12
IRIGASI SID (SURVEY INVESTIGASI DESAIN) Klompok 2: M.GUNTUR JUMRI KAMTO EQUIN NALDO RAHMAT HIDAYAT FIRMAN FIRDAUS RIDONI PUTRA

IRIGASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sipil

Citation preview

IRIGASI

IRIGASISID (SURVEY INVESTIGASI DESAIN)Klompok 2:M.GUNTURJUMRIKAMTOEQUIN NALDORAHMAT HIDAYATFIRMAN FIRDAUSRIDONI PUTRA

Survei investigasi desain pengelolaan sumberdaya air adalah serangkaian kegiatan untuk mendeteksi keberadaan sumberdaya air (air tanah dan air permukaan), menganalisis debit air yang berpotensi untuk kebutuhan pengairan dan membuat gambaran desain pengelolaan sumberdaya air (rancang bangun, rencana anggaran biaya, dan kelayakan finansial). Survei Investigasi Desain Pengelolaan Sumberdaya Air Untuk Mendukung Pengembangan Komoditas Perkebunan Pengembangan komoditas perkebunan di lahan kering beriklim kering memerlukan dukungan pengelolaan sumberdaya air yang tepat terutama pada aspek potensi sumberdaya air yang bisa digunakan sebagai pemasok kebutuhan air untuk komoditas pertanian yang dikembangkan (dimana dan berapa jumlah yang diperlukan) dan rancang bangun (desain) dari sarana pendukung untuk mengeksploitasi sumberdaya air (dam parit, sumur dangkal, sumur dalam, jenis dan kapasitas pompa yang digunakan). Pelaksanaan survei investigasi desain pengelolaan sumberdaya air melalui serangkaian kegiatan yaitu : karaterisasi biofisik daerah penelitian analisis potensi sumberdaya airpenentuan kebutuhan air tanamankoordinasi dan partisipasi1. Karakterisasi Biofisik Daerah PenelitianKarakteristik biofisik yang diidentifikasi meliputi :karakteristik geometri dan morfometri DAS Karakterisasi geometri meliputi analisis luas dan keliling DAS, indeks Grapelius yang mencerminkan bentuk DAS; persegi ekuivalen (Roche, 1963) untuk membandingkan karakteristik aliran dari beberapa DAS yang berbeda; Indeks Kemiringan DAS. Karakterisasi morfometri meliputi identifikasi tipe jaringan, kerapatan DAS, klasifikasi order sungai, serta analisis rasio percabangan, rasio panjang dan rasio luas jaringan sungai.

topografi, jenis tanah.Karakterisasi topografi dilakukan berdasarkan identifikasi peta rupa bumi skala 1.25000. Sedangkan jenis tanah diidentifikasi dari tanah skala 1:250.000.

2.Analisis Potensi Sumberdaya AirSumberdaya Air PermukaanPotensi air permukaan berupa aliran sungai diidentifikasi berdasarkan pengukuran langsung menggunakan current meter serta aplikasi model hidrologi. Pengukuran dilakukan saat survei lapangan pada suatu titik yang telah diketahui posisi geografisnya berdasarkan pengukuran menggunakan GPS (Global Positioning System). 2. Sumberdaya Air TanahPotensi Air Tanah diidentifikasi menggunakan survei geolistrik menggunakan Terra Meter. Pengukuran geolistrik di lapangan menghasilkan nilai tahanan semu dari batuan yang ada di dalam tanah. Nilai tahanan semu tersebut kemudaian di analisis untuk menentukan kedalaman dan ketebalan akuifer.

Kelas Tahanan JenisBatuanMakna hidrogeologiPotensiPerkiraan Debit (lt/dt)Nilai tahanan (Wm)Ketebalan (m)0-452-43dominasi liat atau liat berkerikilLapisan akuifer tidak jenuh airKurang potensial1,6-545-3000-47batupasir, batukapurLapisan akuifer jenuh air Sangat potensial> 5> 300NRbatuan kompakLapisan non akuiferTidak Potensial0 - 1,5Penentuan potensi air tanah dari masing-masing akuifer didasarkan pada jenis batuan, kedalaman dan ketebalan akuifer seperti pada tabel berikut:3. Sumber daya Air Mata AirPotensi air mata air diidentifikasi berdasarkan pengukuran debit yang keluar dari mata air menggunakan current meter. Posisi titik pengukuran debit ditetapkan menggunakan GPS.

3. Kebutuhan Penggunaan Air Untuk Pengembangan PerkebunanPengembangan perkebunan di lahan kering memerlukan dukungan ketersediaan air yang cukup baik dari segi ruang dan waktu. Agar ketersediaan air yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin perlu dihitung jumlah kebutuhan air untuk setiap komoditas yang akan dikembangkan. Kebutuhan air untuk tanaman pada dasarnya merupakan fungsi keseimbangan air yaitu antara jumlah yang masuk dan jumlah air yang keluar dari sistem keseimbangan tersebut pada tempat dan waktu tertentu atau yang seringkali dikenal dengan neraca air tanaman. Neraca air tanaman merupakan imbangan kebutuhan air yang digunakan oleh tanaman dalam suatu sistem terpadu antara atmosfer-tanaman-tanah pada masa dan lokasi tertentu. Jumlah air yang tersimpan dalam tanah merupakan fungsi dari air yang masuk (input) dengan air yang keluar dari sistem tersebut pada saat tertentu seperti pada persamaan berikut:(P + Rc ) - (E + T + Dr +Rs ) Di mana:P = hujan;Rc = kapiler; E = evaporasi; T= transpirasi; Rs = aliran permukaan; Dr = drainase4. Koordinasi dan PartisipasiContoh Pelaksanaan survei investigasi dan desain pengelolaan sumber daya air di Timor Tengah Selatan ,Lembata dan Sumba Barat tidak akan terlepas dari keterlibatan instansi terkait baik tingkat provinsi maupun kabupaten terutama dalam hal koordinasi (perencanaan, pelaksanaan dan monitoring) yaitu dengan Dinas Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timar, Sub Dinas Pengairan dan Dinas Pertambangan. Selain itu partisipasi dan peran serta masyarakat di ketiga wilayah tersebut sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan ini. Potensi sumber daya air Contoh Potensi sumber daya air di kawasan mayarakat perkebunan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Survei investigasi dan desain pengelolaan air yang dilakukan di kawasan mayarakat perkebunan (Kambun) di Provinsi Nusa Tenggara Timur yaitu di Kambun Kodi, Kabupaten Sumba Barat; Kambun Ille Ape menghasilkan data dan informasi sebagai berikut: Perkebunan / Kambun Ile Ape Potensi sumberdaya air tanah yang dapat diandalkan untuk mendukung pengembangan komoditas Jambu Mete di Kambun Ile Ape di Kabupaten Lembata tergolong kelas potensial (debit > 5 lt/dt) dan kurang potensial (debit 1,6 lt/dt-5 lt/dt). Potensi sumberdaya air permukaan tidak bisa dieksploitasi karena tidak mempunyai aliran dasar, sifat tanah sangat porus (pasiran) sehingga walaupun pola aliran sungai berupa dendritik tidak memungkinkan dibangun dam parit sebagai bangunan pemanen airPerkebunan/Kambun KodibangedoPotensi sumberdaya air yang dapat dieksploitasi untuk untuk mendukung pengembangan komoditas Jambu Mete di Kambun Kodibangedo di Kabupaten Sumba Barat adalah air permukaan dan potensi air tanah. Luas target irigasi minimum yang dapat dipasok untuk pngembangan jambu mete dengan meanfaatkan 50 % kapasitas debit minimum sungai Waiha dan Bondokodi, masing-masing adalah seluas 1025 ha dan 236 ha. Potensi sumberdaya air tanah untuk mendukung pengembangan komoditas Jambu Mete di Kambun Kodibangedo di Kabupaten Sumba Barat tergolong kelas Potensial dan Kurang Potensial. Tabel 2 merupakan rekapitulasi dari hasil identifikasi potensi sumberdaya air tanah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas perkebunan di kambun Provinsi Nusa Tenggara Timur LokasiKomoditasKebutuhan air(lt/hari/tan.)Potensi sumberdaya airAir permukaanAir tanahSungaiDebitm3/dtPotensi*Debit lt/dtIle ApeNagawutungJambu Mete6,2--6 KP1,6-5Ile apeJambu Mete6,2--4 P> 5Sumba BaratKodiJambu Mete4,8BondokodiWaiha0,241.0469 KP2 P1,6-5> 5*6 KP: Enam titik pengukuran tergolong ke dalam kelas kurang potensial; 4 P : Empat titik pengukuran tergolong ke dalam kelas Potensial Terimakasih