17
IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA POS LINTAS BATAS NEGARA (PLBN) SEI PANCANG DI KALIMANTAN UTARA Agung Hariyanto, James E.D Rilatupa, Charles O.P Marpaung NIM:1905290008 Mahasiswa Magister Arsitektur Universitas Kristen Indonesia [email protected] ABSTRACT In order to exteriorize green buildings, it is necessary to fulfill the building requirements that are functional, reliable, and in accordance with building arrangements that are harmonious and in harmony with the environment in accordance with the provisions of Article 3 paragraph (1) of Law Number 28 Year 2002 concerning Buildings. The occurring problems with the cross-border post (PLBN) building at Sei Pancang in North Kalimantan is because it is located in the outer regions of Indonesia where the location is still difficult to reach, supporting facilities both in the area and buildings are very minimal, clean water supply is still far from feasible so appropriate implementation is needed to find out how optimal the application of water conservation aspects in buildings in the outer regions of Indonesia. The analysis process is done by calculating the percentage of optimization performed on system modifications to the existing building design. This data processing process matches the schematic standard determined by the Regulation of the Minister of Public Works and Green Building Council Indonesia (GBCI) with the schematic that exists in the Sei Pancang PLBN building. In addition, the process of applying architectural components in the example of building applications that use the concept of green building water conservation by Ken Yang architects based on thought patterns and building planning concepts is taken as a main conclusion related to the application of water conservation in buildings and to be applied as modifications to the PLBN building to optimize the concept green building water conservation by calculating how optimal or not the modifications made to the Sei Pancang PLBN building. Based on the results of the analysis that resulted in the modification of water conservation standards in water recycling with the Sei Pancang PLBN building system, it was found that the reduction in clean water was 9% from the original 13.35m 3 / day to 12.16m3 / day. While the usage of rainwater with a modified system expands the collecting area of the rainwater whose influence in terms of architecture is the facade area and the roof of the building which is inspired by the building systems of Ken Yang: The Spire Edge Office Tower and Solaris. This modification can optimize the filling time of a 20m 3 rainwater reservoir which initially takes 2.77 days to 2.16 days or 18.22% faster. Keywords: Green Building, Water Conservation, Water Recycling, Rainwater Harvesting, Cross Border

IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA POS LINTAS BATAS

NEGARA (PLBN) SEI PANCANG DI KALIMANTAN UTARA

Agung Hariyanto, James E.D Rilatupa, Charles O.P Marpaung NIM:1905290008 Mahasiswa Magister Arsitektur Universitas Kristen Indonesia

[email protected] ABSTRACT In order to exteriorize green buildings, it is necessary to fulfill the building requirements that are functional, reliable, and in accordance with building arrangements that are harmonious and in harmony with the environment in accordance with the provisions of Article 3 paragraph (1) of Law Number 28 Year 2002 concerning Buildings. The occurring problems with the cross-border post (PLBN) building at Sei Pancang in North Kalimantan is because it is located in the outer regions of Indonesia where the location is still difficult to reach, supporting facilities both in the area and buildings are very minimal, clean water supply is still far from feasible so appropriate implementation is needed to find out how optimal the application of water conservation aspects in buildings in the outer regions of Indonesia. The analysis process is done by calculating the percentage of optimization performed on system modifications to the existing building design. This data processing process matches the schematic standard determined by the Regulation of the Minister of Public Works and Green Building Council Indonesia (GBCI) with the schematic that exists in the Sei Pancang PLBN building. In addition, the process of applying architectural components in the example of building applications that use the concept of green building water conservation by Ken Yang architects based on thought patterns and building planning concepts is taken as a main conclusion related to the application of water conservation in buildings and to be applied as modifications to the PLBN building to optimize the concept green building water conservation by calculating how optimal or not the modifications made to the Sei Pancang PLBN building. Based on the results of the analysis that resulted in the modification of water conservation standards in water recycling with the Sei Pancang PLBN building system, it was found that the reduction in clean water was 9% from the original 13.35m3 / day to 12.16m3 / day. While the usage of rainwater with a modified system expands the collecting area of the rainwater whose influence in terms of architecture is the facade area and the roof of the building which is inspired by the building systems of Ken Yang: The Spire Edge Office Tower and Solaris. This modification can optimize the filling time of a 20m3 rainwater reservoir which initially takes 2.77 days to 2.16 days or 18.22% faster. Keywords: Green Building, Water Conservation, Water Recycling, Rainwater Harvesting, Cross Border

Page 2: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

ABSTRAK Guna mewujudkan bangunan gedung hijau diperlukan pemenuhan persyaratan bangunan gedung yang fungsional, andal, dan sesuai dengan tata bangunan yang serasi dan selaras dengan lingkungannya sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Permasalahan yang terjadi dengan bangunan gedung pos lintas batas negara (PLBN) Sei Pancang di Kalimantan Utara ini letaknya di wilayah terluar negara Indonesia yang lokasinya masih sulit untuk dijangkau, fasilitas penunjang baik kawasan dan bangunan sangat minim, penyediaan air bersih masih jauh dari kata layak sehingga dibutuhkan implementasi yang sesuai untuk mengetahuai seberapa optimal penerapan aspek konservasi air pada bangunan di wilayah terluar Indonesia. Proses analisa dengan menghitung persentase optimalisasi yang dilakukan terhadap modifikasi sistem pada desain bangunan awal. Proses pengolahan data ini mencocokan antara skematik standar yang ditentukan oleh Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Green Building Concil Indonesia (GBCI) dengan skematik yang ada pada bangunan PLBN Sei Pancang. Selain itu proses penerapan komponen arsitektur pada contoh penerapan bangunan yang menggunakan konsep green building konservasi air karya arsitek Ken Yang berdasarkan pola pikir dan konsep perencanaan bangunannya diambil suatu kesimpulan utama terkait penerapan konservasi air pada bangunan dan hal ini coba diterapkan sebagai modifikasi pada bangunan PLBN untuk mengoptimalkan konsep bangunan hijau konservasi air dengan menghitung seberapa optimal atau tidaknya modifikasi yang dilakukan pada bangunan PLBN Sei Pancang. Berdasarkan hasil analisa yang dihasilkan modifikasi standar konservasi air pada daur ulang air dengan sistem bangunan PLBN Sei Pancang didapatkan pengurangan air bersih sebanyak 9% dari awalnya 13.35m3/hari menjadi 12.16m3/hari dapat dilihat pada table, modifikasi sistem sederhana yang dilakukan

berdasarkan standar, Sedangkan pemanfaatan air hujan dengan sistem yang

dimodifikasi memperluas area tangkapan air hujan yang pengaruhnya dari segi arsitektur adalah area fasad dan atap bangunan yang terinspirasi dari sisitem bangunan karya Ken Yang The Spire Edge Office Tower dan Solaris. Modifikasi tersebut dapat membuat optimalisasi dalam waktu pengisian bak penampungan air hujan 20m3 yang awalnya membutuhkan waktu 2.77 hari menjadi 2.16 hari atau lebih cepat 18.22%. Kata Kunci: Bangunan Gedung Hijau, Konservasi Air, Daur Ulang Air, Penampungan Air Hujan, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu sebagai wajah dan representasi

bangsa serta pintu gerbang ekspor-impor negara merupakan implementasi salah satu

program dari 9 (sembilan) agenda prioritas Presiden Terpilih 2014-2019 (Nawa Cita).

Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu perlu dilengkapi dengan sarana dan

prasarana yang memadai serta dilengkapi dengan pelayanan lintas batas antar

negara yang jelas, murah, mudah, efektif dan efisien, Pembangunan di Indonesia

memerlukan peningkatan kualitas secara penghidupan yang layak bagi penggunanya

serta menjadi sebuah bangunan yang bertanggung jawab dengan penggunanan

energi yang efesien dan berkelanjutan. Guna mewujudkan bangunan gedung hijau

Page 3: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

diperlukan pemenuhan persyaratan bangunan gedung yang fungsional, andal, dan

sesuai dengan tata bangunan yang serasi dan selaras dengan lingkungannya sesuai

dengan ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang yang

juga terkena berbagai dampaknya, dan walaupun juga sudah dicanangkannya suatu

peraturan menteri , yaitu Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.2 Tahun 2015 tentang

Bangunan Hijau dan diikuti berbagai peraturan-peraturan pelaksana setingkat Kepala

Daerah, pemahaman tentang pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan

dengan menerapkan konsep Bangunan Hijau (Green Building)

1.2 Tujuan dan Sasaran

Maksud penyusunan pembahasan tentang konservasi air yang merupakan

komponen Bangunan Hijau (Green Building) terkait pada sistem bangunan di

perbatasan atau daerah terpencil untuk memaksimalkan potensi konservasi air yang

dapat dilakukan pada bangunan terluar wilayah Indonesia.

Tujuannya adalah agar pemahaman prinsip teknologi sistem konservasi air

pada Pos Lintas Batas Negara Sei Pancang disesuaikan dengan standar yang

berlaku yaitu dari standar Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Green Building

Council Indonesia. Selain itu dari sistem konservasi air ini juga memiliki pengaruh

untuk komponen arsitekturnya, terutama untuk variable konservasi air dengan

pemanfaatan daur ulang air dan pemanfaatan air hujan pada bangunan yang memiliki

keterbatasan infrastruktur air bersih.

1.3 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi dengan bangunan gedung pos lintas batas

negara (PLBN) ini antara lain letaknya diperbatasan negara Indonesia yang lokasinya

masih sulit untuk dijangkau, fasilitas penunjang baik kawasan dan bangunan sangat

minim, penyediaan air bersih masih jauh dari kata layak oleh sebab itu dalam

permasalahan ini hal yang berkaitan dengan penyediaan air bersih dan pemanfaatan

air untuk operasional bangunan PLBN.

Permasalahan khusus yang akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi sistem konservasi air menurut Green Builiding

Council Indonesia dan Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.2 Tahun 2015

2. Bagaimana pengaruh komponen arsitektur dengan mengimplementasikan

sistem konservasi air pada bangunan pos lintas batas PLBN Sei Pancang

Kalimantan Utara

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan dengan ruang lingkup sebagai berikut:

1. Aspek green building yang diambil adalah Konservasi Air.

2. Parameter penelitian dibatasi pada aspek Konservasi Air (water

conservation) mengacu pada Green Builiding Council Indonesia dan

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.2 Tahun 2015.

3. Menganalisa sistem kosnervasi air bangunan Pos Lintas Batas Negara Sei

Pancang Kalimantan Utara.

4. Komparasi konsep bentuk desain bangunan hijau dengan sistem konservasi

air sehingga menjadi komponen aristektur pada bangunan.

Page 4: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

1.5 Alur Pikir

Diagram 1 Alur Pikir Penelitian

2. PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori

Diagram 2 Kerangka Teori

Page 5: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

3. METODE 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

Gambar 1 Pulau Sebatik Kalimantan Utara

Gambar 2 Lokasi PLBN Sei Pancang Kalimantan Utara (Sumber: Survei Lapangan, 2018)

Page 6: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Objek Penelitian adalah Pengembangan Pos Lintas Batas Negara Sei Pancang Kalimantan Utara Indonesia dan Malaysia berada di koordinat Latitude: 9°21'34.43"S Longitude: 124°23'26.75"E dengan luas lahan 3 Hektar yang kondisi saat ini Mei 2020 adalah masa awal konstruksi yang di kerjakan oleh pelaksana yaitu PT. PP (Persero) Tbk dengan instansi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Satuan Kerja Pelaksana Prasarana Permukiman Provinsi Kalimantan Utara dengan nilai kontrak Rp. 226.181.895.000 saat ini tahap konstruksi memasuki progress 5% dari awal kontrak 19 Februari 2020. 3.2 Metode Analisa

Proses analisa kualitatif dengan menghitung persentase optimalisasi yang

dilakukan terhadap modifikasi sistem pada desain bangunan eksisting. Proses

pengolahan data ini mencocokan antara skematik standar yang ditentukan oleh

Permen PU dan GBCI dengan skematik yang ada pada bangunan PLBN Sei

Pancang. Selain itu proses penerapan komponen arsitektur pada contoh penerapan

bangunan yang menggunakan konsep green building konservasi air karya arsitek

KenYang berdasarkan pola fikir dan konsep perencanaan bangunannya diambil suatu

kesimpulan utama terkait penerapan konservasi air pada bangunan dan hal ini coba

diterapkan sebagai modifikasi pada bangunan PLBN untuk mengoptimalkan konsep

bangunan hijau konservasi air dengan menghitung seberapa optimal atau tidaknya

modifikasi yang dilakukan pada bangunan PLBN Sei Pancang.

Objeknya adalah bangunan The Spire Edge Office Tower dan Solaris

Building karya arsitek KenYang dengan konsep yang sangat kuat terhadap salah satu

aspek bangunan hijau konservasi air pada variabel yang menonjol berupa konsep rain

harvesting yang dialirkan melaluin green ramps dan landscaped terraces yang

berfungsi sebagai filtrasi dan rain water captureing yang membuat pemanfaatan air

dan pengaruhnya pada fasad bangunan sangat menonjol.

3.3 Kerangka Rancangan Penelitian

Diagram 3 Kerangka alur analisa umum

Page 7: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Diagram 4 Kerangka alur analisa khusus

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Desain PLBN Sei Pancang

Data Desain Bangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Pancang dengan luasan 5.1869m2 berfungsi sebagai kantor pelayanan imigrasi dan beacukai dengan jumlah lantai bangunan utama PLBN 3 Lantai dengan sumber listrik menggunakan PLTD dan sumber air tampungan air hujan, keuntungan dari penggunaan tower air pada desain ini adalah mempermudah distribusi air ke seluruh bangunan utama dan pendukung tanpa membebankan energi pada pompa distribusi.

Gambar 3 Konsep Desain PLBN

PLBN SELASAR DAN TIKETING

WISMA DAN MESS

DISHUB

TOWER AIR

Page 8: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

4.2 Daur Ulang Air

Menyediakan air dari sumber daur ulang yang bersumber dari air bekas untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama.

Gambar 4 Diagram Air Kotor dan Bekas PLBN Sei Pancang

Gambar 5 Isometri Air Kotor dan Bekas PLBN Sei Pancang

Page 9: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Pada bangunan PLBN Sei Pancang Ini sistem daur ulang air sama sekali tidak digunakan. Hasil evaluasi penerapan pada bangunan PLBN Sei Pancang digambarkan seperti pada table berikut:

Table 1 Evaluasi Penilaian Daur Ulang Air PLBN Sei Pancang

PLBN Sei Pancang

Air Buangan Air limbah Air Bekas Air landscape Air AC

Daur Ulang Air

✕ ✕ ✕ ✕ ✕

Sumber : Pengolahan Data

Sedangkan hasil evaluasi penerapan pada standar kriteria GBCI dan Permen

PU dapat dilihat dalam table berikut: Table 2 Evaluasi Penilaian Daur Ulang Air GBCI & Permen PU

GBCI & PERMEN

Air Buangan Air limbah Air Bekas Air Landscape Air AC

Daur Ulang Air

✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Sumber : Pengolahan Data Kebutuhan air bersih pada bangunan PLBN Sei Pancang ini dapat dilihat pada table berikut:

Table 3 SNI Penggunaan Air Bersih

Sumber : (SNI 03-7065-2005, 2005)

Page 10: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Berdasarkan standar SNI yang ada dapat dihitung kebutuhan air bersih pada kawasan bangunan PLBN ini pada table berikut:

Table 4 Kebutuhan Air Bersih pada PLBN Sei Pancang

Jenis Bangunan

Deskripsi

Pemakaian Air

Jumlah Orang (Asumsi) Kebutuhan Air

lt/org/hari Pengelolah Pengujung (ltr/hr)

Utama PLBN

kantor 50 65 3250

pengunjung 3 50-200 600

Mess (penginapan) 150 40 6000

Wisma (penginapan) 150 16 2400

Selasar & Tiketing

pengunjung 3 50-200 600

Dishub kantor 50 10 500

Total 13350

Sumber : Pengolahan Data

Dari hasil perhitungan pada table menunjukan kebutuhan air bersih pada PLBN Sei Pancang adalah 13350 liter/hari atau 13.35m3/hari hal ini berarti kebutuhan pada area PLBN dapat difasilitasi oleh tower air yang berkapasitas 20m3. 4.3 Hasil Modifikasi Daur Ulang Air Penerapan sistem daur ulang air memerlukan perencanaan dan perancangan yang jauh lebih rumit dan biaya konsturksi yang lebih mahal, serta adanyarisiko kontaminasi dan polusi jika salah kelola. Biaya operasional untuk sistem yang lebih kompleks juga bisa lebih tinggi, dengan pengembalian investasi yang berpotensi mundur. Sistem pemeliharaan dan perawatan juga memainkan faktor penting dalam memilih metode konservasi air ini (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, 2012). Sehingga sistem modifikasi daur ulang air yang dilakukan pada PLBN Sei Pancang adalah sebagai berikut: 1. Memanfaatkan buangan Air Kondensasni menjadi sumber air wudhu dan flush WC. 2. Mendaur ulang air buangan pada westafel dan wudhu untuk WC Flush

Page 11: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Gambar 6 Diagram Daur Ulang Air Kotor dan Bekas

Dalam diagram ini sistem yang dimodifikasi merupakan sistem daur ulang air yang pengolahannya sangat sederhana, hal ini disebabkannya butuh banyak penyesuaiaan di wilayah yang jauh dari perkotaan untuk dapat mengolah air limbah maupun buangan yang lebih komplek hal ini berdasarkan masih terbatasnya sumber daya manusia yang ada pada wilayah perbatasan. Dapat dilihat pada table hasil modifikasi sistem daur ulang yang digunakan sesuai dengan standar GBCI dan Permen PU tentang bangunan gedung hijau yang ada sebagai berikut:

Table 5 Modifikasi Sistem Daur Ulang Air

Modifikasi PLBN Sei Pancang

Air Buangan Air limbah Air Bekas Air Kawasan Air AC

Daur Ulang Air

✕ ✕ ✓ ✕ ✓

Sumber : Pengolahan Data

Dari pemanfaatan daur ulang air bekas dan air kondensasi dapat dilihat penghemataan yang dapat dilakukan asumsui sebagai berikut:

Table 6 Penghematan Air pada Modifikasi PLBN Sei Pancang

Jenis Banguna

n Deskripsi

Pemakaian Air

Penghemataan Air

Jumlah Orang (Asumsi)

Kebutuhan Air

lt/org/hr lt/org/hr Pengelola

h Pengujun

g (ltr/hr)

Utama PLBN kantor 50 6 65 2860

pengunjung 3 1 50-200 400

Mess penginapan 150 6 40 5760

Wisma penginapan 150 6 16 2304

Page 12: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Selasar & Tiketing pengunjung 3 1 50-200 400

Dishub kantor 50 6 10 440

Total 12164

Sumber : Pengolahan Data Dari hasil pengolahan data pada table terlihat kebutuhan air bersih pada PLBN Sei Pancang yang sebelumnya membutuhkan 13350 liter/hari atau 13.35m3/hari menjadi 12164 liter/hari atau 12.16m3/hari dari sistem modifikasi ini dapat menghemat penggunaan air untuk kebutuhan bangunan sebanyak 9% dari sistem daur ulang air berupa pemanfaatan air bekas wastafel dan air bekas wudhu. 4.3 Penampungan Air Hujan Pada bangunan PLBN Sei Pancang terdapat tangki tower penampungan air hujan berkapasitas 20m3 diketinggian 25m dengan curah hujan harian rata-rata 8 tahunan sebesar 66.41mm/hari, 1 mm hujan yang jatuh di atas 1 m2 atap akan menghasilkan 0,8 liter air (Kof) dikarenakan adanya penguapan dan kehilangan air lainnya. (Bebas Banjir , 2017) Dengan area tampungan pada atap bangunan utama seluas 1360m2 dapat dilihat pada ilustrasi dibawah ini.

Gambar 7 Diagram Penampungan Air Hujan pada bangunan eksisting

Secara analisa eksisting dapat dikatakan bahwa bangunan ini memenuhi standar yang ditentukan oleh GBCI maupun Permen PU terkait bangunan Gedung Hijau dimana bangunan eksisting sudah memanfaatkan air hujan sebagai sumber air, tetapi desain eksisting yang hanya menggunakan area luasan atap sebagai area tangkapan pemanen air hujan dapat dilihat evaluasinya pada table berikut :

Page 13: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Table 7 Evaluasi Penilaian Penampungan Air PLBN Sei Pancang

PLBN Sei Pancang

Kawasan Roof Top Fasad

Penampungan Air Hujan

✕ ✕

Sumber : Pengolahan Data

Untuk standar yang dianalisa pada standar ditemukan table seperti dibawah bahwa pemanfaatan air hujan dapat dilakukan pada kawasan dan rooftop.

Table 8 Evaluasi Penilaian Penampungan Air Hujan GBCI & Permen PU

GBCI & PERMEN

Kawasan Roof Top Fasad

Rain Harvesting/ Penampungan

Air Hujan ✓ ✓ ✕

Sumber : Pengolahan Data

waktu yang dibutuhkan untuk mengisi penampungan sebesar 200m3 yang ada pada eksisting dengan rata-rata dengan intensitas curah hujan delapan tahunan 69.61mm/hari. Dengan rumus (Curah Hujan Maksimum) x (Luasaan Atap) x (Kof 0.8L).

Table 9 Perhitungan Waktu Tampungan Air Hujan

Tahun Data Curah Hujan

Area Tangkapan Air Hujan

Jumlah Air Hujan

dipanen

Waktu Penampungan

200m3

Minimum Maksimum (m2) (Liter/ Hari) (Hari)

2012 0 69.80 1360 75942.4 2.63

2013 0 63.33 1360 68903.04 2.90

2014 0 81.60 1360 88780.8 2.25

2015 0 63.10 1360 68652.8 2.91

2016 0 90.05 1360 97974.4 2.04

2017 0 61.90 1360 67347.2 2.97

2018 0 72.60 1360 78988.8 2.53

2019 0 54.50 1360 59296 3.37 Rata-rata 69.61 75735.68 2.64

Sumber : Pengolahan Data

Didapatkan bahwa dengan curah hujan rata-rata delapan tahunan yaitu sebesar 69.61mm/hari dengan jumlah panen air hujan sebanyak 75.735m3 area atap

Page 14: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

seluas 1360m2 membutuhkan waktu pengisian bak penampungan air hujan yang ada selama 2.64 hari untuk memenuhi kapasitas 200m3 4.3 Penampungan Air Hujan Untuk menambahkan daya tampung area panen air hujan yang ada pada lokasi PLBN Peneliti mengambil referesi dari 2 karya Ken-Yang yaitu Spire Office Tower dan Solaris yang mempunya water infrasturcture konsep rainharvesting continoues ramp yang dapat diaplikasikan pada bangunan PLBN Sei Pancang ini dalam menambah daya tangkap dari panen air hujan.

Gambar 8 Desain Modifikasi Sistem Continous Ramp

Gambar 9 Potongan Sistem Modifikasi

Table 10 Perhitungan Waktu Tampungan Air Hujan Modifikasi

Tahun Data Curah Hujan

Area Tangkapan Air Hujan

Tambahan Continous

Ramp

Jumlah Air Hujan

dipanen

Waktu Penampungan

200m3

Minimum Maksimum (m2) (m2) (Liter/ Hari) (Hari)

Page 15: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

2012 0 69.80 1360 303 92861.92 2.15

2013 0 63.33 1360 303 84254.232 2.37

2014 0 81.60 1360 303 108560.64 1.84

2015 0 63.10 1360 303 83948.24 2.38

2016 0 90.05 1360 303 119802.52 1.67

2017 0 61.90 1360 303 82351.76 2.43

2018 0 72.60 1360 303 96587.04 2.07

2019 0 54.50 1360 303 72506.8 2.76

Rata-Rata 69.61 92609.14 2.16

92.609 m3

Sumber : Pengolahan Data

Didapatkan bahwa dengan curah hujan rata-rata delapan tahunan yaitu sebesar 66.41mm/hari dengan jumlah panen air hujan sebanyak 92.609m3 area atap 1360m2 dan tambahan area fasad 303m2 membutuhkan waktu pengisian bak penampungan air hujan menjadi 2.16 hari yang sebelumnya membutuhkan waktu 2.77 hari untuk memenuhi kapasitas 200m3. Dapat dikatakan hal ini dapat mempercepat pengisian air pada tampungan air hujan dengan prosentase waktu 18.22%. Hasil modifikasi ini menjadi seperti table berikut:

Table 11 Modifikasi Penampungan Air Hujan

Modifikasi PLBN Sei Pancang

Kawasan Roof Top Fasad

Rain Harvesting/ Penampungan Air

Hujan ✕ ✓ ✓

Sumber : Pengolahan Data

5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa yang dihasilkan modifikasi standar konservasi air pada daur ulang air dengan sistem bangunan PLBN Sei Pancang didapatkan pengurangan air bersih sebanyak 9% dari awalnya 13.35m3/hari menjadi 12.16m3/hari dapat dilihat pada table, modifikasi sistem sederhana yang dilakukan berdasarkan standar GBCI dan Permen PU Tentang Bangunan Gedung Hijau Sebagai Berikut:

Table 12 Hasil Evaluasi Daur Ulang Air

Kode Object

Daur Ulang Air

Air Buangan

Air Limbah

Air Bekas

Air Kawasan Air AC/

Pendingin

Page 16: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

A PLBN Sei Pancang

✕ ✕ ✕ ✕ ✕

B GBCI & Permen

PU ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

C Modifikasi

Sistem PLBN Sei Pancang

✕ ✕ ✓ ✕ ✓

Hasil A&C<B A&C<B C&B>A A&C<B C&B>A

Sedangkan pemanfaatan air hujan dengan sistem yang dimodifikasi memperluas area tangkapan air hujan yang pengaruhnya dari segi arsitektur adalah area fasad dan atap bangunan yang terinspirasi dari sisitem bangunan karya Ken Yang The Spire Edge Office Tower dan Solaris. Modifikasi tersebut dapat membuat optimalisasi dalam waktu pengisian bak penampungan air hujan 200m3 yang awalnya membutuhkan waktu 2.77 hari menjadi 2.16 hari atau lebih cepat 18.22%.

Table 13 Hasil Evaluasi Penampungan Air Hujan

Kode Object Rain Harvesting/ Penampung Air Hujan

Kawasan Atap Fasad

A PLBN Sei Pancang

✕ ✓ ✕

B GBCI & Permen PU

✓ ✓ ✕

C Modifikasi PLBN

Sei Pancang ✕ ✓ ✓

Hasil A&C<B A=B=C C>A&B

Dari penggunaan sistem konservasi air ini berupa daur ulang air dan pemanfaatan air hujan pada lokasi bangunan PLBN Sei Pancang secara komponen aristektural mempengaruhi bentukan fasad dan atap yang dapat disimpulkan adalah desain yang menggunakan sistem konservasi air ini memiliki bentukan yang menerus/flowing sehingga dapat mengalirkan air sekaligus menangkap air hujan pada objek penelitian. Hal ini juga harus menyesuaikan dengan proporsi bentuk bangunan PLBN yang secara keseluruhan area penangkapan air hujan maksimal dan dialirkan secara menerus hingga ground tank untuk diolah dan dimanfaatkan untuk operasional bangunan PLBN Sei Pancang. Selain itu PLBN Sei Pancang ini dapat memenuhi kebutuhan air bersih dengan pemanfaatan air hujan dan pengurangan dengan memanfaatkan penggunaan air bekas.

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. data online curah hujan tahunan.

2020. http://dataonline.bmkg.go.id/ketersediaan_data (accessed Mei 20, 2020).

Page 17: IMPLEMENTASI ASPEK GREEN BUILDING KONSERVASI AIR PADA …

Bebas Banjir . POTENSI KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR. 14 Mei 2017. https://bebasbanjir2025.wordpress.com/teknologi-pengendalian-banjir/penampungan-air-hujan/ (accessed Juni 23, 2020).

GBCIndonesia. “Buku Panduan Teknis Perangkat Penilaian Bangunan Hijau untuk Bangunan Baru Versi 1.2.” Konsil Bangunan Hijau Indonesia, 2011.

GBCIndonesia. “Greenship Existing Building Version 1.0.” Konsil Bangunan Hijau Indonesia, 2011.

Gunewardane, Ranjit. Sustainable Building Standards and Guidelines For Mixed-Use Buildings. Bloomington: AuthorHouse, 2018.

J. Kibert, Charles . Sustainable Construction Green Building Design and Delivery Fourth Edition. Vol. 4. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, 2016.

Kementrian Pekerjaan Umum. “Dokumen Perencanaan Teknis PLBN Terpadu Sei Pancang.” DED PLBN Terpadu Sei Pancang. Tanjung Selor , Kalimantan Utara: Direktorat Jenderal Cipta Karya Satker Perbatasan, 1 12 2018.

Mosle, Peter, Michael Bauer, and Michael Schwarz. Green Building: Guidebook for Sustainable Architecture. Springer, 2010.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Panduang Penggunaan Bangunan Gedung Hijau. Vol. 5 Efisiensi Air. Jakarta: Dinas Penataan Kota Pemprov DKI Jakarta, 2012.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum, No.02.PRT/M/2015. “Tentang Bangunan Gedung Hijau.” 2015.

SNI 03-7065-2005. (2005). Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing. Badan Standarisasi Nasional. BSN.

Todd, W. P., AIA, & Vittori, G. (2005). Texas Guide to Rainwater Harvesting. Texas: Worldwise Design Creative.

Wibisono, A. Y., Nugroho, R. S., Sanjaya , R., & Gunawan, U. (2018). Buku Pedoman dan Panduan Teknis Penyusunan Kebutuhan Ruang Tipologi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu. Jakarta.

Yang, K., & Bullivant, L. (2011). Eco Skyscrapers, Solaris (Vol. 2). Victoria, Australia: The Images Publishing Group Pty Ltd.

Yang, K., & Bullivant, L. (2011). Eco Skyscrapers The Spire Office Tower (Vol. 2). Victoria, Australia: The Images Publishing Group Pty Ltd.

Yudelson , J. (2009). Greening Existing Buildings. New York, NY, United State: McGraw-Hill Education - Europe.