Upload
lingga-pranata
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 ipi21872
1/6
35
MIKROALGA SEBAGAI SUMBER BIOMASA TERBARUKAN:
TEKNIK KULTIVASI DAN PEMANENAN
Dessy Ariyanti dan Noer Abyor Handayani
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Abstract
For millennia, aquatic environment has been a source of food, minerals, and natural products to fulfill
humans need. In order to resolved problem due to increment of population, the development of
product microalgae based which is one of renewable resource absolutely needed. There are two
important processes in biotechnology of microalgae, microalgae cultivation and harvesting. Common
cultivation methods used in growing microalgae are open raceway pond system and closed
photobioreactor system. While harvesting methods used is flocculation, centrifugation and filtration.
This paper described briefly the methods used in cultivation and harvesting of microalgae.
Keywords:microalgae, cultivation, harvesting
1. PendahuluanSelama bertahun-tahun lingkungan
perairan telah menjadi sumber makanan,mineral dan produk alami untukmemenuhi kebutuhan manusia. Dalamupaya mengatasi masalah yangditimbulkan akibat peningkatan populasidan kebutuhan manusia, pengembanganproduk berbasis sumber alam terbarukanmutlak diperlukan. Salah satunya adalah
pengembangan mikroalga sebagai salahsatu sumber biomasa masa depan. Tabel 1
menunjukkan beberapa jenis produkberbasis mikroalga.
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
mikroalga merupakan sumber biomasayang potensial untuk dikembangkandiantara organisme akuatik lainnya.
Mikroalga tidak hanya memiliki kapasitasuntuk memproduksi produk yang bernilaitinggi tapi juga memiliki kemampuanuntuk berkembang biak hanya denganmenggunakan cahaya matahari, karbon
dioksida dan air laut. Mikroalga memilikistruktur uniselular yang dengan mudahmengkonversi energi matahari menjadienergi kimia.
Secara umum, proses bioteknologi
mikroalga dapat dilihat pada Gambar 1.Proses bioteknologi mikroalga telah
dikembangkan untuk berbagai jenisaplikasi komersial. Sebagai organismefotosintetik, mikroalga memiliki
kandungan klorofil yang dapatdimanfaatkan sebagai bahan makanan atau
kosmetik (Borowitzka, M.A., dkk, 1999).
Tabel 1. Beberapa jenis produk berbasis mikroalga (Spolaore, P., dkk., 2006)Produk Aplikasi
Biomasa Biomasa Makanan sehatFunctional food
Pakan tambahanAquakultur
Remediasi tanah
Pewarna dan antioksidan XantofilLutein-karotenVitamin C dan E
Makanan tambahanPakan tambahanKosmetik
Asam lemak (fatty acid) Arachidonic acid (AA)Eicosapentaenoic acid(EPA)Docosahexaenoic acid(DHA)
- linoleic acid(GLA)Linoleic acid(LA)
Makanan tambahan
Polimer Polisakarida
Pati
Makanan tambahan
Pakan tambahan
7/22/2019 ipi21872
2/6
36
Gambar 1. proses bioteknologi mikroalga
Mikroalga juga dapat dimanfaatkansebagai sumber bahan baku untuk industrifarmasi karena beberapa jenis darimikroalga mengandung antioksidan danantibiotik. Mikroalga memiliki kandunganprotein, vitamin dan polisakarida yangmemungkinkan untuk dimanfaatkansebagai makanan tambahan.
Beberapa jenis mikroalga jugadiketahui mengandung lipid yang dapat
diekstraksi dan diproses lebih lanjut untukmenjadi bahan bakar. Hasil samping dariproses ekstraksi lipid mikroalga dapatdimanfaatkan sebagai bahan bakubiometana, bioethanol dan biohidrogen.Selain produk, mikroalga memilikikontribusi positif terhadap lingkunganterutama penanganan masalah efek gasrumah kaca dan polusi air dari industri.Mikroalga dapat menyerap karbondioksida untuk proses fotosintetisnya danmemproduksi nutrien dengan biaya
produksi rendah. Beberapa jenis mikroalgajuga dapat menyerap nitrogen danmengabsorpsi logam berat serta fosfor.
Terdapat dua proses yang palingmenentukan dalam proses bioteknologi
mikroalga yaitu kultivasi serta pemanenanmikroalga. Metode yang umum digunakandalam proses kultivasi mikroalga. Metodetersebut adalah sistem open raceway ponddan sistem closed photobioreactor. Sistemopen pond memiliki kelemahan yaitumudah terkena kontaminan sementara
dalam sistemphotobioreactor kontaminan
dan parameter pertumbuhan seperti pH,temperatur dan karbon dioksida dapatdikontrol dengan baik. Walaupundemikian, sistem photobioreactormemerlukan biaya tinggi sehinggapengetahuan dalam pemilihan sistemkultivasi mikroalga sangat diperlukan.
Selain metode kultivasi, metodepemanenan mikroalga juga sangat pentinguntuk mengahasilkan biomasa konsentrasi
tinggi dan proses yang ekonomis. Metodepemanenan mikroalga yang umumdigunakan antara lain: flokulasi, koagulasi,sentrifugasi dan filtrasi. Paper inimenjelaskan lebih lanjut teknik kultivasidan pemanenan mikroalga.
2. Kultivasi MikroalgaSebagian besar mikroalga
menggunakan cahaya dan karbon dioksida(CO2) sebagai sumber energi dan sumberkarbon (organisme photoautotrophic).
Pertumbuhan optimum mikroalgamembutuhkan temperatur air berkisar 15 -30C. Media pertumbuhan juga harusmengandung elemen inorganik yangberfungsi dalam pembentukan sel, sepertinitrogen, phospor, dan besi.
Beberapa penelitian telah dilakukanuntuk mengembangkan teknik, prosedurdan proses produksi mikroalga dalamjumlah besar. Open ponds system danphotobioreactor system merupakan teknikbudidaya mikroalga yang paling sering
digunakan.
7/22/2019 ipi21872
3/6
37
Open Ponds
Open ponds merupakan sistembudidaya mikroalga tertua dan palingsederhana. Sistem tersebut sering
dioperasikan secara kontinyu. Umpansegar (mengandung nutrisi termasuknitrogen, phosphor, dan garam inorganic)ditambahkan di depan paddlewheel dansetelah beredar melalui loop-loopmikroalga tersebut dapat dipanen di
bagian belakang dari paddlewheel.Paddlewheel digunakan untuk prosessirkulasi dan proses pencampuranmikroalga dengan nutrisi. Beberapasumber limbah cair dapat digunakan
sebagai kultur dalam budidaya mikroalga.Pemilihan sumber limbah cair tersebutberdasarkan pemenuhan kebutuhan nutrisidari mikroalga. Mikroalga laut dapatmenggunakan air laut atau air dengantingkat salinitas tinggi sebagai mediakultur.
Biaya operasional sistem openponds lebih rendah dibandingkan dengansistem photobioreactor, namun sistemtersebut memiliki beberapa kelemahan.Open ponds merupakan sistem kolam
terbuka sehingga mengalami evaporasiakut, dan penggunaan karbon dioksida(CO2) menjadi tidak efisien. Produktivitasmikroalga juga dibatasi oleh kontaminasidari alga atau mikroorganisme yang tidak
diinginkan. Gambar 2 menunjukkansistem open ponds dengan
photobioreactor.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Ilustrasi Raceway openpond; (b) Raceway open pond dilapangan
PhotobioreactorPhotobioreactor dikembangkan untukmengatasi permasalahan kontaminasi danevaporasi yang sering terjadi dalam sistemopen pond. Sistem tersebut terbuat darimaterial tembus pandang dan umumnyadiletakkan di lapangan terbuka untukmendapatkan cahaya matahari. Padadasarnya, photobioreactor terdapat dalam2 jenis,plate dan tubular. Photobioreactortubularlebih sesuai digunakan di lapanganterbuka.
Pada dasarnya,, terdapat dua tipephotobioreactor, yaitu tipe flat plate(Gambar 3) dan tipe tubular (Gambar 4).Apabila dibandingkan, tipe tubular lebihcocok untuk aplikasi di luar ruangankarena luasnya permukaan untuk prosesiluminasi. Namun, flat plate
photobioreactor juga sering digunakankarena tipe ini dapat meratakan intensitaspenyinaran sehingga sel yang dihasilkanmemiliki densitas yang lebih tinggi.
Tipe plate-flat photobioreactor lebih
disukai karena: (i) konsumsi energi lebihrendah dan kapasitas transfer massa tinggi;(ii) efesiensi fotosintetis tinggi; dan (iii)tdak terdapat ruang yang tidak terkenacahaya. Desain dari tipe ini juga beragammulai dari tipe gelas hingga PVCtransparan dan tebal.
7/22/2019 ipi21872
4/6
38
Gambar 3. Instalasiflat photobioreactor
Photobioreactor memiliki rasio luaspermukaan dan volume yang besar.
Produktivitas mikroalga menggunakanphotobioreactor dapat mencapai 13 kalilipat total produksi dengan menggunakansistem open raceway pond.
Gambar 4. Instalasi tubularphotobioreactor
Perbandingan antara penggunaansistem open pond dengan sistem
photobioreactor dapat dilihat padaTabel 2.
Tabel 2. Perbandingan antara penggunaansistem open pond dengan sistem
photobioreactor. (Harun, R., dkk., 2010)
Faktor Open pond PhotobioreactorRuang yangdibutuhkan
Tinggi Rendah
Kehilangan air Sangat tinggi Rendah
Kehilangan
CO2
Tinggi Rendah
KonsentrasiO2
Rendah Tinggi, terjadibuild up
Temperatur Bervariasi Membutuhkan
pendinginPembersihan Tidak perlu Perlu
Kontaminasi Tinggi Tidak adaKualitas
biomasa
Bervariasi Tergantung
produksi
Evaporasi Tinggi Tidak adaBiayapemanenan
Tinggi Lebih rendah
Kebutuhanenergi (W)
4000 1800
3. Pemanenan mikroalgaTeknik yang banyak diaplikasikan
untuk proses pemanenan mikroalga adalahflokulasi, sentrifugasi, dan filtrasi. Prosesflokulasi dapat digunakan sebagai tahapawal untuk mempermudah prosesselanjutnya. Mikroalga memiliki muatan
negatif, sehingga untuk membentuk flokdibutuhkan flokulan kationik sepertiAl2(SO4)3, FeCl3, dan Fe2(SO4)3. Filtrasiadalah metode pemanenan yang terbuktipaling kompetitif dibandingkan dengan
teknik pemanenan yang lain. Jenis filtrasiyang dapat digunakan adalah dead end
filtration, mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, filtrasibertekanan, dan filtrasi aliran tangensial.
Kinerja teknik pemanenan secarakuantitatif dapat dievaluasi menggunakanbeberapa parameter antara lain: lajupemisahan air, kandungan padatan padalumpur mikroalga, dan yield dari proses.
SentrifugasiSentrifugasi merupakan proses
pemisahan yang menggunakan gayasentrifugal sebagai driving force untukmemisahkan padatan dan cairan. Prosespemisahan ini didasarkan pada ukuranpartikel dan perbedaan densitas darikomponen yang akan dipisahkan.
7/22/2019 ipi21872
5/6
39
Penelitian Chen, C.Y., dkk pada tahun2011 menunjukkan bahwa proses
sentrifugasi dengan kecepatan tinggisecara efektif dapat memisahkan
mikroalga dari cairan medianya. Teslaboratorium pada 500-1000 gr hasilkultivasi mikroalga dalam pond
menunjukkan 80-90% mikroalga dapatdipisahkan dalam waktu 2-5 menit.
Walaupun proses sentrifugasi efektifdigunakan secara teknis, proses ini jugamemiliki kelemahan terutama pada
investasi alat yang tinggi dan biayaoperasional yang tinggi.
Flokulasi
Flokulasi adalah proses dimana partikelzat terlarut dalam larutan membentukagregat yang disebut flok. Proses flokulasiterjadi saat partikel zat terlarut salingbertumbukan dan menempel satu samalain. Bahan kimia yang biasa disebutflokulan ditambahkan ke dalam sistemuntuk membantu proses flokulasi.
Sel mikroalga umumnya berukuran 5-
50m. Sel mikroalga dapat membentuk
suspensi cukup stabil dengan bahan kimia
yang memiliki muatan negatif padapermukaannya.Terdapat dua tipe flokulan yang
digunakan yaitu: flokulan inorganik danflokulan polimer organik/ polielektrolit.
Tabel 3 menunjukkan beberapa jenisflokulan dengan dosis dan pH optimumyang dibutuhkan untuk proses flokulasi
mikroalga.
Tabel 3. Beberapa jenis flokulan dengandosis dan pH optimum yang dibutuhkan
untuk proses flokulasi mikroalga(Uduman, N., dkk, 2010)
FlokulanDosis optimal
(mg/L)pH optimal
Inorganik
AlumFeri sulfatKapur
80-25070-90
500-700
5,3-5,63,0-9,0
10,5-11,5Polimerik
Purifloc
Zetag 51Dow 21MDow C-31
Khitosan
35
10101-5
100
3,5
>94,0-7,02,0-4,0
8,4
Flokulan yang dinilai paling efektifdigunakan untuk proses pemanenammikroalga adalah aluminium sulfat serta
beberapa jenis polimer kationik.
FiltrasiMetode pemisahan ini melibatkan
media yang permeabel untuk melewatkancairan sekaligus menahan padatansehingga kedua komponen ini terpisah.Proses filtrasi memerlukan pressure drop
untuk mendorong cairan melewati mediafilter. Pressure drop yang umumdigunakan adalah gravitasi, vakum,tekanan atau sentrifugal.
Menurut penelitian yang dilakukanGrima dkk (2003), proses filtrasi yangpaling efektif diaplikasikan untuk prosespemanenan mikroalga dengan ukuran selyang besar adalah filtrasi bertekanan ataufiltrasi vakum. Namun proses filtrasi tidakcocok untuk operasi pemanenan mikroalgayang memiliki ukuran sel yang kecilseperti spesiesDunaliella.
Gambar 5 menunjukkan skematiksistem filtrasi aliran tangensial. Kultur
mikroalga dan retentat hasil proses filtrasidipompakan ke modul filter. Filtratdialirkan ke proses selanjutnya, sedangkan
retentat dikembalikan lagi ke tangkiumpan sehingga lama kelamaan mikroalgadalam tangki akan semakin terkonsentrasi.
Gambar 5. Skematik sistem filtrasi aliran
tangensial
4. KesimpulanMetode kultivasi dan metode
pemanenan merupakan faktor yang paling
penting dalam menghasilkan biomasamikroalga dengan kuntitas dan kualitastinggi serta ekonomis. Terdapat dua
7/22/2019 ipi21872
6/6
40
metode yang umum digunakan dalamproses kultivasi mikroalga. Metode
tersebut adalah sistem open raceway ponddan sistem closed photobioreactor.
Sementara, metode pemanenan mikroalgayang umum digunakan antara lain:flokulasi, sentrifugasi dan filtrasi.
Keseluruhan metode baik kultivasimaupun pemanenan mikroalga memiliki
kelebihan dan kelemahan masing-masing.Dalam pemilihan metode yang terbaik,diperlukan pengetahuan tentang
karakteristik mikroalga yang akandihasilkan serta analisa penggabungan
metode-metode yang ada
Daftar Pustaka
Borowitzka, M.A., (1999), Commercialproduction of microalgae: ponds,
tanks, tubes and fermenters., Journalof Biotechnology, 70, 313321
Chisti, J., (2007), Biodiesel frommicroalgae.,Biotechnology Advances,25, 294306
Chen, Y.C., Yeh, K.L., Aisyah, R., Lee,D.J., Chang, J.S., 2011, Cultivation,photobioreactor design and harvesting
of microalgae for biodieselproduction: A critical review.,
Bioresource Technology, 102, 71-81Grima, E.M., Belarbi, F.G.A., Medina,
A.R., Chisti, Y., 2003, Recovery ofmicroalgal biomass and metabolites :process options and economics.,
Biotechnol. Adv., 20, 491-515
Harun, R., Singh, M., Forde, G.M.,Danquah, M.K., (2010), Bioprocessengineering of microalgae to producea variety of consumer products,
Renewable and Sustainable EnergyReviews, 14, hal. 10371047.
John, R.P., Anisha, G.S., Nampoothiri,K.M., Pandey, A., (2011), Micro andmacroalgal biomass: A renewablesource for bioethanol, BioresourceTechnology, 102, hal. 186193.
Lee, J.Y., Yoo, C., Ahn, C.Y., Oh, H.M.,(2010), Comparison of severalmethods for effective lipid extraction
from microalgae., BioresourceTechnology, 101, 575-577
Spolaore, P., Cassan, C.J., Duran, E.,Isambert, A., (2006), CommercialApplications of Microalgae., Journal
of Bioscience and Bioengineering.,101, 8796
Uduman, N., Qi, Y., Danquah, K., (2010),Dewatering of microalgal cultures: Amajor bottolneck to algae-based
fuels., Journal of Renewable Energy2, 012701: 1-15
Wen, Z., Johnson, M.B., ( 2009),
Microalgae as a Feedstock for BiofuelProduction., Virginia Cooperative
Extension Pub 442-886.