24
ANGKA INDEKS Angka indeks(index number) adalah angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk membandingkan tentang hal atau kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda. Angka indeks yang dimaksudkan disini adalah ukuran yang menunjukkan perubahan tingkat harga, kualitas atau produktivitas dibandingkan dengan periode tertentu yang dinamakan periode dasar. Jadi untuk membuat angka indeks itu diperlukan dua waktu yang berbeda, yaitu waktu atau periode dasar (based period) dan waktu yang sedang berjalan (current period). Waktu dasar : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian dipergunakan untuk dasar perbandingan. Waktu yang sedang berjalan : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian akan dibandingkan dengan kegiatan yang terjadi pada waktu dasar. Angka Indeks dapat dibagi menjadi dua yaitu indeks harga (price index) dan indeks kwantitas (quantity index). Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

Indeks harga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

indeks harga

Citation preview

Page 1: Indeks harga

ANGKA INDEKS

Angka indeks(index number) adalah angka yang dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat digunakan untuk membandingkan tentang hal atau kegiatan

yang sama dalam dua waktu yang berbeda. Angka indeks yang dimaksudkan

disini adalah ukuran yang menunjukkan perubahan tingkat harga, kualitas

atau produktivitas dibandingkan dengan periode tertentu yang dinamakan

periode dasar.

Jadi untuk membuat angka indeks itu diperlukan dua waktu yang berbeda,

yaitu waktu atau periode dasar (based period) dan waktu yang sedang

berjalan (current period).

Waktu dasar : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian dipergunakan

untuk dasar perbandingan.

Waktu yang sedang berjalan : adalah waktu dimana suatu kegiatan/kejadian

akan dibandingkan dengan kegiatan yang terjadi pada waktu dasar.

Angka Indeks dapat dibagi menjadi dua yaitu indeks harga (price index) dan

indeks kwantitas (quantity index).

Indeks harga mencakup semua indeks yang satuan aslinya dalam satuan

mata uang, seperti indeks harga, indeks penerimaan, indeks upah/gaji indeks

biaya hidup.

Indek kwantitas mencakup semua indeks yang satuan aslinya dalam satuan

fisik seperti berat, luas, volume, antara lain seperti indeks produksi, indek

barang yang diangkat, indeks barang yang dimuat dipelabuhan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

Page 2: Indeks harga

Jenis-jenis IndeksHarga

1.Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks harga konsumen (consumer price index) diracang untuk mengukur

perubahan harga dari sekumpulan barang-barang dan jasa-jasa tertentu, yang

dihitung dengan metode agregat tertimbang rumus Laspeyres.

Dalam penyusunan indeks haR

a koNsumen Biro Pusaµ St!tistik (B@S mengambiL data hag! eceran DaRi227

KotA propinsi di2IndonE3i!.

eku-pulan barang,"!R!nG dan jasa-jaSa yAng $i

unakan dalam 0eny5u,@j “h.d%ks harga kONs5men” m%,ipu) sDkIpar 50

baranF dan *asa, yang dIk%hmmpk

an keDalam stB colongal iakajan$ p%rUmahan, 3andang neia barang dan jesa.

eNcEt%h5an tentan' i.deks2harga koNsuMen diperlUkan untuk mengetahUi

daya beli 2upia`2Pa$a suatq perimde. MiQadnya

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

2

Page 3: Indeks harga

IHK paDA tah5n 8& = #00 dejgan AHK3tAhun31978 = 100, maka daya beli

rupiAh tahun 1986 IHI78 = 100 = 3 3 3 3

33 3 1/3 3

3 IHK86 = 300

1/3

Daya beli tahun 1986 hania /3 daya beli tahun 19'8.

2.Indeks har'a Pebd!gangan Besar (In$eks HargA rodusen)

PerHit5ngan indeks3ina buga mdngg5.akan rumu3 Laspeyre3, har'a-har'a yang

dag§NaKan da,am in$%ks diperolh daRi pRoducen bar!ng

barang itu sendIbi, d!n bukaf3D!ri perdagangaj besar.

BP saat ini me.erb)tkan B%berapa macA- inDeks perdagangAn bEsar sePerti

inddks harga3perdagAnga. be3a2 seKtor pertanian, perta-bangaj, inDu3tri,

kofstruksi, impor, ekspor non eigas, ekspor mi'a3 dLl

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

3

Page 4: Indeks harga

Indeks4harga Perdagangan besar umum dIwakili od%H 281 jenis barang.

Pengetahuan tentang indeks harga perda'!ngan besar biasanqa diguNaKAn

dalam kont2ak jangka 0a.janG yang memungkinKal terjadinya perubahan harga

yang da0at bErpengaRuh terha$ap kebijaks!Naan suatu perusahaan.

3.Impicit PrICe4Deflator (IPD)

PRoduk Domestic Bruto adalah nilai seluruh Barang d!n jasa !khir ya.' diprodukCi

oheh perekonomian suatu .e'ara. Dengan mEnjuml!hkan 0e2kalian antara harga

dan kuantitas pada periode tertenpu dari seluruh barang dan4jasa akhir akAn

daperoleh PDB4harga iang beplaku.

Jika ingin diketahui pertumBuhan PDB !tas harga pada periode da3ar (inGIN

Diketa(U) per4umbuhan4kuantItas produksi) M!ka hArus dIketahui DB tahun

yang dip%RTiMBaNgkan (dahun yang sedang berjalan) atas harga pada periode

dasar, yang dikenal dengan PDB harga konstant.

PDB Harga BerlakuPDB harga konstant = x 100

(PDB riil) Indeks Harga

Indeks harga yang digunakan untuk medeflasi PDB harga berlaku agar

diperoleh PDB harga konstant dinamakan “Implicit Price Deflator”.

PDB Harga BerlakuImplicit Price Deflator =

(IPD) PDB Harga Konstant

“Deflator” biasanya dicari dengan rumus-rumus Laspeyres, Deflator untuk periode n

dengan periode dasar 0 dirumuskan :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

4

Page 5: Indeks harga

Pn . Q0

IPD = x 100 Pn . Q0

Deflator (IPD) harus ditemukan sebelum mendapatkan PDB harga konstan.

Penentuan Waktu Dasar (Based Period)

Waktu dasar harus dipilih berdasarkan syarat berikut :

1. Supaya dipilih waktu atau periode yang stabil artinya tidak terjadi gejolak

ekonomi, sosial atau politik sebut saja waktu normal.

2. Waktunya jangan terlalu jauh dibelakang misalnya lebih dari 10 tahun. Harga

tahun 1990 jangan dibandingkan dengan harga tahun 1970 atau sebelumnya.

3 Adanya peristiwa penting seperti penggantian kabinet baru, pimpinan

perusahaan baru atau kebijaksanaan (policy) baru.

Metode Penyusunan Indeks Harga

Indeks harga tidak tertimbang (unweighted index).

1. Metode angka relatifMetode angka relatif ini merupakan metode penyusunan angka indeks

paling sederhana dan cocok untuk mengukur perbedaan nilai-nilai satu

macam variabel yang berbeda waktu dan dapat dicari dengan rumus :

Pn

IHR = ---- x 100 P0

IHR = Indeks harga relatif tahun nPn = harga pada tahun nP0 = harga pada tahun dasar

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

5

Page 6: Indeks harga

Tabel 1. Perhitungan Indeks Harga Relatif ikan segar di pasar x dengan tahun dasar tahun 1980.

Tahun Harga Ikan Segar/kg Indeks Harga Relatif

1980198119821983

1.2001.2301.2501.300

1.200/1.200x100 = 1001.230/1.230x100 = 102,51.250/1.250x100 = 104,51.300/1.300x100 = 108,3

2.Metode gabungan sederhana (Simple Agregative

Method)

Metode ini merupakan metode penentuan angka indeks yang sangat cocok untuk

mengukur perbedaan atau perkembangan nilai-nilai yang dianggap hanya memiliki

satu variabel saja, walaupun sesungguhnya merupakan gabungan beberapa

variabel.

Secara aljabar, metode gabungan sederhana tersebut dirumuskan sebagai berikut :

Pn

IA = ---------P0

IA = indeks gabungan sederhana tahun n (tertentu)Pn = jumlah seluruh harga pada tahun nP0 = jumlah seluruh harga pada tahun dasar.

ContohTabel 2. Indeks agregat sederhana (simple agregative method) dari harga

rata-rata 9 macam bahan pokok dipasar kota gede, 1980-1984.Jenis bahan pokok Harga/unit

1980 1984BerasGula PasirGaram BataMinyak KelapaIkan AsinTekstilBatikSabun CuciMinyak Tanah

20035015

7001.5001.3003.000200125

22545025

1.2001.6001.3003.250215130

Jumlah () 7.290 8.395

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

6

Page 7: Indeks harga

Indeks harga 100 115,15

Indeks harga 1980 = 100

Indeks harga 1984 = 8.395 x 100 = 115,5

7.290

Berdasarkan hasil penyusunan indeks harga 1984 diatas, harga rata-rata 9 macam

bahan pokok ditahun 1984 ialah 115,15% dari tahun 1980. Dengan kata lain, harga

rata-rata 9 macam bahan pokok dipasar kota Gede pada tahun 1984 mengalami

kenaikan sebesar 15,15% jika diperhitungkan dengan harga tahun 1980.

2.Indeks Rata-rata Harga Relatif

Indeks rata-rata harga relatif (arithmatic mean of price relative index) pada dasarnya

merupakan rata-rata hitung dari indeks relatif masing-masing variabel yang ada, dan

merupakan metode yang cocok untuk menemukan angka indeks pada persoalan yang

memiliki beberapa variabel.

Rumus indeks ini adalah :

Pn = harga tahun n

P0 = harga tahun dasar

n = jumlah jenis barang

Langkah pertama untuk mendapatkan indeks rata-rata harga relatif adalah

menghitung masing-masing indeks harga relatif, kemudian menentukan indeks

rata-rata harga relatif berbagai jenis barang tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

7

Page 8: Indeks harga

Contoh.Tabel 2. Indeks rata-rata dari relatif harga 9 macam bahan pokok di

pasar Kota Gede, 1980-1984 dalam rupiah per unit.Jenis bahan pokok Relatif harga = Pn

P0

Beras (kg)Gula Pasir (kg)Garam (bata)Minyak Kelapa (btl)Ikan Asin (kg)Tekstil (meter)Batik (lembar)Sabun Cuci (batang)Minyak Tanah (ltr)

225/200 = 1,125450/350 = 1,28625/15 = 1,6671.200/700 = 1,7141.600/1.500 = 1,0661.300/1.300 = 13.250/3.000 = 1,083215/200 = 1,075130/125 = 1,04 Pn = 11,056 P0

Indeks harga 1980 = 100Indeks harga 1984 = 11,056 x 100 = 122,84

9

Indeks Harga Tertimbang

Yang dimaksud dengan timbangan adalah sesuatu yang dimasukan kedalam

perhitungan angka indeks, sehingga didapatkan angka indeks yang benar-benar

tetap memperhatikan atau mempertimbangkan kedudukan yang mendekati

sebenarnya. Dalam mencari indeks harga, timbangan yang biasa digunakan adalah

kwantitas yang diproduksi, dikonsumsi atau dijual, hal ini tergantung pada

persoalannya.

I. Indeks Gabungan Sederhana Tertimbang (Metoda Agregatif)

Secara umum indeks gabungan sederhana tertimbang ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Pn . WIAw = x 100

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

8

Page 9: Indeks harga

P0 . W

IAw = indeks gabungan sederhana tertimbang

Pn = harga pada tahun n

P0 = harga pada tahun dasar

W = nilai timbangan

Penentuan indeks ini biasa dikenal dengan beberapa nama indeks seperti :

1. Indeks Laspeyres 4. Indeks Fisher2. Indeks Paasche 5. Indeks Marshall Edge

Wort3. Indeks Drobisch 6. Indek Walsh

1.Indeks LaspeyresPerumusan Laspeyres menggunakan kwantitas tahun dasar sebagai timbangan

indeks harga dan dirumuskan sebagai berikut :

Pn . Q0

IL = x 100 P0 . Q0

IL = rumus indeks LaspeyresPn = harga pada tahun nP0 = harga pada tahun dasarQ0 = kwantitas tahun dasar

ContohTabel 3.Perhitungan Indeks harga Laspeyres tentang 3 jenis bumbu di

Pasar Kliwon pada tahun 1981-1982.

Jenis bumbuHarga per ton

(Rp.100) Q’81 P81.Q81 P82.Q811981 1982

Bawang merahBawang putihBawang putih

2.7804.5006.000

3.5004.8005.000

10158

27.80067.50048.000

35.00072.00040.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

9

Page 10: Indeks harga

Jumlah 143.300 147.000

P81 . Q81 Indeks 1981 = x 100 = 100

P81 . Q81

P82 . Q82 147.000Indeks 1982 = x 100 = x

100 = 102,58 P82 . Q82 143.000

Harga 3 jenis bumbu di pasar Kliwon ditahun 1982 ternyata mengalami kenaikan

sebesar 2,58% dari harga tahun 1981.

2. Perumusan PaaschePaasche menggunakan kwantitas tahun yang sedang berjalan atau tahun tertentu

sebagai timbangan secara umum rumus Paasche dinyatakan sebagai berikut :

Pn . Qn

IP = x 100 P0 . Qn

IP = Indeks Paasche pada tahun n

Qn = Kwantitas barang pada periode n

Pn = Harga pada tahun n

P0 = Harga pada tahun dasa

Tabel 4. Indeks Harga Paasche tentang 3 jenis bumbu di pasar Kliwon pada tahun 1981-1982.

Jenis Bumbu Harga/ton (Rp.1000,-) Q’82 P’81.Q82 P’82.Q821981 1982

Bawang MerahBawang Putih

2.7804.500

3.5004.800

4030

111.200135.000

140.000144.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

10

Page 11: Indeks harga

Lada Putih 6.000 5.000 20 120.000 100.000366.200 384.000

Indeks 1981 = 100Indeks 1982 = 384.000 x 100 = 104,86

366.200

3.Perumusan Drobisch

Jika selisih antara hasil perumusan Laspeyres dan Paasche cukup besar,

Drobisch menganjurkan sistem rata-rata bagi hasil indeks Laspeyres dan

Paasche, yang dirumuskan sebagai berikut :

ID = Indeks Drobisch pada tahun n

IL = Indeks Laspeyres pada tahun n

IP = Indeks Paasche pada tahun n

Contoh : ID = (102,58 + 10486)/2 =

4.Perumusan Fisher

Jika selisih indeks Laspeyres dan indeks Paasche cukup besar, maka pengrata-

rataan dengan asas rata-rata hitung seperti dalam perumusan Drobisch memiliki

kelemahan-kelemahanm yaitu belum tentu menghasilkan nilai indeks yang cukup

representatif bagi kedua hasil indeks Laspeyres dan Paasche. Fisher

menganjurkan penggunaan rata-rata ukur bagi pengrata-rataan indeks

Laspeyres dan Paasche yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

IF = IL x IP

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

11

Page 12: Indeks harga

IF = (102,58) (104,86) = 103,714

5.Perumusan Marshall-EdgeworthDalam Perumusan Marshall dan Edgeworth, pengrata-rataan tidak

dilakukan terhadap indeks Laspeyres maupun Paasche. Pengrata-rataan

hanya dilakukan terhadap timbangan kwantitasnya, perumusannya

diberikan sebagai berikut :

Pn (Q0 + Qn)

IME = x 100

P0 (Q0 + Qn)

IME = Indeks Marshall-Edgeworth pada tahun n

Pn = harga pada tahun n

P0 = Harga pada tahun dasar

Qn = Kwantitas pada tahun n

Q0 = Kwantitas pada tahun dasar

Tabel 5. Perhitungan indeks harga Marshall-Edgeworth tentang 3 jenis bumbu di pasar Kliwon pada tahun 1981-1982.

Jenis Bumbu P0 Pn Q0 Qn (Q0+Qn) P0(Q0+Qn) P0(Q0+Qn

)Bawang MerahBawan PutihLada Puti

2.780

4.500

6.000

3.500

4.800

5.000

1015

8

203010

304518

83.400202.500108.000

105.000216.000

90.000

393.900 411.000

Indeks harga 1981 = 100Indeks harga 1982 = 411.000 x 100 = 104,34

393.900

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

12

Page 13: Indeks harga

6.Rumus Walsh

Walsh memberi perumusan alternatif yang kemudian terkenal dengan nama

rumus Walsh sebagai berikut :

Pn Q0 + Qn

IW = x 100 P0 Q0 + Qn

Tabel 6. Perhitungan indeks harga Walsh tentang 3 jenis bumbu di Pasar Kliwon pada tahun 1981-1982.

Jenis Bumbu P0 Pn Q0 Qn Q0+Qn Q0+Qn Q0+Qn

Bawang MerahBawan PutihLada Puti

2.780

4.500

6.000

3.500

4.800

5.000

1015

8

203010

200450

80

14,14221,243

8,944

39314,7695458,553644,0

188.437,26

Indeks harga 1981 = 100Indeks harga 1982 = 196.039,4 x 100 = 104,03

188.437,26

Berikut ini diketahui volume dan harga ekspor 3 jenis komoditas pertanian selama tahun 1985-1988.

Volume Ekspor (000 ton) Harga Ekspor (US$/ton)

Tahun Kayu Kopi Karet Tahun Kayu Kopi Karet1985198619871988

11.04211.81415.80216.155

128136160216

788812800862

1985198619871988

45536062

781175037442273

454653735832

Carilah !

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

13

Page 14: Indeks harga

Indeks Harga Laspeyres, Paasche, Fisher, dan Marshall-Edgeworth untuk tahun 1988 dengan tahun dasar tahun 1985.

II. Indeks Relatif Harga-Harga TertimbangSecara aljabar, indeks relatif harga-harga tertimbang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rumus indeks ini banyak dipakai jika data yang digunakan sebagai timbangan sudah dinyatakan dalam satuan nilai ( p x q ), seperti data tentang nilai ekspor, nilai produksi dsb.nya.

Jadi indeks relatif harga-harga yang diberi timbangan nilai tahun dasar dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sedang untuk yang diberi timbangan nilai tahun tertentu dirumuskan sebagai berikut :

Rumus ini hampir sama dengan indeks harga agregat tertimbang dengan “rumus Laspeyres”. Namun ada sedikit perbedaan, yaitu bahwa rumus ini harus digunakan jika diketahui nilai (proporsi) rupiah yang dibelanjakan pada periode dasar.

Tabel 7. Perhitungan indeks relatif harga-harga tertimbang.Jenis Barang Q83 P83 P84 P0q0 Pn/P0 Pn/P0 (P0q0)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

14

Page 15: Indeks harga

BerasJagungKedelai

3541

300100500

315125600

10.500400500

1,051,251,2

11025500600

11.400 12.125

Jika tahun 1983 dijadikan sebagai periode dasar, maka indeks relatif harga tertimbang tahun 1984 =

12.125 = x 100 = 106,36 11.400

Harga 3 jenis bahan pangan untuk tahun 1984 ternyata mengalami kenaikan sebesar 6,36% dari harga tahun 1983.

Indeks KuantitasPerubahan kuantitas produksi atau konsumsi dari waktu ke waktu, dapat diukur atau diperbandingkan dengan menggunakan angka-angka indeks. Angka-angka indeks sedemikian ini disebut “indeks kuantitas” (quantity index).

Jika pada penyusunan “indeks harga” berkisar pada perbandingan Pn/P0, maka pada perhitungan indeks kuantitas sebetulnya berkisar pada perbandingan Qn/Q0.

Pada penyusunan indeks harga tertimbang, kuantitas harus dikonstatir (tetap konstan) agar perubahan harga dapat diukur bebas dari pengaruh perubahan kuantitas. Sebaliknya, dalam penyusunan indeks kuantitas, maka harga harus dikonstatir, supaya perubahan kuantitas dapat diukur bebas dari pengaruh perubahan harga.

Indeks Rantai (Chain-Index)

Pembentukan “angka indeks” dapat juga dilakukan dimana tahun diasarnya bukan merupakan tahun atau waktu yang tetap, melainkan berubah-ubah.

Tahun dasar yang berubah-ubah ini diambil dari setiap tahun yang mendahuluinya. Indeks yang dibentuk dengan tahun dasar yang demikian ini dinamakan “indeks rantai”.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh berikut ini :

Tabel 1. Harga rata-rata tahunan dari 5 jenis komoditas ekspor di pasar Jakarta, 1970-1974 dalam rupiah per 100 kg.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

15

Page 16: Indeks harga

Jenis Komoditas 1970 1971 1972 1973KopraKopiLada PutihTeh BOPKapuk

4.95914.90226.72617.25217.000

6.43714.59523.59521.59517.500

5.67413.70931.16422.38122.370

12.88430.82452.64622.45830.841

Sumber : Pengantar Metode Statistik I, Anto Dajan, LP3ES, 1984.

Tabel 2. Produksi tahunan dari 5 jenis komodisitas ekpor 1970-1974 (00ton).Jenis Komoditas 1970 1971 1972 1973

KopraKopiLada PutihTeh BOPKapuk

1.84099424

42016

96974724245013

5.67413.70931.16422.38122.370

526997248446

1Sumber : Pengantar Metode Statistik I, Anto Dajan, LP3ES, 1984.

Tabel 3. Perhitungan Indeks Harga Agregatif dan Indeks Rantai dari 5 jenis Komoditas ekspor dipasar Jakarta, 1970-1973 (Rp.1000) 1970 = 100

TahunHarga tahun yg berlaku x produksi tahun pertama

dari tiap-tiap pasang tahun.Nilai

AgregatPnQ0

x 100PnQ0

IRKopra Kopi Lada Teh Kapuk

1 2 3 4 5 6 7 8 919701971

19711972

19721973

9.124.56011.844.080

6.237.4535.498.106

2.451.1685.565.888

14.812.58814.507.430

10.829.49010.172.078

13.105.80429.467.744

641.424566.280

5.709.9907.541.688

7.697.50813.003.562

7.245.8409.069.900

9.847.32010.208.472

10.298.02010.330.680

272.000280.000

227.500290.810

67.11092.523

32.096.41236.267.690

32.851.75333.711.154

33.619.61058.460.397

100,00112,990

100,00102,616

100,00173,888

100112,996

115,952

201,627

Untuk menghitung Indeks Rantai (IR) digunakan rumus :

IR = (IAn x IRn-1) 100

IAn = Indeks tahun tertentu t dikolom 8

PnQ0

= x 100 PnQ0

IRn-1= Indeks rantai tahun t-1 dikolom 9.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

16

Page 17: Indeks harga

Nilai dalam kolom (2) sampai dengan (6) adalah nilai tiap jenis komoditas ekspor dalam tahun-tahun yang tertentu. Tiap pasang tahun yang terdiri dari dari 2 tahun berturut-turut, nilai tahun pertamanya = P0.Q0, dan nilai tahun keduanya = Pn.Q0.

Nilai agregatif dari kelima jenis komoditas ekspor ditahun-tahun tertentu, diperoleh dengan jalan menjumlahkan nilai kelima jenis komoditas ekspor pada tahun tersebut, yaitu penjumlahan kolom (2) s/d (6). Untuk tahun 1970=P70.Q0

dan tahun 1971 = P71.Q70.

Indeks agregatif tiap pasang tahun pada kolom (8) secara berturut-turut dapat dicari sebagai berikut :

Indeks harga 1970 = 100 I ndeks harga 1971 = P71.Q70 x 100

P70.Q70

= 36.267.600 x 100 = 112,996 32.096.412

Indeks harga 1971 = 100

P72.Q71

Indeks harga 1972 = x 100 P71.Q71

= 33.711.154 x 100 = 102,616 32.851.753

Indeks harga 1972 = 100

= 58.460.397 x 100 = 173,888 33.619.610

Perhitungan Indeks Rantai dari tabel 3 diatas dapat dilakukan sebagai berikut :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

17

Page 18: Indeks harga

IR 1971 = (112,996 x 100)/100 = 112,996IR 1972 = (102,616 x 112,996)/100 = 115,952IR 1973 = (173,888 x 115,952)/100 = 201,627

Pengukuran Upah Nyata dan Daya Beli Rupiah

Upah :1. Upah uang (money wage) : upah yang diterima para pekerja/karyawan dalam

bentuk uang.2. Upah nyata (riil wage) atau daya beli dari pada upah rupiah adalah kesanggupan

upah uang untuk ditukarkan dengan barang/jasa yang dibutuhkan.

Jika pada tahun 1970 harga seperti makanan disuatu “Warteg” Rp. 50,- sedangkan pada tahun 1978 harganya menjadi Rp. 200,-, ini berarti harga telah menjadi 4 kali lipat. Dengan adanya kenaikan harga 4 kali lipat tersebut, maka “nilai riil” atau daya beli dari rupiah telah menurun menjadi ¼ atau 0,25.

Jadi nilai rupiah seporsi makanan pada tahun 1978 hanya 25 sen saja bila dibandingkan dengan tahun 1970.

Dari contoh ini dapat dilihat, “daya beli” dari pada satu rupiah adalah merupakan kebalikan dari indeks harga yang sesuai dengan yang dinyatakan dala bentuk perbandingan”.

Jika harga naik katakanlah 50%, maka “indeks harga” menjadi 1,5/1 x 100 = 150% (1,5), sehingga daya beli rupiah menjadi 1/1,5 atau 2/3-nya, dengan adanya kenaikan harga tersebut, bagaimana lazimnya, data upah karyawan yang disajikan oleh suatu perusahaan atau departemen pemerintah, selalu dinyatakan dalam bentuk upah uang. Untuk mengubah upah uang menjadi upah riil atau upah nyata diperlukan adanya “deflator”.

Dinegara-negara maju deflatornya dipakai “Cost of Living Index” dan di Indonesia deflator yang digunakan adalah “Indeks Harga Konsumsi” (IHK).

Tabel 7. Indeks harga konsumsi dan upah rata-rata pekerja sektor industri garment di Kota Bunga IHK April 1977 – Maret 1978 = 100

Tahun Upah Pekerja IHK Upah riil197919801981

168.365,42523.660,6331.277,4

132,84157,74179,07

126,743160.175,35184.998,83

Kesanggupan upah pekerja tahun 1979, bila ditukarkan dengan barang dan jasa, tinggal 126.743.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

18

Page 19: Indeks harga

Jika ingin mempertahankan daya beli upah tersebut, tetap sama dengan daya belinya tahun 1978, maka besarnya upah yang harus diterima pada tahun 1979 harus = (168.365,4 x 132,84)/100 = 223.656,6.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si STATISTIKA 1

19