Upload
cahaya-cinta-ai
View
151
Download
22
Embed Size (px)
Citation preview
Daftar isi
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………
Latar belakang ……………………………………………………………………………………………………
Metode Seven Jump
Skenario ……………………………………………………………………………………………………
Kata-kata Sulit ……………………………………………………………………………………………………
Keyword ……………………………………………………………………………………………………
Key problem ……………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan ……………………………………………………………………………………………………
Tujuan Pembelajaran ……………………………………………………………………………………………………
Sasaran Pembelajaran ……………………………………………………………………………………………………
Mind Map ……………………………………………………………………………………………………
Pembahasan
Anatomi dan fisiologi ……………………………………………………………………………………………………
Faktor resiko ……………………………………………………………………………………………………
Patomekanisme ……………………………………………………………………………………………………
Penegakan diagnosis …………………………………………………………………………………………………...
Penatalaksanaan …………………………………………………………………………………………………...
Komplikasi dan Prognosis ……………………………………………………………………………………………………
Pencegahan ……………………………………………………………………………………………………
Daftar pustaka ……………………………………………………………………………………………………
Lampiran ……………………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
Kejadian jatuh tidak hanya sering dialami oleh anak yang baru belajar berjalan, tetapi juga dialami oleh golongan lanjut usia ( lansia). Banyak faktor yang menyebabkan seorang lansia mengalami jatuh, baik faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Definisi jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian yang menyebabkan sesorang mendadak terbaring atau terduduk di lantai atau di tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.
Latar belakang
Jatuh dapat disebabkan karena berkurangnya stabilitas tubuh yang dibentuk oleh sistim sensorik yaitu penglihatan, pendengaran, fungsi vestibuler dan proprioseptif, kemudian oleh sistim saraf pusat yang akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik, berperan juga fungsi kognitif dari lansia, bila mengalami demensia atau kepikunan risiko jatuh akan lebih besar. Selanjutnya sistem muskuloskeletal juga merupakan factor yang penting, karena gangguan pada sistim muskuloskeletal akan mengakibatkan gangguan gaya berjalan ( kelambanan gerak, langkah yang pendek, penurunan irama dan pelebaran base support ). Selain itu perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia terlambat mengantisipasi bila terpeleset atau tersandung yang dapat mengakibatkan jatuh.
Berdasarkan survey di AS didapatkan sekitar 30% lansia yang berumur lebih dari 65 tahun jatuh setiap tahunnya, separuh dari angka tersebut mengalami jatuh berulang. Jatuh dapat mengakibatkan fraktur kolum femoris, yang menyebabkan lansia mengalami imobilisasi. Fraktur kolum femoris merupakan fraktur yang berhubungan dengan proses menua dan osteoporosis.
Tujuan penulisan laporan modul ini adalah, karena merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada modul 1 Blok geriatri.
SKENARIO 1 BLOK GERIATRI
Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke puskesmas Botania dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan sehingga tidak dapat berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari yang lalu setelah jatuh terduduk di kamar manid pada saat penderita berjalan tertatih-tatih. Sejak 7 tahun terakhir penderita mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung, dan rematik. Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun yang lalu.
KATA KUNCI
1. Jatuh : suatu keadaan yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/ terduduk dilantai/ tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa hilangnya kesadaran atau luka
2. Stroke : penurunan aliran darah keotak sehinggga menimbulkan penurunan kesadaran
3. Rematik : nyeri sendi akibat penumukan kristal asam urat dipersendian.
KATA KUNCI
1. Permpuan 65 tahun datang ke puskesmas.
2. Keluhan : - Nyeri pada pangkal paha kanan. - Tidak dapat berjalan.
3. Riwayat : - Jatuh terduduk 5 hari yang lalu. - Berjalan tertatih-tatih.
4. Riwayat kosumsi obat : - Diabetes. - Hipertensi. - Jantung dan rematik.
5. Riwayat penyakit terdahulu : Stroke 3 tahun yang lalu.
KUNCI PERMASALAHAN
Perempuan 65 tahun tidak bisa berjalan akibat jatuh terduduk dikamar mandi.
PERTANYAAN
1. Bagaimana anatomi ekstremitas bawah?
2. Bagaimana teori-teori penuaan?
3. Bagaimana patomekanisme nyeri pada pangkal paha setelah jatuh terduduk dikamar mandi?
4. Bagaimana faktor resiko terjatuh pada lansia?
5. Apakah ada hubungan penyakit sekarang dengan penyakit terdahulu?
6. Apakah kosumsi obat mempengaruhi kondisinya sekarang?
7. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus tersebut?
8. Bagaimana penanganan pada kasus tersebut?
9. Bagaimana kebutuhan gizi pada lansia?
10. Bagaimana komplikasi, prognosis dan pencegahan pada kasus ini?
TUJUAN PEMBELAJARAN
SASARAN PEMBELAJARAN
Agar mahasiswa mampu mehmahami dan menjelaskan tentang :
1. Anatomi ekstremitas bawah.
2. Fisiologi pada lansia
3. Teori – teori penuaan.
4. Faktor resiko terjatuh pada lansia.
5. Patomekanisme nyeri pada pangkal paha.
6. Penatalaksanaan pada kasus tersebut.
7. Penegakan diagnosis pada kasus tersebut.
8. Komplikasi, prognosis dan pencegahan pada kasus tersebut
MIND MAP
Gangguan berjalan akibat jatuh
Faktor Resiko
Patomekanisme
Penegakan Diagnosis
Penanganan
Penatalaksanaan
Komplikasi
Prognosis
Pencegahan
Basic Science
Anatomi Fisiologi
ANATOMI
Ekstremitas bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.
2. Femur
Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.
3. Tibia
Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula. Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.
4. Fibula
Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.
5. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia
di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
6. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.
7. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.
Referensi
1. Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.2. Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007.
p. 104-34.3. Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001. p. 132-95.