16
PRESENTASI KASUS DERMATITIS DISHIDROSIS Oleh : Astri Nurfidayanti FK YARSI (1102004036) Alberdo Rio Limenta FK UKRIDA (112011211) Dipresentasikan pada tanggal 25 Juni 2012 Moderator : Dr. Brahm, SpKK KEPANITERAAN DEPARTEMEN KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

PRESENTASI KASUS

DERMATITIS DISHIDROSIS

Oleh :

Astri Nurfidayanti FK YARSI (1102004036)

Alberdo Rio Limenta FK UKRIDA (112011211)

Dipresentasikan pada tanggal 25 Juni 2012

Moderator : Dr. Brahm, SpKK

KEPANITERAAN DEPARTEMEN KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO

JAKARTA

PERIODE 28 MEI – 29 JUNI 2012

Page 2: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

BAB I

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS

Nama : An. N

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Condet, Jakarta Timur

Umur : 7 tahun

Agama : Islam

Tgl Pemeriksaan : 18 Juni 2012

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara allo-anamnesis, tanggal 18 Juni 2012

Keluhan Utama

Keropeng pada jari manis dan kelingking tangan kanan

Keluhan tambahan

Tidak ada

Riwayat Perjalanan Penyakit

Tujuh hari SMRS, timbul lenting yang gatal berisi cairan bening, di jari

kelingking tangan kanan. Ibu pasien mengaku lenting tidak pernah digaruk. Lenting ini

kemudian pecah dan mengering menimbulkan keropeng berwarna kuning sampai

kecoklatan. Ibu pasien mengaku tidak membawa pasien ke dokter.

Tiga hari SMRS timbul kembali lenting di jari manis tangan kanan yang

kemudian pecah dan timbul keropeng. Karena keropeng yang dahulu tidak sembuh dan

muncul kembali keropeng yang baru, ibu pasien membawa pasien ke dokter. Pasien diberi

obat salep betamethasone dan puyer tetapi tidak sembuh.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada

Riwayat penyakit Keluarga

Tidak ada

1

Page 3: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

III. PEMERIKSAAN FISIK

1) Status Generalis

Kesadaran : Kompos mentis

Keadaan Umum : Baik

BB : 20kg

Tanda Vital:

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 20 x/menit

Suhu : afebris

Kepala : normochepal, rambut warna hitam, distribusi merata

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Kelenjar getah bening : KGB tidak terdapat pembesaran.

Thorax : Paru : SN vesikuler, Rh (-), Wh (-)

Jantung : BJ I-II murni reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen : supel, nyeri tekan (-), tidak teraba pembesaran hati dan

lien

Ektremitas : akral hangat, udem (-/-)

2) Status Dermatologikus

a) Lokasi:

Regio manus dextra digiti IV dan V.

Efloresensi:

Bercak eritematosa berukuran numuler berbatas tegas sampai tidak tegas

tertutup krusta warna kuning kecoklatan dan terdapat erosi.

2

Page 4: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada

V. RESUME

Seorang anak laki-laki berinisial N, berumur 7 tahun datang dengan keluhan

adanya keropeng pada jari manis dan jari kelingking tangan kanan. Awalnya berupa

lenting lalu menjadi keropeng. Sudah pernah diobati dengan betamethasone salep dan

puyer tetapi tidak sembuh.

Status generalis dalam batas normal. Status dermatologikus pada regio manus

dextra digiti IV dan V tampak bercak eritematosa berukuran numuler berbatas tegas

sampai tidak tegas tertutup krusta warna kuning kecoklatan dan terdapat erosi.

VI. DIAGNOSIS KERJA

Dermatitis dishidrosis

VII. DIAGNOSIS BANDING

Tidak ada

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

Tidak ada

IX. PENATALAKSANAAN

1) Non-Medikamentosa:

o Menjaga kebersihan diri dengan mandi secara teratur.

o Menjaga agar anak tidak menggaruk lesi tersebut.

3

Page 5: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

2) Medikamentosa:

a) Topikal

Eritromisin 1% salep 2x sehari selama 7 hari

Hidrokortison 1% salep 2x sehari

b) Sistemik

Loratadine tablet 10mg 1x sehari jika gatal

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam

Quo ad functionam : Bonam

Quo ad sanationam : Bonam

4

Page 6: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

IMPETIGO KRUSTOSA

2.1 DEFINISI1

Impetigo krustosa adalah pioderma superfisialis yang disebabkan oleh bakteri

Staphylococcus aureus.

2.2 EPIDEMIOLOGI2

Terjadinya penyakit impetigo krustosa di seluruh dunia tergolong relatif

sering. Penyakit ini banyak terjadi pada anak - anak kisaran usia 2-5 tahun dengan

rasio yang sama antara laki-laki dan perempuan. Di Amerika, impetigo merupakan

10% dari penyakit kulit anak yang menjadi penyakit infeksi kulit bakteri utama dan

penyakit kulit peringkat tiga terbesar pada anak. Di Inggris kejadian impetigo pada

anak sampai usia 4 tahun sebanyak 2,8% pertahun dan 1,6% pada anak usia 5-15

tahun.

Impetigo krustosa banyak terjadi pada musim panas dan daerah lembab,

seperti Amerika Selatan yang merupakan daerah endemik dan predominan, dengan

puncak insiden di akhir musim panas. Anak-anak prasekolah dan sekolah paling

sering terinfeksi. Pada usia dewasa, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.

2.3 ETIOLOGI1

Biasanya Streptococcus β-Hemolyticus .

2.4 GEJALA KLINIS1-3

Impetigo krustosa, terutama terdapat pada neonati dan anak yang lebih besar,

ditandai oleh pembentukan vesikel (gelembung berisi cairan dengan diameter <0,5cm)

yang cepat berubah menjadi bula (gelembung berisi cairan berdiameter >0,5cm) yang

lunak. Impetigo ini tidak disertai gejala umum. Tempat predileksi di muka, yakni di

5

Page 7: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

sekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut.

Pada permulaan bula berisi cairan kuning yang kemudian berubah menjadi cairan

kuning pekat dan keruh. Kelainan kulit berupa eritema dan vesikel yang cepat

memecah sehingga jika penderita datang berobat yang terlihat ialah krusta tebal

berwarna kuning seperti madu. Jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Sering

krusta menyebar ke perifer dan sembuh di bagian tengah. Atap dari bula pecah dan

meninggalkan gambaran “collarette” pada pinggirnya. Krusta “varnishlike” terbentuk

pada bagian tengah yang jika disingkirkan memperlihatkan dasar yang merah dan

basah.

Bila impetigo menyertai kelainan kulit lainnya maka, kelainan itu dapat

menyertai dermatitis atopi, varisela, gigitan binatang dan lain-lain. Lesi dapat lokal

atau tersebar, seringkali di wajah atau tempat lain, seperti tempat yang lembab, lipatan

kulit, ketiak atau lipatan leher. Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening di

dekat lesi.

Pada bayi, lesi yang luas dapat disertai dengan gejala demam, lemah, diare.

Jarang sekali disetai dengan radang paru, infeksi sendi atau tulang. Bentuk impetigo

bulosa yang luas dan berat ialah pemfigus neonatorum (penyakit Ritter) yang sering

disertai demam.

2.5 DIAGNOSIS BANDING1,4

Ektima: ulkus superficial dengan krusta berwarna kuning diatasnya.

Pemfigus: biasanya bula berdinding tebal, dikelilingi oleh daerah eritematosa

dan keadaan umum buruk.

Impetigenisasi: menunjukkan pula gejala-gejala penyakit primer dengan

gejala konstitusi berupa demam dan malaise.

Tinea sirsinata: jika lepuh pecah, bagian tepi masih menunjukkan adanya

lepuh, tetapi bagian tengah menyembuh.

2.6 PENGOBATAN2

Terapi lokal:

Penderita diberikan antibiotik topikal bila lesi terbatas, terutama pada wajah

dan penderita sehat secara fisik. Pemberian obat topikal ini dapat sebagai profilaksis

terhadap penularan infeksi pada saat anak melakukan aktivitas disekolah atau tempat

lainnya. Antibiotik topikal diberikan 2-3 kali sehari selama 7-10 hari.

6

Page 8: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

o Mupirocin

Mupirocin (pseudomonic acid) merupakan antibiotik yang berasal dari

Pseudomonas fluorescent .Mekanisme kerja mupirocin yaitu menghambat

sintesis protein (asam amino) dengan mengikat isoleusil-tRNA sintetase

sehingga menghambat aktivitas coccus Gram positif seperti Staphylococcus

dan sebagian besar Streptococcus. Salap mupirocin 2% diindikasikan untuk

pengobatan impetigo yang disebabkan Staphylococcus dan Streptococcus

pyogenes.

o Asam Fusidat

Asam Fusidat merupakan antibiotik yang berasal dari Fusidium coccineum.

Mekanisme kerja asam fusidat yaitu menghambat sintesis protein. Salap atau

krim asam fusidat 2% aktif melawan kuman gram positif dan telah teruji

sama efektif dengan mupirocin topikal.

o Bacitracin

Baciracin merupakan antibiotik polipeptida siklik yang berasal dari Strain

Bacillus Subtilis. Mekanisme kerja bacitracin yaitu menghambat sintesis

dinding sel bakteri dengan menghambat defosforilasi ikatan membran lipid

pirofosfat sehingga aktif melawan coccus Gram positif seperti

Staphylococcus dan Streptococcus. Bacitracin topikal efektif untuk

pengobatan infeksi bakteri superfisial kulit seperti impetigo.

o Retapamulin

Retapamulin bekerja menghambat sintesis protein dengan berikatan dengan

subunit 50S ribosom pada protein L3 dekat dengan peptidil transferase.

Salap Retapamulin 1% telah diterima oleh Food and Drug Administraion

(FDA) pada tahun 2007 sebagai terapi impetigo pada remaja dan anak-anak

diatas 9 bulan dan telah menunjukkan aktivitasnya melawan kuman yang

resisten terhadap beberapa obat seperti metisilin, eritromisin, asam fusidat,

mupirosin, azitromisin

Terapi sistemik:

Pemberian antibiotik sistemik pada impetigo diindikasikan bila terdapat lesi

yang luas atau berat, limfadenopati, atau gejala sistemik.

a. Pilihan Pertama (Golongan ß Lactam)

7

Page 9: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

Golongan Penicilin (bakterisid)

o Amoksisilin+ Asam klavulanat

Dosis 2x 250-500 mg/hari (25 mg/kgBB) selama 10 hari.

Golongan Sefalosporin generasi-ke1 (bakterisid)

o Sefaleksin

Dosis 4x 250-500 mg/hari (40-50 mg/kgBB/hari) selama 10

hari.

o Kloksasilin

Dosis 4x 250-500 mg/hari selama 10 hari.

b. Pilihan Kedua

Golongan Makrolida (bakteriostatik)

o Eritromisin

Dosis 30-50mg/kgBB/hari.

o Azitromisin

Dosis 500 mg/hari untuk hari ke-1 dan dosis 250 mg/hari untuk

hari ke-2 sampai hari ke-4.

2.7 PENCEGAHAN3

Mandi teratur dengan sabun dan air (sabun antiseptik dapat digunakan,

namun dapat mengiritasi pada sebagian kulit orang yang kulit sensitif)

Higiene yang baik, mencakup cuci tangan teratur, menjaga kuku jari

tetap pendek dan bersih

Jauhkan diri dan orang dengan impetigo

Orang yang kontak dengan orang yang terkena impetigo segera

mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

Cuci pakaian, handuk dan sprei dari anak dengan impetigo terpisah dari

yang lainnya. Cuci dengan air panas dan keringkan di bawah sinar

matahari atau pengering yang panas. Mainan yang dipakai dapat dicuci

dengan disinfektan.

Gunakan sarung tangan saat mengoleskan antibiotik topikal di tempat

yang terinfeksi dan cuci tangan setelah itu.

2.8 KOMPLIKASI3

8

Page 10: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

Impetigo biasanya sembuh tanpa penyulit dalam dua minggu walaupun tidak

diobati. Komplikasi berupa radang ginjal pasca infeksi streptokokus terjadi pada 1-5%

pasien terutama usia 2-6 tahun dan hal ini tidak dipengaruhi oleh pengobatan

antibiotik. Gejala berupa bengkak dan tekanan darah tinggi, pada sepertiga terdapat

urin seperti warna teh. Keadaan ini umumnya sembuh secara spontan walaupun

gejala-gejala tadi muncul.

Komplikasi yang jarang terjadi adalah infeksi tulang (osteomielitis), radang paru-

paru (pneumonia), selulitis, psoriasis, staphylococcal scalded skin syndrome, radang

pembuluh limfe atau kelenjar getah bening.

2.9 PROGNOSIS2

Pada beberapa individu, bila tidak ada penyakit lain sebelumnya impetigo

krustosa dapat membaik spontan dalam 2-3 minggu. Namun, bila tidak diobati

impetigo krustosa dapat bertahan dan menyebabkan lesi pada tempat baru.

9

Page 11: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

DAFTAR PUSTAKA

1) Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed.

Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2011.p.57-59.

2) Impetigo krustosa. Edisi 2010. Diunduh dari

http://www.docstoc.com/docs/51628802/Impetigo-Krustosa-Referat. 21 juni

2012.

3) Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Edisi ke-1. Jakarta:Hipokrates; 2000. P.49.

4) Siregar, RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. 2nd ed. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2005.p.45-49.

10

Page 12: Impetigo Krustosa Manus Dextra-3

11