32
Journal Reading Tranfusi dari Sel Darah Merah Dikaitkan Dengan Peningkatan Saturasi Oksigen Vena Sentral, tetapi Tidak Menimbulkan Mortalitas pada Penderita Syok Septik Oleh : Karlina Hadriyanti

jurnal anastesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anastesi

Citation preview

PowerPoint Presentation

Journal Reading

Tranfusi dari Sel Darah Merah Dikaitkan Dengan Peningkatan Saturasi Oksigen Vena Sentral, tetapi Tidak Menimbulkan Mortalitas pada Penderita Syok Septik

Oleh :

Karlina Hadriyanti

1310. 2210. 66

Latar Belakang

Konsentrasi optimum haemoglobin (H) untuk pasien dengan syok septik (SS) belum secara spesifik di selidiki, pedoman saat ini menunjukan bahwa H dari 7 9 g/dl, dibandingkan dengan 10 12 g/dl tidak memiliki asosiasi dengan peningkatan mortalitas pada orang dewasa yang sakit kritis.

Keadaan ini kontras dengan tujuan awal protokol resusitasi yang menggunakan haematokrit target 30% pada penderita dengan oksigen vena sentral yang rendah (SevO) selama 6 jam pertama dari resusitasi syok septik

Pendahuluan

Di Amerika Serikat, kira kira 750. 000 kasus sepsis terjadi tiap tahun, dimana sekitar 255.000 berakhir fatal.

Jika ini juga disebabkan oleh disfungsi organ, maka diagnosisnya sepsis sedang.

Jika sepsis sedang disertai juga dengan hipoperfusi jaringan, maka diagnosisnya syok septik.

Kegagalan organ terjadi pada sekitar 1/3 pasien rawat dengan sepsis.

Mortalitas dari SS di ICU meningkat, estimasi antara 43 % dan 63% pada penelitian observasional.

Protokol untuk penanganan sepsis salah 1 nya dengan penggunaan sel darah merah pada penatalaksanaan pasien dengan sepsis sedang & SS.

SSC (Surviving Sepsis Campaign)

Rekomendasi ini terutama didasarkan pada penelitian yang mengevaluasi pasien dengan sepsis sedang.

Transfusi rbc untuk memperoleh peningkatan 30% hematokrit untuk pasien dengan saturasi oksigen vena sentral < 70%.

EGDT untuk sepsis sedang dan syok sepsis memiliki rekomendasi batasan dari transfusi RBC transfusi dilakukan ketika Hb < 7 gr/dl

Tujuan Penelitan

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh transfusi sel darah merah pada ScvO2 dan kematian bila EGDT digunakan untuk pasien dengan SS

Metode Penelitian

TIM SEPSIS

Identifikasi pasien di RS

Juni 2011 & Maret 2013

Total : 396 pasien

Periksa Pasien & mulai EGDT

Pengumpulan data pasien

HASIL

Pasien SS di identifikasikan jika asam laktat (LA) > 4 mmol / L, atau hipotensi persisten setelah diberikan cairan awal

PROTOKOL

Pengukuran LA

Diagnosis

Pemberitan bolus kristaloid 20 ml/kg sampai tek. Vena sentral 8-12 mmHg.

Jika tek arteri >65 mmHg diberi vasopressor.

Jika SpO2 < 70%, transfusi smo mencapai haematokrit min 30%

RBC

(40 P, ScvO2 70%

Cara Kerja

LA diperoleh dalam waktu 6 jam (G1),

antibiotik diberikan dalam 3 h (G2),

20 mL / kg bolus cairan diikuti oleh vasopressor (VP) jika diperlukan untuk menjaga tekanan arteri rata-rata (MAP) > 65 mm Hg (G3),

tekanan vena sentral (CVP) 8 mm Hg dalam waktu 6 jam (G4) dan ScvO2 70 % dalam waktu 6 jam (G5).

Perhitungan rata-rata usia, rata-rata berurutan penilaian kegagalan organ (SOFA) skor dan keseimbangan cairan pada akhir 6 jam untuk kedua kelompok.

Pada kelompok RBC, kami mengumpulkan tingkat ScvO2 sebelum dan sesudah setiap unit RBC ditransfusikan untuk di cocokan dengan angka kematian di RS

Penyocokan digunakan untuk mengevaluasi efek pengobatan dengan membandingkan dirawat dan pasien non - diobati dalam sebuah studi observasional.

Tujuan nya untuk dapat melihat perbandingan hasil dan memperkirakan efek pengobatan.

Analisis Statistik

Pearson Chi Square

Fisher Ekstrak

Analisis statistik, mean, standar deviasi

Nilai P signifikan didefinisikan sebagai P 0,05

Penelitian ini telah di setujui oleh Mercy Hospital Instutional Review Board

Hasil

. Nilai ScvO2 pada satu dan dua unit pada kelompok RBC

Karakteristik dari kelompok RBC dan NRBC dengan Syok Septik

Mortalitas pada grup RBC dan NRBC di Rumah Sakit

Diskusi

Transfusi sel darah merah adalah salah satu intervensi yang paling umum digunakan di ICU untuk mengobati anemia berat, yang sering terjadi di SS.

Di Amerika Serikat, lebih dari 14 juta unit sel darah merah yang diberikan setiap tahun, banyak yang diberikan di ICU dan pada pasien SS [ 12 ].

Sekitar 40-80 % dari RBC transfusi tidak diberikan untuk pendarahan, tetapi untuk tingkat hemoglobin yang rendah, untuk penurunan cadangan fisiologis, atau perubahan pada perfusi jaringan [ 13 , 14 ].

Selama bertahun tahun, konsentrasi hb dari 10 gr/dl atau ht 30% mewakili nilai batas minimal sehingga dilakukan pencetus transfusi yang di adopsi berdasarkan pengiriman oksigen ke jaringan yang berhubungan dengan vasodilatasi regional dan isi oksigen arterial yang tergantung pada konsentrasi hb.

Untuk menjaga konsumsi oksigen jaringan dan metabolisme aerobik pada tingkat penurunan untuk pengiriman oksigen ke jaringan secara prinsip dapat ditingkatkan dengan memberikan oksigen ekstra.

Sehingga masih banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat korelasi antara haematokrit DO2 dan VO2.

Selanjutnya, beberapa masalah yang didokumentasikan dengan RBC transfusi, seperti infeksi, komplikasi paru dan transfusi terkait peredaran darah yang berlebihan (Transfusi Associated Circulary Overload), transfusi terkait immunomodulation (TRIM) dan kegagalan multiorgan, dan peningkatan mortalitas. Hal ini menyebabkan perlunya evaluasi untuk transfusi

Pedoman yang diterbitkan sebagai bagian dari SSC telah mendukung penggunaan sel darah merah dalam pengobatan pasien dengan sepsis berat dan SS yang menunjukkan bukti adanya hipoperfusi.

EGDT sehingga untuk peningkatan hematokrit setidaknya 30 % dalam pengaturan defisit oksigen yang dirasakan.

Efek patologis dari transfusi sel darah merah pada sepsis bisa menjadi banyak.

Beberapa studi telah menunjukkan bahwa RBC terganggu (peningkatan agregasi, penurunan deformabilitas, perubahan dari RBC bentuk) dalam sel darah merah pada pasien penerima SS

RBC juga dapat bertindak sebagai sensor oksigen, yang dapat memodulasi variabel aliran oksigen jaringan, dengan mengeluarkan vasodilator, nitrat oksida atau ATP.

Beberapa peneliti telah melaporkan bahwa mikrosirkulasi diubah pada kondisi sepsis dan perubahan ini lebih buruk pada pasien yg non surviror daripada yg selamat. Bahwa perubahan mikrovaskuler persisten berhubungan dengan kegagalan organ dan kematian.

Perubahan mikrovaskuler adalah prediktor paling sensitif dan spesifik pada pasien sepsis.

Keterbatasan Penelitian

Ukuran sampel kecil

Terdapat perbedaan dalam pengobatan pasien pada dua kelompok.

Kurangnya analisis multivariat karena jumlah sampel kecil

Kesimpulan

Pada penelitian ini, transfusi RBC tidak berhubungan dengan kematian yang menurun pada pasien SS, meskipun terjadi peningkatan ScvO2.

Critical Appraisal

32