12
Alfin Zheto Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 1 Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015 RANCANG BANGUN SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN TERNAK AYAM MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM TSUKAMOTO ALFIN ZHETO Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar Lampung - Indonesia 35142 Telp. (0721) 787214 Fax. (0721)700261 e-mail : [email protected] ABSTRACT Bisnis peternakan merupakan bisnis menjanjikan, namun perlu kewaspadaan tinggi terhadap serangan penyakit, seperti ayam broiler. Mengingat mudahnya ayam broiler terserang penyakit, maka peternak melakukan diagnosa dengan melakukan pengamatan langsung, peternak melihat satu-persatu gejala penyakit tersebut. Setelah dilakukan pengamatan sering terjadi kendala, apabila ditemukan gejala penyakit yang sama. Salah satu solusi untuk membantu peternak dalam mendiagnosa penyakit tersebut yaitu dengan penerapan sistem pendiagnosa penyakit pada ayam menggunakan metode Fuzzy Inference System Tsukamoto. Tahapan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto, yaitu input himpunan fuzzy, menentukan derajat keanggotaan himpunan fuzzy, menghitung predikat aturan (α), dan defuzzifikasi. Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC (System Development Life Cycle) model waterfall. Sistem ini terdapat 9 variabel input (gejala penyakit) terdiri dari batuk dan bersin, ngorok basah akibat bunyi cairan melalui trakea, keluar cairan (eksudat) dari hidung dan mata, pembengkakan pada sinus, pembengkakan muka sekitar mata, kelopak mata kemerahan dan tertutup, pembengkakan pada pial, bernapas melalui mulut (menggih-menggih), serta pembengkakan muka sekitar sinus. Sistem ini terdapat 567 rule sebagai basis pengetahuan dan 3 penyakit (variabel output), yaitu penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), penyakit Infectious Coryza (snot), dan penyakit Infectious Bronchitis (IB). Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendiagnosa penyakit pada hewan ternak ayam yang dapat membantu masyarakat umum khususnya peternak dalam mendiagnosa penyakit ayam broiler, sehingga peternak dapat melakukan penanggulangan yang tepat. Kata kunci : Fuzzy Inference System Tsukamoto, Sistem pendiagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Ayam I. PENDAHULUAN Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak dan merupakan komoditas unggulan serta menjadi salah satu sumber perekonomian bagi bangsa indonesia. Oleh karena itu, setiap faktor yang mempengaruhi tingkat produksinya sangat penting diperhatikan. Penyakit merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produksi daging ayam broiler. Penyakit hewan ternak ayam yang menyerang pada ayam broiler membuat produksi daging ayam broiler menjadi menurun.

Jurnal (Alfin Zheto)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rancang Bangun Sistem Pendiagnosa Penyakit Pada Ayam Menggunakan Metode FIZ TSUKAMOTO

Citation preview

Page 1: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 1

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

RANCANG BANGUN SISTEM PENDIAGNOSA PENYAKIT PADA HEWAN

TERNAK AYAM MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM

TSUKAMOTO

ALFIN ZHETO

Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Ilmu Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya

Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar Lampung - Indonesia 35142

Telp. (0721) 787214 Fax. (0721)700261

e-mail : [email protected]

ABSTRACT

Bisnis peternakan merupakan bisnis menjanjikan, namun perlu kewaspadaan tinggi terhadap serangan

penyakit, seperti ayam broiler. Mengingat mudahnya ayam broiler terserang penyakit, maka peternak

melakukan diagnosa dengan melakukan pengamatan langsung, peternak melihat satu-persatu gejala

penyakit tersebut. Setelah dilakukan pengamatan sering terjadi kendala, apabila ditemukan gejala

penyakit yang sama.

Salah satu solusi untuk membantu peternak dalam mendiagnosa penyakit tersebut yaitu dengan

penerapan sistem pendiagnosa penyakit pada ayam menggunakan metode Fuzzy Inference System

Tsukamoto. Tahapan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto, yaitu input himpunan fuzzy,

menentukan derajat keanggotaan himpunan fuzzy, menghitung predikat aturan (α), dan defuzzifikasi.

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDLC (System

Development Life Cycle) model waterfall. Sistem ini terdapat 9 variabel input (gejala penyakit) terdiri

dari batuk dan bersin, ngorok basah akibat bunyi cairan melalui trakea, keluar cairan (eksudat) dari

hidung dan mata, pembengkakan pada sinus, pembengkakan muka sekitar mata, kelopak mata

kemerahan dan tertutup, pembengkakan pada pial, bernapas melalui mulut (menggih-menggih), serta

pembengkakan muka sekitar sinus. Sistem ini terdapat 567 rule sebagai basis pengetahuan dan 3

penyakit (variabel output), yaitu penyakit Chronic Respiratory Disease (CRD), penyakit Infectious

Coryza (snot), dan penyakit Infectious Bronchitis (IB).

Hasil dari penelitian ini adalah sistem pendiagnosa penyakit pada hewan ternak ayam yang dapat

membantu masyarakat umum khususnya peternak dalam mendiagnosa penyakit ayam broiler, sehingga

peternak dapat melakukan penanggulangan yang tepat.

Kata kunci : Fuzzy Inference System Tsukamoto, Sistem pendiagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak

Ayam

I. PENDAHULUAN

Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang

terbesar protein hewani asal ternak dan

merupakan komoditas unggulan serta menjadi

salah satu sumber perekonomian bagi bangsa

indonesia. Oleh karena itu, setiap faktor yang

mempengaruhi tingkat produksinya sangat

penting diperhatikan.

Penyakit merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat produksi daging ayam

broiler. Penyakit hewan ternak ayam yang

menyerang pada ayam broiler membuat produksi

daging ayam broiler menjadi menurun.

Page 2: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 2

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

Mengingat akan bahayanya penyakit hewan

ternak ayam yang menyerang ayam broiler, maka

para peternak melakukan diagnosa penyakit

hewan ternak ayam dengan melakukan

pengamatan langsung pada gejala-gejala penyakit

ayam broiler. Peternak melihat satu-persatu gejala

penyakit pada ayam broiler tersebut. Setelah

dilakukan pengamatan sering terjadi kendala,

karena ditemukan gejala penyakit yang sama.

Peternak sukar menentukan jenis penyakit yang

menyerang, akibatnya peternak mengalami

kerugian karena tidak tepat dalam melakukan

diagnosa penyakit dan penanggulangannya.

Logika fuzzy sangat fleksibel sehingga memiliki

toleransi terhadap data-data yang tidak tepat,

dengan logika fuzzy kita dapat merepresentasikan

dan menangani masalah ketidakpastian yang

dalam hal ini bisa berarti keraguan,

ketidaktepatan, kurang lengkapnya informasi dan

kebenaran yang sifatnya sebagian.

Metode pengembangan sistem yang digunakan

dalam penelitian ini adalah SDLC (System

Development Life Cycle) model waterfall. Model

waterfall merupakan metode yang masih sering

digunakan sampai saat ini, dalam metode

pengembangan model waterfall proses analisis

dan pengguna melanjutkan dengan berurutan dari

satu tahap ke tahap berikutnya. Keuntungan dari

pengembangan waterfall ini adalah

mengindentifikasi sistem yang lamas sebelum

pemrograman dimulai dan bahwa hal itu

meminimalkan perubahan persyaratan selama

proyek berlangsung (Dennis, Wixom, &

Tegarden, 2005, p. 8).

Alat dan Tehnik Perancangan Sistem, Alat dan

teknik perancangan sistem digunakan untuk

membantu merancang dan menganalisa sebuah

sistem, alat teknik tersebut antara lain:

Diagram konteks (Context Diagram) adalah

sebuah diagram sederhana yang menggambarkan

hubungan antara entity luar, masukan, dan

keluaran dari sistem. Diagaram konteks

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang

mewakili keseluruhan sistem (Kristanto, 2004, p.

76).

Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model

logika data atau proses yang dibuat untuk

menggambarkan darimana asal data dan kemana

tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data

disimpan, proses apa yang menghasilkan data

terasebut dan interaksi antara data yang tersimpan

dan proses yang dikenakan pada data tersebut.

DFD menggambarkan penyimpanan data dan

proses yang mentransformasikan data. DFD

menunjukkan hubungan antara data pada sistem

dan proses pada sistem (Kristanto, 2004, p. 66).

Basis data adalah suatu susunan/kumpulan

lengkap dari suatu organisasi/ perusahaan yang

diorganisir/dikelola dan disimpan secara

terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu

menggunakan komputer sehingga mampu

menyediakan informasi optimal yang diperlukan

pemakainya. Sistem basis data adalah suatu

sistem menyusun dan mengelola record-record

menggunakan komputer untuk menyimpan atau

merekam serta memelihara data operasional

lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga

mampu menyediakan informasi yang optimal

yang diperlukan pemakai untuk proses

mengambil keputusan (Marlinda, 2004, p. 1).

II. METODE

a) Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara

membaca, mengutip dan membuat catatan

yang bersumber pada bahan-bahan pustaka

yang mendukung dan berkaitan dengan

penelitian diagnosa penyakit hewan ternak

ayam khususnya ayam broiler.

b) Study Lapangan

a) Wawancara

Melakukan wawancara langsung dengan

pihak terkait, yaitu Dokter Hewan untuk

mendapatkan keterangan-keterangan valid

yang diperlukan sebagai bahan penulisan

laporan.

b) Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan secara langsung. Pengamatan

ini bertujuan untuk mencari data - data

yang akan digunakan pada penelitian.

Page 3: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 3

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

Dalam penelitian dilakukan rekayasa perangkat

lunak dimana prosesnya disebut dengan rekayasa

sistem. Dennis, Wixom, & Tegarden

menyampaikan 4 tahapan pertama yaitu

perencanaan, analisis, rancangan, dan

implementasi. Tahapan ini dinamakan siklus

hidup pengembangan sistem (system development

life cycle – SDLC). Tahap kelima adalah tahap

penggunaanya, yang berlangsung sampai sudah

waktunya untuk merancang system itu kembali.

1. Planning (Perencanaan)

Tahap perencanaan merupakan proses

dasar untuk mengetahui mengapa sistem

harus dibuat dan menentukan bagaimana cara

membangun sistem tersebut. Langkah

pertama dari proses tersebut adalah dengan

mengidentifikasi peluang apakah dapat

memberikan kemungkinan biaya rendah

tetapi menghasilkan keuntungan.

2. Analysis (Analisis)

Analisis sistem dilakukan untuk memberikan

jawaban pertanyaan siapa yang akan

menggunakan sistem. Apa yang akan

dilakukan oleh sistem, dimana dan kapan

sistem tersebut digunakan. Pada tahap ini

pembuat sistem akan melakukan observasi

dan pengamatan terhadap sistem yang lama,

kemudian mengidentifikasi, memanfaatkan

dan mengembangkan peluang, dan

membangun konsep untuk sebuah sistem

baru.

3. Design (perancangan)

Tahap perancangan dilakukan untuk

menetapkan bagaimana sistem akan

dioperasikan. Hal ini berkaitan dengan

menentukan perangkat keras, perangkat

lunak, tampilan program, form dan laporan

yang akan dipakai. Selain itu perlu juga

menspesifikasi program, database dan file

yang dibutuhkan.

4. Implementation

Merupakan tahap berikutnya untuk

menerjemahkan data atau pemecahan

masalah yang telah dirancang ke dalam

bahasa pemrograman komputer yang telah

ditentukan. Semua tahap ini desain perangkat

lunak sebagai sebuah program lengkap atau

unit program.

5. System

Tahapan ini, merupakan hasil sistem yang

telah dibuat dalam bentuk perangkat lunak

yang telah dipasang dan digunakan, termasuk

didalamnya proses pemeliharaan dan

perbaikan kesalahan. Perangkat lunak yang

telah selesai dibuat dapat mengalami

perubahan-perubahan atau penambahan

sesuai dengan permintaan user atau

perubahan sistem.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Metode Pengembangan Sistem

a) Planning (Perencanaan)

Tahap ini melakukan pemahaman terhadap

permasalan yang muncul dan

mendefinisikan secara rinci, kemudian

mentukan tujuan pembuatan sistem serta

melakukan pengumpulan data dan fakta

terhadap objek yang diteliti.

b) Analysis (Analisis)

Analisis dilakukan untuk menganalisis data

yang dibutuhkan, kebutuhan software

maupun kebutuhan hardware dalam

pelaksanaan pembuatan sistem ini.

Tabel 3.1 Variabel Input Variabel

Input

Range Fuzzy

Ringan Sedang Parah

Gejala 1 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h

Gejala 2 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h

Gejala 3 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h

Gejala 4 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h

Gejala 5 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h

Gejala 6 1 - 5 h 2 - 9 h 5 -14 h

Gejala 7 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h

Gejala 8 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h

Gejala 9 1 - 7 h 3 - 11 h 7 - 14 h

Keterangan :

h : Hari

Gejala 1 : Batuk dan bersin.

Gejala 2 : Keluar cairan (eksudat) dari hidung dan

mata.

Gejala 3 : Ngorok basah (bunyi cairan melalui

trakea).

Gejala 4 : Pembengkakan sinus.

Gejala 5 : Pembengkakan muka sekitar mata.

Gejala 6 : Kelopak mata kemerahan dan tertutup.

Gejala 7 : Pembengkakan pial.

Page 4: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 4

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

Gejala 8 : Bernapas melalui mulut (menggih-

menggih).

Gejala 9 : Pembengkakan muka sekitar sinus.

Tabel 3.1 Variabel Output

Variabel

Output

Range Fuzzy

Ringan Sedang Parah

CRD 7 - 39 % 16 - 68 % 7 - 14 %

snot 1 - 5 % 2 - 9 % 5 -14 %

IB 1 - 5 % 2 - 9 % 5 -14 %

Keterangan:

CRD : Penyakit Chronic Respiratory Disease

snot : Penyakit Infectious Coryza

IB : Penyakit Infectious Bronchitis

c) Desygn (Perancangan)

Tahap perancangan selanjutnya adalah

menetapkan bagaimana sistem akan dioperasikan.

Hal ini berkaitan dengan penentuan variabel dan

himpunan fuzzy sampai perancangan pembuatan

perangkat lunak, dan tampilan program. Selain itu

perlu juga menspesifikasi program, database dan

file yang dibutuhkan. Penjelasan sistem yang

diusulkan pada penelitian ini menggunakan Data

Flow Diagram (DFD), dan Entity Relationship

Diagram (ERD).

1. Perancangan Variabel Input dan Variabel

Output Fuzzy

Variabel input terdiri dari gejala-gejala penyakit

pada ayam broiler, yaitu: Batuk dan bersin, keluar

cairan (eksudat) dari hidung dan mata, ngorok

basah (bunyi cairan melalui trakea),

pembengkakan sinus, pembengkakan muka

sekitar mata, pembengkakan pial, bernapas

melalui mulut (menggi-menggi), pembengkakan

muka sekitar sinus. Variabel input terdiri dari 3

himpunan fuzzy yaitu: Ringan, Sedang, dan

Parah.

Variabel output terdiri dari tiga penyakit ayam

broiler yaitu: Chronic Respiratory Disease

(CRD), Infectious Coryza (snot), dan Infectious

Bronchitis (IB). Variabel output terdiri dari 3

himpunan fuzzy, yaitu: ringan, sedang, dan parah.

1.1 Perancangan Fungsi Keanggotaan

Variabel Input (Gejala)

a) Fungsi Keanggotaan Gejala 1

b) Fungsi Keanggotaan Gejala 2

Page 5: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 5

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

c) Fungsi Keanggotaan Gejala 3

d) Fungsi Keanggotaan Gejala 4

e) Fungsi Keanggotaan Gejala 5

Page 6: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 6

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

f) Fungsi Keanggotaan Gejala 6

g) Fungsi Keanggotaan Gejala 7

h) Fungsi Keanggotaan Gejala 8

Page 7: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 7

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

i) Fungsi Keanggotaan Gejala 9

1.2 Perancangan Fungsi Keanggotaan

Variabel Output (Penyakit)

a) Fungsi Keanggotaan Penyakit CRD

b) Fungsi Keanggotaan Penyakit snot

Page 8: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 8

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

c) Fungsi Keanggotaan Penyakit IB

2. Perancangan Sistem

Tahapan ini akan menguraikan tentang

perancangan sistem yang akan dibuat sehingga

dapat menghasilkan suatu program yang

kemudian dapat diimplementasikan pada tahap

implementasi sistem.

Diagram konteks (context diagram) adalah

sebuah diagram sederhana yang menggambarkan

hubungan antara entity luar, masukan, dan

keluaran dari sistem. Diagaram konteks

direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang

mewakili keseluruhan sistem. Diagram konteks

pada sistem ini terdapat 2 entitas yaitu

Administrator dan Visitor.

Gambar 3.14 Diagram Konteks (Context

Diagram)

Data Flow Diagram level 0 menggambarkan

sistem sebagai jaringan kerja antar fungsi yang

berhubungan satu dengan yang lain dengan aliran

dan penyimpanan data.

Bagian KESWAN dan

KESMAVET

1. Data Login

Admin

2. Data Variabel

Input

3. Data Variabel

Output

4. Data Aturan

Fuzzy

Data Login Admin

Informasi Data Login Admin

Informasi Data Variabel Input

Data Variabel Input

Informasi Data Variabel

Output

Data Variabel Output

5. Input Data

Diagnosa dan

Perhitungan

Peternak Ayam

Broiler

(Masyarakat Umum)

admin

v_input

v_output

aturan_fuzzy

data_input_diagnosa

Data Aturan Fuzzy

Informasi Data Aturan Fuzzy

Data Login Admin

Informasi Data Login Admin

Data Variabel Input

Informasi Data Variabel Input

Data Variabel

Output

Informasi Data

Variabel Output

Data Aturan Fuzzy

Data Variabel Input

Informasi Data Variabel Input

Informasi Data Aturan Fuzzy

Informasi Data Variabel Output

Data Variabel Output

6. Tampil Hasil

Diagnosa

Data Hasil Diagnosa

Informasi Data Hasil Diagnosa

Data Input Diagnosa

Informasi Data Input DiagnosaInformasi Data Hasil Diagnosa

Info

rmas

i D

ata

Inp

ut

Dia

gn

osa

Dat

a In

pu

t D

iag

no

sa

Info

rmas

i D

ata

Var

iabel

Input

Data Variabel

Input

Data Variabel

Output

Informasi Data

Variabel Output

Informasi Data Hasil Diagnosa

Data Hasil Diagnosa

Informasi Data Input Diagnosa

perhitungan

Dat

a H

asil

Dia

gn

osa

Info

rmai

Dat

a H

asil

Dia

gn

osa

Dat

a H

asil

Per

hit

un

gan

Info

rmas

i D

ata

Has

il P

erh

itu

ng

an

Dat

a In

pu

t D

iag

no

sa

Info

rmas

i D

ata

Inp

ut

Dia

gn

osa

Data Aturan Fuzzy

Informasi Data

Aturan Fuzzy

defuzzy

Data Input Diagnosa

Informasi Data Input Diagnosa Gambar 3.15 Data Flow Diagram level 0 pada

sistem pendiagnosa penyakit hewan ternak ayam

(broiler)

Page 9: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 9

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

3. Perancangan Tampilan Program

Rancangan tampilan program Sistem

Pendiagnosa Penyakit Pada Hewan Ternak Ayam

Menggunakan Metode Fuzzy Inference System

Tsukamoto adalah sebagai berikut:

Sistem Pendiagnosa Penyakit Hewan Ternak Ayam (Broiler)

Menggunakan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto

Home Info Penyakit

HEADER

FOOTER

DiagnosaInfo Diagnosa Login

Gambar 16 Rancangan Halaman Utama

HEADER

FOOTER

Home Info Penyakit Info Diagnosa Diagnosa

DIAGNOSA PENYAKIT AYAM BROILER

--- Pilih Gejala Penyakit ----

Nama Pemilik

Alamat Peternakan

Nilai

Range

:

PILIH BERSIH DIAGNOSA

Login

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Diagnosa

HEADER

Home Info Diagnosa Login

FOOTER

Nama :

Alamat Peternakan :

Gejala Penyakit Nilai Input Fuzzy

Xxxx xx

Xxxx xx

HASIL DIAGNOSA

Penyakit Defuzzyfikasi Tingkat Serangan

α*pred Min (α) WA

1. xxxx xxxx xxxx xxxx xxxx

Defuzzy : xxxxxx

Hasil Diagnosa : xxxxxx

Gambar 3.18 Rancangan Halaman Hasil

Diagnosa

Home Diagnosa Input Rule

HEADER

FOOTER

Output E. Login

Logout

Daftar

Tambah

No

Variabel Input

Himpunan FuzzyVariabel

1 Gejala 1 xxxxRingan Sedang Parah Aksi

xx - xxxx - xx xx - xx Edit || Hapus

Gambar 19 Rancangan Halaman Variabel Input

Page 10: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 10

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

Home Diagnosa Input Rule

HEADER

FOOTER

Output E. Login

Logout

Daftar

Tambah

No

Variabel Output

Himpunan FuzzyVariabel

1 Gejala 1 xxxxRingan Sedang Parah Aksi

xx - xxxx - xx xx - xx Edit || Hapus

Gambar 3.20 Rancangan Halaman Variabel

Output

Home Diagnosa Input Rule

HEADER

FOOTER

Output E. Login

Logout

Daftar

Tambah

IF xx AND xx AND xx THEN xx

Rule

Aturan Fuzzy (Rule)

Edit || Hapusxx

Aturan Aksi

IF xx AND xx AND xx THEN xxxx Edit || Hapus

Gambar 21 Rancangan Halaman Rule

Dari hasil pengembangan aplikasi yang dibuat

dengan Dreamweaver cs 3, dengan software

MySQL untuk membuat database Sistem

pendiagnosa hewan ternak ayam (broiler), maka

berikut ini tampilan beberapa screen yang ada

pada aplikasi yang telah dibuat.

Gambar 22. Halaman Utama

Gambar 23. Halaman Diagnosa

Page 11: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 11

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

Gambar 24. Halaman Hasil Diagnosa

Gambar 25. Halaman Variabel Input

Gambar 26. Halaman Variabel Output

Gambar 27. Halaman Rule

Page 12: Jurnal (Alfin Zheto)

Alfin Zheto

Informatics & Business Institute Darmajaya Page | 12

Jurnal Teknik Informatika Bandar Lampung, 25 Februari 2015

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat

diambil beberapa simpulan yaitu:

1. Sistem Pediagnosa Penyakit Pada Hewan

Ternak Ayam dibangun menggunakan

Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto

berbasis website. Sehingga membantu

mempermudah masyarakat luas khususnya

peternak ayam broiler dalam mendiagnosa

penyakit ayam broiler.

2. Implementasi Fuzzy Inference System

Tsukamoto dapat digunakan dalam

mendiagnosa penyakit ayam broiler dengan

pendekatan logika fuzzy, maka setiap variabel

fuzzy yang digunakan secara linguistik

(Variabel Input: Ringan, Sedang, Parah) dan

(Variabel Output: Ringan, Sedang, Parah).

3. Sistem Pediagnosa Penyakit Pada Hewan

Ternak Ayam ini dapat melakukan fungsinya

dengan baik, yaitu menghasilkan prediksi

kemungkinan penyakit ayam broiler.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang

telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan

antara lain:

1. Administrator terlebih dahulu perlu diberikan

pelatihan, sehingga tidak terjadi kesalahan

dalam melakukan proses diagnosa penyakit

ayam broiler.

2. Perlu adanya pemeliharaan sistem serta

penyempurnaannya, maka evaluasi dalam

jangka waktu tertentu dibutuhkan, misalnya

satu tahun atau lebih. Evaluasi menyangkut

kemungkinan pengembangan kembali

fasilitas sistem yang disesuaikan dengan

kebutuhan akan sistem yang lebih baik.

3. Pada penelitian berikutnya, diharapkan

jumlah penyakit yang didiagnosa ditambah

karena terdapat penyakit ayam broiler

lainnya yang terdapat di lapangan, seperti

Kolibasilosis, Fowl Cholera, Tetelo, dan

Gumboro.

DAFTAR PUSTAKA

Dennis, A., Wixom, B., & Tegarden, D. (2005).

Systems Analysis and Design with UML Version

2.0 an object – oriented approach 2nd edition.

United States of America: Jhon Wiley and

Sons.Inc.

Kristanto, A. ( 2004). Rekayasa Perangkat Lunak

Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Media.

Kusumadewi, S., & Purnomo, H. (2010). Aplikasi

Logika Fuzzy Untuk Pendukung Keputusan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Marlinda, L. (2004). Sistem Basis Data.

Yogyakarta: Andi.

Nugroho, B. (2005). Database Relasional dengan

MySQL. Yogyakarta: Andi.

Peranginangin, K. (2006). Aplikasi Web dengan

PHP dan MySQL. Yogyakarta: Andi.

Semangun, H. (2008). Penyakit Tanaman

Perkebunan Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Sidik, B. (2005). MySQL. Bandung: Informatika.

Sidik, B; Pohan, B. (2005). Pemrograman WEB

dengan HTML disertai lebih dari 200 contoh

program beserta tampilan grafisnya. Bandung:

Informatika.

Sutanta, E. (2004). Sistem Basis Data.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tamalludin, F. (2014). Panduan Lengkap Ayam

Broiler. Jakarta: Penebar Swadaya.