20
vi Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : 1306205020 Abstrak Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi, dimana salah satu aset yang bisa diinvestasikan adalah saham. Pada dasarnya investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return tanpa melupakan risiko yang dihadapi. Salah satu cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membandingkan kinerja portofolio saham yang berkinerja baik (winner) dan saham yang berkinerja buruk (loser) berdasarkan strategi investasi momentum. Oleh karena hal itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dan loser serta untuk mengetahui signifikansi perbedaan kinerja portofolio winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 2015 sebagai populasi karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena hal tersebut bahwa sampel penelitian ini berjumlah 70, dari populasi 89 saham. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis uji beda dua rata rata (uji t dependen). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham winner menghasilkan kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kinerja yang dihasilkan portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Hal tersebut menandakan bahwa strategi investasi momentum tidak dapat diterapkan di pasar modal Indonesia. Kata Kunci: sektor finance, strategi investasi momentum, perbandingan kinerja portofolio

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser ... · Melakukan strategi portofolio hendaknya membentuk dua jenis portofolio saham yaitu portofolio saham winner dan portofolio

  • Upload
    vanthu

  • View
    241

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

vi

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum

Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM : 1306205020 Abstrak

Kemudahan berinvestasi saat ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat untuk berinvestasi, dimana salah satu aset yang bisa diinvestasikan adalah saham. Pada dasarnya investor akan memilih strategi dalam berinvestasi guna mendapatkan return tanpa melupakan risiko yang dihadapi. Salah satu cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan membandingkan kinerja portofolio saham yang berkinerja baik (winner) dan saham yang berkinerja buruk (loser) berdasarkan strategi investasi momentum. Oleh karena hal itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dan loser serta untuk mengetahui signifikansi perbedaan kinerja portofolio winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan.

Penelitian ini menggunakan perusahaan sektor finance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015 sebagai populasi karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Sampel dari penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Oleh karena hal tersebut bahwa sampel penelitian ini berjumlah 70, dari populasi 89 saham. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis uji beda dua rata – rata (uji t dependen).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham winner menghasilkan kinerja yang lebih rendah dibandingkan dengan kinerja yang dihasilkan portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio saham winner-loser periode formasi dengan periode kepemilikan. Hal tersebut menandakan bahwa strategi investasi momentum tidak dapat diterapkan di pasar modal Indonesia.

Kata Kunci: sektor finance, strategi investasi momentum, perbandingan kinerja portofolio

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv ABSTRAK .................................................................................................. vi DAFTAR ISI ............................................................................................... vii DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian .............................................. 10 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 10 1.4 Kegunaan Penelitian ............................................................ 11 1.5 Sistematika Penulisan ........................................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ................................................. 14 2.1.1 Teori Portofolio ........................................................ 14 2.1.2 Strategi Portofolio Saham ......................................... 16 1) Strategi Portofolio Aktif ....................................... 16 2) Strategi Portofolio Pasif ....................................... 17 2.1.3 Strategi Investasi Momentum ................................... 18 2.1.4 Kinerja Portofolio Saham ......................................... 20 1) Variabel Penilaian Kinerja Portofolio .................. 21 (1) Mengukur Tingkat Keuntungan (Return) Portofolio ........................................................ 21 (2) Risiko Portofolio Saham ................................. 23 2) Teknik Penilaian Kinerja Portofolio Saham......... 24 (1) Perbandingan Langsung .................................. 24 (2) Menggunakan Ukuran Kinerja Tertentu ......... 24 2.2 Hipotesis Penelitian .............................................................. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ................................................................. 34 3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ................. 34 3.3 Obyek Penelitian ................................................................. 34 3.4 Identifikasi Variabel ............................................................ 35 3.5 Definisi Operasional Variabel ............................................. 35 3.6 Jenis dan Sumber Data ........................................................ 39 3.6.1 Jenis data ................................................................. 39 3.6.2 Sumber data .............................................................. 40

viii

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel............... 40 3.8 Metode Pengumpulan Data ................................................. 41 3.9 Teknik Analisis Data ........................................................... 42 BAB IV DATA DAN PEMBAHSAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Finance................................. 47 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ............................................... 49 4.2.1 Portofolio Saham Winner-Loser ............................... 49 4.2.2 Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Periode Formasi dan Periode Kepemilikan ............................ 50 1) Abnormal Return Portofolio Winner-Loser .......... 52 2) Indeks Sharpe Portofolio Winner-Loser ............... 60 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 68 4.3.1 Pengujian Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya ................................................................... 68 4.3.2 Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner dengan Kinerja Portofolio Loser .... 72 4.3.3 Pengujian Perbedaan Signifikansi antara Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Formasi dengan Kinerja Portofolio Winner-Loser pada Periode Kepemilikan Selanjutnya ............................................. 77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ............................................................................... 83 5.2 Saran ..................................................................................... 84 DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 86 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 91

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun 2013 - 2015........................... 1

4.1 Observasi Periode Formasi dan Periode Kepemilikan Portofolio

Saham Winner-Loser Tahun 2013 - 2015 ....................................... 51

4.2 Statistik Deskriptif Beda Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return

Portofolio Winner Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013 - 2015 .... 52

4.3 Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner

Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12

Bulan Tahun 2013 - 2015 ............................................................... 54

4.4 Statistik Deskriptif Beda Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return

Portofolio Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya tahun 2013 – 2015 .... 56

4.5 Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser

Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12

Bulan Tahun 2013 - 2015 ............................................................... 58

4.6 Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode

Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan

Selanjutnya tahun 2013 – 2015 ....................................................... 60

4.7 Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12

Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 –

2015………………………………………………………………. 62

4.8 Statistik Deskriptif Beda Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode

Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan

Selanjutnya tahun 2013 – 2015 ....................................................... 64

4.9 Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Periode Formasi 12

Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 –

2015 ................................................................................................ 65

x

4.10 Hasil Perhitungan Perbedaan Rata – Rata Kumulatif Abnormal

Return Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan

dengan Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya

Tahun 2013 - 2015 ......................................................................... 68

4.11 Hasil Perhitungan Perbedaan Rata – Rata Indeks Sharpe

Portofolio Winner-Loser Periode Formasi 12 Bulan dengan

Periode Kepemilikan 3, 6 dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun

2013 - 2015 .................................................................................... 69

4.12 Hasil Uji Beda Dua Rata – Rata Abnormal Return Portofolio

Winner dengan Rata – Rata Abnormal Return Portofolio Loser .... 73

4.13 Hasil Uji Beda Dua Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner

Dengan Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser ..................... 75

4.14 Hasil Uji Beda Dua Rata – Rata Abnormal Return Portofolio

Winner-Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 – 2015 . 78

4.15 Hasil Uji Beda Dua Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner-

Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 – 2015 . . 79

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ....................... 91

2 Data Harga Saham (Closing Price) Perusahaam Sampel ................ 94

3 Data IHSG (Induk Harga Saham Gabungan) Periode Januari 2013 –

Desember 2015 ................................................................................ 117

4 Data BI Rate Periode Januari 2013 – Desember 2015 .................... 119

5 Peringkat Sahan Berdasarkan Return 12 Bulan Periode Januari

2013 – Desember 2015 .................................................................... 121

6 Kelompok Saham Winner Tahun 2013 - 2015 ................................ 128

7 Kelompok Saham Loser Tahun 2013 - 2015 ................................... 131

8 Perhitungan Abnormal Return Portofolio Winner Periode

Formasi 12 Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan

Selanjutnya Tahun 2013 – 2015 ...................................................... 135

9 Perhitungan Abnormal Return Portofolio Loser Periode Formasi 12

Bulan dengan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya

Tahun 2013 – 2015 .......................................................................... 138

10 Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Winner

Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12

Bulan Tahun 2013 - 2015 ................................................................ 140

11 Rata – Rata Kumulatif Abnormal Return Portofolio Loser

Periode Formasi 12 Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12

Bulan Tahun 2013 - 2015 ................................................................ 141

12 Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12

Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 -

2015………………………………………………………………... 142

13 Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner Periode Formasi 12

Bulan dan Periode Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Tahun 2013 –

2015 ................................................................................................. 144

xii

14 Hasil Uji Beda Rata – Rata Abnormal Return Portofolio Winner

Dengan Rata – Rata Abnormal Return Portofolio Loser Tahun

2013 – 2015 ..................................................................................... 145

15 Hasil Uji Beda Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner

Dengan Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Loser Tahun 2013-

2015 ................................................................................................. 149

16 Hasil Uji Beda Rata – Rata Abnormal Return Portofolio Winner-

Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 – 2015 .. 153

17 Hasil Uji Beda Rata – Rata Indeks Sharpe Portofolio Winner-

Loser pada Periode Formasi 12 Bulan dengan Periode

Kepemilikan 3, 6, dan 12 Bulan Selanjutnya Tahun 2013 – 2015 .. 15

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gejolak perekonomian di Indonesia mengalami penurunan dan peningkatan

yang sangat besar pengaruhnya terhadap perusahaan – perusahaan Go Public di

Indonesia. Perusahaan yang sudah Go Public mendapat banyak sorotan dari

investor yang terutama ingin berinvestasi pada saham. Kemudahan berinvestasi saat

ini melalui media elektronik menyebabkan meningkatnya keinginan masyarakat

untuk berinvestasi saham. Dikutip dari situs www.pusatis.com (mengambil data dari

Konstodian Sentral Efek Indonesia / KSEI) yang mencatat adanya investor yang

berinvestasi pada saham setiap tahunnya mengalami peningkatan. Berikut adalah

data jumlah investor pada tahun 2013 – 2015 :

Tabel 1.1 Jumlah Investor di Indonesia Tahun 2013 - 2015

Sumber :www.pusatis.com

Berdasarkan data jumlah investor dari tahun 2013 sampai dengan tahun

2015 mengalami peningkatan yang menandai bahwa adanya sinyal positif untuk

2

pasar modal Indonesia khususnya pada saham dan mulai meluasnya pengetahuan

tentang saham. Sesuai dengan adanya peningkatan jumlah investor tahun 2013 –

2015 maka penelitian ini menggunakan periode Januari 2013 – Desember 2015.

Penelitian ini membandingkan periode formasi dengan periode kepemilikan dimana

periode formasi mencakup 12 bulan dan periode kepemilikan mencakup 3, 6, dan

12 bulan.

Pada dasarnya dalam berinvestasi saham, investor akan memilih strategi

dalam berinvestasi guna mendapatkan return yang diharapkan dan

mengestimasikan risiko yang dihadapi. Tujuan berinvestasi pada saham adalah

memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapi

(Tandelilin, 2010:102). Cara untuk melakukan investasi saham adalah dengan

membentuk portofolio dan melakukan penilaian kinerja terhadap portofolio

tersebut. Pengenalan konsep portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus

mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk

menurunkan risiko dalam berinvestasi secara semaksimal mungkin, termasuk salah

satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut (Fahmi & Hadi, 2011:2).

Melakukan strategi portofolio hendaknya membentuk dua jenis portofolio

saham yaitu portofolio saham winner dan portofolio saham loser. Portofolio saham

winner dan portofolio saham loser menggunakan penilaian tingkat return yang

positif atau tingkat return yang efektif. Saham yang memiliki tingkat return yang

positif dan diatas rata – rata akan masuk kategori portofolio saham winner

sedangkan saham yang memiliki tingkat return yang negatif dan di bawah rata –

rataakan masuk kategori portofolio saham loser. Setelah mengelompokkan

3

portofolio saham winner dan loser, dapat dievaluasi kinerja portofolio dari saham

tersebut. Kinerja dalam suatu portofolio akan mencerminkan tingkat risiko yang

akan ditanggung oleh investor (Saputro, 2016)

Bidang investasi sering membedakan antara manajemen pasif dan

manajemen aktif. Investor yang menggunakan manajemen pasif berarti akan

memegang berbagai saham untuk jangka waktu yang relatif lama dan jarang

melakukan perubahan (Husnan, 2012:435). Investor yang menggunakan gaya

manajemen aktif pada dasarnya aktif dalam mencari suatu informasi, mengikuti

waktu dengan pergerakan harga sahamnya yang bertujuan menghasilkan return

yang abnormal (Tandelilin, 2010:329).

Strategi pasif diartikan sebagai tindakan investor dalam membentuk

portofolio saham yang merupakan replikasi kinerja indeks pasar. Strategi pasif

meliputi strategi beli dan tahan (buy and hold strategy) dan strategi mengikuti

indeks (indexing strategy) sedangkan pada strategi aktif pada dasarnya investor

melakukan dua pendekatan dalam membentuk portofolio, yakni pendekatan analisis

fundamental dan pendekatan analisis teknikal. Bertolak belakang dengan strategi

pasif bahwa strategi aktif bertujuan untuk mencapai abnormal return yang melebihi

portofolio strategi pasif. Terdapat tiga strategi yang biasanya digunakan dalam

menjalankan strategi aktif yakni pemilihan saham, rotasi sektor dan strategi

momentum harga (Tandelilin, 2010:330).

Para peneliti manajemen keuangan telah mengemukakan dan

mengembangkan dua teori strategi investasi dalam mengevaluasi kinerja portofolio

yaitu teori strategi momentum dan strategi kontrarian. Strategi kontrarian pertama

4

kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985). Strategi kontrarian merupakan

strategi investor yang bertujuan untuk memperoleh reversal return. Pengertian

reversal return adalah adanya keyakinan pada investor dengan adanya pembalikan

arah terhadap return saham dalam waktu tertentu. Sedangkan strategi momentum

pertama kali dipopulerkan oleh Jagadessh dan Titman (1993). Strategi momentum

merupakan kebalikan dari strategi kontrarian yang berarti strategi investasi yang

diyakini investor akan memperoleh return secara continuation atau berkelanjutan.

Penelitian ini melatarbelakangi adanya research gap dari beberapa

penelitian tentang strategi portofolio dalam penilaian kinerja portofolio dengan

menggunakan strategi kontrarian dan strategi momentum. Terdapat adanya

perbedaan pendapat dan hasil pengujian dalam membentuk suatu kinerja portofolio.

Penelitian yang dilakukan oleh Jagadessh dan Titman (1993) yang pertama kali

mengemukakan strategi investasi momentum tersebut mengkaji data return saham

individual pada tahun 1965 – 1989 di New York Stock Exchange (AMEX)

menghasilkan abnormal return yang signifikan dalam jangka waktu 3 sampai 12

bulan. Beberapa penelitian yang mendukung hasil penelitian dari penelitian

Jagadeesh dan Titman (1993) diantaranya, Forner dan Joaqu’n Marhuenda (2003)

melakukan penelitian di Pasar Modal Spanyol dengan durasi 6,12,36 dan 60 bulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi momentum dapat dilakukan dalam

periode jangka pendek. Dische (2001) menemukan bahwa abnormal return yang

lebih tinggi dapat dicapai dengan menerapkan strategi momentum untuk saham

yang disperse rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Salvio et al. (2013) dengan

menggunakan data bursa Shanghai periode Desember 2007 sampai dengan Februari

5

2012 menemukan bahwa keuntungan didapat oleh investor yang melakukan strategi

investasi momentum.

Penelitian strategi momentum juga didukung oleh Grinblatt et al. (1995)

menemukan bahwa 77% investor menyadari kinerja strategi investasi momentum

secara signifikan lebih baik daripada strategi investasi kontrarian. Darusman (2012)

juga menemukan bahwa strategi kontrarian tidak cocok digunakan karena strategi

momentum lebih unggul pada minggu ke 2, 4, dan 8 setelah pembentukan

portofolio. Penelitiannya dilakukan pada Index LQ 45 periode 2003 hingga 2007.

Demir et al. (2004) meneliti tentang strategi investasi momentum di pasar

modal Australia yang menemukan bahwa strategi investasi momentum mampu

melakukan penyesuaian untuk menghadapi risiko pada periode penelitian dari

September 1990 sampai July 2001. Penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt dan

Keloharju (2000) di Finlandia menemukan bahwa saham winner lebih unggul

kinerjanya dibandingkan saham loser yang menandakan bahwa strategi investasi

momentum lebih tepat digunakan.

Najmudin (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa terdapat

anomali winner-loser di BEI (Bursa Efek Indonesia) dalam jangka pendek yang

berupa terjadinya investor underreaction. Baik saham winner maupun saham loser

masing – masing bergerak dengan tidak berganti posisi sejak periode pembentukan

sampai dengan periode pengujian sehingga strategi investasi momentum bisa

diterapkan di pasar modal Indonesia.

Penelitian mengenai overreaction di Indonesia diteliti oleh Yunita (2012).

Penelitiannya dilakukan pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek

6

Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terjadi anomaly

overrection pada perusahaan keuangan dan properti di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2010 hingga 2011 sehingga penelitian tersebut mendukung strategi

investasi momentum. Penelitian tersebut didukung oleh Yulianawati (2003) yang

tidak menemukan adanya anomaly overreaction di Bursa Efek Jakarta sehingga

strategi kontrarian tidak cocok digunakan di Indonesia. Penelitiannya mendukung

strategi momentum.

Terdapat penelitian yang menentang atau tidak setuju dengan interpretasi

terhadap temuan empiris strategi investasi momentum. Penelitian strategi investasi

momentum bertentangan dengan strategi kontrarian. Penelitian kontrarian pertama

kali dikemukakan oleh De Bondt dan Thaler (1985) yang menemukan adanya

overreaction. Pada awal periode hingga akhir periode dijelaskan bahwa portofolio

winner yang awalnya positif berbalik arah menjadi negatif pada periode berikutnya

dan pada portofolio loser yang awalnya negatif berbalik arah menjadi positif pada

periode berikutnya. Portofolio loser sangat besar pengembaliannya selama 5 tahun

setelah pembentukan portofolio. Schiereck et al. (1999) mendukung penelitian dari

De Bondt dan Thaler. Penelitiannya dilakukan di Jerman yang menemukan bahwa

strategi kontrarian lebih cocok digunakan daripada strategi momentum. Strategi

kontrarian juga didukung oleh Kang et al. (2002) dalam penelitiannya yang

berjudul “Contrarian and momentum strategies in the China stock market: 1993–

2000” menunjukkan adanya keuntungan momentum yang kurang jelas akibat

terjadi banyaknya reaksi yang berlebihan para investor dalam mengkaji informasi

yang menyebabkan investor tergantung pada rumor pasar. Hal tersebut menandakan

7

strategi investasi kontrarian lebih dapat digunakan di pasar saham Cina karena

portofolio saham winner periode kepemilikan (12 – 26 minggu) tidak menghasilkan

keuntungan yang signifikan. Penelitian yang mendukung bahwa investasi strategi momentum tidak

menghasilkan keuntungan yang signifikan diantaranya penelitian yang dilakukan

oleh Bildik dan Gulay (2001) di Instabul Stock Exchange dan Hameed dan Kusnadi

(1999) di pasar modal Asia. Rahmawati dan Suryani (2005) menemukan adanya

indikasi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan portofolio loser

mengungguli portofolio winner khususnya pada perusahaan manufaktur di Bursa

Efek Jakarta periode 2000 sampai 2002. Kecenderungan anomaly winner-loser

saham industri manufaktur di pasar modal Indonesia juga dikemukakan oleh

Gunarsa dan Ekayani (2011). Saham – saham yang memiliki return positif pada

awalnya berbalik arah menjadi negatif pada periode selanjutnya.

Penelitian tentang anomaly winner-loser pada saham industri di pasar modal

Indonesia dikemukakan oleh Suarmanayasa dan Susila (2012). Hasil penelitiannya

menunjukkan terdapat kecenderungan anomaly winner-loser dengan rata – rata

abnormal return portofolio winner sebanyak 27 observasi periode pengujian yang

menunjukkan bahwa sebagian besar saham winner mengalami pembalikan return

rata – rata ke arah negatif. Penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian dari

Wiagustini (2008) yang menyatakan bahwa di Bursa Efek Indonesia ditemukan

anomali pasar yaitu penyimpangan perilaku hipotesis pasar efisien yang berkaitan

dengan hipotesis overreaction khususnya pada efek PER (Price Earning Ratio).

8

Wiksuana (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa abnormal return

portofolio saham winner periode formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan

sesudahnya berbeda negatif dan signifikan secara statistik untuk semua kelompok

portofolio saham. Sedangkan abnormal return portofolio saham loser periode

formasi 3 bulan dengan periode pengujian 3 bulan sesudahnya berbeda positif dan

signifikan secara statistik untuk semua kelompok portofolio saham. Penelitian yang

dilakukan oleh Mansouri et al. (2012) menunjukkan bahwa dengan menggunakan

strategi momentum di Bursa Efek Teheran menghasilkan return yang negatif dalam

semua periode pengujian. Penelitian tersebut didukung Swandewi dan Mertha

(2013) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata –

rata kumulatif abnormal return portofolio winner-loser saham industri manufaktur

di pasar modal Indonesia. Penelitian serupa juga dikemukakan oleh Maharani dan

Witiastuti (2015) dalam hasil pengujiannya yang menemukan bahwa sebagian besar

hasil pengujian portofolio winner bernilai negatif dan portofolio loser bernilai

positif.

Adanya berbagai kesenjangan hasil penelitian terdahulu dapat dikatakan

bahwa penelitian tentang strategi investasi momentum menarik untuk dilakukan

penelitian guna mendapatkan bukti secara empiris untuk digunakan dan diterapkan

di Indonesia. Penelitian ini juga digunakan untuk menilai kinerja portofolio saham

dengan menggunakan strategi momentum pada perusahaan finance di pasar modal

Indonesia.

Penelitian ini menggunakan teori strategi investasi momentum karena

strategi tersebut merupakan strategi yang biasanya digunakan investor di Indonesia.

9

Sebagian besar investor cenderung membeli saham – saham yang mempunyai

kinerja yang baik dan akan menjual saham – saham yang memiliki kinerja yang

buruk. Kowanda dan Pasaribu (2012) menyatakan bahwa keberadaan momentum

harga telah terbukti secara empiris terdapat di banyak pasar saham di berbagai

negara. Investor akan mencari informasi terlebih dahulu untuk pemilihan saham

yang akan dimasukkan pada kinerja portofolionya.

Penelitian ini menggunakan sektor finance (keuangan) yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2013 – 2015. Penggunaan sektor finance pada

penelitian ini karena sektor finance terutama perbankan mempunyai peranan yang

sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena membantu

masyarakat yang memerlukan dana investasi maupun dana untuk modal kerja yang

diharapkan dapat menunjang peningkatan pembangunan dari sektor lainnya.

Dilansir dari Laporan Survei Perbankan (www.bi.go.id) pada tahun 2015

menyatakan pertumbuhan kredit dan simpanan pada perusahaan finance yang

semakin besar dari tahun sebelumnya menandakan adanya tingkat konsumsi yang

mulai meningkat.

Pada sektor finance (keuangan) juga terdapat banyak subsektor lainnya

selain perbankan, seperti perusahaan Asuransi, perusahaan Reksadana, perusahaan

Efek (securities) dll. Sesuai dengan peningkatan jumlah investor yang dipaparkan

sebelumnya, penggunaan sektor finance sejalan dengan penelitian ini karena dalam

sektor finance terdapat subsektor yang mendukung seperti perusahaan Efek dimana

perusahaan Efek merupakan tempat investor yang ingin membuka rekening efek

untuk bertransaksi saham.

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1) Apakah kinerja portofolio saham winner lebih tinggi atau lebih rendah

dibandingkan dengan kinerja portofolio saham loser pada periode

kepemilikan selanjutnya?

2) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio

saham winner dengan kinerja portofolio saham loser?

3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja portofolio

saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio saham

winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui kinerja portofolio saham winner dibandingkan dengan

kinerja portofolio saham loser pada periode kepemilikan selanjutnya.

2) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio

saham winner dengan kinerja portofolio saham loser.

3) Untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kinerja portofolio

saham winner-loser pada periode formasi dengan kinerja portofolio

saham winner-loser pada periode kepemilikan selanjutnya.

11

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi investor, dan

ilmu pengetahuan yaitu:

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris pada

manajemen investasi, khususnya mengenai kinerja portofolio saham

berdasarkan strategi investasi momentum pada perusahaan finance yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2015.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumbangan pemikiran dan

bahan masukan bagi para investor dalam pengambilan keputusan

investasi saham dengan melihat kinerja dari portofolio saham.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan dan disusun secara

sistematis dan rinci untuk memberi arahan dan gambaran sehingga mempermudah

pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang

terdiri dari hal- hal apa saja yang mendasari masih pentingnya

12

dilakukan penelitian ini, serta menguraikan rumusan masalah

penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan penelitian, dan

sistematika penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan

dengan teori portofolio, strategi investasi saham dan kinerja

portofolio saham. Teori – teori dalam bab ini berasal dari

berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan

yang diangkat sehingga dapat mengakomodasikan argumentasi

secara akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta dengan

menyusun hipotesis yang digunakan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat metode penelitian yang meliputi desain

penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi

variable, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode

penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik

analisis data yang digunakan.

BAB IV : DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan sektor

finance yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain itu bab

ini juga menyajikan hasil – hasil penelitian yang diperoleh secara

sistematis setelah dianalisis menggunakan metode analisis yang

sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya dibahas dengan

13

membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai

acuan dan hasil – hasil penelitian sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang

menguraikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan

serta saran – saran bagi berbagai pihak yang memiliki

kepentingan terkait dengan topik penelitian ini dan berbagai

saran yang diberikan untuk pegembangan bagi penelitian

selanjutnya.