12
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah itik Magelang Jantan yang dipelihara selama 60 hari di Kandang itik milik Bapak Asep yang beralamat di Jl. Caringin, Jatinangor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan 6 perlakuan dan 10 pengulangan. Umur itik yang digunakan 1 hari setelah menetas. Total itik yang dipelihara sebanyak 60 ekor. 3.1.2 Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus dicampurkan ke dalam air minum sebanyak 10 ml/L dengan proporsi sebagai berikut. P0 : tanpa probiotik P1 : 100% Streptococcus thermophillus + 0% Bacillus cereus P2 : 25% Streptococcus thermophillus + 75% Bacillus cereus P3 : 50% Streptococcus thermophillus + 50% Bacillus cereus P4 : 75% Streptococcus thermophillus + 25% Bacillus cereus P5 : 0% Streptococcus thermophillus + 100% Bacillus cereus 3.1.3 Kandang dan Peralatan Kandang dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang dengan sistem flock yang berukuran 30 cm x 30 cm x 50 cm. Tiap petak kandang diisi itik sebanyak 1 ekor. Total petak kandang yang dibutuhkan adalah sebanyak 60 petak (flock).

III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

3.1.1 Ternak Percobaan

Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah itik Magelang Jantan yang

dipelihara selama 60 hari di Kandang itik milik Bapak Asep yang beralamat di Jl.

Caringin, Jatinangor, Jawa Barat. Penelitian menggunakan 6 perlakuan dan 10

pengulangan. Umur itik yang digunakan 1 hari setelah menetas. Total itik yang

dipelihara sebanyak 60 ekor.

3.1.2 Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus

Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus dicampurkan

ke dalam air minum sebanyak 10 ml/L dengan proporsi sebagai berikut.

P0 : tanpa probiotik

P1 : 100% Streptococcus thermophillus + 0% Bacillus cereus

P2 : 25% Streptococcus thermophillus + 75% Bacillus cereus

P3 : 50% Streptococcus thermophillus + 50% Bacillus cereus

P4 : 75% Streptococcus thermophillus + 25% Bacillus cereus

P5 : 0% Streptococcus thermophillus + 100% Bacillus cereus

3.1.3 Kandang dan Peralatan

Kandang dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kandang dengan sistem flock yang berukuran 30 cm x 30 cm x 50 cm. Tiap petak

kandang diisi itik sebanyak 1 ekor. Total petak kandang yang dibutuhkan adalah

sebanyak 60 petak (flock).

Page 2: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

24

3.1.4 Bahan dan Alat Penelitian

3.1.4.1 Pembuatan Probiotik

1. Beaker glass, untuk menyimpan larutan probiotik.

2. Petri dish, tempat untuk membiakan sel bakteri.

3. Botol kecil, untuk menampung campuran probiotik yang akan diberikan pada

itik.

4. Alkohol, untuk strerilisasi alat agar tidak terkontaminasi.

5. Autoklaf, untuk sterilisasi alat agar tidak terkontaminasi.

6. Sabun cair, untuk membersihkan alat yang telah dipakai.

7. Aquadest, cairan untuk membuat larutan.

8. Magnetic stirer, alat pencampur ketika proses perbanyakan mikroba.

9. Ose steril, untuk memindahkan mikroorganisme.

10. Labu erlenmeyer, untuk pembuatan inoculum.

11. Fermentor, untuk aerasi (penambahan udara).

3.1.4.2 Pemeliharaan

1. Alas kandang menggunakan tipe panggung dengan tinggi 20 cm.

2. Brooder (pemanas), menggunakan lampu pijar 40 watt untuk menjaga suhu

agar tidak terlalu dingin selama pemeliharaan.

3. Tempat pakan (feeder) dan tempat air minum (drinker).

4. Pisau, sebagai alat potong untuk menyembelih.

5. Ember, sarung tangan karet, timbangan digital, air hangat.

6. Tirai plastik, untuk menutup seluruh kandang agar suhu di dalam tidak

terlalu dingin ketika malam hari.

Page 3: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

25

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Tahap Persiapan

1. Persiapan pembuatan probiotik dilakukan dengan cara mensterilkan semua

alat yang digunakan yaitu beaker glass, petri dish, botol kecil, dicuci dengan

sabun cair, selanjutnya dibilas sampai bersih kemudian dibungkus dengan

kertas dan disterilisasikan dengan menggunakan autoklaf selama 15 menit

dengan tekanan 15 atm suhu 1210C dengan tujuan menghilangkan

kontaminasi mikroba lain.

2. Kandang beserta peralatan yang digunakan dibersihkan dan didesinfeksi

terlebih dahulu dengan cara penyemprotan menggunakan desinfektan, diikuti

dengan pemasangan lampu dan litter kandang. Persiapan kandang sebanyak

60 unit dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 50 cm. Begitu juga dengan tempat

pakan dan air minum dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.

3. Ransum yang digunakan adalah ransum yang dibuat sendiri disesuaikan

dengan kebutuhan itik pedaging. Kandungan energi dan formulasi ransum

yang akan diberikan pada itik adalah sebagai berikut.

Page 4: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

26

Tabel 3. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien dalam Bahan Pakan

Bahan pakan

EM PK LK SK Ca P Lisin Metionin Sistin

....Kkal…

… /kg..... ……..........................................%........................................................ Jagung kuning

3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18

Dedak halus

1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40

Bungkil kedelai

2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67

Bungkil kelapa

2120 21,00 1,80 15,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30

Tepung ikan

3080 60,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 0,94

Tepung tulang

0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00

Minyak kelapa

8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Premix 0 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10

Sumber : Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Padjadjaran (2014).

Tabel 4. Formulasi Ransum Percobaan

Bahan Pakan Persentase

..........%..........

Jagung kuning 49,00

Dedak halus 19,25

Bungkil kedelai 14,00

Bungkil kelapa 5,75

Tepung ikan 10,00

Tepung tulang 1,50

Minyak kelapa 0,00

Premix 0,50

Jumlah 100,00

Page 5: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

27

Tabel 5. Kandungan Energi Metabolis dan Nutrien dalam Ransum Percobaan

Kandungan Bahan Persentase

..........%..........

Protein Kasar 20,03

Lemak Kasar 5,54

Serat Kasar 5,09

Kalsium 1,05

Fosfor 0,62

Lisin 1,19

Metionin + sistin Energi metabolis (2709 kkal/kg)

0,80

Sumber : Hasil Perhitungan Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4.

3.2.2 Pembuatan Probiotik

Pembuatan probiotik dalam penelitian ini mengacu pada pembuatan

probiotik oleh Manin, et al. (2007) yang dijelaskan di bawah ini.

3.2.2.1 Perbanyakan mikroba Streptococcus thermophillus

Sebanyak 54 gram MRS Agar dilarutkan dalam 1000 ml aquadest,

dihomogenkan dengan menggunakan magnetic stirer, disterilisasi dengan

menggunakan autoclaf dengan suhu 1210 C, tekanan 15 atm, dan waktu 15 menit.

Setelah proses sterilisasi selesai, media didistribusikan sebanyak 4 ml dalam

cawan petri 10 ml dan dibiarkan sampai padat selama 24 jam. Setelah itu, kultur

ditanam di media steril menggunakan ose steril dengan menggoreskan ose ke

permukaan media, kemudian dilakukan inkubasi pada suhu 38-400 C selama 24-

48 jam hingga kultur bertumbuh.

Page 6: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

28

3.2.2.2 Pembuatan medium aerasi Streptococcus thermophillus

Sebanyak 100 gram tepung bungkil kacang kedelai dan 100 ml molases

dicampurkan ke dalam 1000 ml aquades kemudian dididihkan selama 5 menit,

disaring dan didinginkan. Setelah medium aerasi dingin, medium aerasi

diautoclave selama 15 menit dengan suhu 1210C dengan tekanan 15 atm.

3.2.2.3 Pembuatan Inokulum Streptococcus thermophillus

Sebanyak 10 ml ekstrak tepung bungkil kedelai dan molases steril

dimasukkan ke dalam petri dish yang telah ditumbuhi biakan murni Streptococcus

thermophillus, dikocok sampai mikroba lepas dari media, lalu dimasukkan ke

dalam labu erlenmeyer 250 ml yang telah berisi ekstrak tepung bungkil kedelai

dan molases sebanyak 50 ml. Kemudian diaerasi dalam fermentor selama 12-18

jam pada suhu 38-400 C dengan harapan diperoleh jumlah bakteri minimal 10

6 sel

bakteri Streptococcus thermophillus (Stanburry and Whitaker, 1984). Jumlah

koloni Bacillus cereus dihitung dengan Total Plate Count (TPC) melalui metode

pengenceran.

3.2.2.4 Perbanyakan mikroba Bacillus cereus

Medium Bacillus cereus terdiri dari Bacto agar 25 gram, dilarutkan

dengan aquadest hingga volumenya menjadi 1000 ml, lalu dihomogenkan dengan

magnetic stirer dan disterilisasikan dengan autoclaf pada suhu 1210

C dan tekanan

15 atm selama 15 menit. Setelah proses sterilisasi selesai, media Bacillus

dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, lalu dimiringkan dibiarkan

sampai memadat, sebagian lagi dimasukkan kedalam cawan petri sebanyak 5 ml

lalu dibiarkan sampai memadat dan selama 24 jam. Setelah itu, kultur ditanam

dengan menggunakan ose steril dengan cara menggoreskan ose ke permukaan

Page 7: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

29

media kemudian diinkubasi pada suhu 38-400 C selama 24-48 jam sampai kultur

bertumbuh.

3.2.2.5 Penyediaan medium aerasi untuk Bacillus cereus

Sebanyak 50 gram tepung ikan dan 50 gram gula dilarutkan dalam 1000

ml aquadest, kemudian dipanaskan sampai mendidih (1000 C selama 5 menit,

saring dan didinginkan). Setelah dingin medium tersebut diautoclave pada suhu

1210

C dan tekanan 15 atm selama 15 menit.

3.2.2.6 Pembuatan Inokulum Bacillus cereus

Sebanyak 10 ml ekstrak tepung ikan dan gula steril dimasukkan kedalam

petri dish yang telah ditumbuhi biakan murni Bacillus, dikocok sampai mikroba

lepas dari media, lalu dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer 250 ml yang telah

berisi ekstrak tepung ikan dan gula sebanyak 50 ml. Kemudian diaerasi dengan

fermentor dengan kecepatan 14 liter/menit pada suhu 38-390 C selama 12-18 jam.

Diharapkan inokulum sudah mengandung minimal 106 sel Bacillus (Stanburry and

Whitaker, 1984). Jumlah bakteri Bacillus cereus dihitung dengan Total Plate

Count (TPC) melalui metode pengenceran.

3.2.2.7 Pembuatan Campuran Probiotik

Setelah inokulum siap, pencampuran probiotik dilakukan sesuai dengan

perlakuan yang sudah ditentukan dan diberikan dengan jumlah 10 ml/liter air

minum.

Page 8: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

30

Untuk setiap liter probiotik yang siap pakai, maka campurannya adalah sebagai

berikut:

P0 : tanpa probiotik

P1 : 100 % Streptococcus thermophillus

P2 : 25 % Streptococcus thermophillus + 75 % Bacillus cereus

P3 : 50 % Streptococcus thermophillus + 50 % Bacillus cereus

P4 : 75 % Streptococcus thermophillus + 25 % Bacillus cereus

P5 : 100 % Bacillus cereus

3.2.3 Komposisi Campuran Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus di dalam air minum

Bahan probiotik yang digunakan adalah Streptococcus thermophillus dan

Bacillus cereus. Penyusunan campuran dilakukan berdasarkan pada perlakuan

yang akan diberikan sesuai dengan penelitian sebagai berikut.

Tabel 6. Persentase Campuran Probiotik Streptococcus thermophillus dan Bacillus cereus

Probiotik P0 P1 P2 P3 P4 P5

………………………….%........................................ Streptococcus thermophillus 0 100 75 50 25 0

Bacillus cereus 0 0 25 50 75 100

3.2.4 Tahapan Penelitian

DOD yang baru datang ditimbang untuk mengetahui bobot awalnya.

Setiap kandang diberi nomor dan kode perlakuan secara acak, kemudian DOD

ditempatkan secara acak ke dalam 60 unit kandang masing-masing 1 ekor. Itik

Page 9: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

31

dipelihara selama 60 hari. Ransum yang digunakan ditimbang sebelum diberikan,

kemudian diberikan 2 kali dalam sehari. Pemberian air minum dilakukan dengan

mencampurkan 1000 ml air dengan 10 ml campuran probiotik seperti pada Tabel

6.

Setelah umur 60 hari, itik dipuasakan 12 jam sebelum pemotongan,

kemudian itik dipotong seluruhnya dan ditimbang bobot potong, bobot bagian

edible dan bobot bagian inedible nya.

3.2.5 Peubah yang diamati

3.2.5.1 Bobot Potong

Bobot potong adalah bobot hidup itik sebelum dipotong yang sebelumnya

sudah dipuasakan selama 8-12 jam.

3.2.5.2 Bagian Edible (Biyatmoko, 2001)

1. Bobot karkas yaitu bobot tubuh tanpa darah, bulu, leher, kaki, kepala

dan seluruh isi rongga perut kecuali giblet

2. Bobot giblet meliputi berat jantung, hati dan ampela

3. Bobot leher

3.2.5.3 Bagian Inedible (Biyatmoko,2001)

1. Bobot jeroan tanpa giblet

2. Bobot kepala

3. Bobot kaki

4. Bobot bulu yaitu setelah dipisahkan dari tubuh itik

5. Bobot darah yaitu berat bobot setelah dipotong dikurangi bobot potong

6. Bobot lemak abdominal

Page 10: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

32

3.2.6 Rancangan Percobaan

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 10 ulangan. Penempatan itik dalam tiap

unit kandang percobaan dilakukan secara acak.

Data yang diperoleh dianalisis ragam, apabila pengaruh berbeda nyata

maka dilakukan Uji Duncan (Steel dan Torrie, 1991).

Tabel 7. Daftar Sidik Ragam

Sumber Keragaman DB JK KT F-hitung

Perlakuan t - 1 JKP KTP KTP/KTG

Galat t(r - 1) JKG KTG

Total tr - 1 JKT

Keterangan:

JK : Jumlah Kuadrat

DB : Derajat Bebas

KT : Kuadrat Tengah

FK : Faktor Koreksi

Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yij = µ + α i+ ε i j

Keterangan :

Yij = Nilai Pengamatan pada perlakuan ke-i yang mendapat ulangan ke-j

µ = Nilai tengah umum (rata-rata populasi)

α i = Pengaruh perlakuan ke-i

ε i j = Pengaruh galat pada perlakuan ke-i ulangan ke-j

Page 11: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

33

i = 1,2,3,4,5,6.

j = 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.

Hipotesis

H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = P4 = P5

H1 : P0 ≠ P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ P4 ≠ P5, atau paling sedikit ada perlakuan yang tidak

sama

Jika F-hitung > F-tabel maka H1 diterima, H0 ditolak (signifikan). Uji

lanjut dilakukan dengan Uji Duncan.

Apabila ada perbedaan yang nyata (F 0,05) antar perlakuan, maka

dilanjutkan dengan Uji Duncan dengan rumus :

= √

LSR = SSR x Sx

Keterangan :

Sx = Simpangan baku

r = Jumlah ulangan

KTG = Kuadrat tengah galat

LSR = Least Significant Range

SSR = Studentized Significant Range

Page 12: III BAHAN DAN METODE PENELITIANmedia.unpad.ac.id/thesis/200110/2010/200110100093_3_7460.pdf · 2017-07-11 · III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan

34

Kaidah Keputusan :

Bila d LSR, tidak berbeda nyata

d LSR, berbeda nyata

Keterangan :

d = selisih antara dua nilai rata-rata