James Cameron
yang dirilis pada tahun 1997 yang merupakan intertekstualitas atau peminjaman teks oleh teks
lain untuk digunakan dalam meme ini. Dalam meme ini, selain gambar yang digunakan terdapat
teks yang berbunyi, “Titanic be like: I nominate all passengers for the Ice Bucket Challenge”
yang jika diterjemahkan menjadi, “Titanic akan berkata: Aku nominasikan seluruh penumpang
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
untuk melakukan Ice Bucket Challenge.” Kalimat yang tertulis pada meme tersebut merupakan
lokusi yang digunakan dalam teks pada meme ini. Teks pertama (teks A) bermaksud
mengibaratkan kapal Titanic sebagai peserta Ice Bucket challenge yang dilanjutkan dengan teks
ke-dua (teks B) yaitu bagaimana kapal Titanic yang seakan menominasikan orang lain yaitu para
penumpang untuk melakukan tantangan ini. Sebelum kembali melihat makna lebih dalam dari
kalimat yang digunakan, akan dilihat terlebih dahulu bagaimana gambar yang digunakan
berhubungan dengan kejadian Ice Bucket challenge.
Meme ini menggunakan gambar kapal Titanic yang akan menabrak gunung es untuk
mengilustrasikan kejadian atau bagaimana tantangan ini biasa dilakukan. Seperti yang kita
ketahui, tantangan ini dilakukan seseorang dan orang tersebut dapat menominasikan orang lain
untuk melakukan hal yang sama. Selain itu, dalam tantangan ini hal yang paling penting
dilakukan adalah menuangkan ember berisi air es ke atas kepala peserta. Bagaimana benda-
benda penting yang digunakan dalam tantangan berhubungan dengan meme ini dapat dilihat
pada gambar yang digunakan bahwa adanya gunung es menggambarkan es yang digunakan
dalam tenatangan ini. Pada film Titanic, kapal yang menabrak gunung es akhirnya hancur dan
menjadikan air laut di sekitarnya dingin dan hal tersebut mengibaratkan seember air es yang
digunakan dalam tantangan. Tujuan digunakannya air es dalam tantangan ini adalah agar peserta
merasakan mati rasa ketika menyiarmkan air es sama seperti perasaan yang dirasa para penderita
ALS. Hal tersebut berhubungan dengan kejadian Titanic yang tergambarkan pada film karya
James Cameron tersebut dimana pada akhirnya kedua pemeran utama yaitu Jack dan Rose yang
kedinginan dilautan sebelum akhirnya Jack mati membeku karena harus berada didalam air terus
menerus. Tulisan yang digunakan membantu menjelaskan hal tersebut sehingga penggambaran
yang ingin disampaikan lebih jelas terlihat yaitu bagaimana kapal Titanic berperan sebagai
peserta yang telah selesai melakukan tantangan menominasikan orang lain, yang pada meme
tersebut digambarkan oleh para penumpang kapal.
Akan tetapi, terdapat sedikit perbedaan pada pemaknaan meme dengan film Titanic yang
menjadi gambar yang digunakan pada meme ini. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa
pada film tersebut nasib sebagian besar penumpang dan pemeran utama berujung tragis yaitu
ketika banyak korban tewas berjatuhan. Akan tetapi dalam meme ini bukanlah kematian yang
menjadi hal yang diangkat untuk meme ini melainkan lelucon yang menggambarkan Ice Bucket
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Challenge, meskipun pada akhir cerita Titanic banyak sekali korban meninggal yang berjatuhan.
Seperti yang dijelaskan oleh Patrick Davidson (2012) dalam artikelnya bahwa meme merupakan
bentuk budaya yang bersifat lucu atau biasa digunakan sebagai guyonan. Oleh karena itu dapat
dilihat pada meme ini ada hubungan kontras antara bagaimana targedi Titanic tersebut terjadi
dalam film dengan apa yang ingin ditunjukkan dalam meme ini. Intertekstualitas yang
digunakan disini dapat dilihat dari pengambilan adegan sebagai latar gambar dan bagaimana
kejadian Titanic memiliki hubungan dengan tantangan ini dari adanya gunung es dan laut yang
mendeskripsikan air es dalam ember. Dapat dilihat bahwa peminjamana dilakukan tidak hanya
karena adanya hubugan antara kejadian dengan gambar yang dipilih tapi juga karena adegan dari
film Titanic itu sendiri merupakan hal yang iconic. Adegan tersebut merupakan hal yang
diketahui banyak orang namun juga memiliki konotasi yang berhubungan dengan tantangan ini.
Dari bagaimana meme ini disampaikan, dapat dilihat bahwa intertekstualitas digunakan untuk
menghubungkan kedua hal yang berhubungan atau dapat dengan mudah dihubungkan dan
dimengerti pembaca sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat sampai dengan baik. Setelah
dilihat dapat disimpulkan bahwa meme ini memiliki tujuan menghibur atau dibuat hanya sebagai
guyonan sehingga pemaknaan yang ingin disampaikan tidak lebih dari sekedar guyoan dengan
menggunakan hal-hal yang dekat dengan masyarakat dan dapat dengan mudah diketahui untuk
menggambarkan pemandangan pengirim terhadap Ice Bucket Challenge.
Data 12
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Meme ini juga merupakan meme yang ditemukan di situs mesin pencari Google. Alasan
dipilihnya meme ini adalah karena adanya hubungan antara teks pada meme dengan Ice Bucket
Challenge dan masalah yang ingin diangkat dalam meme ini. Berbeda dengan meme sebelumnya
yaitu meme Titanic, meme ini tidak memiliki hubungan yang jelas terlihat antara gambar dengan
Ice Bucket Challenge itu sendiri. Namun, teks yang digunakan tidak hanya berhubungan namun
juga mengilustrasikan masalah yang ingin diangkat sang pembuat meme maupun yang
mengirimkannya.
Untuk mengetahui hal tersebut, yang pertama perlu dilakukan adalah mencari tahu asal
peminjaman gambar oleh meme ini atau intertekstualitasnya. Meme ini menggunakan potongan
adegan dari film Jurassic Park garapan sutradara Steven Spielberg. Berbeda dengan meme
sebelumnya, meme ini memiliki dua frame yang mana pada masing-masng frame terdapat teks
untuk memperjelas alur yang ingin diceritakan. Pada frame pertama dapat dilihat teks yang
bertuliskan “He did the Ice Bucket Challenge!" dan "See? Nobody cares." pada frame kedua
yang merupakan lokusi dari teks ini. Setelah melihat teks tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pesan yang ingin disampaikan adalah bahwasanya tidak ada yang peduli apabila seseorang telah
melakukan tantangan ini atau tidak. Jenis ilokusi yang digunakan adalah asertif dan direktif yaitu
dengan bagaimana sang pria bertubuh besar yaitu karakter bernama Dennis Nerdy meledek
dengan memberikan sebuah pernyataan namun kemudian ia memastikan hal tersebut dengan
bertanya pada pria yang terlihat pasrah yaitu karakter bernama Lew Dodgson, sebelum akhirnya
menyimpulkan sendiri bahwa tidak ada orang yang peduli. Tulisan yang digunakan pada masing
masing frame membantu pembaca mengerti pemaknaan yang ingin disampaikan atau dapat
dikatakan kedua frame tersebut menjelaskan bahwa ada alur aksi reaksi yang menyampaikan
anggapan bahwa masyarakat sebenarnya tidak memperdulikan apakah seseorang telah
melakukan tantangan atau tidak.
Setelah dilihat kembali dapat disimpulkan bahwa meme ini dibuat dengan tujuan
menghibur dan juga menyindir para peserta. Menurut beberapa peserta yang melakukan
tantangan ini, Ice Bucket Challenge merupakan hal yang hebat dan keren untuk dilakukan.
Padahal, menurut beberapa orang melakuakn tantangan bukanlah hal yang penting. Oleh karena
itu meme ini dibuat dan memiliki kesan menyindir dengan menggunakan kalimat “See? Nobody
cares.” yang memiliki maksud memberi tahu bahwa tidak ada orang yang peduli apakah
seseorang telah melakukan Ice Bucket Challenge. Meme ini juga menyuarakan pendapat orang-
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
orang mengenai citra Ice Bucket Challenge yang menurut mereka merupakan salah satu bentuk
dari slacktivism yaitu perasaan senang karena merasa telah berpartisipasi dalam kegiatan sosial
secara online yang sebenarnya tidak terlalu berpengaruh dibandingkan jika mereka berpartisipasi
di dunia nyata. Seperti yang kita ketahui tantangan ini disebarkan dengan menggunakan media
sosial. Para peserta mengunggah video tantangan mereka sebagai bukti bahwa mereka telah
melakukan tantangan. Hal inilah yang mendasari adanya pemikiran bahwa peserta telah
melakukan slacktivism karena menyebarkan video tantangan, beranggapan bahwa mereka telah
berpartisipasi dalam kegiatan aktivisme ini.
Data 13
Meme selanjutnya merupakan meme yang cukup banyak ditemukan dan tema yang
menggunakan meme ini tidak hanya Ice Bucket Challenge saja namun juga bayak hal lain.
Meme ini dikenal dengan nama “Skeptical Third World Success Kid” yang mana gambar yang
digunakan merupakan hasil pengambilan gambar dari Redditor Nepalu yang pergi ke Uganda
dan di terbitkan pada tanggal 22 Juni 2012 dengan judul “Skeptical Third World Child.” Gambar
tersebut menunjukkan seorang anak berkulit hitam dengan alis yang dinaikkan menunjukkan
ekspresi tidak yakin dan seorang wanita berkulit putih dihadapannya. Meme ini dipilih karena
mengangkat isu yang cukup marak dibicarakan di kalangan para pengguna internet dan media
sosial terkait tantangan ini yaitu isu mengenai kelangkaan air. Di dalam meme ini lokusi yang
ditemukan pada teks yang digunakan adalah, A. “So, let me get this straight.” Dan B. ”You
waste clean water as a challenge, in order to avoid raising money for charity?” yang apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Jadi biar kuperjelas. Kau membuang-buang
air bersih sebagai tantangan untuk menghindari mengeluarkan uang untuk berdonasi?”. Pada teks
yang digunakan, pesan yang ingin disampaikan adalah bagaimana masyarakat memiliki
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
pemaknaan terhadap para peserta yang dianggap hanya membuang-buang air untuk melakukan
tantangan agar mereka tidak harus mengeluarkan uang untuk berdonasi. Dapat dilihat dahwa
jenis ilokusi yang digunakan adalah asertif dilihat dari bagaimana teks pada bagian pertama
terdengar memiliki nada meyakinkan. Sedangkan, pada bagian kedua ilokusi yang digunakan
adalah direktif dan asertif yang merupakan sebuah pertanyaan namun juga secara bersamaan
terdengar bahwa sang anak seakan memiliki kesimpulan sendiri bahwa tantangan ini dilakukan
karena para peserta mengindari donasi.
Berbeda dengan meme-meme lainnya yang dipinjam dari adegan di film atau meminjam
dialog dari film-film tersebut, intertekstualitas yang ada di meme ini adalah peminjaman foto
yang diambil oleh sang fotografer untuk digunakan dalam meme ini karena dianggap mewakili
penggambaran atau ilustrasi yang ingin disampaikan. Ekspresi yang ditunjukan sang anak
mendukung teks yang digunakan sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang ingin
disampaikan dalam meme ini. Selain perbedaan tersebut, hal lain yang dapat dilihat adalah
perbedaan permasalahan yang ingin diangkat lewat meme ini yaitu isu kelangkaan air atau
penghambur-hamburan air bersih dan kesediaan peserta dalam mengeluarkan uang untuk
berdonasi. Pada meme tersebut terdapat gambar seorang anak yang melihat dengen raut wajah
heran atau tidak yakin pada seorang wanita. Raut wajah sang anak mewakili ekspresi masyarakat
yang mempertanyakan kesungguhan peserta dibalik tantangan ini. Peserta dalam meme ini
diwakili oleh wanita yang berdiri di hadapan anak tersebut. Seperti yang diketahui, selain
melakukan tantangan peserta juga bisa menyumbangkan uang mereka untuk membantu para
penderita ALS. Namun, yang ingin disampaikan meme ini adalah bagaimana para peserta terlihat
hanya melakukan tantangan saja tanpa mengeluarkan uang yang sebenarnya juga bagaian dari
donasi itu sendiri. Kata membuang-buang air bersih ditegaskan karena tantangan ini melibatkan
air dan es yang digunakan dalam tantangan. Selain itu, masalah penggalangan dana diungkit
dengan menggunakan kalimat “menghindari mengeluarkan uang.” Hal ini digambarkan dalam
meme karena citra yang ingin ditampilkan adalah bagaimana mereka lebih memilih melakukan
tantangan tanpa mengeluarkan uang. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada
tantangan ini, apabila seseorang dinominasikan, orang tersebut boleh memilih untuk melakukan
tantangan dalam kurun waktu kurang dari 24 jam atau menyumbangkan sejumlah uang apabila
waktu 24 jam tersebut telah habis.
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Tidak hanya itu, meme ini juga menggambarkan steriotip yang dimiliki masyarakat
terhadap orang berkulit hitam dan orang berkulit putih. Pada gambar terlihat bahwa anak kecil
berkulit hitamlah yang memberikan pertanyaan pada wanita berkulit putih. Pesan yang ingin
disampaikan mengenai perbedaan warna kulit tersebut adalah steriotip bahwa kebanyakan para
peserta Ice Bucket Challenge adalah orang-orang Amerika atau orang berkulit putih yang
diwakili oleh sang wanita pada gambar. Sedangkan anak berkulit hitam merepresentasikan orang
Afrika yang dekat dengan isu kekeringan dan sering menjadi korban kelangkaan air.
Intertekstualitas yang terdapat pada meme ini tidak hanya dari peminjaman gambar melainkan
juga gagasan mengenai “Third World” seperti judul yang digunakan pada foto tersebut. Gambar
yang digunakan dalam meme ini sendiri tidak hanya digunakan dalma menggambarkan isu Ice
Bucket Challenge saja namun juga isu-isu lain yang berhubungan dengan dunia ketiga sehingga
hal itu juga merupakan sebuah intertekstualitas dari meme ini. Melihat bagaimana meme ini
disampaikan, dapat disimpulkan bahwa meme ini bertujuan menyindir dan juga mengkritisi
peserta dengan menggunakan gambar tersebut terhadap isu kelangkaan air dan kepedulian
mereka terhadap Ice Bucket Challenge. Pemaknaan yang ingin disampaikan adalah bagaiman
peserta terlihat hanya melakukan tantangan ini yang dianggap sebagai kegiatan membuang-
buang air agar mereka tidak perlu mengeluarkan uang untuk berdonasi.
Data 14
Meme ini merupakan salah satu meme yang juga banyak ditemukan ketika Ice Bucket
Challenge marak dilakukan. Gambar yang digunakan pada meme ini merupakan peminjaman
dari film Charlie and the Chocolate Factory dan pria pada gambar tersebut adalah sang pemilik
pabrik, Willy Wonka. Teks yang digunakan dalam meme yang merupakan sebuah lokusi adalah,
“I see you did the ice bucket challenge tell me more about your passionate support for ALS.”
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
atau apabila diterjemahkan berbunyi, “Kulihat kau melakukan Ice Bucket Challenge. Katakan
padaku tentang dukunganmu terhadap ALS.” Sama seperti meme sebelumnya, kalimat tersebut
menggunakan ilokusi yang mempertanyakan kesungguhan para peserta dalam melakukan
tantangan ini. Jenis ilokusi yang digunakan pada bagian pertama teks adalah asertif yaitu dengan
menuturkan informasi dan direktif pada teks kedua karena dalam meme tersebut terlihat Willy
Wonka seakan bertanya dan ‘menggali’ lebih dalam atas apa yang peserta lakukan dengan
meminta mereka menjelaskan dukungan yang mereka berikan terhadap para penderita ALS.
Pada meme ini, potongan adegan yang dijadikan gambar digunakan karena ekspresi
wajah pria tersebut mewakili ekspresi orang-orang yang mempertanyakan hal yang sama yaitu
ekspresi mencemooh atau meremehkan. Selain ekspresi yang ditunjukan pada gambar teks juga
mendukung pesan yang ingin disampaikan melihat teks tersebut memiliki nada yang seakan
merendahkan. Dalam hal peminjaman atau intertekstualitas, dapat dilihat bahwa berbeda dengan
meme Titanic atau Third World Child, seperti meme Jurassic Park, meme ini juga tidak memiliki
hubungan yang spesifik yang menghubungkan gambar dengan Ice Bucket Challenge itu sendiri.
Namun, ekspresi wajah pria dalam gambar mendukung penggambaran yang ingin disampaikan.
Teks yang digunakan pun berbeda dengan dialog yang diutarakan ketika adegan yang digunakan
pada gambar tersebut berlangsung seperti meme yang menggunakan potongan adegan film
Jurassic Park sebelumnya. Apabila dilihat kembali gambar pada meme ini sebenarnya banyak
digunakan untuk meme-meme yang mengekspresikan atau menggambarkan situasi sejenis.
Meme ini dikenal dengan nama Creepy Wonka atau Condescending Wonka yang umumnya
digunakan untuk menggambarkan ekspresi sarkastik terhadap sesuatu. Sama halnya dengan
bagaimana meme ini digunakan untuk menggambarkan citra yang didapat pembuat atau
pengirim meme lewat tantangan ini, sehingga hal tersebut juga lah yang merupakan
intertekstualitas dari meme ini.
Melihat bagaimana meme ini disampaikan dan hubungannya dengan tantangan dapat
disimpulkan bahwa pemaknaan yang ingin disampaikan adalah pertanyaan mengenai
kesungguhan peserta yang mengikuti tantangan ini. Dapat dilihat bahwa isu mengenai
kesungguhan peserta dalam melakukan Ice Bucket Challenge atau pertanyaan mengenai
bagaimana peserta benar-benar mendukung kegiatan ini juga berhubungan. Selain itu dapat
dilihat bahwa intertekstualitas tidak hanya dilihat dari asal gambar atau teks yang digunakan
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
dalam meme, namun juga bagaimana gambar yang digunakan pada meme ini bisa
menggambarkan hal lain namun dengan konteks yang serupa.
Data 15
Meme selanjutnya merupakan meme yang merupakan intertekstualitas dari film The
Office yang dirilis pada tahun 1999. Pada meme lokusi dari teks yang digunakan yang berbunyi
“If people could just stop with the "Ice bucket challenge" that'd be great" atau apabila
diterjemahkan berbunyi, “Kalau saja orang-orang bisa berhenti membicarakan “Ice Bucket
Challenge” itu akan sangat baik.” Melihat lokusi yang digunakan, dapat diketahui bahwa ilokusi
dari meme ini adalah meminta, memohon, namun juga amenggambarkan perasaan muak. Dari
bagaimana kalimat pada meme ini digunakan, jenis ilokusi pada meme ini adalah asertif namun
juga expressive. Jenis ilokusi asertif dapat dilihat dari bagaimana teks pada meme tersebut
terdengar menyampaikan di bagian pertama namun juga ekspresif pada bagian ke- dua karena
terlihat perasaan pengirim dari teks yang mengungkapkan perasaan muak. Selain gambar, teks
pada meme ini merupakan sebuah intertextuality yaitu kalimat “That’d be great.” yang
merupakan dialog asli dari film The Office tersebut.
Hal yang dapat dilihat pada meme ini adalah gambar seorang pria yang merupakan
karakter Bill Lumbergh, seorang pekerja kantoran dilihat dari latar tempat dan pakaian yang ia
kenakan. Pada gambar, terlihat ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan kalimat yang digunakan
menggambarkan bahwa ia tak suka atau keberatan terhadap sesuatu yang diketahui sebagai Ice
Bucket Challenge. Meme ini juga tidak memiliki hubungan yang dapat langsung diketahui
seperti meme Titanic sebelumnya. Akan tetapi, ekspresi yang ditunjukan pada gambar dan teks
yang digunakan menggambarkan apa yang ingin disampaikan orang-orang terhadap tantangan ini
yaitu perasaan jenuh, muak, atau tidak suka terhadap Ice Bucket Challenge. Kalimat ‘That’d be
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
great ‘menunjukkan kejenuhan orang-orang terhadap tantangan ini yang pada masanya banyak
menjadi pembicaraan tidak hanya di dunia nyata tapi juga di media sosial seperti Twitter atau
Instagram3. Intertekstualitas yang digunakan pada meme ini salah satunya ada pada gambar yang
digunakan yang merupakan salah satu potongan adegan film tersebut dan dialog dalam film itu
sendiri. Selain itu, peminjaman juga ditemukan pada teks yang digunakan yaitu kalimat ”That’d
be great” yang merupakan dialog asli dari film tersebut. Tidak hanya pada gambar dan dialog,
intertekstualiti juga ditemukan dari bagaimana gambar dan dialog dari film tersebut banyak
digunakan pada meme-meme lain yang menggambarkan situasi atau keadaan serupa. Sama
halnya dengan meme sebelumnya yaitu Creepy Wonka, meme yang dijuliki “That’d be great
meme” ini juga banyak digunakan untuk menggambarkan sikap sarkastik terhadap sesuatu. Pada
meme-meme lainnya yang menggunakan gambar yang sama, penggunaan kata ‘that’d be great’
sebelumnya diikuti kalimat ‘keinginan’ yang disampaikan secara sarkastik seperti yang
dilakukan pada meme ini. Dalam hal ini, meme tersebut menegaskan bagaimana banyak orang
merasa bahwa tantangan ini terlalu banyak dibahas baik di media sosial maupun dunia nyata dan
sangat banyak orang yang melakukannya.
Setelah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa isu yang ingin diangkat dalam meme ini
adalah ketenaran tantangan yang dianggap sudah terlalu berlebihan. Pada masanya, tantangan ini
sangat terkenal karena banyak orang yang membicarakan dan melakukannya. Terlebih tantangan
ini disebar melalui media sosial yang membuat banyak orang bisa melihat perkembangan
tantangan ini berupa video, komentar, ataupun berita. Hal tersebutlah yang diangkat dalam meme
ini sehingga meme ini memiliki pemaknaan yang menggambarkan kejenuhan atau rasa muak
seseorang terhadap Ice Bucket Challenge yang dianggap terlalu banyak diperbincangkan. Oleh
karena itu meme ini digunakan tidak hanya untuk menyindir para peserta tantangan ataupun
orang-orang yang membicarakan Ice Bucket Challenge tapi juga menyuarakan ekspresi orang-
orang tentang kejenuhan yang mereka rasakan.
4. Kesimpulan
Setelah melihat dan menganalisis beberapa meme di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan dari meme-meme ini juga menyuarakan atau menyindir beberapa isu terkait dengan
3 Terdapat 1,2 juta video yang diunggah di Facebook pada Juni-Agustus 2014 dan Ice Bucket Challenge menjadi topik yang paling banyak diperbincangkan lebih dari 2,2 juta kali di Twitter sejak 29 Juli 2014
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Ice Bucket Challenge. Berbeda dengan komentar yang hanya berupa tulisan, meme membuat
pesan yang ingin disampaikan sedikir berbeda. Tidak hanya karena lucu dan menghibur,
penggabungan gambar dan teks membuat meme dapat dengan lebih mudah dihubungkan atau
derelasikan oleh pembaca dengan isu yang ingin diangkat. Sama seperti komentar yang
ditemukan di Twitter, pemaknaan tantangan yang didapatkan oleh para pengguna internet dan
media sosial tidak jauh dari isu yang banyak orang-orang bicarkan di media sosial seperti isu
kelangkaan air, slacktivism, kepedulian, dan hingga anggapan bahwa tantangan ini terlalu sering
dibicarakan.
Makna yang direpresentaikan dapat dilihat dari isu-isu yang diangkat dalam setiap meme.
Seperti isu kelangkaan air pada meme Third World Successful Kid yang secara tidak langsung
menggambarkan bahwa pengirim meme setuju akan pendapat bahwa Ice Bucket Challenge
membuang-buang air. Selanjutnya isu slacktivisme yang menggambarkan bahwa seakan para
peserta mencari perhatian di media sosial dan mereka mulai mempertanyakan kesungguhan
peserta terhadap tantangan ini terlebih penyakit ALS itu sendiri. Permasalahan ini dapat
ditemukan di meme Creepy Willy Wonka dan meme Third World Succesful Kid. Isu lain yang
diangkat adalah ekspresi yang menggambarkan kelelahan atau rasa muak akan banyaknya orang
yang menbicarakan tantangan ini atau bahkan hanya sekedar sebagai hiburan atau guyonan
seperti yang ditemukan dalam meme Titanic. Dalam meme itu sendiri dapat disimpulkan bahwa
pemaknaan terebut disampaikan dengan cara yang sama sebab sifat meme itu sendiri yang
menghibbur. Hal itu dapat dilihat dari bagaiman bahasa yang digunakan bersikap menyindir
namun pesan dan maksud yang ingin disampaikan tetap dapat dimengerti. Pemaknaan dan citra
Ice Bucket Challenge tergambar dengan jelas melihat meme menggunakan gambar dan juga teks
sehingga konteks menjadi lebih jelas. Selain itu, meme yang sekarang merupakan salah satu
bagian dari budaya populer juga membantu citra ini cepat tersebar dan diterima oleh masyarakat
lain. Dengan meme, pemaknaan yang sebenarnya cenderung bersifat kritis dapat disampaikan
dan diterima dengan mudah karena disampaikan dengan jenaka dan menghibur agar lebih mudah
diterima. Dapat dilihat bagaimana pada meme-meme tersebut terkadang terdapat unsur yang
menyinggung seperti stereotip orang berkulit hitam yang dekat dengan isu kelangkaan air dan
orang berkulit putih yang dianggap sebagai pelaku utama tatangan ini. Meskipun begitu, hal
tersebut masih bisa diterima karena hal tersebut merupakan sesuatu yang bisa dengan mudah
dihubungkan oleh masyarakat.
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa media sosial berperan penting dalam hal ini.
Seperti yang telah kita ketahui, tantangan ini menggunakan media sosial sebagai media untuk
menyebarkan informasi baik berupa pesan maupun video para peserta melakukan tantangan itu
sendiri. Selain itu korpus di atas juga menggunakan media sosial sebagai medianya. Terlihat
bagaimana media sosial berpengaruh tidak hanya sebagai media namun juga mempengaruhi
penyebab meme tersebut muncul. Meme yang dikirimkan cenderung bersifat menyindir namun
terlihat bagaimana para pengirim sebenarnya memiliki pikiran yang berbeda dengan peserta itu
sendiri dan memutuskan untuk menyalurkan perasaan mereka lewat komentar atau meme.
Analisis yang penulis lakukan merupakan sebuah kajian budaya yang membahas tentang
fenomena Ice Bucket Challenge lewat korpus meme berbahasa Inggris. Penelitian lebih lanjut
masih mungkin untuk dilakukan terkait isu Ice Bucket Challenge. Diharapkan penelitian ini
dapat membantu dan bermanfaat begitu juga dengan penelitian penelitian sebelumnya.
Daftar Pustaka
Allen, G. (2000). Intertextuality. New Critical Idiom series. Abingdon and New York: Routledge.
ALS Association. ALS Ice Bucket Challenge. Retrieved August
12, 2014 http://www.alsa.org/fight-als/ice-bucket-challenge.html
Austin, J. L. (1962) How to Do Things with Words, Cambridge, Mass.: Harvard University
Press.
Bakhtin, M. M. (1984). Problems of Dostooevsky’s Poetics. C. Emerson (trans. and ed.).
Minneapolis: University of Minnesota Press.
Bakhtin, M. M. (1986). Speech Genres and other late essays. V. W. McGee, C. Emerson and M.
Holquist (trans. And ed.). Austin: University of Texas Press
Davison, P. (2012). The language of internet memes. The social media reader, 120-134. Dennis, J. (n.d.). What is slacktivism? Diambil pada November 2015 dari
http://www.jameswilldennis.com/what-is-slacktivism/
Gill, P., (n.d.). What Is a 'Meme'? What Are Examples of Modern Internet Memes?
Retrieved August 23, 2015 from
http://netforbeginners.about.com/od/weirdwebculture/f/What-Is-an-Internet-Meme.htm
Kariko, A. A. T. (2012). Analysis on internet memes using semiotics. Diambil pada 27
November 2015 dari http://english.binus.ac.id/2013/06/24/analysis-on-internet-memes-
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016
using-semiotics/
Know Your Meme. Condescending Wonka/Creepy Wonka. Diambil pada 27 November 2015
dari http://knowyourmeme.com/memes/condescending-wonka-creepy-wonka
Know Your Meme. That Would Be Great. Diambil pada 27 November 2015 dari
http://knowyourmeme.com/memes/that-would-be-great
KnowYour Meme. Third World Success. Diambia pada 27 November 2015 dari
http://knowyourmeme.com/memes/third-world-success
Kristeva, J. (1969). Semiotics. Paris: Seuil, 69.
Kristeva. J. (1980). Desire in Language: A Semiotics Approach to Literature and Art. New York:
Columbia University Press.
Kristeva, J., & Moi, T. (1986). The kristeva reader. Columbia University Press. Longhurst, B., Bagnall, G., Smith, G., & Baldwin, E. (2008). Introducing cultural studies.
Pearson Education.
Meredith, A. (2012). What is a meme? How d I start a meme? Retrieved September 21, 2015.
http://scalablesocialmedia.com/2012/12/what-is-a-meme-how-do-i-start-a-meme/
Rotman, D., Vieweg, S., Yardi, S., Chi, E., Preece, J., Shneiderman, B., ... & Glaisyer, T. (2011,
May). From slacktivism to activism: participatory culture in the age of social media. In
CHI'11 Extended Abstracts on Human Factors in Computing Systems (pp. 819-822).
ACM..
Saussure, de. F. (1915). Course in General Linguistics. New York: Open Court Classics
Sayani, M. N. (2013). Semiotic Analysis of Memes in 9gag. com. HUMANIS, (1). Diunduh pada
4 Maret 2015
Searle, J. R. (1969). Speech acts: An essay in the philosophy of language(Vol. 626). Cambridge
university press.
Shifman, L. (2013). Memes in digital culture. Mit Press.
Wulandari, S. (2014). Speech Act Analysis On Facebook Statuses Used By Students Of
Muhammadiyah University Of Surakarta (Doctoral dissertation,
Ice bucket ..., Aisha Andari Rahmiputri, FIB UI, 2016