Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JUTNALILMU KOMUNIKASIVol. 5 No. l Januari 2017
RE s Po N slVlTAS KOM UN I KASI PEI,AYANAN PU Bll K ME LAIUI trlOMORTUNGGAL PANGGILAN DARURAT 112 OIEH PEMERIIITAH KOTA DEPOKLenie OkvianaRika Riani
PE NGARU H M EDIA PEM BELAJARAN KE LASE TERHADAP MOTIVASI 5I5WADISMAN 8 DEPOKSendi Eka NandaAjeng Syafilla Susilo
TERPMN MENONTON TAYANGAN TAI'6HOW"HITAM PUTIH" TERHADAPSIKAP MAHASISWA PSIKOLOGI 2014 UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOKYant iTr iani taAmelia Dika Anjani
KONSTRUKSI ISI PROGRAM INDONESIA LAWYER CIUB EDISI "SETEIAH 411"Pipit FitriyahSulistiyawati
ISSN: tO*S--I{18
nMEDIA ONLINE WIKIDPR SEBAGAI MEDIARAPAT DI DPR.RI(sTuDt PADA KATANGAN REPORTERRini AstutiDita Anggraeni
KEPERCAYEdy PrihantoroSriWaluyolndah FitriyaniAsri
REI.ASI XETOMPOK KHAI.AYAKPRODUK5I PROGRAM SIARAN RADIO{Studi Kasus pada Kelompok PendengarProgram SMS Sry*r {Jpdat*}Yeni Nuraeni
JurnaI KomunikasiVol. 5 No. 1. Januari2AlT
PENASEHAT
Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MMProf. Suryadi HS, SSi., MMSI
Drs. Hardjito, MSi
PEMIMPIN REDAKSI
Dr. Edy Prihantoro, SS., MMSI
TIM SIIPERVISI
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MScDr. Edy Prihantoro, SS., MMSI
BENDAHARADr. Dwi Asih Haryanti
Susilowati Dyah K SE., MM
REDAKSI
Pipit Fitriyah S.I.Kom., MMRini Astuti S.I.Kom., MM
DISTRIBUSI
Choirul Umam S.I.Kom.. MM
ALAMAT REDAKSI
AKADEMI KOMLTNIKASI MEDIA RADIO DAN TELEVISI (AKMRTV) JAKARTAJl. Stasiun Cakung Sentra Timur, Cakung, Jakarta Timur
Telepon :0877 8811 9797Website : www jurnalakmrw.ac. id
Jurnal Komunikasi terbit dua kali dalam setahun, setiap bulan Januari dan Juli. Redaksi1 . 1 ' . , . 1 . . ' . , , 1 . 1 . 1 1 ' l ) t
1-15
JURNAL ILMU KOMUNIKASIVol. 5 No. I Januari 2Afi
DAFTAR ISI
RESPONSIVITAS KOMUNIKASI PELAYANAN PUBLIK MELALUINOMOR TTINGGAL PANGGILAN DARURAT 112 OLEHPEMERINTAH KOTA DEPOKLenie Okviana dan Rika Riani
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KELASE TERHADAPMOTIVASI SISWA DI SMAN 8 DEPOKSendi Eka Nanda dan Ajeng Syafila Susili 16-29
TERPAAN MENONTON TAYANGAN TALKSHOW "HITAMPUTIH" TERHADAP SIKAP MAHASISWA PSIKOLOGI 2014I-INIVERSITAS GI.INADARMA DEPOKYanti Trianita dan Amelia D Anjani 30-41
KONSTRUKSI ISI PROGRAM INDONESIA LAWYER CLUB EDISI..SETELAH 4I1"Pipit Fltriyah dan Sulistiyawati ..... 42_52
MEDIA ONLINE WIKIDPR SEBAGAI MEDIA PENYEBARANINFORMASI RAPAT DI DPR-RI (STUDI PADA KALANGANREPORTER WIKIDPR DI JAKARTA)Rini Astuti dan Dita Anggraeni fi-62
CELEBRITY ENDORSER REXONA DI INSTAGRAM DALAMMEMBENTUK KEPERCAYAAN KONSUMEN DI INDONESIAEdy Prihantoro, Sri Waluyo dan Andan F Asri. 63_77
RELASI KELOMPOK KHALAYAK DENGAN REDAKSI DALAMPROSES PRODUKSI PROGRAM SIARAN RADIO (STUDI KASUSPADA KELOMPOK PENDENGAR RADIO MEGASWARA DANREDAKSI PROGRAM SMS BOGOR UPDATNYeni Nuraeni 78-92
PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KELASE TERHADAP
MOTIVASI SISWA DI SMAN 8 DEPOK
Sendi Eka Nanda
Ajeng Syafilla Susilo
Universitas Gunadarma
[email protected] dan [email protected]
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of the use of learning media Kelase
to motivate students at SMAN 8 Depok. Free variable in this study is the
instructional media kelase and the dependent variable is the motivation. The
paradigm of this research is positivistic. The method used in this research is
descriptive quantitative method with data collection using questionnaires. The unit
of analysis in this study is a class XI student of SMAN 8 Depok, amounting to 360
people, sampling techniques performed by simple random sampling and using
Yamane formula thus found a sample of 198 respondents. Data analysis using SPSS
program for non-surgical V.21.0 windows system which consists of a simple
regression test, test T, coefficient determination test with a confidence level of 95%.
The results showed that the instructional media Kelase positive and significant effect
of 46% on the motivation of students of SMAN 8 Depok.
Key Instrument : Effects, Media Education, Motivation
PENDAHULUAN
Belajar adalah perubahan atau
membawa akibat perubahan tingkah
laku dalam pendidikan karena
pengalaman dan latihan atau karena
mengalami latihan (Sagala 12:2011).
Belajar dapat mengubah tingkah laku
yang akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang belajar.
Perubahan itu tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu
pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, keterampilan, sikap,
pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Dari definisi tersebut
dapat dipahami bahwa belajar
merupakan suatu proses yang sangat
penting dalam diri manusia yang
membawa perubahan tingkah laku
dalam pendidikan maupun sikap
dalam penyesuaian diri seorang
individu pada lingkungannya.
Pembelajaran adalah suatu
proses interaksi peserta didik dengan
17
pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran sebagai proses belajar
yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berpikir
yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan
mengkontruksikan pemgetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi
pembelajaran. (Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20
Tahun 2003).
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi membuat
adanya dorongan dalam berupaya
untuk melakukan pemanfaatan hasil-
hasil teknologi dalam proses belajar.
Para guru dituntut agar mampu
menggunakan media dan alat yang
disediakan oleh sekolah maupun
media yang telah tersedia untuk
meningkatkan proses belajar. Hal
tersebut bertujuan agar proses belajar
dapat efisien. Disamping mampu
menggunakan alat-alat yang tersedia,
guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan ketrampilan
membuat media pembelajaran yang
akan digunakan dalam proses belajar
mengajar apabila media yang
dibutuhkan belum tersedia.
Media pembelajaran
merupakan suatu media yang
digunakan dalam proses penyaluran
pesan pesan dalam merangsang
pikiran, perasaan maupun minat serta
perhatian para siswa
(Sadiman,7:2008). Media
Pembelajaran Kelase merupakan
jejaring sosial privat sekaligus
lingkungan belajar berjaringan internet
bagi institusi pendidikan dan
organisasi. Dengan kelase, lembaga
atau organisasi akan memiliki jejaring
sosial sendiri yang sifatnya terbatas
hanya untuk internal anggota lembaga
atau organisasi saja yang hanya dapat
diakses oleh guru atau fasilitator
maupun pelatih, siswa atau peserta
dan orang tua atau observer yang
tergabung di lembaga atau organisasi
tersebut.
SMA Negeri 8 Depok
didirikan pada tahun 2011.
Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan peneliti, diketahui bahwa
SMA Negeri 8 di kota Depok telah
menggunakan media pembelajaran
Kelase sejak tahun 2013. Media
pembelajaran ini dimulai dari kelas
XI, karena kelas X1 di anggap sudah
mampu menyesuaikan belajar di
sekolah dengan di media
pembelajaran.
18
Menurut Brophy pada tahun
2006 menyatakan bahwa motivasi
belajar lebih mengutamakan respon
kognitif, yaitu kecenderungan siswa
untuk mencapai aktivitas akademis
yang bermakna dan bermanfaat. Siswa
yang memiliki motivasi belajar akan
memperhatikan pelajaran yang
disampaikan, membaca materi
sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar
tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang
mendalam dalam aktivitas belajar
tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi,
mencari bahan-bahan yang berkaitan
untuk memahami suatu topik, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
Oleh karena itu dengan umur kelase
baru menginjak 4 tahun semenjak
diterapkan disekolah tersebut maka
peneliti ingin mengetahui pengaruh
media pembelajaran kelase terhadap
motivasi siswa di SMA Negeri 8
Depok.
Media Baru
Istilah media barutelah
digunakan sekitar tahun 1960-an, yang
mana telah mencakup seperangkat
teknologi komunikasi terapan yang
semakin terus berkembang dan
beragam. Menurut Denis McQuail
dalam bukunya Teori Komunikasi
Massa (2011:43) ciri utama media
baru adalah adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap
khalayak individu sebagai penerima
maupun pengirim pesan,
interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada di
mana-mana.
Perbedaan media baru
disbanding dengan media lama, yaitu
media baru manapikan segala batasan
percetakan dan model penyiaran
dengan memungkinkan terjadinya
percakapan antar banyak pihak,
memungkinkan penerimaan secara
simultan, perubahan dan penyebaran
kembali objek-objek budaya,
menggangu tindakan komunikasi dari
posisi pentingnya dari hubungan
kewilayahan dan modernitas,
menyediakan kontak global secara
instan, dan memasukkan subjek
modern/akhir modern ke dalam mesin
aparat yang berjaringan. (McQuail,
2011:151).
Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat
menyampaikan dan menyalurkan
pesan dari sumber secar terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar
19
yang kondusif di mana penerimanya
dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif (Rosyada Dede,
8:2008). Menurut Hamdani (2005)
mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah bahan, alat, atau
teknik yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan maksud agar
proses interaksi komunikasi edukasi
dengan guru dan siswa dapat
berlangsung secara tepat guna dan
berdaya guna. Definisi ini sejalan
dengan definisi yang disampaikan
oleh Asosiasi Teknologi dan
Komunikasi Pendidikan (Association
of Education and Communication
Tecnology) di Amerika, yaitu segala
bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesan atau
informasi.
Berdasarkan hal tersebut studi
tentang media dalam konteks
pembelajaran ini bukanlah studi
tentang hal-hal yang menyangkut
teknis dan mekanis, sebab
pembelajaran bagian dari ilmu
pendidikan. Pembelajaran juga tidak
hanya sekedar memberikan materi saja
akan tetapi dapat memberikan
pengalaman baru dalam proses
pembalajaran yang melibatkan
mahasiswa secara aktif.
Menurut Arief S. Sadiman (17-
18:2005) secara umum fungsi media
pembelajaran adalah (1) Memperjelas
penyajian pesan, (2) Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya
indera, (3) Penggunanaan media
pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sifat pasif
peserta didik, (4) Memberikan
rangsangan pengalaman, dan persepsi
yang sama terhadap materi belajar.
Media Pembelajaran Kelase
Kelaseberasal dari bahasa
Jawa, dengan kata dasar “Kelas”.
Kelas merupakan suatu ruangan di
sekolah yang digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar, tempat
guru dan siswa saling berinteraksi.
Akhiran “e” dibelakang kata kelas
berarti “nya” dalam Bahasa Indonesia,
sehingga “Kelase” sama artinya
dengan “Kelasnya”. Kelase
dikembangkan oleh Winastwan Gora
sebagai pemimpin PT. Edukasi Satu
Nol Satu untuk membantu dunia
pendidikan di Indonesia. Kelase
dirancang oleh pendiri Edukasi101
dan dikembangkan oleh beberapa
orang programmer yang berlokasi di
Bandung, Jawa Barat. Kelase
didedikasikan untuk lembaga
pendidikan formal serta lembaga
pendidikan non-formal agar mudah
20
memiliki layanan pembelajaran
onlinesendiri. Kelase menggunakan
sistem Cloud Computing atau
Komputasi.
Selain itu sejak April 2014
Kelase hadir dengan berbagai
tambahan fitur serta adanya aplikasi
mobile (untuk Android, iOS dan
WindowsPhone). Layanan Kelase ini
menjadi lebih menarik dari program
E-learning lain karena layanan ini
berbasis Cloud Computing yang
mendukung user untuk dapat login
dengan akun Facebook mereka masing
sehingga akan lebih mempermudah
para user/siswa dan data-data antara
pengguna satu dengan pengguna lain
dapat berhubungan.
Media Pembelajaran Kelase
merupakan jejaring sosial privat
sekaligus lingkungan belajar
berjaringan internet bagi institusi
pendidikan dan organisasi. Dengan
Kelase, lembaga/organisasi akan
memiliki jejaring sosial sendiri yang
sifatnya terbatas hanya untuk internal
anggota lembaga/organisasi saja yang
hanya dapat diakses oleh
guru/fasilitator/pelatih, siswa/peserta
dan orang tua/observer yang
tergabung di lembaga/organisasi
tersebut. Di awali dari seorang guru
yang menggunakan media
pembelajaran Kelase untuk memberi
kuis belajar kepada siswa-siswa
hingga sampai pada saat ini media
pembelajaran Kelase digunakan oleh
beberapa guru lainnya dalam
meningkatkan motivasi belajar pada
siswa-siswa SMA Negeri 8 Depok.
Media pembelajaran Kelase
merupakan media pembelajaran yang
efektif karena dengan adanya media
tersebut siswa dapat membaca materi
yang diberikan oleh gurunya di
sekolah, bahkan bagi siswa yang
berhalangan hadir dapat mengikuti
belajar online menggunakan media
pembelajaran tersebut.
Teori Proses Belajar
Teori belajar sosial Bandura
menguraikan kumpulan ide mengenai
cara perilaku dipelajari dan diubah.
Penerapan teori ini hampir pada
seluruh perilaku, dengan perhatian
khusus pada cara perilaku baru
diperoleh melalui belajar mengamati
(observational learning). Teori ini
digunakan dengan mudah untuk
perkembangan agresi, perilaku yang
ditentukan, ketekunan, belajar
loncatan ski, dan reaksi psikologis
yang datar pada emosi. Teori Bandura
dengan jelas menggunakan sudut
pandang kognitif dalam menguraikan
21
belajar dan perilaku. Melalui kognitif
kita berarti Bandura berasumsi tentang
pikiran manusia dan menafsirkan
pengalaman mereka. Teori belajar
sosial, perbuatan melihat saja
menggunakan gambaran kognitif dari
tindakan, secara rinci dasar kognisi
dalam proses belajar dapat diringkas
dalam 4 tahap yaitu atensi (perhatian),
retensi (mengingat), reproduksi gerak,
dan motivasi.
Motivasi
Kata motivasi berasal dari
bahasa Latin yaitu Movere, yang
berarti bergerak (move). Motivasi
menjelaskan apa yang membuat orang
melakukan sesuatu, membuat mereka
tetap melakukannya, dan membantu
mereka dalam menyelesaikan tugas-
tugas.
Hal ini berarti bahwa konsep
motivasi digunakan untuk
menjelaskan keinginan berperilaku,
arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan
penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah
proses yang memberi semangat, arah,
dan kegigihan perilaku. Artinya,
perilaku yang memiliki motivasi
adalah perilaku yang penuh energi,
terarah, dan bertahan lama (Santrock,
2007).
Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar, maka
motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai (Sardiman,
2008).
Menurut Santrock (2007)
menyatakan bahwa motivasi belajar
lebih mengutamakan respon kognitif,
yaitu kecenderungan siswa untuk
mencapai aktivitas akademis yang
bermakna dan bermanfaat. Siswa yang
memiliki motivasi belajar akan
memperhatikan pelajaran yang
disampaikan, membaca materi
sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar
tertentu yang mendukung. Selain itu,
siswa juga memiliki keterlibatan yang
intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari
bahan-bahan yang berkaitan untuk
memahami suatu topik, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan.
22
Siswa yang memiliki motivasi
belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang
menarik atau proses yang
menyenangkan. Intinya, motivasi
belajar melibatkan tujuan-tujuan
belajar dan strategi yang berkaitan
dalam mencapai tujuan belajar
tersebut.
Ada beberapa indikator
motivasi belajar menurut Sardirman
(2008:83) adalah (1) Tekun
menghadapi tugas, (2) Memiliki rasa
semangat dalam belajar, (3) Adanya
keinginan untuk memperdalam materi
pembelajaran (4) Senang belajar
secara mandiri, (5) Adanya
penghargaan dalam belajar, (6)
Memiliki rasa penasaran dalam
menghadapi materi yang sulit.
Unit Analisis
Unit analis dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi SMA Negeri 8
Depok. Penelitian ini memfokuskan
pada siswa kelas XI, karena pada
observasi awal diketahui bahwa yang
media pembelajaran kelase baru
digunakan pada siswa-siswi kelas XI.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terdiri dari:
tempat, pelaku, dan kegiatan.
Penelitian ini memilih SMA Negeri 8
Depok yang bertempat di Jalan H.M.
Natsir No. 888, Cilodong, Kota
Depok, Jawa Barat 16415, Indonesia.
Waktu penelitian ini secara
keseluruhan dilaksanakan selama 2
bulan, sejak bulan Maret 2017 sampai
dengan bulan Mei 2017.
Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian ini
adalah positivistik dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini dilandasi
pada suatu asumsi bahwa suatu gejala
itu dapat diklasifikasikan, dan
hubungan gejala bersifat kausal (sebab
akibat), maka peneliti dapat
melakukan penelitian dengan
memfokuskan kepada beberapa
variabel saja yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
Sumber Data
Pada penelitian ini
menggunakan beberapa sumber data
yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang
didapat dari sumber pertama baik
individu atau perseorangan seperti
hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti. Terkait dengan penelitian ini,
sumber data primer diperoleh dari
responden secara langsung di lokasi
penelitian melalui kuesioner yang
23
dibagikan oleh peneliti kepada Siswa
SMA Negeri 8 Depok.
Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari sumber kedua
(Kriyantono, 2006:42). Dapat
dikatakan bahwa data sekunder yaitu
data jadi atau data yang telah jadi.
Dalam penelitian ini data sekundernya
adalah data-data yang berkaitan
dengan penelitian yang berasal dari
berbagai sumber seperti buku, jurnal,
dan sebagainya.
Populasi dan Sampel
Populasi berasal dari bahasa
Inggris yaitu populasi yang berarti
jumlah penduduk(Siregar, 2014:30).
Dalam metode penelitian, kata
populasi amat populer dipakai untuk
menyebutkan serumpun/sekelompok
objek yang menjadi sasaran penelitian.
Populasi merupakan keseluruhan dari
objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
hidup dan sebagainya. Sehingga
objek-objek ini dapat menjadi sumber
data penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah Siswa kelas XI
SMA Negeri 8 Depok yaitu sebanyak
360 siswa.
Sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data di mana hanya
sebagian populasi saja yang diambil
dan dipergunakan untuk menentukan
sifat serta ciri yang dikehendaki dari
suatu populasi(Siregar, 2014:30).
Sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggnakan rumus Yamane
maka diperoleh sampel sebanyak 189
responden, tetapi peneliti
menggenapkannya menjadi 200
responden yang berasal dari siswa
kelas XI SMA Negeri 8 Depok.
Teknik Penarikan Sampel
Teknik Pengambilan sampel
adalah suatu cara mengambil sampel
yang representatif dari populasi
(Ridwan,2010: 57). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan
adalah dengan menggunakan Simple
Randon Sampling. Simple Randon
Sampling merupakan pengambilan
anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu (Sugiyono,2009:120).
Penelitian ini menggunakan Simple
Random Sampling dikarenakan
seluruh anggota populasi diberikan
peluang yang sama untuk menjadi
sampel responden.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
24
adalah melalui Kuesioner/angket.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang harus di isi oleh responden
disebut juga angket (Kriyantono,
2006:97). Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Jenis angket dalam
penelitian ini adalah angket tertutup.
Jenis angket ini dipilih karena agar
lebih mempermudah pengumpulan
data pada responden yang banyak dan
tersebar. Kuesioner tertutup adalah
suatu angket dimana responden telah
diberikan alternatif jawaban oleh
peneliti (Kriyantono, 2006:98).
Pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kuisioner kepada
responden adalah pertanyaan yang
dibuat dengan menggunakan Skala
Interval (Likert). Skala Likert adalah
pengukuran yang memungkinkan
responden untuk merangking seberapa
kuat mereka setuju atau tidak setuju
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kuisioner.
Tabel: Penilaian Skala
Likert
4 SS Sangat Setuju
3 S Setuju
2 TS Tidak Setuju
1 STS Sangat Tidak Setuju
Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono
(2009:93) adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian.
Maka dari itu peneliti merumuskan
hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh efektivitas
media pembelajaran kelase
terhdapat motivasi belajar siswa
di SMA Negeri 8 Depok.
Ha : Adanya pengaruh efektivitas
media pembelajaran kelase
terhdapat motivasi belajar siswa
di SMAn Negeri 8 Depok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan pada 40 orang responden
dengan nilai r table adalah 0.263
dengan tingkat kepercayaan 95%.
Data tersebut diolah menggunakan
aplikasi SPSS versi 21 untuk operasi
system Windows. Hasilnya didapat r
hitung lebih besar dari r table sehingga
dinyatakan valid.
Dengan responden yang sama
dilakukan juga uji reabilitas ang
hasilnya adalah sebagai berikut:
25
Tabel: Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.876 23
Berdasarkan hasil pengujian
reabilitas pada tabel diatas diperoleh
nilai Cronbach Alpha dari 23 butir
pertanyaan secara keseluruhan adalah
0,876. Menurut Siregar (2013: 57)
kriteria instrument penelitian
dikatakan reliable bila (r11) > 0.6
dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa instrument yang digunakan
pada penelitian ini telah reliable,
dengan nilai koefisien reliabilitas
0.876> 0.6.
Menurut interpretasi
reliabilitas Guliford, nilai tersebut juga
masuk dalam kategori reliabilitas
sangat tinggi. Kemudian terlihat
bahwa N of items adalah sebesar 23,
angka ini menunjukan bahwa
banyaknya pernyataan yang diajukan
kepada responden adalah sebanyak 23
butir pertanyaan. Ini menunjukan
bahwa kuesioner yang telah disebar
oleh peneliti kepada 40 responden
dinyatakan reliabel.
Berdasarkan analisis diatas
disimpulkan bahwa iklan Wardah di
televisi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keputusan
pembelian yang dapat dilihat dari
persamaan tersebut yaitu Y = 10,230 +
0,789X +e. Ini berarti apabila
pengaruh media pembelajaran Kelase
ditingkatkan maka motivasi siswa
akan meningkat dan sebaliknya. Tanda
Tabel: Uji Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std.
Error
Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 10.230 2.111 4.846 .000 6.067 14.393
TOTAL X (Media
Pembelajaran
Kelase
.789 .060 .683 13.150 .000 .670 .907
a. Dependent Variable :Y (Motivasi Siswa)
26
+ (positif) pada variabel motivasi
siswa menunjukan hubungan searah
artinya apabila pengaruh media
pembelajaran Kelase baik maka
motivasi siswa juga akan baik, maka
dapat disimpulkan bahwa pengaruh
media pembelajaran Kelase
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap motivasi siswa di SMA
Negeri 8 Depok.
Berdasarkan tabel uji regresi
diatas juga diperoleh nilai determinasi
(R) sebesar 0,653 atau 65,3 %. Nilai
ini menjelelaskan bahwa motivasi
yang ada pada siswa SMA Negeri 8
Depok dapat dipengaruhi oleh media
pembelajaran Kelase sebesar 65, 3 %,
sedangkan sisanya yaitu 34,7 % (100
% - 65, 3 %) merupakan pengaruh dari
faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
Berdasarkan tabel diatas pula
dapat diketahui nilai Sig atau angka
signifikasi penelitian adalah 0,000,
sedangkan taraf signifikasi yang
digunakan adalah 0,05 atau 5 %.
Sehingga dapat diperoleh kesimpulan
bahwa angka sig penelitian < taraf sig,
yakni 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Ini menunjukan
bahwa media pembelajaran Kelase
mempengaruhi secara signifikan
motivasi siswa di SMA Negeri Depok.
Selain itu, berdasarkan hasil
dari kuesioner yang telah diisi oleh
siswa terbukti bersesuaian dengan
teori utama yaitu media baru
bersesuaian juga dengan indikator-
indikator motivasi dan teori belajar
sosial.Kemunculan media baru turut
memberikan andil akan perubahan
pola komunikasi masyarakat. Media
baru, dalam hal ini internet sedikit
banyak mempengaruhi cara individu
bekomunikasi dengan individu
lainnya. Internet di kehidupan
sekarang hadir untuk memenuhi
kebutuhan manusia dalam
berkomunikasi dan memperoleh
informasi. Internet berfungsi sebagai
jaringan global untuk komunikasi dari
satu lokasi ke lokasi lainnya di
belahan dunia.
Denis McQuail memberikan
beberapa ciri mengenai media baru,
yaitu :
1. Teknologi berbasis komputer.
2. Karakternya hibrida, tidak
berdedikasi, fleksibel.
3. Potensi interaktif.
4. Fungsi publik dan privat.
5. Peraturan yang tidak ketat.
6. Kesalingterhubungan.
7. Ada di mana-mana/tidak
tergantung lokasi.
27
8. Dapat diakses individu sebagai
komunikator.
Dalam proses belajar dapat
diringkas dalam 4 tahap yaitu:
atensi/perhatian, retensi/mengingat,
reproduksi gerak, dan motivasi.
1. Atensi/Perhatian. Jika reaksi
baru yang dipelajari dari
melihat/mendengar lainnya,
maka hal itu jelas bahwa
tingkat memberi perhatian
yang lain akan menjadi yang
terpenting.
2. Retensi Setiap gambaran
perilaku disimpan dalam
memori atau tidak, dan dasar
untuk penyimpanan
merupakan metode yang
digunakan untuk penyandian
atau memasukkan respon.
Penyandian dalam simbol
verbal dipermudah oleh
berpikir aktif orang atau
ringkasan secara verbal
tindakan yang mereka amati.
Waktu respon yang diamati
disandikan, ingatan kesan
visual atau symbol verbal
dapat berlanjutdengan melatih
kembali secara mental. Dengan
begitu, penyandian akan
mencoba untuk berpikir giat
mengenai tindakan dan
memikirkan kembali
penyandian verbal.
3. Reproduksi Gerak Waktu
fakta-fakta dari tindakan baru
disandikan dalam memori,
mereka harus dirubah kembali
dalam tindakan yang tepat.
Rangkaian tindakan baru
merupakan symbol pertama
pengaturan dan berlatih, semua
waktu dibandiungkan dengan
ingatan/memori dari perilaku
model. Penyesuaian dibuat
dalam rangkaian tindakan
baru, dan rangkaian perilaku
awal. Perilaku sebenarnya
dicatat oleh orang dan
mungkin juga oleh pengamat
yang memberikan timbal balik
yang benar dari perilaku suka
meniru. Dasar penyesuaian
dari timbal balik membuat
pengaturan simbolik rangkaian
tindakan baru, dan rangkaian
perilaku dimulai lagi.
4. Penguatan dan Motivasi Pokok
persoalan dari atensi, retensi,
dan reproduksi gerak sebagian
besar berhubungan dengan
kemampuan orang untuk
meniru perilaku penguatan
menjadi relevan. Ketika kita
mencoba menstimulus orang
untuk menunjukkan
28
pengetahuan pada perilaku
yang benar. Walaupun teori
belajar social mengandung
penguatan untuk tidak
menambah pengetahuan guna
“mengecap dalam perilaku”,
itu peran utama memberi
penguatan (hadiah &
hukuman) seperti seorang
motivator. Secara ringkas, teori
belajar social Bandura
memiliki 2 implikasi penting :
a. Respon baru mungkin
dipelajari tanpa having to
perform them (learning by
observation)
b. Hadiah dan hukuman
terutama mempengaruhi
pertunjukan (performance)
dari perilaku yang
dipelajari: bagaimanapun
ketika memberikan
kemajuan, mereka
memiliki pengaruh
tambahan / kedua dalam
pengetahuan / belajar dari
perilaku baru yang terus
pengaruhnya pada atensi
dan latihan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai pengaruh media
pembelajaran kelase terhadap motivasi
siswa di SMA Negeri 8 Depok,
diketahui bahwa media pembelajaran
kelase mempengaruhi secara positif
terhadap motivasi siswa di SMA
Negeri 8 Depok.
Belajar menggunakan media
pembelajaran kelase mempengaruhi
secara signifikan terhadap motivasi
siswa SMA Negeri 8 Depok. Media
pembelajaran kelase memiliki variasi
dan penayjian pesan yang menarik
sehingga dapat menimbulkan motivasi
terhadap siswa SMA Negeri 8 Depok.
SARAN
Peneliti menyadari bahwa
dalam penelitian yang dilakukan ini
masih terdapat kekurangan dan juga
kelemahan. Namun hal tersebut
menjadi pembelajaran bagi peneliti
sendiri maupun peneliti selanjutnya
yang akan membahas atau meneliti hal
yang sama. Berdasarkan hasil yang
telah dijelaskan diatas, maka ada
beberapa saran yang kiranya dapat
bermanfaat, yaitu
1. Bagi media pembelajaran
kelase, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
bahan masukan dan
pertimbangan untuk
meningkatkan dan menerapkan
29
kegiatan informasi yang lebih
baik khususnya pada media
pembelajaran. Sehingga semua
pengguna dapat lebih
mengenai sasaran dengan
semaksimal mungkin
memanfaatkan media yang
ada. Selain itu media
pembelajaran kelase dapat
membagikan informasi media
pembelajaran ke sekolah atau
lembaga belajar lainnya agar
media pembelajaran kelase
lebih memiliki banyak
manfaat.
2. Bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian dengan
bahasan yang sama,
diharapkan menggunakan
variabel diluar dari variabel
dalam penelitian ilmiah ini dan
gali lebih dalam lagi faktor apa
yang membuat media
pembelajaran kelase layak
untuk di teliti. Selain itu
kembangkan dengan pemilihan
objek penelitian yang lain,
serta gunakan metodologi yang
lebih mendalam.
REFERENSI
Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan
Makna Pembelajaran. Alfabeta:
Bandung
Sadiman, Arief. 2007. Media
Pendidikan. PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta
McQuail, Denis. 2011. Teori
Komunikasi Massa McQuail.
Salemba Humanika: Jakarta
Rosyada, Dede. 2008. Paradigma
Pendidikan Gratis: Sebuah
Model Pelibatan Masyarakat.
Jakarta
Hamdani. 2005. Manfaat Media
Pembelajaran. Pustaka Cipta:
Jakarta
Pintrich, Paul R. 2012. Motivation
and Classroom Learning.
Prenada Media Group: Jakarta
Santrock, J.W. 2007. Psikologi
Pendidikan. Kencana: Jakarta.
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Raja Grafindo. Persada:
Jakarta
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D.Alfabeta: Bandung
Ridwan, M.B.A. 2010. Skala
Pengukuran Variabel-Variabel
Penelitian. Alfabeta: Bandung
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik
Praktis Riset Komunikasi
Cetakan ke-6. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta
Yunianto, Arif Rahman. 2015.
Implementasi E-Learning
Berbasis Kelase Sebagai
Sumber Belajar (Studi Kasus
Siswa Kelas X Jurusan
Multimedia Di Smk Bagimu
Negeriku Semarang). Semarang
ATAOEMI I(OMUf{IKASI MEDI* *ASIO $AN TIt.ffFI{ffifiilaTv]I*|(AnTA
Jl. Steeiun Cakury S€ntrs TimurCakung, Jekerta Timur