20
1 KULIAH KE-4 Pokok Bahasan : dampak merugikan atau penyakit artropoda sebab kelas Insekta antara lain (ordo mallophaga dan siphonaptera) (kutu), Ordo Siphunculata (pinjal) dan Ordo Diptera (lalat dan nyamuk) yang menginfestasi : TIK : pada akhir pertemuan ini mahasiswa mampu mendiagnosa dan menangani artropoda yang menginfestasi Diskripsi singkat : pada kuliah ini akan membahas secara lengkap Etiologi ( causa atau penyebab penyakit), cara penularan yang sangat terkait dengan siklus hidup, patogenesa (mekanisme sampai terjadinya gangguan atau penyakit yang disebabkan oleh artropoda), gejala klinis Buku acuan : 1. Bowman. D.D (1999). Georgi’s Parasitology for Veterinary. 8 th Ed. Saunders an Imprint of Elsevier Science. 2. Levine, N.D (1990). Parasitologi Veteriner. Terjemahan Gatut Ashadi. Gajah Mada University Press. 3. Soulsby, E.J.L (1982). Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals. 7 th Ed. Bailliere. Tindal. London. 4. Urquhart, G.M; J. Amour; J.L. Duncan; A.M. Dunn and

insekta2008

Embed Size (px)

DESCRIPTION

parasit

Citation preview

Page 1: insekta2008

1

KULIAH KE-4

Pokok Bahasan : dampak merugikan atau penyakit artropoda sebab kelas Insekta antara lain (ordo mallophaga dan siphonaptera) (kutu), Ordo Siphunculata (pinjal) dan Ordo Diptera (lalat dan nyamuk) yang menginfestasi : ajing, babi, domba, kambing, kelinci, kucing, kuda, sapi.

TIK : pada akhir pertemuan ini mahasiswa mampu mendiagnosa dan menangani artropoda yang menginfestasi ternak

Diskripsi singkat : pada kuliah ini akan membahas secara lengkap Etiologi ( causa atau penyebab penyakit), cara penularan yang sangat terkait dengan siklus hidup, patogenesa (mekanisme sampai terjadinya gangguan atau penyakit yang disebabkan oleh artropoda), gejala klinis (kelainan yang teramati), diagnosa (menetapkan penyebab penyakit) serta bagaimana cara menanganinya (mencakup tindakan pengobatan dan kontrol)

Buku acuan :

1. Bowman. D.D (1999). Georgi’s Parasitology for Veterinary. 8 th Ed. Saunders an Imprint of Elsevier Science.

2. Levine, N.D (1990). Parasitologi Veteriner. Terjemahan Gatut Ashadi. Gajah Mada University Press.

3. Soulsby, E.J.L (1982). Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals. 7th Ed. Bailliere. Tindal. London.

4. Urquhart, G.M; J. Amour; J.L. Duncan; A.M. Dunn and F.W. Jenning (1985). Veterinary Parasitology. Longman Scientific and Thecnical

5. Walker, A (1994). Arthropods of Humans and Domestic Animals. a Guide to Priliminary Identification. 1st Ed. Chapman & Hall

Page 2: insekta2008

KELAS INSEKTADEVISI EXOPTERYGOTA

ORDO (MALLOPHAGA dan SIPHONAPTERA)(KUTU)

Pendahuluan, kutu adalah insekta yang tubuhnya pipih dorso-ventral, memiliki

6 ( 3 pasang) kaki, tidak bersayap, bersifat hospes spesifik (hanya bisa hidup pada

hospes tertentu) dan umumnya pada tempat yang tertentu pula. Kutu dapat dibedakan

menjadi : (1) kutu penggigit (“bitting lice”) yang kepalanya besar dan melebar,

memakan epidermis kulit, remukan bulu, sisik bulu, kerak kulit dan sedimen yang

mengering dan (2) kutu penghisap (“sucking lice”) dengan bentuk kepala yang kecil dan

meruncing, makanannya adalah darah atau cairan limfe

Kutu menginfestasi hampir semua jenis hewan dan manusia, tertular karena

kontak langsung, saat makan sangat mengganggu ketenangan hewan dan pada

tempatnya menggigit timbul reaksi alergi. Beberapa jenis kutu sebagai hospes perantara

agen penyakit lain

ETIOLOGIHOSPES

DEFINITIFMALLOPHAGA(Kutu penggigit)

SIPHONAPTERA(Kutu penghisap)

ANJING Trichodectes canisHeterodoxus spineger

Linognathus setosus

KUCING Felicola subrostratus -KUDA Damalinea equi Haematopinus asiniSAPI Damalinea ovis Haematopinus eurysternus

Haematopinus quadripertususHaematopinus tuberculatus

Linognathus vituliSolenopotes capillatus

BABI - Haematopinus suisDOMBA

KAMBINGDamalinea caprae

Damalinea crassipesDamalinea limbata

Linognathus africanusLinogmathus stenopsis

AYAM Goniocotes gallinaeGonodes gigas

Lipeurus caponisCuclotogaster heterographusMenacanthus stramineus

Menopon gallinae

------

KALKUN Chelopistes meleagridis -MERPATI Columbicola columbae -

ITIK Trinoton anserinumAnaticola crassicornis

--

2

Page 3: insekta2008

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Kutu betina dewasa akan menempelkan telurnya pada rambut/bulu tempat

predileksinya, didalam telur akan terjadi perkembangan dan keluarlah nimfa dan

akhirnya berkembang menjadi kutu dewasa. Cara penularan kutu adalah secara kontak

langsung antara hewan yang terinfestasi dengan hewan sehat, tetapi kadang-kadang juga

bisa melalui peralatan kandang dan bahkan manusia yang bekerja dipeternakan

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS

Kebanyakan kutu penggigit akan aktif bergerak pada tempat predileksinya

sambil menggigit bagian kulit yang menjadi makanannya, sedangkan kutu penghisap

umumnya kurang begitu aktif tetapi akan menghisap darah atau cairan limfe. Pada saat

berpindah dan memakan jaringan atau menghisap darah menimbulkan iritasi dan tempat

gigitan terjadi reaksi alergi. Gejala klinis, akibat iritasi hewan menjadi tidak tenang,

tertekan, nafsu makan menurun , tidur tidak nyenyak dan akhirnya kelemahan umum,

sedangkan karena reaksi alergi tempat gigitan , maka hewan akan menggosok,

menggaruk, menggigit, atau mematuk tempat gigitan, menyebabkan rambut atau bulu

menjadi rontok dan bahkan bisa sampai timbul kelukaan dan memar pada kulit. Jika

terjadi infestasi berat oleh kutu penghisap, bisa menyebabkan kekurangan darah

(teramati adalah kepucatatan selaput lender). Jika diinfestasi oleh kutu penghisap dan

kutu penggigit pada anak anjing, bisa menyebabkan kematian. Dampak akhir yang

paling umum dari infestasi kutu adalah terjadi penurunan produksi : pada ayam (telur

dan daging), sapi (susu, daging serta kualitas kulit menurun). Salah satu spesies kutu

yaitu Trichodectes canis sebagai hospes antara cacing pita Dipylidium caninum pd

anjing.

DIAGNOSA

Diagnosa dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menemukan kutu, telur

atau nimpa pada tempat predileksinya

PENGOBATAN dan KONTROL

Infestasi kutu secara umum dapat diobati dengan cara dibedaki, dimandikan atau

disemprot dengan insektisida yang tersedia, cat, mandi debu, (baca farmakologi)

Unggas, air rendaman tembakau atau nicotine (di cat pada tenggeran atau

predileksi kutu), campuran pasir halus dengan Sodium floride (mandi debu), Carbaryl

5%,Coumaphos 0,06%, Toxaphene, Hexachloro Cyclo Hexane (HCH), Lindane dan

Malathion 0,01% (disemprot)

3

Page 4: insekta2008

Sapi, Crotoxyphos 3% (dengan cara di lap), Coumaphos 0,06% (disemprot),

Crufomate 35% (direndam) 25% (disemprot) 13,5% (dengan cara dibedaki), Famphur

13,5% (dibedaki), Ronnel 0,25% (disemprot), Malathion 0,5% (disemprot),

Methoxychlor 0,5% (disemprot atau direndam). Amitraz (dibedaki), Cypermethrin 150

ppm (direndam atau disemprot)., Ivermectin 0,2 mg/kg (injeksi IM)

Babi, Coumaphos 0,5%, Malathion 0,5%, Ronnel 0,025% (disemprot)

Kuda, Malathion 0,5% (disemprot), diulang setelah 2 minggu

Anjing, Coumaphos 0,5% (di lap), Ronnel 0,25% - 1% (topical), Lindane 1%

(disemprot atau direndam), Chlordane 4% (direndam), Carbaryl (Shampo)

Kucing, golongan Chlorinated Hydrocarbones tidak boleh diberikan pada

kucing, dipakai Ronnel (1%) Dichlorvos 4,65% (dalam ikat leher “flea collar”),

Pyrethrum atau Carbaryl (shampo atau bedak)

Kontrol, hindarkan kontak dengan hewan terinfestasi

4

Page 5: insekta2008

DEVISI EXOPTERYGOTAORDO IPHUNCULATA

(PINJAL)

Pendahuluan, pinjal (kutu loncat) adalah insekta yang tubuhnya pipih bilateral

(pipih kedua sisi), memiliki 6 (3 pasang) kaki, tidak bersayap, umumnya menginfestasi

anjing, kucing, unggas dan bahkan manusia, tidak bersifat hospes spesifik, makanannya

adalah darah atau cairan limfe.

Sama dengan infestasi insekta lainnya, gigitan pinjal menimbulkan rasa sakit

sehingga mengganggu ketenangan ternak, serta air liurnya menyebabkan alergi.

ETIOLOGI

SPESIESPINJAL

HOSPESDEFINITIF

HOSPES ANTARAatau VEKTOR

Ctenocephalides felis

Anjing – kucing Dipylidium caninumDipetalonema reconditum

Ctenocephalides canis

Anjing – kucing Dipylidium caninumDipetalonema reconditum

Echidnophaga gallinacea

Unggas, membuat terowongan kedalam kulit disekitar mata

-

Pulex irritans Manusia – anjingkucing

Dipylidium caninum

Xenopsylla cheopsis

Manusia - tikus Yersinia pesis

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Pinjal betina dewasa yang telah bunting akan meloncat meninggalkan hospes

definitif mencari tempat yang tersembunyi (seperti celah tembok, retakan lantai,

dibawah karpet, celah sofa dsb) untuk bertelur. Telur akan menetas dan terbebaslah

larva yang berbentuk seperti cacing, Larva kemudian membuat kokon (didalamnya

berkembang menjadi pupa) dan akhirnya keluarlah pinjal dewasa. Cara penularannya,

pinjal aktif menginfestasi hospes definitif

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS.

Sudah menjadi kenyataan bahwa aktivitas pinjal anjing - kucing sangat terkait

dengan suhu lingkungan, dimana jika suhu lingkungan panas pinjal akan semakin aktif

bergerak dan menghisap darah. Lain halnya dengan pinjal ayam, dimana pinjal akan

membuat terowongan kedalam kulit yang jarang ditumbuhi bulu seperti sekitar mata.

Pada saat aktif bergerak atau saat menghisap darah menimbulkan iritasi dan rasa sakit ,

5

Page 6: insekta2008

tempat gigitan terjadi reaksi alergi, karena air liurnya adalah hapten (antigen yang tidak

lengkap) dan jika berikatan dengan kolagen kulit akan menjadi zat allergen,

menyebabkan terjadi alergi tipe ringan yang memiliki tanda karakteristik ditemukan Ig

E dan Eosinofilia, dengan gejala kegatalan.

Anjing dan kucing memiliki kepekaan yang sangat berbeda terhadap gigitan

pinjal. Pada yang peka akan terjadi alergi sehingga timbul kegatalan, dengan gejala

klinis yang teramati : menggosok, menggigit, menggaruk, tempat gigitan, akibat

lainnya terjadi kerontokan rambut, dan kadang-kadang terjadi kelukaan kulit). Jika luka

yang terjadi terinfeksi oleh bakteri sekunder (Staphylococcus sp) maka pada awalnya

akan terbentuk papula kemudian melanjut terbentuk pustula, dan jika pecah terlihat

eksudat atau nanah yang mengental dan mengering akhirnya ditemukan kerak atau

keropeng. Pada kasus kronis terlihat kulit menebal, keriput.

Ayam yang terinfestasi pinjal pada kasus berat menampakkan gejala klinis

menyerupai penyakit kronis , seperti kelemahan umum, pembengkakan daerah disekitar

mata dan ditemukan ulser, selaput lendir pucat dan bisa terjadi kebutaan.

DIAGNOSA

Mengidentifikasi pinjalnya secara langsung.

PENGOBATAN dan KONTROL

Karena terjadi alergi, maka pengobatan simptomatis diberikan kortikosteroid.

Untuk pengobatan kausatif diberikan : Malathion, Carbaryl (direndam, disemprot atau

shampo). Pyrethrin atau derivatnya, Diclorvos 9,3% untuk anjing dan 4,65% kucing

atau Diazinon (ikat leher “flea collar” ), Coumaphos 0,5%, Ronnel 1%, Hexachloro

Cyclo Hexane (HCH) 0,01% (direndam atau di lap) untuk anjing dan tidak boleh

diberikan untuk kucing.

Kontrol, terkait dengan siklus hidupnya, maka kontrol pinjal berdasarkan

Soulsby, 1982 ada tiga tindakan pokok yang harus dilakukan antara lain :

1. Membunuh pinjal yang menginfestasi ternak menggunakan insektisida

2. Memutus siklus hidupnya, dengan malakukan penyemprotan menggunakan

insektisida pada lingkungan tempat berkembangnya larva atau dilakukan

penyedotan menggunakan alat sedot debu untuk menghilangkan larva dan kokon

3. Menghindarkan dari infeksi ulang, dengan cara jauhkan ternak dari ternak

terinfestasi atau lingkungan terinfestasi.

6

Page 7: insekta2008

DEVISI ENDOPTERYGOTAORDO DIPTERA

(Lalat – Nyamuk)

Pendahuluan, Lalat dan Nyamuk adalah insekta yang memiliki 6 (3 pasang)

kaki dan memiliki tanda karakteristik yaitu (di = dua dan Ptera = sayap) memiliki 2

pasang sayap. Pada lalat dan nyamuk pasangan sayap yang berada pada mesothorak

dipergunakan untuk terbang sedangkan pasangan sayap pada metathorak mengalami

modifikasi berubah menjadi bentuk halter yang berfungsi sebagai alat keseimbangan

pada saat terbang .

SUBORDO NEMATOCERAFAMILI CULICIDAE

(NYAMUK)Semua spesies nyamuk yang betina adalah menghisap darah, hewan dan

manusia, sedangkan nyamuk jantan menghisap cairan yang dihasilkan oleh tumbuh-

tumbuhan (Soulsby, 1982). Dampak yang ditimbulkan oleh gigitan nyamuk hampir

sama dengan insekta lainnya, dimana pada saat menggigit akan mengganggu

ketenangan ternak serta bekas gigitannya terasa sakit dan timbul alergi.

ETIOLOGI

GENUSNYAMUK

VEKTOR

ANOPHELES Dirofilaria immitis Plasmodium , virus pox

AEDES SdaCULEX Plasmodium

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Nyamuk betina akan bertelur pada tempat yang berada diatas atau didalam air,

kemudian larva dan pupa hidup didalam air, akhirnya berkembang menjadi nyamuk

dewasa. Nyamuk dewasa betina akan aktif mendatangi hospes definitif untuk

menghisap darah

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS

Hanya genus Aedes yang menghisap darah pada siang hari, sedangkan

Anopheles dan Culex menghisap darah pada malam hari. Pada saat menghisap darah,

sangat menggnggu ketenangan hewan dan gigitannya terasa sakit dan diikuti oleh

terjadinya alergi. Gejala kinis yang teramati antara lain, ternak akan menjadi gelisah,

7

Page 8: insekta2008

resah, menggosok, menggaruk, menggigit dan atau mematuk tempat gigitan, kulit

terlihat kemerahan pada tempat terbatas, rambut/bulu rontok dan kadang-kadang timbul

kelukaan kulit dan dampak akhirnya terjdadi penurunan produksi dan mengingkatnya

kepekaan terhadap infeksi lainnya.

KONTROL

Kontrol untuk nyamuk harus dibedakan antara stadium larva dan dewasanya.,

Kontrol stadium larva, sampai saat ini dilakukan dengan cara :

Mekanis : tujuan utamanya meniadakan tempat perkembangbiakan (perindukan)

larva nyamuk dengan cara 3M (menguras, menutup dan menimbun) air atau tempat

air menggenang, Oiling (menuangkan oli pada genangan air)

Biologi : memelihara spesies ikan pemakan larva nyamuk (gambusia, guppi dan

yang lain), pada tempat perkembangbiakan larva nyamuk

Kimiawi : menggunkan bahan kimia, hasilnya paling efektif tetapi perlu

dipertimbangkan konsentrasinya agar tidak merusak fauna dan flora dan mengganggu

kesehatan manusia, serta bahaya resistensi

Ekologi : dengan menghilangkan sarang-sarang nyamuk (Drainase yang baik)

Genetik : sedang dikembangkan yaitu dengan cara membuat pejantan infertile

Kontrol Nyamuk dewasa dilakukan dengan : Hexachloro Cyclo Hexane (HCH)

(disemprot), Benzena Hexa Chlorida (BHC), Lindane dengan residu 0,25-0,30 gram/m2.

Malathion 25% (topical) 5% (direndam), Crotoxyphos 3% (direndam).Carbaryl

(disemprotkan 2 g/m2), senyawa Pyrethrin atau Pyrethroid (disemprokan)

8

Page 9: insekta2008

SUB ORDONEMATOCERA, BRACHYCERA DAN CYCLORRAPHA

LALAT PENGHISAP DARAH

ETIOLOGI

GENUS LALAT

HOSPESDEFINITIF

SIKLUS HIDUP

VEKTOR

Colicuides Hewan dan manusia

didalam air “Blu tongue” (domba, kambing) Bovine Ephemeral Fever (sapi).

Cacing Dipetalonema sp dan Onchocerca (sapi, kuda), Leucocytozoon sp dan

Haemoproteus sp (ayam)Simulium Sapi, kuda,

domba, kambing juga

manusia

didalam air Leucocytozoon (ayam), Onchocerca (sapi)

Tabanus Kuda, sapi, jarang pada ternak kecil dan unggas

didalam air atau lumpur

Mekanis Anthrax, Trypanosoma evansi, Pateurella, Anaplasma. Biologi : Trypanosoma theileri

(Sapi)Stomoxys Sapi, kuda,

babi termasuk manusia

sampah kandang yang tercemar tinja

dan urine

Trypanosoma, Habronema (sapi)

Hippobosca kuda dan sapi, jarang ternak domestik dan

unggas

Larvipara, pada tanah basah atau

humus

Trypanosoma (Sapi)

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Lalat betina dewasa akan bertelur ada didalam (air, kotoran kandang, tanah dan

disekitar luka), dari dalam telur akan menetas dan keluarlah larva, larva berkembang

menjadi pupa didalam kokon (kepompong) dan akhirnya berkembang menjadi lalat

dewasa. Lalat baik yang jantan dan betina akan aktif mencari hospes definitif untuk

menghisap darah.

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS

Lalat bisa terbang 3 – 5 km atau lebih. Pada saat menghisap darah, sangat

mengganggu ketenangan, gigitannya sangat menyakitkan serta air liurnya menyebabkan

reaksi alergi. Sehingga gejala klinis yang teramati antara lain : ternak gelisah, tempat

gigitan ditandai dengan perdarahan ptekae serta disekitarnya ada edema , menggosok,

9

Page 10: insekta2008

menggigit, menggaruk atau mematuk tempat gigitan sehingga bulu/rambutnya rontok,

terjadi kerusakan kulit, penurunan produksi dan jika pada infestasi berat bisa

menyakibatkan anemia yang teramati dengan kepucatan selaput lendir.

PENGOBATAN dan KONTROL

Terpenting adalah membunuh stadium larva menggunakan insektisida, untuk

pengobatan lalat dewasa pergunakanlah insektisida yang efek residunya paling banyak

atau dalam bentuk renpelan, disemprotkan pada tembok, plafon, atau kelambu.

SUB ORDONEMATOCERA, BRACHYCERA DAN CYCLORRAPHA

LALAT TIDAK MENGHISAP DARAH

ETIOLOGI

GENUSLALAT

SIKLUSHIDUP

VEKTOR

Musca domestica (rumah)Musca autumnalis (wajah)

fesesfeses

Mekanis : virus, bakteri (anthrax, mastitis, konjungtivitis), cacing (Habronema, Raillietina, Thelazia sp), Protozoa

Calliphora, Lucillia, Chrysomia, Booponus

dan Sarcophaga

feses Fakultatif parasit pada mamalia dan anjing juga bisa menyebabkan myiasis

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Lalat betina dewasa akan bertelur umumnya pada feces ternak atau pada bahan

oganik lainnya, bahkan juga bisa menimbulkan Myiasis. Telur akan menetas dan

keluarlah larva, berkembang lebih lanjut menjadi pupa didalam kokon, akhirnya

berkembang menjadi lalat dewasa. Lalat baik yang jantan dan betina akan aktif mencari

makan dengn menghisap cairan bahan organik, eksekresi dan sekresi ternak .

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS

Pada saat lalat menghisap sekresi atau eksekresi ternak , sangat mengganggu

ketenangan ternak, sehingga gejala klinis yang teramati antara lain : ternak gelisah,

nafsu makan menurun, tidak nyenyak tidur dan dampak akhirnya akan terjadi penurunan

produksi.

10

Page 11: insekta2008

PENGOBATAN dan KONTROL

Sama dengan pengobatan lalat penghisap darah, terpenting adalah membunuh

stadium larva menggunakan insektisida, untuk pengobatan lalat dewasa pergunakanlah

insektisida yang efek residunya paling banyak atau dalam bentuk renpelan

disemprotkan pada tembok, plafon, atau kelambu

MYASIS(BELATUNGAN)

Pendahuluan, Myiasis adalah infestasi larva lalat pada jaringan tubuh hewan

yang masih hidup, disebabkan oleh larva lalat fakultatif dan atau obligat. Luka borok

yang terjadi pada anak sapi didaerah pusar bisa menjalar sampai menimbulkan

peritonitis. Demikian juga luka borok pada tempat lainnya jika tidak diobati akan

tercium bau busuk dan menimbulkan rasa jijik orang yang melihatnya, serta

menyebabkan kematian pada hewannya.

ETIOLOGI

Kejadian Myiasis di Indonesia teridentifikasi disebabkan oleh larva lalat :

Chrysomia benziana, Booponus intonsus, Lucillia, Calliphora, Musca dan Sarcophaga.

SIKLUS HIDUP dan CARA PENULARAN

Sebagai factor predisposisi (pendukung) utama terjadinya Myiasis adalah harus

didahului dengan adanya luka. (luka traumatik, gigitan caplak, tembak, operasi, gigitan

hewan lain dan sebab lainnya). Lalat betina dewasa akan bertelur disekitar luka, jika

telur sudah menetas maka larva akan bergerak dan masuk kedalam luka serta memakan

sel-sel jaringan, kemudian jatuh membentuk kokon dan didalamnya berkembang

menjadi pupa dan akhirnya keluar lalat dewasa.

PATOGENESA dan GEJALA KLINIS

Setelah telur lalat menetas, larva akan masuk kedalam luka dengan kait pada

mulut dan sekresi enzyme proteolitik maka larva akan bisa memakan sel-sel jaringan,

serta membuat terowongan didalam jaringan sehingga akan memperparah kerusakan.

Selain itu karena ada luka terbuka kemungkinan besar akan terjadi infeksi sekunder oleh

kuman pyogenes. Gejala klinis yang teramati mula-mula terlihat luka kecil yang

didalamnya terlihat ada larva lalat, lama-kelamaan karena diperparah oleh infeksi

sekunder menyebabkan terjadinya pembusukan dan pembentukan nanah sehingga

11

Page 12: insekta2008

akhirnya terjadi borok yang mengeluarkan cairan dan berbau busuk. Gejala klinis

lainnya sesuai dengan kelainan fungsi dari bagian tubuh yang terkena myiasis (misalnya

jika terjadi myiasis pada kaki gejalanya pincang, jika terjadi pada daerah kepala

berjalan dengan kepala miring dsb) serta diikuti oleh gejala umum lainnya seperti :

hewan menjadi tidak tenang, nafsu makan menurun, lemah, letih, lesu, suka

bersembunyi menghindari lalat.

DIAGNOSA

Sangat mudah dengan memeriksa luka yang didalamnya ditemukan larva lalat .

PENGOBATAN dan KONTROL

Pengobatan Myiasis yang perlu dilakukan antara lain :

Bersihkan luka dengan antiseptik yang ada

Keluarkan larva dari dalam luka dengan cara dicabuti, tetapi sebelumnya larva

harus dibunuh dulu menggunakan insektisida seperti (Coumaphos, Diazinon,

Ivermectin)

Setelah larvanya habis dicabuti, berikan salep (Diazinon atau Coumaphos) 2%

dalam vaselin dioleskan langsung disekitar borok untuk untuk mencegah infeksi ulang

Untuk mencegah infeksi sekunder diberikan antibiotik

Untuk mempercepat kesembuhan luka dapat diberikan minyak ikan

Kontrol, untuk kontrol Myiasis diusahakan tidak terjadi kelukaan yang nantinya

akan menjadi tempat berkembangnya larva lalat.

12

Page 13: insekta2008

TUGASPerlu diingat : pada saat insekta menggigit permukaan kulit atau

menghisap darah, akan mengganggu ketenangan ternakserta tempat gigitan timbul reaksi alergi

KUTU

1 Apa dampak merugikan (kerugian) yang disebabkan oleh infestasi kutu ....... ?2 Hospes definitif dari kutu penghisap adalah ................................................... ?3 Apa gejala klinis infestasi kutu pada unggas dan mamalia ?4 Apa perbedaan aplikasi (cara pemberian obat) insektisida pada unggas dan

mamalia lainnya .............................................................................................. ?5 Salah satu spesies kutu …….............………?, sebagai hospes intermedier

parasit cacing …………….......…………………? Yang menginfeksi anjing.

PINJAL

1. Spesies pinjal yang menginfestasi ternak (anjing, kucing dan ayam) ……….?2. Pinjal anjing – kucing bisa sebagai hospes intermedier cacing …………… ?3. Apa perbedaan gejala klinis infestasi pinjal pada anjing dan ayam ....………?4. Mengapa pengobatan pada anjing menggunakan insektisida dalam bentuk ikat

leher (“collar”) lebih efektIf dibandingkan dengan pada ayam ……………….?5. Bagaimana cara melakukan kontrol …………………………………………. ?

NYAMUK

1. Apa kerugian yang disebabkan oleh nyamuk ……………………………….. ?2. Nyamuk lebih umum menularkan penyakit yang disebabkan oleh ………….

pada ternak ………………………………………………………………….. ?3. Bagaimana cara kontrol larva nyamuk ……………………………………… ?4. Golongan insektisida yang menimbulkan residu cukup tinggi adalah ………. ?

LALAT

1. Apa kerugian yang ditimbulkan akibat infestasi lalat …………………………. ?2. Apa predisposisi utama dari Myiasis …………….. dan bagaimana cara

menanganinya …………………………………………………………………. ?3. Bagaimana cara melakukan kontrol terhadap larva lalat dan lalat dewasa …… ?

13

Page 14: insekta2008

14